Paper kel 3 dilema dana pensiun

17
Oleh : Agatha Raharjo (01) Bara Aji Anggara (09) Doni Iwan Prasetyo (14) Moch Reza Agung Yudhalaksana (22) Muhammad Yusuf (23) Semester VIII D-IV Akuntansi Kelas BPKP Angkatan II, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan Dilema Dana Pensiu n 2014 Pengelolaan Dana Pensiun, kaitannya dengan penghematan APBN guna menghindari defisit terlalu besar

Transcript of Paper kel 3 dilema dana pensiun

Page 1: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Oleh :Agatha Raharjo (01)Bara Aji Anggara (09)

Doni Iwan Prasetyo (14) Moch Reza Agung Yudhalaksana (22)

Muhammad Yusuf (23)

Semester VIII D-IV Akuntansi Kelas BPKP Angkatan II, Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara, Tangerang Selatan

2014Pengelolaan Dana Pensiun, kaitannya dengan penghematan APBN guna menghindari defisit terlalu besar

Page 2: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Dilema Dana Pensiun

Abstrak

Jaminan dana pensiun adalah salah satu hal kenapa masyarakat banyak yang menginginkan pekerjaan menjadi

Pegawai Negeri Sipil (PNS), atau sekarang disebut Aparatur Sipil Negara (ASN). Bahkan dana pensiun akan tetap

diberikan sampai jangka waktu tertentu walaupun yang bersangkutan telah meninggal dunia. Sejak beberapa tahun

terakhir, pensiun PNS 100% didanai dari APBN, tepatnya dari Belanja Pegawai. Setiap tahunnya anggaran pensiun

selalu naik karena bertambahnya PNS yang pensiun, ditambah dengan kewajiban pembayaran pensiun tahun-tahun

sebelumnya. Hal ini tentu sangat memberatkan pemerintah karena semakin lama akan semakin membebani APBN.

Paper ini menjelaskan mengenai metode yang dirasa tepat untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan pengelolaan

dana pensiun. Sistem dana pensiun yang diberikan setiap bulannya dirasa kurang efisien, maka metode pemberian

pesangon seperti halnya di BUMN dirasa akan lebih tepat. Selain dana yang diberikan lebih pasti dan meringankan

APBN, pensiunan PNS juga akan lebih merasakan manfaatnya, misalnya dapat digunakan untuk modal bisnis

sehingga akan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian negara. Berdasarkan riset yang telah kami lakukan,

maka pada akhirnya beban pensiun PNS yang ditanggung APBN akan lebih ringan karena hanya akan menanggung

beban di tahun berjalan. Namun kondisi ini tidak serta merta terjadi pada tahun yang bersangkutan. Pada awalnya

beban APBN akan sedikit lebih tinggi, namun setelah berjalan beberapa tahun maka akan didapatkan dampak yang

diinginkan, yaitu mengurangi beban APBN secara signifikan.

Kata Kunci: pensiun, pesangon, APBN, ASN, PNS

1. Pendahuluan

Juni 2014, pemerintah mengklaim total defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 bisa

mencapai sekitar Rp472 trilun atau 4,69% terhadap produk domestik bruto (PDB) jika tidak dilakukan perubahan

APBN 2014. Segala upaya telah dilakukan termasuk pemotongan anggaran secara signifikan di lingkungan instansi

pemerintah untuk mengurangi beban APBN. Struktur pendapatan APBN terdiri atas pendapatan pajak (±67%) dan

penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Walaupun hampir setiap tahun target penerimaan pajak ditingkatkan,

namun realisasi penerimaan-nya belum pernah mencapai target yang ditetapkan. Jadi, apa yang bisa dilakukan

pemerintah untuk memperlebar fiscal space? Mari kita lihat struktur APBN dari segi pengeluaran/belanja. Pos

pengeluaran APBN didominasi oleh belanja pegawai dengan persentase paling besar (±20%) dibandingkan pos

belanja lainnya. Belanja pegawai terdiri atas belanja gaji dan belanja pensiun. Belanja gaji hanya bisa dikurangi bila

gaji PNS/TNI/POLRI diturunkan dan tentu saja hal ini akan memicu pergolakan. Bagaimana dengan belanja

