Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
Embed Size (px)
description
Transcript of Peningkatan PAD Kalimantan Tengah
- 1. PENINGKATAN PAD KALIMANTAN TENGAH MELALUI DAYAK LAND Disusun oleh : Ezza Mentariningrum..........NIS. 020844/XI IPS-1 Fauzia Rachmawati..............NIS. 020974/XI IPS-1 Gifari Widi Kurniawan........NIS. 020751/XI IPS-1 M.Yusuf Jaelani....................NIS. 020857/XI IPS-1 Sinta Rega Fitriyana Putri...NIS. 020960/XI IPS-1 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
2. PENINGKATAN PAD KALIMANTAN TENGAH MELALUI DAYAK LAND MAKALAH SOSIOLOGI Disusun Oleh : Ezza Mentariningrum..............NIS.020844 Fauzia Rachmawati..................NIS.020974 Gifari Widi Kurniawan............NIS.020751 M.Yusuf Jaelani........................NIS.020857 Sinta Rega Fitriyana Putri.......NIS.020960 Telah dipertanggungjawabkan dan disetujui pada tanggal 8 Mei 2014 Surakarta, 8 Mei 2014 Pembimbing, Dra. M. Th. Sri Martanti NIP.195810251981032005 3. i KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan pertolonganNya makalah sosiologi ini dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Dengan mengangkat judul Peningkatan PAD Melalui Dayak Land, dijabarkan mengenai pentingnya pelestarian budaya Indonesia sebagaimana bagian dari jati diri dan identitas bangsa. Pelestarian budaya dapat dilakukan secara kreatif dan produktif yakn dengan memanfaatkan potensi wisata alam yang ada dengan mendirikan suatu usaha yang bergerak di bidang jasa, yakni Perusahaan Resort Dayak Land. Dengan adanya perusahaan jasa perhotelan dayak Land, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Kekayaan budaya Dayak yang saat ini semakin tergeser oleh kebudayaan asing sudah selayaknya dilestarikan sebagaimana kewajiban setiap insan nusantara dengan memperhatikan nilai luhur budaya, religi dan pancasila. Dalam pembuatan makalah ini, terdapat bantuan, arahan, inspirasi dan partisipasi dari beberapa pihak, oleh karenanya, diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Ibu Sri Martanti, Guru Sosiologi 3. Teman-teman kelas XI IPS-1 4. Segenap pihak yang terlibat dan telah berpartisipasi. Dengan bantuan segenap pihak tersebut makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Disadari bahwasanya terdapat beberapa kekurangan di dalam makalah meskipun penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam pembuatan makalah. Dengan penuh harap, seoga makalah ini dapat berguna bagi umum dan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan kebudayaan Indonesia sebagaimana kebudayaan merupakan identitas insan nusantara. Surakarta, 8 Mei 2014 4. ii IBU PERTIWI Ibu Pertiwi... Jika angin tak lagi berhembus Jika api tak lagi membara Jika air tak lagi mengalir Jika tanah tak lagi membongkah Apa kita masih tak dapat berkata? Tentang hasrat dan milik Tentang jiwa dan rasa Tentang dunia yang dipijak nestapa Tentang duka menyelimuti langkah Ibu Pertiwi Masih adakah celah? Untuk menyimpan gelisah Untuk menyembunyikan langkah Tidak, Bu! Meskipun celah berongngga Dada kita tetap ternganga Meskipun jari tersembunyi Mata dan telinga tetap ada Ingatlah Wahai Ibu Pertiwi Kami Putra putri bangsa akan melangkah Dalam langkah satu dan satu Bukan melompat setelah itu kami terjerat! 5. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.i PUISI...ii DAFTAR ISI.iii DAFTAR TABEL DAN GAMBARv DAFTAR LAMPIRAN.....v BAB I. PENDAHULUAN......1 A. Latar Belakang Masalah.1 B. Tujuan Penulisan2 C. Metode Penulisan...3 D. Rumusan Masalah..4 E. Sistematika Penulisan.4 BAB II. KALIMANTAN .....7 A. Topografi....7 B. Iklim...8 C. Kondisi Tanah..11 D. Flora.15 E. Fauna17 F. Ekonomi...18 G. Demografi18 BAB III. DAYAK........20 A. Sejarah..20 B. Sub-Suku Bangsa Dayak..22 6. iv C. Sistem Kekerabatan..22 D. Sistem Religi....23 E. Upacara Adat...24 F. Sistem Pengetahuan.28 G. Sistem Peralatan Dan Perlengkapan Hidup.28 H. Sistem Bahasa..29 I. Sistem Kesenian...................31 J. Sistem Ekonomi...35 K. Mata Pencarian....36 BAB IV. PENINGKATAN PAD..38 A. Potensi Wisata.38 B. Pembangunan Wisata..38 C. Realisasi Dan Pengelolaan...41 BAB V.PENUTUP.....44 A. Keterkaitan Makalah Dengan Materi Ajar Sosiologi..44 B. Saran....45 C. Kesimpulan..45 DAFTAR PUSTAKA.....47 LAMPIRAN.48 7. v DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Gambar 1.1. Peta Kalimantan Tengah ......48 Gambar 1.2. Pantai Sungai Bakau .....48 Gambar 1.3. Jalan di Kalimantan Tengah..48 Gambar 1.4. Kondisi Hutan di Kalimantan ......48 Gambar 2.1. Seragam Pegawai Dayak Land.49 Gambar 2.2. Baju Adat untuk Disewaka ..49 Gambar 3.1. Rumah Panjang (Bangunan Hotel)....49 Tabel 1.1. Rincian Makan..49 Tabel 1.2. Jadwal Kegiatan (Paket)...50 Tabel 2.1. Pembagian Kerja...50 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Maket Rencana53 Lampiran 2.1 Tiket Dayak Land54 Tampak Luar....54 Tampak Dalam.55 8. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam budaya. Dengan total luas wilayah 1,904,569 km2 yang terdiri dari 17.508 pulau, Kalimantan adalah pulau terbesar yang ada di Indonesia dengan populasi penduduk 13,77 juta jiwa yang mayoritas adalah suku Dayak. Berkenaan dengan Suku Dayak, Kalimantan Tengah merupakan salah satu daripada kebudayaan suku Dayak ditinjau dari asal suku dan kebudayaan Dayak. Dayak merupakan suatu suku yang terdiri dari beberapa sub-suku. Diantaranya adalah : Ngaju, Kayan, Otdanum, Iban, Banjar, Punan, Maanyan, Bahau, Kenyah, Murut, Lawangan dan Melayu. Dengan banyaknya kebudayaan yang ada di Kalimantan, khususnya pada suku Dayak, diperlukan adanya suatu bentuk perlindungan dan pelestarian kebudayaan Dayak secara intensif. Baik melalui sektor edukasi maupun ekonomi. Terlebih lagi saat ini banyak unsur unsur asing yang masuk ke Indonesia, baik berupa suatu bentuk kebudayaan, teknologi yang berupa alat maupun ideologi atau cara berfikir yang telah beredar luas dan dikonsumsi oleh masyarakat, khususnya kaum muda. Terdapat banyak cara untuk melestarikan kebudayaan Dayak. Salah satunya melalui sektor ekonomi yang dapat ditopang oleh wisata, industri maupun perusahaan jasa. Di bidang ekonomi, perekonomian Kalimantan ditopang oleh perkebunan kelapa sawit, yang mana menjadi komoditi bagi Kalimantan. Namun, dalam rangka usaha pelestarian budaya dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah, diperlukan adanya bentuk variasi usaha yang lain untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, seperti sektor wisata dan jasa. Pemerintah Kalimantan sendiri telah melakukan promosi wisata yang ada di 9. 2 Kalimantan untuk menarik minat wisatawan dan dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk meningkatkan perekonomian Kalimantan disamping untuk melestarikan kebudayaan Dayak, diperlukan adanya usaha nyata yang harus dilakukan oleh seluruh pihak, baik masyarakat Kalimantan sendiri maupun pemerintah. Selain itu, usaha pelestarian dan perlindungan budaya dilakukan atas dasar kesadaran setiap individu sebagaimana bagian daripada budaya itu sendiri. Sebagaimana uraian tersebut, karya tulis dan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan suatu bentuk pelestarian kebudayaan dengan tujuan profit maupun non-profit. Dalam konteks Profit, diharapkan PAD Kalimantan bertambah serta dapat menyerap tenaga kerja yang ada dengan adanya usaha kreatif di sektor jasa dan wisata. Sedangkan dalam konteks Non- Profit, dengan adanya usaha Resort yang mengusung tema kebudayaan Dayak, diharapkan dapat menarik dan menambah minat pengunjung akan kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Dayak melalui serangkaian kegiatan dan pertunjukan yang diadakan oleh Resort yang memperkenalkan serta mengajak serta pengunjung untuk belajar mengenai kebudayaan Dayak. B. Tujuan Penulisan Dengan mengangkat judul Peningkatan Potensi Wisata Melalui Dayak Land, penulis ingin menjabarkan mengenai Kalimantan, Dayak dan pemanfaatan potensi alam bernilai ekonomis yang dimiliki oleh Kalimantan dengan usaha kreatif, inovatif dan ramah masyarakat dengan cara mendirikan usaha Resort yang mengusung tema kebudayaan Dayak dengan tempat penginapan dan fasilitas yang dirancang sesuai dengan kebudayaan Dayak serta Jasa Tour yang menyediakan perjalanan wisata menuju objek-objek wisata yang ada di Kalimantan. 10. 3 C. Metode Penulisan Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakkan beberapa metode untuk dapat menyaikan penjelasan serta mendapatkan hasil yang baik dan relevan dengan realitas yang ada serta penyelesaian yang ada bersifat nyata, sehingga dapat dipraktikkan dan diimplementasikan secara nyata. Sehingga tujuan penulisan karya tulis ini dapat dicapai. Metode-metode yang digunakkan oleh penulis yakni : 1. Kajian Pustaka Penulis mengkaji teori-teori yang ada pada buku tertentu sebagailandasan teori pembuatan karya tulis. 