Other Bipolar Affective Disorder Fix

download Other Bipolar Affective Disorder Fix

of 7

description

vvowjefjejffjfjfjwjf

Transcript of Other Bipolar Affective Disorder Fix

Gangguan Afektif (Mood)

1. Definisi Gangguan Afektif (Mood)Gangguan afektif adalah gangguan dengan gejala utama adanya perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi dengan atau tanpa ansietas yang menyertainya, atau kearah elasi (suasana perasaan meningkat).Gangguan Suasana perasaan adalah suatu kelompok penyakit dimana mengarah kepada depresi. Pasien dengan suasana perasaan yang tinggi akan menunjukan sikap yang meluap-luap, dan penurunan kebutuhan tidur. Pasien yang depresi akan merasakan hilangnya energy dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, pikiran tentang kematian dan bunuh diri.Gangguan bipolar dapat menjadi kronis dan dalam jangka waktu panjang (episode berulang) atau ringan dengan episode yang jarang. Pasien dengan gangguan bipolar umumnya memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi akibat bunuh diri, masalah jantung, dan kematian karena semua penyebab. Pasien yang mendapatkan pengobatan, bagaimanapun, mengalami peningkatan besar dalam tingkat kelangsungan hidup. Prognosis buruk pada laki-laki biasanya riwayat kerja buruk, penyalahgunaan zat, ada gejala psikotik, ada gejala depresi, dan ada gejala depresi pada antar episode.Dalam kebanyakan kasus gangguan bipolar, depresi lebih banyak terjadi daripada fase manik, dan siklus mania dan depresi yang tidak teratur atau tidak diprediksi . Banyak pasien mengalami mania campuran, atau keadaan campuran , di mana kedua mania dan depresi hidup berdampingan selama setidaknya 7 hari.

Sekitar 15 % pasien dengan gangguan rapid cyclic memiliki fase yang rumit. Dengan tahap yaitu manik dan depresi episode alternatif setidaknya empat kali setahun. Dalam kasus yang parah , bahkan dapat berkembang menjadi beberapa siklus sehari. Rapid cyclic cenderung terjadi lebih sering pada wanita dan pada mereka dengan bipolar II. Biasanya , gangguan ini dimulai pada fase depresi , dan episode sering dan parah dari depresi mungkin menjadi ciri khas. Fase ini sulit untuk diobati , terutama karena antidepresan dapat memicu beralih ke mania dan mengatur pola siklus.

Penelitian menunjukkan bahwa gejala gangguan bipolar pada anak-anak dan remaja berbeda dengan orang dewasa . Sementara orang dewasa dengan gangguan bipolar biasanya memiliki periode manik dan depresi yang berbeda, anak-anak dengan gangguan bipolar berfluktuasi cepat dalam suasana hati dan perilaku mereka . Mania pada anak ditandai dengan mudah marah dan agresif sedangkan orang dewasa cenderung mengalami euforia . Anak-anak dengan depresi bipolar sering marah dan gelisah , dan mungkin memiliki suasana hati tambahan dan gangguan perilaku seperti kecemasan , gangguan perhatian defisit hiperaktif , gangguan perilaku , dan masalah penyalahgunaan zat .

2. Etiologi Biological FactorFaktor genetic bagaimana pun juga terlibat dalam gangguan unipolar dan bipolar, bahwa hormon abnormalitas secara teratur berasosiasi dengan depresi, dan bahwa depresi adalah asosisasi dengan abnormalitas dalam aktivasi dari bagian spesifik di otak.a. Genetic DataPenelitian mengenai faktor genetis pada gangguan unipolar dan bipolar melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu episode gangguan mood (Gherson, 1990, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004). Pada gangguan unipolar, meskipun faktor genetis mempengaruhi, namun kurang menentukan dibandingkan gangguan bipolar. Resiko akan meningkat pada keluarga pasien yang memiliki onset muda saat mengalami gangguan. Berdasarkan beberapa data diperoleh bahwa onset awal untuk depresi, munculnya delusi, dan komorbiditas dengan gangguan kecemasan dan alkoholisme meningkatkan resiko pada keluarga (Goldstein, et al., 1994; Lyons et al., 1998, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004).

