“Novel MAMA Karya Wulan Mulya Pratiwi dan Erby. S Adalah Novel yang Cerdas, karena mampu mengulik berbagai dimensi kekinian. Apalagi yang di tulis mengisahkan pembunuhan tragis oleh seorang Mama psikosis post partum.Apa yang ditulis mereka berdua, sama dengan kasus yang sering muncul bahkan menjadi viral. Penculik membawa bayi yang masih merah itu secara diam-diam karena orang tua korban memiliki utang atau karena alasan lainnya.Kekinian cerita dalam Novel Mama, ditambah fakta mengerikan gangguan kejiwaan psikosis, berhasil membuat jantung dag dig dug tidak menentu. Kepribadian ganda dari tokoh juga mampu membuat bulu kuduk merinding. Dan yang tak kalah penting, ada pesan edukatif di balik cerita horor ini.”

ROY WIJAYA (SUTRADARA PH Rumah Media)

9786020455198_mama.indd 1 13/03/2018 12:07:04

Novel Thriller Psikologi

MAMA

Catatan untuk Para Suami

Rom Mam.indd 1 2/1/2018 10:47:23 AM

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) ta-hun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta seba-gaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana pen-jara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Rom Mam.indd 2 2/1/2018 10:47:23 AM

WULAN MULYA PRATIWI

ERBY S

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Novel Thriller Psikologi

MAMA

Rom Mam.indd 3 2/1/2018 10:47:23 AM

Novel Thriller Psikologi: MAMAWulan Mulya Pratiwi dan Erby S© 2018 Wulan Mulya Pratiwi dan Erby SHak Cipta dilindungi Undang-UndangDiterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia – JakartaAnggota IKAPI, Jakarta

718090295ISBN: 978-602-04-5519-8

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan

Rom Mam.indd 4 2/1/2018 10:47:23 AM

Daftar Isi

Ucapan Terima Kasih...................................... xi, xiiiProlog .................................................................. xv

Chapter 1 ............................................................... 1Kisah masa lalu Mala dan Galih, dimana awal mereka bertemu di kampus yang sama. Lalu mereka dipertemukan kembali ketika telah bekerja. Disini pula lah mereka menikah. Pada Chapter 1 ini juga digambarkan sedikit keanehan sifat Mala.

Chapter 2 ............................................................. 13Galih dan Mala menikah. Mereka membeli semua rumah yang terbilang mewah. Mereka tinggal berdua di rumah tersebut sam bil menunggu kelahiran bayi pertama mereka. Mereka telah menyiapkan kamar bayi lengkap dengan peralatan dan pa kaian bayi.

Bu Retno, Mama Galih, suka datang berkunjung, suatu hari ia memutuskan tinggal di rumah Galih dan Mala. Bu

Rom Mam.indd 5 2/1/2018 10:47:23 AM

vi

Retno sangat perfeksionis dan suka menekan Mala. Hal ini membuat kehamilan Mala yang berat dan sedikit bermasalah (Mala mengalami pre eklamsi, yaitu keracunan dalam ke-hamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi), menjadi semakin sulit karena ketidakharmonisan hubungan dengan ibu mertua.

Chapter 3 ............................................................... 25Mala akhirnya mengalami proses melahirkan, dengan operasi seksio sesarea. Mala dan Galih merasa senang dan membawa pulang putrinya. Nah, disinilah awal mula jiwa Mala yang sudah pernah berkenalan dengan trauma, lalu dihinggapi de-presi post partum. Akibat intervensi Bu Retno yang selalu me nyalahkannya dalam mengurus suami dan tidak becus merawat anak, akhirnya depresi post partum yang seharusnya bisa hilang sendiri seiring waktu tersebut, berubah menjadi psikosis yang sangat parah.

Mala berhalusinasi kembali dengan masa lalunya. Hingga akhirnya ia tanpa sengaja membunuh bayinya. Ketika itu, Mala yang kelelahan setelah melahirkan, ditambah dengan bekas luka operasi yang menyakitkan, dipaksa Ibu mertua untuk tetap melayani suami. Setelah tidak tidur semalaman karena begadang menemani bayi yang terus menangis, ketika pagi harinya Ibu Retno mengharuskan Mala memasak makanan dan menyiapkan kebutuhan Galih sebelum pergi kerja. Awalnya Galih membela Mala. Tetapi karena Bu Retno keras dan tetap ngotot bahwa “dapur, sumur, dan kasur” adalah tugas sang istri, akhirnya Galih mengalah. Ia bahkan mengambil langkah salah, yaitu menjauhkan diri dari perang

Rom Mam.indd 6 2/1/2018 10:47:23 AM

Mala tampak bersemu merah setelah membaca pesan dari balik layar ponselnya. Sebuah pesan dari seseorang

yang mampu membuat ia tersipu malu ratusan kali dalam satu hari. Ya, sebuah pesan dari seorang laki-laki yang sangat berarti dalam kehidupan Mala.

