pancasila sebagai paradigma bangsa

29
DAFTAR ISI DAFTAR ISI................................................... i KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..ii BAB I........................................................ 1 PENDAHULUAN.................................................. 1 A. Latar Belakang............................................ 2 B. Rumusan Masalah........................................... 2 C. Tujuan Penulisan.......................................... 2 D. Manfaat Penulisan......................................... 2 BAB II....................................................... 3 PEMBAHASAN................................................... 3 A. Pengertian Paradigma...................................... 3 B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan...................3 1. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Politik............3 2. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hukum..............4 3. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Ekonomi............7 4. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Sosial Budaya......8 5. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hubungan Antar Umat Beragama...................................................10 6. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Ilmu Pengetahuan. .11 C. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi....................11 D. Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus.............13 E. Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila……………………………………….14 Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page i

description

pancasila adalah dasar negara kita

Transcript of pancasila sebagai paradigma bangsa

Page 1: pancasila sebagai paradigma bangsa

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..ii

BAB I..........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................2

D. Manfaat Penulisan...............................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.........................................................................................................................3

A. Pengertian Paradigma.........................................................................................................3

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan......................................................................3

1. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Politik..............................................................3

2. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hukum.............................................................4

3. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Ekonomi..........................................................7

4. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Sosial Budaya..................................................8

5. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hubungan Antar Umat Beragama.................10

6. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Ilmu Pengetahuan..........................................11

C. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi..........................................................................11

D. Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus...........................................................13

E. Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila……………………………………….14

BAB III.....................................................................................................................................15

PENUTUP.................................................................................................................................15

A. Kesimpulan.......................................................................................................................15

B. Saran.................................................................................................................................15

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page i

Page 2: pancasila sebagai paradigma bangsa

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan

limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Pendidikan

Pancasila “Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila” dengan tepat waktu.

Tugas ini disusun sebagai salah satu aspek penilaian mata kuliah pendidikan pancasila

bagi mahasiswa semester II di lingkungan kampus UPN “Veteran” Yogyakarta Tahun

2014/2015.

Tak lupa, penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu

dalam proses pembuatan tugas ini. Seperti ungkapan Tak Ada Gading Yang Tak Retak

sehingga dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan. Kami memohon maaf atas

segala kesalahan dalam penulisan kata serta kalimat pada tugas ini. Oleh karena itu, kami

sangat berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas

yang akan disusun selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

sekalian, Terima kasih.

Sleman, Mei 2015

Penulis

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page ii

Page 3: pancasila sebagai paradigma bangsa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar Negara bangsa Indonesia hingga sekarang telah mengalami

perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa

yang terjadi menemani perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini

di depan semua bangsa Indonesia.

Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah menuai banyak konflik di

internal para pencetus nya hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi Pancasila

masih hangat diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan terutama kalangan Politik

dan mahasiswa. Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan masalah Pancasila

adalah mengenai awal dicetuskan nya Pancasila tentang sila pertama. Memang dari sejarah

awal perkembangan bangsa Indonesia dapat kita lihat bahwa komponen masyarakatnya

terbentuk dari dua kelompok besar yaitu kelompok agamais dalam hal ini didominasi oleh

kelompok agama Islam dan yang kedua adalah kelompok Nasionalis. Kedua kelompok

tersebut berperan besar dalam pembuatan rancangan dasar Negara kita tercinta ini.

Maka, setelah banyak aspek memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara.

Sekarang pancasila pun dijadikan bahan perbincangan sebagai prilaku yang digunakan di

dalam kampus. Dimana di dalam kampus tersebut akan terdidik dengan kepemimpinan

pancasilan. Baik dalam prilaku bergaul juga dalam proses belajar mengajar di dalamnya. Serta

molekul-molekul yang menjadi bagiannya.

Dikaitkan terhadap etika yang wajib dimiliki setiap individu, pengaplikasian

paradigma pancasila dalam pembangunan nantinya diharapkan dapat berjalan dengan baik,

dan tanpa mengabaikan hak orang lain, maupun menyakiti atau menyinggung suatu

kelompok.

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 1

Page 4: pancasila sebagai paradigma bangsa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka makalah ini secara khusus membahas permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa yang disebut pancasila sebagai dasar negara?

