Oklusi

16
 Oklusi 1. definisi Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system, Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi berkontak dalam keadaan berfungsi 2. macam : statis,fungsional=LI Oklusi ideal : Adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia. Oklusi fungsional  gerakan fungsional dari mandibula shg menyebabkan kontak antar gigi geligi Oklusi normal : Adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi  geligi dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidea. Oklusi gigi-gigi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu (1) oklusi statik merupakan hubung an gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik), dan (2) oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun kedepan (antero-posterior).

Transcript of Oklusi

Page 1: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 1/16

Oklusi

1.  definisi

Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila danmandibula, yang terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak

penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksiantara Dental system, 

Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang

saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan

biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomato-gnatik terhadap

permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi berkontak 

dalam keadaan berfungsi

2.  macam : statis,fungsional=LIOklusi ideal : Adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau

bahkan tidak mungkin terjadi pada manusia.Oklusi fungsional gerakan fungsional dari mandibula shg menyebabkan

kontak antar gigi geligiOklusi normal : Adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi padarahang yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi  –geligi dikontakkan dancondylus berada dalam fossa glenoidea.

Oklusi gigi-gigi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu

(1) oklusi statik merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang

bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi

dalam keadaan tidak berfungsi (statik), dan

(2) oklusi dinamik merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat

seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupunkedepan (antero-posterior).

Page 2: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 2/16

Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior (premolar)

berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar

pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat

ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan

milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal

edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dantinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai

incisal edge RA.

Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan

(anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan

mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan

ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak 

antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing

side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi

(oklusal guidance), bukan pada balancing side.

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan

sebagai berikut : 1) Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi

geligi dengan antagonisnya.

2) Retruded Contract Position (RCP), adalah kontak maksimal gigi geligi pada

saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu

bergerak secara terbatas ke lateral.

3) Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada

saat RB digerakkan ke anterior.

4) Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat

RB digerakan ke lateral

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB

dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Bilateral balanced occlusion, bila gigi geligi posterior pada kerja dan sisi

keseimbangn, keduanya dalam keadaan kontak;

2. Unilateral balanced occlusion. Bila gigi geligi posterior pada sisi kerja

kontak dan sisi keseimbangan tidak kontak;

3. Mutually protected occlusion. Dijumpai kontak ringan pada gigi geligi

anterior, sedang pada gigi posterior tidak kontak;

4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi

diatas (Hamzah, Zahreni; dkk).

3.  syarat/karakteristik 

maloklusi

1.  definisi

Maloklusi adalah kondisi oklusi intercuspal dalam pertumbuhan gigi diasumsikan

sebagai kondisi yang tidak reguler.

Maloklusi adalah oklusi abnormal yang ditanda dengan tidak benarnya

hubungan antar lengkung di setiap bidang spatial atau anomaly abnormal

dalam posisi gigi. Maloklusi adalah kondisi oklusi intercuspal dalam

pertumbuhan gigi diasumsikan sebagai kondisi yang tidak reguler. Keadaan ini

Page 3: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 3/16

dikenal dengan istilah maloklusi tetapi batas antara oklusi normal dengan tidak 

normal sebenarnya cukup tipis. Maloklusi sering pula tidak mengganggu

fungsi gigi secara signifikan dan termodifikasi pemakaian gigi.1

Maloklusi terjadi pada kondisi-kondisi berikut ini :

1.  Ketika ada kebutuhan bagi subjek untuk melakukan posisi postural adaptif dari

mandibula.

2.  Jika ada gerak menutup translokasi dari mandibula, dari posisi istirahat atau

dari posisi postural adaptif ke posisi interkuspal.

3.  Jika posisi gigi adalah sedemikian rupa sehingga terbentuk mekanisme refleks

yang merugikan selama fungsi pengunyahan dari mandibula.

4.  Jika gigi-gigi menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak mulut.

5.  Jika ada gigi berjejal atau tidak teratur, yang bias merupakan pemicu bagi

terjadinya penyakit periodontal dan gigi.

