OSCE
-
Upload
muhamad-vicki-syahrial -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of OSCE
OSCE TAHUN KE 3
STATION 1 (KOMUNIKASI PULPTIS, ABSES PERIODONTAL, PASCA EKSTRAKSI)
1. PULPITIS (radang pada pulpa)Perjalanan penyakit :Awalnya hanya kurangnya menjaga kebersihan mulut karies superfisial media pulpitis reversible tidak dirawat pulpitis irreversible nekrosis gigi
a. Pulpitis reversible - Pulpitis yang dapat kembali sehat (normal)- Akan sensitif dengan rangsangan dingin dan manis - Nyeri tajam dan sebentar < 8 detik- Apabila stimulasi nyeri dihilangkan nyeri hilang - Perkusi (-), palpasi (-), CE (+)- Perawatan :
Ro (melihat karies nya dalam atau tidak) Tumpatan SIK / GIC Kavitas dalam : caping pulpa (calsium hidroxide + RK/SIK)
Kelebihan : o Merangsang pembentukan dentin yang baru
Kekurangan : o Kalau tidak berhasil PSA
b. Pulpitis iireversible - Pulpitis (radang pulpa) yang tidak dapat kembali sehat (normal) - Sensitif / nyeri saat panas dan dingin, tekanan mekanik- Berdarah saat menyikat gigi - Nyeri tumpul dan lama > 8 s - Apabila stimulasi dihilangkan nyeri tidak hilang - Nyeri spontan (tiba tiba muncul dan tiba tiba hilang) walaupun tidak diberi
stimulasi- Nyeri nya menyebar ke gigi sebelahnya bahkan ke telinga dan kepala (akut)- Lebih terasa sakit saat mau tidur dan saat sujud - Perawatan :
Ro ( melihat kedalaman karies PSA
Kelebihan : o Mempertahannkan gigi asli o Tidak akan kehilangan gigio Tidak akan sakit lagi, kecuali ada lesi periapikal
Kekurangan :
o Perawatan lama (>3x kunjungan)o Biaya lebih mahal
Pencabutan Kekurangan :
o Kehilangan gigi asli o Harus dibuatkan gigi tiruan agar makannya tetap enak
Kelebihan :o Hanya satu kali kunjungan
2. Abses periodontal Perjalanan penyakit Adanya nanah atau pes di jaringan periodontal atau sepanjang akar gigi. adanya keusakan di ligamen periodontal dan tulang alveolarEtiologi :a. Plak, kalkulus, infeksi bakteri, trauma jaringan b. Presdiposisi : sistemik
- Gambaran klinis : Intra oral
a. Perkusi + b. Palpasi +c. PD +d. BOP + e. Mobility +f. Gigi vital (no lubang) g. Gingiva memerah h. Gingiva edematus i. Adanya eksudat yang keluar dari poketj. + poket k. Sakit
Ekstra oral a. pembengkakan lymphanode b. demam
- Pengobatan / treatment a. Insisi pada abses b. Berkumur kumur air garam hangatc. Pemberian obat obatan (metronidazole 500 mg)d. Pencabutan (hari selanjutnya)
3. Perdarahan pasca pencabutan
Mekanisme : Adanya interaksi faktor koagulasi dan p.darah penggumpalan darah terkena faktor lokal maupun sistemik darah sukar membekuEtiologi : a. Faktor lokal :
trauma berlebih pada jaringan lunak (saat ekstraksi), biasanya ada kesulitan saat pencabutan
adanya mukosa yang mengalami peradangan pada daerah yang diekstraksi
tidak dipatuhinya instruksi pasca ekstraksi (jangan minum hangat/panas, jangan dikompres air hangat, jangan merokok)
suka memain mainkan lidah ke daerah yang dilakukan ekstraksi kumur-kumur yang kuat memakan makanan yang keras di daerah yang ekstraksi
b. faktor sistemik hipertensi = peredaran darah yang kencang tekanan saat
penggumpalan sukar membeku hemofili = adanya defisiensi faktor penjedalan darah DM = hiperglikemia darah penyembuhan lambat
Penatalaksanaan KIE Normalnya perdarahan terjadi 12-24 jam pasca ekstraksi Ambil kapas / kassa kemudian ditekan daerah perdarahan Penambahan spongostan pd daerah ekstraksi Pemberian obat penjedalan darah :
o Asam tranexamat o Vitamin K
OSCE TAHUN KE 3
Station 2 (pengisian RM, pemeriksaan ekstra dan intra oral)
Pemeriksaan objective :
a. Ekstraoral : 1. Pemeriksaan limfanodi :
- Submandibular : Terletak di ramus mandibula ke arah posterior mendekati angulus
mandibula. Menggunakan kedua telapak tangan dibagian kanan kiri (dari belakang pasien).
Pasien diinstrusikan miring ke arah limfanodi yang akan diperiksa agar lebih terasa dan teraba. Diperiksa dengan bimanual.
Operator pada posisi jam 12 Limfanodi submandibulari melayani bagian : tengah dahi, sinus
frontalis, sinus maxilaris, bibir atas, hidung bagian luar, pipi, gigi atas da bawah, gingiva atas dan bawah, 2/3 anterior lidah, dan dasar mulut.
- Submentale : Terletak ditengah tengah otot digastricus yang berbentuk huruf v Dilakukan dengan bidigital (2 jari) Operator pada posisi jam 9, dengan pandangan pasien ke depan Lnn ini melayani daerah ujung lidah, bibir bawah, dagu, incisivus
bawah.
- Aurikularis posterior : Terletak dibelakang tulang aurikular Dilakukan dengan bimanual (2 tangan) masing-masing satu tangan. Operator pada posisi belakang atau jam 12.
- Serivikalis : Terletak di muskulus sternomastoideus (leher) Biasanya kalau ada pembengkakan di servikalis (adanya
kegananasan) ? (lupaaa-,-)
2. Yang diperiksa : - Deformitas / pembengkakan : ada kelainan bentuk / tidak, + kalo ada
pembengkakan Pemeriksaan deformitas dapat diperiksa dengan 2 cara : palpasi (normal : tidak teraba dan tidak normal/ pembengkakan : teraba) dan pengelihatan langsung.
- Mobilitas : untuk memeriksa ada atau tidak massa yang bergerak. + kalau begerak.
- Tenderness : nyeri tekan, dengan pemberian tekanan pada saat palpasi + kalo sakit saat ditekan.
- Konsistensi : untuk memeriksa permukaan konsistensinya keras / lunak (lunak : radang akut, semi keras : kronis, keras : limfoma atau keganasan)
3. Keterangann hasil : - Normal : tidak terdapat pembengkakan dan tidak terasa sakit - Infeksi akut: limfanodi membesar, lunak, nyeri, dapat digerakkan, berdiri
sendiri - Infeksi kronis : linfanodi membesar, kokoh, tidak terlalu lunak, tidak nyeri
tetapi masi bisa digerakkan. - Linfoma : seperti karet, permukaan kasar, tidak sakit, dan multiple
4. Pemeriksaan sinus Sinus maxillaris :
Tekan bagian pipi : ada nyeri adanya peradangan Disenter dari arah pipi : ad cairan sinusitis Perkusi di pipi ada nyri atau tidak Ada pembengkakan linfanodi sumandibularis adanya sinusitis
Sinus frontalis : Disenter ke arah sinus frontalis : + cairan sinusitis Tekan daerah frontalis (dekat alis) : nyeri peradangan Perkusi atas alis ada nyeri atau tidak
5. Pemeriksaan tonus otot M. Temporalis
Palpasi daerah ujung alis dan perintahkan pasien untuk keadaan gigi mandibula prostrusif ada nyeri atau tidak
M. Massenter Palpasi daerah pipi dan perintahkan pasien untuk keadaan edge to edge palpasi apakah ada nyeri atau tidak
6. Pemeriksaan TMJ Menggunakan kedua telunjuk letakkan di depan daun telinga atas (saat
pasien membuka mulut terasa lubang) instruksikan pasien membuka menutup mulut adanya kelainan, atau nyeri atau tidak.
Menggunakan stetoskop suara tmj (ada suara clicking atau tidak)
b. Intraoral :
1. Jaringan lunak : Bibir dan mukosa bibir :
Frogish granula : kuning-kuning di bibir dalam (normal) Vermilion border : dibibir (garis batas untuk lipstick) = normal Angular celitis (sudut bibir) = abnormal Frenulum tinggi = bibir dalam diastema
Mukosa bukal : Linea alba : garis putih di mucosa bukal = normal (unilateral/multi)
Palatal : Torus palatinus : benjolan tulang yang berlebih di palatum durum =
normal Palatum rendah, sedang dan tinggi
Lidah dan dasar mulut Varicositas : vena di dasar mulut
Gingiva Warna (pink/merah) Konsistensi (lunak/keras) Permukaan (sperti kulit jeruk/ tidaak) Bentuk (membulat/ tidaak) Gingiva bawah dan dalam : torus mandibularis (normal)
2. Jaringan keras (gigi) Perubahan warna : (nekrosis gigi / pewarnaaan karena teh, kopi, rokok) Abrasi : pada serviks gigi (cara menyikat gigi yang salah) Erosi : karena ada cairan yang merusak gigi (misal :asam kuat) Karies : kavitas
3. Periapikal : Sondasi : mengecek kedalam karies dan rangsangan taktil
Superfisial : batas email (- ngilu) Media : sudah masuk ke dentin (+ ngilu) Profunda : sudah dalam dan mendekati pulpa
Perkusi : melihat adanya penyaki di periradikuler dengan cara mengetuk dengan ujung alat yang tumpul. + = ada lesi periaikal dan - = tidak ada kelainan
Palpasi : dengan menggunakan 2 jari dan menekan jaringan ke arah tulang. Ada tidaknya deformitas, tenderness, kosistensi, mobilitas
Tes vitalitas pulpa : dengan menggunakan CE, + = vitasl dan - = tidak vital
OSCE TAHUN KE 3
STATION 3 (ANASTESI DAN TANG)
