Osteomyelitis Ppt

19
OSTEOMYELITIS DR. BAMBANG AGUS T.K, SP.OT Galuh Ajeng Parandhini G4A014036

description

referat osteomyelitis

Transcript of Osteomyelitis Ppt

Page 1: Osteomyelitis Ppt

OSTEOMYELITIS

DR. BAMBANG AGUS T.K, SP.OT

Galuh Ajeng Parandhini G4A014036

Page 2: Osteomyelitis Ppt

PENDAHULUAN

Osteomyelitis merupakan infeksi pada tulang akut maupun kronik.

Akut : ditandai awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat

Kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani dengan baik

Angka kejadian osteomyelitis adalah 2 dari 10.000

Prevalensi anak 1: 5000 Prevalensi neonatus 1 : 1000 Prevalensi osteomyelitis setelah trauma pada

kaki sekitar 16% (30-40% pada pasien dengan DM).

Page 3: Osteomyelitis Ppt

DEFINISI

Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses spesifik

Page 4: Osteomyelitis Ppt

ETIOLOGIOrganisms Commonly Isolated in Osteomyelitis Based on Patient Age Infants (<1 year) Group B streptococci Staphylococcus aureus Escherichia coli

Children (1 to 16 years) S. aureus Streptococcus pyogenes Haemophilus influenzae

Adults (>16 years) Staphylococcus epidermidis S. aureus Pseudomonas aeruginosa Serratia marcescens E. coli  

Page 5: Osteomyelitis Ppt

FAKTOR RESIKO

UMUR : terutama bayi dan anak-anak JENIS KELAMIN : >> laki-laki TRAUMA : hematoma akibat trauma pada

daerah metafisis LOKASI : pada metafisis (aktif pertumbuhan

tulang) NUTRISI : lingkungan dan imunitas yg buruk

& adanya fokus infeksi sebelumnya

Page 6: Osteomyelitis Ppt

EPIDEMIOLOGI

Laki-laki : perempuan 4:1. Lokasi yang tersering ialah tulang-tulang

panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula.

Prevalensi keseluruhan adalah 1 kasus per 5.000 anak.

Prevalensi neonatus adalah sekitar 1 kasus per 1.000

Prevalensi osteomielitis setelah trauma pada kaki sekitar 16% (30-40% pada pasien dengan DM). insidensi osteomielitis vertebral adalah sekitar 2,4 kasus per 100.000 penduduk.

Page 7: Osteomyelitis Ppt

TANDA GEJALA

Awal penyakit: gejala sistemik seperti febris, anoreksia, dan malaise yang menonjol, sedangkan gejala lokal seperti pembengkakan atau selulitis belum tampak

Kondisi kronik : Nyeri tulang yang terlokalisir, kemerahan, dan drainase disekitar area yang terkena seringkali timbul. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan, deformitas, instabilitas, dan tanda-tanda dari gangguan vaskularisasi, jangkauan gerakan, dan status neurologis

Page 8: Osteomyelitis Ppt

Osteomyelitis juga dapat terjadi setelah operasi terutama setelah operasi pada fraktur terbuka dan setelah prosedur pemasangan implan

Pada infeksi post operatif awal (1 bulan) dengan infeksi yang superfisial gejalanya minimal, pada infeksi yang dalam pasien akan merasakan nyeri yang persisten, demam, inflamasi di daerah sekitar pemasangan implan, discharge purulen dari luka.

Pada infeksi post operatif intermediet (1 bulan hingga 1 tahun) terdapat masalah luka pada saat awal operasi kemudian terjadi masa inaktif dari organisme namun suatu saat dapat berproliferasi saat suasana mendukung.

Page 9: Osteomyelitis Ppt

PENEGAKAN DIAGNOSIS

• KELUHAN PASIEN : nyeri, pyrexia, kemerahan dan perlunakan jaringan yang dikenal dengan flare disertai dengan gangguan sinus. Kadang ada riwayat fraktur terbuka

• PEMERIKSAAN FISIK : adanya sinus, fistel, atau sikatrik bekas operasi dengan nyeri tekan, mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit

• LAB : Peningkatan LED Leukositosis Peningkatan titer antibody anti staphylococcus Pemeriksaan kultur dan uji sensitifitas

diperlukan untuk menentukan organisme penyebabnya

Page 10: Osteomyelitis Ppt

CONT’D

• RADIOLOGI- Foto polos : ditemukan tanda-tanda

porosis dan sclerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin adanya sekuetrum dengan fragmen yang tak natural. Terlihat adanya excavasi disekitar implan, dengan penebalan dan sclerosis disekeliling tulang.

- CT Scan dan MRI : bermanfaat untuk membuat rencana pengobatan serta untuk

melihat sejauh mana kerusakan tulang yang terjadi

Page 11: Osteomyelitis Ppt
Page 12: Osteomyelitis Ppt

PATOMEKANISME Mikroorganisme masuk tulang dengan cara

penyebarluasan secara hematogen, bisa secara penyebaran dari fokus yang berdekatan dengan infeksi atau karena luka penetrasi

Fagosit mencoba untuk menangani infeksi enzim dilepaskan sehingga melisiskan tulang. Bakteri melarikan diri dari pertahanan host dengan

menempel kuat pada tulang yang rusak, dengan memasuki dan bertahan dalam osteoblast, dan dengan melapisi tubuh dan lapisan yang mendasari tubuh mereka sendiri dengan pelindung biofilm yang kaya polisakarida.

