“RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG...

80
“RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAP BIMBINGAN PRA NIKAH” SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: MOH.RAKA NUANGSA. ABS NIM: 1110044200028 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ( A H W A L S Y A K H S H I Y Y A H ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1437 H/ 2016 M

Transcript of “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG...

Page 1: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

“RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAP

BIMBINGAN PRA NIKAH”

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi

Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

MOH.RAKA NUANGSA. ABS

NIM: 1110044200028

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

( A H W A L S Y A K H S H I Y Y A H )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1437 H/ 2016 M

Page 2: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)
Page 3: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)
Page 4: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)
Page 5: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

iii

ABSTRAK

MOH. RAKA NUANGSA ABS. NIM 1111044200028. RESPON

MASYARAKAT TERHADAP BIMBINGAN PRA NIKAH. Program Studi Hukum

Keluarga, Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam, Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2016 M. Ix + 63 halaman

dan lampiran.

Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bimbingan pra nikah di KUA khususnya

KUA Parungpanjang. Untuk mengetahui respon calon pengantin terhadap

bimbingan pra nikah di BP4 Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor,

mengetahui sikap KUA Kecamatan Parungpanjang terhadap calon pengantin yang

tidak mengikuti bimbingan pra nikah, mengetahui dampak apa saja yang akan

terjadi apabila calon pengantin tidak mengikuti bimbingan pra nikah.

Sebagaimana program bimbingan pra nikah telah dimasukkan kedalam salah satu

proses dan prosedur perkawinan dan wajib diikuti calon pengantin yang mau

menikah. Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA) No.477 Tahun 2004,

pemerintah mengamanatkan agar sebelum pernikahan dilangsungkan, setiap calon

pengantin harus diberikan wawasan terlebih dahulu tentang arti sebuah rumah

tangga melalui kursus calon pengantin (suscatin).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode

penulisan analisis deskriptif dengan melakukan pengkajian terhadap data-data

lapangan yang didukung dengan data-data kepustakaan. Seperti, peraturan

perundang-undangan, buku-buku dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

judul skripsi ini.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa respon masyarakat sangat

mendukung terhadap bimbingan pra nikah. Namun bagi masyarakat yang tidak

mengikuti bimbingan pra nikah, KUA dan BP4 secara aktif menghimbau dan

menekankan kepada masyarakat tentang pentingnya bimbingan pra nikah.

Sementara dampak bagi masyarakat yang tidak mengikuti bimbingan pra nikah

adalah beresiko akan tidak cakapnya pasangan nikah dalam membangun keluarga

yang diharapkan.

Kata Kunci : Bimbingan Pra Nikah, Respon Masyarakat,

Sikap KUA dan BP4

Pembimbing : Dra. Hj. Maskufa M.Ag

Daftar Pustaka : 1987 s.d 2015

Page 6: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

iv

KATA PENGANTAR

Tiada kata selain rasa syukur yang paling dalam kehadirat Allah SWT, atas

hidayah dan inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang sangat

sederhana ini dengan baik dan tepat waktu.

Shalatullah wasalamuhu, semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda

Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, dan sahabat, yang telah mengemban

risalah Islam, sehingga dengan bekal sunnah dan syiroh beliau, umat Islam

terhantarkan dalam upaya mengamal baktikan seluruh syari’at Allah SWT.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak ditemui hambatan dan cobaan.

Walaupun harus melalui proses yang cukup sulit dan rumit, namun berkat hidayah

dan inayah Allah SWT sebagai manifestasi kasih sayang-Nya, skripsi ini dapat

terselesaikan, sadar dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini hanyalah setitik debu

untuk menuju kesuksesan. Juga sadar sepenuhnya bahwa diri ini berutang budi

kepada banyak pihak yang telah membantu langsung maupun tidak langsung

dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

disampaikan kepada para pihak yang telah berjasa, baik berupa bimbingan, arahan

serta bantuan yang diberikan, diantaranya:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Halim, M.Ag, dan Arip Purkon, MA, Ketua Program Studi dan

Sekertaris Program Studi Ahwal al Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

v

3. Dra. Hj. Maskufah M.A, Dosen Pembimbing Skripsi yang sangat bijaksana

dan dengan besar hati sabar serta bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, MA, Dosen Pembimbing Akademik yang

senantiasa memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis.

5. Dosen pengajar pada lingkungan Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal

Syakhsiyyah) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

6. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan Syariah dan hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan pasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.

7. Ketua KUA Kecamatan Parungpanjang, Drs. H. Andi Mulyana, Khaerudin

S.Hi, Yani Warliyah S.Ag, Drs. Ahmad Baedowi MM, Sukron Naim S.Sy,

Sekartaji Damar Asri, Hasa Maileni dan semua pihak yang penulis tidak bisa

disebutkan namanya satu-persatu terimakasih telah membantu dan telah

memberikan data-data bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibunda tercinta Hj. Rusmini yang telah lama berpulang kepangkuan Illahi

Rabbi dan Ayahanda tersayang Moh. Rosidi, sujud abdiku kepada kalian atas

doa, pengorbanan dan memberikan motivasi tersbesar kalian selama ini,

“Allahummaghfilii waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani shogiro”.

Kakek dan Nenekku (Alm) tercinta, adikku tersayang Rama Tadar Audal,

Moh. Ruslan Abdul Ghani, saudara-saudariku terkasih Rokide Sulaeman,

Page 8: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

vi

Robby Binarta, M. Rodis Faisal, Reny, Rika, Yayan, Yuyun dan calon istriku

Orie Primadhita. Yang selalu memberikan bantuan dan support bagi penulis.

9. Terimakasih untuk sahabat terbaikku Lazuardi Nuriman, M. Deby Syahdan

Alfaizi, Saidul Iskandar, Rahadian, Amalul Arifin, Raynaldo, Dedy Muhadi

terimakasih telah memberikan dukungan doa dan semangatnya kepada penulis

dari awal perkuliahan hingga penulis menulis skripsi dan dapat menyelesaikan

skripsi ini.

10. Terimakasih seluruh teman-teman Administrasi Keperdataan Islam 2011 yang

tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu, yang telah menjadi teman

seperjuangan penulis dari awal masuk kuliah sampai menyelesaikan skripsi

ini, terimakasih untuk canda tawa kalian, semangat dan doa akan selalu

menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan.

Hanya kepada Allah-lah berharap dan berdo’a agar beliau-beliau mendapat

balasan dari Allah dengan sebaik-baiknya. Amin……

Suatu kenyataan yang tak terpungkiri lagi terhadap kekurangan dan

kebodohan diri dalam penyusunan dan penulisan skiripsi ini, untuk itu kritik dan

saran konstruksi selalu Penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan

dating.

Akhirnya hanya kepada Allah Penulis memohon dan berharap, semoga

skripsi ini ada guna dan manfaatnya, baik untuk pribadi Penulis maupun bagi

mereka yang mencintai ilmu pengetahuan, serta bagi generasi penerus. Amin ya

rabbal Alamin

Page 9: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

vii

Sebagai kata akhir, penulis panjatkan doa semoga skripsi ini bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, amin.

Jakarta 05 Januari 2016

Penulis

Page 10: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN…………………………………………………….. ............ ii

ABSTRAKSI……………………………………………………………………. ............ iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………... ............ iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ............ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. ........ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................... ........ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... ........ 5

D. Studi Review Terdahulu .............................................................. ........ 6

E. Kerangka Teori ............................................................................ ........ 8

F. Metode Penelitian ........................................................................ ........ 11

G. Sistematika Penelitian ................................................................. ........ 14

BAB II KAJIAN TEORITIS KURSUS PRA NIKAH DAN

TUJUAN KURSUS PRA NIKAH

A. Kursus Pra Nikah ........................................................................ ........ 16

B. Tujuan Kursus Pra Nikah ............................................................ ........ 23

BAB III DESKRIPSI UMUM BIMBINGAN PRA NIKAH

KECAMATAN PARUNGPANJANG KABUPATEN

BOGOR

A. Sejarah Singkat BP4 .................................................................... ........ 25

B. Dasar Hukum Berdirinya BP4 ..................................................... ........ 30

C. Profil BP4 Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor ........... ........ 31

Page 11: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

ix

D. Program Kerja, Tugas dan Wewenang BP4 Kecamatan

Parungpanjang Kabupaten Bogor ................................................ ........ 38

E. Pelaksanaan Kursus Pra Nikah .................................................... ........ 40

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN TENTANG PERAN BIMBINGAN

PRA NIKAH

A. Hasil Penelitian Tentang Bimbingan Pra Nikah di Kecamatan

Parungpanjang ............................................................................. ........ 48

B. Sikap KUA Terhadap Masyarakat Yang Tidak Mengikuti

Suscatin ....................................................................................... ........ 60

C. Dampak Dari Ketidak Ikutan Masyarakat Terhadap Bimbingan

Pra Nikah ..................................................................................... ........ 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. ........ 62

B. Saran ............................................................................................ ........ 64

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. ........ 65

LAMPIRAN

Page 12: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan menurut UU No 1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) Perkawinan menurut hukum Islam adalah

pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaqon gholiidhan untuk mentaati

perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Dalam Kompilasi Hukum

Islam BAB II Tentang dasar-dasar perkawinan Pasal 3 dijelaskan bahwa perkawinan

bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan

warahmah. Jadi tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga sakinah, mawaddah,

warrahmah bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Tujuan perkawinan tersebut dapat dicapai apabila memenuhi persyaratan

dalam perkawinan, persyaratan untuk dilakukannya sebuah pernikahan semakin lama

semakin tinggi, tidak hanya mensyaratkan kematangan fisik, namun juga

mensyaratkan kematangan pada aspek ekonomi, psikologis dan social. Oleh karena

itu pasangan yang menikah pada usia remaja seringkali disebut dengan menikah

muda. Batas usia bagi seseorang untuk bersegera menikah, sebenarnya Islam tidaklah

menentukan secara mutlak. Namun demikian bila menghayati hadist yang berbunyi :

Page 13: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

2

ج، فإنه أغض للبصر وأحصن للفر باب، هن استطاع هنكن الباءة فليتزو تط يا هعشر الش ج، وهن لن ي

وم، فإنه له وجاء فعليه بالص

„Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah,

maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih

memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia

berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng)‟.

Jelaslah bahwa batas usia untuk segera menikah adalah apabila seseorang

telah merasa “mampu” meliputi berbagai aspek, baik fisik, psikis, maupun social

ekonomi.1

Untuk mencapai tujuan perkawinan yang bahagia dan kekal berdasarkan

ketuhanan Yang Maha Esa. Dibutuhkan persyaratan-persyaratan yaitu siap fisik,

siap materi dan siap psikis.

Untuk menghindari terjadinya perceraian maka dibutuhkan kesiapan ketika

akan menjalankan sebuah keluarga, yang harus disiapkan yaitu siap fisik, siap materi

dan siap psikis. Karena sudah banyak kasus perceraian terjadi dan faktor-faktor

terjadinya perceraian itu adalah kurangnya kesiapan fisik, materi dan psikis.

Fakta menjelaskan bahwa jumlah perceraian di Indonesia baik karena cerai

talak atau cerai gugat, sampai tahun 2010 (Data dari Ditjen Badilag Mahkamah

Agung) jumlah perceraian mencapai 251.208 pasang atau 9% dari jumlah peristiwa

1 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Bogor: Kencana, 2003), cet 1, h.5

Page 14: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

3

nikah dan rujuk sebesar 2.207.300, sejak 5 tahun sebelumnya angka perceraian dari

tahun ke tahun terus meningkat cukup tajam.2

Untuk menekan angka perceraian maka pemerintah membentuk BP4 yang

tugasnya adalah membimbing calon pengantin agar lebih siap dalam menjalani rumah

tangga kelak, BP4 ialah lembaga yang mengatur tentang bagaimana menciptakan

keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah. Salah satu tugas BP4 ialah

menyelenggarakan kursus calon pengantin atau yang biasa kita kenal sekarang

dengan istilah Kursus Pra Nikah. Kursus tersebut bukan hanya untuk calon pengantin

saja melainkan untuk orang yang sudah masuk usia nikah seperti anak sekolah SMA,

mereka-mereka ini sudah perlu untuk diberikan pemahaman tentang keluarga atau

rumah tangga, bagaimana dalam menjalani biduk rumah tangga yang baik sehingga

dapat tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah dikemudian hari.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor

DJ.II/542 Tahun 2013 dituliskan bahwa setiap pasangan calon pengantin perlu

mengikuti pembekalan singkat (short course) dalam bentuk kursus pranikah. Dengan

mengikuti kursus pranikah, setiap pasangan calon pengantin akan memperoleh bekal

yang memadai dalam kehidupan berumah tangga, termasuk masalah yang

menyangkut kepribadian dan fungsi-fungsi keluarga serta manajemen konflik.

2 Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, Angka Perceraian (Jakarta: MA, 2014).

Page 15: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

4

Kursus Pra Nikah menjadi sangat penting dan vital sebagai bekal bagi kedua

calon pasangan untuk memahami secara subtansial tentang seluk beluk kehidupan

keluarga dan rumah tangga.

Di Indonesia angka perceraian rata-rata secara nasional mencapai +200 ribu

pasang per tahun atau sekitar 10 persen dari peristiwa pernikahan yang terjadi setiap

tahun. Oleh sebab itu Kursus Pra Nikah bagi remaja usia nikah dan calon pengantin

merupakan salah satu solusi dan kebutuhan bagi masyarakat untuk mengatasi atau

pun mengurangi terjadnya krisis perkawinan yang berakhir pada perceraian.

Fakta di Parungpanjang menjelaskan bahwa Bimbingan Pra Nikah yang

diadakan BP4 Parungpanjang belum di jalankan secara maksimal, data tahun 2015

dari 1124 pasang yang menikah hanya 268 pasang yang ikut Bimbingan Pra Nikah.3

Untuk itu menjadi menarik untuk di teliti lebih lanjut tentang bagaimana masyarakat

Parungpanjang meresponi tentang Bimbingan Pra Nikah ini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam usaha meningkatkan mutu perkawinan dan dalam usahanya mencegah

terjadinya perselisihan didalam keluarga diperlukan peran Bimbingan Pra Nikah.

Sehubungan dengan penelitian Bimbingan Pra Nikah ini memiliki makna yang lebih

luas. Untuk lebih mendapatkan kejelasan dalam penulisan serta untuk mempersempit

3 Wawancara Pribadi dengan Kepala KUA Parungpanjang. Drs. H. Andi Mulyana pada hari

rabu 8 desember 2015.

Page 16: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

5

dan mempermudah penelitian yang dimaksud, maka penulis membatasi masalah

tersebut pada respon masyarakat terhadap Bimbingan Pra Nikah. Yang dimaksud

masyarakat disini adalah masyarakat yang telah melakukan pernikahan di KUA

Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor. Jumlah responden dalam penelitian ini

adalah 55 responden yang sudah menikah, pilihan responden yang sudah menikah

untuk mengetahui apakah mereka pada saat menikah mengikuti Bimbingan Pra Nikah

atau tidak.

2. Perumusan Masalah

Dari permasalahan yang ada maka penulis merumuskan masalah dalam

bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

a. Bagaimana respon masyarakat di Kecamatan Parungpanjang terhadap

Bimbingan Pra Nikah?

b. Bagaimana KUA dan BP4 Kecamatan Parungpanjang menyikapi calon

pengantin yang tidak mengikuti Bimbingan Pra Nikah?

c. Apa dampaknya dari tidak diikutinya Bimbingan Pra Nikah oleh calon

pengantin?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui respon calon pengantin terhadap Bimbingan Pra Nikah di

BP4 Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor.

Page 17: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

6

b. Untuk mengetahui sikap KUA Kecamtan Parungpanjang terhadap calon

pengantin yang tidak mengikuti Bimbingan Pra Nikah

c. Untuk mengetahui dampak apa saja yang akan terjadi apabila calon pengantin

tidak mengikuti Bimbingan Pra Nikah.

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan rujukan untuk

penelitian selanjutnya yang membahas tema yang sama. Penelitian ini juga dapat

menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa hukum keluarga.

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi KUA

dan BP4 khususnya di kecamtan Parungpanjang. semoga penelitian ini dapat menjadi

bahan sumber tambahan dalam perumusan kebijakan di KUA dan BP4 Kecamatan

Parungpanjang.

D. Review Studi Terdahulu

NO IDENTITAS SUBTANSI PERBEDAAN

1 Maman

Faturokhman, (2011)

Konsentrasi Administrasi

Keperdataan Islam,

Dengan skripsinya

yang berjudul

“Kursus Pra Nikah:

Dalam skripsi

ini Maman

Faturokhman

mengulas tentang

teori dan prakteknya

di KUA tersebut, dan

lebih

Sedangkan

dalam skripsi saya

lebih kepada respon

masyarakat terhadap

bimbingan pra nikah

tidak menitik

beratkan pada

Page 18: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

7

Teori dan Prakteknya

di KUA Kecamatan

Pesawan,Kabupaten

Kuningan Jawa Barat”

menitik beratkan

pada korelasi Kursus

Pra Nikah,

terhadap

Pembentukan

keluarga Sakinah.

korelasi Kursus Pra

Nikah, terhadap

pembentukan

keluarga sakinah.

.

2 Maulana

Ramadhan,(2012)Konsentrasi

Administrasi

Keperdataan Islam,

dengan skripsinya yang

Berjudul “Peran BP4

dalam Meminimalisir

Terjadinya Perceraian”

Dalam skripsi

ini Maulana

Ramadhan membahas

tentang peran

BP4 dalam

Meminimalisir

terjadinya perceraian,

disini dia

lebih cenderung

hanya membahas

tugas

dan wewenang BP4

itu sendiri dan dari

situ dapat dilihat

peranan BP4

Sedangkan

Dalam sksripsi saya

tidak menitik

beratkan pada peran

BP4 dalam

Meminimalisir

Terjadinya Perceraian

tersebut, melainkan

respon masyarakat

terhadap bimbingan

Pra Nikah, dan

dampak proses

perkawinan tidak

mengikuti Bimbngan

Pra Nikah.

Page 19: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

8

dalam meminimalisir

terjadinya perceraian.

.

E. Kerangka Teori

a. Pengertian Respon

Respon adalah akibat atau dampak berupa reaksi fisik terhadap

stimulus. Respon adalah pemindahan atau pertukaran informasi timbal balik

dan mempunyai efek. Respon merupakan reaksi penolakan atau persetujuan

dari diri seseorang setelah menerima pesan. Dari definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa respon merupakan kecendrungan seseorang untuk

memberikan pemusatan perhatian pada sesuatu diluar dirinya karena ada

stimuli yang mendorong.

Respon bisa juga diartikan sebagai tanggapan, reaksi, atau jawaban.4

Tanggapan adalah bayangan atau kesan kesenangan dari apa yang pernah

diamati atau dikenali. Reaksi merupakan segala bentuk aktivitas individu yang

dibangkitkan oleh stimulus. Sedangkan jawaban adalah sesuatu yang muncul

karena adanya suatu pertanyaan. Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa

yang pokok dan dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dalam obyek yang

telah diamati dan tidak berada dalam ruang waktu pengamatan. Jadi jika

proses pengamatan sudah berhenti yang ada hanya kesannya saja.

4 Purwadinata, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), hal.43

Page 20: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

9

Beberapa penelitian menunjukan bahwa respon muncul dari adanya

proses berpikir dan memperhatikan terhadap obyek, adanya proses tersebut

maka menimbulkan kesadaran individu akan memberikan perhatian lebih

tentang sesuatu yang disukainya sesuai dengan pengalaman yang didapatkan,

dan ia sadar terhadap objek yang dihadapi tersebut. Perhatian ini diartikan

sebgai proses mental ketika atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam

kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.5 Setelah individu menangkap

stimulus, maka proses selanjutnya adalah menyimpan dalam ingatan mereka.

Proses psikologi ini lazim dikenal sebagai memori, yang merupakan system

yang sangat berstruktur yang dapat menyebabkan organism sanggup merekam

fakta. Secara singkat memori melewati tiga proses, yaitu: perekam,

penyimpan, dan pemanggil.

1) Perekam adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera sikrit sarap

internal.

2) Penyimpanan merupakan proses menentukan beberapa lama informasi itu

berada dalam ingatan.

3) Pemanggil merupakan proses mengingat kembali informasi yang telah di

simpan.

Pada tahap akhir, ia menyimpan dalam ingatannya dan dijadikan

pengetahuan. Proses selanjutnya akan timbul perasaan suka atau tidak saja

5 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2004), hal.

52

Page 21: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

10

terhadap obyek. Kemudian individu akan menyeleksi dan memilih untuk

kemudian diyakini dari apa yang sudah dipilih.

b. Macam-macam respon

Secara umum akibat atau hasil mencakup tiga aspek, yaitu: Kognitif,

Afektif, Konatif. Efek kognitif berhubungan dengan pengetahuan yang

melibatkan proses berpikir, memecahkan masalah, dan dasar keputusan. Efek

afektif berhubungan dengan rasa suka atau tidak suka, opini, sikap.

Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku atau tindakan.6

Berdasarkan teori yang dikutip dari psikologi komunikasi karangan

Jalaluddin Rahmat. Respon dibagi menjadi tiga yaitu:

a) Respon kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami, atau dipersepsi khalayak. Respon ini berkaitan dengan

tranmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

b) Respon afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,

disenangi atau dibensi khalayak. Respon ini ada hubungan dengan

emosi, sikap, atau nilai.

c) Respon behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati

yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku.7

Adapun taksonomi dan klafikasi sebagai berikut:

6 Denis Mc. Quail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta : Erlangga, 1987), hal.234

7 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2004), hal.

52

Page 22: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

11

Ranah koginitif (cognitive domain).

Pengetahuan (knowledge), mencakup ingatan akan hal-hal yang

pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu

dapat meliputi fakta, kaidah, dan prinsip, serta metode yang

diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan digalli

pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingat-mengingat (recall)

atau mengenal kembali (recognitision).

Pemahaman (comprehension), mencakup kemampuan untuk

menangkap makna dari arti bahan yang dipelajari. Adanya

kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok-poko

dari suatu bacaan, mengubah data yang disajikan dalam bentuk

tertentu kebentuk lain.

Penerapan (application), mencakup kemampuan untuk

menerapkan suatu kasus atau problem yang kongkrit dan baru.

Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu metode

kerja pada pemecahan problem baru. Kemampuan ini lebih

tinggi daripada kemampuan.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Kualitatif Empiris untuk mendalami respon masyarakat terhadap

suatu gejala tertentu yaitu kursus pra nikah, penelitian ini menggunakan

Page 23: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

12

metode kuntitatif merupakan upaya yang mendalam dan memakan waktu

berhubungan dengan lapangan dan situasi nyata8

2. Jenis Data dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer,

ialah data yang didapat langsung dari lapangan, atau diperoleh dari

survey dan observasi dilapangan. Data yang di diperoleh langsung dari

lembaga KUA untuk data jumlah pernikahannya yang terjadi, serta dari BP4

untuk data jumlah calon pengantin yang mengikuti Kursus Pra Nikah, dan dari

Pengadilan Agama terkait data perceraiannya.

b. Data Sekunder,

ialah data yang didapat dari studi pustaka dengan cara membaca,

mempelajari dan memahami buku-buku literatur serta pengetahuan yang

didapat saat di bangku perkuliahan, dan sumber-sumber lain yang relevan

dengan penelitian ini yaitu surat kabar, artikel, jurnal dan sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang di lakukan oleh penulis agar sesuai dengan

penelitian yang diinginkan, ialah sebagai berikut:

8 Boy S. SabarGuna, Analisis Data pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI-Press, 2008), h.4

Page 24: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

13

a. Observasi

Di lakukan untuk mengadakan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian yang dituju, untuk mengetahui secara langsung mengenai hal-hal

apa saja yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Kuesioner

Pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui dan juga

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

c. Interview atau Wawancara

Di gunakan untuk mendapat informasi atau data-data yang berkaitan

dengan BP4 khusunya tentang Kursus pra Nikah yang dibutuhkan oleh penulis

secara langsung dari para narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini.

