obgin SC sectio sesare
description
Transcript of obgin SC sectio sesare
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan
atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri Persalinan normal adalah proses
lahirnya janin dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
Ada dua cara persalinan yaitu persalinan pervaginam yang telah dikenal
dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan sectio caesar dapat
disebut juga dengan bedah sesar atau sectio caesarea Saat ini sectio caesarea
bukan hal yang baru lagi bagi para ibu maupun pasangan suami istri Sejak awal
tindakan sectio caesarea merupakan pilihan yang harus dijalani karena keadaan
gawat darurat untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun janinnya
Sectio Caesarea menurut adalah suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat dinding dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
Sectio caesarea sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis bukan
keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit Hal ini karena resiko
operasi Caesar lebih besar dari persalinan alami
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Defenisi
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
22 Sebab Sectio Caesarea
Sebab sectio caesarea terbagi menjadi 2 jenis yaitu Sectio caesarea
berencana dan tidak berencana
221 Sectio caesarea berencana
Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi caesar yang dilakukan
karena adanya alasan medis Apabila persalinan dipaksakan untuk dilakukan
secara alami akan mengancam keselamatan ibu dan bayi Hal ini terjadi pada
kesulitan kehamilan yang sudah terdeteksi sejak dini misalnya karena keadaan
panggul ibu yang sempit atau ibu mengalami plasenta previa Keadaan ini
biasanya sudah terdeteksi dari pemeriksaan kehamilan akhir semester tiga Inilah
yang disebut dengan operasi caesar yang direncanakan atau caesar primer
222 Sectio caesarea tidak berencana
Sectio caesarea tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan
pada saat atau ketika persalinan berlangsung Contohnya tidak terjadi kemajuan
dalam persalinan sehingga kepala bayi tidak dapat keluar dan ibu sudah
kehabisan tenaga Apabila persalinan alami tetap dipaksakan untuk dilakukan
dapat membahayakan nyawa bayi atau mengalami gangguan otak karena
2
kehabisan oksigen Walaupun dipaksakan dengan persalinan alami yang ditunjang
dengan alat bantu misalnya dengan sendok cunam atau alat vakum kemungkinan
berhasilnya juga kecil Denyut jantung janin dapat tiba-tiba melemah sementara
proses persalinan masih berlangsung lama
23 Indikasi
231 Faktor Janin
Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin seperti janin besar dan
pertumbuhannya terhambat berat
a Bayi terlalu besar
Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih menyebabkan bayi sulit
keluar dari jalan lahir Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan
karena ibu menderita kencing manis Apabila dibiarkan terlalu lama di
jalan lahir dapat membahayakan keselamatan janinnya
Namun bisa saja berat 4000 gram dilahirkan dengan operasi Dengan
berat janin yang diperkirakan sama tetapi terjadi pada ibu yang berbeda
maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda Misalnya untuk
panggul ibu yang terlalu sempit berat badan janin 3000 gram sudah
dianggap besar karena bayi tidak dapat lewat jalan lahir Demikian pula
pada posisi sungsang dengan berat janin lebih dari 36 kg sudah bisa
dianggap besar sehingga perlu dilakukan kelahiran dengan operasi
3
b Kelainan letak bayi
Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu letak sungsang dan letak
lintang
1 Letak sungsang
Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang
Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang
dengan kepala berada di bagian atas rahim sementara bokong berada di
bagian bawah rongga rahim sedangkan yang dimaksud dengan ldquoposisirdquo
adalah keadaan bagian terendah bayi Resiko bayi lahir sungsang pada
persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan
letak kepala yang normal Oleh karena itu biasanya langkah terakhir untuk
mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin
sungsang adalah operasi Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin
sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu posisi janin
yang beresiko terjadinya ldquomacetrdquo di tengah proses persalinan
2 Letak Lintang
Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring
(oblique) Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai
dengan arah jalan lahir Pada keadaan ini letak kepala pada posisi yang
satu dan bokong pada sisi yang lain Pada umumnya bokong akan berada
sedikit lebih tinggi daripada kepala janin sementara bahu berada pada
bagian atas panggul Konon punggung dapat berada di depan belakang
atas maupun bawah Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1
Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung
atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya Penanganan untuk kelainan
letak lintang ini juga sifatnya sangat individual Apabila dokter
memutuskan untuk melakukan tindakan operasi sebelumnya ia sudah
memperhitungkan sejumlah faktor demi keselamatan ibu dan bayinya
4
c Ancaman gawat janin (fetal distress)
Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter
memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh
kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir
janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila
terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi
atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit
antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun
menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas
Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan
tidak jarang meninggal dalam rahim
d Faktor plasenta
Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat
pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi
1 Plasenta previa
Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta
previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan
kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan
plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak
melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami
Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu
kurang dari 1
5
2 Solutio plasenta
Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari
dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas
sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka
operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan
untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan
oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta
ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui
vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim
3 Plasenta accreta
Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot
rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang
mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk
hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya
meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)
4 Vasa previa
Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim
(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang
membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu
dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi
e Kelainan tali pusat
Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi
1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)
Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada
keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah
janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi
6
Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)
Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan
masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut
rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin
Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat
lahir
2 Terlilit tali pusat
Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung
ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya
ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim
letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki
paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke
tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau
terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin
tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila
kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran
oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar
f Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari
waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar
karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang
atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami
7
232 Faktor Ibu
Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya
panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian
prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan
sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan
operasi
a Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia
40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang
beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis
dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga
sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi
caesar
b Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan
mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak
Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan
8
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Defenisi
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
22 Sebab Sectio Caesarea
Sebab sectio caesarea terbagi menjadi 2 jenis yaitu Sectio caesarea
berencana dan tidak berencana
221 Sectio caesarea berencana
Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi caesar yang dilakukan
karena adanya alasan medis Apabila persalinan dipaksakan untuk dilakukan
secara alami akan mengancam keselamatan ibu dan bayi Hal ini terjadi pada
kesulitan kehamilan yang sudah terdeteksi sejak dini misalnya karena keadaan
panggul ibu yang sempit atau ibu mengalami plasenta previa Keadaan ini
biasanya sudah terdeteksi dari pemeriksaan kehamilan akhir semester tiga Inilah
yang disebut dengan operasi caesar yang direncanakan atau caesar primer
222 Sectio caesarea tidak berencana
Sectio caesarea tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan
pada saat atau ketika persalinan berlangsung Contohnya tidak terjadi kemajuan
dalam persalinan sehingga kepala bayi tidak dapat keluar dan ibu sudah
kehabisan tenaga Apabila persalinan alami tetap dipaksakan untuk dilakukan
dapat membahayakan nyawa bayi atau mengalami gangguan otak karena
2
kehabisan oksigen Walaupun dipaksakan dengan persalinan alami yang ditunjang
dengan alat bantu misalnya dengan sendok cunam atau alat vakum kemungkinan
berhasilnya juga kecil Denyut jantung janin dapat tiba-tiba melemah sementara
proses persalinan masih berlangsung lama
23 Indikasi
231 Faktor Janin
Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin seperti janin besar dan
pertumbuhannya terhambat berat
a Bayi terlalu besar
Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih menyebabkan bayi sulit
keluar dari jalan lahir Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan
karena ibu menderita kencing manis Apabila dibiarkan terlalu lama di
jalan lahir dapat membahayakan keselamatan janinnya
Namun bisa saja berat 4000 gram dilahirkan dengan operasi Dengan
berat janin yang diperkirakan sama tetapi terjadi pada ibu yang berbeda
maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda Misalnya untuk
panggul ibu yang terlalu sempit berat badan janin 3000 gram sudah
dianggap besar karena bayi tidak dapat lewat jalan lahir Demikian pula
pada posisi sungsang dengan berat janin lebih dari 36 kg sudah bisa
dianggap besar sehingga perlu dilakukan kelahiran dengan operasi
3
b Kelainan letak bayi
Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu letak sungsang dan letak
lintang
1 Letak sungsang
Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang
Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang
dengan kepala berada di bagian atas rahim sementara bokong berada di
bagian bawah rongga rahim sedangkan yang dimaksud dengan ldquoposisirdquo
adalah keadaan bagian terendah bayi Resiko bayi lahir sungsang pada
persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan
letak kepala yang normal Oleh karena itu biasanya langkah terakhir untuk
mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin
sungsang adalah operasi Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin
sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu posisi janin
yang beresiko terjadinya ldquomacetrdquo di tengah proses persalinan
2 Letak Lintang
Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring
(oblique) Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai
dengan arah jalan lahir Pada keadaan ini letak kepala pada posisi yang
satu dan bokong pada sisi yang lain Pada umumnya bokong akan berada
sedikit lebih tinggi daripada kepala janin sementara bahu berada pada
bagian atas panggul Konon punggung dapat berada di depan belakang
atas maupun bawah Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1
Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung
atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya Penanganan untuk kelainan
letak lintang ini juga sifatnya sangat individual Apabila dokter
memutuskan untuk melakukan tindakan operasi sebelumnya ia sudah
memperhitungkan sejumlah faktor demi keselamatan ibu dan bayinya
4
c Ancaman gawat janin (fetal distress)
Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter
memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh
kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir
janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila
terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi
atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit
antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun
menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas
Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan
tidak jarang meninggal dalam rahim
d Faktor plasenta
Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat
pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi
1 Plasenta previa
Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta
previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan
kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan
plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak
melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami
Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu
kurang dari 1
5
2 Solutio plasenta
Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari
dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas
sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka
operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan
untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan
oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta
ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui
vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim
3 Plasenta accreta
Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot
rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang
mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk
hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya
meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)
4 Vasa previa
Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim
(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang
membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu
dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi
e Kelainan tali pusat
Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi
1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)
Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada
keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah
janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi
6
Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)
Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan
masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut
rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin
Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat
lahir
2 Terlilit tali pusat
Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung
ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya
ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim
letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki
paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke
tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau
terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin
tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila
kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran
oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar
f Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari
waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar
karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang
atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami
7
232 Faktor Ibu
Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya
panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian
prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan
sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan
operasi
a Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia
40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang
beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis
dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga
sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi
caesar
b Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan
mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak
Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan
8
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
kehabisan oksigen Walaupun dipaksakan dengan persalinan alami yang ditunjang
dengan alat bantu misalnya dengan sendok cunam atau alat vakum kemungkinan
berhasilnya juga kecil Denyut jantung janin dapat tiba-tiba melemah sementara
proses persalinan masih berlangsung lama
23 Indikasi
231 Faktor Janin
Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin seperti janin besar dan
pertumbuhannya terhambat berat
a Bayi terlalu besar
Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih menyebabkan bayi sulit
keluar dari jalan lahir Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan
karena ibu menderita kencing manis Apabila dibiarkan terlalu lama di
jalan lahir dapat membahayakan keselamatan janinnya
Namun bisa saja berat 4000 gram dilahirkan dengan operasi Dengan
berat janin yang diperkirakan sama tetapi terjadi pada ibu yang berbeda
maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda Misalnya untuk
panggul ibu yang terlalu sempit berat badan janin 3000 gram sudah
dianggap besar karena bayi tidak dapat lewat jalan lahir Demikian pula
pada posisi sungsang dengan berat janin lebih dari 36 kg sudah bisa
dianggap besar sehingga perlu dilakukan kelahiran dengan operasi
3
b Kelainan letak bayi
Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu letak sungsang dan letak
lintang
1 Letak sungsang
Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang
Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang
dengan kepala berada di bagian atas rahim sementara bokong berada di
bagian bawah rongga rahim sedangkan yang dimaksud dengan ldquoposisirdquo
adalah keadaan bagian terendah bayi Resiko bayi lahir sungsang pada
persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan
letak kepala yang normal Oleh karena itu biasanya langkah terakhir untuk
mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin
sungsang adalah operasi Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin
sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu posisi janin
yang beresiko terjadinya ldquomacetrdquo di tengah proses persalinan
2 Letak Lintang
Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring
(oblique) Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai
dengan arah jalan lahir Pada keadaan ini letak kepala pada posisi yang
satu dan bokong pada sisi yang lain Pada umumnya bokong akan berada
sedikit lebih tinggi daripada kepala janin sementara bahu berada pada
bagian atas panggul Konon punggung dapat berada di depan belakang
atas maupun bawah Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1
Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung
atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya Penanganan untuk kelainan
letak lintang ini juga sifatnya sangat individual Apabila dokter
memutuskan untuk melakukan tindakan operasi sebelumnya ia sudah
memperhitungkan sejumlah faktor demi keselamatan ibu dan bayinya
4
c Ancaman gawat janin (fetal distress)
Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter
memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh
kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir
janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila
terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi
atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit
antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun
menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas
Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan
tidak jarang meninggal dalam rahim
d Faktor plasenta
Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat
pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi
1 Plasenta previa
Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta
previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan
kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan
plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak
melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami
Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu
kurang dari 1
5
2 Solutio plasenta
Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari
dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas
sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka
operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan
untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan
oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta
ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui
vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim
3 Plasenta accreta
Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot
rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang
mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk
hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya
meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)
4 Vasa previa
Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim
(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang
membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu
dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi
e Kelainan tali pusat
Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi
1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)
Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada
keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah
janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi
6
Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)
Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan
masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut
rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin
Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat
lahir
2 Terlilit tali pusat
Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung
ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya
ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim
letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki
paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke
tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau
terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin
tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila
kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran
oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar
f Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari
waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar
karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang
atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami
7
232 Faktor Ibu
Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya
panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian
prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan
sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan
operasi
a Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia
40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang
beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis
dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga
sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi
caesar
b Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan
mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak
Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan
8
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
b Kelainan letak bayi
Ada dua kelainan letak janin dalam rahim yaitu letak sungsang dan letak
lintang
1 Letak sungsang
Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang
Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang
dengan kepala berada di bagian atas rahim sementara bokong berada di
bagian bawah rongga rahim sedangkan yang dimaksud dengan ldquoposisirdquo
adalah keadaan bagian terendah bayi Resiko bayi lahir sungsang pada
persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan
letak kepala yang normal Oleh karena itu biasanya langkah terakhir untuk
mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin
sungsang adalah operasi Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin
sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu posisi janin
yang beresiko terjadinya ldquomacetrdquo di tengah proses persalinan
2 Letak Lintang
Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring
(oblique) Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai
dengan arah jalan lahir Pada keadaan ini letak kepala pada posisi yang
satu dan bokong pada sisi yang lain Pada umumnya bokong akan berada
sedikit lebih tinggi daripada kepala janin sementara bahu berada pada
bagian atas panggul Konon punggung dapat berada di depan belakang
atas maupun bawah Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1
Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung
atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya Penanganan untuk kelainan
letak lintang ini juga sifatnya sangat individual Apabila dokter
memutuskan untuk melakukan tindakan operasi sebelumnya ia sudah
memperhitungkan sejumlah faktor demi keselamatan ibu dan bayinya
4
c Ancaman gawat janin (fetal distress)
Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter
memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh
kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir
janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila
terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi
atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit
antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun
menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas
Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan
tidak jarang meninggal dalam rahim
d Faktor plasenta
Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat
pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi
1 Plasenta previa
Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta
previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan
kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan
plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak
melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami
Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu
kurang dari 1
5
2 Solutio plasenta
Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari
dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas
sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka
operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan
untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan
oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta
ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui
vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim
3 Plasenta accreta
Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot
rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang
mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk
hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya
meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)
4 Vasa previa
Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim
(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang
membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu
dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi
e Kelainan tali pusat
Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi
1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)
Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada
keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah
janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi
6
Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)
Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan
masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut
rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin
Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat
lahir
2 Terlilit tali pusat
Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung
ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya
ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim
letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki
paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke
tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau
terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin
tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila
kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran
oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar
f Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari
waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar
karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang
atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami
7
232 Faktor Ibu
Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya
panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian
prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan
sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan
operasi
a Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia
40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang
beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis
dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga
sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi
caesar
b Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan
mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak
Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan
8
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
c Ancaman gawat janin (fetal distress)
Keadaan gawat janin pada tahap persalinan memungkinkan dokter
memutuskan untuk segera melakukan operasi Apalgi jika ditunjang oleh
kondisi ibu yang kurang menguntungkan Seperti diketahui sebelum lahir
janin mendapat oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat Apabila
terjadi gangguan pada ari ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi
atau kejang rahim) serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit
antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayi pun
menjadi berkurang Akibatnya janin akan tercekik karena kehabisan nafas
Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak bahkan
tidak jarang meninggal dalam rahim
d Faktor plasenta
Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat
pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi
1 Plasenta previa
Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta
previa Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir Tentu saja keadaan ini akan mengakibatkan
kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke jalan lahir Janin dengan
plasenta previa umumnya juga akan memilih letak sungsang atau letak
melintang Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami
Sebenarnya angka kejadian plasenta previa sangat rendah yaitu
kurang dari 1
5
2 Solutio plasenta
Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari
dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas
sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka
operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan
untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan
oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta
ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui
vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim
3 Plasenta accreta
Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot
rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang
mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk
hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya
meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)
4 Vasa previa
Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim
(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang
membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu
dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi
e Kelainan tali pusat
Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi
1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)
Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada
keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah
janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi
6
Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)
Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan
masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut
rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin
Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat
lahir
2 Terlilit tali pusat
Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung
ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya
ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim
letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki
paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke
tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau
terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin
tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila
kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran
oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar
f Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari
waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar
karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang
atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami
7
232 Faktor Ibu
Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya
panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian
prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan
sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan
operasi
a Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia
40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang
beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis
dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga
sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi
caesar
b Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan
mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak
Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan
8
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
2 Solutio plasenta
Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari
dinding rahim sebelum waktunya Apabila plasenta sudah lepas
sementara janin masih lama lahir atau dalam tahapan tertentu maka
operasi harus segera dilakukan Persalinan dengan operasi dilakukan
untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami kekurangan
oksigen atau keracunan air ketuban Proses terlepasnya plasenta
ditandai dengan perdarahan yang banyak yang bisa keluar melalui
vagina tetapi bisa juga tersembunyi di dalam rahim
3 Plasenta accreta
Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot
rahim Hal ini jarang terjadi tetapi pada umumnya di alami ibu yang
mengalami persalinan yang berulang kali ibu berusia rawan untuk
hamil (diatas 35 tahun) dan ibu yang pernah operasi (operasinya
meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta)
4 Vasa previa
Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim
(ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang
membahayakan janin dan ibunya Untuk mengurangi resiko pada ibu
dan janin maka persalinan dilakukan dengan operasi
e Kelainan tali pusat
Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi
1 Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)
Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat Pada
keadaan ini tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah
janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi
6
Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)
Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan
masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut
rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin
Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat
lahir
2 Terlilit tali pusat
Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung
ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya
ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim
letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki
paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke
tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau
terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin
tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila
kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran
oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar
f Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari
waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar
karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang
atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami
7
232 Faktor Ibu
Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya
panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian
prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan
sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan
operasi
a Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia
40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang
beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis
dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga
sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi
caesar
b Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan
mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak
Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan
8
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin)
Apabila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan persalinan
masih dapat berlangsung Pada kala 1 (periode pembukaan mulut
rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin
Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat
lahir
2 Terlilit tali pusat
Dalam rahim tali pusat ikut ldquoberenangrdquo bersama janin dalam kantung
ketuban Ketika janin bergerak letak dan posisi tali pusat pun biasanya
ikut bergerak dan berubah Kadang akibat gerak janin dalam rahim
letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin baik di bagian kaki
paha perut lengan atau lehernya Sebenarnya lilitan tali pusat ke
tubuh janin tidak selalu berbahaya Selama tali pusat tidak terjepit atau
terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh janin
tetap aman Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila
kondisi tali pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran
oksigen dan nutrisi ke tubuh janin tidak lancar
f Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi Misalnya lahir prematur atau lebih cepat dari
waktunya Sering kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar
karena stres Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang
atau letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara alami
7
232 Faktor Ibu
Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya
panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian
prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan
sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan
operasi
a Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia
40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang
beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis
dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga
sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi
caesar
b Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan
mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak
Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan
8
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
232 Faktor Ibu
Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya
panggul sempit atau abnormal disfungsi kontraksi rahim riwayat kematian
prenatal pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan
sterilisasi Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan
operasi
a Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan dengan operasi Apalagi dengan wanita usia
40 tahun ke atas Pada usia ini biasanya seseorang memiliki penyakit yang
beresiko misalnya tekanan darah tinggi penyakit jantung kencing manis
dan preeklampsia Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga
sering kali menyebabkan dokter memutuskan persalinan dengan operasi
caesar
b Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu
tidak dapat melahirkan secara alami Tulang panggul sangat menentukan
mulus tidaknya proses persalinan Tulang-tulang panggul merupakan
susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang
merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara
alami
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar
Sebenarnya persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak
Apabila memang ada indiaksi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan seperti bayi terlalu besar panggul terlalu sempit atau jalan
8
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
lahir yang tidak mau membuka operasi bisa saja dilakukan Umumnya
operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua apabila operasi
sebelumnya menggunakan sayatan vertikal Namun operasi kedua bisa
terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang
tetapi ada hambatan pada persalinan pervaginam seperti janin tidak maju
tidak bisa lewat panggul atau letak lintang
d Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang kaku
sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas
Gangguan pada jalan lahir bisa juga terjadi karena ada miom atau tumor
Keadaan ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet yang biasa
disebut distosia
e Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya
leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan
menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan
lahir dengan lancar
f Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar
sehingga tinggal sedikit atau habis Air ketuban adalah cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim Apabila air ketuban habis sama sekali
padahal bayi masih belum waktunya lahir biasanya dokter akan berusaha
mengeluarkan bayi dari dalam kandungan baik melalui kelahiran biasa
maupun operasi caesar Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan
membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat vagina
9
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
24 Klasifikasi Sectio caesarea
Ada beberapa jenis sectio caesarea yaitu
a Sectio caesarea transperitoneal profunda merupakan suatu pembedahan
dengan melakukan insisi pada segmen bawah uterus Hampir 99 dari
seluruh kasus sectio caesarea dalam praktek kedokteran dilakukan dengan
menggunakan teknik ini karena memiliki beberapa keunggulan seperti
kesembuhan lebih baik dan tidak banyak menimbulkan perlekatan Adapun
kerugiannya adalah terdapat kesulitan dalam mengeluarkan janin sehingga
memungkinkan terjadinya perluasan luka insisi dan dapat menimbulkan
perdarahan Arah insisi melintang (secara Kerr) dan insisi memanjang
(secara Kronig)
b Sectio caesarea klasik (corporal) yaitu insisi pada segmen atas uterus atau
korpus uteri Pembedahan ini dilakukan bila segmen bawah rahim tidak dapat
dicapai dengan aman (misalnya karena perlekatan yang erat pada vesika
urinaria akibat pembedahan sebelumnya atau terdapat mioma pada segmen
bawah uterus atau karsinoma serviks invasif) bayi besar dengan kelainan
