obgin SC sectio sesare

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri. Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Ada dua cara persalinan yaitu persalinan pervaginam yang telah dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan sectio caesar dapat disebut juga dengan bedah sesar atau sectio caesarea. Saat ini sectio caesarea bukan hal yang baru lagi bagi para ibu maupun pasangan suami istri. Sejak awal tindakan sectio caesarea merupakan pilihan yang harus dijalani karena keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun janinnya. Sectio Caesarea menurut adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada

description

obgin SC sectio sesareobgin SC sectio sesareobgin SC sectio sesareobgin SC sectio sesareobgin SC sectio sesareobgin SC sectio sesareobgin SC sectio sesare

Transcript of obgin SC sectio sesare

Page 1: obgin SC sectio sesare

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)

yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan

atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri Persalinan normal adalah proses

lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak

melukai ibu dan bayi yang pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam

Ada dua cara persalinan yaitu persalinan pervaginam yang telah dikenal

dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan sectio caesar dapat

disebut juga dengan bedah sesar atau sectio caesarea Saat ini sectio caesarea

bukan hal yang baru lagi bagi para ibu maupun pasangan suami istri Sejak awal

tindakan sectio caesarea merupakan pilihan yang harus dijalani karena keadaan

gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun janinnya

Sectio Caesarea menurut adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan

syarat dinding dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram

Sectio caesarea sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis bukan

keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit Hal ini karena resiko

operasi Caesar lebih besar dari persalinan alami

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Defenisi

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

22 Sebab Sectio Caesarea

Sebab sectio caesarea terbagi menjadi 2 jenis yaitu Sectio caesarea

berencana dan tidak berencana

221 Sectio caesarea berencana

Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi caesar yang dilakukan

karena adanya alasan medis Apabila persalinan dipaksakan untuk dilakukan

secara alami akan mengancam keselamatan ibu dan bayi Hal ini terjadi pada

kesulitan kehamilan yang sudah terdeteksi sejak dini misalnya karena keadaan

panggul ibu yang sempit atau ibu mengalami plasenta previa Keadaan ini

biasanya sudah terdeteksi dari pemeriksaan kehamilan akhir semester tiga Inilah

yang disebut dengan operasi caesar yang direncanakan atau caesar primer

222 Sectio caesarea tidak berencana

Sectio caesarea tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan

pada saat atau ketika persalinan berlangsung Contohnya tidak terjadi kemajuan

dalam persalinan sehingga kepala bayi tidak dapat keluar dan ibu sudah

kehabisan tenaga Apabila persalinan alami tetap dipaksakan untuk dilakukan

dapat membahayakan nyawa bayi atau mengalami gangguan otak karena

2

kehabisan oksigen Walaupun dipaksakan dengan persalinan alami yang ditunjang

dengan alat bantu misalnya dengan sendok cunam atau alat vakum kemungkinan

berhasilnya juga kecil Denyut jantung janin dapat tiba-tiba melemah sementara

proses persalinan masih berlangsung lama

23 Indikasi

231 Faktor Janin

Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin seperti janin besar dan

pertumbuhannya terhambat berat

a Bayi terlalu besar

Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih menyebabkan bayi sulit

keluar dari jalan lahir Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan

karena ibu menderita kencing manis Apabila dibiarkan terlalu lama di

jalan lahir dapat membahayakan keselamatan janinnya

Namun bisa saja berat 4000 gram dilahirkan dengan operasi Dengan

berat janin yang diperkirakan sama tetapi terjadi pada ibu yang berbeda

maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda Misalnya untuk

panggul ibu yang terlalu sempit berat badan janin 3000 gram sudah

dianggap besar karena bayi tidak dapat lewat jalan lahir Demikian pula

pada posisi sungsang dengan berat janin lebih dari 36 kg sudah bisa

dianggap besar sehingga perlu dilakukan kelahiran dengan operasi

3

b Kelainan letak bayi

Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu letak sungsang dan letak

lintang

1 Letak sungsang

Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang

Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang

dengan kepala berada di bagian atas rahim sementara bokong berada di

bagian bawah rongga rahim sedangkan yang dimaksud dengan ldquoposisirdquo

adalah keadaan bagian terendah bayi Resiko bayi lahir sungsang pada

persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan

letak kepala yang normal Oleh karena itu biasanya langkah terakhir untuk

mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin

sungsang adalah operasi Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin

sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu posisi janin

yang beresiko terjadinya ldquomacetrdquo di tengah proses persalinan

2 Letak Lintang

Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring

(oblique) Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai

dengan arah jalan lahir Pada keadaan ini letak kepala pada posisi yang

satu dan bokong pada sisi yang lain Pada umumnya bokong akan berada

sedikit lebih tinggi daripada kepala janin sementara bahu berada pada

bagian atas panggul Konon punggung dapat berada di depan belakang

atas maupun bawah Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1

Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung

atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya Penanganan untuk kelainan

letak lintang ini juga sifatnya sangat individual Apabila dokter

memutuskan untuk melakukan tindakan operasi sebelumnya ia sudah

memperhitungkan sejumlah faktor demi keselamatan ibu dan bayinya

4

c Ancaman gawat janin (fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter

memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh

kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir

janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila

terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi

atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit

antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun

menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas

Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan

tidak jarang meninggal dalam rahim

d Faktor plasenta

Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat

pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi

1 Plasenta previa

Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta

previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian

atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan

kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan

plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak

melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami

Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu

kurang dari 1

5

2 Solutio plasenta

Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari

dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas

sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka

operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan

untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan

oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta

ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui

vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim

3 Plasenta accreta

Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot

rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang

mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk

hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya

meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)

4 Vasa previa

Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim

(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang

membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu

dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi

e Kelainan tali pusat

Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi

1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada

keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah

janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi

6

Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)

Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan

masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut

rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin

Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat

lahir

2 Terlilit tali pusat

Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung

ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya

ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim

letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki

paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke

tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau

terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin

tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila

kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran

oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar

f Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena

kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi

daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari

waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar

karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang

atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami

7

232 Faktor Ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian

prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan

sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan

operasi

a Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia

40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang

beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis

dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga

sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi

caesar

b Tulang Panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan

susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang

merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara

alami

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak

Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan

8

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 2: obgin SC sectio sesare

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Defenisi

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

22 Sebab Sectio Caesarea

Sebab sectio caesarea terbagi menjadi 2 jenis yaitu Sectio caesarea

berencana dan tidak berencana

221 Sectio caesarea berencana

Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi caesar yang dilakukan

karena adanya alasan medis Apabila persalinan dipaksakan untuk dilakukan

secara alami akan mengancam keselamatan ibu dan bayi Hal ini terjadi pada

kesulitan kehamilan yang sudah terdeteksi sejak dini misalnya karena keadaan

panggul ibu yang sempit atau ibu mengalami plasenta previa Keadaan ini

biasanya sudah terdeteksi dari pemeriksaan kehamilan akhir semester tiga Inilah

yang disebut dengan operasi caesar yang direncanakan atau caesar primer

222 Sectio caesarea tidak berencana

Sectio caesarea tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan

pada saat atau ketika persalinan berlangsung Contohnya tidak terjadi kemajuan

dalam persalinan sehingga kepala bayi tidak dapat keluar dan ibu sudah

kehabisan tenaga Apabila persalinan alami tetap dipaksakan untuk dilakukan

dapat membahayakan nyawa bayi atau mengalami gangguan otak karena

2

kehabisan oksigen Walaupun dipaksakan dengan persalinan alami yang ditunjang

dengan alat bantu misalnya dengan sendok cunam atau alat vakum kemungkinan

berhasilnya juga kecil Denyut jantung janin dapat tiba-tiba melemah sementara

proses persalinan masih berlangsung lama

23 Indikasi

231 Faktor Janin

Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin seperti janin besar dan

pertumbuhannya terhambat berat

a Bayi terlalu besar

Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih menyebabkan bayi sulit

keluar dari jalan lahir Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan

karena ibu menderita kencing manis Apabila dibiarkan terlalu lama di

jalan lahir dapat membahayakan keselamatan janinnya

Namun bisa saja berat 4000 gram dilahirkan dengan operasi Dengan

berat janin yang diperkirakan sama tetapi terjadi pada ibu yang berbeda

maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda Misalnya untuk

panggul ibu yang terlalu sempit berat badan janin 3000 gram sudah

dianggap besar karena bayi tidak dapat lewat jalan lahir Demikian pula

pada posisi sungsang dengan berat janin lebih dari 36 kg sudah bisa

dianggap besar sehingga perlu dilakukan kelahiran dengan operasi

3

b Kelainan letak bayi

Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu letak sungsang dan letak

lintang

1 Letak sungsang

Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang

Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang

dengan kepala berada di bagian atas rahim sementara bokong berada di

bagian bawah rongga rahim sedangkan yang dimaksud dengan ldquoposisirdquo

adalah keadaan bagian terendah bayi Resiko bayi lahir sungsang pada

persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan

letak kepala yang normal Oleh karena itu biasanya langkah terakhir untuk

mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin

sungsang adalah operasi Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin

sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu posisi janin

yang beresiko terjadinya ldquomacetrdquo di tengah proses persalinan

2 Letak Lintang

Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring

(oblique) Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai

dengan arah jalan lahir Pada keadaan ini letak kepala pada posisi yang

satu dan bokong pada sisi yang lain Pada umumnya bokong akan berada

sedikit lebih tinggi daripada kepala janin sementara bahu berada pada

bagian atas panggul Konon punggung dapat berada di depan belakang

atas maupun bawah Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1

Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung

atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya Penanganan untuk kelainan

letak lintang ini juga sifatnya sangat individual Apabila dokter

memutuskan untuk melakukan tindakan operasi sebelumnya ia sudah

memperhitungkan sejumlah faktor demi keselamatan ibu dan bayinya

4

c Ancaman gawat janin (fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter

memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh

kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir

janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila

terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi

atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit

antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun

menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas

Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan

tidak jarang meninggal dalam rahim

d Faktor plasenta

Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat

pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi

1 Plasenta previa

Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta

previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian

atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan

kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan

plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak

melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami

Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu

kurang dari 1

5

2 Solutio plasenta

Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari

dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas

sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka

operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan

untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan

oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta

ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui

vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim

3 Plasenta accreta

Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot

rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang

mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk

hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya

meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)

4 Vasa previa

Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim

(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang

membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu

dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi

e Kelainan tali pusat

Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi

1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada

keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah

janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi

6

Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)

Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan

masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut

rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin

Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat

lahir

2 Terlilit tali pusat

Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung

ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya

ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim

letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki

paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke

tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau

terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin

tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila

kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran

oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar

f Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena

kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi

daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari

waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar

karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang

atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami

7

232 Faktor Ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian

prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan

sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan

operasi

a Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia

40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang

beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis

dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga

sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi

caesar

b Tulang Panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan

susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang

merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara

alami

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak

Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan

8

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 3: obgin SC sectio sesare

kehabisan oksigen Walaupun dipaksakan dengan persalinan alami yang ditunjang

dengan alat bantu misalnya dengan sendok cunam atau alat vakum kemungkinan

berhasilnya juga kecil Denyut jantung janin dapat tiba-tiba melemah sementara

proses persalinan masih berlangsung lama

23 Indikasi

231 Faktor Janin

Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin seperti janin besar dan

pertumbuhannya terhambat berat

a Bayi terlalu besar

Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih menyebabkan bayi sulit

keluar dari jalan lahir Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan

karena ibu menderita kencing manis Apabila dibiarkan terlalu lama di

jalan lahir dapat membahayakan keselamatan janinnya

Namun bisa saja berat 4000 gram dilahirkan dengan operasi Dengan

berat janin yang diperkirakan sama tetapi terjadi pada ibu yang berbeda

maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda Misalnya untuk

panggul ibu yang terlalu sempit berat badan janin 3000 gram sudah

dianggap besar karena bayi tidak dapat lewat jalan lahir Demikian pula

pada posisi sungsang dengan berat janin lebih dari 36 kg sudah bisa

dianggap besar sehingga perlu dilakukan kelahiran dengan operasi

3

b Kelainan letak bayi

Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu letak sungsang dan letak

lintang

1 Letak sungsang

Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang

Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang

dengan kepala berada di bagian atas rahim sementara bokong berada di

bagian bawah rongga rahim sedangkan yang dimaksud dengan ldquoposisirdquo

adalah keadaan bagian terendah bayi Resiko bayi lahir sungsang pada

persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan

letak kepala yang normal Oleh karena itu biasanya langkah terakhir untuk

mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin

sungsang adalah operasi Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin

sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu posisi janin

yang beresiko terjadinya ldquomacetrdquo di tengah proses persalinan

2 Letak Lintang

Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring

(oblique) Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai

dengan arah jalan lahir Pada keadaan ini letak kepala pada posisi yang

satu dan bokong pada sisi yang lain Pada umumnya bokong akan berada

sedikit lebih tinggi daripada kepala janin sementara bahu berada pada

bagian atas panggul Konon punggung dapat berada di depan belakang

atas maupun bawah Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1

Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung

atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya Penanganan untuk kelainan

letak lintang ini juga sifatnya sangat individual Apabila dokter

memutuskan untuk melakukan tindakan operasi sebelumnya ia sudah

memperhitungkan sejumlah faktor demi keselamatan ibu dan bayinya

4

c Ancaman gawat janin (fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter

memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh

kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir

janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila

terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi

atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit

antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun

menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas

Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan

tidak jarang meninggal dalam rahim

d Faktor plasenta

Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat

pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi

1 Plasenta previa

Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta

previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian

atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan

kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan

plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak

melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami

Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu

kurang dari 1

5

2 Solutio plasenta

Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari

dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas

sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka

operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan

untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan

oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta

ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui

vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim

3 Plasenta accreta

Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot

rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang

mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk

hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya

meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)

4 Vasa previa

Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim

(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang

membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu

dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi

e Kelainan tali pusat

Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi

1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada

keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah

janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi

6

Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)

Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan

masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut

rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin

Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat

lahir

2 Terlilit tali pusat

Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung

ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya

ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim

letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki

paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke

tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau

terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin

tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila

kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran

oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar

f Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena

kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi

daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari

waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar

karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang

atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami

7

232 Faktor Ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian

prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan

sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan

operasi

a Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia

40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang

beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis

dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga

sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi

caesar

b Tulang Panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan

susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang

merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara

alami

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak

Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan

8

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 4: obgin SC sectio sesare

b Kelainan letak bayi

Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu letak sungsang dan letak

lintang

1 Letak sungsang

Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang

Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang

dengan kepala berada di bagian atas rahim sementara bokong berada di

bagian bawah rongga rahim sedangkan yang dimaksud dengan ldquoposisirdquo

adalah keadaan bagian terendah bayi Resiko bayi lahir sungsang pada

persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan

letak kepala yang normal Oleh karena itu biasanya langkah terakhir untuk

mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin

sungsang adalah operasi Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin

sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu posisi janin

yang beresiko terjadinya ldquomacetrdquo di tengah proses persalinan

2 Letak Lintang

Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring

(oblique) Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai

dengan arah jalan lahir Pada keadaan ini letak kepala pada posisi yang

satu dan bokong pada sisi yang lain Pada umumnya bokong akan berada

sedikit lebih tinggi daripada kepala janin sementara bahu berada pada

bagian atas panggul Konon punggung dapat berada di depan belakang

atas maupun bawah Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1

Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung

atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya Penanganan untuk kelainan

letak lintang ini juga sifatnya sangat individual Apabila dokter

memutuskan untuk melakukan tindakan operasi sebelumnya ia sudah

memperhitungkan sejumlah faktor demi keselamatan ibu dan bayinya

4

c Ancaman gawat janin (fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter

memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh

kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir

janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila

terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi

atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit

antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun

menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas

Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan

tidak jarang meninggal dalam rahim

d Faktor plasenta

Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat

pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi

1 Plasenta previa

Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta

previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian

atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan

kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan

plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak

melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami

Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu

kurang dari 1

5

2 Solutio plasenta

Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari

dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas

sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka

operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan

untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan

oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta

ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui

vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim

3 Plasenta accreta

Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot

rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang

mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk

hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya

meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)