6.  Jika ada penampilan pribadi yang kurang baik akibat posisi gigi.

7.  Jika ada posisi gigi yang menghalangi bicara yang normal.3 

2.  etiologi

Etiologi darimaloklusi dapat terbagi 2, yaitu :

  Primary etiologi site

  Etiologi pendukung

Primary etiologi site terbagi menjadi :

1.  System Neuromuskular

Beberapa pola kontraksi neuromuscular beradaptsi terhadap ketidakseimbangan

skeletal / malposisi gigi. Pola- pola kontraksi yang tidak seimbang adalah bagian

penting dari hamper semua maloklusi.

1.  Tulang

Karena tulang muka, terutama maxilla dan mandibula berfungsi sebagai dasar untuk 

dental arch, kesalahan dalam marfologi / pertumbuhannya dapat merubah hubungan

dan fungsi oklusi. Sebagian besar dari maloklusi ynag sangat serius adalah membantu

dalam identifikasi dishamorni osseus.

1.  Gigi

Gigi adalah tempat utama dalam etiologi dari kesalahan bentuk dentofacial dalam

berbagai macam cara. Variasi dalam ukuran, bentuk, jumlah dan posisis gigi semua

dapat menyebabkan maloklusi. Hal yang sering dilupakan adalah kemungkinan bahwa

malposisisi dapat menyebabkan malfungsi, secara tidak langsung malfungsi merubah

pertumbuhan tulang. Yang sering bermasalah adalah gigi yang terlalu besar.

1.  Jaringan Lunak (tidak termasuk otot)

Peran dari jaringan lunak, selain neuromuskulat dalam etiologi maloklusi, dapat

dilihat dengan jelas seperti tempat- tempat yang didiskusi sebelumnya. Tetapi,

maloklusi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal / kehilangan perlekatan dan

berbagai macam lesi jaringan lunak termasuk struktur TMJ.

Etiologi Pendukung antara lain :

Page 4: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 4/16

1.  Herediter

Herediter telah lama dikenal sebagai penyebab maloklusi. Kesalahan asal genetic

dapat menyebabkan penampilan gigi sebelum lahir / mereka tidak dapat dilihat

sampai 6 tahun setelah kelahiran (contoh : pola erupsi gigi). Peran herediter dalam

pertumbuhan craniofacial dan etiologi kesalahan bentuk dentalfacial telah menjadii

banyak subjek penelitian. Genetic gigi adalah kesamaan dalam bentuk keluaraga

sangat sering terjadi tetapi jenis transmisi / tempat aksi genetiknya tidak diketahui

kecuali pada beberapa kasus ( contoh : absennya gigi / penampilan beberapa

syndrome craniofacial).

1.  Perkembangan abnormal yang tidak diketahui penyebabnya

Misalnya : deferensiasi yang penting pada perkembangan embrio. Contoh : facial

cleft.

1.  Trauma

Baik trauma prenatal atau setelah kelahiran dapat menyebabkan kerusakan atau

kesalahan bentuk dentofacial.

1.  Prenatal trauma / injuri semasa kelahiran

  Hipoplasia dari mandibula

Disebabkan karena tekanan intrauterine (kandungan) atau trauma selama proses

kelahiran.

  Asymetri

Disebabkan karena lutut atau kaki menekan muka sehingga menyebabkan

ketidaksimetrian pertumbuhan muka.

1.  Prostnatal trauma

  Retak tulang rahang dan gigi

  Kebiasaan dapat menyebabkan mikrotrauma dalam masa yang lama.

1.  Agen Fisik 

1.  Ekstraksi yang terlalu awal dari gigi sulung.

2.  Makanan

Makanan yang dapat menyebabkan stimulasi otot yang bekerja lebih dan peningkatan

fungsi gigi. Jenis makanan seperti ini menimbulkan karies yang lebih sedikit.

