Paket Informasi Komoditi Kakao

44
Sekretariat Jenderal 2007 Gambaran Sekilas Industri Kakao

Transcript of Paket Informasi Komoditi Kakao

Page 1: Paket Informasi Komoditi Kakao

 

 

 

 

Sekretariat Jenderal 2007

Gambaran Sekilas Industri Kakao 

Page 2: Paket Informasi Komoditi Kakao

KATA PENGANTAR

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ke-3 dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Ditinjau dari segi produktivitas, Indonesia masih berada di bawah produktivitas rata-rata negara lain penghasil kakao. Selama ini kakao lebih banyak diekspor dalam wujud biji kering kakao dibandingkan hasil olahannya, sehingga nilai tambahnya terhadap perekonomian sedikit.

Dengan melihat kondisi – potensi lahan, industri kakao, pasar kakao baik dalam negeri maupun luar negeri serta membandingkannya dengan nilai perdagangan kakao Indonesia dan dunia, buku ini menyajikan paket informasi berkaitan dengan industri kakao/cokelat. Di samping menerangkan berbagai aspek kondisi terkini, buku ini memberi ulasan tentang peluang investasi industri berbasis kakao, baik pada usaha hulu, hilir, produk samping, serta infrastruktur yang mendukung bisnis tersebut. Dalam membahas peluang investasi tersebut, diuraikan industri-industri yang prospektif untuk dikembangkan, lokasi industri, serta perkiraan besarnya investasi yang dibutuhkan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Unsur-unsur penunjang perekonomian nasional seperti sektor perkebunan, sektor industri pengolahan kakao dan sektor perdagangan dapat memanfaatkan paket informasi ini serta menggunakannya sebagai referensi pengembangan bisnisnya pada bidang masing-masing.

Kami berharap buku tersebut dapat menjadi sumber informasi, acuan, serta pemacu para investor untuk melakukan investasi pada industri yang berbasis kakao di Indonesia. Di samping itu, buku ini juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan guna memacu investasi pada usaha berbasis kakao. Semoga dengan adanya Paket Informasi Kakao ini bisa menambah khasanah informasi bagi para stake-holder dalam menunjang pengembangan industri kakao nasional.

Tim Penyusun

Pusat Data dan Informasi

Page 3: Paket Informasi Komoditi Kakao

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Varietas, Kategori dan Pemeliharaan Tanaman Kakao ..... 2

1. Varietas ............................................................................ 2

2. Kategori Kakao ................................................................. 3

3. Pemeliharaan Tanaman Kakao ................................ 3

C. Syarat Pertumbuhan Kakao ...................................................... 5

1. Tanah/lahan ................................................................. 5

2. Iklim ...................................................................................... 6

D. Perkembangbiakan ................................................................. 7

E. Panen ...................................................................................... 8

F. Proses pengolahan biji kakao menjadi cokelat .................... 8

1. Pemeraman buah ...................................................... 9

2. Pemecahan buah ...................................................... 9

3. Fermentasi ........................................................................... 9

4. Perendaman dan Pencucian .......................................... 10

5. Pengeringan ................................................................ 11

6. Penyortiran/Pengelompokan .......................................... 11

7. Penyimpanan ................................................................ 11

G. Kesehatan dan Nutrisi ..................................................... 12

BAB II POTENSI INDUSTRI KAKAO INDONESIA ........................ 14

A. Industri Pengolahan Kakao ..................................................... 14

1. Wilayah Potensi (Industri Pengolahan Kakao) ......... 14

2. Jumlah Pelaku Usaha .................................................... 15

B. Perkembangan Kakao Indonesia ......................................... 16

1. Standar Mutu Kakao .................................................... 16

2. Pohon Industri Kakao .................................................... 18

Page 4: Paket Informasi Komoditi Kakao

3. Kebutuhan dan Produksi Kakao Indonesia ................... 18

4. Ekspor Kakao Indonesia Berdasarkan HS 4 Digit ........ 20

5. Impor Kakao Indonesia Berdasarkan HS 4 Digit ........ 21

BAB III POTENSI PASAR KAKAO DUNIA ........................................ 23

A. Produksi Biji Kakao Dunia ................................................... 23

B. Konsumsi Biji Kakao Dunia ................................................... 24

C. Harga Kakao Dunia .............................................................. 24

D. Perkembangan Kakao Dunia ........................................ 25

1. Ekspor Kakao Dunia Berdasarkan HS 4 Digit .................. 26

2. Impor Kakao Dunia Berdasarkan HS 4 Digit .................. 27

3. Trend Pertumbuhan Ekspor–Impor Dunia

Berdasarkan HS 4 Digit .................................................. 28

E. Ekspor/Impor Negara Pesaing ....................................... 29

F. Negara Tujuan Ekspor Kakao Indonesia ............................ 33

G. Negara Pengimpor Kakao Indonesia ............................. 34

BAB IV KESIMPULAN

LAMPIRAN

Page 5: Paket Informasi Komoditi Kakao

BAB I

PENDAHULUAN

H. Latar Belakang

Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai

jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat. Cokelat dihasilkan

dari biji buah kakao yang telah mengalami serangkaian proses

pengolahan sehingga bentuk dan aromanya seperti yang terdapat di

pasaran. Biji buah kakao (cokelat) yang telah difermentasi dijadikan

serbuk yang disebut cokelat bubuk. Cokelat dalam bentuk bubuk ini

banyak dipakai sebagai bahan untuk membuat berbagai macam

produk makanan dan minuman, seperti susu, selai, roti, dan lain–lain.

Buah cokelat yang tanpa biji dapat difermentasi untuk dijadikan

pakan ternak.

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan

yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional,

khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan

dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam

mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan

agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan

lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala

keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur

Indonesia (KTI) serta memberikan sumbangan devisa terbesar ke tiga

sub sektor perkebunan setelah karet dan minyak sawit dengan nilai

sebesar US $ 701 juta.

Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan

pesat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002

areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha.

Perkebunan kakao tersebut sebagian besar (87,4%) dikelola oleh

rakyat dan selebihnya 6,0% dikelola perkebunan besar negara serta

6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang

Page 6: Paket Informasi Komoditi Kakao

diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao curah dengan sentra

produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan

Sulawesi Tengah. Disamping itu juga diusahakan jenis kakao mulia

oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao

dunia dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat

mencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana

dan kakao Indonesia mempunyai kelebihan yaitu tidak mudah

meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Sejalan dengan

keunggulan tersebut, peluang pasar kakao Indonesia cukup terbuka

baik ekspor maupun kebutuhan dalam negeri. Dengan kata lain,

potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu

pendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan cukup terbuka.

Meskipun demikian, agribisnis kakao Indonesia masih

menghadapi berbagai masalah kompleks antara lain produktivitas

kebun masih rendah akibat serangan hama penggerek buah kakao

(PBK), mutu produk masih rendah serta masih belum optimalnya

pengembangan produk hilir kakao. Hal ini menjadi suatu tantangan

sekaligus peluang bagi para investor untuk mengembangkan usaha

dan meraih nilai tambah yang lebih besar dari agribisnis kakao.

I. Varietas, Kategori dan Pemeliharaan Tanaman Kakao

1. Varietas

a. Criolo (fine cocoa atau kakao mulia)

Jenis varietas Criolo mendominasi pasar kakao hingga

pertengahan abad 18, akan tetapi saat ini hanya beberapa

saja pohon Criolo yang masih ada.

b. Forastero

Verietas ini merupakan kelompok varietas terbesar yang diolah

dan ditanami.

c. Trinitario / Hibrida

Merupakan hasil persilangan antara jenis Forastero dan Criolo.

Page 7: Paket Informasi Komoditi Kakao

2. Kategori Kakao

Dalam komoditas perdagangan kakao dunia dibagi menjadi dua

kategori besar biji kakao :

b. kakao mulia (“fine cocoa”)

Secara umum, Kakao mulia diproduksi dari varietas Criolo

c. kakao curah (“bulk or ordinary cocoa”)

Kakao curah berasal dari jenis Forastero

3. Pemeliharaan Tanaman Kakao

a. Pemangkasan

Pemangkasan pohon pelindung dilakukan agar dapat berfungsi

untuk jangka waktu yang lama. Pemangkasan dilakukan

terhadap cabang-cabang yang tumbuh rendah dan lemah.

Pohon dipangkas sehingga cabang terendah akan berjarak

lebih dari 1 m dari tajuk tanaman kakao. Pemangkasan ini

merupakan usaha untuk meningkatkan produksi dan

mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan

pemangkasan maka akan mencegah serangan hama dan

penyakit, membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman dan

memacu produksi.

b. Penyiangan

Tujuannya adalah untuk mencegah persaingan dalam

penyerapan air dan unsur hara serta mencegah hama dan

penyakit. Penyiangan harus dilakukan secara rutin, minimal satu

bulan sekali dengan menggunakan cangkul, koret atau dicabut

dengan tangan.

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua

bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman yang belum

menghasilkan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk

secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm (untuk umur 2 – 10

Page 8: Paket Informasi Komoditi Kakao

bulan) dan 50 cm – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari

batang utama. Sedang untuk tanaman yang menghasilkan,

penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 cm – 75 cm dari

batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur

sedalam 10 cm.

d. Penyiraman

Penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi

tanah yang baik dan memiliki pohon pelindung tidak

memerlukan banyak air. Air yang berlebihan akan

menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab.

Penyiraman dilakukan pada tanaman muda, terutama

tanaman yang tidak memiliki pohon pelindung.

e. Pemberantasan hama dan penyakit

Pemberantasan hama dilakukan dengan penyemprotan

pestisida dalam dua tahap. Pertama, bertujuan untuk

mencegahsebelum diketahui ada hama yang menyerang.

Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Tahap yang kedua

adalah usaha pemberantasan hama, dimana jenis dan kadar

pestisida yang digunakan ditingkatkan. Contoh pestisida yang

digunakan: Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Metador 25

EC) dan lain-lain.

Hama yang sering menyerang tanaman kakao antara lain

belalang (Valanga Nigricornis), ulat jengkal (Hypsidra talaka

Walker), kutu putih (Planoccos lilaci), penghisap buah

(Helopeltis sp.), dan penggerek batang (Zeuzera sp.). Insektisida

yang sering digunakan untuk pemberantasan belalang, ulat

jengkal, dan kutu putih antara lain adalah Decis, Cupraycide,

Lebaycide, Coesar dan Atabron. Penghisap buah dapat

diberantas dengan Lebaycide, Cupraycide dan Decis.

Penyakit yang sering ditemukan dalam budidaya kakao,

yaitu penyakit jamur upas dan jamur akar. Penyakit tersebut

Page 9: Paket Informasi Komoditi Kakao

disebabkan oleh jamur Oncobasidium thebromae. Selain itu

juga sering dijumpai penyakit busuk buah yang disebabkan oleh

Phytoptera sp.

J. Syarat Pertumbuhan Kakao

Habitat alam tanaman kakao berada di hutan beriklim tropis.

Kakao merupakan tanaman tropis yang suka akan naungan (Shade

Loving Plant) dengan potensi hasil bervariasi 50-120

buah/pohon/tahun. Varietas yang umum terdiri atas : Criolo,

Forastero, dan Trinitario (hibrida) yang merupakan hasil persilangan

Criolo dan Forastero. Forastero lebih sesuai di dataran rendah,

sedangkan Criolo dapat ditanam sampai dengan dataran agak

tinggi. Criolo terdiri atas kultivar South American Criolos dan Central

American Criolos, sedangkan Forastero terdiri atas kultivar Lower

Amazone Hybrid (LAH) dan Upper Amazone Hybrid (UAH).

UAH mempunyai karakter produksi tinggi, cepat mengalami fase

generatif/berbuah setelah umur 2 tahun, tahan penyakit VSD

(Vascular Streak Dieback), masa panen sepanjang tahun dan

fermentasinya hanya 6 hari.

3. Tanah/lahan

a. Tinggi tempat

tanaman Kakao dapat tumbuh sampai ketinggian tempat

maksimum 1200 m dpl, ketinggian tempat optimum adalah 1-

600 m dpl

b. Topografi

kemiringan lereng maksimum 40o

c. Hidrologi

Tanaman kakao sangat sensitif bila kekurangan air, sehingga

tanahnya harus memiliki penyimpanan/ketersediaan air

maupun saluran (drainase) yang baik

Page 10: Paket Informasi Komoditi Kakao

d. Sifat fisik tanah

Solum > 90 cm tanpa ada lapisan padas, Tekstur lempung liat

berpasir komposisi pasir 50%, debu 10 - 20%, liat 30 - 40%.

Konsistensi gembur sampai agak teguh dengan permeabilitas

sedang sampai baik, kedalaman air tanah minimal 3 m. Kakao

memerlukan tanah dengan struktur kasar yang berguna untuk

memberi ruang agar akar dapat menyerap nutrisi yang

diperlukan sehingga perkembangan sistem akar dapat optimal

e. Sifat kimia tanah

Sifat kimia dari tanah bagian atas merupakan hal yang paling

penting karena akar-akar akan menyerap nutrisi. Kemasaman

tanah (pH) optimum 6.0—6.75, Kakao tidak tahan terhadap

kejenuhan Al tinggi, Kejenuhan basa minimum 35%, kalsit

(CaCO3) dan gips (CaSO2) masing-masing tidak boleh lebih

dari 1% dan 0.5%, KTK top soil: 12 me/100 g, KTK sub soil: 5

me/100 g, KTK Mg:20 me/100 g, dan kandungan bahan organik

> 3%.

f. Letak Lintang : 200 LU - 200 LS

g. Jenis tanah

sesuai pada tanah regosol, sedangkan tanah latosol kurang

baik

4. Iklim

a. Curah hujan

Curah hujan merupakan unsur iklim terpenting. Pepohonan

sangat sensitif terhadap kadar air. Curah hujan yang

dibutuhkan harus tinggi dan terdistribusi dengan baik sepanjang

tahun. Tingkat curah hujan yang baik per tahun berkisar antara

1500 mm – 2500 mm. Curah hujan saat musim kemarau

sebaiknya lebih kurang dari 100 mm per bulan dan tidak lebih

dari tiga bulan

Page 11: Paket Informasi Komoditi Kakao

b. Temperatur

Temperatur maksimum 300-320 C, minimum 180-210 C, dan

temperatur optimum 26.60 C

c. Sinar matahari

intensitas 75% dari cahaya penuh pada tanaman dewasa, 50%

pada tanaman muda, dan 25% di pembibitan

d. Kelembaban > 80%

e. Kecepatan angin ideal 2-5 m/detik akan sangat membantu

dalam penyerbukan

K. Perkembangbiakan

Tanaman kakao dikembangbiakan dari bibit. Bibit akan

berkecambah dan memproduksi tanaman yang baik jika diambil dari

pot tidak lebih dari 15 hari.

1. Stek

Pohon dipotong antara 2 atau 5 daun dan 1 atau 2 pucuk.

Dedaun dipotong setengah dan potongan tadi ditanam di pot

dengan ditutupi lembaran polythene hingga akar mulai tumbuh.

2. Penyilangan

Pucuk dipotong dari pohon dan ditempel dibawah kulit kayu di

pohon lain. Potongan tadi kemudian diikat dengan tali rapia dan

plester lilin yang terbuat dari plastik bening untuk mencegah

hilangnya kelembaban. Bila pucuk mulai tumbuh maka pohon tua

yang terletak diatas harus dipotong

3. Cangkok

Kulit kayu diambil potongannya kemudian ditutupi dengan serbuk

kayu dan sehelai polythene. Area tadi akan memproduksi akar-

akar dan batang dapat dipotong untuk kemudian ditanam

Page 12: Paket Informasi Komoditi Kakao

L. Panen

Buah kakao dapat dipanen apabila terjadi perubahan warna

kulit pada buah yang telah matang. Sejak fase pembuahan sampai

menjadi buah dan matang, kakao memerlukan waktu sekitar 5 bulan.

Buah matang dicirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji yang

lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang, biji biasanya

berbunyi. Keterlambatan waktu panen akan berakibat pada

berkecambahnya biji di dalam.

Terdapat tiga perubahan warna kulit pada buah kakao yang

menjadi kriteria kelas kematangan buah di kebun-kebun yang

mengusahakan kakao. Secara umum kriteria tersebut tersaji pada

Tabel.

Tabel-1:Perubahan Warna dan Pengelompokan Kelas Kematangan Buah

(Sumber : Tumpal H.S. Siregar,dkk.,2003)

M. Proses pengolahan biji kakao menjadi cokelat

Harga biji kakao Indonesia relatif rendah dan dikenakan

potongan harga dibandingkan dengan harga produk sama dari

negara produsen lain. Faktor penyebab mutu kakao beragam adalah

minimnya sarana pengolahan, lemahnya pengawasan mutu serta

penerapan teknologi pada seluruh tahapan proses pengolahan biji

kakao rakyat yang tidak berorientasi pada mutu. Kriteria mutu biji

Perubahan

Warna

Bagian Kulit Buah yang Mengalami

Perubahan Warna

Kelas

Kematangan Buah

Kuning Pada alur buah C

Kuning Pada alur buah dan punggung

alur buah B

Kuning Pada seluruh permukaan buah A

Kuning tua Pada seluruh permukaan buah A+

Page 13: Paket Informasi Komoditi Kakao

kakao meliputi aspek fisik, cita rasa dan kebersihan serta tahapan

proses produksinya. Proses pengolahan buah kakao menentukan

mutu produk akhir kakao, karena dalam proses ini terjadi

pembentukan calon cita rasa khas kakao dan pengurangan cita rasa

yang tidak dikehendaki, misalnya rasa pahit dan sepat.

1. Pemeraman buah

Buah yang telah dipanen dikumpulkan dan dikelompokkan

berdasarkan kelas kematangannya. Biasanya dilakukan

pemeraman untuk memperoleh keseragaman kematangan buah

dan memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao. Pemeraman

dilakukan di tempat yang teduh, lamanya sekitar 5-7 hari.