Pulang kerja sore nanti, aku jemput, ya.-Galih-Tak bosan-bosan Mala kembali membaca pesan singkat

tersebut. Hingga tanpa sadar ia tersenyum sendiri.“Cie … yang lagi kasmaran,” tiba-tiba Cintya sudah berada

di samping Mala. Membuat gadis cantik nan pemalu itu se-ma kin salah tingkah. Alhasil, pipinya yang putih semakin bersemu merah muda.

“Ahh … apa sih?” Mala mencoba mengelak. Tapi bahasa tubuhnya telah lebih jujur mengungkapkan semua.

“Aku heran! Dibilang pacaran enggak. Kalo dianggap teman biasa doang, ya gak juga. Kamu itu dengan Galih

Chapter 1

Isi Mam.indd 1 2/1/2018 10:48:02 AM

2

sebenarnya statusnya apa, sih?” tanya Cintya terang-terangan menunjukkan keheranannya.

Mala tak mampu menjawab, sebenarnya ia juga bingung sendiri. Belakangan ini ia memang sangat dekat dengan Galih.

Mala cuma bergidik mengangkat bahunya. Menunjukkan ja waban bahwa dia juga mengalami rasa heran yang sama dengan Cintya. Cintya memutar bola matanya. Semakin tidak paham.

Galih adalah kakak kelas Mala semasa masih berstatus maha-siswa. Dahulu, ketika masih beraktivitas di dunia kampus, Mala sesungguhnya adalah pengagum rahasia Galih. Ya, siapa gadis yang tak akan jatuh cinta dengan sosok pria kharismatik yang pekerja keras tersebut.

Galih selalu aktif di organisasi, Ia adalah pria yang tak gengsi berusaha dan berjualan apapun, demi memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya. Ya, bakat wirausahanya telah terlihat semenjak ia masih berkecimpung di bangku pendidikan.

“Aku merajut beberapa cardigan ini sendiri, aku titipkan di event bazaar Universitas, ya. Keuntungan penjualannya aku dermakan semua untuk korban bencana alam.”

Itulah percakapan pertama antara Mala dan Galih. Tepat di ruang rapat HIMA (Himpunan Mahasiswa). Saat itu, Univer-sitas akan mengadakan event bazaar, dimana para mahasiswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berwira usaha. Namun yang istimewa, setengah keuntungan dari bazaar tersebut akan disumbangkan bagi korban dan pengungsi Rohingya.

Isi Mam.indd 2 2/1/2018 10:48:02 AM

3

Galih, yang saat itu diamanahi jabatan ketua bazaar, memandang Mala nyaris tanpa berkedip. Gadis cantik yang baru pertama kali dilihatnya ini tampak berbicara dengan sedikit gugup dan pipi yang bersemu merah. Membuat kesan pesona tersendiri di pandangan retina mata Galih. Kebaikan hatinya terpancar ketika ia berniat mendermakan semua keuntungan dari barang dagangannya. Namun, yang membuat Galih semakin terpesona dan kagum adalah karena asal dari produk yang akan gadis itu dagangkan. Yaitu, beberapa buah cardigan yang dirajut dengan manual, dibuat dengan kedua tangannya sendiri.

Bayangkanlah, masih dapatkah kita menemukan seorang perempuan yang masih bisa merajut di zaman modern seperti saat ini? Jangankan untuk merajut sebuah pakaian dengan meng gunakan jarum dan benang wol, mampu menjahit kan-cing baju yang copot saja dapat menemukannya seakan-akan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Ya, sangat langka dan jarang sekali.

“Kamu menjahit ini sendiri?” Galih mencoba memastikan lagi.

Mala yang sedikit gugup berhadapan dengan pria yang diam-diam ia sukai itu, semakin tampak salah tingkah.

“Iya, aku merajutnya dengan kedua tanganku sendiri,” ucap Mala sambil spontan membuka dan memperlihatkan kedua telapak tangannya. Galih terkaget, di kedua telapak tangan gadis cantik itu tampak banyak bekas tusukan benda tajam. Ya, tampak banyak luka bekas tusukan jarum-jarum.

Otomatis Galih meraih kedua telapak tangan Mala, meng-genggamnya erat dengan ekspresi heran bercampur rasa takjub.