2. Browsing Penulis melakukan pencarian sumber dan teori yang relevan berkenaandengan pembahasan yang pada di karya tulis ini melalui internet,dengancara mengkaji,mencatat hal penting yang diperoleh dari sumber (websiteatau situs) terpercaya,seperti situs resmi dari pemerintah (go.id),instansi(co.id),organisasi(org.id),universitas(ac.id) maupun situs pribadi yang memberikan penjelasan lengkap,sistematis dan dapat dipercaya. 3. Observasi Penulis melakukan pengamatan terhadap fenomena yang ada dan terjadi di lingkungan siswa dan guru berkaitan dengan penggunaan teknologidi dalam kegiatan belajar dan mengajar,sehingga penulis dapat mengetahui realita atas pembahasan yang dilakukan. 4. Interpretasi Penulis memberikan pendapat dan pandangan secara teoritis dan logis terhadap suatu masalah atau teori yang bersangkutan melalui suatu usaha penerjemahan dan pemahaman secara kritis atas suatu 11. 4 permasalahan dan teori yang terdapat pada fenomena di lingkungan siswa dan yang terdapat di dalam pembahasan masalah pada karya tulis ini. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penulisan yang disebutkan penulis, penulis merumuskan permasalahan yang ada sebagaimana akan dijelaskan satu persatu secara terperinci, kritis dan logis pada Bab selanjutnya. Berikut adalah rumusan masalah yang disajikan oleh penulis : 1. Bagaimanakah potensi alam yang dimiliki oleh Kalimantan ? 2. Bagaimanakah kondisi sosial budaya yang ada di Kalimantan ? 3. Bagaimanakah kondisi perekonomian Kalimantan ? 4. Bagaimanakah pemanfaatan potensi ekonomi Kalimantan ? E. Sistematika Penulisan Karya tulis ini dibuat menggunakkan susunan khusus yang dirancang sesuai kaidah-kaidah yang baik dan benar agar isi daripada karya tulis ini dapat teratur,sehingga mudah dipahami dan tidak ada kerancuan dalam penulisan karya tulis ini. Berikut adalah sistematika penulisan karya tulis yang dibuat oleh penulis : BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang masalah Keberadaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar B.Tujuan Penulisan 1.Mengetahui peranan teknologi bagi pelajar 12. 5 2.Mengetahui peranan teknologi dalam kegiatan Belajar Mengajar 3.Mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya penggunaan Teknologi dalam kegiatan belajar bagi Pelajar 4.Mengetahui manfaat penggunaan teknologi sebagai belajar bagi Pelajar C.Metode Penulisan 1.Kajian pustaka 2.Browsing 3.Observasi 4.Interpretasi D.Rumusan Masalah E.Sistematika Penulisan BAB II KALIMANTAN A.Topografi B.Iklim C.Kondisi Tanah D.Flora E.Fauna F.Ekonomi G.Demografi BAB III Dayak A.Sejarah B.Sub-Suku C.Sistim Kekerabatan D.Sistim Religi E.Upacara Adat F.Sistim Pengetahuan 13. 6 G.Alat dan Perlengkaan Hidup H.Sistim Bahasa I .Kesenian J. Sistim Ekonomi K.MataPencarian BAB IV Peningkatan PAD A.Potensi Wisata B.Pembangunan Wisata C.Realisasi dan Pengelolaan BAB V Penutup A. Keterkaitan Makalah Dengan Materi Ajar Sosiologi B. Saran C.Kesimpulan 14. 7 BAB II KALIMANTAN A. TOPOGRAFI Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Brunei, Indonesia (dua per tiga) dan Malaysia (sepertiga). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini. Pada zaman dahulu, Borneo -- yang berasal dari nama kesultanan Brunei -- adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk kawasan timur pulau ini yang sekarang termasuk wilayah Indonesia. Wilayah utara pulau ini (Sabah, Brunei, Sarawak) untuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara untuk Indonesia wilayah Kalimantan Utara, adalah provinsi Kalimantan Utara. Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia. Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur Selat Melaka, sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Luas pulau Kalimantan adalah 743.330 km. Pulau Kalimantan dikelilingi oleh Laut Cina Selatan di bagian barat dan utara-barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian selatan. Gunung Kinabalu (4095 m) yang terletak di Sabah, Malaysia ialah lokasi tertinggi di Kalimantan. Selain itu terdapat pula Gunung Palung, Gunung Lumut, dan Gunung Liangpran. Sungai-sungai terpanjang di Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1143 km) di Kalimantan Barat, Indonesia, Sungai Barito (880 km) di Kalimantan Tengah, Indonesia, Sungai Mahakam (980 km) di Kalimantan Timur, Indonesia, Sungai Rajang (562,5 km) di 15. 8 Serawak, Malaysia. Jalan Nasional RI di Kalimantan sepanjang 6.075,97 km yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai 77%. Kondisi Hutan di Pulau Kalimantan tidak dapat diketahui secara pasti seberapa luas tutupan hutan pada jaman dulu. Namun berdasarkan estimasi potensi vegetasi (yaitu luas kawasan yang kemungkinan tertutup berbagai tipe hutan dan dengan mempertimbangkan kondisi iklim dan lingkungan serta intervensi manusia) dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia pada awalnya tertutup hutan (MacKinnon, 1997). Pada tahun 1950, Dinas Kehutanan Indonesia menerbitkan peta vegetasi untuk negara ini. Dari peta ini disimpulkan bahwa hampir 84 persen luas daratan Indonesia pada masa itu tertutup hutan primer dan sekunder serta tanaman perkebunan seperti teh, kopi dan karet. Alasan utama pembukaan hutan yang terjadi sampai tahun 1950 adalah untuk kepentingan pertanian, terutama untuk budidaya padi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa luas hutan tanaman dan perkebunan tidak lebih dari 4 juta ha pada tahun 1950, dan sisanya berupa hutan primer dan hutan sekunder dan hutan pantai yang dipengaruhi pasang surut. Dibawah ini tabel kondisi hutan berdasarkan data pemerintah pada tahun 1950. B. IKLIM Borneo terletak di katulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan suhu yang relatif konstan sepanjang tahun, yaitu antara 250 -350 C di dataran rendah. Tipe vegetasi tidak hanya ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan juga oleh distribusi curah hujan sepanjang tahun. Dataran rendah di sepanjang garis katulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap bulan dapat mendukung hutan yang selalu hijau (Holdridge 1967). Semua bagian Borneo terletak di daerah yang selalu basah sepanjang tahun. Pola curah hujan di Indonesia ditentukan oleh dua angin musim angin musim tenggara atau musim kering (mei oktober) dan angin musim 16. 9 barat laut atau musim basah (Nopember April). Dari Mei sampai Oktober matahari melintas Indocina dan Cina bagian selatan, dan suatu sabuk dengan tekanan rendah berkembang di atas daratan Asia yang panas. Angin yang membawa hujan bertiup ke arah utara dari daerah yang bertekanan tinggi di atas Australia dan Samudera India. Angin ini menyerap kelembaban sambil melintasi lautan yang luas.Ketika mencapai pulau-pulau di Kawasan Sunda Besar dan daratan Asia, angin naik ke atas karena harus melintasi jajaran bukit dan gunung. Sambil naik udara menjadi lebih dingin dan kelembabannya turun menjadi titik hujan. Hujan musim yang sangat lebat jatuh di atas India dan Cina bagian selatan dan curah hujan yang lebih rendah jatuh di pulau- pulau Dangkalan Sunda termasuk Borneo. Dari Oktober sampai maret matahari melintasi bagian selatan garis katulistiwa. Asia tengah sangat dingin dan daerah yang panas bertekanan rendah sekarangberada di bagian selatan Benua Australia. Angin musim yang bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi di atas samudera India. Di tempat udara panas danudara dingin ini bertemu, hujan yang lebat terjadi di atas seluruh Dangkalan Sunda dan Sulawesi, Nusa Tenggara dan P. Irian. Kalimantan terletak di garis Equator dan memiliki iklim tropis dengan suhu yang relative konstan sepanjang tahun antara 250 350 C di dataran rendah. Dataran rendah di sepanjang equator yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap bulannya dapat mendukung hutan yang selalu hijau. Kalimantan terletak di daerah basah sepanjang tahun. Memiliki sedikitnya bulan basah dengan curah hujan kurang dari 200 mm. Angin musim barat laut (Nopember-April) pada umumnya lebih basah dari pada angin musim tenggara, tetapi beberapa daerah pesisir menunjukkan pola curah hujan bimodal. Kalimantan dapat dibagi menjadi lima zona agroklimat. Sebagian besar daerah perbukitanyang tinggi menerima curah hujan 2.000 4.000 mm setiap tahun. Sebagian besar wilayah Kalimantan masuk ke dalam kawasan yang paling basah (Oldeman dkk. 1980). Tidak seperti Sumatera, di Kalimantan tidak ada gunung-gunung 17. 10 di daerah pesisir yang mempengaruhi curah hujan, walaupun beberapa gunung yang pendek mempengaruhi curah hujan lokal, terutama di Borneo bagian timur. Borneo tengah dan barat adalah kawasan yang paling basah, sementara bagian-bagian di pesisir timur jauh lebih kering. Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah merupakan kawasan yang paling basah. Angin musim Barat laut di Kalimantan Barat pada bulan Agustus-September dan musim hujan berlangsung sampai bulan Mei. Curah hujan sangat tinggi terutama pada bulan Nopember dan yang kedua pada bulan April. Pada bulan Juni-Agustus iklim relatif lebih kering, akan tetapi tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Curah hujan tahunan di Putussibau (Kapuas Hulu) mencapai lebih dari 4000 mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 200 mm. Dengan wilayah panas sepanjang tahun dan daerah lembab. Angin musim barat laut mencapai Kalimantan Barat pada bulan Agustus-September dan musim hujan berlangsung sampai bulan Mei; curah hujan sangat tinggi terutama pada bulan Nopember dan yang kedua pada bulan April. Dari bulan Juni sampai Agustus, iklim relatif lebih kering tetapi tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Curah hujan di Putusibau lebih dari 4.000 mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 200 mm. Di Kalimantan Tengah dan Selatan, curah hujan umumnya bertambah tinggi ke arah utara dari daerah pesisir. Pengaruh angin musim tenggara jauh lebih besar daripada di Kalimantan Barat. Bulan kering terjadi dari bulan Juli sampai September terutama di daerah-daerah bayang- bayang hujan di bagian barat Pegunungan Meratus, misalnya di Martapura. Namun musim kemarau disini masih tidak sekering di jawa dan Nusa Tenggara. Pesisir di bagian tenggara dan P. Laut umumnya lebih basah daripada pesisir bagian selatan.Karena pengaruh Pegunungan Meratus (Oldeman dkk 1980). Daerah-daerah pesisir di Kalimantan Timur dan bagian timur Sanah jauh lebih kering daripada bagian-bagian lainnya diBorneo. Pengaruh angin 18. 11 musim barat laut jauh lebih lemah karena hampir semua hujan jatuh di pegunungan tengah. Bahkan selama musim penghujan, curah hujan relatif rendah dan seringkurang dari 200 mm/bulan, terutama di daerah Semenanjung Sankulirang. Tidak ada musim kemarau yang khusus karena angin musim tenggara melintasi laut terbuka sehingga juga membawa hujan ke daerah lain. Walaupun pola iklim Borneo secara umum bercirikan curah hujan yang tinggi, periode kemarau yang pendek sepanjang tahun berperan penting dalam kehidupan tumbuhan dan mempengaruhi pola pembungaan dan pembuahan pada tumbuhan. Hanya kadang-kadang saja musim kemarau berlangsung agak lama. Pada tahun 1982-1983 di Borneo terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, yang terjadi lagi pada tahun 1987, 1990 dan 1997. Musim kemarau yang panjang ini terjadi secara berkala dalam sejarah Borneo, dan mungkin berkaitan dengan osilasi El Nino di bagian selatan (Leighton dan Wirawan 1986). C. KONDISI TANAH Kondisi tanah merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi penyebaran vegetasi. Ada lima faktor utama dalam formasi tanah : litologi, iklim, topografi, mahluk hidup dalam waktu.Secara umum pengetahuan tentang penyebaran tanah di kalimantan masih terbatas ; 90% laporan survey tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah terbatas untuk proyek-proyek khusus seperti transmigrasi, perkebunan atau jaringan irigasi (sudjadi 1988). Sebagian besar tanah telah di Kalimantan berkembang pada dataran bergelombang dan pegunungan yang tertoreh diatas batuan sedimen dan batuan beku tua. Tanah-tanah ini berkisar dari ultisol masam yang sangat lauk dan inceptisol muda. Di bagian selatan dataran aluvial dan tanah gambut yang sangat luas, terus meluas sampai ke Laut Jawa. Perluasan ini masih terus terjadi di dangkalan Kalimantan bagian selatan, dengan endapan aluvial yang terbentuk di belakang hutan bakau pesisir. 19. 12 Di daerah tropis yang lembab pelapukan berlangsung sangat cepat, disebabkan oleh panas dan kelembaban. Karena curah hujan yang tinggi, tanah selalu basah dan unsur-unsur pokoknya yang dapat larut hilang ; proses ini disebut pelindian. Tingkat pelapukan, pelindian dan kegiatan biologi (kerusakan bahan-bahan organik) yang tinggi merupakan ciri berbagai tanah di Borneo (Burnham, 1984). Batuan pulau ini miskin kandungan logam dan tanah Borneo umumnya kurang subur dibandingkan dengan tanah vulkanik yang subur di Jawa. Pelapukan sempurna yang dalam disertai dengan pelindian menghasilkan tanah yang kesuburannya rendah di berbagai dataran rendah. Lereng yang lebih curam mungkin lebih subur karena erosi dan tanah longsor terus membuk batuan induk yang baru. Tanah di atas bagian utama Borneo tengah dan Borneo timur laut adalah ultasol (acrisol). Tanah yang mengalami pelapukan sangat berat ini membentuk jenis tanah podsolik merah-kuning di sebagian besar daratan Kalimantan yang bergelombang.Sebagian besar ultisol di Kalimantan adalah tropodult. Jenisudult sukar untuk digunakan secara intensif karena kandungan hara di bawah lapisan permukaan rendah dan komposisi antara kandungan aluminium yang tinggi dan keasaman yang kuat (RePPProT 1990). Secara tradisional penduduk setempat telah menggunakan tanah ini untuk perladangan berpindah dengan tanaman berumur pendek dan masa bera yang lebih panjang supaya kesuburan tanah pulih kembali. Cara ini memberikan kesempatan bagi lapisan permukaan tanah untuk mengumpulkan humus dan bahan organik lagi yang penting bagi cadangan hara dan untuk mengatur kelembaban dan suhu tanah. Kelompok tanah yang paling umum di Kalimantan adalahInceptisol. Tanah ini pelapukannya sedang dengan profil yang jelas merupakan tanah Borneo yang relatif lebih subur. Di Kalimantan juga terdapat kelompok tanah aquept dan tropept(RePPProT 1990). Jenis tanah tropoquept yang tersalir buruk terbentuk pada endapan sungai yang tererosi dari batu pasir silika periode Tersier. Sabak merupakan 20. 13 kelompok aquept yang paling tidak subur. Tanah tropept yang lebih subur tersebar luas, terutama di pegunungan yang terpotong tajam dan daerah pegunungan di tempat-tempat dengan kelerengan terjal dan erosi aktif. Beberapa tropept tua berkaitan dengan bentang lahan yang datar. Kelompok dystropept yang berwarna coklat tua kemerahan terbentuk di atas batuan masam dan bersilika, seperti batuan konglomerat, batuan pasir, dan batuan lanau mudah ditemukan di Kalimantan. Tanah histosol, nonmineral atau tanah yang terutama tersusun atas bahan organik disebut gambut, mencakup daerah yang luas di dataran rendah Kalimantan (RePPProT 1990). Tanah ini semula berupa dataran aluvial berbatu di rawa. Di sini serasah dan sampah organik terkumpul secara cepat, lebih dari 4.5 mm/tahun (Anderson, 1964), karena kondisinya yang tetap jenuh dan anaerob. Pada tanah tropohemist bahan organik hanya terurai sebagian. Histosol juga terdapat di Borneo sebagai lapisan bahan organik yang relatif tipis (50-150 cm) yang terkumpul di dataran tinggi dan perbukitan, dimana terdapat banyak awan dan kelembabanya tinggi. Tanah ini berupa gambut ombrogen (gambut asam) yang terkait erat dengan hutan lumut. Hampir seluruh tanah histosol sangat masam dengan kandungan hara utama dan hara tambahan rendah, sehingga sulit diolah dan memerlukan biaya tinggi untuk mengolahnya (RePPProT 1990). Tanah alfisol terbentuk bila batuan menghasilkan sejumlah besar bahan dasar ketika mengalami pelapukan, seperti marl berkapur dan batuan kapur di bagian timur Kalimantan. Di Kalimantan, malisol dibatasi oleh bentang lahan yang kaya akan kapur. Tanah ini berwarna gelap, karena kandungan humusnya tinggi dan kaya bahan dasar terutama kalsium. Secara umum jenis tanah ini miskin kalium yang merupakan hara utama.Kapur yang menyebabkan kekurangan hara tambahan merupakan masalah bagi kebanyakan tanaman di tanah yang keasaman dan kebasaan rendah. Rendol yang tersalir dengan baik dapat dengan mudah ditemukan dibagian timur Kalimantan, terutama di Semenanjung Sankulirang. 21. 14 Tanah yang paling lapuk adalah exisol, didominasi oleh liat yang mempunyai sedikit mineral yang terdapat lapuk dan menghasilkan sedikit hara tanaman. Jenis tanah ini terdapat diatas batuan ulta basa di Ranau dan Tawau, Sabah dan pegunungan Meratus Kalimantan Selatan. Walaupun tanah ini mengandung Mg/Ca dengan kadar tinggi dan nikel, krom dan kobalt yang berkadar tinggi, vegetasinya tidak berbeda dengan hutan disekitarnya. Sebaliknya tanah-tanah yang kaya akan bahan organik di daerah yang tinggi dengan gambut di atas batuan ultrabasa, seperti g. Kinibalu pada ketinggian 2.000-2.800 m, mendukung kehidupan vegetasi tertentu (Burnham 1984). Jenis tanah entisols berasal dari batuan yang lebih muda dan kurang berkembang. Fluvent dan aquents (tanah aluvial) terdapat di dataran-dataran banjir pada lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari tanah aluvial secara berkala. Tanah equentsjenuh air dalam suatu periode yang panjang dalam satu tahun dengan ciri khas dalam, berwarna abu-abu dan warna lainnya; tingkat kesuburannya bergantung pada kandungan mineral dan bahan organik endapan aluvial asalnya. Tanah hydraquentsterdapat di rawa pasang surut Kalimantan; tanah ini muda, lunak, berlumpur dan belum berkembang. Tanah sulfaquentsumumnya terdapat bersama-sama dengan hydraquents. Tanah-tanah yang tersalir buruk ini sangat terbatas untuk tanah pertanian, karena mengandung pirit, yang jika dikeringkan akan menimbulkan kondisi yang sangat masam dengan kadar besi dan aluminium sulfat yang cukup tinggi, sehingga bersifat beracun. Tanah asam sulfat ini terdapat di daerah P. Petak, Kalimantan Selatan. Jenis tanah fluvents penting di dataran banjir di tepi sungai atau danau di Kalimantan. Tanah-tanah ini umumnya terdapat di sungai-sungai yang mengangkut endapan yang rawan terhadap banjir dan perubahan aliran sungai. Kandungan mineral dan kesuburan tanah tropofluvents di kalimantan 22. 