2. Pemecahan buah

- Buah kakao dipecah atau dibelah untuk mendapatkan biji

kakao. Pemecahan buah dapat menggunakan pemukul kayu

atau memukulkan buah satu dengan buah lainnya. Perlu

diingat untuk menghindari kontak langsung biji kakao dengan

benda-benda logam karena dapat menyebabkan warna biji

kakao menjadi kelabu

- Biji kakao dikeluarkan lalu dimasukkan dalam ember plastik atau

wadah lain yang bersih, sedang empulur yang melekat pada

biji dibuang

3. Fermentasi

Tujuan fermentasi adalah untuk mematikan lembaga biji agar tidak

tumbuh sehingga perubahan-perubahan di dalam biji akan

mudah terjadi, seperti warna keping biji, peningkatan aroma dan

rasa, perbaikan konsistensi keping biji dan untuk melepaskan

selaput lendir. Selain itu untuk menghasilkan biji yang tahan

terhadap hama dan jamur. Biji kakao difermentasikan di dalam

kotak kayu berlubang, dapat terbuat dari papan atau keranjang

bambu. Fermentasi memerlukan waktu 6 hari. Dalam proses

fermentasi terjadi penurunan berat sampai 25%.

Page 14: Paket Informasi Komoditi Kakao

Ada dua cara fermentasi :

1. Fermentasi dengan kotak/peti fermentasi

a. Biji kakao dimasukkan dalam kotak terbuat dari lembaran

papan yang berukuran panjang 60 cm dengan tinggi 40 cm

(kotak dapat menampung ± 100 kg biji kakao basah) setelah

itu kotak ditutup dengan karung goni/daun pisang.

b. Pada hari ke 3 (setelah 48 jam) dilakukan pembalikan agar

fermentasi biji merata.

c. Pada hari ke 6 biji-biji kakao dikeluarkan dari kotak fermentasi

dan siap untuk dijemur.

2. Fermentasi menggunakan keranjang bambu

a. Keranjang bambu terlebih dahulu dibersihkan dan dialasi

dengan daun pisang baru kemudian biji kakao dimasukan

(keranjang dapat menampung ± 50 kg biji kakao basah)

b. Setelah biji kakao dimasukan keranjang ditutup dengan

daun pisang.

c. Pada hari ke 3 dilakukan pembalikan biji dan pada hari ke 6

biji-biji dikeluarkan untuk siap dijemur.

4. Perendaman dan Pencucian

Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan

proses fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji. Perendaman

berpengaruh terhadap proses pengeringan dan rendemen.

Selama proses perendaman berlangsung, sebagian kulit biji kakao

terlarut sehingga kulitnya lebih tipis dan rendemennya berkurang.

Sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah

perendaman, dilakukan pencucian untuk mengurangi sisa-sisa

lendir yang masih menempel pada biji dan mengurangi rasa asam

pada biji, karena jika biji masih terdapat lendir maka biji akan

mudah menyerap air dari udara sehingga mudah terserang jamur

dan akan memperlambat proses pengeringan.

Page 15: Paket Informasi Komoditi Kakao

5. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air dalam biji dari

60% sampai pada kondisi kadar air dalam biji tidak dapat

menurunkan kualitas biji dan biji tidak ditumbuhi cendawan.

Pengeringan dapat dilakukan dengan dengan menjemur di

bawah sinar matahari atau secara buatan dengan menggunakan

mesin pengering atau kombinasi keduanya. Dengan sinar matahari

dibutuhkan waktu 2-3 hari, tergantung kondisi cuaca, sampai

kadar air biji menjadi 7-8%. Sedangkan dengan pengeringan

buatan berlangsung pada temperatur 65° – 68° C.

6. Penyortiran/Pengelompokan

Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan

berdasarkan mutunya. Sortasi dilakukan setelah 1-2 hari dikeringkan

agar kadar air seimbang, sehingga biji tidak terlalu rapuh dan tidak

mudah rusak, sortasi dapat dilakukan dengan menggunakan

ayakan yang dapat memisahkan biji kakao dari kotoran.

Pengelompokan kakao berdasarkan mutu :

Mutu A : dalam 100 g biji terdapat 90-100 butir biji

Mutu B : dalam 100 g biji terdapat 100-110 butir biji

Mutu C : dalam 100 g biji terdapat 110-120 butir biji

7. Penyimpanan

Biji kakao kering dimasukkan ke dalam karung goni. Tiap karung

goni diisi 60 kg biji kakao kering kemudian karung tersebut disimpan

dalam ruangan yang bersih, kering dan memiliki lubang pergantian

udara. Antara lantai dan wadah biji kakao diberi jarak ± 8 cm dan

jarak dari dinding ± 60 cm. Biji kakao dapat disimpan selama ± 3

bulan.

Page 16: Paket Informasi Komoditi Kakao

N. Kesehatan dan Nutrisi

Di masa lalu, cokelat dipercaya sebagai makanan tinggi kalori

untuk memompa energi, misalnya bagi para atlet dan tentara.

Semakin banyak riset yang dilakukan dalam bidang kesehatan dan

kandungan nutrisi untuk meneliti kakao dan cokelat. Riset menemukan

indikasi bahwa beberapa komponen yang terkandung dalam kakao

dapat membantu mencegah penyakit cardiovascular dan dapat

mengurangi resiko kanker. Tapi bagaimanapun hal tersebut

tenggelam oleh anggapan bahwa cokelat sebagai penyebab

obesitas. Sebagian orang mengklasifikasikan cokelat sebagai “junk

food” karena kandungan kalorinya yang tinggi.

Seiring dengan semakin besarnya perhatian terhadap aspek

kesehatan dan kandungan nutrisi dari kakao dan cokelat, sekretariat

ICCO (International Cocoa Organization) berinisiatif untuk ikut terlibat

dalam perdebatan, dengan tujuan untuk menyampaikan kepada

publik suatu gambaran obyektif mengenai konsumsi kakao dan

cokelat dipandang dari sisi status kesehatan dan kandungan nutrisi

terhadap konsumen. Sebagai hasilnya, sekretariat telah membuat

rancangan dari "Inventory of Health and Nutritional Attributes of

Cocoa and Chocolate" sebagai rancangan pertama dari program

aksi terhadap aspek kesehatan dan kandungan nutrisi dari kakao dan

cokelat.

Inventarisasi meneliti bukti dari keuntungan-keuntungan dari

kakao terhadap penderita cardiovascular. Keuntungan-keuntungan

tersebut tidak hanya berasal dari lemak kakao, tapi bahkan lebih

penting lagi, karena biji kakao mengandung sejumlah besar

phytochemicals yang merupakan komponen psikologi aktif yang

dapat ditemukan pada tanam-tanaman, seperti anggur, apel, teh,

buah-buahan, sayuran dan lain-lain. Kelompok tersebut disebut

flavonoids. Ada hal lain yang membuktikan bahwa flavonoids kakao

dapat memberikan keuntungan dalam bidang kesehatan.

Page 17: Paket Informasi Komoditi Kakao

Disebut sebagai anti-oksidan yang kuat dan dipercaya dapat

membantu daya tahan sel-sel tubuh terhadap kerusakan yang

disebabkan oleh radikal bebas, yang terbentuk oleh serangkaian

proses termasuk saat tubuh memerlukan oksigen untuk menghasilkan

energi. Hasil laboratorium dan penelitian telah mengindikasikan

bahwa flavonoids kakao dapat mencegah oksidasi kolesterol-LDL

yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Timbul juga fakta

bahwa kakao dan cokelat dapat mengurangi resiko beberapa jenis

kanker. Keuntungan tersebut berasal dari phytochemicals yang

terkandung dalam kakao, selain flavonoids.

Page 18: Paket Informasi Komoditi Kakao

BAB II

POTENSI INDUSTRI KAKAO INDONESIA

C. Industri Pengolahan Kakao

1. Wilayah Potensi (Industri Pengolahan Kakao)

Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia

setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Tiga besar negara

penghasil kakao sebagai berikut ; Pantai Gading (1.276.000 ton),

Ghana (586.000 ton), Indonesia (456.000 ton). Luas lahan tanaman

kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao

sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 Kg per

ha .

Daerah penghasil kakao Indonesia adalah sebagai berikut:

Sulawesi Selatan 184.000 ton (28,26%), Sulawesi Tengah 137.000 ton

(21,04%), Sulawesi Tenggara 111.000 ton (17,05%), Sumatera Utara

51.000 ton (7,85%), Kalimantan Timur 25.000 ton (3,84%), Lampung

21.000 ton (3,23%) dan daerah lainnya 122.000 ton (18,74%).

Menurut usahanya perkebunan kakao Indonesia

dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok yaitu ; Perkebunan Rakyat

887.735 Ha, Perkebunan Negara 49.976 Ha dan Perkebunan Swasta

54.737 Ha.

Page 19: Paket Informasi Komoditi Kakao

Gambar-1:Luas Lahan dan Produksi Kakao (Sumber : Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian)

2. Jumlah Pelaku Usaha

Meskipun sebagian besar hasil perkebunan kakao Indonesia

diekspor dalam bentuk bahan mentah, di dalam negeri juga

terdapat industri pengolahan kakao. Industri pengolahan kakao

banyak berada di pulau Jawa. Jumlah pelaku usaha yang bergerak

dalam bidang pengolahan kakao dapat dilihat pada lampiran.

