KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal,...

8
Email Redaksi: [email protected] Email Opini/Sastra: [email protected] LAYOUTER: AKBAR KAMIS l 9 April 2020 @kabarmaduranews kabarmadura.id www.kabarmadura.id Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak mungkin lah mau dilempar ke Jawa. Kalau memang itu terjadi, jika ada korban di Madura, tentunya di Madura juga dibuatkan itu,” MATHUR HUSYAIRI Anggota DPRD Jatim KOMISIONER KI BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 www.kabarmadura.id BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 Larangan untuk ODR, ODP, PDP, dan Terjangkit Covid-19 PAMEKASAN–Sebagai bentuk pencegahan dan upaya penanggu- langan penyebaran wabah Covid-19, Pemerintah Kabupaten Pamekasan me- manggil sejumlah organisasi masyarakat (ormas) untuk menyepakati maklumat pembatasan kegiatan keagamaan. Itu bagi orang yang sedang berada dalam keadaan khusus, Rabu (8/4/2020. Bertempat di Ruang Wahana Wicak- sana Praja Sekretariat Kabupaten Pamekasan, hadir dalam kegiatan tersebut pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan dan sejumlah ormas; Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, Pengurus Daerah Muhammadiyah, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Persatuan Islam (Persis), Hidayatullah, Syarikat Islam (SI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pamekasan serta Satuan Tugas Covid-19 Pamekasan. DEMI UMAT : Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) sepakat untuk menerbitkan maklumat menghadapi wabah Covid-19. Salat Jumat Tetap Diadakan SEPAKAT Pemakaman di Luar Pulau Garam Rentan Ditolak SURABAYA–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tengah mengambil langkah dengan adanya pe- nolakan jenazah kasus Covid-19, yakni bekerja sama dengan Perhutani menye- diakan sembilan titik lahan pemakaman. Sembilan lahan tersebut tidak diu- mumkan ke publik oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Alasannya, menghindari polemik di tengah masyara- kat. Namun, dia menjelaskan, lahan itu seluas 1.000 m2, serta sesuai dengan syarat protokol kesehatan untuk pemaka- man jenazah Covid-19, yaitu tidak kurang 50 meter dari sumber air dan tidak kurang 500 meter dari pemukiman. Menyikapi langkah Pemprov Jatim, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim Mathur Husyairi menilai, dari sembilan titik tersebut harus meliputi Pulau Madura. Menurut Politisi Partai Bulan Bintang (PBB) ini, kultur Madura sangat peduli dengan keluarga. Dia menjelaskan, ke- luarga jenazah Covid-19 itu jika berasal dari Pulau Garam, tidak akan rela kala harus dikebumikan di luar pulau ini. Butuh Lahan Makam Covid-19 MADURA Rentan Menyalahi Regulasi dan Kode Etik SUMENEP-Dugaan keterlibatan salah satu Komisioner Komisi Informasi Sumenep seb- agai pengacara tersangka kasus beras oplosan mendapat sorotan dari Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath. Disampaikan Darul, jika benar terdapat komis- ioner KI Sumenep yang tetap menjalankan tugas lainnya, semisal sebagai advokat dan tetap beracara di pengadilan, kegiatan tersebut rentan menyalahi etik dan regulasi lainnya yang tertuang di perundang-undangan. BANGKALAN-Dinas Kesehatan (Dinkes) Bang- kalan merilis, terdapat 8 orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 yang terdeteksi. Mereka adalah orang yang memiliki kerentanan tinggi tertular virus dari orang lain yang terpapar Covid-19. Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo menuturkan, status OTG, salah satunya disematkan pada seorang petugas kloter calon jamaah haji (CJH) yang sempat mengikuti pelatihan di Asrama Haji Sukolilo, Sura- baya pada Maret lalu. Pasalnya, dalam pemeriksaan rapid test atau pemer- iksaan cepat, yang bersangkutan menunjukkan hasil yang positif. Namun tes tersebut belum cukup, masih diperlukan tes swab tenggorokan dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Tes tersebut, hanya dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemen- terian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta. Sejatinya, tes PCR juga dilakukan Balitbangkes Kemenkes di Surabaya, namun hasilnya tetap diteliti dan dipasti- kan di Jakarta. KM/FA’IN NADOFATUL M. SAKIT: Terlihat petugas Rumah Sakit Syamrabu Bangkalan memasukkan pasien memakai pakaian APD lengkap. Terdeteksi 8 Orang Tanpa Gejala Covid-19 BLUTO-Di tengah Pandemi Co- vid-19, Desa Pakandangan Sangra tidak berpangku tangan. Kepala Desa Pakandangan Sangra Sukan- dar bergerak cepat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ia aktif mengimbau warga agar berupaya maksimal mencegah penularan Covid-19 dengan aksi nyata. KM/ZUBAIDI SIAGA: Kepala Desa Pakandangan Sangra turun tangan dalam melakukan penyemprotan untuk mencegah penularan Covid-19. Pakandangan Sangra Bersinergi Melawan Covid-19 PALENGAAN – Sejumlah ma- syarakat desa Peltok Palengaan berduyun-duyun mendatangi UPT Puskesmas Larangan Badung, Palen- gaan, Pamekasan. Mereka meminta agar rencana UPT Puskesmas Laran- gan Badung akan dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 diurungkan. Salah seorang warga Ishaq men- gatakan, aksi tersebut berawal dari terdengarnya informasi bahwa UPT Puskesmas Larangan Badung akan dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 oleh pemerintah. Menurut- nya, warga menolak adanya wacana tersebut lantaran pihaknya takut virus asal Wuhan China tersebut menyebar luas di daerahnya. KM/ ALI WAFA TOLAK: Sejumlah masyarakat Peltok melakukan aksi penolakan terhadap wacana akan dijadikannya UPT Puskesmas Palengaan sebagai tempat isolasi pasien terjangkit Covid-19. Legislatif: Masyarakat Peltok Gegabah! SAMPANG-Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, dibuat geram dengan data pasien dalam pengawasan Covid-19 di Kecamatan Karang Penang yang tidak sinkron dengan data tim satgas Covid-19 tingkat ka- bupaten. Hal itu ditemukan saat dirinya bersama jajaran Forkopimda Sampang memantau kesiapan posko Co- vid-19 di berbagai kecamatan Selasa (7/4/2020) malam. Saat memantau, pria yang akrab disapa Aba Idi itu menemukan data jumlah orang dalam resiko (ODR), orang dalam pemantauan (ODP) dan jumlah pendatang yang dari luar negeri di Kecamatan Karang Penang yang ditengarai tidak valid, karena ada perbedaan den- gan data Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sampang KM/ ALI WAFA KM/SUBHAN TEGAS: Bupati Sampang beserta rombongan saat memantau kesiapan posko Covid-19 di sejumlah kecamatan. Bupati Geram, Data Covid-19 Tidak Selaras 7 Covid-19 Kabupaten i n. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mene- tapkan malam ini (Rabu, 8/4/2020) sebagai malam nisfu Sya’ban. Bagi masyarakat Madura yang “be- ragama NU”, nisfu Sya’ban atau dikenal dengan istilah Sya’banan, sangat sakral. Konon karena nisfu Sya’ban adalah laporan amal manusia selama 1 tahun penuh, sekaligus penggantian buku baru. Semua orang Islam di desa-desa berkumpul di mas- jid sejak Maghrib. Mereka berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah yang kemudian dilan- jutkan dengan pembacaan Yasin secara bersama-sama. Pembacaan Yasin dilakukan sebanyak 3 kali, dengan masing-masing 1 permohonan. Yang pertama memohon panjang umur yang bermanfaat, kedua tentang rezeki yang berkah, yang terakhir adalah mohon ketetapan iman dan mati dalam keadaan husnul khotimah. Tradisi selanjutnya yang tidak bisa lepas dari Sya’banan adalah tradisi salaman. Setelah baca Yasin secara bersama-sama dilanjutkan dengan salaman an- tarjamaah. Sya’ban, Salaman, dan Covid-19 *Paisun: Redaktur Kabar Madura MBUNG K K K K K K K K K K K KE H E E E E E E AL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7

Transcript of KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal,...

Page 1: KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak

Email Redaksi: [email protected] Email Opini/Sastra: [email protected] LAYOUTER: AKBAR

KAMIS l 9 April 2020

@kabarmaduranews

kabarmadura.id

www.kabarmadura.id

Kabar Madura

DESA BERGERAK

Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli

terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak mungkin lah mau dilempar ke Jawa. Kalau memang itu

terjadi, jika ada korban di Madura, tentunya di Madura

juga dibuatkan itu,”

MATHUR HUSYAIRI

Anggota DPRD Jatim

KOMISIONER KI

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

www.kabarmadura.id

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

Larangan untuk ODR, ODP, PDP, dan Terjangkit Covid-19PAMEKASAN–Sebagai bentuk

pencegahan dan upaya penanggu-langan penyebaran wabah Covid-19, Pemerintah Kabupaten Pamekasan me-manggil sejumlah organisasi masyarakat (ormas) untuk menyepakati maklumat pembatasan kegiatan keagamaan. Itu bagi orang yang sedang berada dalam keadaan khusus, Rabu (8/4/2020.

Bertempat di Ruang Wahana Wicak-

sana Praja Sekretariat Kabupaten Pamekasan, hadir dalam kegiatan tersebut pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan dan sejumlah ormas; Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, Pengurus Daerah Muhammadiyah, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Persatuan Islam (Persis), Hidayatullah, Syarikat Islam (SI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pamekasan serta Satuan Tugas Covid-19 Pamekasan.

DEMI UMAT:Sejumlah organisasi masyarakat (ormas)

sepakat untuk menerbitkan maklumat menghadapi

wabah Covid-19.

Salat Jumat Tetap Diadakan

SEPAKAT

Pemakaman di Luar Pulau Garam Rentan Ditolak

SURABAYA–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tengah mengambil langkah dengan adanya pe-nolakan jenazah kasus Covid-19, yakni bekerja sama dengan Perhutani menye-diakan sembilan titik lahan pemakaman.

Sembilan lahan tersebut tidak diu-mumkan ke publik oleh Gubernur Jatim Khofi fah Indar Parawansa. Alasannya, menghindari polemik di tengah masyara-kat. Namun, dia menjelaskan, lahan itu seluas 1.000 m2, serta sesuai dengan syarat protokol kesehatan untuk pemaka-man jenazah Covid-19, yaitu tidak kurang 50 meter dari sumber air dan tidak kurang 500 meter dari pemukiman.

Menyikapi langkah Pemprov Jatim, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim Mathur Husyairi menilai, dari sembilan titik tersebut harus meliputi Pulau Madura.

Menurut Politisi Partai Bulan Bintang (PBB) ini, kultur Madura sangat peduli dengan keluarga. Dia menjelaskan, ke-luarga jenazah Covid-19 itu jika berasal dari Pulau Garam, tidak akan rela kala harus dikebumikan di luar pulau ini.

Butuh Lahan Makam Covid-19

MADURA

Rentan Menyalahi Regulasi dan Kode Etik

SUMENEP-Dugaan keterlibatan salah satu Komisioner Komisi Informasi Sumenep seb-agai pengacara tersangka kasus beras oplosan mendapat sorotan dari Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath.

Disampaikan Darul, jika benar terdapat komis-ioner KI Sumenep yang tetap menjalankan tugas lainnya, semisal sebagai advokat dan tetap beracara di pengadilan, kegiatan tersebut rentan menyalahi etik dan regulasi lainnya yang tertuang di perundang-undangan.

BANGKALAN-Dinas Kesehatan (Dinkes) Bang-kalan merilis, terdapat 8 orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 yang terdeteksi. Mereka adalah orang yang memiliki kerentanan tinggi tertular virus dari orang lain yang terpapar Covid-19.

Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo menuturkan, status OTG, salah satunya disematkan pada seorang petugas kloter calon jamaah haji (CJH) yang sempat mengikuti pelatihan di Asrama Haji Sukolilo, Sura-baya pada Maret lalu.

Pasalnya, dalam pemeriksaan rapid test atau pemer-iksaan cepat, yang bersangkutan menunjukkan hasil yang positif. Namun tes tersebut belum cukup, masih diperlukan tes swab tenggorokan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Tes tersebut, hanya dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemen-terian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta. Sejatinya, tes PCR juga dilakukan Balitbangkes Kemenkes di Surabaya, namun hasilnya tetap diteliti dan dipasti-kan di Jakarta.

KM/FA’IN NADOFATUL M.

SAKIT: Terlihat petugas Rumah Sakit Syamrabu Bangkalan memasukkan pasien memakai pakaian APD lengkap.

Terdeteksi 8 Orang Tanpa Gejala Covid-19

BLUTO-Di tengah Pandemi Co-vid-19, Desa Pakandangan Sangra tidak berpangku tangan. Kepala Desa Pakandangan Sangra Sukan-dar bergerak cepat untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Ia aktif mengimbau warga agar berupaya maksimal mencegah penularan Covid-19 dengan aksi nyata.

KM/ZUBAIDI

SIAGA: Kepala Desa Pakandangan Sangra turun

tangan dalam melakukan penyemprotan untuk mencegah

penularan Covid-19.

Pakandangan SangraBersinergi Melawan Covid-19

PALENGAAN – Sejumlah ma-syarakat desa Peltok Palengaan berduyun-duyun mendatangi UPT Puskesmas Larangan Badung, Palen-gaan, Pamekasan. Mereka meminta agar rencana UPT Puskesmas Laran-gan Badung akan dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 diurungkan.

Salah seorang warga Ishaq men-gatakan, aksi tersebut berawal dari terdengarnya informasi bahwa UPT Puskesmas Larangan Badung akan dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 oleh pemerintah. Menurut-nya, warga menolak adanya wacana tersebut lantaran pihaknya takut virus asal Wuhan China tersebut menyebar luas di daerahnya.

KM/ ALI WAFA

TOLAK: Sejumlah masyarakat Peltok melakukan aksi penolakan terhadap

wacana akan dijadikannya UPT Puskesmas Palengaan sebagai tempat isolasi pasien

terjangkit Covid-19.

Legislatif:Masyarakat Peltok

Gegabah!

SAMPANG-Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, dibuat geram dengan data pasien dalam pengawasan Covid-19 di Kecamatan Karang Penang yang tidak sinkron dengan data tim satgas Covid-19 tingkat ka-bupaten.

Hal itu ditemukan saat dirinya bersama jajaran Forkopimda Sampang memantau kesiapan posko Co-vid-19 di berbagai kecamatan Selasa (7/4/2020) malam.