pensiun? Belanja pensiun tahun 2014 berarti pemerintah wajib membayar uang pensiun kepada pegawai yang

pensiun tahun 2014 dan tahun-tahun sebelumnya, dan inilah yang menyebabkan jumlah anggaran belanja pensiun

tiap tahun selalu naik karena jumlah pensiunan yang naik tiap tahun tanpa mengurangi tanggung jawab pemerintah

terhadap pegawai yang telah pensiun di tahun-tahun sebelumnya. Anggaran belanja pensiun tahun 2014 adalah 90T,

anggaran ini digunakan untuk membayar pegawai yang pensiun di tahun 2014 (±110.000) ditambah jumlah pegawai

yang pensiun sebelum tahun 2014 dan masih menjadi tanggungan negara.

1

Page 3: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Bila kita biarkan seperti ini, maka setiap tahun jumlah anggaran belanja pensiun akan terus bertambah tanpa adanya

kemungkinan turun. Sebenarnya ada cara untuk mengurangi tanggung jawab pemerintah terhadap penerima pensiun,

salah satunya adalah sistem pembayaran pesangon. Pesangon berarti jumlah uang pensiun yang seharusnya diterima

setiap bulan selama periode manfaat pensiun diganti dengan penerimaan uang pensiun sekaligus, satu kali. Ada

beberapa kelebihan dan kekurangan dengan sistem pesangon, namun yang jelas, ada waktu dimana jumlah anggaran

pensiun akan turun karena jumlah penerima pensiun hanyalah pegawai yang pensiun di tahun tersebut.

2. Method

Teori Makro

Dalam teori makro, kita mengenal konsep keseimbangan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran

dengan formula :

Y = C + I + G + X-M.

Formula ini dikenal sebagai identitas pendapatan nasional, sekaligus mencerminkan penawaran agregat. Sedangkan

variable-variabel di ruas kanan disebut permintaan agregat. Variable G menyatakan pengeluaran pemerintah

(Government expenditures), I investment, X-M adalah net ekspor. Dengan membandingkan nilai G terhadap Y serta

mengamatinya dari waktu ke waktu dapat diketahui seberapa besar kontribusi pengeluaran pemerintah dalam

pembentukan permintaan agregat atau pendapatan nasional. Dengan ini, dapat kita ketahui seberapa penting

peranan pemerintah dalam perekonomian nasional.

Dalam keuangan negara, pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara

bukan pajak, akan digunakan untuk mendanai belanja Pemerintah. Dalam klasifikasi ekonomi (Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara), belanja Pemerintah terdiri dari: belanja pegawai, belanja barang,

belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Sedangkan, dalam teori ekonomi makro,

belanja Pemerintah dikelompokkan dalam belanja konsumsi (Government Consumption Expenditure = GC) dan

investasi Pemerintah (Government Investment Expenditure = GI). Pengeluaran investasi ditujukan untuk

pembentukan aset (stok barang modal/capital stock) di masa depan yang diharapkan dapat menimbulkan multiplier

effect yang besar dan lebih berkelanjutan, sedangkan pengeluaran konsumsi ditujukan untuk membiayai operasional

pemerintah yang sifatnya rutin dan habis pakai yang multiplier effect-nya bersifat jangka pendek.

Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah yang

dibiayai oleh pengeluaran pemerintah. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah semakin besar pula

pengeluaran pemerintah yang bersangkutan. Dalam teori ekonomi makro, pengeluaran pemerintah terdiri dari tiga

pos utama yang dapat digolongkan sebagai berikut : (Boediono,1999)

a) Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa.

b) Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai.

Perubahan gaji pegawai mempunyai pengaruh terhadap proses makro ekonomi, di mana perubahan gaji

pegawai akan mempengaruhi tingkat permintaan secara tidak langsung.

c) Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment.

Transfer payment bukan pembelian barang atau jasa oleh pemerintah dipasar barang melainkan mencatat

pembayaran atau pemberian langsung kepada warganya yang meliputi misalnya pembayaran subsidi atau

bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran pensiun, pembayaran bunga untuk

2

Page 4: Paper kel 3 dilema dana pensiun

pinjaman pemerintah kepada masyarakat. Secara ekonomis transfer payment mempunyai status dan pengaruh

yang sama dengan pos gaji pegawai meskipun secara administrasi keduanya berbeda.

