P U T U S A N - simkara.pt-pekanbaru.go.idsimkara.pt-pekanbaru.go.id/files_perdata... · Jl. Paus...

download P U T U S A N - simkara.pt-pekanbaru.go.idsimkara.pt-pekanbaru.go.id/files_perdata... · Jl. Paus No. 92 Lantai 2 Pekanbaru, berdasarkan Surat Kuasa ... Guna Usaha seluas 1.089,44

If you can't read please download the document

Transcript of P U T U S A N - simkara.pt-pekanbaru.go.idsimkara.pt-pekanbaru.go.id/files_perdata... · Jl. Paus...

  • Halaman 1dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    P U T U S A NNOMOR 97/PDT/2014/PT.R

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

    Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-

    perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan

    sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara :

    Drs. DJAGUNDUR YONATHAN SIMATUPANG, selaku Direktur Utama PT.

    Tumpuan No. KTP: 09.5402.000351.0171, Pria, Tempat/

    tanggal lahir: Tapanuli/9 Maret 1951, beralamat di Jalan

    Batu Wulung No. 25 RT/RW: 006/010, Kelurahan Kayu

    Putih Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur,dalam hal ini

    diwakili oleh kuasa hukumnya MARNALOM HUTAHAEAN,

    SH., MH., PATAR PANGASIAN,S.H dan MANGARATUA

    TAMPUBOLON, SH., para Advokat pada Consultant & Law

    Office Mr. HUTAHAEAN & PARTNERS, beralamat di

    Hotel Surya Jl. Jendral Sudirman Duri-Riau Telp. (0765) 597

    555 Fax. (0765) 595 589, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

    No. 143/MH&P/ SK/III/14 tertanggal 10 April 2014 dan telah

    didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Dumai

    pada hari Senin tanggal 14 April 2014 dibawah Nomor:

    41/SK/2014/PN-DUM, Selanjutnya disebut sebagai

    PEMBANDING semula PENGGUGAT KONVENSI/

    TERGUGAT REKONVENSI;

  • Halaman 2dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    L A W A N

    1. CHARLES BAZOKA HUTAPEA, yang beralamat di Jl. Sakura Gg. Nusa

    Indah No. 46 RT.04/RW.04 Kelurahan Duri Barat

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis (HP

    08126857654) Riau, Selanjutnya disebut sebagai

    TERGUGAT KONVENSI I/ PENGGUGAT REKONVENSI I;

    2. M. IQBAL HUTABARAT, yang beralamat di Perumahan Kehakiman di

    Pengadilan Negeri Siak Kabupaten Siak Riau, Selanjutnya

    disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI II/ PENGGUGAT

    REKONVENSI II;

    3. M. IDRIS, yang beralamat di Jl. Siak Balai Makam Kecamatan Mandau

    Kabupaten Bengkalis Riau, Selanjutnya disebut sebagai

    TERGUGAT KONVENSI III/ PENGGUGAT REKONVENSI

    III;

    4. RUDI HARTONO, yang beralamat di Jl. Syarif Kasim Balai Makam

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI IV/

    PENGGUGAT REKONVENSI IV;

    5. ARIZAL, yang beralamat di RT.01/RW.03 Desa Petani Kecamatan

    Mandau Kabupaten Bengkalis Riau, Selanjutnya disebut

    sebagai TERGUGAT KONVENSI V;

    6. PITRA, yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani Kecamatan

    Mandau Kabupaten Bengkalis Riau, Selanjutnya

    disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI VI/ PENGGUGAT

    REKONVENSI V;

    7. RUDI HARTONO, yang beralamat di Jl. Syarif Kasim Balai Makam

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

  • Halaman 3dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI VII;

    8. ZULKIFLI, yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI VIII/

    PENGGUGAT REKONVENSI VI;

    9. PARMIN, yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI IX/

    PENGGUGAT REKONVENSI VII;

    10. PAINI RAHAYU , yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI X/

    PENGGUGAT REKONVENSI VIII;

    11. HALIMAH, yang beralamat di RT.03/RW.01 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XI/

    PENGGUGAT REKONVENSI IX;

    12. HAMIDAH, yang beralamat di RT.07/RW.01 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XII/

    PENGGUGAT REKONVENSI X;

    13. WINARTY, yang beralamat di RT.01/RW.07 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XIII/

    PENGGUGAT REKONVENSI XI;

    14. IYUNS, yang beralamat di RT.03/RW.01 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

  • Halaman 4dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XIV/

    PENGGUGAT REKONVENSI XII;

    15. BAKAR, yang beralamat di RT.03/RW.01 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XV/

    PENGGUGAT REKONVENSI XIII;

    16. RUDY TY, yang beralamat di RT.04/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XVI/

    PENGGUGAT REKONVENSI XIV;

    17. AMAT, yang beralamat di RT.03/RW.01 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XVII/

    PENGGUGAT REKONVENSI XV;

    18. RIKANA, yang beralamat di RT.02/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XVIII/

    PENGGUGAT REKONVENSI XVI;

    19. ARI SUDIANTO, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa

    Petani Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XIX/

    PENGGUGAT REKONVENSI XVII;

    20. RAMLAN, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XX/

    PENGGUGAT REKONVENSI XVIII;

  • Halaman 5dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    21. ABU HASAN, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XXI/

    PENGGUGAT REKONVENSI XIX;

    22. SAIFUL RONI, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XXII/

    PENGGUGAT REKONVENSI XX;

    23. AMRIZAL, yang beralamat di Jl. Rangau RT.02/RW.03 Desa Petani

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XXIII/

    PENGGUGAT REKONVENSI XXI;

    24. RUDI HARTONO, yang beralamat di Jl. Syarif Kasim Balai Makam

    Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau,

    Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT KONVENSI XXIV;

    25. AHLI WARIS ALMARHUM RUSLAN, yang beralamat di Jl. Rangau KM.

    18 RT.02/RW.03 Desa Petani Riau, Selanjutnya disebut

    sebagai TERGUGAT KONVENSI XXV;

    26. ZULKAFLI, yang beralamat di Jl. Rangau KM. 18 RT.02/RW.03 Desa

    Petani Riau, Selanjutnya disebut sebagai KONVENSI

    TERGUGAT XXVI;

    27. KEPALA DESA PETANI, yang beralamat di Kantor Kepala Desa

    Petani Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis,

    Selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT

    KONVENSI I/ PENGGUGAT REKONVENSI XXII;

    Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat VI,

    Tergugat VIII, Tergugat IX, Tergugat X, Tergugat XI, Tergugat XII,

  • Halaman 6dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Tergugat XIII, Tergugat XIV, Tergugat XV, Tergugat XVI, Tergugat

    XVII, Tergugat XVIII, Tergugat XIX, Tergugat XX, Tergugat XXI,

    Tergugat XXII, Tergugat XXIII, dan Turut Tergugat I dalam hal ini

    diwakili oleh kuasanya MAYANDRI SUZARMAN, SH., TOMY

    CHANDRA, SH., dan FACHRIZAL FAUZI, SH., Advokat pada

    kantor Law Firm CHANDRA FAUZI & SUZARMAN berkantor di

    Jl. Paus No. 92 Lantai 2 Pekanbaru, berdasarkan Surat Kuasa

    Khusus No. 07/CB-1301/CFS/I/2013/TC-FF-MS tertanggal 25

    Januari 2013 dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan

    Negeri Dumai pada hari Selasa tanggal 29 Januari 2013 dibawah

    Nomor: 11/SK/2013/PN-DUM, Selanjutnya disebut Para

    TERBANDING/ semula PARA TERGUGAT KONVENSI/ PARA

    PENGGUGAT REKONVENSI;

    PENGADILAN TINGGI TERSEBUT;

    Telah membaca :

    1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru tanggal 10 Juli

    2014 Nomor 97/Pen.Pdt/2014/PTR tentang penunjukan Majelis Hakim

    yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak

    tersebut di atas;

    2. Berkas perkara berikut surat - surat lainnya yang berhubungan

    dengan perkara tersebut serta turunan resmi putusan Pengadilan

    Negeri Dumai Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014;

    TENTANG DUDUKNYA PERKARA :

    Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tanggal 14

    Januari 2013 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

  • Halaman 7dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Dumai tanggal 14 Januari 2013 dengan Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.DUM,

    mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut :

    1. Bahwa PT. Tumpuan adalah Badan Hukum berkedudukan di

    Jakarta, yang didirikan berdasarkan akta tanggal 05 Januari 1981

    nomor 6 yang terakhir diubah dengan Akta Berita Acara tanggal 20

    September 2005 Nomor 19 yang telah disahkan berdasarkan

    Keputusan Menteri Kehutanan dan Hak Asasi Manusia Republik

    Indonesia tanggal 27 Januari 2006 Nomor: C-02477 HT.01.04.

