Learning disorder

38
RATNA WIDIASTUTI, S.Psi., M.A., Psi. BK-FKIP-UNIVERSITAS LAMPUNG 1 Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Transcript of Learning disorder

RATNA WIDIASTUTI, S.Psi., M.A., Psi.

BK-FKIP-UNIVERSITAS LAMPUNG

1Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Gangguan perkembangan masa anak adalah

berbagai jenis masalah perkembangan yang

potensial terjadi pada masa, yaitu usia anak

0-12 tahun.

Pada dasarnya, tiap-tiap tahap

perkembangan memiliki potensi gangguan

perkembangan berbeda-beda, tergantung

pada tugas perkembangan yang diemban

masing-masing usia.

2Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

3

usia bayi gangguan pada perkembangan

berbahasa, pertumbuhan , demam tinggi yang

berisiko memunculkan gangguan lainnya.

usia sekolah aktivitas anak mencapai puncaknya

kemungkinan terjadinya kelelahan atau

kecelakaan yang dapat menimbulkan gangguan

perkembangan motorik.

Gangguan perkembangan lain yang banyak muncul

pada masa anak gangguan bicara, gangguan

berbahasa, keterlambatan mental, autism, lambat

belajar, gangguan pemusatan perhatian (attention

deficit disorder)

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

4

Pentingnya Deteksi Dini Masa anak masa anak

merupakan dasar pembentukan fisik dan

kepribadian pada masa berikutnya masa anak

merupakan "masa emas" mempersiapkan seorang

individu menghadapi tuntutan zaman sesuai

potensinya.

Jika terjadi gangguan perkembangan, apa pun

bentuknya, deteksi yang dilakukan sedini mungkin

merupakan kunci penting keberhasilan program

intervensi yang dilakukan. Semakin dini gangguan

perkembangan terdeteksi, semakin tinggi pula

kemungkinan tercapainya tujuan intervensi atau

koreksi atas gangguan yang terjadi.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

5

Kenali tugas perkembangan sesuai usia anak tugas-

tugas yang harus dimiliki anak pada usia tertentu.

Penilaian baik-buruknya perkembangan anak tergantung

pada tercapainya tuntutan atau tugas perkembangan

sesuai usianya Misalnya, tugas perkembangan masa

bayi adalah merangkak, berdiri, berjalan (dalam hal

perkembangan motorik), mengoceh,dan mengucapkan

kata (perkembangan bahasa); tugas perkembangan masa

kanak-kanak (3-6 tahun) adalah berkomunikasi dengan

orang lain,belajar kemandirian, dan mempersiapkan diri

masuk sekolah.

Mengenali tugas perkembangan sesuai usia anak

memungkinkan deteksi dini gangguan perkembangan.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

6

Kenali pola dan irama perkembangan anak Secara

universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan yang

sama.

Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki irama

(kecepatan) perkembangan berbeda dari anak lain Anak

mungkin mulai berbicara pada usia 14 bulan, tetapi dia

belum bisa berjalan tanpa bantuan; Sementara anak lain

dengan usia yang sama sudah mampu berjalan sendiri, tapi

tidak mengucapkan kata-kata.

Pemenuhan tugas perkembangan merupakan patokan umum

yang seharusnya dicapai dalam rentang usia tertentu

stimulasi pada anak memang perlu terus-menerus

dilakukan,tapi jangan sampai memaksa anak melakukan apa

yang diharapkan orangtua lebih penting mengenali apakah

anak ybs. memenuhi pola yang normal meskipun

kecepatannya bisa berbeda dengan anak lain.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

7

Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberi peluangterjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguanperkembangan anak Lakukan pencatatan sertapengamatan terhadap perkembangan anak dan perubahandalam lingkungannya.

Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan salah satusarana memperoleh catatan perkembangan anak, khususnyaanak di bawah usia lima tahun.

Meskipun tidak dimungkiri bahwa perkembangan mental danpsikologis berpengaruh timbal balik secara erat denganperkembangan fisik, perubahan dan gejala lain di luarperkembangan fisik, kurang mendapat perhatian(misalnya,perkembangan berbahasa,rentang konsentrasi, perkembangan motorik halus dan motorik kasar).

Hal-hal yang perlu diamati disesuaikan tugas perkembanganpada usianya dan kebiasaan masing-masing anak. Carilahinformasi jika Anda mencurigai perubahan, kelambatan, atauperilaku yang tampaknya kurang wajar.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Mengapa hrs sgr ditangani?

Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan

menimbulkan berbagai bentuk gangguan

emosional (psikiatrik) yang akan berdampak

buruk bagiperkembangan kualitas hidupnya di

kemudian hari

8Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atauinstruksi yang diberikan, tetapi cenderung malasmelakukan aktivitas belajar, mudah bosan, meremehkan, bahkan penolakan.b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi cenderungkurang mampu melakukan tugas-tugas akademiksecara akurat dan memuaskan.c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai, tetapimengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidangakademik dan tidak mampu memanfaatkankepandaiannya tersebut untuk mencapai prestasiakademik tinggi.d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan antaraskor tes kemampuan verbal dan performennya.

9Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapicenderung hiperaktif dan kurang mampumenyeuaikan diri.f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapicenderung emosional.g. Mampu mengambil keputusan dengan cepat, tetapi cenderung kurang disertai pertimbanganyang matang, terburu-buru, semaunya.h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakansuatu persoalan, tetapi cenderung malas danmemiliki toleransi yang rendah terhadapfrustrasi.i. Lebih percaya diri, tetapi cenderungmeremehkan dan menolak tugas-tugas yang diberikan dengan berbagai alasan.

10Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Anak yang sulit mengendari sepeda, mengancingkan

baju atau menggunakan gunting, merupakan salah

satu ciri dari gangguan perkembangan koordinasi

motorik (development coordination

disorder/DCD).

DCD diketahui diderita 1 dari 20 anak usia sekolah.

Ciri utamanya adalah gangguan perkembangan

motorik, terutama motorik halus. Sebenarnya

gangguan ini mengenai motorik kasar dan motorik

halus, tetapi yang sangat berpengaruh pada fungsi

belajar adalah fungsi motorik halusnya.

11Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak sejak

bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya duduk,

tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan olahraga anak

juga kurang. Anak lebih sulit mengatur keseimbangan

setelah melakukan gerakan dan keseimbangan saat berdiri.

Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain, seperti

gangguan konsentrasi atau masalah keterlambatan bicara

pada anak.

anak dengan fungsi koordinasi yang buruk akan berdampak

pada kemampuannya melakukan aktivitas fisik dan dalam

waktu lama bisa memengaruhi berat badannya.

12Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

13

GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK

• GAMBARAN UTAMA ADALAH HENDAYA (gangguan) BERAT DALAM PERKEMBANGAN KOORDINASI MOTORIK, YANG TIDAK DISEBABKAN OLEH RETARDASI MENTAL, GANGGUAN NEUROLOGIS YG DIDAPAT, MAUPUN KONGENITAL.

• GANGGUAN INI BISA BERSAMAAN DENGAN KESULITAN BICARA

• ANAK TAMPAK ANEH DALAM BERJALAN, SERING JATUH, TERSANDUNG, DAN MENABRAK

• LAMBAT BELAJAR BERLARI, MELOMPAT, DAN NAIK TURUN TANGGA

• KESULITAN MENGIKAT SEPATU

• KESULITAN MEMASANG DAN MELEPASKAN KANCING, MELEMPAR DAN MENANGKAP BOLA

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

14

• ANAK TAMPAK LAMBAN DALAM GERAK HALUS & KASAR

• BENDA YANG DIPEGANG SERING JATUH

• TIDAK PANDAI MENGGAMBAR, TULISANNYA SANGAT JELEK

• SULIT MENGERJAKAN PERMAINAN JIGSAW, MENGGUNAKAN PERMAINAN YANG KONSTRUKSIONAL

• SERING DISEBUT JUGA : THE CLUMSY CHILD SYNDROME

• SERING DIJUMPAI KESULITAN BERSEKOLAH, PADA BEBERAPA KASUS BERSAMAAN DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.