A. Tata cara melakukan anastesi lokal 1. Anastesi blok nerve mandibula
Persiapan operator : - Operator sterilisasi tangan dengan mencuci tangan- Menggunakan masker- Menggunakan hand scoon
Persiapan alat dan bahan : - Ambil spuit kencangkan dan cek pluger - Ambil larutan anastesi turunkan larutan dengan di goyangkan - Patahkan ampul- Ambil spuit dan ambil larutan anastesi dengan catatan bevel jangan
menyentuh kaca karena dapat menyebabkan jarum tumpul- Tutup kembali jarum- Hilangkan udara yang terperangkap dengan cara di ketuk-ketuk dan
dikeluarkan sedikit larutan anastesinya dengan cara menekan pluger Persiapan pasien :
- Cari terlebih dahulu area yang akan dianastesi - Tentukan linea oblique extrerna lalu telusuri retromolar pad dan lebih
ke posterior adalah linea oblique interna - Keringkan daerah yang akan di tusukkan jarum- Desinfeksi mukosa dengan povidon iodin dengan kapas dengan cara
searah jarum jam kearah keluar- Oleskan anastesi topikal (BENZOKAIN) untuk mengurangi rasa sakit
Anastesi : - Letakkan telunjuk jari di daerah linea oblique interna - Ambil spuit dan letakkan diderah kontra lateral (P1 – P2)- Tusukkan jarum tepat di ujung kuku jari dan setinggi 1 cm diatas
dataran oklusal gigi dengan bevel menghadap tulang sampai terasa menabrak tulang
- Pindah jarum ke arah ipsi lateral dan telusuru tulang hingga hilang kontak atau sepanjang 1,5 – 2 cm
- Lalu pindahkan jarum ke arah kontra lateral di daerah I2-C - Aspirasi, Deponir larutan anastesi sebanyak 1 – 1,5 cc anastesi N.
Alveolaris inferior- Tarik jarum 0,5 cm- Aspirasi, lalu deponir 1 cc anastesi n. Lingualis - Tarik seluruh jarum.- Tunggu efek larutan anastesi ; efeknya ( kebal di bagian 1 regio, bibir
bawah, setengah lidah)
B. ANASTESI INFILTRASI N. BUCCALIS
Persiapan pasien : - Cari perbatasan mukosa bergerak tidak bergerak - Desinfeksi dengan poviod iodin
Anastesi : - Posisikan jarum 45° dengan bevel menghadap tulang - Tusukkan jarum hingga menabrak tulang / akar gigi - Aspirasi, deponir sebanyak 0,5 cc anastesi n. Buccalis- Tarik jarum - Efek anastesi ; kebas dibagian pipi
C. ANASTESI INFILTRASI RAHANG ATAS BAGIAN BUCAL Anastesi gigi anterior rahang atas (Incisivus)
- Persiapan operator - Persiapan alat dan bahan - Persiapan pasien :
o cari perbatasan mukosa bergerak tidak bergerako desinfeksi dengan poviod iodin o tusukkan jarum pada bagian sedikit mesial dari gigi kaninuso tusuk hingga mentok tulang / akar gigi caninus o aspirasi, deonir 1-2 cco anastesi nervus alveolaris superior anterior o efek anastesi untuk gigi 13 sampai 23
anastesi gigi premolar dan molar (akar mesial)- persiapan operator - persiapan alat dan bahan - persiapan pasien :
o cari perbatasan mukosa bergerak tidak bergerak o desinfeksi dengan poviod iodin o tuskkan jarum pada bagian gigi P1 o arahkan jarum ke sedikit atas dari apeks gigi P1o aspirasi kemudian deonir 1-2 cc anastesi n. Alveolaris
superior medius o efek pada gigi P1 P2 dan akar gigi M1 bagian mesial
anastesi gigi Molar - perisiapan operator, alat dan bahan- persiapan pasien :
o cari perbatasan mukosa bergerak tidak bergerak keringkan desinfeksi poviod iodin
o tusuk jarum pada mukosa di atas gigi M2 atas dan digerakkan ke arah distal dan superior
o deponir pada diatas apeks gigi M3 sebanyak 1-2 cc anastesi n. Alveolaris superior posterior
o efek pada M1 (akar distubukal dan disto palatal) M2
D. ANASTESI INFILTRASI RAHANG ATAS BAGIAN PALATAL Anastesi palatum durum
- Persiapan operator, alat dan bahan - Persiapan pasien :
o Cari perbatasan mukosa bergerak tidak bergerako Suntikan pada titik sepanjang papila incisivus pada garis
tengah rahang (rugae) hingga mentok tulang o Apirasi deponir 0,5 cc anastesi n. Nasopalatinus o Efek pada gigi 13-23
Anastesi palatum molle - Persiapn operator, alat dan bahan - Persiapan pasien :
o Suntikan pada titik tepi gingiva M3 atas lebih ke arah mesial (dari sisi kontra lateral) hingga mentok tulang
o Aspirasi deponir 0,5 cc anastesi n. Palatinus mayor o Efek pada gigi C hingga M2