4 Vasa previa

Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim

(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang

membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu

dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi

e Kelainan tali pusat

Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi

1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada

keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah

janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi

6

Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)

Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan

masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut

rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin

Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat

lahir

2 Terlilit tali pusat

Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung

ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya

ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim

letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki

paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke

tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau

terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin

tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila

kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran

oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar

f Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena

kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi

daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari

waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar

karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang

atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami

7

232 Faktor Ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian

prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan

sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan

operasi

a Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia

40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang

beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis

dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga

sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi

caesar

b Tulang Panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan

susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang

merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara

alami

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak

Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan

8

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 5: obgin SC sectio sesare

c Ancaman gawat janin (fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter

memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh

kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir

janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila

terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi

atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit

antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun

menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas

Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan

tidak jarang meninggal dalam rahim

d Faktor plasenta

Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat

pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi

1 Plasenta previa

Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta

previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian

atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan

kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan

plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak

melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami

Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu

kurang dari 1

5

2 Solutio plasenta

Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari

dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas

sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka

operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan

untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan

oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta

ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui

vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim

3 Plasenta accreta

Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot

rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang

mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk

hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya

meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)

4 Vasa previa

Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim

(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang

membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu

dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi

e Kelainan tali pusat

Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi

1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada

keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah

janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi

6

Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)

Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan

masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut

rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin

Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat

lahir

2 Terlilit tali pusat

Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung

ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya

ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim

letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki

paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke

tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau

terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin

tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila

kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran

oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar

f Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena

kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi

daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari

waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar

karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang

atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami

7

232 Faktor Ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian

prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan

sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan

operasi

a Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia

40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang

beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis

dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga

sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi

caesar

b Tulang Panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan

susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang

merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara

alami

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak

Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan

8

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 6: obgin SC sectio sesare

2 Solutio plasenta

Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari

dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas

sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka

operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan

untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan

oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta

ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui

vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim

3 Plasenta accreta

Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot

rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang

mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk

hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya

meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)

4 Vasa previa

Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim

(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang

membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu

dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi

e Kelainan tali pusat

Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi

1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada

keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah

janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi

6

Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)

Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan

masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut

rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin

Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat

lahir

2 Terlilit tali pusat

Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung

ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya

ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim

letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki

paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke

tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau

terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin

tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila

kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran

oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar

f Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena

kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi

daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari

waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar

karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang

atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami

7

232 Faktor Ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian

prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan

sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan

operasi

a Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia

40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang

beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis

dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga

sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi

caesar

b Tulang Panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan

susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang

merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara

alami

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak

Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan

8

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 7: obgin SC sectio sesare

Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)

Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan

masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut

rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin

Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat

lahir

2 Terlilit tali pusat

Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung

ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya

ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim

letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki

paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke

tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau

terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin

tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila

kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran

oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar

f Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena

kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi

daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari

waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar

karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang

atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami

7

232 Faktor Ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian

prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan

sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan

operasi

a Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia

40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang

beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis

dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga

sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi

caesar

b Tulang Panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan

susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang

merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara

alami

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak

Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan

8

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 8: obgin SC sectio sesare

232 Faktor Ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian

prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan

sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan

operasi

a Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia

40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang

beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis

dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga

sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi

caesar

b Tulang Panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak

sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu

tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan

mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan

susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang

merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara

alami

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi

persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak

Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan

pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan

8

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 9: obgin SC sectio sesare

lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya

operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi

sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa

terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang

tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju

tidak bisa lewat panggul atau letak lintang

d Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan

kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas

Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor

Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa

disebut distosia

e Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan

lahir dengan lancar

f Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi

harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar

sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang

mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali

padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa

maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan

membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina

9

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 10: obgin SC sectio sesare

24 Klasifikasi Sectio caesarea

Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu

a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan

dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari

seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan

menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti

kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun

kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga

memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan

perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang

(secara Kronig)