Isi Mam.indd 3 2/1/2018 10:48:02 AM

4

“Kamu merajut hingga terluka begini?” Galih semakin menatap Mala dalam. Mala mendadak bertambah gugup. Ia menarik tangannya cepat. Lalu menyembunyikan di belakang punggungnya.

“Eh … aku …tapi …” tak jelas lagi apa yang akan Mala katakan. Bersentuhan secara langsung dengan Galih membuat adrenalinnya melonjak cepat secara tajam. Dadanya berdegup cepat tak terkendali. Hal itu membuat Mala lemas, ia seperti akan kekurangan oksigen karena rasa bahagia yang menyusup tiba-tiba.

“Aku … aku permisi dulu.” Kalimat itu akhirnya me luncur dari bibir mungil Mala. Setelahnya, ia segera bergegas pergi sejauh mungkin dari sosok Galih. Agar pompaan jan tungnya tak bekerja berat seperti ini.

Sedangkan Galih memandangi kepergian Mala dengan tak lepas. Siapa perempuan itu? Bagaimana bisa ia merajut untuk berderma hingga tangannya dihiasi puluhan bekas luka jarum jahit? Terbuat dari apakah hatinya?

“Hey … malah melamun,” sentuhan di bahunya membuat Mala terlonjak kaget. Cintya menggeleng-geleng takjub meli-hat ke lakuan teman satu kantornya itu.

“Kenapa sih kamu dan Galih gak mendeklarasikan hu-bungan aja. Ingat umur, jenk. Kita bukan remaja 17 tahunan lagi,” tambah Cintya enteng. Namun berhasil menguak kesa-daran Mala.

Isi Mam.indd 4 2/1/2018 10:48:02 AM

5

Cintya benar. Kedekatan dalam 4 bulan terakhir ini se-harusnya sudah memberi kejelasan dalam hubungan mereka. Mala ingat umurnya sudah 25 tahun.

“Tapi, gak mungkin aku yang bertanya duluan, bukan?” tanya Mala pada Cintya dengan sangsi. Ya, Mala adalah tipi-kal gadis yang memegang erat adat ketimuran. Baginya mengungkapkan perasaan lebih dahulu kepada lawan jenis adalah hal yang memalukan, tabu dan sangat tidak etis. Dimana harkat dan martabatnya sebagai seorang perempuan?

“Hellow cantik … sekarang ini cewek yang nembak cowok duluan itu biasa aja. Lumrah banget. Emansipasi wanita gitu loh,” jawab Cintya cepat.

Cintya memang adalah gadis yang moderat. Ia berasal dari kota besar, sehingga tumbuh dengan lingkungan pergaulan yang ala barat. Mengutarakan cinta lebih dahulu kepada kaum lelaki itu lumrah saja. Bahkan Cintya telah menjalani hubungan dengan kekasihnya dengan romatisme yang melebihi batas norma adat dan agama.

“Tapi … gimana kalau aku ditolak?” tanya Mala lirih. Ia takut menghadapi kenyataan jika cintanya bertepuk sebelah tangan. Dari pada harus mendengar penolakan Galih, Mala lebih rela menjalani hubungan tanpa status seperti saat ini. Yang penting ia bisa selalu melihat senyum semangat dan tatapan optimis dari Galih. Yang penting ia bisa selalu mencurahkan beribu perhatian untuk lelaki pujaannya itu.

“Gak mungkin. Lihat deh, Galih begitu care ama kamu. Dia rela menjemput kamu pulang kerja hampir setiap hari. Padahal kamu kan tau kalo dia lagi sibuk banget merintis usaha

Isi Mam.indd 5 2/1/2018 10:48:02 AM

6

sembakonya.” Cintya mencoba memberi alasan-alasan yang terdengar sangat masuk akal.

Mala membenarkan di dalam hati. Hampir setiap hari me-mang mereka saling berkomunikasi. Jika ketika hari itu Galih tidak bisa menjemput Mala pulang kerja, maka dia pasti tidak akan pernah absen menelepon di malam hari.

“Menurutmu … dia mencintaiku?”“Pasti …!”Mendadak Mala merasa pipinya panas. Baru membayangkan

saja sudah cukup membuat ia merasa terbang ke udara.

Pertemuan perdana di kantor HIMA itu menciptakan per-temuan-pertemuan selanjutnya antara Galih dan Mala. Walau-pun hanya pertemuan singkat di sela-sela waktu senggang jadwal kuliah.

“Kamu bisa merajut, belajar dari mana?” tanya Galih di suatu hari. Ketakjubannya terhadap keterampilan Mala me-rajut pakaian masih melekat.

“Mamak yang mengajari,” jawab Mala malu-malu.“Mamak? Ibu kamu?”“Iya, kami tinggal di bawah kaki bukit Gunung Merapi yang

dingin, di kabupaten Sumatera Barat. Jadi, sedari kecil Mamak mengajariku merajut kaus kaki dan syal. Itu bermanfaat banget mengusir hawa dingin yang selalu merasuk menusuk tulang.” Mala tersenyum sambil kembali mengenang masa kecilnya.

“Mamak kamu hebat, deh. Mengajarkan suatu keterampilan yang sangat langka banget sekarang ini.”

Isi Mam.indd 6 2/1/2018 10:48:02 AM

7

“Ngomong-ngomong kamu gak merindukan Ibu kamu?” Mala menatap Galih cepat. Semenjak diterima melanjutkan pendidikan dan berkuliah di ibu kota Jakarta, Mala memang harus ikhlas meninggalkan kampung halaman dan sanak keluarga yang ia cintai. Sudah lama ia tak pulang, semenjak me nempuh pendidikan Mala belum pernah sekalipun pulang kampung kembali. Ya, waktu dan biaya adalah alasan ter-besarnya. Tapi, apakah ia tidak merindukan Mamak?

“Rindu? Tentu saja. Mamak lah orang yang membuat aku hingga seperti ini.” Galih tersenyum. Ia merasa kalimat Mala mengandung makna ganda. Entahlah …

Hari-hari berikutnya Mala selalu menunjukkan perhatian ekstra kepada Galih. Hampir setiap hari ia membawakan bekal makanan yang ia masak dengan tangan sendiri untuk sang pujaan hati.

Bagaimana Galih tidak baper maksimal, di zaman saat ini langka banget seorang perempuan yang rela menghabiskan waktu berjam-jam bergelut dengan bawang, merica, ikan, ayam dan bumbu-bumbu dapur lainnya setiap hari. Sikap dan perhatian Mala yang cenderung konvensional ini mampu melu luhkan hati seorang Galih.

Namun kedekatan hati yang hampir terajut itu harus ter-putus di tengah jalan. Yang menyukai Galih tidak hanya Mala saja. Ada beberapa perempuan lain yang rela berjuang demi mendapatkan perhatian Galih. Dan salah satu perempuan yang terkenal paling gigih adalah Putri.

Di kamar kosnya, Mala menatap sendu memandang jauh ke balik jendela. Peristiwa tadi sore masih terbayang jelas di benaknya. Ketika Putri, teman sekampus mereka begitu

Isi Mam.indd 7 2/1/2018 10:48:02 AM

8

tiba-tiba saja mengecup cepat pipi Galih, entah apa pembicaraan di antara mereka sehingga Putri nekad mengecup pipi Galih di depan beberapa mahasiswa. Saat itu Mala merasakan sebuah kereta api yang melaju cepat tiba-tiba langsung menghantam tubuhnya. Sakit … dan berhasil membuat perasaannya hancur seketika.

“Nggak … nggak mungkin … mereka pasti cuma teman biasa,” Mala berucap sendu menghapus air mata yang tiba-tiba hadir menemani. Ia segera mengambil benang wol dan jarum rajutan. Ya, melakukan aktivitas positif adalah upaya pengalihan perasaan yang paling baik.

Perlahan tapi pasti, Mala mulai merajut benang-benang tersebut. Tawa Putri setelah berhasil mengecup pipi Galih masih terbayang jelas. Mala memejamkan matanya, mencoba mengusir fakta menyakitkan itu, lalu Mala mulai menusuk-nusukkan jarum rajutan ke telapak tangannya sendiri. Perlahan darah berhamburan keluar dari titik-titik luka. Lambat laun, membanjiri kedua telapak tangan Mala.

Setelahnya … Mala kembali lega.

Handphone Mala berdering, dengan sigap gadis ayu itu mengangkat ponselnya. Terdengar suara Galih dari balik sana, memberitahu bahwa ia telah menunggu Mala di ruang tunggu kantor. Menjemput Mala pulang kerja.

“Galih udah datang,” ucap Mala memberitahu Cintya.“Ingat pesan aku, ya. Ini kesempatan emas. Kamu harus me-

nuntut kejelasan hubungan ama doi. Udah 4 bulan masa tanpa

Isi Mam.indd 8 2/1/2018 10:48:02 AM

9

status mulu,” ucap Cintya mengompori. Mala mengangguk pelan. Cintya benar. Ia harus menyatakan perasaannya pada Galih. Ia tidak ingin peristiwa satu setengah tahun yang lalu ketika di kampus dulu terulang lagi. Ketika gadis lain hadir dengan cinta yang lebih ekspresif, bahkan dengan nekad dan beraninya mencium pipi Galih di tengah teman-teman maha-siswa.

