PANDUAN BIMBINGAN PRA-NIKAHfreddy.amc.ac.id/.../2018/03/MATERI-BIMBINGAN-PRA-NIKAH.docx · Web...

37
Pdm. Freddy Siagian, M.Th.,M.M

Transcript of PANDUAN BIMBINGAN PRA-NIKAHfreddy.amc.ac.id/.../2018/03/MATERI-BIMBINGAN-PRA-NIKAH.docx · Web...

PANDUAN BIMBINGAN PRA-NIKAH

(GPM BEKASIPANDUAN BIMBINGAN PRA-NIKAHB)

(Pdm. Freddy Siagian, M.Th.,M.M)

(ii)KATA PENGANTAR

Pernikahan adalah rencana Tuhan. Namun sebelum pernikahan, sebaiknya harus mengetahui apa rencana Tuhan bagi Keluarga Kristen. Buku ini dibuat untuk memberikan pengajaran kepada keluarga Kristen khususnya di Gereja Pentakosta Mangseng (GPM) yang akan mengikat janji dalam pernikahan kudus.

Ucapan terimakasih kepada Tuhan Yesus dan Gembala jemaat Pdt. Hotman Sinaga, S.Pd.,S.Th sebagai pemimpin di Gereja Tuhan ini. Karena melalui gereja ini, sudah cukup banyak Tuhan membentuk keluarga-keluarga yang takut akan Dia, bahkan yang tetap setia melayani-Nya hingga saat ini.

Buku ini dibuat untuk :

1. Keperluan Bimbingan Pra Nikah bagi setiap jemaat GEREJA PENTAKOSTA MANGSENG (GPM), yang hendak membangun rumah tangga di dalam Tuhan dan yang telah memutuskan akan menerima pemberkatan nikahnya di GEREJA PENTAKOSTA MANGSENG (GPM)

2. Pembelajaran bagi yang sudah menikah agar lebih lagi memahami segala sesuatu tentang pernikahan Kristen dan dapat menghidupinya di rumah tangga masing-masing, sehingga setiap rumah tangga jemaat Tuhan menjadi kebanggaan bagi Tuhan.

Bahan bimbingan ini masih sangatlah sederhana, karena belum mengupas selengkap-lengkapnya mengenai pernikahan itu sendiri. Buku ini masih berisikan beberapa pokok saja yang kami rasa penting dan paling dibutuhkan oleh kedua calon mempelai sebelum mereka memasuki pernikahannya. Sekalipun pembahasannya masih sederhana, namun gampang dimengerti oleh kita semuanya. Seiring perkembangan dan kebutuhan buku ini akan terus direvisi, diperbaharui agar semakin lengkap dan menjadi lebih baik.

Akhir kata, selamat belajar bagi kedua calon mempelai, juga bagi yang sudah berumah tangga, yang ingin membawa keluarganya menjadi keluarga ilahi. Selamat Berbahagia selalu.

Bekasi, Maret 2018

Penulis

Ttd

(Pdm. Freddy Siagian, M.Th.,M.M.)

DAFTAR ISI

COVERi

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

PENDAHULUANiv

BAB I : TINJAUAN TEOLOGIS PERNIKAHAN KRISTEN

A. Pengertian Pernikahan & Keluarga Kristen1

B. Prinsip Pernikahan Kristen3

C. Tujuan Tuhan Menciptakan Keluarga8

D. Struktur Keluarga Kristen11

BAB II: PERNAK-PERNIK PERNIKAHAN

A. Komunikasi 12

B. Seks 13

C. Keuangan Keluarga13

D. Mendidik Anak14

E. Masalah Dalam Keluarga15

F. Keluarga Besar16

BAB III: PANDUAN PELAKSANAAN PEMBERKATAN

A. Persyaratan17

B. Prosesi18

C. Lampiran-lampiran19-21

(iii)

(iv)PENDAHULUAN

Pernikahan adalah persekutuan yang ekslusif seumur hidup antara seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan adalah satu komitmen antara seorang laki-laki dan perempuan yang melibatkan hak-hak seksual secara timbal balik. Pernikahan adalah satu lembaga yang ditetapkan Tuhan bagi semua orang, bukan hanya orang Kristen saja, tetapi untuk semua orang.

Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Markus 10:6-9

Pernikahan ibarat perjalanan panjang yang hendak kita jalani, dimana kita akan melaluinya secara bersama-sama dengan pasangan kita, menempuh segala situasi dan kondisi, melewati segala bentuk suka maupun duka, mengalahkan segala ujian dan tantangan, mengakhiri perjalanan dengan tetap bersamanya selamanya. Perjalanan ini adalah perjalanan one way ticket, dimana kita hanya punya satu tiket keberangkatan, namun tidak punya tiket untuk pulang atau kembali. Pernikahan Kristen adalah pernikahan sekali untuk selamanya, bahkan pernikahan Kristen harus sesuai dengan kehendak-Nya, yaitu Dia yang telah menciptakan pernikahan atau keluarga itu sendiri.

Adapun Tujuan dilakukan bimbingan Pra-Nikah adalah sebagai berikut:

1. Menolong jemaat untuk dapat menentukan tingkatan kemampuan, kelenturan dan kesiapsediaan untuk berubah dan bertumbuh, sehingga dapat menguatkan dan memperkokoh pernikahan mereka.

2. Menolong jemaat untuk dapat mengembangkan potensi yang ada dari setiap pasangan.

3. Menolong jemaat untuk mengembangkan ketrampilan dalam berkomunikasi (kreatif mendengarkan dan trampil berbicara).

4. Menolong jemaat untuk dapat menemukan bagian-bagian yang dapat menimbulkan faktor stress yang tinggi, serta melatih dan mengembangkan ketrampilan dalam mengatasi konflik.

5. Menolong jemaat untuk dapat memberikan penekanan bahwa pernikahan merupakan sesuatu yang serius dan membutuhkan perhatian yang lebih khusus dari pada hanyapersiapan yang asal-asalan (cermati budaya instans!)

6. Menolong jemaat untuk dapat mengurangi resiko yang bisa terjadi di kemudian hari seperti: tekanan, perpisahan dan perceraian dari suatu pernikahan.

7. Menolong jemaat untuk mencermati tentang apa yang menjadi pengharapan dalam/dari pernikahan karena masing-masing pasangan mempunyai pengharapan, kebutuhan, dsb., sehingga dapat mencapainya.  

8. Memberikan kesadaran pada jemaat bahwa ada perbedaan peran dan keberadaan dari seorang laki-laki dan perempuan. Kurangnya pengetahuan atau kesadaran dan penghargaan akan perbedaan tadi seringkali merupakan penyulut terjadi konflik.Juga dalam hal ini perbedaan agama, latar belakang, suku dan pendidikan.

9. Menolong jemaat untuk dapat memikirkan akan “mission statement” pernikahan dan  keluargayang hendak mereka bangung (nilai-nilai, pelayanan dan tujuan pernikahan dan keluarga Kristen).

10. Menolong jemaat untuk dapat mengambil keputusan yang benar, cermat dan tepat tentang siapa yang akan dinikahinya, mengapa menikah dan menikahinya, serta kapan dilaksanakan.

(1)

BAB II

TINJAUAN TEOLOGIS PERNIKAHAN KRISTEN

A. PENGERTIAN PERNIKAHAN / KELUARGA KRISTEN

1. PERNIKAHANMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia nikah artinya adalah ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Menikah artinya melakukan nikah; kawin. Dan pernikahan artinya adalah hal (perbuatan) nikah, atau upacara nikah.Demikian pula kata kawin, dari empat arti yang disebutkan di dalam kamus ini, salah satu artinya adalah membentuk keluarga dengan lawan jenis; bersuami atau beristri; menikah.

2. KELUARGA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keluarga artinya adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya, orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, sanak saudara/family, satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat. Dan berkeluarga artinya adalah berumah tangga, mempunyai keluarga, atau menikah yaitu mempunyai istri/suami.

3. KRISTEN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kristen artinya agama yang disampaikan oleh Kristus (nabi Isa). Kekristenan artinya perihal tentang atau sifat yang menyangkut agama Kristen.