1.  Habits  Mengisap jempol / jari

Biasanya pada usia 3 tahun – 4 tahun anak-anak mulai mengisap jempol jika M1 nya

susah saat erupsi. Arah aplikasi tekanan terhadap gigi selama mengisap jempol dapat

menyebabkan Insisivus maksila terdorong ke labial, sementara otot bukal mendesak 

tekanan lingual terhadap gigi pada segmen leteral dari lengkung dental.

  Desakan lidah

Ada 2 tipe, yaitu :

Page 5: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 5/16

  Simple tounge, desakan lidah yang berhubungan dengan gigi, sekalianmenelan.

  Kompleks tounge, normalnya anak-anak menelan dengan gigi dalam oklusi

bibir sedikit tertutup dan lidah berada pada palatal di belakang gigi anterior.

Simple tounge dihubungkan dengan digital sucking walaupun kebiasaannya

tidak lagi dilakukan karena perlunya lidah untuk mendesak ke depan kea rahopen bite untuk menjaga anterior seal dengan bibir selama penelanan.

Kompleks tounge dihubungkan dengan stress nasorespiratoty, bernapas

dengan mulut.

  Lip sucking and lip biting

Menyebabkan open bite, labioversion maksila / mandibula ( terkadang).

  Menggigit kuku

  Dan lain- lain

Penyakit

  Penyakit sistemik 

Mengakibatkan pengaruh pada kualitas gigi daripada kuantitas pertumbuhan gigi.

  Gangguan endokrin

Disfungsi endokrin saat prenatal bias berwujud dalam hipoplasia, gangguan endokrin

saat postnatal bias mengganggu tapi biasanya tidak merusak / merubah bentuk arah

pertumbuhan muka. Ini dapat mempengaruhi erupsi gigi dan resorpsi gigi sulung.

  Penyakit local

  Penyakit gingival periodontal dapat menyebabkan efek langsusng

seperti hilangnya gigi, perubahan pola penutupan mandibula untuk mencegah trauma, ancylosis gigi.

  Trauma

  Karies

Malnutrisi

Berefek pada kualitas jaringan dan kecepatan dari kalsifikasi.2

3.  klasifikasi

Page 6: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 6/16

 

Page 7: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 7/16

Klasifikasi angel

  Class I

Lengkung mandibula normalnya mesiodistal berhubungan terhadap lengkung maksila,

dengan mesiobukal cusp dari M1 permanen maksila menutupi grove bukal dari M1

permanen mendibula dan mesio lingual cusp M1 maksila menutupi fossa oclusal dariM1 permanen mandibula ketika rahang diistirahatkan dan gigi dalam keadaan

tekanan.

  Class II

Cusp mesiobukal m1 permanen maksila menutupiu antara cusp mesio bukal M1

mandibula permanen dan aspek distal dari P1 mandibula. Juga mesiolingual cusp M1

permanen maksila menutupi mesiolingual cusp dari M1 permanen mandibula.

Angle membagi class II maloklusi dalam 2 divisi dan 1 subdivisi berdasarkan angulasi

labiolingual dari maksila, yaitu ;

  Class II – divisi I

Dengan relasi Molar terlihat seoerti tipe kelas II, gigi insisivus maksila labio version.

  Class II – divisi II

Dengan relasi molar terlihat seperti tipe kelas II, Insisivus maksila mendekati normal

secara anteroposterior atau secara ringan dalam linguoversion sedangakan I2 maksila

tipped secara labial atau mesial.

  Class II – sbdivisi

Saat relasi kelas II molar, terjadi oada satu sisi pada lengkung dental.

  Class III

Lengkung dan badan mandibula berada pada mesial lengkuna maksila dengan cusp

mesiobukal M1 permanen maksila beroklusi pada ruang interdental di antara ruang

distal dari cusp distal pada M1 permanen mandibula dan aspek mesial dari cusp

mesial m2 mandibula.

Class III terbagi 2, yaitu :

  Psedo class III – maloklusi

Ini bukan maloklusi kelas 3 yang sebenarnya, tapi tampak serupa, disini mandibula

bergesar ke anterior dengan fossa gleroid dengan kontak premature gigi atau beberapa

alas an lainnya ketika rahang berada pada oklusi sentrik.