Dari kedua tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2013 belanja pegawai membebani pengeluaran

pemerintah sebesar 233 triliun rupiah atau sebesar 19,5 persen dari keseluruhan belanja pemerintah. Dari belanja

pegawai tersebut dialokasikan sebesar 79 triliun atau sebesar 35,4 persen untuk kontribusi social yang terdiri dari

iuran asuransi kesehatan dan pembayaran manfaat pensiun atau sebesar 6,9 persen dari keseluruhan belanja

pemerintah. Dari tabel tersebut dapat kita analisa bahwa peningkatan rata-rata belanja kontribusi social pemerintah

meningkat sebesar 8,34 triliun rupiah setiap tahun. Sehingga dapat diproyeksikan bahwa pada tahun 2014 akan

membebani anggaran pemerintah sebesar 87,34 triliun rupiah.

3

Page 5: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Penetapan kebijakan untuk mengalihkan pembayaran pensiun aparatur sipil negara (ASN) kedalam bentuk uang

pesangon tentu akan memberikan dampak yang besar bagi ekonomi Indonesia secara makro. Besarnya jumlah uang

yang dikeluarkan pemerintah akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, yaitu dengan meningkatnya

pendapatan perkapita masyarakat. Tetapi, tingkat pendapatan perkapita tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat

kesejahteraaan dan tingkat pembangunan suatu negara. Hal ini disebabkan, adanya kelemahan dalam metode

perhitungan pendapatan perkapita dan pendaptan nasional. Faktor ekonomi yang menjadi kelemahan dalam metode

ini adalah, distribusi pendapatan yang tidak merata, corak pengeluaran masyarakat dan berkurangnya jumlah

penganguran. Pertumbuhan ini harus diimbangi dengan adanya program pembentukan usaha-usaha kecil menengah

yang bertujuan agar besarnya uang yang diterima masyarakat tidak hanya meningkatkan pola konsumsi tetapi juga

memperluas lapangan pekerjaan.

Dalam teorinya, Collin Clark mengemukakan hipotesis bahwa toleransi tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah

diperkirakan kurang dari 25 persen dari GNP. Apabila batas 25 persen terlampaui maka akan timbul inflasi yang

akan mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat. Inflasi terjadi karena adanya keseimbangan baru yang timbul

sebagai akibat adanya kesenjangan antara permintaan agregate dan penawaran agregate.

Pengaruh terhadap Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah

Pengaruh pembayaran pesangon kepada Aparat Sipil Negara (ASN) terhadap perekonomian Indonesia antara lain

akan memperngaruhi sisi pengeluaran rutin pemerintah yaitu dengan bertambahnya tanggungan Pemerintah. Dapat

kita gambarkan dalam persamaan antara pendapatan dan belanja pemerintah dalam formula :

PENDAPATAN + PENERIMAAN PEMBIAYAAN = BELANJA + PENGELUARAN PEMBIYAAN

Dari formula di atas dapat dipastikan bahwa kebijakan pesangon akan mempengaruhi keseimbangan antara

penerimaan dan pengeluaran pemerintah dan manambah beban struktur APBN 2014 sebesar 68,5 triliun rupiah.

Tentunya untuk menutupi belanja tersebut pemerintah harus melakukan upaya baik berupa peningkatan pendapatan,

pengalokasian pembiayaan atau berupa pengurangan terhadap belanja pada sektor lain.

Dari sisi pendapatan, pemerintah didorong untuk meningkatkan target penerimaan dari sisi perpajakan, tetapi dari

sisi ini masih belum dapat dipastikan jumlah realisasi penerimaannya. Jika dibandingkan dari target penerimaan

pajak pada tahun 2014 (RAPBN-P 2014) sebesar 1.232,1 triliun rupiah atau meningkat sebesar 132,2 triliun rupiah

atau 12,02 persen dari realisasi pajak tahun 2013 sebesar 1.099,9 triliun rupiah. Angka tersebut masih berupa target

sehingga pemerintah juga perlu menempuh alternative lain untuk menutupi besarnya belanja pegawai tersebut.