• PADA BEBERAPA KASUS , DIJUMPAI ADANYA RIWAYAT KOMPLIKASI PERINATAL MISALNYA BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

15

II. GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA

DAN BERBAHASA

-POLA NORMAL PENGUASAAN BAHASA TERGANGGU

SEJAK FASE AWAL PERKEMBANGAN

-TIDAK ADA GANGGUAN NEUROLOGIK, TIDAK ADA

KETULIAN, ATAU GANGGUAN DARI RONGGA MULUT

-TIDAK DIDAPATKAN ADANYA MENTAL RETARDASI

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

16

MACAM GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBAHASA

1. GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA :

- PENGGUNAAN SUARA SESUAI DENGAN USIA

MENTALNYA

- TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA NORMAL

- BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI DILUAR BATAS

VARIASI NORMAL - BAGI USIA MENTAL ANAK

- INTELEGENSIA NORMAL

- KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF DAN RESEPTIF

NORMAL

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

17

2. GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF

KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN BAHASA DENGAN BERBICARA , DIBAWAH RATA2 ANAK DALAM USIA MENTALNYA TETAPI PENGERTIAN BAHASA DALAM BATAS NORMAL

BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI

GEJALANYA :

• -KOSA KATA YANG TERBATAS

• -KESULITAN DALAM MEMILIH DAN MENGGANTI KATA2 YANG TEPAT

• -PENGGUNAAN SECARA BERLEBIHAN BEBERAPA KATA2

• -MEMENDEKKAN KATA2 YG SEHARUSNYA BERBUNYI PANJANG

• -KESALAHAN KALIMAT

• -KEHILANGAN AWALAN ATAU AKHIRAN

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

18

2. GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF

• -GAGAL DALAM MENGGUNAKAN ATURAN TATA

BAHASA SEPERTI KATA PENGHUBUNG, KATA GANTI

DSB

• -KESULITAN MENGURUT KEJADIAN YANG TELAH

LEWAT.

• -SERING DISERTAI KELAINAN BUNYI KATA YANG

DIHASILKAN

• -PENGGUNAAN BAHASA NON VERBAL TIDAK

TERGANGGU

• (SEBAGAI PEDOMAN PERKEMBANGAN BAHASA

NORMAL : USIA 2 TAHUN MENGUCAPKAN BEBERAPA

KATA &

• USIA 3 TH MENGERTI BEBERAPA KATA YANG

TERANGKUM DALAM KALIMAT SEDERHANA.)Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

19

3. GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF

• PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH KEMAMPUAN

RATA2 ANAK SESUAI UMUR MENTALNYA

• TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN

PERKEMBANGAN PERVASIF

• BIASANYA DISERTAI GANGGUAN BERBAHASA

EKSPRESIF

• GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI DENGAN

GANGGUAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.

• ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU MENGIDENTIFIKASI

BEBERAPA OBYEK & PADA USIA 2 TAHUN BISA

MENGIKUTI INSTRUKSI2 SEDERHANA)

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

20

III. GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR

• DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN

• TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL, KELAINAN

NEUROLOGIS, GANGGUAN VISUAL, MAUPUN

PENDENGARAN.

• BIASANYA BERSAMAAN DENGAN SINDROMA KLINIS

YANG LAIN, SEPERTI GANGGUAN PEMUSATAN

PERHATIAN, GANGGUAN TINGKAH LAKU ATAU

GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG LAIN.

• ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK DIKETAHUI, DIDUGA

FAKTOR BIOLOGIS YANG BERINTERAKSI DENGAN

KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS PENGAJARAN

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

21

1. GANGGUAN MEMBACA/ DISLEKSIA

• BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN

PERKEMBANGAN BERBICARA ATAU BERBAHASA.

• PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD,

MEMBERI IRAMA DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN

TERJADI KESALAHAN MEMBACA , DIANTARANYA :

A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN

B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT

C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT

D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK

E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN

F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN

G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN

PERIHAL BACAAN , MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM

DARI PADA HASIL BACAANNYA.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

22

2. GANGGUAN BERHITUNG/DISKALKULIA

• KEKURANGANNYA ADALAH PENGUASAAN PADA

KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG YAITU : TAMBAH,

KURANG, BAGI & KALI

3. GANGGUAN MENULIS/DYSGRAPHIA

KESULITAN MENULIS TANGAN, MENGEJA,

MENGORGANISIR IDE

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

23

IV. AUTISME MASA KANAK

• MUNCUL SEBELUM USIA 3 TAHUN

• TIDAK JELAS ADANYA PERKEMBANGAN YANG

NORMAL SEBELUMNYA

• HENDAYA KUALITATIF DALAM INTERAKSI SOSIAL

YANG BERBENTUK : APRESIASI YG TDK ADEKUAT

TERHADAP ISYARAT SOSIO EMOSIONAL

• KURANGNYA PENGGUNAAN KETRAMPILAN

BERBAHASA

• HENDAYA DALAM PERMAINAN IMAGINATIF

• POLA PERILAKU , MINAT DAN KEGIATAN TERBATAS

BERULANG DAN STEREO TIPIK

• KELEKATAN YANG KHAS TERHADAP BARANG YANG

ANEH, KHUSUSNYA BENDA YANG TIDAK LUNAKRatna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Ginanjar (2001): autisme adalah gangguan

perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh

adanya kerusakan pada otak, sehingga

mengakibatkan gangguan pada perkembangan

komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi,

sensoris, dan belajar.

Widyawati (1997): gangguan autistik atau autisme

juga sering disebut autisme infantil salah satu

dari kelompok gangguan perkembangan pervasif

yang paling dikenal dan mempunyai ciri khas:

Adanya gangguan yang menetap pada interaksi

sosial, komunikasi yang menyimpang,dan pola

tingkah laku yang terbatas serta stereotip. Fungsi

yang abnormal ini biasanya telah muncul sebelum

usia 3 tahun. Lebih dari dua per tiga mempunyai

fungsi di bawah rata-rata. 24Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Interaksi sosial pada anak autisme dibagi dalam 3

kelompok, yaitu:

Menyendiri (aloof): banyak terlihat pada anak-anak

yang menarik diri, acuh tak acuh, dan akan kesal

bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan

perilaku serta perhatian yang terbatas (tidak

hangat).

Pasif: dapat menerima pendekatan sosial dan

bermain dengan anak lain jika pola permainannya

disesuaikan dengan dirinya.

Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati

anak lain, namun interaksi ini sering kali tidak

sesuai dan sering hanya sepihak.

25Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Hambatan sosial pada anak autisme akan berubah sesuaidengan perkembangan usia. Biasanya, denganbertambahnya usia maka hambatan tampak semakinberkurang.

Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telahmenunjukkan adanya gangguan pada interaksi sosialyang timbal balik, seperti menolak untukdisayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika akandiangkat dengan mengangkat kedua lengannya, kurangdapat meniru pembicaraan atau gerakan badan, gagalmenunjukkan suatu objek kepada orang lain, sertaadanya gerakan pandangan mata yang abnormal. Permainan yang bersifat timbal balik mungkin tidakakan terjadi.

Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh atau tidakbereaksi terhadap pendekatan orangtuanya, sebagianlainnya malahan merasa cemas bila berpisah danmelekat pada orangtuanya.

26Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Anak autisme gagal dalam mengembangkan

permainan bersama teman-temannya, mereka lebih

suka bermain sendiri. Keinginan untuk menyendiri

akan makin menghilang dengan bertambahnya usia.

Walaupun mereka berminat untuk mengadakan

hubungan dengan teman, sering kali terdapat

hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk

memahami aturan-aturan yang berlaku dalam

interaksi sosial. Kesadaran sosial yang kurang

mungkin menyebabkan mereka tidak mampu

memahami ekspresi wajah orang, mengekspresikan

perasaannya dalam bentuk vokal maupun ekspresi

wajah, shg. anak autisme tidak dapat berempati

kepada orang lain yang merupakan kebutuhan

penting dalam interaksi sosial normal.

27Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Hambatan kualitatif dalam komunikasi

verbal/non-verbal dan dalam bermain

Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa

serta berbicara merupakan keluhan yang sering

diajukan para orangtua, sekitar 50% mengalami hal

ini:

Bergumam yang biasanya muncul sebelum dapat

mengucapkan kata-kata, mungkin tidak tampak

pada anak autisme.

Sering mereka tidak memahami ucapan yang

ditujukan pada mereka.

28Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Biasanya mereka tidak menunjukkan atau memakai

gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya,

tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk

mengambil objek yang dimaksud.

Mereka mengalami kesukaran dalam memahami arti

kata-kata serta kesukaran dalam menggunakan

bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar.

Bahwa satu kata mempunyai banyak arti mungkin

sulit untuk dapat dimengerti oleh mereka. Anak

autisme sering mengulang kata-kata yang baru saja

mereka dengar atau yang pernah mereka dengar

sebelumnya tanpa maksud untuk berkomunikasi.

29Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Bila bertanya sering menggunakan kata ganti orang

dengan terbalik, seperti "saya" menjadi "kamu" dan

menyebut diri sendiri sebagai "kamu".

Mereka sering berbicara pada diri sendiri dan

mengulang potongan kata atau lagu dari iklan

televisi dan mengucapkannya di muka orang lain

dalam suasana yang tidak sesuai.

Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam arti

kiasan, seperti seorang anak berkata "sembilan"

setiap kali ia melihat kereta api.

Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam

berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara

dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran

mereka berbicara, memilih topik pembicaraan, atau

melihat kepada lawan bicaranya. 30Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Mereka akan terus mengulang-ulang pertanyaan biarpunmereka telah mengetahui jawabannya ataumemperpanjang pembicaraan tentang topik yang mereka sukai tanpa mempedulikan lawan bicaranya.

Bicaranya sering dikatakan monoton, kaku, danmenjemukan. Mereka juga sukar mengatur volume suaranya, tIdak tahu kapan mesti merendahkan volume suaranya, misal di restoran atau sedang membicarakanhal-hal yang bersifat pribadi.

Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atauemosinya melalui nada suara.

Komunikasi non-verbal juga mengalami gangguan. Mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalamberkomunikasi untuk mengekspresikan perasaannya atauuntuk merabarasakan perasaan orang lain, misalnyamenggelengkan kepala, melambaikan tangan, mengangkat alis, dan lain sebagainya.

31Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Aktivitas dan minat yang terbatas

Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anakautisme, seperti stereotip, diulang-ulang, dan tidakkreatif.

Beberapa anak tidak menggunakan mainannya dengansesuai, juga kemampuannya untuk menggantikan suatubenda dengan benda lain yang sejenis sering tidaksesuai.

Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungandan rutinitas baru. Contohnya seorang anak autismeakan mengalami kesukaran bila jalan yang biasa iatempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa iapakai untuk makan diganti.

Mainan baru mungkin akan ditolak berminggu-minggusampai kemudian baru bisa ia terima.

Mereka kadang juga memaksakan rutinitas pada oranglain, contohnya seorang anak laki-laki akan menangisbila waktu naik tangga sang ibu tidak menggunakan kaki kanannya terlebih dahulu.

32Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Mereka juga sering memaksa orangtua untuk mengulangsuatu kata atau potongan kata.

Dalam hal minat: terbatas, sering aneh, dan diulang-ulang. Misalnya, mereka sering membuang waktuberjam-jam hanya untuk memainkan saklar lampu, memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute keretaapi.

Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpabenda tersebut. Misalnya, seorang anak laki-laki yang selalu membawa penghisap debu ke mana pun ia pergi.

Stereotip tampak pada hampir semua anak autisme, termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jaritangannya di depan mata, menggoyang-goyangtubuhnya, atau menyeringai.

Mereka juga menyukai objek yang berputar, sepertimengamati putaran kipas angin atau mesin cuci.

33Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Gangguan kognitif

Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental dengan derajat rata-rata sedang. Menarik untuk diketahuibahwa beberapa anak autisme menunjukkan kemampuanmemecahkan masalah yang luar biasa, seperti mempunyaidaya ingat yang sangat baik dan kemampuan membaca yang di atas batas penampilan intelektualnya.

Sebanyak 50% dari idiot savants, yakni orang denganretardasi mental yang menunjukkan kemampuan luar biasa, seperti menghitung kalender, memainkan satu lagu hanyadari sekali mendengar, mengingat nomor-nomor telepon yang ia baca dari buku telepon, adalah seorang penyandangautisme.