4. Pendekatan Penelitian

Disamping teknik-teknik yang digunakan penulis, penulis juga

menggunakan metode pendekatan penelitian, ialah sebagai berikut:

a. Pendekatan Sosiologis, yaitu suatu cara mendekati masalah dengan cara

melihat dari sisi sosial di masyarakat itu sendiri.

b. Pendekatan Normatif, yaitu suatu cara mendekati masalah yang akan diteliti

dengan mengacu pada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.9

9 Boy S. SabarGuna, Analisis Data pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI-Press, 2008), h.4

Page 25: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

14

5. Metode Analisis Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan teknik analisa data

dengan cara menganalisis dan mengambil kesimpulan dari seluruh data yang

diperoleh penulis dari kajian kuesioner, wawancara dan kepustakaan yang diseleksi

dan disusun, kemudian penulis melakukan klasifikasi data, bertujuan untuk menyusun

data berdasarkan bagian-bagian kategori tertentu. Data yang bersifat kuantitatif ini

akan dianalisis dengan analisis kuantitatif secara deskriptif yakni mendeskripsikan

suatu gejala yang telah diperoleh kemudian diolah dan dipaparkan dalam bentuk

angka-angka sehingga mudah difahami.

Data tersebut diorganisir dan dianalisis sehingga memberikan gambaran

teratur, jelas, ringkas tentang suatu gejala, landasan dan peristiwa.

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mempermudah penambahan dan penulisan pada skripsi ini, maka

penulis mengklasifikasikan permasalahan dalam beberapa bab dengan sistematika

sebagai berikut:

Dalam Bab I, yaitu bab pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi review

terdahulu, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Selanjutnya dalam Bab II, berisi Pengertian Kursus Pra Nikah, Tujuan Kursus Pra

Nikah,

Page 26: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

15

Kemudian Bab III, berisi tentang deskripsi umum Bimbingan Pra Nikah

Kecamatan Parung Panjang yang meliputi Sejarah Singkat,Dasar Hukum Berdirinya,

Profil, Program Kerja dan Wewenang, serta Praktek Kursus Pra Nikah.

Dan dilanjutkan Bab IV, memuat tentang Kegiatan dan Peran Bimbingan Pra

Nikah Kecamatan Parungpanjang kabupaten Bogor, serta Analisis Penulis.

Dan di lanjutkan dengan Bab V, ialah Penutup, yang berisi tentang

kesimpulan dan saran-saran dari penulis.

Page 27: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

16

BAB II

KAJIAN TEORITIS

KURSUS PRA NIKAH DAN TUJUAN KURSUS PRA NIKAH

A. Kursus Pra Nikah

Kursus Pra nikah dilaksanakan oleh lembaga BP4 ( Badan Penasehat

Pembinaan Pelestarian Perkawinan). BP4 ialah lembaga yang mengatur tentang

bagaimana menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah.

Sehingga BP4 mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut:

1. Memberikan bimbingan, penasihat dan penerangan mengenai

nikah, talak, cerai, rujuk kepada masyarakat baik perorangan

maupun kelompok.

2. Memberikan bimbingan tentang peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan keluarga.

3. Memberikan bantuan mediasi kepada para pihak yang berperkara

di Pengadilan Agama.

4. Menberikan bantuan Advokasi dalam mengatasi masalah

perkawinan, keluarga dan perselisihan rumah tangga di

Pengadilan Agama.

Page 28: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

17

5. Menurunkan terjadinya perselisihan serta perceraian, poligami

yang tidak bertanggung jawab, pernikahan di bawah umur dan

pernikahan tidak tercatat.

6. Bekerja sama dengan instansi, lembaga dan organisasi yang

memiliki kesamaan tujuan baik di dalam maupun di luar negeri;1

Fungsi dan Tugas BP4 tetap konsisten melaksanakan Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Perundang

lainnya tentang Perkawinan, oleh karenanya fungsi dan peranan BP4 sangat

diperlukan masyarakat dalam mewujudkan kualitas perkawinan.

Dijelaskan pula bahwa tugas BP4 berdasarkan hasil Musyawarah

Nasional yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2004 yang

dipimpin oleh ketua sidang H. Imam Masykoer Alie dan sekretaris sidang

Drs. H. Zamhari Hasan, MM adalah Menyelenggarakan kursus calon

pengantin, penataran/pelatihan, diskusi, seminar dan kegiatan-kegiatan

sejenis yang berkaitan dengan perkawinan dan keluarga

Salah satu tugas BP4 ialah menyelenggarakan kursus calon pengantin

atau yang biasa kita kenal sekarang dengan istilah Kursus Pra Nikah. Kursus

tersebut bukan hanya untuk calon pengantin saja melainkan untuk orang

yang sudah masuk usia nikah seperti anak sekolah SMA, mereka-mereka ini

sudah perlu untuk diberikan pemahaman tentang keluarga atau rumah

tangga, bagaimana dalam menjalani biduk rumah tangga yang baik sehingga

1 BP4 Pusat, sejarah BP4, (Jakarta: BP, 2005), h. 2

Page 29: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

18

dapat tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah

dikemudian hari.

Pengertian Kursus Pra Nikah tercantum dalam Peraturan Direktur

Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Kursus Pra Nikah pada Bab I Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi:

Kursus Pra Nikah adalah Pemberian bekal pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia

nikah tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga.2

Jadi Kursus Pra Nikah ialah bimbingan kepada calon pengantin

(calon suami istri) sebagai bekal pengetahuan untuk mengarungi bahtera

rumah tangga yang diberikan oleh petugas BP4 dalam hal pemberian materi

sekitar pernikahan, kesehatan keluarga serta munakahat.

Adapun dari pengertian yang di atas menurut prosedur yang berjalan

dilapangan sebagai berikut ialah:

1. Sarana Pembelajaran

Sarana penyelenggara kursus pra nikah meliputi sarana belajar

mengajar: silabus, modul, dan bahan ajar lainnya yang

dibutuhkan untuk pembelajaran. Silabus dan modul disiapkan

oleh kementrian Agama untuk dijadikan acuan oleh

penyelenggara kursus pra nikah.

2 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Nomor

DJ.II/372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kurus Pra Nikah, h. 3

Page 30: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

19

2. Materi dan Metode Pembelajaran

Materi kursus pra nikah terdiri dari kelompok dasar, kelompok

inti dan kelompok penunjang. Materi ini dapat di berikan dengan

metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, study kasus (simulasi)

dan penugasan yang pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan dilapangan.

3. Narasumber/ Pengajar

a. Konsultan keluarga,

b. Tokoh agama,

c. Psikolog, dan

d. Professional dibidangnya.

4. Pembiayaan

Pembiayaan kursus pra nikah sesuai ketentuan pasal 5 dapat

bersumber dari dana APBN, dan APBD. Dana pemerintah berupa

APBN atau APBD bisa diberikan kepada penyelenggara dalam

bentuk bantuan, bantuan kepada badan/ lembaga penyelenggara

dapat dibenarkan sepanjang untuk peningkatan kesejahteraan dan

pembinaan umat sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku, pemerintah dapat membantu badan/ lembaga swasta dari

dana APBN/ APBD.

Page 31: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

20

5. Sertifikasi

Sertifikasi adalah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh

lembaga yang berkompeten yang telah di akredetasi oleh

kementerian Agama bahwa yang bersangkutan telah mengikuti

kegiatan kursus pra nikah.

Sertifikat disiapkan oleh organisasi lembaga, atau badan yang

menyelenggarakan kursus pra nikah (pasal 6 ayat 1, 2 dan 3)

Sertifikat tersebut diberikan kepada peserta kursus sebagai tanda

kelulusan atau sebagai bukti yang bersangkutan telah mengikuti

kursus pra nikah.

Calon pengantin yang telah mengikuti kursus pra nikah diberikan

sertifikat sebagai tanda bukti kelulusan. Sertifikat tersebut akan

menjadi syarat kelengkapan pencatatan perkawinan yaitu pada

saat mendaftar di KUA kecamatan, karena dengan memiliki

sertifikat berarti pasangan pengantin sudah mempunyai bekal

pengetahuan tentang kerumahtanggaan dan berupaya

mempersiapkan diri secara matang untuk mengarungi keidupan

baru rumah tangga yaitu dengan membekali dirinya pengetahuan

dan pemahaman tentang seluk beluk kerumahtanggaan, sehingga

apapun goncangan yang mereka hadapi nantinya akan diantisipasi

secara baik karena sudah dibekali rambu-rambunya.

Page 32: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

21

Sertifikat dimaksud dikeluarkan oleh penyelenggara setelah

peserta kursus dinyatakan lulus secara meyakinkan mengikuti

kursus. Sertifikat yang dimaksud merupakan syarat pelengkap

pencatatan perkawinan pada saat pendaftaran nikah di KUA

kecamatan. Bentuk sertifikat ( model, warna, dan ukuran)

diserahkan kepada badan atau lembaga penyelenggara dengan

berkewajiban mencantum nomer akreditasi/ kelembagaan yang

dikeluarkan oleh Kementerian Agama.3

Diharapkan dengan pemberian materi tersebut dapat meningkatkan

kualitas keluarga atau rumah tangga yang di idam-idamkan oleh para

pasangan calon pengantin, yaitu mencapai keluarga yang sakinah,

mawaddah, warrahmah.

Penasehatan yaitu upaya penasehatan atau bimbingan yang diberikan

oleh para penasehat kepada yang dinasehati.4 Setelah mencapai usia baligh,

manusia digerakan oleh keinginan seksualnya untuk mencari pasangan

hidup, sebagai tumpuan harapannya. Itu adalah tanggung jawab pertama

yang dihadapi manusia, karena sebelum puber seseorang tidak harus

mempertanggungjawabkan perbuatan yang dilakukannya walaupun harus

3 Arsip Kementerian Urusan Agama (KUA) Kecamatan Parungpanjang.

4 Departemen Agama R.I, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan

Penyelenggaraan Proyek Peningkatan Keluarga Sakinah Tahun 2001 Tentang Pedoman Konselor

Keluarga Sakinah, h.72

Page 33: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

22

diarahkan agar ia tumbuh dewasa secara terhormat.5Dengan demikian dapat

dikemukakan bahwa bimbingan itu merupakan bantuan yang diberikan

kepada individu, untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya

dengan baik agar individu itu dapat memecahkan masalahnya sendiri dan

dapat mengadakan penyesuaian diri dengan baik.6

Dijelaskan dalam kitab Riyadhus Shalihin dalam bab nasehat:

ؤمنون اخوة، وقال ت عال اخباراعن نوح صلمى اهلل عليو وسلمم، وان

اامل م، وعن ىو صلمى اهلل عليو وسلمم، قال ت عال، انم ص

م ناص ارى رض اهلل عنو انم وانا ل: عن اب رق يمة تيم بن اوس ادم يث، فاالوم ا اال حا ، وامم انمب صلمى اهلل عليو وسلمم امي

تابو ورسوو هلل و ين انمصيحة، ق لنا من؟ قال: تهم، رواه مسلم. اثمان قال: اد سلمي وعامم

ة امل عن جريربن عبدا -وال ئمم

الة وايتاء ل م هلل رض اهلل عنو قال: باي عت رسول اهلل صلمى اهلل عليو وسلمم على اقام اصم متفق (سلم، ازمكاة وانصح

.)عليم

Artinya: Allah berfirman: sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, dan

Allah berfirman yang dikabarkan dari Nabi Nuh AS: dan saya bernasehat

kepada beliau Nabi Hud AS, dan saya bagi kalian adalah penasehat

terpercaya dan adapun beberapa hadist, maka yang pertama: dari Abi

Ruqoyah Tamim bin Ausindori RA bahwasannya Allah bersabda agama itu

adalah nasehat, kami berkata untuk siapa?, dijawab untuk Allah, kitabnya,

Rosulnya, umat muslim dan paman mereka. Diriwayatkan oleh Muslim,

yang kedua dari Jarir ibn Abdillah RA berkata: Rosulullah SAW

5 Mahmud Ash-Shabbagh, Keluarga Bahagia Dalam Islam “Edisi Indonesia”, (Yogyakarta:

CV. Pustaka Mantiq, 1993), cet.5, h. 56

6 Bimo Walgito, Bimbingan & Konseling Perkawinan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), cet

2, h. 3

Page 34: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

23

menjelaskankepadakutentang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan

bernasehat bagi setiap muslim. Diriwayatkan Muttafaqun Alaih.7

Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk selalu memberikan

nasehat yang baik dan dalam hadist diatas dijelaskan bahwa umat muslim

wajib memberikan nasehat kepada setiap muslim. Kaitannya hadist diatas

dengan suscatin, bahwa dalam bimbingan pra nikah atau kursus calon

pengantin di dalamnya meliputi materi-materi dan nasehat-nasehat

khususnya tentang perkawinan.

