Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

42
Judul Karya Tulis : PROSPEK PENGEMBANGAN POTENSI JERAMI DI INDONESIA Sub Tema : Daya Saing, Keunggulan dan Penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni ( IPTEKS ) Oleh : Ramli Hardiman Situmeang 1.02.15.98 Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Regional Sales Office ( RSO ) : Jakarta

Transcript of Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Page 1: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Judul Karya Tulis :

PROSPEK PENGEMBANGAN POTENSI JERAMI DI INDONESIA

Sub Tema :

Daya Saing, Keunggulan dan Penguasaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni ( IPTEKS )

Oleh :

Ramli Hardiman Situmeang1.02.15.98

Departemen Teknik ElektroFakultas Teknik

Universitas Sumatera UtaraRegional Sales Office ( RSO ) : Jakarta

Jln. Jamin Ginting Gg. Maju No. 35 Padang Bulan Medan

Page 2: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

PROSPEK PENGEMBANGAN POTENSI JERAMI PADI DI INDONESIA

ABSTRAK

Indonesia telah lama dikenal sebagai negara agraris, yang artinya sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian khususnya tanaman padi. Luas lahan pertanian padi di Indonesia sendiri adalah 12.883.576 ha, dengan produksi beras yang dihasilakan mencapai 64.329.329 ton ( BPS, 2009 ). Adapun produk sampingan dari hasil panen padi ini adalah berupa batang dan daun padi yang disebut dengan jerami. Pada umumya jerami-jerami ini dibiarkan beberapa saat hingga kering dan kemudian dibakar. Namun perlakuan ini secara tidak disadari menjadi salah satu penyumbang gas buang karbon dioksida ( CO2), CO yang menjadi salah satu penyebab pemanasan global ( Global warming ). Dari berbagai hasil penelitian ditemukan bahwa jerami memiliki potensi yang cukup menjanjikam dalam berbagai bidang diantaranya : (1) pada bidang pertanian, jerami digunakan sebagai pupuk organik; (2) pada bidang peternakan, jerami digunakan sebagai pakan ternak; (3) pada bidang konstruksi bangunan, jerami digunakan sebagai bahan bangunan rumah yang ramah lingkungan dan tahan gempa; (4) pada bidang energi, jerami digunakan bahan baku pembuatan sellulosik ethanol; (5) pada bidang industri, jerami digunakan untuk bahan baku untuk industri berbahan serai dan pada industri pangan. Seluruh potensi jerami tersebut sangat ramah lingkungan dan telah diaplikasikan di berbagai negara dintaranya Amerika Serikat, China., Korea selatan, Australia, Pakistan, dll. Penelitan pun terus ditindaklanjuti untuk menemukan teknologi yang lebih effisien dalam memaksimalkan potensi jerami tersebut. Moiorella ( 1985 ) menyebutkan bahwa setiap kg panen dapat menghasilkan 1-1,5 kg jerami padi. Yang artinya jika mengacu pada data BPS diatas, produksi jerami padi Indonesia dapat mencapai 64-96 juta ton jerami setiap tahunnya. Angka ini menunjukkan betapa Indonesia memiliki cukup potensi untuk mengoptimalisasikan pengembangan potensi jerami. Dengan demikian jerami yang selama ini menjadi masalah bagi petani maupun lingkungan, dengan penanganan dan pengelolaan yang bijak diharapkan menjadi jawaban atas berbagai masalah multi dimensional yang dihadapi bangsa ini.

Kata kunci: jerami, Indonesia, pupuk organik, sellulosik ethanol, Rumah tahan gempa, pulp

Page 3: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

DAFTAR ISI

Daftar Tabel............................................................................................ iii

Daftar Gambar......................................................................................... iii

ABSTRAK.............................................................................................. i

I. PENDAHULUAN....................................................................... 1

1. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

2. Tujuan....................................................................................... 2

3. Batasan Masalah....................................................................... 2

4. Metode Penulisan..................................................................... 2

II PEMBAHASAN...........................................................................