Gangguan perilaku motorik

Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya stereotip, seperti bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkantubuh. Hiperaktif biasa terjadi terutama pada anakprasekolah. Namun, sebaliknya, dapat terjadi hipoaktif. Beberapa anak juga menunjukkan gangguan pemusatanperhatian dan impulsivitas. Juga didapatkan adanyakoordinasi motorik yang terganggu, tiptoe walking, clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali sepatu, menyikatgigi, memotong makanan, dan mengancingkan baju. 34Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Respons abnormal terhadap perangsangan indera

Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara(hiperakusis) dan menutup telinganya bila mendengar suara yang keras seperti suara petasan, gonggongan anjing, atau sirine polisi. Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik dengan suara jam tangan atau remasan kertas. Sinar yang terang, termasuk sinarlampu sorot di ruang praktik dokter gigi, mungkin membuatnyategang walaupun pada beberapa anak malah menyukai sinar. Mereka mungkin sangat sensitif terhadap sentuhan, memakai bajuyang terbuat dari serat yang kasar, seperti wol, atau baju denganlabel yang masih menempel, atau berganti baju dari lengan pendekmenjadi lengan panjang. Semua itu dapat membuat merekatempertantrums.

Di lain pihak, ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa sakitdan tidak menangis saat mengalami luka yang parah. Anak mungkintertarik pada rangsangan indera tertentu seperti objek yang berputar.

Gangguan tidur dan makan

Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun tengahmalam. Gangguan makan berupa keengganan terhadap makanantertentu karena tidak menyukai tekstur atau baunya, menuntuthanya makan jenis makanan yang terbatas, menolak mencobamakanan baru, dapat sangat menyulitkan para orangtua.

35Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Gangguan afek dan mood

Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba, mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Seringtampak tertawa sendiri, dan beberapa anak tampaknya mudahmenjadi emosional. Rasa takut yang sangat kadang-kadang munculterhadap objek yang sebetulnya tidak menakutkan. Cemasperpisahan yang berat, juga depresi berat mungkin ditemukan padaanak autisme.

Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitasmelawan orang lain

Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri sampaiberdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit, menarikrambut sendiri, atau memukul diri sendiri. Tempertantrums, ledakan agresivitas tanpa pemicu, dan kurang perasaan terhadapbahaya, dapat terjadi pada anak autisme.

Gangguan kejang

Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10--25% anak autisme. Adakorelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan beratnyaretardasi mental dan derajat disfungsi susunan syaraf pusat.

Kondisi fisik yang khas

Dilaporkan bahwa anak autisme usia 2-7 tahun, tubuhnya lebihdibanding anak seusianya dan saudaranya.

36Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

Diagnosis Banding

Gangguan autisme musti dibedakan dengan:

Retardasi mental: ketrampilan sosial dan komunikasiverbal atau non-verbal pada anak retardasi mental sesuai dengan usia mental mereka. Tes inteligensibiasanya menunjukkan suatu penurunan yang menyeluruh dari berbagai tes. Berbeda dengan anakautisme yang hasil tesnya tidak menunjukkan hasil yang rata-rata sama. Kebanyakan anak dengan taraf retardasiyang berat dan usia mental yang sangat rendahmenunjukkan tanda-tanda autisme yang khas, sepertigangguan dalam interaksi sosial, stereotip, danburuknya kemampuan berkomunikasi.

Skizofrenia: kebanyakan anak dengan skizofrenia secaraumum tampak normal pada saat bayi sampai usia 2-3 tahun, dan baru kemudian muncul halusinasi, gejalayang tidak terdapat pada autisme. Biasanya anakdengan skizofrenia tidak retardasi mental, sedangkanpada autisme sekitar 75-80% adalah retardasi mental.

37Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.

PENANGAN YANG SPESIFIK, YAKNI:

Anak:

Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal). Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan).

Medis

Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasiagresivitas seksual. Konnsultasi neurologi: untukmenyingkirkan adanya kejang lobus temporalis dansindrom hipotalamik.

Lingkungan

Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif.

Sekolah:

Periksa prestasi akademik yang diharapkan. Catatreaksi dari teman-teman. Coba kurangi tuntutandan perubahan. Konsultasi dengan para ahli.

38Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi.