P U T U S A N - simkara.pt-pekanbaru.go.idsimkara.pt-pekanbaru.go.id/files_perdata... · Jl. Paus...
Transcript of P U T U S A N - simkara.pt-pekanbaru.go.idsimkara.pt-pekanbaru.go.id/files_perdata... · Jl. Paus...
-
Halaman 1dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
P U T U S A NNOMOR 97/PDT/2014/PT.R
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;
Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara :
Drs. DJAGUNDUR YONATHAN SIMATUPANG, selaku Direktur Utama PT.
Tumpuan No. KTP: 09.5402.000351.0171, Pria, Tempat/
tanggal lahir: Tapanuli/9 Maret 1951, beralamat di Jalan
Batu Wulung No. 25 RT/RW: 006/010, Kelurahan Kayu
Putih Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur,dalam hal ini
diwakili oleh kuasa hukumnya MARNALOM HUTAHAEAN,
SH., MH., PATAR PANGASIAN,S.H dan MANGARATUA
TAMPUBOLON, SH., para Advokat pada Consultant & Law
Office Mr. HUTAHAEAN & PARTNERS, beralamat di
Hotel Surya Jl. Jendral Sudirman Duri-Riau Telp. (0765) 597
555 Fax. (0765) 595 589, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
No. 143/MH&P/ SK/III/14 tertanggal 10 April 2014 dan telah
didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai
pada hari Senin tanggal 14 April 2014 dibawah Nomor:
41/SK/2014/PN-DUM, Selanjutnya disebut sebagai
PEMBANDING semula PENGGUGAT KONVENSI/
TERGUGAT REKONVENSI;
-
Halaman 2dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
L A W A N
1. CHARLES BAZOKA HUTAPEA, yang beralamat di Jl. Sakura Gg. Nusa
Indah No. 46 RT.04/RW.04 Kelurahan Duri Barat
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis (HP
08126857654) Riau, Selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT KONVENSI I/ PENGGUGAT REKONVENSI I;
2. M. IQBAL HUTABARAT, yang beralamat di Perumahan Kehakiman di
Pengadilan Negeri Siak Kabupaten Siak Riau, Selanjutnya
disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI II/ PENGGUGAT
REKONVENSI II;
3. M. IDRIS, yang beralamat di Jl. Siak Balai Makam Kecamatan Mandau
Kabupaten Bengkalis Riau, Selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT KONVENSI III/ PENGGUGAT REKONVENSI
III;
4. RUDI HARTONO, yang beralamat di Jl. Syarif Kasim Balai Makam
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI IV/
PENGGUGAT REKONVENSI IV;
5. ARIZAL, yang beralamat di RT.01/RW.03 Desa Petani Kecamatan
Mandau Kabupaten Bengkalis Riau, Selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT KONVENSI V;
6. PITRA, yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani Kecamatan
Mandau Kabupaten Bengkalis Riau, Selanjutnya
disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI VI/ PENGGUGAT
REKONVENSI V;
7. RUDI HARTONO, yang beralamat di Jl. Syarif Kasim Balai Makam
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
-
Halaman 3dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI VII;
8. ZULKIFLI, yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI VIII/
PENGGUGAT REKONVENSI VI;
9. PARMIN, yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI IX/
PENGGUGAT REKONVENSI VII;
10. PAINI RAHAYU , yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI X/
PENGGUGAT REKONVENSI VIII;
11. HALIMAH, yang beralamat di RT.03/RW.01 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XI/
PENGGUGAT REKONVENSI IX;
12. HAMIDAH, yang beralamat di RT.07/RW.01 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XII/
PENGGUGAT REKONVENSI X;
13. WINARTY, yang beralamat di RT.01/RW.07 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XIII/
PENGGUGAT REKONVENSI XI;
14. IYUNS, yang beralamat di RT.03/RW.01 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
-
Halaman 4dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XIV/
PENGGUGAT REKONVENSI XII;
15. BAKAR, yang beralamat di RT.03/RW.01 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XV/
PENGGUGAT REKONVENSI XIII;
16. RUDY TY, yang beralamat di RT.04/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XVI/
PENGGUGAT REKONVENSI XIV;
17. AMAT, yang beralamat di RT.03/RW.01 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XVII/
PENGGUGAT REKONVENSI XV;
18. RIKANA, yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XVIII/
PENGGUGAT REKONVENSI XVI;
19. ARI SUDIANTO, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa
Petani Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XIX/
PENGGUGAT REKONVENSI XVII;
20. RAMLAN, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XX/
PENGGUGAT REKONVENSI XVIII;
-
Halaman 5dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
21. ABU HASAN, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XXI/
PENGGUGAT REKONVENSI XIX;
22. SAIFUL RONI, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XXII/
PENGGUGAT REKONVENSI XX;
23. AMRIZAL, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa Petani
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XXIII/
PENGGUGAT REKONVENSI XXI;
24. RUDI HARTONO, yang beralamat di Jl. Syarif Kasim Balai Makam
Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XXIV;
25. AHLI WARIS ALMARHUM RUSLAN, yang beralamat di Jl. Rangau KM.
18 RT.02/RW.03 Desa Petani Riau, Selanjutnya disebut
sebagai TERGUGAT KONVENSI XXV;
26. ZULKAFLI, yang beralamat di Jl. Rangau KM. 18 RT.02/RW.03 Desa
Petani Riau, Selanjutnya disebut sebagai KONVENSI
TERGUGAT XXVI;
27. KEPALA DESA PETANI, yang beralamat di Kantor Kepala Desa
Petani Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis,
Selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT
KONVENSI I/ PENGGUGAT REKONVENSI XXII;
Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat VI,
Tergugat VIII, Tergugat IX, Tergugat X, Tergugat XI, Tergugat XII,
-
Halaman 6dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Tergugat XIII, Tergugat XIV, Tergugat XV, Tergugat XVI, Tergugat
XVII, Tergugat XVIII, Tergugat XIX, Tergugat XX, Tergugat XXI,
Tergugat XXII, Tergugat XXIII, dan Turut Tergugat I dalam hal ini
diwakili oleh kuasanya MAYANDRI SUZARMAN, SH., TOMY
CHANDRA, SH., dan FACHRIZAL FAUZI, SH., Advokat pada
kantor Law Firm CHANDRA FAUZI & SUZARMAN berkantor di
Jl. Paus No. 92 Lantai 2 Pekanbaru, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus No. 07/CB-1301/CFS/I/2013/TC-FF-MS tertanggal 25
Januari 2013 dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Dumai pada hari Selasa tanggal 29 Januari 2013 dibawah
Nomor: 11/SK/2013/PN-DUM, Selanjutnya disebut Para
TERBANDING/ semula PARA TERGUGAT KONVENSI/ PARA
PENGGUGAT REKONVENSI;
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT;
Telah membaca :
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 10 Juli
2014 Nomor 97/Pen.Pdt/2014/PTR tentang penunjukan Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak
tersebut di atas;
2. Berkas perkara berikut surat - surat lainnya yang berhubungan
dengan perkara tersebut serta turunan resmi putusan Pengadilan
Negeri Dumai Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA :
Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tanggal 14
Januari 2013 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
-
Halaman 7dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Dumai tanggal 14 Januari 2013 dengan Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.DUM,
mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut :
1. Bahwa PT. Tumpuan adalah Badan Hukum berkedudukan di
Jakarta, yang didirikan berdasarkan akta tanggal 05 Januari 1981
nomor 6 yang terakhir diubah dengan Akta Berita Acara tanggal 20
September 2005 Nomor 19 yang telah disahkan berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia tanggal 27 Januari 2006 Nomor: C-02477 HT.01.04.
