ORANG MADURA

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap suku atau bangsa mempunyai stereotype masing- masing di mata bangsa lainnya. Sebagai contoh, stereotype orang Jawa (menurut orang luar Jawa) itu halus, kalem, serta “kemayu” dan lain-lain. Faktanya, stereotype ini seringkali berupa penilaian klise yang kadang tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Penilaian-penilaian itu lebih banyak didasarkan pada pengalaman empiris suku atau bangsa yang menilai tersebut dalam berinteraksi dengan suku atau bangsa yang dinilai, dimana penilaian tersebut hanyalah penyederhanaan dan pemukulrataan suatu kesimpulan saja terhadap sifat dan karakter suku atau bangsa yang dinilai. Begitu juga yang terjadi pada suku Madura. Mereka juga punya stereotype yang melekat di benak suku atau bangsa lain. Stereotype orang Madura ini lebih banyak yang negatif daripada yang positif. Stereotype ini antara lain mengatakan bahwa sifat dan karakter orang Madura itu keras perilakunya, kaku, ekspresif, temperamental, pendendam, dan suka melakukan tindak 1

Transcript of ORANG MADURA

Page 1: ORANG MADURA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap suku atau bangsa mempunyai stereotype masing-masing di mata

bangsa lainnya. Sebagai contoh, stereotype orang Jawa (menurut orang luar Jawa)

itu halus, kalem, serta “kemayu” dan lain-lain. Faktanya, stereotype ini seringkali

berupa penilaian klise yang kadang tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya.

Penilaian-penilaian itu lebih banyak didasarkan pada pengalaman empiris suku

atau bangsa yang menilai tersebut dalam berinteraksi dengan suku atau bangsa

yang dinilai, dimana penilaian tersebut hanyalah penyederhanaan dan

pemukulrataan suatu kesimpulan saja terhadap sifat dan karakter suku atau bangsa

yang dinilai.

Begitu juga yang terjadi pada suku Madura. Mereka juga punya stereotype

yang melekat di benak suku atau bangsa lain. Stereotype orang Madura ini lebih

banyak yang negatif daripada yang positif. Stereotype ini antara lain mengatakan

bahwa sifat dan karakter orang Madura itu keras perilakunya, kaku, ekspresif,

temperamental, pendendam, dan suka melakukan tindak kekerasaan. Padahal

sifat-sifat dan karakter-karakter tersebut tidak semuanya benar.

B. Rumusan Masalah

Oleh karena hal-hal yang telah telah disebutkan di atas, maka penulis akan

memaparkan masalah tentang stereotype orang Madura itu sebagai berikut.

1) Apa yang dimaksud dengan stereotype?

2) Bagaimana stereotype orang Madura (menurut orang luar Madura)?

3) Bagaimana stereotype orang Madura itu muncul?

4) Bagaimana sifat dan karakter orang Madura yang sebenarnya?

Pertanyaan-pertanyaan di atas akan penulis jawab dalam makalah ini.

1

Page 2: ORANG MADURA

C. Tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas

individu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar, adalah juga untuk memberikan gambaran

tentang apa stereotype itu, bagaimana stereotype orang Madura menurut orang

luar Madura dan bagaimana sifat dan karakter orang Madura yang sebenarnya

dengan latar belakangnya agar tidak timbul kesan-kesan negatif terhadap orang

Madura. Sehingga perspektif orang luar Madura terhadap orang Madura bisa

lebih baik.

2

Page 3: ORANG MADURA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stereotype

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional, stereotype adalah konsepsi mengenai sifat

suatu golongan berdasarkan prasangka subjektif dan tidak tepat.

Karena kata stereotype ini berasal dari bahasa Inggris, maka perlu penulis

juga artikan kata stereotype ini dari bahasa Inggris itu sendiri. Arti stereotype

dalam bahasa Inggris itu sebagai berikut: Stereotype is an image or idea of a

particular type of person or thing that has become fixed through being

widely held.1 (stereotype adalah suatu gambaran atau gagasan tentang suatu

pribadi/suku tertentu atau barang tertentu dimana hal itu telah menjadi

ketetapan/ketentuan yang dipegang/diyakini secara luas).

Sedangkan menurut Jeanny M Fatimah2, stereotype merupakan gambaran

tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi individu atau golongan lain yang

bercorak negatif akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif, dimana

penilaian-penilaiannya mengandung penyederhanaan dan pemukulrataan secara

berlebih-lebihan.

Dari dua pengertian stereotype diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

stereotype adalah pandangan atau penilaian mengenai sifat-sifat dan watak

pribadi suatu individu atau golongan lain yang bersifat subjektif , tidak tepat

dan cenderung negatif karena tidak lengkapnya informasi yang didapatkan.

Maka, yang dimaksud stereotype orang Madura dalam tulisan ini adalah

pandangan atau penilaian mengenai sifat-sifat dan watak atau karakter orang

Madura oleh orang-orang luar Madura yang bersifat subjektif dan cenderung

tidak tepat serta negatif karena tidak lengkapnya informasi yang diterima oleh

orang-orang luar Madura tersebut.

1 The Tenth Edition of the Concise Oxford Dictionary2 Dosen Psikologi Komunikasi FISIP Universitas Hasanuddin.

3

Page 4: ORANG MADURA

B. Stereotype orang Madura.

B.1. Bentuk-bentuk stereotype orang Madura

Sesuai pengertian stereotype di atas maka stereotype orang Madura yang

penulis maksud dalam tulisan ini adalah penilaian- penilaian orang-orang luar

Madura terhadap sifat dan karakter orang -orang Madura yang subjektif dan

cenderung negatif serta tidak tepat.

Bentuk-bentuk stereotype ini antara lain mengatakan bahwa orang

Madura itu keras perilakunya, kaku, ekspresif, temperamental, pendendam, dan

suka melakukan tindak kekerasan. Dan parahnya stereotype semacam ini sering

kali mendapatkan pembenaran, ketika terjadi kasus-kasus kekerasan dimana

pelakunya adalah orang Madura. Bahkan, di Madura sendiri tingkat kriminalitas

yang berupa kekerasan (pembunuhan dan penganiayaan berat) sangat tinggi.

B.2. Faktor-faktor pencetus stereotype negatif orang Madura.

B.2.1. Tingkat kriminalitas kekerasan di Madura yang tinggi.

Dari Tabel 1 dapat kita baca bahwa tingkat terjadinya kriminalitas

kekerasan yang berupa pembunuhan dan penganiayaan berat di Madura cukup

tinggi. Selama kurun waktu 10 tahun (1985-1994) telah terjadi sebanyak 2.048

kasus kriminalitas berupa kekerasan. Data ini menunjukkan telah terjadi kasus

tersebut rata-rata lebih dari 200 kasus setiap tahun, atau setiap minggunya rata-

rata hampir 4 kasus.

Data statistik tentang kriminalitas berupa kekerasan yang termuat di

bawah ini semakin mempunyai arti secara signifikan apabila diperbandingkan

dengan jumlah penduduk yang ada di Madura. Sebagai gambaran, pada

tahun1994 di seluruh Madura telah terjadi tindakan kriminalitas kekerasan

(pembunuhan dan penganiayaan berat) sebanyak 185 kasus , sedangkan jumlah

penduduk Madura pada saat itu 2.976.943 jiwa3. Artinya dalam setiap 100.000

jiwa penduduk Madura telah terjadi 6 kasus tindakan kekerasan.

3 Biro Pusat Statistik Online.

4

Page 5: ORANG MADURA

Tabel 1

Data Kriminalitas Kekerasan

di Wilayah Hukum Madura (1985-1994)4

Tahun

Tindakan Kriminalitas Kekerasan Jumlah

KasusPembunuhan Penganiayaan Berat

n % n % N

1985 54 20,9 204 79,1 258

1986 46 21,8 165 78,2 211

1987 51 22,8 173 77,2 224

1988 110 37,5 183 62,5 293

1989 53 24,8 161 75,2 1214

1990 41 24,7 125 75,3 166

1991 42 29,4 101 70,6 143

1992 45 28,3 114 71,7 159

1993 48 24,6 147 75,4 195

1994 45 24,3 140 75,7 185

Jumlah 535 26,1 1513 73,9 3048

Jika dibandingkan dengan data kriminalitas kekerasan seluruh propinsi

Jawa Timur dan seluruh wilayah Indonesia, tingkat terjadinya kriminalitas

kekerasan di Madura dua kali tinggi dibanding seluruh Jawa Timur dan satu

setengah kali lebih tinggi dibanding seluruh Indonesia (Tabel 2)

Apabila tingginya tingkat terjadinya tindakan kekerasan ini dikaitkan

dengan beberapa stereotype negatif orang Madura, maka pandangan-pandangan

negatif itu memperoleh pembenaran. Bahkan orang-orang luar Madura cenderung

mengartikan bahwa semua orang Madura suka melakukan tindakan kekerasan.

4 Sumber: Kantor Kepolisian Resort seluruh Madura. Data telah diolah kembali.

5

Page 6: ORANG MADURA

Tabel 2

Proporsi Jumlah Tindakan Kriminalitas Kekerasan

Terhadap Jumlah Penduduk Madura, Jawa Timur dan Indonesia

Tahun 19945

Wilayah Jumlah PendudukJumlah Tindakan

Kriminalitas6Proporsi

Madura 2.976.934 185 6:100000

Jawa Timur 32.370.441 955 3:100000

Indonesia 194.754.808 8.267 4:100000

B.2.2. Kurangnya informasi yang benar tentang orang Madura.

Sedikitnya informasi yang didapatkan orang-orang luar Madura tentang

orang Madura yang benar menjadi salah satu penyebab timbulnya penilaian-

penilaian negatif dan bersifat subjektif tentang orang Madura.

Para peneliti terutama ilmuwan sosial banyak yang enggan meneliti

tentang kebudayaan Madura. Mereka menganggap bahwa kebudayaan Madura

merupakan “ekor” dari kebudayaan Jawa, sehingga perhatian terhadap masyarakat

Madura dan kebudayaan Madura relatif sedikit dibandingkan dengan perhatian

terhadap masyarakat dan kebudayaan lain (De Jonge, 1989 : vii). Dan pada

gilirannya, studi yang secara khusus mempelajari tentang masyarakat dan

kebudayaan Madura belum banyak dilakukan. Sebagai bukti konkret, penulis

dalam menyusun makalah ini sangat kekurangan literatur tentang Madura dari

segala aspek. Dengan demikian maka orang luar Madura kurang mendapat

informasi tentang keluhuran budaya-budaya Madura.

Di lain pihak media massa terutama televisi dalam menyajikan program-

program yang isinya memunculkan masyarakat atau kebudayaan Madura lebih

banyak menampilkan sisi negatif masyarakat dan kebudayaan Madura, yang

kadang ditampilkan secara berlebihan. Misalnya dalam sinetron-sinetron yang

5 Sumber: Kantor Kepolisian Resort Seluruh Madura dan Biro Pusat Statistik Online. Data telah diolah kembali.

6 Kriminalitas kekerasan yang berupa pembunuhan dan penganiayaan berat.

6

Page 7: ORANG MADURA

mereka tayangkan dimana sinetron itu memunculkan tokoh orang Madura, di situ

tokoh Madura ditampilkan sebagai tokoh yang sok jago, keras, bandel dan

“ngeyel”. Bahkan terkadang lebih seram lagi dengan menggambarkan seakan-

akan kekerasan (carok)7 menjadi budaya orang Madura.

Media massa jarang sekali menampilkan budaya-budaya dan adat-adat

Madura yang luhur seperti pada Budaya Nale’e paghar 8 pada prosesi adat

perkawinan tradisional Madura atau adat Taneyan Lanjang9 yang filosofis.

Mereka juga jarang menampilkan keberhasilan-keberhasilan tokoh

Madura seperti Jendral R.Hartono (mantan Kasad), Prof.Dr.Ing. Wardiman

Djojodiningrat (mantan Mentri Pendidikan), Didik J Rahbini (ahli Ekonomi), dan

lain-lain. Sehingga terjadi kekurangan informasi yang berujung pada

penyederhanaan dan pemukulrataan informasi tentang masyarakat dan

kebudayaan Madura oleh orang-orang luar Madura.

B.3. Karakter dan sifat orang Madura yang sesungguhnya.

Sebenarnya, orang Madura memiliki karakter dan sifat yang terbuka

terhadap perubahan. Maka tidak heran jika majalah Tempo berdasarkan riset pada

tahun 1980-an pernah menempatkan suku Madura dalam lima besar suku yang

paling sukses di negara ini. Hampir di tiap daerah, bisa ditemukan “Sate Madura”

yang seolah menjadi trade-mark orang Madura (Tempo Interaktif, 16-8-2006).

Semua itu membuktikan bahwa orang Madura mempunyai semangat yang

sangat kuat untuk melakukan perantauan kemana pun. Di tanah rantau pun, orang

Madura masih tetap dikenal sebagai sosok yang rajin, ulet dan berkinerja tinggi.

Karakter dan sifat lain yang juga melekat dengan orang Madura adalah perilaku

yang selalu apa adanya dalam bertindak. Suara yang tegas dan ucapan jujur serta

apa adanya kiranya merupakan salah satu bentuk keseharian yang bisa dirasakan

ketika berkumpul dengan orang Madura. Pribadi yang keras dan tegas adalah

bentuk lain dari karakter dan sifat umum yang dimiliki oleh orang Madura.

7 Konflik kekerasan orang Madura yang dilatarbelakangi persoalan harga diri.8 Adat meminang perempuan Madura dalam tradisi Perkawinan adat Madura9 Pola pemukiman tradisional Madura yang memanjang dari arah Barat ke Timur sesuai dengan

urutan kelahiran anak-anak perempuan

7

Page 8: ORANG MADURA

Di dalam masyarakat Madura juga berlaku filsafat Babu’ Buppa’ Guru

Rato10, dimana filsafat ini mengagungkan guru dengan menempatkan posisi

mereka setelah kedua orang tua. Dalam hal ini guru yang dimaksudkan adalah

kyai (ulama’ / tokoh agama Islam). Kedudukan kyai dalam filsafat orang Madura

berada di atas kedudukan raja yang dalam hal ini raja yang dimaksudkan adalah

Pemimpin atau Pemerintah. Dengan demikian kedudukan kyai menjadi sangat

vital bagi masyarakat Madura yang mayoritas muslim (data BPS terakhir

menunjukkan 99,9% penduduk Madura memeluk agama Islam / muslim)11. Kyai

menjadi tokoh sentral yang sangat dihormati dan segala ucapannya diikuti oleh

masyarakat Madura. Program Pemerintah tidak akan berjalan sebagaimana

mestinya jika tidak melibatkan figur kyai. Sebagai contoh, dulu ketika

Pemerintahan Orde Baru menggalakkan program Keluarga Berencana, program

KB ini di Madura tidak sukses. Tapi kemudian ketika Pemerintah

mengikutsertakan kyai dalam program tersebut, maka hasilnya menjadi berbeda,

program tersebut menjadi cukup sukses di Madura.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

10 Ibu, Bapak, Guru (kyai) dan Raja (pemimpin/pemerintah).11 Biro Pusat Statistik Online

8

Page 9: ORANG MADURA

Stereotype adalah prasangka atau penilaian mengenai sifat-sifat dan watak

pribadi suatu individu atau golongan lain yang bersifat subjektif , tidak tepat dan

cenderung negatif karena tidak lengkapnya informasi yang didapatkan.

Stereotype orang Madura adalah pandangan atau penilaian mengenai

sifat-sifat dan watak atau karakter orang Madura oleh orang-orang luar Madura

yang bersifat subjektif dan cenderung tidak tepat serta negatif karena tidak

lengkapnya informasi yang diterima oleh orang-orang luar Madura tersebut.

Berdasarkan kesimpulan di atas, kiranya dapat dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Perlu upaya penelitian yang lebih intensif dan mendalam terutama oleh

ilmuwan-ilmuwan sosial Madura sendiri tentang masyarakat dan

kebudayaan Madura sehingga apa dan bagaimana masyarakat dan

kebudayaan Madura yang sesungguhnya diketahui oleh orang-orang luar

Madura.

2. Dibutuhkan upaya penyadaran masyarakat akan hukum dengan jalan

peningkatan kualitas pendidikan dan keagamaan agar tingkat

kriminalitas kekerasan (pembunuhan dan penganiayaan berat) dapat

diminimalisir.

3. Diperlukan adanya peran serta dari para tokoh Madura untuk

memperkenalkan kebudayaan Madura yang sebenarnya agar lebih

dikenal oleh orang-orang luar Madura yang pada akhirnya nanti dapat

mengeliminir stereotype-stereotype negatif tentang orang Madura.

Daftar Pustaka

9

Page 10: ORANG MADURA

De Jonge, H, 1989. Agama, Kebudayaan dan Ekonomi: Studi Interdisipliner

tentang Masyarakat Madura, Jakarta: Rajawali Press.

Fatimah, Jeanny M, Dosen Psikologi Komunikasi FISIP Unhas, “Hilangkan

Prasangka dan Stereotype Lewat Interaksi”, (27 Januari 2007, komentar).

M. Suryakusumah, 1992. Sopan, Hormat, dan Islam: Ciri-Ciri Orang Madura.

Laporan Penelitian. Jember: Pelatihan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial

Universitas Jember.

Oxford University, 2001. The Tenth Edition of the Concise Oxford Dictionary,

Oxford, Oxford University Press U.K.

Tempo Interaktif, edisi 16-8-2006.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka.

Wiyata, A. L, 2006. Carok, Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura,

Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta.

Website, Biro Pusat Statistik Online: http:/www.bps.go.id

Website, English-Indonesian Online Dictionaries: http://www.babylon.com

10