Peran produk susu dalam nutrisi yang sehat · dari unta, kuda, kambing, domba dan sapi ... sapi...
Transcript of Peran produk susu dalam nutrisi yang sehat · dari unta, kuda, kambing, domba dan sapi ... sapi...
Keunggulan dari produk susuPeran produk susu dalam nutrisi yang sehat
2 | Keunggulan dari produk susu
Tentang publikasi ini
Susu merupakan bagian dari makanan sehat dan
beragam di seluruh dunia dan merupakan sumber alami
nutrisi penting seperti protein, kalsium, kalium, fosfor,
yodium, vitamin B2 (riboflavin) dan vitamin B12.
Susu adalah dasar dari semua produk susu. Informasi
dalam publikasi ini akan membantu Anda mengetahui
lebih lanjut tentang susu, nutrisi dan kesehatan.
Publikasi ini telah dikembangkan oleh
FrieslandCampinan Institute untuk para ahli gizi dan
kesehatan profesional dan didasarkan pada
kesepakatan ilmiah dan panduan diet resmi.
www.frieslandcampinainstitute.com
Indonesia
www.frieslandcampinainstitute.co.id
Keunggulan dari produk susu | 3
Daftar Isi
Sejarah produk susu 4
Produk susu: susu, yoghurt dan keju 6
Produk susu dalam panduan diet di seluruh dunia 8
Nutrisi pada produk susu 10
Nutrisi dan kesehatan 14
Nutrisi di masa depan 16
4 | Keunggulan dari produk susu
Sejarah produk susu
Petani dan peternak mulai
mengembangbiakkan sapi sekitar
10.000 tahun yang lalu. Mereka
menemukan bahwa sapi dapat
mencerna rumput, yang tidak dapat
dicerna oleh manusia, menjadi produk
susu yang bernilai lebih tinggi.
Ini adalah solusi sempurna bagi
orang-orang di daerah di mana tidak
ada tanaman lain yang bisa tumbuh.
Keunggulan dari produk susu | 5
Perkembangan peternakan sapi perah
Awalnya, manusia adalah pemburu dan
pengumpul makanan namun hal ini berubah
seiring dengan bangkitnya pertanian sekitar
10.000 tahun yang lalu. Peralihan dari
masyarakat nomaden ke masyarakat pertanian
menyebar dari Timur Tengah melalui Yunani
dan Balkan ke Eropa Tengah. Selama berabad-
abad, nenek moyang kita menemukan bahwa
produk seperti apel, telur, biji-bijian dan kubis
dapat dimakan dan bergizi dan rasanya juga
enak. Mereka juga menemukan bahwa susu
dari unta, kuda, kambing, domba dan sapi
merupakan sumber nutrisi yang berharga bagi
manusia. Awalnya, susu diberikan kepada
anak-anak, namun ternyata juga merupakan
sumber nutrisi yang baik untuk orang dewasa.
Akibatnya semakin banyak orang dewasa
mengembangkan kemampuan mencerna
laktosa dalam susu. Ini menawarkan manfaat
evolusioner yaitu adaptasi genetik untuk
mencerna laktosa yang tumbuh selama
berabad-abad sampai lebih dari sepertiga
populasi dunia. Hal ini terutama terjadi di
Eropa Tengah dan Utara, di mana peternakan
sapi perah mengalami pertumbuhan yang
substansial dan lebih dari 90% populasi dapat
mencerna laktosa. (Dunne et al, 2012; Itan et
al, 2009).
Manusia juga telah membuat dan
mengonsumsi yoghurt dan keju selama
berabad-abad. Yoghurt diasumsikan berasal
dari Asia Tengah. Susu disimpan dalam
kantung kulit atau tong kayu dan dengan
adanya bakteri dan suhu tinggi, susu mulai
berfermentasi, menghasilkan yoghurt.
Terkadang susu disimpan di perut sapi dan
kehadiran rennet (komplek enzim pencernaan)
berperan sebagai koagulan untuk memberi
susu struktur yang lebih padat seperti keju.
Membuat yoghurt dan keju dari susu juga
memiliki keuntungan untuk menjaga agar susu
lebih tahan lama. (Dunne et al., 2012; Salque et
al., 2013)
6.500 tahun yang laluEkonomi produk susu yang berkembang dengan baik di Eropa.
7.500 tahun yang laluManusia mengembangkan kemampan mencerna laktosa selama masa dewasa.
8,000 tahun yang laluMasyarakat pertanian dan peternakan sapi perah mencapai Balkan.
8,400 tahun yang laluMasyarakat pertanian menyebar ke Yunani
11,000 - 10,000 tahun yang laluMasyarakat pertanian dan peternakan sapi perah berkembang di Timur Tengah.
GAMBAR 1 Munculnya peternakan sapi perah
6 | Keunggulan dari produk susu
Produk susu: susu, yoghurt dan kejuBerbagai produk susu bisa dibuat dari
susu, seperti yoghurt dan keju dan
masing-masing memiliki cita rasa dan
sifat khas tersendiri. Secara global,
berbagai tipe produk susu dikonsumsi
dan mencerminkan budaya gastronomi
tertentu. Proses produksinya pada
dasarnya sama.
Yoghurt
Yoghurt dibuat dengan menambahkan campuran bakteri asam
laktat ke dalam susu yang dikenal sebagai 'kultur yoghurt'.
Bakteri asam laktat yang digunakan adalah Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophiles. Di beberapa negara
diperbolehkan untuk menambahkan bakteri asam susu lainnya ke
dalam kultur yoghurt. Dengan menambahkan kultur yoghurt,
susu mulai berfermentasi dan selama proses fermentasi,
proporsi laktosa alami yang ada dalam susu diubah menjadi
asam laktat. Karakteristik yoghurt tergantung pada komposisi
susu, tipe kultur yoghurt dan suhu serta lamanya proses
fermentasi. Produk susu fermentasi akan bertahan lebih lama
dari pada produk susu non fermentasi karena asam dalam
produk susu fermentasi menghambat pertumbuhan bakteri yang
dapat menyebabkan dekomposisi.
Fermentasi
Mengisi
Lactobacillusbulgaricus
Streptococcus thermophilus
30-40 ºC
8-15 jam
SUSU
Yogh
urt
Yogh
urt
MILK
Kultur yogurt ditambahkan
Susu distandardisasi di pabrik (kandungan lemak tertentu), dihomogenisasi (butiran lemak dibagi rata) dan dipasteurisasi (dipanaskan untuk waktu yang singkat pada temperatur 72ºC).
Karakteristik yoghurt tergantung pada komposisi susu, tipe kultur yoghurt dan temperatur serta durasi proses fermentasi
GAMBAR 2 Proses produksi yoghurt
MELK SUSU
Pasteurisasi
SUSU
Menambahkan koagulan & kultur starter
Curdling
Whey
Pemeraman Membentuk dadih
MILK
Whey mengalir melalui dadih dan dapat digunakan untuk membuat nutrisi untuk olahragawan dan formula bayi.
Susu dimurnikan (dipanaskan ringan) dan distandarisasi (kandungan lemak ditentukan)
Pemeraman 4 minggu sampai > 1 tahun. Proses pemeraman keju mempengaruhi rasa dari produk akhir.
Keju ditekan di dalam wadah. Wadah menentukan bentuk keju.
Direndam di air garam
Keunggulan dari produk susu | 7
Kandungan lemak dalam keju dinyatakan sebagai persentase
bahan kering yang merupakan semua bahan keju, tanpa air.
Dalam hal keju full fat sekitar 48% bahan kering keju ini adalah
lemak. Karena keju juga mengandung air, persentase lemak keju
secara keseluruhan lebih rendah. Persentase keju rendah lemak
akan lebih rendah, karena keju ini terbuat dari susu semi skim.
Keju tipe Belanda
Selama berabad-abad, proses pembuatan keju tradisional telah
diwariskan dari generasi ke generasi. Keju tipe Belanda terbuat
dari susu segar yang dipasteurisasi. Kultur starter dan koagulan
ditambahkan ke dalam susu. Hal ini menyebabkan protein
membeku yang menghasilkan zat padat (dadih) dan sisa cairan
(whey). Dadih kemudian dipress untuk memeras cairan lebih
banyak lagi dan akhirnya keju direndam dalam air garam. Ini
akan memberi rasa pada keju dan memperbaiki bentuk dan
teksturnya. Perendaman ini juga akan memperpanjang umur
simpan keju. Keju kemudian dibiarkan matang untuk jangka
waktu mulai dari empat minggu sampai lebih dari setahun. Masa
pematangan ini akan menentukan rasa keju. Karena proses
persiapan dan masa pematangan, keju tipe Belanda hampir tidak
mengandung laktosa.
Keju atau Quark?
Quark sebenarnya adalah setipe keju segar. Namun, ada dua
perbedaan penting dalam proses produksi yang membuatnya
berbeda dari keju. Pada quark cairan merembes keluar dengan
sendirinya sementara pada keju cairan ditekan agar keluar.
Setelah proses ini, quark siap digunakan, sedangkan keju tipe
Belanda masih perlu diperam setidaknya selama empat minggu.
Lemak Cairan Protein, vitamin dan mineral
Material kering Semua komponen
52% 48%31% 29%
40%
=
Pengurangan garam
Garam adalah penambah rasa yang penting dalam keju. Garam
juga berperan dalam mempertahankan bentuk dan tekstur dan
juga memperpanjang umur simpan. Tantangannya adalah
membuat keju dengan sedikit garam sambil mempertahankan
rasa dan tekstur yang baik. FrieslandCampina telah bekerja
secara bertahap mengurangi kandungan garam keju tipe
Belanda selama bertahun-tahun. Kandungan garam dari keju
Belanda dan keju foil telah berkurang 24% sejak 2006.
GAMBAR 3 Proses produksi keju
GAMBAR 4 Kandungan lemak dalam keju full-fat tipe Belanda
8 | Keunggulan dari produk susu
Produk susu dalam panduan diet di seluruh dunia
Secara global susu banyak
ditemukan dalam panduan diet
oleh karena kontribusinya pada
asupan nutrisi, seperti protein,
kalsium dan vitamin (riboflavin)
serta B12. Produk susu yang
berbeda direkomendasikan sesuai
dengan budaya dan kebiasaan
makan tertentu. Di banyak negara
orang dewasa disarankan untuk
mengonsumsi dua sampai tiga
porsi susu setiap hari.
Amerika Serikat2-3 porsi susu, yoghurt atau keju
Meksiko2 porsi susu, yoghurt atau keju
Beberapa contoh
Keunggulan dari produk susu | 9
Belanda2-3 porsi susu, yoghurt atau quark
40 gram keju
Belgia2-3 porsi susu atau yoghurt
20 gram keju
Inggris 2-3 porsi susu, yoghurt atau keju
Yunani2 porsi susu, yoghurt atau keju
Jerman200-250 gram susu atau yoghurt
50-60 gram keju
Singapura3 porsi susu
40 gram keju
Thailand1-2 porsi susu atau yoghurt
Malaysia1-3 porsi susu, yoghurt atau keju
Indonesia2-3 porsi susu atau yoghurt
Cina2 porsi susu atau yoghurt
Saudi Arabia2-3 porsi susu, produk susu fermentasi
atau keju
Nigeria2-3 porsi susu, yoghurt atau keju
Takaran saji berbeda antar negara. Misalnya, di Belanda takaran saji
susu atau yoghurt biasanya 150 ml. Di Amerika Serikat, takaran saji
pemberian susu atau yoghurt adalah dalam 'cangkir', yang setara
dengan 240 ml.
Susu secara alami mengandung nutrisi
penting, seperti protein, kalsium,
potasium, fosfor, yodium, dan vitamin B2
(riboflavin) dan B12. Yoghurt dan keju
terbuat dari susu sehingga mengandung
banyak nutrisi dari susu.
Nutrisi dalamproduk susu
10 | Keunggulan dari produk susu
Keunggulan dari produk susu | 11
Variasi
Komposisi nutrisi susu sampai batas tertentu, bervariasi secara
global dan bergantung pada musim dan pakan yang digunakan
untuk sapi. Tabel berikut menunjukkan nilai gizi rata-rata susu,
yoghurt dan keju. Karena keju sebenarnya merupakan susu
konsentrat, 100 gram keju mengandung lebih banyak nutrisi dan
merupakan sumber alami protein, kalsium, fosfor, seng, selenium,
vitamin A, vitamin B2, vitamin B12 dan vitamin K.
Nilai gizi susu semi skim
Susu (semi skim) susu (semi skim) 100 ml satu gelas 200 ml
Energi 190 kJ 45 kcal 380 kJ 90 kcal (5% RI**)
Lemak 1.5 g 3.0 g (4%)
Yang jenuh 1.0 g 2.0 g (10%)
Karbohidrat 4.7 g 9.4 g (4%)
Yang merupakan gula 4.7 g 9.4 g (11%)
Protein 3.5 g 7.0 g (14%)
Garam 0.13 g 0.26 g (4%)
Vitamin dan mineral (% DRI*)
Kalsium 120 mg (15%) 240 mg (30%)
Fosfor 95 mg (14%) 190 mg (28%)
Kalium 160 mg (8%) 320 mg (16%)
Yodium 15 mcg (10%) 30 mcg (20%)
Vitamin B2 (riboflavin) 0.19 mg (14%) 0.38 mg (28%)
Vitamin B12 0.4 mcg (16%) 0.8 mcg (32%)
* DRI = Daily Reference Intake (Referensi Asupan Harian) ** Referensi Asupanuntuk orang dewasa (8400 kJ / 2000 kcal) Sumber: Database komposisimakanan EFSA dan database komposisi makanan Belanda (NEVO-online 2016)
Nilai gizi yogurt semi-skim
Yoghurt (semi- Yoghurt (semi-skim) skim) 100 ml Porsi 150 ml
Energi 212 kJ 50 kcal 318 kJ 75 kcal (4% RI**)
Lemak 1.5 g 2.3 g (3%)
Yang jenuh 1.0 g 1.5 g (7.5%)
Karbohidrat 4.3 g 6.5 g (2.5%)
Yang merupakan gula 4.3 g 6.5 g (7%)
Protein 4.2 g 6.3 g (13%)
Garam 0.13 g 0.20 g (3%)
Vitamin dan mineral (% DRI*)
Kalsium 140 mg (18%) 210 mg (26%)
Vitamin B12 0.39 mcg (16%) 0.6 mcg (24%)
* DRI = Daily Reference Intake (Referensi Asupan Harian) **Referensi Asupanuntuk orang dewasa (8400 kJ / 2000 kcal) Sumber: Database komposisimakanan EFSA dan database komposisi makanan Belanda (NEVO-online 2016)
Nilai gizi telah ditentukan berdasarkan database komposisi makanan EFSA dandatabase komposisi makanan Belanda (NEVO-online 2016). Nilai gizi rata-ratabisa berbeda antar negara. Silakan lihat database komposisi makanan khususnegara.