Nanah menyebar ke dalam saluran pembuluh darah, meningkatkan tekanan intraosseous dan mempengaruhi aliran darah.

Page 13: Osteomyelitis Ppt

CONT’D

Infeksi yang tidak diobati sehingga menjadi kronis

nekrosis iskemik tulang menghasilkan pemisahan fragmen devaskularisasi yang besar (sequester).

Ketika nanah menembus korteks, subperiosteal atau membentuk abses pada jaringan lunak, dan peningkatan periosteum akan menumpuk tulang baru (involucrum) sekitar sequeste.

Page 14: Osteomyelitis Ppt

PENATAAKSANAAN

Antibiotik Pengobatan local Operasi Perawatan setelah tindakan

Page 15: Osteomyelitis Ppt

KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada osteomielitis adalah o Septikemiao Infeksi yang bersifat metastatiko Gangguan Pertumbuhano Osteomyelitis Kroniko Fraktur Patologis.

Page 16: Osteomyelitis Ppt

PROGNOSIS

• Tergantung waktu diagnosis dan pemberian terapi yang adekuat

• Terdapat empat factor yang menentukan efektifnya terapi antibiotic pada osteomyelitis akut yang mempengaruhi pada prognosis :1. Interval waktu antara onset infeksi dan pemberian pengobatan.2. Keefektifan antibiotic melawan kuman penyebab.3. Dosis antibiotik.4. Lama pemberian antibiotik

Page 17: Osteomyelitis Ppt

KESIMPULAN Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum

tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses spesifik (M. tuberkulosa, jamur).

Etiologi pada anak terbanyak adalah Staphylococcus aureus, dan etiologi osteomielitis kronik terutama Staphylococcus aureus.

faktor resiko terjadinya osteomyelitis, yaitu Umur, Jenis kelamin, Trauma, Lokasi, Nutrisi.

Penegakan diagnosis dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologi.

Komplikasi osteomielitis adalah Septikemia, Infeksi yang bersifat metastatik, Artritis Supuratif, Gangguan Pertumbuhan, Osteomielitis Kronik, Fraktur Patologis.

Prognosis tergantung ketepatan diagnosis dan pemberian antibiotik yang adekuat

Page 18: Osteomyelitis Ppt

DAFTAR PUSTAKA Apley’s. System of Orthopedics and Fractures, 7th Editions, A. Graham Apley, Louis Solomon, 1999 :

31 – 50   Carek P., Dickerson L.M. 2011. Diagnosis and Manajemen of Osteomyelitis. Medical University of

South Caroline, Charleston South Caroline. Available at http://www.aafp.org/afp/2011/1101/     Dirschl, DR & Almekinders LC. 1999. Osteomyelitis. Common Causes and Treatment

Recommendations Drugs. 45 : 29-43   Hatzenbuehler, John, dan TJ Pulling. 2011. Diagnosis and Management of Osteomielitis. American

Family Physician. 84 (9): 1027-1033.   Jong, W. & Sjamsuhidayat, R. 2005. Infeksi Muskuloskeletal. In Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi kedua.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 903 – 910. Junior, Elerson GJ., et al. 2010. Int. J. Odontostomat 4 (2): 197-202 Chronic Osteomyelitis of the

Maxilla an Mandible: Microbiological and Clinical Aspect.   Khan, Ali N. 2011.Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons 15 (4): 208-17:

Chronic Osteomyelitis Imaging.American Academy of Orthopaedic Surgeons: USA.   Lavery, L. Peters, E. Armstrong, D. Wendel, C. Murdoch, D. & Lipsky, B. 2009. Diabetes Research

and Clinical Practice. Risk factors for developing osteomyelitis in patients with diabetic foot wounds., Vol. 83, No. 3, pp. (347-352)

   

Page 19: Osteomyelitis Ppt

Offiah AC. 2006. Acut  Osteomyelitis  Septic Arthriti  and Discitis:  Differences Betwen Neonates and Older Children. Eeuropean Journal of Radiology. Available at http://www.hkmacme.org/course/2008bw10-05-00/id1008.pdf

  Parvizi, Javad. 2010. High-Yield Orthopaedics. Philadelphia: Elsevier Saunders.     Rasjad , C. 2007 Infeksi dan Inflamasi. Dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3.

Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta.   Roy, M. Somerson, J. Kerr, K. Conroy, J. 2012. InTech. Pathophysiology and Pathogenesis

of Osteomyelitis Vol 1.   Siregar P. Osteomielitis. Dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staff

Pengajar FK UI. Binarupa Aksara. Jakarta. 1995. Hal 472 – 74   Setiyohadi, Bambang dan A Sanusi Tambunan. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam:

Infeksi Tulang dan Sendi. Jakarta: Interna Publishing.   Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta : Internal Publisinng   Zadwasky, Mark W., Steven C. Scherping. 2010. Essentials of Orthopedic Surgery.

Chapter III. 4th edition. Washington: Springer