Pardono - Kakao

113
KAKAO ( Theobroma cacao )

description

kakao

Transcript of Pardono - Kakao

  • KAKAO (Theobroma cacao)

  • KAKAO (THEOBROMA CACAO L.)

    PENDAHULUANKakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perdagangan yang sangat penting untuk meningkatkan pendapatan negara, penghasilan pengusaha, dan petani.Tanaman kakao di Indonesia saat ini sebagian besar diusahakan oleh para petani dalam bentuk perkebunan rakyat. Tanaman kakao dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi pekebun.

  • lanjutanDalam budidaya tanaman kakao memerlukan naungan.Indonesia yang terletak antara 6o LU 11o LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao.Untuk pengembangan tanaman kakao hendak- nya tetap mempertimbangkan kesesuaian lahannya.Persiapan lahan dan naungan, perbaikan tanaman, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman kakao.

  • Persyaratan tumbuh tanaman kakaoIklimGaris lintang 10oLS -10o LU.Tinggi tempat 0 600 m di atas permukaan laut.Curah hujan 1500 2500 mm/th.Bulan kering (curah hujan < 60 mm/bulan), kurang dari 3 bulan.Suhu maksimum 30 32oC, minimum 18 21oC.Tidak ada angin kencang terus menerus, kecepatan angin maksimum 4 m/detik.

  • B. TanahKemiringan tanah kurang dari 45%Kedalaman tanah efektif lebih dari 150 cm.Tekstur tanah terdiri atas 50% pasir, 10-20% debu, 30-40% lempung atau lempung pasiran.Sifat kimia tanah (terutama pada lapisan 0-30 cm):- kadar bahan organik > 3,5% atau kadar C > 2%.- Nisbah C/N 10 12.- pH (H2O) 4,0 8,5, optimum 6,0 7,0.- Kadar unsur hara minimum: N 0,28%, P 32 ppm, K tertukar 0,50 me/100 g, Ca tertukar 5,3 me/100 g, Mg tertukar 1 me/100 g.

  • C. Penilaian kelas lahanBerdasarkan tolok ukur iklim dan lahan.Penentuan kelas lahan didasarkan atas faktor yang menentukan level yang paling rendah.Lahan untuk kakao disarankan dari kelas S1 (sesuai), S2 (cukup sesuai) atau minimal S3 (kurang sesuai atau marginal). Makin rendah kelas lahan produktivitas yang dapat diharapkan makin rendah atau kebutuhan masukan (input) makin banyak.

  • PERSIAPAN LAHAN Pembukaan Lahan SelektifAreal Kebun KelapaPembersihan perlu, tanaman tidak produktif selain kelapa, dan gulma dilakukan secara manual dan atau kimiawi.Kayu-kayu ditumpuk di pinggir kebun.Kedua pekerjaan tsb sudah selesai 2 bulan sebelum tanam naunganPembuatan jalan-jalan, jembatan beserta saluran drainase.Populasi tanaman kelapa dalam (tall) yang optimum

  • lanjutansebagai penaung kakao adalah 80.000 pohon/ha. Ajir lubang tanam, jarak tanam kakao 4x2 m atau 3x3 m, jarak tanaman kakao ke kelapa miniumum 3 m. Larikan ajir diusahakan lurus ke semua arah. Larikan satu dengan yang lain tegak lurus.Pembuatan lubang tanam, ukuran lubang tgt tekstur tanah, makin berat tanah ukuran lubang makin besar. Ukuiran lubang biasanya 60x60x60 cm. Lubang dibuat 6 bulan sebelum tanam. Ke dalam lubang dimasukkan pupuk hijau dan pupuk kandang.Tutup lubang tanam, minimum 3 bulan sebelum tanam kakao. Di jaga agar batu-batu, padas dan sisa-sisa akar tidak masuk ke dalam lubang tanam.

  • Areal Kebun Aneka TanamanPemberian tanda tanaman-tanaman yang dipilih sebagai penaung tanaman kakao. Dipilih jenis yang bernilai ekonomis, tajuknya mudah diatur dan lebih baik meneruskan cahaya difus, jarak antar tanaman disesuaikan 6x6 m atau 8x8 m.Memotong perdu dan semak tanaman yang tidak dipilih.Kayu diusahakan untuk ditumpuk di pinggir kebun.Membersihkan gulma secara manual atau kimiawi.Ajir lubang tanam kakao, pembuatan lubang, isi lubang dan tutup luang.

  • b. Pembukaan Lahan Secara TotalAreal Hutan Sekunder Bekas Peladang BerpindahDipilih areal hutan sekunder, dg kepemilikan jelas.Pemotongan pohon perdu dan pembersihan gulma.Pembersihan lahan, kayu-kayu ditumpuk di pinggir kebun.Pencetakan kebun secara hektaran.Pembutan jalan, jembatan dan saluran darinase.Pembuatan teras pd lahan yg memiliki kemiringan lebih dari 15%.Mengajir dan tanam tanaman penaung tetap.Ajir lubang tanaman kakao, pembuatan lubang, isi lubang, dan tutup lubang.Selama persiapan lahan tsb areal kosong dpt ditanami bbrp jenis tanaman semusim, misal keladi, ubi jalar, jagung, kacang-kacangan.

  • Areal Semak BelukarPada prinsipnya sama dg persiapan lahan dan hutan sekunder.Sisa-sia semak dpt ditumpuk dlm barisan-barisan di dalam kebun (model lorong = alley sistem). Lebar lorong yg bersih dan tumpukan semak 1 m dan jarak antar lorong 4 m.Ajir penaung di dalam lorong, jarak antar ajir 4 m.Tanam setek Gliricidia sebagai penaung. Ajir lubang tanam kakao di dlm lorong, jarak 2 m.Pembuatan lubang tanam ukuran 60x60x60 cm.. Lubang dibuat 6 bulan sebelum tanam.Lubang diisi pupuk hijau dan hasil tebasan gulma.

  • lanjutanTutup lubang tanam, 3 bulan sebelum tanam bibit kakao.Selama persiapan lahan tsb di dlm lorog dpt diusahakan beberapa jenis tanaman semusim.

    Alang-alang (Imperata cylinfrica) Daun & batang alang-alang yg telah direbahkan akan kering & mati tanpa merangsang pertumbuhan tunas & rimpang, dan dpt berfungsi sebagai mulsa.Perebahan dpt menggunakan papan, potongan kayu atau drum.Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk usaha tani kakao dg tahap-tahap seperti diraikan di atas.

  • Cara MekanisDilakukan dengan pengolahan tanah.Penebasan dapat mengurangi persaingan alang-alang denga tanaman pokok, tetapi hanya bersifat sementara dan harus sering diulangi minimum sebulan sekali.Setelah alang-alang terkendali, lahan siap untuk usahatani kakao dengan tahapan seperti telah diuraikan di atas.

  • Cara Kultur TeknisPenggunaan tanaman penutup tanah leguminosa (PTL). Jenis-jenis PTL yg sesuai meliputi: C.pubescens, P.javanica, P.triloba, C.mucunoides, Mucuna spp. & S.guyanensis.Semprot alang-alang dg herbisida dg model lorang, lebar lorong 2 m, jarak antar lorong 4 m.Apabila alang-alang sudah kering, buat 2 alur tanam sedalam 5 cm, jarak antar alur 70 cm.Gunakan PTL sesuai rekomendasi untuk daerah setempat, kebutuhan benih 2 kg.Benih dicampur pupuk SP36 sebanyak 24 kg/ha kemudian ditaburkan di dalam alur.Tutup alur dengan tanah setebal 1 cm.Alang-alang akan mati setelah tertutup oleh tajuk PTL.Metode ini lebih tepat untuk areal yang sudah ada tanaman pokoknya.

  • Pengendalian Secara Terpadu ( Pengolahan Tanah Minimum dan Penggunaan Herbisida)Semprot alang-alang yang sedang tumbuh aktif dengan herbisida sistemik.Rebahkan alang-alang yang sudah mati dan kering.Tanam tanaman semusim dengan cara tugal sebagai pre-cropping.Bersamaan dengan itu lahan siap ditanami tanaman penaung dan tanaman kakao dengan tahap-tahap seperti telah diuraikan di atas.

  • .

  • Pencegahan ErosiDilakukan pada tanah yang kemiringannya lebih dari 15%.

    Teras Ada beberapa macam teras di antaranya adalah teras bangku, teras gulud dan teras individu. Fungsi teras bangku untuk memperpendek panjang lereng, memperlambat laju aliran permukaan, meningkatkan laju infiltrasi air ke tanah, mempermudah pengolahan tanah. Teras bangku diperuntukkan tanah yg dilengkapi saluran pembuangan air dan dibuat memotong lereng. Teras gulud sesuai untuk tanah yg jeluknya dangkal dan kemiringannya kurang dari 15%.

  • lanjutan

    Teras individu adalah perataan tanah di sekitar pokok tanaman. Biasanya garis tengahnya 1 1,5 m.Teras individu dpt dibuat bersamaan dg pembuatan lubang tanam.Pembuatan teras bangku dimulai dg penentuan garis kontur. Garis kontur dapat ditentukan dg alat Teodolit, Clinometer atau ondol-ondol.

  • Rorak

    Dibuat setelah bibit ditanam di kebun, diutamakan pada lahan yang miring.Dibuat sejajar garis kontur, ukuran p x l x d = 100 x 30 x 30 cm.Antara rorak yang satu dengan yang lain dibuat zig-zag.Ke dalam rorak diisikan bahan organik. Bila sudah penuh rorak ditutup tanah dan rorak baru dibuat.

  • PERSIAPAN POHON PELINDUNGGliricidia sp.Setek Gliricidia sp. Panjang 150 cm dan diameter 5 cm.Jarak tanam pada lahan datar ;tipe iklim A-B 6 x 6 m atau 8 x 4 mtipe iklim C-D 3 x 3 m atau 4 x 4 m.Setek tidak boleh disimpan lebih dari satu hari. Penanaman dilaklukan satu tahun sebelum tanam bibit kakao dan dilakukan pada awal musim hujan.Setek yang mati segera disulam.

  • Kelapa (Cocos nucifera)

    Dapat digunakan kelapa dalam (tall) atau hibrida.Ditanam 4 5 tahun sebelum tanam kakao, jarak tanam 10 x 10 m atau 10 x 12 m.Sebagai penaung sementara dapat digunakan tanaman pisang, lamtoro, Gliricidia, dadap, dll.

  • Pinang (Areca catechu)Sama dengan kelapa, pinang ditanam 4-5 tahun sebelum kakao.Jarak tanam pinang 3 x 6 m atau 4 x 4 m. Pinang monoku;tur lazimnya 2,7 x 2,7 m.Banyak jenis tanaman yang cocok ditanam secara tumpangsari dg pinang antara lain kakao. Cassivera, lada, sirih, cengkeh, pisang, nanas, ubi, ubi kayu, dan jahe.Agar berproduksi tinggi tanaman pinang perlu dipupuk Urea 200 kg, SP36 120 kg dan KCl 200kg masing-masing per hektar per tahun.

  • Pisang (Musa sp.)Bibit berasal dari anakan berdaun pedang (tinggi 75 cm) atau yg lebih besar (umur 5-8 bulan), atau yg lebih kecil. Yang terpenting adalah keseragaman ukuran bibit karena berpengaruh terhadap keseragaman pertumbuhan dan waktu panen. Bibit asal kultur jaringan menghasilkan pertumbuhan yang seragam dan waktu panrn yg serentak. Bibit ditanam satu tahun sebelum tanam kakao.Jarak tanam 3 x 6 m atau 4 x 8 m tergantung pada jarak tanam kakao.

  • Tumpangsari (intercropping)Merupakan upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan pendapatan pekebun.Dilakukan dengan pengusahaan tanaman semusim sebagai precropping dan penggunaan tanaman penaung produktif.Tanaman penaung produktif di antaranya adalah kelapa, pinang, turi, pisang dan petai.Dengan pengaturan pola tanam yang baik, jenis-jenis tanaman buah durian, rambutan, mangga, nangka dll. Dapat dipakai sebagai penaung kakao.

  • Tanaman Semusim dengan KakaoDitanam selama persiapan lahan dan selama kakao TBM I dan TBM II atau selama iklim mikro masih memungkinkan.Jenisnya disesuaikan dg kebutuhan petani, peluang pasar, nilai ekonomi dan iklim mikro yg ada.Beberapa contoh yang pernah dikaji antara lain talas, jagung, sorghum, dan jenis kacang-kacangan.Limbah tanaman semusim dikembalikan ke kebun untuk pupuk hijau atau mulsa kakao.

  • Pisang dengan KakaoTanaman pisang berperan sebagai penaung sementara kakao.Sebagai penaung tetap digunakan Gliricidia sp. atau lamtoro.Ditanam satu tahun sebelum kakao, dibongkar setelah kakao memasuki TM I (umur 4 tahun).Pengaturan jumlah anakan, pangkasan daun kering, pemupukan, pengendalian penyakit dan pembubunan merupakan perlakuan yg penting.Batang dan daun pisang digunakan sebagai mulsa kakao.

  • Kelapa dengan KakaoPopulasi tanaman kelapa dalam (tall) 80 100 pohon/ha atau dengan jarak tanam 10 x 120 m atau 10 x 12m.Jarak tanaman pokok kakao dengan kelapa lebih dari 3 m.Dalam beberapa kasus pendapatan pekebun sangat ditingkatkan apabila hasil kelapa diolah menjadi gula merah.

  • Pinang dengan Lada atau Sirih dan KakaoBatang pinang berperan sebagai tiang panjat lada atau sirih.Setek lada atau sirih sepanjang 45 cm. ditanam pd jarak 30- 35 cm dari pokok batang pinang, setelah tumbuhan dirambatkan di batang pinang.Lubang tanam sirih atau lada dibuat ukuran 50 x 50 x 50 cm, diisi pupuk kandang dan ditutup tanah lapis olah.Kakao ditanam dg jarak tanam 3 x 3 m atau 4 x 2 m dan pinang 3 x 6 m atau 4 x 4 m. Pada jarak tanam pinang 4 x 4 m dan kakao juga 4 x 4 m sistem perakaran tanaman dewasa keduanya belum bersentuhan.Upaya meningkatkan kesuburan tanah dg pembuatan lubang tanam dan pemberian pupuk kandang merupakan dua hal yg penting.

  • BAHAN TANAMANKLON ICS 13* RCC 72KLON ICS 60* RCC 73GC 7HIBRIDAUIT 1Pa 300RCC 70RCC 71

  • PERBANYAKAN GENERATIFBenih diperoleh dari produsen yang sudah mendapat SK Menteri Pertanian. Sampai dengan tahun 1997 d Indonesia ada 15 produsen benih, tetapi beberapa dicabut sementara ijinnya, karena terserang hama penggerek buah kakao (PBK).Benih yang sudah diterima harus segera dikecambahkan.Perhitungan benih per 1 ha sbb.:

  • Bibit yang harus disiapkan :Jarak tanam 3 x 3 m = 1.111 pohonPersediaan sulaman 20% = 222 pohonJumlah = 1.333 pohon atau 1300 pohon (dibulatkan)b. Jarak tanam 4 x 2 m = 1250 pohonPersediaan sulaman 20%= 250pohonJumlah = 1500 pohon.

  • Kebutuhan Benih per 1 haDaya kecambah = 90%Jumlah kecambah yang dapat dipindah = 95%Jumlah bibit yang dapat ditanam = 80%Jadi kebutuhan benih = 100/90 x 100/95 x 100/80 x Y = 1,46 YY = jumlah bibit kakao yang dibutuhkan.Untuk jarak tanam 3 x 3 m = 1,46 x 1300 butir = 1`.898 butir.Untuk jarak tanam 4 x 2 m = 1.46 x 1500 butir = 2.190 butir.

  • PERKECAMBAHA BENIHBenih yg diterima segera dikecambahkan sebab benih kakao tidak mempunyai masa dormansi.Pendederan selama 12 hari.Setelah berlangsung 4 hari, benih yg sudah berkecambah mulai dipindah ke kantong plastik. Pemindahan selanjutnya dilakukan setiap hari.Kriteria benih yg dapat dipindah adalah panjang radikula 1-2 cm dan umur kurang dari 12 hari.

  • Medium karung goniLapisan medium dari bawah ke atas adalah tanah, batu merah satu lapis, karung goni rangkap, karung goni tipis untuk munutup benih kakao.Bedengan dibuat membujur utara selatan, diberi atap dan daun kelapa atau daun tebu, tinggi atap sebelah timur 1,5 m, barat 1,2 m.Karung goni dicelupkan ke dalam larutan fungisida, misal Dithine M-45 0,2%.Benih dihamparkan di atas karung, jarak antar benih 2 x 3 cm, sehingga untuk karung goni ukuran 100 x 72 cm memuat 1200 benih.Benih ditutp karung goni tipis yg telah dicelup dalam fungisida, kemudian disiram air setiap hari.

  • Medium Pasir dalam BedenganLapisan medium dari bawah ke atas adalah tanah, batu kerikil tebal 10 cm, lapiosan pasir halus 20 cm.Bedengan mebujur utara selatan, diberi atap dari daun kelapa atau daun tebu, tinggi atap sebelah timur 1,5 m, barat 1,2 m.Benih dikecambahkan dalam medium pasir, bagian calon akar menghadap ke bawah, jarak antar benih 2,5 x 4 cm atau sekitar 1000 benih/m2. Selanjutnya benih ditutup dengan potongan rumput kering atau karung goni dan disiram setiap hari.

  • PEMBIBITAN Syarat LokasiDekat sumber air dan mudah diawasi.Tempatnya datar, tetapi drainase baik.Terlindung dari angin kencang dan penyinaran matahari langsung.Terlindung dari hewan hama.Dekat lokasi penanaman.

  • Persiapan BahanMedium pembibitan t.a. tanah lapis olah, pasir dan pupuk kandang.Medium diayak, ukuran ayakan 0.5 x 0.5 cm, kemudian medium dicampur rata dengan perbandingan (v/v) 1 : 1 : 1.Kantong plastik (polibag) transparan atau hitam, ukuran 20 x 30 cm, tebal 0,08 mm, diberi lubang drainase sebanyak 18 lubang/kantong, diameter lubang 1 cm.Bedengan pembibitan dibuat di bawah naungan alami dari tanaman lamtoro, Gliricidia sp., kelapa dll., dan naungan buatan (atap yg dibuat dari daun kelapa atau daun tebu. Tinggi atap bedengan sebelah timur 1,5 m, barat 1,2 m. Atap bedengan juga dapat untuk massal, tinggi atap sekitar 2 m. Intensitas cahaya matahari yg diteruskan atap 30 - 50% dari penyinaran langsung.

  • Penanaman KecambahKantong plastik diatur di bawah atap, jarak antar kantong 15 x 15 cm atau 15 x 30 cm.Pindah kecambah umur 4 12 hari, panjang radikula 1 2 cm. Kecambah umur lebih dari 12 hari tidak dipakai.Penanaman kecambah, tanah kiri kanan hipokotil ditekan dengan tangan agar kecambah tidak goyah.

  • PemeliharaanPenyiraman dilakukan tiap hari atau sesuai kondisi cuaca.Pemupuikan dilakukan tiap 2 minggu dg Urea 2 g/bibit. Pupuk ditebarkan dalam alur di sekeliling bibit, ditutup tanah dan disiram.Pengendalian hama, penyakit, dan gulma dilakukan secara manual atau kimiawi. Hama yg sering menyerang bibit adalah ulat kilan (Hyposidra talaka), belalang dan bekicat. Penyakit yg sering menyerang Phytophthora palmivora dan Fusarium sp. Pembukaan atap, dilakukan bertahap seiring dg umur bibit. Dua minggu sebelum dipindah ke kebun, naungan buatan telah dibongkar.Penjarangan dilakukan apabila daun antar bibit terlalu saling menaungi dan pertumbuhan tanaman tidak seragam.

  • Kriteria Bibit Siap Dipindah ke KebunUmur 3 5 bulan.Tinggi 40 60 cm.Jumlah daun minimum 12 lembar.Diameter batang 0,7 1 cm.

  • PERBANYAKAN VEGETATIFOKULASIDilakukan pada bibit umur 3 bulan.Entres diambil dari kon-klon unggul, misalnya ICS 60, TSH 858, UIT 1, ICS 13, dan Gc 7.Entres berupa cabang-cabang plagiotrop yg sehat tidak bertunas (flush), warna hijau kecoklatan, diameter 1 cm.Letak tempelan (pertautan) di bagian hipokotil.Jendela okulasi dibuat dg cara menoreh kulit vertikal sejajar sepanjang 3 cm, jarak antar torehan 0,8 cm. Di ujung bawah torehan dipotong horizontal sehingga terbentuk lidah kecil.

  • lanjutanPengikatan dari bawah ke atas dg susunan seperti genteng.Tali pengikat dibuka dan diamati umur 2-3 minggu.Pada okulasi jadi, batang bawah dilengkungkan untuk memacu pertumbuhan tunas baru.Pada okulasi yg gagal, diulang pada sisi yg berlawanan.Batang bawah dipotong 5 cm di atas pertautan setelah tunas baru memiliki 6 lembar daun dewasa.Pemupukan setiap 2 minggu dg urea 2 g/bibt.Bibit siap dipindah ke lapangan setelah berumur 8-9 bulan dg ciri-ciri diameter batang 0,7 cm, tinggi 50 cm dan jumlah daun 12 lembar.

  • Sambung PucukDilakukan pada bibit umur 3 bulan.Entres diambil dari klon-klon unggul , misalnya ICS 60, TSH 858, UIT 1, ICS 13, dan GC 7.Entres berupa cabang batang plgiotropyg sehat tidak bertunas (flush), warna hijau kecoklatan, diameter 1 cm.Batang bawah dipotong datar, disisakan 3 lembar daun.Untuk satu sambungan diambil 3 mata tunas entres.Pangkal entres disayat miring pd kedua sisi shg runcing spt baji.Entres disisipkan pd ujung batang bawah yg dibelah, pertautan diikat tali dan entres ditutup kantong plastik.Diamati setelah 10-15 hari.Pd sambungan jadi tunas dibiarkan tumbuh sepanjang 2 cm, kemudian tutup entres deibuka tanpa melepas tali ikatan pertautan. Tali ikatan pertautan dibuka setelah tunas baru berumur 3 bulan.Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 7 bulan.

  • SetekKakao termasuk tanaman yg sukar disetek, shg metode perbanyakan ini kurang berkembang.Sebetulnya tanaman asal setek cepat berbunga dan berbuah dan habitusnya pendek.Pohon untuk sumber setek harus jelas identitasnya, sehat dan tumbuh kuat.Bahan setek berupa cabang plagiotrop semi hardwood dg tanda permukaan bawah cabang berwarna hijau, permukaan atas berwarna cokelat, cabang tidak bertunas (flush).Cabang-cabang diambil pagi jam 9.00, dikumpulkan dalam bak plastik berisi air, pangkal setek tercelup ke air,Daun setek dikurangi tinggal 1/3 bagian, setiap setek mempunyai 5 ruas dan membawa 2-3 helai daun.Sementara itu disiapkan bak setek, lebar 1 m dan panjang sesuai kebutuhan. Medium perbanyakan berupa pasir halus.

  • lanjutanMedium penyetekan terlebih dahulu disterilkan dg fumigan, misal Vapam 2%, dosis 5 l per 1 m3 medium. Setelah disiram medium ditutup lembaran plastik selama 3 hari. Selanjutnya plastik dibuka dan medium diaduk-aduk, disiram air dan diratakan.Sementara itu disiapkan zat pengatur tumbuh, misalnya IBA 3000 ppm dalam pelarut ethanol 50%.Pangkal setek disayat miring, dicelupkan dalam IBA selama 10 detik, kemudian langsung ditanam. Jarak tanam 3x5 cm, Setek ditanam agak miring ke barat sehingga permukaan daun menghadap ke timur.Setelah disiram dg sprayer, setek disungkup dg lembaran plastik transparan selama 3 minggu.Pemeliharaan selama itu adalah penyiraman dg sprayer dg tanpa membuka plastiknya.Setelah 3 minggu setek mulai berakar, setek yg sudah berakar dipindah ke kantong plastik yg berisi medium pembibitan.Selanjutnya kantong plastik utk seemntara disungkup dg plastik sama dg proses pengakaran selama 3 bulan. Selama kurun tsb sungkup secara bertahap dibuka untuk aklimatisasi.Bibit asal setek dipelihara selama 6 bln di pembibitan, caranya sama dg bibit asal benih.

  • PENANAMANBibit kakao ditanam apabila pohon penaung telah berfungsi baik, dg kriteria intensitas cahaya yg diteruskan penaung 30-50% dari cahaya langsung.Penanaman pd awal musim hujan.Untuk penanaman masal, jumlah tenaga kerja yg harus disiapkan oleh pengawas mendasarkan pd luas areal, prestasi kerja dan waktu tersedia.Contoh: Luas areal 100 ha = 110.000 bibit, prestasi kerja per orang 50 bibit, waktu tersediaq utk tanaman 25 hari, maka tenaga yg diperlukan per hari = 110.000/(50x25) = 88 orang.Alat yg harus disiapkan adalah cangkul, pisau besar yg tajam, keranjang (alast angkut) utk mengangkut dan mengecer bibit.Pada waktu mengangkut, mengecer dan menanam bibit dihindari pecah dan rusaknya tanah dalam kntong plastik.

  • lanjutan Bagian dasar kantong plastik selebar 1-2 cm dipotong.Kantong plastik dimasukkan ke dalam lubang yg digali sukuran volume tanah dalam kntong plastik, isikan tanah hingga kantong plastik berdiri tegak.Salah satu sisi kantong plastik di sayat dari bawah ke atas, tanah dipadatkan dg tangan.Kantong plastik ditarik ke atas kemudian tanah dipadatkan dg kaki.Pada wakltu memadatkan tanah dg kakidiwaktu menanam dihindari pecahnya tanah kantong plastik.Bibit yg sudah diangkut dan diecer harus selesai ditanam hari itu juga.Bibit yg mati atau kerdilsegera disulam, dilakukan sampai umur 1 tahun.Piringan bibit kakao muda harus bersih dari gulma antara lain dengan mrmbrikan mulsa.

  • T

  • KelapaPengelolaan tanaman kelapa dg melakukan siwingan (cincingan) pelepah, apabila penaungannya terlalu berat terutama pada musim hujan.Tingkat penaungan yg baik utk kakao adalah apabila 70-80% intnsitas cahaya malahan diteruskan oleh tajuk pohon penaung.Apabila tanaman kelapa sudah sangat tinggi (berumur lebih 40 tahun) maka per;u penambahan penaung, misalnya lamtoro.Pemupukan tanaman belum menghasilkan menggunakan urea 100 g, TSP 200 g, MSP 420 g, kieserit 210 g, dan boron 10 g masing-masing per pohon per tahun utk kelapa hibrida. Selanjutnya utk kelapa dg dosis pupuk setengahnya.Pemupukan tanaman menghasilkan urea 100 g, rock fosfat v750 g, MOP 1000 g, kieserit 400 g, masing-masing per pohon poere tahun.Pengendalian hama dan penyakit. Hama penting adalah Brontispa sp. dan Sexava sp. Dikendalikan dg penyebaran parasit, sedang Oryctes sp. dg cendawan Metanozium sp. dan virus Boculovirus oryctes. Penyakit penting adalah busuk jamur, becak daun bleeding.

