PAD PPT
description
Transcript of PAD PPT
Presentasi KasusPerifer Arterial Occlusive Disease
dengan kardiomiopati peripartum, DM, GGA.
Pembimbing :Letkol (CKM) dr. Bambang Pamungkas, SpJP
Disusun oleh
Mentari1410221012
Indentitas Pasien
Nama : Ny. EUsia : 39 th/ 31-05-1976Jenis Kelamin : PerempuanAlamat : Temanggul I/ Rt 03 Rw 04 . Bumirejo, Kaliangkrik.Pekerjaan : GuruStatus : MenikahAgama : IslamNo.RM : 12680 Datang ke Rumah Sakit pada tanggal : 31 Agustus 2015.Anamnesis dilakukan secara : Autoanamnesis pada tanggal 1 Agustus 2015
Subjektif• Keluhan Utama : Nyeri pada kaki kanan• Keluhan tambahanSesek, jantung berdebar-debar, batuk
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Nyeri pada kaki dirasakan pasien sejak 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit, Pasien mengeluh sulit menggerakkan kakinya. Awalnya pasien mengeluh nyeri ketika berjalan, nyeri dirasakan seperti tertusuk- tusuk pada bagian bawah lututnya yang menjalar hingga ke ujung kaki kanan. nyeri dirasakan secara terus menerus walaupun sedang beristirahat, terjadi perubahan warna pada kaki kanan menjadi kemerahan dan teraba dingin pada kedua kaki. Pasien juga merasakan sesak, sesak dirasakan sejak 3 hari smrs, sesak dirasakan terus menerus terutama saat aktivitas dan tidak dipengaruhi oleh posisi tidur, cuaca dingin, atau debu. Jantung berdebar - debar (+),Nyeri dada (-). Batuk (+) dirasakan sejak ± 2 minggu yang lalu, berdahak, dahak berwarna putih , darah (-), penurunan berat badan (-), keringat malam(-) , mual (-), muntah(-),
• BAB (N) BAK (N). 2 bulan yang lalu pasien post SC anak ke 2, kehamilan aterm ( 38 mgg), presentasi bokong.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Hipertensi : disangkal• DM : disangkal• Riwayat Alergi : disangkal • Paru : disangkal• Jantung : pembesaran jantung ±14
th yll, saat melahirkan anak pertama• Ginjal : disangkal
• Riwayat penyakit keluarga:• Ayah pasien memiliki riwayat Hipertensi dan
meninggal karena penyakit jantung.• DM (-), alergi (-), paru (-), ginjal (-).
• Riwayat Sosial : • Merokok : disangkal• Minum alkohol : disangkal• Olahraga : tidak rutin
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : Sakit Sedang, lemas, kesan gizi cukup, (BMI : 20,6)
• Penampilan: kulit sawo matang, afek : datar, mood : hipotim
• Kesadaran/GCS : Compos Mentis / 15Tanda Vital • Tekanan Darah : 130/70 mmHg• Nadi : 104 x/menit• Suhu : 36,4 0C• Respirasi : 28 x/menit
Kepala & Leher :
Kepala :• Bentuk : normocephal,
rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata: • Konjungtiva anemis -/-,
Sklera ikterik -/- , Pupil isokor, RCL +/+, RCTL +/+
• Telinga : dbn• Hidung : dbn
• Mulut : bibir tampak kering, sianosis (-)
• Gigi geligi : karies gigi (+)
• Dental plaque (+)• Lidah kotor (-)• Atrofi papil lidah (-)Leher :• Tidak ada pembesaran KGB leher• JVP (5+3) cmH2O
• Thorax :• Normochest • Cor • Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat• Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat• Perkusi : kanan atas : ics II line parasternal dextra
Kanan bawah : ICS IV linea midsternal dextra Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra Kiri bawah : ICS VI linea axilaris anterior sinistra.
• Auskultasi : S2>S1reguler takikardi, S4 (-), mur-mur (-), gallop (-)
Pulmo• Inspeksi : Simetris• Palpasi : Vocal
fremitus simetris (+/+)• Perkusi : Terdengar
sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Rhonki +/+, Wheezing -/-
Abdomen : • Inspeksi : Datar• Auskultasi : BU (+)• Palpasi : Supel,
Nyeri tekan (-), Hepar Lien tidak teraba membesar.
• Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Kekuatan motorik
Daftar masalahAnamnesis • Nyeri pada kaki kanan• Nyeri terasa tertusuk-tusuk• Kaki kanan tampak warna kemerahan• Kedua tungkai teraba dingin• Sesak napas (+), • jantung berdebar- debar (+),• Batuk (+) • Dahak berwarna putih • Pembesaran jantung ±14 th yll, saat
melahirkan anak pertama• Ayah pasien memiliki riwayat
Hipertensi dan meninggal karena penyakit jantung.
Pemeriksaan fisik• Nadi : 104 x/menit• Respirasi : 28 x/menit• Batas jantung kiri bawah : ICS VI linea axilaris
anterior sinistra.• S2>S1• Takikardi• Rhonki +/+• Karies gigi molar 3• Plaque dentis (+)• JVP (5+3) cmH2O• Ekstremitas inferior dextra : eritem (+), edem
(-), nyeri tekan (+), hipestesi (+), akral dingin (+), sianosis(+), cr <2 dtk.
• Ekstremitas inferior sinistra : eritem (-), edem (-), nyeri tekan (-), hipestesi (-), akral dingin (+), sianosis(+), cr <2 dtk.
• Kekuatan motorik ekstremitas inferior dextra 4
Hipotesa
• PAD• Cardiomiopaty peripartum• HF • Bronkhitis • Pneumonia
Planning diagnostik • Darah lengkap• Kimia darah: GDP, SGOT, SGPT, Ureum, kreatinin, Profil
lipid (kolestrol total, trigliserid)• EKG• Rontgen thorax• ECHO• Arteriografi
Planning terapi
• Infus RL• Inj Lasix 25 mg 3X1• Letonal 25 mg 3x1• Xarelto 3x50• Captopril oral 3 x 625• Reotal 400 0-1-0• Acarbose 2x1• Metformin 2x1• Inj. Fluxum dc 2x0,4
Monitoring• KU• VS• Gejala klinis• ESO
Edukasi• Minum Obat secara teratur• Makan makanan yang bergizi• Jaga hiegenitas badan, dan
hindari trauma minimal pada tungkai bawah.
• Istirahat yang cukup
EKGSinus takikardi
PvcLAD
Hasil Rontgen ThoraxKesan :
KardiomegaliKesan bronkhitis
Sisterna tulang intak
Hasil lab darah lengkap 31 Agustus 2013Jenis Pemeriksaan Hasil
WBC 10,5 103/mm3
RBC 4.58 106/mm3
HB 13,2 g/dlHCT 42,1 %PLT 447 ↑3/mm3↑PCT 0,35 % MCV 91,9 um3
MCH 28,8 pg MCHC 31,4 g/dlRDW 13,2 %MPV 7,9 m3 ↑PDW 13,9 %
• DIFF COUNT
Diff Count
Jenis Hasil Referensi Jenis Hasil Referensi% Lym 10,8 %↓ 20-40 # Lym 1,1 103/mm3 1,2-3,2% Mid 8,1 % ↑ 1-15 # Mid 0,9 103/mm3 0,1-0,8% Gra 81,1,1 % 50-70 # Gra 8,5 103/mm3 2,0-7,8
Jenis Pemeriksaan Hasil Referensi
Gula darah puasa 333 mg/dl ↑ 70-115
Ureum 83 mg/dl↑ 0-50
Creatinin 21,1 mg/dl↑ 0-1,3
SGOT 34 U/l 3-35
SGPT 35 U/l 8-41
Gfr : (140−39 ) 𝑥5072𝑥 21,1 =3,65 𝑥 0,85=3,10.(𝐺𝑟𝑑𝑣 )
Follow up : Tanggal 2 Agustus 2015S : • Nyeri pada kaki kanan• Sesak napas (+), • Batuk (+) • Dahak berwarna putih O :• Keadaan Umum : Tampak lemas• Kesadaran :
Compos Mentis, GCS 15 (E4V5M6)• Vital Sign• Tekanan Darah : 120/90 mmHg
– Nadi : 98 x/menit– RR : 24x/menit– Suhu : 36,70C
• K/L : CA -/-, SI -/-, KGB dbn, ,
Thorax Cor • Inspeksi : ictus cordis tidak
terlihat• Palpasi : Ictus cordis tidak kuat
angkat• Perkusi : kanan atas : ics II line
parasternal dextra• Kanan bawah : ICS IV linea
midsternal dextra• Kiri atas : ICS II linea parasternalis
sinistra• Kiri bawah : ICS VI linea axilaris
anterior sinistra.• Auskultasi : S2>S1• takikardi, S4 (-), mur-mur (-),
gallop (-)
Pulmo• Inspeksi : Simetris• Palpasi : Vocal fremitus
simetris• Perkusi : Terdengar
sonor pada kedua lapang paru• Auskultasi : Rhonki +/+,
Wheezing -/-• Abdomen
– Bising usus (+) normal– Supel, nyeri tekan (-), perkusi
timbani, hepar lien tak teraba
