Paparan inpres

19
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA TAHUN 2011-2015 Hotel Haris, 7 Nopember 2011

Transcript of Paparan inpres

Page 1: Paparan inpres

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA

TAHUN 2011-2015

Hotel Haris, 7 Nopember 2011

Page 2: Paparan inpres

Lahgun & edar gelap narkoba mrpkan masalah global & mjd ancaman serius bg bangsa & negara Tahun 2005 angka prevalensi penyalahguna 1,55%, Tahun 2008 meningkat menjadi 1,99%, Tahun 2010 mencapai 2,4% dan tahun 2015 apabila tidak ditangani secara serius diperkirakan akan mencapai 2,8% (5,6 juta).

Mengapa prevalensi penyalahguna narkoba terus meningkat?

Page 3: Paparan inpres

Fasilitas rehabilitasi yang dimiliki BNN di Lido Bogor hanya mampu menampung 500 orang pecandu narkoba, apabila dibandingkan dengan angka prevalensi tahun 2010 lahgun narkoba yang mencapai 3,3 juta.

Fasilitas rehabilitasi yang dibangun diseluruh wilayah RI hny mampu menampung 180 ribu pecandu, shg masih banyak para pecandu yang belum mendapatkan pelayanan rehabilitasi.

Masalah tersebut mjd psr terbuka yng dpt menimbulkan kerawanan pemakai baru.

Page 4: Paparan inpres

Dilihat dari segi peredaran, pintu masuk menuju Negara Indonesia sangat banyak baik dari laut, darat dan udara yg tidak semuanya dapat terawasi, didukung pula oleh oknum aparat penegak hukum dan oknum pemerintah yang masih lemah.

Untuk mengatasi ancaman tersebut harus diketahui siapa penyalahguna?

Page 5: Paparan inpres

Hasil penelitian dan gakkum pada umumnya lahgun adalah para pekerja yang berpendidikan sekolah menengah (SMP/SMA), Oleh karena itu sasaran kerawanan adalah para pekerja instansi pemerintah dan swasta serta pelajar / mahasiswa yang siap kerja.

Ada 4 sasaran kerawanan yang mesti digarap : sekolah menengah, perguruan tinggi, pekerja pemerintah dan swasta.

Sasaran narkotika ada 4 yng perlu dpt perhatian : Ganja, XTC, Shabu dan Heroin.

Page 6: Paparan inpres

Kita lihat Inpres sebagai berikut :Pada alinea I untuk mencapai Indonesia bebas narkoba diperlukan Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) P4GN. Diktum Pertama : menggambarkan empat fokus bidang sasaran pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi dan pemberantasan, Setiap bidang mempunyai tujuan masing-masing 1.Bidang pencegahan menjadikan masyarakat tahu dan paham, memiliki keterampilan menolak narkoba;

2.Bidang pemberdayaan masyarakat menggerakan seluruh komponen bangsa untuk menciptakan lingkungan bebas narkoba melalui kegiatan tes narkoba;

3.Bidang Rehabilitasi agar para pengguna tidak relaps (tidak kambuh) melalui kegiatan rehabilitasi dan after care (pembinaan lanjut);

4. Bidang Pemberantasan untuk mengawasi pintu-pintu masuk dan tempat rawan narkoba seperti tempat - tempat hiburan serta tempat

pembuatan/pabrik narkoba.Para tersangka yang tertangkap akan disita aset-aset shg kekuatan jaringan sindikat akan lumpuh.

Page 7: Paparan inpres

Diktum Kedua: Dalam rangka pelaksanaan Jakstranas P4GN Tahun 2011 - 2015 1. Bidang Pencegahan, memfokuskan pada :

a. Upaya menjadikan siswa/pelajar pendidikan menengah dan mahasiswa memiliki pola pikir, sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba;

b. Upaya menjadikan para pekerja memiliki pola pikir, sikap, dan terampil menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, memfokuskan pada :a. Upaya menciptakan lingkungan pendidikan menengah dan

kampus bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba terutama ganja, shabu, ekstasi, dan Heroin;

b. Upaya menciptakan lingkungan kerja bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba terutama ganja, shabu, ekstasi, dan Heroin;

c. Upaya penyadaran dengan pemberdayaan masyarakat di daerah-daerah yang secara sosiologis dan ekonomis melakukan penanaman ganja.

Page 8: Paparan inpres

3. Bidang Rehabilitasi, memfokuskan pada :a. Upaya mengintensifkan Wajib Lapor

Pecandu Narkotika;b. Upaya memberikan pelayanan

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial kepada penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba;

c. Upaya pembangunan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial secara prioritas berdasarkan kerawanan daerah penyalahgunaan narkoba;

d. Upaya pembinaan lanjut kepada mantan penyalahguna, korban penyalahgunaan

Page 9: Paparan inpres

4. Bidang Pemberantasan, memfokuskan pada :a. Upaya was ketat terhadap impor, produksi,

distribusi, penggunaan (end user), ekspor, dan re-ekspor bahan kimia prekusor dan gakkum terhadap jaringan tersangka yang melakukan penyimpangan;

b. Upaya ungkap pabrikan gelap narkoba dan/atau lab. rumahan dan jaringan sindikat yang terlibat;

c. Upaya ungkap tindak pidana pencucian uang yang berkaitan dgn tindak pidana narkotika scr tegas dan keras sesuai peraturan perundang-undangan;

d. Upaya sidik dan lidik, penuntutan, dan peradilan jaringan sindikat narkoba baik dalam maupun luar negeri scr sinergi;

e. Upaya tindakan yng tegas dan keras thd aparat penegak hukum dan aparat pemerintah lainnya yng terlibat jaringan sindikat narkoba;

f. Upaya tingkatan kerjasama antar penegak hukum untuk menghindari kesenjangan di lapangan;

g. Upaya kerjasama dengan aparat penegak hukum tingkat internasional.

Page 10: Paparan inpres

Diktum Ketiga : Para Menteri dan Kepala Lembaga bertindak sebagai penanggung jawab dilingkungan kerja masing-masing terhadap pencapaian target sesuai Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011-2015.

Diktum Keempat : Para Gubernur 1. Dalam waktu 3 (tiga) bulan, menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi 2011 – 2015 di tingkat Provinsi .2. Melaporkan secara berkala kepada Presiden melalui Kepala Badan Narkotika Nasional.

Page 11: Paparan inpres

Diktum Kelima : Para Bupati/Walikota : 1. Dalam waktu 3 (tiga) bulan, menyusun

dan melaksanakan Rencana Aksi 2011 – 2015 di tingkat Kabupaten/ Kota.

2. Melaporkan secara berkala kepada Presiden melalui Ka BNN.

Page 12: Paparan inpres

NO TUJUAN RENCANA AKSI TARGET PELAKSANA INDIKATOR

2011 2012 2013 2014 2015 1. Para Siswa/Pelajar

pendidikan menengah tidak menyalahgunakan narkoba dan terlibat peredaran gelap narkoba.

Memberikan penyuluhan dan penerangan kepada para Siswa/Pelajar menengah yang rentan dan beresiko tinggi dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

+10 % +20 % +30 % +40 % +50 % - KEMENDIKNAS

- KEMENAG.

- KPAI

- BKKBN

- BNN

Meningkatnya jumlah Siswa/Pelajar pendidikan menengah menolak narkoba.

Membentuk dan meningkatkan keterampilan kader anti narkoba di kalangan para Siswa/Pelajar pendidikan menengah yang lingkungannya rentan dan beresiko tinggi dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

+10 % +20 % +30 % +40 % +50 % - KEMENDIKNAS

- KEMENAG.

- BNN

Meningkatnya jumlah Kader Anti Narkoba di kalangan para Siswa/Pelajar pendidikan menengah.

Contoh rencana aksi masing – masing bidang sebagai berikut : BIDANG PENCEGAHAN

Page 13: Paparan inpres

NO TUJUAN RENCANA AKSI TARGET PELAKSANA INDIKATOR

2011 2012 2013 2014 2015 1. Para Pegawai di Lembaga

Negara/Pemerintah tidak menyalahgunakan narkoba dan terlibat peredaran gelap narkoba.

Memberikan penyuluhan dan penerangan kepada pegawai negeri yang rentan dan beresiko tinggi dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

+10 % +20 % +30 % +40 % +50 % - Seluruh Kementerian dan Lembaga Pemerintah

Meningkatnya jumlah Pegawai Negeri menolak narkoba.

Membentuk dan meningkatkan keterampilan kader anti narkoba di Instansi pemerintah yang lingkungannya rentan dan beresiko tinggi dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

+10 % +20 % +30 % +40 % +50 % - Seluruh Kementerian dan Lembaga Pemerintah

Meningkatnya jumlah Kader Anti Narkoba di lingkungan Instansi Pemerintah

Contoh BIDANG PENCEGAHAN

Page 14: Paparan inpres

NO TUJUAN RENCANA AKSI TARGET PELAKSANA INDIKATOR2011 2012 2013 2014 2015

1. Lingkungan pendidikan menengah bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba terutama Ganja, Shabu, Ekstasi, dan Heroin

Melakukan test narkoba dimulai dari pendidikan menengah yang rentan dan beresiko tinggi terhadap penyalahgunan dan peredaran gelap narkoba.

6 12 12 12 12 BNN Meningkatnya jumlah pendidikan menengah bebas narkoba

Memberikan pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial bagi pelajar pendidikan menengah yang terlibat sebagai penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba

6 12 12 12 12 - Kemensos- Kemenskes- BNN

Mengungkap jaringan sindikat narkoba yang mengakibatkan pelajar pendidikan menengah terlibat sebagai penyalahguna, korban penyalahgunaan, dan pecandu narkoba.

10 % 20 % 30 % 40 % 50 % - Polri

- BNN

CONTOH BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Page 15: Paparan inpres

NO TUJUAN RENCANA AKSI TARGET PELAKSANA INDIKATOR

2011 2012 2013 2014 20151. Para pencandu

narkoba yang sudah cukup umur atau keluarganya dan orang tua atau wali pecandu Narkotika yang belum cukup umur melaporkan diri institusi penerima wajib lapor

Melakukan pendataan Wajib Lapor secara terpadu

5.000 orang

7.500 orang

10.000 orang

15.000 orang

20.000 orang

-Kemenkes -Kemensos-Polri-BNN

Meningkatnya jumlah pecandu narkotika yang melaporkan diri dan menerima perawatan

Membangun kapasitas institusi penerima wajib lapor terdepan. (penetapan Institusi Wajib Lapor)

128 170 210 250 290 -Kemenkes

Contoh BIDANG REHABILITASI

Page 16: Paparan inpres

NO TUJUAN RENCANA AKSI TARGET PELAKSANA INDIKATOR 2011 2012 2013 2014 2015

1. Terungkapnya penyelewengan bahan kimia prekursor dan penindakan jaringan tersangka berdasarkan hukum yang berlaku

Meningkatkan koordinasi instansi terkait yang bertanggung jawab melakukan pengawasan bahan kimia prekursor

6 12 12 12 12 - Kemenkes

- BPOM

- Kemendag

- Kemenperin

- Bea Cukai

- Polri

- BNN

- Surveyor Indonesia

Meningkatnya hasil pengungkapan penyelewengan bahan kimia prekursor

Melakukan penegakan hukum yang tegas dan keras terhadap setiap terjadinya penyimpangan bahan kimia prekursor

25 Kasus

25 Kasus

50 Kasus

50 Kasus

75 Kasus

- Polri

- BNN

- Prekursor yang disita - Produksi kimia

Prokursor yang diungkap

- Tersangka yang terlibat produksi kimia prekursor yang ditangkap

+ 25 %+ 10 %+ 10 %

+25 %+10 %+10 %

+ 25 %+ 10 %+ 10 %

+25 %+10 %+10 %

+ 25 %+ 10 %+ 10 %

Contoh BIDANG PEMBERANTASAN

Page 17: Paparan inpres

DAFTAR RENCANA AKSI NASIONAL YANG SUDAH KIRIMKEMENTERIAN/ LEMBAGA

NO. INSTANSI

1 21 Kepolisian Negara Republik Indonesia2 TNI-AL3 Badan Tenaga Nuklir Nasional4 Badan Koordinasi Keamanan Laut 5 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

6 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

7 ANRI 8 Badan Nasional P2 TKI (BNP2TKI)9 KPAI

10 BPK11 DPD12 Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral13 Kejaksaan Agung14 TNI-AD15 Kementerian Hukum & Ham16 Kementerian Perhubungan

17 Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Nasional

Page 18: Paparan inpres

NO. INSTANSI

1 2

18 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

19 Komisi Kepolisian Nasional

20 Kemen. Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak

21 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

22 Komisi Kejaksaan Republik Indonesia

23 Lemsaneg

24 Kemen Koperasi & UKM

25 Kementerian Perindustrian

26 Kementerian PU

27 Komite Nasional Keselamatan Transportasi

28 Perpustakaan Nasional

29 Kementerian Pertanian

30 Kementerian PAN & RB

31 Kementerian Sosial

32 Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi

Jumlah K/L = 120K/L yang sudah kirim = 32K/L yang belum kirim = 88

Page 19: Paparan inpres

“INDONESIA BEBAS NARKOBA TAHUN 2015”

“BERSAMA, KITA WUJUDKAN”

TERIMA KASIH