1.Potensi Jerami Dalam Berbagai Bidang.............................................. 3

A. Peternakan......................................................................... 3

B. Konstruksi Rumah Tahan Gempa..................................... 4

C. Pertanian........................................................................... 6

D. Industri.............................................................................. 7

E. Energi................................................................................ 10

2. Analisa Prospek Pengembangan Potensi Jerami

Melalui Analisis SWOT............................................................ 12

3. STRATEGI PENGEMBANGAN............................................. 15

III KESIMPULAN.............................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18

LAMPIRAN............................................................................................ 20

Page 4: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel

1 Etanol dari Glokosa............................................................................11

2 Etanol Dari Xylosa.............................................................................11

Gambar

1. Proses Pembangunan Rumah Jerami.................................................4

2. Bal Jerami..........................................................................................4

3. Beberapa Contoh barang Kerajinan dari Jerami................................9

Page 5: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

I.PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Jerami padi adalah bagian tanaman padi yang sudah diambil buahnya, di

dalamnya termasuk batang, daun, dan merang ( Soekaharto, 1990 ). Adapun

produksi jerami yang dihasilkan sekita 50 % dari produksi gabah kering setiap

panennya. Di indonesia sendiri jerami telah dimanfaatkan untuk pupuk organik,

atap rumah sederhana, pakan ternak, dan media tanam jamur . Namun

pemanfaatan tersebut masih dalam jumlah terbatas dan sebagiannya hanya pada

wilayah tertentu di Indonesia. Umumnya limbah pertanian ini dibakar untuk

mempercepat persiapan lahan, namun perlakuan ini akan berdampak buruk pada

lingkungan ( menyebabkan kenaikan konsentrasi CO2, CO, dan Cox (gas rumah

kaca) ) dan juga pada manusia berupa gangguan pernapasan akibat asap yang

ditimbulkan ( Karim dkk, 2007 ).

Di berbagai negara seperti Cina, Amerika serikat, kanada, Australia,

Pakistan, India, dsb jerami telah diolah menjadi berbagai bentuk produk

diantaranya ; EFC (Ethanol From Cellulose), bahan baku industri kertas, tekstil,

papan partikel, pakan ternak, bahan konstruksi rumah tahan gempa, dsb.

Dengan produksi jerami Inonesia yang mencapai 64-96 juta ton setiap

tahunnya, maka Indonesia adalah negara yang sangat berpeluang untuk

mengoptimalisasikan potensi jerami. Selain produk yang dihasilkannya ramah

lingkungan, dan murah, pengelolaan jerami juga dapat dikembangkan dari skala

rumah tangga (home industry) hingga industri.

Page 6: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah :

Memaparkan berbagai potensi dari jerami padi yang dapat dikembangkan

mulai dari skala rumah tangga hingga industri.

Menganalisa prospek pengembangan jerami di Indonesia.

Mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk melakukan.

optimalisasi pengembangan potensi jerami dengan penelitian lebih lanjut.

I.3 Batasan Masalah

Untuk lebih menfokuskan penulisan dan mencegah pembahasan yang

meluas dalam karya tulis ini, maka perlu dibuat batasan-batasan sebagai berikut ;

Jerami yang dibahas adalah jerami dari tanaman padi

Cakupan penulisan ini mencakup prospek pengembangan jerami di

wilayah Indonesia

I.4 Metode Penulisan

Penulisan karya tulis ini dilakukan dengan ;

pencaian dan pengumpulan bahan referensi yang berkaitan melalui studi literatur;

yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik karya tulis ini dari

buku-buku referensi di perpustakaan, artikel-artikel, jurnal dan media internet.

Page 7: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

II. PEMBAHASAN

II.1 Potensi Jerami Dalam Berbagai Bidang

A. Peternakan

1. Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

Ternak ruminansia merupakan ternak pemamah biak seperti sapi, kerbau,

kambing, dan domba. Ternak jenis ini membutuhkan pakan berupa hijauan dari

rerumputan dan daun-daunan.

Jerami merupakan hijauan limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Jerami termasuk makanan kasar

(Roughate) dengan kandungan protein sebesar 3,6 % dan memiliki sekitar 80%

zat-zat potensial yang dapat dicerna sebagai sumber energi bagi ternak ( Komar,

1984 ). Ternak ruminansia memiliki mikroorganisme selulosa yang terdapat pada

rumennya. Hal ini memungkinkan selulosa yang terdapat pada jerami dapat

dicerna.

Dalam pengelolaanya menjadi pakan ternak, jerami diolah melalui proses

bioteknologi. Dalam hal ini digunakan starter mikroba yang mengandung

proteolitimk, lignolitik, selulolitik dan bersifat nitrogen non simbiotik. Jerami

yang difermentasikan dengan menggunakan stater mikroba (starbio) ini, akan

memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi (meningkatnya protein dan

menurunnnya serat kasar akibat adanya lignin) dan juga memiliki sifat

organoleptis (bau harum, asam) sehingga lebih disukai ternak ( Yunilas, 2009 ).