b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau

korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat

dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika

urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen

bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan

letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki

beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan

terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan

terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar

c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah

sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan

lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur

uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan

10

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 11: obgin SC sectio sesare

d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke

dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek

obstetri

e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi

peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung

kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi

di segmen bawah

25 Komplikasi

Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita

yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada

ibu maupun bayi

a Alergi

Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat

tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea

lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis

obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk

pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus

Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan

kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu

b Perdarahan

Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan

darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul

Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus

melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk

mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria

uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang

cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau

perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan

histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut

11

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 12: obgin SC sectio sesare

c Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan

dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau

kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang

tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim

atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ

lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam

rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

pengangan khusus

d Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan

memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap

kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan

pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture

uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini

sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas

operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut

berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena

terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu

keindahan daerah perut

e Demam

Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan

penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi

f Mempengaruhi produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan

pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia

dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional

tidak banyak mempengaruhi produksi ASI

12

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 13: obgin SC sectio sesare

26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea

a Perawatan luka insisi

Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan

sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara

periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan

b Tempat perawatan pasca bedah

Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke

dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat

pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah

kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan

bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan

untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah

di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat

c Pemberian cairan

Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka

pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung

elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi

d Nyeri

Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita

oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah

Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-

perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir

tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri

atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan

gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba

Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih

dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut

dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti

suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau

morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus

13

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 14: obgin SC sectio sesare

e Mobilisasi

Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna

untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke

kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien

sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur

terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies

dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas

dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil

yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus

menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai

pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah

duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi

hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar

berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca

bedah

14

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 15: obgin SC sectio sesare

BAB III

KESIMPULAN

Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan

janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus

(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum

abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan

untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan

komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam

Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio

caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi

caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea

tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika

persalinan berlangsung

indikasi sectio caesarea yaitu

1 Faktor janin

a Bayi terlalu besar

b Kelainan letak bayi

c Ancaman gawat janin

d Faktor plasenta

e Kelainan tali pusat dan

f Bayi kembar

2 Faktor ibu

a Usia

b Tulang panggul

c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea

d Faktor hambatan jalan lahir

e Kelainan kontraksi rahim

f Ketuban pecah dini

15

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 16: obgin SC sectio sesare

Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin

sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea

Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan

pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal

mungkin

16

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 17: obgin SC sectio sesare

DAFTAR PUSTAKA

1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD

Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih

bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku

kedokteran EGC 2006 h 852-897 33

2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi

bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates

Jakarta 2002 160-162

3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at

URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm

4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric

and Gynecology 1999 Available at URL

httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf

5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu

2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp

6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet

Gynecol 1958 528-41

7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere

Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in

httpwwwteinspregnancyobstetrichtml

8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa

Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit

buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple

births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment

16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57

17

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 18: obgin SC sectio sesare

STATUS ORANG SAKIT

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RS HAJI MEDAN

I Identitas Pasien

bull Nama Ny W

bull Umur 35 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan IRT

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

bull Nomor RM 236743

bull Tanggal Masuk 18-09-2015

bull Pukul 1000 WIB

Identitas Suami

bull Nama Tn E

bull Umur 39 tahun

bull Agama Islam

bull Suku Jawa

bull Pekerjaan Wiraswasta

bull Pendidikan SMA

bull Alamat Pasar XII Marendal

18

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 19: obgin SC sectio sesare

Anamnesis

Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39

tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah

Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000

Keluhan Utama Rencana operasi

Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19

september 2015

Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat

keluar air-air dari kemaluan (-)

bull BAK (+) N

bull BAB (+) N

bull RPT (-)

bull RPO (-)

bull ANC bidan 4x

Sp OG 4x

Perdarahan Antepartum

bull Kapan mulai (-)

bull Banyaknya (-)

bull Rasa nyeri (-)

bull Perdarahan ke (-)

bull Darah beku (-)

bull Trauma (-)

19

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 20: obgin SC sectio sesare

Tanda-tanda Keracunan hamil

bull Edema (-)

bull Pusing (-)

bull Mual (-)

bull Muntah (-)

bull Nyeri ulu hati (-)

bull Vertigo (-)

bull Gangguan Visus (-)

bull Kejang-kejang (-)

bull Koma (-)

bull Icterus (-)

Anamnesa Ginekologi

bull Menarche 12 tahun

bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)

bull Dysmenorrhea (-)

bull Fluor Albus (-)

bull HPHT -12-2014

bull TTP -09-2015

bull Hamil Kembar (-)

bull Lain-lain (-)

20

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 21: obgin SC sectio sesare

Perdarahan Post Partum

bull Anak ke (-)

bull Kala (-)

bull Banyaknya (-)

bull Atonia uteri (-)

bull Retensio plasenta (-)

bull Placenta rest (-)

bull Inftranfusi (-)

Riwayat Persalinan

1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal

2 Hamil ini

Penyakit yang pernah diderita

Anemi (-)

Hipertensi (-)

Penyginjal (-)

Diabetea (-)

Tuberculosis (-)

21

Veneral diseasoes (-)

Penyjantung (-)

Reuma (-)

Operasi (-)

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 22: obgin SC sectio sesare

Pemeriksaan Fisik

Stasus present

bull Sens CM

bull TD 12070 mmHg

bull HR 78 xi

bull RR 18 xi

bull T 3670 C

bull TB 155 cm

bull BB 83 kg

bull Keadaan gizi baik

bull Cor normal

bull Pulmo normal

bull THT normal

Status Lokalisata

bull Abdomen membesar asimetris

bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus

bull Teregang Kiri

bull Bagian terbawah kepala

bull SBR biasa

bull Ring VBandl (-)

bull Lig Rotundum Biasa

bull Meteorismus (-)

bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram

22

Anemis (--)

Ikterik (--)

Dyspnoe (-)

Sianosis (-)

Oedema (-)

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 23: obgin SC sectio sesare

bull Osborn (-)

bull Gerak janin (+)

bull DJJ 140 xi reguler

bull His (-)

X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan

R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)

bull Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan penunjang

USG TAS

JT+PK

FM (+) FHR (+)

BPD 892 mm

FL 712 mm

AC 318 mm

Kepala kepala janin fleksi

Air ketuban cukup

23

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 24: obgin SC sectio sesare

Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB

Hematologi Darah Rutin

Hemoglobin

Hitung eritrosit

Hitung leukosit

Hematokrit

Hitung Trombosit

Nilai

120

42

13200

351

333000

Nilai rujukan

12-16

39-56

4000-11000

36-47

150000-450000

Satuan

gdL

10Λ6μL

μL

μL

Index Eritrosit MCV

MCH

MCHC

835

285

341

80-96

27-31

30-34

fL

pg

Hitung Jenis Leukosit Eusinofil

Basofil

N Stab

NSeg

Limfosit

Monosit

LED

1

0

0

78

15

6

12

1-3

0-1

2-6

53-75

20-45

4-8

0-20

mmjam

Kimia Klinik Glukosa darah

sewaktu

124 lt140 MgdL

Diagnosa

bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH

R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB

24

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 25: obgin SC sectio sesare

Laporan persalinan

Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG

Tanggal 19092015

Jam 1000 WIB

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang

dengan baik

Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan

antiseptik betadin dan alkohol 70

pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan

operasi

Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri

dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi

dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub

endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala

bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali

pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT

Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding

abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup

dengan kasa steril

KU ibu post sc stabil

Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

- Inj Ketorolac 30 mg8 jam

- Inj gentamicin 80mg 12jam

25

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 26: obgin SC sectio sesare

FOLLOW UP

Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 80xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

26

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27

Page 27: obgin SC sectio sesare

Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB

S -

O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)

TD 12080 mmHg Ikterik (-)

HR 84xmenit Dyspnoe (-)

RR 22xmenit Sianosis (-)

T 365ordmC Oedem (-)

SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)

TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat

PV (-) lochia rubra (+)

BAK (+) normal

BAB (-)

Flatus (+)

ASI (--)

Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1

Terapi IVFD RL 20 gttmenit

Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam

Inj Ketorolac 30 mg8 jam

Inj Ranitidin 50 mg12 jam

27