Bahwa penasehatan ialah hal yang paling penting untuk menciptakan

kemandirian seseorang, dengan adanya penasehatan diharapkan orang yang

dinasehati atau dibimbing dapat mengetahui hal yang baik dan buruk serta

dapat mengatasi sendiri hal yang buruk tersebut.

B. Tujuan Kursus Pra Nikah

Tujuan bimbingan pra nikah sebagaimana yang telah tercantum pada

Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian

Agama No. DJ.II/542 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan

Kursus Pra Nikah, tujuan kursus pra nikah adalah mewujudkan keluarga

sakinah, mawaddah dan warrahmah adapun tujuan khusus :

7Syehk Al-Islam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya ibn Sarf AL-Nawawi, Riyadhu Sholihin

Min Kalami Sayyidi Al-Mursalin, (Syria-Indonesia: Maktaba Salim ibn Sa’ad ibn Sya’ban Wa’khihi

Ahmad). h. 107

Page 35: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

24

1. Penyelenggara kurusus pra nikah adalah BP4 dan organisasi keagamaan

Islam yang telah memiliki akreditasi dari Kementerian Agama;

2. Kementerian Agama dapat menyelenggarakan kurusus pra nikah yang

pelaksanaannya bekerjasama dengan Badan Penasihatan, Pembinaan,

dan Pelestarian Perkawinan (BP4) atau organisasi keagamaan Islam

lainnya.

3. Dalam pelaksaannya BP4 dan organisasi Keagaman Islam

penyelenggara Kurusu pra nikah dapat bekerjasama dengan instansi atau

kementerian lain atau lembaga lainnya.

4. Akreditasi yang diberikan keapada BP4 dan organisasi keagamaan

sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku selama 2 tahun dan

selanjutnya dapat diperpanjang dengan permohonan baru.8

8 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Nomor

DJ.II/372 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah, h. 4

Page 36: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

25

BAB III

DESKRIPSI UMUM BIMBINGAN PRA NIKAH KECAMATAN PARUNG

PANJANG KABUPATEN BOGOR

A. Sejarah singkat BP4

Kementrian Agama yang kemudian dikenala dengan Departemen

Agama dibentuk di Indonesia, tepatnya tanggal 3 januari 1946. Tugas pokok

Kementerian Agama sebagaimana dijelaskan oleh Menteri Agama yang

pertama yaitu Bapak H.M. Rasyid sebagi berikut : “Pemerintah RI

mengadakan kementerian agama sendiri ialah untuk memenuhi kewajiban

pemerintah terhadap pelaksanaan UUD 1945 pasal 29 yang berbunyi : Negara

menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan

beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu”.1

Yang menjadi salah satu tugas Kementerian Agama saat ini adalah

“melaksanakan Undang-Undang Republik Indonesisa Nomer 22 Tahun 1946

tentang pengawasan dan pencatatan nikah, talak dan rujuk yang dilakukan

menurut agama Islam.2

1 Zamhari Hasan, Problematika BP4 Dalam Menurunkan Angka Perceraian : Majalah

Nasihat Perkawinan dan Keluarga, (Jakarta : BP4 Pusat,1997), edisi Juni No. 301, h. 39 2 Ibid

Page 37: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

26

Tugas Kementerian Agama sebagaimana tercantum dalam Undang-

Undang tersebut diatasa adalah : “Hanya mengawasi dan mencatat peristiwa

pernikahan, talak dan rujuk tidak termasuk bagaimana upaya untuk

memelihara dan merawat serta menjaga kelestarian pernikahan yang telah

dilaksanakan oleh masyarakat, sehingga hal itu terserah pasangan masing-

masing bagaimana melakukan hal tersebut. Dengan kata lain bahwa

Kementerian Agama (Departemen Agama) tidak mempunyai tugas langsung

untuk menangani dan mencarikan pemecahannya terhadap kasus-kasus yang

terjadi dalam keluarga”.3

Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan nilai perkawinan

dalam suatu keluarga maka beberapa pejabat yang berada dilingkungan

Kementerian Agama dan para tokoh masyarakat memandang perlu untuk

mendirikan suatu lembaga penasihat perkawinan yang dapat mencarikan jalan

keluar bagi permasalahan-permasalahan yang kerapkali timbul dalam

keluarga, lembaga penasihat perkawinan itu dikenal dengan nama BP4 (Badan

Penasihat Perkawinan Pelestarian dan Perceraian).4

BP4 sebagai badan yang memutuskan perhatian dan kegiatannya pada

pembinaan keluarga, mempunyai kedudukan yang sangat penting terutama

dalam situasi masyarakat keadaan yang seperti ini, maka keluarga akan

merasakan akibatnya. Sebab pergeseran nilai daripada norma-norma itu lebig

3 BP4 Pusat, BP4 Pertumbuhan dan Perkembangan : Majalah Nasihat Perkawinan dan

Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1997). H. 14 4 Ibid

Page 38: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

27

terlihat dalam kehidupan para remaja atau generasi muda khsusnya. Apabila

orang tua kurang menyadari gejala ini dan tidak berusaha menyelami

kehidupan para remaja atau anak-anaknya, maka pergeseran ini bisa menjadi

perbenturan nilai yang mewujudkan apa yang disebut “generation gap”. Dan

dalam keadaan seperti ini, secara eksistensi keluarga menghadapi bencana.5

Selain fakta-fakta yang terjadi diatas, kemudian antara tahun 1950

sampai 1954 dilakukan penilaian terhadap statistic Nikah, Talak dan Rujuk (

NTR ) seluruh Indonesia ditemukan pula fakta-fakta yang menunjukan

labilnya perkawinan Indonesia. Dari data statistic pernikahan di seluruh

Indonesia, angka cerai dan talak mencapai 60 % sampai 70 % ( rata-rata 1300-

1400 kasus perceraian per hari ), bahkan angka tersebut lebih besar

dibandingkan dengan angka pernikahan yang terjadi pada waktu itu. Hal

tersebut mendorong H.S.M Nasaruddin Latief untuk menggerakan lahirnya

organisasi penasihat perkawinan yang dianggapnya semacam dokter

perkawinan bagi pasangan suami isteri. Maka pada bulan April 1954 di setiap

KUA se-Jakarta dibentuk SPP ( Seksi Penasihat Perkawinan ).6

Dengan membentuk SPP (Seksi Penasihat Perkawinan ) pada kantor

Urusan Agama se-Jakarta Raya mulai April 1954, yang kemudian pada tahun

1956 menjelma menjadi P5 ( Panitia Penasihat Perkawinan dan Penyelesaian

Perceraian ) sebagai organisasi masyarakat yang bergerak dibidang usaha

mengurangi perceraian, mempertinggi nilai perkawinan dengan memberikan

5 Departemen Agama RI, Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan, hasil

Musyawarah Nasional BP4 XII dan Pengukuhan Keluarga Sakinah, ( Jakarta : Departemen Agama,

2001 ), h. 54 6 Ibid

Page 39: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

28

nasihat bagi mereka yang mengalami kegoncangan dalam rumah tangganya.

Usaha P5 ini mendapat sambutan luas dari masyarakat dan pemerintah

( Departemen Agama ) sehingga kemudian meluas ke Jawa Timur,

Kalimantan, Lampung, dan Sumatera Selatan.7

Bersamaan dengan itu pada tahun yang sama, tanggal 3 Oktober 1954

di Bandung didirikan suatu badan yang sejenis, dengan nama BP4 ( Badan

Penasihat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian ), organisasi ini didirikan

atas prakarsa Bapak Abdur Rauf Hamidy atau yang lebih dikenal dengan

sebutan “Pak Arhata”, yang pada waktu itu menjabat sebgai Kepala Kantor

Urusan Agama Propinsi Jawa Barat yang didukung oleh organisasi-organisasi

wanita dan pemuka-pemuka masyarakat. Pada saat itu, BP4 cepat berkembang

di Jawa Barat, bahkan meluas ke Jawa Tengah pada tahun 1957, Daerah

Istimewa Yogyakarta mengikuti gerakan yang serupa dengan mendirikan

organisasi sejenis dengan nama BKRT (Badan Kesejahteraan Rumah

Tangga). 8

Ketiga organisasi diatas berjalan dengan tujuan yang serupa yaitu

“menyelamatkan setiap rumah tangga dari keruntuhan sambil menunggu

lahirnya Undang-Undang perkawinan yang diharapkan akan mengatur

perkawinan menjadi lebih stabil serta menciptakan keluarga ata rumah tangga

yang bahagia sejahtera dan kekal.

7 BP4 Pusat, Kiprah BP4 Dalam Meningkatkan Mutu Perkawinan dan Keluarga : Majalah

Nasihat Perkawinan dan Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1992 ), edisi Januari No. 235, h. 8 8 ibid

Page 40: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

29

Sehingga sampai waktunya, pada tanggal 3 Januari 1960, disepakati

gagasan peleburan organisasi-organisasi penasihatan perkawinan yang bersifat

local itu menjadi badan tingkat nasional yang diberi nama Badan Penasihatan

Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian atau disingkat BP4. Hal tersebut

adalah merupakan musyawarah wakil-wakil ketiga organisasi tersebut pada

tanggal 3 Januari 1960.9

Berdirinya BP4 ini disambut gembira oleh para peserta konfrensi

Departemen Agama ke VII yang berlangsung pada tanggal 25-30 Januari

1961 di Cipayung Bogor. Organisasi ini memperoleh pengakuan resmi dari

pemerintah. Pada tahun itu juga oleh Menteri Agama No. 85 Tahun 1961.

Dinyatakan dengan Surat Keputusan ( SK ) tersebut, bahwa BP4 merupakan

satu-satunya badan resmi yang bergerak dalam bidang usaha penasihatan

perkawinan dan mengurangi perceraian dalam rangka melaksanakan ketetapan

Menteri Agama RI No. 53 Tahun 1958. Organisasi BP4 ini berpusat di Jakarta

dengan cabang-cabang di seluruh Indonesia.10

Dalam hal diatas, dapat simpulkan BP4 mempunyai peranan yang

cukup besar khususnya pada perkawinan umat Islam, berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomer 114 Tahun 2009

Tanggal 30 Juli 2009, yakni BP4 berubah menajadi badan atau lembaga atau

juga organisasi professional yang bersifat sosisal keagamaan sebagai mitra

9 BP4 Pusat, Tantangan Baru BP4 Setelah 37 Tahun Berkiprah : Majalah Nasihat Perkawinan

dan Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1997 ), edisi Januari No. 295, h. 12-13 10

Ibid

Page 41: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

30

kerja Departemen Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah mawaddah

warrahmah. Hal itu terlihat dari pasal 3 Anggaran Dasar yang baru, yang

ditetapkan oleh Munas XIV/2009 di Jakarta.11

B. Dasar Hukum Berdirinya BP4

Beberapa alasan menjadi “ backround filsafat “ berdirinya BP4

dicantumkan dalam mukaddimah anggaran dasar BP4 adalah sebagai berikut :

Pertama adalah Firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat 21, yaitu :

Artinya : “ dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan

merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan

saying, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-

tanda bagi kaum yang berfikir “.

Kesimpulan yang dapat diambil dari ayat diatas adalah pertama, bahwa

manusia dianjurkan membentuk keluarga dimana Allah SWT mneciptakan

pria dan wanita. Dalam hubungan kekeluargaan atau perkawinan Allah SWT

menumbuhkan ketentraman dan kasih saying satu dengan yang lainnya.12

Dengan demikian, ketentraman, rasa kasih sayang adalah tiga serangkai yang

harus tumbuh dalam perkawinan. Dan BP4 ingin memelihara hidup suburnya

11

Hasil Musyawarah Nasional BP4 ke XIV Tahun 2009 12

Sumarta, Keberadaan BP4 Sebagai Lembaga Penasihat : Majalah Nasihat Perkawinan dan

Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1995 ), edisi Mei No. 275, h. 12-13.