Page 8: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Potensi ini sangat berpeluang untuk dioptimalkan dan dikembangkan lebih

lanjut. Mengingat tingginya degradasi lahan akibat pertumbuhan penduduk yang

berdampak pada menurunnya sumber pasokan hijauan rumput dan daun-daunan

yang merupakan bahan pakan ternak konvensional.

B. Konstruksi Rumah Tahan Gempa

Jerami merupakan materi alami yang komposisi dasarnya mirip seperti

kayu, strukturnya sangat kuat. Kandungan silika , lignin dan selulosa membentuk

senyawa lignuselulose dalam dinding selnya membuat kadar dinding sel yang

tinggi dan merupakan ikatan yang kuat. Hal ini memungkinkan jerami digunakan

untuk membuat dinding rumah menggantikan papan. Dinding rumah berbahan

jerami ini terdiri dari susunan bal jerami yang kemudian diplester dengan

menggunakan semen, yang dapt pula dicampur dengan tanah liat. Adapun untuk

fondasinya dapat berupa kantongan-kantongan kerikil dengan tujuan agar jerami

tidak bersentuhan langsung dengan jerami yang akan mempercepat pembusukan.

a b

b

gambar 2.1. (a) proses pembangunan rumah berbahan jerami; (b) bal-bal jerami

Page 9: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

rumah jerami ini tahan gempa karna konstruksinya yang terbuat dari jerami,

menjadikannya lebih ringan dan fleksibel.

rumah jerami ini sendiri sedang dikembangkan di daerah-daerah rawan

gempa seperti pakistan yang dikembangkan oleh PAKSBAB ( Pakistan Straw

Bale and Appropriate Building ) yang didirikan oleh Darcey Donovan seorang

insinyur sipil dari University of Nevada. Selain itu sebagian wilayah Amerika

Serikat dan Cina juga turut mengembangkannya. Rumah bal jerami telah diuji

ketahanan gempanya dengan menggunakan simulasi meja guncang di University

Of Nevada dan hasilnya adalah rumah ini mampu bertahan dari guncangan atau

akselerasi yang 200% lebih kuat daripada yang tercatat pada gempa Northridge,

California, dengan magnitudo 6,7. selain tahan gempa, rumah ini juga hemat

energi karena merupakan insulator yang membuat rumah lebih sejuk saat musim

panas dan lebih hangat saat musim dingin sehinnga mengurangi pemakaian mesin

pendingin dan pemanas ruangan, ramah lingkungan, kedap suara dan bahkan lebih

tahan terhadap api jika bal jerami disusun sangat padat.

Dengan potensi yang luar biasa ini diharapkan dapat membantu pengadaan

rumah tahan gempa yang murah dan lebih ramah lingkungan. Karena penyebab

tingginya korban meninggal saat gempa adalah timbunan reruntuhan beton-beton

rumah atau gedung. Oleh karena itu potensi ini perlu dikembangkan di Indonesia

mengingat negara ini merupakan negara yang sangat rawan gempa.

Page 10: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

C. Pertanian

1 Pupuk Organik

Dewasa ini, semakin marak seruan untuk mengurangi pemakaian

pupuk kimia (anorganik) dan kembali memakai pupuk organik . Hal ini

dilatarbelakangi oleh dampak buruk dari pemakaian pupuk anorganik terhadap

lingkungan. Antara lain tanah menjadi rusak (penggunaan yang berlebihan dan

terus-menerus akan menyebabkan tanah menjadi keras), air tercemar, terjadi

polusi udara, dan keseimbangan alam terganggu ( Indriani, 2001 ).

Penggunaan jerami telah lama dikenal sebagai bahan pembuatan

kompos namun masih jarang digunakan dengan alasan pembuatannya yang

kurang praktis, kotor, dan kurang efisien. Namun dengan teknologi pertanian yang

selalu berkembang saat ini hal ini dapat diatasi. Pembuatan kompos berbahan

jerami dapat dibuat dengan aktivator yang dapat mempercepat proses

pengomposan sehingga kontinuitas produksi pupuk organik berbahan jerami ini

pun lebih terjamin.

Diantaranya dengan menggunakan aktivator EM4 (effective

microorganism) yang mengandung beberapa mikroorganisme yaitu bakteri

fotosintetik, lactobacillus sp., streptomyces sp., ragi (yeast).,dan actinomycetes.

