Download - Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Transcript
Page 1: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

PENINGKATAN PAD KALIMANTAN TENGAH

MELALUI DAYAK LAND

Disusun oleh :

Ezza Mentariningrum..........NIS. 020844/XI IPS-1

Fauzia Rachmawati..............NIS. 020974/XI IPS-1

Gifari Widi Kurniawan........NIS. 020751/XI IPS-1

M.Yusuf Jaelani....................NIS. 020857/XI IPS-1

Sinta Rega Fitriyana Putri...NIS. 020960/XI IPS-1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2013/2014

Page 2: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

PENINGKATAN PAD KALIMANTAN TENGAH

MELALUI DAYAK LAND

MAKALAH SOSIOLOGI

Disusun Oleh :

Ezza Mentariningrum..............NIS.020844

Fauzia Rachmawati..................NIS.020974

Gifari Widi Kurniawan............NIS.020751

M.Yusuf Jaelani........................NIS.020857

Sinta Rega Fitriyana Putri.......NIS.020960

Telah dipertanggungjawabkan dan disetujui

pada tanggal 8 Mei 2014

Surakarta, 8 Mei 2014

Pembimbing,

Dra. M. Th. Sri Martanti

NIP.195810251981032005

Page 3: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan pertolonganNya makalah sosiologi ini dapat terselesaikan dengan lancar dan baik.

Dengan mengangkat judul “Peningkatan PAD Melalui Dayak Land”, dijabarkan mengenai pentingnya pelestarian budaya Indonesia sebagaimana bagian dari jati diri dan identitas bangsa. Pelestarian budaya dapat dilakukan secara kreatif dan produktif yakn dengan memanfaatkan potensi wisata alam yang ada dengan mendirikan suatu usaha yang bergerak di bidang jasa, yakni Perusahaan Resort Dayak Land. Dengan adanya perusahaan jasa perhotelan dayak Land, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Kekayaan budaya Dayak yang saat ini semakin tergeser oleh kebudayaan asing sudah selayaknya dilestarikan sebagaimana kewajiban setiap insan nusantara dengan memperhatikan nilai luhur budaya, religi dan pancasila. Dalam pembuatan makalah ini, terdapat bantuan, arahan, inspirasi dan partisipasi dari beberapa pihak, oleh karenanya, diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Ibu Sri Martanti, Guru Sosiologi

3. Teman-teman kelas XI IPS-1

4. Segenap pihak yang terlibat dan telah berpartisipasi.

Dengan bantuan segenap pihak tersebut makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Disadari bahwasanya terdapat beberapa kekurangan di dalam makalah meskipun penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam pembuatan makalah. Dengan penuh harap, seoga makalah ini dapat berguna bagi umum dan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan kebudayaan Indonesia sebagaimana kebudayaan merupakan identitas insan nusantara.

 

Surakarta, 8 Mei 2014

i

Page 4: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

IBU PERTIWI

Ibu Pertiwi...

Jika angin tak lagi berhembus

Jika api tak lagi membara

Jika air tak lagi mengalir

Jika tanah tak lagi membongkah

Apa kita masih tak dapat berkata?

Tentang hasrat dan milik

Tentang jiwa dan rasa

Tentang dunia yang dipijak nestapa

Tentang duka menyelimuti langkah

Ibu Pertiwi…

Masih adakah celah?

Untuk menyimpan gelisah

Untuk menyembunyikan langkah

Tidak, Bu!

Meskipun celah berongngga

Dada kita tetap ternganga

Meskipun jari tersembunyi

Mata dan telinga tetap ada

Ingatlah…

Wahai Ibu Pertiwi

Kami…

Putra putri bangsa akan melangkah

Dalam langkah satu dan satu

Bukan melompat setelah itu kami terjerat!

ii

Page 5: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

PUISI………………………………………………...……………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………….……………………iii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR……………………………………………v

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….……....v

BAB I. PENDAHULUAN…...…………………………………………………...1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….1

B. Tujuan Penulisan………………………………………………………2

C. Metode Penulisan……………………………………………………...3

D. Rumusan Masalah……………………………………………………..4

E. Sistematika Penulisan………………………………………………….4

BAB II. KALIMANTAN ……………...…………….…………………….……7

A. Topografi……………………………………………………………....7

B. Iklim…………………………...………………………………………8

C. Kondisi Tanah………………………………………………………..11

D. Flora………………………………………………………………….15

E. Fauna…………………………………………………………………17

F. Ekonomi……………………………………………………………...18

G. Demografi……………………………………………………………18

BAB III. DAYAK …………...………………...……………………….……….20

A. Sejarah………………………………………………………….…….20

B. Sub-Suku Bangsa Dayak……………………………………….…….22

iii

Page 6: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

C. Sistem Kekerabatan……………………………………………….….22

D. Sistem Religi………………………………………………………....23

E. Upacara Adat………………………………………………………...24

F. Sistem Pengetahuan………………………………………………….28

G. Sistem Peralatan Dan Perlengkapan Hidup………………………….28

H. Sistem Bahasa………………………………………………………..29

I. Sistem Kesenian…………………………………………...................31

J. Sistem Ekonomi……………………………………………………...35

K. Mata Pencarian…………………………………………………...….36

BAB IV. PENINGKATAN PAD……………………………………………..38

A. Potensi Wisata……………………………………………………….38

B. Pembangunan Wisata………………………………………………..38

C. Realisasi Dan Pengelolaan…………………………………………...41

BAB V. PENUTUP………………………………………………...……….….44

A. Keterkaitan Makalah Dengan Materi Ajar Sosiologi…………….….44

B. Saran……………………………………………………….…….…..45

C. Kesimpulan……………………………………………….……….…45

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………....47

LAMPIRAN………………………………………………………….…………48

iv

Page 7: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Kalimantan Tengah …………………………………...……...48

Gambar 1.2. Pantai Sungai Bakau ...……………………………….…………….48

Gambar 1.3. Jalan di Kalimantan Tengah………………………………….…….48

Gambar 1.4. Kondisi Hutan di Kalimantan ...………………………………...…48

Gambar 2.1. Seragam Pegawai Dayak Land…………………………………….49

Gambar 2.2. Baju Adat untuk Disewaka ……………………………………..…49

Gambar 3.1. Rumah Panjang (Bangunan Hotel)………………………………....49

Tabel 1.1. Rincian Makan………………………………………………………..49

Tabel 1.2. Jadwal Kegiatan (Paket)……………………………………………...50

Tabel 2.1. Pembagian Kerja……………………………………………………...50

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 – Maket Rencana……………………………………………………53

Lampiran 2.1 – Tiket Dayak Land………………………………………………54

Tampak Luar…………………………………….……………...54

Tampak Dalam………………………………………………….55

v

Page 8: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki

beraneka ragam budaya. Dengan total luas wilayah 1,904,569 km2 yang

terdiri dari 17.508 pulau, Kalimantan adalah pulau terbesar yang ada di

Indonesia dengan populasi penduduk 13,77 juta jiwa yang mayoritas adalah

suku Dayak.

Berkenaan dengan Suku Dayak, Kalimantan Tengah merupakan salah

satu daripada kebudayaan suku Dayak ditinjau dari asal suku dan kebudayaan

Dayak. Dayak merupakan suatu suku yang terdiri dari beberapa sub-suku.

Diantaranya adalah : Ngaju, Kayan, Otdanum, Iban, Banjar, Punan, Maanyan,

Bahau, Kenyah, Murut, Lawangan dan Melayu.

Dengan banyaknya kebudayaan yang ada di Kalimantan, khususnya

pada suku Dayak, diperlukan adanya suatu bentuk perlindungan dan

pelestarian kebudayaan Dayak secara intensif. Baik melalui sektor edukasi

maupun ekonomi. Terlebih lagi saat ini banyak unsur – unsur asing yang

masuk ke Indonesia, baik berupa suatu bentuk kebudayaan, teknologi yang

berupa alat maupun ideologi atau cara berfikir yang telah beredar luas dan

dikonsumsi oleh masyarakat, khususnya kaum muda.

Terdapat banyak cara untuk melestarikan kebudayaan Dayak. Salah

satunya melalui sektor ekonomi yang dapat ditopang oleh wisata, industri

maupun perusahaan jasa. Di bidang ekonomi, perekonomian Kalimantan

ditopang oleh perkebunan kelapa sawit, yang mana menjadi komoditi bagi

Kalimantan. Namun, dalam rangka usaha pelestarian budaya dan peningkatan

Pendapatan Asli Daerah, diperlukan adanya bentuk variasi usaha yang lain

untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, seperti sektor wisata dan jasa.

Pemerintah Kalimantan sendiri telah melakukan promosi wisata yang ada di

1

Page 9: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Kalimantan untuk menarik minat wisatawan dan dalam rangka peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Untuk meningkatkan perekonomian Kalimantan disamping untuk

melestarikan kebudayaan Dayak, diperlukan adanya usaha nyata yang harus

dilakukan oleh seluruh pihak, baik masyarakat Kalimantan sendiri maupun

pemerintah. Selain itu, usaha pelestarian dan perlindungan budaya dilakukan

atas dasar kesadaran setiap individu sebagaimana bagian daripada budaya itu

sendiri.

Sebagaimana uraian tersebut, karya tulis dan penelitian ini

dimaksudkan untuk memberikan suatu bentuk pelestarian kebudayaan dengan

tujuan profit maupun non-profit. Dalam konteks Profit, diharapkan PAD

Kalimantan bertambah serta dapat menyerap tenaga kerja yang ada dengan

adanya usaha kreatif di sektor jasa dan wisata. Sedangkan dalam konteks Non-

Profit, dengan adanya usaha Resort yang mengusung tema kebudayaan Dayak,

diharapkan dapat menarik dan menambah minat pengunjung akan kebudayaan

Indonesia, khususnya kebudayaan Dayak melalui serangkaian kegiatan dan

pertunjukan yang diadakan oleh Resort yang memperkenalkan serta mengajak

serta pengunjung untuk belajar mengenai kebudayaan Dayak.

B. Tujuan Penulisan

Dengan mengangkat judul “Peningkatan Potensi Wisata Melalui

Dayak Land”, penulis ingin menjabarkan mengenai Kalimantan, Dayak dan

pemanfaatan potensi alam bernilai ekonomis yang dimiliki oleh Kalimantan

dengan usaha kreatif, inovatif dan ramah masyarakat dengan cara mendirikan

usaha Resort yang mengusung tema kebudayaan Dayak dengan tempat

penginapan dan fasilitas yang dirancang sesuai dengan kebudayaan Dayak

serta Jasa Tour yang menyediakan perjalanan wisata menuju objek-objek

wisata yang ada di Kalimantan.

2

Page 10: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

C. Metode Penulisan

Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakkan beberapa

metode untuk dapat menyaikan penjelasan serta mendapatkan hasil yang baik

dan relevan dengan realitas yang ada serta penyelesaian yang ada bersifat

nyata, sehingga dapat dipraktikkan dan diimplementasikan secara nyata.