Page 42: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

31

nilai-nilai tersebut.13

Kedua, bahwa terwujudnya rumah tangga sejahtera dan

bahagia diperlukan adanya bimbingan yang terus menerus dan tiada hentinya

dari para korps penasihat. Ketiga, diperlukan adanya penasihat perkawinan

yang berakhlak tinggi, berbudi dan berhati nurani yang bersih, sehingga

melaksanakan tugas dengan baik.

Ketiga ulasan diatas, merupakan motivasi daripada berdirina BP4. Oleh

karena itu, diharapkan seluruh aparat dan pelaksanaan BP4 dalam setiap

kesempatan tugas harus dapat menjiwai dan menghayati ketiga motivasi ini

dan memberi arah dalam suatu susunan organisasi yang dilengkapi sejumlah

ketentuan, sehingga diharapkan keteraturan dalam pelaksanaan tugas yang

lebih baik.

C. Profil BP4 Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor

Berawal dari lahirnya UU Nomor 22 tahun 1946 itulah mulai ada

unifikasi bidang hukum pencatatan perkawinan, talak, cerai dan rujuk yang

lebih berkeadilan sosial bagi umat Islam khususnya untuk wilayah pulau Jawa

dan Madura. Dan kemudian diikuti oleh UU No. 32 Tahun 1954 yaitu undang

– undang berlakunya UU No. 22 tahun 1946 untuk seluruh wilayah Indonesia.

Pada perkembangan selanjutnya dengan lahirnya Departemen Agama

(Kementerian Agama sekarang) pada tanggal 3 Januari 1946 mulailah

Pemerintah mendirikan Kantor Urusan Agama Kecamatan termasuk di

13

Djazuli Wangsa Saputra, et. Al, Peran BP4 dan Lembaga Konsultasi Perkawinan dan

Keluarga : Majalah Nasihat Perkawinan Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1998 ), edisi Januari No. 187,

h. 8

Page 43: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

32

dalamnya Kantor Urusan Agama Kecamatan Parungpanjang pada tahun 1950-

an berdasarkaan sidang Paripurna DPRD Kab. Bogor yang dituangkan dalam

peraturan daerah ( Perda ).

Tugas pokok Kementerian Agama adalah melaksanakan sebagian tugas

umum Pemerintah dan Pembangunan di bidang Agama, adapun tugas pokok

dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Parungpanjang adalah

melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor

sebagaimana Keputusan Menteri Agama Nomor 517 tahun 2001 pasal 2 ( dua

) tentang penataan organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan.

Dalam menjalankan tugas tersebut Kantor Urusan Agama Kecamatan

Parungpanjang menyelenggarakan fungsi :

a. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi.

b. Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan,

pengetikan dan rumah tangga KUA.

c. Melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina

masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan

pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijakan Dirjen Bimas

Islam dan penyelenggara haji berdasarkan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana tersebut

di atas, KUA menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik

dengan instansi vertikal maupun kementerian/lembaga pemerintah daerah di

Page 44: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

33

KUA

Fungsi Badan Amil Zakat (BAZ)

Fungsi Badan Kesejahteraan Masjid

(BKM) Badan Pembinaan

Penasehat Dan Pelestarian Perkawinan (BP4)

Lembaga Pembinaan Pengamalan Agama (LP2A)

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an

Drs. H. Andi Mulyana

(Kepala KUA)

Khaerudin S. Hi (Penghulu Pertama) Drs. Ahmad Baedowi MM

(Penghulu Muda)

Yani Warliah S.Ag (Pelaksana)

Herna Angraena S.Pd (Sukwan)

Sukron Naim S.Sy

(Sukwan)

lingkungan Kecamatan, sehingga selain tugas dan fungsinya tersebut KUA

juga melaksanakan tugas semi resmi maupun lintas sektoral antara lain

meliputi :

1. Nama-nama tugas semi resmi

2. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Parungpanjang

Dari deskripsi singkat tentang KUA diatas dapat terlihat mengenai beberapa

tugas semi resmi maupun lintas sektoral. Diantaranya adalah BP4. BP4 sebagai salah

satu badan semi resmi yang keberadaannya dikukuhkan KMA N0.85 Tahun 1961 jo

KMA No.30 Tahun 1997. BP4 Kecamatan ParungPanjang mempunyai tugas dan

Page 45: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

34

fungsi yang strategis dalam membantu perkembangan bangsa. Terutama tugas untuk

mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Meningkatkan kualitas

perkawinan dan mengurangi terjadinya perceraian. Karena keluarga sebagai unit

terkecil dari organisasi yang turut mempengaruhu perkembangan bangsa Indonesia

sendiri.14

BP4 Kecamatan Parungpanjang berada dalam lingkungan KUA Kecamatan

Parungpanjang, terletak di wilayah Barat.15

Adapun batas tanah sebagai berikut :

a. Sebelah Timur : Terminal Pasar Parungpanjang

b. Sebelah Barat : Masjid Raya AL-Barqah

c. Sebelah Utara : Polsek Parungpanjang

d. Sebelah Selatan : Stasiun Parungpanjang

Adapun Batas Wilayah sebagai berikut :

Wilayah kantor Urusan Agama Kecamatan Parungpanjang berbatasan dengan:

a. Sebelah Timur : Terminal Pasar Parungpanjang

b. Sebelah Barat :Masjid Raya AL-Barqah

c. Sebelah Utara : Polsek ParungPanjang

d. Sebelah Selatan :Stasiun Parung Panjang

14

Arsip KUA Kecamatan Parungpanjang Tahun 2010 15

Arsip KUA Kecamatan Parungpanjang Tahun 2010

Page 46: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

35

Wilayah Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor terdiri dari 11 Desa

yang meliputi:

1. Desa Parungpanjang

2. Desa Cikuda

3. Desa Dago

4. Desa Lumpang

5. Desa Gorowong

6. Desa Pingku

7. Desa Gintung Cilejet

8. Desa Cibunar

9. Desa Jagabita

10. Desa Jagabaya

11. Desa Kabasiran

Berdasarkan data kependudukan yang ada pada Kantor Urusan Agama

Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor dan hasil sensus penduduk Tahun 2009

adalah sebagai berikut:

- Laki-laki : 687214 jiwa

- Perempuan : 581242 jiwa

- Jumlah : 105972 jiwa16

16

Profil KUA Kecamatan Parungpanjang

Page 47: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

36

Keadaan Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama adalah sebagai berikut:

- Pemeluk Agama Islam : 99787 jiwa

- Pemeluk Agama Kristen Katholik : 1738 jiwa

- Pemeluk Agama Kristen Protestan : 2679 jiwa

- Pemeluk Agama Hindu :1426jiwa

- Pemeluk Agama Budha : 342jiwa

a. Kondisi Perekonomian

Masyarakat Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor mayoritas adalah

petani yang masih tradisional dan selebihnya adalah pedagang, pegawai negeri,

pekerja di sector informal (buruh), ternak ayam, konfeksi dan lain-lain.

b. Kondisi Pendidikan

Penduduk Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor masih banyak

diantara penduduknya yang berpendidikan belum optimal terutama masyarakat yang

bertempat tinggal di pedalaman yang tidak terjangkau atauh jauh dari sarana

pendidikan formal seperti SD,MI,SLTP/MTs,SMU,MAN dan lain-lain.

Page 48: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

37

Untuk lebih jelasnya keberadaan sarana pendidikan yang berada di wilayah

Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

a. Sarana Pendidikan Islam Formal dan Non Formal

NO SEKOLAH JUMLAH

1 Raudlatul Atfal (RA) 16

2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 47

3 Madrasah Diniyah (MD) 4

4 Madrasah Tsanawiyah (MT) 8

5 Madrasah Aliyah (MA) 4

6 Pondok Pesantren 64

7 Majlis Ta’lim 91

8 TPA 21

b. Sarana Pendidikan Umum

NO SEKOLAH JUMLAH

1 Taman Kanak-kanak (TK) 20

2 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 45

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 7

4 Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1

5 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3

6 Surau 18 17

Demikianlah sekelumit keadaan Penduduk Kecamatan Parungpanjang

Kabupaten Bogor ditinjau dari segi formal berikut sarana dan prasarana yang ada

diwilayah Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor.

17

Profil KUA Kecamatan Parungpanjang

Page 49: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

38

D. Program Kerja, Tugas dan Wewenang BP4

Tugas dan wewenang BP4 pada intinya adalah bagaimana menciptakan

keluarga sakinah mawaddah warrahmah sebagaimana yang tersirat dalam surat Ar-

Rum 21, serta mencegah perceraian dan penyakit rumah tangga guna membentuk

bangsa dengan akhlak yang mulia yang sesuai dengan ajaran Islam.18

Upaya-upaya BP4 senantiasa difokuskan pada bagaimana meningkatkan

mutu perkawinan dan berusaha menekan perceraian semaksimal mungkin. Sampai

saat ini dan sampai kapan pun perceraian tetap dijadikan sebagai suatu perbuatan

yang sangat dibenci oleh Allah SWT walaupun statusnya halal. Kata “dibenci” itu

adalah majaz yang maksudnya tidak mendapat pahala, tidak ada pendekatan kepada

Allah SWT dalam perbuatan ini. Hal ini sebagai dalil bahwa baik sekali menghindari

talak itu selama masih ada jalan keluarnya.

Salah satu dari misi BP4 yang saat ini perlu mendapay perhatian dan

dijadikan prioritas utama adalah mengantisipasi dan menanggulangi kasus yang dapat

mengancam keutuhan dan ketahanan keluarga. Dengan demikian partisipasi aktif BP4

benar-benar memberi dukungan kongkrit pada Gerakan Nasional Pembangunan

Keluarga Sejahtera yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu wujud nyata dari

upaya ke arah itu adalah dengan adanya kegiatan “Pemilihan Ibu Teladan” yang

diselenggarakan oleh BP4 mulai tingakat kecamatan sampai tingkat Nasional saat ini.

18

Ali Akba, Problem Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan dan Keluarga, XXIV, h. 82

Page 50: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

39

Diharapkan dengan kegiatan tersebut pada ibu mampu menjadi pelopor dan

penggerak terwujudnya keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan hidup material

dan spiritual yang layak, bertahan serta memiliki hubungan yang serasi dan selaras

dan seimbang.

Dalam kaitannya dengan tugas BP4 ini mustoha mengatakan bahwa “Upaya

penurunan angka perceraian dan peningkatan mutu keluarga sakinah adalah

merupakan sebagian tugas dan wewenang BP4 Secara historis tugas tersebut

setidaknya telah melekat pada BP4 sejak tahun 1961”.19

Secara rinci dapat dijabarkan tugas dan wewenang BP4 adalah sebagai

berikut :

1. Memberikan bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat mengenai

kehidupan keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Memberikan bimbingan dan nasehat kepada masyarakat mengenai kehidupan

berumah tangga yang ideal.

3. Memberikan penataran kepada calon pengantin dengan materi-materi ibadah

dan muamalah, hukum pernikahan, imunisasi, keluarga berencana dan

kesehatan, dan UU pernikahan.

19

Mustoha, Kerjasama badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian dengan

Peradilan Agama”, Makalah Loka Karya, ( Jakarta : Kantor BP4 Pusat, 27 Maret 1997 ), h.2.

Page 51: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

40

4. Memberikan nasehat kepada suami isteri yang melaporkan adanya

perselisihan antar rumah tangga sehingga tercipta keadaan yang diinginkan

yaitu bahagia, sejahtera dan terhindar dari perceraian.20

Dari paparan di atas menurut analisis penulis maka dapat dikatan

bahwa pada intinya tugas yang diemban BP4 ini adalah untuk mensukseskan

perkawinan di Indonesia sehingga terjalin dengan harmonis dan berjalan lancer

dengan memberikan penerangan tentang hukum munakahat dan penerangan NTR

serta berupaya untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, ketaqwaan dan akhlaqul

karimah pada tiap keluarga, sehingga disana dapat terlahir keturunan yang

berkualitas yang akan menjadi pilar-pilar kesuksesan sebuah bangsa. Tapi pada

dasarnya upaya mewujudkan keluarga yang bahagia sejahtera bukan hanya

kewajiban pemerintah semata, melainkan juga merupakan badan yang mesti kita

pikul bersama untuk sama-sama mewujudkannya.

E. Pelaksanaan Kursus Pranikah.

a) Prosedur dan tata cara pelaksanaan kursus pra nikah

Berdasarkan Intruksi Bersama Direktur Jendral (Dirjen) Bimbingan

Masyarakat Islam tentang Kursus Calon Pengantin Nomor DJ II/491 Tahun

2009 mengintruksikan agar bagi setiap calon pengantin dapat melaksanakan

pelayanan dan bimbingan kursus calon pengantin. Hal ini diterapkan melalui

20

Arsip KUA Kecamatan Parungpanjang, 2015.

Page 52: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

41

KUA yang berwenang dalam memberikan pelayanan pernikahan kepada

masyarakat.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh calon pengantin yang

akan mengikuti kursus adalah si calon pengantin harus mendaftarkan

kehendak menikah, yang mana dapat dilakukan oleh calon mempelai, orang

tua atau wakilnya. Pemberitahuan kehendak nikah disampaikan kepada PPN

diwilayah kecamatan tempat tinggal calon isteri dengan membawa surat-surat

yang diperlukan serta mengisi formulir pemberitahuan. Setelah itu melakukan

pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan pra nikah disini adalah pemeriksaan kesehatan

yang dilakukan oleh seorang wanita sebagai calon pengantin ketika akan

melangsungkan pernikahan. Hal sesusai dengan ketentuan admistrasi yang ada

di KUA sebagai salah satu persiapan dan syarat administrasi pernikahan.

Setelah pemeriksaan kesehatan si calon pengantin mendaftarkan diri

ke KUA. Setiap calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan harus

melengkapi semua persyaratan administrasi yang telah ditentukan oleh KUA.

Apabila semua berkas telah lengkap, maka calon pengantin bisa

mengikuti bimbingan atau kursus pra nikah. Untuk pelaksanaannya itu

sendiri, pemberian bimbingan dilakukan di KUA. Tujuan diadakannya Kursus

Page 53: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

42

pra nikah adalah memberikan bekal pengetahuan kepada calon pengantin

dalam menjalani bahtera rumah tangga kelak.

Adapun cara yang dilakukan oleh BP4 Parungpanjang dalam

memberikan bimbingan kepada para calon pengantin adalah dengan

menggunakan metode ceramah, yaitu para calon suami isteri diberikan

ceramah-ceramah yang berisikan nasehat-nasehat tentang perkawinan dan

keluarga, dan masih banyak lagi, kemudian dialog, yaitu metode Tanya jawab

seputar rumah tangga dan perkawinan, kemudian simulasi, yaitu calon

pengantin melakukan latihan membaca ijab qabul.21

b) Materi-materi yang diberikan dalam kursus pra nikah

Materi Kursus calon pengantin diberikan narasumber terdiri dari konsultan

perkawinan dan keluarga sesuai keahlian yang dimiliki dengan metode

ceramah, dialog, simulasi dan studi kasus. Materi tersebut meliputi tata cara

dan prosedur perkawinan, pengetahuan agama, peraturan perundang-

undangan di bidang perkawinan dan keluarga, hak dan kewajiban suami isteri,

kesehatan reproduksi, manajemen keluarga dan psikologi perkawinan dan

keluarga.22

21

Wawancara Pribadi dengan Kepala KUA Parungpanjang. Drs. H. Andi Mulyana pada hari

rabu 8 desember 2015 22

Wawancara Pribadi dengan Kepala KUA Parungpanjang. Drs. H. Andi Mulyana pada hari

rabu 8 desember 2015

Page 54: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

43

Penyelenggaraan yang berwenang terhadap pelaksanaan kursus calon

pengantin adalah Badan Penasihat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (

BP4 ) atau badan dan lembaga lain yang telah mendapat akreditasi dari

Depag.

Sarana penyelenggara Kursus calon pengantin seperti silabus, modul,

sertifikat tanda lulus peserta dari sarana prasarana lainnya disediakan oleh

Depag. Sertifikat tanda lulus bukti kelulusan mengikuti Suscatin nanti

menjadi persyaratan pendaftaran perkawinan. Adapun jadwal kursus pra nikah

dan pematerinya23

seperti yang ditulis dalam tabel berikut:

Tabel 1

23

Arsip BP4 KUA Kecamatan Parungpanjang, 2015

JADWAL KURSUS PRA NIKAH

Hari Materi Penyaji Waktu

Senin Agama PENAMAS 09.00-10.00

Munakahat KUA 10.00-11.00

Kamis

PKK/UPGK

KB/Kesehatan

BIDAN/DOKTER

PLKB/DOKTER

09.00-10.00

10.00-11.00

Page 55: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

44

Tabel 2

PEMBERI MATERI KURSUS CALON PENGANTIN

Nama Materi

Drs. H. Andi Mulyana Undang-Undang Perkawinan No 1

Tahun 1974 dan KHI Hak dan

Kewajiban suami isteri

Sukron Naim S.Sy Munakahat

Bimbingan sholat

Khaerudin S.Hi Tuntunan Ibadah

Kebersamaan

Itulah materi-materi yang diberikan dan para pengajar dalam

pemberian bimbingan kursus pra nikah.

c) Waktu dan Tempat

Pemberian bimbingan dilaksanakan satu minggu dua kali, setiap hari

selasa dan kamis pukul 09.00 sampai pukul 11.00 WIB, tergantung

adanya tidaknya calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan,

namun biasanya pasangan yang hadir dalam kursus minimal dua pasangan

calon pengantin, tetapi kalau sudah hadir semua bisa sampai 5,6 pasangan

yang hadir. Namun karena kurangnya tenaga pengajar, maka pemberian

Page 56: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

45

bimbingan dilakukan hanya satu kali dalam seminggu. Walaupun tenaga

pengajar banyak, tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu, tenaga

pengajar hanya 3 sampai 4 orang itupun pegawai KUA semua. Factor lain

yang menghambat adalah masalah fianansial, karena apabila memanggil

petugas dari instansi lain yang terkait harus mengeluarka anggaran untuk

transportasi, sedangkan KUA tidak ada anggaran untuk itu. Karena

memang untuk kursus calon pengantin BP4 tidak memungut biaya

pendaftaran, hanya kesadaran dan keikhlasan dari calon pengantin saja.

Untuk tempat pemberian bimbingan dilaksanakan di kantor KUA.

d) Hambatan-hambatan

Setiap perbuatan yang dilakukan oleh orang untuk mencapai cita-cita

dalam hidupnya tidak selalu berjalan mulus, tetapi selalu saja ada kendala

yang menghambat usaha seseorang yang mau tidak mau harus dipecahkan

dan diselesaikan demi tercapainya cita-cita dan tujuannya.

Begitupun di dalam upaya mensosisalisasikan dan memberikan

bimbingan pada calon pengantin, BP4 Kecamatan Parungpanjang

mendapat kendala atau hambatan untuk terlaksananya program kerja

tersebut, diantaranya adalah :

1. Keuangan, hal yang paling pokok ini sering menjadi kendala bagi upaya

sosisalisasi program kerja BP4 dan juga kendala dalam pemeberian

Page 57: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

46

bimbingan kepada calon pengantin, terutama untuk mendatangkan pemeberi

materi yang perlu biaya operasional.

2. Kurangnya waawasan dan tenaga pengajar, kurangnya wawasan dari si

pemateri juga menjadi kendala, karena tidak adanya biaya operasional untuk

mendatangkan pemateri dari instansi lain maka tenaga pengajar pun seadanya.

Sebagaimana yang dituturkan oleh kepala KUA Bapak Drs. H. Andi Mulyana.

“kurangnya tenaga pengajar menjadi hambatan tersendiri bagi kami karena tenaga

pengajar hanya itu-itu saja dan ada sebagian pemateri yang kurang begitu

menguasai materi dan wawasan si pemateri yang kurang luas juga menjadi

kendala bagi kami dalam memberikan bimbingan”.24

3. SDM (Sumber Daya Manusia), yang dimaksud dengan sumber daya manusia

disini adalah tingkat pendidikan dari masyarakat Kecamatan Parungpanjang

yang masih lemah dan kurang.

4. Tidak ada waktu dari si calon pengantin, meskipun sudah di beritahukan

sebelumnya, tetapi tidak menutup kemungkinan tidak ada kesediaan dari

calon pengantin itu sendiri untuk mengikuti bimbingan. Hal ini disebabkan

karena calon pengantin sibuk bekerja dan salah satu calon tinggal diluar kota.

Dari rangkaian hambatan yang dikemukakan diatas, penulis

menyimpulkan bahwa faktor keuanganlah yang menjadi masalah utama.

24

Wawancara Pribadi dengan Kepala KUA Parungpanjang, Drs. H. Andi Mulyana pada hari

rabu 8 desember 2015

Page 58: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

47

Karena kalau saja ada dana operasional dari tingkat atas dalam upaya BP4

melakukan sosialisai atau pelaksanaan programnya tentu menjamin

kesejahteraan para petugas terkait. Sekiranya BP4 pusat memberikan dana

operasional kerja untuk dianggarkan sesuai dengan keperluan pemberian

bimbingan.

Page 59: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

48

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN TENTANG PERAN BIMBINGAN PRA

NIKAH

Hasil Pembahasan Tentang Peran Bimbingan Pra Nikah

Kursus calon pengantin hanya dapat dilakukan oleh BP4 khususnya di

tingkat kecamatan sebagai penerapan bentuk kemitraan terhadap lembaga

BP4. Kursus Pra Nikah atau kursus calon pengantin bertujuan agar para calon

pengantin sadar dan paham tentang hidup berumah tangga, juga agar pasangan

calon pengantin bisa memahami dengan baik khususnya kewajiban sebagai

suami istri dalam pembahasan ini bahwa BP4 khususnya di kecamatan

Parungpanjang sangat berpengaruh pada masyarakat. Karena sebagian

masyarakat Parungpanjang masih banyak yang belum paham tentang

bimbingan pra nikah.

A. Hasil Penelitian Tentang Bimbingan Pra Nikah Di Kecamatan

Parungpanjang

Sebagian besar masyarakat kecamatan Parungpanjang, masyarakatnya

sudah banyak yang melakukan atau mengikuti Bimbingan Pranikah serta

sudah berjalannya kegiatan bimbingan pranikah yang ada di KUA Kecamatan

Parungpanjang.

Bimbingan Pranikah merupakan kegiatan yang sangat penting untuk

masyarakat khususnya masyarakat kecamatan Parungpanjang, dan juga

Page 60: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

49

Bimbingan Pranikah memberikan wawasan kepada masyarakat tentang

perkawinan atau cara berumah tangga.

sehingga setiap pasangan suami isteri yang sudah menikah mempunyai bekal

atau wawasan dalam membina rumah tangga

Bimbingan Pranikah sangat positif bagi masyarakat kecamatan

Parungpanjang yang diadakan oleh BP4 setempat.

Beberapa upaya program disebutkan dan yang dilakuan oleh pengurus

BP4 terhadap masyarakat kecamatan Parungpanjang menjadi suatu kegiatan

yang sangat diperluka oleh calon penganti. Dengan demikian langkah-langkah

tersebut disebutkan akan menguntungkann bagi masyarakat Parungpanjang

terutama bagi calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan.

Dengan diadakannya penyuluhan dan bimbingan terhadap calon

pengantin, masyarakatpun sadar arti penting sebuah bimbingan pranikah

karena dalam berumah tangga harus mempunyai wawasan tentang arti sebuah

perkawinan.1

Adapun hasil peneliti tentang respon masyarakat Parungpanjang

terhadap kursus pra nikah di bagi pada tiga aspek yaitu aspek pengetahuan,

aspek pemahaman, dan aspek partisipasi.

