OA lutut
-
Upload
fitri-maya-anggraini -
Category
Documents
-
view
26 -
download
3
Transcript of OA lutut
Artikel Penelitian
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009
Sudut FTA dan Nyeri padaOsteoartritis Lutut
Angela BM Tulaar
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Abstrak: Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dijumpai. Penyakit tersebut
dapat memberikan masalah fisik, psikis, sosioekonomi, serta dapat mengurangi kualitas hidup.
Pada OA otot sekitar sendi sering mengalami atrofi serta penurunan kekuatan dan pada sendi
penumpu berat badan. Hal itu akan mempengaruhi stabilitas sendi. Sendi lutut merupakan
sendi yang sering terkena OA dan perempuan mempunyai prevalensi lebih tinggi dibanding
laki-laki. Nyeri merupakan keluhan utama dan pada OA lutut yang lanjut dapat terjadi
deformitas. Sudut FTA sering dikaitkan dengan deformitas valgus-varus lutut serta progresivitas
penyakit. Meskipun demikian, belum banyak dipelajari hubungan sudut FTA dengan nyeri
pada OA lutut Tujuan penelitian ini untuk mendapat gambaran sudut FTA pada OA lutut dan
hubungannya dengan nyeri lutut. Pencitraan polos sendi lutut 93 pasien dengan OA lutut
derajat 2-3 (Kellgren-Lawrence) dan nyeri lutut yang memenuhi kriteria penerimaan diambil
dari penelitian sebelumnya yang terkait OA. Rentang usia peserta penelitian 42 - 65 tahun
(rerata 54 tahun). Terdapat 51 orang dengan nyeri lutut kanan dan 42 orang nyeri lutut kiri,
rentang nyeri VAS 4,5 - 8,4 dengan rerata 6,31 (SD 1,07). Sudut FTA diukur menurut metode
Toda pada foto polos sendi lutut proyeksi anterior-posterior posisi berdiri menumpu berat
badan antara 165º sampai 194º dengan rerata 175,22º (SD 4,54). Lutut kanan yang nyeri
menunjukkan besar sudut FTA kanan 165º - 186º dengan rerata 174,05º (SD 3,6) sedangkan
lutut kiri yang nyeri menunjukkan besar sudut FTA kiri 167º - 194º dengan rerata 176,64º (SD
5,14). Terdapat hubungan bermakna antara sudut FTA dengan umur peserta (p=0,002 dengan
koefisien korelasi Pearson 0,30) dan hubungan bermakna antara sudut FTA dengan nyeri lutut
(p=0,02 dengan koefisien korelasi 0,20 Spearman’s rho). Disimpulkan, tidak semua OA lutut
mempunyai sudut FTA di luar rentang normal menurut Toda, meskipun demikian, terdapat
hubungan bermakna yang positif antara besar sudut FTA dengan nyeri lutut.
Kata kunci: OA, sudut FTA, nyeri
459
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009
FTA Angle and Pain in Osteoarthritis of the Knee
Angela BM Tulaar
Physical Medicine and Rehabilitation,
Faculty of Medicine University of Indonesia, Jakarta
Abstract: Osteoarthritis (OA) is the most common joint disease that may cause physical, psycho-
logical and socioeconomical problems leading to disability and decreasing one’s quality of life.
