Kma 142-2009 Pembentukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (Ppih) Arab Saudi Tahun 1430h
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab Saudi · BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab...
Transcript of BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab Saudi · BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab...
21
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Profil singkat Arab Saudi
Secara geografis, Arab Saudi terletak di sudut barat daya Asia, berada di
persimpangan Afrika, Eropa dan Asia serta dikelilingi oleh Laut Merah di bagian barat,
Oman dan Yaman di bagian selatan, Uni Emirat Arab, Teluk Arab dan Qatar di bagian
Timur, serta Irak, Yordania dan Kuwait di Utara. Ibukota Arab Saudi adalah Riyadh
yang merupakan pusat teknologi modern dan menjadi markas besar GCC. Selain
Riyadh, kota Jeddah yang letaknya di sepanjang pantai timur Laut Merah juga
merupakan kota komersial Arab Saudi sebagai pintu masuk ke seluruh semenanjung.
Gambar 1.
Peta Kerajaan Arab Saudi
(Sumber : Google Image)
Kerajaan Arab Saudi merupakan negara terbesar di semenanjung Arab dengan luas
garis pantai Laut Merah membentang sekitar 1.760 kilometer (1.100 mil) sementara
garis pantai Teluk Persia sekitar 560 kilometer (350 mil). Kerajaan Arab Saudi
22
memiliki luas sekitar 2.146.790 kilometer persegi (Ministry of Education, Geography
of Kingdom of Saudi Arabia: 2019). Wilayah Arab Saudi sebagian besar mencakup
gurun pasir dan hampir seluruh kerajaan gersang/kering. Kerajaan ini merupakan
tempat kelahiran Islam dan memiliki 2 kota suci Islam yaitu Mekkah dan Madinah
dimana setiap tahun umat Muslin berpartisipasi mengunjungi dan beribadah di sana.
Gambar 2.
Populasi Arab Saudi
(Sumber : World Population Review)
Tingkat pertumbuhan populasi Arab Saudi tahun demi tahun meningkat dan
menjadikan negara ini berada pada peringkat ke-41 di dunia (World Bank, 2015).
Hingga tahun 2019 ini, peringkat Arab Saudi tetap bertahan pada posisinya. Gambar di
atas menunjukan bahwa sejak tahun 2015 hingga saat ini, populasi Saudi terus
meningkat diatas 31 juta jiwa dengan persentase laki-laki lebih banyak daripada
perempuan. Pada gambar di bawah ini menunjukkan secara jelas jumlah jiwa baik laki-
laki maupun perempuan pada tahun 2016 disajikan dalam bentuk piramida.
23
Gambar 3.
Piramida Populasi Arab Saudi
(Sumber :CIA, The World Factbook of Saudi Arabia, 2019)
Pada gambar 3 menunjukkan piramida populasi Saudi pada tahun 2016 dengan
kategori struktur usia dan jenis kelamin. Pada jenis kelamin laki-laki ditampilkan di
sebelah kiri berwarna biru dan perempuan sebelah kanan berwarna merah muda. Secara
vertikal menunjukan usia, dimana usia termuda berada pada tingkatan bawah dan usia
tertua pada tingkatan atas. Secara horizontal, merupakan jumlah jiwa baik laki-laki
maupun perempuan. Berdasarkan piramida tersebut, dapat dilihat bahwa populasi
terbanyak dimiliki oleh golongan kaum muda dengan usia 25 hingga 30 tahun.
Menurut McKinsey Global Institute (2015), lebih dari setengah populasi kerajaan
berusia dibawah 25 tahun dan pada tahun 2030 jumlah populasi Saudi yang berusia 15
tahun ke atas kemungkinan akan meningkat sekitar enam juta. Tantangan demografis
ini dapat membawa setidaknya 4,5 juta masyarakat Saudi kepada pasar tenaga kerja
pada tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa hampir dua kali lipat dari ukuran
24
yang sebenarnya dimana akan terjadi peningkatan dalam tenaga kerja termasuk
partisipasi perempuan.
Gambar 4.