1 Wawncara Pribadi Dengan Bapak Drs. H. Andi Mluyana. Parungpanjang 22 desember 2015

Page 61: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

50

1. Tingkat Pengetahuan

Hasil penelitian dapat dirincikan sebagai berikut

Keterangan:

1. Sangat tidak penting

2. Tidak penting

3. Cukup penting

4. Penting

5. Sangat pentin

Tabel 1.1

NO

Parameter

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

Responden

Sangat

Tidak Tahu

Tidak

Tahu

Cukup

Tahu

Tahu Sangat

Tahu

1

Bimbingan

Pra nikah

5

(9,09%)

5

(9,09%)

10

(18,18%)

18

(32.73%)

17

(30,91%)

55

2

Penyuluhan

Pra nikah

5

(9,09%)

5

(9,09%)

10

(18,18%)

15

(27.27%)

20

(36,37%)

55

3

Suscatin

4

(7,27%)

5

(9,09%)

11

(20%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

4

Cara Hidup

Berkeluarg

a

2

(3,64%)

4

(7,27%)

10

(18,18%)

14

(25,46%)

25

(45,45%)

55

5

Pendidikan

Anak

2

(3.64%)

5

(9,09%)

10

(18,18%)

10

(18,18%)

28

(50,91%)

55

6

Kewajiban

suami Istri

3

(5,46%)

4

(7,27%)

15

(27,27%)

18

(32,73%)

15

(27,27%)

55

Page 62: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

51

7

Komunikas

i Dalam

Keluarga

5

(9,08%)

4

(7,28%)

11

(20%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

8

Tujuan

Bimbingan

Pra Nikah

4

(7,28%

5

(9,08%)

10

(18,18%)

18

(32,73%)

18

(32,73%)

55

9

Lembaga

BP4

5

(9,08%)

4

(7,28%)

11

(20%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

10

Tujuan

Pernikahan

3

(5,46%)

7

(12,72%)

10

(18,18%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

2. Tingkat pemahaman

Keterangan :

1. Sangat tidak paham

2. Tidak paham

3. Cukup paham

4. Paham

5. Sangat paham

Page 63: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

52

Tabel 2.2

NO

Parameter

Tingkat

Pemahaman

Jumlah

Responden

Sangat

Tidak

Paham

Tidak

Paham

Cukup

Paham

Paham Sangat

Paham

1

Kesiapan Lahir Batin

Bagi Calon Pengantin

2

(3,64%)

5

(9,09%)

10

(18,18%)

13

(23,64%)

25

(45,45%)

55

2

Kebutuhan Materi

Bagi Calon Pengantin

4

(7,28%)

6

(10,91%)

15

(27,27%)

15

(27.27%)

15

(27,27%)

55

3

Kehidupan masa

depan bagi calon

pengantin

2

(3,64%)

5

(9,09%)

10

(18,18%)

13

(23,63%)

25

(45,46%)

55

4

Motivasi keluarga

bagi calon pengantin

5

(9,09%)

2

(3,64%)

7

(12,72%)

16

(29,10%)

25

(45,45%)

55

5

Komunikasi suami

istri dalam rumah

tangga

4

(7,27%)

5

(9,09%)

11

(20%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

6

Pendidikan anak bagi

yang sudah

berkeluarga

2

(3,64%)

7

(12,72%)

15

(27,27%)

10

(18,18%)

21

(38,19%)

55

7

Adanya pemimpin

dalam keluarga

5

(9,09%)

5

(9,09%)

10

(18,18%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

8

Adanya kerukunan

dalam berkeluarga

4

(7,27%)

6

(10,91%)

8

(14,55%)

12

(21,82%)

25

(45,45%)

55

9

Adanya tanggung

jawab dalam

berkeluarga

2

(3,64%)

7

(12,72%)

11

(20%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

10

Adanya kepercayaan

suami istri dalam

rumah tangga

3

(5,46%)

7

(12,72%)

10

(18,18%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

Page 64: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

53

Tingkat Partisipasi

Keterangan :

1. Sangat tidak bersedia

2. Tidak bersedia

3. Cukup bersedia

4. Bersedia

5. Sangat bersedia

Tabel 1.3

NO

Parameter

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

Responden

Sangat

Tidak

Bersedia

Tidak

Bersedia

Cukup

Bersedia

Bersedia Sangat

Bersedia

1

Calon

Pengantin

Mengikuti

Bimbingan

Pra Nikah

3

(5,46%)

4

(7,27%)

11

(20%)

15

(27,27%)

22

(40%)

55

2

Kegiatan

Yang di

Buat Oleh

BP4

2

(3,64%)

3

(5,45%)

15

(27,27%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

3

Materi

tentang

Bimbingan

Pra Nikah

3

(5,46%)

7

(12,72%)

10

(18,18%)

15

(27,27%)

20

(36,37%)

55

4

Pembinaan

Bagi Calon

Pengantin

2

(3,64%)

1

(1,82%)

12

(21,82%)

15

(27,27%)

25

(45,45%)

55

Sosialisasi

Page 65: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

54

5 Bimbingan

Pra Nikah

1

(1,82%)

2

(3,64%)

12

(21,82%)

15

(27,27%)

25

(45,45%)

55

6

Jadwal

Bimbingan

Pra Nikah

2

(3,64%)

2

(3,63%)

5

(9,09%)

11

(20%)

35

(63,64%)

55

7

Sertifikat

dari BP4

4

(7,27%)

6

(10,91%)

10

(18,18%)

20

(36,37%)

15

(27,27%)

55

B. Pembahasan Penelitian Tentang Bimbingan Pra Nikah

1. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa dari aspek

Pengetahuan. Masyarakat rata-rata sudah mengetahui adanya Bimbingan Pra

Nikah. Untuk lebih jelasnya dapat diuaraikan sebagai berikut:

1. Pada parameter pengetahuan tentang adanya Bimbingan Pra Nikah dijelaskan

sebanyak 10 (18,18%) responden yang tidak mengetahui adanya Bimbingan

Pra Nikah dan 45 (81,82%) sudah cenderung tahu adanya Bimbingan Pra

Nikah

2. Pada parameter pengetahuan tentang Penyuluhan Bimbingan Pra Nikah

dijelaskan sebanyak 10 (18,18%) responden yang tidak mengetahui adanya

Penyuluhan Bimbingan Pra Nikah dan 45 (81,82%) sudah cenderung

mengetahui adanya Penyuluhan Bimbingan Pra Nikah

3. Pada parameter pengetahuan tentang Kursus Calon Pengantin (Suscatin)

dijelaskan sebanyak 9 (16,36%) responden yang tidak mengetahui adanya

Page 66: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

55

Kursus Calon Pengantin dan 46 (83,64%) responden sudah cenderung

mengetahui adanya Kursus Calon Pengantin

4. Pada parameter pengetahuan tentang cara hidup berkeluarga dijelaskan

sebanyak 6 (10,90%) responden yang tidak mengetahui Cara Hidup

Berkeluarga dan 49 (89,1%) responden sudah cenderung mengetahui Cara

Hidup Berkeluarga

5. Pada parameter pengetahuan tentang Pendidikan Anak dijelaskan sebanyak 7

(12,72%) responden yang tidak mengetahui Pendidikan Anak dan 48

(87,28%) responden sudah cenderung mengetahui Pendidikan Anak

6. Pada parameter pengetahuan tentang Kewajiban Suami Istri dijelaskan

sebanyak 7 (12,72%) responden yang tidak mengetahui Hak dan Kewajiban

Suami Istri dan 48 (87,28%) responden sudah cenderung mengetahui Hak dan

Kewajiban Suami Istri

7. Pada parameter pengetahuan tentang Komunikasi Dalam Keluarga dijelaskan

sebanyak 9 (16,37%) responden tidak mengetahui Komunikasi Dalam

Keluarga dan 46 (83,63%) responden sudah mengetahui Komunikasi Dalam

Keluarga

8. Pada parameter pengetahuan tentang Tujuan Bimbingan Pra Nikah dijelaskan

sebanyak 9 (16,37%) responden tidak mengetahui Tujuan Bimbingan Pra

Nikah dan 46 (83,63%) responden sudah cenderung mengetahui Tujuan

Bimbingan Pra Nikah

Page 67: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

56

9. Pada parameter pengetahuan tentang Lembaga BP4 dijelaskan sebanyak 9

(16,37%) responden tidak mengetahui Lembaga BP4 dan 46 (83,63%)

responden sudah cenderung mengetahui Lembaga BP4

10. Pada parameter pengetahuan tentang Tujuan Pernikahan dijelaskan sebanyak

10 (18,18%) responden tidak mengetahui Tujuan Pernikahan dan 45 (81,82%)

responden sudah cenderung mengetahui Tujuan Pernikahan.

Dari beberapa parameter diatas mayoritas masyarakat Parungpanjang

mengetahui ada dan pentingnya kursus pra nikah.

2. Tingkat Pemahaman

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa dari aspek

pemahaman, masyarakat rata-rata sudah paham dengan Bimbingan Pra Nikah.

Untuk lebih jelasnya dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Pada parameter pemahaman tentang Kesiapan Lahir Batin dijelaskan

sebanyak 7 (12,72%) responden tidak memahami Kesiapan Lahir Batin dan

48 (87,28%) responden sudah cenderung memahami Kesiapan Lahir Batin

2. Pada parameter pemahaman tentang Kebutuhan Materi Bagi Calon Pengantin

dijelaskan sebanyak 10 (18,18%) responden tidak memahami Kebutuhan

Materi Bagi Calon Pengantin dan 45 (81,82%) responden sudah cenderung

memahami Kebutuhan Materi Bagi Calon Pengantin

3. Pada parameter pemahaman tentang Kehidupan Masa Depan Bagi Calon

Pengantin dijelaskan sebanyak 7 (12,72%) responden tidak memahami

Page 68: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

57

Kehidupan Masa Depan Bagi Calon Pengantin dan 48 (87,28%) responden

sudah cenderung memahami Kehidupan Masa Depan Bagi Calon Pengantin

4. Pada parameter pemahaman tentang Motivasi Keluarga Bagi Calon Pengantin

dijelaskan sebanyak 7 (12,72%) responden tidak memahami Motivasi

Keluarga Bagi Calon Pengantin dan 48 (87,28%) responden sudah cenderung

memahami Motivasi Keluarga Bagi Calon Pengantin

5. Pada parameter pengetahuan tentang Komunikasi Suami Istri Dalam Berumah

Tangga dijelaskan sebanyak 9 (16,36%) responden tidak memahami

Komunikasi Suami Istri Dalam Berumah Tangga dan 46 (83,64%) responden

sudah cenderung memahami Komunikasi Suami Istri Dalam Berumah Tangga

6. Pada parameter pemahaman tentang Pendidikan Anak Bagi Yang Sudah

Berkeluarga dijelaskan sebanyak 9 (16,36%) responden tidak memahami

Pendidikan Anak Bagi Yang Sudah Berkeluarga dan 46 (83,64%) responden

sudah cenderung memahami Pendidikan Anak Bagi Yang Sudah Berkeluarga

7. Pada parameter pemahaman tentang Adanya Pemimpin Dalam Keluarga

dijelaskan sebanyak 10 (18,18%) responden tidak memahami Adanya

Pemimpin Dalam Keluarga dan 45 (81,82%) responden sudah cenderung

memahami Adanya Pemimpin Dalam Keluarga

8. Pada parameter pemahaman tentang Adanya Kerukunan Dalam Berkeluarga

dijelaskan sebanyak 10 (18,18%) responden tidak memahami Adanya

Kerukunan Dalam Keluarga dan 45 (81,82%) responden sudah cenderung

memahami Adanya Kerukunan Dalam Keluarga

Page 69: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

58

9. Pada parameter pemahaman tentang Adanya Tanggung Jawab Dalam

Berkeluarga dijelaskan sebanyak 9 (16,36%%) responden tidak memahami

Adanya Tanggung Jawab Dalam Berkeluarga dan 46 (83,64%) responden

sudah cenderung memahami Adanya Tanggung Jawab Dalam Berkeluarga

10. Pada parameter pemahaman tentang Adanya Kepercayaan Suami Istri Dalam

Rumah Tangga dijelaskan sebanyak 10 (18,18%) responden tidak memahami

Adanya Kepercayaan Suami Istri dan 45 (81,82%) responden sudah

cenderung memahami Adanya Kepercayaan Suami Istri

3. Tingkat Partisipasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa dari aspek

partisipasi, masyarakat rata-rata sudah berpartisipasi dalam Bimbingan Pra

Nikah. Untuk lebih jelasnya dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Pada parameter partisipasi tentang Calon Pengantin Mengikuti Bimbingan Pra

