OA lutut

5
Artikel Penelitian Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009 Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut Angela BM Tulaar Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Abstrak: Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dijumpai. Penyakit tersebut dapat memberikan masalah fisik, psikis, sosioekonomi, serta dapat mengurangi kualitas hidup. Pada OA otot sekitar sendi sering mengalami atrofi serta penurunan kekuatan dan pada sendi penumpu berat badan. Hal itu akan mempengaruhi stabilitas sendi. Sendi lutut merupakan sendi yang sering terkena OA dan perempuan mempunyai prevalensi lebih tinggi dibanding laki-laki. Nyeri merupakan keluhan utama dan pada OA lutut yang lanjut dapat terjadi deformitas. Sudut FTA sering dikaitkan dengan deformitas valgus-varus lutut serta progresivitas penyakit. Meskipun demikian, belum banyak dipelajari hubungan sudut FTA dengan nyeri pada OA lutut Tujuan penelitian ini untuk mendapat gambaran sudut FTA pada OA lutut dan hubungannya dengan nyeri lutut. Pencitraan polos sendi lutut 93 pasien dengan OA lutut derajat 2-3 (Kellgren-Lawrence) dan nyeri lutut yang memenuhi kriteria penerimaan diambil dari penelitian sebelumnya yang terkait OA. Rentang usia peserta penelitian 42 - 65 tahun (rerata 54 tahun). Terdapat 51 orang dengan nyeri lutut kanan dan 42 orang nyeri lutut kiri, rentang nyeri VAS 4,5 - 8,4 dengan rerata 6,31 (SD 1,07). Sudut FTA diukur menurut metode Toda pada foto polos sendi lutut proyeksi anterior-posterior posisi berdiri menumpu berat badan antara 165º sampai 194º dengan rerata 175,22º (SD 4,54). Lutut kanan yang nyeri menunjukkan besar sudut FTA kanan 165º - 186º dengan rerata 174,05º (SD 3,6) sedangkan lutut kiri yang nyeri menunjukkan besar sudut FTA kiri 167º - 194º dengan rerata 176,64º (SD 5,14). Terdapat hubungan bermakna antara sudut FTA dengan umur peserta (p=0,002 dengan koefisien korelasi Pearson 0,30) dan hubungan bermakna antara sudut FTA dengan nyeri lutut (p=0,02 dengan koefisien korelasi 0,20 Spearman’s rho). Disimpulkan, tidak semua OA lutut mempunyai sudut FTA di luar rentang normal menurut Toda, meskipun demikian, terdapat hubungan bermakna yang positif antara besar sudut FTA dengan nyeri lutut. Kata kunci: OA, sudut FTA, nyeri 459

Transcript of OA lutut

Page 1: OA lutut

Artikel Penelitian

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009

Sudut FTA dan Nyeri padaOsteoartritis Lutut

Angela BM Tulaar

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Abstrak: Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dijumpai. Penyakit tersebut

dapat memberikan masalah fisik, psikis, sosioekonomi, serta dapat mengurangi kualitas hidup.

Pada OA otot sekitar sendi sering mengalami atrofi serta penurunan kekuatan dan pada sendi

penumpu berat badan. Hal itu akan mempengaruhi stabilitas sendi. Sendi lutut merupakan

sendi yang sering terkena OA dan perempuan mempunyai prevalensi lebih tinggi dibanding

laki-laki. Nyeri merupakan keluhan utama dan pada OA lutut yang lanjut dapat terjadi

deformitas. Sudut FTA sering dikaitkan dengan deformitas valgus-varus lutut serta progresivitas

penyakit. Meskipun demikian, belum banyak dipelajari hubungan sudut FTA dengan nyeri

pada OA lutut Tujuan penelitian ini untuk mendapat gambaran sudut FTA pada OA lutut dan

hubungannya dengan nyeri lutut. Pencitraan polos sendi lutut 93 pasien dengan OA lutut

derajat 2-3 (Kellgren-Lawrence) dan nyeri lutut yang memenuhi kriteria penerimaan diambil

dari penelitian sebelumnya yang terkait OA. Rentang usia peserta penelitian 42 - 65 tahun

(rerata 54 tahun). Terdapat 51 orang dengan nyeri lutut kanan dan 42 orang nyeri lutut kiri,

rentang nyeri VAS 4,5 - 8,4 dengan rerata 6,31 (SD 1,07). Sudut FTA diukur menurut metode