    TH.2006, dan didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan

    Kodya Jakarta Timur tanggal 09 Maret 2007 Nomor:

    TDP.09.04.1.51.20267, telah memenuhi syarat sebagai Subyek

    Hukum Hak Guna Usaha;

    2. Bahwa PT. Tumpuan telah memperoleh pelepasan sebagian kawasan

    hutan seluas 7.985,5 ha terletak dikelompok Hutan S. Petani-S. Pudu,

    Kabupaten Daerah Tingak II Bengkalis, Provinsi Daerah Tingkat I Riau

    berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI tanggal 10 Juli

    1992 Nomor: 701/KPTS11/1992 dan izin lokasi serta perpanjangannya

    untuk keperluan perkebunan kelapa sawit atas tanah seluas 5.463 ha,

    terletak di Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis,

    Provinsi Riau, berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor

    Pertanahan Kabupaten Bengkalis tanggal 04 Agustus 1995 Nomor:

    13-VIII/IL/PGT/95 jo. tanggal 5 November 1996 Nomor: 14-

    XI/IL/PGT/1996. Bahwa sejak memperoleh pelepasan kawasan

    tersebut pihak Penggugat telah mengolah dan membuat kanal batas-

    batas dan memanfaatkan kawasan tersebut (Bukti P-1);

    3. Bahwa pelepasan kawasan hutan itu telah dilakukan tapal batas

    berdasarkan Berita Acara Tata Batas Kawasan Hutan yang akan

    dilepaskan untuk pengembangan usaha Perkebunan PT. Tumpuan

    pada tanggal 09 Desember 1991 (Bukti P-2);

  • Halaman 8dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    4. Bahwa telah dikeluarkannya Keputusan Kepala Badan Pertanahan

    Nasional RI Nomor: 79-HGU-BPN RI-2008 tentang Pemberian Hak

    Guna Usaha atas Nama PT. Tumpuan, atas Tanah di Kabupaten

    Bengkalis, Provinsi Riau pada tanggal 19 Desember 2008. Terhadap

    tanah yang telah diberikan Izin Lokasi telah dikuasai secara fisik dan

    telah dilakukan Pengukuran secara kadestral yang diberikan Hak

    Guna Usaha seluas 1.089,44 ha (seribu delapan puluh sembilan koma

    empat-empat) hektar, terletak di Desa Petani, Kecamatan Mandau,

    Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Sebagaimana diuraikan dalam

    peta bidang tanah pada tanggal 28 November 2006 Nomor: 17-

    05.02.2006 NIB.05.02.00.00.00004, yang diterbitkan oleh Kepala

    Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Riau (Bukti P-3);

    5. Bahwa telah dilakukan pengukuran ulang tapal batas wilayah yang

    diberikan izin HGU sesuai dengan berita acara pengukuran tapal batas

    yang dilakukan Pihak Penggugat dengan pihak yang berwenang

    tertanggal pada tanggal 18 Februari 2011 serta memberikan batas-

    batas dengan membuat kanal-kanal perbatasan (Bukti P-4);

    6. Bahwa Penggugat telah mengolah, membuat kanal perbatasan dan

    memanfaatkan lahan tersebut dan awal sejak setelah keluamya Izin

    Hak Guna Usaha dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

    undangan yang berlaku (Bukti P-5);

    7. Bahwa sekarang sebagian tanah HGU milik Penggugat tersebut telah

    ditempati dan diolah/ dikuasai oleh Para Tergugat dengan luas total

    47, 28 (empat puluh tujuh koma dua lapan) ha tanpa hak dan tanpa

    seizin Penggugat yang selanjutnya disebut objek perkara perkiraan

    sejak September tahun 2008.

    8. Bahwa Para Tergugat I dan Tergugat II telah menguasai dan

    mengolah sebagian tanah objek perkara tanpa seizin dari Penggugat

    yang berada dalam wilayah kawasan HGU Penggugat;

    9. Bahwa Tergugat III telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

  • Halaman 9dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg.

    23/SKLG/PTN/III/2009 tertanggal 20 Maret 2009;

    10. Bahwa Tergugat IV telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 64 X 292/300 atau seluas 18.911 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    71/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;

    11. Bahwa Tergugat V telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    09/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    12. Bahwa Tergugat VI telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    20/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    13. Bahwa Tergugat VII telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 64 X 292/300 M atau seluas 18.911

    m2 sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    70/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;

    14. Bahwa Tergugat VIII telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    10/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    15. Bahwa Tergugat IX telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

  • Halaman 10dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    07/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    16. Bahwa Tergugat X telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    19/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    17. Bahwa Tergugat XI telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    13/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    18. Bahwa Tergugat XII telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    11/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    19. Bahwa Tergugat XIII telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau sepias 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    14/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    20. Bahwa Tergugat XIV telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat sehrns 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    24/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    21. Bahwa Tergugat XV telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

  • Halaman 11dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    15/SKLG/PTN/IIV/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    22. Bahwa Tergugat XVI telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    16/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    23. Bahwa Tergugat XVII telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    06/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    24. Bahwa Tergugat XVIII telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    12/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    25. Bahwa Tergugat XIX telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    05/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    26. Bahwa Tergugat XX telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat selling 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    21/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    27. Bahwa Tergugat XXI telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

  • Halaman 12dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    17/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    28. Bahwa Tergugat XXII telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 400 X 50 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    08/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    29. Bahwa Tergugat XXIII telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    18/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    30. Bahwa Tergugat XXIV telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 50 X 400 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    22/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    31. Bahwa Tergugat XXV telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 80 X 250 M atau seluas 20.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    444/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;

    32. Bahwa Tergugat XXVI telah menguasai dan mengolah tanah objek

    perkara tanpa seizin dari Penggugat yang berada dalam wilayah

    kawasan HGU Penggugat seluas 60 X 250 M atau seluas 15.000 m2

    sesuai dengan surat keterangan lahan garapan Reg. No.

    442/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;

    33. Bahwa total luas tanah HGU Penggugat yang dikuasai oleh Para

    Tergugat adalah seluas 472.822 m2 atau seluas 47,28 (empat puluh

    tujuh, dua delapan) hektar;

  • Halaman 13dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    34. Bahwa atas objek sengketa tersebut Turut Tergugat I telah

    menerbitkan Surat Register Surat Keterangan Lahan Garapan

    sebagaimana tersebut diatas yang mana lahan garapan tersebut

    adalah telah termasuk dalam HGU PT. Tumpuan sejak 19 Desember

    2008;

    35. Bahwa perbuatan Para Tergugat berupa menempati dan menguasai

    dengan cara memasuki areal HGU tanah milik Penggugat dengan

    maksud untuk menguasai secara tanpa hak dan melawan hukum telah

    mengakibatkan terjadinya kerugian atas hak kebendaan dari

    Penggugat;

    36. Bahwa tindakan Para Tergugat tersebut tanpa alasan yang jelas dan

    tidak melalui prosedur hukum dengan tindakan main hakim sendiri

    (eigenrichting) dan sewenang-wenang, dan terhadap perbuatan

    melawan hukum tersebut tidak dapat dibenarkan;

    37. Bahwa ketika Penggugat dan orang-orang suruhan Penggugat

    memasuki areal tanah milik Penggugat tersebut, selalu dilarang dan

    atau dihalang-halangi oleh para tergugat dan/ atau orang-orang

    suruhan para Tergugat dengan maksud untuk menteror;

    38. Bahwa terkait permasalahan tersebut diatas Penggugat juga telah

    membuat laporan Pengaduan L.Peng/119/II/2011/Riau/Res-BKS/Sek-

    Mdu tanggal 18 Februari 2011 dan Surat Pemberitahuan Hasil

    Penyidikan Desember 2011 (Bukti P-6);