  Kelas III – subdivisi

Maloklusi sesuai denagn unilaterally.

Pada kondisi normal, relasi antar molar pertama normal begitu juga gigi-gigi yang ada

di anteriornya (depan-red).

Pada maloklusi kelas 1, relasi antar molar pertama normal, tetapi garis oklusi gigi-gigi

di daerah depan dari molar pertama tersebut tidak tepat.

Page 8: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 8/16

Pada maloklusi kelas 2, tampak molar pertama bawah tampak lebih belakang dari

pada molar atasnya sehingga relasi tidak lagi normal. Kondisi ini merupakan overbite

 / gigitan berlebih.

Pada maloklusi kelas 3 ini merupakan kebalikan dari Kelas 2, yaitu molar pertama

atas yang tampak lebih belakang daripada molar pertama bawah. Kondisi ini

merupakan underbite atau terkadang disebut gigitan terbalik.

Klasifikasi dewey, yaitu modifikasi dari angle kelas I dan kelas III

  Modifikasi angle’s kelas I

1.  Tipe 1

Anle Class I dengan gigi anterior maksila crowding.

  Tipe 2

Angle Class I dengan gigi I maksila labio version

  Tipe 3

Angle Class I dengan gigi I maksila lingual version terhadap I mandibula. ( anterior

cross bite ).

  Tipe 4

M dan atau P pada bucco atau linguo version, tapi I dan C dalam jajaran normal (

cross bite posterior ).

  Tipe 5

M kea rah mesio version ketika hilangnya gigi pada bagian mesial gigi tersebut, (

contoh hilangnya M susu lebih awal dan P2 ).

  Modifikasi angle’s kelas III

1.  Tipe 1

Suatu lengkungan saat dilihat secara individu bidang pada jajaran yang normal, tetapi

oklusi di anterior terjadi edge to edge.

  Tipe 2

I mandibula crowding dengan I maksila ( akibat I maksila yang terletak kea rah

lingual ).

  Tipe 3

Lengkung maksila belum berkembang sehingga terjadi cross bite pada I maksila yang

crowding dan lengkung mandibula perkembangannya baik dan lurus.

klasifikasi Lischers modifikasi dengan Klasifikasi angel

  Neutroklusi

Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 1

  Distoklusi

Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 2

Page 9: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 9/16

  Mesioklusi

Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 3

Nomenklatur Lischer untuk malposisi perindividual gigi geligi menyangkut

 penambahan ”versi” pada sebuah kata untuk mengindikasikan penyimpangan dari

posisi normal.

  Mesioversi

Lebih ke mesial dari posisi normal

  Distoversi

Lebih ke distal dari posisi normal

  Lingouversi

Lebih ke lingual dari posisi normal

  labioversi

Lebih ke labial dari posisi normal

  Infraversi

Lebih rendah atau jauh dari garis oklusi

  Supraversi

Lebih tinggi atau panjang melewati garis oklusi

  Axiversi

Inklinasi aksial yang salah, tipped.

  Torsiversi

Rotasi pada sumbunya yang panjang

  Transversi

Perubahan pada urutan posisi.

Klasifikasi Bennette

Klasifikasi ini berdasarkan etiologinya:

  Kelas 1

Abnormal lokasi dari satu atau lebih gigi sesuai faktor lokal.

  Kelas II

Abnormal bentuk atau formasi dari sebagian atau keseluruhan dari salah satu

lengkung sesuai kerusakan perkembangan tulang.

  Kelas III

Abnormal hubungan diantara lengkung atas dan bawah dan diantara salah satu

lengkung dan kontur fasial sesuai dengan kerusakan perkembangan tulang.

Page 10: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 10/16

Klasifikasi Simons

Simons (1930) yang pertama kali menghubungkan lengkung gigi terhadap wajah dan

kranial dalam tiga bidang ruang:

  Frankfort Horizontal Plane (vertikal)

Frankfort Horizontal Plane atau bidang mata- telinga ditentukan dengan

menggambarkan garis lurus hingga margin tulang secara langsung di bawah pupil

mata hingga ke margin atas meatus eksternal auditory (derajat di ats tragus telinga).