Toda pada foto polos sendi lutut proyeksi anterior-posterior posisi berdiri menumpu berat

badan antara 165º sampai 194º dengan rerata 175,22º (SD 4,54). Lutut kanan yang nyeri

menunjukkan besar sudut FTA kanan 165º - 186º dengan rerata 174,05º (SD 3,6) sedangkan

lutut kiri yang nyeri menunjukkan besar sudut FTA kiri 167º - 194º dengan rerata 176,64º (SD

5,14). Terdapat hubungan bermakna antara sudut FTA dengan umur peserta (p=0,002 dengan

koefisien korelasi Pearson 0,30) dan hubungan bermakna antara sudut FTA dengan nyeri lutut

(p=0,02 dengan koefisien korelasi 0,20 Spearman’s rho). Disimpulkan, tidak semua OA lutut

mempunyai sudut FTA di luar rentang normal menurut Toda, meskipun demikian, terdapat

hubungan bermakna yang positif antara besar sudut FTA dengan nyeri lutut.

Kata kunci: OA, sudut FTA, nyeri

459

Page 2: OA lutut

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009

FTA Angle and Pain in Osteoarthritis of the Knee

Angela BM Tulaar

Physical Medicine and Rehabilitation,

Faculty of Medicine University of Indonesia, Jakarta

Abstract: Osteoarthritis (OA) is the most common joint disease that may cause physical, psycho-

logical and socioeconomical problems leading to disability and decreasing one’s quality of life.

The muscles around the joint often develop atrophy and decrease in strength. To the weight

bearing joints this can affect the joint stability. The knee joint is commonly involved in OA and

women have higher prevalence compared to men. Pain is the main complaint and deformities may

occur in advanced OA of the knee. The FTA angle (FTA) has been associated with valgus-varus

deformity of the knee recently, as well as the disease progression. Yet, not much have been studied

regarding the relation of the FTA angle with pain in Knee OA. The purpose of this study was to

evaluate the FTA angle in knee OA and its relation to pain. Plain photo of 93 patients with knee OA

grade 2-3 according to Kellgren-Lawrence and knee pain fulfilling the inclusion criteria were

taken from previous studies related to osteoarthritis. The age of the patients ranges from 42 to 65

years with a mean of 54 years. Fifty one patients with right knee pain and 42 patients with left knee

pain. The visual analoque scale (VAS) ranges from 4,5 to 8,4 with a mean of 6,31 (SD 1,07). The

FTA angle (FTA) measured from the plain anterior posterior weight bearing radiography of the

knee joint according to Toda’s method were as follows: the right FTA ranges from 165º to 186º

with a mean of 174,05º (SD 3,6). The left FTA ranges from 167º to 194º with a mean of 176,64º

(SD 5,14). Significant correlation (p=0.002) was found between FTA and age with a coefficient

corellation of 0.30 (Pearson). A positive correlation with a 0.20 coefficient correlation (Spearman’s

rho) was significant on p=0.02 between FTA and knee pain. It was cocluded that not all knee OA

have FTA angle with abnormal ranges according to Toda, but there is significant positive corre-

lation between FTA and knee pain.

Key words: Osteoarthritis, FTA angle, pain.

Pendahuluan

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling

sering dijumpai. Sendi lutut menduduki urutan kedua

tersering yang mengalami OA. Di antara penderita artritis

yang mengunjungi Departemen Rehabilitasi Medik RS

Dr.Cipto Mangunkusumo ditemukan sebanyak 62,8%

penderita OA lutut.1

Nyeri merupakan gejala utama OA yang bertambah berat

sejalan dengan beratnya OA. Sendi lutut dapat mengalami

keterbatasan gerak apabila tidak digerakkan akibat nyeri. Otot

sekitar sendi lutut terutama otot quadriceps mengalami atrofi

dan menjadi lemah. Menurunnya fungsi otot akan

mengurangi stabilitas sendi terutama sendi penumpu berat

badan sehingga dapat memperburuk keadaan penyakit dan

menimbulkan deformitas.2,3

Pencitraan foto polos masih digunakan untuk me-

nunjang diagnosis OA. Selain kriteria radiologik menurut

Kellgren Lawrence, sudut FTA yang dikemukakan Toda juga

berhubungan dengan deformitas varus atau valgus.