(2)Menurut Ensiklopedia Alkitab kata Kristen berasal dari kata Latin, yaitu Christian(o/i), yang berarti serdadu-serdadu Kristus, ‘rumah tangga Kristus’, atau pendukung-pendukung Kristus. Kata ini pertama sekali muncul di kota Anthiokia lebih kurang 43 tahun setelah Kristus (Kisah Para Rasul 11:26). Awalnya, kata ini adalah kata yang dipakai sebagai nama kelompok orang yang mengaku percaya kepada Kristus atau orang yang mengikut Kristus, sifatnya pun untuk mengejek atau menghina mereka.

Sekarang kata Kristen menjadi satu kata yang baik bahkan mulia, menjadi satu agama yang resmi dan besar dimana artinya adalah PENGIKUT KRISTUS.

KESIMPULAN

Dari definisi ketiga kata di atas, maka dapat disimpulkan demikian :

PERNIKAHAN KRISTEN adalah dua orang anak Tuhan laki-laki dan perempuan dipersatukan Tuhan menjadi suami isteri yang sah di hadapan-Nya, diawali dengan berkat Tuhan, dijalankan untuk kemuliaan nama Tuhan, dan diakhiri oleh kehendak Tuhan pula.

KELUARGA KRISTEN adalah suatu kelompok orang yang mana di dalamnya ada ayah, ibu dan anak, diawali oleh berkat Tuhan, hidup bersama di jalan Tuhan, untuk kemuliaan nama Tuhan sampai selama-lamanya.

B. (3)PRINSIP PERNIKAHAN KRISTEN

Ada beberapa Prinsip Pernikahan Kristen yang harus dipahami. Sesuai dengan namanya, prinsip adalah suatu asas atau dasar yang sangat kuat dalam bertindak, dalam hal ini ketika kita mengambil keputusan untuk menikah. Prinsip-prinsip ini tentu kita dapatkan dari Firman Tuhan yang menjadi sumber kebenaran kita. Adapun prinsip-prinsip pernikahan Kristen adalah sebagai berikut :1. Meninggalkan Ayah dan IbuKejadian 2:24 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Ayat ini kemudian diulang-ulang di dalam Perjanjian Baru, di Matius 19:5, Markus 1:20, Markus 10:7, Efesus 5:31. Makna meninggalkan ayah dan ibu disini adalah :1. Mandiri, tidak lagi bergantung kepada orang tua kedua belah pihak.2. Tidak menjadi anak mami, yang selalu mengikuti apa kata orang tua.2. Dipersatukan oleh Tuhan

Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia.”

Setiap orang berhak memilih pasangannya sendiri. Pasangan yang kita pilih diberkati oleh Tuhan di dalam upacara Pemberkatan Nikah, sehingga resmi dan sah di hadapan-Nya. Maknanya adalah, apapun yang terjadi di hari mendatang, kita harus konsisten kepada pasangan kita, karena dia adalah pilihan kita sendiri. Apalagi pilihan kita itu sudah kita nyatakan di hadapan Tuhan, ketika Tuhan sudah memberkati, maka kita harus menghargainya sampai akhir hidup kita.

(4)3. Terang dengan Terang

Kata kuncinya adalah ANAK TUHAN. Anak Tuhan yang dimaksud disini adalah kedua calon pengantin adalah sama-sama orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, orang yang mengikut Kristus dalam hidupnya, karena Alkitab berkata terang dan gelap tidak dapat bersatu.

“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (2 Korintus 6:14).

Bahkan lebih dari itu, Alkitab juga menuntut bahwa pasangan yang menikah adalah pasangan yang seimbang. Alangkah lebih baiknya jika seimbang dalam usia, latar belakang pendidikan, budaya, status sosial dan lain sebagainya. Memang tidak ada tertulis secara baku di dalam Alkitab mengenai keseimbangan ini. Namun secara logika, kesamaan latar belakang dalam berbagai hal akan memperkecil perselisihan dalam hubungan suami dan isteri.

Akan tetapi, bagi pasangan yang sudah terlanjur bersatu walau dengan banyak perbedaan seperti disebutkan di atas, tidak boleh menjadikan hal tersebut sebagai alasan merasa tidak cocok, yang berujung pada perpisahan atau perceraian. Kasih Kristus dalam diri kita masing-masing harus sanggup menerima pasangan kita.

