Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

16
PERPAJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI OLEH: AFIFAH ASRA, S.Pd. NETTI SYAHRIL, S.Pd. JURUSAN AKUNTANSI

description

 

Transcript of Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

Page 1: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

PERPAJAKANPAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI

OLEH:AFIFAH ASRA, S.Pd.

NETTI SYAHRIL, S.Pd.

JURUSAN AKUNTANSIPROGRAM PENDIDIKAN CALON PENDIDIK

AKADEMI KOMUNITAS (PPCPAK)POLITEKNIK NEGERI PADANG

2013

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI

Page 2: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

A.PAJAK DAERAH

1. Pengertian Pajak Daerah

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pengertian Pajak Daerah, yang

selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Yang dimaksud dengan badan disini adalah sekumpulan orang dan

atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha

maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,

perseroan komoditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan nama dalam bentuk

apapun firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,

yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi

lainnya, lembaga dan bentukbadan lainnya termasuk kontrak investasi

kolektif dan bentuk usaha tetap.

Dengan demikian pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada

daerah untuk membiayai pembangunan daerah. Pajak Daerah ditetapkan

dengan undang-undang yang pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih

lanjut dengan peraturan daerah. Pemerintah daerah dilarang melakukan

pungutan selain pajak yang telah ditetapkan undang-undang (Pasal 2

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

2. Ciri-ciri Pajak Daerah

a. Pajak Daerah dapat berasal dari Pajak Asli Daerah maupun pajak

negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah.

b. Pajak Daerah dipungut oleh daerah terbatas di dalam wilayah

administratif yang dikuasainya.

c. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai

urusan rumah tangga atau untuk membiayai pengeluaran

daerah sebagai badan hukum.

d. Pajak Daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan

Peraturan Daerah (PERDA), maka pemungutan pajak daerah

Page 3: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

dapat dipaksakan kepada masyarakat yang wajib membayar

dalam pungutan administrative kekuasaanya.

3. Jenis-Jenis Pajak Daerah

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdapat 5 (lima) jenis

pajak provinsi dan 11 (sebelas) jenis pajak kabupaten/kota. Secara

rinci dapat dilihat dalam tabel berikut.

Pajak Provinsi Pajak Kabupaten/Kota

1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4. Pajak Air Permukaan

5. Pajak Rokok

1. Pajak Hotel2. Pajak Restoran3. Pajak Hiburan4. Pajak Reklame5. Pajak Penerangan Jalan6. Pajak Mineral Bukan

Logam dan Batuan7. Pajak Parkir8. Pajak Air Tanah9. Pajak Sarang Burung Walet10. Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan11. Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan

a. Pajak yang Dikelola Provinsi

1) Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan

dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor

adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang

digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh

peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang

berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu

menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,

termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam

operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat

secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan

di air.

2)Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Page 4: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas

penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat

perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang

terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau

pemasukan ke dalam badan usaha.

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah pajak atas

penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Bahan bakar

kendaraan bermotor adalah semua jenis bahan bakar cair atau

gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor.

4)Pajak Air Permukaan

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Air Permukaan adalah

pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan.

Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan

tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun

di darat.

5) Pajak Rokok

Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut

oleh Pemerintah.

b. Pajak yang Dikelola Kabupaten/Kota

1) Pajak Hotel

Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan

oleh hotel. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa

penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan

dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk

pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan

dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari

10 (sepuluh).

2) Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang

disediakan oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia

makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang

Page 5: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar,

dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

3) Pajak Hiburan

Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.

Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan,

dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.

4) Pajak Reklame

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan

reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media

yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan

komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan,

atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa,

orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar,

dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

5) Pajak Penerangan Jalan

Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan

tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh

dari sumber lain.

6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas

kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik

dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk

dimanfaatkan. Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah mineral

bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud di dalam

peraturan perundang-undangan di bidang mineral dan batubara.

7) Pajak Parkir

Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat

parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan

dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu

usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan

bermotor.

8)Pajak Air Tanah

Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau

pemanfaatan air tanah. Air Tanah adalah air yang terdapat

dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.

Page 6: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

9) Pajak Sarang Burung Walet

Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan

pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet.

Burung walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia,

yaitu collocalia fuchliap haga, collocalia maxina, collocalia

esculanta, dan collocalia linchi.

10)Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah

pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,

dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali

kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,

perhutanan, dan pertambangan.

Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan

perairan pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota.

Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau

dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan

pedalaman dan/atau laut.

11)Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak

atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan

Hak atas Tanah dan/atau Bangunan adalah perbuatan atau

peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas

tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau Badan.

4. Tarif Pajak Daerah

Sesuai UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, Tarif Pajak Daerah adalah sebagai berikut:

a. Pajak Daerah Tingkat I atau Pajak Propinsi

1) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (Pasal 6)

a) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor pribadi untuk kepemilikan

kendaraan bermotor pertama paling rendah sebesar 1%

dan paling tinggi sebesar 2% dan untuk kepemilikan

kendaraan bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat

ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% dan

paling tinggi sebesar 10%

Page 7: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

b) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum,

ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan,

lembaga sosial dan keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI,

Pemerintah Daerah, dan kendaraan lain yang ditetapkan

paling rendah sebesar 0,5% dan paling tinggi sebesar 1%.

c) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-

alat besar ditetapkan paling rendah sebesar 0,1% dan

paling tinggi sebesar 0,2%.

2) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (Pasal 9)

a) Penyerahan pertama sebesar 20%

b) Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1%

Khusus untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-

alat besar yang tidak menggunakan jalan umum tarif pajak

ditetapkan paling tinggi masing-masing sebagai berikut :

a) Penyerahan pertama sebesar 0,75%

b) Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075%

3) Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (Pasal 19)

Ditetapkan paling tinggi sebesar 10%. Khusus tarif Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor untuk bahan bakar

kendaraan umum dapat ditetapkan paling sedikit 50% lebih

rendah dari tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

untuk kendaraan pribadi.

4) Tarif Pajak Air Permukaan (Pasal 24)

Ditetapkan paling tinggi 10%.

5) Tarif Pajak Rokok (Pasal 29)

Ditetapkan sebesar 10% dari cukai rokok. Pajak Rokok

dikenakan atas cukai rokok yang ditetapkan oleh Pemerintah

(Pasal 29 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

Penerimaan pajak rokok, baik bagian Provinsi maupun bagian

Kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% untuk

mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan

hukum oleh aparat yang berwenang (Pasal 31)

b. Pajak Daerah Tingkat II atau Pajak Kabupaten/Kota

1) Tarif Pajak Hotel sebesar 10% (Pasal 35)

Page 8: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

2) Tarif Pajak Restoran 10% (Pasal 40)

3) Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35%.

Khusus untuk hiburan berupa pagelaran busana, kontes

kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan

ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak

Hiburan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75%. Khusus

hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan tarif Pajak

Hiburan paling tinggi 10% (Pasal 45).

4) Tarif Pajak Reklame 25% (Pasal 50)

5) Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar

10%. Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri,

pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif Pajak

Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 3%.

Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak

Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5%

(Pasal 55).

6) Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Bahan 25% (Pasal 60)

7) Tarif Pajak Parkir 30% (Pasal 65)

8) Tarif Pajak Air Tanah 20% (Pasal 70)

9) Tarif Sarang Walet 10% (Pasal 75)

10)Tarif Pajak Bumi dan Bangunan 0,3% (Pasal 80)

11)Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 5% (Pasal

88)

B. RETRIBUSI DAERAH

1. Pengertian

Berdasarkan (Pasal 1 angka 10 UU Nomor 28 Tahun 2009) retribusi

adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan

oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

2. Golongan Retribusi

Retribusi daerah terdiri atas 3 golongan, yaitu:

Page 9: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

a. Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan

atau diberikan oleh pemerintah daerah (pemda) untuk tujuan

kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau badan;

b. Retribusi Jasa Usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan

oleh pemda dengan menganut prinsip komersial karena pada

dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta; dan

c. Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentu

pemda dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,

pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan

ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,

sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan

umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan

Retribusi Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud di atas

sebagai berikut:Retribusiribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan

Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan Tertentu

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil;

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;

b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;

c. Retribusi Tempat Pelelangan;

d. Retribusi Terminal;e. Retribusi Tempat

Khusus Parkir;f. Retribusi Tempat

Penginapan/ Pesanggrahan/Villa;

g. Retribusi Rumah Potong Hewan;

h. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;

i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;

j. Retribusi

a. Retribusi Izin Mendirikan

b. Bangunan;c. Retribusi Izin

Tempatd. Penjualan

Minumane. Beralkohol;f. Retribusi Izin

Gangguan;g. Retribusi Izin

Trayek.h. Retribusi Izin

Usaha Perikanan.

Page 10: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; dan

j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.

k. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

l. Retribusi Pengolahan Limbah Cair;

m. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;

n. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

o. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapattidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecildan/atau atas kebijakan nasional/daerah untukmemberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma.

Penyeberangan di Atas Air;

k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

3. Kriteria Retribusi Daerah

Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Perizinan Tertentu

a. Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu;

b. jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;

a. Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu; dan

b. jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya

a. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi;

b. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi

Page 11: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

c. jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau Badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;

d. jasa tersebut hanya diberikan kepada orang pribadi atau Badan yang membayar retribusi dengan memberikan keringanan bagi masyarakat yang tidak mampu;

e. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya;

f. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan

g. pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

kepentingan umum; dan

c. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan;

4. Tata Cara Penghitungan Retribusi

a. Besarnya Retribusi yang terutang dihitung berdasarkan perkalian

antara tingkat penggunaan jasa dengan tarif Retribusi.

b. Tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah jumlah penggunaan jasa yang dijadikan dasar alokasi

Page 12: Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

beban biaya yang dipikul Pemerintah Daerah untuk

penyelenggaraan jasa yang bersangkutan.

c. Apabila tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sulit diukur maka tingkat penggunaan jasa dapat ditaksir

berdasarkan rumus yang dibuat oleh Pemerintah Daerah.

d. Rumus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus

mencerminkan beban yang dipikul oleh Pemerintah Daerah dalam

menyelenggarakan jasa tersebut.

e. Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah nilai

rupiah atau persentase tertentu yang ditetapkan untuk

menghitung besarnya Retribusi yang terutang.

f. Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

ditentukan seragam atau bervariasi menurut golongan sesuai

dengan prinsip dan sasaran penetapan tarif Retribusi.

5. Prinsip Dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi

a. Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum

ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang

bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan

efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

b. Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya

operasi dan pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.

c. Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya

penyediaan jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian

biaya.

d. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan

Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta hanya memperhitungkan

biaya pencetakan dan pengadministrasian.