Dari sisi pembiayaan, terdapat pertimbangan bahwa apabila pembiayaan digunakan untuk meng-cover belanja rutin

maka jumlah beban bunga yang ditanggung menjadi sangat besar karena belanja tersebut akan terus berjalan dari

tahun ketahun. Adapun alternative lain yang dapat ditempuh yaitu dengan pergeseran alokasi belanja lain untuk

4

Page 6: Paper kel 3 dilema dana pensiun

menutupi belanja pegawai ini. Dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2013 terdapat belanja subsidi sebesar 348,1

triliun rupiah yang di dalamnya terdapat subsidi BBM sebesar 210,7 triliun rupiah. Pengurangan subsidi BBM dapat

menggunakan langkah yaitu dengan mengkhususka subsidi bahan bakar hanya untuk angkutan umum dengan

membentuk SPBU khusus angkutan umum dan menghapuskan susbsidi bagi kendaraan pribadi.

3. Results

Faktor Penghitungan:

1. Anggaran Pemerintah untuk alokasi pensiun pada tahun anggaran 2014 adalah sebesar Rp90T untuk peserta

pensiun sebanyak 4,7 juta orang.

Jika dilihat dari statistic penambahan jumlah pensiunan selama 4 tahun terakhir:

Tahun Jumlah Pensiunan (Jiwa) Pertambahan dari Tahun Sebelumnya (Jiwa)

2011 107.418

2012 124.175 16.757

2013 123.167 (1.008)

2014 133.734 10.567

Jumlah s.d 2014 488.494

Maka dapat didapatkan rata-rata pertambahan pensiunan setiap tahun adalah 8.772 orang atau

peningkatannya 7,18% per tahun.

Dengan estimasi tersebut, maka jumlah pensiunan pada tahun 2015 adalah sebanyak 143.340 orang.

2. Sesuai dengan UU No 5 Tahun 2014, bahwa usia pensiun pegawai negeri adalah 58 tahun, sehingga apabila

diselaraskan dengan rata-rata tingkat hidup orang Indonesia adalah hingga usia 71 tahun, maka setelah

pensiun, seseorang akan mendapat pensiun paling tidak selama 13 tahun.

Angka 13 tahun ini dapat dijadikan jangka waktu ideal untuk pemberian pensiun kepada setiap peserta

program pensiun.

Dengan demikian, sampai dengan tahun 2028, jumlah pensiunan di Indonesia dapat diestimasikan sebagai

berikut:

Tahun Pertambahan Jumlah Pensiunan

2014 133.734

2015 7,18 143.340

2016 7,18 153.636

2017 7,18 164.671

2018 7,18 176.500

2019 7,18 189.177

2020 7,18 202.766

2021 7,18 217.330

2022 7,18 232.941

2023 7,18 249.673

2024 7,18 267.606

2025 7,18 286.828

5

Page 7: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Tahun Pertambahan Jumlah Pensiunan

2026 7,18 307.431

2027 7,18 329.513

2028 7,18 353.182

3. Berikut ini ditampilkan daftar gaji pokok pegawai negeri sipil tahun 2014:

Golongan Gaji Pokok (Rp)

Golongan 2A 3.031.100

Golongan 2B 3.159.300

Golongan 2C 3.293.000

Golongan 2D 3.432.300

Golongan 3A 3.806.300

Golongan 3B 3.967.300

Golongan 3C 4.135.200

Golongan 3D 4.310.100

Golongan 4A 4.492.400

Golongan 4B 4.682.400

Golongan 4C 4.880.600

Golongan 4D 5.086.900

Golongan 4E 5.302.100

Jumlah 53.579.000

Rata-rata 4.121.462

Besaran rata-rata gaji pokok tersebut dijadikan Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) untuk estimasi anggaran

pada tahun 2015.

4. Dalam PMK No. 50/2012, diatur tentang Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat

Pasti yang membayarkan manfaat pensiunnya dengan menggunakan rumus bulanan maupun rumus

sekaligus:

MPbulanan = 2,5% x MK x PhDP

Pesangon = 12 x MP x FNS

Keterangan:

1) MPbulanan adalah Manfaat Pensiun Bulanan.