Hasil pengomposannya disebut bokashi jerami. Dalam proses pembuatanya juga

diperlukan dedak, sekam dan sedikit gula pasir. Untuk 1 ton jerami hanya

diperlukan 1 liter EM4, yang perliternya hanya seharga Rp15.000. umumnya

proses pengomposan akan memerlukan waktu sekitar 4-7 hari.

Page 11: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Melihat prospek ini maka jerami cukup berpeluang untuk

menggantikan atau paling tidak mengurangi pemakaian pupuk kimia yang

harganya mahal dan berdampak buruk terhadap keseimbangan lingungan.

D. Bidang Industri

1. Industri berbahan serat ( fibers )

Adapun industri-industri yang menggunakan serat sebagai bahan

bakunya adalah industri tekstil, industri komposit ( indusrti pembuatan bahan-

bahan campuran serat dan matrix seperti papan partikel dsb ), dan industri kertas.

Serat dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya adalah serat buatan

organik yang berasal dari polimer alam yaitu selulosa. Adapun jerami

mengandung 35 % selulosa dan 30% hemiselulosa yang artinya jerami dapat

digunakan sebagai bahan baku industri berbahan serat. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh yang et all (2006) proses ekstrasi serat jerami terbagi atas 2 bagian

penting yaitu :

1. Prendaman dengan larutan alkali

proses ini didahului dengan pemotongan jerami kepada ukuran-ukuran

yang lebih kecil. Kemudian direndam dengan larutan alkali sodium

hidroksida yang bertujuan untuk melunakkan struktur kristal dari jerami

dan untuk mengurangi kadar lignin dan silica yang tidak diinginkan.

2. Enzimatis

enzim merupakan protein tumbuhan alami yang menyebabkan terjadinya

reaksi kimia tertentu (badger, 2002). Dalam hal ini digunakan enzim

Page 12: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

selulase untuk menguraikan selulosa dan enzim xylanase untuk

menguraikan hemiselulosa. Proses ini akan dilanjutkan dengan pencucian

dan pengeringan, dan akan dihasilkan serat seperti pada gambar 1

( lampiran ).

Pada industri kertas, serat yang diperoleh akan melalui proses rifine

(penggilingan) untuk memperoleh bubur kertas (pulp). Sedangkan pada industri

tekstil, serat yang dihasilakan dari jerami lebih mirip dengan linen yaitu serat dari

tumbuhan flax ( lihat tabel 3 pada lampiran ). Dan serat ini kemudian dapat diolah

menjadi berbagai produk tekstil. Pada industri komposit, serat yang dihasilkan

akan ditambahkan pada pembuatan papan partikel, sehinnga dihasilkan papan

yang lebih kuat namun ringan dan sifat termal yang lebih baik ( Rozak et al.

1998 )

2. Industri Pangan

Kandungan hemiselulosa dalam jerami merupakan suatu senyawa yang

mengandung xilan sebagai salah satu komponen penyusunnya. Adapun xilan

dapat dimanfaatkan untuk :

1. bahan pembuatan gula xilitol; yang merupakan gula berkalori rendah,

selain itu xilitol juga dipakai untuk bahan campuran permen karet dan

pasta gigi.(Richana et all,2004 )

2. bahan untuk menjernihkan sirup.

3. selain untuk bahan pangan xilan juga digunakan untuk bahan pembuatan

furfural yaitu pelarut pada industri minyak bumi, pelarut reaktif untuk

resin fenol, desinfekatan dan sebagai bahan awal untuk memproduksi

Page 13: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

bahan kimia dan polimer lainnya. ( Sjostroom 1995, Mansila et al 1998

dalam Richana et al 2004)

3. Industri Kerajinan Tangan

Struktur jerami yang agak kasar namun kuat memungkinkannya dapat

diaman dan dikreasikan menjadi berbagai macam barang artisitik yang unik dan

menarik seperti bunga, hiasan dinding, maket rumah, bingkai poto, dsb (Rubiyar,

2006).

Gambar 2.2: beberapa contoh barang kerajinan dari jerami

Potensi ini dapat merupakan salah satu pilihan usaha yang cukup

menjanjikan untuk dikebambangkan secara langsung dalam skala rumah tangga.

Karena selain bahan baku yang melimpah, produk kerajinan ini juga ramah

lingkungan, dan masih jarang dijumpai di pasaran.