Agama di Arab Saudi
(Sumber : globalreligiousfutures.org)
Arab Saudi merupakan negara dengan mayoritas agama Islam. Hal ini dapat dilihat
dari gambar 4 di atas yang menampilkan 8 kategori agama di Arab Saudi. Sangat jelas
dilihat bahwa agama Islam menempati persentase tertinggi yaitu 93 % yakni sekitar
25.528.500 terdiri dari 85-90 % Sunni dan 10-15% Syiah. Peringkat kedua yaitu agama
Kristen dengan persentase 4,4 % atau sekitar 1,207,800 jiwa dan sisanya menempati
persentase kecil seperti Buddha, Hindu, Yahudi dan lainnya sebesar 1%.
Arab Saudi menganut sistem monarki absolut, dimana keluarga kerajaan memiliki
peran sentral dalam penciptaan tatanan kerajaan, sehingga tidak ada upaya yang dapat
dilakukan untuk mengubah otoritas tertinggi raja. Hal ini disebabkan raja adalah kepala
negara dan pemerintah mutlak yang mengatur secara domestik maupun urusan luar
negeri. Kerajaan Arab Saudi telah berkuasa sejak 23 September 1932 yang diresmikan
25
oleh raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa’ud sebagai raja pertama. Selain itu,
konstitusi negara didasarkan pada Al-quran yang diatur dalam hukum Syariah Islam.
Raja yang juga bertindak sebagai perdana menteri, memastikan penerapan Syariah
dan kebijakan umum negara, serta mengawasi perlindungan dan pertahanan negara.
Putra Mahkota juga diangkat oleh raja dan para anggota Dewan membantu raja dalam
menjalankan tugasnya (The Embassy of the Kingdom of Saudi Arabia).
Selain kepala negara dan perdana menteri, raja Saudi juga menduduki posisi
sebagai Panglima Tertinggi dan memiliki gelar sebagai Penjaga dua kota suci umat
Islam yakni Mekkah dan Madina. Raja menggabungkan fungsi legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Keputusan kerajaan memiliki kuasa untuk menolak keputusan pengadilan
atau administratif. Sementara 3 otoritas di negara ini diakui sebagai peradilan, eksekutif
dan regulator, raja merupakan penengah utama bagi otoritas ini. Keluarga kerajaan
mendominasi pemerintahan dan sebagian besar posisi kunci di negara ini ditempati
oleh anggota keluarga.
Ia juga sebagai perdana menteri dan memimpin Dewan Menteri (Majlis al-
Wuzara). Dewan ini bertanggung jawab atas masalah-masalah eksekutif dan
administrasi seperti kebijakan luar negeri dan dalam negeri, pertahanan, keuangan,
kesehatan dan pendidikan, yang dikelola melalui berbagai lembaga terpisah.
Pengangkatan dan pemberhentian dari dewan adalah hak prerogatif raja. Dewan
Konsultasi memiliki kekuatan untuk merancang undang-undang dan bersama dengan
Dewan Menteri mempromosikan dengan persetujuan raja (Encyclopaedia Britannica).
Putra Mahkota yang harus diambil dari keturunan Abdul Aziz bin Abdurrahman
Al-Sa’ud juga ditentukan oleh raja. Posisi Putra Mahkota merupakan otoritas politik
teringgi di bawah raja, dimana Putra Mahkota dapat memimpin kerajaan atas nama
raja. Selain itu, perilaku masyarakat kerajaan diatur oleh sekte Wahhabi yang ketat,
terutama aturan bagi kaum wanita dan orang asing. Seperti wanita tidak bisa
26
mengendarai mobil, menonton pertandingan olahraga di stadion serta batasan-batasan
lain yang dikenakan bagi mereka.
4.2 Keadaan masyarakat Ultra-konservatif
Negara Saudi melewati 3 fase ketika didirikan. Pada fase pertama yaitu pada tahun
1744 ketika Muhammad ibn Saud membuat perjanjian dengan Muhammad ibn Abd al-
Wahhab yang merupakan seorang tokoh pemimpin gerakan pembaharu keagamaan.
Aliansi tersebut memberikan manfaat pada masing-masing pihak. Bagi keluarga Al
Saud yakni dapat menjalankan legitimasinya dan menjadi otoritas terpusat, sedangkan
Abd al-Wahhab mendapatkan perlindungan untuk menyebarkan ajarannya. Tujuan dari
aliansi ini yaitu untuk menciptakan wilayah Islam yang diperintah oleh interpretasi
Islam yang ketat dan disebut dengan Wahhabisme1. Kemudian pada tahun 1818 negara
Saudi pertama runtuh di bawah serangan Kekaisaran Ottoman.