Nilai gizi keju tipe Belanda
Keju Keju (Goudse full-fat) (Goudse full-fat) 100 g porsi 20 g
Energi 1530 kJ 370 kcal 306 kJ 74 kcal (4% RI**)
Lemak 30.5 g 6.1 g (9%)
Yang jenuh 20.0 g 4.0 g (20%)
Karbohidrat 0 g 0 g
Yang merupakan gula 0 g 0 g
Protein 23 g 4.6 g (9%)
Garam 1.8 g 0.36 g (6%)
Vitamin dan mineral (% DRI*)
Kalsium 815 mg (102%) 163 mg (20%)
Fosfor 515 mg (74%) 103 mg (15%)
Selenium 25 mcg (45%) 5 mcg (9%)
Zink 4.0 mg (40%) 0.8 mg (8%)
Vitamin A 345 mcg (43%) 69 mcg (9%)
Vitamin B2 (riboflavin) 0.25 mg (18%) 0.05 mg (4%)
Vitamin B12 1.8 mcg (72%) 0.4 mcg (14%)
Vitamin K 68 mcg (90%) 14 mcg (18%)
* DRI = Daily Reference Intake (Referensi Asupan Harian) ** Referensi Asupanuntuk orang dewasa (8400 kJ / 2000 kcal) Sumber: Database komposisimakanan EFSA dan database komposisi makanan Belanda (Nevo-online 2016)
Yodium
Susu sangat terkenal dengan kandungan kalsiumnya, namun
kita kurang menyadari bahwa susu juga merupakan sumber
yodium. Yodium adaah mineral yang terlibat dalam produksi
hormon tiroid dan fungsi normal kelenjar tiroid. Konsumsi dua
sampai tiga porsi susu memberi kontribusi signifikan terhadap
kebutuhan harian yodium.
Vitamin D
Vitamin D terkandung dalam ikan berminyak dan juga jumlah yang
lebih sedikit terkandung dalam daging, telur dan produk-produk
susu full-fat, seperti keju full-fat tipe Belanda dan mentega.
Di beberapa negara, susu diperkaya dengan tambahan vitamin D
untuk meningkatakan asupan vitamin ini. Vitamin D berkontribusi
terhadap beberapa fungsi tubuh, termasuk perawatan fungsi otot
normal dan pemeliharaan tulang dan gigi normal.
12 | Keunggulan dari produk susu
Protein
Bersama dengan aktivitas fisik protein dalam makanan
berkontribusi pada pemeliharaan massa tulang dan
pertumbuhan serta pemeliharaan otot (EFSA 2009 dan 2010).
Susu, yoghurt dan keju kaya akan protein. 80% protein susu
adalah kasein dan 20% protein whey (Schaafsma dan Steijns,
2000). Kasein juga disebut ’slow protein’ dan whey 'fast protein'.
Hal ini karena whey umumnya memberikan puncak asam amino
dalam dua jam pertama setelah konsumsi, sedangkan asam
amino dalam kasein muncul dalam jangka waktu sekitar 6 jam
dan oleh karena itu memiliki nilai puncak yang lebih rendah.
Karena protein susu mengandung semua asam amino esensial,
protein ini berkualitas tinggi untuk tubuh (FAO, 2013).
Kualitas protein suatu produk dapat ditentukan berdasarkan tiga
karakteristik:
1 jumlah protein dalam makanan;
2 jumlah asam amino esensial dalam protein;
3 kemudahan asam amino untuk dicerna di dalam usus,
dan akibatnya, ketersediaannya untuk diserap oleh tubuh
(Tomé, 2012).
Asam amino esensial
Protein terdiri dari 9 asam amino yang sangat penting. Tubuh
membutuhkan asam amino esensial ini setiap hari agar
berfungsi dengan baik karena tubuh tidak dapat mensintesisnya
sendiri. Oleh karena itu penting untuk mengonsumsi asam
amino ini melalui makanan. Makanan yang memiliki protein
berkualitas tinggi memberikan lebih banyak asam amino
esensial (FAO / WHO / UNU, 2007).
Kualitas protein
Kualitas protein ditentukan oleh Protein Digestibility-
Corrected Amino Acid Score (PDCAAS). Namun, metode ini
ternyata memiliki sejumlah keterbatasan. Sebagai hasil dari
pandangan ilmiah baru di bidang ini, FAO merekomendasikan
pengembangan metode baru untuk menentukan kualitas protein.
Metode ini adalah Digestible Indispensable Amino Acids Score,
juga disebut DIAAS. Dengan menggunakan metode DIAAS akan
memungkinkan di masa depan untuk menentukan secara lebih
akurat asam amino dan jumlahnya dari berbagai sumber protein
yang dapat diserap oleh tubuh. Namun demikian, skor DIAAS
hanya diketahui dari sejumlah kecil produk dan daftar yang lebih
lengkap perlu dikompilasi untuk berbagai produk makanan
sebelum metode ini dapat diterapkan secara luas. (FAO, 2013).
Gambaran umum asam amino esensial dalam protein mg/g dari berbagai sumber protein
Asam amino esensial*
Lisin 48 83 107 82 72 89 60 23 34
Histidin 16 28 22 29 23 44 25 21 21
Isoleusin 30 64 57 62 69 50 42 34 40
Leusin 61 93 129 97 82 79 77 69 77
Valine 40 68 53 73 74 53 47 38 54
Metionin, 23 32 52 33 51 36 24 36 42termasuk sistein
Fenilalanin, 41 105 76 116 104 91 88 77 94termasuk tirosin
Threonin 25 51 54 45 50 47 40 28 34
Tryptofan 7 14 21 12 16 14 12 10 11
Total asam amino 291 538 571 549 541 503 423 336 407esensial
*Baik asam amino esensial sulfurik (metionin dan sistein) dan aromatik(fenilalanin dan tirosin) berkaitan sangat erat dalam proses metabolismsehingga sering ditotalkan dalam perhitungan protein. Oleh karena itu,terkadang total asam amino esensial berkisar antara 9 sampai 11 asam aminoesensial.** Pola referensi bagi kebutuhan asam amino esensial orang dewasa. Sumber:FAO, 2011.*** Sumber: Walstra P, et al. 2006; Hiprotal Casein Whey 80 (DOMO,FrieslandCampina)
Kalsium
Kalsium mendukung sejumlah fungsi dan mekanisme dalam
tubuh. Mineral ini berkontribusi pada pemeliharaan tulang dan
gigi. 99% kandungan kalsium total tubuh tersimpan di tulang.
Bila tubuh membutuhkan lebih banyak kalsium daripada yang
didapat dari makanan, kalsium di tulang dapat digunakan
untuk menjaga jumlah kalsium dalam darah pada tingkat yang
memadai (Heaney 2009). Kalsium juga berkontribusi pada
fungsi normal otot, transmisi neurotransmiter, koagulasi darah
dan metabolisme energi dalam tubuh. Susu secara alami kaya
akan protein dan merupakan sumber penting kalsium
makanan. Selain itu, kalsium dari susu memiliki tingkat
bioavailabilitas yang tinggi untuk tubuh (Miller et al., 2007).
Bioavailabilitas mengacu pada proporsi jumlah total nutrisi
yang ada pada makanan yang benar-benar digunakan oleh
tubuh untuk fungsi metabolik.
Bioavailabilitas kalsium
Produk mg Ca/100 g Efisiensi mg Ca g produk yang produk absorpsi Tersedia diperlukan untuk (%) Untuk menyamai kandungan tubuh/100 g Kalsium dalam 200 ml susu
Brokoli (direbus) 33 61,3 20,2 387
Bayam (direbus) 84 5,1 4,3 1828
Susu (semi-skim) 122 32,2 39,2 200
Sumber: Miller et al (2007)
Beras
Biji-b
ijian
Soya
Dag
ing
sapi
Telur
Kasein
***
Wh
ey
Su
su
Referen
sid
iet d
ewasa**
The goodness of dairy | 13
Apa peran nutrisi dalam tubuh?
FosforBerkontribusi terhadap
pemeliharaan tulang dan gigi.
85% dari total jumlah fosfor
dalam tubuh disimpan di
tulang. Fosfor juga
mendukung metabolisme
energi normal.
KaliumMendukung fungsi normal otot
dan sistem saraf. Kalium juga
berperan dalam menjaga
tekanan darah normal.
KalsiumBerkontribusi pada
pemeliharaan tulang dan gigi,
dan fungsi otot. Kalsium juga
mendukung neurotransmisi
yang normal, pembekuan
darah dan fungsi enzim
pencernaan.
Vitamin B12Mendukung fungsi normal
sistem saraf dan berkontribusi
pada metabolisme energi.
Vitamin B12 juga berkontribusi
pada fungsi normal sistem
kekebalan tubuh dan
pembentukan sel darah merah
yang normal. Vitamin B12
hanya ditemukan pada produk
hewani seperti susu, daging,
ikan dan telur. Ganggang dan
rumput laut mengandung zat
yang mirip dengan vitamin
B12, namun zat ini tidak
memiliki efek sebagai vitamin.
RiboflavinMendukung fungsi normal
sistem saraf dan metabolisme
energi. Riboflavin juga
berkontribusi terhadap
pemeliharaan kulit,
penglihatan dan metabolisme
normal zat besi.
YodiumBerkontribusi terhadap
produksi hormon tiroid dan
fungsi normal tiroid. Yodium
juga berperan dalam
berfungsinya sistem saraf
dan metabolisme energi.
14 | Keunggulan dari produk susu
Tulang yang kuat
Tulang terdiri dari matriks protein, yang diisi dengan kalsium
fosfat dan mineral lainnya, seperti natrium, magnesium, kalium,
dan seng. Jaringan tulang terus menerus dipecah (resorpsi) dan
dibentuk (pembentukan tulang) untuk pemulihan setelah
'kerusakan' ringan dan untuk menyesuaikan dengan kekuatan
beban yang diberikan pada tulang. Genetika adalah penentu
paling penting untuk tulang yang kuat dan menyumbang 60
sampai 80% variasi massa tulang puncak, yaitu kepadatan
tulang maksimum. Faktor gaya hidup seperti latihan fisik dan diet
yang bervariasi yang menyediakan kalsium, fosfor, protein dan
vitamin K dan D mendukung pemeliharaan tulang yang kuat
(Golden et al, 2014; International Osteoporosis Foundation, 2013,
Rizzoli et al, 2012). Karena kontribusi susu terhadap asupan
protein, kalsium dan fosfor, susu berkontribusi pada beragam
makanan sehubungan dengan pengembangan dan pemeliharaan
tulang yang kuat (Dror and Allen, 2015).
Susu, yoghurt dan keju secara global
merupakan bagian dari diet yang
bervariasi. Ini untuk alasan yang baik,
karena nutrisi dalam susu, seperti
protein, kalsium, fosfor dan vitamin B2
dan B12 mendukung berbagai fungsi
dalam tubuh. Jika dikombinasikan
dengan aktivitas fisik, diet yang sehat
dan beragam berkontribusi pada tubuh
yang sehat.
Nutrisi dan kesehatan
Keunggulan dari produk susu | 15
Intoleransi laktosa
Sebagian besar orang Eropa dan beberapa populasi di Afrika,
Timur Tengah dan Asia Tenggara dapat mencerna laktosa
sepanjang hidup berkat adanya enzim laktase di usus kecil.
Laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa di
usus halus. Sebagian populasi dunia tidak lagi memproduksi
enzim laktase atau pada tingkat yang lebih rendah setelah masa
kanak-kanak. Hal ini menyebabkan laktosa yang tetap tinggal di
usus besar sebagian belum tercerna. Bakteri di usus besar
kemudian memfermentasi laktosa yang menyebabkan perut
kembung dan juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan
gastrointestinal. Kebanyakan orang dengan intoleransi laktosa
dapat mencerna sekitar 12 gram laktosa yang sama dengan
gelas besar (250 ml) susu sepanjang hari. Karena laktosa
sebagian dikonversi oleh bakteri asam laktat, produk susu
fermentasi, misalnya yoghurt, mengandung lebih sedikit laktosa.
Keju semi-keras, seperti keju dan cheddar tipe Belanda, hampir
tidak mengandung laktosa sehingga bisa dikonsumsi oleh
orang-orang yang memiliki intoleransi laktosa.
Alergi protein susu
Sekitar 2 - 7 % bayi dan balita dan 0.1 - 0.5% orang dewasa
memiliki alergi terhadap protein dalam susu sapi. Durasi alergi
terhadap protein susu sapi bervariasi, namun kebanyakan anak
akan mampu mengatasi alergi ini pada usia dua sampai tiga
tahun. Meskipun sering dinyatakan bahwa jumlah anak-anak
dengan alergi protein susu sapi meningkat, tidak ada bukti ilmiah
yang mendukung hal ini.
Berat Badan
Banyak orang percaya bahwa makanan olahan susu seperti susu,
yoghurt dan keju memang menggemukkan. Namun sains tidak
mendukung hal ini. Penelitian menunjukkan bahwa produk susu,
seperti susu, yoghurt dan keju bahkan bisa berperan dalam
menjaga berat badan yang sehat. Penelitian yang melibatkan
pembatasan energi ('diet penurunan berat badan') pada orang
dewasa yang memasukkan susu dalam makanan membantu
memperbaiki komposisi tubuh dan rasio lemak terhadap massa
bebas lemak dalam jangka pendek. Perubahan kecil dalam
komposisi tubuh bisa sangat penting bagi kesehatan selama
beberapa tahun. Penelitian tanpa pembatasan energi selama
periode yang lebih lama menunjukkan bahwa konsumsi susu dan
produk susu lainnya dalam makanan secara keseluruhan
memiliki efek netral terhadap berat badan. Konsumsi produk
susu sebagai bagian dari diet yang bervariasi juga berkontribusi
pada tubuh sehat bagi anak-anak dan remaja.
Jantung dan pembuluh darah
Di seluruh dunia susu dan produk yang terbuat dari susu
dimasukkan ke dalam rekomendasi diet. Dua pertiga lemak
susu adalah lemak jenuh. Mengganti lemak jenuh dalam
makanan dengan lemak tak jenuh direkomendasikan untuk
kadar kolesterol sehat dan menjaga kesehatan jantung dan
pembuluh darah. Susu, bagaimanapun, terdiri dari lebih dari
lemak jenuh. Penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa
asupan susu dan produk susu secara teratur memiliki efek
netral terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Oleh karena itu, hubungan antara susu, dan produk susu,
dan kesehatan jantung dan pembuluh darah nampaknya
lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
16 | The goodness of dairy
Nutrisi di masa depan
Dikarenakan pertumbuhan populasi
dunia dan meningkatnya
kemakmuran, permintaan nutrisi
yang baik yang memberikan asupan
gizi yang optimal dan berdampak
rendah terhadap lingkungan mulai
tumbuh. Menurut Organisasi Pangan
dan Pertanian (FAO), produksi
pangan global harus meningkat 70%
antara tahun 2009 dan 2050 untuk
memenuhi permintaan pangan pada
tahun 2050. Menyediakan pangan
bagi pertumbuhan populasi dunia
dengan cara yang bertanggung
jawab memerlukan nutrisi yang
berkelanjutan dan sehat (FAO, 2012).
