Oksigenasi

download Oksigenasi

of 5

description

LP KDM Oksigenasi

Transcript of Oksigenasi

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIAOKSIGENASI

A. PENGERTIANOksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen ke dalam tubuh, menghembuskan udara yang mengandung CO2 sebagai sisa oksigenasi.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI1. Sistem pernafasan Atasterdiri atas mulut, hidung, sinus paranasal, faring, dan laring.2. Sistem pernafasan Bawahterdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan pleura.Fisiologi Perubahan Fungsi Pernapasan1. HIperventilasiMerupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam.2. HipoventilasiTerjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.3. HipoksiaTidak adekuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung.

Nilai normal analaisa gas darahPH = 7,35 -7,45pO2 = 80-100 mmHgsaturasi 02 = >95%PCO2 = 35-45 mmHgHCO3 = 22-26mEq/LBE (kelebihan basa) = -2 sampai +2

C. ETIOLOGI1. Faktor Fisiologia. Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada anemiab. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi saluran pernafasan bagian atasc. Hipovolemia d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dlle. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.2. Faktor Perilakua. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigenberkurang.b. Latihan, latihan akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.c. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dankoronerd. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkanpenurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.e. kecemasan; menyebabkan metabolisme meningkat.3. Faktor Perkembangana. Bayi premature (pembentukan surfaktan)b. Bayi dan Todler (Risiko ISPA)c. Anak usia sekolah & remajad. Dewasa muda dan pertengahane. Dewasa Tua (arterioklerosis, efektifitas menurun, TBC paru)4. Faktor Lingkungana. Tempat kerjab. Suhu lingkungan

D. MANIFESTASI KLINIK suara napas tidak normal. perubahan jumlah pernapasan (RR) batuk disertai dahak. Penggunaan otot tambahan pernapasan. Dispnea. Penurunan haluaran urin. Penurunan ekspansi paru. Takhipnea

E. ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajiana. Riwayat Keperawatan1) Masalah keperawatan yang pernah dialami Pernah mengalami perubahan pola pernapasan. Pernah mengalami batuk dengan sputum Pernah mengalami nyeri dada. Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di atas.2) Riwayat penyakit pernapasan apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain ? bagaimana frekuensi setiap kejadian?3) Riwayat kardiovaskuler pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal ventrikel kanan,dll) atau peredaran darah.4) Gaya hidup merokok , keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.b. Pemeriksaan Fisik1) Mata konjungtiva pucat (karena anemia) konjungtiva sianosis (karena hipoksemia) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)2) Kulit Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer Penurunan turgor (dehidrasi) Edema. Edema periorbital.3) Jari dan kuku Sianosis Clubbing finger.4) Mulut dan bibir membrane mukosa sianosis bernapas dengan mengerutkan mulut.5) Hidungpernapasan dengan cuping hidung.6) Vena leheradanya distensi / bendungan.7) Dada retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan) pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan. Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/rongga pernapasan) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial) Sara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural friction) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)8) Pola pernapasan pernapasan normal (eupnea) pernapasan cepat (tacypnea) pernapasan lambat (bradypnea)c. Pemeriksaan penunjang1) EKG2) Echocardiography3) Kateterisasi jantung4) Angiografi2. Diagnosa a. Pola nafas tidak efektif b.d sekret yang berlebihan Tujuan : pola nafas lebih efektif dan kembali normal.Kriteria Hasil : sesak nafas berkurang/hilang, RR 16-24 x/menit, Tak ada wheezingIntervensi umum :Mandiri Kaji faktor penyebab. Kurangi atau hilangkan faktor penyebab. Jika ada nyeri, berikan obat pereda nyeri sesuai kebutuhan. Sesuaikan pemberian dosis analgesik dengan sesi latihan batuk Pertahankan posisi tubuh yang baik untuk mencegah nyeri atau cedera otot. Jika sekret kental, pertahankan hidrasi yang adekuat (tingkatkan asupan cairan hingga 2-3 x sehari jika ada kontraindikasi). Pertahankan kelembapan udara inspirasi yang adekuat.Kolaborasi Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan suction guna mempertahankan kepatenan jalan napas. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian oksigen melalui masker, kanula hidung, dan transtrakea guna mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi.Rasional Batuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan tidak efektif, dan bisa menyebabkan bronchitis. Latihan napas dalam dapat melebarkan jalan napas. Duduk pada posisi tegak menyebabkan organ-organ abdomen terdorong menjauhi paru, akibatnya pengembangan paru menjadi lebih besar. Pernapasan diafragma mengurangi frekuensi pernapasan dan meningkatkan ventilas alveolar. Sekret yang kental sulit dikeluarkan dan dapat menyebabkan henti mukus, kondisi ini dapat menimbulkan atelektasis. Secret harus cukup encer agar mudah dikeluarkan. Nyeri atau rasa takut akan nyari dapat melelah dan menyakitkan. Dukungan emosional menjadi semangat bagi klien, air hangat dapat membantu relaksasi.b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.Tujuan: Kepatenan jalan nafas, dengan kriteria hasil klien: Tidak mengalami demam Tidak mengalami kecemasan Tidak tersedak Memiliki RR dalam batas normal Memiliki irama pernafasan yang normal Mampu mengeluarkan sputum dari jalan nafas Bebas dari suara nafas tambahanIntervensi: Tentukan kebutuhan saksion oral dan atau trakeal Auskultasi suara nafas sesudah dan sebelum melakukan saksion Informasikan kepada klien dan keluarga tentang saksion Gunakan perlindungan universal Pasang nasal kanul selama dilakukan saksion Monitor status oksigen pasien (tingkat SaO2 dan SvO2) dan status hemodinamik (tingkat MAP [mean arterial pressure] dan irama jantung) segera sebelum, selama dan setelah saksion Perhatikan tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkanc. Gangguan pertukaran gas b.d. retensi CO2Tujuan: Status respirasi pertukaran gas, dengan kriteria hasil klien: Memiliki mental status yang normal Dapat bernafas dengan mudah Tidak mengalami dispnea Tidak mengalami sianosis Tidak mengalami somnolen Memiliki PaO2 dan PaCO2 dalam batas normal Memiliki pH arteri dalam batas normal Memiliki saturasi O2 dalam batas normal Memiliki perfusi ventilasi yang seimbangIntervensi: Posisikan klien untuk memaksimalkan potensi ventilasinya. Identifikasi kebutuhan klien akan insersi jalan nafas baik aktual maupun potensial. Lakukan terapi fisik dada Auskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi tambahan Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sesuai kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta: EGCNANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima MedikaMubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier. Fundamental of NursingTarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3. Salemba:Medika.Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC: JakartaAlimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika: JakartaArita Murwarni, S.Kep. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Fitramaya. Yogyakarta