The muscles around the joint often develop atrophy and decrease in strength. To the weight
bearing joints this can affect the joint stability. The knee joint is commonly involved in OA and
women have higher prevalence compared to men. Pain is the main complaint and deformities may
occur in advanced OA of the knee. The FTA angle (FTA) has been associated with valgus-varus
deformity of the knee recently, as well as the disease progression. Yet, not much have been studied
regarding the relation of the FTA angle with pain in Knee OA. The purpose of this study was to
evaluate the FTA angle in knee OA and its relation to pain. Plain photo of 93 patients with knee OA
grade 2-3 according to Kellgren-Lawrence and knee pain fulfilling the inclusion criteria were
taken from previous studies related to osteoarthritis. The age of the patients ranges from 42 to 65
years with a mean of 54 years. Fifty one patients with right knee pain and 42 patients with left knee
pain. The visual analoque scale (VAS) ranges from 4,5 to 8,4 with a mean of 6,31 (SD 1,07). The
FTA angle (FTA) measured from the plain anterior posterior weight bearing radiography of the
knee joint according to Toda’s method were as follows: the right FTA ranges from 165º to 186º
with a mean of 174,05º (SD 3,6). The left FTA ranges from 167º to 194º with a mean of 176,64º
(SD 5,14). Significant correlation (p=0.002) was found between FTA and age with a coefficient
corellation of 0.30 (Pearson). A positive correlation with a 0.20 coefficient correlation (Spearman’s
rho) was significant on p=0.02 between FTA and knee pain. It was cocluded that not all knee OA
have FTA angle with abnormal ranges according to Toda, but there is significant positive corre-
lation between FTA and knee pain.
Key words: Osteoarthritis, FTA angle, pain.
Pendahuluan
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling
sering dijumpai. Sendi lutut menduduki urutan kedua
tersering yang mengalami OA. Di antara penderita artritis
yang mengunjungi Departemen Rehabilitasi Medik RS
Dr.Cipto Mangunkusumo ditemukan sebanyak 62,8%
penderita OA lutut.1
Nyeri merupakan gejala utama OA yang bertambah berat
sejalan dengan beratnya OA. Sendi lutut dapat mengalami
keterbatasan gerak apabila tidak digerakkan akibat nyeri. Otot
sekitar sendi lutut terutama otot quadriceps mengalami atrofi
dan menjadi lemah. Menurunnya fungsi otot akan
mengurangi stabilitas sendi terutama sendi penumpu berat
badan sehingga dapat memperburuk keadaan penyakit dan
menimbulkan deformitas.2,3
Pencitraan foto polos masih digunakan untuk me-
nunjang diagnosis OA. Selain kriteria radiologik menurut
Kellgren Lawrence, sudut FTA yang dikemukakan Toda juga
berhubungan dengan deformitas varus atau valgus.
Shiozakia4 mengemukakan bahwa sudut FTA (FTA= FTA
angle) bertambah sejalan dengan beratnya OA lutut dan
deformitas varus pada foto sendi lutut akibat hilangnya tulang
rawan di kompartemen tibiofemoral medial. Hiroko et al.5
menggunakan foto sendi lutut lansia Jepang dan men-
dapatkan hubungan OA lutut derajat II dengan FTA (OR
1,15). Banyak penelitian tentang sudut FTA yang dikaitkan
dengan deformitas varus – valgus pada sendi lutut, bahkan
dengan progresivitas penyakit OA.6-9 Meskipun demikian,
masih belum ada yang mempelajari hubungan sudut FTA
dengan nyeri lutut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran
sudut FTA pada pasien OA lutut yang datang berobat ke
Departemen Rehabilitasi Medik RS Dr.Cipto Mangunkusumo,
Jakarta, serta melihat hubungan antara sudut FTA dengan
nyeri lutut.
Metode
Pasien dengan OA sendi lutut sebanyak 93 orang
dengan nyeri pada satu sendi lutut dikumpulkan dari
penelitian terdahulu mengenai OA lutut. Foto polos sendi
Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut
460
Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009
lutut proyeksi anterior posterior dalam posisi berdiri
menumpu berat badan. OA sendi lutut adalah derajat 2-3
menurut kriteria radiologik Kellgren-Lawrence sebagai kriteria
penerimaan selain nyeri hanya pada satu lutut, tidak ada
kontraktur berat pada sendi lutut (fleksi lutut sekurang-
kurangnya 20º-120º) tidak ada laksitas ligamen kolateral sendi
lutut, tidak ada infeksi pada sendi lutut ataupun sendi lain,
tidak ada gangguan neuromuskuler seperti strok dan
neuropati perifer serta tidak ada riwayat diabetes melitus.
Sudut FTA diukur menggunakan metode Toda dan nyeri
lutut dinilai menggunakan visual analog scale (VAS).
Analisis statistik untuk melihat gambaran sudut FTA dan
intensitas nyeri serta analisis hubungan FTA dengan umur
menggunakan Pearson dan antara FTA dengan nyeri lutut
menggunakan Spearman’s rho.
Hasil Penelitian
Usia peserta penelitian 42 - 65 tahun dengan rerata 54
tahun. Terdapat 51 (54,8%) orang dengan nyeri lutut kanan
dan 42 (45,2%) orang dengan nyeri lutut kiri, dengan rentang
nyeri VAS sebesar 4,5 sampai 8,4 dengan rerata 6,31 (SD
1,07). (Tabel 1.)
Tabel 1. Sebaran Usia dan Nyeri Lutut
Minimum Maksimum Rerata S D
Umur – kanan 50 65 55,21 5,03
Umur – kiri 42 65 54,80 5,92
VAS Kanan 5,00 8,40 6,24 1,04
VAS Kiri 4,50 8,40 6,40 1,13
Tabel 2. Sebaran Nilai Sudut FTA Lutut Kanan dan Kiri (n=93)
Mini- Maksi- Rerata + SD Nilai Toda
m u m mum
Sudut FTA kanan 165,00 186,00 174,06 ± 3,64 175-180
Sudut FTA kiri 167,00 194,00 176,64 ± 5,14 175-180
Sudut FTA kanan & 165,00 194,00 175,23 ± 4,54 175-180
kiri
Keterangan: Sudut FTA kanan dan kiri; nilai terendah 165º pada
lutut kanan dan tertinggi 194º pada lutut kiri
Pada Tabel 2. tampak bahwa rentang sudut FTA 165º -
194º dengan rerata 175,22º (SD 4,54). Lutut kanan dengan
nyeri menunjukkan besar sudut FTA kanan 165º - 186º dengan
rerata 174,05º (SD 3,6) sedangkan lutut kiri dengan nyeri
menunjukkan besar sudut FTA kiri 167º - 194º dengan rerata
176,64º (SD 5,14).
Terdapat hubungan bermakna antara sudut FTA dengan
umur peserta pada p = 0,002 dengan koefisien korelasi Pearson
0,30 (Tabel 3.).
Tabel 3. Korelasi Antara Sudut FTA dengan Umur (n = 93)
FTA Umur
FTA Correlation coefficient 1.000 .302(*)
Sig. (1-tailed) .002
Umur Correlation coefficient .302(*) 1.000
Sig. (1-tailed) .002
Keterangan: Korelasi menurut Pearson dengan kemaknaan pada
tingkat 0,01 (1-tailed)
Tabel 4. menunjukkan terdapat hubungan bermakna
antara sudut FTA dengan nyeri lutut pada p = 0,02 dengan
koefisien korelasi 0,20 (Spearman’s rho).
Tabel 4. Hubungan Sudut FTA dan Nyeri Lutut (n = 93)
FTA VAS
FTA Correlation Coefficient 1.000 .207(*)
Sig. (1-tailed) .023
VAS Correlation Coefficient . 207(*) 1.000
Sig. (1-tailed) .023
Keterangan: FTA = gabungan lutut kanan dan kiri
VAS = nyeri lutut gabungan lutut kanan dan kiri
Korelasi menurut Spearman’s rho dengan kemaknaan
pada tingkat 0,05 (1-tailed),
p=0.046 (2-tailed)
Gambar 1. Regresi Logistik Hubungan FTA dengan Nyeri
Lutut (n=93)
Regresi logistik menunjukkan hubungan linier antara FTA
dengan nyeri lutut.
Diskusi
Profil Demografik Peserta Penelitian
Telah dilakukan pengukuran sudut FTA pada foto polos
sendi lutut dari 93 pasien OA lutut derajat 2-3 menurut kriteria
Kellgren-Lawrence. Usia berkisar 42 - 65 tahun dengan rerata
165.00
170.00
175.00
180.00
185.00
190.00
195.00
5.00 6.00 7.00 8.00
VAS
Observed
Linear
Quadratic
FTA
461
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009
Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut
54 tahun (± 5). Peserta terbanyak adalah perempuan sesuai
dengan berbagai data yang menunjukkan kejadian OA yang
lebih tinggi pada perempuan. Data dari Departemen
Rehabilitasi Medik RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun
2000 menunjukkan bahwa dari 503 penderita artritis 62,8 %
mengenai sendi lutut dan 76% adalah perempuan, terbanyak
berusia di atas 55 tahun.1 Usia di atas 50 tahun juga sesuai
kriteria OA dari American College of Rheumatism. Terdapat
42 peserta penelitian dengan nyeri lutut kiri dan 51 peserta
penelitian dengan nyeri lutut kanan.
Hubungan Sudut FTA dengan Umur dan Nyeri Lutut
Penelitian ini menggunakan hasil pencitraan (foto ront-
gen) sendi lutut pada posisi berdiri (menumpu beban = weight
bearing). Colebatch et al10 membandingkan reproduksibilitas
kesegarisan aksial sendi lutut dari foto tungkai-penuh dengan
foto lutut AP konvensional dan mendapatkan korelasi yang
baik dengan statistik kappa 0,65-0,74. Telah diukur sudut
FTA menurut yang digambarkan Toda yaitu sudut yang
dibentuk oleh pertemuan garis sumbu tulang femur dengan
garis sumbu tulang tibia yang juga sering disebut Q
(quadricep) angle. Rentang nilai oleh Toda dikatakan
sebesar 175º-180º dengan nilai baku sudut FTA perempuan
sehat 176º. Sudut FTA <175º menyebabkan varus dan sudut
FTA >180º menyebabkan valgus.
Sebaran nilai sudut FTA dengan rentang 167º- 194º dan
rerata 176,64 (± 5,14) terdapat pada 42 peserta penelitian
dengan nyeri lutut kiri dan rentang 165º - 186º dengan rerata
174,06 (± 3,64) terdapat pada 51 peserta penelitian dengan
nyeri lutut kanan. Ada kecenderungan ke arah varus maupun
valgus. Dari 93 peserta terdapat 37 orang dengan sudut FTA
<175º (varus) dan 6 peserta dengan sudut FTA >180º (val-
gus). Pada survei OA lutut Matsudai ke-4 tahun 2000, Hiroko
et al.5 menggunakan foto sendi lutut lansia Jepang untuk
dilakukan analisis regresi ganda pada 1256 peserta.
Didapatkan usia dengan OR 1,06 dan FTA dengan OR 1,15,
jenis kelamin perempuan dengan OR 2,46 sebagai faktor
independen yang berhubungan bermakna dengan OA lutut
derajat II. Tamari et al.6 mempelajari perbedaan FTA menurut
etnik, gender dan usia antara orang Jepang dan Australia,
serta mendapatkan bahwa orang Jepang secara signifikan
mempunyai FTA lebih besar (lebih varus) daripada orang
Australia (p<0,001).
Pada studi ini terdapat hubungan bermakna (p=0,002)
antara FTA dengan umur dengan koefisien korelasi 0,30.
