Paparan menkes.ok

44
PERMASALAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT SECARA GLOBAL, REGIONAL DAN NASIONAL NARKOBA Pada Rakernis Terapi Rehabilitasi Napza Kemenkes RI tgl 20 Maret 2014 DIREKTUR PLRIP-DEP REHAB BNN IDA UTARI PS, S.AP

Transcript of Paparan menkes.ok

Page 1: Paparan menkes.ok

PERMASALAHAN PENYALAHGUNAAN ZAT

SECARA GLOBAL, REGIONAL DAN

NASIONAL NARKOBA

Pada Rakernis Terapi Rehabilitasi Napza Kemenkes RI

tgl 20 Maret 2014DIREKTUR PLRIP-DEP REHAB BNNIDA UTARI PS, S.AP

Page 2: Paparan menkes.ok

PERKEMBANGAN GLOBAL

LAPORAN UNODC TH 2012

Diperkirakan antara 153 – 300 juta jiwa atau sebesar 3,4%-6,6% penyalahguna Narkoba dunia usia 15-64 tahun pernah mengkonsumsi Narkoba sekali dalam setahun, di mana hampir 12% (15,5 juta jiwa sampai dengan 38,6 juta jiwa) dari pengguna adalah pecandu berat.

tidak berubahnya global prevalence yang mencapai 5 %, minimnya akses kepada treatment dan masih maraknya penyelundupan.

Page 3: Paparan menkes.ok

lanjutan

negara di dunia menangani masalah narkoba melalui pendekatan seimbang antara demand dan supply, banyak negara yang tidak lagi menghukum pidana penjara bagi para pengguna narkoba, mereka memfokuskan diri pada rehabilitasi dan mencegah warganya agar tidak menjadi pecandu,

Dari perspektif dampak buruk, penyalahgunaan Narkoba menduduki rangking ke-20 dunia sebagai penyebab angka kematian dan menduduki rangking ke-10 di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.

Page 4: Paparan menkes.ok

Secara RegionalBerdasarkan Laporan UNODC Asia Pasifik, Global Smart Update 2012, sepertiga dari ATS global dan setengah dari methamfetamin global yang disita pada tahun 2010 berasal dari Asia timur dan tenggara.Maraknya produksi dan peredaran gelap ATS di kawasan Asia Pasifik mengamcam negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan kawasan ASEAN menjadi sasaran penyelundupan narkotika dan bahan-bahan prekursor dari berbagai jenis dan kemasan.

Page 5: Paparan menkes.ok

Di ASEAN pada beberapa tahun terakhir, trend ekstasi sempat menurun, namun ada kecenderungan meningkat kembali dikarenakan pengguna menggunakannya sebagai psychoactive stimulan (upper stimulan).

Dalam beberapa tahun terakhir, di wilayah ASEAN muncul beberapa zat pskioaktif baru.

Page 6: Paparan menkes.ok

lanjutanWilayah Asia Timur dan

Tenggara merupakan target perdagangan besar kokain

Wilayah ASEANmerupakan jalur perdagangan narkotika dari Afrika dan Iran.

Di wilayah ASEAN permintaan terhadap amfetamin masih tinggi, karena digunakan sebagai pengobatan medis.

Page 7: Paparan menkes.ok

Penelitian BNN dan Puslitkes UI , prevalensi penyalahguna narkoba diproyeksikan meningkat tiap tahun :- 2008 = 1,99 % - 2011 = 2,32 % = 2,2 % (3,8 Juta)- 2013 = 2,56 %- 2015 = 2,80 %

Secara Nasional PREVALENSI PENYALAHGUNA TINGGI

Page 8: Paparan menkes.ok

Dalam beberapa tahun terakhir, trend peredaran gelap narkoba didominasi oleh ATS.Penggunaan ATS di Indonesia relatif stabil, dan banyak digunakan oleh kalangan buruh, mahasiswa, dan PSK.Penyebaran ATS saat ini menyerang pasar berkembang dalam beberapa tahun terakhir, pembuatan ATS berada di pemukiman untuk mempermudah peredaran ke pengguna.Di Indonesia, Penggunaan ATS sudah dilegalkan untuk keperluan medis, namun dikhawatirkan dapat meningkatkan resiko pembuatan ATS ilegal.