    39. Bahwa Permasalahan atas Tanah tersebut, Penggugat telah

    mengirimkan surat Somasi I pada tanggal 26 Juli 2011 dan Somasi II

    pada tanggal 24 September 2012 kepada para Tergugat dengan

    berharap agar Para Tergugat mau melakukan upaya perdamaian

    secara kekeluargaan dan Musyawarah mufakat akan tetapi para

    Tergugat tidak menunjukkan itikad baik dengan tidak mengindahkan

    undangan musyawarah/ somasi tersebut (Bukti P-7);

    40. Bahwa akibat Para Tergugat tersebut telah menimbulkan kerugian

    materil bagi Penggugat berupa tidak bisa menguasai dan

  • Halaman 14dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    memanfaatkan sebagian HGU yang luas totalnya adalah 47,28 (empat

    puluh tujuh koma dua delapan) ha, dimana harga tanah tersebut

    adalah Rp. 10.000.000,- per ha, sehingga kerugian adalah 47,28 ha X

    Rp. 10.000.000,- = Rp. 472.800.000,-;

    41. Bahwa disamping adanya kerugian materil yang dapat dinilai dengan

    uang, akibat perbuatan Para Tergugat tersebut telah menimbulkan

    kerugian immaterial bagi Penggugat yang sebetulnya tidak dapat

    dinilai dengan uang berupa hilangnya rasa aman dan ketakutan yang

    berkepanjangan pada diri Penggugat yang harus dikonpensasi dengan

    uang dengan jumlah Rp. 5.000.000.000,- (Lima Milyar Rupiah);

    42. Bahwa total kerugian Penggugat atas tindakan/ perbuatan melawan

    hukum yang dilakukan oleh para Tergugat adalah Rp. 472.800.000,- +

    Rp. 5.000.000.000,- = Rp. 5.472.800.000,- (lima milyar empat ratus

    tujuh puluh dua juta delapan ratus ribu rupiah);

    43. Bahwa Gugatan ini Penggugat ajukan berdasarkan surat-surat yang

    mempunyai kekuatan pembuktian, maka menurut hukum keputusan

    dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun Tergugat

    Verzet maupun banding (Uitvoerbaar bij voorrad);

    44. Bahwa atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan Para Tergugat

    maka pantas dan patutlah jika Tergugat dalam hal ini menanggung

    semua biaya yang timbul dan ditimbulkan dalam perkara ini;

    45. Bahwa untuk menjamin pemenuhan kewajiban pihak Para Tergugat

    atas kerugian Penggugat atau akan dapat menimbulkan kerugian yang

    lebih benar kiranya patut dan pantas Pengadilan Negeri Dumai

    melaksanakan sita jaminan atas objek perkara yang diperkarakan

    dalam perkara ini sudah dijelaskan di atas;

    Bahwa berdasarkan uraian diatas kiranya Majelis Hakim yang memeriksa

    perkara ini dapat memberikan putusan dengan amar putusan sebagai berikut:

    DALAM PROVISI:

    1. Memerintahkan Para Tergugat selama perkara ini diperiksa untuk

    menghentikan segala aktivitas berupa apapun terhadap milik

  • Halaman 15dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Penggugat, dengan ketentuan bahwa para Tergugat diharuskan

    secara tanggung renteng membayar uang paksa (Dwangsom) kepada

    Penggugat sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) yang

    dapat dibayar seketika dan sekaligus untuk tiap kali para Tergugat

    melanggar keputusan ini;

    2. Memerintahkan Para Tergugat untuk mematuhi dan melaksanakan isi

    putusan provisi ini sebagai suatu putusan lembaga hukum peradilan

    yang harus dihormati, dihargai dan ditaati oleh setiap Badan Hukum/

    Warga Negara Indonesia yang baik dan benar, jika perlu dengan

    bantuan aparat berwajib dan instansi terkait lainnya;

    3. Memerintahkan kepada Turut Tergugat I untuk membatalkan Surat

    Keterangan Lahan Garapan/Surat Keterangan Saksi Sempadan

    Tanah:

    1. Reg. No. 23/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    2. Reg. No. 71/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;

    3. Reg. No. 09/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    4. Reg. No. 20/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    5. Reg. No. 70/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;

    6. Reg. No. 10/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    7. Reg. No. 07/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    8. Reg. No. 19/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    9. Reg. No. 13/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    10. Reg. No. 11/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    11. Reg. No. 14/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    12. Reg. No. 24/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    13. Reg. No. 15/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    14. Reg. No. 16/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    15. Reg. No. 06/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    16. Reg. No. 12/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    17. Reg. No. 05/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    18. Reg. No. 21/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

  • Halaman 16dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    19. Reg. No. 17/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    20. Reg. No. 08/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    21. Reg. No. 18/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    22. Reg. No. 22/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    23. Reg. No. 444/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;

    24. Reg. No. 442/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;

    4. Menyatakan Provisi ini dapat dilaksanakan secara serta merta

    meskipun adanya verzet, banding dan kasasi;

    Dalam Pokok Perkara

    PRIMAIR:

    1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

    2. Menyatakan bahwa Penggugat adalah pemilik sah atas HGU tanah

    dengan Sebagaimana izin yang telah dikelurkan oleh Keputusan

    Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor: 79-HGU-BPN RI-2008

    tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas Nama PT. Tumpuan, atas

    Tanah di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau pada tanggal 19

    Desember 2008;

    3. Menyatakan bahwa Surat Register Surat Keterangan Lahan Garapan:

    1. Reg. No. 23/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    2. Reg. No. 71/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;

    3. Reg. No. 09/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    4. Reg. No. 20/SKGL/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    5. Reg. No. 70/SKST/PTN/II/2009 tanggal 25 Februari 2009;

    6. Reg. No. 10/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    7. Reg. No. 07/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    8. Reg. No. 19/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    9. Reg. No. 13/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    10.Reg. No. 11/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    11.Reg. No. 14/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    12.Reg. No. 24/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    13.Reg. No. 15/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

  • Halaman 17dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    14.Reg. No. 16/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    15.Reg. No. 06/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    16.Reg. No. 12/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    17.Reg. No. 05/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    18.Reg. No. 21/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    19.Reg. No. 17/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    20.Reg. No. 08/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    21.Reg. No. 18/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    22.Reg. No. 22/SKLG/PTN/III/2009 tanggal 20 Maret 2009;

    23.Reg. No. 444/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;

    24.Reg. No. 442/SKST/PTN/IX/2009 tanggal 14 September 2009;

    cacat hukum dan dinyatakan batal demi hukum;

    4. Menyatakan perbuatan Para Tergugat berupa memasuki areal tanah

    milik Penggugat dengan maksud untuk menguasai secara tanpa hak

    dan melawan hukum merupakan perbuatan melawan hukum (onrecht

    matigedaad) yang dilakukan oleh para Tergugat yang merugikan pihak

    Penggugat;

    5. Menghukum para Tergugat untuk membayar kerugian materil

    Penggugat yang ditaksir sebesar Rp. 5.472.800.000,- (Lima Milyar

    Empat rams tujuh puluh dua Juta delapan rates ribu Rupiah );atas

    tindakan dan perbuatan melawan hukum yang dilakukannya;

    6. Menyatakan dalam perkara ini dapat dijalankan dengan segera

    (Uitvoerbaar bij voorraad), walaupun Tergugat menyatakan banding,

    Verzet atau Kasasi ;

    7. Menghukum Para Tergugat untuk membayar ongkos-ongkos yang

    timbul dalam perkara ini;

    SUBSIDAIR:

    Bahwa jika Majelis Hakim dalam perkara ini berpendapat lain, mohon

    putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequa Et Bono).

  • Halaman 18dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Menimbang bahwa atas gugatan Penggugat tersebut pIhak Tergugat

    telah mengajukan jawaban yang isinya sebagai berikut :

    Bahwa PARA TERGUGAT dengan ini secara tegas membantah setiap dan

    seluruh dalil-dalil, fakta, bukti dan dasar hukum yang diajukan oleh

    PENGGUGAT dalam Gugatan a quo, kecuali yang secara tegas diakui

    oleh PARA TERGUGAT. Adapun alasan-alasan dan dasar hukum

    penolakan PARA TERGUGAT adalah sebagai berikut:

    DALAM KONVENSI:

    DALAM EKSEPSI:

    Mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia agar dalil-dalil yang disampaikan

    oleh PARA TERGUGAT dalam eksepsi ini dianggap sebagai satu

    kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Pokok

    Perkara di bawah ini;

    PARA TERGUGAT dengan ini membantah sepenuhnya dan seluruhnya

    atas Gugatan PENGGUGAT, berdasarkan eksepsi-eksepsi yang diajukan

    sebagai berikut:

    I. EKSEPSI TENTANG GUGATAN ERROR IN PERSONA

    1. PENGGUGAT BUKAN ORANG YANG BERHAK MENGAJUKAN

    GUGATAN

    Bahwa dalam uraian gugatan a quo objek gugatan disebutkan

    adalah milik Perusahaan yakni PT. TUMPUAN, namun dalam

    perkara a quo Penggugatnya adalah Sdr. Djagundur Yonathan

    Simatupang selaku Direktur Utama PT. Tumpuan.

