OD Skenario 1 Klasifikasi Skeletal

6
Klasifikasi Skeletal Menurut Steiner Analisis Steiner membedakan hubungan skeletal maksila dan mandibula terhadap basis kranial. Sudut yang digunakan pada analisis Steiner untuk menentukan hubungan skeletal maksila dan mandibula yaitu sudut SNA, SNB, dan ANB. 1. SNA menunjukkan relasi anteroposterior maksila terhadap basis kranial dengan nilai normal SNA 820±20 (80 0 -84 0 ). Bila SNA di atas nilai normal menunjukkan maksila mengalami prognasi dan bila SNA di bawah nilai normal menunjukkan maksila mengalami retrognati. 2. SNB menunjukkan relasi anteroposterior mandibula terhadap basis kranial dengan nilai normal SNB 800±20 (78 0 - 82 0 ). Bila SNB di atas nilai normal menunjukkan mandibula mengalami prognasi dan bila

Transcript of OD Skenario 1 Klasifikasi Skeletal

Klasifikasi Skeletal Menurut SteinerAnalisis Steiner membedakan hubungan skeletal maksila dan mandibula terhadap basis kranial. Sudut yang digunakan pada analisis Steiner untuk menentukan hubungan skeletal maksila dan mandibula yaitu sudut SNA, SNB, dan ANB.1. SNA menunjukkan relasi anteroposterior maksila terhadap basis kranial dengan nilai normal SNA 82020 (800-840). Bila SNA di atas nilai normal menunjukkan maksila mengalami prognasi dan bila SNA di bawah nilai normal menunjukkan maksila mengalami retrognati.

2. SNB menunjukkan relasi anteroposterior mandibula terhadap basis kranial dengan nilai normal SNB 80020 (780- 820). Bila SNB di atas nilai normal menunjukkan mandibula mengalami prognasi dan bila SNB di bawah nilai normal mandibula mandibula retrognati.

3. ANB menunjukkan relasi anteroposterior langsung dari maksila dan mandibula. Nilai ANB dapat diperoleh melalui pengukuran dan juga pengurangan antara sudut SNA dan SNB.1,5 Nilai normal ANB yaitu 2020 (0o-40). 1,5,15 Bila ANB bernilai positif menunjukkan posisi maksila lebih ke depan dari mandibula. Ini menunjukkan profil cembung. Sedangkan bila nilai ANB negatif menunjukkan posisi maksila lebih ke belakang dari mandibula. Ini menunjukkan profil cekung.

Pada analisis ini, Steiner membagi maloklusi skeletal menjadi tiga kelas, yaitu:1. Kelas I nilai ANB normal yaitu 0o- 4o dengan profil wajah lurus agak cembung.Nilai ANB juga bisa menjadi normal jika keadaan kedua skeletal rahang mengalami prognati atau pun retrognati.2. Kelas II memiliki nilai ANB lebih dari normal (ANB > 40) dan memiliki profil wajah yang cembung.Nilai ANB lebih besar dari normal bisa disebabkan karena maksila yang prognati, mandibula yang retognati ataupun kombinasi keduanya.3. Kelas III memiliki nilai ANB lebih kecil dari nilai normal yaitu (ANB< 0o) dengan profil wajah yang cekung.Nilai ANB lebih kecil bisa disebabkan karena maksila yang mengalami retrognati, mandibula yang mengalami prognati, atau kombinasi keduanya.

Klasifikasi Skeletal Menurut JeffersonAnalisis Jefferson menggunakan tiga busur referensi untuk menentukan disharmoni hubungan skeletal dan wajah. Tiga busur tesebut adalah anterior arc, age 4 vertical arc, dan age 18 vertical arc. Anterior arc digunakan untuk menilai posisi antero-posterior maksila dan mandibula. Age 4 vertical arc menggambarkan tinggi vertikal wajah bagian bawah dari mandibula pada saat umur 4 tahun. Age 18 vertical arc menggambarkan tinggi vertikal wajah bagian bawah dari mandibula pada umur 18 tahun dan seterusnya.

Pada analisis ini, posisi maksila dilihat dari titik ANS dan posisi mandibula dilihat dari titik pogonion (P). Idealnya, ANS dan pogonion berada tepat mengenai busur anterior ataupun berjarak kurang lebih 2 mm dari busur anterior. Sehingga maksila dan mandibula berada pada hubungan yang benar terhadap basis kranial.Seperti analisis Steiner, analisis Jefferson juga membagi klasifikasi skeletal menjadi beberapa Klas. Posisi maksila dikenali dengan A, posisi mandibula dikenali dengan B, sedangkan kombinasi keduanya dikenali dengan C. Ada sembilan klasifikasi skeletal, yaitu :

1. Klas I yaitu bila titik ANS dan titik P menyentuh atau kurang lebih berjarak 2mm dari busur anterior. Ini menandakan maksila dan mandibula berada pada posisi anteroposterior yang ideal.2. Klas IIA bila titik ANS berjarak lebih dari 2mm dari busur anterior. Ini menunjukkan bahwa maksila mengalami prognati dan mandibula berada pada posisi anteroposterior yang ideal.3. Klas IIB bila titik P berjarak kurang dari 2mm dari busur anterior. Ini menunjukkan bahwa mandibula mengalami retrognati dan maksila berada pada posisi anteroposterior yang ideal.4. Klas IIC adalah kombinasi dari klas IIA dan IIB yaitu menunjukkan maksila mengalami prognati dan mandibula mengalami retrognati.5. Klas IIIA bila titik ANS berjarak kurang dari 2mm dari busur anterior. Ini menunjukkkan bahwa maksila mengalami retrognati dan mandibula berada pada posisi anteroposterior yang ideal.6. Klas IIIB bila titik P berjarak lebih dari 2mm dari busur anterior. Ini menunjukkan bahwa mandibula mengalami prognati dan maksila berada pada posisi anteroposterior yang ideal.7. Klas IIIC adalah kombinasi dari klas IIIA dan IIIB yaitu maksila mengalami retrognati dan mandibula mengalami prognati.8. BR (Biskeletal Retrognati) bila titik ANS dan P berjarak kurang dari 2mm dari busur anterior. Ini menunjukkan bahwa maksila dan mandibula mengalami retrognati.9. BP (Biskeletal Prognati) bila titik ANS dan P berjarak lebih dari 2mm dari busur anterior. Ini menunjukkan bahwa maksila dan mandibula mengalami prognati.