Tamari et al.6 membedakan orang Jepang dan Australia
dengan rentang usia dibagi tiga kelompok berikut: 18-29
tahun dikategorikan sebagai usia muda, 30-59 tahun sebagai
kategori usia menengah, 60 ke atas sebagai usia tua, dan
mendapatkan FTA secara bermakna lebih besar (lebih varus)
pada orang Jepang (p<0,001). Selain itu, antetorsi femoral
pada orang Jepang secara bermakna lebih kecil pada usia
menengah dan tua dibandingkan yang muda (p<0,05), akan
tetapi, tidak berbeda pada orang Australia semua golongan
usia. Torsi tibiofibular perempuan Jepang lebih besar
bermakna pada usia muda dan menengah dibandingkan
kelompok usia tua (p<0,01), akan tetapi tidak berbeda pada
laki-laki Jepang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang
Jepang yang sehat mempunyai kesegarisan lutut yang lebih
varus dibandingkan populasi yang sama pada orang Austra-
lia. Toda et al.7 menunjukkan bahwa derajat perubahan sudut
FTA dengan strapping subtalar dipengaruhi tingginya lat-
eral wedge. Peninggian/elevasi wedged insole sebesar 8 atau
12 mm melalui strapping subtalar untuk penggunaan rutin
lebih nyaman dan efektif daripada elevasi 16 mm.
Sepengetahuan kami belum ada rentang normal nilai FTA
pada orang Indonesia, baik pada yang sehat maupun yang
menderita OA. Insole dengan sabuk subtalar memper-
tahankan koreksi valgus sudut FTA pada pasien dengan OA
lutut deformitas varus selama 6 bulan, suatu perbaikan klinis
yang lebih lama.8 Toda dan Tsukimura8 mengevaluasi manfaat
sisipan lateral pada alas kaki dengan sabuk elastik (lateral-
wedge insole with elastic strapping) sendi subtalar terhadap
sudut FTA pasien dengan deformitas varus sendi lutut 66
perempuan dengan OA lutut dan mendapatkan hasil sebagai
berikut: 61 orang yang menyelesaikan penelitian menunjukkan
perbedaan tidak bermakna pada nilai awal nyeri lutut (dinilai
dengan VAS) dengan p=0,75 dan nilai awal FTA dengan
p=0,66. Pada akhir setelah 6 (enam) bulan 29 orang yang
menggunakan sisipan alas kaki menunjukkan perbaikan
bermakna nilai VAS (nyeri) dengan p=0,001 dan penurunan
bermakna nilai FTA dengan p=0,0001. Rodrigues et al.9 secara
acak, memberikan sisipan medial dengan elevasi pada alas
kaki pada 16 perempuan dengan deformitas valgus dan
membandingkannya dengan sisipan netral tanpa elevasi pada
14 perempuan dengan deformitas valgus. Hasilnya,
didapatkan penurunan bermakna pada kelompok yang
mendapat sisipan medial alas kaki dengan elevasi untuk nyeri
gerak VAS pra-intervensi 8,1±1,5 menjadi pasca-intervensi
4,2±2,4 (p=0,001) saat istirahat 5,1±2,3 versus 2,7±2,4
(p=0,002) dan waktu malam hari 6,1±2,7 versus 3,1±2,1
(p=0,001). Pada kelompok sisipan netral hanya ditemukan
penurunan bermakna pada nyeri malam hari dari 5,8±2,4
menjadi 4,6±2,4 (p=0,019). Pada kelompok sisipan medial alas
kaki dengan elevasi didapatkan peningkatan FTA dari
169,0º±3,4º menjadi 170,8º±3,7º (p=0,001).
Inaba et al.11 menemukan bahwa FTA posisi berdiri lebih
besar pada lutut dengan nyeri sekitar patella dan saat
mendeviasikan patella dibandingkan yang tanpa gejala
(p<0,05). Inaba et al.11 menyimpulkan bahwa deformitas varus
lutut dengan lateralisasi patella dapat merupakan faktor
penambah gejala patellofemoral (PF) terprovokasi pada OA
lutut medial walaupun penilaian radiografik tidak
menunjukkan hubungan signifikan antara lebar sela sendi
PF dengan kejadian gejala PF terprovokasi. Tes provokasi
dilakukan terhadap sendi PF untuk menginduksi krepitasi
retropatellar, nyeri gesekan dan nyeri sekitar patella atau nyeri
saat deviasi patella. Pada studi ini terdapat hubungan
462
Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009
bermakna antara sudut FTA dengan nyeri lutut pada p = 0,02
dengan koefisien korelasi 0,20. Rentang FTA 165º - 194º
menunjukkan deformitas valgus dan varus pada lutut
sehingga memungkinkan bahwa varus dan valgus dapat
berhubungan dengan kejadian nyeri.
Kesimpulan
Terdapat sebaran nilai sudut FTA dengan rentang 165º-
194º dengan rerata 175,23 ± 4,54 pada pasien OA lutut dengan
nyeri kanan atau kiri. Ada kecenderungan ke arah varus
maupun valgus. Terdapat hubungan bermakna antara FTA
dengan umur dan FTA dengan nyeri lutut.
Daftar Pustaka
1. Tulaar ABM. Peran terapi latihan penguatan otot pada oa sendi
lutut. Telaah pada metabolisme matriks tulang rawan sendi
[disertasi]. Jakarta: FKUI; 2004.
2. Moskowitz RW. Clinical and laboratory findings in osteoarthri-
tis. In: Koopman WJ. Arthritis and allied conditions. A textbook
of rheumatology. 13 th ed. Baltimore: Williams & Wilkins;
1997.p.1985-2011.
3. Hicks JE, Gerber LH. Rehabilitation in the management of pa-
tients with osteoarthritis. In: Moskowitz RW, Howell DS, Altman
RD, Buckwalter JA, Goldberg VM (eds). Osteoarthritis. Diagno-
sis and medical/surgical management. 2nd ed. Philadelphia: WB
Saunders; 1992.p.427-64.
4. Shiozakia H, Kogab Omoria G, Yamamotoa G, Takahashia HE.
Epidemiology of osteoarthritis of the knee in a rural Japanese
population. Knee. 1999;6:3:183-8.
5. Aoda H, Nakamura K, Omori G, Koga Y, Akazawa K, Yamamoto
M. Independent predictors of knee osteoarthritis in an elderly
Japanese population: a multivariate analysis. Acta medica biol
2006;(54)2:33-41.
6. Tamari K, Tinley P, Briffa K, Aoyagi K. Ethnic, gender, and age-
related differences in FTA angle, femoral antetorsion, and ti-
biofibular torsion: cross-sectional study among healthy Japanese
and Australian Caucasians. Clinical Anatomy 2005;19(1):59-67.
7. Toda Y, Tsukimura N, Akiko Kato A. The effects of different
elevations of laterally wedged insoles with subtalar strapping on
medial compartment osteoarthritis of the knee. Volume 85, Issue
4, Pages 673-7 (April 2004). Cited 15 Jan 2009.
8. Toda Y, Tsukimura N. A six-month follow up of a randomized
trial comparing the efficacy of a lateral-wedge insole with subtalar
strapping and an in-shoe lateral-wedge insole in patients with
varus deformity osteoarthritis of the knee. Arthritis Rheum
2004;50(10):3129-36. PMID: 15476225 [PubMed - indexed for
MEDLINE] 1. Cited 15 Jan.2009.
9. Rodrigues PT, Ferreira AF, Pereira RMR, Bonfa E, Borba EF,
Fuller R. Effectiveness of medial-wedge insole treatment for val-
gus knee osteoarthritis. Arthritis Care Res. 2008;59(5): 603-8.
10. Colebatch AN, Hart DJ, Zhai G, Williams FM, Spector TD, Arden
NK. Effective measurement of knee alignment using AP knee
radiographs. Knee. 2009;16(1):42-5. Epub 2008 Sep 14. Cited
14 Feb.2009.
11. Inaba Y, Numazaki S, Koshino T, Saito T. Provoked anterior knee
pain in medial osteoarthritis of the knee. Knee. 2003; 10(4):351-
5.Cited 14 Feb 2009.
SS
463