Sehingga tujuan penulisan karya tulis ini dapat dicapai. Metode-metode yang

digunakkan oleh penulis yakni :

1. Kajian Pustaka

Penulis mengkaji teori-teori yang ada pada buku tertentu

sebagai landasan teori pembuatan karya tulis.

2. Browsing

Penulis melakukan pencarian sumber dan teori yang relevan

berkenaan dengan pembahasan yang pada di karya tulis ini melalui

internet,dengan cara mengkaji,mencatat hal penting yang diperoleh

dari sumber (website atau situs) terpercaya,seperti situs resmi dari

pemerintah (go.id),instansi (co.id),organisasi(org.id),universitas(ac.id)

maupun situs pribadi yang memberikan penjelasan lengkap,sistematis

dan dapat dipercaya.

3. Observasi

Penulis melakukan pengamatan terhadap fenomena yang ada

dan terjadi di lingkungan siswa dan guru berkaitan dengan penggunaan

teknologidi dalam kegiatan belajar dan mengajar,sehingga penulis

dapat mengetahui realita atas pembahasan yang dilakukan.

4. Interpretasi

Penulis memberikan pendapat dan pandangan secara teoritis

dan logis terhadap suatu masalah atau teori yang bersangkutan melalui

suatu usaha penerjemahan dan pemahaman secara kritis atas suatu

3

Page 11: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

permasalahan dan teori yang terdapat pada fenomena di lingkungan

siswa dan yang terdapat di dalam pembahasan masalah pada karya

tulis ini.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penulisan yang

disebutkan penulis, penulis merumuskan permasalahan yang ada sebagaimana

akan dijelaskan satu persatu secara terperinci, kritis dan logis pada Bab

selanjutnya. Berikut adalah rumusan masalah yang disajikan oleh penulis :

1. Bagaimanakah potensi alam yang dimiliki oleh Kalimantan ?

2. Bagaimanakah kondisi sosial budaya yang ada di Kalimantan ?

3. Bagaimanakah kondisi perekonomian Kalimantan ?

4. Bagaimanakah pemanfaatan potensi ekonomi Kalimantan ?

E. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini dibuat menggunakkan susunan khusus yang

dirancang sesuai kaidah-kaidah yang baik dan benar agar isi daripada karya

tulis ini dapat teratur,sehingga mudah dipahami dan tidak ada kerancuan

dalam penulisan karya tulis ini. Berikut adalah sistematika penulisan karya

tulis yang dibuat oleh penulis :

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah

Keberadaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar

B.Tujuan Penulisan

1.Mengetahui peranan teknologi bagi pelajar

4

Page 12: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

2.Mengetahui peranan teknologi dalam kegiatan Belajar Mengajar

3.Mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya penggunaan

Teknologi dalam kegiatan belajar bagi Pelajar

4.Mengetahui manfaat penggunaan teknologi sebagai belajar bagi

Pelajar

C.Metode Penulisan

1.Kajian pustaka

2.Browsing

3.Observasi

4.Interpretasi

D.Rumusan Masalah

E.Sistematika Penulisan

BAB II KALIMANTAN

A.Topografi

B.Iklim

C.Kondisi Tanah

D.Flora

E.Fauna

F.Ekonomi

G.Demografi

BAB III Dayak

A.Sejarah

B.Sub-Suku

C.Sistim Kekerabatan

D.Sistim Religi

E.Upacara Adat

F.Sistim Pengetahuan

5

Page 13: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

G.Alat dan Perlengkaan Hidup

H.Sistim Bahasa

I .Kesenian

J. Sistim Ekonomi

K.MataPencarian

BAB IV Peningkatan PAD

A.Potensi Wisata

B.Pembangunan Wisata

C.Realisasi dan Pengelolaan

BAB V Penutup

A. Keterkaitan Makalah Dengan Materi Ajar Sosiologi

B. Saran

C.Kesimpulan

6

Page 14: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

BAB II

KALIMANTAN

A. TOPOGRAFI

Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di

sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau

Kalimantan dibagi menjadi wilayah Brunei, Indonesia (dua per tiga) dan

Malaysia (sepertiga). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu

Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini. Pada zaman

dahulu, Borneo -- yang berasal dari nama kesultanan Brunei -- adalah nama

yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini

secara keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh

penduduk kawasan timur pulau ini yang sekarang termasuk wilayah Indonesia.

Wilayah utara pulau ini (Sabah, Brunei, Sarawak) untuk Malaysia dan Brunei

Darussalam. Sementara untuk Indonesia wilayah Kalimantan Utara, adalah

provinsi Kalimantan Utara. Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh

pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit

Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia.

Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur

Selat Melaka, sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Luas

pulau Kalimantan adalah 743.330 km². Pulau Kalimantan dikelilingi oleh Laut

Cina Selatan di bagian barat dan utara-barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut

Sulawesi dan Selat Makassar di timur serta Laut Jawa dan Selat Karimata di

bagian selatan. Gunung Kinabalu (4095 m) yang terletak di Sabah, Malaysia

ialah lokasi tertinggi di Kalimantan. Selain itu terdapat pula Gunung Palung,

Gunung Lumut, dan Gunung Liangpran. Sungai-sungai terpanjang di

Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1143 km) di Kalimantan Barat, Indonesia,

Sungai Barito (880 km) di Kalimantan Tengah, Indonesia, Sungai Mahakam

(980 km) di Kalimantan Timur, Indonesia, Sungai Rajang (562,5 km) di

7

Page 15: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Serawak, Malaysia. Jalan Nasional RI di Kalimantan sepanjang 6.075,97 km

yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai 77%. Kondisi

Hutan di Pulau Kalimantan tidak dapat diketahui secara pasti seberapa luas

tutupan hutan pada jaman dulu. Namun berdasarkan estimasi potensi vegetasi

(yaitu luas kawasan yang kemungkinan tertutup berbagai tipe hutan dan

dengan mempertimbangkan kondisi iklim dan lingkungan serta intervensi

manusia) dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia pada

awalnya tertutup hutan (MacKinnon, 1997).

Pada tahun 1950, Dinas Kehutanan Indonesia menerbitkan peta

vegetasi untuk negara ini. Dari peta ini disimpulkan bahwa hampir 84 persen

luas daratan Indonesia pada masa itu tertutup hutan primer dan sekunder serta

tanaman perkebunan seperti teh, kopi dan karet. Alasan utama pembukaan

hutan yang terjadi sampai tahun 1950 adalah untuk kepentingan pertanian,

terutama untuk budidaya padi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa luas

hutan tanaman dan perkebunan tidak lebih dari 4 juta ha pada tahun 1950, dan

sisanya berupa hutan primer dan hutan sekunder dan hutan pantai yang

dipengaruhi pasang surut. Dibawah ini tabel kondisi hutan berdasarkan data

pemerintah pada tahun 1950.

B. IKLIM

Borneo terletak di katulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan suhu

yang relatif konstan sepanjang tahun, yaitu antara 250 -350 C di dataran

rendah. Tipe vegetasi tidak hanya ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan

juga oleh distribusi curah hujan sepanjang tahun. Dataran rendah di sepanjang

garis katulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mm setiap bulan

dapat mendukung hutan yang selalu hijau (Holdridge 1967). Semua bagian

Borneo terletak di daerah yang selalu basah sepanjang tahun.

Pola curah hujan di Indonesia ditentukan oleh dua angin musim –

angin musim tenggara atau “musim kering” (mei – oktober) dan angin musim 8

Page 16: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

barat laut atau “musim basah” (Nopember – April). Dari Mei sampai

Oktober matahari melintas Indocina dan Cina bagian selatan, dan suatu sabuk

dengan tekanan rendah berkembang di atas daratan Asia yang panas. Angin

yang membawa hujan bertiup ke arah utara dari daerah yang bertekanan tinggi

di atas Australia dan Samudera India. Angin ini menyerap kelembaban sambil

melintasi lautan yang luas.Ketika mencapai pulau-pulau di Kawasan Sunda

Besar dan daratan Asia, angin naik ke atas karena harus melintasi jajaran bukit

dan gunung. Sambil naik udara menjadi lebih dingin dan kelembabannya

turun menjadi titik hujan. Hujan musim yang sangat lebat jatuh di atas India

dan Cina bagian selatan dan curah hujan yang lebih rendah jatuh di pulau-

pulau Dangkalan Sunda termasuk Borneo.

Dari Oktober sampai maret matahari melintasi bagian selatan garis

katulistiwa. Asia tengah sangat dingin dan daerah yang panas bertekanan

rendah sekarangberada di bagian selatan Benua Australia. Angin musim yang

bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi di atas samudera India. Di tempat

udara panas danudara dingin ini bertemu, hujan yang lebat terjadi di atas

seluruh Dangkalan Sunda dan Sulawesi, Nusa Tenggara dan P. Irian.

Kalimantan terletak di garis Equator dan memiliki iklim tropis dengan

suhu yang relative konstan sepanjang tahun antara 250– 350 C di dataran

rendah. Dataran rendah di sepanjang equator yang mendapat curah hujan

minimum 60 mm setiap bulannya dapat mendukung hutan yang selalu hijau.

Kalimantan terletak di daerah basah sepanjang tahun. Memiliki sedikitnya

bulan basah dengan curah hujan kurang dari 200 mm. Angin musim barat laut

(Nopember-April) pada umumnya lebih basah dari pada angin musim

tenggara, tetapi beberapa daerah pesisir menunjukkan pola curah

hujan bimodal. Kalimantan dapat dibagi menjadi lima

zona agroklimat. Sebagian besar daerah perbukitanyang tinggi menerima

curah hujan 2.000 – 4.000 mm setiap tahun. Sebagian besar

wilayah Kalimantan masuk ke dalam kawasan yang paling basah (Oldeman

dkk. 1980). Tidak seperti Sumatera, di Kalimantan tidak ada gunung-gunung

9

Page 17: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

di daerah pesisir yang mempengaruhi curah hujan, walaupun beberapa gunung

yang pendek mempengaruhi curah hujan lokal, terutama di Borneo bagian

timur. Borneo tengah dan barat adalah kawasan yang paling basah, sementara

bagian-bagian di pesisir timur jauh lebih kering. Kalimantan Barat dan

Kalimantan Tengah merupakan kawasan yang paling basah. Angin musim

Barat laut di Kalimantan Barat pada bulan Agustus-September dan musim

hujan berlangsung sampai bulan Mei. Curah hujan sangat tinggi terutama pada

bulan Nopember dan yang kedua pada bulan April. Pada bulan Juni-Agustus

iklim relatif lebih kering, akan tetapi tidak ada bulan yang curah hujannya

kurang dari 100 mm. Curah hujan tahunan di Putussibau (Kapuas Hulu)

mencapai lebih dari 4000 mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya

kurang dari 200 mm. Dengan wilayah panas sepanjang tahun dan daerah

lembab.

Angin musim barat laut mencapai Kalimantan Barat pada bulan

Agustus-September dan musim hujan berlangsung sampai bulan Mei; curah

hujan sangat tinggi terutama pada bulan Nopember dan yang kedua pada bulan

April. Dari bulan Juni sampai Agustus, iklim relatif lebih kering tetapi tidak

ada bulan yang curah hujannya kurang dari 100 mm. Curah hujan di Putusibau

lebih dari 4.000 mm dan tidak ada bulan yang curah hujannya kurang dari 200

mm. Di Kalimantan Tengah dan Selatan, curah hujan umumnya bertambah

tinggi ke arah utara dari daerah pesisir. Pengaruh angin musim tenggara jauh

lebih besar daripada di Kalimantan Barat. Bulan kering terjadi dari bulan Juli

sampai September terutama di daerah-daerah bayang-bayang hujan di bagian

barat Pegunungan Meratus, misalnya di Martapura. Namun musim kemarau

disini masih tidak sekering di jawa dan Nusa Tenggara. Pesisir di bagian

tenggara dan P. Laut umumnya lebih basah daripada pesisir bagian

selatan.Karena pengaruh Pegunungan Meratus (Oldeman dkk 1980).

Daerah-daerah pesisir di Kalimantan Timur dan bagian timur Sanah

jauh lebih kering daripada bagian-bagian lainnya diBorneo. Pengaruh angin

musim barat laut jauh lebih lemah karena hampir semua hujan jatuh di

10

Page 18: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

pegunungan tengah. Bahkan selama musim penghujan, curah hujan relatif

rendah dan seringkurang dari 200 mm/bulan, terutama di daerah Semenanjung

Sankulirang. Tidak ada musim kemarau yang khusus karena angin musim

tenggara melintasi laut terbuka sehingga juga membawa hujan ke daerah lain.

Walaupun pola iklim Borneo secara umum bercirikan curah hujan

yang tinggi, periode kemarau yang pendek sepanjang tahun berperan penting

dalam kehidupan tumbuhan dan mempengaruhi pola pembungaan dan

pembuahan pada tumbuhan. Hanya kadang-kadang saja musim kemarau

berlangsung agak lama. Pada tahun 1982-1983 di Borneo terjadi musim

kemarau yang berkepanjangan, yang terjadi lagi pada tahun 1987, 1990 dan

1997. Musim kemarau yang panjang ini terjadi secara berkala dalam

sejarah Borneo, dan mungkin berkaitan dengan osilasi El Nino di bagian

selatan (Leighton dan Wirawan 1986).

C. KONDISI TANAH

Kondisi tanah merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi

penyebaran vegetasi. Ada lima faktor utama dalam formasi tanah : litologi,

iklim, topografi, mahluk hidup dalam waktu.Secara umum pengetahuan

tentang penyebaran tanah di kalimantan masih terbatas ; 90% laporan survey

tanah yang dibuat oleh Pusat Penelitian Tanah terbatas untuk proyek-proyek

khusus seperti transmigrasi, perkebunan atau jaringan irigasi (sudjadi 1988).

Sebagian besar tanah telah di Kalimantan berkembang pada dataran

bergelombang dan pegunungan yang tertoreh diatas batuan sedimen dan

batuan beku tua. Tanah-tanah ini berkisar dari ultisol masam yang sangat lauk

dan inceptisol muda. Di bagian selatan dataran aluvial dan tanah gambut yang

sangat luas, terus meluas sampai ke Laut Jawa. Perluasan ini masih terus

terjadi di dangkalan Kalimantan bagian selatan, dengan endapan aluvial yang

terbentuk di belakang hutan bakau pesisir.

11

Page 19: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Di daerah tropis yang lembab pelapukan berlangsung sangat cepat,

disebabkan oleh panas dan kelembaban. Karena curah hujan yang tinggi, tanah

selalu basah dan unsur-unsur pokoknya yang dapat larut hilang ; proses ini

disebut pelindian. Tingkat pelapukan, pelindian dan kegiatan biologi

(kerusakan bahan-bahan organik) yang tinggi merupakan ciri berbagai tanah

di Borneo (Burnham, 1984). Batuan pulau ini miskin kandungan logam dan

tanah Borneo umumnya kurang subur dibandingkan dengan tanah vulkanik

yang subur di Jawa. Pelapukan sempurna yang dalam disertai dengan

pelindian menghasilkan tanah yang kesuburannya rendah di berbagai dataran

rendah. Lereng yang lebih curam mungkin lebih subur karena erosi dan tanah

longsor terus membuk batuan induk yang baru.

Tanah di atas bagian utama Borneo tengah dan Borneo timur laut

adalah ultasol (acrisol). Tanah yang mengalami pelapukan sangat berat ini

membentuk jenis tanah podsolik merah-kuning di sebagian besar daratan

Kalimantan yang bergelombang.Sebagian besar ultisol di Kalimantan

adalah tropodult. Jenisudult sukar untuk digunakan secara intensif karena

kandungan hara di bawah lapisan permukaan rendah dan komposisi antara

kandungan aluminium yang tinggi dan keasaman yang kuat (RePPProT

1990). Secara tradisional penduduk setempat telah menggunakan tanah ini

untuk perladangan ”berpindah” dengan tanaman berumur pendek dan masa

bera yang lebih panjang supaya kesuburan tanah pulih kembali. Cara ini

memberikan kesempatan bagi lapisan permukaan tanah untuk mengumpulkan

humus dan bahan organik lagi yang penting bagi cadangan hara dan untuk

mengatur kelembaban dan suhu tanah.

Kelompok tanah yang paling umum di Kalimantan

adalahInceptisol. Tanah ini pelapukannya sedang dengan profil yang jelas

merupakan tanah Borneo yang relatif lebih subur. Di Kalimantan juga terdapat

kelompok tanah aquept dan tropept(RePPProT 1990). Jenis

tanah tropoquept yang tersalir buruk terbentuk pada endapan sungai yang

tererosi dari batu pasir silika periode Tersier. Sabak merupakan

12

Page 20: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

kelompok aquept yang paling tidak subur. Tanah tropept yang lebih subur

tersebar luas, terutama di pegunungan yang terpotong tajam dan daerah

pegunungan di tempat-tempat dengan kelerengan terjal dan erosi

aktif. Beberapa tropept tua berkaitan dengan bentang lahan yang

datar. Kelompok dystropept yang berwarna coklat tua kemerahan terbentuk di

atas batuan masam dan bersilika, seperti batuan konglomerat, batuan pasir,

dan batuan lanau mudah ditemukan di Kalimantan.

Tanah histosol, nonmineral atau tanah yang terutama tersusun atas

bahan organik disebut gambut, mencakup daerah yang luas di dataran rendah

Kalimantan (RePPProT 1990). Tanah ini semula berupa dataran aluvial

berbatu di rawa. Di sini serasah dan sampah organik terkumpul secara cepat,

lebih dari 4.5 mm/tahun (Anderson, 1964), karena kondisinya yang tetap

jenuh dan anaerob. Pada tanah tropohemist bahan organik hanya terurai

sebagian. Histosol juga terdapat di Borneo sebagai lapisan bahan organik yang

relatif tipis (50-150 cm) yang terkumpul di dataran tinggi dan perbukitan,

dimana terdapat banyak awan dan kelembabanya tinggi. Tanah ini berupa

gambut ombrogen (gambut asam) yang terkait erat dengan hutan

lumut. Hampir seluruh tanah histosol sangat masam dengan kandungan hara

utama dan hara tambahan rendah, sehingga sulit diolah dan memerlukan biaya

tinggi untuk mengolahnya (RePPProT 1990).

Tanah alfisol terbentuk bila batuan menghasilkan sejumlah besar

bahan dasar ketika mengalami pelapukan, seperti marl berkapur dan batuan

kapur di bagian timur Kalimantan. Di Kalimantan, malisol dibatasi oleh

bentang lahan yang kaya akan kapur. Tanah ini berwarna gelap, karena

kandungan humusnya tinggi dan kaya bahan dasar terutama kalsium. Secara

umum jenis tanah ini miskin kalium yang merupakan hara utama.Kapur yang

menyebabkan kekurangan hara tambahan merupakan masalah bagi

kebanyakan tanaman di tanah yang keasaman dan kebasaan

rendah. Rendol yang tersalir dengan baik dapat dengan mudah ditemukan

dibagian timur Kalimantan, terutama di Semenanjung Sankulirang.

13

Page 21: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Tanah yang paling lapuk adalah exisol, didominasi oleh liat yang

mempunyai sedikit mineral yang terdapat lapuk dan menghasilkan sedikit hara

tanaman. Jenis tanah ini terdapat diatas batuan ulta basa di Ranau dan Tawau,

Sabah dan pegunungan Meratus Kalimantan Selatan. Walaupun tanah ini

mengandung Mg/Ca dengan kadar tinggi dan nikel, krom dan kobalt yang

berkadar tinggi, vegetasinya tidak berbeda dengan hutan

disekitarnya. Sebaliknya tanah-tanah yang kaya akan bahan organik di daerah

yang tinggi dengan gambut di atas batuan ultrabasa, seperti g. Kinibalu pada

ketinggian 2.000-2.800 m, mendukung kehidupan vegetasi tertentu (Burnham

1984).

Jenis tanah entisols berasal dari batuan yang lebih muda dan kurang

berkembang. Fluvent dan aquents (tanah aluvial) terdapat di dataran-dataran

banjir pada lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima

endapan baru dari lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang

menerima endapan baru dari tanah aluvial secara berkala. Tanah equentsjenuh

air dalam suatu periode yang panjang dalam satu tahun dengan ciri khas

dalam, berwarna abu-abu dan warna lainnya; tingkat kesuburannya bergantung

pada kandungan mineral dan bahan organik endapan aluvial

asalnya. Tanah hydraquentsterdapat di rawa pasang surut Kalimantan; tanah

ini muda, lunak, berlumpur dan belum

berkembang. Tanah sulfaquentsumumnya terdapat bersama-sama

dengan hydraquents. Tanah-tanah yang tersalir buruk ini sangat terbatas untuk

tanah pertanian, karena mengandung pirit, yang jika dikeringkan akan

menimbulkan kondisi yang sangat masam dengan kadar besi dan aluminium

sulfat yang cukup tinggi, sehingga bersifat beracun. Tanah asam sulfat ini

terdapat di daerah P. Petak, Kalimantan Selatan.

