outline-aster.doc
Transcript of outline-aster.doc
Judul dan Identitas
Nama : Asterina Wulan Sari
No. Mahasiswa : 12/335195/PN/13030
Judul :
Pengaruh Medium terhadap Nilai F0
Sterilisasi Proses Pengalengan Lele Asap
Dengan Aneka Bumbu Asli Indonesia.
Pengesahan
(Dr. R.A. Siti Ari Budhiyanti, S.T.P., M.P.)
Latar Belakang :
Pembudidayaan ikan lele (Clarias sp.) telah banyak dilakukan oleh masyarakat sejak
dahulu dengan tujuan umumnya hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan
sehari-hari. Namun demikian, apabila pembudidayaan ikan lele tidak diimbangi dengan
industri pengolahannya maka dalam satu waktu panen ikan lele yang berlebih akan
menurunkan nilai jual karena tidak terbeli oleh masyarakat. Diversifikasi produk olahan
ikan lele diperlukan untuk memperlama daya simpan, meningkatkan nilai jual dan
memperluas pasar (Suryaningrum, 2010).
Berbagai cara pengawetan ikan telah banyak dilakukan, termasuk dengan
mengalengkan ikan. Pengalengan makanan merupakan suatu cara pengawetan bahan
pangan yang dikemas secara hermetis dan kemudian disterilkan. Ikan kaleng adalah salah
satu produk makanan yang banyak digemari masyarakat karena mudah didapatkan dan
cepat disajikan terlebih ikan memiliki banyak protein. Dengan adanya produk ikan kaleng
kebutuhan akan konsumsi ikan dapat terpenuhi setiap saat. Hal ini disebabkan karena
melalui proses pengalengan, ikan menjadi lebih awet dan diolah dengan medium yang
beraneka rasa sehingga memenuhi selera konsumen.
Kecukupan proses pada pengalengan sangat dipengaruhi oleh tingkat sterilitas (F0)
yang diterima oleh bahan yang dikalengkan. Nilai F0 didefinisikan sebagai waktu (menit)
yang dibutuhkan untuk membunuh mikroba target sampai mencapai level tertentu pada
suhu tertentu. Nilai F0 tidak berlaku secara umum, namun bergantung pada formulasi
produk, jenis dan ukuran kaleng, sistem retort dan faktor lainnya. Kombinasi waktu dan
suhu proses sterilisasi yang tepat diperlukan untuk memperoleh kualitas yang diinginkan,
memenuhi kriteria keamanan pangan dan meminimalisir kerusakan mutu yang mungkin
terjadi (Khusnayaini, 2011).
Penelitian tentang lele kaleng dalam medium sederhana sudah banyak dilakukan,
namun diperlukan penelitian lanjutan tentang lele kaleng dalam variasi medium lain agar
konsumen tidak bosan dengan olahan ikan kaleng yang sudah ada. Racikan bumbu asli
Indonesia perlu dikembangkan untuk digunakan sebagai medium dalam lele kaleng.
Langkah ini dilakukan agar citarasa khas nusantara tidak hilang dan untuk
mempertahankan keberadaan warisan kuliner nusantara ditengah gencarnya makanan luar
negri yang masuk di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tentang
pengaruh medium terhadap nilai F0 proses sterilisasi terhadap perubahan fisik dan kualitas
lele asap kaleng dalam aneka bumbu Indonesia.
Tujuan :
1. Mengetahui pengaruh medium terhadap nilai F0 sterilisasi pada lele kaleng dengan
aneka bumbu khas Indonesia.
2. Mengetahui perubahan sifat fisik kaleng dan ikan terhadap nilai F0.
Metode Penelitian :
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah baskom, pisau, kaleng dan penutupnya,
stopwatch, exhausting box, seamer, retort, timbangan, jangka sorong, penggaris, score
sheet, blangko pengisian, alat pembuka kaleng, timbangan, termokopel, termorekoder, alat
pengukur tekanan vakum dan alat pengukur kekuatan vakum.
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah ikan lele dumbo, es batu, asap
cair, bumbu ikan asap, serta bumbu asli Indonesia yaitu rendang, balado dan sambal goreng
yang ada di pasaran.
Rancangan penelitian lele asap kaleng dengan aneka bumbu Indonesia menggunakan 3
jenis medium yang berbeda, yaitu rendang, balado dan bumbu goreng. Penelitian ini dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu :
1. Penelitian Pendahuluan
1.1 Uji Formulasi
Uji formulasi bertujuan untuk menentukan formula produk dan tahapan proses
produksi yang sesuai dengan kondisi pengalengan. Uji ini dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu pembakuan formula, pengujian formula dengan proses pemasakan
konvensional dan pengujian formula dengan proses pengalengan. Pembakuan
formula mengacu pada saran pembuatan dan penyajian pada aneka bumbu asli
Indonesia. Formula yang telah dibakukan kemudian diuji dengan proses pemasakan
konvensional dan dilakukan pengamatan secara organoleptik meliputi rasa, aroma,
tekstur dan warna. Formula yang berhasil diolah dengan proses pemasakan
konvensional selanjutnya diuji dengan proses pengalengan untuk melihat
kesesuaian antara produk dalam kaleng dengan produk biasa.
1.2 Uji Penetrasi
Penetrasi panas bertujuan untuk mengetahui proses perubahan suhu produk
pemanasan dan pendingin untuk menetapkan proses termal yang aman. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses penetrasi panas antara lain formulasi, pengemas,
metode pengisisan bahan ke dalam kaleng, penutupan kaleng dan sistem retort
(,2009). Uji penetrasi panas dilakukan dengan memasang temokopeel pada titik
terdingin kaleng yaitu pada tengah kaleng dan dipasang dalam retort yang
terhubung dengan termorekoder.
2.
Penelitian
Utama
1.1
Tahap
Pengalengan
Proses pengalengan lele asap dengan aneka bumbu khas Indonesia dilakukan
seperti pada proses pengalengan pada umumnya. Proses pengalengan dilakukan
dengan mempersiapkan lele asap dan medium yang akan dikalengkan, filling,
seaming, sterilisasi, cooling dan pemeraman selama 2 minggu. Pengamatan suhu
dilakukan pada saat proses sterilisasi dengan memasang termokopel pada tengah
kaleng dan dalam retort untuk menghitung nilai F0.
1.2 Kualitas Produk
Sifat fisik kaleng dan karakteristik ikan asap kaleng dimati setalah masa
pemeraman dua minggu. Net weight, drained weight dan liquid weight ditimbang
dengan timbangan analitik, kekuatan kaleng diukur dengan hand can tester dan
tekanan vakum kaleng diukur dengan vacuum tester. Parameter tekstur, warna, ras,
aroma dan bau lele asap kaleng diuji dengan uji scoring menggunakan panelis
terlatih yang diseleksi dengan uji triangle.
Parameter yang diamati adalah nilai F0, sifat fisik kaleng dan karakteristik dari lele kaleng
yang dihasilkan. Sifat fisik kaleng yang diamati meliputi kekuatan kaleng, tekanan vakum
kaleng, headspace, net weight, drained weight dan liquid weight yang dipaparkan dalam
bentuk tabel yang dibandingkan dengan SNI 2712:2013 tentang “ikan dalam kemasan
kaleng hasil sterilisasi”. Karakteristik lele kaleng meliputi parameter tekstur, warna, rasa,
aroma, dan bau dengan menggunakan uji scoring. Pengujian scoring dilakukan oleh
panelis terlatih yang diseleksi menggunakan uji triangle, kemudian data hasil uji scoring
dianalisis menggunakan ANOVA.