2) Variabel tetap 2,5% adalah berdasarkan iuran yang dipungut setiap bulan selama masa kerja pegawai

yang pensiun.

3) MK adalah masa kerja pegawai mengabdi kepada negara. Dalam hal ini, jika secara umum pegawai

negeri memulai karir di usia 20 tahun dan memasuki masa pensiun di usia 58 tahun, maka masa kerja

yang ditempuh adalah 38 tahun.

4) PhDP adalah Penghasilan Dasar Pensiun yang merupakan gaji terakhir yang didapat pegawai negeri

tersebut.

6

Page 8: Paper kel 3 dilema dana pensiun

5) Pesangon adalah pembayaran manfaat pensiun secara sekaligus.

6) Variabel tetap 12 adalah jumlah bulan dalam setahun.

7) FNS adalah Faktor Nilai Sekarang (dalam pembuatan paper ini menggunakan FNS Jamsostek)

5. Dari unsur-unsur tersebut kita akan membuat ilustrasi Manfaat Pensiun secara rata-rata dan skema

penghitungan tambahan alokasi anggaran yang harus disediakan oleh pemerintah atas pensiun bulanan

dengan rumus sebagai berikut:

MPbulanan = Iuran Pensiun x MK x PhDP

= 2,5% x 38 x 4.121.462

= 3.915.389

Maka manfaat pensiun yang harus disediakan untuk 143.340 orang selama 12 bulan adalah sebesar:

MP = Jumlah bulan dalam setahun x Estimasi Jumlah Pegawai Pensiun 2015 x MPbulanan

= 12 x 143.340 x 3.915.389

= 6.734.779.964.112,54

Maka tambahan anggaran pensiun harus dialokasikan oleh pemerintah sebesar Rp6,7 Triliun selain dari

alokasi untuk para pensiunan secara akumulatif sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp90 Trilyun, sehingga

pada tahun 2015 paling tidak pemerintah harus menyediakan anggaran pensiun sebesar Rp96,7 Trilyun.

Nilai tersebut akan terus bertambah dari tahun ke tahun tanpa ada kepastian yang memadai.

Dengan asumsi inflasi sebesar 5,5%, tidak terjadi kenaikan gaji PNS sebagai PhDP, masa manfaat pensiun

selama 13 tahun, dan penambahan peserta pensiun sebesar 1,8%, dan tidak ada pensiunan yang pensiun

sebelum tahun 2014 yang meninggal sampai dengan tahun 2028. Maka anggaran yang harus disediakan

pemerintah sampai dengan tahun 2028 dapat diestimasi sebagai berikut:

TABEL 1

Tahun Inflasi Alokasi dengan inflasi

tanpa pertambahan

pegawai

Pertambahan

Pensiunan

Alokasi dengan inflasi dan

faktor pertambahan

pensiunan

2014 90.000.000.000.000 90.000.000.000.000

2015 5,5 94.950.000.000.000 7,18 96.820.156.644.708

2016 5,5 100.172.250.000.000 7,18 104.015.421.904.875

2017 5,5 105.681.723.750.000 7,18 111.606.426.754.351

2018 5,5 111.494.218.556.250 7,18 119.614.936.870.548

2019 5,5 117.626.400.576.844 7,18 128.063.915.043.137

2020 5,5 124.095.852.608.570 7,18 136.977.587.015.217

2021 5,5 130.921.124.502.042 7,18 146.381.510.945.762

2022 5,5 138.121.786.349.654 7,18 156.302.650.692.487

2023 5,5 145.718.484.598.885 7,18 166.769.453.125.282

2024 5,5 153.733.001.251.823 7,18 177.811.929.691.880

2025 5,5 162.188.316.320.674 7,18 189.461.742.469.642

7

Page 9: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Tahun Inflasi Alokasi dengan inflasi

tanpa pertambahan

pegawai

Pertambahan

Pensiunan

Alokasi dengan inflasi dan

faktor pertambahan

pensiunan

2026 5,5 171.108.673.718.311 7,18 201.752.294.950.180

2027 5,5 180.519.650.772.818 7,18 214.718.827.817.148

2028 5,5 190.448.231.565.323 7,18 228.398.519.991.799

2.016.779.714.571.190 2.268.695.373.917.020

Hal ini terus berlanjut seterusnya sampai penerima manfaat (suami/istri/anak) sudah tidak berhak menerima

lagi.