15 tergantung pada formasi geologi di daerah aliran sungai bagian hulu dan topografi daerah sekitarnya. Dua lingkungan utama yang bertanah aluvial adalah muara sungai dan rawa-rawa belakangnya. Tanah-tanah aluvial baru yang berasosiasi dengan air tawar di Borneo sebagian besar mendukung hutan-hutan rawa air tawar. Tanah aluvial yang lebih baru ini umumnya lebih subur dari pada lereng-lereng sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah aluvial laut atau abu vulkanik (Burnham 1984). Tanah-tanah aluvial di dataran tepi sungai di Kalimantan adalah tanah-tanah yang paling subur dan merupakan habitat yang mudah dikelola. Kebalikan dari tanah yang subur ini adalah tanahpsamments, merupakan tanah muda yang mencolok, umumnya terdapat pada pantai-pantai muda maupun pantai tua. Tingkat kesuburan jenis tanah ini sangat rendah. Jenis tanahpsmaments yang luas terdapat di bagian tengah kalimantan. Kapasitas umum menyimpan zat-zat hara pada tanah-tanah Borneo sebagian besar bergantung pada kandungan humus. Oleh karena itu kandungan zat hara yang sangat rendah bila lapisan humusnya rendah, misalnya pada tanah-tanah pasir kerangas.Di dalam tanah yang dalamnya satu meter, hampir setengahnya dari basa yang diserap hanya terdapat dalam lapisan atas sedalam 25 cm (Nye dan Greeland 1960). Hal ini menjelaskan tingkat kesuburan yang sangat rendah pada ladang-ladang, karena pembakaran vegetasi penutup dan erosi lapisan tanah atas menyebabkan lapisan yang paling subur hilang. Untuk penggunaan tanah lahan pertanian yang berkelanjutan, banyak tanah-tanah di Borneo memerlukan tindakan-tindakan konservasi terutama untuk lapisan tanah atas dan pengendalian erosi, penggunaan pupuk yang seimbang serta pengelolaan yang baik. D. FLORA Definisi atau Pengertian, flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang bunga Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah 23. 16 penyelidikan dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata bunga, yang berarti menyangkut bunga. Pulau kalimantan memiliki berbagai jenis flora yang hidup di daratan kalimantan, maupun pesisir pantai dan sekitarnya. Tercatat 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili seperti Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae dan Ericadeae. Disamping terdapat tumbuhan untuk obat-obatan, kerajinan tangan, perkakas/bangunan, konsumsi dan berbagai jenis anggrek hutan, juga terdapat bunga Rafflesia (Rafllesia sp.) yang merupakan bunga parasit raksasa serta diduga memiliki persamaan dengan jenis yang ditemukan di Gunung Kinibalu Malaysia. Di daerah-daerah pesisir, dimana sungai bermuara lebarnya 1 sampai 2 km, terdapat rawa-rawa yang pada waktu air pasang tergenang air dan ditimbuni endapan yang terbawa oleh sungai-sungai. Jika endapan mencapai tebal 1 meter dan tercampur dengan gambut, tanah itu ditanami dengan tanaman-tanaman yang berakar, yang suka zat asam yaitu famili nyrtaceae seperti jenis galam, palmae, rumbia, kemudian keladi air, jenis pisang, kancur-kancur, kesisap sayur, semangka, ubi jalar dan labu (waluh). Kemudian juga famili compositae, jenis langsat, petah kemudi, galah motawauk, famili papiliomacena, jenis sup-supan, kangkung, genjer, bingkai dan balaran dali, dan famili nyphacacene. Di pantai dimana tidak ada sungai- sungai bermuara, selain berbatu karang terdapat tanah kering dan bentuknya bergelombang. Tumbuh-tumbuhan di tanah kering pesisir ini: famili graminae, jenis alang-alang, gelagah, telor belalang, telor jarum, paku payung, kangkung, hutan krokot, wedasan, karmalaha, masisin, keramunting, sukma, hutan, tambaran-tambaran. Sementara tanah daratan di belakang pantai dan bergelombang termasuk bukit yang tingginya sampai 120 m, dimana terdapat kebun buah-buahan, tegalan dan sawah musim hujan (sawah tadahan). Di daerah ini terdapat (dapat tumbuh) pohon-pohon nangka, durian, rambutan, duku/langsat, kasturi, keminting, pisang, pepaya, dan terutama karet. Dalam pembagian vegetasi menurut Dr. Schimper, hutan di Kalimantan masuk ke dalam golongan hutan hujan tropis, yang dibagi-bagi 24. 17 lagi dalam beberapa formasi: hutan payau, hutan nipah, hutan rawa, hutan bukitbukit/ belukar/primer, dan hutan gunung. Wilayah Kalimantan di dominasi oleh hutan hujan tropis yang kaya akan pohon berkayu keras dan besar. Terdapat juga liana (tumbuhan pemanjat) yang menjadi komoditi unggulan yaitu : rotan. 1. Di Kalimantan bagian selatan terdiri atas daerah dataran rendah pantai, daerah rawa, daerah perbukitan dan pegunungan 2. Di bagian tengah, terdapat pegunungan Meratus yang membujur dari utara ke selatan yang membelah wilayah menjadi dua bagian yang berbeda 3. Di bagian timur terdapat daerah berbukit yang ditumbuhi oleh hutan primer, hutan sekunder, semak belukar dan padang ilalang. ` 4. Di bagian barat, terdapat dataran rendah yang terdiri atas rawa monoton, rawa banjir, rawa pasang surut, dan daerah aluvial. Pada bagian ini ditumbuhi oleh hutan bakau, hutan rawa, dan lahan dengan berbagai jenis rawa. E. FAUNA Pengertian fauna adalah Fauna atau faun adalah semua kehidupan hewan dari setiap wilayah tertentu atau waktu. Ahli zoologi dan paleontologi menggunakan fauna untuk merujuk ke koleksi khas hewan yang ditemukan dalam waktu atau tempat tertentu. Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara lain macan dahan(Neofelisnebulosa), orang utan (Pongopygmaeus) beruang madu (Helarctos malayanus).Dari jenis aves antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros rhinoceros), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), kuau kerdil kalimantan (Polyplevtron 25. 18 schleiermacher), dan ruai (Argusianus argus). Terdapat dua jenis burung yang termasuk dalam New Record di Indonesia yaitu punai imbuk (Chalcohap indica) dan uncal merah (Macropygia phaseanella). Terdapat dua jenis burung yang termasuk dalam New Record di Indonesia yaitu punai imbuk (Chalcohap indica) dan uncal merah (Macropygia phaseanella). Untuk jenis amphibia dan reptilia yang merupakan jenis unik dan langka seperti katak bertanduk (Megophyrs nasuta), biawak hijau (Varanus prasinus), dan bengkarung (Mabuya sp.). Dari jenis insekta antara lain dari famili Lamprydae (keluing pil raksasa, dan keluing biasa), capung (sibar-sibar cincin emas, dan sibar-sibar merah), kupukupu sayap burung (Trogonoptera brookiana), kupu- kupu jeruk sayap panjang (Papilio xunthos), kupu-kupu sayap burung paris (Papilio paris) dan kupu-kupu jesebel (Delias sp.). F. EKONOMI Perekonomian Kalimantan Tengah memiliki total Nilai PDRB sebesar 20,o7 Trilyun , sektor pertanian memberikan kontribusi yang terbesar yaitu sebesar Rp 6,001 Trilyun ( 29,9%) diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 3,7 trilyun (18,5%) dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 2,1 Trilyun (10,5%). Dengan rincian sebagaimana dalam lampiran. G. DEMOGRAFI Propinsi Kalimantan Tengah yang terdiri atas 13 (tiga belas) Kabupaten dan 1 (Satu) Kota memiliki total jumlah penduduk tahun 2011 sebesar 2.249.146 jiwa dengan rincian sebagaimana terdapat dilampiran. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2010 kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbanyak berturut turut adalah kabupaten Kotawaringin Timur ( 380.443 jiwa ), kabupaten Kapuas (335.168 jiwa ) dan kabupaten 26. 19 Kotawaringin Barat ( 239.753 jiwa ) sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terkecil adalah kabupaten Sukamara ( 45.706 Jiwa ). 27. 20 BAB III DAYAK A. SEJARAH Secara umum kebanyakan penduduk kepulauan Nusantara adalah penutur bahasa Austronesia. Saat ini teori dominan adalah yang dikemukakan linguis seperti Peter Bellwood danBlust, yaitu bahwa tempat asal bahasa Austronesia adalah Taiwan. Sekitar 4 000 tahun lalu, sekelompok orang Austronesia mulai bermigrasi ke Filipina. Kira-kira 500 tahun kemudian, ada kelompok yang mulai bermigrasi ke selatan menuju kepulauan Indonesia sekarang, dan ke timur menuju Pasifik. Namun orang Austronesia ini bukan penghuni pertama pulau Borneo. Antara 60 000 dan 70 000 tahun lalu, waktu permukaan laut 120 atau 150 meter lebih rendah dari sekarang dan kepulauan Indonesia berupa daratan (para geolog menyebut daratan ini "Sunda"), manusia sempat bermigrasi dari benua Asia menuju ke selatan dan sempat mencapai benua Australia yang saat itu tidak terlalu jauh dari daratan Asia. Dari pegunungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan. Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan. Tetek Tahtum menceritakan perpindahan suku Dayak dari daerah hulu menuju daerah hilir sungai. Di daerah selatan Kalimantan Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak di daerah itu sering disebut Nansarunai Usak Jawa, yakni kerajaan Nansarunai dari Dayak Maanyan yang dihancurkan oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389. Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1520). 28. 21 Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan timur kalimantan yang memeluk Islam keluar dari suku Dayak dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai atau orang Banjar dan Suku Kutai. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman, bermukim di daerah- daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Amas dan Watang Balangan. Sebagian lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang pimpinan Banjar Hindu yang terkenal adalah Lambung Mangkurat menurut orang Dayak adalah seorang Dayak (Maanyan atau Ot Danum). Di Kalimantan Timur, orang Suku Tonyoy- Benuaq yang memeluk Agama Islam menyebut dirinya sebagai Suku Kutai. Tidak hanya dari Nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa tercatat mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming yang tercatat dalam Buku 323 Sejarah Dinasti Ming (1368- 1643). Dari manuskrip berhuruf hanzi disebutkan bahwa kota yang pertama dikunjungi adalah Banjarmasin dan disebutkan bahwa seorang Pangeran yang berdarah Biaju menjadi pengganti Sultan Hidayatullah I . Kunjungan tersebut pada masa Sultan Hidayatullah I dan penggantinya yaituSultan Mustain Billah. Hikayat Banjar memberitakan kunjungan tetapi tidak menetap oleh pedagang jung bangsa Tionghoa dan Eropa (disebut Walanda) di Kalimantan Selatan telah terjadi pada masa Kerajaan Banjar Hindu (abad XIV). Pedagang Tionghoa mulai menetap di kota Banjarmasin pada suatu tempat dekat pantai pada tahun 1736. Kedatangan bangsa Tionghoa di selatan Kalimantan tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik. Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV Kaisar Yongle mengirim sebuah angkatan perang besar ke 29. 22 selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Cheng Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan guci. B. SUB-SUKU BANGSA DAYAK Berdasarkan pola menetapnya, suku bangsa ini dapat dikelopokkan kedalam subsuku bangsa sebagai berikut : 1. Suku bangsa Punan, menetep di pedalaman Kalimantan tengah. Suku bangsa ini sangat terisolasi dari dunia luar, mereka hidup secara berpindah-pindah dari satu lokasi lingkungan hutan ke lingkungan hutan lainnya. 2. Suku bangsa Ola Ngaju dan Ola Ot menetap di pedalaman Kalimantan Tenggara. 3. Suku bangsa Dayak kayan, menetap di pedalaman Kalimantan Utara sampai ke daerah pesisir. 4. Suku bangsa Dayak Maanyan/siung menetap di pedalaman Kalimnatan Selatan sepanjang Sungai siung dan Sungai Barito. 5. Suku-suku bangsa dayak lainnya yang relatif menyebar di pedalaman seperti Dayah Kenyah, Ot Danum, Iban, dan lain-lain. C. SISTEM KEKERABATAN Sistem kekerabatan orang Dayak Kalimantan Tengah, didasarkan pada prinsip keturunan ambilineal, yang menghitungkan hubungan kekerabatan melalui laki-laki maupun wanita. Pada masa dahulu, kelompok kekerabatan 30. 23 yang terpenting masyarakat mereka adalah keluarga ambilineal kecil yang timbul kalau ada keluarga luas yang utrolokal, yaitu sebagai dari anak-anak laki-laki maupun perempuan sesudah kawin membawa keluarganya masing- masing, untuk tinggal dalam rumah orang tua mereka, sehingga menjadi suatu keluarga luas. Pada masa sekarang, kelompok kekerabatan yang terpenting adalah keluarga luas utrolokal yang menjadi isi dari suatu rumah tangga. Rumah tangga ini berlaku sebagai kesatuan fisik misalnya dalam sistem gotong royong dan sebagai kesatuan rohanian dalam upacara-upacara agama kaharingan. Kewarganegaraan dari suatu rumah tangga tidak statis, karena keanggotaannya tergantung pada tempat tinggal yang ditentukan sewaktu ia mau menikah, padahal ketentuan itu dapat diubah menurut keadaan setelah menikah. Jika orang bersama keluarganya kemudian pindah dari rumah itu, pertalian fisik dan rohani dengan rumah tangga semula pun turut berubah. Pada orang Dayak, perkawinan yang diangap ideal dan amat diingini oleh umum, perkawinan antara dua orang saudara sepupu yang kakek-kakeknya adalah sekandung, yaitu apa yang disebut hajenan dalam bahasa ngaju (saudara sepupu derejat kedua) dan perkawinan antara dua orang saudara sepupu dan ibu-ibunya bersaudara sekandung serta antara cross-cousin. Perkawinan yang dianggap sumbang (sala horoi dalam bahasa Ngaju) adalah perkawinan antara saudara yang ayah-ayahnya adalah bersaudara sekandung (patri-parallel cousin), dan terutama sekali perkawinan antara orang-orang dari generasi yang berbeda misalnya antara seorang anak dengan orang tuanya, atau antara seorang gadis dengan mamaknya. D. SISTEM RELIGI Golongan islam merupakan golongan terbesar, sedangkan agama asli dari penduduk pribumi adalah agama Kaharingan. Sebutan kaharingan diambil dari Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan. Umat Kaharingan 31. 24 percaya bahwa lingkunan sekitarnya penuh dengan mahluk halus dan roh-roh (ngaju ganan) yang menempati tiang rumah, batu-batu besar, pohon-pohon besar, hutan belukar, air , dan sebagainya. Ganan itu terbagi kedalam 2 golongan, yaitu golongan roh-roh baik (ngaju sangyang nayu-nayu) dan golongan roh-roh jahat (seperti ngaju taloh, kambe, dan sebagainya). Selain ganan terdapat pula golongan mahluk halus yang mempunyai suatu peranan peting dalam kehidupan orang dayak yaitu roh nenek moyang (ngaju liau). Menurut mereka jiwa (ngaju hambaruan) orang yang mati meninggalkan tubuh dan menempati alam sekeliling tempat tinggal manusia sebagai liau sebelum kembali kepada dewa tertinggi yang disebut Ranying. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang dan mahluk-mahluk halus tersebut terwujud dalam bentuk keagamaan dan upacara-upacara yang dilakukan seperti upacara menyambut kelahiran anak, upacara memandikan bayi untuk pertama kalinya, upacara memotong rambut bayi, upacara mengubur, dan upacara pembakaran mayat. Upacar pembakaran mayat pada orang ngaju menyebutnya tiwah (Ot Danum daro Maanyam Ijambe ). Pada upacara itu tulang belulang (terutama tengkoraknya) semua kaum kerabat yang telah meninggal di gali lagi dan dipindahkan ke suatu tempat pemakaman tetap, berupa bangunan berukiran indah yang disebut sandung. E. UPACARA ADAT 1. Perkawinan Prosesi tradisi pernikahan Dayak Ngaju dilangsungkan dengan berbagai tahap. Perkawinan adat ini disebut Penganten Mandai. Dalam iring-iringan, seorang ibu yang dituakan dalam keluarga calon mempelai pria, membawa bokor berisi barang hantaran. Sedangkan pihak keluarga calon mempelai wanita menyambutnya di balik pagar. Sebelum memasuki kediaman mempelai wanita. Masing-masing dari keluarga mempelai 32. 25 diwakilkan oleh tukang sambut yang menjelaskan maksud dan tujuannya datang dengan mengunakan bahasa Dayak Ngaju. Namun sebelum diperbolehkan masuk, rombongan mempelai pria harus melawan penjaga untuk bisa menyingkirkan rintangan yang ada di pintu gerbang. Kemudian setelah dinyatakan menang pihak pria, maka tali dapat dipotong kemudian di depan pintu rumah, calon mempelai pria harus menginjak telur dan menabur beras dengan uang logam. Yang maksud dan tujuannya supaya perjalanan mereka dalam berumah tangga aman, sejahtera dan sentosa. Setelah duduk di dalam ruangan, terjadi dialog diantara kedua pihak. Masing-masing diwakilkan (Haluang Hapelek). Diatas tikar (amak badere), disuguhkan minuman anggur yang dimaksudkan supaya pembicaraan berjalan lancar dan keakraban terjalin di kedua belah pihak. Sebelum dipertemukan dengan calon mempelai wanita, calon mempelai pria terlebih dulu menyerahkan barang jalan adat yang terdiri dari palaku (mas kawin), saput pakaian, sinjang entang, tutup uwan, balau singah pelek, lamiang turus pelek, buit lapik ruji dan panginan jandau. Sesuai dengan adat yang berlaku, sebelum kedua mempelai sah secara adat, mereka harus menandatangani surat perjanjian nikah, yang disaksikan oleh orang tua kedua belah pihak. Dan bagi para hadirin yang menerima duit turus, dinyatakan telah menyaksikan perkawinan mereka berdua. Sebelum acara berakhir, masing-masing keluarga memberikan doa restu kepada pengantin (tampung rawar). Dilanjutkan dengan hatata undus yakni kegiatan saling meminyaki antara dua keluarga ini sebagai tanda sukacita, dengan menyatukan dua keluarga besar. 2. Kelahiran Menurut tradisi di kalangan masyarakat Dayak , pada saat melahirkan biasanya diadakan upacara memukul gendang atau gimar dan kelentangan dalam nada khusus yang disebut Domaq. Hal tersebut 33. 