Page 14: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

E. Bidang Energi

1. Bahan Baku Pembuatan EFC ( Ethanol from Cellulose )

EFC merupakan etanol yang berasal dari material-material selulosik seperti

kertas, kayu, kertas kardus, dan limbah pertanian lain yang mengandung serat

( Badger, 2002). Material selulosik sendiri mengandung lignin, hemiselulosa, dan

selulosa atau yang biasa disebut dengan material lignoselulosa. Jerami merupakan

salah satu produk sampingan pertanian yang termasuk dala material sellulosik.

Dalam tulisannya P.C.Badger (2002)menyatakan ; ada tiga tipe dasar proses

produksi EFC yaitu :

1. Hidrolisis asam

Pada metoda ini selulosa dan hemiselulosa dihidrolisi menjadi glukosa dan

xylosa dengan menggunakan asam sulfur. Kemudian glukosa dan xylosa

difermentasikan untuk mendapatkan etanol.

2. Hidrolisis Enzimatis

Metode ini diawali dengan melunakkan struktur kristal jerami dengan

menggunakan larutan alkali sodium hidroksida. Kemudian dilanjutkan dengan

proses enzimatik ( menggunakan enzim selulase dan enzim xylanase )dan

fermentasi. Sehingga diperoleh akhir akhir berupa etanol.

3. Thermochemical

Metode ini dilakukan melalui proses gasifikasi jerami secara termokimia.

Kemudian gas sintesis ini akan difermentasikan oleh mikroorganisme atau

juga menggunakan reaktor katalis yang secara otomatis mengubah gas

menjadi etanol.

Page 15: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Secara umum jerami terdiri dari 35% selulosa, 30% hemiselulosa, 15% lignin

dan 20% abu ( Yang et all. 2006 ). Dengan ini dapat dihitung jumlah produksi

etanol dari jerami per ton yaitu :

Tabel 2.1 Etanol dari Glukosa

jerami kering 1 ton (1000 kg)kandungan selulosa x 0.35konversi selulosa dan x0,75*efisisensi recoveryhasil etanol stokiometrik x 0,51efisiensi fermentasi glukosa x 0,75total ethanol........... 100.406 Kg = 115.5 L ( 31 Galon )

Tabel 2.2 Etanol dari Xylosa

jerami kering 1 ton (1000 Kg)kandungan hemiselulosa x 0.3konversi selulosa dan x 0.9*efisiensi recoveryhasil etanol stokiometrik x 0.51efisiensi fermentasi xylosa x 0.5total etanol 68.85 Kg = 79 L (21 galon)

ket : *) angka ini tergantung pada efisiensi alat yang digunakan

Dari tabel perhitungan diatas maka diperoleh bahwa jerami dapat

menghasilkan 52 galon etanol setiap tonnya. Dengan produksi jerami Indonesia

yang mencapai 64-96 juta ton, maka jumlah maksimal etanol yang diperoleh dari

jerami dapat mencapai 3.328-4.992 galon setiap tahunnya. Hal ini akan sangat

membantu dalam mengurangi pemakaian BBM di Indonesia Terutama pada

bidang transportasi. Oleh karena itu dengan cadangan minyak bumi yang semakin

Page 16: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

menipis maka, etanol dari jerami ini memiliki prospek yang cukup besar untuk

dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan ( renewable energy )

II.2 Analisa Prospek Pengembangan Potensi Jerami

Melalui Analisis SWOT

Analisi SWOT merupakan suatu metode yang dibuat oleh Albert Humprey

yang digunakan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

dalam suatu spekulasi bisnis. Berikut akan dibahas mengenai analisi SWOT dari

pengembangan jerami apakah layak atau tidak untuk dikembangkan.

1. Strenghts ( Kekuatan )

Adapun kekuatan dari pengembangan jerami ini adalah :

Keberadaannya yang melimpah dengan keberadaan sekitar 64-96 juta ton

setipa tahunnya. Sehingga merupakan salah satu sumber biomassa paling

melimpah.

Harganya yang sangat murah bahkan gratis, sehingga jika digunakan sebgai

bahan baku usaha dapat memangkas ongkos produksi.

Ramah lingkungan; dengan memanfaatkan jerami makan akan mengurangi

pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh pembakaran jerami yang

selama ini dilakukan. Karena bahannya adalah bahan alami maka produk-

produk yang berasal dari jerami adalah produk-produk ramah lingkungan.

Page 17: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Jerami bukan merupakan bahan pangan, sehingga pemanfaatan jerami tidak

akan menggangu pasokan pangan

Merupakan limbah pertanian padi, sehingga tidak perlu menanam secara

khusus hanya untuk memperoleh jerami. Keberadaanya padi sebagai

makanan pokok akan menjamin pula keberadaan pasokan jerami.

2. Weaknesses ( kelemahan )

Adapun beberapa kelemahan yang ditemukan dalam usaha pengembangan

jerami ini adalah

Efisiensi

Untuk beberapa aplikasi jerami seperti bahan pembuatab etanol,

rendahnya kandungan selulosa menjadikannya kurang efisien.

Sementara itu pada industri kertas kandungan silica yang berkisar

antara 3-4% pada jerami diketahui dapat merusak alat-alat pada proses

pulping ( Yang et al, 2006). Oleh karena itu efisinsi dari pemanfaatan

dari jerami masih perlu ditingkatkan.

Kualitas

Perlu diakui bahwa kualitas dari beberapa produk-produk dari jerami

tidak sebaik bahan yang memang dispesifikasikan untuk produk-

produk tertsebut. Seprti aplikasi untuk pakan ternak dan kertas.

Teknologi

Secara global penelitian untuk menemukan teknologi dan metoda

pengelolaan jerami dengan tingkat efisiensi dan kualitas yang lebih

Page 18: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

baik sedang dilakukan. Sementrara di Indonesia teknologi dalam

berbagai aplikasi pemanfaatan jerami masih sangat terbatas. Oleh

karena itu pengembangan potensi jerami di Indonesia masih sangat

terbatas.

4. Oppurtunities ( peluang )

Bebrapa faktor yang menjadikan pemanfaatan jerami memiliki peluang yang

cukup besar untuk dikembangkan, diantaranya :

Isu pemanasan global

Denmgan meningkatnya pemanasan global pada abad 21 ini, maka

seruan untuk kembali ke alam ( back to nature) menjadi semakin

populer oleh karena itu, pengelolaan dan aplikasi jerami yang ramah

lingkungan bahkan mengurangi polusi, akan menjadi daya tarik

tersendiri untuk kemudian dikembangkan.

Degradasi lahan produktif

Menurunnya ketersediaan lahan produktif untuk penanaman bahan

baku seperti pada industri tekstil, kertas, dan pakan ternak, memaksa

para pelaku usaha untuk mencara alternatif bahan baku lain yang dapat

menggantikan bahan baku sebelumnya. Oleh karena itu jerami sebagai

limbah pertanian , menjadikannya melimpah tanpa perlu pengadaan

lahan baru secara khusus untuk memperoleh jerami

Page 19: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

4. Threats ( ancaman )

Tidak ada ancaman yang ditemui dalam penembangan jerami ini. Karena

selama manusia Indonesia masih menempatkan padi sebagai bahan makanan

pokok maka keberadaan jerami pun dapat dijamin keberadaannya.

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa jerami merupakan suatu

limbah pertanian yang cukup layak untuk dikembangkan potensinya. Oleh karena

itu perlu disusun langkah-langkah pengoptimalan potensi jerami ini mengingat

indonesia adalh salah satu penghasil jerami terbesar di dunia yang artinya negara

ini memiliki prospek yang cukup besar untuk mengembangkan potensi jerami ini.

II. 3 STRATEGI PENGEMBANGAN

Adapun strategi pengembangan dalam merealisasikan prospek

pengembangan potensi jerami di Indonesia ditujukan sebagai upaya optimalisasi

sehingga nantinya dicapai hasil konkrit yaitu

Tidak ada lagi pembakaran jerami yang selama ini dilakukan, karena

diharapkan nantinya jerami ini dapat menjadi komoditi pertanian yang

bernilai ekonomis.

Meluasnya pemakaian jerami dalam berbagai bidang dan bukan hanya

terbatas pada penelitian potensinya saja namun lebih kepada

pengimplementasiannya.

Oleh karena itu perlu penyusunan strategi pengembangan yang hendaknya

melibatkan semua khalayak baik pemerintah maupun masyarakat luas. Adapun

masyarakat dalam hal ini meliputi seluruh elemen yaitu petani, akademisi,

Page 20: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

peneliti, pengusaha, lembaga/organisasi kemasyarakatan dan lain sebaginya.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah baik pemerintah maupun

masyarakat adalah :

1. Pemerintah

Pemberian dana insentif kepada para peneliti, untuk melakukan

penelitian terkait pengembangan potensi jerami

Sosialisasi pengolahan limbah pertanian khususnya jerami kepada

mayarakat dan para pelaku usaha.

Melakukan kerjasama dengan negara-negara yang telah berhasil

mengoptimalkan potensi limbah pertanian khususnya jerami melalui

penelitian dan pengembangan.

3. Masyarakat

Melakukan penelitian potensi jerami secara mandiri

Merintis usaha –usaha berbahan baku jerami

Menggali informasi, melakukan eksplorasi untuk menemukan cara-

cara kreatif, inovatif dan implementatif dalam memanfaatkan

potensi jerami sehingga menambah nilai ekonomis jerami tersebut.

Dengan penelolaan yang berbasis manfaat, hendaknya para petani

meninggalkan cara konvensional dalam mengatasi jerami melalui

pembakaran.

Page 21: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

III. KESIMPULAN

Jerami merupakan salah satu limbah pertanian dengan potensi yang luar

biasa. Adapun potensinya meliputi bidang peternakan, pertanian, konstruksi

rumah tahan gempa, industri dan energi.

Melalui analisi SWOT diketahui bahwa pengembangan jerami memiliki

kekuatan dan peluang yang baik sehingga menjadikan potensinya layak untuk

direalisasikan dan dioptimalkan. Adapun beberapa kelemahannya dapat diatasi

melalui pengembangan teknologi dengan efisiensi yang lebih baik.

Dengan melihat situasi, kondisi, dan potensi kelimpahannya di Indonesia,

maka jerami memiliki prospek yang luar biasa untuk dikembangkan lebih lanjut.

Dengan menyusun strategi pengembangan yang melibatkan pemerintah dan

masyarakat secara langsung, maka diharapkan prospek pengembangan potensi

jerami ini dapat terealisasikan dengan baik. Melalui pemanfaatan jerami ini

diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari berbagai masalah

multidimensional mulai dari permasalahan ekonomi hingga permasalahan

lingkungan yang sedang dihadapi bangsa ini.

Page 22: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. straw bale contruction in central California. Tersedia :http://www.buildinggreentv.com/workshop/straw-bales/914{Diakses 22 Juni 2010 ]

Anonim. BOKASHI (Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati ). Tersedia :http://www.deptan.go.id/feati/teknologi/BOKASHI.pdfDi akses [16 Juli 2010]

Brinkkotter. 2005. Panel Element. Tersedia :http://www.freepatentsonline.com/y2005/0108964.htm[Diakses 21 Juni 2010]

Emerson. 1977. Production of high strenghs packaging papers from rice strawTersedia : http://www.freepatentsonline.com/4040899.html{diakses 21 Juni 2010]

Enie Herlison, Koestini. 1981. Pengantar Teknologi Tekstil.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Menengah Kejuruan

Fukuoka, Masanobu. 1991. Revolusi Sebatang Jerami. Yayasan Obor IndonesiaJakarta

Hidayat Ad, Lesmana Murad. 2007. Panduan penulisan dan Publikasi.Penerbit Universitas Trisaksi. Jakarta

Indriani, Yovita Hety. 2001. Membuat Kompos Secara Kilat. Penerbit Swadaya. Jakarta

Karimi et al. 2006. Ethanol production from dilute-acid pretreated rice straw by simultaneous saccharification and fermentation with Mucor indicus,Rhizopus oryzae, and Saccharomyces cerevisiae. Tersedia : http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi [Diakses 27 Juni 2010 ]

Karim Dkk. 2007. Jerami Padi Pengelolaan dan Pemanfaatan . tersedia :http://www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp07005.pdf [ Diakses 21 Juli 2010 ]

Millymaki. Et all. 2010. Pulp and process for pulping. Tersedia :http://www.freepatentsonline.com/y2010/0006245.html[Diakses 21 Juni 2010]

P.C. Badger. 2002. Ethanol From cellulose : a general Review.Reprinted form : Trends in New crops and new uses. 2002. J.janickAnd A. whipkey (eds). ASHS Press. Alexandria. VA

Pokhrel Dkk. Agricultural Waste Residues As Potential Sources Of Bioethanol.Tersedia : http://nepjol.info/index.php/SW/article/viewArticle/2628[ diakses 19 Juni 2010 ]

Sutedjo. Mul Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Aksara. JakartaSutedjo, Mul Mulyani. 1991. Pengantar Ilmu Tanah : terbentuknya tanah

Dan tanah pertanian. Bina Aksara. JakartaUhland et al. 2003. Production of Particle Board From Agricultural waste

Tersedia : http://www.freepatentsonline.com/6596209.html[Diakses 21 Juni 2010]

Page 23: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Yang et al. 2006. High quality and long natural cellulose fibers from rice straw and method of producing rice fibers. Tersedia http://www.freepatentsonline.com/y2006/0180285.html[Diakses 21 Juni 2010]

Yunilas. 2009. Bioteknologi Jerami Padi Melalui fermentasi Sebagai Bahan PakanTernak Ruminansia. Tersedia :http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/805/1/09E01417.pdf[Diakses 19 Juli 2010]

www.bps.go.idHaryanto, Budi. Jerami yang difermentasikan Sebagai Pakan Ternak. Tersedia :

http://bpatp.litbang.deptan.go.id/index.php/id/inovasi-teknologi-mainmenu-117/49-100-teknologi-inovasi/263--jerami-padi-yang-difermentasi-sebagai-pakan-ternak. [diakses 19 Juli 2010].

Page 24: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

LAMPIRAN

Gambar 1 : gambar serat jerami setelah melalui re proses rendaman alkali dan

enzimatis

Keterangan : gambar diatas menunjukkan serat jerami yang lebih halus dan lebih

panjang setelah perlakuan rendaman dengan larutan alkali dan enzimatis

Table 1. Produksi tanaman padi di Indonesia

ProvinsiJenis

TanamanTahun

Luas Panen(Ha)

Produktivitas(Ku/Ha)

Produksi(Ton)

Indonesia Padi 2009 12 883 576 

49,99  64 398 890 

Aceh Padi 2009 359 375  43,32  1 556 858 

Sumatera Utara

Padi 2009 768 407  45,91  3 527 899 

Sumatera barat

Padi 2009 439 542  47,91  2 105 790 

Riau Padi 2009 149 423  35,57  531 429 

Jambi Padi 2009 155 802  41,40  644 947 

Page 25: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Sumatera Selatan

Padi 2009 746 465  41,87  3 125 236 

Bengkulu Padi 2009 132 975  38,37  510 160 

Lampung Padi 2009 570 417  46,88  2 673 844 

Bangka Belitung

Padi 2009 8 063  24,64  19 864 

Kepulauan Riau

Padi 2009 144  29,86  430 

DKI Jakarta

Padi 2009 1 974  55,79  11 013 

Jawa Barat Padi 2009 1 950 203  58,06  11 322 681 

Jawa Tengah

Padi 2009 1 725 034  55,65  9 600 415 

DI Yogyakarta

Padi 2009 145 424  57,62  837 930 

Jawa Timur Padi 2009 1 904 830  59,11  11 259 085 

Banten Padi 2009 366 138  50,50  1 849 007 

Bali Padi 2009 150 283  58,47  878 764 

Nusa Tenggara Barat

Padi 2009 374 279  49,98  1 870 775 

Nusa Tenggara Timur

Padi 2009 194 219  31,27  607 359 

Kalimantan Barat

Padi 2009 418 929  31,05  1 300 798 

Kalimantan Tengah

Padi 2009 214 480  26,98  578 761 

Kalimantan Selatan

Padi 2009 490 069  39,93  1 956 993 

Kalimantan Timur

Padi 2009 146 177  38,01  555 560 

Sulawesi Utara

Padi 2009 114 745  47,85  549 087 

Sulawesi Tengah

Padi 2009 211 232  45,14  953 396 

Sulawesi Selatan

Padi 2009 862 017  50,16  4 324 178 

Sulawesi Padi 2009 98 130  41,51  407 367 

Page 26: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

Tenggara

Gorontalo Padi 2009 48 042  53,48  256 934 

Sulawesi Barat

Padi 2009 64 973  47,82  310 706 

Maluku Padi 2009 21 252  42,29  89 875 

Maluku Utara

Padi 2009 13 711  33,73  46 253 

Papua Barat

Padi 2009 10 486  35,27  36 985 

Papua Padi 2009 26 336  37,41  98 511 Sumber. www.bps.go.id

tabel 2 . perbandingan berbagai serat limbah pertanian

sumber : Yang et al ( 2006)

Page 27: Optimalisasi Pemanfaatan Jerami Di Indonesia

tabel 3 . kandungan nutrisi pada jerami

Sumber : A. Doberman and T.H.Fairhurst

Keterangan : Dari Kandungan Nutrisi yang terdapat pada jerami, maka dapat

disimpulkan bahwa pembakaran jerami sama dengan membuang nutrisi yang

seharusnya dapat dikembalikan tanah. Karena dengan pembakaran maka yang

tersisa hanyalah debu yang lebih banyak mengandung karbon.