Maka pengeluaran pemerintah selama 13 tahun ke depan adalah sekitar Rp2.200 trilyun.

6. Jika pemerintah menggunakan skema pesangon khusus untuk PNS yang pensiun pada tahun 2015, maka

dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Pesangon = Estimasi Jumlah Pegawai Pensiun 2015 x Jumlah bulan dalam setahun x FNS x PhDP

= 143.340 x 12 x 10,174585 x 3.915.389

= 68.523.598.874.717,70

Dengan asumsi tidak terjadi kenaikan gaji PNS sebagai PhDP, masa manfaat pensiun selama 13 tahun,

inflasi 5,5%, dan pertambahan pensiunan setiap tahunnya adalah 7,18%. Maka selama 13 tahun ke depan

pemerintah paling tidak harus mengalokasikan anggaran untuk pesangon sebesar:

Tabel 2

Tahun Inflasi Alokasi dengan Inflasi Pertambahan

Pensiunan

Alokasi dengan Inflasi dan

pertambahan jumlah pensiunan

2014 -

2015 5,5 68.523.598.874.718 68.523.598.874.718

2016 5,5 72.292.396.812.827 7,18 73.716.284.187.881

20142016

20182020

20222024

20262028

-

50,000,000,000,000

100,000,000,000,000

150,000,000,000,000

200,000,000,000,000

250,000,000,000,000

Grafik Pertumbuhan Alokasi Pensiun Selama 13 Tahun

Grafik Pertumbuhan Alokasi Pensiun Selama 13 Tahun

8

Page 10: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Tahun Inflasi Alokasi dengan Inflasi Pertambahan

Pensiunan

Alokasi dengan Inflasi dan

pertambahan jumlah pensiunan

2017 5,5 76.268.478.637.533 7,18 79.194.567.193.269

2018 5,5 80.463.244.962.597 7,18 84.974.155.763.953

2019 5,5 84.888.723.435.540 7,18 91.071.621.706.024

2020 5,5 89.557.603.224.495 7,18 97.504.448.274.909

2021 5,5 94.483.271.401.842 7,18 104.291.080.305.083

2022 5,5 99.679.851.328.943 7,18 111.450.977.096.917

2023 5,5 105.162.243.152.035 7,18 119.004.668.212.301

2024 5,5 110.946.166.525.397 7,18 126.973.812.339.032

2025 5,5 117.048.205.684.294 7,18 135.381.259.392.732

2026 5,5 123.485.856.996.930 7,18 144.251.116.034.387

2027 5,5 130.277.579.131.761 7,18 153.608.814.791.332

2028 5,5 137.442.845.984.008 7,18 163.481.186.979.909

1.390.520.066.152.920 1.553.427.591.152.450

Dari perhitungan tersebut, maka anggaran pensiun yang harus dialokasikan pemerintah sampai dengan

tahun 2028 jika berniat membayar manfaat pensiun bulanan untuk pegawai yang pensiun sampai dengan

tahun 2014 dengan asumsi tidak ada pensiunan yang pensiun sebelum tahun 2014 yang meninggal sampai

dengan tahun 2028 dan pemberian pesangon untuk pegawai mulai tahun 2015, maka selama 13 tahun