Shiozakia4 mengemukakan bahwa sudut FTA (FTA= FTA

angle) bertambah sejalan dengan beratnya OA lutut dan

deformitas varus pada foto sendi lutut akibat hilangnya tulang

rawan di kompartemen tibiofemoral medial. Hiroko et al.5

menggunakan foto sendi lutut lansia Jepang dan men-

dapatkan hubungan OA lutut derajat II dengan FTA (OR

1,15). Banyak penelitian tentang sudut FTA yang dikaitkan

dengan deformitas varus – valgus pada sendi lutut, bahkan

dengan progresivitas penyakit OA.6-9 Meskipun demikian,

masih belum ada yang mempelajari hubungan sudut FTA

dengan nyeri lutut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran

sudut FTA pada pasien OA lutut yang datang berobat ke

Departemen Rehabilitasi Medik RS Dr.Cipto Mangunkusumo,

Jakarta, serta melihat hubungan antara sudut FTA dengan

nyeri lutut.

Metode

Pasien dengan OA sendi lutut sebanyak 93 orang

dengan nyeri pada satu sendi lutut dikumpulkan dari

penelitian terdahulu mengenai OA lutut. Foto polos sendi

Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut

460

Page 3: OA lutut

Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009

lutut proyeksi anterior posterior dalam posisi berdiri

menumpu berat badan. OA sendi lutut adalah derajat 2-3

menurut kriteria radiologik Kellgren-Lawrence sebagai kriteria

penerimaan selain nyeri hanya pada satu lutut, tidak ada

kontraktur berat pada sendi lutut (fleksi lutut sekurang-

kurangnya 20º-120º) tidak ada laksitas ligamen kolateral sendi

lutut, tidak ada infeksi pada sendi lutut ataupun sendi lain,

tidak ada gangguan neuromuskuler seperti strok dan

neuropati perifer serta tidak ada riwayat diabetes melitus.

Sudut FTA diukur menggunakan metode Toda dan nyeri

lutut dinilai menggunakan visual analog scale (VAS).

Analisis statistik untuk melihat gambaran sudut FTA dan

intensitas nyeri serta analisis hubungan FTA dengan umur

menggunakan Pearson dan antara FTA dengan nyeri lutut

menggunakan Spearman’s rho.

Hasil Penelitian

Usia peserta penelitian 42 - 65 tahun dengan rerata 54

tahun. Terdapat 51 (54,8%) orang dengan nyeri lutut kanan

dan 42 (45,2%) orang dengan nyeri lutut kiri, dengan rentang

nyeri VAS sebesar 4,5 sampai 8,4 dengan rerata 6,31 (SD

1,07). (Tabel 1.)

Tabel 1. Sebaran Usia dan Nyeri Lutut

Minimum Maksimum Rerata S D

Umur – kanan 50 65 55,21 5,03

Umur – kiri 42 65 54,80 5,92

VAS Kanan 5,00 8,40 6,24 1,04

VAS Kiri 4,50 8,40 6,40 1,13

Tabel 2. Sebaran Nilai Sudut FTA Lutut Kanan dan Kiri (n=93)

Mini- Maksi- Rerata + SD Nilai Toda

m u m mum

Sudut FTA kanan 165,00 186,00 174,06 ± 3,64 175-180

Sudut FTA kiri 167,00 194,00 176,64 ± 5,14 175-180

Sudut FTA kanan & 165,00 194,00 175,23 ± 4,54 175-180

kiri

Keterangan: Sudut FTA kanan dan kiri; nilai terendah 165º pada

lutut kanan dan tertinggi 194º pada lutut kiri

Pada Tabel 2. tampak bahwa rentang sudut FTA 165º -

194º dengan rerata 175,22º (SD 4,54). Lutut kanan dengan

nyeri menunjukkan besar sudut FTA kanan 165º - 186º dengan

rerata 174,05º (SD 3,6) sedangkan lutut kiri dengan nyeri

menunjukkan besar sudut FTA kiri 167º - 194º dengan rerata

176,64º (SD 5,14).

Terdapat hubungan bermakna antara sudut FTA dengan

umur peserta pada p = 0,002 dengan koefisien korelasi Pearson

0,30 (Tabel 3.).