4. (5)Laki-laki dan PerempuanAlkitab dengan sangat jelas menuliskan bahwa Tuhan hanya menciptakan manusia dengan dua jenis kelamin ini, laki-laki dan perempuan. “Berfirmanlah Allah : “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:26-27)

Tidak ada jenis kelamin lainnya, termasuk tidak ada jenis kelamin campuran atau bentuk lainnya. Setiap manusia harus bisa menerima siapa dirinya ketika Tuhan menciptakan dia. Perempuan tidak boleh berkata aku mau menjadi seorang laki-laki, dan juga sebaliknya laki-laki tidak boleh berkata aku mau menjadi seorang perempuan.

Dalam hal pernikahan juga demikian, Alkitab dengan sangat gamblang menceritakan yang dipersatukan oleh Allah sebagai suami isteri dan beranak cucu bertambah banyak adalah jenis kelamin laki-laki dengan jenis kelamin perempuan.

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kej. 1:27-28)

5. (6)Diawali Dengan Berkat Tuhan (Pemberkatan Nikah)

Alkitab berkata di Kejadian 1:28 :

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:27-28)

Tuhan terlebih dahulu memberkati kedua manusia itu, baru kemudian berfirman beranakcuculah dan bertambah banyak. Seks dan memiliki keturunan adalah perintah Tuhan, namun tidak boleh diselewengkan dengan mendahului berkat Tuhan (Pemberkatan Nikah). Artinya seks merupakan sesuatu yang kudus setelah diberkati, dan seks sebelum nikah adalah kekejian bagi Tuhan.

Tidak ada toleransi terhadap anak Tuhan yang belum menikah untuk melakukan hubungan suami isteri. Setiap pria maupun wanita yang belum menikah wajib menjaga kekudusannya hingga mereka menikah atau menerima pemberkatan nikah. Mereka tidak boleh berkata, ini adalah sesuatu yang wajar pada zaman sekarang ini, dana akan disebut ketinggalan zaman apabila tidak serupa dengan mereka yang dengan bebas melakukannya. Setiap anak Tuhan harus tetap berbeda dengan dunia ini.

Roma 12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna.

1 Timotius 4:12 “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

(7)Bagaimana jika sudah terjadi? Ya, memang sudah banyak pemuda pemudi Kristen yang terjerumus dalam kebiasaan dunia yang menyesatkan ini. Tidak dapat dipungkiri. Itu sebabnya pada saat awal pertemuan Bimbingan Pra Nikah, hal ini sudah harus dibuka (antara kedua calon mempelai dengan pendeta yang melayani). Tujuannya bukan untuk mempermalukan namun untuk proses rekonsiliasi kedua calon mempelai dengan Tuhan, agar Tuhan dengan belas kasih-Nya mengampuni dan menyucikan pernikahan mereka serta keluarga yang hendak mereka bina.

Sebagai calon mempelai, keterbukaan ini harus dilakukan dengan kejujuran tanpa merasa dipaksa, dan harus dianggap sebagai resiko karena telah melakukan apa yg tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Dan sebagai pendeta yang melayani, ini merupakan rahasia yang harus benar-benar dijaga, tidak boleh bocor kepada siapapun gembala sidang atau pendeta yang melayani Pemberkatan Nikah.

6. Keluarga Harus diselenggarakan di dalam Takut Akan Tuhan dan Untuk Kemuliaan Tuhan

Dari Kejadian 1:26-28, dapat kita lihat, bahwa Tuhanlah yang menciptakan keluarga dengan tujuan dan agenda-Nya pula. Hal ini akan dibahas secara lengkap di bagian selanjutnya, yaitu di sub tema Tujuan Tuhan Menciptakan Keluarga.

7. Diakhiri Oleh Kehendak Tuhan

Akhir dari pernikahan Kristen haruslah akhir yang sesuai dengan kehendak Tuhan, akhir yang ditentukan oleh Tuhan sendiri. Jika di awal pernikahan Kristen adalah berkat Tuhan, pemberkatan atau peneguhan dari Tuhan atas pernikahan kita, maka di akhirpun, sudah menjadi keharusan berakhir atas kehendak atau ketentuan-Nya pula.