Page 9: Paparan menkes.ok

PREVALENSI PENYALAHGUNA NARKOBA SETAHUN TERAKHIR MENURUT JENIS KELAMIN DAN SEKTOR PEKERJAAN, TAHUN

2012

NO. SEKTOR PEKERJAANLAKI-LAKI PEREMPUAN

Jumlah % Jumlah %

1 Pertanian/perkebunan 727 2,8 299 2,0

2 Pertambangan & Penggalian 672 4,8 110 1,8

3 Industri Pengolahan 3.291 5,5 2.122 1,7

4 Listrik, gas dan air 1.114 2,6 555 2,5

5 Konstruksi 668 5,2 134 3,7

6 Perdagangan/rumah makan/akomodasi 2.905 6,7 2.222 1,9

7 Angkutan, gudang & komunikasi 1.339 4,7 636 1,6

8 Keuangan/real estate/persewaan 2.203 4,6 1.615 2,2

9 Jasa Kemasyarakatan / sosial 1.485 8,4 2.929 8,0

14.404 5,4 10.622 3,6

Call Center : 021-80880011SMS Center : 081-221-675-

675

21

Page 10: Paparan menkes.ok

TAHUN GANJA HEROIN HASHISH KOKAIN EKSTASI SHABU LAIN-LAIN

2008 11.580 1.821 6 10 2.947 8.685 19.662

2009 11.998 925 3 2 1.919 10.185 13.373

2010 9.637 773 9 5 1.087 12.463 9.523

2011 7.829 703 3 6 965 15.766 11.460

2012 8.478 565 7 9 1.138 15.109 10.334

JUMLAH 49.522 4.787 28 32 8.056 62.208 64.352

TERSANGKA NARKOBA BERDASARKAN JENIS NARKOBA TAHUN 2008 – 2012

Sumber : Dit TPN Bareskrim Polri & BNN, Maret 201338

Call Center : 021-80880011

SMS Center : 081-221-675-675

Page 11: Paparan menkes.ok

Minimnya tempat rehabilitasi : Sedikitnya pencandu narkoba yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia (th.2010) = 18.000 (0,47%)

Mind set Masyarakat belum punya budaya untuk merehabilitasi secara sukarela

Page 12: Paparan menkes.ok

Terbatasnya tempat rehab,sedikitnya pencandu narkoba yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia (th.2010) = 18.000 (0,47%)

Masyarakat belum punya budaya untuk merehabilitasi secara sukarela

Bagaimana Permasalahan

Narkoba Di Indonesia ?

Upaya P4GN dg pemberantasan belum sepenuhnya dapat menurunkan jumlah penyalahguna, shg diperlukan upaya deman reducyion melalui rehabilitasi bagi pecandu dan penyalhguna. Harapannya jika demand diputus maka suply narkoba akan terhenti.

Page 13: Paparan menkes.ok

Clandestine labSindikat Narkoba telah menebar jaringan sindikasinya dengan membangun laboratorium gelap (clandestine laboratory). Faktor penyebab maraknya peredaran Narkotika jenis ATS di kota-kota besar bersumber dari adanya laboratorium gelap baik berskala rumahan dan pabrikan karena demand besar dan disparitas harga yg tinggi,uang berputar di bisnis ini minimal Rp.17,5 trilyun

Page 14: Paparan menkes.ok

Narkoba Sintetis jenis baru berkembang sangat cepat

sindikat narkoba yang meng create narkoba

jenis baru dengan menggunakan

ahli farmasidi dunia ditemukan 251 narkoba jenis baru, dan

di Indonesia telah dilaporkan sebanyak 26

jenis baru

Page 15: Paparan menkes.ok

Over capacity lapas Jumlah yg akan dilaks rehab : estimasi :27000 warga binaan. ( Data dr Menkuham pertanggal 30/08/2013 ) : Jumlah Napi narkotika : 39.147 dg perincian :

a. Pengguna : 15.215b. Pengedar : 17.430c. Bandar : 3.884d. Penadah : 1.810e. Produksi : 823

• Jumlah putusan psl 127 : 3.040 orang diseluruh lapas di indonesia

Lapas belum sebagai tempat rehabilitasi

Permasalahan

Page 16: Paparan menkes.ok

BAGAIMANA MENYELAMATKAN

PENGGUNA NARKOBA ?