letak terutama jika selaput ketuban sudah pecah Teknik ini juga memiliki
beberapa kerugian yaitu kesembuhan luka insisi relatif sulit kemungkinan
terjadinya ruptur uteri pada kehamilan berikutnya dan kemungkinan
terjadinya perlekatan dengan dinding abdomen lebih besar
c Sectio caesarea yang disertai histerektomi yaitu pengangkatan uterus setelah
sectio caesarea karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi dengan tindakan
lain pada uterus miomatorius yang besar dan atau banyak atau pada ruptur
uteri yang tidak dapat diatasi dengan jahitan
10
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
d Sectio caesarea vaginal yaitu pembedahan melalui dinding vagina anterior ke
dalam rongga uterus Jenis sectio ini tidak lagi digunakan dalam praktek
obstetri
e Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu sectio yang dilakukan tanpa insisi
peritoneum dengan mendorong lipatan peritoneum ke atas dan kandung
kemih ke bawah atau ke garis tengah kemudian uterus dibuka dengan insisi
di segmen bawah
25 Komplikasi
Di bawah ini adalah komplikasi yang mungkin dialami oleh wanita
yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada
ibu maupun bayi
a Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
tertentu Penggunaan obat-obatan pada pasien sectio caesarea
lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami Jenis
obat-obatan ini beragam mulai dari antibiotik obat untuk
pembiusan penghilang rasa sakit serta beberapa cairan infus
Oleh karena itu biasanya sebelum operasi akan ditanyakan
kepada pasien apakah mempunyai alergi tertentu
b Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan-bekuan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul
Oleh karena itu sebelum operasi seorang wanita harus
melakukan pemeriksaan darah lengkap Salah satunya untuk
mengetahui masalah pembekuan darahnya Selain itu perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uteri ikut terbuka atau karena atonia uteri Kehilangan darah yang
cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak Kalau
perdarahan tidak dapat diatasi kadang perlu tindakan
histerektomi terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut
11
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
c Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati-hati kemungkinan pembedahan
dapat mengakibatkan terlukanya organ lain seperti rectumatau
kandung kemih Penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang
tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim
atau kandung kemih Selai itu dapat juga berdampak pada organ
lain dengan menimbulakn perlekatan pada organ-organ di dalam
rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan
pengangan khusus
d Parut dalam rahim
Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan
memiliki parut dalam rahim Oleh karena itu pada tiap
kehamilan serta persalinan berikutnya ia memerlukan
pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture
uteri meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini
sangat kecil terjadi Pada beberapa jenis kulit sayatan bekas
operasi juga dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan parut
berlebih pada kulit perut (keloid) yang dapat menggangu karena
terasa nyeri dan gatal Tidak itu saja juga akan mengganggu
keindahan daerah perut
e Demam
Kadang-kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan
penyebabnya Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi
f Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan
pembiusan total (narkose) Akibatnya kolostrum tidak bisa
dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia
dilahirkan Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional
tidak banyak mempengaruhi produksi ASI
12
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
26 Perawatan Pasca Sectio Caesarea
a Perawatan luka insisi
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan betadin dan
sebagainya lalu ditutup dengan kain penutup luka Secara
periodik pembalut luka diganti dan luka dibersihkan
b Tempat perawatan pasca bedah
Setelah tindakan di kamar operasi selesai pasien dipindahkan ke
dalam kamar rawat khusus yang dilengkapi dengan alat
pendingin kamar udara selama beberapa hari Bila pasca bedah
kondisi gawat segera pindahkan ke ICU untuk perawatan
bersama-sama dengan unit anastesi karena di sini peralatan
untuk menyelamatkan pasien lebih lengkap Setelah pulih barulah
di pindahkan ke tempat pasien semula dirawat
c Pemberian cairan
Karena selama 24 jam pertama pasien puasa pasca operasi maka
pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi dehidrasi
d Nyeri
Nyeri pasca operasi merupakan efek samping yang harus diderita
oleh mereka yang pernah menjalani operasi termasuk bedah
Caesar Nyeri tersebut dapat disebabkan oleh perlekatan-
perlekatan antar jaringan akibat operasi Nyeri tersebut hampir
tidak mungkin di hilangkan 100 ibu akan mengalami nyeri
atau gangguan terutama bila aktivitas berlebih atau melakukan
gerakan-gerakan kasar yang tiba-tiba
Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih
dirasakan didaerah operasi Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan penenang seperti
suntikan intramuskuler pethidin dengan dosis 100-150 mg atau
morfin sebanyak 10-15 mg atau secara perinfus
13
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
e Mobilisasi
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk
membantu jalanya penyembuhan pasien Mobilisasi berguna
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan emboli Miring ke
kanan dan kiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah pasien
sadar Latihan pernafasan dapat dilakukan pasien sambil tidur
terlentang sedini mungkin setelah sadar Pada hari kedua pasies
dapat didukukan selama 5 menit dan dan diminta untuk bernafas
dalam-dalam lalu menghembuskanya disertai batuk-batuk kecil
yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai
pulih Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah
duduk (semi fowler)selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari pasien dianjurkan belajar duduk selama sehari belajar
berjalan dan berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 pasca
bedah
14
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
BAB III
KESIMPULAN
Seksio sesaria atau persalinan sesaria didefinisikan sebagai melahirkan
janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi) Definisi ini tidak mencakup pengangkatan janin dari kavum
abdomen dalam kasus ruptur uterikehamilan abdominal Tindakan ini dilakukan
untuk mencegah kematian ibu dan bayi karena kemungkinan-kemungkinan
komplikasi yang dapat timbul bila persalinan tersebut berlangsung pervaginam
Penyebab sectio caesarea ada 2 yaitu sectio caesarea berencana dan sectio
caesarea tidak berencana Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi
caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis Sedangkan sectio caesarea
tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika
persalinan berlangsung
indikasi sectio caesarea yaitu
1 Faktor janin
a Bayi terlalu besar
b Kelainan letak bayi
c Ancaman gawat janin
d Faktor plasenta
e Kelainan tali pusat dan
f Bayi kembar
2 Faktor ibu
a Usia
b Tulang panggul
c Persalinan sebelumnya dengan operasi caesarea
d Faktor hambatan jalan lahir
e Kelainan kontraksi rahim
f Ketuban pecah dini
15
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Pada prinsipnya sectio caesarea dilakukan untuk kepentingan ibu dan janin
sehingga dalam praktik obstetri tidak terdapat kontraindikasi pada seksio sesarea
Dalam hal ini adanya gangguan mekanisme pembekuan darah ibu persalinan
pervaginam lebih dianjurkan karena insisi yang ditimbulkan dapat seminimal
mungkin
16
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
DAFTAR PUSTAKA
1 Cunningham FG Gant NF Leveno KJ Gilstrap LC Hauth JC Wenstrom KD
Kehamilan multijanin Dalam Hartono A Suyono YJ Pendit BU (alih
bahasa) Obstetri Williams Volume 1 edisi 21 Jakarta Penerbit buku
kedokteran EGC 2006 h 852-897 33
2 Liewellyn-Jones D Kelainan presentasi janin Dalam Hadyanto editor edisi
bahasa Indonesia Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi Edisi 6 Hipokrates
Jakarta 2002 160-162
3 Zach T Multiple births Dalam emedicine from WebMD 2006 Available at
URL httpwwwemedicinecommedtopic2599htm
4 Morales AJ et al Multifetal pregnancy reduction Dalam Ethics in Obstetric
and Gynecology 1999 Available at URL
httpwwwacogcomfrom_homepublicationsethicsethics041pdf
5 Suririnah Proses terjadinya kehamilan kembar atau kehamilan lebih dari satu
2005 Available at URL httpwwinfoibucommodphp
6 Guttmacher AF Schuyler GK The Fetus of Multiple Gestations Obstet
Gynecol 1958 528-41
7 Kalaichandran S Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Jay Lecturere
Unversity of Ottawa Obstetric and Gynaecology 1999 in
httpwwwteinspregnancyobstetrichtml
8 Kliegman RM Kehamilan multipel Dalam Wahab AS editor bahasa
Indonesia Ilmu kesehatan anak Nelson Volume 1 edisi 15 Jakarta Penerbit
buku kedokteran EGC 2000 h 559-561Thilo EH Rosenberg AA Multiple
births Dalam Hay WW (ed) Current pediatric diagnosis amp treatment
16thedition Europe McGraw Hill Education 2002 h 56-57
17
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
STATUS ORANG SAKIT
SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN
RS HAJI MEDAN
I Identitas Pasien
bull Nama Ny W
bull Umur 35 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan IRT
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
bull Nomor RM 236743
bull Tanggal Masuk 18-09-2015
bull Pukul 1000 WIB
Identitas Suami
bull Nama Tn E
bull Umur 39 tahun
bull Agama Islam
bull Suku Jawa
bull Pekerjaan Wiraswasta
bull Pendidikan SMA
bull Alamat Pasar XII Marendal
18
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Anamnesis
Ny W 35 tahun G2P1A0 Islam Jawa SMA IRT istri dari Tn E 39
tahun Islam Jawa SMA Wiraswasta Pasar XII Marendal datang ke poli Rumah
Sakit Haji Medan Pada tanggal 18 September 2015 pukul 1000
Keluhan Utama Rencana operasi
Telaah Pasien direncanakan operasi sectio caesarea elektif pada tanggal 19
september 2015
Riwayat mules-mules mau melahirkan (-) riwayat keluar lendir darah (-) riwayat
keluar air-air dari kemaluan (-)
bull BAK (+) N
bull BAB (+) N
bull RPT (-)
bull RPO (-)
bull ANC bidan 4x
Sp OG 4x
Perdarahan Antepartum
bull Kapan mulai (-)
bull Banyaknya (-)
bull Rasa nyeri (-)
bull Perdarahan ke (-)
bull Darah beku (-)
bull Trauma (-)
19
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Tanda-tanda Keracunan hamil
bull Edema (-)
bull Pusing (-)
bull Mual (-)
bull Muntah (-)
bull Nyeri ulu hati (-)
bull Vertigo (-)
bull Gangguan Visus (-)
bull Kejang-kejang (-)
bull Koma (-)
bull Icterus (-)
Anamnesa Ginekologi
bull Menarche 12 tahun
bull Haid 5-6 hari (2-3x ganti dukhari)
bull Dysmenorrhea (-)
bull Fluor Albus (-)
bull HPHT -12-2014
bull TTP -09-2015
bull Hamil Kembar (-)
bull Lain-lain (-)
20
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Perdarahan Post Partum
bull Anak ke (-)
bull Kala (-)
bull Banyaknya (-)
bull Atonia uteri (-)
bull Retensio plasenta (-)
bull Placenta rest (-)
bull Inftranfusi (-)
Riwayat Persalinan
1 Laki-laki aterm 3000 gr RS Dokter SC 4 bln Meninggal
2 Hamil ini
Penyakit yang pernah diderita
Anemi (-)
Hipertensi (-)
Penyginjal (-)
Diabetea (-)
Tuberculosis (-)
21
Veneral diseasoes (-)
Penyjantung (-)
Reuma (-)
Operasi (-)
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Pemeriksaan Fisik
Stasus present
bull Sens CM
bull TD 12070 mmHg
bull HR 78 xi
bull RR 18 xi
bull T 3670 C
bull TB 155 cm
bull BB 83 kg
bull Keadaan gizi baik
bull Cor normal
bull Pulmo normal
bull THT normal
Status Lokalisata
bull Abdomen membesar asimetris
bull Fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus
bull Teregang Kiri
bull Bagian terbawah kepala
bull SBR biasa
bull Ring VBandl (-)
bull Lig Rotundum Biasa
bull Meteorismus (-)
bull Taksiran BB anak 3000-3300 gram
22
Anemis (--)
Ikterik (--)
Dyspnoe (-)
Sianosis (-)
Oedema (-)
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
bull Osborn (-)
bull Gerak janin (+)
bull DJJ 140 xi reguler
bull His (-)
X-Ray pelvimetri tidak dilakukan pemeriksaan
R0 fotosinar tembus tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
bull Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
USG TAS
JT+PK
FM (+) FHR (+)
BPD 892 mm
FL 712 mm
AC 318 mm
Kepala kepala janin fleksi
Air ketuban cukup
23
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Hasil laboratorium tanggal 24-08-2015 pukul 1946 WIB
Hematologi Darah Rutin
Hemoglobin
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung Trombosit
Nilai
120
42
13200
351
333000
Nilai rujukan
12-16
39-56
4000-11000
36-47
150000-450000
Satuan
gdL
10Λ6μL
μL
μL
Index Eritrosit MCV
MCH
MCHC
835
285
341
80-96
27-31
30-34
fL
pg
Hitung Jenis Leukosit Eusinofil
Basofil
N Stab
NSeg
Limfosit
Monosit
LED
1
0
0
78
15
6
12
1-3
0-1
2-6
53-75
20-45
4-8
0-20
mmjam
Kimia Klinik Glukosa darah
sewaktu
124 lt140 MgdL
Diagnosa
bull Prev SC 1x + SG + KDR (aterm) + PK + AH
R Sectio Caesarea tgl 19092015 pukul 1000 WIB
24
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Laporan persalinan
Operator dr Ahmad Khuwalid SpOG
Tanggal 19092015
Jam 1000 WIB
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infuse dan kateter terpasang
dengan baik
Dibawah spinal anestesi dilakukan tindakan septik dengan cairan
antiseptik betadin dan alkohol 70
pada dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan
operasi
Dilakukan insisi planennsteil mulai dari kutis -fascia Fascia digunting kiri
dan kananotot dipisahkan secara tumpul peritoneum di klem di dua sisi
dan digunting keatas dan kebawah uterus diinsisi konkaf sampai sub
endometrium endometrium ditembus tumpul Dengan menelusuri kepala
bayi lahir bayi laki- laki BB 3000 gr PB 49 cm AS 89 anus (+) Tali
pusat di klem 2 tempat dan digumting plasenta di lahirkan secara PTT
Kesan lengkap Uterus ditutup secara continue interlocking dinding
abdomen dibersihkan dan dijahit lapis demi lapis Luka operasi ditutup
dengan kasa steril
KU ibu post sc stabil
Instruksi awasi vital sign kontraksi dan tanda ndash tanda perdarahan R - IVFD RL + Oksitosin 10-10-5-5 Iu 20 gtti - Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
- Inj Ketorolac 30 mg8 jam
- Inj gentamicin 80mg 12jam
25
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
FOLLOW UP
Follow up tanggal 20 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 80xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
26
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27
Follow up tanggal 21 September 2015 pukul 0600 WIB
S -
O Sensorium Compos Mentis Anemis (-)
TD 12080 mmHg Ikterik (-)
HR 84xmenit Dyspnoe (-)
RR 22xmenit Sianosis (-)
T 365ordmC Oedem (-)
SL AbdomenSoepel Peristaltik (+)
TFU 3 jari dibawah umbilicus kontraksi kuat
PV (-) lochia rubra (+)
BAK (+) normal
BAB (-)
Flatus (+)
ASI (--)
Diagnosa Post SC ai Prev SC 1x + NH1
Terapi IVFD RL 20 gttmenit
Inj Cefazolin 1 gr IV8 jam
Inj Ketorolac 30 mg8 jam
Inj Ranitidin 50 mg12 jam
27