2. Apa yang dimaksud dengan tri darma perguruan tinggi?

3. Bagaimana cara mengaktualisasikan pancasila tersebut di perguruan tinggi atau kampus?

C. Tujuan Penulisan

Setelah penulis mencoba memahami akan latar belakang serta rumusan masalah

diatas, maka tujuan ke penulisan ini adalah:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai dasar negara

2. Memahami makna dari pancasila dalam pengaplikasian di kehidupan.

3. Mengaktualisasikan pancasila dalam kehidupan, terutama bagi mahasiswa.

D. Manfaat Penulisan

Setelah penulis mencoba memahami makna dari pancasila sebagai dasar negara, maka

penulis pun tersadar akan pentingnya nilai pancasila tersebut untuk diaktualisasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Terutama dalam lingkungan kampus yang memang kebetulan terdiri

dari berbagai adat serta agama.

Karena dasar pemikiran tersebutlah, maka sangat lanyak dan pantas makna peran

pancasila kembali ditulis guna untuk kembali dibaca sebagai salah satu bahan penyadaran diri

setiap individu agar kembali mengintrospeksi dirinya untuk berprilaku sesuai dengan makna

pancasila.

Dimana dengan berjiwa pancasila tersebut, akan terangkai kehidupan yang matang,

selaras dan akan jauh dari permasalahan yang didasarkan karena perbedaan adapt, suku

bahkan agama tersendiri. Maka dari itu, penulis menganggap sangat perlu menulis makalah

ini.

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 2

Page 5: pancasila sebagai paradigma bangsa

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma

Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai

titik talak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang - mengenai

realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu.

Arti paradigma ditinjau dari asal usul beberapa bahasa diantaranya :

- Menurut bahasa Inggris : paradigma berarti keadaan lingkungan

- Menurut bahasa Yunani : paradigma yakni para yang berarti disamping, di sebelah dan

dikenal sedangkan diegma suatu model, teladan, arketif dan diam

- Menurut kamus psikologi : paradigma diartikan sebagai berikut :

1. Satu model atau pola untuk mendemonstrasikan semua fungsi yang memungkinkan

dari apa yang tersajikan

2. Rencana riset berdasarkan konsep-konsep khusus, dan

3. Satu bentuk eksperimental

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

1. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Politik

Warga Indonesia sebagai warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau

pelaku politik bukan sekadar sebagai objek politik. Karena pancasila bertolak dari

kodrat manusia maka pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan

martabat manusia. Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subyek

harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan yang

dimaksud adalah kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik

Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi

bukan otoriter.

Berdasarkan hal terebut, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas

asas kerakyatan yaitu terletak pada sila ke IV Pancasila. Pengembangan selanjutnya

adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral daripada sila-sila pada

pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia

dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral

kerakyatan, dan moral keadilan. Perilaku politik baik dari warga negara maupun

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 3

Page 6: pancasila sebagai paradigma bangsa

penyelenggara negara dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan

perilaku politik yang santun dan bermoral.

2. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa

tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja tetapi juga

rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas dasar tersebut sistem dan keamanan adalah

mengikut sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan

keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta

(sishankamrata)

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara,

wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh

pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk

menegakkan kedaulatan negara keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa

dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada

kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan

sendiri.

Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana

pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam

masalah pertahanan negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma

pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana

tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara.

Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik

tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan

dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945.

Dengan ditetapkannya UUD I945 NKRI telah memiliki sebuah konstitusi,

yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:

(1) adanya perlindungan terhadap HAM,

(2) adanya susunan ketatanegaraan negara yang mendasar dan

(3) adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang

juga mendasar sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya terdapat

rumusan Pancasila, Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian dai UUD

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 4

Page 7: pancasila sebagai paradigma bangsa

1945 atau merupakan bagian dari hukum positif. Dalam kedudukan

yang demikian, ia mengandung segi positif dan segi negatif. Segi

positifnya, Pancasila dapat dipaksakan berlakunya (oleh negara); segi

negatifnya, Pembukaan dapat diubah oleh MPR sesuai dengan

ketentuan pasal 37 UUD 1945.

Hukum tertulis seperti UUD termasuk perubahannya, demikian juga UU dan peraturan

perundang-undangan lainnya harus mengacu peda dasar negara (sila – sila Pancasila dasar

negara).

Dalam kaitannya dengan “Pancasila sebagai paradigma pengembangan hukum”, hukum (baik

yang tertulis maupun yang tidak tertulis) yang akan dibentuk tidak dapat dan tidak boleh

bertentangan dengan sila-sila:

(1) Ketuhanan Yang Maha Esa,

(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,

(3) Persatuan Indonesia,

(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dengan demikian, substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau

penjabaran sila-sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi produk hukum

merupakan karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan

perwujudan aspirasi rakyat).