(8)Maksudnya adalah pernikahan Kristen tidak boleh berpisah / bercerai di tengah jalan oleh karena alasan apapun dari manusianya, namun hanya oleh kematian yang ditentukan oleh Tuhan sendiri.

Mat. 19:5-6 “Dan Firman-Nya : Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yg telah di persatukan Allah, tdk boleh diceraikan olh manusia.”

Manusia di sini adalah siapa saja orang yang berpotensi memisahkan / menceraikan hubungan suami isteri, seperti orang tua, mertua, saudara-saudara, teman, atau siapapun termasuk si suami maupun si isteri.

C. TUJUAN TUHAN MENCIPTAKAN KELUARGA

Kejadian 1:27-28 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Kejadian 2:18 “Tuhan Allah berfirman : ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’”

Ayat-ayat di atas adalah beberapa ayat yang menceritakan awal Tuhan menciptakan pernikahan dan keluarga. Sekarang kita akan membahas apa maksud dan tujuan Tuhan menciptakannya.

Tentu ada maksud dan tujuan Tuhan ketika Ia menciptakan segala sesuatu. Demikian pula ketika Tuhan menciptakan -

pernikahan dan keluarga. Ada tujuan Tuhan yang sangat mulia di dalamnya.

(9)Ada beberapa maksud dan tujuan Tuhan menciptakan pernikahan dan keluarga, yaitu :

1. Perwujudan Komunitas Allah sendiri

Allah kita adalah Allah TRI TUNGGAL, Allah yang 3 tetapi 1 dan 1 tetapi 3. Allah kita adalah Allah yang memiliki komunitas.

Kejadian 1:26 “Baiklah KITA menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

Perhatikan kata KITA dalam ayat di atas. Kata KITA adalah kata SUBYEK yang jamak.

Dengan menciptakan pernikahan dan keluarga Tuhan sesungguhnya ingin menunjukkan kepada manusia bahwa Allah adalah Allah yang berkomunitas, dulu, sekarang, bahkan sampai selamanya.

Disamping itu Tuhan juga ingin mengajarkan kepada manusia dari sejak di bumi ini untuk hidup bersama sebagai komunitas makluk ciptaan Tuhan, untuk saling menerima, saling membantu, saling -

mengasihi, dan lain sebagainya sebagai cerminan sifat Allah, yaitu kasih itu sendiri.

Keluarga adalah komunitas, di dalam keluarga masing-masing anggotanya belajar hidup bersama orang lain serta belajar mewujudkan sifat Allah, yaitu kasih baik antar suami isteri, dan orang tua dengan anak mereka.

(10)

2. Mandat Memenuhi dan Menguasai Bumi

Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Salah satu tujuan Tuhan menciptakan pernikahan atau keluarga adalah, agar pernikahan / keluarga tersebut menghasilkan keturunan-keturunan illahi, yang kelak akan menjalankan semua proyek Tuhan di bumi ini.

3. Menjadi Tim Kecil Tuhan

Keluarga adalah kelompok/komunitas/tim yang terkecil, yang ada di dunia ini. Tuhan membentuk pernikahan/keluarga dengan tujuan agar tim kecil ini

dapat saling bekerja sama, di dalam proses pertumbuhan jiwa dan roh mereka menjadi mahluk ciptaan yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu mahluk yang selalu memuliakan nama-Nya.

Seorang suami bekerja sama dengan isterinya, begitupun sebaliknya. Orang tua bekerja sama dengan anak-anaknya dan juga sebaiknya. Semua harus bekkerja sama, saling mengingatkan, saling mengajarkan, saling mendoakan, saling memotivasi member semangat, saling menegor agar semua bertumbuh di dalam Tuhan.

(11)

D. STRUKTUR KELUARGA KRISTEN

Keluarga Kristen terdiri dari satu orang suami (ayah), satu orang isteri (ibu), dan satu orang atau lebih anak-anak.

SUAMI (AYAH) adalah Kepala Keluarga, dan ISTERI (IBU) adalah penolong bagi suami (ayah)/juga teman pewaris kasih karunia Tuhan, dan menjadi ibu bagi anak-anak. Dan setiap anak-anak adalah anggota yang harus menghormati ayah dan ibunya sebagai perwakilan Allah bagi mereka.