Saat memantau, pria yang akrab disapa Aba Idi itu menemukan data jumlah orang dalam resiko (ODR), orang dalam pemantauan (ODP) dan jumlah pendatang yang dari luar negeri di Kecamatan Karang Penang yang ditengarai tidak valid, karena ada perbedaan den-gan data Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sampang

KM/ ALI WAFA

KM/SUBHAN

TEGAS: Bupati Sampang beserta

rombongan saat memantau kesiapan

posko Covid-19 di sejumlah kecamatan.

Bupati Geram, Data Covid-19 Tidak Selaras

7

d, peCovid-19 Kabupaten

di an.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mene-tapkan malam ini (Rabu, 8/4/2020) sebagai malam nisfu Sya’ban. Bagi masyarakat Madura yang “be-ragama NU”, nisfu Sya’ban atau dikenal dengan istilah Sya’banan, sangat sakral. Konon karena nisfu Sya’ban adalah laporan amal manusia selama 1 tahun penuh, sekaligus penggantian buku baru.

Semua orang Islam di desa-desa berkumpul di mas-jid sejak Maghrib. Mereka berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah yang kemudian dilan-jutkan dengan pembacaan Yasin secara bersama-sama. Pembacaan Yasin dilakukan sebanyak 3 kali, dengan masing-masing 1 permohonan. Yang pertama memohon panjang umur yang bermanfaat, kedua tentang rezeki yang berkah, yang terakhir adalah mohon ketetapan iman dan mati dalam keadaan husnul khotimah.

Tradisi selanjutnya yang tidak bisa lepas dari Sya’banan adalah tradisi salaman. Setelah baca Yasin secara bersama-sama dilanjutkan dengan salaman an-tarjamaah.

Sya’ban, Salaman, dan Covid-19*Paisun: Redaktur Kabar Madura

SAMBUNG KG KG KG KG KG KG KG KG KG KG KG KE HE HE HE HE HE HE HE HE HE HE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

Page 2: KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak

Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: FAIQ

2 KAMIS l 9 April 2020

KOTA-Komisi D Dewan Per-wakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan memanggil Dinas Ke-shatan (Dinkes) Bangkalan, Rabu (8/4/2020). Pemanggilan instansi yang menangani Covid-19 itu, untuk memastikan berapa besaran anggaran kebutuhan penanganan wabah tersebut.

Setelah Dinkes merinci mengenai anggaran penanganan Covid-19 itu, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp17 miliar. Namun anggaran itu hanya mampu untuk kebutuhan penanga-nan selama 50 hari.

Ketua Komisi D DPRD Bangkalan Nur Hasan menuturkan, anggaran tersebut masih tahap perencanaan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan belum memutuskan kepastian nominal anggaran yang akan dikucurkan.

“Selama ini, katanya Dinkes me-makai anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk melakukan penanganan itu. Anggarannya Rp2,3 miliar,” kata Nur Hasan.

Anggaran Rp2,3 miliar tersebut untuk belanja sarana kesehatan seperti APD, hand Sanitizer dan alat-alat lain yang berstandar na-sional. Sedikitnya 18 item barang yang dipesan, namun baru didapat 10 persennya, padahal pemesanan sudah dilakukan sejak 3 pekan lalu.

Mengenai usulan anggaran sebe-sar Rp17 miliar itu, dia berharap segera disetujui oleh tim anggran (timgar) kabupaten. Karena masih banyak item yang belum terpenuhi dan minim.

“Saya juga meminta kepada Dinkes untuk selalu menanyakan

pada kurir tentang pemesanan terse-but sudah sampai mana dan seperti apa,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Bangkalan Sudiyo menjelaskan bahwa anggaran yang dipakainya selama ini merupakan anggaran inovasi dari instansinya, yakni dari DBHCHT sebesar Rp2,3 miliar. Sebab, anggaran yang ada di Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan belum disahkan.

“Sekarang sedang proses dan sudah ada beberapa yang terserap, di antaranya, cairan desinfektan, alat semprot, dan termometer gun, sementara yang lain-lain seperti APD, hand sanitizer, masker, me-sin penyemprot dan lainnya ma-sih menunggu. Tapi kami sudah melakukan pemesanan alat-alat itu,” jelasnya.

Terkait rincian usulan anggaran Rp17 miliar, Sudiyo memaparkan, anggaran itu nantinya akan didistri-busikan kepada masyarakat dalam beragam bentuk sesuai surat edaran Kemendagri. Namun dia memperki-rakan, anggaran itu masih kurang jika status darurat wabah Covid-19 diperpanjang.

“Pertama langsung ke masyara-kat, komunitas kemasyarakatan dan sisanya untuk internal dinkes. Anggaran ini hanya untuk item-item yang akan diberikan ke masyarakat. Item-item tersebut kami hanya mengkalkulasi kebutuhan saja,” ungkapnya.

“Untuk yang komunitas juga belum, kemungkinan kita butuh sekitar Rp8,3 miliar untuk pem-berian penanganan Covid-19 se-Bangkalan,” tukasnya. (ina/waw)

Pesanan Alat Belum Dikirim hingga Tiga Pekan

KOTA-Akibat wabah Covid-19, dalam beberapa minggu terakhir, stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Bangkalan cukup banyak.

Sebelumnya, Ketua Koordinator Mu-hammad Syarif Husen mengatakan, ken-dati stok darah di PMI Bangkalan saat ini terbilang aman. Tetapi pendonor darah berkurang drastis akibat pandemi ini.

Terlebih, pihaknya hanya melakukan 4 tahap proses seleksi bahwa pendonor memang benar-benar tidak memiliki riwayat penyakit, khususnya Covid-19. Sedangkan, alat pemeriksaan cepat berupa rapid test belum dimiliki oleh PMI Bangkalan.

“Pada saat pengambilan darah itu kami beri lembaran pertanyaan khusus penanganan Covid, seperti apakah orang tersebut pernah bepergian ke luar kota, khususnya wilayah yang masuk zona merah,” ujarnya.

Kemudian, pihaknya akan memeriksa suhu badannya. Termasuk pemeriksaan kondisi tubuhnya, seperti apakah ada batuk, demam dan sakit tenggorokan, juga sesak nafas.

“Kami sudah ajukan ke Dinkes un-tuk diberikan rapid test, tapi terbentur ketersediaan alat dan biayanya,” ung-kapnya.

Di akhir bulan Maret ini, sebenarnya PMI Bangkalan cukup kewalahan, karena permintaan dari rumah sakit ini

cukup tinggi. Tapi, di akhir Februari ini sudah melakukan kegiatan donor darah, namun belum tercukupi.

“Tapi mulai bulan ini jumlah permin-taan darah dari rumah sakit menurun, tapi alhamdulillah stok kami lumayan,” imbuhnya.

Lelaki yang kerap disapa Asep ini menjelaskan, setiap harinya rumah sakit di Bangkalan meminta 70 hingga 80 stok darah. Setelah adanya wabah ini, permintaan darah tersebut terlihat mu-lai menurun. Asep mengatakan, setiap harinya hanya 20 hingga 50 kantong darah.

“Permintaan darah paling tinggi itu stagnan, tergantung permintaan rumah sakit umum dan swasta. Per bulannya rumah sakit meminta untuk disiapkan darah sebanyak 700 hingga 800 kan-tong,” jelasnya.

Untuk permintaan rumah sakit, sekitar 200 hingga 250 kantong per bulan. Jadi setiap bulan, PMI Bangkalan mem-butuhkan 1.000 hingga 1.200 kantong darah.

Sedangkan per Rabu (8/4/2020), stok darah di PMI Bangkalan ada 387 kan-tong. Rinciannya golongan darah A 103, golongan darah B 128, golongan AB 29 dan golongan darah O 127 kantong.

“Biasanya yang paling banyak dicari itu golongan darah O, tergantung juga,” pungkasnya. (ina/waw)

Pendonor hanya Diperiksa Empat Tahap

Menilai orang jangan hanya dari bung-

kusnya. Is� lah ini sangat tepat apabila

disandangkan pada Achmad Rusdi-

anto. Meski penampilannya beram-

but gimbal, ternyata memiliki akhlak

mulia.

Dia menabung uang dari hasil kerin-

gatnya untuk memberangkatkan haji

kedua orang tuanya. Selain dikenal di

dunia seni, pemuda nyentrik ini juga

memiliki pangkas rambut yang sudah

cukup populer di Bangkalan.

MOH.SAED, KAMAL

Mengenal Achmad, nama panggi-lan pemuda asal Kamal, Bang-kalan ini, tentu sangat mudah. Selain dikenal ramah, juga

mudah akrab dengan semua orang. Pemuda kelahiran Bangkalan 7 Januari 1995 ini men-jadi tulang punggung kedua orangtuanya.

Meski terlihat muda, namun cukup dewasa saat diajak bicara. Ahmad mulai mengenyam bangku pendidikan di SDN Gili Timur 1 pada tahun 2000 sampai 2007. Kemudian melanjutkan ke SMP Daruz Zubad. Selain sekolah, dia juga menjadi santri, serta melan-jutkan sampai SMA di Pondok Pesantren Daruz Zubad.

Pendidikan yang dia tempuh tidak hanya cukup di SMA, dia memberanikan diri dengan bekal doa dan nekat ia kuliah di

Universitas Sunan Giri.

Saat mengenyam bangku kuliah, dirinya harus menelan rasa pahit pada semester 3. Dia terkendala pembiayaan, orang tuanya sudah tidak mampu berbuat banyak, sehingga Ahmad harus terpaksa berhenti kuliah di semester itu.

“Semester 3 saya tidak ada uang untuk daftar ulang, sehingga jalan satu satunya meninggalkan dunia perkulian untuk mencari kerja,” ucapnya.

Setelah berhenti dari bangku kuliah, kesibu-kan sehari-harinya hanya membantu kedua orangtuanya, yakni ke sawah dan memeli-hara hewan ternak, selain itu mencari kerja serabutan.

“Kerja serabutan kadang membantu teman di bengkel, kadang jaga cafe di dekat kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM),” ungkap Achmad.

Selepas bekerja sebagai pelayan cafe, dirinya juga biasa memainkan alat musik. Bahkan, dia penggemar musik reggae. Bah-kan sering latihan bersama temannya untuk tampil jika ada undangan.

“Sempat bekerja di pabrik air mineral se-lama 1 tahun lamanya, semua pekerjaan saya kerjakan asal saya tidak mengganggu milik.orang lain,” jelas pemuda berambut gimbal itu.

Selepas berhenti sebagai karyawan dari pabrik air mineral, dirinya berinisiatif untuk membuka pangkas rambut. Berbekal nekat dengan modal utang untuk membuka

usaha itu, akhirnya sampai hari ini mimpi itu sudah terwujud.

“Bermodalkan utang kepada tetangga sebesar Rp15 juta untuk membangun pan-gkas, Alhamdulillah masih ada tetangga yang peduli dan membantu saya,” terangnya.

Dirinya berharap semoga dengan usaha yang ditekuni itu bisa menjadi jalan untuk memberangkatkan kedua orangtuanya beribadah haji ke tanah suci.

“Hasil dari jasa memotong ram-but pelanggan separuh-nya diberikan kepada kedua orang tua untuk membantu pe rekonomian dan separuhnya lagi ditabung un-tuk membayar utang, dan dari sisa itu untuk t a b u n g a n haji kedua ortu,” tu-k a s n y a . ( m a m /waw)

Pelatihan Kerja Setiap Tahun Kurang Efektif

KOTA-Angka pengangguran di Bangkalan semakin meningkat. Data Dinas Perindustrian dan Ketenagaker-jaan (Disnaker) Bangkalan menunjuk-kan, di tahun 2019 5,4 persen penduduk Bangkalan di usia kerja yang masing menganggur.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pelatihan Kerja dan Penempatan Kerja Disnaker Bangkalan, Haryani Fitriyan-ingsih, dika dibandingkan tahun 2018, tingkat penduduk Bangkalan yang belum memiliki pekerjaan hanya 4,8 persen dari usia kerja.

Sedangkan usia kerja yakni penduduk

yang berusia 18 hingga 55 tahun. Pen-duduk usia kerja di Bangkalan seban-yak 717.771 jiwa.

“Dari 5,4 persen yang menganggur itu, kami tidak bisa menghitung jumlah pasti berapa jiwa. Sebab, kami kesulitan saat di lapangan, banyak warga yang sudah bekerja meski di rumah. Mereka menganggap bahwa masih mengang-gur,” terangnya.

Karena selama ini, ada 2 tipe pengang-gur, yakni penganggur terbuka dan tertutup. Sementara menurut Hariyani, Disnaker hanya menghitung jumlah penganggur terbuka.

Sedangkan, untuk meminimalisir penduduk yang masih menganggur, pihaknya harus mengubah paradigma

masyarakat. Yaitu banyak penduduk usia kerja yang sudah bekerja di rumah, seperti menggarap sawah, berternak atau membantu usaha warung orang tua dianggap masih menganggur.

“Jadi banyak yang merasa bahwa mereka sebenarnya sudah bekerja, tapi masih merasa belum bekerja. Pertama, kami harus mengubah mindset terse-but,” ujarnya.

Sementara, adanya pelatihan kerja yang dilakukannya tiap tahun, diakui kurang efektif. Sebab, banyak pela-mar pelatihan kerja yang tidak sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Ia mencontohkan, seperti pelamar pela-tihan kerja ingin masuk otomotif, tapi di rumahnya mempunyai usaha jahit. Ketika keluar dari pelatihan, mereka

malah ingin bekerja menjahit.

“Kami akan perbaiki itu dulu, mereka akan kami seleksi dulu. Kami sesuaikan dengan minat dan bakat. Jangan sampai mereka inginnya bekerja apa, tapi lati-hannya lain lagi,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Disnaker Bangkalan Tamar Djaja menambahkan, angka 5,4 persen tersebut merupakan angka penganggur terbuka. Artinya, yang Disnaker ketahui saat di lapan-gan. Untuk pengangguran tertutup, seseorang yang bekerja di keluarganya.

“Tapi sebetulnya penganggur ter-tutup ini sudah bekerja, meski hanya membantu orang tuanya, atau menge-lola sawah. Jadi tidak dihitung sebagai pengangguran,” tandasnya. (ina/waw)

Dilatih Otomotif, Realisasinya Usaha Jahit

AIR BERSIH

Saluran PDAM Kembali Bocor

KOTA-Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bangkalan kembali dikeluhkan. Sebab, aliran air di wilayah sektor kota terjadi kebocoran pipa, Rabu, (8/4/2020).