Enam tahun kemudian yaitu pada 1824, negara Saudi kedua didirikan. Namun
akhirnya runtuh pada tahun 1891. Kemudian negara Saudi kembali didirikan lagi pada
tahun 1932 setelah periode tiga puluh tahun penaklukan territorial oleh Abdulaziz Al
Saud. Dimana ia juga menjadi raja pertama yang memproklamasikan kerajaan ini
dengan menyatukan wilayah Najd, Ha-a, Asir, Hijaz dan Riyadh.
Pada era 1970an di Arab Saudi telah terjadi pengembangan dalam aspek seni,
teater, bioskop dan musik (English Al Arabiya, 2017). Hal ini dapat diketahui dari
eksperimen liberal, perkembangan eksplosif, dan keterbukaan ke Barat pada masa itu
selama bertahun-tahun. Namun tidak berjalan lama, disebabkan pada tahun 1979
terjadi kebangkitan konservatif. Dilatarbelakangi oleh kejadian penyerangan terhadap
Masjid Haram oleh oknum yang bermotif agama, dimana penyerangan ini memaksa
1 Wahhabi merupakan sebuah aliran reformasi keagamaan dalam Islam, yang mempromosikan kepatuhan kepada hukum Islam tradisional. Aliran ini juga disebut sebagai Ultra-konservatif yang berarti keras/ketat.
27
kerajaan untuk menghentikan haluan terhadap Barat. Dengan insiden ini, membuat
kerajaan menutup diri dari seni dan musik serta melarang kaum perempuan untuk
tampil di ranah publik. Penyerangan Masjid Haram ini bukanlah satu-satunya insiden
yang mendorong kerajaan untuk menutup diri, insiden lainnya yang mempengaruhi
kerajaan untuk mengubah haluan menjadi ultra-konservatif adalah kebangkitan Islam
atau dikenal dengan Revolusi Iran 19792 dan Perang Teluk Persia, sehingga tren
konservatif ini terus mendapat momentum pada awal 1990an. Kebangkitan konservatif
telah terwujud baik dalam literatur, perilaku individu, kebijakan pemerintah, hubungan
resmi maupun tidak resmi dengan negara asing, khotbah di masjid serta dalam
demonstrasi protes terhadap pemerintah.
Dengan itu aturan-aturan diberlakukan dalam kehidupan masyarakat. Seperti
larangan bagi non-muslim untuk mengadakan ibadah. Tidak hanya itu, larangan yang
sangat ketat juga diberlakukan pada kaum perempuan yakni larangan untuk
mengemudi, larangan bepergian tanpa pendamping laki-laki dan tata cara pakaian yang
harus tertutup dan tidak transparan lengkap dengan penutup wajah dan sarung tangan.
Interpretasi Wahhabi yang telah menjadi peran sentral dalam kerajaan membuat
negara ini begitu eksklusif terhadap negara lain. Peraturan serta batasan yang ketat juga
menjadikan negara ini tertutup dan kaku. Dengan demikian, perluasan dalam bidang
ekonomi untuk menarik investor sangat terbatas.
4.3 Perekonomian Arab Saudi
Arab Saudi merupakan negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi
tercepat dan terbesar di kawasan Timur Tengah (An introduction to Saudi Arabia:
2 Revolusi ini dipimpin oleh Ayatollah Khomeini dimana merupakan reaksi terhadap kebijakan penguasa Iran yaitu Mohammad Reza Shah Pahlavi (berkuasa 1941-1979). Rezim Pahlevi dianggap sangat berorientasi pada negara-negara Barat dan bertindak diktator, dimana masyarakat Iran sangat menentang Rezim Pahlevi yang demikian.
28
2013) dan terbesar ke 19 di dunia. Menempati posisi strategis di Semenanjung Arab.
Kerajaan ini tidak hanya merupakan rumah bagi umat Islam seluruh dunia tetapi juga
memiliki cadangan minyak yang melimpah (Saudi Arabia Economic Overview:
Saprac).
