Oma Paper Kelompok 5 Ke 3
Transcript of Oma Paper Kelompok 5 Ke 3
BAB II
Pembahasan kasus
Identitas
Nama : Anak X
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : tidak diketahui
Pekerjaan : pelajar
Keluhan utama : sakit kedua telinga
Keluhan tambahan : demam, sakit menelan, disertai dengan batuk pilek
Masalah
1. Pasien anak berumur 10 tahun karena sistem anatomi berbeda2. Sakit menelan (odinofagia) kemungkinan adanya peradangan didaerah nasofaring,
orofaring dan hipofaring3. Demam kemungkinan adanya infeksi4. Batuk, pilek kemungkinan adanya ISPA, Batuk merupakan refleks tubuh terhadap benda
asing5. Sakit pada kedua telinga karena adanya hubungan antara tuba eustachius dengan
nasofaring, bisa juga karena adanya nyeri alih dari N.IX
Hipotesis masalah tersebut adalah :
1. InfeksiTonsilitis : nyeri menelan, nyeri telinga (nyeri alih), nyeri sendi, demamFaringitis : batuk-batuk, odinofagia, demamOtitis media akut : nyeri di telinga, demam, batuk pilek
2. KongenitalDisingkirkan karena umur pada pasien tersebut sudah 10 tahun.
3. TraumaDisingkirkan karena dalam anamnesis tidak didapatkan riwayat ataupun keluhan.
4. NeoplasmaDisingkirkan karena pada pasien ini di dapatkan demam dan batuk pilek.
Anamnesis tambahan: dilakukan kepada orang tua pasien ( alloanamnesis)
Riwayat penyakit sekarang :
- Sejak kapan gejala-gejala tersebut dirasakan?
- Bagaimana sifat demamnya? Apakah demamnya muncul mendadak ataupun perlahan? ( perlahan disebabkan karena bakteri dan jika munculnya mendadak disebabkan karena virus)
- Apakah disertai mual muntah? - Apakah pada telinga keluar cairan (sekret) atau tidak ada? Jika ada bagaimana warna
dan konsistensi cairannya?- Apakah ada riwayat nyeri sendi ? ( mendukung adanya tonsilitis)- Apakah pernah menderita sesak nafas ? ( mendukung diagnosis tonsilitis membranosa)
Riwayat penyakit dahulu :
- Apakah pernah mengalami gejala-gejala tersebut sebelumnya?
Riwayat pengobatan :
- Apakah pernah berobat sebelumnya? Jika pernah obat-obatan apa saja yang pernah dikonsumsi?
Riwayat lingkungan :
- Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal anak?
Pemeriksaan fisik
Status generalis
Keadaan umum : ( tidak diketahui )
Tanda vital : TD
Nadi
Pernapasan
suhu : 38 OC
berat badan
tinggi badan
Kepala : mata konjungtiva anemis ? sclera ikterik ?
Hidung hiperemis atau tidak?
Rongga mulut yang dilihat uvula,tonsil, mukosa pipi, gusi, dan gigi geligi apakah hiperemis atau tidak? Apakah terdapat selaput putih pada lidah?
Pada kasus: tidak didapatkan trimus
Leher : apakah ada pembesaran KGB? ( Diketahui : KGB tidak membesar diagnosis tonsilitis)
Thorax : lihat pergerakan dinding thorax?
Cardio dan pulmo ?
Abdomen : hepar lien ?
Exremitas : (tidak diketahui)
Kesimpulan : adanya tanda-tanda infeksi (demam)
Status lokalis
Telinga :
Telinga kanan :
- Auricula dan retroauricula tenangmenandakan tidak ada kelainan di telinga luar- terisi lendir mukopurulen menun jukkan adanya rasa penuh di telinga (autofoni)- terdapat pulsasi (+) menandakan adanya ruptur pada membran timpani karena cairan
yang terakumulasi dalam auris media tersebut berkurang sehingga menyebabkan demam berkurang .
- membran timpani belum dapat terlihat kemungkinan sudah terdapat ruptur membran timpani
- setelah sekret dibersihkan tampak perforasi sentral membran timpani ruptur mengakibatkan fungsi resonator terganggu sehingga suara langsung diteruskan ke tulang-tulang pendengaran dan foramen ovale. Fungsi resonasi sebagai pengeras suara terganggu sehingga suara yang dihasilkan nada rendah yang bisa menyebabkan tuli konduktif.
Kesimpulan : OMA stadium perforasi
Telinga kiri :
- Auricula dan retroauricula tenangmenandakan tidak ada kelainan di telinga luar- liang telinga lapang dan membran timpani hiperemis merupakan tanda radang
kesimpulan : OMA stadium hiperemis
Hidung :
- cavum nasi sempit terisi lendir mukopurulen kemungkina lendir berasal dari stadium perforasi pada telinga.
