BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab Saudi · BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab...

19
21 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab Saudi Secara geografis, Arab Saudi terletak di sudut barat daya Asia, berada di persimpangan Afrika, Eropa dan Asia serta dikelilingi oleh Laut Merah di bagian barat, Oman dan Yaman di bagian selatan, Uni Emirat Arab, Teluk Arab dan Qatar di bagian Timur, serta Irak, Yordania dan Kuwait di Utara. Ibukota Arab Saudi adalah Riyadh yang merupakan pusat teknologi modern dan menjadi markas besar GCC. Selain Riyadh, kota Jeddah yang letaknya di sepanjang pantai timur Laut Merah juga merupakan kota komersial Arab Saudi sebagai pintu masuk ke seluruh semenanjung. Gambar 1. Peta Kerajaan Arab Saudi (Sumber : Google Image) Kerajaan Arab Saudi merupakan negara terbesar di semenanjung Arab dengan luas garis pantai Laut Merah membentang sekitar 1.760 kilometer (1.100 mil) sementara garis pantai Teluk Persia sekitar 560 kilometer (350 mil). Kerajaan Arab Saudi

Transcript of BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab Saudi · BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil singkat Arab...

21

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Profil singkat Arab Saudi

Secara geografis, Arab Saudi terletak di sudut barat daya Asia, berada di

persimpangan Afrika, Eropa dan Asia serta dikelilingi oleh Laut Merah di bagian barat,

Oman dan Yaman di bagian selatan, Uni Emirat Arab, Teluk Arab dan Qatar di bagian

Timur, serta Irak, Yordania dan Kuwait di Utara. Ibukota Arab Saudi adalah Riyadh

yang merupakan pusat teknologi modern dan menjadi markas besar GCC. Selain

Riyadh, kota Jeddah yang letaknya di sepanjang pantai timur Laut Merah juga

merupakan kota komersial Arab Saudi sebagai pintu masuk ke seluruh semenanjung.

Gambar 1.

Peta Kerajaan Arab Saudi

(Sumber : Google Image)

Kerajaan Arab Saudi merupakan negara terbesar di semenanjung Arab dengan luas

garis pantai Laut Merah membentang sekitar 1.760 kilometer (1.100 mil) sementara

garis pantai Teluk Persia sekitar 560 kilometer (350 mil). Kerajaan Arab Saudi

22

memiliki luas sekitar 2.146.790 kilometer persegi (Ministry of Education, Geography

of Kingdom of Saudi Arabia: 2019). Wilayah Arab Saudi sebagian besar mencakup

gurun pasir dan hampir seluruh kerajaan gersang/kering. Kerajaan ini merupakan

tempat kelahiran Islam dan memiliki 2 kota suci Islam yaitu Mekkah dan Madinah

dimana setiap tahun umat Muslin berpartisipasi mengunjungi dan beribadah di sana.

Gambar 2.

Populasi Arab Saudi

(Sumber : World Population Review)

Tingkat pertumbuhan populasi Arab Saudi tahun demi tahun meningkat dan

menjadikan negara ini berada pada peringkat ke-41 di dunia (World Bank, 2015).

Hingga tahun 2019 ini, peringkat Arab Saudi tetap bertahan pada posisinya. Gambar di

atas menunjukan bahwa sejak tahun 2015 hingga saat ini, populasi Saudi terus

meningkat diatas 31 juta jiwa dengan persentase laki-laki lebih banyak daripada

perempuan. Pada gambar di bawah ini menunjukkan secara jelas jumlah jiwa baik laki-

laki maupun perempuan pada tahun 2016 disajikan dalam bentuk piramida.

23

Gambar 3.

Piramida Populasi Arab Saudi

(Sumber :CIA, The World Factbook of Saudi Arabia, 2019)

Pada gambar 3 menunjukkan piramida populasi Saudi pada tahun 2016 dengan

kategori struktur usia dan jenis kelamin. Pada jenis kelamin laki-laki ditampilkan di

sebelah kiri berwarna biru dan perempuan sebelah kanan berwarna merah muda. Secara

vertikal menunjukan usia, dimana usia termuda berada pada tingkatan bawah dan usia

tertua pada tingkatan atas. Secara horizontal, merupakan jumlah jiwa baik laki-laki

maupun perempuan. Berdasarkan piramida tersebut, dapat dilihat bahwa populasi

terbanyak dimiliki oleh golongan kaum muda dengan usia 25 hingga 30 tahun.

Menurut McKinsey Global Institute (2015), lebih dari setengah populasi kerajaan

berusia dibawah 25 tahun dan pada tahun 2030 jumlah populasi Saudi yang berusia 15

tahun ke atas kemungkinan akan meningkat sekitar enam juta. Tantangan demografis

ini dapat membawa setidaknya 4,5 juta masyarakat Saudi kepada pasar tenaga kerja

pada tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa hampir dua kali lipat dari ukuran

24

yang sebenarnya dimana akan terjadi peningkatan dalam tenaga kerja termasuk

partisipasi perempuan.

Gambar 4.

Agama di Arab Saudi

(Sumber : globalreligiousfutures.org)

Arab Saudi merupakan negara dengan mayoritas agama Islam. Hal ini dapat dilihat

dari gambar 4 di atas yang menampilkan 8 kategori agama di Arab Saudi. Sangat jelas

dilihat bahwa agama Islam menempati persentase tertinggi yaitu 93 % yakni sekitar

25.528.500 terdiri dari 85-90 % Sunni dan 10-15% Syiah. Peringkat kedua yaitu agama

Kristen dengan persentase 4,4 % atau sekitar 1,207,800 jiwa dan sisanya menempati

persentase kecil seperti Buddha, Hindu, Yahudi dan lainnya sebesar 1%.

Arab Saudi menganut sistem monarki absolut, dimana keluarga kerajaan memiliki

peran sentral dalam penciptaan tatanan kerajaan, sehingga tidak ada upaya yang dapat

dilakukan untuk mengubah otoritas tertinggi raja. Hal ini disebabkan raja adalah kepala

negara dan pemerintah mutlak yang mengatur secara domestik maupun urusan luar

negeri. Kerajaan Arab Saudi telah berkuasa sejak 23 September 1932 yang diresmikan

25

oleh raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa’ud sebagai raja pertama. Selain itu,

konstitusi negara didasarkan pada Al-quran yang diatur dalam hukum Syariah Islam.

Raja yang juga bertindak sebagai perdana menteri, memastikan penerapan Syariah

dan kebijakan umum negara, serta mengawasi perlindungan dan pertahanan negara.

Putra Mahkota juga diangkat oleh raja dan para anggota Dewan membantu raja dalam

menjalankan tugasnya (The Embassy of the Kingdom of Saudi Arabia).

Selain kepala negara dan perdana menteri, raja Saudi juga menduduki posisi

sebagai Panglima Tertinggi dan memiliki gelar sebagai Penjaga dua kota suci umat

Islam yakni Mekkah dan Madina. Raja menggabungkan fungsi legislatif, eksekutif, dan

yudikatif. Keputusan kerajaan memiliki kuasa untuk menolak keputusan pengadilan

atau administratif. Sementara 3 otoritas di negara ini diakui sebagai peradilan, eksekutif

dan regulator, raja merupakan penengah utama bagi otoritas ini. Keluarga kerajaan

mendominasi pemerintahan dan sebagian besar posisi kunci di negara ini ditempati

oleh anggota keluarga.

Ia juga sebagai perdana menteri dan memimpin Dewan Menteri (Majlis al-

Wuzara). Dewan ini bertanggung jawab atas masalah-masalah eksekutif dan

administrasi seperti kebijakan luar negeri dan dalam negeri, pertahanan, keuangan,

kesehatan dan pendidikan, yang dikelola melalui berbagai lembaga terpisah.

Pengangkatan dan pemberhentian dari dewan adalah hak prerogatif raja. Dewan

Konsultasi memiliki kekuatan untuk merancang undang-undang dan bersama dengan

Dewan Menteri mempromosikan dengan persetujuan raja (Encyclopaedia Britannica).

Putra Mahkota yang harus diambil dari keturunan Abdul Aziz bin Abdurrahman

Al-Sa’ud juga ditentukan oleh raja. Posisi Putra Mahkota merupakan otoritas politik

teringgi di bawah raja, dimana Putra Mahkota dapat memimpin kerajaan atas nama

raja. Selain itu, perilaku masyarakat kerajaan diatur oleh sekte Wahhabi yang ketat,

terutama aturan bagi kaum wanita dan orang asing. Seperti wanita tidak bisa

26

mengendarai mobil, menonton pertandingan olahraga di stadion serta batasan-batasan

lain yang dikenakan bagi mereka.

4.2 Keadaan masyarakat Ultra-konservatif

Negara Saudi melewati 3 fase ketika didirikan. Pada fase pertama yaitu pada tahun

1744 ketika Muhammad ibn Saud membuat perjanjian dengan Muhammad ibn Abd al-

Wahhab yang merupakan seorang tokoh pemimpin gerakan pembaharu keagamaan.

Aliansi tersebut memberikan manfaat pada masing-masing pihak. Bagi keluarga Al

Saud yakni dapat menjalankan legitimasinya dan menjadi otoritas terpusat, sedangkan

Abd al-Wahhab mendapatkan perlindungan untuk menyebarkan ajarannya. Tujuan dari

aliansi ini yaitu untuk menciptakan wilayah Islam yang diperintah oleh interpretasi

Islam yang ketat dan disebut dengan Wahhabisme1. Kemudian pada tahun 1818 negara

Saudi pertama runtuh di bawah serangan Kekaisaran Ottoman.

Enam tahun kemudian yaitu pada 1824, negara Saudi kedua didirikan. Namun

akhirnya runtuh pada tahun 1891. Kemudian negara Saudi kembali didirikan lagi pada

tahun 1932 setelah periode tiga puluh tahun penaklukan territorial oleh Abdulaziz Al

Saud. Dimana ia juga menjadi raja pertama yang memproklamasikan kerajaan ini

dengan menyatukan wilayah Najd, Ha-a, Asir, Hijaz dan Riyadh.

Pada era 1970an di Arab Saudi telah terjadi pengembangan dalam aspek seni,

teater, bioskop dan musik (English Al Arabiya, 2017). Hal ini dapat diketahui dari

eksperimen liberal, perkembangan eksplosif, dan keterbukaan ke Barat pada masa itu

selama bertahun-tahun. Namun tidak berjalan lama, disebabkan pada tahun 1979

terjadi kebangkitan konservatif. Dilatarbelakangi oleh kejadian penyerangan terhadap

Masjid Haram oleh oknum yang bermotif agama, dimana penyerangan ini memaksa

1 Wahhabi merupakan sebuah aliran reformasi keagamaan dalam Islam, yang mempromosikan kepatuhan kepada hukum Islam tradisional. Aliran ini juga disebut sebagai Ultra-konservatif yang berarti keras/ketat.

27

kerajaan untuk menghentikan haluan terhadap Barat. Dengan insiden ini, membuat

kerajaan menutup diri dari seni dan musik serta melarang kaum perempuan untuk

tampil di ranah publik. Penyerangan Masjid Haram ini bukanlah satu-satunya insiden

yang mendorong kerajaan untuk menutup diri, insiden lainnya yang mempengaruhi

kerajaan untuk mengubah haluan menjadi ultra-konservatif adalah kebangkitan Islam

atau dikenal dengan Revolusi Iran 19792 dan Perang Teluk Persia, sehingga tren

konservatif ini terus mendapat momentum pada awal 1990an. Kebangkitan konservatif

telah terwujud baik dalam literatur, perilaku individu, kebijakan pemerintah, hubungan

resmi maupun tidak resmi dengan negara asing, khotbah di masjid serta dalam

demonstrasi protes terhadap pemerintah.

Dengan itu aturan-aturan diberlakukan dalam kehidupan masyarakat. Seperti

larangan bagi non-muslim untuk mengadakan ibadah. Tidak hanya itu, larangan yang

sangat ketat juga diberlakukan pada kaum perempuan yakni larangan untuk

mengemudi, larangan bepergian tanpa pendamping laki-laki dan tata cara pakaian yang

harus tertutup dan tidak transparan lengkap dengan penutup wajah dan sarung tangan.

Interpretasi Wahhabi yang telah menjadi peran sentral dalam kerajaan membuat

negara ini begitu eksklusif terhadap negara lain. Peraturan serta batasan yang ketat juga

menjadikan negara ini tertutup dan kaku. Dengan demikian, perluasan dalam bidang

ekonomi untuk menarik investor sangat terbatas.

4.3 Perekonomian Arab Saudi

Arab Saudi merupakan negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi

tercepat dan terbesar di kawasan Timur Tengah (An introduction to Saudi Arabia:

2 Revolusi ini dipimpin oleh Ayatollah Khomeini dimana merupakan reaksi terhadap kebijakan penguasa Iran yaitu Mohammad Reza Shah Pahlavi (berkuasa 1941-1979). Rezim Pahlevi dianggap sangat berorientasi pada negara-negara Barat dan bertindak diktator, dimana masyarakat Iran sangat menentang Rezim Pahlevi yang demikian.

28

2013) dan terbesar ke 19 di dunia. Menempati posisi strategis di Semenanjung Arab.

Kerajaan ini tidak hanya merupakan rumah bagi umat Islam seluruh dunia tetapi juga

memiliki cadangan minyak yang melimpah (Saudi Arabia Economic Overview:

Saprac).

SAPRAC3 mencatat bahwa Arab Saudi menduduki peringkat ke 19 sebagai

eksportir terbesar dan peringkat ke 20 sebagai pasar impor terbesar di dunia dengan

surplus perdagangan sebesar 21 Miliar USD. Ekspor utama ialah minyak mentah,

petrokimia dan plastik yang mewakili semua sektor ekonomi. Kemudian ekspor produk

nonmigas terus bertumbuh sekitar 6 miliar USD per tahun.

3 SAPRAC merupakan singkatan dari Saudi American Public Relation Affairs Committee, dalam laporannya menjelaskan mengenai gambaran ekonomi Arab Saudi.

29

Grafik 1.

PDB Arab Saudi tahun 2000-2017

(Sumber : World Bank)

PDB Arab Saudi dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Meskipun pada tahun 2009 sempat mengalami penurunan. Namun tahun-tahun

berikutnya terjadi peningkatan hingga mencapai 756,36 Miliar pada tahun 2014.

Kemudian pada tahun 2015 mengalami tren menurun sebesar 654,27 hingga 644,939

Miliar pada tahun berikutnya. Kekhawatiran tren menurun ternyata tidak berlanjut pada

tahun 2017, dimana PDB kerajaan mengalami peningkatan menjadi 686,738 Miliar.

Ekonomi Arab Saudi berbasis pada sektor minyak dan pemerintah memegang

kontrol yang kuat atas kegiatan ekonomi utama tersebut. Minyak mewakili sekitar 16

% dari cadangan minyak bumi di dunia. Selain itu, sektor ini menyumbang sebesar 42

% dari PDB Saudi, 87 % dari pendapatan anggaran, dan 90 % dari pendapatan ekspor.

Dengan angka yang demikian besar, dapat dikatakan masyarakat Saudi sejahtera dalam

perekonomian mereka dan masyarakat internasional juga bergantung pada minyak

Saudi sebagai kebutuhan mereka.

Meskipun saat ini cadangan minyak Arab Saudi banyak, namun dulu sebelum

ditemukannya minyak, negara ini tidak terlalu dilirik oleh negara Eropa maupun

Amerika. Awal perkembangan industri perminyakan di Arab Saudi dimulai pada tahun

1930an. Sejak saat itu Arab Saudi menjadi negara yang paling disegani meski

sebelumnya Arab Saudi tidak diperhatikan oleh negara-negara lain, karena tidak ada

sumber daya yang menarik perhatian dunia. Akan tetapi, ketika minyak ditemukan,

Arab Saudi mulai mendapat perhatian internasional. Tahun 1938 merupakan tahun

dimana minyak menjadi komoditi utama yang menghasilkan perubahan besar dalam

perkembangannya setelah pendapatan dari Jemaah yang melakukan ibadah haji. Sejak

saat itu, Arab Saudi menjadi produsen minyak dan tatanan masyarakat serta

perekonomian domestik mulai berkembang.

30

Pendapatan minyak yang diperoleh melalui ekspor telah memfasilitasi

pertumbuhan impor yang diperlukan untuk proses pembangunan, untuk meningkatkan

persediaan modal dan potensi produktif negara serta meningkatkan standar hidup. Ini

menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu mitra dagang utama dunia kapitalis (John

Presley, 1984 : 34). Arab Saudi dapat memulai program pengembangan dan

industrialisasi yang luar biasa tersebut dengan kekuatan keuangan yang dihasilkan oleh

industri minyak. Selain itu, Arab Saudi juga memberikan pengaruh yang besar dalam

ekonomi dunia.

Sementara Arab Saudi menjadi produsen minyak di akhir 1930an, kemunculan

cepat kerajaan sebagai energi global dan kekuatan ekonomi terjadi ketika produksi

minyak Amerika Serikat tiba-tiba memuncak pada tahun 1970. Peristiwa ini datang

pada saat permintaan minyak global yang meningkat pesat, menciptakan potensi

kekurangan pasokan. Arab Saudi merupakan satu-satunya produsen yang memiliki

kapasitas untuk mengimbangi nafsu konsumsi minyak dunia yang rakus. Merebut

kesempatan, kerajaan melompat dari pangkat produsen minyak terkemuka, dengan

output sekitar 2,5 juta barel per hari pada 1965, menjadi bintang super dengan

menyediakan lebih dari 8 juta barel per hari pada 1974. Selama tiga dekade berikutnya,

Arab Saudi akan menjadi pemasok utama ekspor minyak ke seluruh dunia,

menyesuaikan pengeluarannya sesuai dengan perubahan dalam permintaan dunia

(Matthew Simmons, 2005:5-6).

Cumulative

Production

(1990-2013)

Average Spare

Capacity

(2013)

Reserves (2013)

Billions of

barrels

Million

barrels/day

Billion

barrels

Percent of

world total

31

Saudi Arabia

Russia

United States

Iran

China

Mexico

Venezuela

Canada

Norway

UAE

Nigeria

Kuwait

United Kingdom

Iraq

82.0

73.8

63.5

33.6

30.0

28.6

26.9

23.6

22.2

22.6

18.9

19.1

16.9

15.8

2.7

0.2

0.1

0.1

0.3

0.1

0.2

265.9

93.0

44.2

157.0

18.1

11.1

298.3

174.3

8.7

97.8

37.1

101.5

3.0

150.0

15.8

5.5

2.6

9.3

1.1

0.7

17.7

10.3

0.5

5.8

2.2

6.0

0.2

8.9

OPEC

World

264.6

642.5

3.8 1214.2

1687.9

71.9

100.0

Tabel 4.1

Peran Arab Saudi dalam pasar minyak dunia

(Sumber : IMF, 2015)

Beralih pada tahun 1990 hingga 2013 pada tabel 4.1, peran Arab Saudi dalam pasar

minyak dunia menempati posisi tertinggi yakni dengan produksi rata-rata sebesar 82

Miliar barel. Dibandingkan dengan negara lainnya, rata-rata produksi minyak mereka

dari tahun 1990 sampai 2013 tidak melebihi angka yang dimiliki oleh Arab Saudi. Pada

tahun 2013, cadangan minyak Saudi sebesar 265.9 miliar barel, dimana angka ini

menyumbang 15,8 % dari total cadangan minyak global.

32

Pada tahun 2015 dan 2016 juga menunjukkan cadangan minyak Saudi tetap stabil

dilihat dari tabel 4.2, sehingga dapat dikatakan bahwa Arab Saudi memainkan peran

kunci dalam pasar minyak global serta berkontribusi terhadap stabilitas ekonomi global

dan pertumbuhan. Dengan adanya cadangan minyak yang begitu melimpah,

seharusnya tidak ada kekhawatiran Arab Saudi akan mengalami gejolak ekonomi.

Tabel.4.2

Total cadangan minyak Timur Tengah 2015-2016

(Sumber : BP Statistic, 2017)

Akan tetapi, meskipun cadangan minyak Saudi tetap stabil dengan angka yang

tinggi serta menyumbang lebih dari seperempat cadangan minyak dunia, ternyata tidak

terlepas dari dampak penurunan harga minyak dunia. Minyak yang menjadi kekuatan

At end 2015

Billion

barrels

At end 2016

Billion barrels Share of total

Saudi Arabia 266.6 266.5 15.6 %

Iran 158.4 158.4 9.3 %

Iraq 142.5 153.0 9.0 %

Kuwait 101.5 101.5 5.9 %

United Arab Emirates 97.8 97.8 5.7 %

Qatar 25.2 25.2 1.5 %

Oman 5.3 5.4 0.3 %

Yemen 3.0 3.0 0.2 %

Syria 2.5 2.5 0.1 %

33

mereka kini tidak bisa diandalkan lagi disebabkan penurunan tajam harga minyak pada

tahun 2014-2016.

Grafik 2.

Harga Minyak pada tahun 2000-2017

(Sumber :IMF, Harvard Kennedy School, Belfer Center, 2017)

Berdasarkan grafik 2 yang menunjukkan perkembangan minyak pada tahun 2000-

2017, dapat dilihat bahwa telah terjadi penurunan harga yang tajam pada tahun 2014

sebesar 103 USD per barel turun pesat menjadi 48 USD per barel pada tahun 2015.

Tren menurun terus terjadi pada tahun selanjutnya yaitu hingga 29 USD per barel.

Kejatuhan harga minyak tersebut tidak dapat dihindari.

Tingkat pertumbuhan GDP riil pada tahun 2015 sebesar 4,1 % turun menjadi 1,4

% pada tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh kejatuhan harga minyak yang sangat

rendah. Ketika pendapatan dari minyak turun, pemerintah pun melakukan upaya

dengan mengambil langkah konsolidasi fiskal. Walaupun telah berusaha demikian,

namun defisit fiskal tetaplah besar yakni -15,5 % dari GDP dengan utang melonjak

34

menjadi 14% pada tahun 2016, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 5 %

(Euler Hermes: 2018).

4.4 Profil Mohammed bin Salman

Mohammed bin Salman atau dikenal sebagai MBS menjadi wajah reformasi baru

di kerajaannya Arab Saudi. MBS diangkat menjadi Putra Mahkota pada 21 Juli 2017

dengan usianya yang terbilang muda. Ia lahir pada 31 Agustus 1985 dan merupakan

putra sulung dari istri ketiga raja Salman. Ia diangkat sebagai Putra Mahkota oleh sang

ayah yang sebelumnya mencabut keponakannya sendiri yaitu Muhammed bin Nayef

dari posisi Putra Mahkota. MBS disebutkan sebagai ‘anak kesayangan raja’ dan

memberikan padanya sejumlah jabatan penting kerajaan. Meskipun demikian, MBS

memang telah memiliki pemikiran yang terbuka sehingga ketika dia berada pada

kedudukannya saat ini, ia dapat melakukan langkah yang berbeda dari pemikiran

penguasa sebelumnya Arab Saudi. Dimana penguasa sebelumnya memegang teguh

doktrin konservatif, sehingga dengan kesempatan ini MBS gunakan untuk mereformasi

kerajaan ke arah Islam Moderat.

Gambar 5

Mohammed bin Salman

(Sumber :Google Image)

35

Gambar. 6

Silsilah Kerajaan Arab Saudi

(Sumber :Government of Saudi Arabia, Bloomberg, 2018)

Dari silsilah keluarga kerajaan Arab Saudi pada Gambar 5, dapat dilihat bahwa

ahli waris kerajaan atau pemegang kekuasaan sebagai raja hanya diambil dari

keturunan raja Abdulaziz bin Abdulrahman Al’Saud. Meskipun ia memiliki banyak

anak dengan banyak istri, penunjukan raja berikutnya harus sesuai atas keinginan raja.

Setiap periode pergantian raja juga, selalu digilirkan dari saudara ke saudara. Namun

ketika raja Salman mengangkat anaknya sendiri menjadi Putera Mahkota, hal itu

menjadi sorotan disebabkan pengangkatan tersebut tidak pernah dilakukan dari ayah

kepada anak, kecuali pada masa raja Saudi yang pertama, dimana ia mengangkat

anaknya menjadi Putra Mahkota yang kemudian menggantikannya sebagai raja.

36

Dengan demikian besar kemungkinan bahwa raja Salman akan mewariskan

kerajaan pada anaknya sendiri yaitu MBS. Sebelum raja Salman mengangkat anaknya

menjadi Putera Mahkota, MBS telah memimpin dan mencetuskan program reformasi,

dimana pengangkatan nya sebagai Putra Mahkota memperkuat dia untuk melakukan

reformasi dengan lebih leluasa di kerajaannya Arab Saudi.

MBS menyampaikan dalam wawancaranya dengan majalah Time (Time: 2018),

bahwa raja memiliki hak untuk memilih putra mahkota maupun wakil putra mahkota.

Namun hal tersebut tidak dapat terlaksana tanpa suara dewan yang turut memilih.

Dalam hal inilah MBS mendapatkan 31 suara dari 34 suara dan kemudian resmi

menjadi Putra Mahkota pada tahun 2017.

MBS merupakan Putra Mahkota muda yang memiliki segudang jabatan penting di

kerajaannya. Ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Pertahanan, Kepala

Istana dan mengetuai Council for Economic and Development Affairs. Sejak MBS

berada dalam bangku sekolah, ia telah menunjukan prestasi-prestasi yang cemerlang,

selain itu dia juga menekuni bidang professional urusan kepemerintahan. MBS

menerima pendidikan di sekolah Riyadh dan termasuk dalam 10 siswa terbaik se-

kerajaan. MBS mendapat gelar Sarjana Hukum dari King Saud University dan

termasuk pula salah satu dari 2 lulusan terbaik. Sebelum MBS terjun dalam urusan

kerajaan, ia telah mendapatkan pengalaman internasional dalam mengelola perusahaan

serta dalam urusan keuangan. Karir politik yang ia pegang dimulai ketika menjadi

konsultan pada Experts Commission di bawah kabinet Saudi.

37

Tahun Jabatan Mohammed bin Salman dan prestasinya

2007 Menjadi penasehat penuh waktu untuk Dewan Menteri hingga

tahun 2009.

2009 Menjadi penasehat khusus untuk ayahnya yang saat itu

menjabat sebagai Gubernur Riyadh, ia juga melayani komisi

ahli kebinet Saudi sebagai konsultan paruh waktu hingga Maret

2013.

2011 Mendirikan MiSK (sebuah organisasi nirlaba yang bekerja

untuk menumbuhkan pembelajaran, pengembangan dan

kepemimpinan pemuda Arab Saudi dalam bidang bisnis, sastra,

budaya, sosiologi, sains, dan teknologi).

2013 Menjadi kepala Pengadilan Putra Mahkota dengan pangkat

menteri dan penasehat khusus untuk Pangeran Salman. Di

tahun yang sama pula, MBS mendapatkan penghargaan

“Personality of the Year” oleh Forbes Middle East karena

perannya sebagai ketua organisasi MiSK yakni sebagai

pengakuan atas dukungan bagi pengembangan pemuda Arab

Saudi.

2014 Diangkat sebagai menteri negara dan anggota kabinet.

2015 Diangkat sebagai Menteri Pertahanan dan wakil Putra

Mahkota.

2016 MBS selaku ketua The Council of Economic and Development

Affairs memperkenalkan program ‘Saudi Vision 2030’.

38

2017 Diangkat menjadi Putra Mahkota Arab Saudi.

Tabel.4.3

(Timeline Jabatan Mohammed bin Salman beserta Perjalanan Karir)

Mohammed bin Salman menempuh pendidikannya di dalam negeri yakni

Universitas King Saud. Sejak berumur 22 tahun ia telah terjun dalam urusan

pemerintahan dan tetap terus melanjutkan karir politiknya. Hingga pada tahun 2013

MBS mendapatkan penghargaan oleh Forbes Middle East karena perannya dalam

mendirikan dan mengetuai organisasi MiSK untuk menumbuhkan dan

mengembangkan kepemimpinan para kaum muda Arab Saudi baik dari bidang bisnis,

sains hingga budaya.

Kepedulian MBS terhadap kaum muda ternyata tidak hanya berhenti sampai di

situ saja. Ia mengaku bahwa ia tidak ingin bersama-sama dengan kaum muda Arab

Saudi membuang-buang waktu lebih dari 30 tahun untuk terus hidup dibawah doktrin

yang sangat konservatif (Wawancara dengan majalah Time: 2018) yang membatasi

kaum muda bahkan semua lapisan masyarakat dalam mengembangkan diri baik pada

bidang seni-budaya, bisnis dan sebagainya.

Sehingga dengan pengangkatan Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota

kerajaan, memberikan keleluasaan untuk menjalankan reformasi yakni dengan melihat

potensi yang dimiliki kerajaan yakni tidak hanya berfokus pada sumber daya alam saja

melainkan pada sumber daya manusia. Hal ini ia lakukan demi kemakmuran

masyarakat Saudi dan kemajuan perekonomian kerajaan.

Hal lain yang berkaitan dengan perekonomian adalah korupsi. Seperti yang

disampaikan oleh duta besar Arab Saudi dalam wawancaranya dengan tvOne (2017),

yakni bahwa ekonomi tidak bisa berjalan bersama korupsi. Untuk itu Mohammed bin

Salman telah membentuk operasi anti-korupsi dan menangkap sejumlah pejabat tinggi

baik dari menteri maupun pangeran kerajaan serta beberapa pengusaha.

39

Sejak diangkat menjadi Putra Mahkota Arab Saudi, selama dua tahun terakhir

Mohammed bin Salman telah mengadakan kunjungan di banyak negara seperti

Amerika Serikat, London, Mesir, UEA, Bahrain, Pakistan, India dan China. Kunjungan

MBS tersebut merupakan agenda dalam membangun hubungan kerjasama ekonomi

yang lebih luas, termasuk kesepakatan investasi Arab Saudi dengan negara-negara

tersebut.