Ummul Karimah, warga Griya Abadi Jalan Soekarno Hatta, merasa resah, sebab pelayanan PDAM tidak maksi-mal, karena saluran air sering terjadi kemcetan.

“Aliran air PDAM tidak lancar, kadang mati total,” ucapnya.

Karimah menjelaskan, saluran air PDAM mulai tidak lancar sejak Selasa (7/4/2020) malam. Bahkan pada pagi harinya sudah tidak mengalir sama sekali.

Sedangkan Cindi, mahasiswi yang sewa rumah kos di Ja-lan Soekarno-Hatta mengaku tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Bahkan tidak bisa memasak karena kehabisan air bersih.

“Terpaksa beli di warung, biasa masak sendiri, itupun hari ini belum mandi karena tidak ada airnya,” paparnya.

Kepala bidang (Kabid) Admistrasi PDAM Bangkalan Haryanto menuturkan, gangguan dalam saluran air itu ber-asal dari pipa di Desa Burneh. Pihaknya sudah menerjunkan petugas untuk memperbaikinya.

“Gangguan saluran PDAM tidak bisa mengalir ker umah warga akibat pipa air yang mengalir ke semua pelanggan pecah sehingga mesin pompa air diberhentikan untuk memperbaiki pipa yang rusak,” ungkapnya

Namun gangguan saluran air menjadi kendala bagi semua pelanggan. Sebab, air tidak bisa mengalir ke beberapa titik, di antanya Kota Bangkalan bagian selatan, barat dan utara. Menurut Haryanto, untuk kembali seperti semula, diperki-rakan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Pihaknya masih berusa semaksimal mungkin agar aliran air ke rumah warga cepat berjalan seperti biasanya. Sebab, pihak petugas PDAM sudah turun langsung ke lapangan untuk memperbaiki kerusakan pipa saluran air tersebut.

“Ketika sambungan pipa itu sudah diperbaiki, maka butuh waktu 1 atau 2 hari agar air tersebut bisa berjalan dengan normal,” tukasnya. (sae/mam/waw)

KM/FA’IN NADOFATUL M.

MENCARI: Pencari kerja sedang memilih lowongan pekerjaan di job fair

Profi l Sederhana Si Gimbal Achmad Rusdianto

Usaha Pangkas Rambut, Niat Berangkatkan Haji Orangtua

Page 3: KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak

Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: FAIQ

3KAMIS l 9 April 2020

HUKUM-KRIMINAL

KM/DOKUMEN

BELUM JELAS: Empat orang ASN di lingkungan Pemkab Sampang yang sudah menyandang status terpidana korupsi hingga kini belum diberhentikan.

Pemberhentian Empat ASN Tidak Kunjung Dilakukan

KOTA-Empat orang aparatur sipil negera (ASN) yang sudah dijatuhi vonis penjara karena tersandung kasus korupsi oleh Pengadilan Negeri (PN) Tindak Pidana Ko-rupsi Tipikor Surbaya, hingga kini belum diberhentikan sebagai abdi negara. Hal itu lantaran surat salinan putu-san dari PN Tipikor Surabaya, tidak kunjung diserahkan pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang.

Adapun empat ASN terpidana korupsi dimaksud, yakni atas nama M. Jupri Riayadi yang merupakan mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang, Akhmad Rojiun sebagai Kasi Sarpras Disdik Sampang dan Edi Wahyudi selaku staf serta Edi Purnomo merupakan kepala sekolah di salah satu lembaga sekolah dasar di Sampang.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Informasi Kepegawaian dan Pengembangan Karir Badan Kepega-waian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BK-PSDM) Sampang Hendro Sugiarto mengaku, pihaknya sudah melayangkan surat permohonan ke PN Tipikor Surabaya untuk memperoleh salinan putusan. Hanya saja diungkapkannya, sampai saat ini surat itu belum turun, sehingga belum ada tindakan pemberhentian pada empat ASN tersebut.

“Jadi belum ada dasar untuk mengambil tindakan, masih nunggu surat dari Tipikor dulu,” kata Hendro, Rabu (8/4/2020).

Dirinya menjelasklan, empat abdi negera yang tersand-ung kasus korupsi tersebut, hingga kini masih berstatus ASN, karena selama ini belum ada pemberhentian resmi. Hanya saja diakuinya, sebelumnya mereka sudah diberhentikan sementara dengan tetap mendapatkan hak berupa gaji bulanan sebesar 50 persen dari biasanya.

“Yang jelas kami masih nunggu salinan putusannya dulu, baru setelah itu bisa diputuskan oleh pimpinan,” terangnya.

Sementara itu, Kabid Mutasi BKPSDM Sampang Arif Lukman Hidayat menjelaskan, manakala ada ASN yang diputus bersalah dan memiliki kekuatan hukum atau inkrah oleh PN, harusnya dilakukan upaya pemecatan secara terhormat atau dengan tidak terhormat. Lanjut dia, berdasarkan aturan, untuk tindak pidana korupsi biasanya diberhentikan dengan tidak terhormat dan tidak mendapatkan uang pensiun.

Disinggung soal adanya salah satu ASN yang tersand-ung korupsi itu sudah masuk batas usia pensiuan (BUP), pria yang akrab disapa Yoyok itu membeberkan, SK pensiun yang bersangkutan sudah ditarik kembali oleh badan kepegawaian nasional (BKN) untuk dibatalkan, karena pada saat memasuki pensiun yang bersangkutan sedang menjalani proses hukum.

“ASN yang terlibat kasus korupsi, penyelahgunaan wewenang, makar dan sabu maka diberhentikan dengan tidak hormat, tidak mendapatkan hak uang pensiun, hanya mendapatkan hak uang taspen saja,” ungkapnya. (sub/pin)

KOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, hingga kini belum memetakan perubahan alokasi anggaran kegiatan atau refocusing di berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan untuk penanganan wabah virus corona atau Covid-19, sebagaima-na diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penan-ganan Covid-19 di Lingkungan Pemda.

Kepala Badan Pendapatan Pengelo-laan Keuangan dan Aset Daerah (BP-PKAD) Sampang Saryono mengatakan, saat ini anggaran penanganan Covid

l-19 di wilayahnya masih menggunakan dana tidak terduga. Diungkapkannya, dana yang awalnya hanya Rp2 miliar, kini sudah ditambah dengan diambilkan dari pos-pos anggaran yang memang dinilai tidak efektif, seperti perjalanan dinas (perdin) dan belanja-belanja yang dimungkinkam tidak terserap, seperti makan minum (mamin) pejabat.

“Untuk refocusing ini masih dalam proses pembahasan, sekarang kami masih akan buat surat edaran ke setiap OPD,” ucap Saryono saat dikonfi rmasi Kabar Madura, Rabu (8/4/2020).

Sayang, pihaknya enggan membe-berkan pos anggaran yang akan dialo-kasikan terhadap penanganan pandemi corona itu. Kendati demikian, dirinya menjelaskan, pelaksanaan kegiatan penanganan Covid-19 di oleh tim satgas tetap berjalan dengan optimal.

“Kami belum bisa sampaikan datanya sekarang, nanti kalau sudah SE ke setiap OPD keluar baru bisa kami sampaikan, karena sekarang masih proses pemba-hasan,” ungkapnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan,

Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sampang Ummi Hanik menegaskan, untuk kegiatan refocusing anggaran masih terus berlangsung, sementa-ra untuk sosial safety masih dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menghindari kegiatan tumpang tin-dih sebagaimana arahan Badan Pengawas Keuangan (BPK) RI.

“Sementara ini anggaran untuk pen-anganan Covid-19 sekitar Rp32,6 miliar, dana itu bersumber dari DAK, DBHCHT, BLUD dan DD, tapi secara detail belum bisa disampaikan seka-rang,” terangnya. (sub/pin)

Refocusing Penanganan Covid-19 Belum Final

KOTA-Kementerian Sosial menaikan dana Bantuan Pangan Non Tinai (BPNT) dengan jumlah Rp200 ribu per keluarga penerima manfaat (KPM) dengan batas waktu 6 bulan sejak awal 2020. Namun seiring dengan me-wabahnya Covid-19, masa kenaikan BPNT diperpanjang hingga akhir tahun.

Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Fakir Miskin dan Penanganan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Sampang M. Nashrun mengatakan, masa kenaikan dana bantuan sosial (bansos) yang masuk dalam program bantuan pangan non tunai (BPNT) menjadi Rp200 ribu per KPM, diperpanjang hingga 9 bulan berjalan.

Pihaknya mengungkapkan, para KPM bisa menerima bantuan itu sesuai jadwal. Hanya saja lanjut dia, di tengah Pamdemi Covid-19, para KPM diimbau untuk tidak melakulan

pencairan dengan berbondong-bondong, sehingga tidak menyebabkan kerumunan orang.

“Waktu pencairannya tetap, yakni per tanggal 10. Cuma saat mengambil bantuan tersebut KPM diimbau agar tidak datang se-cara bersamaan, agar tidak terjadi kerumunan orang,” ungkapnya, Rabu (8/4/2020).

Dirinya menjelaskan, untuk antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19, pihaknya akan meminta pada pemilik e-warung untuk menyediakan tempat cuci tangan. Tidak hanya itu, baik KPM maupun petugas pencai-ran BPNT akan diimbau untuk menggunakan masker.

“Bantuan ini dinaikan karena adanya Covid-19, jadi saya harap dipergunakan sebagaimana mestinya,” tutupnya. (mal/pin)

KM.JAMALUDDIN

DAMPAK COVID-19: Masa kenaikan BPNT diperpanjang hingga 9 bulan.

Masa Kenaikan BPNTDitambah 3 Bulan

KOTA-Meski Kabupaten Sampang masih dinyatakan sebagai zona hijau dari wabah Covid-19, namun Pemer-intah Kabupaten (Pemkab) Sampang, tetap menyiapkan anggaran senilai Rp22 miliar untuk pencegahan penye-baran Covid-19.

Bupati Sampang H. Slamet Junaidi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan monitoring ke posko sat-gas Covid-19 di seluruh kecamatan yang ada di wilayahnya. Hal itu un-tuk memastikan tidak ada permainan atau pemanfaatan anggaran di luar

kebutuhan pencegahan Covid-19 yang sudah disiapkan oleh Pemkab Sampang.

Pihaknya menegaskan, tidak akan main-main dalam melakukan moni-toring ke posko satgas Covid-19 di seluruh kecamatan. Tidak hanya itu, dengan anggaran Rp22 miliar yang su-dah disiapkan oleh pemerintah daerah, pihaknya menekankan agar penggunaan anggaran didasari pada asas manfaat pada masyarakat.

“Jika ada yang berani main-main dengan dana penanggulangan Covid-19

ini, akan diberikan tindakan, bahkan dipenjarakan, sesuai instruksi dari KPK RI,” tegasnya, Rabu (8/4/2020).

Tidak hanya iti, Aba Idi (sapaan akrabnya) mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada kepala desa (kades) se Kabupaten Sampang, untuk menciptakan inovasi ekonomi keraky-atan dengan cara membuat masker mandiri di masing-masing desa.

“Kami sudah menginstruksikan kades untuk membuat masker mandiri meng-gunakan dana desa (DD) di masing-masing desa,” imbuhnya.

Sementara iti, Kepala Dinas Komu-nikasi dan Informasi (Diskominfo) Sampang Djuwardi, mengajak semua media untuk ikut andil dalam menyam-paikan pesan kepada masyarakat untuk menggunakan masker saat hendak keluar rumah.

“Pemerintah ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat melalui awak media, dengan mengkampa-nyekan gerakan bermasker, setida-knya dengan tindakan pencegahan tersebut terhindar dari wabah Co-vid-19,“ pungkasnya. (mal/pin)

KM. IST

TIDAK MAIN-MAIN: Bupati Sampang H. Slamet Junaidi meminta seluruh tim satgas Covid-19 untuk tidak main-main dalam memanfaatkan dana Rp22 miliar untuk penanganan Covid-19.

Bupati Tegaskan Keseriusan Cegah Covid-19

KOTA-Untuk mengantisipasi adanya pemudik dari berbagai daerah dan pekerja migran Indonesia (PMI) di tengah pandemi Covid-19, Dinas Perhubungan (Dishub) Sampang dituntut terus meningkatkan upaya pengawasan, utamanya di akses masuk ke Kota Bahari, baik melalui jalur darat maupun laut.

Kepala Dishub Sampang Aji Waluyo yang dikonfi rmasi melalui Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Darat Chotibul Umam mengatakan, upaya penjagaan dan pengawasan di berbagai titik pintu masuk ke Kota Bahari, khususnya jalur darat bagian arah barat, saat ini hanya ada satu posko Covid-19 di Kecamatan Jrengik.

Dia menjelaskan, untuk pintu masuk yang memiliki tingkat kerawanan dan sulit terpantau, yakni jalur laut di pelabu-han, khusunya pelabuhan tikus. Sebab untuk wilayah Madura pelabuhan tikus tergolong sangat banyak dan sulit terpan-tau. Pihaknya mengaku khawatir adanya masyarakat yang lewat pelabuhan tikus sehingga tidak terditeksi dan terpantau.

“Beberapa hari yang lalu kami menerima laporan ada PMI yang pulang melalui pelabuhan tikus, sehingga tidak terpan-tau, seperti pelabuhan di Pemekasan dan Sumenep karena sangat banyak sebarannya, kalau di Sampang sendiri pelabuhan Tanglok hanya skala lokal, sedangkan di Taddan sampai saat ini belum beroperasi maksimal,”

ungkap Chotib, Rabu (8/4/2020).

Dirinya menegaskan, untuk wilayah Kabupaten Sampang, semua pintu ma-suk, baik melalui jalur darat dan laut sudah diantisipasi maksimal. Namun, untuk PMI asal Sampang yang datang biasanya melalui pelabuhan di Kabupaten Sumenep dan Pemekasan, makanya upaya pengawasan di pelabuhan itu harus terus ditingkatkan.

“Sebenarnya, jalur masuk yang sangat perlu diantisipasi lebih ini, yakni melalui jalur laut, khusunya pelabuhan tikus, ka-lau di Sampang untuk pelabuhan Tanglok sudah ada posko dan sudah diantisipasi,” terangnya. (sub/pin)

Akui Sulit Pantau Pendatang Lewat Pelabuhan

HARUS DIOPTIMALKAN:Dishub Sampang menyebut upaya pengawasan menyambut datangnya pemudik terus ditingkatkan, utamanya di pelabuhan.

KM/SUBHAN

Page 4: KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak

4 KAMIS l 9 April 2020

Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: FAIQ

KARTU PRA-KERJA

Kebutuhan untuk Ramadan Tidak Bisa

Dipastikan

KOTA–Menjelang bulan suci Ramadan, kebutuhan bahan pokok terus meningkat, akan tetapi postur

kebutuhan tersebut tidak berband-ing lurus dengan jumlah persediaan yang ada. Hal itu terbukti dengan ko-songnya persediaan gula pasir untuk wilayah Madura di Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Madura.

Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Madura A. Faizal

Ashari Rambe mengaku tidak bisa memastikan apakah kelangkaan gula tersebut disebabkan oleh wabah Covid-19 atau lainnya. Terlebih, pihaknya hingga saat ini belum menerima pasokan gula dari Bulog Divre Jawa Timur.

Faizal memprediksi, kebutuhan

stok gula selama bulan Ramadan di Madura bisa mencapai 50 ton. Namun dia belum bisa memastikan kapan kebutuhan stok gula akan bisa terpenuhi.

“Untuk saat ini harga gula di pasa-ran naik, bahkan hingga mencapai Rp19 ribuan, hal itu karena me-

mang saat ini persediaan gula untuk wilayah Madura sedang kosong, kebutuhannya sekitar 50 ton untuk wilayah Madura,” ucapnya.

Kendati demikian, stok untuk ko-moditi jenis lain seperti beras, masih tergolong aman dan harga di pasaran juga terbilang stabil. Bahkan Bulog

Madura masih memiliki stok beras sebanyak 6 ribu ton.

Sedangkan untuk Kabupaten Pa-mekasan, stok masih tersedia 3.200 ton. Dengan jumlah sebanyak itu, Faizal meyakini, mencukupi kebu-tuhan selama tiga bulan ke depan. (km53/waw)

Sebab Kelangkaan Gula Tidak Terdeteksi Bulog

KOTA-Satuan Tugas (Satgas) Pence-gahan Covid-19 di Kabupaten Pa-mekasan menegaskan, belum perlu gedung khusus untuk ruang perawatan isolasi khusus pekerja migran Indo-nesia (PMI). Sebab, sebagaimana disampaikan Juru Bicara Satgas Pence-gahan Covid-19 Pamekasan, Achmad Marzuki, sudah terdapat penanganan sesuai protokol kesehatan.

“Yang sudah ada gejala sudah diisolasi sejak dari Surabaya. Jadi yang sudah datang ke sini, sepanjang jalurnya resmi sudah sehat,” kata Marzuki.

Di Pamekasan sendiri, terdapat 8

kecamatan yang menjadi kantong PMI. Secara mandiri, beberapa pemerintah desa yang warganya baru datang dari luar daerah, sudah diperiksa tidak ada gejala terpapar Covid-19, dilakukan pendampingan untuk melakukan isolasi mandiri sela-ma 14 hari di rumah masing-masing.

“Sebenarnya semua yang datang dari luar daerah berstatus zona merah, baik yang dalam negeri ataupun luar negeri, protapnya sama, tugas kita melakukan tracing (dilacak), ini jan-gan sampai lepas dari pantauan kita,” terangnya. Rabu (8/4/2020).

Dia juga menjelaskan, dalam pro-

tokol penanganan kesehatan kepada pencegahan wabah Covid-29, untuk pasien dalam pengawasan (PDP) dibagi menjadi tiga ketegori; yakni ringan, sedang dan berat. Namun jika ada PDP di Pamekasan, sejauh ini pihaknya tetap menerapkan iso-lasi di RSUD dr. Slamet Martodirdjo (SMart) Pamekasan.

“Sementara untuk PDP semuanya masuk rumah sakit, jadi meskipun keluar protap baru tentang PDP tapi sampai saat ini kita masih sangat ekstra hati-hati, meskipun PDP ringan maupun sedang tetap masuk rumah sakit,”ujarnya. (rul/bri/waw)

Disnakertrans Belum Miliki Data Penerima

KOTA- Korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dampak dari wabah Covid-19 maupun angkatan kerja yang kesulitan mencari kerja, akan mendapatkan kartu pra-kerja. Secara teknis, program dari pemerintah pusat, akan dilaunching Kamis, (9/8/2020) oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi (Dis-nakertrans) Pamekasan, Supriyanto mengatakan, saat ini sudah mendapatkan sosialisasi awal tentang kartu pra-kerja tersebut. Namun, secara teknis tatacara distribusi dan penetapan jumlah penerimanya di Pamekasan, masih menunggu dilaunchingnya program tersebut.

Namun, program itu diperuntukkan bagi pekerja sektor formal yang terkena PHK, termasuk pekerja informal yang karena dampak Covid-19 tidak bisa bekerja lagi. Termasuk juga dalam calon penerima dampak adalah pelaku usaha mikro dan kecil.

“Dengan syarat, usia paling rendahnya 18 tahun,” ulas Supriyanto.

Kriteria yang luas untuk calon penerima kartu pra-kerjka tersebut, menjadikan Disnakertrans Pamekasan belum bisa memastikan jumlah atau alokasi penerima kartu kerja di Pamekasan.

“Pendaftarannya melalui online dan juga offl ine. Untuk yang ofl ine, kami akan kordinasikan dengan camat dan pemerintahan desa,” ulas Supriyanto.

Secara nasional, alokasi anggaran untuk membiyai kartu pra-kerja pada awalnya senilai Rp10 triliun. Namun seir-ing dengan perkembangan dampak dari wabah Covid-19, terdapat penambahan anggaran mencapai Rp 20 triliun yang rencananya bisa digunakan oleh 5,6 juta orang penerima.

Para penerima kartu pra-kerja, nantinya akan mendapatkan bantuan dalam bentuk program senilai Rp3,5 juta, yang terdiri dari biaya pelatihan Rp1 juta, insentif sebesar Rp600 ribu selama 4 bulan (Rp 2,4 juta) dan survey Rp50 ribu sebanyak 3 kali (Rp 150 ribu). (rul/bri/waw)

Tidak Ada Tempat Isolasi Khusus PMI

Pedagang Batik Terdampak

Wabah Covid-19 Pemimpin seja� nya adalah pelayan masyarakat, selalu

mengayomi sebaik mungkin agar mereka sejahtera. Begitulah

prinsip Muhammad Juhri dalam mengemban amanah sebagai kepala Desa (Kades) Nyalabu Daya, Kecamatan/Kabupaten

Pamekasan.

ALI WAFA, KOTA

Pengabdiannya kepada masyara-kat Nyalabu Daya tidak menge-nal lelah. Juhri, begitu ia akrab

disapa, memiliki mimpi yang amat tinggi dalam memajukan desanya serta mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera dan terjamin.

Berbagai upaya untuk mewujud-kan mimpinya ia lakukan. Bahkan, Juhri tidak pernah berpikir panjang saat warganya membutuhkan uluran tangannya sebagai kades, semangat yang gigih serta kemauan yang besar ia pupuk bersama aparatur desanya guna mewujudkan visi yang ia bangun untuk menjadikan desa yang aman dan nyaman.

Perhatiannya terhadap kemajuan desa terbilang agresif dan progresif. Selama menjadi kades, Juhri melakukan ban-yak hal, di antaranya giat melakukan evaluasi di setiap lini aparaturnya. Maklum, karena sebelum menjadi kades, dirinya sudah 14 tahun menjabat

sebagai aparat desa, sehingga betul-betul mengerti bagaimana seharusnya kerja aparat desa.

Tak hanya itu, dalam mewujudkan pelayanan masyarakat yang efektif dan efesien, segala inovasi ia lakukan. Sebut saja Balai Desa Nyalabu Daya yang awalnya tak terawat kini tampak cantik dan ramah lingkungan. Bahkan, tak tanggung ia menyediakan pelay-anan internet gratis di balai desanya.

“Semua itu kami persembahkan bagi seluruh masyarakat Nyalabu Daya, terutama golongan kawula muda.

Diakuinya, Juhri adalah pemimpin yang memiliki tugas tak ubahnya seorang pelayan bagi seluruh masyara-kat Nyalabu Daya.

“Karena sudah sejak lama saya tegaskan, bahwa saya akan menjadi pemimpin bagi seluruh masyarakat Nyalabu Daya tanpa terkecuali, bukan pemimpin dari kelompok-kelompok tertentu. Juga bukan pemimpin dari orang-orang tertentu,” ucap pria kela-hiran 5 Agustus 1977 tersebut.

Sifatnya yang ramah dan santun membuatnya dicintai oleh masyara-katnya, karena baginya rakyat adalah raja dan dirinya adalah pelayan ma-syarakat, maka bagaimana harusnya sikap pelayan kepada raja; berperilaku santun dan ramah kepada seluruh warganya.

Kini Juhri dihadapkan dengan situasi menyulitkan, di mana dirinya harus

berjuang sekuat tenaga dalam mem-erangi wabah pandemi Corona Virus Disease atau Covid-19 yang mengan-cam warganya.

Berbagai upaya ia lakukan demi menjamin kesehatan warganya terjaga, dia tidak kenal lelah karena harus berbolak balik memastikan warganya dalam keadaan sehat. Utamanya tidak terdampak wabah virus yang berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok tersebut.

Juhri getol melakukan penyempro-tan disinfektan dan berbagai upaya lainnya ia lakukan demi memas-tikan warganya tidak terdampak wabah Covid-10. Bahkan, dirinya tidak mempedulikan akan turut terdampak atau tidak, sebab dia lebih mementingkan nasib warg-anya.

Semenjak dirinya dilantik sebagai kades Nyalabu Daya pada 2019 lalu, Juhri bertekad untuk mengabdikan dirinya dengan sepenuh jiwa ke-pada masyarakat Desa Nyalabu Daya. Karena baginya, pilihan masyarakat terhadap dirinya merupakan amanah yang Tuhan titipkan melalui masyarakat Nyalabu Daya.

“Saya dipilih oleh ma-syarakat Desa Nyalabu Daya, maka setiap apapun yang saya lakukan ke depan semuanya atas dasar pengabdian saya terhadap seluruh ma-

syarakat Nyalabu Daya. Tanpa terke-cuali,” pungkas alumnus Universitas Terbuka tersebut. (nam)

Inspirasi Pengabdian Kades Nyalabu Daya Muhammad Juhri

Sediakan Layanan Wifi Gratis untuk Masyarakat

KM/KHOYRUL UMAM SYARIF

AWASI: Satgas Covid-19 Pamekasan saat memeriksa sejumlah santri asal Pamekasan yang baru datang dari berbagai daerah.

KOTA–Pesan berantai mengatasnamakan peda-gang batik di Pasar 17 Agustus Pamekasan bere-dar di sejumlah WhatsApp group. Isi pesan tersebut, isinya adalah harapan agar ada perhatian dari Pemer-intah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan seiring dengan penurunan omset penjua-lan yang dirasakan dam-pak dari wabah Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, Ismail A. Rahim mengaku turut prihatin terhadap apa yang telah terjadi kepada para pedagang batik di Kabupaten Pamekasan. Ia mengaku akan membantu mengo-munikasikan daerah agar para pedagang batik bisa mendapatkan perhatian dari pemkab.

“Kami akan komunika-sikan perihal ini kepada eksekutif. Semua bidang saat ini memang sudah difi kirkan solusinya dengan baik, termasuk

untuk pelaku usaha batik di Pamekasan, sebab Pamekasan sudah dikenal dengan kota batik dan telah menjadi sentra batik di Madura,” ucap politikus Partai Gerindra tersebut.

Terpisah, Bupati Pame-kasan, Baddrut Tamam menguraikan, saat ini pemerintah sudah memba-has secara matang untuk keberlangsungan pelaku usaha, termasuk pelaku usaha batik. Namun, tegas Baddrut, semua pihak harus bersabar mengingat situasi saat ini, akibat wa-bah Covid-19 berdampak terhadap semua sektor.

“Kami harap masyarakat Pamekasan bersabar dulu, berbagai upaya sedang kami lakukan, sebab yang merasakan hal ini bukan hanya pedagang batik, tapi semua pedagang juga ikut merasakan hal yang sama. Insyaallah kedepan para pedagang akan mendapat batuan dari pemerintah pusat,” tukasnya. (km53/

bri)

KM/KHOYRUL UMAM SYARIF

BEERNAFAS: Korban PHK dan pekerja sektor informal di Pamekasan akan mendapatkan suntikan nafas dengan memiliki kartu pra-kerja.

Muhammad Juhri,

Kepala Desa Nyalabu Daya Pamekasan.

Yang sudah ada gejala sudah diisolasi sejak dari

Surabaya. Jadi yang sudah datang ke sini, sepanjang

jalurnya resmi sudah sehat.”

Achmad Marzuki Juru Bicara Satgas Pencegahan Covid-19

Pamekasan

Page 5: KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak

Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: RAHMAN

KAMIS l 9 April 2020 5

Nantinya kami akan menekankan kepada pi-hak desa masing-masing yang Anggaran Pendapa-

tan dan Belanja Desa (APBDes) dapat difung-

sikan untuk penanganan Covid-19,”

“Covid 19,Covid-19,”Moh. Ramli

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sumenep

KOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menindak tegas masyarakat yang tetap menggelar resepsi pernikahan lebih dari 15 orang di tengah Pandemi Covid-19. Pemkab melalui tim keamanan tidak segan-segan untuk membubarkan kegiatan tersebut.

Kasubbaghumas Polres Sumenep AKP Widiarti mengatakan, pernikahan yang mengundang lebih dari 15 orang akan dibubarkan. Sebab, akan mempermudah penyebaran Covid-19. Karena itulah petu-gas bertindak tegas terhadap masyarakat yang tetap memaksa mengadakan resepsi.

Pada Selasa (7/4/2020), polisi mem-

bubarkan resepsi pernikahan di Desa Bra-gung, Kecamatan Guluk-Guluk Sumenep. Menurutnya, sebelum dibubarkan, pi-haknya sudah memperingatkan sebanyak tiga kali, namun tidak diindahkan.

“Ada sekitar 60 personel yang diter-junkan. Operasi dilakukan sesuai arahan kapolri untuk menekan potensi penularan Covid-19,” katanya, Rabu (8/4/2020).