Jenis tanah fluvents penting di dataran banjir di tepi sungai atau danau

di Kalimantan. Tanah-tanah ini umumnya terdapat di sungai-sungai yang

mengangkut endapan yang rawan terhadap banjir dan perubahan aliran

sungai. Kandungan mineral dan kesuburan tanah tropofluvents di kalimantan

14

Page 22: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

tergantung pada formasi geologi di daerah aliran sungai bagian hulu dan

topografi daerah sekitarnya. Dua lingkungan utama yang bertanah aluvial

adalah muara sungai dan rawa-rawa belakangnya. Tanah-tanah aluvial baru

yang berasosiasi dengan air tawar di Borneo sebagian besar mendukung

hutan-hutan rawa air tawar. Tanah aluvial yang lebih baru ini umumnya lebih

subur dari pada lereng-lereng sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah aluvial laut

atau abu vulkanik (Burnham 1984). Tanah-tanah aluvial di dataran tepi sungai

di Kalimantan adalah tanah-tanah yang paling subur dan merupakan habitat

yang mudah dikelola. Kebalikan dari tanah yang subur ini adalah

tanahpsamments, merupakan tanah muda yang mencolok, umumnya terdapat

pada pantai-pantai muda maupun pantai tua. Tingkat kesuburan jenis tanah ini

sangat rendah. Jenis tanahpsmaments yang luas terdapat di bagian tengah

kalimantan.

Kapasitas umum menyimpan zat-zat hara pada tanah-tanah Borneo

sebagian besar bergantung pada kandungan humus. Oleh karena itu

kandungan zat hara yang sangat rendah bila lapisan humusnya rendah,

misalnya pada tanah-tanah pasir kerangas.Di dalam tanah yang dalamnya satu

meter, hampir setengahnya dari basa yang diserap hanya terdapat dalam

lapisan atas sedalam 25 cm (Nye dan Greeland 1960). Hal ini menjelaskan

tingkat kesuburan yang sangat rendah pada ladang-ladang, karena pembakaran

vegetasi penutup dan erosi lapisan tanah atas menyebabkan lapisan yang

paling subur hilang. Untuk penggunaan tanah lahan pertanian yang

berkelanjutan, banyak tanah-tanah di Borneo memerlukan tindakan-tindakan

konservasi terutama untuk lapisan tanah atas dan pengendalian erosi,

penggunaan pupuk yang seimbang serta pengelolaan yang baik.

D. FLORA

Definisi atau Pengertian, flora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora,

dewi yang bunga Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah

15

Page 23: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

penyelidikan dari kelompok tanaman, serta bakteri. Flora adalah akar kata

bunga, yang berarti menyangkut bunga. Pulau kalimantan memiliki berbagai

jenis flora yang hidup di daratan kalimantan, maupun pesisir pantai dan

sekitarnya. Tercatat 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili

seperti Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae

dan Ericadeae. Disamping terdapat tumbuhan untuk obat-obatan, kerajinan

tangan, perkakas/bangunan, konsumsi dan berbagai jenis anggrek hutan, juga

terdapat bunga Rafflesia (Rafllesia sp.) yang merupakan bunga parasit raksasa

serta diduga memiliki persamaan dengan jenis yang ditemukan di Gunung

Kinibalu Malaysia. Di daerah-daerah pesisir, dimana sungai bermuara

lebarnya 1 sampai 2 km, terdapat rawa-rawa yang pada waktu air pasang

tergenang air dan ditimbuni endapan yang terbawa oleh sungai-sungai. Jika

endapan mencapai tebal 1 meter dan tercampur dengan gambut, tanah itu

ditanami dengan tanaman-tanaman yang berakar, yang suka zat asam yaitu

famili nyrtaceae seperti jenis galam, palmae, rumbia, kemudian keladi air,

jenis pisang, kancur-kancur, kesisap sayur, semangka, ubi jalar dan labu

(waluh).

Kemudian juga famili compositae, jenis langsat, petah kemudi, galah

motawauk, famili papiliomacena, jenis sup-supan, kangkung, genjer, bingkai

dan balaran dali, dan famili nyphacacene. Di pantai dimana tidak ada sungai-

sungai bermuara, selain berbatu karang terdapat tanah kering dan bentuknya

bergelombang. Tumbuh-tumbuhan di tanah kering pesisir ini: famili graminae,

jenis alang-alang, gelagah, telor belalang, telor jarum, paku payung,

kangkung, hutan krokot, wedasan, karmalaha, masisin, keramunting, sukma,

hutan, tambaran-tambaran. Sementara tanah daratan di belakang pantai dan

bergelombang termasuk bukit yang tingginya sampai 120 m, dimana terdapat

kebun buah-buahan, tegalan dan sawah musim hujan (sawah tadahan). Di

daerah ini terdapat (dapat tumbuh) pohon-pohon nangka, durian, rambutan,

duku/langsat, kasturi, keminting, pisang, pepaya, dan terutama karet.

Dalam pembagian vegetasi menurut Dr. Schimper, hutan di

Kalimantan masuk ke dalam golongan hutan hujan tropis, yang dibagi-bagi

16

Page 24: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

lagi dalam beberapa formasi: hutan payau, hutan nipah, hutan rawa, hutan

bukitbukit/ belukar/primer, dan hutan gunung. Wilayah Kalimantan di

dominasi oleh hutan hujan tropis yang kaya akan pohon berkayu keras dan

besar. Terdapat juga liana (tumbuhan pemanjat) yang menjadi komoditi

unggulan yaitu : rotan.

1. Di Kalimantan bagian selatan terdiri atas daerah dataran rendah pantai,

daerah

rawa, daerah perbukitan dan pegunungan

2. Di bagian tengah, terdapat pegunungan Meratus yang membujur dari

utara ke

selatan yang membelah wilayah menjadi dua bagian yang berbeda

3. Di bagian timur terdapat daerah berbukit yang ditumbuhi oleh hutan

primer, hutan

sekunder, semak belukar dan padang ilalang. `

4. Di bagian barat, terdapat dataran rendah yang terdiri atas rawa

monoton, rawa

banjir, rawa pasang surut, dan daerah aluvial. Pada bagian ini

ditumbuhi oleh hutan bakau, hutan rawa, dan lahan dengan berbagai

jenis rawa.

E. FAUNA

Pengertian fauna adalah Fauna atau faunæ adalah semua kehidupan

hewan dari setiap wilayah tertentu atau waktu. Ahli zoologi dan paleontologi

menggunakan fauna untuk merujuk ke koleksi khas hewan yang ditemukan

dalam waktu atau tempat tertentu. Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara

lain macan dahan(Neofelisnebulosa), orang utan (Pongopygmaeus) beruang

madu (Helarctos malayanus).Dari jenis aves antara lain enggang gading

(Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros rhinoceros), enggang hitam

(Anthracoceros malayanus), kuau kerdil kalimantan (Polyplevtron

17

Page 25: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

schleiermacher), dan ruai (Argusianus argus). Terdapat dua jenis burung yang

termasuk dalam “New Record” di Indonesia yaitu punai imbuk (Chalcohap

indica) dan uncal merah (Macropygia phaseanella). Terdapat dua jenis burung

yang termasuk dalam “New Record” di Indonesia yaitu punai imbuk

(Chalcohap indica) dan uncal merah (Macropygia phaseanella). Untuk jenis

amphibia dan reptilia yang merupakan jenis unik dan langka seperti katak

bertanduk (Megophyrs nasuta), biawak hijau (Varanus prasinus), dan

bengkarung (Mabuya sp.). Dari jenis insekta antara lain dari famili Lamprydae

(keluing pil raksasa, dan keluing biasa), capung (sibar-sibar cincin emas, dan

sibar-sibar merah), kupukupu sayap burung (Trogonoptera brookiana), kupu-

kupu jeruk sayap panjang (Papilio xunthos), kupu-kupu sayap burung paris

(Papilio paris) dan kupu-kupu jesebel (Delias sp.).

F. EKONOMI

Perekonomian Kalimantan Tengah memiliki total Nilai PDRB sebesar

20,o7 Trilyun , sektor pertanian memberikan kontribusi yang terbesar yaitu

sebesar Rp 6,001 Trilyun ( 29,9%) diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan

restoran sebesar Rp 3,7 trilyun (18,5%) dan sektor pertambangan dan

penggalian sebesar Rp 2,1 Trilyun (10,5%). Dengan rincian sebagaimana

dalam lampiran.

G. DEMOGRAFI

Propinsi Kalimantan Tengah yang terdiri atas 13 (tiga belas)

Kabupaten dan 1 (Satu) Kota memiliki total jumlah penduduk tahun 2011

sebesar 2.249.146 jiwa dengan rincian sebagaimana terdapat dilampiran. Dari

tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2010 kabupaten yang memiliki

jumlah penduduk terbanyak berturut turut adalah kabupaten Kotawaringin

Timur ( 380.443 jiwa ), kabupaten Kapuas (335.168 jiwa ) dan kabupaten

18

Page 26: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Kotawaringin Barat ( 239.753 jiwa ) sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah

penduduk terkecil adalah kabupaten Sukamara ( 45.706 Jiwa ).

19

Page 27: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

BAB III

DAYAK

A. SEJARAH

Secara umum kebanyakan penduduk kepulauan Nusantara adalah

penutur bahasa Austronesia. Saat ini teori dominan adalah yang dikemukakan

linguis seperti Peter Bellwood danBlust, yaitu bahwa tempat asal bahasa

Austronesia adalah Taiwan. Sekitar 4 000 tahun lalu, sekelompok orang

Austronesia mulai bermigrasi ke Filipina. Kira-kira 500 tahun kemudian, ada

kelompok yang mulai bermigrasi ke selatan menuju kepulauan Indonesia

sekarang, dan ke timur menuju Pasifik. Namun orang Austronesia ini bukan

penghuni pertama pulau Borneo. Antara 60 000 dan 70 000 tahun lalu, waktu

permukaan laut 120 atau 150 meter lebih rendah dari sekarang dan kepulauan

Indonesia berupa daratan (para geolog menyebut daratan ini "Sunda"),

manusia sempat bermigrasi dari benua Asia menuju ke selatan dan sempat

mencapai benua Australia yang saat itu tidak terlalu jauh dari daratan Asia.

Dari pegunungan itulah berasal sungai-sungai besar seluruh Kalimantan.

Diperkirakan, dalam rentang waktu yang lama, mereka harus menyebar

menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir

pulau Kalimantan. Tetek Tahtum menceritakan perpindahan suku Dayak dari

daerah hulu menuju daerah hilir sungai.

Di daerah selatan Kalimantan Suku Dayak pernah membangun sebuah

kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak di daerah itu sering disebut Nansarunai

Usak Jawa, yakni kerajaan Nansarunai dari Dayak Maanyan yang dihancurkan

oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389. Kejadian

tersebut mengakibatkan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar,

sebagian masuk daerah pedalaman ke wilayah suku Dayak Lawangan. Arus

besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan

Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1520).

20

Page 28: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan timur kalimantan yang

memeluk Islam keluar dari suku Dayak dan tidak lagi mengakui dirinya

sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai atau orang

Banjar dan Suku Kutai. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam

kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman, bermukim di daerah-

daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Amas dan

Watang Balangan. Sebagian lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak

pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian

Kotawaringin, salah seorang pimpinan Banjar Hindu yang terkenal

adalah Lambung Mangkurat menurut orang Dayak adalah seorang Dayak

(Ma’anyan atau Ot Danum). Di Kalimantan Timur, orang Suku Tonyoy-

Benuaq yang memeluk Agama Islam menyebut dirinya sebagai Suku Kutai.