  • PinangUntuk memperoleh hasil yg tinggi, tanaman pinang perlu dipupuk dg N 100 g, P2O5 40 g dan K2O 140 g , masing-masing per hektar per tahun. Pupuk diberikan dua kali setahun, dibenamkan ke dalam tanah pada alur 75 cm dari batang.Perbaikan parit-parit drainase terutama pd musim hujansebab tanaman ini tidak toleran genangan.Pengolahan tanah ringan menjelang musim kemarau di bagian piringan tanaman. Karena perakaran terkonsentrasi pd kedalaman 0 50 cm, pengolahan yg dalam perlu dihindarkan.Pengendalian hama dan penyakit.

  • Jadwal pangkasan pelindung Uraian TBM I TBM II TBM II TM I TM II

    1. Penaung Tetap - Gliricidia & Lamtoro - topping 50% topping 50% topping 50% topping 50% - Kelapa - siwing siwing siwing siwing - Pinang - - - - -

    2. Penaung Sementara - Pisang mengatur jumlah anakan dan pangkas daun-daun kering - M. macrophylla - pangkas pangkas bongkar 50% bongkar 50%

  • PEMELIHARAAN TANAMANPenyulamanPenyiangan gulmaPemangkasanPemupukanPenyiramanPenyerbukan buatanRehabilitasi tanaman dewasaPengendalian hama dan penyakit

  • Pemeliharaan TanamanPenyulamanUntuk menjaga agar jarak tanam yang ditentukan dapat tetap dipertahankan maka tindakan penyulaman perlu dilakukan.Penyulaman dapat dilakukan sampai dengan umur 10 tahun.b. Penyiangan gulmaTujuan penyiangan gulma utk mencegah persaingan dalam penyerapan air, dan unsur hara, utk mencegah hama dan penyakit serta gulma yg merambat pada tanaman kakao. Pengendalian gulma dilakukan dg membabat tumbuhan pengganggu ekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 l/ha yg dicampur dg 500-600 liter air. Penyiangan yg paling aman adalah dg cara membabat gulma. Pemberantasan gulma harus dilakukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dg menggunakan cangkul,koret/ dicabut dg tangan.

  • c. Pemangkasan Tanaman Asal Perbanyakan GeneratifPangkas bentuk dilakukan pd tanaman belum menghasilkan (TBM). Tujuannya utk membentuk kerangka tanaman yg kuat dan seimbang. Cabang-cabang primer dr jorket dipelihara tiga yg tumbuh kuat dan seimbang. Cabang-cabang sekunder diatur yg tumbuhnya seimbang ke segala arah.Pangkasan pemeliharaan dan produksi, dilakukan pd tanaman menghasilkan (TM). Tujuannya utk mempertahankan kerangka yg sudah terbentuk. Cabang yg dipangkas cabang sakit, cabang balik, cabang terlindung atau cabang yg melindungi, cabang yg masuk jauh ke dalam tajuk tanaman di sebelahnya. Frekuenai pangkasan 6-8 kali per tahun. Tunas air dibuang 2-4 minggu sekali.Pangkasan pemendekan tajuk. Tujuannya membatasi tinggi tajuk tanaman, maksimum 3,5 4 meter. Dilakukan setahun sekali pd awal musim hujan.

  • lanjuttanAlat pangkas berupa gunting, arit bergalah (antel) dan gergaji harus tajam. Luka potongan cabang bergaris tengah lebih dari 2-5 cm ditutup ter atau penutup luka lainnya.Pangkasan tidak dibenarkan pada saat tanaman berbunga lebat atau ketika sebagian besar buah masih pentil (panjang kurang dari 10 cm).Pangkasan pemeliharaan bertujuan membuat indeks luas daun (ILD) dalam kondisi optimum yaitu 3,7 s.d. 5.7.

  • Tanaman Asal Perbanyakan VegetatifBahan tanaman dari tunas plagiotrop menghasilkan percabangan dekat permukaan tanah.Pangkasan bentuk dilakukan setelah tanamam rimbun biasanya setelah berumur 1 tahun.Pangkasan bentuk dilakukan dg memilih semua cabang besar yg kuat, arah pertumbuhannya membentuk huruf V.Pangkasan selanjutnya dg mengatur cabang-cabang sekunder, diusahakan arah pertumbuhannya merata, seimbang dan tidak saling menutup.Pangkasan pemeliharaan selanjutnya sama dengan tanaman asal perbanyakan generatif.

  • d. Pemupukan Jenis dan dosis yg tepat mendasarkan pd faktor tanaman dan faktor lingkungan.Jenis pupuk yg lazim adalah Urea (46 N), ZA (21% N), TSP (46% P2O5), KCl (60% K2O), Kieserit (27% MgO), dan Dolomit (19% MgO).Dosis tentatif utk tanaman kakao yg penaungnya baik, hujannya cukup, sifat fisika dan kimianya baik adalah sebagai berikut: Umur/fase Satuan Urea TSP KCl Kis Bibit g/bibit 5 5 4 4 0 1 th g/ph/th 25 25 20 20 1 2 th id 45 45 35 40 2 3 th id 90 90 70 60 3 4 th id 180 180 135 75 > 4 th id 220 180 170 120

  • lanjutanUntuk tanah yg kekurangan unsur belerang (S), Urea dpt diganti dg ZA dg dosis 2,2 kali dosis Urea, atau KCl diganti dg ZK dg dosis 1,2 kali dosis KCl.Pada tanah masam dan kadar Ca rendah pupuk Kieserit dpt diganti dg Dolomit dg dosis 1,5 kali dosis Kieserit.

    GejalaPemupukan(untuk tanaman dewasa) * ukuran daun normalUrea 220 g/ph/th * bentuk daun normalSP 36 280 g/ph/th * warna daun hijau, tanpaKCl 170 g/ph/th klorosis maupun nekrosisKieserit 120 g/ph/th

  • e. Penyiraman Pemberian air pd tanaman kakao perlu dilakuakan kalau tanamasn memang membutuhkan. Penyiranaman tanaman kakao yg tumbuh dg kondisiu tanah yg baik dan berpohon pelindung tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohohn kakao dilakukan pd tanaman muda terutama tanamn yg tidak diberi pohon pelindung.

    f. Penyerbukan Buatan Dari bunga yg muncul hanya 5% yg akan menjadi buah. Peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dg penyerbukan buatan. Bagian bunga yg mekasr digosok dg bunga jantan yg telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dg sungkup. Penggosokan dilakukan dg jari tangan.

  • g. Rehabilitasi Tanaman DewasaTanaman dewasa yg produktivitasnya mulai menurun tidak ditebang untuk diganti tanaman baru, tetapi direhabilitasi dg cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa.Cara yg kedua lebih unggul karena peremajaanm dapat dilakukan dalam waktu yg lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres diambil dari kebun entres atau produksi yg telah diseleksi, berupa cabang yg berwarna hijau, hijau kecoklatan, diameter 0,75-1,5 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.

    h. Pengendalian hama dan penyakit(1) HamaPenggerek cabang (Zeuzera coffeae)Bagian yg diserang cabang berdiameter 3-5 cm. Gejala: cabang mati atau mudah patah. Pengendalian: membuang cabang yg terserang, kemudian dg predator alami, jamur Beauveria bassiana.