- Konka inferior edema dan hiperemis merupakan tanda dari reaksi radang dan akibat dari common cold
- Tidak terdapat deviasi septum normal
Tenggorok :
- Faring : Arkus faring simetris tepi hiperemis merupakan tanda radang Dinding posterior faring hiperemis namun tidak menonjol tanda radang ringan
- Uvula : terletak ditengahnormal- Tonsil :
T3-T3 hiperemis lebar tonsil melebihi setengah dan tanda dari tonsilitis Terdapat dendritus dan kripta yang melebar dendritus merupakan kumpulan
leukosit bakteri yang mati dan epitel yang lepas; kripta merupakan muara dari setiap saluran folikel tonsil menandakan peradangan pada tonsilitis kronis
Kesimpulan : tonsilitis kronis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab : darah rutin
Kultur dan uji resistensi antibiotik untuk menentukan terapi antibiotik yang diberikan
Telinga : audiometri untuk gangguan pendengarannya
Diagnosis kerja
Otitis media akut stadium perforasi aurikula dekstra dan otitis media akut stadium hiperemis aurikula sinistra ad causa tonsilitis kronis eksaserbasi akut
Patofisiologi
Awal : Infeksi saluran pernafasan atas mengakibatkan tonsil membesar sebagai mekanisme pertahanan tubuh tonsilitis akut karena pengobatan yang tidak adekuat, oral hygiene buruk dan sistem pertahanan tubuh menurun lebih dari 2 bulan mengakibatkan terjadinya tonsilitis kronis eksaserbasi akut ditandai dengan adanya kripta yang melebar dan demam kuman masuk ke telinga karena adanya saluran yang menghubungkan antara tuba eustachius dengan nasofaring mengakibatkan otitis media akut (OMA) pada auricula dekstra terdapat OMA stadium perforasi kemungkinan disebabkan karena pengobatan antibiotik yang terlambat, virulensi kuman yang tinggi dan daya tahan tubuh berkurang. Pada stadium perforasi terjadi ruptur membran timpani sehingga sekret keluar sehingga suhu tubuh menurun dan anak yang tadinya gelisah menjadi tenang pada auricula sinistra terdapat OMA stadium hiperemis tampak pembuluh darah melebar di membran dan odema, sekret kemungkinan telah terbentuk namun masih eksudat yang serous sehingga sukar terlihat.
Terapi
Medikamentosa
Simptomatik : antipiretik (paracetamol) untuk demam, analgesik untuk nyeri Kausal :
Auricula dekstra H2O2 3% selama 5 hari sebagai obat cuci telinga Eritromisin 40mg/kgBB selama 3 minggu (oral)
Auricula sinistra tetes hidung HCL Efedrin 0,5% untuk membuka kembali saluran tuba eustachius yang tersumbat, Dekongestan hidung, jika ada bulging (membran timpani yang menonjol) dilakukan miringotomi yaitu insisi pada pars tensa membran timpani agar terjadi drainase sekret.Tonsil tonsilektomi dilakukan apabila ada indikasi tonsilektomi yang tepat Indikasi tonsilektomi :
Indikasi tonsilektomi absolut Pembengkakkan tonsil : obstruksi saluran nafas, disfagia berat,
gangguan tidur, komplikasi kardiopulmoner. Abses peritonsil Tonsilitiskejang demam Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk PA
Indikasi relatif Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil pertahun denganterapi
antibiotik yang adekuat Halitosis (bau mulut) Tonsilitis kronis/berulang pada karier Streptococcus yang tidak baik
dengan antibiotik B-Laktamase resistensi
Non medikamentosa
- Tirah baring untuk meningkatkan daya tahan tubuh- Meningkatkan oral hygiene - Selama membran timpani masih ruptur disarankan pasien tidak boleh berenang- Diet TKTP (tinggi kaloti tinggi protein) untuk mempercepat proses pertumbuhan- Jangan makan makanan sembarangan yang memperburuk tonsilitis
Komplikasi dari tonsil sebagai fokus infeksi:
1. Otitis media akut jika berlanjut yaitu sekret keluar lebih dari 3 minggu akan mengakibatkan terjadinya otitis media supuratif sub akut bila perforasi menetap, sekret tetap keluar ( lebih dari 1,5-2 bulan) akan terjadi otitis media supuratif kronis (OMSK)
2. Sinusitis ditandai dengan lendir mukopurelen di cavum nasi dan konka inferior odem dan hiperemis
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam