Nutrisi Sapi
description
Transcript of Nutrisi Sapi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan zat-zat makanan untuk produksi air susu ternak adalah salah
satu kebutuhan yang termasuk tinggi dalam usaha peternakan. Hal ini karena
metabolisme dalam tubuh induk yang menyusui sangat tinggi selama periode
laktasi, terutama pada saat puncaknya.
Secara kualitatif komposisi air susu dari berbagai spesies hewan adalah
hampir sama. Namun, apabila diteliti akan terdapat perbedaan pada komponen-
komponennya. Misalnya protein dan lemak dari spesies yang satu akan berbeda
dengan spesies yang lain. Komposisi air susu dari beberapa spesies konstituen
terbanyak dari air susu semua spesies adalah air, yang berkisar dari 80.1% sampai
87.5%. Juga terdapat kisaran yang tinggi dari mineral dan komponen lain seperti
asam amino, kreatin, urea, albumin yang larut dalam air. Laktose, enzim-enzim,
vitamin-vitamin yang larut dalam air. Kesemuanya terdapat dalam keadaan
suspensi koloidal dalam komponen-komponen air dari kalsium dan fosfor, kasein
protein dan globula lemak. Lemak mengandung gliserida, fosfolipida, kolesterol,
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, bermacam-macam pigmen, protein, serta
logam-logam berat tertentu. Nilai yang sebenarnya dari air susu adalah terletak
pada kandungan bahan padat tak mengandug lemak (solids not fat) atau SNF,
yaitu bahan kering yang tertinggal setelah lemak air susu dihilangkan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan laktasi dan sebutkan jenis – jenis sapi perah?
b. Zat apa saja yang terkandung dalam susu?
c. Apasaja kebutuhan nutrisi untuk laktasi pada sapi?
d. Sebutkan pengaruh kekurangan – kekurangan zat makanan dalam diet pada
produksi air susu?
1
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian laktasi, jenis – jenis sapi perah, komposisi air
susu, standar makanan untuk laktasi dan pengaruh kekurangan – kekurangan
zat makanan dalam diet pada produksi air susu.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan paper ini bersumber dari kepustakaan dan internet.
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pengertian Laktasi dan Jenis – Jenis Sapi Perah
Laktasi adalah karakteristik yang spesifik bagi ternak mamalia. Susu adalah
produk yang dihasilkan oleh glandula mamae dan merupakan nutrisi bagi anaknya
untuk mendapatkan imunitas pasif.
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua,
yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang
berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos
primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos
Taurus. Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi
Shorthorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Jersey (dari selat
Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish
(dari Denmark) dan Drought master (dari Australia)
2.2 Komposisi Air Susu
Susu mempunyai susunan kimia yang kompleks. Konstituen utamanya
adalah air yaitu sebesar 46 – 90 %, tergantung spesies ternaknya. Komposisi susu
juga bervariasi tergantung spesies. Komponen utama lainnya adalah protein, lemak
dan laktosa. Susu juga merupakan sumber berbagai mineral seperti Ca, Mg dan P
serta berbagai vitamin. Air susu yang pertama keluar setelah proses kelahiran
mengandung maternal immunoglobulin atau antibody yang dapat bertindak
sebagai imunitas terhadap penyakit, disebut kolostrum.
Tabel 1: Persentase komposisi air susu dari berbagai spesies hewan
Spesies Air Protein LemakLaktos
e Abu Kalsium Fosfor Energi% % % % % % % Kkal/l
Sapi 87,2 3,5 3,7 4,9 0,71 0,121 0,095 73Kambing 86,5 3,6 4,0 5,1 0,80 0,131 0,104 79Kuda 89,0 2,7 1,6 6,1 0,51 0,100 0,060 54Domba 80,1 5,8 8,2 4,8 0,92 0,250 0,166 127Kerbau 83,0 3,8 7,4 4,9 0,78 0,180 0,120 109Babi 80,4 5,4 8,3 5,0 0,85 0,252 0,151 126
3
Wanita 87,5 1,0 4,4 7,0 0,21 0,035 0,13 70Protein dan lemak merupakan komposisi penting pada susu. Protein dalam susu disebut
casein. Lemak mengandung gliserida, fosfolipida, kolesterol,vitamin – vitamin yang
larut dalam lemak, bermacam – macam pigmen, protein serta logamberat tertentu.
Tabel 2 : Komposisi susu dari berbagai breed sapi perah
BreedLemak Protein Laktosa Abu Total
SNF% % % % Solid %
Ayrshire 4,1 3,6 4,7 0,7 13,1 8,52Brown Swiss 4,0 3,6 5,0 0,7 13,3 8,99Guernsey 5,0 3,8 4,9 0,7 14,4 9,01Holstein 3,7 3,1 4,9 0,7 12,4 8,45Jersey 5,1 3,9 4,9 0,7 14,6 9,21
Sekresi Air Susu dan Sumber dari Zat – Zat Penyusunnyaa
Sebagian besar zat – zat penting yang ada dalam air susu disentesa dalam
kelenjar susu dari ikatan zat – zat yang diserap dari darah. Kelenjar susu menyerap
protein, mineral, dan vitamin tertentu dari darah dan kemudian zat ini langsung
dipindahkan ke dalam air susu.
Tabel 3: Komposisi darah dan air susu dari sapi
Plasma Darah Air SusuKonstituen % Konstituen %
Air 91,0 Air 87,00
Glukosa 0,05 Laktosa 4,90Kasein 0,00 Kasein 2,90Albumin 3,20 Albumin 0,52Globulin 4,40 Globulin 0,20Lemak 0,06 Lemak 3,70Fosfolipida 0,24 Fosfolipida 0,10
Kalsium0,009 Kalsium 0,05
Fosfor0,011 Fosfor 0,10
Natrium 0,34 Natrium 0,05Kalium 0,03 Kalium 0,15Klor 0,35 Klor 0,11
4
Protein air susu mengandung 95%nitrogen air susu.Casein adalah protein
terbanyak yang terdapat dalam air susu yaitu menyusun 78% dari nitrogen air susu.
Bagian kecil dari albumin da globulin – globulin diserap langsung dari darah ke dalam
air susu.
Laktosa air susu kenanyakan di sintesis dari glukosa darah. Laktose merupakan
suatu disakarida mengandung glukosa dan galaktosa namun besar kadarnya dalam air
susu tergantung dari spesies hewan.
Lemak air susu adalah suatu campuran trigliserida yang mengandung
asamlemak jenuh dan tak jenuh. Pada umumnya lemak air susu sapi mengandung
proporsi asam lemak jenuh bermolekul rendah lebih tinggi terutaka asam butirat. Pada
sapi asam asetat dan asam beta – hidroksi butirat darah digunakan untuk mensintesa
asam lemak.
Mineral diserap langsung masuk ke dalam air susu tetapi kelenjar susu selektif
dalam penyerapan mineral tertentu. Seperti selenium dan fluor tidak diserap sehingga
tidak terkandung dalam air susu.
Vitamin pada air susu tidak disentesis dalam kelenjar susu melaikan langsung
diserap dari darah. Sumber metabolit darah adalah makanan, dan dalam hal ini sapi
makanannya di tunjang oleh sintesa mikrobial dalam saluran pencernaannya.
2.3 Kebutuhan Nutrisi Bagi Sapi Perah
Kebutuhan zat makanan bagi sapi perah tergantung kebutuhan untuk hidup
pokok ditambah jumlah zat – zat makanan yang terdapat dalam air susu yang
disekresikan, yang terkandung dari jumlah air susu dan komposisi zat – zatnya.
Kebutuhan ternak perah akan zat makanan terdiri atas 2 bagian. Pertama, kebutuhan
hidup pokok (maintainance repoirements), yaitu kebutuhan untuk memelihara keutuhan
organ dan fungsi tubuh, dalam arti kata kebutuhan untuk mempertahankan bobot hidup
dan perawatan tubuhnya. Kedua, yaitu kebutuhan produksi (pertumbuhan,
penggemukan, reproduksi serta laktasi).
Sekresi air susu dan komposisi air susu, keduanya bergantung dari bangsa sapi,
umur sapi, stadium dalam siklus laktasi, status gizi dan beberapa faktor lainnya. Sapi –
5
sapi Friesian adalah penghasil tertinggi susu, diikuti oleh sapi Ayrs hires, shorthorn,
guernsey,dan jersey.
Periode laktasi normal sapi- sapi normal sapi – sapi yang dikawinkan dan
mengandung tiap 12 bulan adalah kira – kira 44 minggu atau 350 hari. Perkawinan
yang lebih lambat dalam periode laktasi akan memungkinkan periode laktasi lebih
panjang. Umur sapi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi produksi air susu dan
pada umumnya, produksi pada laktasi pertama adalah yang terendah dan akan
meningkat pada periode – periode berikutnya. Namun faktor – faktor lain seperti
makanan, kesehatan, frekuensi pemerahan, dapat berpengaruh terhadap produksi air
susu dibanding faktor umur sapi.
45
30
15 A →
B →
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 Minggu
Kurve laktasi normal sapi friesian
A. Dikawinkan lagi dan mengandung tiap 12 bulan
B. Dikawinkan lagi dan mengandung tiap 15 bulan
C. Tidakmengandung lagi.
Umumnya, kadar protein dan lemak air susu sapi friesian lebih rendah
dibanding kadar protein dan lemak air susu sapi jersey, bila umur sapi bertambah
kualitas air susu sapi menjadi kurang terutama kadar bahan padatnya. Juga stadium
laktasi mempunyai pengaruh terhadap komposisi air susu. Umumnya kualitas terendah
air susu didapat pada saat produksi air susu tertinggi, kemudian kualitas akan
bertambah baik secara teratur seiring dengan menurunnya produksi.
6
C
Kebutuhan akan Hijauan
Pada umumnya jumlah hijauan yang diberikan pada ternak tersebut adalah 10 %
dari berat hidup, sedangkan makanan penguat misalnya konsentrat hanya diberikan 1 %
saja dari berat hidup.
Kebutuhan akan Bahan Kering (BK)
Dalam memberi makan, kita perlu mempunyai perkiraan berapa jumlah
makanan yang layak diberikan kepada ternak. Pemberian makanan yang terlalu sedikit
atau terlalu banyak jelas akan merugikan. Jumlah pemberian ransum (hijauan +
konsentrat) dapat diperkirakan dari kebutuhan akan bahan kering (BK).
Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bagi sapi laktasi berasal dari hasil penelitian cara faktorial
dan akan mengikutsertakan kadar energi dalam air susu ditambah kebutuhan hidup
pokok sapi setelah keduanya dikoreksi terhadap hilangnya energi dalam metabolisme.
Standar pemberian makanan NRC sap perah mencantumkan kebutuhan energi Netto
(NE) laktasi untuk tiap kg air susu untukmemproduksi lemak yang berkisar antara 2,5%
- 6,0%. Misalnya: kebutuhan NEI untuk produksi 1 liter air susu dengan 2,5% le mak
adalah 0,59M kal, sedangkan untuk 6,0% lemak adalah 0,86 Mkal. Keutuhan untuk
hidup pokok sapi perah merupakan fungsi dari berat sapi dan aktivitasnya dan dalam
kebutuhan dalam NRC menggunakan rumus:
Kebutuhan hidup pokok sapi laktasi = 0,085 NEIWkg0,75
Jangung merupakan konsentrat sumber energi yang berdegradasi lambat dan dapat
meningkatkan produksi susu. Pada sapi laktasi, kekurangan energi akan menurunkan
produksi dan bobot hidup. Defisiensi yang parah dapat mengganggu reproduksi.
7
Tabel 4: Pengaruh kadar lemak yang berbeda terhadap komposisi air susu
Lembaga penelitian pertanian inggris menggunakan sistem Starch Equivalent
SE dan prosedurnya kembali pada masa kellner yang menemukan bahwa 1kg SE
mengandung kira – kira 2.95 kkal NE untuk memproduksi air susu, sehingga untuk 1
kg air susu dengan kadar lemak 4% . Kegunaan energi dari sapi laktasi dapat ditentukan
dengan percobaan makanan dan prosedurnya. Umumnya takaran energi yang berbeda
diberikan pada ternak yang dicatat kebutuhannya yang memberikan hasil yang tertinggi
selama beberapa waktu dan energi tersebut juga cukup untuk memenuhi hidup pokok
ternak. Kegunaan dari percobaan makanan dalam menentukan kebutuhan energi sapi –
sapi laktasi. Terbatas mengingat kemampuan sapi untuk mengganti lemak yang dipakai
dengan air selama laktasi puncaknya. Karena air lebih berat dibanding lemak maka
berat sapi bertambah meskipun sebenarnya dalam keaadaan imbangan energi yang
negatif. Pelaksanaan praktek pemberian makanan dengan kadar energi tinggi, berupa
konsentrat selama 60 – 90hari pertamamasa laktasi. Menghasilkan puncak kurve yang
lebih tinggi.
Sapi – sapi yang berkemampuan menghasilkan air susu yang tinggi
membutuhkan energi yang lebih besar tiap unit air susu yang disekresikan dibanding
sapi – sapi berproduksi rendah. Perbedaan yang menyolok disebabkan karena
berkurangnya daya cerna makanan sebab konsumsi makanan yang lebih tinggi.
Sapi-sapi yang berkemampuan menghasilkan air susu yang tinggi
membutuhkan energi lebih besar, tiap unit air susu yang disekresikan dibanding sapi-
sapi berproduksi rendah. Perbedaan yang menyolok disebabkan karena berkurangnya
daya cerna makanan sebab konsumsi makanan yang lebih tinggi. Namun ada penyebab
8
Lemak protein energi bahan padat total% % kkal/100g %3.0 62 2.7 11.33.5 68 2.9 12.04.0 73 3.7 12.74.5 79 3.3 13.45.0 85 3.5 14.15.5 91 3.7 14.86.0 96 3.9 15.5
lain, seperti kemampuan genetik sapi, status gizi pada waktu laktasi, dan juga gambaran
makanan yang diterima pada saat pertumbuhannya.
Tabel 5: Pengaruh berbagai makanan selama masa pertumbuhan terhadap laktasi – laktasi
berikutnya .
Macam Makanan
Laktasi
62% (a) 100% (a) 146% (a)FCM Efisiensi FCM Efisiensi FCM Efisiensi
kg (b) kg (b) kg (b) % % %
1 4010 53 4110 50 4185 482 4672 53 4767 53 4424 473 4981 53 5088 55 4882 504 5288 54 5127 52 4852 495 5631 55 5700 58 4875 476 5626 55 5180 52 5114 49
Kebutuhan akan Protein
Kebutuhan protein untuk laktasi juga diperkirakan dengan metode yang sama
dengan yang dipakai pada kebutuhan energi. Metode faktorial mencakup kebutuhan
untuk hidup pokok, ditambah jumlah protein yang dikeluarkan dalam air susu, dan
kebutuhan neto yang didapat dari penjumlahan nilai ini harus dikoreksi dengan yang
hilang dalam metabolisme. Nilai biologi (biological value =BV) dari protein makanan
adalah angka yang biasanya diterima, yang menunjukan efisiensi penggunaan protein
dan kenyataannya mempunyai nilai tetap yakni kira – kira 70 untuk laktasi. Percobaan
– percobaan makanan juga digunakan untuk menentukan kebutuhan protein bagi sapi.
Seperti halnya pada percobaan-percobaan penentu kebutuhan, konsumsi protein
minimum yang cukup untuk produksi maksimum dapat ditentukan. Percobaan makanan
harus dilakukan selama periode yang lama karena sapi mungkin menggunakan
jaringannya sendiri untuk produksi air susu dalam waktu pendek. Rumen Degraded
Protein (RDP) adalah sebagai protein asal pakan yang berdegradasi di dalam rumen.
Sintesis protein mikroba sangat dipengaruhi oleh ketersediaannya prekursor N dan
ketersediaannya energi hasil fermentasi.
Kebutuhan akan Mineral
9
Kebutuhan mineral untuk laktasi termasuk NaCl, Ca, dan P. Kebanyakan
mineral terdapat cukup jumlahnya dalam makanan yang berasal dari alam, sehingga
hanya garam, kapur dan fosfor yang diberikan dalam pemberian makanan secara
langsung. Air susu yang mengandung 4% lemak juga mengandung kira-kira 1.23 g
kalsium dan kira-kira1,0 g fosfor tiap liter sehingga sapi yang menghasilkan 40 kg air
susu tiap hari akan mengeluarkan49.2 g kalsium dan 40 g fosfor tiap hari. Seekor sapi
mungkin ada dalam keadaan imbangan Ca negatif pada sebagian besar masa laktasinya.
Namun, bila disediakan Ca makanan cukup, sapi mungkin kembali ke dalam imbangan
positif pada masa akhir laktasi dan mungkin mampu mengganti cadangan yang hilang
dalam tulang.
Tabel 6 : Kebutuhan akan mineral – mineral esensial lain dibicarakan dalam
penerbitan-penerbitan standar makanan, beberapa diantaranya sebagai berikut :
Mineral Bagian dalam bahan kering
Natrium Na 0,18%NaCl NaCl 0,45%Kalium K 0,50% sampai 0,80%Magnesium Mg 0,20%Yodium Y 1,2mg/kgKobalt Co 0,10 mg/kgTembaga Cu 10,0 mg/kgBesi Fe 30,0 mg/kgMangan Mn 20 mg/kgSeng Zn 40 mg/kgBelerang S 0,20%Selenium Se 0,1 mg/kg
Kebutuhan akan Vitamin
Kebutuhan akan vitamin bagi sapi laktasi tidak spesifik untuk proses laktasinya,
tetapi vitamin adalah bagian dari air susu dan memegang peranan umum dalam fungsi
fisiologik jalannya metabolisme hewan untuk menghasilkan air susu. Hasil dari banyak
percobaan menunjukan bahwa apabila kebutuhan akan vitamin untuk hidup pokok,
reproduksi dan pertumbuhan badan telah terpenuhi, maka tidak diperlukan tambahan
vitamin lagi kecuali untuk mengganti vitamin yang hilang melalui sekresi air susu dan
juga yang hilang dalam proses metabolisme. Vitamin B-kompleks tidak menimbulkan
persoalan dalam pemberian makanan pada ternak ruminansia karena sistese mikrobial
10
dalam rumen dapat menyediakan vitamin yang cukup. Standar pemberian makanan
untuk sapi mencamtumkan kebutuhan akan vitamin A dan D, dan ini didasarkan dari
hasil percobaan dasar mengenai kebutuhan akan vitamin yang kemudian
dicantumkanlah daftar kebutuhannya guna keamanan status gizi tinggi ternak. Dalam
hijauan segar banyak terdapat zat karotinoid, terutama beta-karotin yang merupakan
provitamin A yang aktif. Dalam tubuh, beta-karotin tersebut dapat diubah menjadi
vitamin A aktif.
Tabel 7: Kebutuhan – Kebutuhan Zat Gizi Harian untuk Sapi Perah
Berat Makana
n Protein
TDN Ca PVitami
n ABadan Harian 1000
Kg kg g kg Mcal g g I.U.Hidup Pokok Sapi Betina Dewasa
400 5,5 373 3,15 13,86 11,9 7,16 15 13 30500 6,5 432 3,72 16,39 14,06 8,46 18 15 38600 7,5 489 4,27 18,79 16,12 9,70 21 17 46700 8,5 542 4,79 21,09 18,10 10,89 24 19 53800 9,5 592 5,29 23,32 20,01 12,03 27 21 61
Hidup pokok dan kebuntingan (akhir kebuntingan)400 7,2 702 4,10 17,98 15,47 9,30 26 18 30500 8,6 821 4,84 21,25 18,29 11,0 31 22 38600 10,0 931 5,55 24,37 20,97 12,61 37 26 46700 11,3 1035 6,23 27,35 23,54 14,15 42 30 53800 12,6 1136 6,89 30,24 26,02 15,64 47 34 61
Lemak Zat - zat gizi per kg air susu 3% - 77 0,282 1,24 1,07 0,64 2,5 1,7 -4% - 87 0,326 1,44 1,24 0,746 2,7 1,8 -5% - 98 0,365 1,61 1,39 0,83 2,9 1,9 -6% - 108 0,41 1,81 1,56 0,93 3,1 2 -
Perubahan berat badan selama laktasiKehilangan -320 -2,17 -9,55 -8,25 -4,92 - - -
Pertambahan 500 2,6 9,96 8,55 5,12 - - -
2.4 Pengaruh Kekurangan – Kekurangan Zat Makanan dalam Diet pada
Produksi Air Susu.
Bila sapi perah tidak diberi makan, produksi air susu akan turun dengan cepat
dan akan berhenti sama sekali dalam 4 sampai 5 hari. Pembatasan energi lebih menberi
11
DE M NE
pengaruh kepada hasil total dibanding protein. Kadar lemak air susu ruminansia sangat
peka terhadap faktor-faktor yang mampengaruhi produksi asam asetat dalam rumen.
Diketahui bahwa rumput muda yang mengandung serat kasar sedikit menyebabkan
kadar lemak air susu turun. Juga pemberian makan rumput kering atau jerami yang
digiling dan energi makanan konsentrat akan menyebabkan penurunan kadar lemak air
susu yang menyolok. Imbangan asam asetat dan asam propionat yang dihasilkan rumen
kelihatannya menentukan kadar lemak air susu. Semua faktor-faktor tersebut apabila
diberlakukan pada sapi perah, akan menyebabkan pengurangan asam asetat, dan
sebaliknya terdapat kenaikan asam propionat. Penambahan minyak kelapa dan palm ke
dalam makanan yang rendah lemaknya menyebabkan penurunan presentasi lemak air
susu.
Takaran rendah dari vitamin A dan D dalam makanan sapi perah juga akan
menyebabkan penurunan vitamin-vitamin ini dalam air susu, dan bila kurangnya sangat
menyolok, maka akan menyebabkan gangguan fisiologik hewan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laktasi adalah karakteristik yang spesifik bagi ternak mamalia. Susu adalah
produk yang dihasilkan oleh glandula mamae dan merupakan nutrisi bagi anaknya
untuk mendapatkan imunitas pasif.
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi
Shorthorn, Friesian Holstein, Jersey,Brown Swiss, Red Danish dan Drought
master. Komposisi air susu terdiri dari air, protein, lemak,laktose, abu,kalsium, dan
fosfor.
Kebutuhan zat makanan bagi sapi perah yaitu kebutuhan akan hijauan,
bahan kering, energi, protein, mineral dan vitamin.
13
Daftar Pustaka
Adriani, Lovita; Mushawir, Andi. 2009. Kadar Glukosa Darah, Laktosa dan Produksi
Susu Sapi Perah pada Berbagai Tingkat Suplementasi Mineral Makro.
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/12/kadar_glukosa_darah_la
ktosa_dan_produksi_susu_sapi_perah.pdf. [08 – 10 – 2011]
Arif Rokhayati, Umbang. 2010. Pengaruh Suplementasi Energi dan Undegrated Protein
Terhadap Produksi Susu Sapi Perah Friesian Holstein.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/7110825835.pdf. [05 – 10 – 2011]
Christiyanto, M ;dkk. 2005. Konsumsi dan Kecernaan Nutrien Ransum yang Berbeda
Prekursor Protein – Energi Dengan Pakan Basal Rumput Raja pada Sapi
Perah.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/37924/jurnal%20vol.
%2030%20no.%204_konsumsi%20dan%20kecernaan_christiyanto.pdf?
sequence=1. [06 – 10 - 2011]
Lestari, Tita Damayanti. 2006. Laktasi pada Sapi Perah Sebagai Lanjutan Proses
Reproduksi.
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/laktasi_pada_sapi_perah.
pdf . [09 – 10 – 2011 ]
Manalu, Wasmen. 1995. Pengantar Ilmu Nutrisi Hewan. Institut Pertanian Bogor Press.
Bogor.
Nursiam, Intan. 2010. Kebutuhan Hijauan dan Konsentrat Bagi Ternak Perah.
http://intannursiam.wordpress.com/2010/09/20/kebutuhan-hijauan-dan-
konsentrat-bagi-ternak-perah/#more-223. [20 – 09 – 2011]
Sumardi. 2008. Jumlah Mikroba dan pH Rumen Serta Efisiensi produksi Susu Sapi
Friesian Holstein Akibat penambahan Tepung Daun Katu (Sauropus
androgynus, L. Merr) dalam Ransum.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/261082737.pdf. [09 – 10 – 2011]
14
15