akumulasi anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 3

Tahun Alokasi Pensiun Untuk

Pensiunan Sebelum Tahun 2015

Alokasi Pesangon

Pensiunan Setelah 2014

Jumlah

2014 90.000.000.000.000 - 90.000.000.000.000

2015 94.950.000.000.000 68.523.598.874.718 163.473.598.874.718

2016 100.172.250.000.000 73.716.284.187.881 173.888.534.187.881

2017 105.681.723.750.000 79.194.567.193.269 184.876.290.943.269

2018 111.494.218.556.250 84.974.155.763.953 196.468.374.320.202

2019 117.626.400.576.844 91.071.621.706.024 208.698.022.282.868

2020 124.095.852.608.570 97.504.448.274.909 221.600.300.883.479

2021 130.921.124.502.042 104.291.080.305.083 235.212.204.807.125

2022 138.121.786.349.654 111.450.977.096.917 249.572.763.446.571

2023 145.718.484.598.885 119.004.668.212.301 264.723.152.811.186

2024 153.733.001.251.823 126.973.812.339.032 280.706.813.590.855

2025 162.188.316.320.674 135.381.259.392.732 297.569.575.713.406

2026 171.108.673.718.311 144.251.116.034.387 315.359.789.752.697

2027 180.519.650.772.818 153.608.814.791.332 334.128.465.564.150

2028 190.448.231.565.323 163.481.186.979.909 353.929.418.545.232

Jumlah 2.016.779.714.571.190 1.553.427.591.152.450 3.570.207.305.723.640

Catatan: Nilai ini dapat mengalami kenaikian atau penurunan seiring pertambahan/pengurangan jumlah

pegawai yang dipesangon dan pengurangan jumlah pegawai yang menerima pensiun bulan.

Jika diasumsikan bahwa setelah tahun 2028 tingkat inflasi tetap sama, pertumbuhan jumlah pensiunan tetap

9

Page 11: Paper kel 3 dilema dana pensiun

sama, dan semua pensiunan yang pensiun sebelum tahun 2014 telah meninggal dunia, maka estimasi

alokasi anggaran pensiun pada tahun tahun 2029 dapat dilihat dari perhitungan berikut:

Alokasi = Tingkat Inflasi x Tingkat Pertumbuhan Pensiunan x Alokasi 2028

= 5,5% x 7,8% x 163.481.186.979.909

= 173.896.539.638.858

Dari rumus tersebut diperoleh nilai alokasi anggaran pensiun sebesar Rp173 Trilyun. Dengan rumus yang

sama akan diperoleh alokasi untuk tahun 2030 dan seterusnya.

Dengan rumusan tersebut, ilustrasi alokasi anggaran pensiun sampai dengan tahun 2044 dapat dilihat dari

tabel berikut ini:

Tahun Alokasi Pensiun

untuk Pensiunan

sebelum tahun 2015

Alokasi Pesangon

Pensiunan setelah

2014

Jumlah Akumulasi

2014 90.000.000.000.000 - 90.000.000.000.000 90.000.000.000.000

2015 94.950.000.000.000 68.523.598.874.718 163.473.598.874.718 253.473.598.874.718

2016 100.172.250.000.000 73.716.284.187.881 173.888.534.187.881 427.362.133.062.599

2017 105.681.723.750.000 79.194.567.193.269 184.876.290.943.269 612.238.424.005.868

2018 111.494.218.556.250 84.974.155.763.953 196.468.374.320.202 808.706.798.326.070

2019 117.626.400.576.844 91.071.621.706.024 208.698.022.282.868 1.017.404.820.608.940

2020 124.095.852.608.570 97.504.448.274.909 221.600.300.883.479 1.239.005.121.492.420

2021 130.921.124.502.042 104.291.080.305.083 235.212.204.807.125 1.474.217.326.299.540

2022 138.121.786.349.654 111.450.977.096.917 249.572.763.446.571 1.723.790.089.746.110

2023 145.718.484.598.885 119.004.668.212.301 264.723.152.811.186 1.988.513.242.557.300

2024 153.733.001.251.823 126.973.812.339.032 280.706.813.590.855 2.269.220.056.148.150

2025 162.188.316.320.674 135.381.259.392.732 297.569.575.713.406 2.566.789.631.861.560

2026 171.108.673.718.311 144.251.116.034.387 315.359.789.752.697 2.882.149.421.614.260

2027 180.519.650.772.818 153.608.814.791.332 334.128.465.564.150 3.216.277.887.178.410

2028 190.448.231.565.323 163.481.186.979.909 353.929.418.545.232 3.570.207.305.723.640