Tidak hanya dari Nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke

Kalimantan. Bangsa Tionghoa tercatat mulai datang ke Kalimantan pada masa

Dinasti Ming yang tercatat dalam Buku 323 Sejarah Dinasti Ming (1368-

1643). Dari manuskrip berhuruf hanzi disebutkan bahwa kota yang pertama

dikunjungi adalah Banjarmasin dan disebutkan bahwa seorang Pangeran yang

berdarah Biaju menjadi pengganti Sultan Hidayatullah I . Kunjungan tersebut

pada masa Sultan Hidayatullah I dan penggantinya yaituSultan Mustain

Billah. Hikayat Banjar memberitakan kunjungan tetapi tidak menetap oleh

pedagang jung bangsa Tionghoa dan Eropa (disebut Walanda) di Kalimantan

Selatan telah terjadi pada masa Kerajaan Banjar Hindu (abad XIV).

Pedagang Tionghoa mulai menetap di kota Banjarmasin pada suatu tempat

dekat pantai pada tahun 1736. Kedatangan bangsa Tionghoa di selatan

Kalimantan tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak

memiliki pengaruh langsung karena mereka hanya berdagang, terutama

dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga

dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh

sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan

keramik. Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan.

Pada abad XV Kaisar Yongle mengirim sebuah angkatan perang besar ke

21

Page 29: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Cheng Ho, dan kembali ke

Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah

ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan

Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang

mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang

dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring,

cangkir, mangkok dan guci.

B. SUB-SUKU BANGSA DAYAK

Berdasarkan pola menetapnya, suku bangsa ini dapat dikelopokkan

kedalam subsuku bangsa sebagai berikut :

1. Suku bangsa Punan, menetep di pedalaman Kalimantan tengah. Suku

bangsa ini sangat terisolasi dari dunia luar, mereka hidup secara

berpindah-pindah dari satu lokasi lingkungan hutan ke lingkungan hutan

lainnya.

2. Suku bangsa Ola Ngaju dan Ola Ot menetap di pedalaman Kalimantan

Tenggara.

3. Suku bangsa Dayak kayan, menetap di pedalaman Kalimantan Utara

sampai ke daerah pesisir.

4. Suku bangsa Dayak Ma’anyan/siung menetap di pedalaman Kalimnatan

Selatan sepanjang Sungai siung dan Sungai Barito.

5. Suku-suku bangsa dayak lainnya yang relatif menyebar di pedalaman

seperti Dayah Kenyah, Ot Danum, Iban, dan lain-lain.

C. SISTEM KEKERABATAN

Sistem kekerabatan orang Dayak Kalimantan Tengah, didasarkan pada

prinsip keturunan ambilineal, yang menghitungkan hubungan kekerabatan

melalui laki-laki maupun  wanita. Pada masa dahulu, kelompok kekerabatan

22

Page 30: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

yang terpenting masyarakat mereka adalah keluarga ambilineal kecil yang

timbul kalau ada keluarga luas yang utrolokal, yaitu sebagai dari anak-anak

laki-laki maupun perempuan sesudah kawin membawa keluarganya masing-

masing, untuk tinggal dalam rumah orang tua mereka, sehingga menjadi suatu

keluarga luas.

Pada  masa sekarang, kelompok kekerabatan yang terpenting adalah

keluarga luas utrolokal yang menjadi isi dari suatu rumah tangga. Rumah

tangga ini berlaku sebagai kesatuan fisik misalnya dalam sistem gotong

royong dan sebagai kesatuan rohanian dalam upacara-upacara agama

kaharingan. Kewarganegaraan dari suatu rumah tangga tidak statis, karena

keanggotaannya tergantung pada tempat tinggal yang ditentukan sewaktu ia

mau menikah, padahal ketentuan itu dapat diubah menurut keadaan setelah

menikah. Jika orang bersama keluarganya kemudian pindah dari rumah itu,

pertalian fisik dan rohani dengan rumah tangga semula pun turut berubah.

Pada orang Dayak, perkawinan yang diangap ideal dan amat diingini oleh

umum, perkawinan antara dua orang saudara sepupu yang kakek-kakeknya

adalah sekandung, yaitu apa yang disebut hajenan dalam bahasa ngaju

(saudara sepupu derejat kedua) dan perkawinan antara dua orang saudara

sepupu dan ibu-ibunya bersaudara sekandung serta antara cross-cousin.

Perkawinan yang dianggap sumbang (sala horoi dalam bahasa Ngaju)

adalah perkawinan antara saudara yang ayah-ayahnya adalah bersaudara

sekandung (patri-parallel cousin), dan terutama sekali perkawinan antara

orang-orang dari generasi yang berbeda misalnya antara seorang anak dengan

orang tuanya, atau antara seorang gadis dengan mamaknya.

D. SISTEM RELIGI

Golongan islam merupakan golongan terbesar, sedangkan agama asli

dari penduduk pribumi adalah agama Kaharingan. Sebutan kaharingan

diambil dari Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan. Umat Kaharingan

23

Page 31: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

percaya bahwa lingkunan sekitarnya penuh dengan mahluk halus dan roh-roh

(ngaju ganan) yang menempati tiang rumah, batu-batu besar, pohon-pohon

besar, hutan belukar, air , dan sebagainya. Ganan itu terbagi kedalam 2

golongan, yaitu golongan roh-roh baik (ngaju sangyang nayu-nayu) dan

golongan roh-roh jahat (seperti ngaju taloh, kambe, dan sebagainya).    Selain

ganan terdapat pula golongan mahluk halus yang mempunyai suatu peranan

peting dalam kehidupan orang dayak yaitu roh nenek moyang (ngaju liau).

Menurut mereka jiwa (ngaju hambaruan) orang yang mati meninggalkan

tubuh dan menempati alam sekeliling tempat tinggal manusia

sebagai liau sebelum kembali kepada dewa tertinggi yang disebut Ranying.

Kepercayaan terhadap roh nenek moyang dan mahluk-mahluk halus

tersebut terwujud dalam bentuk keagamaan dan upacara-upacara yang

dilakukan seperti upacara menyambut kelahiran anak, upacara memandikan

bayi untuk pertama kalinya, upacara memotong rambut bayi, upacara

mengubur, dan upacara pembakaran mayat. Upacar pembakaran mayat pada

orang ngaju menyebutnya tiwah (Ot Danum daro Ma’anyam Ijambe ). Pada

upacara itu tulang belulang (terutama tengkoraknya) semua kaum kerabat

yang telah meninggal di gali lagi dan dipindahkan ke suatu tempat

pemakaman tetap, berupa bangunan berukiran indah yang disebut sandung. 

E. UPACARA ADAT

1. Perkawinan

Prosesi tradisi pernikahan Dayak Ngaju dilangsungkan dengan

berbagai tahap. Perkawinan adat ini disebut Penganten Mandai. Dalam

iring-iringan, seorang ibu yang dituakan dalam keluarga calon mempelai

pria, membawa bokor berisi barang hantaran. Sedangkan pihak keluarga

calon mempelai wanita menyambutnya di balik pagar. Sebelum memasuki

kediaman mempelai wanita. Masing-masing dari keluarga mempelai

24

Page 32: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

diwakilkan oleh tukang sambut yang menjelaskan maksud dan tujuannya

datang dengan mengunakan bahasa Dayak Ngaju. Namun sebelum

diperbolehkan masuk, rombongan mempelai pria harus melawan penjaga

untuk bisa menyingkirkan rintangan yang ada di pintu gerbang. Kemudian

setelah dinyatakan menang pihak pria, maka tali dapat dipotong kemudian

di depan pintu rumah, calon mempelai pria harus menginjak telur dan

menabur beras dengan uang logam. Yang maksud dan tujuannya supaya

perjalanan mereka dalam berumah tangga aman, sejahtera dan sentosa.

Setelah duduk di dalam ruangan, terjadi dialog diantara kedua pihak.

Masing-masing diwakilkan (Haluang Hapelek). Diatas tikar (amak

badere), disuguhkan minuman anggur yang dimaksudkan supaya

pembicaraan berjalan lancar dan keakraban terjalin di kedua belah pihak.

Sebelum dipertemukan dengan calon mempelai wanita, calon

mempelai pria terlebih dulu menyerahkan barang jalan adat yang terdiri

dari palaku (mas kawin), saput pakaian, sinjang entang, tutup uwan, balau

singah pelek, lamiang turus pelek, buit lapik ruji dan panginan jandau.

Sesuai dengan adat yang berlaku, sebelum kedua mempelai sah secara

adat, mereka harus menandatangani surat perjanjian nikah, yang

disaksikan oleh orang tua kedua belah pihak. Dan bagi para hadirin yang

menerima duit turus, dinyatakan telah menyaksikan perkawinan mereka

berdua. Sebelum acara berakhir, masing-masing keluarga memberikan doa

restu kepada pengantin (tampung rawar). Dilanjutkan dengan hatata undus

yakni kegiatan saling meminyaki antara dua keluarga ini sebagai tanda

sukacita, dengan menyatukan dua keluarga besar.

2. Kelahiran

Menurut tradisi di kalangan masyarakat Dayak , pada saat

melahirkan biasanya diadakan upacara memukul gendang atau gimar dan

kelentangan dalam nada khusus yang disebut Domaq. Hal tersebut

25

Page 33: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

dimaksud agar proses kelahiran dapat berjalan dengan lancer dan selamat. 

Setalah bayi lahir, tali pusar dipotong dengan menggunakan sembilu

sebatas ukuran lutut si bayi dan kemudian diikat dengan benang dan diberi

ramuan obat tradisional, seperti air kunyit dan gambir. Alas yang

digunakan untuk memotong tali pusar, idealnya diatas uang logam perak

atau bila tidak ada adapat diganti dengan sepotong gabus yang bersih.

Langkah berikutnya bayi dimandikan, setelah bersih dimasukkan kedalam

Tanggok/Siuur yang telah dilapisi dengan daun biruq di bagian bawah.

Sedangkan di bagian atas, dilapisi daun pisang yang telah di panasi dengan

api agar steril. Kemudian bayi yang telah dimasukan dalam Siuur itu,

dibawa kesetiap sudut ruangan rumah, sambil meninggalkan potongan-

potongan tongkol pisang yang telah disiapkan pada setiap ruangan tadi.