Page 20: Paket Informasi Komoditi Kakao

Gambar-2:Penyebaran Industri Kakao (Sumber : Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian)

D. Perkembangan Kakao Indonesia

6. Standar Mutu Kakao

Tabel-2:Standar Nasional Indonesia Biji Kakao (SNI 01 – 2323 – 2000)

(Sumber : www.kadin-indonesia.or.id)

No. Karakteristik Mutu

I

Mutu II Sub

Standar

1. Jumlah biji/100 gr * * * * * *

2. Kadar air, %(b/b) maks 7,5 7,5 >7,5

3. Berjamur, %(b/b) maks 3 4 > 4

4. Tak Terfermentasi %(b/b) maks 3 8 > 8

5. Berserangga, hampa, berkecambah,

%(b/b) maks

3 6 > 6

6. Biji pecah, % (b/b) maks 3 3 3

7. Benda asing % (b/b) maks 0 0 0

8. Kemasan kg, netto/karung 62,5 62,5 62,5

Page 21: Paket Informasi Komoditi Kakao

Keterangan:

* Revisi September 1992

* Ukuran biji ditentukan oleh jumlah biji per 100 gr.

• AA Jumlah biji per 100 gram maksimum 85

• A Jumlah biji per 100 gram maksimum 100

• B Jumlah biji per 100 gram maksimum 110

• C Jumlah biji per 100 gram maksimum 120

• Substandar jumlah biji per 100 gram maksimum > 120.

Untuk jenis kakao mulia notasinya dengan F (Fine Cocoa)

Page 22: Paket Informasi Komoditi Kakao

7. Pohon Industri Kakao

Gambar-3:Pohon Industri Kakao

(Sumber : www.kadin-indonesia.or.id)

8. Kebutuhan dan Produksi Kakao Indonesia

Kebutuhan kakao dalam negeri masih dianggap sedikit,

sekitar 250 ribu ton per tahun. Sementara produksi kakao Indonesia

mencapai 445000 ton per tahun. Namun rendahnya kebutuhan

kakao nasional itu bukan tanpa sebab. Hal ini karena pemerintah

menetapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% untuk setiap kakao

yg dibeli pabrik di dalam negeri. Sebaliknya, apabila petani

Page 23: Paket Informasi Komoditi Kakao

mengekspor produknya ke luar negeri, maka tidak dikenakan PPN.

Dengan demikian petani lebih suka melakukan ekspor.

Produksi Indonesia 456 ribu ton biji kakao. Di ekspor dalam

bentuk biji 365 ribu ton dan sisanya 121 ribu ton diolah di dalam

negeri. Produksi coklat olahan sebanyak 96 ribu ton meliputi cocoa

butter dan cocoa powder

a. Ekspor coklat olahan pada tahun 2006 adalah 80.991 Ton dengan

nilai US$. 175.314.000 dengan rincian sebagai berikut :

1. Cocoa Butter 36.942 ton dengan nilai US$ 145.995.000

2. Cocoa Powder 25.423 ton dengan nilai US$ 20.707.000

3. Cocoa cake 17.354 ton dengan nilai US$ 6.647.000

4. Cocoa liquor 1.272 ton dengan nilai US$ 1.965.000

b. Sedangkan Volume dan Nilai Impor Biji Kakao dan Kakao Olahan

Indonesia Tahun 2006 adalah 26.412 ton dengan nilai

US$38.333.000 dengan rincian sebagai berikut :

1. Cocoa bean 21.763 ton dengan nilai US$.32.209.000

2. Cocoa powder 4.372 ton dengan nilai US$ 5.730.000

3. Cocoa liquor 225 ton dengan nilai US$ 348.000

4. Cacao cake 42 ton dengann nilai US$ 16.000

5. Cocoa Butter 10 ton dengan nilai US$ 30.000

Page 24: Paket Informasi Komoditi Kakao

9. Ekspor Kakao Indonesia Berdasarkan HS 4 Digit Tabel-3:Ekspor Kakao Indonesia Berdasarkan HS 4 Digit

(Sumber : Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian)

HS DESKRIPSI 2001 2002 2003 2004 2005 2006

1801COCOA BEANS,WHOLE OR BROKEN,RAW OR ROASTED 305,416,868 581,389,679 463,600,311 413,964,503 508,820,534 676,841,385

1802COCOA SHELLS, HUSKS, SKINS AND OTHER COCOA WASTE 4,256,758 584,730 217,996 380,409 451,202 1,354,725

1803COCOA PASTE, WHETHER OR NOT DEFATTED 9,333,366 15,277,984 13,682,594 9,716,380 10,816,823 12,144,319

1804 COCOA BUTTER, FAT AND OIL 61,153,324 89,648,810 121,185,883 108,690,368 144,494,993 179,133,440

1805

COCOA POWDER, NOT CONTAINING ADDED SUGAR OR OTHER SWEETENING MATTER 20,505,201 45,213,135 56,768,189 45,869,616 30,913,198 28,230,712

1806

CHOCOLATE AND OTHER FOOD PREPARATIONS CONTAINING COCOA (+) 28,620,489 35,536,024 34,461,008 20,503,035 16,350,389 17,702,057

Grafik-1:Ekspor Kakao Indonesia Berdasarkan HS 4 Digit

Ekspor Kakao Indonesia

0100,000,000200,000,000300,000,000400,000,000500,000,000600,000,000700,000,000800,000,000

COC

OA

BEA

NS,W

HO

LE O

R BR

OK

EN,R

AW

OR

RO

ASTE

D

CO

COA

SHE

LLS

, HU

SKS

, SK

INS

AND

OTH

ER

CO

COA

WAS

TE

COCO

A P

ASTE

, WH

ETH

ER O

R N

OT

DEFA

TTE

D

COCO

A BU

TTE

R, F

AT A

ND

OIL

COCO

A PO

WDE

R, N

OT

CON

TAIN

ING

ADD

EDS

UGA

R O

R O

THER

SW

EETE

NING

MAT

TER

CHO

CO

LATE

AN

D O

THER

FO

OD

PRE

PARA

TIO

NS

CONT

AINI

NG C

OCO

A (+

)

US

$

2001

2002

2003

2004

2005

2006

Tahun

Page 25: Paket Informasi Komoditi Kakao

Grafik ekspor kakao Indonesia menunjukkan adanya kenaikan

pada beberapa komoditi, dimana nilai ekspor yang paling besar

disumbang oleh komoditi cocoa beans, whole or broken, raw or

roasted yang besarnya sekitar 74 %. Kenaikan ekspor kakao mentah

berbanding terbalik dengan produk olahan yang relatif mengalami

penurunan ekspor mengindikasikan bahwa pengusaha kakao lebih

memilih mengekspor kakao dalam bentuk biji daripada mengolah

kakao di dalam negeri. Gejala semacam ini tidak baik.

10. Impor Kakao Indonesia Berdasarkan HS 4 Digit Tabel-4:Impor Kakao Indonesia berdasarkan HS 4 digit

(Sumber : Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian)

HS DESKRIPSI 2001 2002 2003 2004 2005 2006

1801COCOA BEANS,WHOLE OR BROKEN,RAW OR ROASTED 27,611,854 40,225,649 52,618,682 50,991,355 48,006,760 43,187,316

1802COCOA SHELLS, HUSKS, SKINS AND OTHER COCOA WASTE 49,222 35,702 1,167,052 40,412 55,640

1803COCOA PASTE, WHETHER OR NOT DEFATTED 1,746,354 228,273 651,465 269,593 740,243 931,043

1804 COCOA BUTTER, FAT AND OIL 48,777 57,681 48,765 686,928 86,694 33,354

1805

COCOA POWDER, NOT CONTAINING ADDED SUGAR OR OTHER SWEETENING MATTER 4,731,628 6,952,806 8,470,817 10,863,666 9,338,698 10,200,688

1806

CHOCOLATE AND OTHER FOOD PREPARATIONS CONTAINING COCOA (+) 14,359,298 19,027,745 20,816,047 26,249,026 34,999,984 29,636,535

Page 26: Paket Informasi Komoditi Kakao

Grafik:-2:Impor Kakao Indonesia Berdasarkan HS 4 Digit

Impor Kakao Indonesia

0

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

CO

CO

A B

EA

NS

,WH

OLE

OR

BR

OK

EN

,RA

W O

R R

OA

STE

D

CO

CO

A S

HE

LLS

, HU

SK

S, S

KIN

S A

ND

OTH

ER

CO

CO

A W

AS

TE

CO

CO

A P

AS

TE, W

HE

THE

R O

R N

OT

DE

FATT

ED

CO

CO

A B

UTT

ER

, FA

T A

ND

OIL

CO

CO

A P

OW

DE

R, N

OT

CO

NTA

ININ

GA

DD

ED

SU

GA

R O

R O

THE

RS

WE

ETE

NIN

G M

ATT

ER

CH

OC

OLA

TE A

ND

OTH

ER

FO

OD

PR

EP

AR

ATI

ON

S C

ON

TAIN

ING

CO

CO

A(+

)

US $

2001

2002

2003

2004

2005

2006

Tahun

Grafik Impor kakao Indonesia menunjukkan kecenderungan

penurunan impor pada komoditi cocoa beans, whole or broken, raw or

roasted namun kecenderungan kenaikan impor komoditi chocolate

and other food preparation containing cocoa yang merupakan produk

olahan akhir kakao. Meskipun Indonesia banyak melakukan ekspor

kakao mentah, namun impor kakao mentah juga menunjukkan

peringkat yang paling tinggi yang disebabkan oleh kebutuhan biji

kakao yang berkualitas tinggi. Gejala dimana impor produk olahan

akhir kakao juga tinggi ini tidak baik karena seharusnya kakao yang

melimpah dapat diolah di dalam negeri sehingga ketergantungan

impor kakao dapat dikurangi.