Struktur ini tidak boleh di putar balik posisinya, baik posisi suami dengan isteri ataupun sebaliknya, maupun orang tua dengan anak.

(12)BAB II

PERNAK-PERNIK PERNIKAHAN

Pernak-pernik Pernikahan/Keluarga Kristen maksudnya adalah beberapa hal penting berkaitan dengan Pernikahan /Keluarga yang harus dipelajari oleh kedua calon pengantin pada saat Bimbingan Pra Nikah dilaksanakan. Pernak-pernik ini sangatlah banyak tentunya. Namun dalam kesempatan kali ini akan dibahas beberapa saja yang menurut kami paling penting.

Adapun beberapa pernak-pernik penting yang dimaksud adalah :

A. Komunikasi

B. Seks

C. Keuangan Keluarga

D. Mendidik Anak

E. Masalah Dalam Keluarga

F. Keluarga Besar

A. KOMUNIKASI

Komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting dalam hubungan suami dan isteri. Komunikasi harus selalu terjalin, kapanpun dan sedang dimanapun berada.

1. Komunikasi sebelum tidur, memperdalam hubungan emosional

2. Komunikasi saat mengambil keputusan keluarga

3. Komunikasi saat tidak bersama, bahkan saat sibuk sekalipun.

4. Komunikasi Evaluasi di setiap ulang tahun pernikahan

5. dll

B. (13)SEKS

1. Seks adalah ciptaan Tuhan, dan ia mulia jika dilakukan/dipergunakan dengan tidak menyalahi aturan.

2. Hubungan Seks yang benar adalah antara suami dan isteri sendiri (pria dan wanita).

3. Seks, sebelum nikah adalah kekejian bagi Tuhan, namun seks setelah nikah adalah kudus dimata-Nya.

4. Tubuh suami telah menjadi milik isteri, dan tubuh isteri telah menjadi milik suami.

5. Tidak boleh ada pihak ketiga dalam hal seks suami isteri.

C. KEUANGAN KELUARGA

1. Tugas pencari nafkah dalam keluarga, utamanya adalah tugas suami (ayah).

2. Dalam hal kurangnya penghasilan suami, isteri boleh bekerja membantu suami dalam mencari nafkah, namun dilakukan sesuai kesepakatan bersama.

3. Penghasilan suami dan isteri idealnya digabung menjadi satu. Kemudian dari sana, dibuatkan pos-pos kebutuhan keluarga, termasuk tabungan.

4. Keuangan keluarga di pegang oleh seorang, isteri ataupun suami, tergantung kebisaan dan juga kesepakatan bersama.

5. Masing-masing tidak boleh mengeluarkan uang keluarga apalagi dengan jumlah yang besar tanpa sepengetahuan pasangannya.

6. Harus memberkati orang tua kedua belah pihak. Dilakukan dengan kesepakatan, tanpa sembunyi-sembunyi. Idealnya suami yang menyerahkan berkat kepada orang tua/keluarga isteri, dan isteri yang menyerahkan ke orang tua/keluarga suami.

7. (14)Harus memberikan persembahan persepuluhan kepada Tuhan, dari total penghasilan perbulan.

8. Memberi adalah kunci diberkati Tuhan.

D. MENDIDIK ANAK

1. Anak harus diajar dan dididik dalam takut akan Tuhan.

Pengajaran Kebenaran Tuhan tidak boleh lebih kecil (apalagi terabaikan) dibanding semua pengajaran lain termasuk pelajaran dari sekolahnya.

2. Pada dasarnya mengajar dan mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab kedua orang tua, terutama suami sebagai imam dalam rumah tangga.

3. Sehubungan dengan tugas mencari nafkah sang suami, maka tugas menjaga & merawat anak lebih dibebankan kepada isteri.

4. Jika ada tenaga yang membantu orang tua dalam menjaga dan merawat si anak, maka orang tua harus tetap memperhatikan jangan sampai si anak diajarkan salah oleh orang pihak ketiga tersebut. Orang tua harus tetap punya waktu untuk mengajarkan mereka tentang Tuhan, Kebenaran dan Kerajaan-Nya.