Tabel 3. Korelasi Antara Sudut FTA dengan Umur (n = 93)

FTA Umur

FTA Correlation coefficient 1.000 .302(*)

Sig. (1-tailed) .002

Umur Correlation coefficient .302(*) 1.000

Sig. (1-tailed) .002

Keterangan: Korelasi menurut Pearson dengan kemaknaan pada

tingkat 0,01 (1-tailed)

Tabel 4. menunjukkan terdapat hubungan bermakna

antara sudut FTA dengan nyeri lutut pada p = 0,02 dengan

koefisien korelasi 0,20 (Spearman’s rho).

Tabel 4. Hubungan Sudut FTA dan Nyeri Lutut (n = 93)

FTA VAS

FTA Correlation Coefficient 1.000 .207(*)

Sig. (1-tailed) .023

VAS Correlation Coefficient . 207(*) 1.000

Sig. (1-tailed) .023

Keterangan: FTA = gabungan lutut kanan dan kiri

VAS = nyeri lutut gabungan lutut kanan dan kiri

Korelasi menurut Spearman’s rho dengan kemaknaan

pada tingkat 0,05 (1-tailed),

p=0.046 (2-tailed)

Gambar 1. Regresi Logistik Hubungan FTA dengan Nyeri

Lutut (n=93)

Regresi logistik menunjukkan hubungan linier antara FTA

dengan nyeri lutut.

Diskusi

Profil Demografik Peserta Penelitian

Telah dilakukan pengukuran sudut FTA pada foto polos

sendi lutut dari 93 pasien OA lutut derajat 2-3 menurut kriteria

Kellgren-Lawrence. Usia berkisar 42 - 65 tahun dengan rerata

165.00

170.00

175.00

180.00

185.00

190.00

195.00

5.00 6.00 7.00 8.00

VAS

Observed

Linear

Quadratic

FTA

461

Page 4: OA lutut

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009

Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut

54 tahun (± 5). Peserta terbanyak adalah perempuan sesuai

dengan berbagai data yang menunjukkan kejadian OA yang

lebih tinggi pada perempuan. Data dari Departemen

Rehabilitasi Medik RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun

2000 menunjukkan bahwa dari 503 penderita artritis 62,8 %

mengenai sendi lutut dan 76% adalah perempuan, terbanyak

berusia di atas 55 tahun.1 Usia di atas 50 tahun juga sesuai

kriteria OA dari American College of Rheumatism. Terdapat

42 peserta penelitian dengan nyeri lutut kiri dan 51 peserta

penelitian dengan nyeri lutut kanan.

Hubungan Sudut FTA dengan Umur dan Nyeri Lutut

Penelitian ini menggunakan hasil pencitraan (foto ront-

gen) sendi lutut pada posisi berdiri (menumpu beban = weight

bearing). Colebatch et al10 membandingkan reproduksibilitas

kesegarisan aksial sendi lutut dari foto tungkai-penuh dengan

foto lutut AP konvensional dan mendapatkan korelasi yang

baik dengan statistik kappa 0,65-0,74. Telah diukur sudut

FTA menurut yang digambarkan Toda yaitu sudut yang

dibentuk oleh pertemuan garis sumbu tulang femur dengan

garis sumbu tulang tibia yang juga sering disebut Q

(quadricep) angle. Rentang nilai oleh Toda dikatakan

sebesar 175º-180º dengan nilai baku sudut FTA perempuan

sehat 176º. Sudut FTA <175º menyebabkan varus dan sudut

FTA >180º menyebabkan valgus.

Sebaran nilai sudut FTA dengan rentang 167º- 194º dan

rerata 176,64 (± 5,14) terdapat pada 42 peserta penelitian

dengan nyeri lutut kiri dan rentang 165º - 186º dengan rerata

174,06 (± 3,64) terdapat pada 51 peserta penelitian dengan

nyeri lutut kanan. Ada kecenderungan ke arah varus maupun

valgus. Dari 93 peserta terdapat 37 orang dengan sudut FTA

<175º (varus) dan 6 peserta dengan sudut FTA >180º (val-

gus). Pada survei OA lutut Matsudai ke-4 tahun 2000, Hiroko

et al.5 menggunakan foto sendi lutut lansia Jepang untuk

dilakukan analisis regresi ganda pada 1256 peserta.

Didapatkan usia dengan OR 1,06 dan FTA dengan OR 1,15,

jenis kelamin perempuan dengan OR 2,46 sebagai faktor

independen yang berhubungan bermakna dengan OA lutut

derajat II. Tamari et al.6 mempelajari perbedaan FTA menurut

etnik, gender dan usia antara orang Jepang dan Australia,

serta mendapatkan bahwa orang Jepang secara signifikan

mempunyai FTA lebih besar (lebih varus) daripada orang

Australia (p<0,001).

Pada studi ini terdapat hubungan bermakna (p=0,002)

antara FTA dengan umur dengan koefisien korelasi 0,30.

Tamari et al.6 membedakan orang Jepang dan Australia

dengan rentang usia dibagi tiga kelompok berikut: 18-29

tahun dikategorikan sebagai usia muda, 30-59 tahun sebagai

kategori usia menengah, 60 ke atas sebagai usia tua, dan

mendapatkan FTA secara bermakna lebih besar (lebih varus)

pada orang Jepang (p<0,001). Selain itu, antetorsi femoral

pada orang Jepang secara bermakna lebih kecil pada usia

menengah dan tua dibandingkan yang muda (p<0,05), akan

tetapi, tidak berbeda pada orang Australia semua golongan

usia. Torsi tibiofibular perempuan Jepang lebih besar

bermakna pada usia muda dan menengah dibandingkan

kelompok usia tua (p<0,01), akan tetapi tidak berbeda pada

laki-laki Jepang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang

Jepang yang sehat mempunyai kesegarisan lutut yang lebih

varus dibandingkan populasi yang sama pada orang Austra-

lia. Toda et al.7 menunjukkan bahwa derajat perubahan sudut

FTA dengan strapping subtalar dipengaruhi tingginya lat-

eral wedge. Peninggian/elevasi wedged insole sebesar 8 atau

12 mm melalui strapping subtalar untuk penggunaan rutin

lebih nyaman dan efektif daripada elevasi 16 mm.

Sepengetahuan kami belum ada rentang normal nilai FTA

pada orang Indonesia, baik pada yang sehat maupun yang

menderita OA. Insole dengan sabuk subtalar memper-

tahankan koreksi valgus sudut FTA pada pasien dengan OA

lutut deformitas varus selama 6 bulan, suatu perbaikan klinis

yang lebih lama.8 Toda dan Tsukimura8 mengevaluasi manfaat

sisipan lateral pada alas kaki dengan sabuk elastik (lateral-

wedge insole with elastic strapping) sendi subtalar terhadap

sudut FTA pasien dengan deformitas varus sendi lutut 66

perempuan dengan OA lutut dan mendapatkan hasil sebagai

berikut: 61 orang yang menyelesaikan penelitian menunjukkan

perbedaan tidak bermakna pada nilai awal nyeri lutut (dinilai

dengan VAS) dengan p=0,75 dan nilai awal FTA dengan

p=0,66. Pada akhir setelah 6 (enam) bulan 29 orang yang

menggunakan sisipan alas kaki menunjukkan perbaikan

bermakna nilai VAS (nyeri) dengan p=0,001 dan penurunan

bermakna nilai FTA dengan p=0,0001. Rodrigues et al.9 secara

acak, memberikan sisipan medial dengan elevasi pada alas

kaki pada 16 perempuan dengan deformitas valgus dan

membandingkannya dengan sisipan netral tanpa elevasi pada

14 perempuan dengan deformitas valgus. Hasilnya,

didapatkan penurunan bermakna pada kelompok yang

mendapat sisipan medial alas kaki dengan elevasi untuk nyeri

gerak VAS pra-intervensi 8,1±1,5 menjadi pasca-intervensi

4,2±2,4 (p=0,001) saat istirahat 5,1±2,3 versus 2,7±2,4

(p=0,002) dan waktu malam hari 6,1±2,7 versus 3,1±2,1

(p=0,001). Pada kelompok sisipan netral hanya ditemukan

penurunan bermakna pada nyeri malam hari dari 5,8±2,4

menjadi 4,6±2,4 (p=0,019). Pada kelompok sisipan medial alas

kaki dengan elevasi didapatkan peningkatan FTA dari

169,0º±3,4º menjadi 170,8º±3,7º (p=0,001).

Inaba et al.11 menemukan bahwa FTA posisi berdiri lebih

besar pada lutut dengan nyeri sekitar patella dan saat

mendeviasikan patella dibandingkan yang tanpa gejala

(p<0,05). Inaba et al.11 menyimpulkan bahwa deformitas varus

lutut dengan lateralisasi patella dapat merupakan faktor

penambah gejala patellofemoral (PF) terprovokasi pada OA

lutut medial walaupun penilaian radiografik tidak

menunjukkan hubungan signifikan antara lebar sela sendi

PF dengan kejadian gejala PF terprovokasi. Tes provokasi

dilakukan terhadap sendi PF untuk menginduksi krepitasi

retropatellar, nyeri gesekan dan nyeri sekitar patella atau nyeri

saat deviasi patella. Pada studi ini terdapat hubungan

462

Page 5: OA lutut

Sudut FTA dan Nyeri pada Osteoartritis Lutut

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, Oktober 2009

bermakna antara sudut FTA dengan nyeri lutut pada p = 0,02

dengan koefisien korelasi 0,20. Rentang FTA 165º - 194º

menunjukkan deformitas valgus dan varus pada lutut

sehingga memungkinkan bahwa varus dan valgus dapat

berhubungan dengan kejadian nyeri.

Kesimpulan

Terdapat sebaran nilai sudut FTA dengan rentang 165º-

194º dengan rerata 175,23 ± 4,54 pada pasien OA lutut dengan

nyeri kanan atau kiri. Ada kecenderungan ke arah varus

maupun valgus. Terdapat hubungan bermakna antara FTA

dengan umur dan FTA dengan nyeri lutut.

Daftar Pustaka

1. Tulaar ABM. Peran terapi latihan penguatan otot pada oa sendi

lutut. Telaah pada metabolisme matriks tulang rawan sendi

[disertasi]. Jakarta: FKUI; 2004.

2. Moskowitz RW. Clinical and laboratory findings in osteoarthri-

tis. In: Koopman WJ. Arthritis and allied conditions. A textbook

of rheumatology. 13 th ed. Baltimore: Williams & Wilkins;

1997.p.1985-2011.

3. Hicks JE, Gerber LH. Rehabilitation in the management of pa-

tients with osteoarthritis. In: Moskowitz RW, Howell DS, Altman

RD, Buckwalter JA, Goldberg VM (eds). Osteoarthritis. Diagno-

sis and medical/surgical management. 2nd ed. Philadelphia: WB

Saunders; 1992.p.427-64.

4. Shiozakia H, Kogab Omoria G, Yamamotoa G, Takahashia HE.

Epidemiology of osteoarthritis of the knee in a rural Japanese

population. Knee. 1999;6:3:183-8.

5. Aoda H, Nakamura K, Omori G, Koga Y, Akazawa K, Yamamoto

M. Independent predictors of knee osteoarthritis in an elderly

Japanese population: a multivariate analysis. Acta medica biol

2006;(54)2:33-41.

6. Tamari K, Tinley P, Briffa K, Aoyagi K. Ethnic, gender, and age-

related differences in FTA angle, femoral antetorsion, and ti-

biofibular torsion: cross-sectional study among healthy Japanese

and Australian Caucasians. Clinical Anatomy 2005;19(1):59-67.

7. Toda Y, Tsukimura N, Akiko Kato A. The effects of different

elevations of laterally wedged insoles with subtalar strapping on

medial compartment osteoarthritis of the knee. Volume 85, Issue

4, Pages 673-7 (April 2004). Cited 15 Jan 2009.

8. Toda Y, Tsukimura N. A six-month follow up of a randomized

trial comparing the efficacy of a lateral-wedge insole with subtalar

strapping and an in-shoe lateral-wedge insole in patients with

varus deformity osteoarthritis of the knee. Arthritis Rheum

2004;50(10):3129-36. PMID: 15476225 [PubMed - indexed for

MEDLINE] 1. Cited 15 Jan.2009.

9. Rodrigues PT, Ferreira AF, Pereira RMR, Bonfa E, Borba EF,

Fuller R. Effectiveness of medial-wedge insole treatment for val-

gus knee osteoarthritis. Arthritis Care Res. 2008;59(5): 603-8.

10. Colebatch AN, Hart DJ, Zhai G, Williams FM, Spector TD, Arden

NK. Effective measurement of knee alignment using AP knee

radiographs. Knee. 2009;16(1):42-5. Epub 2008 Sep 14. Cited

14 Feb.2009.

11. Inaba Y, Numazaki S, Koshino T, Saito T. Provoked anterior knee

pain in medial osteoarthritis of the knee. Knee. 2003; 10(4):351-

5.Cited 14 Feb 2009.

SS

463