OPTIMALISASI TATALAKSANA PPOK MENCEGAH EKSASERBASI...
Transcript of OPTIMALISASI TATALAKSANA PPOK MENCEGAH EKSASERBASI...
OPTIMALISASI TATALAKSANA PPOK
MENCEGAH EKSASERBASI GOLD 2019
IRA MELINTIRA
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Definisi PPOK
PPOK, penyakit umum dapat dicegah dan diobati,ditandai gejala respirasi dan keterbatasan aliranudara yang menetap, yang berkaitan dengangangguan di saluran napas dan / atau alveoli akibatpajanan partikel / gas berbahaya.
Gejala respirasi sering terjadi antara lain sesak,batuk dengan atau tanpa sputum yang produktif
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Faktor resiko : asap rokok dan polusi udara
Faktor predisposisi :
– Abnormalitas genetic
– Abnormalitas perkembangan paru
– Aging
Eksaserbasi dan komorbiditas berperan dalam derajat keparahan seorang pasien secara keseluruhan
PPOK eksaserbsi gejala respirasi yang
memburuk secara akut
Disertai dengan penyakit kronis yang lain
morbiditas dan mortilitas
Tahun 2020 PPOK diperkirakan menjadi penyebab utama
kematian dari ketiga penyakit kronis di seluruh dunia 1
PatologiSmall airways disorder/abnormalities
Emfisema
Efek sistemik
PatobiologiImpaired lung growth
Accelerate decline
Lung injury
Lung and systemic inflammation
EtiologiRokok, polutan,
host factor
Keterbatasan aliran udara
persisten
Manisfestasi klinisGejala
Eksaserbasi
Komorbiditas
GEJALA
sesak napas
batuk kronik
sputum
FAKTOR RISIKO
host factors
tembakau
pekerjaan
polusi indoor/outdoor
SPIROMETRI: Dibutuhkan untukmenegakkan diagnosis
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Diagnosis PPOK
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Classification of severity of airflow limitation
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Penilaian pada PPOK
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
1. Menilai gejala
2. Menilai tingkat keterbatasan aliran udara
dengan menggunakan spirometri
3. Menilai risiko eksaserbasi
4. Menilai komorbiditas
ABCD Assessment Tool
Derajat Sesak Medical Research Council (MRC)
DESKRIPSI PERINGKAT DERAJAT
Tidak sesak saat berjalan bergegas atau sedikit
mendaki 0 -
Sesak saat berjalan bergegas atau sedikit
mendaki 1 Ringan
Berjalan lebih lambat dibanding orang seumur
oleh karena sesak atau harus berhenti untuk
bernapas saat berjalan biasa2 Sedang
Berhenti untuk bernapas setelah berjalan 100
yard atau setelah berjalan beberapa menit pada
ketinggian tetap
Terlapau sesak untuk keluar rumah atau sesak
saat berpakaian atau melepas pakaian
3
Berat
4 Sangat berat
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
4. Menilai Komorbiditas pada PPOK
Penyakit kardiovaskular
Osteoporosis
Infeksi saluran pernapasan
Kecemasan dan Depresi
Diabetes
Kanker paru
Bronkiektasis
Komorbiditas dapat mempengaruhi mortalitas dan rawat
inap, harus dilihat secara rutin, dan diobati dgn tepat.
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Menghilangkan gejala
Meningkatkan toleransi latihan
Meningkatkan status kesehatan
Mencegah perkembangan penyakit
Mencegah dan mengobati eksaserbasi
menurunkan angka kematian
Mengurangi
gejala
Mengurangi
risiko
Global Strategy for Diagnosis, Management
and Prevention of COPD
Pengelolaan PPOK Stabil : Tujuan Terapi
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Global Strategy for Diagnosis, Management
and Prevention of COPD
Pengelolaan PPOK Stabil : Non-farmakologi
Patient
Group
Essential Rekomendasi Tergantung pada
Pedoman Lokal
A
Berhenti merokok
(termasuk pengobatan
farmakologi)
Aktivitas fisik
Vaksinasi flu
Vaksinasi
pneumococcal
B, C, D
Berhenti merokok
(termasuk pengobatan
farmakologi), Rehabilitasi
paru
Aktivitas fisik
Vaksinasi flu
Vaksinasi
pneumococcal
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Penggunaan bronkodilator pada PPOK
stabil• Memperbaiki FEV1 dan mengurangi gejala
(Bukti A)
• Kombinasi lebih superior dibandingkankomponen individualnya (Bukti A)
SABA & SAMA
• Memperbaiki fungsi paru, sesak nafas, status kesehatandan menurunkan eksaserbasi (Bukti A)
• LAMA menurunkan eksaserbasi (Bukti A) dan perawatanrumah sakit lebih baik dari LABA (Bukti B)
• Kombinasi : meningkatkan FEV1 dan mengurangi gejalalebih baik dari komponennya (Bukti A), menurunkaneksaserbasi lebih baik dibandingkan komponen individuatau ICS/LABA (bukti B)
• Tiotoprium meningkatkan efektifitas rehabilitasi paru dala meningkatkan kemampuan latihan
• Teofilin efek bronkodilatasi kecil, perbaikan gejala kecil
LABA &
LAMA
Pharmacologic Therapy
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD
Pilihan Terapi: Pengobatan PPOKBeta2-agonists
Short-acting beta2-agonists (SABA)
Long-acting beta2-agonists (LABA)
Anticholinergics
Short-acting anticholinergics (SAMA)
Long-acting anticholinergics (LAMA)
Kombinasi short-acting beta2-agonists + anticholinergic dalam satu inhaler (LABA
dan LAMA)
Methylxanthines
Inhaled corticosteroids
Kombinasi kortikosteroid (ICS) + long-acting beta2-agonists (LABA) dalam satu
inhaler
(ICS + LABA atau LABACs)
Systemic corticosteroids
Phosphodiesterase-4 inhibitors© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Terapi anti inflamasi pada PPOK
stabil
• Kombinasi ICS/LABA : perbaikan fungsi paru, status kesehatan, mengurangi eksaserbasi padapasien PPOK moderat dan parah yang mengalamieksaserbasi
• Pengobatan secara regular ada risiko pneumonia
• ICS/LAMA/LABA : perbaikan fungsi paru danstatus kesehatan dan mengurangi eksaserbasilebih baik dari ICS/LABA atau LAMA
ICS
• Jangka Panjang efek samping, manfaattidak jelas
Oral
Terapi anti inflamasi pada PPOK stabil
• Memperbaiki fungsi paru danmengurangi eksaserbasi pasienbronchitis kronis, PPOK parah-sangat
parah dan riwayat eksaserbasi, Pasien ICS/LABA fixed dose
PDE4 inhibitor
• Azitromisin dan Eritromisin jangkaPanjang mengurangi eksaserbasidalam 1 tahun
• Azitromisisn reeistensi bakteri & gangguan tes pendengaran
Antibiotik
• Penggunaan NAC dan karbosistein regular menurunkan risiko eksaserbasi pada kelompokpasien tertentu
• Statin : bermanfaat pada pasien PPOK dengan CVD dan metabolic lain
• Leukotriene modifier : belum diteliti adekuat padapasien PPOK
Mukolitik/antioksidan
Anti inflamasi lain
Terapi Farmakologi lain
• Terapi IV dapat memperlambatperburukan emfisema
Alpha-1 antitripsin
• Tidak ada bukti keuntungan pemakaianantitusif pada pasien PPOKAntitusif
• Tidak memperbaiki luaran
• Dapat memperburuk oksigenasiVasodilator
GOLD 2019
Kadar eosinophil darah sebagai prediksi
manfaat penggunaan ICS
“BLOOD EOSINOPHIL COUNT > 300 CELLS/MICROLITER
EFEKTIFITAS TERAPI ICS
EOSINOFIL DALAM DARAH
SEBAGAI BIOMARKER
PENGGUNAAN ICS
TATALAKSANA PPOK STABIL
2 model algoritma
Assessment terapi awal
Terapi follow up
berdasarkan gejala atau
eksaserbasi
Treatment of stable COPD
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Definition of abbreviations: eos: blood eosinophil count in cells per microliter; mMRC: modified Medical Research
Council dyspnea questionnaire; CAT™: COPD Assessment Test™.
Terapi awal
Rescue short acting bronchodilators should be prescribed to all
patients for immediate symptom relief
Algoritma terapi farmakologi
group A
SABA/LABA
bergantung efek
perbaikan sesak
nafas
Terapi harus
dilanjutkan bila
perbaikan gejala
terjadi
Algoritma terapi farmakologi
group B
Terapi awal : Long acting bronkodilator
Pilihan kelas disesuaikanpersepsi berkurangnyasesak oleh pasien
Bronkodilator ganda sesakberat, sesak menetapsetelah monoterapi
Cari dan obati komorbid
Algoritma terapi farmakologi
group C
• Terapi awal : long acting bronchodilator
• Karena LAMA terbukti lebih superior maka diutamakan pemberian LAMA
• Direkomendasikan memulai dengan terapi LAMA pada
grup ini
Algoritma terapi farmakologi
group D
Terdapat 3 pilihan terapi tapi pada
GOLD 2019
Dimulai dengan penggunaan LAMA
LAMA atau LABA-LAMA, atau LABA-
ICS
LABA-LAMA ketika pasien sangat
bergejala
LABA-ICS pada pasien dengan kadar
eosinofil dalam darah yang tinggi
Algoritma terapi farmakologi
group D
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
Treatment of stable COPD
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
► Following implementation of therapy, patients should be reassessed for attainment of treatment goals and identification of any barriers for successful treatment (Figure 4.2).
► Following review of the patient response to treatment initiation, adjustments in pharmacological treatment may be needed.
Mekanisme dimana LABA / LAMA dapat menurunkan
frekuensi eksaserbasi
Beeh, KM. Et al. AJRCCM 2016 Article in Press. Published on 06-December-2016 as 10.1164/rccm.201609-1794CI.
Reduction
of
hyperinflati
on
(stabilizatio
n of the
airway)
Decreased mucus
production and
increased mucociliary
clearance
Improvement of
symptom
severity
Anti-
inflammatory*
properties (direct
and indirect)
LAMA /
LABA
49
*Anti-inflammatory mechanisms have been demonstrated in vitro and in animal models, but have not been demonstrated yet in patients with COPD
TATA LAKSANA EKSASERBASI
Definisi: perburukan akut gejala pada saluran
napas yang membutuhkan terapi tambahan
Tata Laksana Eksaserbasi
• Pantau keparahan gejala, AGD, foto toraks
• Berikan terapi oksigen
• Bronkodilator
• Naikkan dosis/frekuensi bronkodilator kerja singkat
• Kombinasi SABA dan antikolinergik
• Gunakan bronkodilator kerja panjang saat pasien stabil
• Gunakan spacer atau nebulizer sesuai kebutuhan
• Pertimbangkan kortikosteroid oral
• Berikan antibiotik bila ada tanda infeksi bakteri
• Pertimbangan ventilasi noninvasif (NIV)
• Lain-lain: pantau keseimbangan cairan, pertimbangkan
pemberian heparin untuk profilaksis tromboemboli,
identifikasi dan obati kondisi yang berkaitan
Kunci Penatalaksanaan Eksaserbasi
• SABA dan / tanpa antikolinergik, direkomendasikan
sebagai terapi bronkodilator awal
• Kortikosteroid sistemik memperbaiki VEP1,
oksigenasi, mempercepat waktu penyembuhan
• Antibiotik mempercepat waktu penyembuhan serta
menurunkan risiko relaps, kegagalan terapi, dan
lama rawat
• Metilxantin tidak direkomendasikan
• NIV merupakan pilihan utama untuk ventilasi bagi
pasien PPOK dengan gagal napas karena
meningkatkan pertukaran gas, menurunkan kerja
napas dan kebutuhan untuk intubasi, mengurangi
lama rawat
Terapi Farmakologis
Bronkodilator Kortikosteroid
AntibiotikTerapi
Adjuvan
Bronkodilator
• SABA dengan atau tanpa antikolinergik kerja
singkat adalah terapi bronkodilator awal untuk
eksaserbasi PPOK
• Tidak ada perbedaan bermakna antara
penggunaan MDI dan nebulizer
• Bronkodilator kerja panjang dengan atau tanpa
kortikosteroid inhalasi dapat diberikan saat
eksaserbasi atau sebelum pasien dipulangkan
• Metilxantin intravena tidak direkomendasikan
karena efek sampingnya
Kortikosteroid• Kortikosteroid sistemik pada eksaserbasi PPOK
mempercepat penyembuhan, memperbaiki
fungsi paru (VEP1), meningkatkan oksigenasi,
menurunkan risiko relaps dan kegagalan terapi,
mengurangi lama rawat
• Prednison 40 mg sehari selama 5 hari
direkomendasikan
• Terapi dengan kortikosteroid oral sama
efektifnya dengan kortikosteroid intravena
• Budesonide inhalasi dapat menjadi alternatif dari
kortikosteroid oral
Antibiotik
• Penggunaan antibiotik masih kontroversial
• Antibiotik direkomendasikan bila sesak
napas memberat, peningkatan jumlah
sputum, peningkatan purulensi sputum
• Durasi antibiotik yang direkomendasikan
adalah 5-7 hari
• Penggunaan antibiotik disesuaikan dengan
pola resistansi bakteri local
Terapi Adjuvan
Balans cairan
Diuretik bila dibutuhkan
Penatalaksanaan komorbid
Terapi gizi
Stop merokok
Pencegahan
Eksaserbasi PPOK
Bronkodilator LABA
LAMA
LABA + LAMA
Regimen dengan
kortikosteroid
LABA + ICS
LAMA + LAMA + ICS
Antiinflamasi nonsteroid Roflumilast
Antiinfeksi Vaksin
Makrolid jangka panjang
Mukoregulator N-asetilsistein
Karbosistein
Lain-lain Berhenti merokok
Rehabilitasi
Bedah reduksi volume paru
Non-Pharmacological Treatment
© 2017 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
► Education and self-management
► Physical activity
► Pulmonary rehabilitation programs
► Exercise training
► Self-management education
► End of life and palliative care
► Nutritional support
► Vaccination
► Oxygen therapy
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
PPOK DAN PENYAKIT
KOMORBID
Penyakit Komorbid
PPOKGagal
jantung
Penyakitjantungiskemik
AritmiaPenyakit
arteri perifer
Hipertensi OsteoporosisKecemasandan depresi
Kanker paru
Sindrommetabolik
GERD Bronkiektasis OSA
Kesimpulan
1. Tatalaksana PPOK meliputi terapi nonfarmakologi dan farmakologi
2. Tujuan tatalaksana PPOK adalah mencegah eksaserbasi,
meminimalkan dampak negatif eksaserbasi, mencegah komplikasi
3. GOLD 2018 : Penilaian pada PPOK adalah dengan menilai gejala ,
tingkat pembatasan aliran udara, risiko eksaserbasi, komorbiditas.
4. GOLD 2018: Kombinasi ICS + LABA sebagai pilihan pertama untuk
pasien tipe C & D dapat meningkatkan fungsi paru, mengurangi
eksaserbasi moderate – severe pada PPOK
Kesimpulan
5. GOLD 2019: Terapi farmakologi awal berdasarkan
ABCD.
6. GOLD 2019: Siklus manajemen: meninjau-menilai-
menyesuaikan
7. GOLD 2019: Pemberian terapi LAMA lebih lebih unggul
dibandingkan LABA dlm hal mencegah eksaserbasi
Kesimpulan
8. GOLD 2019: Pemberian LAMA –LABA bila eksaserbasi
menetap
9. GOLD 2019: Jumlah eosinophil darah sebagai biomarker
untuk menilai potensi manfaat ICS terkait pencegahan
eksaserbasi.
3. 3.
TERIMAKASIH
Factor to consider when initiating ICS treatment
Factor to consider when initiating ICS treatment in combination with one or two long acting
brobchodilators (note the scenario is different when considering ICS withdrawal) :
STRONG SUPPORT CONSIDER USE AGAINST USE
• History of hospitalization(s)
for exacerbation of COPD*
• ≥2moderate exacerbations of
COPD per year`
• Blood eosinophils > 300
cells/µL*
• History of, or concomitant,
asthma
• 1 moderate exacerbation of
COPD per year`
• Blood eosinophils 100-300
cells/µL*
• Repeated pneumonia
events
• Blood eosinophils <100
cells/µL*
• History of mycobacterial
infection
`selain menggunakan terapi maintenance bronkodilator kerja lama
*eosinophil darah sebaiknya dilihat sebagai rangkaian satu kesatuan, angka yang digunakan mewakili perkiraan nilai batasan, hitungan
eosinophil cenderung berfluktuasi
@2020 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease, allrights reserved. Use id by express license from the owner