5. Latihlah juga anak-anak dalam segala bidang, sehingga dia menguasai banyak hal di dunia ini. Itu merupakan warisan yang lebih berharga dibanding dengan harta yang ditinggalkan bagi mereka.

E. (15)MASALAH DALAM KELUARGA DAN PENANGANANNYA

1. Selama kita hidup di dunia ini, masalah akan tetap ada, baik dalam diri kita pribadi, maupun di dalam rumah tangga kita.

2. Setiap masalah yang ada harus dikomunikasikan, didoakan bersama, dan dicari jalan keluarnya.

3. Sebisa mungkin penyelesaian harus berdasarkan keputusan bersama, namun jika tidak tercapai kesepakatan, suami harus mengambil keputusan, dan isteri harus tunduk pada keputusan suami.

4. Isteri harus tetap menjadi penolong bagi suaminya, tetap berlaku baik dan setia, di saat ekonomi sang suami sedang mengalami masalah / musibah.

5. Masing-masing dalam takut akan Tuhan harus memiliki kasih, kesabaran, kebaikan, kemurahan, pengampunan terhadap satu dengan yang lainnya.

6. Masalah tidak boleh dijadikan alasan untuk mengakhiri hubungan pernikahan (suami-isteri). Masalah harus dicari jalan keluarnya, perceraian bukanlah jalan keluar bagi hubungan pernikahan Kristen.

7. Masing-masing harus tetap setia, menjaga kekudusan pernikahan walau apapun yang terjadi di dalam pernikahan/ keluarga/ rumah tangga.

8. Masing-masing harus belajar meniadakan masalah yang kecil dan memperkecil masalah yang besar. Dan belajar untuk tidak membuat masalah, mempermasalahkan apalagi mencari-cari masalah.

F. (16)KELUARGA BESAR

1. Harus dipahami, bahwa pria tidak hanya menikahi sang wanitanya, melainkan juga keluarga besar wanita tersebut, demikian pula sebaliknya.

2. Setelah menikah, masing-masing akan jadi memiliki dua pasang orang tua. Orang tua kandungnya dan juga orang tua kandung pasangannya. Kedua pasang orang tua ini menjadi sama nilainya, sama berharganya. Suami tidak boleh lebih memihak ke orang tua kandungnya dibanding orang tua pasangannya, demikian juga isteri.

3. Keluarga besar suami adalah keluarga besar isteri, dan keluarga besar isteri adalah keluarga besar suami. Karena itu perlakukanlah keluarga besar pasangan kita seperti kita memperlakukan keluarga besar kita sendiri.

4. Masing-masing harus membela pasangannya di depan orang tua dan keluarga besarnya.

5. Masing-masing harus menutup telinga dari hasutan keluarga sendiri & hinaan dari keluarga pasangannya jika itu terjadi.

(17)BAB III

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBERKATAN

D. PERSYARATAN

Berikut ini adalah persyaratan-persyaratan bagi kedua calon mempelai untuk mendapatkan pelayanan pemberkatan nikah di GEREJA PENTAKOSTA MANGSENG (GPM) :

1. Kedua calon mempelai atau minimal satu orang adalah Jemaat Tetap GEREJA PENTAKOSTA MANGSENG (GPM) (pusat/cabang).

2. Jika salah satu mempelainya bukan jemaat GPM, maka mempelai tersebut harus mendapatkan restu dari gereja asalnya.

3. Kedua calon mempelai sudah dibaptis selam.

4. Kedua calon mempelai harus mengikuti ibadah raya GEREJA PENTAKOSTA MANGSENG (GPM) (pusat ataupun cabang), paling sedikit satu bulan (empat kali Ibadah Raya) sebelum pemberkatan nikah dilakukan

5. Kedua mempelai harus mendaftarkan diri kepada Sekretariat Gereja dengan meminta Formulir Permohonan Pemberkatan Nikah, atau langsung menghadap ke Pendeta-pendeta yang ada di gereja.

6. Jika orang tua wali kedua calon mempelai bukan jemaat GPM, maka sebelum pemberkatan nikah dilakukan, orang tua wali sudah harus diperkenalkan ke gereja / gembala sidang.

7. Kedua calon mempelai harus mengikuti Bimbingan Pra Nikah selama kurang lebih tiga kali pertemuan, atau sesuai dengan arahan pihak Gereja.

8. Menyerahkan berkas-berkas ke Gereja :

a. Formulir Permohonan Pemberkatan Nikah yang sudah diisi dan ditandatangani oleh kedua calon serta oleh kedua orang tua wali.

b. Foto Copy Akte Lahir masing-masing

c. Foto Copy Akte Baptis masing-masing

d. Foto Copy KTP masing-masing

e. Pasphoto masing-masing berwarna 3x4 = 2 lbr

(18)f. Pasphoto Gandeng 4x6 Landscape = 2 lembar

g. Surat Pernyataan Belum Pernah Menikah

(Disiapkan sesuai instruksi pihak gereja)

B. PROSESI

1. Kedua Mempelai memasuki ruang ibadah.

Dilakukan sesuai dengan instruksi Worship Leader atau MC. Boleh dilakukan dengan variasi-variasi namun harus disepakati sebelumnya.

2. Pujian dan Penyembahan dipimpin oleh Worship Leader.

Kedua mempelai, keluarga dan handai tolan ikut memuji dan menyembah Tuhan bersama dengan jemaat.

3. Renungan Firman Tuhan oleh Pendeta

4. Prosesi Pemberkatan Nikah

a. Pengucapan Janji Nikah

b. Pengenaan Cincin Nikah

c. Doa Pemberkatan Nikah

d. Proklamasi Sah sebagai suami isteri

e. Cium Kudus

f. Persembahan Sulung Keluarga Baru

g. Penyerahan Akte Nikah oleh Gereja

h. Pemberian Kado Nikah Gereja kepada mempelai

i. Ucapan terima kasih mempelai kepada kedua pasang orang tua / wali.

5. Persembahan Kolekte

6. Pengumuman

7. Lagu dan Doa Penutup

8. Ucapan Selamat dari jemaat kepada kedua pengantin dan keluarga

9. Dokumentasi Foto/Video

(19)JANJI SUCI MEMPELAI PRIA :

Demi nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, disaksikan hamba Tuhan dan seluruh jemaatnya,

Saya …………… menerima engkau ………… menjadi istriku yang sah dan satu-satunya.

Saya berjanji mengasihi, menghormati, dan mempertahankan engkau selama-lamanya , baik dalam keadaan suka ataupun duka, kaya ataupun miskin, sehat ataupun sakit, dan di dalam segala keadaan akan tetap menjadi suami yang setia.

Saya berjanji akan menjaga kekudusan pernikahan kita sampai selamanya, yaitu sampai maut memisahkan kita berdua.

Inilah janjiku kepadamu!

(20)JANJI SUCI MEMPELAI WANITA :

Demi nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, disaksikan hamba Tuhan dan seluruh jemaatnya,

Saya …………… menerima engkau ………… menjadi suamiku yang sah dan satu-satunya.

Saya berjanji mengasihi, menghormati, dan mempertahankan engkau selama-lamanya, baik dalam keadaan suka ataupun duka, kaya ataupun miskin, sehat ataupun sakit, dan di dalam segala keadaan akan tetap menjadi istri yang setia.

Saya berjanji akan menjaga kekudusan pernikahan kita sampai selamanya, yaitu sampai maut memisahkan kita berdua.

Inilah janjiku kepadamu!

(21)SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………………………………………………………...

Alamat: …………………………………………………………...

Menyatakan bahwa saya adalah seorang lajang dan belum pernah menikah dengan siapapun, terhitung hingga Surat Pernyataan ini saya buat dan saya tanda tangani.

Demikian surat ini saya perbuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada rekayasa. Apabila di kemudian hari terdapat bukti bahwa saya memberikan pernyataan palsu, maka saya bersedia menanggung resiko, dan bersedia di bawa ke jalur hukum.

Bekasi, ……………….… 20..

Saya yang membuat pernyataan

Meterai 6000

( …………………………………… )

Bimbingan Pra-Nikah GEREJA PENTAKOSTA MANGSENG