b. Mode Of Transmission and Linkage StudiesStudi mengenai keluarga dan kembar menunjukkan bahwa faktor genetic memainkan peran penting dalam perkembangan gangguan mood. Kebanyakan peneliti menyatakan gangguan mood sebagai polygenic, bahwa mereka dipengaruhi oleh beberapa perbedaan gen dan setiap gen tersebut hanya dapat merubah resiko gangguan oleh jumlah yang sedikit.c. Genetic Risk and Sensitivity to StressTerdapat dua alleles(panjang dan pendek) untuk bagian tertentu dari gen 5-HTT: alleles pendek(s) diasosisasikan dengan mengurangi efisiensi transmisi saraf di jalur serotonin. Orang dengan homozigot alleles s dari gen 5-HTT berada pada risiko tinggi untuk menjadi depresi secara klinis jika mereka mengalami peristiwa kehidupan yang penuh stres. Efek dari faktor lingkungan dan genetic tidak independen. Faktor genetik rupanya mengontrol sensitivitas seseorang terhadap peristiwa lingkungan.d. Neurochemistry dan Mood DisordersKomunikasi dan koordiansi dalam informasi antara area di otak bergantung pada neurotransmitter. Dua neurotransmitter yang berperan dalam gangguan mood adalah norepinephrine dan serotonin. Norepinephrine terkait dengan gangguan bipolar dimana tingkat norephinephrine yang rendah menyebabkan depresi dan tingkat yang tinggi menyebabkan mania. Sedangkan untuk serotonin, tingkatnya yang rendah juga menyebabkan depresi. Terdapat dua kelompok obat untuk depresi, yaitu tricyclics dan monoamine oxidase (MAO) inhibitors. Tricyclics seperti imipramine (tofranil) adalah obat antidepresan yang berfungsi untuk mencegah pengambilan kembali norephinephrine dan serotonin oleh presynaptic neuron setelah sebelumnya dilepaskan, meninggalkan lebih banyak neurotransmitter pada synapse sehingga transmisi pada impuls syaraf berikutnya menjadi lebih mudah. Monoamine oxidase (MAO) inhibitors merupakan obat antidepresan yang dapat meningkatkan serotonin dan norephineprhine. Terdapat pula obat yang dapat secara efektif mengatasi gangguan unipolar, yaitu Selective Serotonin Reuptake Inhibitors, seperti Prozac. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek samping dari berbagai obat antidepresan tersebut sehingga peningkatan dari norephineprhine dan serotonin tidak menimbulkan komplikasi lainnya.e. The Neuroendocrine SystemSystem endokrin memainkan peran penting dan regulasi respon seseorang terhadap stress. Kelenjar endokrin, seperti pituitary, tiroid, dan kelenjar adrenal, berlokasi pada seluruh bagian tubuh. Dalam merespon sinyal dari otak, kelenjar ini mengeluarkan hormone ke dalam darah. Salah satu jalur penting dalam sistem endokrin yang mungkin terkait erat dengan etiologi gangguan mood disebut dengan hypothalamic-pituitary-adrenal(HPA) axis. Ketika seseorang mendeteksi ancaman di lingkungan, sinyal hipotalamus kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon yang disebut ACTH, yang pada gilirannya memodulasi sekresi hormon, seperti kortisol, dari kelenjar adrenal kedalam aliran darah. Peningkatan kadar kortisol membantu orang untuk mempersiapkan diri untuk menanggapi ancaman dengan meningkatkan kewaspadaan dan memberikan lebih banyak bahan bakar untuk otot sementara juga terjadi penurunan minat dalam kegiatan lain yang mungkin mengganggu perlindungan diri(seperti tidur dan makan).3. Tanda Dan Gejala Afektif Bipolar Suasana perasaan terlalu senang atau terlalu sedih, disertai dengan tingkah laku yang sesuai Gangguan ini harus pernah mengalami gangguan afektif sebelumnya (hipomanik, manik, depresif, atau campuran)

Biasanya terdapat penyembuhan sempurna antar dua episode

Rata-rata episode manik berlangsung 4 bulan dan depresif 6 bulan

4. KlasifikasiPenggolongan Diagnosis

1. Pedoman Umum

Semua jenis gangguan afektif bipolar harus pernah ada sekurang-kurangnya satu episode afektif.