SAPRAC3 mencatat bahwa Arab Saudi menduduki peringkat ke 19 sebagai
eksportir terbesar dan peringkat ke 20 sebagai pasar impor terbesar di dunia dengan
surplus perdagangan sebesar 21 Miliar USD. Ekspor utama ialah minyak mentah,
petrokimia dan plastik yang mewakili semua sektor ekonomi. Kemudian ekspor produk
nonmigas terus bertumbuh sekitar 6 miliar USD per tahun.
3 SAPRAC merupakan singkatan dari Saudi American Public Relation Affairs Committee, dalam laporannya menjelaskan mengenai gambaran ekonomi Arab Saudi.
29
Grafik 1.
PDB Arab Saudi tahun 2000-2017
(Sumber : World Bank)
PDB Arab Saudi dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Meskipun pada tahun 2009 sempat mengalami penurunan. Namun tahun-tahun
berikutnya terjadi peningkatan hingga mencapai 756,36 Miliar pada tahun 2014.
Kemudian pada tahun 2015 mengalami tren menurun sebesar 654,27 hingga 644,939
Miliar pada tahun berikutnya. Kekhawatiran tren menurun ternyata tidak berlanjut pada
tahun 2017, dimana PDB kerajaan mengalami peningkatan menjadi 686,738 Miliar.
Ekonomi Arab Saudi berbasis pada sektor minyak dan pemerintah memegang
kontrol yang kuat atas kegiatan ekonomi utama tersebut. Minyak mewakili sekitar 16
% dari cadangan minyak bumi di dunia. Selain itu, sektor ini menyumbang sebesar 42
% dari PDB Saudi, 87 % dari pendapatan anggaran, dan 90 % dari pendapatan ekspor.
Dengan angka yang demikian besar, dapat dikatakan masyarakat Saudi sejahtera dalam
perekonomian mereka dan masyarakat internasional juga bergantung pada minyak
Saudi sebagai kebutuhan mereka.
Meskipun saat ini cadangan minyak Arab Saudi banyak, namun dulu sebelum
ditemukannya minyak, negara ini tidak terlalu dilirik oleh negara Eropa maupun
Amerika. Awal perkembangan industri perminyakan di Arab Saudi dimulai pada tahun
1930an. Sejak saat itu Arab Saudi menjadi negara yang paling disegani meski
sebelumnya Arab Saudi tidak diperhatikan oleh negara-negara lain, karena tidak ada
sumber daya yang menarik perhatian dunia. Akan tetapi, ketika minyak ditemukan,
Arab Saudi mulai mendapat perhatian internasional. Tahun 1938 merupakan tahun
dimana minyak menjadi komoditi utama yang menghasilkan perubahan besar dalam
perkembangannya setelah pendapatan dari Jemaah yang melakukan ibadah haji. Sejak
saat itu, Arab Saudi menjadi produsen minyak dan tatanan masyarakat serta
perekonomian domestik mulai berkembang.
30
Pendapatan minyak yang diperoleh melalui ekspor telah memfasilitasi
pertumbuhan impor yang diperlukan untuk proses pembangunan, untuk meningkatkan
persediaan modal dan potensi produktif negara serta meningkatkan standar hidup. Ini
menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu mitra dagang utama dunia kapitalis (John
Presley, 1984 : 34). Arab Saudi dapat memulai program pengembangan dan
industrialisasi yang luar biasa tersebut dengan kekuatan keuangan yang dihasilkan oleh
industri minyak. Selain itu, Arab Saudi juga memberikan pengaruh yang besar dalam
ekonomi dunia.
Sementara Arab Saudi menjadi produsen minyak di akhir 1930an, kemunculan
cepat kerajaan sebagai energi global dan kekuatan ekonomi terjadi ketika produksi
minyak Amerika Serikat tiba-tiba memuncak pada tahun 1970. Peristiwa ini datang
pada saat permintaan minyak global yang meningkat pesat, menciptakan potensi
kekurangan pasokan. Arab Saudi merupakan satu-satunya produsen yang memiliki
kapasitas untuk mengimbangi nafsu konsumsi minyak dunia yang rakus. Merebut
kesempatan, kerajaan melompat dari pangkat produsen minyak terkemuka, dengan
output sekitar 2,5 juta barel per hari pada 1965, menjadi bintang super dengan
menyediakan lebih dari 8 juta barel per hari pada 1974. Selama tiga dekade berikutnya,
Arab Saudi akan menjadi pemasok utama ekspor minyak ke seluruh dunia,
menyesuaikan pengeluarannya sesuai dengan perubahan dalam permintaan dunia
(Matthew Simmons, 2005:5-6).
Cumulative
Production
(1990-2013)
Average Spare
Capacity
(2013)
Reserves (2013)
Billions of
barrels
Million
barrels/day
Billion
barrels
Percent of
world total
31
Saudi Arabia
Russia
United States
Iran
China
Mexico
Venezuela
Canada
Norway
UAE
Nigeria
Kuwait
United Kingdom
Iraq
82.0
73.8
63.5
33.6
30.0
28.6
26.9
23.6
22.2
22.6
18.9
19.1
16.9
15.8
2.7
…
…
0.2
…
…
0.1
…
…
0.1
0.3
0.1
…
0.2
265.9
93.0
44.2
157.0
18.1
11.1
298.3
174.3
8.7
97.8
37.1
101.5
3.0
150.0
15.8
5.5
2.6
9.3
1.1
0.7
17.7
10.3
0.5
5.8
2.2
6.0
0.2
8.9
OPEC
World
264.6
642.5
3.8 1214.2
1687.9
71.9
100.0
Tabel 4.1
Peran Arab Saudi dalam pasar minyak dunia
(Sumber : IMF, 2015)
Beralih pada tahun 1990 hingga 2013 pada tabel 4.1, peran Arab Saudi dalam pasar
minyak dunia menempati posisi tertinggi yakni dengan produksi rata-rata sebesar 82
Miliar barel. Dibandingkan dengan negara lainnya, rata-rata produksi minyak mereka
dari tahun 1990 sampai 2013 tidak melebihi angka yang dimiliki oleh Arab Saudi. Pada
tahun 2013, cadangan minyak Saudi sebesar 265.9 miliar barel, dimana angka ini
menyumbang 15,8 % dari total cadangan minyak global.
32
Pada tahun 2015 dan 2016 juga menunjukkan cadangan minyak Saudi tetap stabil
dilihat dari tabel 4.2, sehingga dapat dikatakan bahwa Arab Saudi memainkan peran
kunci dalam pasar minyak global serta berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi global
dan pertumbuhan. Dengan adanya cadangan minyak yang begitu melimpah,
seharusnya tidak ada kekhawatiran Arab Saudi akan mengalami gejolak ekonomi.
Tabel.4.2
Total cadangan minyak Timur Tengah 2015-2016
(Sumber : BP Statistic, 2017)
Akan tetapi, meskipun cadangan minyak Saudi tetap stabil dengan angka yang
tinggi serta menyumbang lebih dari seperempat cadangan minyak dunia, ternyata tidak
terlepas dari dampak penurunan harga minyak dunia. Minyak yang menjadi kekuatan
At end 2015
Billion
barrels
At end 2016
Billion barrels Share of total
Saudi Arabia 266.6 266.5 15.6 %
Iran 158.4 158.4 9.3 %
Iraq 142.5 153.0 9.0 %
Kuwait 101.5 101.5 5.9 %
United Arab Emirates 97.8 97.8 5.7 %
Qatar 25.2 25.2 1.5 %
Oman 5.3 5.4 0.3 %
Yemen 3.0 3.0 0.2 %
Syria 2.5 2.5 0.1 %
33
mereka kini tidak bisa diandalkan lagi disebabkan penurunan tajam harga minyak pada
tahun 2014-2016.
Grafik 2.
Harga Minyak pada tahun 2000-2017
(Sumber :IMF, Harvard Kennedy School, Belfer Center, 2017)
Berdasarkan grafik 2 yang menunjukkan perkembangan minyak pada tahun 2000-
2017, dapat dilihat bahwa telah terjadi penurunan harga yang tajam pada tahun 2014
sebesar 103 USD per barel turun pesat menjadi 48 USD per barel pada tahun 2015.
Tren menurun terus terjadi pada tahun selanjutnya yaitu hingga 29 USD per barel.
Kejatuhan harga minyak tersebut tidak dapat dihindari.
Tingkat pertumbuhan GDP riil pada tahun 2015 sebesar 4,1 % turun menjadi 1,4
% pada tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh kejatuhan harga minyak yang sangat
rendah. Ketika pendapatan dari minyak turun, pemerintah pun melakukan upaya
dengan mengambil langkah konsolidasi fiskal. Walaupun telah berusaha demikian,
namun defisit fiskal tetaplah besar yakni -15,5 % dari GDP dengan utang melonjak
34
menjadi 14% pada tahun 2016, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 5 %
(Euler Hermes: 2018).
4.4 Profil Mohammed bin Salman
Mohammed bin Salman atau dikenal sebagai MBS menjadi wajah reformasi baru
di kerajaannya Arab Saudi. MBS diangkat menjadi Putra Mahkota pada 21 Juli 2017
dengan usianya yang terbilang muda. Ia lahir pada 31 Agustus 1985 dan merupakan
putra sulung dari istri ketiga raja Salman. Ia diangkat sebagai Putra Mahkota oleh sang
ayah yang sebelumnya mencabut keponakannya sendiri yaitu Muhammed bin Nayef
dari posisi Putra Mahkota. MBS disebutkan sebagai ‘anak kesayangan raja’ dan
memberikan padanya sejumlah jabatan penting kerajaan. Meskipun demikian, MBS
memang telah memiliki pemikiran yang terbuka sehingga ketika dia berada pada
kedudukannya saat ini, ia dapat melakukan langkah yang berbeda dari pemikiran
penguasa sebelumnya Arab Saudi. Dimana penguasa sebelumnya memegang teguh
doktrin konservatif, sehingga dengan kesempatan ini MBS gunakan untuk mereformasi
kerajaan ke arah Islam Moderat.
Gambar 5
Mohammed bin Salman
(Sumber :Google Image)
35
Gambar. 6
Silsilah Kerajaan Arab Saudi
(Sumber :Government of Saudi Arabia, Bloomberg, 2018)
Dari silsilah keluarga kerajaan Arab Saudi pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa
ahli waris kerajaan atau pemegang kekuasaan sebagai raja hanya diambil dari
keturunan raja Abdulaziz bin Abdulrahman Al’Saud. Meskipun ia memiliki banyak
anak dengan banyak istri, penunjukan raja berikutnya harus sesuai atas keinginan raja.
Setiap periode pergantian raja juga, selalu digilirkan dari saudara ke saudara. Namun
ketika raja Salman mengangkat anaknya sendiri menjadi Putera Mahkota, hal itu
menjadi sorotan disebabkan pengangkatan tersebut tidak pernah dilakukan dari ayah
kepada anak, kecuali pada masa raja Saudi yang pertama, dimana ia mengangkat
anaknya menjadi Putra Mahkota yang kemudian menggantikannya sebagai raja.
36
Dengan demikian besar kemungkinan bahwa raja Salman akan mewariskan
kerajaan pada anaknya sendiri yaitu MBS. Sebelum raja Salman mengangkat anaknya
menjadi Putera Mahkota, MBS telah memimpin dan mencetuskan program reformasi,
dimana pengangkatan nya sebagai Putra Mahkota memperkuat dia untuk melakukan
reformasi dengan lebih leluasa di kerajaannya Arab Saudi.
MBS menyampaikan dalam wawancaranya dengan majalah Time (Time: 2018),
bahwa raja memiliki hak untuk memilih putra mahkota maupun wakil putra mahkota.
Namun hal tersebut tidak dapat terlaksana tanpa suara dewan yang turut memilih.
Dalam hal inilah MBS mendapatkan 31 suara dari 34 suara dan kemudian resmi
menjadi Putra Mahkota pada tahun 2017.
MBS merupakan Putra Mahkota muda yang memiliki segudang jabatan penting di
kerajaannya. Ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, Kepala
Istana dan mengetuai Council for Economic and Development Affairs. Sejak MBS
berada dalam bangku sekolah, ia telah menunjukan prestasi-prestasi yang cemerlang,
selain itu dia juga menekuni bidang professional urusan kepemerintahan. MBS
menerima pendidikan di sekolah Riyadh dan termasuk dalam 10 siswa terbaik se-
kerajaan. MBS mendapat gelar Sarjana Hukum dari King Saud University dan
termasuk pula salah satu dari 2 lulusan terbaik. Sebelum MBS terjun dalam urusan
kerajaan, ia telah mendapatkan pengalaman internasional dalam mengelola perusahaan
serta dalam urusan keuangan. Karir politik yang ia pegang dimulai ketika menjadi
konsultan pada Experts Commission di bawah kabinet Saudi.
