Pa to Genesis

4
PATOGENESIS Molekul adhesin merupakan protein permukaan yang diekspresikan olehS.mut ans dan berperan sebagai perantara untuk melekat pada pelikel gigi. Perlekatan ini ditandai dengan adanya interaksi antara molekul adhesin dengan reseptor spesifik sebagai proses awal patogenesis karies.7 Molekul adhesin dinding selS.m ut ans berupagluc os yltr ansf er as e (Gtf) danglucan binding protein (Gbp) sedangkan reseptor spesifik dapat berupa glikoprotein pelikel, komponen saliva dan protein permukaan sel oral steptococ i lainnya. Biofilm dalam rongga mulut disebut juga plak gigi. Ia merupakan kumpulan dari glucan, bakteri dan komponen saliva yang membentuk suatu quorum sensing. Terbentuknya biofilm diawali oleh perlekatan molekul adhesin dengan glikoprotein pelikel gigi. Perlekatan bakteri S. mutans pada email diikuti dengan proses koagregasi, kolonisasi dan koadhesi sampai terbentuknyabi ofilm.7 S. mutans menghasilkan dua enzim yaitu glucosyltransferase( Gtf ) dan f r uct osyltransfera e ( Ftf). Enzim-enzim ini bersifat spesifik. Gtf merubah sukrosa menjadigl uc an sedangkan Ftf akan membentuk fructan dari fruktosa.Glucan terdiri dari gugus glukosa ikatan -1,6 dan -1,3. Ikatan glukosa -1.3 ini berfungsi pada perlekatan dan peningkatan koloni bakteri dalam kaitannya dengan pembentukan plak sedangkan fructan digunakan sebagai cadangan energi. Di dalam plak, koloni S.mutans akan memfermentasi sukrosa menjadi asam yang mengakibatkan

description

sinusistis patogenesis perjalanan suatu penyakit sinusistis

Transcript of Pa to Genesis

Page 1: Pa to Genesis

PATOGENESIS

Molekul adhesin merupakan protein permukaan yang diekspresikan olehS.mut ans dan berperan sebagai perantara untuk melekat pada pelikel gigi. Perlekatan ini ditandai dengan adanya interaksi antara molekul adhesin dengan reseptor spesifik sebagai proses awal patogenesis karies.7

Molekul adhesin dinding selS.m ut ans berupagluc os yltr ansf er as e (Gtf) danglucan binding protein (Gbp) sedangkan reseptor spesifik dapat berupa glikoprotein pelikel, komponen saliva dan protein permukaan sel oral steptococ i lainnya.

Biofilm dalam rongga mulut disebut juga plak gigi. Ia merupakan kumpulan dari glucan, bakteri dan komponen saliva yang membentuk suatu quorum sensing. Terbentuknya biofilm diawali oleh perlekatan molekul adhesin dengan glikoprotein pelikel gigi. Perlekatan bakteri S. mutans pada email diikuti dengan proses koagregasi, kolonisasi dan koadhesi sampai terbentuknyabi ofilm.7 S. mutans menghasilkan dua enzim yaitu glucosyltransferase( Gtf ) dan f r uct osyltransfera e ( Ftf). Enzim-enzim ini bersifat spesifik. Gtf merubah sukrosa menjadigl uc an sedangkan Ftf akan membentuk fructan dari fruktosa.Glucan terdiri dari gugus glukosa ikatan -1,6 dan -1,3. Ikatan glukosa -1.3 ini berfungsi pada perlekatan dan peningkatan koloni bakteri dalam kaitannya dengan pembentukan plak sedangkan fructan digunakan sebagai cadangan energi. Di dalam plak, koloni S.mutans akan memfermentasi sukrosa menjadi asam yang mengakibatkan penurunan pH pada permukaan gigi. Jika sudah mencapai pH kritis (5,2-5,5) maka email akan mengalami dissolusi dan demineralisasi sehingga terjadilah karies.

Oleh adanya radang alveoli gigi atau karies gigi mikroorganisme yangberada di daerah gigi premolar akan masuk ke dalam sinus. Dalam inspeksikadang tidak ditemukan adanya kelainan dari gigi. Setelah masuk ke dalamrongga sinus, kuman akan berkoloni serta akan merusak permukaan sinus, danakhirnya sinus akan berisi cairan eksudat yang bersifat purulent ataumukopurulent (kebanyakan purulent) dan berbau busuk. Batas antara sinus dengan rongga mulut akhirnya terlarut, hingga tidak mustahil partikel makanan masuk ke dalam sinus; sebaliknya, pus akan mengalir di sela-sela gigi atau menembus gusi, yang biasanya juga mengalami peradangan. Apabila pada suatu saat lubang penghubung antar sinus dengan rongga mulut tertutup, sinus akan penuh dengan eksudat bernanah. Karena dinding sinus yang meradang jadi tipis akhirnya tekanan yang meningkat akan menyebabkan sinus menggembung, yang kearah nasal akan berakibat menyempitnya rongga hidung, dan yang

Page 2: Pa to Genesis

kearah lateral akan berakibat bengkaknya pipi. Karena kebengkaan pipi tesebut pada inspeksi tampakasimetri muka penderita.

Antara sinus dengan meatus medialis dihubungkan oleh celah sempit.Melalui celah ini, atau melalui lubang tembusan yang terjadi sebagai akibatrapuhnya tulang pembatas rongga hidung dengan sinus, eksudat akan melimpahke dalam rongga hidung, yang akan mengalir keluar waktu kepala ditundukkan.Perluasan radang di daerah kantong air mata dan salurannya menyebabkan penderita juga mengeluarkan air mata yang berlebihan (lakrimasi), yang sifatnya juga purulent atau mukopurulent. Pada sapi perluasan akan sampai di daerah infraorbital hingga dapat terjadi eksoptalmus yang sifatnya unilateral.

GEJALA KLINIK

Adanya ingus bersifat mukopurulen dengan bau menusuk yang keluar dari salah satu lubang hidung yang sering banyak dijumpai. Keluar eksudat yang banyak bila kepala ditundukan. Adakalanya leleran ingus berhenti seketika bila penghubung sinus dengan rongga hidung tertutup endapan atau eksudat.Konjungtivitis dan eksudat mukopurulen serta pembengkakan daerahkantong airmata tidak jarang terjadi. Pembesaran dinding sinus ke arah lateralmenyebabkan muka menjadi asimetris. Apabila di palpasi di daerah yangmembesar mungkin terasa lebih lunak. Adanya eksudat di dalam sinusmenyebabkan suara pekak proses saat di perkusi. Apabila eksudat tidak memenuhi sinus, suara pekak baru dapat didengar bila kepala penderita ditundukkan posisinya.

Pernapasan akan terganggu oleh stenosis pada salah satu saluran hidung.Nafsu makan juga terganggu, terutama sinusitis yang di sebabkan oleh kerusakan gigi. Pada sapi sinusitis juga di tandai dengan keluarnya ingus unilateral dan asimetri muka yang tidak sejelas pada kuda. Juga karena terjadi tekanan daerah infraorbital meningkat dapat terjadi eksoptalmus. Perubahan pada rongga gigi akan menyebabkan susunan gigi yang tidak rata, terutama di daerah premolar dan molar. Sebagai komplikasi radang sinus maksilaris dapat terjadi meningitis purulenta.