Page 27: Paket Informasi Komoditi Kakao

BAB III

POTENSI PASAR KAKAO DUNIA

A. Produksi Biji Kakao Dunia

Tabel-5:Produksi Biji Kakao Dunia (Sumber : www.icco.org)

2001/02 2002/03 2003/04 2004/05 2005/06 Afrika 1952 68.10% 2231 70.40% 2550 72.10% 2379 70.30% 2577 71.80%Kamerun 131 160 162 184 168

Pantai Gading 1265 1352 1407 1286 1387 Ghana 341 497 737 599 741 Nigeria 185 173 180 200 170Lainnya 31 50 64 110 112

Amerika 377 13.20% 428 13.50% 462 13.10% 443 13.10% 447 12.40% Brazil 124 163 163 171 162Ekuador 81 86 117 116 115Lainnya 173 179 182 157 170Asia & Oceania 538 18.70% 510 16.10% 525 14.80% 560 16.60% 568 15.80% Indonesia 455 410 430 460 470 Malaysia 25 36 34 29 30 Papua Nugini 38 43 39 48 48Lainnya 19 21 22 23 20Total Dunia 2867 3169 3537 3382 3592

Produksi Biji Kakao Dunia ( ribu ton )

Tahun 2002 sampai 2006, Indonesia tetap menjadi produsen

kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Dan saat ini

Indonesia menjadi produsen bahan baku kakao kedua setelah Pantai

Gading dengan menguasai 6% pasar dunia. Kendati produsen kakao

terbesar dunia, faktanya industri kakao sulit tumbuh dan berkembang di

Indonesia. Menurut Ketua umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI)

Piter Jasman, industri kakao lokal ada 15 perusahaan, tidak termasuk

asing.

Indonesia berhasil menjadi produsen kakao ketiga terbesar dunia

berkat keberhasilan dalam program perluasan dan peningkatan

produksi yang mulai dilaksanakan sejak awal tahun 1980 an.

Page 28: Paket Informasi Komoditi Kakao

B. Konsumsi Biji Kakao Dunia

Tabel-6:Konsumsi Biji Kakao Dunia (Sumber : www.icco.org)

2001/02 2002/03 2003/04 2004/05 2005/06 Eropa 1282 44.40% 1320 42.90% 1346 41.60% 1375 41.10% 1462 42.10%Jerman 195 193 225 235 302

Belanda 418 450 445 460 470

Lainnya 669 677 676 680 690

Afrika 421 14.60% 447 14.50% 446 14.40% 493 14.80% 507 14.60%Pantai Gading 290 315 335 364 360

Lainnya 131 131 131 130 147

Amerika 767 26.60% 814 26.40% 852 26.30% 853 25.50% 856 24.60%Brazil 173 196 207 209 223

Amerika Serikat 403 410 410 419 426

Lainnya 192 208 235 225 207

Asia & Oceania 416 14.40% 499 16.20% 575 17.70% 622 18.60% 651 18.70%Indonesia 105 115 120 115 120

Malaysia 105 150 203 250 250

Lainnya 206 234 252 257 281

Total dunia 2885 3079 3238 3343 3476

Konsumsi Biji Kakao Dunia ( ribu ton )

Konsumsi kakao cenderung meningkat tiap tahun terutama di

negara-negara maju. Negara konsumen kakao terbesar masih

dipegang negara-negara Eropa sebanyak 42,10%. Permintaan tinggi

kakao berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jerman.

C. Harga Kakao Dunia

Hal yang sangat menentukan tingkat harga di pasar internasional

adalah mutu biji kakao. Oleh karena itu perlu adanya perhatian

produsen kakao Indonesia terhadap kualitas biji kakao yang diekspor.

Harga biji kakao Indonesia relatif rendah dan dikenakan

potongan harga dibandingkan dengan harga produk sama dari

negara produsen lain. Pokok utama permasalahan rendahnya nilai

mutu kakao Indonesia di pasar internasional disebabkan antara lain

oleh hama dan umur tanaman yg sudah sangat tua. Di pasar dunia

terutama Eropa, mutu kakao Indonesia dinilai rendah karena

mengandung keasaman yang tinggi, rendahnya senyawa prekursor

Page 29: Paket Informasi Komoditi Kakao

flavor, dan rendahnya kadar lemak, sehingga harga kakao Indonesia

selalu mendapatkan potongan harga cukup tinggi sekitar 15% dari rata-

rata harga kakao dunia.

Tabel-7:Harga Kakao Dunia

(Sumber : www.icco.org)

Tahun US$ per ton

2001 1088.7

2002 1778.0

2003 1754.9

2004 1548.4

2005 1538.1

2006 1590.7

2007 1934.6

D. Perkembangan Kakao Dunia

Di pasar dunia terutama eropa, mutu kakao Indonesia dinilai

rendah karena mengandung keasaman yang tinggi, rendahnya

senyawa prekursor flavor, dan rendahnya kadar lemak, sehingga harga

kakao Indonesia selalu mendapatkan potongan harga cukup tinggi

sekitar 15% dari rata-rata harga kakao dunia.

Permintaan biji kakao dunia hingga saat ini diperkirakan sekitar

2.848.900 ton per tahun dengan rincian pasar:Eropa 1.495.100 ton,

Amerika Serikat 1.008.500 ton, Asia dan Oceania 278.100 ton, dan Afrika

67.200 ton. Pertumbuhan kebutuhan meningkat terus dan dikhawatirkan

suatu saat akan terjadi kekurangan pasokan biji kakao. Produksi kakao

Indonesia hanya 15% dari produksi dunia.

Page 30: Paket Informasi Komoditi Kakao

1. Ekspor Kakao Dunia Berdasarkan HS 4 Digit

Tabel-8:Ekspor Kakao Dunia berdasarkan HS 4 digit (Sumber : www.intracen.org)

HS DESKRIPSI 2001 2002 2003 2004 20051800 All industries in sector 18 12,369,102 14,754,800 18,849,953 20,486,892 21,432,148

1806Chocolate and other food preparations containing cocoa 7,616,059 8,133,014 9,944,886 11,742,618 12,465,457

1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted 2,487,482 3,452,719 4,370,127 4,197,725 4,268,487

1804 Cocoa butter, fat and oil 1,117,857 1,403,208 1,815,129 2,088,624 2,635,511

1805 Cocoa powder, without added sugar 547,831 865,383 1,397,410 1,356,508 980,043

1803 Cocoa paste, whether or not defatted 582,867 879,626 1,283,809 978,058 947,216

1802 Cocoa shells, husks, skins and other cocoa waste 16,899 20,688 38,383 112,400 99,669

Grafik-3:Ekspor Kakao Dunia berdasarkan HS 4 digit

Ekspor Kakao Dunia

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

All

indu

strie

s in

sec

tor 1

8

Cho

cola

te a

nd o

ther

food

pre

para

tions

cont

aini

ng c

ocoa

Coc

oa b

eans

, who

le o

r bro

ken,

raw

or

roas

ted

Coc

oa b

utte

r, fa

t and

oil

Coc

oa p

owde

r, w

ithou

t add

ed s

ugar

Coc

oa p

aste

, whe

ther

or n

ot d

efat

ted

Coc

oa s

hells

, hus

ks, s

kins

and

oth

erco

coa

was

te

US $

2001

2002

2003

2004

2005

Tahun

Page 31: Paket Informasi Komoditi Kakao

2. Impor Kakao Dunia Berdasarkan HS 4 Digit

Tabel-9:Impor Kakao Dunia berdasarkan HS 4 digit (Sumber : www.intracen.org)

HS DESKRIPSI 2001 2002 2003 2004 20051800 All industries in sector 18 12,252,036 14,794,008 19,474,903 20,733,182 22,033,874

1806Chocolate and other food preparations containing cocoa 7,333,645 8,009,193 9,794,624 11,480,731 12,280,000

1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted 2,593,339 3,481,792 5,041,891 4,484,876 4,738,5171804 Cocoa butter, fat and oil 1,160,242 1,451,895 1,965,433 2,176,059 2,768,8391805 Cocoa powder, without added sugar 552,524 872,993 1,367,755 1,338,778 1,052,0431803 Cocoa paste, whether or not defatted 594,439 948,808 1,270,857 1,193,652 1,121,1741802 Cocoa shells, husks, skins and other cocoa waste 17,602 27,739 33,021 40,466 34,910

Grafik-4:Impor Kakao Dunia berdasarkan HS 4 digit

Impor Kakao Dunia

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

All

indu

strie

s in

sec

tor 1

8

Cho

cola

te a

nd o

ther

food

prep

arat

ions

con

tain

ing

coco

a

Coc

oa b

eans

, who

le o

r bro

ken,

raw

or ro

aste

d

Coc

oa b

utte

r, fa

t and

oil

Coc

oa p

owde

r, w

ithou

t add

edsu

gar

Coc

oa p

aste

, whe

ther

or n

otde

fatte

d

Coc

oa s

hells

, hus

ks, s

kins

and

othe

r coc

oa w

aste

US

$

2001

2002

2003

2004

2005

Tahun

Page 32: Paket Informasi Komoditi Kakao

3. Trend Pertumbuhan Ekspor–Impor Dunia Berdasarkan HS 4 Digit

Tabel-10:Trend Pertumbuhan Ekspor – Impor Dunia berdasarkan HS 4 digit (Sumber : www.intracen.org)

Trend Pertumbuhan Trend Pertumbuhan

(%) (2004-2005) (%) (2004-2005)1800 All industries in sector 18 1.153 4.614 1.163 6.2731801 Cocoa beans, whole or broken,

raw or roasted1.136

1.686 1.149 6.9621802 Cocoa shells, husks, skins and other

cocoa waste1.689

-11.327 1.157 5.6551803 Cocoa paste, whether or not 1.114 -3.153 1.239 27.2411804 Cocoa butter, fat and oil 1.235 26.184 1.187 -21.4181805 Cocoa powder, without added 1.175 -27.753 1.162 -6.072

1806Chocolate and other food preparations containing cocoa 1.145 6.156 1.191 -13.730

EKSPOR IMPORDESKRIPSIHS

Grafik-5:Trend Pertumbuhan Ekspor – Impor Dunia berdasarkan HS 4 digit

Trend & Pertumbuhan Ekspor Kakao Dunia 2004 - 2005

-40.000

-30.000

-20.000

-10.000

0.000

10.000

20.000

30.000

All

indu

strie

s in

sec

tor 1

8

Coc

oa b

eans

, who

le o

r bro

ken,

raw

or

roas

ted

Coc

oa s

hells

, hus

ks, s

kins

and

oth

erco

coa

was

te

Coc

oa p

aste

, whe

ther

or n

ot d

efat

ted

Coc

oa b

utte

r, fa

t and

oil

Coc

oa p

owde

r, w

ithou

t add

ed s

ugar

Cho

cola

te a

nd o

ther

food

pre

para

tions

cont

aini

ng c

ocoa

%

Trend

Pertumbuhan

Trend & Pertumbuhan Impor Kakao Dunia 2004 - 2005

-30.000

-20.000

-10.000

0.000

10.000

20.000

30.000A

ll in

dust

ries

in s

ecto

r 18

Coc

oa b

eans

, who

le o

r bro

ken,

raw

or

roas

ted

Coc

oa s

hells

, hus

ks, s

kins

and

oth

er c

ocoa

was

te

Coc

oa p

aste

, whe

ther

or n

ot d

efat

ted

Coc

oa b

utte

r, fa

t and

oil

Coc

oa p

owde

r, w

ithou

t add

ed s

ugar

Cho

cola

te a

nd o

ther

food

pre

para

tions

cont

aini

ng c

ocoa

%

Trend

Pertumbuhan

Page 33: Paket Informasi Komoditi Kakao

Kekurangan pasokan biji kakao dunia sebesar 200 ribu ton.

Dengan perhitungan bahwa pertumbuhan kebutuhan akan

meningkat dan dikhawatirkan suatu saat akan terjadi kekurangan

pasokan biji kakao. Kekurangan biji kakao dalam negeri sebesar 121

ribu ton (Utilisasi kapasitas masih 40%).

E. Ekspor/Impor Negara Pesaing

Negara-negara produsen kakao di dunia antara lain adalah

Brazil, Kamerun, Ghana, Nigeria, Equador, Pantai Gading, Republik

Dominika, Indonesia, dan Malaysia. Di antara negara – negara

penghasil kakao tersebut, pada tahun 1996 Indonesia berada pada

tingkat ketiga setelah Pantai Gading (Cote d’Ivoire) dan Ghana,

walaupun berdasarkan luas kebun yang di panen berada diurutan

ketujuh. Di Indonesia, sebagian besar biji kakao di ekspor ke luar negeri.

Permintaan yang tinggi untuk kakao banyak dari negara Belanda,

Amerika, dan Italia.

Pemasaran biji kakao Indonesia telah mencapai pasar

Internasional. Sebagian besar biji kakao Indonesia di ekspor ke luar

negeri, walaupun sudah ada beberapa industri pengolahan biji kakao

menjadi produk setengah jadi. Perkembangan ekspor biji kakao dari

Indonesia relatif menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun,

sehingga ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk dapat

memperoleh pendapatan devisa dari komoditi ini. Hal yang sangat

menentukan tingkat harga di pasar internasional adalah mutu biji

kakao. Oleh sebab itu, yang perlu diperhatikan oleh produsen kakao

terutama Indonesia adalah kualitas dari biji kakao yang diekspor.

Pokok utama permasalahan dinilai rendahnya mutu kakao

Indonesia di pasar Internasional antara lain disebabkan oleh hama dan

umur tanaman yang sudah sangat tua. Akibat dari buruknya mutu

kakao Indonesia ini, ekspor kakao Indonesia selalu mengalami

automatic detention oleh Amerika Serikat sejak tahun 1991 sampai

Page 34: Paket Informasi Komoditi Kakao

sekarang. Selain itu, pembeli kakao di luar negeri selalu memotong

harga biji kakao Indonesia karena biji kakao Indonesia tidak

terfermentasi.

Data pada tabel di bawah ini menunjukkan posisi beberapa

negara sebagai eksportir maupun importir kakao yang ditinjau dari

komoditi kakao secara keseluruhan baik kakao mentah maupun produk

olahan kakao. Pada tahun 2005 Belanda menduduki peringkat

pertama sebagai negara pengekspor kakao/cokelat di dunia,

sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke-9. Perbedaan antara

keduanya adalah, Belanda lebih banyak mengekspor produk hasil

olahan kakao sedangkan Indonesia lebih banyak mengekspor kakao

mentah (biji kakao). Negara pengimpor kakao terbesar di dunia tahun

2005 diduduki oleh Amerika Serikat dan Indonesia menduduki peringkat

ke-38.

Page 35: Paket Informasi Komoditi Kakao

Tabel-11:Peringkat negara-negara pengekspor kakao dari tahun 2001-2005 ( ribu dolar ) (Sumber : www.intracen.org)

Rank Negara Nilai Rank Negara Nilai Rank Negara Nilai Rank Negara Nilai Rank Negara NilaiTotal Dunia 12,369,102 Total Dunia 14,754,800 Total Dunia 18,849,953 Total Dunia 20,486,892 Total Dunia 21,432,148

1 Belanda 1,439,454 1 Belanda 1,640,443 1 Belanda 2,166,507 1 Belanda 2,414,972 1 Belanda 2,536,644

2 Jerman 1,193,422 2 Jerman 1,332,271 2 Jerman 1,661,940 2 Pantai Gading 2,181,938 2 Jerman 2,069,936

3 Belgia 1,112,130 3 Belgia 1,258,930 3 Belgia 1,576,960 3 Jerman 2,053,501 3 Pantai Gading 2,060,325

4 Perancis 859,176 4 Perancis 1,027,725 4 Perancis 1,354,060 4 Belgia 1,892,655 4 Belgia 1,942,065

5 Amerika Serikat 731,698 5 Indonesia 701,034 5 Ghana 839,680 5 Perancis 1,484,579 5 Perancis 1,287,120

6 Inggris 484,017 6 Amerika Serikat 654,848 6 Kanada 732,696 6 Ghana 1,071,124 6 Ghana 1,032,621

7 Kanada 482,646 7 Kanada 553,120 7 Amerika Serikat 723,693 7 Amerika Serikat 790,877 7 Amerika Serikat 823,228

8 Indonesia 391,086 8 Inggris 537,258 8 Indonesia 623,933 8 Kanada 759,169 8 Kanada 748,233

9 Italia 324,018 9 Italia 384,007 9 Inggris 580,075 9 Inggris 612,139 9 Indonesia 667,99310 Swiss 311,703 10 Swiss 292,763 10 Italia 498,425 10 Italia 594,899 10 Italia 648,258

11 Indonesia 549,348

20052001 2002 2003 2004

Keterangan:

Peringkat negara ini dilihat dari nilai ekspor kakao secara keseluruhan baik itu kakao maupun produk cokelat lainnya