    Bahwa jika dilihat dari format gugatan Penggugat, artinya yang

    menjadi Penggugat adalah Sdr. Djagundur Yonathan Simatupang

    yang jabatannya adalah sebagai direktur utama pada PT. Tumpuan,

    bukan PT. Tumpuan yang diwakili oleh direkturnya Sdr. Djagundur

    Yonathan Simatupang.

  • Halaman 19dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Bahwa oleh karena PT adalah sebagai subjek hukum, seharusnya

    yang menjadi Penggugat dalam perkara a quo adalah PT.

    TUMPUAN, bukan Sdr. Drs. Djagundur Yonathan Simatupang

    Bahwa dengan demikian jelas bahwa Penggugat adalah bukan

    orang yang tepat untuk melakukan Gugatan, oleh karenanya pantas

    kiranya majelis Hakim yang terhormat untuk menyatakan gugatan

    Penggugat tidak dapat diterima.

    2. PARA TERGUGAT BUKANLAH ORANG YANG TEPAT

    DIJADIKAN SEBAGAI TERGUGAT TERGUGAT

    Bahwa Gugatan a quo adalah suatu proses hukum yang tentunya

    harus didasari dengan hukum pula untuk di ajukan ke Pengadilan.

    Bahwa Penggugat telah saiah menempatkan Tergugat II sebagai

    pihak dalam perkara a quo, karena Tergugat II tidak mempunyai

    hubungan hukum dengan Penggugat maupun dengan Tergugat-

    tergugat lainnya, Tergugat II tidak ada memiliki ataupun menguasai

    tanah pada objek perkara yang di gugat oleh Penggugat.

    Bahwa Tergugat II ditempatkan sebagai pihak dalam perkara a quo

    adalah dengan tanpa dasar hukum yang jelas, oleh karena itu jelas

    gugatan Penggugat error in persona dan haruslah dinyatakan tidak

    dapat diterima.

    Bahwa Penggugat juga menempatkan Ahli Waris Almarhum Ruslan

    sebagai Tergugat XXV dalam perkara a quo.

    Bahwa Penggugat telah salah dalam menetapkan pihak dalam

    perkara a quo, Penggugat tidak menjelaskan siapa nama, alamat,

    pekerjaan Ahli waris Almarhum Ruslan tersebut yang di jadikan

    pihak dalam perkara a quo. Subjek hukum yang dimaksud oleh

    Penggugat tidak jelas karena tidak menyebutkan identitas yang

    jelas dan hubungan hukum antara Ruslan dengan Ahli Warisnya

    tersebut.

    Bahwa oleh karena itu Penggugat telah keliru menempatkan

    Tergugat-Tergugat sebagai pihak dalam perkara a quo, dan

  • Halaman 20dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    gugatan yang salah pihak tersebut haruslah dinyatakan tidak dapat

    diterima.

    II. EKSEPSI TENTANG KURANG PIHAK (EXCEPTIO PLURIUM LITIS

    CONSORTIUM)

    Gugatan a quo harus dinyatakan sebagai Gugatan Kurang Pihak

    (Exceptio Plurium Litis Consortium), berdasarkan alasan, fakta dan

    dasar hukum sebagai berikut:

    Bahwa Penggugat telah menetapkan Charles Bazoka Hutapea

    sebagai Tergugat I walaupun Penggugat tidak menjelaskan secara

    rinci dimana keterlibatan Tergugat I sehingga didudukkan posisinya

    sebagai Tergugat I.

    Bahwa jika Penggugat menggugat Tergugat I adalah karena Tergugat

    I telah membeli lahan kepada Tergugat-Tergugat Iainnya, maka

    seharusnya Penggugat juga menggugat seseorang bernama Arnold

    Christoper Hutapea yang secara bersama-sama dengan Tergugat I

    membeli lahan milik Tergugat-Tergugat, hal ini dapat dibuktikan

    dengan Tanda Terima tertanggal 03 April 2009.

    Bahwa dengan tidak diikutsertakannya Arnold Christoper Hutapea

    sebagai Tergugat atau paling tidak sebagai Turut Tergugat,

    mengakibatkan Gugatan aquo menjadi kurang pihak (exceptio plurium

    litis consortium). Dan konsekuensi hukum lebih lanjut dan demi tertib

    hukum acara adalah bahwa Majelis Hakim dalam putusannya harus

    menyatakan bahwa Gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet

    Ontvantkelijk).

    Eksepsi "exceptio plurium litis consortium" selama ini telah diterima

    dalam praktek hukum umum di Indonesia, sebagaimana antara lain

    dikuatkan dalam Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung Republik

    Indonesia yaitu Putusan Mahkamah Agung No. 878 K/Sip/1977

    tanggal 19 Juni 1977, yang pada dasarnya menyatakan bahwa

  • Halaman 21dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    gugatan tidak dapat diterima oleh karena ada pihak yang tidak

    diikutsertakan sebagai pihak dalam gugatan.

    III. EKSEPSI TENTANG GUGATAN KABUR

    Bahwa didalam gugatan penggugat poin 2, 3, 4 dan 5 terdapat

    kekaburan tentang mana sebenarnya yang menjadi objek sengketa.

    Pada poin 2 dan 3 gugatan Penggugat bercerita tentang telah

    memperoleh pelepasan sebagian kawasan hutan seluas 7.985,5 Ha.

    Yang terletak di kelompok hutan S. Petani - S. Pudu Kabupaten

    Daerah Tingkat II Bengkalis Provinsi Daerah Tingkat I Riau

    berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI tanggal 10 Juli

    1992 Nomor: 701/KPTS/II/1992 dan izin lokasi serta perpanjangannya

    untuk keperluan perkebunan kelapa sawit atas tanah seluas 5.463 Ha,

    kemudian pada poin 4 gugatan Penggugat bercerita tentang

    Keputusan Kepala Badan Pertanahan RI No. 79-HGU-BPN RI- 2008

    tentang pemberian hak guna usaha atas nama PT. Tumpuan tanggal

    19 Desember 2008.

    Bahwa dari uraian diatas jelas terlihat bahwa tidak jelas lahan mana

    sebenarnya yang di persoalkan oleh penggugat apakah lahan

    berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI tanggal 10 Juli

    1992 Nomor: 701/KPTS-II/1992 tentang Pelepasan Sebagian

    Kawasan Hutan atau Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan RI

    79-HGU-BPN RI-2008 tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas nama

    PT. Tumpuan tanggal 19 Desember 2008 karena kedua hal tersebut

    adalah objek yang berbeda.

    IV. TENTANG POSITA DAN PETITUM GUGATAN TIDAK SESUAI

    Bahwa didalam Posita Gugatan Penggugat disebutkan tentang dasar

    Para Tergugat mengugasai dan mengolah objek tanah perkara akan

    tetapi penggugat tidak ada menyatakan dasar penguasaan Para

    Tergugat tersebut cacat hukum dan dinyatakan batal demi hukum,

    akan tetapi di dalam Petitum Penggugat memintakan agar dasar

  • Halaman 22dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    penguasaan Para Tergugat tersebut dinyatakan cacat hukum dan

    batal demi hukum.

    Dengan demikian antara posita dan petitum dalam Gugatan aquo

    sama sekali telah tidak selaras. Konsekuensi hukum dari hal ini adalah

    bahwa Majelis Hakim Yang Terhomat harus menyatakan bahwa

    Gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvantkelijk), sebagaimana telah

    ditegaskan dan dikuatkan dalam Yurisprudensi Tetap Mahkamah

    Agung, yaitu antara lain Putusan Mahkamah Agung RI No. 67

    K/Sip/1972 tanggal 13 Agustus 1972 yang pada dasarnya menyatakan

    bahwa karena dalil-dalil penggugat asal tidak selaras/

    bertentangan dengan petitum-petitumnya, maka putusan Judex

    Factie dibatalkan.