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa Indonesia

sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan predikat ini menjadi cermin

kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional. Indonesia adalah Negara yang majemuk,

bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun

terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita.

Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak kalangan karena ada

beberapa kasus kekerasan yang bernuansa Agama Ketika bicara peristiwa yang terjadi di

Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat Muslim, hal ini karena mayoritas

penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat Muslim di Indonesia memang terdapat

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 5

Page 8: pancasila sebagai paradigma bangsa

beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat oleh umat Islam

merurut sebagian umat non Muslim mereka seakan-seakan merefresefttasikan umat Muslim.

Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama

perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut:

1. Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu komunitas

(ummatan wahidah)

2. Hubungan antar sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam dan

komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip :

a. Bertetangga yang baik

b. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama

c. Membela mereka Yang teraniaya

d. Saling menasehati

e. Menghormati kebebasan beragama

Lima prinsip tersebut mengisyaratkan:

1) Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi yang

didasarkan atas suku dan agama;

2) Pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam menyelesaikan

masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh bersama. Dalam

"Analisis dan Interpretasi Sosiologis dari Agama (Ronald Robertson, ed.) misalnya

mengatakan bahwa hubungan agama dan politik muncul sebagai masalah:, hanya pada

bangsa bangsa yang memiliki heterogenitas di bidang agama.

Hal ini didasarkan pada pastulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi kestabilan

politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilai-nilai tertinggi

(ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan mulai dan semakin jauh

dari kompromi.

Dalam beberapa tahap kesempatan masyarakat Indonesia yang sejak semula bercirikan

majemuk banyak kita temukan upaya masyarakat yang mencoba untuk membina kerukunan

antar masyarakat. Lahirnya lembaga-lembaga kehidupan sosial budaya seperti "Pela" di

Maluku, "Mapalus" di Sulawesi utara, "Rumah Bentang" di Kalimantan tengah dan “Marga"

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 6

Page 9: pancasila sebagai paradigma bangsa

di Tapanuli, Sumatera Utara merupakan bukti-bukti kerukunan umat beragama dalam

masyarakat.

Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia yang saat

ini sedang diuji kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal. Dialog

horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai saling

pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia dan pengakuan akan sifat dasar manusia yang

indeterminists dan interdependen.

Identitas indeterminism adalah sikap dasar manusia yang menyebutkan bahwa posisi manusia

berada pada kemanusiannya. Artinya posisi manusia yang bukan sebagai benda mekanik,

melainkan sebagai manusia yang berakal budi, yang kreatif yang berbudaya.

3. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Ekonomi

Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan

pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem

ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan yaitu pada sila ke I Pancasila dan

kemanusiaan yaitu pada sila ke II Pancasila. Pancasila bertolak dari manusia sebagai totalitas

dan manusia sebagai subjek. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi

kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan.

Sistem ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dan humanistis akan menghasilkan

sistem ekonomi yang berperi kemanusiaan. Sistem ekonomi yang baik adalah sistem ekonomi

yang menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi

maupun sebagai makhluk Tuhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan

sistem ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada

manusia lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda degan sistem ekonomi dalam sistem

sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu.

Kebijakan ekonomi memiliki tujuan untuk men sejahterakan rakyat dan harus mampu

mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat

(tidak seperti selama orde baru yang telah berpihak pada ekonomi besar/konglomerat). Politik

ekonomi kerakyatan lebih memberikan kesempatan, dukungan dan pengembangan ekonomi

rakyat yang mencakup koperasi, usaha kecil dan usaha menengah sebagai pilar utama

pembangunan ekonomi nasional Oleh sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha

bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 7

Page 10: pancasila sebagai paradigma bangsa

Ekonomi kerakyatan akan mampu mengembangkan program-program konkret

pemerintah daerah di era otonomi daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan

keadilan dan pemerataan pembangunan daerah. Dengan demikian ekonomi kerakyatan akan

mampu memberdayakan daerah/rakyat dalam berekonomi sehingga lebih adil, demokratis,

transparan, dan inspiratif. Dalam ekonomi kerakyatan pemerintah pusat ( negara ) yang

demokratis berperan memaksakan pematuhan peraturan-peraturan yang bersifat melindungi

warga atau meningkatkan kepastian hukum.

Oleh karena itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan

pembangunan ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem

ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan.

Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan

bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan

ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara. Ekonomi pancasila juga memiliki

arti bahwa pihak swasta yang bisa mandiri dilindungi hak-haknya untuk mengembangkan

usahanya, sedangkan untuk pihak-pihak yang masih belum bisa mengembangkan usahanya

akan dibantu oleh pemerintah dalam mengembangkan usahanya.

4. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Sosial Budaya

Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini kita harus

mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai

Pancasila itu sendiri. Prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistis, artinya

nilai-nilai Pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat

manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Dalam rangka pengembangan sosial budaya,

Pancasila sebagai kerangka kesadaran yang dapat mendorong untuk universalitas melepaskan

simbol-simbol dari keterikatan struktur, dan transedentalisasi meningkatkan derajat

kemerdekaan manusia, kebebasan spiritual.

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistis karena memang pancasila]a bertolak

dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana tertuang dalam

sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus

mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu mnenjadi manusia yang berbudaya

dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab,

kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil

dan beradab.

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 8

Page 11: pancasila sebagai paradigma bangsa

Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu meningkatkan

derajat kemanusiaan nya Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari tingkat homo

menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya

dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam

di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.

Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai

kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga

bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan,

kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma baru dalam pembangunan

nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan yang dalam perencanaan dan

pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti

yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi

individu secara berimbang (Sila Kedua).

Hak budaya komuniti dapat sebagai perantara/penghubung/penengah antara hak

negara dan hak asasi individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang

sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman

kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, era otonomi daerah tidak akan mengarah pada

otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan pembangunan lokal daerah dengan

pembangunan regional dan pembangunan nasional (Sila Keempat), sehingga ia akan

menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila Kelima) dalam rangka memperkuat persatuan

dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI

(Sila Ketiga).

Pembangunan nasional bidang kebudayaan, harus dilandasi dengan berpikir tentang

masalah persatuan dan kesatuan bangsa. Negara harus menjalankan pemerintahan yang serba

efektif harus menghilangkan mental birokrasi serta mau membangun sistem budaya dalam hal

norma maupun pengembangan iptek dengan melalukan pemberdayaan kebudayaan lokal guna

memfungsikan etos budaya bangsa yang majemuk. Kehidupan setiap insan harus

dipertahankan dengan baik dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan serta dapat

membangun dirinya sendiri menjadi masyarakat yang berkeadilan, demokrasi, inovatif, dan

mencapai kemajuan kehidupan yang beradab.

Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai

puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan-kebudayaan

di daerah:

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 9

Page 12: pancasila sebagai paradigma bangsa

(1) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun suku bangsa ataupun golongan sosial dan

komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa;

(2) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warga negara

Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan, maupun

golongannya;

(3) Sila Ketiga mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat

majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa yang

berdaulat;

(4) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang tuas di kalangan masyarakat majemuk

Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah. Sila ini sangat relevan

untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan kepentingan perorangan.

5. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hubungan Antar Umat Beragama

Pada reformasi dewasa ini di beberapa wilayah Negara Indonesia terjadi konflik sosial

yang bersumber pada masalah SARA, terutama bersumber pada masalah agama. Hal ini

menunjukan kemunduran bangsa Indonesia ke arah kehidupan beragama yang tidak

berkemanusiaan. Oleh karena itu merupakan salah satu tugas berat bangsa Indonesia untuk

mengembalikan suasana kehidupan beraga yang penuh perdamaian, saling menghargai, saling

menghormati dan saling mencintai sebagai sesame umat manusia yang beradab. Pancasila

telah

memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi bangsa Indonesia untuk hidup secara

damai dalam kehidupan beragama di negara Idonesia, Dalam pengertian ini maka negara

menegaskan dalam pokok pikiran ke IV bahwa "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha

Esa", atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab". Ini berarti bahwa kehidupan dalam

negara mendasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan. Negara memberikan kebebasan kepada

warganya untuk memeluk agamanya dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa dalam Negara Indonesia

memberikan kebebasan atas kehidupan beragama atau dengan lain perkataan menjamin atas

demokrasi dibidang agama Oleh karena itu kehidupan beragama dalam Negara Indonesia

dewasa ini harus dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi,

saling menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 10

Page 13: pancasila sebagai paradigma bangsa

6. Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Ilmu Pengetahuan

Kini ilmu pengetahuan bersama anaknya IPTEK, dengan temuan-temuannya melaju

pesat, mendasar, spektakuler. Iptek tidak lagi hanya sbg sarana kehidupan tetapi sekaligus

sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu iptek telah menyentuh seluruh

segi dan sendi kehidupan, dan akan merombak budaya manusia secara intensif, yg berakibat

Terjadinya perbenturan tata nilai dlm aspek kehidupan.

Fenomena perombakan tersebut, misalnya :

a. Dari budaya agraris-tradisional dan budaya industri modern, peran mitos digeser oleh

peran logos / akal.

b. Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif, efisiensi, produktif dan

kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.

Dari budaya nasional-kebangsaan budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai

universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan akibatnya luntur

nasionalisme dan kepribadian bangsa.

Tiga Aspek Iptek:

1. ASPEK ONTOLOGIS, Secara langsung keberadaan ilmu merupakan. Aktivitas manusia

yg tidak pernah berhenti dalam menentukan dan mencari kebenaran dari kenyataan.

Aktivitas tersebut akan melibatkan masyarakat, memiliki proses dan akan menghasilkan

suatu produk. Secara tidak langsung keberadaan ilmu disebabkan oleh adanya Tuhan,

sehingga kebenaran yang diusahakan oleh iptek seharusnya tidak kontradiksi dengan nilai

ketuhanan dan kemanusiaan.

2. ASPEK EPISTEMCLOGI, Nilai-nilai Pancasila dijadikan sbg metode berfikir, sbg dasar

dan arah dlm mengembangkan iptek.

3. ASPEK AKSIOLOGI, Kemanfaatan dan pengembangan iptek tidak boleh bertentangan

dengan ideal Pancasila dan mendukung, mewujudkan nilai-nilai ideal Pancasila.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan rumusan

dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila - Sila

Pancasila yaitu:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 11

Page 14: pancasila sebagai paradigma bangsa

Esa dan sesuai dengan agama dan kepercayaan nya.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Contoh nya mengikuti kegiatan - kegiatan kemanusiaan, serta berani membela kebenaran

dan keadilan.

3. Sila Persatuan Indonesia

Persatuan Indonesia dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dengan

menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara

diatas kepentingan pribadi.

4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan

Perwakilan

Dalam melaksanakan Permusyawaratan, kepercayaan diberikan kepada wakil- wakil yang

dipercaya. Keputusan-keputusan yang diambil harus dapat di per tanggung jawabkan

serta, semua pihak dapat menerimanya dan melaksanakannya dengan baik dengan penuh

rasa tanggung jawab. Kepentingan bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan

pribadi.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia yaitu mempunyai hak dan

kewajiban yang sama.

Untuk itu perlu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesinambungan

antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain serta perbuatannya yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.

a. Paradigma

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, paradigma mempunyai arti. Kerangka berpikir

atau model dalam teori ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapat disimpulkan paradigma

merupakan anggapan, jalan pikiran, atau sudut pandang yaitu bagaimana cara seseorang

dalam melihat dan menanggapi suatu hal.

b. Reformasi

Definisi reformasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perubahan secara drastis

untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara.

Jadi dapat dikatakan reformasi adalah menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk

dikembalikan pada bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan

rakyat.

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 12

Page 15: pancasila sebagai paradigma bangsa

c. Pancasila Sebagai paradigma Reformasi

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia

oleh karena itu Pancasila merupakan acuan dasar dalam perubahan yang akan dilakukan.

Gerakan reformasi itu sendiri dilakukan menuju keadaan yang lebih baik, perubahan yang

dilakukan harus mengarah pada kehidupan rakyat yang lebih baik dalam segala aspek.

Antara lain bidang ekonomi, sosial, budaya kehidupan keagamaan serta politik.

Reformasi pada prinsipnya suatu perbaikan yang berlandaskan kepada dasar nilai-nilai

ideal yang sebagaimana dicita-citakan rakyat. Dalam hal ini Pancasila sebagai ideologi

bangsa. Untuk itu reformasi dilaksanakan sesuai dengan Pancasila yang sebagaimana

mestinya di cita- citakan oleh bangsa Indonesia. Jika reformasi tidak sejalan atau tidak

sesuai dengan pancasila maka gerakan reformasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik

karena tidak mempunyai landasan hukum dan tidak akan sesuai dengan cita-cita bangsa

dan mungkin saja akan bertentangan dengan ideologi bangsa ini. Maka rakyat Indonesia

sebaiknya menjadikan Pancasila sebagai aspek utama dalam kehidupan bermasyarakat dan

kehidupan bernegara oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga

negara Indonesia dan dilakukan dalam berbagai hal termasuk dalam gerakan reformasi.

D. Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus

Pembangunan di Bidang Pendidikan yang dilaksanakan atas falsafah Negara Pancasila

diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila,

membentuk manusia-manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi

pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan negara dan mencintai sesama manusia.

Peranan perguruan tinggi dalam usaha pembangunan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah

berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia dengan cara ilmiah yang meliputi: pendidikan dan

pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yang disebut Tri Darma Perguruan

Tinggi.

Peningkatan peranan Perguruan Tinggi sebagai satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam usaha pembangunan selain diarahkan untuk

menjadikan Perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta seni, juga mendidik mahasiswa untuk berjiwa penuh

pengabdian serta memiliki tanggung jawab yang besar pada masa depan bangsa dan Negara,

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 13

Page 16: pancasila sebagai paradigma bangsa

serta menggiatkan mahasiswa, sehingga bermanfaat bagi usaha pembangunan nasional dan

pengembangan daerah.

Perlu diketahui, bahwa pendidikan tinggi sebagai institusi dalam masyarakat bukan lah

merupakan menara gading yang jauh dari kepentingan masyarakat, melainkan senantiasa

mengembangkan dan mengabdi kepada masyarakat. Maka menurut PP. No. 60 Th. 1999,

bahwa

Perguruan Tinggi mempunyai 3 tugas pokok, yaitu:

1. Pendidikan tinggi

2. Penelitian

3. Pengabdian terhadap masyarakat

Jadi, di Perguruan Tinggi atau yang biasa disebut dengan kampus, tidak hanya

mengajar akan tetapi mendidik. Dimana dengan didikan tersebut mahasiswa akan lebih

didampingi baik secara intelektual dan emosional. Contoh umumnya adalah bagaimana cara

mahasiswa bergaul

dalam sehari-hari mereka dengan berpedoman pada pancasila.

E. Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila

Etika memiliki peranan penting bagi kehidupan semua umat manusia. Dan dengan

adanya etika, maka perwujudan nilai-nilai pancasila sebagai paradigm dalam kehidupan

sehati-hari dapat menjadi mudah. Etika mengatur banyak tata cara dan tata krama dalam

berkehidupan, yang mana bila diaplikasikan dalam menyikapi pancasila sebagai paradigma

pembangunan diharapkan pelaksanaan pembangunan dalam cita-cita kita akan menjadi

mudah, dengan mempertimbangkan dan memperhatikan aturan-aturan disekitar kita.

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 14

Page 17: pancasila sebagai paradigma bangsa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi merupakan suatu pedoman

kehidupan yang sangat relevan untuk negara Indonesia. Paradigma pancasila mencakup

sampai ke semua lini kehidupan, mencakup bidang politik, hukum, ekonomi, sosial

budaya, hubungan antar umat beragama, sampai dengan IPTEK.

Pancasila juga sebagai pedoman dalam mereformasi kehidupan berbangsa, dimana

suatu perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik harus memiliki suatu acuan yang

baik dan kuat serta sesuai dengan kebudayaan di Indonesia, maka Pancasila sangat cocok

untuk diterapkan di Indonesia.

Pancasila juga sangat berperan penting dalam membangun moral terutama di

lingkungan kampus, ini agar nantinya akan menumbuh kembangkan generasi-generasi

baru yang memiliki moral dan budi pekerti yang luhur.

Dan dikaitkan dengan etika dalam berkehidupan sehari-hari, keduanya memiliki

hubungan erat yang saling menyokong satu sama lain. Etika menjadi dasar pedoman

dalam tindak-tanduk manusia sebagai makhluk sosial yang berbudipekeri untuk dapat

menjalankan tujuan paradigm pancasila dalam pembangunan dengan memperhatikan

kondisi sekitar dan menjunjung nilai-nilai moral.

B. Saran

Kita sebagai mahasiswa hendaklah mengamalkan pancasila sebagai bagian dari

kehidupan bermasyarakat, karena di dalam pancasila mengandung butir-butir keluhuran

bangsa Indonesia.

Keterkaitan Etika Terhadap Paradigma Pancasila Page 15