Digunakan untuk mengklasifikasi maloklusi dalam bidang vertikal.

  Attraksi

Saat lengkung gigi atau atau bagian dari penutup bidang frankfort horizontal

menunjukkan suatu attraksi (mendekati).

  Abstraksi

Saat lengkung gigi atau atau bagian dari penutup bidang frankfort horizontal

menunjukkan suatu abstraksi (menjauhi).

  Bidang Orbital (antero-posterior)

Maloklusi menggambarkan penyimpangan antero-posterior berdasarkan jaraknya,

adalah:

  rotraksi

Gigi, satu atau dua, lengkung dental, dan/atau rahang terlalu jauh ke depan.

  Retraksi

Satu gigi atau lebih lengkung gigi dan/atau rahang terlalu jauh ke depan.  Bidang Mid-Sagital (transversal)

Maloklusi mengklasifikasikan berdasarkan penyimpangan garis melintang dari bidang

midsagital.

  Kontraksi

Sebagian atau seluruh lengkung dental digerakkan menuju bidang midsagital

  Distraksi (menjauhi)

Sebagian atau seluruh lengkung gigi berada pada jarak yang lebih dari normal.

Klasifikasi Skeletal

Salzmann (1950) yang pertama kali mengklasifikasikan struktur lapisan skeletal.

  Kelas 1 Skeletal

Maloklusi ini dimana semata-mata dental dengan tulang wajah dan rahang harmoni

dengan satu yang lain dan dengan posisi istirahat kepala. Profilnya orthognatic.

Kelas 1 dental ditentukan berdasarkan maloklusi dental :

divisi I

Malrelasi lokal insisor, caninus , dan premolar.

divisi II

Page 11: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 11/16

Protrusi insisor maksila

divisi III

Lingouversi insisor maksila

divisi IV

protrusi bimaksilari

  kelas II Skeletal

ini menyangkut maloklusi dengan perkembangan distal mandibular subnormal dalam

hubungannya terhadap maksila.

Dibagi menjadi dua divisi:

  divisi I

lengkung dental maksila dalam batas sempit dengan crowding pada regio caninus,

crossbite bisa saja ada ketinggian wajah vertikal menurun. Gigi anterior maksila

protrusif dan profilnya retrognatic.

  divisi II

merupakan pertumbuhan berlebih mandibula dengan sudut mandibula yang tumpul.

Profilnya prognatic pada mandibula.3

Pada maloklusi kelas 1, relasi antar molar pertama normal, tetapi garis oklusi gigi-gigi

di daerah depan dari molar pertama tersebut tidak tepat.

Pada maloklusi kelas 2, tampak molar pertama bawah tampak lebih belakang dari

pada molar atasnya sehingga relasi tidak lagi normal. Kondisi ini merupakan overbite

 / gigitan berlebih.

Pada maloklusi kelas 3 ini merupakan kebalikan dari Kelas 2, yaitu molar pertama

atas yang tampak lebih belakang daripada molar pertama bawah. Kondisi ini

merupakan underbite atau terkadang disebut gigitan terbalik.

a. 

Page 12: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 12/16

 

klas I

b.  faktor yang berpengaruh (bad habit)

c.  pemeriksaan

d.  pencegahan

e.  perawatan

klas II

divisi 1

a.  etiologi : herediter, bad habit

- faktor yang berpengaruh (bad habit)

b.  syarat,ciri,karakteristikpemeriksaan

radiografi, analisa model study,..............

c.  pencegahan

menghilangkan bad habit spt menghisap jempol, edukasi

d.  perawatan

LI

divisi 2

a.  etiologi

LI

b.  syarat, cirigigi anterior retrusif 

c.  pemeriksaan = idem

d.  pencegahan = sesuai etiologi

e.  perawatan

subdivisi

LI

-  klas III

pseudoklas III

a.  etiologi

b.  ciri

mandibula bergeser ke anterior dengan fossa glenoid.....

subdivisi

LI

Pencegahan

Edukasi

Meminimalisir penggunaan dot

Penggunaan space maintener

MENCEGAH terjadinya maloklusi atau susunan gigi yang tidak teratur atau

berantakan pada anak bisa digunakan dengan perawatan ortodonti interseptif.