Page 17: Paparan menkes.ok

PENYELAMATAN PENGGUNA NARKOBA

Pencanangan Tahun 2014

sebagai Tahun“Penyelamatan

Pengguna Narkoba”

Page 18: Paparan menkes.ok

pengguna Narkoba adalah crime without victim, yang seharusnya direhabilitasi

merehabilitasi lebih baik dari pada menindak

panglima bersama penindakan dan rehabilitasi dalam rangka P4GN

PARADIGMA P4GN

Page 19: Paparan menkes.ok

PECANDU DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA LEBIH BAIK DI REHABILITASI

DARIPADA DIPENJARA

Page 20: Paparan menkes.ok

Roadmap Penyelamatan Penyalah Guna Narkoba

Bidang Rehabilitasi

2014SUSUN ANGGARANSOSIALISASISUSUN NSPKSUSUN INSTRUMEN ASEMEN TERPADUPENGUATAN SDM DAN FASILITAS DI BNNKOMITMEN LINTAS PROGRAM/SEKTOR KEMNETERIAN DAN LEMBAGa

2015PENGEMBANGAN FASILITAS BNNP DAN BNNK/KOTAPENGUATAN SDM DI BNNP DAN BNNK/KOTAMEMBENTUK TIM ASESMEN TERPADUPELAKSANAAN REHABILITASI IP DAN KM SESUAI TARGETPENAMBAHAN FASILITASRAKOR LP/LS

2016PELAKSANAAN REHABILITASI SESUAI TARGETPENAMBAHAN FASILITAS REHAB BNN, IP DAN KMPENGUATAN SDM BNNP, BNNK/KOTA, IP DAN KMEVALUASI PROGRAM TAMBAH TIM ASESMEN TERPADURAKOR LP/LS

2017PELAKSANAAN REHABILITASI SESUAI TARGETPENGEMBANGAN PROGRAM SESUAI HASIL EVALUASIPENAMBAHAN FASILITAS REHABPENGUATAN SDMTAMBAH TIM ASESMEN TERPADURAKOR LP/LS

2018PELAKSANAAN REHABILITASI SESUAI TARGETMAPPING KEKUATAN LEMBAGA REHABILITASITAMBAH TIM ASESMEN TERAPADUPENAMBAHAN FASILITAS REHABPENGUATAN SDM INTERNAL DAN EKSTERNALEVALUASI PROGRAM 5 TAHUNPERSIAPAN RENSTRA 2020 – 2025RAKOR LP/LS

2019PELAKSANAAN REHABILITASI SESUAI TARGETTAMBAH TIM ASESMEN TERPADUPENAMBAHAN FASILITAS RTEHABILITASIPENYUSUNANRENSTRA 2020-2025 BERDASAR HASIL EVALUASI PROGRAM 2015 - 2019

Page 21: Paparan menkes.ok

Kerangka Kerja Normatif1.Untuk menanggulangi permasalahan

narkoba, langkah pertama adalah menurunkan Prevalensi dan memutuskan jaringan peredaran gelap narkoba (menekan demand dan Supply)

2.Undang – undang narkotika telah mengatur bagaimana cara menurunkan prevalensi yaitu melalui pendekatan dekriminalisasi dan depenalisasi

Page 22: Paparan menkes.ok

3. Kerangka kerja dekriminalisasi (menurut European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction)

• Pengguna Narkoba/pecandu adalah perbuatan yang dilarang oleh Undang – undang (Ps 127), namun pilihan hukumannya tidak dihukum pidana, melainkan direhabilitasi (Ps 103),

• Persyaratannya telah diatur dalam UU 35/2009 dan aturan pelaksanaannya

Page 23: Paparan menkes.ok

DEKRIMINALISASI KAITAN DENGAN PENGGUNA

YANG MENGALAMI PROSES HUKUM

Dekriminalisasi penyalah guna narkotika : penyalah guna narkotika merupakan model penghukuman nonkriminal sebagai salah satu paradigma hukum modern, yang bertujuan menekan suplai narkotika ilegal, dan diharapkan mempercepat penyelesaian masalah narkotika di Indonesia

Page 24: Paparan menkes.ok

ADA

BB

URINE

TEST(+)

PROSES HUKUM

PENGADILAN

TANGKAP

YA

YA

POLRI/BNN LAHGUNNARKOTIKA

LAPAS

TIDAK

ASESMEN TERPADU (OBSERVASI)

LIDIK 6 X 24 JAM

PENUNTUTAN SIDIK

BALAI REHAB BNN

VONIS BAPAS

PECANDU +

PENGEDAR

KURIR/ PENGEDA

R

Pecandu/LAHGUN COBA-COBA

PROSES

HUKUM

ALUR PENANGANAN PENGGUNA NARKOTIKATERTANGKAP TANGAN OLEH POLRI - BNN

(UU NO.35/2009,PP NO 25/2011 )