    DALAM POKOK PERKARA:

    Bahwa apa yang diuraikan diatas dianggap diulangi lagi di bawah ini dan

    merupakan satu kesatuan dengan pokok perkara ini;

    Bahwa Para Tergugat membantah seluruh dalil-dalil Penggugat dalam

    pokok perkara gugatannya dengan alasan dan dalil sebagai berikut:

    1. Bahwa tidak benar lahan Penggugat seluas 1.089.44 ha terletak di

    atas lahan milik Para Tergugat sebagaimana yang didalilkan

    Penggugat pada poin 2, 3 dan 4 gugatannya.

    2. Bahwa tidak benar Penggugat telah melakukan pengukuran ulang

    tapal batas wilayah yang diberikan izin HGU dengan membuat kanal-

    kanal perbatasan sebagai mana dalil penggugat pada poin 5 gugatan.

    Bahwa jika memang ada dilakukan pengukuran ulang tapal batas serta

    dibuat kanal-kanal tentunya Para Tergugat akan mengetahuinya serta

    aparat desa setempat juga harus dilibatkan, akan tetapi faktanya Para

    Tergugat sama sekali tidak mengetahui serta aparat pemerintah desa

    setempat juga tidak ada memberitahukan kepada Para Tergugat bahwa

  • Halaman 23dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    di atas lahan milik Para Tergugat telah dilakukan pengukuran ulang

    tapal batas oleh Penggugat.

    3. Bahwa Para Tergugat menyangkal dalil Penggugat pada poin 6 dan 7

    gugatannya dengan alasan bahwa tidak benar Penggugat telah

    mengolah dan membuat kanal perbatasan dan memanfaatkan lahan

    tersebut sejak keluarnya Hak Guna Usaha karena Para Tergugat telah

    menguasai dan mengolah lahan milik Para Tergugat semenjak tahun

    1987.

    Bahwa tidak benar Para Tergugat telah mengolah dan menguasai

    lahan milik Penggugat dengan luas total 47,28 Ha semenjak tahun

    2008, bahwa faktanya adalah Para tergugat menguasai dan mengolah

    lahan milik Para Tergugat sendiri semenjak tahun 1987, bukan di atas

    lahan yang diakui milik Penggugat.

    Bahwa dalil penggugat sebagai mana para tergugat sangkal di atas

    tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya dan tidak berdasarkan

    hukum dan maka dari itu mohon majelis Hakim yang terhormat

    menolak seluruh gugatan Penggugat.

    4. Bahwa Para Tergugat menyangkal dalil gugatan Penggugat poin 8

    gugatannya.

    Bahwa tidak benar Tergugat I telah menguasai dan mengolah

    sebagian tanah dalam wilayah HGU Penggugat.

    Bahwa Tergugat I bersama dengan Arnold Christoper Hutapea telah

    membeli secara sah tanah milik Para Tergugat yang asal tanah

    tersebut adalah berasal dari pengolahan Para Tergugat semenjak

    tahun 1987 berdasarkan surat tanda terima tertanggal 03 April 2009,

    bukan tanah yang telah Penggugat kuasai sebagaimana dalil gugatan

    Penggugat.

    Bahwa tidak benar Tergugat II mengolah dan menguasai lahan milik

    Penggugat sebagai mana dalil gugatan Penggugat, Tergugat II tidak

    ada dan tidak pernah menguasai dan mengolah sedikitpun tanah yang

    berada di Desa S. Petani.

  • Halaman 24dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Bahwa dalil gugatan Penggugat tersebut adalah kabur dan salah

    alamat, karena Tergugat II tidak mengetahui apa-apa mengenai lahan

    Penggugat dan Tergugat tidak memiliki tanah di wilayah sebagai mana

    Penggugat dalilkan.

    Bahwa oleh karena gugatan Penggugat tidak berdasarkan hukum dan

    tidak berdasarkan fakta maka sudah seharusnya lah gugatan

    Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat di

    terima oleh karena gugatan penggugat eror in persona.

    5. Bahwa Para Tergugat menolak dalil gugatan Penggugat pada poin 9

    sampai dengan poin 32 gugatan.

    Bahwa dalil-dalil Penggugat yang mengatakan Para Tergugat sebagaimana

    dalam poin 9 sampai 32 tersebut telah mengolah lahan yang diakui

    Penggugat adalah milik Penggugat adalah tidak benar dan tidak berdasarkan

    hukum.

    Bahwa para Tergugat tidak pernah mengolah lahan milik Penggugat, Para

    Tergugat hanya mengolah lahan milik Para Tergugat berdasarkan bukti

    kepemilikan sendiri yang mana tanah tersebut Para Tergugat olah semenjak

    tahun 1987.

    6. Bahwa Turut Tergugat I menolak dalil gugatan Penggugat pada poin 34

    gugatannya. Bahwa Turut Tergugat I tidak pernah menerbitkan Surat

    Register Surat Keterangan Lahan Garapan di atas tanah Penggugat.

    Bahwa Turut Tergugat I hanya menandatangani Surat Keterangan Lahan

    Garapan milik Para Tergugat yang diperoleh Para Tergugat secara sah,

    bukan di atas lahan milik Penggugat.

    Bahwa andaipun benar apa yang di dalilkan Penggugat surat keterangan

    lahan garapan milik Para Tergugat tersebut berada di wilayah HGU

    Penggugat, mengapa Penggugat tidak menyelesaikan persoalan itu dengan

    para Tergugat? Sedangkan di dalam HGU Nomor: 79 - HGU - BPN RI- 2008

    pada poin ke TUJUH halaman 4 dengan tegas disebutkan: "apabila di dalam

    areal tanah yang diberikan Hak Guna Usaha ternyata terdapat keberatan-

    keberatan dari pihak ketiga sesudah pemberian hak ini, menjadi kewajiban/

  • Halaman 25dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    tanggung jawab sepenuhnya dari penerima hak untuk menyelesaikan

    dengan sebaik-baiknya menurut peraturan perundang-undangan.

    Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas jelas bahwa HGU Penggugat

    tersebut baru dapat dikuasai secara penuh oleh Penggugat apabila telah

    menyelesaikan persoalan dengan pihak ketiga yang memiliki tanah diatas

    lahan yang diberi HGU tersebut.

    Bahwa andaipun benar HGU tersebut berada di atas tanah milik Para

    tergugat, sampai saat ini Penggugat tidak pernah menyelesaikannya dengan

    Para Tergugat mengenai kepemilikan lahan tersebut, Para Tergugat tidak

    pernah menerima ganti rugi lahan dari Penggugat sebagai mana peraturan

    yang berlaku dalam pelepasan hak tanah yang dikuasai oleh masyarakat.

    Bahwa berdasarkan hal tersebut jelas bahwa HGU Penggugat tidak

    mempunyai kekuatan hukum karena ada persyaratan yang harus dipenuhi

    Penggugat sebagai mana dimaksud dalam HGU nomor: 79 - HGU - BPN RI-

    2008 pada poin ke TUJUH halaman 4 belum dipenuhi oleh Penggugat.

    7. Bahwa Para Tergugat menolak dalil penggugat pada poin 36 yang

    menyatakan Para Tergugat telah bertindak sewenang-wenang dengan main

    hakim sendiri.

    Bahwa apa yang didalilkan Penggugat tersebut sama sekali tidak

    berdasarkan fakta dan hukum, Para Tergugat tidak pernah bertindak main

    hakim sendiri, Para Tergugat mengolah lahan milik Para Tergugat sendiri

    adalah berdasarkan hukum, bahwa tanah yang Para Tergugat kuasai adalah

    tanah milik Para Tergugat berdasarkan surat keterangan lahan garapan yang

    di peroleh secara sah dimata hukum.

    8. Bahwa dalil penggugat pada poin 37 yang mengatakan bahwa Para

    Tergugat

    melakukan terror adalah bohong dan tidak benar, Para tergugat tidak pernah

    meneror penggugat, Para tergugat secara hukum sah melarang orang yang

    memasuki lahan milik Para Tergugat dan itu dilindungi oleh hukum, bahkan

    Penggugatlah yang sebenarnya secara melawan hukum memasuki lahan

    milik Para Tergugat jika seperti yang didalilkan oleh Penggugat.