26 dimaksud agar proses kelahiran dapat berjalan dengan lancer dan selamat. Setalah bayi lahir, tali pusar dipotong dengan menggunakan sembilu sebatas ukuran lutut si bayi dan kemudian diikat dengan benang dan diberi ramuan obat tradisional, seperti air kunyit dan gambir. Alas yang digunakan untuk memotong tali pusar, idealnya diatas uang logam perak atau bila tidak ada adapat diganti dengan sepotong gabus yang bersih. Langkah berikutnya bayi dimandikan, setelah bersih dimasukkan kedalam Tanggok/Siuur yang telah dilapisi dengan daun biruq di bagian bawah. Sedangkan di bagian atas, dilapisi daun pisang yang telah di panasi dengan api agar steril. Kemudian bayi yang telah dimasukan dalam Siuur itu, dibawa kesetiap sudut ruangan rumah, sambil meninggalkan potongan- potongan tongkol pisang yang telah disiapkan pada setiap ruangan tadi. Hal Itu dimaksudkan agar setiap makhluk pengganggu tertipu oleh potongan tongkol pisang itu sebagai silih berganti. Setelah itu, bayi tersebut dibawa kembali ke tempat tidur semula, kemudian disekeliling bayi dihentakan sebuah tabung yang terbuat dari bambu berisi air, yang disebut Tolakng, sebanyak delapan kali, dengan tujuan agar si bayi tidak tuli atau bisu nantinya. Setelah mencapai usia empat puluh hari, diadakan upacara Ngareu Pusokng, atau Ngerayah dalam bentuk upacara Belian Beneq, selama dua hari. Hal itu dimaksud untuk membayar hajat, sekaligus mendoakan agar si bayi sehat dan cerdas, serta berguna bagi keluarga dan masyaraka. Pada upacara ini juga merupakan awal dari diperbolehkannya si bayi di masukan dan ditidurkan dalam ayunan ( Lepas Pati ). Sebelum bayi berumur dua tahun, diadakan upacara permandian atau turun mandi di sungai untuk yang pertama kalinya. Pada upacara ini tetap dipergunakan Belian Beneq, selama satu hari, dengan maksud memperkenalkan si adak kepada dewa penguasa air yaitu Juata, agar kelak tidak terjadi bahaya atas kegiatan anak tersebut yang berkaitan dengan air (Nyengkokng Ngeragaq). 3. Kematian 34. 27 Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku bangsa Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem penguburan beragam sejalan dengan sejarah panjang kedatangan manusia di Kalimantan. Dalam sejarahnya terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan : a) Penguburan tanpa wadah dan tanpa bekal, dengan posisikerangka dilipat. b) Penguburan di dalam peti batu (dolmen) c) Penguburan dengan wadah kayu, anyaman bambu, atau anyaman tikar. Penguburan tidak lagi dilakukan di gua. Di hulu Sungai Bahau dan cabang-cabangnya di Kecamatan Pujungan, Malinau, Kalimantan Timur, banyak dijumpai kuburan tempayan-dolmen yang merupakan peninggalan megalitik. Perkembangan terakhir, penguburan dengan menggunakan peti mati (lungun) yang ditempatkan di atas tiang atau dalam bangunan kecil dengan posisi ke arah matahari terbit. Masyarakat Dayak mengenal tiga cara penguburan, yakni : a) Dikubur dalam tanah b) Diletakkan di pohon besar biasanya untuk anak bayi dikarenakan terdapat getah yang dianggap sebagai air susu ibu c) Dikremasi dalam upacara tiwah. Prosesi penguburan : a) Tiwah adalah prosesi penguburan sekunder pada penganut Kaharingan, sebagai simbol pelepasan arwah menuju lewu tatau (alam kelanggengan) yang dilaksanakan setahun atau beberapa tahun setelah penguburan pertama di dalam tanah. 35. 28 b) Ijambe adalah prosesi penguburan sekunder pada Dayak Maanyan. Belulang dibakar menjadi abu dan ditempatkan dalam satu wadah. c) Marabia d) Mambatur (Dayak Maanyan) Kwangkai Wara F. SISTEM PENGETAHUAN 1. Dalam berpakaian dulu orang suku Dayak sering menggunakan ewah (cawat) untuk pakaian asli laki-laki Dayak yang terbuat dari kulit kayu dan Kaum wanita memakai sarung dan baju yang terbuat dari kulit kayu, sedangkan pada masa sekarang orang Dayak di Kalimantan Tengah Sudah berpakaian legkap seperti : laki-laki memakai hem dan celana dan kaum wanita memakai sarung dan kebaya atau bagi anak muda memakai rok potongan Eropa. 2. Zaman dulu para wanita sering menggunakan anting yang banyak agar semakin panjangnya daun telinga semakin cantik wanita tersebut, para lelakinya sering menggunakan tato bahwa semakin banyaknya tato ditubuh lelaki tersebut maka ia akan terliahat gagah dan ganteng. 3. Terkadang mereka sering menggunakan bahasa inggris untuk komunikasi tetapi masih bersifat pasif. 4. Menggandalkan atau menggunakan rasi bintang untuk mengetahui apakah cocok untuk bertanam atau berladang. G. SISTEM PERALATAN DAN PERLENGKAPAN HIDUP Dalam kehidupan sehari-hari orang suku Dayak hidup dengan berburu. Berikut alat-alat yang sedikit maju (berkembang) yang digunakan untuk berburu : 1. Sipet / Sumpitan Merupakan senjata utama suku dayak. Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 2,5 meter, ditengah- tengahnya berlubang dengan diameter lubang cm yang digunakan untuk 36. 29 memasukan anak sumpitan (Damek).Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan. 2. Lonjo / Tombak. Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras. 3. Telawang / Perisai. Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 2 meter dengan lebar 30 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan. 4. Mandau Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat dari batu gunung, ditatah, diukir dengan emas/perak/tembaga dan dihiasi dengan bulu burung atau rambut manusia. Mandau mempunyai nama asli yang disebut Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau, merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu Montalat. 5. Dohong Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basi. H. SISTEM BAHASA Bahasa yang sering dipakai oleh suku dayak dalam kehidupan sehari- hari dibagi 2, yaitu : 1. Bahasa Pengantar Seperti pada umumnya bagian negara Indonesia yang merdeka lainnya, masyarakat Kalimantan Tengah menggunakan bahasa Indonesia 37. 30 sebagai bahasa pengantar. Bahasa Indonesia telah digunakan untuk sebagai bahasa pengantar di Pemerintahan dan pendidikan. 2. Bahasa sehari-hari Keberagaman etnis dan suku bangsa menyebabkan Bahsa Indonesia dipengaruhi oleh berbagai dialeg. Namun kebanyakan bahasa daerah ini hanya digunakan dalam lingkungan keluarga dan tempat tinggal, tidak digunakan secara resmi sebagai bahasa pengantar di pemerintahan maupun pendidikan. Sebagian besar suku Kalimantan Tengah terdiri dari suku bangsa Dayak. Suku bangsa dayak sendiri terdiri atas beberapa sub-suku bangsa. Bahasa Dayak Ngaju adalah bahasa dayak yang paling luas digunakan di Kalimantan Tengah, terutama didaerah sungai Kahayan dan Kapuas, bahasa Dayak Ngaju juga terbagi lagi dalam berbagai dialeg seperti seperti bahasa Dayak Katingan dan Rungan. Selain itu bahasa selain itu bahasa Maanyan dan Otdanum juga banyak digunakan. Bahasa Maanyan banyak digunakan didaerah aliran sungai Barito dan sekitarnya sedangkan bahasa Otdanum banyak digunakan oleh suku dayak Otdanum di hulu sungai Kahayan dan Bahasa Barito timur bagian Tengah-Selatan: a) Bagian Selatan : 1) Bahasa Maanyam 2) Bahasa Dusun Malang 3) Bahasa Dusun Witu 4) Bahasa Dusun Witu 5) Bahasa Paku b) Bagian Barito Barat : 1) Bahasa Barito Barat bagian Utara 2) Bahasa Kohin 38. 31 3) Bahasa Dohoi 4) Bahasa Siang-Murung 5) Bahasa Barito barat bagian Selatan 6) Bahasa Bakumpai 7) Bahasa Ngaju 8) Bahasa Kahayan I. SISTEM KESENIAN 1. TARI a) Tari Gantar Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji- bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya. Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak. b) Tari Kancet Papatai / Tari Perang Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe. 39. 32 c) Tari Kancet Ledo / Tari Gong Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong. d) Tari Kancet Lasan Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang, burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung Enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon. e) Tari Leleng Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang akan dikawinkan secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda yang tak dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam hutan. Tarian gadis suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi nyanyian lagu Leleng. 40. 33 f) Tari Hudoq Kita Tarian dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya sama dengan Tari Hudoq dari suku Dayak Bahau dan Modang, yakni untuk upacara menyambut tahun tanam maupun untuk menyampaikan rasa terima kasih pada dewa yang telah memberikan hasil panen yang baik. Perbedaan yang mencolok anatara Tari Hudoq Kita dan Tari Hudoq ada pada kostum, topeng, gerakan tarinya dan iringan musiknya. Kostum penari Hudoq Kita menggunakan baju lengan panjang dari kain biasa dan memakai kain sarung, sedangkan topengnya berbentuk wajah manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas Dayak Kenyah. Ada dua jenis topeng dalam tari Hudoq Kita, yakni yang terbuat dari kayu dan yang berupa cadar terbuat dari manik-manik dengan ornamen Dayak Kenyah. g) Tari Serumpai Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak wabah penyakit dan mengobati orang yang digigit anjing gila. Disebut tarian Serumpai karena tarian diiringi alat musik Serumpai (sejenis seruling bambu). h) Tari Belian Bawo Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit, mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan pada acara-acara penerima tamu dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan tarian suku Dayak Benuaq. i) Tari Kuyang Sebuah tarian Belian dari suku Dayak Benuaq untuk mengusir hantu-hantu yang menjaga pohon-pohon yang besar dan tinggi agar tidak mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon tersebut. 