  • (b) Kepik penghisap buah kakao (Helopeltis sp.)Bagian yg diserang buah dan daun muda, kuncup bunga. Gejala: bercak kakaso kehitaman berbentuk cekung berukuran 3-4 mm.Pengendalian: membuang bagian yg terserang. Predator belalang sembah, kepik predator. Selain itu digunakan insektisida Baytroid 50 EC, Lannat 25 WP, Sumithion 50 EC, Leboycid 50 EC, Orthene 75 SP.(c) Penggerek buah kakao (Canopomorpha cramerella atau Cocoa mot)Bagian yang diserang adalah buah kakao. Gejala: daging buah busuk .Pengendalian: membuang dan mengubur buah sisa panen dg serempak menutupi buah dg kantong plastik dg lubang di bagian bawah. (d) Kutu Putih (Planococcus citri)Bagian yang diserang adalah tunas, bvunga, dan calon buah,

  • Gejala: Timbul tunas yg tumbuh tidak normal (bengkok). Selain itu terlihat pertumbuhan bunga dan calon buah tidak normal. Pengendalian: digunakan insektisida berbahan aktif monokrotofas, fosfamidon, karbaril.(e)Ulat kantong ( Clania sp., Mahasena sp.)Bagian yg diserang adalah daun dan tunas. Gejala: Tanaman gundul dan adanya mati pucuk.Pengendalian: dg parasit Exoresta uadreimaculata dan Tricholyga psychidarum. Selain itu digunakan insektisida racun perut, Dipterex dan Thuricide.(f) Kutu jengkal (Hyposidra talaca)Bagian yg diserang adalah daun (muda dan tua). Gejala: habisnya helaian daun, tinggal tulang daun saja. Pengendalian: digunakan insektisida Ambush 2 EC, Sherpa 5 EC (0,15 - %).

  • 2. Penyakit(a) Busuk buah hitamPenyebab: Phytophtora palmivora. Bagian yg diserang adalah buah. Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai buah dan buah atau ujung buah.Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi miselium abu-abu keputihan. Pengendalian: buah yg sakit diambil, mengurangi kelembaban kebun dg cara pemangkasan. Selain itu digunakan insektiosida dg pupuk aktif Cu: Cuprapit 0,3% atau insektisida pupuk aktif Mankozeb; Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3% dg interval 2minggu.

  • (b) Kanker batangPenyebab: Phytophtora palmivora. Bagian yg diserang adalah batang. Gejala: Bercak basah berwarna tua pd kulit batang atau cabang, keluarnya cairan dari batang atau cabang yg akan mengering dan mengeras. Pengendalian: Buah yg sakit diambil, mengurangi lelembaban kebun dg cara pemangkasan. Selain itu digunakan fungisida dg pupuk aktif Cu: Cuprapit 0,3% atau Cobox 0,3%. Atau fungisida pupuk aktif Mankozeb; Dithane M-45 dan Manzatew 200 0,3% dg interval 2 minggu. Keroklah bagian yg sakit dan diolesi dg ter/fungisida.(c) Busuk buah diplodiaPenyebab: Botrydiplodia theobramae (jamur). Bagian yg diserang buah.Gejala: bercak kecoklatan pd buah, lalu buah menghitam menyeluruh.

  • Pengendalian: cegah timbulnya luka, buah yg sakit dibuang. Kemudian gunakan fungisida dg pupuk aktif Cu: Vitigran Blue, Trimiltox Forte, Cupravit OB pada konsentrasi 0,3%.(d) Vascular Steak Dieback (VSD)Penyebab: Oncobasidium sp. (jamur). Bagian yg diserang adalah daun, ranting/cabang. Gejala: bintik-bintik kecil hijau pd daun terinfeksi dan terbentuk tiga bintik kecoklatan, kulit ranting/cabang kasar, pucuk mati (dieback). Pengendalian: digunakan bibit bebas VSD, perhetikan sanitasi tanaman, kurangi kelembaban, tingkatkan intensitas cahaya matahari dan perbaiki drainase dan pemupukan.(e) Bercak daun, mati ranting dan busuk buahPenyebab: Colletorichum sp. (jamur). Bagian yg diserang daun, ranting, buah. Gejala: bercak nekrotik pd daun, daun gugur, pucuk mati, buah muda keriput kering (busuk kering).

  • Pengendalian: peningkatan sanitasi, memotong anting dan buah yg terserang, pemupukan berimbang dan perbaikan drainase. Ke mudian digunakan fungisida sistemik Karbendazim 0,5% dg interval 10 hari.(f) Buisuk buah moniliaPenyebab: Monilia roreri (jamur). Bagian yg diserang buah muda.Gejala: benjolan dan warna belang pd buah berukuran 8-10 cm, penumpukan lendir di dalam rongga buah, dinding buah mengeras.Pengendalian: menurunkan kelembabab udara dan tanah, membuang buah rusak. Kemudian digunakan fungisida dengan pupuk aktif Cu: Cobox 0,3%, Cupravit 0,3% selama 3-4 minggu. (g) Penyakit akarPenyebab: Rosellinia arcuata, R. bumnodes, Rigidoporus liginosus, Ganoderma pseudoerrum, Fomes lamaensis (jamur)

  • Gejala: Daun menguning dan layu, pada leher akar atau pangkal batang terdapat miselium. Pengendalian: pembuatan parit isolasi di sekitar tanaman terserang, pemusnahan tanaman sakit. Kemudian dioleskan fungisida pada permukaan akar yang lapisan miseliumnya telah dibuang. Fungisida dengan pupuk aktif PNCB: Fomac 2, Ingro Pasta, Shell Collar Protectant, Calixin Cp.

  • PENGELOLAAN POHON PENAUNG I. PENAUNG SEMENTARAMoghania macrophyllaDisiwing pada saat tanam bibit kakao.Dipotong pd jarak 10 cm dari permukaan tanah setelah tanaman kakao berumur 2 tahun dan 3 tahunPemotongan setahun sekali pd musi hujan.]Didongkel setelah tanaman kakao berumur 4 tahun.Tanaman PisangJumlah anakan dibatasi maksimum 2 anak per rumpun. Anakan yg tidak dikehendaki dipotong, ditugal tengahnya dan disiram minyak tanah 2-5 ml/anakan.Daun-daun yg kering selalu dibersihkan sebulan sekali.Pisang dipupuk Urea, TSP, KCl berturut-turut 300 g, 300 g, dan 400 g/rumpun/tahun.Tanaman pisang dimusnahka apabiula tan kakao sudah mulai berbuah yaitu setelah berumur 4 tahun.