REHABKES/ SOS

Page 25: Paparan menkes.ok

4. Kerangka kerja Depenalisasi:

pengguna narkoba/pecandu narkoba adalah perbuatan yang dilarang oleh undang – undang (Ps.127), namun apabila melaksanakan kewajibannya untuk melaporkan diri ke IPWL untuk mendapatkan perawatan, maka apabila ybs kambuh dan tertangkap sebanyak 2x maka tidak dituntut pidana (Ps.128)

Page 26: Paparan menkes.ok

DASAR PEMIKIRANHASIL SURVEY 2011, JUMLAH PREVALENSI KORBAN PENYALAH

GUNA NARKOBA 2,2% ATAU 3,8 – 4,2 JUTA ORANG : MENURUT WAKTU PENGGUNAAN

PERNAH PAKAI SELAMA HIDUP 5,9% ATAU 11 JUTA ORANGPERNAH PAKAI 1 TAHUN TERAKHIR 2,2% ATAU 4 JUTA ORANG

MENURUT TINGKAT KETERGANTUNGAN (ADIKSI)COBA PAKAI 27% ATAU 1,15 JUTA ORANGTERATUR PAKAI (SITUASIONAL) 45% ATAU 1,89 JUTA ORANG (5 S.D 49 KALI MENGGUNAKAN DALAM SETAHUN TERAKHIR)PECANDU BUKAN SUNTIK 26% ATAU 1,12 JUTA ORANGPECANDU SUNTIK 2% ATAU 70 RIBU ORANG

Page 27: Paparan menkes.ok

Kriteria Keparahan Kecanduan

1.Ringan (A) : penggunaan coba-coba, penggunaan rekreasional, penggunaan situasional

2.Sedang (B) : penggunaan teratur lebih 2 kali/minggu baik 1 atau lebih jenis Narkoba

3.Berat (C) : penggunaan setiap hari, pengguna Narkoba suntik, pengguna dengan komplikasi medis maupun psikis

Page 28: Paparan menkes.ok

Program Terapi berdasar kriteria

• PP no 25 tahun 2011 tentang wajib lapor minimal rehabilitasi rawat inap 3 bulan dan bisa dilanjutkan dengan rawat jalan 3 s.d 6 bulan

• BNN memilih 3 model terapi:• Intervensi singkat, psikoedukasi

keluarga, konseling individu dan IPWL untuk kriteria A (peran pencegahan dan Kader Narkoba turut dilibatkan)

• 3 bulan dengan dilanjutkan rawat jalan (untuk kriteria B)

• 6 bulan untuk kriteria C

Page 29: Paparan menkes.ok

Rencana Kebutuhan Terapi

Penyalah Guna

NarkobaAsesmen

Coba Pakai / Teratur

Pakai (A)

• Wajib Lapor• Intervensi Singkat• Konseling individu• Psikoedukasi

keluarga

Pecandu(suntik dan non suntik)

B dan C

Rawat Jalan

Rawat Inap

Addiction Severity Index : Penggunaan bermasalah/ perlu rehabilitasi bila penggunaan seminggu 2 kali atau lebih

Page 30: Paparan menkes.ok

KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL P4GN

DEPUTI BIDANG REHABILITASI

a. Upaya mengintensifkan Wajib Lapor Pecandu Narkotika;

b.Upaya memberikan pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial kepada penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba;

c. Upaya pembangunan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial secara prioritas berdasarkan kerawanan daerah penyalahgunaan narkoba;

d.Upaya pembinaan lanjut kepada mantan penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba.

e. Program Dekreminalisasi bagi penyalah guna narkoba yang sedang menjalani proses Hukum

Page 31: Paparan menkes.ok

DEPENALISASI KAITAN DENGAN IPWLDepenalisasi merupakan perbuatan yang semula diancam dengan pidana, tetapi kemudian ancaman itu dihilangkan, namun masih dimungkinkan adanya tuntutan dengan cara lain.

"Depenalisasi akan lancar kalau wajib lapor berjalan baik, karena itu perlu ada dorongan kepada instansi/lembaga untuk mendorong (proses) wajib lapor bisa berjalan baik.

Page 32: Paparan menkes.ok

Kerangka teoritis

Wajib Lapor

Pemi-danaan

Perilaku ketergan-tungan dapat dikelola

Penyakit Infeksi & Masalah Kejiwaan dpt dicegah sedini mungkin

Kebijakan Wajib Lapor

Page 33: Paparan menkes.ok

Penyelenggaraan Wajib Lapor

Asesmen

Rencana Terapi

Terapi & Rehabilita

si

Page 34: Paparan menkes.ok

Pecandu Narkotika yang telah menjalani lapor diri diberi kartu pasien (lapor diri) setelah asesmen selesai dilakukan

Kebijakan Wajib Lapor

Kartu pasien (lapor diri) berlaku sepanjang pecandu aktif mengikuti program

Pecandu Narkotika yang sedang menjalani perawatan tetap harus melakukan lapor diri di IPWL terdekat

Page 35: Paparan menkes.ok

SIMULASI PENANGANAN PECANDU PASCA WAJIB LAPOR

Tertangkap tangan 1 Tertangkap tangan 2

IPWL

assessment

Tingkat Keparahan Pamakaia

n

Kartu Lapor diri

Rencana

Terapi

Rawat

Inap

RawatJalan

TempatRehab

SelesaiRawat

CatatUpdateStatus

pecandu

bebas

R = 1

R = 2

pecandu

Polri/BNN

tangkap

AjukanRawat

Selesai

Rawat

CatatUpdat

eStatu

sbebas

R= 3

pecandu

Polri/BNN

tangkap

Selesai

Rawat

CatatUpdat

eStatu

sbebas

SIDIKPs. 127 (2) vonis

ps.103

SIDIK Ps. 112 (1)/(2)

& ps. 114 (1) / (2)

Ya

TidakBB < SEMA 04/2010 ?

RAWAT?Ya

TidakCatat

UpdateStatus

R = 0

Kartu Lapor diri gugur

BB < SEMA 04/2010 ?

SIDIK Ps. 112 (1)/(2)

& ps. 114 (1) / (2)

Tidak

YaR = 2

R = 2R = 1

R = 3

R = 1

Page 36: Paparan menkes.ok

PROGRAM LAYANAN

REHABILITASI

Page 37: Paparan menkes.ok

Rehabilitasi Berbasis Layanan Kesehatan

Rawat Inap :a. Pre Terapib. Terapi Putus Zat

(Detoksifikasi)c. Terapi Kegawat

Daruratan Narkobad. Penatalaksanaan

Dual Diagnosise. Tahap Rehabilitasif. Program Paska

Rehabilitasi

Rawat Jalan :

a. Rawat Jalan Non Rumatan :

- Simptomatis- Konseling

b. Rawat Jalan Rumatan :

- Rumatan Metadon

Page 38: Paparan menkes.ok

Rehabilitasi Berbasis Layanan Sosial

Dalam Panti :

a. Tahap pendekatan awalb. Tahap penerimaan/intakec. Tahap

pengungkapan/Asesmend. Tahap perencanaan

program layanane. Tahap pelaksanaan

layanan/intervensi biopsikososial

f. Tahap paska layanan/aftercare

Luar Panti (community based rehabilitation) :

a. Tahap perencanaan program

b. Tahap pelaksanaan

Page 39: Paparan menkes.ok

Rehabilitasi BNNRehabilitasi Medis:

a. Tahap penerimaan/ intake

b. Detoksifikasi

c. Tahap stabilisasi dan orientasi/entry unit

Rehabilitasi Sosial:

a. Tahap primary

b. Re-entry

Pasca Rehabilitasi:

a. Rumah Dampingan

b. Rumah Mandiri

Page 40: Paparan menkes.ok

SKEMA PROSES REHABILITASI BNN(REHABILITASI BERKELANJUTAN)

Page 41: Paparan menkes.ok
Page 42: Paparan menkes.ok

Tindak Lanjut Peraturan Bersama

MAHKUMJAPOL, MENKES,MENSOS,BNN

PEMBENTUKAN TIM ASSESMEN TERPADU ( HYKUM DAN MEDIS ) : INVENTARISIR SDM : DOKTER, PSIKOLOG DI

SETIAP PROPINSI,KAB/KOTA YG SDH TERLATIH ------ CAPACITY BUILDING

MEKANISME

PENYEDIAAN TEMPAT REHAB DI PROPINSI,KAB/KOTA UTK : SELAMA PROSES HUKUM PUTUSAN HAKIM

MEKANISME ANGGARAN

Page 43: Paparan menkes.ok

SEKIAN &TERIMA KASIH

www.bnn.go.id – E-mail: [email protected]

Jl. MT. Haryono No. 11 Cawang Jakarta TimurTelepon : (62-21) 80871566, 80871567

Faksimili : (62-21) 80885225, 80871591, 80871592

Call Center : 021- 80 88 00 11SMS : 081-221-675-675

81

Page 44: Paparan menkes.ok

082178881987

081553555568