37
Tahun Jabatan Mohammed bin Salman dan prestasinya
2007 Menjadi penasehat penuh waktu untuk Dewan Menteri hingga
tahun 2009.
2009 Menjadi penasehat khusus untuk ayahnya yang saat itu
menjabat sebagai Gubernur Riyadh, ia juga melayani komisi
ahli kebinet Saudi sebagai konsultan paruh waktu hingga Maret
2013.
2011 Mendirikan MiSK (sebuah organisasi nirlaba yang bekerja
untuk menumbuhkan pembelajaran, pengembangan dan
kepemimpinan pemuda Arab Saudi dalam bidang bisnis, sastra,
budaya, sosiologi, sains, dan teknologi).
2013 Menjadi kepala Pengadilan Putra Mahkota dengan pangkat
menteri dan penasehat khusus untuk Pangeran Salman. Di
tahun yang sama pula, MBS mendapatkan penghargaan
“Personality of the Year” oleh Forbes Middle East karena
perannya sebagai ketua organisasi MiSK yakni sebagai
pengakuan atas dukungan bagi pengembangan pemuda Arab
Saudi.
2014 Diangkat sebagai menteri negara dan anggota kabinet.
2015 Diangkat sebagai Menteri Pertahanan dan wakil Putra
Mahkota.
2016 MBS selaku ketua The Council of Economic and Development
Affairs memperkenalkan program ‘Saudi Vision 2030’.
38
2017 Diangkat menjadi Putra Mahkota Arab Saudi.
Tabel.4.3
(Timeline Jabatan Mohammed bin Salman beserta Perjalanan Karir)
Mohammed bin Salman menempuh pendidikannya di dalam negeri yakni
Universitas King Saud. Sejak berumur 22 tahun ia telah terjun dalam urusan
pemerintahan dan tetap terus melanjutkan karir politiknya. Hingga pada tahun 2013
MBS mendapatkan penghargaan oleh Forbes Middle East karena perannya dalam
mendirikan dan mengetuai organisasi MiSK untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kepemimpinan para kaum muda Arab Saudi baik dari bidang bisnis,
sains hingga budaya.
Kepedulian MBS terhadap kaum muda ternyata tidak hanya berhenti sampai di
situ saja. Ia mengaku bahwa ia tidak ingin bersama-sama dengan kaum muda Arab
Saudi membuang-buang waktu lebih dari 30 tahun untuk terus hidup dibawah doktrin
yang sangat konservatif (Wawancara dengan majalah Time: 2018) yang membatasi
kaum muda bahkan semua lapisan masyarakat dalam mengembangkan diri baik pada
bidang seni-budaya, bisnis dan sebagainya.
Sehingga dengan pengangkatan Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota
kerajaan, memberikan keleluasaan untuk menjalankan reformasi yakni dengan melihat
potensi yang dimiliki kerajaan yakni tidak hanya berfokus pada sumber daya alam saja
melainkan pada sumber daya manusia. Hal ini ia lakukan demi kemakmuran
masyarakat Saudi dan kemajuan perekonomian kerajaan.
Hal lain yang berkaitan dengan perekonomian adalah korupsi. Seperti yang
disampaikan oleh duta besar Arab Saudi dalam wawancaranya dengan tvOne (2017),
yakni bahwa ekonomi tidak bisa berjalan bersama korupsi. Untuk itu Mohammed bin
Salman telah membentuk operasi anti-korupsi dan menangkap sejumlah pejabat tinggi
baik dari menteri maupun pangeran kerajaan serta beberapa pengusaha.
39
Sejak diangkat menjadi Putra Mahkota Arab Saudi, selama dua tahun terakhir
Mohammed bin Salman telah mengadakan kunjungan di banyak negara seperti
Amerika Serikat, London, Mesir, UEA, Bahrain, Pakistan, India dan China. Kunjungan
MBS tersebut merupakan agenda dalam membangun hubungan kerjasama ekonomi
yang lebih luas, termasuk kesepakatan investasi Arab Saudi dengan negara-negara
tersebut.