  • Halaman 26dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    9. Bahwa apabila Penggugat telah membuat laporan polisi sebagai mana dalil

    penggugat pada poin 38 kenapa sampai sekarang tidak ada diantara Para

    Tergugat yang dijadikan tersangka oleh Polisi jika diantara Para Tergugat

    dituduh melakukan perbuatan melawan hukum atas Penggugat? Hal

    tersebut menunjukkan bahwa Para Tergugat tidak benar telah melakukan

    perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat.

    10. Bahwa kerugian materil Penggugat sejumlah Rp. 472.800.000 sebagaimana

    dalil Penggugat poin 40 adalah tidak benar dan mengada-ada, Para

    Tergugat dengan tegas menolak hal tersebut.

    Bahwa nilai kerugian yang Penggugat sebutkan tidak berdasarkan hukum,

    karena jelas dalam HGU Nomor: 79 - HGU - BPN RI - 2008 pada halaman 4

    poin KETIGA disebutkan "Penerima hak Guna Usaha hanya diwajibkan

    membayar uang pemasukan sebesar Rp. 20.412.000, lalu dari mana

    Penggugat mendapat angka Rp. 472.800.000 sebagai nilai kerugian materil?

    Bahwa berdasarkan hal tersebut, motion kepada Majelis Hakim untuk

    menolak gugatan Penggugat tersebut karena tidak berdasarkan

    hukum.

    11. Bahwa tuntutan kerugian immaterial yang dituntut Penggugat karena

    perbuatan Para Tergugat sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (Lima Miliar

    Rupiah) adalah tidak berdasarkan alasan yang jelas dan haruslah di

    tolak.

    Bahwa Prof. Dr. Sri Gambir Melati Hatta dalam bukunya yang berjudul

    "Catatan Kapita Selekta Hukum Perdata: Perbuatan Melawan Hukum", hal.

    1, secara tegas telah menyatakan bahwa: "Unsur kesalahan berkaitan erat

    dengan unsur kerugian. Dengan terbuktinya kesalahan pada perbuatan

    melawan hukum maka kerugian menjadi tanggung jawab si pembuat

    kesalahan."

    Bahwa berdasarkan hal tersebut dimana kesalahan Para tergugat yang

    merupakan perbuatan melawan hukum? Sudah jelas Para Tergugat

    menguasai lahan milik Para Tergugat berdasarkan Hukum, bukan dengan

    cara melawan hukum terhadap Penggugat. Oleh karenanya tuntutan ganti

  • Halaman 27dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    rugi tidak dapat dimintakan kepada Para tergugat yang sama sekali tidak

    melakukan kesalahan atau melakukan perbuatan melawan hukum terhadap

    Penggugat.

    Bahwa berdasarkan dalil-dalil diatas sangat beralasan hukum jika Majelis

    Hakim yang terhormat untuk menolak seluruh tuntutan kerugian balk moril

    maupun materil yang di tuntut oleh Penggugat.

    Permohonan Putusan Serta Merta Yang Diajukan PENGGUGAT Harus

    Ditolak Oleh Majelis Hakim Yang Terhormat

    Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa meskipun Pasal 180

    ayat (1) HIR memperbolehkan putusan serta merta meskipun ada upaya

    bantahan (verzet), banding atau kasasi (uitvoerbaar bij voorraad), namun dalam

    prakteknya hakim harus sangat berhati-hati dalam menjatuhkan putusan serta

    merta, sebagaimana hal ini diatur dan ditegaskan dalam Instruksi Mahkamah

    Agung RI Nomor: 348/K/5216/M tertanggal 13 Pebruari 1958 yang

    memberikan instruksi: "Janganlah secara mudah mernberi putusan uitvoerbaar

    bij voorraad.".

    Lebih Ianjut, Mahkamah Agung RI menegaskan kewajiban hakim agar

    tidak menjatuhkan putusan serta merta sebagaimana dinyatakan dalam:

    (i) Surat Edaran Mahkamah Agung RI ("SEMA") No. 6 Tahun 1975 tertanggal

    1 Desember 1975, yang menyatakan (kutipan):

    "Dimana dalam perundang-undangan (Pasal 180 HIR ayat (1)) diberikan

    suatu kewenangan diskretioner kepada hakim yang tidak imperatif

    sifatnya, maka dengan ini diminta kepada Saudara, agar supaya Saudara

    tidak menjatuhkan keputusan walaupun syarat-syarat dalam Pasal 180

    ayat (1) HIR/ 191 ayat (1) R.bg telah dipenuhi. Hanya dalam hal-hal yang

    tidak dapat dihindarkan, keputusan demikian yang sangat exectional sifatnya

    dapat dijatuhi".

    (ii) SEMA No. 3 Tahun 1978 tertanggal 1 April 1978, yang menyatakan:

    "....... , maka dengan ini ditegaskan kembali kepada Saudara agar

    supaya Saudara tidak menjatuhkan putusan uitvoerbaar bij

  • Halaman 28dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    voorraad walaupun syarat-syarat dalam Pasal 180 ayat (1) HIR/

    191 ayat (1) Rbg telah terpenuhi.

    Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Para Tergugat mohon agar

    Majelis Hakim Yang Terhormat menolak permohonan putusan serta

    merta yang diajukan oleh Penggugat dalam Gugatan.

    Permohonan Sita Jaminan Penggugat Tidak Berdasar

    Mohon perhatian Majelis Hakim Yang Terhormat bahwa permohonan sita

    jaminan yang diajukan oleh PENGGUGAT sama sekali tidak berdasar dan

    tidak sesuai dengan hukum acara perdata yang berlaku.

    Selain bahwa PENGGUGAT telah mengajukan permohonan sita jaminan

    tanpa adanya dasar alasan yang sah, permohonan PENGGUGAT tersebut

    juga tidak sesuai dengan hukum acara yang berlaku, yaitu dengan

    mengajukan permohonan sita tanpa memberikan perincian atas barang-

    barang yang dimohonkan sita. Hal ini sejalan dengan pendapat Yahya

    Harahap, "Hukum Acara Perdata", Cetakan Kedua, Penerbit Sinar Grafika,

    2005, halaman 291, yang menyatakan (kutipan):

    "Permintaan sita yang diajukan secara umum terhadap semua

    atau sebagian harta kekayaan tergugat, dianggap tidak

    memenuhi syarat Permintaan sita yang demikian tidak terang,

    sebab tidak diketahui persis apa saja harta kekayaan tergugat,

    sehingga tidak jelas barang apa dan mana yang hendak disita".

    Lebih lanjut, pada halaman yang sama juga dinyatakan (kutipan):

    "Permintaan sita yang tidak menyebut secara jelas identitasnya,

    dianggap merupakan permintaan yang kabur objeknya, sehingga

    tidak mungkin diletakkan sita. Terhadap permintaan yang seperti

    itu, cukup dasar alasan untuk menolaknya".

    Berdasarkan hal-hal yang telah Para Tergugat uraikan dan buktikan tersebut

    diatas, maka Para Tergugat mohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat

    untuk menolak permohonan sita jaminan yang diajukan oleh Penggugat

    tersebut, satu dan lain hal karena tidak sesuai dengan hukum acara yang

    berlaku di Indonesia.

  • Halaman 29dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    DALAM REKONVENSI:

    Bahwa apa yang telah diuraikan diatas dianggap diulangi lagi di bawah ini

    dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rekonvensi ini;

    Bahwa Para Penggugat Rekonvensi (Para Tergugat Konvensi) dengan

    mengajukan gugatan rekonvensi terhadap Tergugat Rekonvensi (Penggugat

    Konvensi) sebagai berikut:

    1. Bahwa Penggugat I Rekonvensi (Charles Bazoka Hutapea) memiliki

    sebidang tanah perkebunan seluas 40 Ha yang terletak di RT. 02/RW. III

    Dusun Buluh Manis Desa Petani KM. 21 Kecamatan Mandau sesuai dengan

    Surat Keterangan Lahan Garapan Nomor: 05/SKLG/PTN/III/2009 sampai

    dengan Nomor: 24/SKLG/PTN/III/ 2009 tertanggal 20-03-2009.

    2. Bahwa lahan sebagaimana dimaksud diatas Penggugat I Rekonvensi peroleh

    dari pembelian dari Para Penggugat Rekonvensi lainnya (Para Tergugat dalam

    Konvensi) sejumlah Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta rupiah)

    berdasarkan tanda terima tertanggal 03-04-2009.

    3. Bahwa pembelian yang dilakukan oleh Penggugat I Rekonvensi

    dibayar secara bertahap sesuai dengan kwitansi-kwitansi pembayaran

    yang nantinya akan Penggugat Rekonvensi akikan sebagai bukti

    dalam proses pembuktian.

    4. Bahwa setelah Penggugat I rekonvensi membeli tanah sebagai mana

    dimaksud di atas, Penggugat I Rekonvensi telah mengolah dan

    mengeluarkan biaya-biaya untuk menggarap lahan tersebut.

    5. Bahwa sebagaimana mestinya seorang pemilik tanah, Penggugat

    Rekonvensi telah menjaga dan merawat lahan serta membiayai untuk

    pengolahan lahan sebagai mana dimaksud.

    6. Bahwa Para Penggugat rekonvensi sama sekali tidak mengetahui atau

    tidak pernah di beritahu oleh pejabat berwenang bahwa diatas tanah

    milik Para Penggugat Rekonvensi terdapat HGU atas nama PT.

    Tumpuan.

    7. Bahwa andaipun benar HGU milik Tergugat Rekonvensi itu benar-benar ada,

    dapat disimpulkan bahwa HGU tersebut tidak berkekuatan hukum, karena

  • Halaman 30dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    terdapat di atas tanah yang masih dikuasai oleh masyarakat dan belum

    pernah diberikan ganti rugi atau belum diselesaikan secara hukum.

    8. Bahwa sekarang Tergugat Rekonvensi telah mengklaim bahwa lahan milik

    Penggugat Rekonvensi adalah milik Tergugat Rekonvensi adalah perbuatan

    melawan hukum, karena Penggugat Rekonvensi memperoleh lahan

    dengan cara sah sesuai hukum.

    9. Bahwa Penggugat Rekonvensi mencurigai bahwa Tergugat

    Rekonvensi dalam mengajukan permohonan HGU memberikan data

    yang tidak benar sehingga terbitlah HGU atas nama PT. Tumpuan.

    10. Bahwa hal tersebut dapat dibuktikan dalam poin 2 halaman 2 HGU Nomor:

    79-HGU-BPN RI-2008 yang menyebutkan: "Tanah tersebut telah dikuasai

    pemohon, yang sebagiannya seluas 164,2938 ha diperoleh atas dasar

    penyerahan lahan masyarakat dengan membayar ganti rugi, .... dst, dst..

    11. Bahwa berdasarkan hal tersebut jelas bahwa Pemohon HGU (Tergugat

    Rekonvensi) telah memberikan keterangan yang tidak benar dalam

    memohonkan HGU, karena faktanya Para Penggugat Rekonvensi tidak

    pernah menerima ganti rugi dari Tergugat Rekonvensi.

    12. Bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas jelas bahwa HGU Nomor: 79-HGU-

    BPN RI-2008 atas nama PT. Tumpuan tertanggal 19 Desember 2008 adalah

    cacat hukum dan tidak berkekuatan hukum.

    13. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, jelas bahwa Tergugat Rekonvensi

    telah melakukan perbuatan melawan hukum kepada Para Penggugat

    Rekonvensi, oleh karenanya gugatan Rekonvensi Penggugat Rekonvensi

    patutlah untuk diterima dan dikabulkan.

    14. Bahwa atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat Rekonvensi

    maka Penggugat I Rekonvensi (Charles Bazoka Hutapea) telah mengalami

    kerugian materil sejumlah nilai pembelian yang dilakukan oleh Penggugat I

    Rekonvensi yaitu sebesar Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta

    rupiah) sesuai bukti tanda terima tertanggal 03/04/2009.

    15. Bahwa disamping kerugian materil, perbuatan Tergugat Rekonvensi telah

    menimbulkan kerugian immaterial bagi Penggugat I Rekonvensi berupa

  • Halaman 31dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    ketidaknyamanan dalam melakukan pengolahan lahan yang secara hukum

    adalah sah milik Penggugat I Rekonvensi yang pada dasarnya tidak dapat

    dinilai dengan uang namun wajar bila dikompensasikan dengan uang

    sejumlah Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).

    16. Bahwa total kerugian Penggugat I Rekonvensi atas perbuatan melawan

    hukum yang dilakukan Tergugat Rekonvensi adalah Rp. 240.000.000,- + Rp.

    10.000.000.000,- = Rp. 10. 240.000.000,- (sepuluh miliar dua ratus empat

    puluh juta rupiah).

    Bahwa berdasarkan dalil-dalil serta dasar-dasar hukum tersebut diatas,

    mohon kepada Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini

    untuk memberikan putusan sebagai berikut:

    A. DALAM EKSEPSI

    - Menerima dan mengabulkan seluruh eksepsi Para Tergugat;

    - Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat di terima.

    B. DALAM POKOK PERKARA

    - Menolak Seluruh Gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya

    menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

    - Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya yang timbul

    dalamperkara ini.

    C. DALAM REKONVENSI

    - Mengabulkan seluruh gugatan Para Penggugat rekonvensi.

    - Menyatakan Perbuatan Tergugat Rekonvensi adalah Perbuatan

    Melawan Hukum.

    - Menyatakan HGU Nomor 79-HGU-BPN RI-2008 atas nama PT.

    Tumpuan tertanggal 19 Desember 2008 adalah cacat hukum dan

    tidak berkekuatan hukum.

    - Menyatakan sah surat tanda tanda terima tertanggal 03/04/2009 yang

    ditanda tangani oleh Zulkifli sebagai pembayaran pembelian lahan oleh

    Charles Bazoka Hutapea.

  • Halaman 32dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    - Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kerugian

    materil dan kerugian moril Penggugat I Rekonvensi sebesar Rp.

    10.240.000.000,- (sepuluh miliar dua ratus empat puluh juta rupiah).

    - Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar semua biaya perkara

    yang timbul dalam perkara ini.

    Menimbang bahwa selanjutnya Pengadilan Negeri Dumai telah

    menjatuhkan Putusan sebagaimana tertuang dalam Putusan Nomor

    03/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 yang amarnya berbunyi

    sebagai berikut :

    DALAM KONVENSI:

    DALAM PROVISI:

    - Menolak tuntutan provisi Penggugat Konvensi/ Tergugat

    Rekonvensi untuk seluruhnya;

    DALAM EKSEPSI:

    - Mengabulkan eksepsi dari Para Tergugat Konvensi/ Para Penggugat

    Rekonvensi untuk sebagian;

    - Menolak eksepsi dari Para Tergugat Konvensi/ Para Penggugat

    Rekonvensi untuk sebagian dan selebihnya;

    DALAM POKOK PERKARA:

    - Menyatakan gugatan Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi tidak

    dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

    DALAM REKONVENSI:

    - Menyatakan gugatan Rekonvensi dari Para Penggugat Rekonvensi/

    Para Tergugat Konvensi tidak dapat diterima (niet ontvanklijk

    verklaard);

    DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:

  • Halaman 33dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    - Menghukum Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi untuk

    membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp.

    11.194.000,- (sebelas juta seratus sembilan puluh empat ribu rupiah);

    Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas Pemberitahuan Putusan Nomor

    03/PDT.G/2013/PN.DUM, amar putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor

    03/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 telah diberitahukan secara sah

    kepada kuasa Penggugat Konpensi/ Tergugat Rekonpensi pada tanggal 20

    Maret 2014 , kepada kuasa para Tergugat dan Turut Tergugat Konvensi/ para

    Penggugat Rekonpensi pada tanggal 19 Maret 2014, kepada Tergugat

    Konvensi V, VII, XXIV, XXV pada tanggal 25 Maret 2014 ;

    Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Pernyataan Permohonan Banding

    No.03/Pdt.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani oleh Panitera Pengadilan

    Negeri Dumai, Penggugat pada hari Selasa tanggal 1 April 2014 telah

    menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor

    03/Pdt.G/2013/ PN.DUM tanggal 5 Maret 2014;

    Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas Pemberitahuan Pernyataan

    banding No.03/Pdt.G/2013/PN.DUM yang ditanda tangani oleh Jurusita

    Pengadilan Negeri Dumai, pengajuan permohonan banding oleh Kuasa

    Penggugat tersebut diatas telah diberitahukan secara sah kepada Kuasa

    Terbanding/semula para Tergugat dan Turut Tergugat Konvensi/Para

    Penggugat Rekonpensi pada hari Kamis tanggal 24 April 2014, kepada

    Terbanding V, VII, XXIV, XXV / semula Tergugat V, VII, XXIV, XXV pada

    tanggal 17 April 2014 ;