  • II. PENAUNG TETAPLamtoro dan Gliricidia sp. Lamtoro dan Gliricidia sp. Sebagai penaung tetap kakao semula ditanam dg jarak 3x3 m atau 4x4 m.Populasi dikurangi secara bertahap dan sistematis. Pada saat kakao berumur 4 tahun populasi penaung didongkel sebanyak 25% dan pada umur 5 tahun didongkel lagi sebanyal 25%.Populasi akhir dipertahankan sebanyak 500-600 pohon/ha pd daerah bertipe curah hujan C-D dan 200-300 pohon/ha pd daerah bertipe curah hujan A-B (Schmidt dan Fergusson).Dari populasi akhir tsb sebanyak 50% populasi ditokok pd awal musim hujan secara berselang seling, 50% sisanya ditokok pada musim hujan tahun berikutnya.Penokokan dilakukan pd jarak 1 m di atas tajuk kakao.Setiap 3 bulan cabang-cabang dan ranting-ranting yg bersifat mengganggu dibuang.

  • KelapaPengelolaan tanaman kelapa dg melakukan siwingan (cincingan) pelepah, apabila penaungannya terlalu berat terutama pada musim hujan.Tingkat penaungan yg baik utk kakao adalah apabila 70-80% intnsitas cahaya malahan diteruskan oleh tajuk pohon penaung.Apabila tanaman kelapa sudah sangat tinggi (berumur lebih 40 tahun) maka per;u penambahan penaung, misalnya lamtoro.Pemupukan tanaman belum menghasilkan menggunakan urea 100 g, TSP 200 g, MSP 420 g, kieserit 210 g, dan boron 10 g masing-masing per pohon per tahun utk kelapa hibrida. Selanjutnya utk kelapa dg dosis pupuk setengahnya.Pemupukan tanaman menghasilkan urea 100 g, rock fosfat v750 g, MOP 1000 g, kieserit 400 g, masing-masing per pohon poere tahun.Pengendalian hama dan penyakit. Hama penting adalah Brontispa sp. dan Sexava sp. Dikendalikan dg penyebaran parasit, sedang Oryctes sp. dg cendawan Metanozium sp. dan virus Boculovirus oryctes. Penyakit penting adalah busuk jamur, becak daun bleeding.

  • PinangUntuk memperoleh hasil yg tinggi, tanaman pinang perlu dipupuk dg N 100 g, P2O5 40 g dan K2O 140 g , masing-masing per hektar per tahun. Pupuk diberikan dua kali setahun, dibenamkan ke dalam tanah pada alur 75 cm dari batang.Perbaikan parit-parit drainase terutama pd musim hujansebab tanaman ini tidak toleran genangan.Pengolahan tanah ringan menjelang musim kemarau di bagian piringan tanaman. Karena perakaran terkonsentrasi pd kedalaman 0 50 cm, pengolahan yg dalam perlu dihindarkan.Pengendalian hama dan penyakit.

  • Jadwal pangkasan pelindung Uraian TBM I TBM II TBM II TM I TM II

    1. Penaung Tetap - Gliricidia & Lamtoro - topping 50% topping 50% topping 50% topping 50% - Kelapa - siwing siwing siwing siwing - Pinang - - - - -

    2. Penaung Sementara - Pisang mengatur jumlah anakan dan pangkas daun-daun kering - M. macrophylla - pangkas pangkas bongkar 50% bongkar 50%

  • PANEN1. Ciri dan Umur PanenBuah kakao dapat dipanen apabila telah tampak perubahan warna kulit dan setelah fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang usia 5 bulan. Cir i-ciri buah akan dipanen adalah warna kuning pada alur buah, dan punggung alur buah, warna kuning pada seluruh permukaan buah, dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah.Kakao masak di pohon dicirikan dg perubahan warna buah :a) warna buah sebelum masak hijau, setelah masak alur buah menjadi kuning.b) warna buah sebelum masak merah tua, warna bua setelah masak merah muda, jingga, kuning.

  • lanjutanBuah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yg tepat masak. Kadar gula kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yg terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah , pulp mengering dan aroma berkurang.2. Cara penen Untuk memanen kakao digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dg bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yg ditumbuhi buah. Pemetikan kakao hendaknya hanya dilakukan dg memotong tangkai buah tepat di cabang/batang yg ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya. Pemetikan di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak 1500 buah per hari. Buah matang dengan

  • lanjutankepadatan cukup tinggi dipanen dg sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik 6 hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sisten 7/14.Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batag/cabang yg ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh lagi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya. Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.3. Pasca PanenPemetikan Buah.Buah kakao yg sudah nampak masak di pohon selanjutnya dipetik dg menggunakan pisau atau gunting tanaman yg tajam. Secara umum jumlah biji dalam setiap buah kakao berkisar antara 20-60 biji, tergantung pd besar kecilnya buah kakao yg terbentuk. Di Sulawesi Selatan untuk mendapatkan 1 kg biji kakao kering (kadar air 8-7%) diperlukan sekitar 25-35 buah kakao. Produksi tanaman kakao sangat dipengaruhi oleh tingkat kesesuaian lahan atau kesuburan tanah dan

  • lanjutanfaktor lingkungan yg mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao yg ditanam. Makin besar tingkat kesesuaian lahan maka akan semakin besar pula produktivitas tanaman yg dibudidayakan. Untuk menentukan tingkat kematangan buah dapat dilihat berdasarkan dari perubahan warna kulit buah kakao. Apabila alur pada kulit buah kakao sudah berwarna kuning, maka tingkat kematangannya adalah C, sedang jika alur dan punggung buah kakao telah berubah warna menjadi kuning, dimasukan dalam tingkatan kematanag B. Apabila seluruh permukaan buah sudah berwarna kuning atau kuning tua, maka tingkat kematangannya masuk pada tingkat kematangan A dan A+. Petani secara umum atau kebanyakan akan memanen buah kakao jika tingkat kematangannya sekurang-kurangnya sudah pada tingkat kematanagan B. Pemetikan bauh pada umumnya dilakukan di pagi hari. Buah yg telah dipetik dari pohonnya selanjutnya dikumpulkan pada suatu tempat dan dikelompokan menurut kelas kematangan, selanjutnya

  • lanjutanmenunggu untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu pemecahan kulit buah. Kegiatan tersebut dikenal dg pemeraman buah.Pemecahan Buah Buah kakao hasil panen yg sudah terkumpul selanjutnya dipecahkan dg alat pemukul yg terbuat dari kayu. Buah tersebut dipukul punggungnya dg arah miring. Bila kulit buah kakao telah pecah atau terbagi dua, kulit bagian ujung dibuang dan selanjutnya dilakukan penarikan biji plasentanya keluar dari kulit buahnya. Biji yg telah dikeluarkan selanjutnya ditempatkan pada tempat yg telah disediakan / ditempatkan di atas lembaran plastik atau di dalam keranjang bambu. Biji kakao yg masih basah ini secara umum sudah dapat dijual langsung ke pasar, tetapi kalau penjualan ke pasar dalam kondisi seperti ini dikenal dg penjualan biji basah atau istilah lain sering dikatakan dg fermentasi tidak sempurna, sehingga harga jualnya rendah. Utk mendapatkan biji kakao yg berkualitas tinggi dan agar dapat diterima di pasar luar negeri/ eksport maka perlu dilakukan pengelolaan biji kakao secara baik, yaitu :

  • lanjutanFermentasi Fermentasi yg dilakukan pada biji kakao yg telah dikeluarkan dari kulit buahnya dimaksudkan utk mematikan lembaga biji agar tidak dapat tumuh serta utk menumbuhkan aroma yg khas coklat. Fermentasi dilakukan di dalam suatu wadah/kotak kayu dg tebal tumpukan biji kakao tidak boleh lebih dari 42 cm. Fermentasi dilakukan secara sempurna kalau pelaksanaannya selama waktu 5 hari dan pd hari kedua harus dilakukan pengadukan/pembalikan. Selanjutnya biji yg telah diaduk-aduk /dibalik ysb dibiarkan pd tempat fermentasi sampai pd hari ke-5. Atau biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yg dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dg cara sebagai berikut a. Biji ditumpuk di dlm kotak dg tinggi tumpukan tidak lebih dr 75.b. Tutup dg karung goni atau daun pisang.c. Aduk biji secara periodik (1x24 jam) agar suhu naik sampai 50oC.

  • lanjutanSelama proses fermentasi berlangsung, sebagian air yg terkandung dalam biji akan berkurang dan aroma seperti asam cuka akan keluar selama proses fermentasi. Biji yg sudah selesai dalam p[roses fermentasi selanjutnya diangin-anginkan sebentar atau direndam dan dicuci sebelum dilakukan pengeringan.Perendaman dan PencucianSetelah biji kakao selesai dalam proses fermentasi selanjutnya dilakukan perendaman maupun pencucian walau ada pula yg tidak melakukan perlakuan ini. Perendaman yg dilakukan pada biji kakao yg telah mengalami proses permentasi mempunyai pengaruh terhadap proses pengeringan dan rendemen. Karena selama proses perendaman berlangsung, sebagian kulit biji kakao akan terlarut sehingga kulit bijinya akan menjadi lebih tipis dan rendemennya menjadi berkurang. Tetapi dalam proses pengeringannya biji kakao menjadi lebih cepat kering. Sesudah perendaman selesai dilakukan maka selanjutnya dilakukan pencucian. Tujuan pencucian untuk mengurangi sisa-sisa pulp yg masih menempel pada biji dan mengu-

  • lanjutanrangi rasa asam pada biji. Bila kulit biji masih ada sisa-sisa pulp, biji mudah menyerap air dari udara sehingga mudah terserang jamur dan juga memperlambat proses pengeringan.PengeringanPengeringan pada biji kakao yg telah direndam dan dicuci dimaksudkan untuk menurunkan kadar air biji dari sekitar 60% sampai pada kondisi dimana kandungan air dalam biji minimum sehinggqa tidak dapat terjadi penurunan kualitas biji, juga biji tidak mudah ditumbuhi oleh cendawan. Pengeringan yg terbaik dilakukan dg menggunakan pengering sinar matahari. Umumnya untuk mengeringkan biji kakao untuk mencapai kadar air sekitar 7-8% diperlukan waktu antara 2-3 hari, sangat tergantung pada kondisi cuaca saat dilaklukan pngeringan. Jika cuaca tidak memungkinkan untuk dilakuakn pengeringan dg menggunakan sinar matahari maka pengerinan dapat dilakukan dg alat pengering buatan. Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokan berdasarkan mutunya :

  • lanjutana. Mutui A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100butir biji.b. Mutu B: dalam100 gram biji terdapat 100-110 butir biji.c. Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji.Biji-biji kakao yang sudah kering dapat dimasukkan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kg biji kakao kering. Kemudian karung yg berisi biji kakao kering tersebut disimpan dalam gudang yg bersih, kering dan berventilasi baik. Bii kakao tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dg menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yg menyerang biji kakao. Untuk menjaga agar produk yg disimpan tetap terjaga kualitasnya maka perlu dilakukan pengemasan yaitu dengan :a. Cara pengemasan: kakao dikemas dg karung goni baik, bersih, bebas hama dan bau asing, dijahit rapat dan kuat dg benang kapas atau atau tali goni dg berat bersih setiap karung 62,5 kg atau 16 karung per ton atau cara lain bila ada persetujuan antara pembeli dan penjual.

  • lanjutanb. Pemberian merek: nama barang, jenis mutu, identitas penjual, buatan Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/tempat/negara tujuan.7. Kualitas ProdukKualitas produk kakao perlu mendapat perhatian untuk itu ada beberapa kriteria penentuan standar produksi yg meliputi syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, penandaan dan pengemasan. Standar mutu kakao di Indonesia tercamtum di dalam Standar Nasional SNI 01-2323-1995.Secara umum klasifikasi dan standar mutu untuk produk kakao adalah sebagai berikut :* Klasifikasi berdasarkan jenis tanaman : a. Jenis mulia (Fine Cocoa/F) b. Jenis lindak (Bulk Cocoa)

  • lanjutan* Klasifikasi menurut jenis mutunya, biji klakao dapat digolongkan: a. Mutu I b. Mutu IIStandar mutu lain adalah diklasifikasikan menurut berat bijinya yg dinyatakan dalam jumlah biji/100 gram contoh biji kakao diklasifikasikan dalam 5 golongan, yaitu AA, A, B, C, dan S.Berbeda lagi apabila dilihat berdasarkan syarat mutu, dinyatakan dalam 2 pernyataan, yaitu syarat umum dan syarat khusus.Syarat mutu umum adalah :a. Kadar air maksimal 7%b. Biji berbau asap dan atau abnormal dan atau berbau asin tidak ada c. Serangga hidup: tidak adad. Kadar biji pecah dan atau pecahan biji dan atau pecahan kulit maksimal 3%.e. Kadar benda-benda asing 0%.

  • lanjutanSedangkan rincian syarat mutu khusus dapat dilihat pada Standar Nasional Indonesia No. 01-2323-1995 atau standar biji kakao berdasarkan Asosiasi Kakao Indonesia (1990) seperti yg disajikan pada tabael 1 di bawahh ini.Tabel 1. Syarat khusus Kualitas Biji Kakao

  • a8. Pengelolaan LimbahKulit kakao pada pertanaman kakao umumnya cukup banyak dan hal ini merupakan salah satu jenis limbah pada perkebunan kakao, kalau tidak ditangani secara baik-baik maka makin hari akan semakin menumpuk dan akan menimbulkan permasalahan di lingkungan tersebut.Kulit kakao merupakan salah satu limbah pengolahan biji kakao. Kulit trsebut umumnya dibuang begitu saja sebagai sampah yg sering mengganggu masyarakat sekitar. Kalau dicermati dg baik, sebenarnya limbah kulit kakao tersebut masih mempunyai nilai yg cukup tinggi yaitu kalau diolah dengan baik akan dapat menghasilkan pektin, dimana sampai saat ini kita masih selalu mengimpornya. Limbah dari perkebunan kakao masih ada lagi yg lain, karena itu juga perlu mendapat perhatian dan pemanganan yg serius agar tidak menimbulkan dampak yg merugikan dan dapat menjaga kelestarian produktivitas perkebunan.