Ekstremitas
Kekuatan motorik
A:• PAD• Cardiomiopaty
peripartum• HF • DM tipe II• gga
P: Terapi • P: Infus RL• INJ LASIX 25 MG 3X1• Letonal 25 mg 3x1• Xarelto 3x50• Captopil oral 3 x 625• Reotal 400 0-1-0• Acarbose 2x1• Metformin 2x1• Inj. Fluxum dc 2x0,4
Tanggal 3 Agustus 2015
S : • Nyeri pada kaki kanan• Sesak napas berkurang, • Batuk (+) • Dahak berwarna putih O :• Keadaan Umum : Tampak lemas• Kesadaran : Compos Mentis,
GCS 15 (E4V5M6)• Vital Sign
– Tekanan Darah : 110/80 mmHg– Nadi : 112 x/menit– RR : 22x/menit– Suhu : 36,70C
• K/L : CA -/-, SI -/-, KGB dbn, ,
Cor • Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat• Palpasi : Ictus cordis tidak kuat
angkat• Perkusi : kanan atas : ics II line
parasternal dextra• Kanan bawah : ICS IV linea midsternal
dextra• Kiri atas : ICS II linea parasternalis
sinistra• Kiri bawah : ICS VI linea axilaris anterior
sinistra.• Auskultasi : S2>S1• reguler takikardi, S4 (-), mur-mur (-),
gallop (-)
Pulmo• Inspeksi : Simetris• Palpasi : Vocal fremitus
simetris• Perkusi : Terdengar
sonor pada kedua lapang paru• Auskultasi : Rhonki +/+,
Wheezing -/-• Abdomen
– Bising usus (+) normal– Supel, nyeri tekan (-), perkusi
timbani, hepar lien tak teraba
Ekstremitas
Kekuatan motorik
Planning terapi
• Infus RL• Inj Lasix 25 mg 3X1• Letonal 25 mg 3x1• Xarelto 3x50• Captopil oral 3 x 625• Reotal 400 0-1-0• Acarbose 2x1• Metformin 2x1• Inj. Fluxum dc 2x0,4
Monitoring• KU• VS• Gejala klinis• ESO
Edukasi• Minum Obat secara teratur• Makan makanan yang bergizi• Jaga hiegenitas badan, dan hindari
trauma minimal pada tungkai bawah.
• Istirahat yang cukup
Pasien dirujuk di RS . Sardjito untuk angiografi
Hasil arterigrafi dan dopler vascular • Hasil dopler vascular• Trombus degan total
oklusi di a. Iliaca bilateral hingga distal
• Vena poplitea bilateral tampak smokey padat, trombus (-)
• Intima arteri kedua tungkai reguler
Hasil angiograf evaluasiEkstremitas inferior dextra• a.iliaca : trobus subtotal di proximal distal• a.femoralis : trombus total di mid distal
tidak tervisualisasi
ekstremitas inferior sinistra• Iliaca : multiple stenosis 20-40 % di
proximal• A. Femoralis : trombus subtotal di
proximal . total oklusi di mid – distal a. Femoralis superfisial distal terisi dari cabang kolateral
• A. Poplitea : total oklusi, distal tidak tervisualisasi (tak tampak aliran )
• Diagnosis : acute limb ischemia rutherford II A
Tinjauan pustaka & analisa kasus
Analisa kasus
• Pada pasien ini didiagnosa PAD diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan umum dan pemeriksaan penunjang,
• Pada anamnesa di temukan, Nyeri pada kaki Awalnya pasien mengeluh nyeri ketika berjalan, nyeri dirasakan seperti tertusuk- tusuk pada bagian bawah lututnya yang menjalar hingga ke ujung kaki kanan. nyeri dirasakan secara terus menerus walaupun sedang beristirahat,terjadi perubahan warna pada kaki kanan menjadi kemerahan dan teraba dingin pada kedua kaki.
PAOD (Perifer Arterial Occlusive Disease)
• penyumbatan pada arteri perifer yang dihasilkan dari proses atherosklerosis atau proses inflamasi yang menyebabkan lumen menyempit (stenosis), atau dari pembentukan trombus (biasanya terkait dengan faktor resiko yang menjadi dasar timbulnya atherosklerosis).
Etiologi dan faktor risikoPenyebab dari oklusi arteri perifer adalah danya stenosis (penyempitan) pada arteri yang dapat disebabkan oleh reaksi atherosklerosis atau reaksi inflamasi pembuluh darah yang menyebabkan lumen menyempit.• Faktor resiko dari penyakit oklusi arteri perifer adalah• Merokok• Diet tinggi lemak atau kolesterol• Stress• Riwayat penyakit jantung, serangan jantung, atau stroke• Obesitas• Diabetes• Rheumatoid arthritis
Tanda & Gejala
• nyeri (klaudikasi) dan sensasi lelah pada otot yang terpengaruh saat berjalan.
• Saat penyakit bertambah buruk gejala mungkin terjadi saat aktivitas fisik ringan bahkan setiap saat meskipun beristirahat
• tungkai akan menjadi dingin dan kebas• Kulit akan menjadi kering dan bersisik bahkan saat
terkena luka kecil dapat terjadi ulcer hingga gangren• terjadi perubahan warna menjadi kebiruan
klasifikasi
PatofisiologiPatofisiologi Penyakit Arteri Perifer
Pemeriksaan diagnostik• Ankle Brachial Indeks• sebagai rasio antara tekanan darah sistolik pada kaki dengan tekanan darah sitolik
padalengan
Segmental Pressure dan Pulse Volume Recordings (PVR)
• tes yang mengukur aliran darah arteri pada ekstremitas bawah dimana pulsasi yang mewakili aliran darah pada arteri diperlihatkan oleh monitor dalam bentuk gelombang.
• Pada pasien dengan PAD berat, PVR juga dapat memprediksi apakah kaki yang terkena PAD ini memiliki cukup aliran darah atau tidak untuk bertahan atau jika akan dilakukan amputasi pada kaki tersebut
• Pada arteri yang masih sehat, gelombang pulsasi akan terlihat tinggi dengan puncak yang tajam yang menunjukkan aliran darah mengalir dengan lancar. Namun jika arteri tersebut mengalami penyempitan atau obstruksi maka akan terlihat gelombang yang pendek dan memiliki puncak yang kecil dan datar.
• Tingkat keakuratan pemeriksaan ini untuk menegakkan diagnosis PAD berkisar antara 90-95%.
Pulse Volume Recordings (PVR)
Ultrasonografi dupleks• Dupleks ultrasonografi juga dapat menggambarkan karakteristik dinding arteri
sehingga dapat menentukan apakah pembuluh darah tersebut dapat diterapi dengan distal bypass atau tidak
• Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu plak pada arteri tersebut merupakan suatu resiko tinggi terjadinya embolisasi pada bagian distal pembuluh darah pada saat dilakukan intervensi endovascular.
Computed Tomographic Angiography (CTA)
• spesifisitas alat ini untuk mendeteksi suatu stenosis 50% atau oklusi adalah sekitar 95-99%.
• mendeteksi adanya aneurisma arteri perifer, karakteristik plak, kalsifikasi, ulserasi, trombus atau plak yang lunak, hiperplasia tunika intima, in-stent restenosis dan fraktur stent
Contrast Angiography • Pemeriksaan ini menyediakan informasi rinci mengenai anatomi arteri dan
direkomendasikan oleh ACC/AHA (Class I, Level of Evidence A) untuk pasien PAD khususnya yang akan menjalani tindakan revaskularisasi
Penatalaksanaan
• Tujuan pengobatan PAD adalah untuk mengurangi gejala klinis seperti
• klaudikasio• meningkatkan kualitas hidup• mencegah terjadinya komplikasi• serangan penyakit jantung • stroke • amputasi
pengobatan PAD adalah
• mengubah gaya hidup, • terapi farmakologis dan jika dibutuhkan• terapi intervensi dengan operasi.
Terapi Non-farmakologi
1. Perubahan pola hidup• Berhenti merokok• Menurunkan berat badan pada penderita obesitas
(diet dan olahraga)• Menurunkan tekanan darah• Menurunkan kadar kolesterol dalam darah• Menurunkan kadar gula darah jika beresiko
diabetes• Olahraga teratur
Terapi suportif
• Perawatan kaki dengan menjaga tetap bersih dan lembab dengan memberikan krim pelembab.
• Memakai sandal dan sepatu yang ukurannya pasa dari bahan sintetis yang berventilasi
• Hindari penggunaan bebat plastik karena mengurangi aliran darah ke kulit
• Latihan fisik (exercise) berupa jalan-jalan kaki kira-kira selama 30-40 menit
Terapi farmakologis
• Anti cholesterolSimvastatin• Anti hipertensiDiuretik thiazide, beta blocker, angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEIs), angiotensin receptor blocker (ARB), dan calcium channel blockers semua efektif• Anti platelet aspirin [ASA], 75 to 325 mg daily, or clopidogrel, 75 mg daily
Operatif
Angioplasti• Tujuannya untuk melebarkan arteri yang mulai
menyempit atau membuka sumbatan dengan cara mendorong plak ke dinding arteri.
Operasi By-pass• Bila keluhan semakin memburuk dan sumbatan arteri
tidak dapat diatasi dengan angioplasti. Bagi yang sudah menjalani operasi ini biasanya bebas dari gejala dan tidak mengalami komplikasi apapun sesudahnya
Kardiomiopati peripartum• Salah satu bentuk kardiomiopati dilatasi dengan tanda-tanda
gagal jantung pada bulan terkahir kehamilan atau dalam 5 bulan pasca melahirkan
• Kardiomiopati perpartum adalah penyakit miokardium idiopatik yang terjadi pertama kali pada trimester III atau 5 bulan pasca melahirkan.
• Kriteria:1. Terjadi pertama kali antara trimester III kehamilan sampai 5
bulan pertama setelah melahirkan2. Etiologi tidak dapat ditemukan3. Tidka pernah menderita penyakit jantung sebelumnya.
Peripartal kardiomiopati
• Peripartal kardiomiopati merupakan kardiomiopati idiopatik dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri, Walaupun kadang tidak didapatkan dilatasi ventrikel kiri, namun fraksi ejeksi hampir selalu kurang dari 45%.
• Etiologi PPCM belum jelas, diduga akibat gangguan nutrisi, miokarditis, virus, inflamasi, penanda stress oksidatif, genetik/familial atau microchimerism ( sel fetal yang hadir dalam sistem maternal dan mencetuskan respon inflamasi): namun belum divalidasi dalam studi epidemiologi.
• factor-faktor resiko yang dapat menyebabkan seorang wanita mengalami kardiomiopati peripartum, diantaranya adalah; multiparitas, usia maternal yang lanjut (walaupun penyakit ini dapat mengenai semua usia, insidensi akan meningkat pada wanita berusia > 30 tahun), kehamilan multifetal, pre-eklamsia, hipertensi gestasional dan ras Afrika Amerika.
Manifestasi klinis
• dyspnea, orthopnea, dispnea paroksismal nokturnal, batuk, nyeri dada, anorexia, fatigue dan.edema pedis. Pasien dengan peripartum kardiomiopati adalah mirip dengan pasien lain dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri.
• distensi vena di leher, takikardi, takipneu, hepatomegali, hepatojugular refluks, asites, edema perifer, terjadinya perubahan status mental dan tromboemboli jantung. Gejala kardiak terdiri dari adanya irama gallop, murmur regurgitasi mitral, loud P2
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan elektrokardiografi
Depresi segmen ST inferior sering didapati pada wanita hamil normal. Pergeseran aksis QRS kekiri sering didapati, tetapi deviasi aksis kekiri yang nyata (-30°) menyatakan adanya kelainan jantung.
• Pemeriksaan ekokardiografi
• Magnetic resonance imaging (MRI)
• Pengobatan PPCM selama kehamilan meliputi digoksin, diuretik, reduksi afterload dengan hidralazin, nitrat, dan beta blocker. Bila fraksi ejeksi kurang dari 30 %, dipertimbangkan pemebrian faktor koagulan heparin karena resiko trombus vena maupun arteri.
Prediktor resiko ibu untuk komplikasi jantung (Predictors of maternal risk
for cardiac complication).
• Kejadian pada jantung sebelumnya (gagal jantung, transient ischemic attack, stroke sebelumkehamilan) .
• Aritmia jantung sebelumnya (symptomatic sustained tachyarrhytmia atau bradiaritmia yang memerlukan pengobatan)
• NYHA fungsional klas > 2 atau sianosis. • Obstruksi outflow tract atau valvular (aortic valve area < 1,5
cm2, mitral valve area < 2 cm2 atau left ventricular outflow tract peak gradient > 30 mm Hg)
• Myocardial dysfunction (L VEF < 40% atau restrictive cardiomyopathy atau hypertrophic cardiomyopathia)
TERIMA KASIH