Page 36: Paket Informasi Komoditi Kakao

Tabel-12:Peringkat negara-negara pengimpor kakao dari tahun 2001-2005 ( ribu dolar ) (Sumber : www.intracen.org)

Rank Negara Nilai Rank Negara Nilai Rank Negara Nilai Rank Negara Nilai Rank Negara NilaiTotal Dunia 12,252,036 0 Total Dunia 14,794,008 0 Total Dunia 19,474,903 0 Total Dunia 20,733,182 0 Total Dunia 22,033,874

1 Amerika Serikat 1,626,927 1 Amerika Serikat 1,840,373 1 Amerika Serikat 2,524,286 1 Amerika Serikat 2,611,408 1 Amerika Serikat 2,906,429

2 Jerman 1,278,866 2 Perancis 1,504,550 2 Perancis 1,960,194 2 Jerman 2,180,114 2 Jerman 2,077,893

3 Perancis 1,174,652 3 Jerman 1,458,872 3 Jerman 1,923,994 3 Perancis 2,054,198 3 Perancis 1,908,009

4 Belanda 953,691 4 Belanda 1,167,062 4 Belanda 1,795,202 4 Belanda 1,615,653 4 Belanda 1,742,888

5 Inggris 857,204 5 Inggris 1,056,331 5 Inggris 1,205,640 5 Inggris 1,377,886 5 Inggris 1,565,419

6 Belgia 544,918 6 Belgia 703,834 6 Belgia 968,200 6 Belgia 1,008,351 6 Belgia 1,115,022

7 Kanada 475,230 7 Kanada 546,287 7 Kanada 685,759 7 Kanada 796,783 7 Kanada 757,693

8 Jepang 436,108 8 Jepang 474,623 8 Italia 623,572 8 Italia 622,297 8 Italia 677,056

9 Italia 333,642 9 Italia 423,094 9 Jepang 611,641 9 Jepang 617,769 9 Jepang 630,771

10 Spanyol 269,147 10 Federasi Rusia 403,347 10 Spanyol 485,634 10 Spanyol 542,883 10 Federasi Rusia 568,652

… … … … … … … … … … … … … … …

43 Indonesia 45,909 37 Indonesia 63,974 37 Indonesia 81,070 38 Indonesia 86,003 38 Indonesia 85,455

20052001 2002 2003 2004

Keterangan:

Peringkat negara ini dilihat dari nilai ekspor kakao secara keseluruhan baik itu kakao maupun produk cokelat lainnya

Page 37: Paket Informasi Komoditi Kakao

F. Negara Tujuan Ekspor Kakao Indonesia

Tabel dan grafik di bawah ini menunjukkan negara tujuan ekspor kakao

Indonesia. Ekspor kakao Indonesia pada tahun 2005 besarnya sekitar US $

668 ribu dengan negara tujuan terbesar yaitu Amerika Serikat, Malaysia,

Singapura, Brasil dan Perancis. Dari nilai ekspor tersebut, ekspor yang paling

banyak adalah Amerika Serikat dan Malaysia sebesar 59 % dari seluruh nilai

ekspor kakao. Komoditi yang diekspor dari Indonesia lebih banyak berupa

cocoa beans, whole or broken, raw or roasted untuk diolah di negara tujuan

menjadi produk cokelat olahan.

Tabel-13:Negara Tujuan ekspor Kakao Indonesia ( ribu dolar )

(Sumber : www.intracen.org)

Negara 2001 2002 2003 2004 2005Dunia 391,086 701,034 623,933 549,348 667,993Amerika Serikat 153,535 203,019 137,245 165,771 198,376Malaysia 75,854 115,629 210,295 169,193 195,804Singapura 36,727 60,402 64,307 48,394 43,273Brasil 12,800 103,549 34,238 21,741 36,291Perancis 0 0 0 25,032 30,423

Biji kakao Indonesia memiliki keunggulan melting point Cocoa Butter yang

tinggi, serta tidak mengandung pestisida dibanding biji kakao dari Ghana

maupun Pantai Gading.

Page 38: Paket Informasi Komoditi Kakao

37

G. Negara Pengimpor Kakao Indonesia

Disamping sebagai penghasil/pengekspor kakao dunia, Indonesia

juga melakukan impor kakao baik dalam bentuk cocoa beans, whole

or broken, raw or roasted maupun chocolate and other food

preparation containing cocoa. Tabel dan grafik di bawah ini

menunjukkan pengimpor kakao Indonesia. Impor kakao yang paling

banyak dilakukan adalah dari Pantai Gading dalam bentuk cocoa

beans, whole or broken, raw or roasted yang besarnya sekitar US $ 27

ribu atau 31,5 %. Sedangkan impor dari Malaysia berupa chocolate and

other food preparation containing cocoa yang merupakan produk

olahan kakao sebesar US $ 18,6 ribu atau 21,8 %.

Tabel-14:Negara Pengimpor Kakao Indonesia ( ribu dolar ) (Sumber : www.intracen.org)

Negara 2001 2002 2003 2004 2005Dunia 45,909 63,974 81,070 86,003 85,455Pantai Gading 11,512 12,278 25,029 33,543 26,985Malaysia 10,119 14,016 18,079 21,622 18,625Papua Nugini 7,990 11,685 14,424 10,411 13,643Singapura 2,266 2,554 0 3,097 7,717Nigeria 0 0 0 0 3,526

Page 39: Paket Informasi Komoditi Kakao

38

BAB IV

KESIMPULAN

Data produksi maupun konsumsi kakao dunia menunjukkan

adanya kestabilan dalam arti tidak terdapat fluktuasi kenaikan maupun

penurunan yang menyolok. Indonesia merupakan penghasil kakao namun

dari segi produktivitas masih rendah. Tersedianya lahan perkebunan kakao

yang telah ada seharusnya dapat memberikan peluang untuk

menghasilkan produksi kakao yang lebih besar lagi dengan pengelolaan

tanaman yang tepat dan pengolahan yang tepat sehingga menghasilkan

biji kakao dengan kualitas yang tinggi. Demikian pula dilihat dari segi

pengolahan, kakao yang dihasilkan oleh petani tidak diolah secara baik

(difermentasi) tetapi sebagian besar langsung diekspor dalam bentuk biji

kakao sehingga nilai tambah yang dihasilkan sedikit.

Indonesia sebenarnya berpotensi untuk menjadi produsen utama

kakao dunia, apabila berbagai permasalahan utama yang dihadapi

perkebunan kakao dapat diatasi dan agribisnis kakao dikembangkan dan

dikelola secara baik. Pengembangan usaha maupun investasi baru di

bidang kakao dapat dilakukan mulai dari usaha pertanian primer yang

menangani perkebunan kakao, usaha agribisnis hulu dalam memenuhi

kebutuhan pertanian kakao seperti peralatan dan sarana produksi kakao,

serta usaha agribisnis hilir yang memproduksi hasil olahan biji kakao.

Untuk melaksanakan program pengembangan agribisnis kakao

tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar yang mencakup kegiatan

investasi peningkatan produktivitas kebun, biaya pengendalian hama PBK,

investasi pengembangan sistem usahatani terpadu, dan pengembangan

industri hilir kakao serta pembangunan infrastruktur pendukungnya

termasuk kegiatan penelitian dan pengembangan hasil penelitian.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pengembangan agribisnis

kakao, dukungan kebijakan yang diperlukan antara lain: Pemerintah perlu

mendorong terbentuknya usaha-usaha industri cokelat skala UKM dan

Page 40: Paket Informasi Komoditi Kakao

39

pemasaran yang efisien; peningkatan mutu kakao ditempuh melalui

penerapan teknologi pascapanen yang berorientasi pada kebutuhan

pasar; dan upaya pengurangan hambatan-hambatan ekspor seperti

automatic detention (potongan harga) regulasi lain dari negara konsumen

dapat dilakukan melalui perbaikan mutu secara berkelanjutan, kerjasama

antara kelompok tani dan eksportir maupun prosesor, serta menghindari

publikasi yang berlebihan tentang hama dan penyakit tanaman kakao.

Page 41: Paket Informasi Komoditi Kakao

40

LAMPIRAN

Daftar Perusahaan Pengolahan Kakao/Cokelat NO NAMA

PERUSAHAAN PRODUKSI TENAGA KERJA ALAMAT PROVINSI KABUPATEN

1 MILK CARAMELS, TK MILK CARAMELS 45 JL. CHINCONA 2 - 4 JAWA

BARAT BANDUNG

2 SUMBER PANGESTU, PT

KOPI OSE & KAKAO KERING 47 RAYA JEMBER, JL DESA

KALIBARU KULON Jawa Timur BANYUWANGI

3 GANPANI TRADING, PT

PENGERINGAN KAKAO 20 JLN. BINJAI KM.16,3 SUMATERA

UTARA DELI

SERDANG

4 BUANA ESTATE, PT PENGERINGAN BIJI KAKAO 28 CINTA RAJA/JL. SM.RAJA

NO.170 MEDAN SUMATERA

UTARA LANGKAT

5 CARGIL INDO COCOA, PT

PENGOLAHAN COKLAT 100 JL KIMA 9 SULAWESI

SELATAN MAKASAR

6 CARGIL INDONESIA, PT BIJI KAKAO 209 JL KAPASA KAMPUNG BIRA SULAWESI

SELATAN MAKASAR

7 COMEXTRA MAYORA, PT

COKLAT KERING 189 JL SALODONG NO 66 SULAWESI

SELATAN MAKASAR

8 EFFEM INDONESIA,PT COCOA BUTTER 151 KIMA X KAV A/6,JL SULAWESI

SELATAN MAKASAR

9 GLEN-FALLOCH, NV.PP

COKLAT KERING 83 TEGALHARJO, DESA Jawa Timur BANYUWANGI

10 KALISEPANJANG-

PURWOJOYO, PTPN XII(PERSER

KAKAO & KARET 1347 KALISEPANJANG/PURWOJOYO,

DSN Jawa Timur BANYUWANGI

11 PAMOR GANDA,PT KAKAO 101 KETAHUN JL KENANGA 23 NO 2A

B E N G K U L U

BENGKULU UTARA

12 PERK. NUSANTARA IX/PESERO, PT KAKAO 159 KEBUN GETAS SALATIGA JAWA

TENGAH SEMARANG

13 PP LONDON SUMATERA

INDONESIA BAHLIAS

BIJI KAKAO KERING 20 PERK BAHLIAS POS

PERDAGANGAN SUMATERA

UTARA SIMALUNGUN

14 PTP NUSANTARA II KEBUN MARIKE KAKAO 577 MARIKE SALAPIAN SUMATERA

UTARA LANGKAT

15 PTP NUSANTARA IV TINJOWAN-KAKAU

BIJI KAKAO KIRING 662 TINJOWAN POS SEI

BEJANGKAR SUMATERA

UTARA SIMALUNGUN

16 PTP NUSANTARA XII BANTARAN

BIJI KAKAU KERING 57 PENATARAN, DS Jawa Timur BLITAR

17 PTP NUSANTARA XII

KEBUN PANCURSARI

KOPI, KAKAO, CENGKEH 1650 RINGINKEMBAR, DS Jawa Timur MALANG

18 PTP NUSANTARA

XII(PERSERO) JATIRONO

KAKAO 1321 JATIRONO, DSN; DESA KAJARHARJO Jawa Timur BANYUWANGI

19 PTP VIII BUNISARI LENDRA COKLAT BIJI 94 JL.RAYA CISOMPET- GARUT JAWA

BARAT GARUT

20 PTP VIII PERK BAGJANAGARA COKLAT BIJI 34 DS KARYAMANDALA KEC

SALOPA TASIKMALAYA JAWA

BARAT TASIKMALAYA

21 PTPN XII(PERSERO)

KALI KEMPIT/BENDIKER

KAKAO 1893 KALIKEMPIT/BENDOKEREP, DSN ;DS TULUNGREJO Jawa Timur BANYUWANGI

22 PTPN XII(PERSERO) KALITELEPAK KAKAO 113 KALITELEPAK, DSN ;DESA

TULUNGREJO Jawa Timur BANYUWANGI

23 TOPASARI, PT CACAO/COKLAT 28 DESA PASINDANGAN BANTEN LEBAK

Page 42: Paket Informasi Komoditi Kakao

41

NO NAMA PERUSAHAAN PRODUKSI TENAGA

KERJA ALAMAT PROVINSI KABUPATEN

24

TREBLASALA ESTATE(PTPP

LONSUM IND), PTPP

KAKAO 269 TREBLASALA 1, DSN ;DS KARANGHARJO Jawa Timur BANYUWANGI

25 UESI JAYA, CV KAKAO 20 JL. INOWA NO.72 SULAWESI TENGGARA KONAWE

26 UNICOM MAKMUR PENGOLAHAN COKLAT 100 JL KIMA 4 P NO 3B SULAWESI

SELATAN MAKASAR

27 WINTRANACO INDOTAMA,PT

(SINAR MURNI,CV) BIJI COKLAT 29 JL.B.ZEIN HAMID GG. LADANG

KM 7,3 SUMATERA

UTARA MEDAN

28 YUNAWATI KALIDUREN, PT

KARET , KOPI, KAKAO, KELAPA 419 JATIROTO, DS Jawa Timur JEMBER

29 TEJA SEKAWAN

COCOA INDUSTRIES, PT

BUTTER, POWDER, CAKE 121 RUNGKUT INDUSTRI II/27 JL Jawa Timur SURABAYA

30 ARES KUSUMA RAYA, PT MESIS 40 COKELAT 1, JL Jawa Timur GRESIK

31 COKLAT RANSIKI,PT COKELAT 776 JLN.Trikora Sowi I PO.BOX 116 IRIAN JAYA BARAT MANOKWARI

32 DAVOMAS ABADI, PT COKLAT 383 JL. INDUSTRI RAYA III BLOK AB NO. 1A BANTEN TANGERANG

33 INTI COCOA ABADI INDUSTRI, PT COKLAT 140 JL JABABEKA X BLOK F9-8

DESA PASIR GOMBONG JAWA

BARAT BEKASI

34 KAKAO MAS GEMILANG, PT

COKLAT POWDER 56 JL YOS SUDARSO KM.19 BANTEN TANGERANG

35 MAS GANDA ,PT PENGOLAHAN COKLAT 136 JL.DESA SUKADAMAIRT.06/01 BANTEN TANGERANG

36 METCO INDONESIA, PT

COKLAT KERING 21 JLN. SEI BELUMAI NO.68 SUMATERA

UTARA DELI

SERDANG

37 TORA NUSANTARA, PT COKLAT 466 JL RAYA PERANCIS NO 3

RT.021/5 BANTEN TANGERANG

38 JAYA MAKMUR HASTA, PT

COCOA POWDER 129 JL INDUSTRI 6 BLOK L NO 3

DESA PASIRJAYA BANTEN TANGERANG

39 TOP STAR COKLAT BUTIRAN 28 KOMODOR YOS SUDARSO 10,

JL Jawa Timur PASURUAN

40 BUMI TANGERANG COKLAT UTAMA, PT

COKLAT OLAHAN 404 JL DIPATI YUNUS 27 BANTEN TANGERANG

41 CACAO WANGI MURNI,PT

COKLAT OLAHAN 95 JL.INDUSTRI VI BLOK L/3 BANTEN TANGERANG

42 CADBURY INDONESIA, PT.

COKLAT-PERMEN 292 JL PULO GADUNG NO 20

KOTAK POS274 D K I

JAKARTA JAKARTA

TIMUR

43 CERES,PT KEMBANG GULA 1325

JL.RAYA DAYEUHKOLOT NO84 DESA PASAWAHAN

TLP.5207421

JAWA BARAT BANDUNG

44 COCOA VENTURES INDONESIA,PT COCOA BUTTER 94 MEDAN-BELAWAN KM.10,5, JL SUMATERA

UTARA MEDAN

45 COKLAT HENDRIK COKLAT 21 JL INDUSTRI CIMAREME JAWA BARAT BANDUNG

46 FAJAR MATARAM SEDAYU, PT

COKLAT BUTIRAN 269 JL SUKARNO HATTA NO 225

TELP KEL KOPO TLP 630087 JAWA

BARAT BANDUNG

47 FREYA BADI INDOTAMA, PT

PENGOLAHAN COKLAT 236 JL. MALIGI III LOT J. NO. 2A JAWA

BARAT KARAWANG

48 GIZITATAPANGAN SEJAHTERA COKLAT 140 JL.PARALON I NO.22

[email protected] JAWA

BARAT BANDUNG

49 HARUM MANIS COKLAT & KEMBANG

GULA 25 PANDAN KMP SAWAH RT

013/009 D K I

JAKARTA JAKARTA SELATAN

50 MARBIKA SARI KURNIA COKLAT 20 KAMAL MUARA 3/42 002/03 D K I

JAKARTA JAKARTA UTARA

Page 43: Paket Informasi Komoditi Kakao

42

NO NAMA PERUSAHAAN PRODUKSI TENAGA

KERJA ALAMAT PROVINSI KABUPATEN

51 MULTI ANEKA

PANGAN NUSANTARA

COKLAT 62 DS. CANGKIR Jawa Timur GRESIK

52 MULTI SARANA RASA AGUNG, PT

COKLAT BATANGAN 97 JL INDUSTRI RAYA BLOK B

NO.4 BANTEN TANGERANG

53 MUSTIKA MANIS UTAMA, PT

KEMBANG GULA DAN

COKLAT 190 JL RAYA SERANG KM.13,8 NO

52 BANTEN TANGERANG

54 SANITAS MURNI UTAMA, PT

MAKANAN DARI COKLAT 112 KAPUK KAMAL RAYA NO. 82 D K I

JAKARTA JAKARTA UTARA

55 SOPONYONO COKLAT JELLY 83 JL KENJERAN NO 303 Jawa Timur SURABAYA

56 TRI DAYA INTERNUSA COKLAT WAFEL 62 JL TERUSAN SURYANI 24 JAWA

BARAT BANDUNG

Page 44: Paket Informasi Komoditi Kakao

 

Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan www.depperin.go.id