Selain di Bragung, pembubaran dilaku-kan di Kelurahan Bangselok Kecamatan Kota Sumenep juga di Kecamatan Am-bunten dan Pasongsongan.

Hal itu menjadi bukti bahwa pemerintah tidak main-main untuk menindak tegas

masyarakat yang tetap berkerumun di tengah Pandemi Covid-19.

“Untuk akad nikahnya tetap berjalan. Namun, yang dilarang mengundang keru-munan massa,” ujarnya.

Tindakan tegas tersebut diharapkan mem-buat masyarakat jera. Harapanya, kedepan-nya tidak ada lagi resepsi pernikahan maupun acara yang mengundang kerumunan lainnya. Sebab, hal tersebut sangat berbahaya bagi masyarakat karena dikhawatirkan ada yang terinfeksi Covid-19.

“Masyarakat diharapkan memberikan infor-masi ketika ada kerumunan massa,” tegasnya.

Ia mengaku memang ada beberapa desa

yang sempat luput dari perhatian karena tidak ada laporan dari masyarakat.

“Ada beberapa desa kami kecolongan. Sebab, tidak ada pemberitahuan. Makanya peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam berbagi informasi,” paparnya.

Diketahui, Kapolri Jenderal Idham Azis telah mengeluarkan maklumat guna mencegah penyebaran Covid-19 di Indo-nesia. Maka dari itu, bila masih ada yang mengadakan kegiatan berkumpul-kumpul ataupun berkerumun, bakal dibubarkan secara paksa.

Ada empat poin dalam maklumat itu, salah satunya berisi untuk tidak mengada-

kan kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyebabkan berkumpulnya masyarakat dalam jumlah banyak, baik di tempat umum maupun di lingkungan sendiri.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Bimas Islam Kemenag Kabupaten Sumenep Abd. Azis mengatakan, dirinya mengimbau agar masyarakat tidak berkerumun dalam pernikahan. Saat ini pemerintah membatasi 10-15 orang undangan pernikahan.

“Kami memang terus mewanti-wanti ke setiap Kepala KUA kecamatan agar memberikan himbauan kepada masyarakat untuk jauhi kerumunan massa pada acara pernikahan,” pungkasnya. (imd/pai)

Cegah Kerumunan,Polisi Bubarkan Resepsi Pernikahan

KOTA-Kepolisian Resort (Polres) Sumenep mengaku siap ladeni prapera-dilan yang diajukan oleh LA (40) dalam kasus beras oplosan. Pihak tersangka men-gajukan praperadilan untuk menggugat kejanggalan dalam proses penangkapan terhadap tersangka.

Kasatreskrim Polres Sumenep AKP Oscar Stefanus mengatakan, praperadilan yang diajukan oleh kuasa hukum LA bukan sesuatu hal yang baru dalam pen-egakan hukum. Bahkan bukan sebuah ma-salah, karena siapapun bisa melakukannya.

Praperadilan yang diajukan oleh tim kuasa hukum tersangka dalam kasus

pengoplosan beras program BPNT yang dilakukan oleh LA. Pengadilan Negeri Sumenep mengabulkan permohonan kuasa hukum tersangak untuk menggelar prap-eradilan terlebih dahulu.

“Ya berkas-berkas kan sudah lengkap tinggal melimpahkan ke kejaksaan, tapi berhubung melakukan pengajuan prapera-dilan oleh Bu Latifa maka kami ladeni ter-lebih dahulu,” katanya, Rabu (8/4/2020).

Bahkan kabarnya pihak LA siap mem-borong hingga tujuh pengacara atau kuasa hukum untuk mengajukan banding. Tetapi Oscar mengaku tidak getir untuk melayani gugatan tersangka. Sekali lagi dia men-

egaskan kejadian seperti itu sudah lumrah dalam sebuah kasus.

“Intinya kami melakukannya sudah ses-uai dengan peraturan yang ada. Tetapi jika mereka melakukan praperadilan tentunya kami siap ladeni, optimis, karena acuan kami lakukan sudah sesuai kok,” imbuhnya.

Kasus tersebut kurang lebih sudah ham-pir dua bulan berjalan pasca dilakukan penggrebekan pada (27/2) lalu. Keber-hasilan tersebut membuat sejumlah pihak meminta Polres untuk lebih keras men-dalami kasus oplosan tersebut karena ada dugaan tidak hanya dilakukan oleh satu perusahaan saja. (ara/pai)

KM/IST

PRAPERADILAN: Tersangka kasus beras oplosan, LA, mengajukan praperadilan.

Polres Siap Hadapi Sidang Praperadilan

KOTA-Refocusing mengenai tentang Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) memang sudah ada surat resmi dari kementerian. Namun yang secara spesifi k dialokasikan untuk Jaring Pengaman Sosial (Sosial Safety Net) hingga saat ini belum ada juknis resmi. Saat ini khusus penanga-nan Covid-19 hanyalah kepada sarana dan prasarana saja, seperti sosialisasi keliling termasuk pembuatan posko.

“Nantinya kami akan menekankan kepada pihak desa masing-masing yang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dapat difungsikan untuk penanganan Co-vid-19,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD ) Kabupaten Sumenep Moh. Ramli, Rabu (8/4/2020).

Ia menekankan kepada pihak desa agar semua desa dalam APBDes lebih mem-prioritaskan padat karya tunai desa dalam artian untuk mempekerjakan warga desa sasarannya orang miskin dan orang -orang terdampak lainnya.

“Tidak ada anggaran khusus mengenai tersebut tetapi nantinya pada dana desa harus muncul dua takaran. Yakni, penganan Covid-19 dan padat karya tunai,” ujarnya.

Dia menjelaskan, APBDes tahun 2020 tidak sama jumlahnya di masing-masing desa. Tetapi Secara umum di Kabupaten Sumenep Senilai Rp341 miliar untuk DD dan ADD senilai Rp134 miliar. Harapan-nya, dana tersebut sebagian wajib masuk pada refocusing untuk penaganan Covid-19.

“Refocusing mantinya mengambil dari porsi anggaran di masing-masing desa,” ujarnya.

Harapannya, Dana tersebut harus segera direncenakan untuk mempercepat penan-ganan Covid-19. Dengan penanganan yang cepat, diharapkan dampak sosial ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19 bisa

diminimalisasi.

“Selain dana desa, pemerintah desa juga didorong melakukan hal sama untuk pencairan siltap (penghasilan tetap) bagi perangkatnya, mengingat pegawai di pemerintahan desa juga memerlukan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep Yayak Nurwahyudi mengatakan, Refocus-ing masih dalam tahap pembahasan. Saat ini masih dalam tahap pembahasan jumlah anggaran dan perincian. Tentunya Refocus-ing sangat penting. Sebab, anggaran khusus Covid-19 sudah habis Rp23 miliar untuk lima OPD Yakni, BPBD, Dinkes, RSUD, DPRKP dan Cipta Karya dan DLH.

“Maka memang perlu Refocusing itu dilakukan untuk penangaanan kekurangan menghadapi Covid-19 ked epan,” pungkas-nya. (imd/pai)

Refocusing DD/ADD untuk Jaring Pengaman Sosial Tunggu Juknis

KOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menyelengga-rakan pembukaan Musyawarah Ren-cana Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2021 tingkat kabupaten, ber-tempat di ruang rapat Arya Wiraraja Sumenep, Selasa (7/4/2020).

Pada Musrenbang tahun 2021 tersebut, tema yang diusung adalah ‘Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Daerah Melalui Pengembangan Sektor-Sektor Strategis untuk Men-gurangi Disparitas’. Di tengah pan-demi virus corona atau Covid-19, kursi undangan berjarak dua meter guna mengantisipasi virus corona.

Pada Musrenbang 2021 tersebut Pemkab Sumenep memprioritaskan lima program pembangunan di tahun 2021. Lima program prioritas terse-but antara lain adalah, pembangunan sumber daya masyarakat (SDM) yang cerdas, sehat dan bermartabat; pembangunan ekonomi lokal yang unggul untuk mewujudkan ekonomi yang inklusif dan bermartabat;

Kemudian penerapan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih; perubahan infrastruktur yang dapat menghubungkan lahan strategis untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah dan meningkatkan keamanan; dan ketertiban dan per-lindungan masyarakat dengan mem-

pertimbangkan kearifan lokal.

Bupati Sumenep A Busyro Karim menyampaikan, bahwa Musrenbang tingkat kabupaten merupakan pe-nyusunan RKPD pada tahun 2021. Musrenbang itu sendiri merupakan bagian dari salah satu upaya dalam rangka mengakomodir usulan-usulan dari bawah dalam rangka pembangu-nan daerah.

“Musrenbang tiada lain, guna me-nyamakan persepsi dan menampung aspirasi masyarakat untuk menjawab isu-isu strategis. Sehingga dengan ini guna mewujudkan pembangu-nan yang baik di masa yang akan datang,” jelasnya.

Lebih jauh bupati memaparkan, dalam upaya mewujudkan lima pro-gram prioritas pada tahun 2021 terse-but, seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkun-gan Pemkab Sumenep diminta ber-kreasi dalam melaksanakan program, terutama yang sudah diprioritaskan.

Pada prinsipnya, lanjut politisi PKB tersebut, semua program yang telah masuk pada RKPD tahun 2021 itu merupakan usulan dari masyarakat tingkat desa. Selain itu, pimpinan OPD dituntut dapat menerjemahkan program-program, sehingga pada

realisasinya dirasakan langsung masyarakat.

“Kami minta pimpinan OPD juga harus berkreasi berkenaan dengan program-program. Tidak bisa diam

diri atau hanya terpaku pada yang sudah ada,” tuturnya.

Kemudian, orang nomor satu di Sumenep itu menyinggung soal pelayanan. Ia mencontohkan, pen-

didikan dan kesehatan supaya terus dipacu. Karena jika masyarakat sehat dan pendidikannya bagus, maka akan melahirkan SDM-SDM yang sesuai dengan harapan. (ong/pai)

Musrenbang 2021,Sumenep Prioritaskan Lima Program

Page 6: KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak

Email Redaksi: [email protected]

KAMIS l 9 April 2020

Harian Pagi Kabar Madura Menerima Karya Berupa: Opini, Esai, Karikatur, Puisi, Cerpen, Resensi Buku, Prosa, dan Jurnal Komunitas Kirim ke: [email protected]

6

LAYOUTER: RAHMAN

Resensi

Resensi

Gunung Kawi dan PerdamaianOleh: Mahathir Muhammad Iqbal

Hidup Sejahtera Dengan Berislam Humanis

Menerjemahkan Perbedaan dengan Ketulusan

Salah satu prasyarat yang pertama dan utama dalam rangka mewujudkan ke-hidupan yang harmoni

ialah terciptanya perdamaian. Tanpa adanya perdamaian, maka mustahil kehidupan harmoni itu akan terwujud. Layaknya dua sisi mata uang yang berbeda, perda-maian dan harmoni adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Harus diakui, mewujudkan per-damaian dan harmoni itu tidak-lah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Apalagi jika hal itu ingin diwujudkan dalam konteks Indonesia yang mempunyai latar belakang heterogenitas etnis, suku, budaya, sosial, ekonomi dan politik, serta agama yang tajam. Yudi La-tif, dalam bukunya yang berjudul Negara Paripurna; Historisitas, Ra-sionalitas, dan Aktualitas pancasila mencatat bahwa mengupayakan persatuan masyarakat plural sep-erti Indonesia bukanlah perkara yang mudah. Sejak awal berdirinya republik ini, para pendiri bangsa menyadari sepenuhnya bahwa proses nation building merupakan agenda penting yang harus terus dibina dan ditumbuhkan. Bung Karno, misalnya, membangun rasa kebangsaan dengan membangkit-kan sentimen nasionalisme yang menggerakkan “suatu itikad, suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu adalah satu golongan, satu bangsa”.

Belum lagi ketika dihadapkan dengan ancaman konflik yang mengintai. Dalam konteks ini, pa-kar studi konfl ik dari Universitas Oxford, France Stewart, mengemu-kakan bahwa empat kategori negara yang berpotensi konfl ik yang ber-lanjut ke tindak kekerasan, yakni salah satunya ialah negara dengan tingkat perbedaan horizontal yang tinggi.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2013 (periode Januari-Juni), sebuah organisasi hak asasi manu-

sia yang menaruh perhatian pada pemajuan kondisi hak asasi manu-sia di Indonesia bernama SETARA Institute mencatat 122 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan yang mengandung 160 bentuk tindakan, yang me-nyebar di 16 provinsi. Separuhnya terjadi di Jawa Barat (61) peristiwa, pelanggaran tertinggi berikutnya yaitu, Jawa Timur (18) dan DKI Jakarta (10) peristiwa.

Pelanggaran kebebasan beraga-ma/berkeyakinan periode Januari-Juni 2013 paling banyak menimpa Jemaat Ahmadiyah (46) peristiwa, umat kristen (30) peristiwa, syiah (12) peristiwa, serta umat dan aliran keagamaan islam (13) peristiwa.

Masih serupa dengan tahun-tahun sebelumnya, dominasi peristwa pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan adalah berhubungan dengan kriminalisasi keyakinan atau penyesatan terhadap pa-ham/aliran keagamaan minoritas; pendirian tempat ibadah, diskrimi-nasi yang berlanjut terhadap Ah-madiyah, dan pembiaran institusi kepolisian dalam menangani kasus-kasus kekerasan atas nama agama. Sejumlah kasus yang menyulut eskalasi peristiwa pelanggaran ke-bebasan beragama/berkeyakinan pada periode ini adalah kasus Je-maat Ahmadiyah Jawa Barat, Syiah Sampang Madura, kasus pembong-karan Gereja Setu Bekasi, serta kasus pelemparan bom molotov secara berantai di Sulawesi Selatan.

Menyimak data dan fakta diatas, jika eskalasi kekerasan terus dibi-arkan tanpa penanganan sistemik dan terintegrasi, Indonesia akan berada satu kelas bersama Nigeria dan Pakistan dalam hal tingkat indeks intoleransi beragama, seb-agaimana analisis seorang peneliti dari Christian Solidarity Worldwide yang berbasis di London.

Hal ini juga menunjukkan tiadan-ya kesejatian dan ketulusan dalam

mewujudkan nilai-nilai moral dan universal kemanusiaan. Misalnya berkenaan dengan masalah plu-ralisme. Istilah pluralisme sudah menjadi tema harian dalam wacana nasional kita. Namun, masih ada sebagian orang yang memahami pluralisme hanya sepintas lalu tanpa makna yang lebih mendalam, tidak berakar pada ajaran kebena-ran. Paham pluralisme tidak cukup hanya dengan sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk, tapi harus disertai

dengan sikap yang tulus untuk menerima kenyataan kemajemukan itu sebagai nilai positif.