Hal Itu dimaksudkan agar setiap makhluk pengganggu tertipu oleh

potongan tongkol pisang itu sebagai silih berganti. Setelah itu, bayi

tersebut dibawa kembali ke tempat tidur semula, kemudian disekeliling

bayi dihentakan sebuah tabung yang terbuat dari bambu berisi air, yang

disebut Tolakng, sebanyak delapan kali, dengan tujuan agar si bayi tidak

tuli atau bisu nantinya. Setelah mencapai usia empat puluh hari, diadakan

upacara Ngareu Pusokng, atau Ngerayah dalam bentuk upacara Belian

Beneq, selama dua hari. Hal itu dimaksud untuk membayar hajat,

sekaligus mendoakan agar si bayi sehat dan cerdas, serta berguna bagi

keluarga dan masyaraka. Pada upacara ini juga merupakan awal dari

diperbolehkannya si bayi di masukan dan ditidurkan dalam ayunan ( Lepas

Pati ). Sebelum bayi berumur dua tahun, diadakan upacara permandian

atau turun mandi di sungai untuk yang pertama kalinya. Pada upacara ini

tetap dipergunakan Belian Beneq, selama satu hari, dengan maksud

memperkenalkan si adak kepada dewa penguasa air yaitu Juata, agar kelak

tidak terjadi bahaya atas kegiatan anak tersebut yang berkaitan dengan air

(Nyengkokng Ngeragaq).

3. Kematian

26

Page 34: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Tradisi penguburan dan upacara adat kematian pada suku bangsa

Dayak diatur tegas dalam hukum adat. Sistem penguburan beragam sejalan

dengan sejarah panjang kedatangan manusia di Kalimantan. Dalam

sejarahnya terdapat tiga budaya penguburan di Kalimantan :

a) Penguburan tanpa wadah dan tanpa bekal, dengan posisi kerangka

dilipat.

b) Penguburan di dalam peti batu (dolmen)

c) Penguburan dengan wadah kayu, anyaman bambu, atau anyaman tikar.

Penguburan tidak lagi dilakukan di gua. Di hulu Sungai Bahau dan

cabang-cabangnya di Kecamatan Pujungan, Malinau, Kalimantan Timur,

banyak dijumpai kuburan tempayan-dolmen yang merupakan peninggalan

megalitik. Perkembangan terakhir, penguburan dengan menggunakan peti

mati (lungun) yang ditempatkan di atas tiang atau dalam bangunan kecil

dengan posisi ke arah matahari terbit.

Masyarakat Dayak mengenal tiga cara penguburan, yakni :

a) Dikubur dalam tanah

b) Diletakkan di pohon besar biasanya untuk anak bayi dikarenakan

terdapat getah yang dianggap sebagai air susu ibu

c) Dikremasi dalam upacara tiwah.

Prosesi penguburan :

a) Tiwah adalah prosesi penguburan sekunder pada penganut Kaharingan,

sebagai simbol pelepasan arwah menuju lewu tatau (alam

kelanggengan) yang dilaksanakan setahun atau beberapa tahun setelah

penguburan pertama di dalam tanah.

27

Page 35: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

b) Ijambe adalah prosesi penguburan sekunder pada Dayak Maanyan.

Belulang dibakar menjadi abu dan ditempatkan dalam satu wadah.

c) Marabia

d) Mambatur (Dayak Maanyan) Kwangkai Wara

F. SISTEM PENGETAHUAN

1. Dalam berpakaian dulu orang suku Dayak sering menggunakan ewah

(cawat) untuk pakaian asli laki-laki Dayak yang terbuat dari kulit kayu dan

Kaum wanita memakai sarung dan baju yang terbuat dari kulit kayu,

sedangkan pada masa sekarang orang Dayak di Kalimantan Tengah Sudah

berpakaian legkap seperti : laki-laki memakai hem dan celana dan kaum

wanita memakai sarung dan kebaya atau bagi anak muda memakai rok

potongan Eropa.

2. Zaman dulu para wanita sering menggunakan anting yang banyak agar

semakin panjangnya daun telinga semakin cantik wanita tersebut, para

lelakinya sering menggunakan tato bahwa semakin banyaknya tato ditubuh

lelaki tersebut maka ia akan terliahat gagah dan ganteng.

3. Terkadang mereka sering menggunakan bahasa inggris untuk komunikasi

tetapi masih bersifat pasif.

4. Menggandalkan atau menggunakan rasi bintang untuk mengetahui apakah

cocok untuk bertanam atau berladang.

G. SISTEM PERALATAN DAN PERLENGKAPAN HIDUP

Dalam kehidupan sehari-hari orang suku Dayak hidup dengan berburu.

Berikut alat-alat yang sedikit maju (berkembang) yang digunakan untuk

berburu :

1. Sipet / Sumpitan Merupakan senjata utama suku dayak.   Bentuknya bulat

dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 – 2,5 meter, ditengah- tengahnya

berlubang dengan diameter lubang ¼ – ¾ cm yang digunakan untuk

28

Page 36: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

memasukan anak sumpitan (Damek).Ujung atas ada tombak yang terbuat

dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Anak

sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan.

2. Lonjo / Tombak. Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan

anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras.

3. Telawang / Perisai. Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1

– 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan

dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat

pegangan.

4. Mandau Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun

yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran

baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa. Mandau dibuat

dari batu gunung, ditatah, diukir dengan emas/perak/tembaga dan dihiasi

dengan bulu burung atau rambut manusia. Mandau mempunyai nama asli

yang disebut “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau”,

merupakan barang yang mempunyai nilai religius, karena dirawat dengan

baik oleh pemiliknya. Batu-batuan yang sering dipakai sebagai bahan

dasar pembuatan Mandau dimasa yang telah lalu yaitu: Batu Sanaman

Mantikei, Batu Mujat atau batu Tengger, Batu Montalat.

5.  Dohong  Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah

menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu.

Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basi.

H. SISTEM BAHASA

Bahasa yang sering dipakai oleh suku dayak dalam kehidupan sehari-

hari dibagi 2, yaitu :

1. Bahasa Pengantar 

Seperti pada umumnya bagian negara Indonesia yang merdeka

lainnya, masyarakat Kalimantan Tengah menggunakan bahasa Indonesia

29

Page 37: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

sebagai bahasa pengantar. Bahasa Indonesia telah digunakan untuk

sebagai bahasa pengantar di Pemerintahan dan pendidikan.

2. Bahasa sehari-hari 

Keberagaman etnis dan suku bangsa menyebabkan Bahsa

Indonesia dipengaruhi oleh berbagai dialeg. Namun kebanyakan bahasa

daerah ini hanya digunakan dalam lingkungan keluarga dan tempat

tinggal, tidak digunakan secara resmi sebagai bahasa pengantar di

pemerintahan maupun pendidikan. Sebagian besar suku Kalimantan

Tengah terdiri dari suku bangsa Dayak. Suku bangsa dayak sendiri terdiri

atas beberapa sub-suku bangsa. Bahasa Dayak Ngaju adalah bahasa dayak

yang paling luas digunakan di Kalimantan Tengah, terutama didaerah

sungai Kahayan dan Kapuas, bahasa Dayak Ngaju juga terbagi lagi dalam

berbagai dialeg seperti seperti bahasa Dayak Katingan dan Rungan. Selain

itu bahasa selain itu bahasa Ma’anyan dan Ot’danum juga banyak

digunakan. Bahasa Ma’anyan banyak digunakan didaerah aliran sungai

Barito dan sekitarnya sedangkan bahasa Ot’danum banyak digunakan oleh

suku dayak Ot’danum di hulu sungai Kahayan dan Bahasa Barito timur

bagian Tengah-Selatan :

a) Bagian Selatan :

1) Bahasa Ma’anyam

2) Bahasa Dusun Malang

3) Bahasa Dusun Witu

4) Bahasa Dusun Witu

5) Bahasa Paku

b) Bagian Barito Barat :

1) Bahasa  Barito Barat bagian Utara

2) Bahasa Kohin

30

Page 38: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

3) Bahasa Dohoi

4) Bahasa Siang-Murung

5) Bahasa Barito barat bagian  Selatan

6) Bahasa Bakumpai

7) Bahasa Ngaju

8) Bahasa Kahayan

I. SISTEM KESENIAN

1. TARI

a) Tari Gantar 

Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi.

Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-

bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya. Tarian

ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan

acara-acara lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak

Tunjung namun juga dikenal oleh suku Dayak Benuaq. Tarian ini

dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar Busai

dan Gantar Senak/Gantar Kusak.

b) Tari Kancet Papatai / Tari Perang 

Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak

Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat

lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan

si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian

tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang

seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan

lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.

31

Page 39: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

c) Tari Kancet Ledo / Tari Gong 

Jika Tari Kancet Pepatay menggambarkan kejantanan dan  

keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Tari Kancet Ledo

menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi

yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh

seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak

Kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu

ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong,

sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.

d) Tari Kancet Lasan 

Menggambarkan kehidupan sehari-hari burung Enggang,

burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap

sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari Kancet Lasan

merupakan tarian tunggal wanita suku Dayak Kenyah yang sama gerak

dan posisinya seperti Tari Kancet Ledo, namun si penari tidak

mempergunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang dan juga si

penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau

duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada

gerak-gerak burung Enggang ketika  terbang melayang dan hinggap

bertengger di dahan pohon.

e) Tari Leleng

Tarian ini menceritakan seorang gadis bernama Utan Along

yang akan dikawinkan secara paksa oleh orangtuanya dengan pemuda

yang tak dicintainya. Utan Along akhirnya melarikan diri kedalam

hutan. Tarian gadis suku Dayak Kenyah ini ditarikan dengan diiringi

nyanyian lagu Leleng.

32

Page 40: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

f) Tari Hudoq Kita’

Tarian dari suku Dayak Kenyah ini pada prinsipnya sama

dengan Tari Hudoq dari suku Dayak Bahau dan Modang, yakni untuk

upacara menyambut tahun tanam maupun untuk menyampaikan rasa

terima kasih pada dewa yang telah memberikan hasil panen yang baik.

Perbedaan yang mencolok anatara Tari Hudoq Kita’ dan Tari Hudoq

ada pada kostum, topeng, gerakan tarinya dan iringan musiknya.

Kostum penari Hudoq Kita’ menggunakan baju lengan panjang dari

kain biasa dan memakai kain sarung, sedangkan topengnya berbentuk

wajah manusia biasa yang banyak dihiasi dengan ukiran khas Dayak

Kenyah. Ada dua jenis topeng dalam tari Hudoq Kita’, yakni yang

terbuat dari kayu dan yang berupa cadar terbuat dari manik-manik

dengan ornamen Dayak Kenyah.

g) Tari Serumpai

Tarian suku Dayak Benuaq ini dilakukan untuk menolak wabah

penyakit dan mengobati orang yang digigit anjing gila. Disebut tarian

Serumpai karena tarian diiringi alat musik Serumpai (sejenis seruling

bambu).

h) Tari Belian Bawo

Upacara Belian Bawo bertujuan untuk menolak penyakit,

mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah

diubah menjadi tarian, tari ini sering disajikan pada acara-acara

penerima tamu dan acara kesenian lainnya. Tarian ini merupakan

tarian suku Dayak Benuaq.

i) Tari Kuyang

Sebuah tarian Belian dari suku Dayak Benuaq untuk mengusir

hantu-hantu yang menjaga pohon-pohon yang besar dan tinggi agar

tidak mengganggu manusia atau orang yang menebang pohon tersebut.

33

Page 41: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

j) Tari Pecuk Kina

Tarian ini menggambarkan perpindahan suku Dayak Kenyah

yang berpindah dari daerah Apo Kayan (Kab. Bulungan) ke daerah

Long Segar (Kab. Kutai Barat) yang memakan waktu bertahun-tahun.

k) Tari Datun

Tarian ini merupakan tarian bersama gadis suku Dayak Kenyah

dengan jumlah tak pasti, boleh 10 hingga 20 orang. Menurut

riwayatnya, tari bersama ini diciptakan oleh seorang kepala suku

Dayak Kenyah di Apo Kayan yang bernama Nyik Selung, sebagai

tanda syukur dan kegembiraan atas kelahiran seorang cucunya.

Kemudian tari ini berkembang ke segenap daerah suku Dayak Kenyah.

l) Tari Ngerangkau

Tari Ngerangkau adalah tarian adat dalam hal kematian dari

suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Tarian ini mempergunakan alat-alat

penumbuk padi yang dibentur-benturkan secara teratur dalam posisi

mendatar sehingga menimbulkan irama tertentu.

m) Tari Baraga’ Bagantar

Awalnya Baraga’ Bagantar adalah upacara belian untuk

merawat bayi dengan memohon bantuan dari Nayun Gantar. Sekarang

upacara ini sudah digubah menjadi sebuah tarian oleh suku Dayak

Benuaq.

2. RUMAH ADAT

Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan rumah betang. Rumah

itu panjang bawah kolongnya digunakan untuk bertenun dan menumbuk

padi dan dihuni oleh  ±20 kepala keluarga. Rumah terdiri atas 6 kamar,

antara lain untuk menyimpan alat-alat perang, kamar untuk pendidikan

gadis, tempat sesajian, tempat upacara adat dan agama, tempat penginapan

34

Page 42: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

dan ruang tamu. Pada kiri kamam ujung atap dihiasi tombak sebagai

penolak mara bahaya.

3. PAKAIAN ADAT

Pakaian adat pria Kalimantan Tengah Berupa tutup kepala

berhiaskan bulu-bulu enggang, rompi dan kain-kain yang menutup bagian

bawah badan sebatas lutu. Sebuah tameng kayu dengan hiasan yang khas

bersama mandaunya berada di tangan. Perhiasan yang dipakai berupa

kalung-kalung manikdan ikat pinggang. Wanitanya memaki baju rompi

dan kain (rok pendek) tutup kepala berhiasakan bulu-bulu enggang, kalung

manic, ikat pinggang, danbeberapa kalung tangan.

J. SISTEM EKONOMI

Sistem ekonomi bagi orang Dayak di Kalimantan Tengah terdiri atas

empat macam, yaitu berladang, berburu, mencari hasil hutan dan ikan,

menganyam.

Dalam berladang mereka mengembangkan suatu sistem kerja sam

dengan cara membentuk kelompok gotong-royong yang biasanya berdasarkan

hubungan tetanggaan atau persahabatan. Masing-masing kelompok terdiri atas

12-15 orang yang secara bergiliran membuka hutan bagi-bagi ladang masing-

masing anggota. Apabila kekurangan tenaga kerja laki-laki maka kaum wanita

dapat menggantikan pekerjaan kasar itu, misalnya membuka hutan,

membersihkan semak-semak, dan menebang pohon-pohon. Siklus pengerjaan

ladang di Kalimantan sebagai berikut :

1. Pada bulan Mei, Juni atau Julio rang menebang pho-pohon di hutan,

setelah penebangan batang kayu, cabang, ranting, serta daun dibiarkan

mengering selama 2 bualan.

2. Bulan Agustus atau September seluruh batang, cabang, ranting, dan daun

tadi harus dibakar dan dan bekas pembakaran dibiarkan sebagai pupuk.

35

Page 43: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

3. Waktu menanam dilakukan pada bulan Oktober.

Pada bulan Februari dan Maret, tibalah musim panen, sedangkan untuk

membuka ladang kembali, orang Dayak melihat tanda-tanda alam seperti

bintang dan sebagainya serta memperhatikan alamat-alamat yang diberikan

oleh burung-burung atau binatang-binatang liar tertentu. Jika tanda-tanda ini

tidak dihiraukan maka bencana kelaparan akibat gagalnya panen akan

menimpa desa.Alat yang sering digunakan untuk menganyam adalah kulit

rotan yang berupa tikar. Pakaian asli Dayak adalah Cawat yang terbuat dari

kulit kayu.

K. MATA PENCAHARIAN

Mata pencaharian orang dayak selalu berhubungan dengan hutan. Jika

mereka berburu mereka pergi ke hutan, kalau mereka berladang mereka

terlebih dahulu menebang pohon-pohon besar dan kecil di hutan, jika mereka

mengusahakan tanaman perkebunan, mereka cenderung memilih tanaman

yang menyerupai tanaman hutan seperti karet, otan, jati, tengkawang dan

sejenisnya. Kecenderungan seperti itu bukannya suatu kebetulan belaka, tetapi

mempunyai refleksi dari hubungan akrab yang telah berlangsung selama

berabad-abad dengan hutan dan segala isinya. Pilihan tersebut merupakan

“adaptive strategies” yang telah diuji oleh waktu dan pengalaman. Michael A.

Jochim (1981) menakan “strategy of survival” yang mempengaruhi perilaku

kultur dari orang-orang Dayak.

Mata pencaharian orang Dayak yang berotientasi kepada hutan

ternyata berpengaruh pula kepada kultur material orang Dayak. Rumah

panjang yang masih asli dibuat seluruhnya dari kayu. Tiang, lantai, dinding,

atap bahkan pengikat semuanya diambil dari huutan. Alat angkut berupa

sampan-sampan kecil biasanya dibuat dengan teknologi sederhana, yaitu

36

Page 44: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

dengan mengeruk batang pohon. Peralatan kerja dan senjata seperti kapak,

beliung, parang, bakul, tikar, mandau, tabalang (perisai) dan sumpit semuanya

dibuat dari bahan-bahan dari hutan.

Kebudayaan non-material orang dayak juga banyak sekali hubungannya

dengna hutan. Cerita rakyat yang hidup dikalangan etnik dayak bertutur

tentang kehidupan di hitan atau di sekitar hutan, bahkan pohon-pohon besar

atau spesies kayu tertentu dipandang sebagai pelambang kekuatan atau mistik.

Seni tari dan nanyi banyak yang behubungan dengan burung-burung dan

makhluk-makhluk kasar dan halus yang berdiam di hutan.

37

Page 45: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

BAB IV

PENINGKATAN PAD

A. Potensi Wisata

Sebagai pulau terbesar di Indonesia, Kalimantan memiliki 2 potensi

ekonomi utama yang terdiri dari Sektor Perkebunan dan Sektor Wisata.

Hingga saat ini, perekonomian Kalimantan ditopang oleh sektor perkebunan,

khususnya perkebunan Kelapa Sawit. Namun, menilik potensi alam yang

dimiliki, Kalimantan merupakan kawasan wisata yang bernilai ekonomis

diantaranya sebagai berikut :

1. Wisata hutan atau cagar alam dan Ujung Pandaran yang terletak di

Kotawaringin Timur

2. Bukit Sapat Hawung yang terletak di Barito Utara

3. Merang dan Tangkiling yang terletak di kota Palangkaraya

4. Suaka alam (darat dan laut) dan pantai yang terletak di Kotawaringin Barat

5. Air terjun Malau Besar dan Pauras yang terletak di Barito Utara

Selain kekayaan dan keindahan alam yang dimiliki, Kalimantan juga

memiliki keunikan kebudayaan yang khas yang menjadi daya tarik wisatawan.

Dengan pemanfaatan dan pengelolaan secara baik, ramah lingkungan, terpadu

dan konsisten maka potensi ekonomi Kalimantan melalui sektor wisata dapat

meningkatkan PAD Kalimantan Tengah dan bahkan dapat menyejahterakan

masyarakat sekitar, berkenaan dengan penyerapan tenaga kerja untuk

mengakomodasi perusahaan di bidang wisata, serta adanya segala bentuk

bidang usaha yang dapat timbul dengan adanya potensi wisata yang ada di

Kalimantan Tengah.

B. Pembangunan Wisata

Dengan adanya potensi alam yang tersedia, dapat dibangun sebuah

perusahaan jasa maupun suatu bentuk usaha kreatif yang dapat berupa resort,

38

Page 46: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

hotel, wisata kampung, tour & travel, restoran dan beragam jenis usaha kreatif

lainnya yang memiliki potensi ekonomis. Dari beberapa usaha kreatif tersebut,

penulis menilai bahwa usaha kreatif yang menarik adalah wisata kampung.

Penulis menilai bahwa wisata kampung, selain berpotensi mendongkrak PAD

dari sektor wisata juga dapat berperan sebagai sarana edukasi dan pelestari

budaya daerah. Pasalnya, di dalam wisata kampung, baik buatan maupun

tidak, terdapat suatu bentuk kebudayaan yang melekat sebagai identitas

kampung tersebut. Sesuai dengan pembahasan dalam makalah yang

bertemakan suku Dayak ini, penulis merencanakan suatu bentuk usaha Wisata

Kampung yang dikemas dalam kultur dan cita rasa Dayak dengan kualitas

Resort Internasional namun menyediakan fasilitas dengan harga yang

terjangkau.

Wisata Kampung yang akan dibangun, berlokasi di tepi PantaiSungai

Bakau yang terletak di Desa Sungai Bakau, Kabupaten Serunyan dengan jarak

kurang lebih 1 Km arah Timur dari pusat kota Serunyan, Kalimantan Tengah

dengan bernama “Dayak Land”. Dengan mengangkat tema Budaya Dayak,

seluruh properti, design bangunan Wisata Kampung Dayak Land dibuat

semirip mungkin dengan properti dan design khas Dayak, selain itu

lingkungan Kampung Wisata di-design sedemikian rupa layaknya kampung

Dayak yang sesungguhnya dengan lokasi Resort di tepi pantai Sungai Bakau.