Penggolongan tipe tergantung pada jenis afektif pada episode saat ini.

2. Berbagai tipe Gangguan Afektif Bipolar

a. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomania

Episode saat ini sesuai dengan Hipomania

b. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik

Episode saat ini memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik.c. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala PsikotikEpisode saat ini memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik.

d. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Ringan atau SedangEpisode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan atau sedang.

e. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik

Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat tanpa gejala psikotik.f. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Berat dengan PsikotikEpisode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat dengan gejala psikotik.

g. Gangguan Bipolar, Episode Kini Campuran

Episode saat ini menunjukkan gejala manik, hipomanik, dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat serta telah berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu.

h. Gangguan Bipolar, Episode Kini dalam Remisi

Sekurang-kurangnya pernah dua episode afektif dan saat ini tidak terdapat gejala afektif yang nyata.

5. PenatalaksanaanTerdapat tiga cara yang umum digunakan dalam menangani pasien dengan gangguan mood:1. Hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan seseorang untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi, dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004).

Hospitalisasi dilakukan jika penderita memiliki resiko bunuh diri / membunuh orang lain, menunjukkan gejala-gejala yang berkembang secara progresif, dan tidak mampu mengurus diri / tidak ada yang mampu mengurus.

2. PsikoterapiWolberg (1967 dalam Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional. Dengan tujuan menghilangkan simtom untuk mengantarai pola perilaku yang terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif. Psikoterapi yang dapat diberikan meliputi terapi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku.

3. Farmakoterapi Antidepresan: trisiklik, tetrasiklik, RIMA, SSRI, Nassa

Antimania: lithium, karbamazepin

Setiap pengobatan yang tersedia untuk para penderita depresi, memiliki keunggulan masing-masing. Antidepresan misalnya, memiliki keunggulan di daya penyembuhannya yang cepat dibandingkan psikoterapi. Namun psikoterapi justru membantu orang-orang untuk belajar kemampuan-kemampuan yang dapat mereka gunakan setelah proses pengobatan agar mencegah penyakit depresinya kambuh kembali.

Para ahli juga mencatat bahwa cognitive therapy memiliki performa yang amat baik dalam menyembuhkan para penderita deprsei. Paling tidak, cognitive therapy ini memiliki dua keunggulan: biaya pengobatan yang tidak begitu mahal dan efek kesembuhannya untuk jangka panjang sehingga mencegah terjadinya kambuh bagi para penderita setelah sembuh.

Biasanya pengobatan gangguan bipolar memerlukan waktu lama. Penderita gangguan bipolar tetap perlu minum obat meskipun perasaannya sudah membaik. Pengobatan gangguan bipolar biasanya memerlukan penanganan dokter spesialis jiwa, dengan melibatkan psikolog maupun perawat jiwa. Penanganan gangguan bipolar dilakukan dengan pemberian obat-obatan, psikoterapi (individual atau kelompok, keluarga), penyuluhan kesehatan dan dukungan kelompok.DAFTAR PUSTAKA

Davison, C, Gerald; Neale, M, Jhon; Kring, M, Ann. Abnormal Psychology. 9th. Edition. New York. Psychopathology Development.Dr. Hubertus Kasan Hidayat,Sp.KJ. Seminar Profesional Kring, Ann.,Johnson,Sheri.,Davison,Gerald.,&Neale, John (2011), Abnormal Psychology Twelfth Edition, Singapore: John Wiley & SonsNevid, S, Jeffrey; Rathus, A, Spencer. 2003. Abnormal Psychology in a Changing Syamsir Bs, Psikiater. Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.World. 5th. Edition. Upper Saddle River. New Jersey 07458