Perawatan ini juga dapat membantu malolkusi yang lebih parah dan juga

Page 13: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 13/16

menghilangkan maloklusi ringan yang sudah ada.

ada beberapa jenis ortodonti intersentif, antara lain, pertama, dengan

a.pemakaian space regainer. Space regainer merupakan alat yang dapat

digunakan untuk melebarkan kembali ruangan yang telah menyempit

sehingga gigi tetap dapat erupsi dengan baik pada tempat yang

seharusnya. gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya, biasanya akanmenyebabkan ruangan yang ditinggalkannya mengalami penyempitan,

sehingga benih gigi tetap yang ada di bawahnya akan kesulitan untuk 

erupsi dan cenderung untuk erupsi di luar lengkung gigi yang seharusnya.

’’Normalnya gigi sulung tanggal akibat desakan gigi tetap yang ada di

bawahnya. Gigi sulung dapat tanggal sebelum waktunya akibat berlubang

yang mengharuskannya untuk dicabut, trauma, dan lain

sebagainya,’’ujarnya. 

bperawatan serial ekstraksi. Misalnya ada pasien usia 8 atau 9 tahun yang

memiliki keluhan gigi bagian depan yang berjejal. Bila tidak segera

dirawat susunan gigi yang tidak teratur tersebut akan bertambah parahnantinya. Kondisi ini dapat dihindari dengan perawatan serial ekstraksi.

’’Perawatan serial ekstraksi merupakan perawatan dengan cara mencabut

gigi sulung secara berkala pada saat-saat tertentu sesuai dengan

keperluan,’’ungkapnya. 

c pemakaian oral screen. Anak-anak yang memiliki kebiasaan bernafas

melalui mulut akan menyebabkan lengkung gigi dan rahang menyempit

serta cenderung cembung ke depan atau istilah awamnya tonggos.

’’Kondisi ini dapat diatasi dengan penggunaan alat oral screen. Namun,

sebelum dilakukan perawatan dengan menggunakan oral screen, penyebab

kebiasaan bernapas melalui mulut ini harus dihilangk an,’’tuturnya.

Biasanya, terang Bambang, penyebab dari kebiasaan ini adalah adanya

gangguan saluran nafas anak terutama pada bagian hidung. Akibat

gangguan tersebut anak merasa lebih nyaman dengan bernafas melalui

mulut. Gangguan saluran nafas hidung ini perlu ditindak lanjuti oleh

spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan).

d pemakaian oral grid yaitu, anak yang mempunyai kebiasaan mendorong

gigi depan dengan lidah lama kelamaan akan menyebabkan gigi depan

akan semakin maju ke depan (tonggos). ’’Kebiasaan buruk ini dapat

diatasi dengan penggunaan grid dengan alat ortodonti lepasan,’’tukasnya.  

e.  gejala  Anak yang masih memiliki kebiasaan menghisap jari setelah ia berumur 4

tahun dengan intensitas atau frekuensi tinggi cukup beresiko tinggi untuk 

mengalami masalah gigi atau masalah bicara saat ia dewasa.