41. 34 j) Tari Pecuk Kina Tarian ini menggambarkan perpindahan suku Dayak Kenyah yang berpindah dari daerah Apo Kayan (Kab. Bulungan) ke daerah Long Segar (Kab. Kutai Barat) yang memakan waktu bertahun-tahun. k) Tari Datun Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak Kenyah dengan jumlah tak pasti, boleh 10 hingga 20 orang. Menurut riwayatnya, tari bersama ini diciptakan oleh seorang kepala suku Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai tanda syukur dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya. Kemudian tari ini berkembang ke segenap daerah suku Dayak Kenyah. l) Tari Ngerangkau Tari Ngerangkau adalah tarian adat dalam hal kematian dari suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Tarian ini mempergunakan alat-alat penumbuk padi yang dibentur-benturkan secara teratur dalam posisi mendatar sehingga menimbulkan irama tertentu. m) Tari Baraga Bagantar Awalnya Baraga Bagantar adalah upacara belian untuk merawat bayi dengan memohon bantuan dari Nayun Gantar. Sekarang upacara ini sudah digubah menjadi sebuah tarian oleh suku Dayak Benuaq. 2. RUMAH ADAT Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan rumah betang. Rumah itu panjang bawah kolongnya digunakan untuk bertenun dan menumbuk padi dan dihuni oleh 20 kepala keluarga. Rumah terdiri atas 6 kamar, antara lain untuk menyimpan alat-alat perang, kamar untuk pendidikan gadis, tempat sesajian, tempat upacara adat dan agama, tempat penginapan 42. 35 dan ruang tamu. Pada kiri kamam ujung atap dihiasi tombak sebagai penolak mara bahaya. 3. PAKAIAN ADAT Pakaian adat pria Kalimantan Tengah Berupa tutup kepala berhiaskan bulu-bulu enggang, rompi dan kain-kain yang menutup bagian bawah badan sebatas lutu. Sebuah tameng kayu dengan hiasan yang khas bersama mandaunya berada di tangan. Perhiasan yang dipakai berupa kalung-kalung manikdan ikat pinggang. Wanitanya memaki baju rompi dan kain (rok pendek) tutup kepala berhiasakan bulu-bulu enggang, kalung manic, ikat pinggang, danbeberapa kalung tangan. J. SISTEM EKONOMI Sistem ekonomi bagi orang Dayak di Kalimantan Tengah terdiri atas empat macam,yaituberladang, berburu, mencari hasil hutan dan ikan, menganyam. Dalam berladang mereka mengembangkan suatu sistem kerja sam dengan cara membentuk kelompok gotong-royong yang biasanya berdasarkan hubungan tetanggaan atau persahabatan. Masing-masing kelompok terdiri atas 12-15 orang yang secara bergiliran membuka hutan bagi-bagi ladang masing- masing anggota. Apabila kekurangan tenaga kerja laki-laki maka kaum wanita dapat menggantikan pekerjaan kasar itu, misalnya membuka hutan, membersihkan semak-semak, dan menebang pohon-pohon.Siklus pengerjaan ladang di Kalimantan sebagai berikut : 1. Pada bulan Mei, Juni atau Julio rang menebang pho-pohon di hutan, setelah penebangan batang kayu, cabang, ranting, serta daun dibiarkan mengering selama 2 bualan. 2. Bulan Agustus atau September seluruh batang, cabang, ranting, dan daun tadi harus dibakar dan dan bekas pembakaran dibiarkan sebagai pupuk. 43. 36 3. Waktu menanam dilakukan pada bulan Oktober. Pada bulan Februari dan Maret, tibalah musim panen, sedangkan untuk membuka ladang kembali, orang Dayak melihat tanda-tanda alam seperti bintang dan sebagainya serta memperhatikan alamat-alamat yang diberikan oleh burung-burung atau binatang-binatang liar tertentu. Jika tanda-tanda ini tidak dihiraukan maka bencana kelaparan akibat gagalnya panen akan menimpa desa.Alat yang sering digunakan untuk menganyam adalah kulit rotan yang berupa tikar. Pakaian asli Dayak adalah Cawat yang terbuat dari kulit kayu. K. MATA PENCAHARIAN Mata pencaharian orang dayak selalu berhubungan dengan hutan. Jika mereka berburu mereka pergi ke hutan, kalau mereka berladang mereka terlebih dahulu menebang pohon-pohon besar dan kecil di hutan, jika mereka mengusahakan tanaman perkebunan, mereka cenderung memilih tanaman yang menyerupai tanaman hutan seperti karet, otan, jati, tengkawang dan sejenisnya. Kecenderungan seperti itu bukannya suatu kebetulan belaka, tetapi mempunyai refleksi dari hubungan akrab yang telah berlangsung selama berabad-abad dengan hutan dan segala isinya. Pilihan tersebut merupakan adaptive strategies yang telah diuji oleh waktu dan pengalaman. Michael A. Jochim (1981) menakan strategy of survival yang mempengaruhi perilaku kultur dari orang-orang Dayak. Mata pencaharian orang Dayak yang berotientasi kepada hutan ternyata berpengaruh pula kepada kultur material orang Dayak. Rumah panjang yang masih asli dibuat seluruhnya dari kayu. Tiang, lantai, dinding, atap bahkan pengikat semuanya diambil dari huutan. Alat angkut berupa sampan-sampan kecil biasanya dibuat dengan teknologi sederhana, yaitu 44. 37 dengan mengeruk batang pohon. Peralatan kerja dan senjata seperti kapak, beliung, parang, bakul, tikar, mandau, tabalang (perisai) dan sumpit semuanya dibuat dari bahan-bahan dari hutan. Kebudayaan non-material orang dayak juga banyak sekali hubungannya dengna hutan. Cerita rakyat yang hidup dikalangan etnik dayak bertutur tentang kehidupan di hitan atau di sekitar hutan, bahkan pohon-pohon besar atau spesies kayu tertentu dipandang sebagai pelambang kekuatan atau mistik. Seni tari dan nanyi banyak yang behubungan dengan burung-burung dan makhluk-makhluk kasar dan halus yang berdiam di hutan. 45. 38 BAB IV PENINGKATAN PAD A. Potensi Wisata Sebagai pulau terbesar di Indonesia, Kalimantan memiliki 2 potensiekonomi utama yang terdiri dari Sektor Perkebunan dan Sektor Wisata. Hingga saat ini, perekonomian Kalimantan ditopang oleh sektor perkebunan, khususnya perkebunan Kelapa Sawit. Namun, menilik potensi alam yang dimiliki, Kalimantan merupakan kawasan wisata yang bernilai ekonomis diantaranya sebagai berikut : 1. Wisata hutan atau cagar alam dan Ujung Pandaran yang terletak di Kotawaringin Timur 2. Bukit Sapat Hawung yang terletak di Barito Utara 3. Merang dan Tangkiling yang terletak di kota Palangkaraya 4. Suaka alam (darat dan laut) dan pantai yang terletak di Kotawaringin Barat 5. Air terjun Malau Besar dan Pauras yang terletak di Barito Utara Selain kekayaan dan keindahan alam yang dimiliki, Kalimantan juga memiliki keunikan kebudayaan yang khas yang menjadi daya tarik wisatawan. Dengan pemanfaatan dan pengelolaan secara baik, ramah lingkungan, terpadu dan konsisten maka potensi ekonomi Kalimantan melalui sektor wisata dapat meningkatkan PAD Kalimantan Tengah dan bahkan dapat menyejahterakan masyarakat sekitar, berkenaan dengan penyerapan tenaga kerja untuk mengakomodasi perusahaan di bidang wisata, serta adanya segala bentuk bidang usaha yang dapat timbul dengan adanya potensi wisata yang ada di Kalimantan Tengah. B. Pembangunan Wisata Dengan adanya potensi alam yang tersedia, dapat dibangun sebuah perusahaan jasa maupun suatu bentuk usaha kreatif yang dapat berupa resort, 46. 39 hotel, wisata kampung, tour & travel, restoran dan beragam jenis usaha kreatif lainnya yang memiliki potensi ekonomis. Dari beberapa usaha kreatif tersebut, penulis menilai bahwa usaha kreatif yang menarik adalah wisata kampung. Penulis menilai bahwa wisata kampung, selain berpotensi mendongkrak PAD dari sektor wisata juga dapat berperan sebagai sarana edukasi dan pelestari budaya daerah. Pasalnya, di dalam wisata kampung, baik buatan maupun tidak, terdapat suatu bentuk kebudayaan yang melekat sebagai identitas kampung tersebut. Sesuai dengan pembahasan dalam makalah yang bertemakan suku Dayak ini, penulis merencanakan suatu bentuk usaha Wisata Kampung yang dikemas dalam kultur dan cita rasa Dayak dengan kualitas Resort Internasional namun menyediakan fasilitas dengan harga yang terjangkau. Wisata Kampung yang akan dibangun, berlokasi di tepi PantaiSungai Bakau yang terletak di Desa Sungai Bakau, Kabupaten Serunyan dengan jarak kurang lebih 1 Km arah Timur dari pusat kota Serunyan, Kalimantan Tengah dengan bernama Dayak Land. Dengan mengangkat tema Budaya Dayak, seluruh properti, design bangunan Wisata Kampung Dayak Land dibuat semirip mungkin dengan properti dan design khas Dayak, selain itu lingkungan Kampung Wisata di-design sedemikian rupa layaknya kampung Dayak yang sesungguhnya dengan lokasi Resort di tepi pantai Sungai Bakau. Di tempat penjualan tiket disediakan beberapa tour guide bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Dayak Land maupun suku dayak. Selain itu ketika pengunjung berada di Dayak Land pengunjung harus menggunakan pakaian khusus asli dayak yang akan disewakan di hotel. Di Dayak Land terdapat 7 bangunan dengan Rumah Panjang sebagai bangunan hotel seluas 16 x 42 m2 dengan ketinggian 8,5 m. Bagunan rumah panjang terdiri dari 3 lantai, memiliki 40 kamar resort, 2 toilet umum, 2 ruang makan dan 2 aula. Selain itu, interior bangunan rumah panjang dibuat sama dengan rumah panjang yang sesungguhnya. Artinya, sekat kamar, langit-langit serta perabotan yang ada akan terbuat dari kayu dan bahan-bahan alami lainnya yang digunakkan dalam pembuatan rumah panjang. Didepan resort ini 47. 40 disediakan tempat parkir dan halaman untuk pengunjung. Bangunan kedua adalah pondok kesenian yang terdapat berbagai macam pertunjukan dan hiburan berupa tarian dan berbagai wujud kebudayaan dayak yang ada. Yang ketiga adalahpondok edukasi. Di pondok edukasi pengunjung dapat menemukan penjelasan dan sekaligus dapat mempelajari berbagai kebudayaan dayak. Yang keempat adalah Pondok industri kreatif yang berisi beberapa stand didalamnya untuk disewakan kepada pengusaha kecil yang bergerak di bidang kerajinan, di pondok kesenian pengunjung dapat mempelajari proses pembuatan kerajinan khas dayak. Pondok industri kreatif sekaligus merupakan pusat perbelanjaan yang terdapat berbagai macam produk dan cinderamata khas kalimantan dan dayak. Kelima, Pondok Kuliner, dimana pengunjung dapat merasakan kenikmatan berbagai kuliner asli dayak. Selain itu terdapat kolam renang di tepi pantai dengan 3 kedalaman yang dimaksudkan agar pengunjung semua umur dapat menikmati kolam renang. Yang terakhir adalah Instalasi Pengelolaan Air Limbah. Untuk menu makan yang disajikan dayak land mnyediakan 3 jenis makanan yaitu makanan asli dayak, jawa dan internasional. Dengan demikian, setiap pengunjung dapatmenikmati makanan sesuai selera masing-masing sebagaimana terdapat dalam lampiran. Sebagaimana tindak lanjut fenomena global warming, dayak land menggunakan pohon-pohon asli dayak untuk peneduh. Supaya pengunjung dapat mengetahui pohon tersebut, diberikan plat nama asli pohon dan nama latinnya. Disetiap sudut jalan diberi penanda arah serta tempat sampah organik dan anorganik.Sesuai dengan kebijakan perusahaan, privasi pengunjung baik berupa aktivitas di tempat umum maupun di tempat tertutup sangat dihormati, namun tetap dengan pengawasan manajemen hotel pada tempat-tempat umum dengan cara pemasangan kamera CCTV untuk menghindari adanya tindak asusila maupun tindakan yang merugikan pengunjung lain, staff hotel maupun keamanan hotel. Dengan pemasangan CCTV keamanan hotel dapat lebih terkendali karena seluruh kegiatan yang ada di tempat umum dapat terpantau oleh pengawas, selain itu adanya CCTV dapat berfungsi sebagai kontrol etika 48. 41 pengunjung, staff maupun pihak lainnya yang berdada di dalam hotel. CCTV dipasang di beberapa titik di lokasi Dayak Land, yakni : 1. lorong atau koridor 2. aula 3. ruang makan 4. lobby 5. pondok C. Realisasi Dan Pengelolaan Sebagai wujud realisasi daripada pembangunan dan pendirian perusahaan jasa di bidang resort dengan nama Dayak Land, diperlukan sebuah perencanaan yang mencakup faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembangunan Dayak Land. Faktor Internal yang dipertimbangkan dalam perencanaan yakni : Modal, Perizinan, SDA, SDM dan Sponsor. Sedangkan faktor external yang dipertimbangkan yakni : pertumbuhan penduduk, persediaan ladang cadangan, pertumbuhan fasilitas, kemajuan teknologi, kondisi lingkungan serta respon masyarakat. Berikut adalah rincian Pembangunan Dayak Land : 1. Nama Perusahaan : CV.Nusantara Resort&Transportation 2. Jenis perusahaan : Resort, Tour 3. Nama Resort : Dayak Land 4. Lokasi : Kalimantan Tengah 5. Luas Lahan total : 4 ha 6. Jumlah bangunan : 7 bangunan, terdiri dari : 1 Rumah panjang sebagai hotel 1 Kolam renang 1 Pondok kesenian 1 Pondok edukasi 49. 42 1 Pondok industri kreatif 1 Pondok Kuliner 1 IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) 7. Luas bangunan utama : 1488 m2 (24 x 62 m2) 8. Jumlah kamar hotel : 40 9. Total Estimasi Dana yang diperlukan : a. Pembelian tanah....................................Rp 2.800.000.000 b. Pembangunan Rumah Panjang................Rp 2.000.000.000 c. Pembangunan Fasilitas...........................Rp480.000.000 d. Pembelian Properti.................................Rp 250.000.000 e. Penyediaan transportasi...........................Rp 450.000.000 f. Pembangunan IPAL................................Rp 20.000.000 Total........................................Rp 6.000.000.000 Terbilang : Enam Miliar Rupiah 10. Estimasi pengenaan Tarif : a. Kamar hotel terbagi atas 3 kelas atau jenis yang terdiri dari : 1) Dayak Imperial dengan tarif Rp 850.000 per malam 2) Dayak Extraordinary dengan tarif Rp 450.000 per malam 3) Dayak Nature dengan tarif Rp 200.000 per malam b. Fasilitas kamar hotel sesuai kelas yakni : 1) Dayak Imperial (lantai 2) : 1 tempat tidur ukuran besar, AC, TV, Kamar mandi dengan shower air panas dan dingin beserta kloset duduk, balkon kamar, ruang tamu. 2) Dayak Extraordinary (lantai 1 dan 2) : 2 tempat tidur standart, AC, TV, Kamar mandi dengan shower dan kloset duduk. 3) Dayak Nature (lantai 3) : 2 kamar tidur stadardan AC. c. Fasilitas hotel yang dapat diakses sesuai dengan paket yang disediakan yakni : 1) Unforgettable Dayak( Rp 4.350.000,00) Fasilitas : - Pesawat PP (Jakarta-Palangkaraya) 50. 43 - Kamar Dayak Imperial - Kuliner Suku Dayak - Dayak Art (pelatihan kesenian, pelatihan pembuatan handycraft) 2) Beautiful Dayak( Rp 3.000.000,00) Fasilitas : - Pesawat PP (Jakarta-Palangkaraya) - Kamar Dayak Extraordinary - Dayak Art 3) Nature Dayak ( Rp 2.000.000,00) Fasilitas : - Pesawat PP (Jakarta-Palangkaraya) - Kamar Dayak Nature - Dayak Land - Dayak Art 51. 44 BAB V PENUTUP A. Keterkaitan Makalah Dengan Materi Ajar Sosiologi Makalah Materi Ajar Deskripsi BAB III BAB I (Kelas XI) A. Struktur Sosial B. Diferensiasi Sosial Kehidupan masyarakat SukuDayak BAB III BAB V (Kelas XI) Kebudayaan Kesukuan BAB III BAB VII (Kelas XI) Masyarakat multikultur Sub-suku Dayak BAB III BAB VI (Kelas XI) Kelompok Sosial Sistem kekerabatan Suku Dayak BAB IV BAB VI (Kelas XI) Kelompok Sosial Anggota perusahaan resortDayak land dan sanggar seni yang bekerjasama dengan Dayak Land. BAB IV BAB VI (Kelas XI) Stratifikasi Sosial Hierarki atau susunan pegawai di perusahaan Dayak Land. BAB IV BAB IV (kelas XI) Mobilitas Sosial Perubahan jabatan pegawai Dayak Land dan masyarakat sekitar yang telah bekerja di Dayak Land, namun pada mulanya tidak bekerja. BAB IV BAB V (Kelas X) A. Sosialisasi Promosi wisata kampung Dayak Land, berkenaan 52. 45 dengan manajemen brand, produk dan brand. BAB IV BAB VII (Kelas X) B. Pengendalian Sosial Penjagaan keaamanan di Dayak Land dengan security dan pengawasan melalui CCTV B. Saran Untuk adik tingkat selanjutnya diharap dapat lebih menyempurnakan makalah ini. Beberapa hal yang perlu ditambahkan adalah sebagai berikut : 1. Agar resort lebih terlihat bersih, sebaiknya setiap beberapa meter diberi 2 tempat sampahyaitu sampah organik dan anorganik agar setiappengunjung tidak membuang sampah sembarangan dan memudahkan dalam mengolah limbah. 2. Dalam membangun suatu kawasan wisata hendaknya kita juga disertai denganpelestarikan hewan khas daerah tersebut, selain melestarikan juga dapat memperkenalkan kepada pengunjung. Di resort tersebut bisa dibangun tempat penangkaran orang utan ( hewan langka asli Kalimantan) yang letaknya tidak jauh dari resort. 3. Selain hewan langka juga perlu dibangun penangkaran tumbuhan langka yang letaknya juga tidak jauh dari resort. 4. Suatu tempat kadangkala rawan terjadi kebakaran. Oleh karena itu, lebih baik resort yang dibangun dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan alarm kebakaran di setiap tingkat lantai. C. Kesimpulan Diperlukan banyak upaya dalam rangka meningkatkan PAD Kalimantan Tengah serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan pemanfaatan potensi wisata yang dimiliki Kalimantan Tengah 53. 46 dengan medirikan suatu bentuk bidang usaha kreatif yang berkenaan dengan pengolahan dan pemanfaatan potensi wisata Kalimantan Tengah. Namun dalam realisasinya diperlukan dukungan dari pemerintah yang dapat berupa penyediaan infrastruktur dan sarana transportasi yang baik (bagi Kalimantan Tengah secara universal) maupun modal (bagi pengusaha). Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berkenaan dengan ketersediaan lapangan kerja, Badan usaha tersebut diharuskan mampu menyerap tenaga kerja yang tersedia di masyarakat sekitar serta bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, operasional segala badan usaha yang bergerak di sektor wisata harus mengolah potensi wisata Kalimantan Tengah secara ramah lingkungan, terpadu dan konsisten. 54. 47 DAFTAR PUSTAKA Lestari, Puji.2009.Antropologi Untuk SMA/MA Kelas XII ProgramBahasa. Jakarta : CV HaKa MJ Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2012.Sosiologi Untuk SMA dan Ma Kelas XI. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama Wrahatnala, Bondet.2009.Sosiologi Jilid 1 Untuk SMA Dan Ma Kelas X.Jakarta : PT Sekawan Cipta Karya Informasi Terbaru 2014. 2014. Daftar Upah Minimum Propinsi UMP/UMR 2014. http://www.informasiterbaru.web.id/2013/11/daftar-upah-minimum-propinsi- umpumr.html. Diakses : 03 Mei 2014 KP3EI. 2012. Kalimantan. http://kp3ei.go.id/in/main_ind/content2/114/117. Diakses : 16 April 2014