Keunggulan dari produk susu | 17
Produk susu
Susu secara global berkontribusi pada diet sehat. Konsumsi susu,
yoghurt atau keju memberikan berbagai nutrisi dengan cara
yang mudah (FAO, 2013). Produksi makanan memiliki
konsekuensi bagi lingkungan. Rantai produk susu berkomitmen
untuk menggunakan energi berkelanjutan, seperti kincir angin,
panel surya atau biomassa. Industri ini juga menjadi ujung
tombak pembelian bahan pertanian berkelanjutan dan
mengurangi penggunaan energi dalam memproduksi produk
susu. Oleh karena itu, Organisasi Pangan dan Pertanian
menyatakan bahwa susu akan memainkan peran penting dalam
penyediaan makanan secara global di masa depan (FAO, 2013).
Saat ini dan untuk generasi yang akan datang
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian, nutrisi berkelanjutan
dan sehat tidak hanya melibatkan diet dengan dampak
lingkungan yang rendah dan penyediaan nutrisi yang memadai,
namun harus sesuai dengan budaya makanan yang ada dan
mudah didapat, terjangkau dan aman. Penelitian tentang
bagaimana pola makan yang berkelanjutan dan sehat akan
terlihat di masa depan secara aktif sedang berlangsung (FAO,
2012). Otoritas kesehatan setuju bahwa langkah-langkah sudah
dapat diambil untuk tidak makan lebih dari yang diperlukan, pilih
makanan yang menyediakan banyak nutrisi, hindari membuang
makanan dan makan sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian
lebih sering dan makan daging lebih jarang.
Pola makan berkelanjutan
Literatur ilmiah mengacu pada pola makanan yang sehat dan
berkelanjutan sebagai 'diet berkelanjutan'. Para ilmuwan
masih mempelajari pertanyaan tentang bagaimana pola diet
yang berkelanjutan. Pertanyaan ini tidak mudah dijawab,
karena mengukur dampak lingkungan suatu bahan makanan
atau kelompok produk melibatkan lebih dari sekedar emisi
CO2 untuk produksi bahan makanan ini. Penggunaan
(kembali) sumber daya alam untuk produksi makanan, seperti
air, tanah, mineral, dan keanekaragaman hayati juga harus
dipertimbangkan saat menentukan tingkat keberlanjutan.
Tentu saja, efisiensi yang optimal dalam penggunaan sumber
daya pada rantai produksi dan juga pengurangan limbah juga
penting (Johnston et al, 2014).
18 | Keunggulan dari produk susu
Abargouei A.S. et al (2012). Effect of dairy consumption onweight and body composition in adults: a systematic review andmeta-analysis of randomized controlled clinical trials. Int J Obes(Lond). 2012 Jan 17.
Auestad N. et al (2015). Contribution of Food Groups to Energyand Nutrient Intakes in Five Developed Countries. Nutrients,2015: 7;4593-4618; doi:10.3390/nu7064593
Chafen J.J. et al (2010). Diagnosing and managing common foodallergies: a systematic review. JAMA;303:1848-56.
Crittenden R.G. et al (2005).Cow’s milk allergy: a complexdisorder. J Am Coll Nutr 2005;24:582S-91S.
Chen M. et al (2012). Effects of dairy intake on body weight andfat: a meta-analysis of randomized controlled trials. Am J ClinNutr. 2012 Oct;96(4):735-47.
Dror D.K. and Allen L.H. (2015). Dairy product intake in childrenand adolescents in developed countries: trends, nutritionalcontribution, and a review of association with health outcomes.Nutrition Reviews. doi:10.1111/nure.12078.
Dror DK. (2014) Dairy consumption and pre-school, school-ageand adolescent obesity in developed countries: a systematicreview and meta-analysis. Obes Rev 2014; 15(6): 51627.
Drouin-Chartier et al (2016). Systematic review of the associationbetween dairy product consumption and risk of cardiovascular-related clinical outcomes. Advances in Nutrition, 2016; 7:1026-1040.
Dunne J et al (2012). First dairying in green Saharan Africa in thefifth millennium BC. Nature, 2012; Vol. 486.
EFSA: • 2009; 7(9): 1210; 1219; 1223; 1272• 2010; 8(9): 1777• 2010; 8(10): 1725; 1756; 1811; 1814
EFSA Panel on Dietetic Products, Nutrition and Allergies (NDA);Scientific Opinion on lactose thresholds in lactose intoleranceand galactosaemia. EFSA Journal 2010;8(9):1777.
FAO (2017). Food-based dietary guidelines. Retrieved viahttp://www.fao.org/nutrition/education/food-dietaryguidelines/home/en/ (visited April 2017).
FAO (2012). Sustainable diets and biodiversity. Directions andsolutions for policy, research and action. Food and AgricultureOrganization. Rome, 2012.
FAO (2013). Dietary protein quality evaluation in human nutrition.Report of an FAO Expert Consultation. Food and AgricultureOrganization. Rome, 2013.
FAO (2013). Milk and dairy products in human nutrition. Food andAgriculture Organization. Rome, 2013.
FAO/WHO/UNU Expert Consultation (2007). Protein and aminoacid requirements in human nutrition. World Health Organ TechRep Ser. 2007;(935):1-265.
Golden, N.H. et al (2014). Optimizing Bone Health in Children andAdolescents. American Academic of Pediatrics, 2014.doi:10.1542/peds.2014-2173
Heaney, R.P. (2009). Dairy and bone health. Journal of theAmerican College of Nutrition, 2009; Vol. 28, No. 1, 82S–90SJ.
Heyman M.B. (2006). Lactose intolerance in infants, children,and adolescents. Pediatrics 2006;118:1279-86.
Host A. (2002). Frequency of cow’s milk allergy in childhood. AnnAllergy Asthma Immunol 2002;89:33-7.
International Osteoporosis Foundation (2001). Invest in yourbones. How diet, life style and genetics affect bone developmentin young people. International Osteoporosis Foundation, 2001.Zwitserland, Nyon.
International Osteoporosis Foundation (2013). Bone care for thepostmenopausal woman. International Osteoporosis Foundation2013. Zwitserland, Nyon.
Itan Y. et al (2009). The origins of lactase persistence in Europe.PLoS Computational Biology, 2009: Vol 5 (8).
Johnston J.L. et al (2014). Understanding sustainable diets: adescriptive analysis of the determinants and processes thatinfluence diets and their impact on health, food security, andenvironmental sustainability. Advances in Nutrition, 2014; No. 5:418–429.
Lamarche, D. et al (2016). Review: does milk consumptioncontribute to cardiometabolic health and overall diet quality.Canadian Journal of Cardiology, 2016 (32); 1026 – 1032.
Lu L. et al (2016). Long-term association between dairyconsumption and risk of childhood obesity: a systematic reviewand meta-analysis of prospective cohort studies. Eur J Clin Nutr2016; 70(4): 414.
Referensi
Keunggulan dari produk susu | 19
Mozaffarian, D. (2016). Dietary and policy priorities forcardiovascular disease, diabetes, and obesity. Circulation. DOI:10.1161/CIRCULATIONAHA.115.018585
Miller G.D. et al (2007). Handbook of dairy foods and nutrition.CRC Press 2007 3rd Edition.
NEVO-online versie 2016/5.0. RIVM, Bilthoven.
Rizzoli R. et al (2010). Maximizing bone mineral mass gain duringgrowth for the prevention of fractures in the adolescents and theelderly. Bone, 2010; Vol. 46, pp. 294-305.
Salque M. et al (2013). Earliest evidence for cheese making in thesixth millennium BC in northern Europe. Nature, 2013; Vol. 493.
Schaafsma G. (2012). Advantages and limitations of the proteindigestibility-corrected amino acid score (PDCAAS) as a methodfor evaluating protein quality in human diets. British Journal ofNutrition. 2012;108,S333–S336.
Schaafsma, G. en Steijns, J.M. (2000). Dairy ingredients as asource of functional foods. Book: Essentials of functional foods(chapter 8). 2000, United States, University of Minnesota.
Suchy F.J. et al (2010). National Institutes of Health ConsensusDevelopment Conference: lactose intolerance and health. AnnIntern Med 2010;152:792-6.
Thorning, T. K. et al (2016). Milk and dairy products: good or badfor human health? An assessment of the totality of scientificevidence. Food and nutrition research, 2016, 60: 32527.
Tomé, D. (2012). Criteria and markers for protein qualityassessment – a review. British Journal of Nutrition, 2012; 108,S222–S229.
Pertanyaan?
FrieslandCampina Institute menyediakan informasi lengkap
mengenai produk susu, nutrisi, dan kesehatan berdasarkan
pada perkembangan ilmiah termuktahir bagi para ahli
perawatan kesehatan profesional. Informasi ini semata-
mata ditujukan untuk para profesional dan bukan untuk
konsumen, klien atau pasien. Apakah Anda seorang ahli
kesehatan profesional yang ingin mengetahui lebih jauh
mengenai susu, nutrisi, dan kesehatan? Silakan hubungi
FrieslandCampina Institute.
www.frieslandcampinainstitute.com
Indonesia
www.frieslandcampinainstitute.co.id
Ikuti kami di media sosial:
Twitter: @FCInstitute_Int
Facebook: /FrieslandCampinaInstitute
© FrieslandCampina 2018Meskipun FrieslandCampina telah mengambil tindakan sebaik mungkindalam mempersiapkan dokumen ini, informasi yang diberikan dan /atau ditampilkan dalam dokumen ini mungkin tidak lengkap atau tidakbenar. FrieslandCampina Institute tidak bertanggung jawab atauberkewajiban atas setiap percetakan, ejaan, tipografi atau kesalahanserupa lainnya dalam bentuk apapun yang diterbitkan olehnya.
Versi Mei 2018