TH.2006, dan didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan
Kodya Jakarta Timur tanggal 09 Maret 2007 Nomor:
TDP.09.04.1.51.20267, telah memenuhi syarat sebagai Subyek
Hukum Hak Guna Usaha;
2. Bahwa PT. Tumpuan telah memperoleh pelepasan sebagian kawasan
hutan seluas 7.985,5 ha terletak dikelompok Hutan S. Petani-S. Pudu,
Kabupaten Daerah Tingak II Bengkalis, Provinsi Daerah Tingkat I Riau
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI tanggal 10 Juli
1992 Nomor: 701/KPTS11/1992 dan izin lokasi serta perpanjangannya
untuk keperluan perkebunan kelapa sawit atas tanah seluas 5.463 ha,
terletak di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis,
Provinsi Riau, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Bengkalis tanggal 04 Agustus 1995 Nomor:
13-VIII/IL/PGT/95 jo. tanggal 5 November 1996 Nomor: 14-
XI/IL/PGT/1996. Bahwa sejak memperoleh pelepasan kawasan
tersebut pihak Penggugat telah mengolah dan membuat kanal batas-
batas dan memanfaatkan kawasan tersebut (Bukti P-1);
3. Bahwa pelepasan kawasan hutan itu telah dilakukan tapal batas
berdasarkan Berita Acara Tata Batas Kawasan Hutan yang akan
dilepaskan untuk pengembangan usaha Perkebunan PT. Tumpuan
pada tanggal 09 Desember 1991 (Bukti P-2);
-
Halaman 8dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
4. Bahwa telah dikeluarkannya Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional RI Nomor: 79-HGU-BPN RI-2008 tentang Pemberian Hak
Guna Usaha atas Nama PT. Tumpuan, atas Tanah di Kabupaten
Bengkalis, Provinsi Riau pada tanggal 19 Desember 2008. Terhadap
tanah yang telah diberikan Izin Lokasi telah dikuasai secara fisik dan
telah dilakukan Pengukuran secara kadestral yang diberikan Hak
Guna Usaha seluas 1.089,44 ha (seribu delapan puluh sembilan koma
empat-empat) hektar, terletak di Desa Petani, Kecamatan Mandau,
Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Sebagaimana diuraikan dalam
peta bidang tanah pada tanggal 28 November 2006 Nomor: 17-
05.02.2006 NIB.05.02.00.00.00004, yang diterbitkan oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Riau (Bukti P-3);
5. Bahwa telah dilakukan pengukuran ulang tapal batas wilayah yang
diberikan izin HGU sesuai dengan berita acara pengukuran tapal batas
yang dilakukan Pihak Penggugat dengan pihak yang berwenang
tertanggal pada tanggal 18 Februari 2011 serta memberikan batas-
batas dengan membuat kanal-kanal perbatasan (Bukti P-4);
6. Bahwa Penggugat telah mengolah, membuat kanal perbatasan dan
memanfaatkan lahan tersebut dan awal sejak setelah keluamya Izin
Hak Guna Usaha dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku (Bukti P-5);
7. Bahwa sekarang sebagian tanah HGU milik Penggugat tersebut telah
ditempati dan diolah/ dikuasai oleh Para Tergugat dengan luas total
47, 28 (empat puluh tujuh koma dua lapan) ha tanpa hak dan tanpa
seizin Penggugat yang selanjutnya disebut objek perkara perkiraan
sejak September tahun 2008.
8. Bahwa Para Tergugat I dan Tergugat II telah menguasai dan
mengolah sebagian tanah objek perkara tanpa seizin dari Penggugat
yang berada dalam wilayah kawasan HGU Penggugat;
9. Bahwa Tergugat III telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
-
Halaman 9dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg.
23/SKLG/PTN/III/2009 tertanggal 20 Maret 2009;
10. Bahwa Tergugat IV telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 64 X 292/300 atau seluas 18.911 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
71/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;
11. Bahwa Tergugat V telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
09/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
12. Bahwa Tergugat VI telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
20/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
13. Bahwa Tergugat VII telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 64 X 292/300 M atau seluas 18.911
m2 sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
70/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;
14. Bahwa Tergugat VIII telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
10/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
15. Bahwa Tergugat IX telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
-
Halaman 10dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
07/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
16. Bahwa Tergugat X telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
19/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
17. Bahwa Tergugat XI telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
13/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
18. Bahwa Tergugat XII telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
11/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
19. Bahwa Tergugat XIII telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau sepias 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
14/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
20. Bahwa Tergugat XIV telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat sehrns 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
24/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
21. Bahwa Tergugat XV telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
-
Halaman 11dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
15/SKLG/PTN/IIV/2009 tanggal 20 Maret 2009;
22. Bahwa Tergugat XVI telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
16/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
23. Bahwa Tergugat XVII telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
06/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
24. Bahwa Tergugat XVIII telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
12/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
25. Bahwa Tergugat XIX telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
05/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
26. Bahwa Tergugat XX telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat selling 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
21/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
27. Bahwa Tergugat XXI telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
-
Halaman 12dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
17/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
28. Bahwa Tergugat XXII telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
08/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
29. Bahwa Tergugat XXIII telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
18/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
30. Bahwa Tergugat XXIV telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
22/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
31. Bahwa Tergugat XXV telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 80 X 250 M atau seluas 20.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
444/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;
32. Bahwa Tergugat XXVI telah menguasai dan mengolah tanah objek
perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah
kawasan HGU Penggugat seluas 60 X 250 M atau seluas 15.000 m2
sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.
442/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;
33. Bahwa total luas tanah HGU Penggugat yang dikuasai oleh Para
Tergugat adalah seluas 472.822 m2 atau seluas 47,28 (empat puluh
tujuh, dua delapan) hektar;
-
Halaman 13dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
34. Bahwa atas objek sengketa tersebut Turut Tergugat I telah
menerbitkan Surat Register Surat Keterangan Lahan Garapan
sebagaimana tersebut diatas yang mana lahan garapan tersebut
adalah telah termasuk dalam HGU PT. Tumpuan sejak 19 Desember
2008;
35. Bahwa perbuatan Para Tergugat berupa menempati dan menguasai
dengan cara memasuki areal HGU tanah milik Penggugat dengan
maksud untuk menguasai secara tanpa hak dan melawan hukum telah
mengakibatkan terjadinya kerugian atas hak kebendaan dari
Penggugat;
36. Bahwa tindakan Para Tergugat tersebut tanpa alasan yang jelas dan
tidak melalui prosedur hukum dengan tindakan main hakim sendiri
(eigenrichting) dan sewenang-wenang, dan terhadap perbuatan
melawan hukum tersebut tidak dapat dibenarkan;
37. Bahwa ketika Penggugat dan orang-orang suruhan Penggugat
memasuki areal tanah milik Penggugat tersebut, selalu dilarang dan
atau dihalang-halangi oleh para tergugat dan/ atau orang-orang
suruhan para Tergugat dengan maksud untuk menteror;
38. Bahwa terkait permasalahan tersebut diatas Penggugat juga telah
membuat laporan Pengaduan L.Peng/119/II/2011/Riau/Res-BKS/Sek-
Mdu tanggal 18 Februari 2011 dan Surat Pemberitahuan Hasil
Penyidikan Desember 2011 (Bukti P-6);
39. Bahwa Permasalahan atas Tanah tersebut, Penggugat telah
mengirimkan surat Somasi I pada tanggal 26 Juli 2011 dan Somasi II
pada tanggal 24 September 2012 kepada para Tergugat dengan
berharap agar Para Tergugat mau melakukan upaya perdamaian
secara kekeluargaan dan Musyawarah mufakat akan tetapi para
Tergugat tidak menunjukkan itikad baik dengan tidak mengindahkan
undangan musyawarah/ somasi tersebut (Bukti P-7);
40. Bahwa akibat Para Tergugat tersebut telah menimbulkan kerugian
materil bagi Penggugat berupa tidak bisa menguasai dan
-
Halaman 14dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
memanfaatkan sebagian HGU yang luas totalnya adalah 47,28 (empat
puluh tujuh koma dua delapan) ha, dimana harga tanah tersebut
adalah Rp. 10.000.000,- per ha, sehingga kerugian adalah 47,28 ha X
Rp. 10.000.000,- = Rp. 472.800.000,-;
41. Bahwa disamping adanya kerugian materil yang dapat dinilai dengan
uang, akibat perbuatan Para Tergugat tersebut telah menimbulkan
kerugian immaterial bagi Penggugat yang sebetulnya tidak dapat
dinilai dengan uang berupa hilangnya rasa aman dan ketakutan yang
berkepanjangan pada diri Penggugat yang harus dikonpensasi dengan
uang dengan jumlah Rp. 5.000.000.000,- (Lima Milyar Rupiah);
42. Bahwa total kerugian Penggugat atas tindakan/ perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh para Tergugat adalah Rp. 472.800.000,- +
Rp. 5.000.000.000,- = Rp. 5.472.800.000,- (lima milyar empat ratus
tujuh puluh dua juta delapan ratus ribu rupiah);
43. Bahwa Gugatan ini Penggugat ajukan berdasarkan surat-surat yang
mempunyai kekuatan pembuktian, maka menurut hukum keputusan
dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun Tergugat
Verzet maupun banding (Uitvoerbaar bij voorrad);
44. Bahwa atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan Para Tergugat
maka pantas dan patutlah jika Tergugat dalam hal ini menanggung
semua biaya yang timbul dan ditimbulkan dalam perkara ini;
45. Bahwa untuk menjamin pemenuhan kewajiban pihak Para Tergugat
atas kerugian Penggugat atau akan dapat menimbulkan kerugian yang
lebih benar kiranya patut dan pantas Pengadilan Negeri Dumai
melaksanakan sita jaminan atas objek perkara yang diperkarakan
dalam perkara ini sudah dijelaskan di atas;
Bahwa berdasarkan uraian diatas kiranya Majelis Hakim yang memeriksa
perkara ini dapat memberikan putusan dengan amar putusan sebagai berikut:
DALAM PROVISI:
1. Memerintahkan Para Tergugat selama perkara ini diperiksa untuk
menghentikan segala aktivitas berupa apapun terhadap milik
-
Halaman 15dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Penggugat, dengan ketentuan bahwa para Tergugat diharuskan
secara tanggung renteng membayar uang paksa (Dwangsom) kepada
Penggugat sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) yang
dapat dibayar seketika dan sekaligus untuk tiap kali para Tergugat
melanggar keputusan ini;
2. Memerintahkan Para Tergugat untuk mematuhi dan melaksanakan isi
putusan provisi ini sebagai suatu putusan lembaga hukum peradilan
yang harus dihormati, dihargai dan ditaati oleh setiap Badan Hukum/
Warga Negara Indonesia yang baik dan benar, jika perlu dengan
bantuan aparat berwajib dan instansi terkait lainnya;
3. Memerintahkan kepada Turut Tergugat I untuk membatalkan Surat
Keterangan Lahan Garapan/Surat Keterangan Saksi Sempadan
Tanah:
1. Reg. No. 23/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
2. Reg. No. 71/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;
3. Reg. No. 09/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
4. Reg. No. 20/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
5. Reg. No. 70/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;
6. Reg. No. 10/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
7. Reg. No. 07/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
8. Reg. No. 19/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
9. Reg. No. 13/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
10. Reg. No. 11/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
11. Reg. No. 14/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
12. Reg. No. 24/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
13. Reg. No. 15/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
14. Reg. No. 16/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
15. Reg. No. 06/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
16. Reg. No. 12/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
17. Reg. No. 05/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
18. Reg. No. 21/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
-
Halaman 16dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
19. Reg. No. 17/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
20. Reg. No. 08/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
21. Reg. No. 18/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
22. Reg. No. 22/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
23. Reg. No. 444/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;
24. Reg. No. 442/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;
4. Menyatakan Provisi ini dapat dilaksanakan secara serta merta
meskipun adanya verzet, banding dan kasasi;
Dalam Pokok Perkara
PRIMAIR:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan bahwa Penggugat adalah pemilik sah atas HGU tanah
dengan Sebagaimana izin yang telah dikelurkan oleh Keputusan
Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor: 79-HGU-BPN RI-2008
tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas Nama PT. Tumpuan, atas
Tanah di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau pada tanggal 19
Desember 2008;
3. Menyatakan bahwa Surat Register Surat Keterangan Lahan Garapan:
1. Reg. No. 23/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
2. Reg. No. 71/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;
3. Reg. No. 09/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
4. Reg. No. 20/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
5. Reg. No. 70/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;
6. Reg. No. 10/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
7. Reg. No. 07/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
8. Reg. No. 19/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
9. Reg. No. 13/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
10.Reg. No. 11/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
11.Reg. No. 14/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
12.Reg. No. 24/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
13.Reg. No. 15/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
-
Halaman 17dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
14.Reg. No. 16/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
15.Reg. No. 06/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
16.Reg. No. 12/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
17.Reg. No. 05/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
18.Reg. No. 21/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
19.Reg. No. 17/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
20.Reg. No. 08/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
21.Reg. No. 18/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
22.Reg. No. 22/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;
23.Reg. No. 444/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;
24.Reg. No. 442/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;
cacat hukum dan dinyatakan batal demi hukum;
4. Menyatakan perbuatan Para Tergugat berupa memasuki areal tanah
milik Penggugat dengan maksud untuk menguasai secara tanpa hak
dan melawan hukum merupakan perbuatan melawan hukum (onrecht
matigedaad) yang dilakukan oleh para Tergugat yang merugikan pihak
Penggugat;
5. Menghukum para Tergugat untuk membayar kerugian materil
Penggugat yang ditaksir sebesar Rp. 5.472.800.000,- (Lima Milyar
Empat rams tujuh puluh dua Juta delapan rates ribu Rupiah );atas
tindakan dan perbuatan melawan hukum yang dilakukannya;
6. Menyatakan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan segera
(Uitvoerbaar bij voorraad), walaupun Tergugat menyatakan banding,
Verzet atau Kasasi ;
7. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ongkos-ongkos yang
timbul dalam perkara ini;
SUBSIDAIR:
Bahwa jika Majelis Hakim dalam perkara ini berpendapat lain, mohon
putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequa Et Bono).
-
Halaman 18dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Menimbang bahwa atas gugatan Penggugat tersebut pIhak Tergugat
telah mengajukan jawaban yang isinya sebagai berikut :
Bahwa PARA TERGUGAT dengan ini secara tegas membantah setiap dan
seluruh dalil-dalil, fakta, bukti dan dasar hukum yang diajukan oleh
PENGGUGAT dalam Gugatan a quo, kecuali yang secara tegas diakui
oleh PARA TERGUGAT. Adapun alasan-alasan dan dasar hukum
penolakan PARA TERGUGAT adalah sebagai berikut:
DALAM KONVENSI:
DALAM EKSEPSI:
Mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia agar dalil-dalil yang disampaikan
oleh PARA TERGUGAT dalam eksepsi ini dianggap sebagai satu
kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Pokok
Perkara di bawah ini;
PARA TERGUGAT dengan ini membantah sepenuhnya dan seluruhnya
atas Gugatan PENGGUGAT, berdasarkan eksepsi-eksepsi yang diajukan
sebagai berikut:
I. EKSEPSI TENTANG GUGATAN ERROR IN PERSONA
1. PENGGUGAT BUKAN ORANG YANG BERHAK MENGAJUKAN
GUGATAN
Bahwa dalam uraian gugatan a quo objek gugatan disebutkan
adalah milik Perusahaan yakni PT. TUMPUAN, namun dalam
perkara a quo Penggugatnya adalah Sdr. Djagundur Yonathan
Simatupang selaku Direktur Utama PT. Tumpuan.
Bahwa jika dilihat dari format gugatan Penggugat, artinya yang
menjadi Penggugat adalah Sdr. Djagundur Yonathan Simatupang
yang jabatannya adalah sebagai direktur utama pada PT. Tumpuan,
bukan PT. Tumpuan yang diwakili oleh direkturnya Sdr. Djagundur
Yonathan Simatupang.
-
Halaman 19dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Bahwa oleh karena PT adalah sebagai subjek hukum, seharusnya
yang menjadi Penggugat dalam perkara a quo adalah PT.
TUMPUAN, bukan Sdr. Drs. Djagundur Yonathan Simatupang
Bahwa dengan demikian jelas bahwa Penggugat adalah bukan
orang yang tepat untuk melakukan Gugatan, oleh karenanya pantas
kiranya majelis Hakim yang terhormat untuk menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima.
2. PARA TERGUGAT BUKANLAH ORANG YANG TEPAT
DIJADIKAN SEBAGAI TERGUGAT TERGUGAT
Bahwa Gugatan a quo adalah suatu proses hukum yang tentunya
harus didasari dengan hukum pula untuk di ajukan ke Pengadilan.
Bahwa Penggugat telah saiah menempatkan Tergugat II sebagai
pihak dalam perkara a quo, karena Tergugat II tidak mempunyai
hubungan hukum dengan Penggugat maupun dengan Tergugat-
tergugat lainnya, Tergugat II tidak ada memiliki ataupun menguasai
tanah pada objek perkara yang di gugat oleh Penggugat.
Bahwa Tergugat II ditempatkan sebagai pihak dalam perkara a quo
adalah dengan tanpa dasar hukum yang jelas, oleh karena itu jelas
gugatan Penggugat error in persona dan haruslah dinyatakan tidak
dapat diterima.
Bahwa Penggugat juga menempatkan Ahli Waris Almarhum Ruslan
sebagai Tergugat XXV dalam perkara a quo.
Bahwa Penggugat telah salah dalam menetapkan pihak dalam
perkara a quo, Penggugat tidak menjelaskan siapa nama, alamat,
pekerjaan Ahli waris Almarhum Ruslan tersebut yang di jadikan
pihak dalam perkara a quo. Subjek hukum yang dimaksud oleh
Penggugat tidak jelas karena tidak menyebutkan identitas yang
jelas dan hubungan hukum antara Ruslan dengan Ahli Warisnya
tersebut.
Bahwa oleh karena itu Penggugat telah keliru menempatkan
Tergugat-Tergugat sebagai pihak dalam perkara a quo, dan
-
Halaman 20dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
gugatan yang salah pihak tersebut haruslah dinyatakan tidak dapat
diterima.
II. EKSEPSI TENTANG KURANG PIHAK (EXCEPTIO PLURIUM LITIS
CONSORTIUM)
Gugatan a quo harus dinyatakan sebagai Gugatan Kurang Pihak
(Exceptio Plurium Litis Consortium), berdasarkan alasan, fakta dan
dasar hukum sebagai berikut:
Bahwa Penggugat telah menetapkan Charles Bazoka Hutapea
sebagai Tergugat I walaupun Penggugat tidak menjelaskan secara
rinci dimana keterlibatan Tergugat I sehingga didudukkan posisinya
sebagai Tergugat I.
Bahwa jika Penggugat menggugat Tergugat I adalah karena Tergugat
I telah membeli lahan kepada Tergugat-Tergugat Iainnya, maka
seharusnya Penggugat juga menggugat seseorang bernama Arnold
Christoper Hutapea yang secara bersama-sama dengan Tergugat I
membeli lahan milik Tergugat-Tergugat, hal ini dapat dibuktikan
dengan Tanda Terima tertanggal 03 April 2009.
Bahwa dengan tidak diikutsertakannya Arnold Christoper Hutapea
sebagai Tergugat atau paling tidak sebagai Turut Tergugat,
mengakibatkan Gugatan aquo menjadi kurang pihak (exceptio plurium
litis consortium). Dan konsekuensi hukum lebih lanjut dan demi tertib
hukum acara adalah bahwa Majelis Hakim dalam putusannya harus
menyatakan bahwa Gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet
Ontvantkelijk).
Eksepsi "exceptio plurium litis consortium" selama ini telah diterima
dalam praktek hukum umum di Indonesia, sebagaimana antara lain
dikuatkan dalam Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung Republik
Indonesia yaitu Putusan Mahkamah Agung No. 878 K/Sip/1977
tanggal 19 Juni 1977, yang pada dasarnya menyatakan bahwa
-
Halaman 21dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
gugatan tidak dapat diterima oleh karena ada pihak yang tidak
diikutsertakan sebagai pihak dalam gugatan.
III. EKSEPSI TENTANG GUGATAN KABUR
Bahwa didalam gugatan penggugat poin 2, 3, 4 dan 5 terdapat
kekaburan tentang mana sebenarnya yang menjadi objek sengketa.
Pada poin 2 dan 3 gugatan Penggugat bercerita tentang telah
memperoleh pelepasan sebagian kawasan hutan seluas 7.985,5 Ha.
Yang terletak di kelompok hutan S. Petani - S. Pudu Kabupaten
Daerah Tingkat II Bengkalis Provinsi Daerah Tingkat I Riau
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI tanggal 10 Juli
1992 Nomor: 701/KPTS/II/1992 dan izin lokasi serta perpanjangannya
untuk keperluan perkebunan kelapa sawit atas tanah seluas 5.463 Ha,
kemudian pada poin 4 gugatan Penggugat bercerita tentang
Keputusan Kepala Badan Pertanahan RI No. 79-HGU-BPN RI- 2008
tentang pemberian hak guna usaha atas nama PT. Tumpuan tanggal
19 Desember 2008.
Bahwa dari uraian diatas jelas terlihat bahwa tidak jelas lahan mana
sebenarnya yang di persoalkan oleh penggugat apakah lahan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI tanggal 10 Juli
1992 Nomor: 701/KPTS-II/1992 tentang Pelepasan Sebagian
Kawasan Hutan atau Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan RI
79-HGU-BPN RI-2008 tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas nama
PT. Tumpuan tanggal 19 Desember 2008 karena kedua hal tersebut
adalah objek yang berbeda.
IV. TENTANG POSITA DAN PETITUM GUGATAN TIDAK SESUAI
Bahwa didalam Posita Gugatan Penggugat disebutkan tentang dasar
Para Tergugat mengugasai dan mengolah objek tanah perkara akan
tetapi penggugat tidak ada menyatakan dasar penguasaan Para
Tergugat tersebut cacat hukum dan dinyatakan batal demi hukum,
akan tetapi di dalam Petitum Penggugat memintakan agar dasar
-
Halaman 22dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
penguasaan Para Tergugat tersebut dinyatakan cacat hukum dan
batal demi hukum.
Dengan demikian antara posita dan petitum dalam Gugatan aquo
sama sekali telah tidak selaras. Konsekuensi hukum dari hal ini adalah
bahwa Majelis Hakim Yang Terhomat harus menyatakan bahwa
Gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvantkelijk), sebagaimana telah
ditegaskan dan dikuatkan dalam Yurisprudensi Tetap Mahkamah
Agung, yaitu antara lain Putusan Mahkamah Agung RI No. 67
K/Sip/1972 tanggal 13 Agustus 1972 yang pada dasarnya menyatakan
bahwa karena dalil-dalil penggugat asal tidak selaras/
bertentangan dengan petitum-petitumnya, maka putusan Judex
Factie dibatalkan.
DALAM POKOK PERKARA:
Bahwa apa yang diuraikan diatas dianggap diulangi lagi di bawah ini dan
merupakan satu kesatuan dengan pokok perkara ini;
Bahwa Para Tergugat membantah seluruh dalil-dalil Penggugat dalam
pokok perkara gugatannya dengan alasan dan dalil sebagai berikut:
1. Bahwa tidak benar lahan Penggugat seluas 1.089.44 ha terletak di
atas lahan milik Para Tergugat sebagaimana yang didalilkan
Penggugat pada poin 2, 3 dan 4 gugatannya.
2. Bahwa tidak benar Penggugat telah melakukan pengukuran ulang
tapal batas wilayah yang diberikan izin HGU dengan membuat kanal-
kanal perbatasan sebagai mana dalil penggugat pada poin 5 gugatan.
Bahwa jika memang ada dilakukan pengukuran ulang tapal batas serta
dibuat kanal-kanal tentunya Para Tergugat akan mengetahuinya serta
aparat desa setempat juga harus dilibatkan, akan tetapi faktanya Para
Tergugat sama sekali tidak mengetahui serta aparat pemerintah desa
setempat juga tidak ada memberitahukan kepada Para Tergugat bahwa
-
Halaman 23dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
di atas lahan milik Para Tergugat telah dilakukan pengukuran ulang
tapal batas oleh Penggugat.
3. Bahwa Para Tergugat menyangkal dalil Penggugat pada poin 6 dan 7
gugatannya dengan alasan bahwa tidak benar Penggugat telah
mengolah dan membuat kanal perbatasan dan memanfaatkan lahan
tersebut sejak keluarnya Hak Guna Usaha karena Para Tergugat telah
menguasai dan mengolah lahan milik Para Tergugat semenjak tahun
1987.
Bahwa tidak benar Para Tergugat telah mengolah dan menguasai
lahan milik Penggugat dengan luas total 47,28 Ha semenjak tahun
2008, bahwa faktanya adalah Para tergugat menguasai dan mengolah
lahan milik Para Tergugat sendiri semenjak tahun 1987, bukan di atas
lahan yang diakui milik Penggugat.
Bahwa dalil penggugat sebagai mana para tergugat sangkal di atas
tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya dan tidak berdasarkan
hukum dan maka dari itu mohon majelis Hakim yang terhormat
menolak seluruh gugatan Penggugat.
4. Bahwa Para Tergugat menyangkal dalil gugatan Penggugat poin 8
gugatannya.
Bahwa tidak benar Tergugat I telah menguasai dan mengolah
sebagian tanah dalam wilayah HGU Penggugat.
Bahwa Tergugat I bersama dengan Arnold Christoper Hutapea telah
membeli secara sah tanah milik Para Tergugat yang asal tanah
tersebut adalah berasal dari pengolahan Para Tergugat semenjak
tahun 1987 berdasarkan surat tanda terima tertanggal 03 April 2009,
bukan tanah yang telah Penggugat kuasai sebagaimana dalil gugatan
Penggugat.
Bahwa tidak benar Tergugat II mengolah dan menguasai lahan milik
Penggugat sebagai mana dalil gugatan Penggugat, Tergugat II tidak
ada dan tidak pernah menguasai dan mengolah sedikitpun tanah yang
berada di Desa S. Petani.
-
Halaman 24dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Bahwa dalil gugatan Penggugat tersebut adalah kabur dan salah
alamat, karena Tergugat II tidak mengetahui apa-apa mengenai lahan
Penggugat dan Tergugat tidak memiliki tanah di wilayah sebagai mana
Penggugat dalilkan.
Bahwa oleh karena gugatan Penggugat tidak berdasarkan hukum dan
tidak berdasarkan fakta maka sudah seharusnya lah gugatan
Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat di
terima oleh karena gugatan penggugat eror in persona.
5. Bahwa Para Tergugat menolak dalil gugatan Penggugat pada poin 9
sampai dengan poin 32 gugatan.
Bahwa dalil-dalil Penggugat yang mengatakan Para Tergugat sebagaimana
dalam poin 9 sampai 32 tersebut telah mengolah lahan yang diakui
Penggugat adalah milik Penggugat adalah tidak benar dan tidak berdasarkan
hukum.
Bahwa para Tergugat tidak pernah mengolah lahan milik Penggugat, Para
Tergugat hanya mengolah lahan milik Para Tergugat berdasarkan bukti
kepemilikan sendiri yang mana tanah tersebut Para Tergugat olah semenjak
tahun 1987.
6. Bahwa Turut Tergugat I menolak dalil gugatan Penggugat pada poin 34
gugatannya. Bahwa Turut Tergugat I tidak pernah menerbitkan Surat
Register Surat Keterangan Lahan Garapan di atas tanah Penggugat.
Bahwa Turut Tergugat I hanya menandatangani Surat Keterangan Lahan
Garapan milik Para Tergugat yang diperoleh Para Tergugat secara sah,
bukan di atas lahan milik Penggugat.
Bahwa andaipun benar apa yang di dalilkan Penggugat surat keterangan
lahan garapan milik Para Tergugat tersebut berada di wilayah HGU
Penggugat, mengapa Penggugat tidak menyelesaikan persoalan itu dengan
para Tergugat? Sedangkan di dalam HGU Nomor: 79 - HGU - BPN RI- 2008
pada poin ke TUJUH halaman 4 dengan tegas disebutkan: "apabila di dalam
areal tanah yang diberikan Hak Guna Usaha ternyata terdapat keberatan-
keberatan dari pihak ketiga sesudah pemberian hak ini, menjadi kewajiban/
-
Halaman 25dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
tanggung jawab sepenuhnya dari penerima hak untuk menyelesaikan
dengan sebaik-baiknya menurut peraturan perundang-undangan.
Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas jelas bahwa HGU Penggugat
tersebut baru dapat dikuasai secara penuh oleh Penggugat apabila telah
menyelesaikan persoalan dengan pihak ketiga yang memiliki tanah diatas
lahan yang diberi HGU tersebut.
Bahwa andaipun benar HGU tersebut berada di atas tanah milik Para
tergugat, sampai saat ini Penggugat tidak pernah menyelesaikannya dengan
Para Tergugat mengenai kepemilikan lahan tersebut, Para Tergugat tidak
pernah menerima ganti rugi lahan dari Penggugat sebagai mana peraturan
yang berlaku dalam pelepasan hak tanah yang dikuasai oleh masyarakat.
Bahwa berdasarkan hal tersebut jelas bahwa HGU Penggugat tidak
mempunyai kekuatan hukum karena ada persyaratan yang harus dipenuhi
Penggugat sebagai mana dimaksud dalam HGU nomor: 79 - HGU - BPN RI-
2008 pada poin ke TUJUH halaman 4 belum dipenuhi oleh Penggugat.
7. Bahwa Para Tergugat menolak dalil penggugat pada poin 36 yang
menyatakan Para Tergugat telah bertindak sewenang-wenang dengan main
hakim sendiri.
Bahwa apa yang didalilkan Penggugat tersebut sama sekali tidak
berdasarkan fakta dan hukum, Para Tergugat tidak pernah bertindak main
hakim sendiri, Para Tergugat mengolah lahan milik Para Tergugat sendiri
adalah berdasarkan hukum, bahwa tanah yang Para Tergugat kuasai adalah
tanah milik Para Tergugat berdasarkan surat keterangan lahan garapan yang
di peroleh secara sah dimata hukum.
8. Bahwa dalil penggugat pada poin 37 yang mengatakan bahwa Para
Tergugat
melakukan terror adalah bohong dan tidak benar, Para tergugat tidak pernah
meneror penggugat, Para tergugat secara hukum sah melarang orang yang
memasuki lahan milik Para Tergugat dan itu dilindungi oleh hukum, bahkan
Penggugatlah yang sebenarnya secara melawan hukum memasuki lahan
milik Para Tergugat jika seperti yang didalilkan oleh Penggugat.
-
Halaman 26dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
9. Bahwa apabila Penggugat telah membuat laporan polisi sebagai mana dalil
penggugat pada poin 38 kenapa sampai sekarang tidak ada diantara Para
Tergugat yang dijadikan tersangka oleh Polisi jika diantara Para Tergugat
dituduh melakukan perbuatan melawan hukum atas Penggugat? Hal
tersebut menunjukkan bahwa Para Tergugat tidak benar telah melakukan
perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat.
10. Bahwa kerugian materil Penggugat sejumlah Rp. 472.800.000 sebagaimana
dalil Penggugat poin 40 adalah tidak benar dan mengada-ada, Para
Tergugat dengan tegas menolak hal tersebut.
Bahwa nilai kerugian yang Penggugat sebutkan tidak berdasarkan hukum,
karena jelas dalam HGU Nomor: 79 - HGU - BPN RI - 2008 pada halaman 4
poin KETIGA disebutkan "Penerima hak Guna Usaha hanya diwajibkan
membayar uang pemasukan sebesar Rp. 20.412.000, lalu dari mana
Penggugat mendapat angka Rp. 472.800.000 sebagai nilai kerugian materil?
Bahwa berdasarkan hal tersebut, motion kepada Majelis Hakim untuk
menolak gugatan Penggugat tersebut karena tidak berdasarkan
hukum.
11. Bahwa tuntutan kerugian immaterial yang dituntut Penggugat karena
perbuatan Para Tergugat sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (Lima Miliar
Rupiah) adalah tidak berdasarkan alasan yang jelas dan haruslah di
tolak.
Bahwa Prof. Dr. Sri Gambir Melati Hatta dalam bukunya yang berjudul
"Catatan Kapita Selekta Hukum Perdata: Perbuatan Melawan Hukum", hal.
1, secara tegas telah menyatakan bahwa: "Unsur kesalahan berkaitan erat
dengan unsur kerugian. Dengan terbuktinya kesalahan pada perbuatan
melawan hukum maka kerugian menjadi tanggung jawab si pembuat
kesalahan."
Bahwa berdasarkan hal tersebut dimana kesalahan Para tergugat yang
merupakan perbuatan melawan hukum? Sudah jelas Para Tergugat
menguasai lahan milik Para Tergugat berdasarkan Hukum, bukan dengan
cara melawan hukum terhadap Penggugat. Oleh karenanya tuntutan ganti
-
Halaman 27dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
rugi tidak dapat dimintakan kepada Para tergugat yang sama sekali tidak
melakukan kesalahan atau melakukan perbuatan melawan hukum terhadap
Penggugat.
Bahwa berdasarkan dalil-dalil diatas sangat beralasan hukum jika Majelis
Hakim yang terhormat untuk menolak seluruh tuntutan kerugian balk moril
maupun materil yang di tuntut oleh Penggugat.
Permohonan Putusan Serta Merta Yang Diajukan PENGGUGAT Harus
Ditolak Oleh Majelis Hakim Yang Terhormat
Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa meskipun Pasal 180
ayat (1) HIR memperbolehkan putusan serta merta meskipun ada upaya
bantahan (verzet), banding atau kasasi (uitvoerbaar bij voorraad), namun dalam
prakteknya hakim harus sangat berhati-hati dalam menjatuhkan putusan serta
merta, sebagaimana hal ini diatur dan ditegaskan dalam Instruksi Mahkamah
Agung RI Nomor: 348/K/5216/M tertanggal 13 Pebruari 1958 yang
memberikan instruksi: "Janganlah secara mudah mernberi putusan uitvoerbaar
bij voorraad.".
Lebih Ianjut, Mahkamah Agung RI menegaskan kewajiban hakim agar
tidak menjatuhkan putusan serta merta sebagaimana dinyatakan dalam:
(i) Surat Edaran Mahkamah Agung RI ("SEMA") No. 6 Tahun 1975 tertanggal
1 Desember 1975, yang menyatakan (kutipan):
"Dimana dalam perundang-undangan (Pasal 180 HIR ayat (1)) diberikan
suatu kewenangan diskretioner kepada hakim yang tidak imperatif
sifatnya, maka dengan ini diminta kepada Saudara, agar supaya Saudara
tidak menjatuhkan keputusan walaupun syarat-syarat dalam Pasal 180
ayat (1) HIR/ 191 ayat (1) R.bg telah dipenuhi. Hanya dalam hal-hal yang
tidak dapat dihindarkan, keputusan demikian yang sangat exectional sifatnya
dapat dijatuhi".
(ii) SEMA No. 3 Tahun 1978 tertanggal 1 April 1978, yang menyatakan:
"....... , maka dengan ini ditegaskan kembali kepada Saudara agar
supaya Saudara tidak menjatuhkan putusan uitvoerbaar bij
-
Halaman 28dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
voorraad walaupun syarat-syarat dalam Pasal 180 ayat (1) HIR/
191 ayat (1) Rbg telah terpenuhi.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Para Tergugat mohon agar
Majelis Hakim Yang Terhormat menolak permohonan putusan serta
merta yang diajukan oleh Penggugat dalam Gugatan.
Permohonan Sita Jaminan Penggugat Tidak Berdasar
Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa permohonan sita
jaminan yang diajukan oleh PENGGUGAT sama sekali tidak berdasar dan
tidak sesuai dengan hukum acara perdata yang berlaku.
Selain bahwa PENGGUGAT telah mengajukan permohonan sita jaminan
tanpa adanya dasar alasan yang sah, permohonan PENGGUGAT tersebut
juga tidak sesuai dengan hukum acara yang berlaku, yaitu dengan
mengajukan permohonan sita tanpa memberikan perincian atas barang-
barang yang dimohonkan sita. Hal ini sejalan dengan pendapat Yahya
Harahap, "Hukum Acara Perdata", Cetakan Kedua, Penerbit Sinar Grafika,
2005, halaman 291, yang menyatakan (kutipan):
"Permintaan sita yang diajukan secara umum terhadap semua
atau sebagian harta kekayaan tergugat, dianggap tidak
memenuhi syarat Permintaan sita yang demikian tidak terang,
sebab tidak diketahui persis apa saja harta kekayaan tergugat,
sehingga tidak jelas barang apa dan mana yang hendak disita".
Lebih lanjut, pada halaman yang sama juga dinyatakan (kutipan):
"Permintaan sita yang tidak menyebut secara jelas identitasnya,
dianggap merupakan permintaan yang kabur objeknya, sehingga
tidak mungkin diletakkan sita. Terhadap permintaan yang seperti
itu, cukup dasar alasan untuk menolaknya".
Berdasarkan hal-hal yang telah Para Tergugat uraikan dan buktikan tersebut
diatas, maka Para Tergugat mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat
untuk menolak permohonan sita jaminan yang diajukan oleh Penggugat
tersebut, satu dan lain hal karena tidak sesuai dengan hukum acara yang
berlaku di Indonesia.
-
Halaman 29dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
DALAM REKONVENSI:
Bahwa apa yang telah diuraikan diatas dianggap diulangi lagi di bawah ini
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rekonvensi ini;
Bahwa Para Penggugat Rekonvensi (Para Tergugat Konvensi) dengan
mengajukan gugatan rekonvensi terhadap Tergugat Rekonvensi (Penggugat
Konvensi) sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat I Rekonvensi (Charles Bazoka Hutapea) memiliki
sebidang tanah perkebunan seluas 40 Ha yang terletak di RT. 02/RW. III
Dusun Buluh Manis Desa Petani KM. 21 Kecamatan Mandau sesuai dengan
Surat Keterangan Lahan Garapan Nomor: 05/SKLG/PTN/III/2009 sampai
dengan Nomor: 24/SKLG/PTN/III/ 2009 tertanggal 20-03-2009.
2. Bahwa lahan sebagaimana dimaksud diatas Penggugat I Rekonvensi peroleh
dari pembelian dari Para Penggugat Rekonvensi lainnya (Para Tergugat dalam
Konvensi) sejumlah Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta rupiah)
berdasarkan tanda terima tertanggal 03-04-2009.
3. Bahwa pembelian yang dilakukan oleh Penggugat I Rekonvensi
dibayar secara bertahap sesuai dengan kwitansi-kwitansi pembayaran
yang nantinya akan Penggugat Rekonvensi akikan sebagai bukti
dalam proses pembuktian.
4. Bahwa setelah Penggugat I rekonvensi membeli tanah sebagai mana
dimaksud di atas, Penggugat I Rekonvensi telah mengolah dan
mengeluarkan biaya-biaya untuk menggarap lahan tersebut.
5. Bahwa sebagaimana mestinya seorang pemilik tanah, Penggugat
Rekonvensi telah menjaga dan merawat lahan serta membiayai untuk
pengolahan lahan sebagai mana dimaksud.
6. Bahwa Para Penggugat rekonvensi sama sekali tidak mengetahui atau
tidak pernah di beritahu oleh pejabat berwenang bahwa diatas tanah
milik Para Penggugat Rekonvensi terdapat HGU atas nama PT.
Tumpuan.
7. Bahwa andaipun benar HGU milik Tergugat Rekonvensi itu benar-benar ada,
dapat disimpulkan bahwa HGU tersebut tidak berkekuatan hukum, karena
-
Halaman 30dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
terdapat di atas tanah yang masih dikuasai oleh masyarakat dan belum
pernah diberikan ganti rugi atau belum diselesaikan secara hukum.
8. Bahwa sekarang Tergugat Rekonvensi telah mengklaim bahwa lahan milik
Penggugat Rekonvensi adalah milik Tergugat Rekonvensi adalah perbuatan
melawan hukum, karena Penggugat Rekonvensi memperoleh lahan
dengan cara sah sesuai hukum.
9. Bahwa Penggugat Rekonvensi mencurigai bahwa Tergugat
Rekonvensi dalam mengajukan permohonan HGU memberikan data
yang tidak benar sehingga terbitlah HGU atas nama PT. Tumpuan.
10. Bahwa hal tersebut dapat dibuktikan dalam poin 2 halaman 2 HGU Nomor:
79-HGU-BPN RI-2008 yang menyebutkan: "Tanah tersebut telah dikuasai
pemohon, yang sebagiannya seluas 164,2938 ha diperoleh atas dasar
penyerahan lahan masyarakat dengan membayar ganti rugi, .... dst, dst..
11. Bahwa berdasarkan hal tersebut jelas bahwa Pemohon HGU (Tergugat
Rekonvensi) telah memberikan keterangan yang tidak benar dalam
memohonkan HGU, karena faktanya Para Penggugat Rekonvensi tidak
pernah menerima ganti rugi dari Tergugat Rekonvensi.
12. Bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas jelas bahwa HGU Nomor: 79-HGU-
BPN RI-2008 atas nama PT. Tumpuan tertanggal 19 Desember 2008 adalah
cacat hukum dan tidak berkekuatan hukum.
13. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, jelas bahwa Tergugat Rekonvensi
telah melakukan perbuatan melawan hukum kepada Para Penggugat
Rekonvensi, oleh karenanya gugatan Rekonvensi Penggugat Rekonvensi
patutlah untuk diterima dan dikabulkan.
14. Bahwa atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat Rekonvensi
maka Penggugat I Rekonvensi (Charles Bazoka Hutapea) telah mengalami
kerugian materil sejumlah nilai pembelian yang dilakukan oleh Penggugat I
Rekonvensi yaitu sebesar Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta
rupiah) sesuai bukti tanda terima tertanggal 03/04/2009.
15. Bahwa disamping kerugian materil, perbuatan Tergugat Rekonvensi telah
menimbulkan kerugian immaterial bagi Penggugat I Rekonvensi berupa
-
Halaman 31dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
ketidaknyamanan dalam melakukan pengolahan lahan yang secara hukum
adalah sah milik Penggugat I Rekonvensi yang pada dasarnya tidak dapat
dinilai dengan uang namun wajar bila dikompensasikan dengan uang
sejumlah Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).
16. Bahwa total kerugian Penggugat I Rekonvensi atas perbuatan melawan
hukum yang dilakukan Tergugat Rekonvensi adalah Rp. 240.000.000,- + Rp.
10.000.000.000,- = Rp. 10. 240.000.000,- (sepuluh miliar dua ratus empat
puluh juta rupiah).
Bahwa berdasarkan dalil-dalil serta dasar-dasar hukum tersebut diatas,
mohon kepada Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini
untuk memberikan putusan sebagai berikut:
A. DALAM EKSEPSI
- Menerima dan mengabulkan seluruh eksepsi Para Tergugat;
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat di terima.
B. DALAM POKOK PERKARA
- Menolak Seluruh Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
- Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya yang timbul
dalamperkara ini.
C. DALAM REKONVENSI
- Mengabulkan seluruh gugatan Para Penggugat rekonvensi.
- Menyatakan Perbuatan Tergugat Rekonvensi adalah Perbuatan
Melawan Hukum.
- Menyatakan HGU Nomor 79-HGU-BPN RI-2008 atas nama PT.
Tumpuan tertanggal 19 Desember 2008 adalah cacat hukum dan
tidak berkekuatan hukum.
- Menyatakan sah surat tanda tanda terima tertanggal 03/04/2009 yang
ditanda tangani oleh Zulkifli sebagai pembayaran pembelian lahan oleh
Charles Bazoka Hutapea.
-
Halaman 32dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
- Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kerugian
materil dan kerugian moril Penggugat I Rekonvensi sebesar Rp.
10.240.000.000,- (sepuluh miliar dua ratus empat puluh juta rupiah).
- Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar semua biaya perkara
yang timbul dalam perkara ini.
Menimbang bahwa selanjutnya Pengadilan Negeri Dumai telah
menjatuhkan Putusan sebagaimana tertuang dalam Putusan Nomor
03/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :
DALAM KONVENSI:
DALAM PROVISI:
- Menolak tuntutan provisi Penggugat Konvensi/ Tergugat
Rekonvensi untuk seluruhnya;
DALAM EKSEPSI:
- Mengabulkan eksepsi dari Para Tergugat Konvensi/ Para Penggugat
Rekonvensi untuk sebagian;
- Menolak eksepsi dari Para Tergugat Konvensi/ Para Penggugat
Rekonvensi untuk sebagian dan selebihnya;
DALAM POKOK PERKARA:
- Menyatakan gugatan Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi tidak
dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
DALAM REKONVENSI:
- Menyatakan gugatan Rekonvensi dari Para Penggugat Rekonvensi/
Para Tergugat Konvensi tidak dapat diterima (niet ontvanklijk
verklaard);
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:
-
Halaman 33dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
- Menghukum Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi untuk
membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp.
11.194.000,- (sebelas juta seratus sembilan puluh empat ribu rupiah);
Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas Pemberitahuan Putusan Nomor
03/PDT.G/2013/PN.DUM, amar putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor
03/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 telah diberitahukan secara sah
kepada kuasa Penggugat Konpensi/ Tergugat Rekonpensi pada tanggal 20
Maret 2014 , kepada kuasa para Tergugat dan Turut Tergugat Konvensi/ para
Penggugat Rekonpensi pada tanggal 19 Maret 2014, kepada Tergugat
Konvensi V, VII, XXIV, XXV pada tanggal 25 Maret 2014 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Pernyataan Permohonan Banding
No.03/Pdt.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani oleh Panitera Pengadilan
Negeri Dumai, Penggugat pada hari Selasa tanggal 1 April 2014 telah
menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor
03/Pdt.G/2013/ PN.DUM tanggal 5 Maret 2014;
Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas Pemberitahuan Pernyataan
banding No.03/Pdt.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani oleh Jurusita
Pengadilan Negeri Dumai, pengajuan permohonan banding oleh Kuasa
Penggugat tersebut diatas telah diberitahukan secara sah kepada Kuasa
Terbanding/semula para Tergugat dan Turut Tergugat Konvensi/Para
Penggugat Rekonpensi pada hari Kamis tanggal 24 April 2014, kepada
Terbanding V, VII, XXIV, XXV / semula Tergugat V, VII, XXIV, XXV pada
tanggal 17 April 2014 ;
Menimbang bahwa Kuasa Pembanding/semula Penggugat telah
mengajukan memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Dumai pada hari Senin tanggal 14 April 2014 dan selanjutnya telah
-
Halaman 34dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
diberitahukan/diserahkan kepada Kuasa Terbanding/semula para Tergugat
dan Turut Tergugat Konvensi/Para Penggugat Rekonpensi dan kepada
Terbanding V, VII, XXIV, XXV / semula Tergugat V, VII, XXIV, XXV pada
tanggal 24 April 2014 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas Pemberitahuan Memeriksa
Berkas Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.DUM, yang dibuat/ditanda tangani oleh
Jurusita Pengadilan Negeri Dumai, para Pihak yang berperkara telah
diberikan kesempatan masing-masing selama 14 (empat belas) hari untuk
mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzage) sebelum berkas tersebut
dikirimkan ke- Pengadilan Tinggi Pekanbaru untuk diperiksa dalam tingkat
banding;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :
Menimbang, bahwa karena permohonan banding dari Kuasa
Pembanding/ semula Penggugat diajukan dalam tenggang waktu maupun
tata-cara dan syarat-syarat yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan, maka pengajuan permohonan banding tersebut secara formal
dapat diterima;
Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan mempelajari berkas perkara
berikut turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Dumai No.03/Pdt.G/
2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 dan memori banding dari Kuasa
Pembanding/semula Penggugat maka Majelis Hakim Tingkat Banding
berpendapat perlu ada perbaikan dalam pertimbangan hukum mengenai
eksepsi sehingga berakibat pula pada perbaikan amar putusan mengenai
eksepsi ;
Menimbang, bahwa dalam mempertimbangkan eksepsi tentang error in
persona majelis hakim tingkat pertama telah menyimpulkan bahwa Tergugat
-
Halaman 35dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II bukanlah orang yang tepat untuk
dijadikan Tergugat ;
Menimbang, bahwa dalam uraiannya tersebut dapat disimpulkan adanya
pihak yang seharusnya tidak digugat ternyata dimasukkan sebagai tergugat
jadi ada kelebihan pihak ;
Menimbang, bahwa kelebihan pihak bukanlah alasan untuk menerima
eksepsi dan menyebabkan gugatan tidak diterima sebab apabila ada pihak
yang seharusnya tidak digugat namun dimasukkan sebagai Tergugat maka
majelis hakim dalam putusannya dapat menyatakan khusus mengenai
gugatan terhadap orang tersebut tidak dapat diterima , in casu gugatan
terhadap Tergugat konvensi II/Penggugat Rekonvensi II tidak dapat diterima,
sedangkan gugatan terhadap yang lain dapat dilanjutkan pemeriksaannya;
Menimbang bahwa eksepsi tentang gugatan kabur sebagaimana telah
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan
alasan-alasan eksepsi tentang gugatan kabur yang disampaikan oleh para
Tergugat ditolak memang sudah tepat namun oleh karena obyek gugatan
tersebut mengenai tanah maka dalam uraian posita gugatan haruslah
diuraikan dengan jelas mengenai letak, luas dan batas-batas tanah obyek
sengketa dan mengenai batas-batas, letak dan luas obyek sengketa ternyata
tidak diuraikan dalam eksepsinya oleh para tergugat konvensi/para
penggugat rekonvensi;
Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis Tingkat Banding akan
mempertimbangkan mengenai letak, batas dan luas tanah sengketa dalam
kerangka mempertimbangkan eksepsi tentang gugatan kabur sebagaimana
terurai di bawah ini ;
Menimbang, bahwa ternyata dalam posita gugatannya Penggugat sama
sekali tidak menguraikan dengan jelas letak dan batas-batas tanah sengketa
-
Halaman 36dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
yang diakui milik Penggugat yang menurut Penggugat dikuasai oleh para
Tergugat ;
Menimbang, bahwa dengan ditambah pertimbangan yang telah diuraikan
oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama sebagaimana terurai dalam putusan
perkara ini maka sudah jelas gugatan penggugat kabur (obscuur libel) dalam
hal letak, luas, dan batas-batas tanah sengketa ;
Menimbang, bahwa pertimbangan hukum tentang eksepsi yang lain telah
dipertimbangkan secara benar oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama, maka
pertimbangan majelis hakim tersebut diambil alih dan dijadikan pertimbangan
hukum tentang eksepsi oleh Majelis Hakim Tingkat Banding dalam
memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tentang eksepsi
tersebut di atas maka eksepsi para Tergugat haruslah diterima ;
Menimbang, bahwa karena pertimbangan hukum yang lain yang
dijadikan dasar putusan Pengadilan Tingkat Pertama dianggap tepat dan
benar, maka pertimbangan hukum tersebut diambil-alih dan dijadikan sebagai
pertimbangannya sendiri oleh Pengadilan Tinggi dalam memutus perkara ini
ditingkat banding;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, Majelis
Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa putusan Pengadilan Negeri
Dumai Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 haruslah
diperbaiki sekedar mengenai redaksi amar putusan mengenai eksepsi
sehingga amarnya berbunyi sebagaimana tersebut dalam amar putusan di
bawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding/Semula Penggugat
sebagai pihak yang kalah, maka haruslah dihukum untuk membayar
biaya yang timbul dalam kedua tingkat peradilan;
-
Halaman 37dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Mengingat, selain pada pasal 199 s/d 205 dari Reglemen Hukum Acara
Perdata Daerah Luar Jawa dan Madura (RBg) juga pada Undang-Undang
Nomor.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman serta peraturan
perundang-undangan lainnya yang bersangkutan;
M E N G A D I L I :
1. Menerima permohonan banding dari Kuasa Pembanding/ semula
Penggugat;
2. Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor
03/PDT.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 yang dimohonkan
banding tersebut sekedar mengenai redaksi amar putusan mengenai
eksepsi sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONVENSI:
DALAM PROVISI:
- Menolak tuntutan provisi Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi
untuk seluruhnya;
DALAM EKSEPSI:
- Mengabulkan eksepsi dari Para Tergugat Konvensi/Para Penggugat
Rekonpensi
DALAM POKOK PERKARA:
- Menyatakan gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonpensi tidak
dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
DALAM REKONVENSI:
- Menyatakan gugatan Rekonvensi dari Para Penggugat Rekonvensi/
Para Tergugat Konvensi tidak dapat diterima (niet ontvanklijk
verklaard);
-
Halaman 38dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:
- Menghukum Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi untuk
membayar biaya yang timbul dalam perkara ini dalam kedua tingkat
peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp150.000,00 (seratus
lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan pada hari : Selasa, tanggal 8 Oktober 2014,
dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru dengan
susunan DWI PRASETYANTO,S.H., sebagai Hakim Ketua, H.ANTHONY
SYARIEF,S.H dan EDDY RISDIANTO,S.H,M.H , masing-masing sebagai
Hakim Anggota, putusan mana pada hari Jumat, tanggal 10 Oktober 2014
telah diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim
Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, dengan
dibantu oleh NUR FATMAWATY,S.H. Panitera-pengganti pada Pengadilan
Tinggi Pekanbaru, akan tetapi tidak dihadiri oleh kedua belah pihak yang
berperkara;
HAKIM ANGGOTA; HAKIM KETUA;
H.ANTHONY SYARIEF,S.H DWI PRASETYANTO,S.H.
EDDY RISDIANTO,S.H, M.H
PANITERA-PENGGANTI;
NUR FATMAWATY,S.H.
-
Halaman 39dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R
Perincian biaya proses :
1. MarteraiRp. 6.000,00
2. RedaksiRp. 5.000,00
3. Biaya administrasi..Rp. 139.000,00
Rp. 150.000,00
(Seratus lima puluh ribu rupiah)