Nikah dijelaskan sebanyak 7 (12,72%) responden tidak bersedia Mengikuti

Bimbingan Pra Nikah dan 48 (87,28%) responden sudah cenderung bersedia

mengikuti Bimbingan Pra Nikah

2. Pada parameter partisipasi tentang Kegiatan Yang Dibuat Oleh BP4

dijelaskan sebanyak 5 (9,09%) responden tidak bersedia dalam kegiatan yang

dibuat oleh BP4 dan 50 (90,91%) responden sudah cenderung bersedia dalam

kegiatan yang dibuat oleh BP4

Page 70: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

59

3. Pada parameter Partsipasi tentang Materi Bimbingan Pra Nikah dijelaskan

sebanyak 10 (18,18%) responden tidak bersedia dengan Materi Bimbingan

Pra Nikah dan 45 (81,82%) responden sudah cenderung bersedia dengan

Materi Bimbingan Pra Nikah

4. Pada parameter partisipasi tentang Pembinaan Bagi Calon Pengantin

dijelaskan sebanyak 3 (5,45%) responden tidak bersedia dengan Pembinaan

Bagi Calon Pengantin dan 52 (94,55%) responden sudah cenderung bersedia

dengan Pembinaan Bagi Calon Pengantin

5. Pada parameter partisipasi tentang Sosialisasi Bimbingan Pra Nikah

dijelaskan sebanyak 3 (5,45%) responden tidak bersedia mengikuti

Soasialisasi Bimbingan Pra Nikah dan 52 (94,55%) responden sudah

cenderung bersedia mengikuti Sosialisasi Bimbingan Pra Nikah

6. Pada parameter partisipasi tentang Mengikuti Jadwal Bimbingan Pra Nikah

dijelaskan sebanyak 4 (7,27%) responden tidak bersedia mengikuti Jadwal

Bimbingan Pra Nikah dan 51 (92,73%) responden sudah cenderung bersedia

mengikuti Jadwal Bimbingan Pra Nikah

7. Pada parameter partisipasi tentang masyarakat mendapatka sertifikat dari BP4

dijelaskan sebanyak 10 (18,18%) responden tidak bersedia mendapatkan

sertifikat dari BP4 dan 45 (81,82%) responden sudah cenderung bersedia

mendapatkan sertfikat dari BP4.2

2 Hasil Wawancara Kepada Masyarakat Parungpanjang. 21 Desember 2015

Page 71: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

60

C. Sikap KUA terhadap masyarakat yang tidak mengikuti suscatin

BP4 KUA Kecamtan Parungpanjang sebelum melakukan Bimbingan

Suscatin bahwa BP4 KUA sudah mengadakan sosialisasi kepada masyrakat

Parungpanjang untuk mengikuti suscatin. Dan bagi masyarakat yang tidak

mengikuti suscatin maka sikap yang diambil oleh BP4 adalah memberikan

undangan atau panggilan kepada masyarakat yang tidak mengikuti suscatin

supaya wajib untuk mengikuti kegiatan tersebut dan apabila masih tidak

hadir BP4 akan memberikan teguran kepada masyarakat dan memberikan

penjelasan bahwa suscatin itu sangat penting bagi calon pengantin karena

masih banyak masyarakat yang belum paham terhadap tujuan berkeluarga.3

D. Dampak dari ketidak ikutan masyarakat terhadap bimbingan pra nikah

Dampak yang dihasilkan oleh masyarakat bagi yang tidak mengikuti

bimbingan pra nikah adalah :

1. Masyarakat tidak mendapatkan pengetahuan tentang

perkawinan

2. Tidak mendapatkan sertifikat dari BP4

3. Rentan terjadinya perceraian

4. Masyarakat tidak mengetahui tentang tata cara dan prosedur

perkawinan

5. Masyarakat tidak mengetahui tentang pengetahuan Agama

3 Wawncara Pribadi Dengan Bapak Drs. H. Andi Mluyana. Parungpanjang 22 desember 2015

Page 72: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

61

6. Masyarakat tidak mengetahui tentang Undang-undang

perkawinan

7. Masyarakat tidak mengetahui tentang management keluarga

8. Masyarakat tidak mengetahui tentang hak dan kewajiban suami

istri

9. Masyarakat tidak mengetahui tentang program keluarga

berencana (KB).4

4 Wawncara Pribadi Dengan Bapak Drs. H. Andi Mluyana. Parungpanjang 22 desember 2015

Page 73: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan yang bersumber

pada teori maupun yang bersumber dari data-data yang penulis kumpulkan

maka penulis mengambil kesimpulan segabai berikut:

1. Respons Masyarakat terhadap Pengetahuan, Pemahaman danPartisipasi

Dari permasalahan yang ada mengenai Respons Masyarakat Terhadap

Bimbingan Pranikah, sekarang sudah terjawab dengan dilakukannya

penelitian di BP4 KUA Kecamatan Parungpanjang yang ditanggapi oleh

ketua BP4 itu sendiri dan akhirnya permasalahan tersebut bisa dipecahkan.

Dan adanya jalan keluar yang sangat mudah dan berdampak baik bagi

masyarakat Parungpanjang yaitu dengan cara melaksanakan Bimbingan

Pranikah yang diadakan selama satu minggu dua kali, mengadakan

sosialisasi kepada masyarakat Parungpanjang, mengadakan seminar

tentang perkawinan, memberikan penyuluhan yang bersifat positif dan

melakukan kegiatan-kegiatan baru guna mendapatkan respons yang baik

dari masyarakat Parungpanjan gitu sendiri.

Page 74: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

63

2. Sikap KUA dan BP4 Kecamatan Parungpanjang Dalam Menyikapi Calon

Pengantin Yang Tidak Mengikuti Bimbingan PraNikah

BP4 KUA Kecamtan Parungpanjang sebelum melakukan Bimbingan

Suscatinbahwa BP4 KUA sudah mengadakan sosialisasi kepada masyrakat

Parungpanjang untuk mengikuti suscatin. Dan bagi masyarakat yang tidak

mengikuti suscatin maka sikap yang diambil oleh BP4 adalah memberikan

undangan atau panggilan kepada masyarakat yang tidak mengikuti suscatin

supaya wajib untuk mengikuti kegiatan tersebut dan apabila masih tidak hadir

BP4 akan memberikan teguran kepada masyarakat dan memberikan

penjelasan bahwa suscatin itu sangat penting bagi calon pengantin karena

masih banyak masyarakat yang belum paham terhadap tujuan berkeluarga.

3. Dampak dari tidak di ikutinya Bimbingan Pra Nikah Oleh Calon Pengantin

Dampak yang dihasilkan oleh masyarakat bagi yang tidak mengikuti

bimbingan pranikah adalah :

1. Masyarakat tidak mendapatkan pengetahuan tentang perkawinan

2. Tidak mendapatkan sertifikat dari BP4

3. Rentan terjadinya perceraian

4. Masyarakat tidak mengetahui tentang tata cara dan prosedur

perkawinan

5. Masyarakat tidak mengetahui tentang pengetahuan Agama

6. Masyarakat tidak mengetahui tentangUndang-undang perkawinan

Page 75: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

64

7. Masyarakat tidak mengetahui tentang management keluarga

8. Masyarakat tidak mengetahui tentang hak dan kewajiban suami istri

9. Masyarakat tidak mengetahui tentang program keluarga berencana

(KB).

B. Saran-saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan penelitian

dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada BP4 Kecamatan Parungpanjang agar terus berupaya

dan berusaha meningkatkan kegiatan Bimbingan Pranikah dan terus

melakukan langkah-langkah yang baik agar masyarakat

Parungpanjang lebih mengetahui dampak positif terhadap Bimbingan

Pranikah

2. BP4 harus lebih bertanggung jawab terhadap tugas dan pungsinya

3. Upaya yang dilakukan oleh BP4 terhadap Bimbingan pranikah jangan

sampai tidak terlaksana dan tidak berjalan dengan baik sehingga masih

ada masyarakat yang tidak mengikuti bimbingan pranikah

4. Dengan adanya upaya-upaya itu masyarakat lebih mengetahui dan

paham terhadap perkawinan dan rumah tangga

5. Disarankan juga kepada masyarakat agar selalu memberikan dukungan

kepada BP4 dalam melakukan kegiatan bimbingan pranikah

6. Masyarakat harus lebih memikirkan masa depan keluarga supaya

menjadi keluarga yang sakinah,mawaddah dan warahmah.

Page 76: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

DAFTAR PUSTAKA

Ghazali, Abd. Rahman, Fiqh Munakahat, (Bogor: Kencana, 2003),

Akbar Ali, Problem Pelaksanaan Undang-Undang Perkawinan dan Keluarga,

XXIV,

Arsip BP4 KUA Kecamatan Parungpanjang, 2015

Arsip Kementerian Urusan Agama (KUA) Kecamatan Parungpanjang.

Rahim, Fakih Ainur, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta, UUI Pers.

1994,

Walgito Bimo, Bimbingan & Konseling Perkawinan, (Yogyakarta: Andi Offset,

2004),

Guna, Boy S Sabar, Analisis Data pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI-Press,

2008),

BP4 Pusat, BP4 Pertumbuhan dan Perkembangan : Majalah Nasihat Perkawinan dan

Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1997).

BP4 Pusat, Kiprah BP4 Dalam Meningkatkan Mutu Perkawinan dan Keluarga :

Majalah Nasihat Perkawinan dan Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1992 ),

edisi Januari No. 235,

BP4 Pusat, sejarah BP4, (Jakarta: BP, 2005),

Page 77: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

BP4 Pusat, Tantangan Baru BP4 Setelah 37 Tahun Berkiprah : Majalah Nasihat

Perkawinan dan Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1997 ), edisi Januari No.

295,

Mc. Quail Denis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta : Erlangga, 1987),

Departemen Agama R.I, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan

Penyelenggaraan Proyek Peningkatan Keluarga Sakinah Tahun 2001 Tentang

Pedoman Konselor Keluarga Sakinah,

Departemen Agama RI, Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan,

hasil Musyawarah Nasional BP4 XII dan Pengukuhan Keluarga Sakinah, (

Jakarta : Departemen Agama, 2001 ),

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, Angka Perceraian (Jakarta: MA,

2014).

Saputra, Dzajuli Wangsa, et. Al, Peran BP4 dan Lembaga Konsultasi Perkawinan

dan Keluarga : Majalah Nasihat Perkawinan Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat,

1998 ), edisi Januari No. 187,

Hasil Musyawarah Nasional BP4 ke XIV Tahun 2009

Hasil Wawancara Kepada Masyarakat Parungpanjang. 21 Desember 2015

Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya,2004),

Ash-Shabbagh, Mahmud, Keluarga Bahagia Dalam Islam “Edisi Indonesia”,

(Yogyakarta: CV. Pustaka Mantiq, 1993), cet.5,

Page 78: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)

Mustoha, Kerjasama badan Penasihat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian dengan

Peradilan Agama”, Makalah Loka Karya, ( Jakarta : Kantor BP4 Pusat, 27

Maret 1997 ),

Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Nomor

DJ.II/372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kurus Pra Nikah,

Profil KUA Kecamatan Parungpanjang

Purwadinata, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),

Sukandarrumidi, Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004),

Sumarta, Keberadaan BP4 Sebagai Lembaga Penasihat : Majalah Nasihat

Perkawinan dan Keluarga, ( Jakarta : BP4 Pusat, 1995 ), edisi Mei No. 275,

AL-Nawawi, Syehk Al-Islam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya ibn Sarf, Riyadhu

Sholihin Min Kalami Sayyidi Al-Mursalin, (Syria-Indonesia: Maktaba Salim

ibn Sa’ad ibn Sya’ban Wa’khihi Ahmad).

Wawancara Pribadi dengan Kepala KUA Parungpanjang. Drs. H. Andi Mulyana

pada hari rabu 8 desember 2015

Hasan, Zamhari, Problematika BP4 Dalam Menurunkan Angka Perceraian : Majalah

Nasihat Perkawinan dan Keluarga, (Jakarta : BP4 Pusat,1997), edisi Juni No.

301,

Page 79: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)
Page 80: “RESPON MASYARAKAT PARUNG PANJANG TERHADAPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42499/1/MOH.RAKA... · BIMBINGAN PRA NIKAH ... Melalui Keputusan Menteri Agama (KMA)