    Menimbang bahwa Kuasa Pembanding/semula Penggugat telah

    mengajukan memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

    Negeri Dumai pada hari Senin tanggal 14 April 2014 dan selanjutnya telah

  • Halaman 34dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    diberitahukan/diserahkan kepada Kuasa Terbanding/semula para Tergugat

    dan Turut Tergugat Konvensi/Para Penggugat Rekonpensi dan kepada

    Terbanding V, VII, XXIV, XXV / semula Tergugat V, VII, XXIV, XXV pada

    tanggal 24 April 2014 ;

    Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas Pemberitahuan Memeriksa

    Berkas Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.DUM, yang dibuat/ditanda tangani oleh

    Jurusita Pengadilan Negeri Dumai, para Pihak yang berperkara telah

    diberikan kesempatan masing-masing selama 14 (empat belas) hari untuk

    mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzage) sebelum berkas tersebut

    dikirimkan ke- Pengadilan Tinggi Pekanbaru untuk diperiksa dalam tingkat

    banding;

    TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :

    Menimbang, bahwa karena permohonan banding dari Kuasa

    Pembanding/ semula Penggugat diajukan dalam tenggang waktu maupun

    tata-cara dan syarat-syarat yang ditentukan oleh peraturan perundang-

    undangan, maka pengajuan permohonan banding tersebut secara formal

    dapat diterima;

    Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan mempelajari berkas perkara

    berikut turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Dumai No.03/Pdt.G/

    2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 dan memori banding dari Kuasa

    Pembanding/semula Penggugat maka Majelis Hakim Tingkat Banding

    berpendapat perlu ada perbaikan dalam pertimbangan hukum mengenai

    eksepsi sehingga berakibat pula pada perbaikan amar putusan mengenai

    eksepsi ;

    Menimbang, bahwa dalam mempertimbangkan eksepsi tentang error in

    persona majelis hakim tingkat pertama telah menyimpulkan bahwa Tergugat

  • Halaman 35dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Konvensi II/Penggugat Rekonvensi II bukanlah orang yang tepat untuk

    dijadikan Tergugat ;

    Menimbang, bahwa dalam uraiannya tersebut dapat disimpulkan adanya

    pihak yang seharusnya tidak digugat ternyata dimasukkan sebagai tergugat

    jadi ada kelebihan pihak ;

    Menimbang, bahwa kelebihan pihak bukanlah alasan untuk menerima

    eksepsi dan menyebabkan gugatan tidak diterima sebab apabila ada pihak

    yang seharusnya tidak digugat namun dimasukkan sebagai Tergugat maka

    majelis hakim dalam putusannya dapat menyatakan khusus mengenai

    gugatan terhadap orang tersebut tidak dapat diterima , in casu gugatan

    terhadap Tergugat konvensi II/Penggugat Rekonvensi II tidak dapat diterima,

    sedangkan gugatan terhadap yang lain dapat dilanjutkan pemeriksaannya;

    Menimbang bahwa eksepsi tentang gugatan kabur sebagaimana telah

    dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan

    alasan-alasan eksepsi tentang gugatan kabur yang disampaikan oleh para

    Tergugat ditolak memang sudah tepat namun oleh karena obyek gugatan

    tersebut mengenai tanah maka dalam uraian posita gugatan haruslah

    diuraikan dengan jelas mengenai letak, luas dan batas-batas tanah obyek

    sengketa dan mengenai batas-batas, letak dan luas obyek sengketa ternyata

    tidak diuraikan dalam eksepsinya oleh para tergugat konvensi/para

    penggugat rekonvensi;

    Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis Tingkat Banding akan

    mempertimbangkan mengenai letak, batas dan luas tanah sengketa dalam

    kerangka mempertimbangkan eksepsi tentang gugatan kabur sebagaimana

    terurai di bawah ini ;

    Menimbang, bahwa ternyata dalam posita gugatannya Penggugat sama

    sekali tidak menguraikan dengan jelas letak dan batas-batas tanah sengketa

  • Halaman 36dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    yang diakui milik Penggugat yang menurut Penggugat dikuasai oleh para

    Tergugat ;

    Menimbang, bahwa dengan ditambah pertimbangan yang telah diuraikan

    oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama sebagaimana terurai dalam putusan

    perkara ini maka sudah jelas gugatan penggugat kabur (obscuur libel) dalam

    hal letak, luas, dan batas-batas tanah sengketa ;

    Menimbang, bahwa pertimbangan hukum tentang eksepsi yang lain telah

    dipertimbangkan secara benar oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama, maka

    pertimbangan majelis hakim tersebut diambil alih dan dijadikan pertimbangan

    hukum tentang eksepsi oleh Majelis Hakim Tingkat Banding dalam

    memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding ;

    Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tentang eksepsi

    tersebut di atas maka eksepsi para Tergugat haruslah diterima ;

    Menimbang, bahwa karena pertimbangan hukum yang lain yang

    dijadikan dasar putusan Pengadilan Tingkat Pertama dianggap tepat dan

    benar, maka pertimbangan hukum tersebut diambil-alih dan dijadikan sebagai

    pertimbangannya sendiri oleh Pengadilan Tinggi dalam memutus perkara ini

    ditingkat banding;

    Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas, Majelis

    Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa putusan Pengadilan Negeri

    Dumai Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 haruslah

    diperbaiki sekedar mengenai redaksi amar putusan mengenai eksepsi

    sehingga amarnya berbunyi sebagaimana tersebut dalam amar putusan di

    bawah ini;

    Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding/Semula Penggugat

    sebagai pihak yang kalah, maka haruslah dihukum untuk membayar

    biaya yang timbul dalam kedua tingkat peradilan;

  • Halaman 37dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Mengingat, selain pada pasal 199 s/d 205 dari Reglemen Hukum Acara

    Perdata Daerah Luar Jawa dan Madura (RBg) juga pada Undang-Undang

    Nomor.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman serta peraturan

    perundang-undangan lainnya yang bersangkutan;

    M E N G A D I L I :

    1. Menerima permohonan banding dari Kuasa Pembanding/ semula

    Penggugat;

    2. Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Dumai Nomor

    03/PDT.G/2013/PN.DUM tanggal 5 Maret 2014 yang dimohonkan

    banding tersebut sekedar mengenai redaksi amar putusan mengenai

    eksepsi sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut :

    DALAM KONVENSI:

    DALAM PROVISI:

    - Menolak tuntutan provisi Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi

    untuk seluruhnya;

    DALAM EKSEPSI:

    - Mengabulkan eksepsi dari Para Tergugat Konvensi/Para Penggugat

    Rekonpensi

    DALAM POKOK PERKARA:

    - Menyatakan gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonpensi tidak

    dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);

    DALAM REKONVENSI:

    - Menyatakan gugatan Rekonvensi dari Para Penggugat Rekonvensi/

    Para Tergugat Konvensi tidak dapat diterima (niet ontvanklijk

    verklaard);

  • Halaman 38dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI:

    - Menghukum Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi untuk

    membayar biaya yang timbul dalam perkara ini dalam kedua tingkat

    peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp150.000,00 (seratus

    lima puluh ribu rupiah);

    Demikianlah diputuskan pada hari : Selasa, tanggal 8 Oktober 2014,

    dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru dengan

    susunan DWI PRASETYANTO,S.H., sebagai Hakim Ketua, H.ANTHONY

    SYARIEF,S.H dan EDDY RISDIANTO,S.H,M.H , masing-masing sebagai

    Hakim Anggota, putusan mana pada hari Jumat, tanggal 10 Oktober 2014

    telah diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim

    Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, dengan

    dibantu oleh NUR FATMAWATY,S.H. Panitera-pengganti pada Pengadilan

    Tinggi Pekanbaru, akan tetapi tidak dihadiri oleh kedua belah pihak yang

    berperkara;

    HAKIM ANGGOTA; HAKIM KETUA;

    H.ANTHONY SYARIEF,S.H DWI PRASETYANTO,S.H.

    EDDY RISDIANTO,S.H, M.H

    PANITERA-PENGGANTI;

    NUR FATMAWATY,S.H.

  • Halaman 39dari 39 halaman Putusan Nomor 97/PDT/2014/PT.R

    Perincian biaya proses :

    1. MarteraiRp. 6.000,00

    2. RedaksiRp. 5.000,00

    3. Biaya administrasi..Rp. 139.000,00

    Rp. 150.000,00

    (Seratus lima puluh ribu rupiah)