Jadi, menurut almarhum Nurcholish Madjid, pluralisme ti-dak dapat dipahami hanya dengan mengatakan bahwa masyarakat kita majemuk, beranekaragam, atau ter-diri dari berbagai suku dan agama, yang justru hanya menggambarkan kesan fragmentasi, bukan plural-isme. Pluralisme juga tidak boleh dipahami sekadar “kebaikan nega-tive” (negative good), yang dilihat

kegunaannya untuk menyingkirkan fanatisme (to keep fanaticism at bay). Sebaliknya, pluralisme harus dipahami sebagai pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban (genuine engagement of diversities within the bonds of civility).

Pesan Perdamaian Dari Gunung Kawi

Gunung Kawi mempunyai keunikan tersendiri di Kabupaten Malang. Itu karena Gunung Kawi dijadikan sebagai salah satu des-tinasi wisata religi oleh penganut Agama Islam, Konghucu, Budha, Hindu, Kristen, ataupun penghayat kepercayaan.

Kawasan Gunung Kawi yang ter-letak di Desa Wonosari, Kabupaten Malang selama ini memang dikenal sebagai miniaturnya Indonesia. Di desa yang ketinggiannya menca-pai 800 meter diatas permukaan laut tersebut, terdapat lima agama dan tiga aliran kepercayaan yang hidup berdampingan. Dan setiap masing-masing agama dan keper-cayaan tersebut mempunyai tempat peribadatan sendiri-sendiri. jadi, tempat peribadatan seperti masjid, pura, vihara, gereja, klenteng, serta padepokan untuk tempat periba-datan para penghayat kepercayaan bukanlah sesuatu yang langka bisa kita temui di desa ini.

Di sini, penganut Islam, Budha, Hindu, Kristen, dan Konghucu bisa hidup harmonis dan berdamp-ingan. Mereka bisa menjalankan ibadah sesuai keyakinan dengan khusyuk karena tiap-tiap agama sudah mempunyai tempat untuk beribadah.

Menurut pengamatan saya, di Gunung Kawi terdapat satu gereja, satu pura, satu kelenteng, satu viha-ra, tiga padepokan aliran penghayat kepercayaan, 16 musala, dan enam masjid. Yang menarik, jika di be-berapa wilayah yang lain yang ada

di bumi nusantara ini masih saja kita temui kasus-kasus pendirian tempat ibadah yang menyulut konfl ik horizontal, agaknya mer-eka harus berkunjung ke Gunung Kawi dan mengambil pelajaran dari sini. Disini, pertanda simbolik bahwa masyarakat Gunung Kawi adalah masyarakat yang toleran bisa dilihat dari lokasi masjid Jami Imam Sudjono yang berdekatan dengan Kelenteng Dewi Kwan Im. Jarak dua tempat peribadatan umat Islam dan Konghucu tersebut hanya sekitar 200 meter.

Akhirnya, pada hakikatnya, kon-struksi kebangsaan yang hendak kita bangun adalah konstruksi kebangsaan kemajemukan. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip multikulturalisme. Oleh karenanya, maka pola karakteristik pergaulan atau interaksi antar kelompok (entitas politik) yang harus dikem-bangkan adalah pro-eksistensi dan co-eksistensi. Mengakui bahwa “kelompok” diluar “kelompok” kita itu memang ada. Dengan mengakui eksistensi kelompok lain, maka sejatinya kita telah mengakui eksis-tensi kelompok kita sendiri. Bukan saling menegasikan.

Agama Islam di Indone-sia saat ini sudah men-galami perkembangan, baik secara kuantitas

maupun kualitas. Akan tetapi, terdapat banyak aliran yang sifatnya menggunakan pendeka-tan teologis. Pada satu sisi bisa dilihat ketika ada kasus-kasus yang terjadi seperti penistaan agama, menghina Nabi dan lain sejenisnya. Terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut dilatarbelakan-gi oleh aliran-aliran tertentu yang berislam secara eksklusif.

Di sisi yang lain, Islam juga dibenturkan dengan agama lain, yaitu, Yahudi dan Nasrani. Se-hingga tidak dapat menutup kemungkinan akan menimbul-kan perpecahan antar umat be-ragama. Dr. Aksin Wijaya, selaku penulis buku Kontestasi Merebut Kebenaran Islam di Indonesia ini, membawa penawaran baru untuk menjawab persmasalahan-permasalahan yang terjadi di indonesia. Beliau menawarkan tipe pemikiran Islam yang bersi-fat humanis-etis dengan analisis memahamkan aliran Sunni dari paling mendasar. Karena menu-

rutnya, Sunni merupakan aliran moderat dan menjadi mainstream dalam dunia Islam.

Pada aliran Sunni, terdapat ha-dits nabi yang memberikan legiti-masi otentiks yang membicara-kan dua hal. Pertama, perpecahan umat beragama menjadi Yahudi, Nasrani dan Islam; kedua, per-pecahan di intern ketiga umat beragama, dan perpecahan di intern umat Islam adalah paling banyak jumlahnya, kendati tidak menyebutkan apa saja kelompok pecahahan Islam tersebut.

Dalam persoalan agama, ber-tolok pada dikotomi agama-agama samawi. Yaitu, Islam sebagai agama yang benar dan menyediakan jalan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat, sedangkan Yahudi dan Nasrani (non-Islam) merupakan sebagai agama yang melenceng dari ke-benaran. Oleh sebab itu, Agama tersebut di klaim sebagai agama yang sesat dan menyesatkan umat manusia.

Sedangkan dalam persoalan agama Islam bertolak pada pe-cahnya umat Islam menjadi 73 kelompok, yang disederhanakan

menjadi dua aliran yaitu Sunni dan non-Sunni. Dalam kelom-pok Sunni disebut sebagai aliran yang benar karena mengikuti sunnah nabi, sedangkan dalam kelompok non-Sunni disebut se-bagai aliran yang melenceng dari sunnah nabi, seperti Mu’tazilah dan Syi’ah. Sehingga, aliran Sunni menjadi pusat perebutan beberapa kelompok muslim dan merasa berhak untuk menuduh sesat pihak lain diluar dirinya. Halaman 134

Sejalan dengan itu, jika ditarik ke dalam konteks agama di in-donesia, kita harus menyamakan pandangan bahwa penganut Yahudi dan Nasrani merupakan bagian dari monoteisme Islam dan Ibrahim. Sehingga kita dapat menuai kemakmuran atas dasar kemanusiaan dan keindonesiaan. Mengapa demikian? Karena Indonesia menampung banyak agama dan apabila di antara agama-agama dalam negara ini tidak mengedapankan kemanu-siaan dan keindonesiaan, tidak menutup kemungkinan akan ter-jajah kembali sebagaimana yang sudah terjadi pada masa kolonial.

Untuk itu, jiwa kebangsaan benar-benar harus melekat pada diri kita. Sebagai dasar untuk me-nyatukan tekad dalam memper-juangkan kemerdekaan negara ini. Hendaknya juga tidak perlu memunculkan rasa chauvanisme dengan maksud untuk menakluk-kan negara lain. Cukup cinta pada negara sendiri sembari menghar-gai dan menghormati negara lain.

Dengan sebab itulah akan tim-bul rasa Humanis yang merupak-an keyakinan kita bahwa setiap orang harus dihormati sebagai person, sebagai manusia dalam arti sepenuhnya, bukan karena ia pintar, bodoh, buruk, tampan, asal usul daerah, negara, etnis, budaya, suku, ras dan agama yang berbeda-beda. Human-isme merupakan perspektif di mana seseorang dihormati bukan karena ciri-ciri atau kemampuan-kemampuannya, melainkan se-mata karena ia adalah seorang manusia.

Adanya humanisme ini dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena mengandung berbagai banyak keilmuan yang juga dapat kita sinergikan de-

gan agama lain. Sepertihalnya penguatan kembali sendi-sendi kepercayaan dan keberagaman dalam kehidupan masyarakat dengan tujuan agar nilai-nilai kejujuran, kebenaran, keadilan dan tanggungjawab akan se-lalu menuntun dan membimb-ing perilaku bangsa Indonesia, sehingga para pejabat tidak lagi bermental dan berperilaku ko-ruptif-manipulatif. Halaman 194.

Dr. Aksin Wijaya, sangat tepat menghadirkan buku ini, karena dapat menjawab persoalan-per-soalan yang seringkali terjadi di negara Indonesia. Tidak hanya itu, melalui buku ini beliau juga mampu memberikan pertimban-gan kepada orang-orang yang memiliki cita-cita untuk men-jadi pemimpin. Ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti dan terhindar dari hal-hal yang membosankan.(*)

*Mahasiswa Perbandingan Mazhab UIN Sunan Kalijaga,

serta Aktif di Kepenulisan Garawiksa Institute

After Tunangan adalah

buku kedua dari sequel

novel Tunangan? Hmm…

Karya Agnes Jessica.

Masih menceritakan

tentang Opan dan Tere

setelah mereka memutus-

kan untuk bertunangan

di usia muda. Lika-liku

hubungan mereka yang

tidak bisa dikatakan mu-

lus setelah ikatan yang

lumayan serius tersebut.

“Kita nggak bisa mendapat-kan segala sesuatu berjalan sesuai dengan keinginan kita, tapi kita bisa men-

gusahakan yang terbaik.” –hal. 230

Seperti gaya penulis di novel sebelumnya, Agnes selalu men-yuguhkan gaya bahasa yang re-nyah, mudah dipahami, dan jelas menyenangkan untuk diiukuti al-urnya. Kisah Tere dan Opan yang sebelumnya bersambung di novel pertama, kini dilanjutkan dengan hubungan mereka setelah bertu-nangan. Sebuah masalah yang belum tuntas di novel pertama, kembali masuk dan menjadi salah satu alasan renggangnya hubun-gan tersebut.

Seperti kisah cinta kebanyakan, mau sampai manapun status hubungan tersebut, tidak akan seru bila tidak ada pertengkaran. Nyatanya, meski perbedaan dikenal dengan indah, tapi juga bisa menjadi satu dari banyaknya alasan perpisahan. Hal itulah yang pertama Tere sadari dengan hubungannya. Namun, beberapa hal menjadi alasan mereka un-

tuk merahasiakan hubungan mereka dan tetap berpura-pura bertunangan di depan keluarga masing-masing.

Tere terlalu menganggap Opan beda dengannya. Mulai dari segi sikap, kesukaan, bahkan kepin-taran lelaki tersebut. Banyaknya perbedaan tersebut semakin mengikis kepercayaan dirin-ya dan malah membangkitkan banyaknya pertanyaan tentang kecocokan hubungan tersebut. Apalagi kedatangan salah satu mantan Opan yang menjadi orang ketiga selain Evan yang masih mencinta Tere.

Pengemasan cinta dalam novel ini memang sama seperti kisah cinta kebanyakan yang dialami remaja. Namun, pembawaan satu masalah utama dan bagaimana penyelesaian masalah tersebut membuat cerita ini menarik. Tokoh utama tak langsung

mendapatkan apa yang dicari, tapi melewati banyak usaha, keresahan, perjuangan, dan juga beberapa kali kegagalan. Begi-tulah yang dirasakan baik oleh Opan dan Tere. Sebelum menuju ke dalam keyakinan hati, mereka harus diuji banyak hal.

Pembawaan sikap Tere yang dewasa juga menjadi hal yang patut dicontoh. Bagaimana dia yang bisa mandiri saat keluar-ganya dalam keadaan terdesak. Tere bisa mengondisikan sebaik mungkin dan membuktikan bahwa dia bisa menjadi anak yang baik.

“Kalau kita mendapatkan ses-uatu, kita mesti siap untuk ke-hilangan hal itu.” hal. 74

Dalam kisah ini sebenarnya bukan hanya cinta segita, malah sampai tidak berbentuk karena terlalu banyak tokoh yang saling nerhubungan. Adanya pihak-

pihak lain yang mencintai baik pada Opan atau Tere semakin menjadi perentang hubungan mereka yang semakin jauh.

Banyak hal yang dapat dipetik dari novel remaja ini, apalagi tentang ketulusan. Ketulusan bukan semua hal yang mampu dikata-kata, tidak semua. Ada kalanya, ketulusan adalah diam dan melakukan tindakan nyata untuk membutikannya. Seperti Opan yang tulus mencintai Tere tanpa harus mengumbar dengan gombalan. Orang tua yang tulus mencintai anaknya dengan men-gusahakan kebaikan.

Probolinggo, 16 Februari 2020Agustin Handayani. Seorang

mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus aktivis literasi kota. Aktif menjadi anggota FLP Probolinggo. (*)

*Staf Pengajar Departemen Ilmu Pemerintahan UNIRA

Malang

Judul : After Tunangan

Penulis : Agnes Jessica

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Terbitan : Pertama, 2020

Tebal : 288 halaman

ISBN : 978-602-0636-91-7

Peresensi : Agustin Handayani

sumber gambar: pinterest

Judul : Kontestasi Merebut Kebenaran

Islam di Indonesia

Penulis : Dr, Aksin Wijaya

Penerbit : IRCiSoD

Cetakan : Pertama, September, 2019

Tebal : 228 Halaman

ISBN : 9786237378013

Peresensi : Faiqur Rahman*

Page 7: KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak

7

Email Redaksi: [email protected].

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BARANG DARI SUMBER BERITA

Plt. Pemimpin Redaksi: Hairul Anam. Redaktur Pelaksana: Wawan Awalluddin Husna. Koordinator Liputan: Tabri S. Munir. Redaktur: Tabri S. Munir, Paisun, Miftahul Arifi n. Sport: Syahid Mujtahidy. Bangkalan: Mohammad Khairul Umam (Kepala), Fa’in Nadofatul M. Moh Sa’ed.

Sampang: Miftahul Arifi n (Plt. Kepala) Subhan, Jamaluddin. Pamekasan: Totok Iswanto (Kepala), Khoyrul Umam Syarif. Sumenep: Fathor Rahman (Kepala), Imam Mahdi, Razin. Tata Artistik/Desain Grafi s: Akbar Iman (Kepala), Moh. Faiq, Akh. Zainuddin. Sekretaris Redaksi:

Feri Anggriawan, Sekretaris Biro: Subaidi Ikhsan (Sumenep), Mar’atus Saleha (Sampang). Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Pendiri: Achsanul Qosasi, Cholili Ilyas. Komisaris: Tabri S. Munir. Direktur: Hairul Anam. Alamat Redak si/Iklan dan Pemasaran: Jl.

Panglegur No.10 KM 1 Pamekasan. -,Bangkalan: Perumahan Griya Abadi RT. 02 Nomor AE 21. Sampang: Jl Raya Taddan KM 101 Sampang (Kantor POJUR Sampang); Pamekasan: Jl. Panglegur No.10 KM 1 Pamekasan; Sumenep: Jl. Diponegoro No. 100 Karangduwak (Kantor

POJUR Sumenep); e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Sambungan dari hal 1

Sya’ban....

Sambungan dari hal 1

Terdeteksi....

Sambungan dari hal 1

Bupati....

Sambungan dari hal 1

Sepakat....Sambungan dari hal 1

Pakandangan....

Sambungan dari hal 1

Madura....

Sambungan dari hal 1

Rentan....

Sambungan dari hal 1

Legislatif....

KAMIS l 9 April 2020

“Dengan demikian, kami di Komisi I akan meminta klarifi kasi kepada KI Sumenep, termasuk kepada komisioner KI bersang-kutan untuk memberikan penjelasan tentang hal ikhwal tersebut,” tandas politisi PDI Perjuangan itu.

Ditambahkan Darul, KI memiliki instru-men majelis etik, hal itu untuk menjaga su-premasi institusi agar terhindar dari konfl ik kepentingan yang bisa terjadi.

“Dalam hal ini, majelis etik berpeluang untuk bekerja dalam persoalan yang terjadi di KI Sumenep,” imbuhnya.

Kasatreskrim Polres Sumenep AKP Oscar Stefanus Setjo membenarkan, jika salah satu Komisioner KI Sumenep atas nama Rudi Hartono menjadi kuasa hukum tersangka dugaan beras oplosan yang saat ini menga-jukan praperadilan atas kasus tersebut.

Nama komisioner KI itu diketahui, se-bagaimana tertuang dalam perihal surat praperadilan kasus dugaan beras oplosan. Di antara tujuh nama advokat, terdapat nama Rudi Hartono dalam surat yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Sumenep tersebut.

“Selama saya menjabat (Kasatreskrim Polres Sumenep, red) ada dua kasus yang didampingi oleh Rudi Hartono, kasus beras dan kasus dugaan pengrusakan di Kecamatan Batuan,” katanya.

Pasalnya, anggota KI tidak diperbolehkan merangkap jabatan yang berada di bawah naungan badan publik. Hal itu berdasarkan peraturan KI dalam pasal 4 tahun 2016.

Sementara itu Ketua KI Sumenep Muham-mad Rasyid menyampaikan, pada dasarnya sebagaimana diatur dalam peraturan KI yang tertuang di pasal 4 tahun 2016, komisioner KI tidak dperbolehkan rangkap jabatan di bawah naungan badan publik.

“Soal advokat itu apakah masuk dalam jabatan masuk pada jabatan publik, silakan teman-teman pahami itu,” tuturnya. (ong/pai)

Itu mengingat puskesmas tersebut dekat sekali dengan pemukiman warga.

“Kami tidak menolak keberadaan puskesmas ini. Tapi kami menolak rencana pemerintah untuk menjadikan Puskesmas ini sebagai tempat isolasi pasien Covid-19, karena kami di sini ketakutan, mengingat Puskesmas ini dekat sekali dengan pemukiman warga,” ucapnya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan Akhmad Marzuki, mengaku belum memutuskan dan menetapkan tentang kepastian lokasi yang akan dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19. Bahkan, dirinya mengaku tidak mengetahui bagaimana kemudian ma-syarakat Peltok bisa berkeyakinan bahwa Puskemas Larangan Badung akan dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19, sementara pemerintah belum menetapkannya.

“Kami belum menetapkan mana saja lokasi yang akan dijadikan tempat isolasi. Bahkan, saya tidak mengerti bagaimana bisa masyarakat Peltok berkeyakinan bahwa puskesmas itu akan dijadikan tempat isolasi, padahal kami belum menetapkan,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Per-

wakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan Syafi uddin menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Masyarakat Peltok. Menu-rutnya, tindakan tersebut gegabah yang tidak dilalui dengan proses klarifi kasi yang tepat. Dirinya berharap, semua masyara-kat Pamekasan bisa mengedepankan rasa kemanusiaannya, tidak mengedepankan ego amarahnya. Sebab, di antara semua elemen masyarakat penderita Covid-19 adalah pihak yang paling ketakutan dan perlu diberi per-hatian khusus oleh pemerintah dan segenap masyarakat Pamekasan.

Terlebih lagi, lanjutnya, rencana tersebut belum jelas kepastiannya, dikarenakan pemerintah belum menetapkan secara resmi, bahkan sekalipun tempat tersebut akan ditetapkan sebagai tempat isolasi pasien Co-vid-19 dirinya berharap kepada masyarakat Peltok untuk mengedepankan jiwa kema-nusiaannya, sebab menurutnya, pemerintah pasti memiliki perhitungan yang matang terkait segala dampak yang akan terjadi.

“Saya harap masyarakat mau mengerti dengan kondisi saat ini, karena yang pal-ing menderita yaitu pasien yang terinfeksi Covid-19. Mereka butuh pertolongan, kan belum jelas juga apakah itu pasti atau tidak. Sekalipun iya, saya yakin pemerintah sudah mempunyai perhitungan yang matang terkait hal itu,” tukasnya. (km53/nam)

Salah satu kegiatan yang telah dilakukan-nya adalah melakukan penyemprotan di berbagai tempat yang berada di desanya. Hal itu dilakukan salah satu tujuannya adalah mengedukasi masyarakat agar tetap waspada terhadap Covid-19.

“Virus ini kan termasuk penularannya san-gat cepat, maka kami pemerintah desa juga harus siaga dalam mencegah atau menanggu-langinya, tidak henti-hentinya mendampingi masyarakat agar tetap waspada dan meme-lihara hidup sehat, dan intinya memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik,” katanya, Rabu (8/4).

Sukandar menambahkan, tidak hanya itu kegiatan yang dilakukan untuk memi-nimalisir sebaran Covid-19. Pihaknya juga menyediakan alat-alat kebersihan semacam penyemprotan disenfi ktan atau fasilitas pem-bersih di setiap fasilitas umum misalnya di

tempat masyakarat beraktivitas.

Karena menurut sosok yang visioner itu, aktivitas masyarakat menjadi perhatian per-tama agar desanya tetap aman dari ancaman virus corona namun tetap bisa beraktivitas mencari nafkah.

“Kesehatan masyarakat menjadi prioritas kami, karena rata-rata masyarakat kami butuh informasi butuh pendampingan. Maka saya selaku penanggung jawab mereka harus aktif melakukan antisipasi misalnya menyediakan alat scanner seperti di PT Teri dan titik kumpul yang lainnya,” imbuhnya.

Selain itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu berkoordinasi dengan aparatur desa terutama dengan kepala dusun.

“Termasuk kepada para perantau itu kami juga mengimbau agar selalu patuh terhadap instruksi dari pemerintah, termasuk jika yang sudah pulang hendaknya melakukan karantina diri di rumah masing-masing ses-uai SOP, dan kami siap memerhatikan itu,” pungkasnya. (ara/pai)

“Kalau memang nanti ada korban yang me-ninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah mening-gal. Ya, tidak mungkin lah mau dilempar ke Jawa. Kalau memang itu terjadi, jika ada korban di Madura, tentunya di Madura juga dibuatkan itu,” tuturnya kepada Kabar Madura, Rabu (8/4/2020) sore.

Berdasarkan data Pemprov Jatim per Selasa (7/4/2020) sore, 194 masyarakat terinfeksi Covid-19 dengan masing-masing 42 orang sembuh, 136 masih dirawat, dan 16 orang meninggal dunia.

Dari belasan korban Covid-19 yang me-ninggal dunia, salah satunya terjadi di Kabu-paten Pamekasan. Sejauh ini, di Pamekasan

yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 2 orang. Satu orang terakhir yang terkonfi rmasi ter-infeksi Covid-19 pada Minggu (29/3/2020). Satu pasien terinfeksi Covid-10 itu masih dalam perawatan di RSUD dr. Slamet Mar-todirdjo, Pamekasan.

Sejatinya, Mathur tidak berharap kembali ada pasien terinfeksi Covid-19 yang mening-gal dunia. Namun, hal itu harus diantisipasi lebih dini. Serta, wakil rakyat asal Kabu-paten Bangkalan ini mengimbau masyarakat agar tidak fobia terhadap jenazah Covid-19.

“Iya (butuh), kalau ada korban. Kalau sekarang tidak berharap saya (kembali ada korban). Kalau nanti ada korban, tentunya kami berharap dari pihak keluarga dan ma-syarakat juga harus memahami ini. Tidak harus diasingkan sebenarnya, jenazah itu. Ini kan hanya ketakutan-ketakutan saja,” tutupnya. (idy/nam)

“Orang yang tidak mengalami gejala sakit atau ciri-ciri terpapar Covid-19, tapi hasil rapid testnya positif. Itu masuk kategori OTG,” katanya, Rabu (8/4/2020).

Selain peserta pelatihan pendamping ja-maah haji, OTG tersebut juga merupakan mereka yang dekat dengan pasien dalam pengawasan, termasuk mereka yang datang dari zona merah, atau wilayah dengan wabah Covid-19. Termasuk, orang yang dekat dengan warga Blega yang sempat dinyatakan positif dari hasil rapid test.

Sayangnya, mantan kepala Puskesmas Blega itu enggan menjelaskan apakah OTG itu sudah diperiksa melalui rapid test. Namun diyakini, 8 OTG tersebut belum

dilakukan rapid test. Sebab, ada klasifi kasi khusus melalui standar operasional prose-dur (SOP) yang saat ini sedang disiapkan.

“Termasuk yang calon petugas kloter CJH dari Bangkalan, humas (Gugus Tu-gas Covid-19 Bangkalan) nanti yang akan menjelaskan,” ujar pria yang biasa disapa Yoyok tersebut.

Berdasarkan keterangan Humas Gugus Tugas Covid-19 Bangkalan, 8 orang terse-but terdiri dari 2 warga Kecamatan Tanah Merah, 1 warga Kecamatan Kamal, 2 warg Kecamatan Klampis, 1 warga Kecamatan Modung, 1 warga Kecamatan Burneh dan 1 warga Kecamatan Arosbaya.

Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Pen-anganan Covid-19 Bangkalan Abdul Latif Amin Imron menyampaikan, selain PDP dan OTG, dirinya menerima informasi bahwa ada 1 pemudik yang mengalami gejala sakit setelah melakukan isolasi man-

diri di rumah. Namun, hasil rapid testnya dinyatakan negatif.

Humas Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bangkalan Agus Zaini menambahkan, hasil swab tenggorokan yang dikirim ke Labo-ratorium Litbangkes Kemenkes di Jakarta belum turun.

“Biasanya satu sepekan sudah turun. Sekarang sudah sepekan, tadi belum turun,” tuturnya.

Pria yang juga menjabat kpala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) itu mengaku tidak tahu terkait kejelasan dari laboratorium litbangkes mengenai pasien asal Blega tersebut.

“Kami tidak mungkin menutupi masalah sensitif seperti ini, tadi kami laporan ber-sama kadinkes dan direktur RSUD memang disampaikan belum turun hasilnya,” terang-nya. (sae/ina/mam/waw)

Kepala Bagian Kesejahteraan (Kesra) Sekretariat Kabupaten (Setkab) Pamekasan Akhmad Zaini menganggap hal tersebut penting untuk disepakati bersama, antara pemerintah kabupaten dengan para tokoh agama dan ormas. Itu demi mencegah penyebarluasan pandemi Covid-19 di Ka-bupaten Pamekasan, agar masyarakat dapat satu tujuan dengan harapan pemerintah kabupaten.

“Perlu sekali kami mengumpulkan sejum-lah ormas dan instansi terkait, karena meng-ingat pentingnya suatu sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat dalam hal

pencegahan wabah Covid-19,” ucap Zaini.

Di akhir kegiatan, segenap undangan membacakan maklumat hasil musyawarah para tokoh dan ormas di hadapan awak me-dia. Pembacaan maklumat itu dipimpin oleh Ketua MUI Pamekasan KH. Ali Rahbini.

Isi dari maklumat tersebut adalah mengim-bau kepada pasien terinfeksi Covid-19, pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pantauan (ODP) dan orang dalam resiko (ODR) untuk tidak menghadiri salat Jumat dan menggantinya dengan shalat Zuhur di rumah, dan diminta untuk tidak menghadiri salat berjamaah di masjid dan musala, sehingga cukup dengan salat di rumah.

Ketua PCNU Pamekasan KH. Taufik Hasyim mengatakan, secara prinsip pi-

haknya mengikuti langkah pemerintah kabupaten dan juga atas imbauan dari Pen-gurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

Kiai Taufi k menegaskan, kegiatan shalat Jumat dan shalat berjamaah tetap diseleng-garakan. Hanya saja, bagi masyarakat yang sudah jelas ODR, ODP, PDP dan yang din-yatakan terjangkit Covid-19 dilarang untuk mengikuti salat Jumat dan cukup diganti dengan salat Zuhur di rumah.

“Salat Jumat dan salat berjamaah tetap berlangsung. Hanya saja yang perlu dig-arisbawahi, bagi ODR, ODP, PDP dan yang terjangkit Covid-19 dilarang untuk mengi-kuti shalat berjamaah, cukup salat Zuhur di rumah saja, agar penyebaran virus ini tidak semakin meluas,” tegasnya. (km53/nam)

Dirinya mengungkapkam, ada satu pe-kerja migran Indonesia (PMI) yang sebel-umnya melakukan screening dan pendataan di posko Covid-19 kabupaten tidak masuk di data Puskesmas Karang Penang.

Padahal, dirinya mengetahui sendiri kalau PMI dimaksud merupakan warga Desa Karang Penang Oloh. Bahkan dirinya men-gaku sempat bernincang dengan PMI itu di depan posko Covid-19 kabupaten beberapa hari yang lalu.

“Kami coba pastikan, menelpon kepala BPBD dan kepala Dinkes Sampang untuk PMI asal Desa Karang Penang Oloh ini, datanya sudah diturunkan ke puskesmas atau belum. Ternyata semua data warga yang datang dari zona merah maupun luar negeri dari posko kabupaten telah diturunkan ke puskesmas masing-masing agar mendapatkan pengawasan dan pe-mantauan, tapi disini malah tidak ada datanya,” kesalnya.

Mantan anggota DPR RI itu mengingat-kam seluruh jajaran, untuk tidak main-main dengan data. Sebab menurutnya, jika tim di kabupaten dan kecamatan tidak sinergi dalam urusan data, maka para perantau yang baru datang akan lepas dari pengawasan tim medis.

Lanjut dia, data yang sinkron itu sangat penting, baik di tingkat kabupaten, keca-matan hingga desa, karena dari data itu akan dilakukan langkah-langkah untuk

monitoring para perantau yang datang dari zona merah. Dirinya juga menekankan pada seluruh elemen tim satgas Covid-19, untuk lebih serius dan bersungguh-sungguh dalam menangani persoalan tersebut.

“Kami minta segera melakukan sinkro-nisasi data dan monitoring ke bawah dengan valid dan segera laporkan. Ini semua demi masyarakat Sampang, mari bergerak ber-sama secara serius dan sungguh-sungguh,” tegas politisi Partai Nasdem itu. (sub/pin)

Semuanya saling bermaaf-maafan. Setelah dari masjid, salaman ini biasanya dilanjut-kan dengan mengunjungi tetangga, karib dan kerabat terdekat.

Kesemuanya dilakukan secara guyub, penuh kegembiraan, dan optimisme untuk mencatatkan amal yang baik di buku yang baru serta menghapus kesalahan masa lalu yang disimbolkan dengan salaman.

Namun, tradisi Sya’banan yang demikian dilakukan saat kondisi normal. Bagaimana tradisi Sya’banan di desa dalam ancaman Covid-19? Masihkah tradisi guyub itu berlaku saat ini di tengah adanya larangan berkerumun apalagi bersalaman? Apakah masyarakat mengikuti anjuran PBNU untuk merayakan bisfu Sya’ban di rumah

masing-masing serta beristighatsah secara bersama-sama melalui platform online?

Sya’banan di Desa Pemerintah memang telah memberlaku-

kan Pembatasan Sosial Besar-Besaran (PSBB). Namun dampaknya kurang terasa hingga ke desa. Kecuali itu, hanya terlihat spanduk “physical distancing” di seluruh penjuru desa serta dilarangnya re-sepsi pernikahan di beberapa tempat. Na-mun, kegiatan kompolan, pengajian, dan Jumatan tetap berlangsung sebagaimana biasanya.

Mungkin karena di kabupaten saya, Sumenep, masih masuk zona hijau. Mung-kin juga karena warga masyarakat yang memang tidak peduli terhadap ajakan pemerintah ini. Yang jelas, semuanya masih tampak normal, kecuali yang saya sebutkan tadi.

Karenanya dalam hal Sya’banan, tidak banyak perubahan. Tradisi berkerumun di masjid tetap berlangsung, yang kemudian dilanjutkan dengan salaman. Kalaupun ada yang berbeda, mungkin hanya di seba-gian orang, yang melek informasi tentang Wabah Covid-19, yang masih parno untuk hadir ke masjid apalagi bersalaman dengan banyak orang. Namun tetap saja, ia akan hadir ke masjid dan bersalaman dengan semua orang.

Kita di desa hanya bisa berdoa semoga Wabah Covid-19 ini cepat berlalu, seiring dengan tambahan doa yang dilantunkan oleh tokoh masyarakat di masjid tadi. Kita berharap, Wabah Covid-19 bisa hilang lebur seiring dengan kesalahan-kesalahan kita. Besok, semoga kita dapat membuka buku baru yang benar-benar putih, bebas dari segala macam penyakit, terutama Wabah Covid-19 ini. Amin.

Page 8: KAMIS l MADURA … · Kabar Madura DESA BERGERAK Kalau memang nanti ada korban yang meninggal, orang Madura ini kan sangat peduli terhadap keluarga, apalagi sudah meninggal. Ya, tidak

LAYOUTER: FAIQ

KAMIS l 9 April 2020

Lonjakan angka kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Salah satu zona merah terdapat di Provinsi Bali.

Berdasarkan data Gugus Co-vid-19 Nasional per Selasa (7/4/2020) pukul 15.45 WIB menunjukkan, 43 kasus positif Corona, 2 meninggal dunia, dan hanya 18

yang sembuh di Pulau Dewata.Guna tidak terjangkit Virus Corona, stoper muda Madura United Kadek Raditya Maheswara yang tinggal di jantung kota Kuta, Bali memiliki pola hidup sehat tersendiri bersama keluarganya.

Menurut bek bernomor pung-gung 23 di Madura United ini, sangat penting bagi setiap orang untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh sendiri. Serta, dia sekeluarga juga rutin berjemur.

“Paling penting bagi kami semua agar tidak terjang-kit Virus Corona. Pasti-nya menjaga kebersihan baik di lingkungan tem-pat tinggal atau apapun itu, serta tubuh kami sendiri. Kami sekeluarga juga rutin berjemur,” ujar Kadek kepada Kabar

Madura, Rabu (8/4/2020) pagi.Kadek menjelaskan, bersama keluarganya

juga menjaga pola makan sehat. Yakni, mengonsumsi makanan yang bergizi sep-erti sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain sebagainya.

“Selain kebersihan, penting juga bagi kami untuk menjaga pola makan sehat. Kami pasti mengonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, susu, vitamin dan yang lain agar ketahanan tubuh tetap terjaga,” sambungnya.

Lebih lanjut, mantan bek Persiba Balikpa-pan ini menambahkan, tetap berolahraga di tengah wabah Covid-19 yang berdampak terjadap dihentikan sementara kompetisi Liga 1 2020. Dia biasanya skipping 45 menit, juggling, passing, latihan kontrol bola, dan latihan core guna membentuk badan.

“Setiap hari skipping sekitar 30 hingga 45 menit, latihan kontrol bola, melakukan latihan core di rumah, dan latihan yang lain juga. Fungsinya agar ketahanan tubuh terjaga, kondisi fi sik juga terjaga,” jelas Kadek.

Tidak dipungkiri juga, mantan stoper Tim Nasional Indonesia U19 ini menceritakan kebosanannya. Untungnya, dia memiliki cara tersendiri untuk mengusir rasa bosan dengan bermain game dan menonton fi lm atau youtube.

“Biasa, hanya main game dan nonton fi lm atau youtube,” pungkasnya. (idy/nam)

11 tahun lalu, sejumlah peng-endara yang memiliki sepeda motor supra kerab kali touring dan kumpul bersama di Ka-

bupaten Bangkalan. Rutinitas yang sering itu berbuah kesepakatan untuk mendirikan komunitas yang bernama Bangkalan Supra Club (BSC).

Sejumlah pecinta sepeda motor supra itu menetapkan pendirian BSC pada 2 November 2009. Menurut Ketua BSC Jamil, meskipun sudah memasuki era sepeda motor matic dan sejenisnya, pecinta sepeda motor supra masih eksis hingga sekarang.

Tak ayal, BSC masih banyak ang-gotanya, yakni 25 orang. Seperti yang disampaikan Jamil, para anggota BSC masih solid.

“Komunitas Bangkalan Supra Club atau BSC ini terbentuk pada 2 No-vember 2009. Dulu awalnya, hanya kumpul-kumpul dan touring bareng. Jadilah komunitas. Memang sekarang sudah banyak sepeda motor ma-tic, kami masih ada 25 anggota dan semuanya masih solid,” tuturnya ke-pada Kabar Madura, Rabu (8/4/2020)

pagi. Ketua BSC yang tinggal di Jalan

Cendrawasih, Wisma Pangeranan Asri

Bangkalan ini menyebutkan, anggota BSC masih aktif menghadiri kopi darat (kopdar) guna mempererat tali

silaturrahim.Bahkan, mereka juga kompak ber-

sama-sama menghadiri undangan peringatan anniversary komunitas sepeda motor lain.

“Programnya masih biasa touring, kumpul-kumpul yang awal berdiri itu jadi kopdar. Kami juga masih kompak hadir di undangan anniversary, rak-erda (rapat kera daerah), muskernas (musyawarah kerja nasional), dan yang lainnya,” lanjut Jamil.

Pria kelahiran 31 Januari 1994 ini menceritakan, BSC tidak sebatas menjalankan program dari basis ko-munitasnya. Akan tetapi, dia beserta teman-temannya juga aktif bakti sosial dan menyantuni anak yatim. Ketika bulan Ramadan, kata Jamil, BSC bi-asanya bagi-bagi takjil.

“Program lain selain kopdar dan touring, kami biasanya bakti sosial, santunan anak yatim. Kalau bulan puasa, bagi-bagi takji. Itu biasa kami lakukan agar komunitas ini bisa ber-manfaat juga bagi masyarakat umum yang bukan pecinta motor supra,” tutup Jamil. (idy/nam)

Kisah menarik terselip dalam proses yang dijalani pemain Madura United U18, Feri Haryanto Adi

Putro, dalam meniti karir di sepak bola. Kali pertama Feri mengenal sepak bola diajak guru olahraga saat duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 4.

Awalnya, pemain yang berposisi sebagai bek tersebut sebatas datang ke latihan guna menyaksikan lati-han. Akan tetapi, kebiasaan me-nonton latihan, membiat rasa ingin

ikut berlatih tiba-tiba muncul di hati Feri. Alhasil, dia menabung terlebih dahulu guna memiliki sepatu bola. Lalu, dia bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) PS. Rio Pamekasan.

“Dulu waktu saya masih kelas 4 SD, saya diajak guru untuk menyak-sikan latihan sepak bola, tapi tidak tahu kenapa, saya ingin latihan, sayangnya tidak punya sepatu bola. Karena tidak sama dengan sepatu yang biasa saya pakai bersekolah. Saya menabung, baru ikut SSB PS. Rio Pamekasan,” cerita Feri kepada

K a b a r M a d u -

ra, Rabu (8/4/2020)

pagi.Namun, perjala-

nan talenta muda asal Jalan Lawangan Daya,

Pademawu, Pamekasan ini tidak mulus. Dia harus berjuang mendapatkan restu sang ibu Fadi-lah. Kata Feri, ibunya tidak merestui lantaran takut terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap dirinya.

Tapi, Feri tidak patah arang. Dia terus membujuk, sembari mencuri waktu untuk latihan yang tidak diketahui sang ibu. Alhasil, usah-anya berbuah manis ketika dia lolos dalam seleksi Madura United U16 pada tahun 2018. Pasalnya, sang ibu bangga, serta memberikan restu.

“Ibu sempat tidak mengizinkan saya main bola. Tapi saya tetap curi waktu latihan untuk membuktikan tidak akan terjadi apa-apa. Ketika saya diterima di Madura United, ibu bangga dan mensupport saya,” sambungnya.

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) 2 Pamekasan ini menjelas-kan, kemampuannya kian matang setelah berproses bersama Madura United kelompok usia. Serta, dia juga menuturkan, mental bertand-ingnya kian kuat setelah mendapat-kan kesempatan ikut kompetisi level nasional.

“Bersama Madura United, saya bisa belajar banyak hal. Terima kasih atas kesempatan ini. Selain orang tua bangga, saya juga bisa lebh baik, permainan lebih baik, mental juga,” tandasnya. (idy/nam)

Al-Falah, Jamaah Budayakan

Ngaji usai Salat

Sembari mobil berlalu-lalang melintas di de-pan Masjid Jami’ Al-Falah Tanjung, Camplong, Sampang, masyarakat setempat juga satu per

satu memasuki masjid. Sebelum memasuki pekarangan masjid, tepatnya

di pintu gerbang sudah tersedia tempat cuci tangan beserta sabunnya. Jamaah yang hendak ke masjid tidak langsung memasuki halaman masjid, namun bergantian mencuci tangan terlebih dahulu.

Sambil jamaah mulai berdatangan, toa masjid mulai mengumandangkan azan sebagai tanda sudah masuk waktu salat Zuhur, Rabu (8/4/2020) pukul 11.29 WIB.

Bilal tidak langsung membacakan ikomah, tapi memberikan jeda bagi yang hendak salat sunnah dan bagi jamaah yang masih dalam perjalanan ke masjid.

Setelah menunaikan salat Zuhur berjamaah, tidak sedikit yang masih berdiam di masjid. Mereka ber-zikir dan memanjatkan doa bersama. Baru setelah itu kebanyakan jamaah beranjak menuju pintu keluar masjid.

Akan tetapi, beberapa orang masih berdiam di masjid sem-bari mengambil Al-Qur’an untuk mengaji sendiri-sendiri.

Kata tokoh masyarakat Imam yang juga tidak langsung me-ninggalkan masjid mengung-kapkan, setiap selesai salat jamaah, banyak yang tidak langsung meninggalkan mas-jid, serta melanjutkan untuk mengaji al-Qur’an.

Meskipun, dia menjelaskan, beberapa dari jamaah yang masih mengaji, harus bekerja setelah salat Zuhur berjamaah.

“Memang banyak yang tidak langsung pulang tapi mengaji dulu, meskipun saya tahu, ada yang harus bekerja. Tapi, pasti menyisakan waktu untuk mengaji,” ucapnya di teras masjid kepada Kabar Madura, Rabu (8/4/2020) siang. (idy/nam)

8

Rihlah Masjid

Komunitas

Melawan Covid-19

Ala Kadek

KM/ SAHID MUJTAHIDY

PANTANG MENYERAH: Karir Feri Haryanto Adi Putro sempat ridak berjalan mulus hingga mampu membuktikan lolos dalam seleksi Madura United kelompok usia.

Sempat Terganjal

Restu Ibu

BSC, Berawal dari Touring Bareng

KM/ SYAHID MUJTAHIDY

KOMUNITAS SOSIALIS: Bangkalan Supra Club tidak sebatas mengagendakan kopdar dan touring, namun juga bergerak dalam bidang kepedulian.

KM/SYAHID MUJTAHIDY

RUTIN: Jamaah Masjid Jami’ Al-Falah Tanjung selalu menyisakan waktu untuk mengaji al-Qur’an setelah salat berjamaah.

“Memang ban-yak yang tidak langsung pulang tapi mengaji dulu, meskipun saya tahu, ada yang harus bekerja. Tapi, pasti menyisakan waktu untuk mengaji.” Imam tokoh masyarakat