Di tempat penjualan tiket disediakan beberapa tour guide bagi pengunjung

yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Dayak Land maupun suku

dayak. Selain itu ketika pengunjung berada di Dayak Land pengunjung harus

menggunakan pakaian khusus asli dayak yang akan disewakan di hotel. Di

Dayak Land terdapat 7 bangunan dengan Rumah Panjang sebagai bangunan

hotel seluas 16 x 42 m2 dengan ketinggian 8,5 m. Bagunan rumah panjang

terdiri dari 3 lantai, memiliki 40 kamar resort, 2 toilet umum, 2 ruang makan

dan 2 aula. Selain itu, interior bangunan rumah panjang dibuat sama dengan

rumah panjang yang sesungguhnya. Artinya, sekat kamar, langit-langit serta

perabotan yang ada akan terbuat dari kayu dan bahan-bahan alami lainnya

yang digunakkan dalam pembuatan rumah panjang. Didepan resort ini

39

Page 47: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

disediakan tempat parkir dan halaman untuk pengunjung. Bangunan kedua

adalah pondok kesenian yang terdapat berbagai macam pertunjukan dan

hiburan berupa tarian dan berbagai wujud kebudayaan dayak yang ada. Yang

ketiga adalahpondok edukasi. Di pondok edukasi pengunjung dapat

menemukan penjelasan dan sekaligus dapat mempelajari berbagai kebudayaan

dayak. Yang keempat adalah Pondok industri kreatif yang berisi beberapa

stand didalamnya untuk disewakan kepada pengusaha kecil yang bergerak di

bidang kerajinan, di pondok kesenian pengunjung dapat mempelajari proses

pembuatan kerajinan khas dayak. Pondok industri kreatif sekaligus merupakan

pusat perbelanjaan yang terdapat berbagai macam produk dan cinderamata

khas kalimantan dan dayak. Kelima, Pondok Kuliner, dimana pengunjung

dapat merasakan kenikmatan berbagai kuliner asli dayak. Selain itu terdapat

kolam renang di tepi pantai dengan 3 kedalaman yang dimaksudkan agar

pengunjung semua umur dapat menikmati kolam renang. Yang terakhir adalah

Instalasi Pengelolaan Air Limbah.

Untuk menu makan yang disajikan¸ dayak land mnyediakan 3 jenis

makanan yaitu makanan asli dayak, jawa dan internasional. Dengan demikian,

setiap pengunjung dapatmenikmati makanan sesuai selera masing-masing

sebagaimana terdapat dalam lampiran.

Sebagaimana tindak lanjut fenomena global warming, dayak land

menggunakan pohon-pohon asli dayak untuk peneduh. Supaya pengunjung

dapat mengetahui pohon tersebut, diberikan plat nama asli pohon dan nama

latinnya. Disetiap sudut jalan diberi penanda arah serta tempat sampah organik

dan anorganik.Sesuai dengan kebijakan perusahaan, privasi pengunjung baik

berupa aktivitas di tempat umum maupun di tempat tertutup sangat dihormati,

namun tetap dengan pengawasan manajemen hotel pada tempat-tempat umum

dengan cara pemasangan kamera CCTV untuk menghindari adanya tindak

asusila maupun tindakan yang merugikan pengunjung lain, staff hotel maupun

keamanan hotel. Dengan pemasangan CCTV keamanan hotel dapat lebih

terkendali karena seluruh kegiatan yang ada di tempat umum dapat terpantau

oleh pengawas, selain itu adanya CCTV dapat berfungsi sebagai kontrol etika

40

Page 48: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

pengunjung, staff maupun pihak lainnya yang berdada di dalam hotel. CCTV

dipasang di beberapa titik di lokasi Dayak Land, yakni :

1. lorong atau koridor

2. aula

3. ruang makan

4. lobby

5. pondok

C. Realisasi Dan Pengelolaan

Sebagai wujud realisasi daripada pembangunan dan pendirian

perusahaan jasa di bidang resort dengan nama “Dayak Land”, diperlukan

sebuah perencanaan yang mencakup faktor internal dan faktor eksternal yang

dapat mempengaruhi pembangunan “Dayak Land”. Faktor Internal yang

dipertimbangkan dalam perencanaan yakni : Modal, Perizinan, SDA, SDM

dan Sponsor. Sedangkan faktor external yang dipertimbangkan yakni :

pertumbuhan penduduk, persediaan ladang cadangan, pertumbuhan fasilitas,

kemajuan teknologi, kondisi lingkungan serta respon masyarakat.

Berikut adalah rincian Pembangunan “Dayak Land” :

1. Nama Perusahaan : CV.Nusantara Resort&Transportation

2. Jenis perusahaan : Resort, Tour

3. Nama Resort : Dayak Land

4. Lokasi : Kalimantan Tengah

5. Luas Lahan total : 4 ha

6. Jumlah bangunan : 7 bangunan,

terdiri dari : 1 Rumah panjang sebagai hotel

1 Kolam renang

1 Pondok kesenian

1 Pondok edukasi

41

Page 49: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

1 Pondok industri kreatif

1 Pondok Kuliner

1 IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

7. Luas bangunan utama : 1488 m2 (24 x 62 m2)

8. Jumlah kamar hotel : 40

9. Total Estimasi Dana yang diperlukan :

a. Pembelian tanah....................................Rp 2.800.000.000

b. Pembangunan Rumah Panjang................Rp 2.000.000.000

c. Pembangunan Fasilitas...........................Rp 480.000.000

d. Pembelian Properti.................................Rp 250.000.000

e. Penyediaan transportasi...........................Rp 450.000.000

f. Pembangunan IPAL................................Rp 20.000.000

Total........................................Rp 6.000.000.000

Terbilang : Enam Miliar Rupiah

10. Estimasi pengenaan Tarif :

a. Kamar hotel terbagi atas 3 kelas atau jenis yang terdiri dari :

1) Dayak Imperial dengan tarif Rp 850.000 per malam

2) Dayak Extraordinary dengan tarif Rp 450.000 per malam

3) Dayak Nature dengan tarif Rp 200.000 per malam

b. Fasilitas kamar hotel sesuai kelas yakni :

1) Dayak Imperial (lantai 2) : 1 tempat tidur ukuran besar, AC, TV,

Kamar mandi dengan shower air panas dan dingin beserta kloset

duduk, balkon kamar, ruang tamu.

2) Dayak Extraordinary (lantai 1 dan 2) : 2 tempat tidur standart, AC,

TV, Kamar mandi dengan shower dan kloset duduk.

3) Dayak Nature (lantai 3) : 2 kamar tidur stadardan AC.

c. Fasilitas hotel yang dapat diakses sesuai dengan paket yang disediakan

yakni :

1) Unforgettable Dayak ( Rp 4.350.000,00)

Fasilitas : - Pesawat PP (Jakarta-Palangkaraya)

42

Page 50: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

- Kamar Dayak Imperial

- Kuliner Suku Dayak

- Dayak Art (pelatihan kesenian, pelatihan

pembuatan handycraft)

2) Beautiful Dayak ( Rp 3.000.000,00)

Fasilitas : - Pesawat PP (Jakarta-Palangkaraya)

- Kamar Dayak Extraordinary

- Dayak Art

3) Nature Dayak ( Rp 2.000.000,00)

Fasilitas : - Pesawat PP (Jakarta-Palangkaraya)

- Kamar Dayak Nature

- Dayak Land

- Dayak Art

43

Page 51: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

BAB V

PENUTUP

A. Keterkaitan Makalah Dengan Materi Ajar Sosiologi

Makalah Materi Ajar Deskripsi

BAB IIIBAB I (Kelas XI)

A. Struktur Sosial

B. Diferensiasi Sosial

Kehidupan masyarakat Suku

Dayak

BAB IIIBAB V (Kelas XI)

KebudayaanKesukuan

BAB IIIBAB VII (Kelas XI)

Masyarakat multikulturSub-suku Dayak

BAB IIIBAB VI (Kelas XI)

Kelompok Sosial

Sistem kekerabatan Suku

Dayak

BAB IVBAB VI (Kelas XI)

Kelompok Sosial

Anggota perusahaan resort

Dayak land dan sanggar seni

yang bekerjasama dengan

Dayak Land.

BAB IVBAB VI (Kelas XI)

Stratifikasi Sosial

Hierarki atau susunan pegawai

di perusahaan Dayak Land.

BAB IVBAB IV (kelas XI)

Mobilitas Sosial

Perubahan jabatan pegawai

Dayak Land dan masyarakat

sekitar yang telah bekerja di

Dayak Land, namun pada

mulanya tidak bekerja.

BAB IV BAB V (Kelas X)

A. Sosialisasi

Promosi wisata kampung

Dayak Land, berkenaan

dengan manajemen brand,

44

Page 52: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

produk dan brand.

BAB IVBAB VII (Kelas X)

B. Pengendalian Sosial

Penjagaan keaamanan di

Dayak Land dengan security

dan pengawasan melalui

CCTV

B. Saran

Untuk adik tingkat selanjutnya diharap dapat lebih menyempurnakan

makalah ini. Beberapa hal yang perlu ditambahkan adalah sebagai berikut :

1. Agar resort lebih terlihat bersih, sebaiknya setiap beberapa meter diberi 2

tempat sampah yaitu sampah organik dan anorganik agar setiap

pengunjung tidak membuang sampah sembarangan dan memudahkan

dalam mengolah limbah.

2. Dalam membangun suatu kawasan wisata hendaknya kita juga disertai

dengan pelestarikan hewan khas daerah tersebut, selain melestarikan juga

dapat memperkenalkan kepada pengunjung. Di resort tersebut bisa

dibangun tempat penangkaran orang utan ( hewan langka asli Kalimantan)

yang letaknya tidak jauh dari resort.

3. Selain hewan langka juga perlu dibangun penangkaran tumbuhan langka

yang letaknya juga tidak jauh dari resort.

4. Suatu tempat kadangkala rawan terjadi kebakaran. Oleh karena itu, lebih

baik resort yang dibangun dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan

alarm kebakaran di setiap tingkat lantai.

C. Kesimpulan

Diperlukan banyak upaya dalam rangka meningkatkan PAD

Kalimantan Tengah serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah

satunya dengan pemanfaatan potensi wisata yang dimiliki Kalimantan Tengah

dengan medirikan suatu bentuk bidang usaha kreatif yang berkenaan dengan

45

Page 53: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

pengolahan dan pemanfaatan potensi wisata Kalimantan Tengah. Namun

dalam realisasinya diperlukan dukungan dari pemerintah yang dapat berupa

penyediaan infrastruktur dan sarana transportasi yang baik (bagi Kalimantan

Tengah secara universal) maupun modal (bagi pengusaha). Untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat berkenaan dengan ketersediaan

lapangan kerja, Badan usaha tersebut diharuskan mampu menyerap tenaga

kerja yang tersedia di masyarakat sekitar serta bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, operasional segala badan usaha yang bergerak di sektor wisata

harus mengolah potensi wisata Kalimantan Tengah secara ramah lingkungan,

terpadu dan konsisten.

DAFTAR PUSTAKA

46

Page 54: Peningkatan PAD Kalimantan Tengah

Lestari, Puji. 2009. Antropologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program Bahasa.

Jakarta : CV HaKa MJ

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2012. Sosiologi Untuk SMA dan Ma Kelas XI.

Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama

Wrahatnala, Bondet. 2009. Sosiologi Jilid 1 Untuk SMA Dan Ma Kelas X. Jakarta

: PT Sekawan Cipta Karya

Informasi Terbaru 2014. 2014. Daftar Upah Minimum Propinsi UMP/UMR 2014.

http://www.informasiterbaru.web.id/2013/11/daftar-upah-minimum-propinsi-

umpumr.html. Diakses : 03 Mei 2014

KP3EI. 2012. Kalimantan. http://kp3ei.go.id/in/main_ind/content2/114/117.

Diakses : 16 April 2014

47