2029 - 173.896.539.638.858 173.896.539.638.858 3.744.103.845.362.500

2030 - 184.884.736.694.050 184.884.736.694.050 3.928.988.582.056.550

2031 - 196.477.284.587.276 196.477.284.587.276 4.125.465.866.643.820

2032 - 208.707.422.614.630 208.707.422.614.630 4.334.173.289.258.450

2033 - 221.610.218.233.489 221.610.218.233.489 4.555.783.507.491.940

2034 - 235.222.667.611.385 235.222.667.611.385 4.791.006.175.103.330

2035 - 249.583.801.705.065 249.583.801.705.065 5.040.589.976.808.390

2036 - 264.734.798.173.898 264.734.798.173.898 5.305.324.774.982.290

2037 - 280.719.099.448.516 280.719.099.448.516 5.586.043.874.430.810

2038 - 297.582.537.293.239 297.582.537.293.239 5.883.626.411.724.050

2039 - 315.373.464.219.421 315.373.464.219.421 6.198.999.875.943.470

2040 - 334.142.892.126.543 334.142.892.126.543 6.533.142.768.070.010

2041 - 353.944.638.568.557 353.944.638.568.557 6.887.087.406.638.570

2042 - 374.835.481.064.881 374.835.481.064.881 7.261.922.887.703.450

10

Page 12: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Tahun Alokasi Pensiun

untuk Pensiunan

sebelum tahun 2015

Alokasi Pesangon

Pensiunan setelah

2014

Jumlah Akumulasi

2043 - 396.875.319.898.504 396.875.319.898.504 7.658.798.207.601.950

2044 - 420.127.349.867.976 420.127.349.867.976 8.078.925.557.469.930

Seperti terlihat pada grafik di bawah ini:

7. Berdasarkan PMK Nomor 50/PMK.010/2012, dimungkinkan untuk memberikan manfaat pensiun sekaligus

(pesangon) kepada para pensiunan yang telah mendapatkan pensiun secara bulanan, maka pada tahun 2015

estimasi anggaran yang harus disediakan oleh pemerintah adalah sebesar:

Pesango

n

= Jumlah Pensiunan sampai dengan 2015 x Jumlah bulan dalam setahun x FNS

Usia rata-rata Pensiunan yang masih hidup x MP

= 4,9jt jiwa x 12 bulan x 8,078394 x 3.915.389

= 1.859.847.186.808.680

Keterangan: Dengan dasar rata-rata usia pensiun adalah 58 tahun, dan usia harapan hidup penduduk

20142016

20182020

20222024

20262028

20302032

20342036

20382040

20422044

-

50,000,000,000,000

100,000,000,000,000

150,000,000,000,000

200,000,000,000,000

250,000,000,000,000

300,000,000,000,000

350,000,000,000,000

400,000,000,000,000

450,000,000,000,000

Series1Series2Series3

11

Page 13: Paper kel 3 dilema dana pensiun

Indonesia adalah 71 tahun, FNS yang digunakan adalah untuk usia 65 tahun.

Dengan demikian, jika pemerintah memilih untuk mengkonversi pensiun bulanan untuk pegawai yang

pensiun sebelum 2015 dan memberikan pesangon kepada pegawai yang pensiun pada tahun 2015. Maka

anggaran pemerintah pada tahun 2015 akan terbebani sebesar Rp1.859 trilyun atau setara dengan beban

APBN Tahun Anggaran 2014 secara keseluruhan, namun kewajiban pemerintah setelah tahun 2015 hanya

untuk pesangon pegawai yang pensiun pada tahun bersangkutan seperti diilustrasikan pada tabel 2.

Sehingga pada tahun 2015, paling tidak pemerintah harus menyediakan angggaran belanja sekitar Rp3.700

trilyun.

Walaupun terasa sangat berat dan sulit diwujudkan, penggunaan skema ini akan memberikan efisiensi yang

sangat besar secara jangka panjang terhadap keuangan negara.

References

KMK Nomor 50 Tahun 2012 tentang Iuran Dana Pensiun

Portal Badan Kepegawaian Negara, http://www.bkn.go.id

Info Grafis APBN Tahun 2014

Nota Keuangan 2014, Kementerian Keuangan Indonesia

12