  Pada saat tidur di malam hari, biasanya penderita akan mengeluarkan suara

gigi-gigi yang beradu. Bila dilihat secara klinis, tampak adanya abrasi pada

permukaan atas gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah. Bila lapisan email

yang hilang cukup banyak dapat timbul rasa ngilu pada gigi-gigi yang

mengalami abrasi. Kadang terlihat adanya jejas atau tanda yang tidak rata pada

tepi lidah

Page 14: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 14/16

tambahan :

DAFTAR CONTOH KASUS-KASUS ORTODONTIK:1. Maloklusi klas I Angle dengan gigi anterior berjejal

2. Maloklusi klas I Angle dengan gigi anterior spacing3. Maloklusi klas I Angle dengan gigi anterior protrusif4. Maloklusi klas I Angle dengan gigi anterior protrusif bimaksiler5. Maloklusi klas I Angle dengan gigi anterior crossbite6. Maloklusi klas I Angle dengan gigi posterior crossbite7. Maloklusi klas I Angle dengan gigi anterior deep overbite8. Maloklusi klas I Angle dengan gigi posterior telah telah dicabut9. Maloklusi klas II Angle dengan gigi anterior berjejal10. Maloklusi klas II Angle dengan gigi anterior atas protrusif (divisi 1)11. Maloklusi klas II Angle dengan gigi anterior atas retrusif (divisi 2)12. Maloklusi klas II Angle subdivisi13. Maloklusi klas II Angle dengan gigi anterior berjejal

14. Maloklusi klas II Angle dengan gigi anterior spacing15. Maloklusi klas II Angle dengan gigi anterior cross bite16. Maloklusi klas II Angle dengan gigi posterior cross bite17. Maloklusi klas II Angle dengan gigi posterior telah telah dicabut18. Maloklusi klas III Angle dengan gigi anterior berjejal19. Maloklusi klas III Angle dengan gigi anterior cross bite20. Maloklusi klas III Angle dengan gigi posterior cross bite21. Maloklusi klas III Angle dengan gigi anterior cross bite

22. Maloklusi klas III Angle subdivisi

1.  perbedaan ketika punngung jempol menghadap ke atas n ke bawah?

Gambar : Ilustrasi anak yang memiliki kebiasaan menghisap jempol. Perhatikan  jempol yang menghadap ke langit-langit, saat anak melakukan gerakan menghisap

  jempol tersebut akan memberi tekanan ke arah atas dan gigi depan, dan bagian

bawah jempol akan menekan lidah sehingga mendoron gigi bawah dan bibir 

sedangkan dagu terdesak ke dalam. Akibatnya anak dapat memiliki profil muka yang

cembung akibat gigi depan yang maju.

2.  kapan seorg anak harus menghentikan kebiasaan menghisap jempol

Bayi mempunyai dorongan alami/natural untuk menghisap, yang hal

itu akan berkurang setelah usia 6 bulan. Namun terkadang kebiasaanitu berlanjut, yang akhirnya akan menjadi kebiasaan bayi atau anak 

kecil karena dengan menghisap jempol/ibu jari, mereka akan merasa

Page 15: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 15/16

nyaman/tenang ketika lapar, takut, gelisah, kesepian, ngantuk dan

bosan.

3.  bagaimana patofisiologi isap jempol menjadi maloklusi

4.  kenapa klasifikasi maloklusi memakai M1?

5. 

5.  apakah sama oklusi normal dengan oklusi Klas 1?

Page 16: Oklusi

5/13/2018 Oklusi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/oklusi-55a759960d01c 16/16

 

So, mau bagaimanapun daerah di bagian depan gigi geraham tersebut, mau

berdesakan atau tampak teratur tetapi untuk menentukan klasifikasi maloklusi,

tetap dilihat dahulu dari molar pertamanya.

Pada kondisi normal, relasi antar molar pertama normal begitu juga gigi-gigi yang

ada di anteriornya (depan-red).

Pada maloklusi kelas 1, relasi antar molar pertama normal, tetapi garis oklusi gigi-

gigi di daerah depan dari molar pertama tersebut tidak tepat.

Pada maloklusi kelas 2, tampak molar pertama bawah tampak lebih belakang dari

pada molar atasnya sehingga relasi tidak lagi normal. Kondisi ini merupakan overbite

 / gigitan berlebih.

Pada maloklusi kelas 3 ini merupakan kebalikan dari Kelas 2, yaitu molar pertama

atas yang tampak lebih belakang daripada molar pertama bawah. Kondisi ini

merupakan underbite atau terkadang disebut gigitan terbalik.