Mala ingat, setelah ia menyaksikan peristiwa itu hubungan-nya dengan Galih perlahan tapi pasti mulai merenggang. Tidak ada pertemuan singkat lagi di sela-sela jam kuliah. Tidak ada lagi bekal makanan penuh cinta yang sengaja dimasaknya di subuh hari. Semua hilang bagai debu yang tersapu angin.

Waktu terus berlalu. Galih meninggalkan Universitas se-te lah wisuda, menyusul Mala satu tahun kemudian. Mereka ter pisah jarak dan waktu. Sibuk dengan pekerjaan baru masing-masing, hingga akhirnya Tuhan menakdirkan untuk mem pertemukan mereka kembali.

“Aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu,” ucap Mala ragu-ragu. Suasana yang redup dan hangat di sebuah café menambah syahdu romansa di antara sepasang insan yang di-mabuk asmara, membuat Mala semakin nervous dan sedikit treamor. Tapi ia sudah bertekad semenjak pembicaraan seru dengan Cintya di kantor tadi. Ya, Mala harus berani meng-utarakan perasaannya.

“Tunggu … aku dulu yang ngomong, ya,” Galih memotong ucapan Mala, membuat gadis itu menjadi heran dan gelisah.

“Sebenarnya aku gak tau alasan mengapa kamu tiba-tiba aja menjauh dariku saat kita masih satu Universitas dulu. Aku pikir

Isi Mam.indd 9 2/1/2018 10:48:02 AM

10

kamu marah atau gak menyukaiku …” Galih menggantung ucapannya.

“Bukan begitu, Galih …,” balas Mala cepat“Tapi … aku bersyukur bisa ketemu sama kamu lagi.

Thanks God.” Sambung Galih lagi, tak membiarkan Mala me-nye butkan alasannya. Baginya masa lalu biarlah hanya menjadi masa lalu. Yang penting kini adalah bagaimana kita menjalani masa depan. Dan Galih telah memilih masa depan yang terbaik untuk dirinya.

“Mala, maukah kamu menjadi pendamping hidupku?” ucap Galih lembut namun tegas, ia menatap mata Mala yang terbelalak tak percaya. Tiba-tiba saja mata Gadis itu memerah, napasnya tampak sesak, sesaat kemudian air mata pecah mem-basahi pipi beningnya. Galih panik, ada apa dengan Mala? Apakah dia telah bersikap dan berbuat salah?

“Mala … maaf. Kamu kenapa?” Galih tampak sedikit panik

“Aku … aku …mauuu …,” ucap Mala tiba-tiba di sela-sela tangisannya. Mendengar ucapan lirih dari Mala, seketika panik Galih hilang. Ia mendadak tersenyum canggung. Lihat lah, betapa unik gadis cantik di depannya ini, bukan? Perhatian nya ekstra, dia sangat sensitif, terkadang bahkan sangat melankolis. Beruntunglah Galih berhasil memilikinya?

Tapi … benarkah takdir yang akan dijalani Mala dan Galih ini benar-benar sebuah keberuntungan? Entahlah… biar waktu yang menjawabnya.

Isi Mam.indd 10 2/1/2018 10:48:02 AM

Wulan Mulya Pratiwi Wulan Mulya Pratiwi adalah seorang penulis kelahiran Padang, 8 Februari yang berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga. Ibu dengan 2 anak ini mempunyai latar belakang pendidikan seb-agai Bidan Pendidik. Penulis adalah lulusan DIII Kebidanan di STIKes Mercubaktijaya Padang dan DIV Bidan Pendidik di Poltekkes Kemenkes RI Padang.

Penulis yang merupakan Founder Wonderland Creative ini telah melahirkan beberapa karya, yaitu: Daun sirih tumpas berbagai macam penyakit (Penerbit Padi), Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (Penerbit In Media), Potongan Puzzle Nidia (Penerbit Pena House), Kuliah Jurusan Apa? Jurusan Kebidanan (Gramedia Pustaka Utama), Diary Pintar Bunda Hamil (Elex Media Komputindo), 99 Pemuas Intelektual dan Keimanan Remaja (Elex Media Komputindo), Kuliah Jurusan Apa? Jurusan Kedokteran (Gramedia Pustaka Utama), Dongngeng Hewan dan Nilai Moral (Elex Media

Profil Penulis

Isi Mam.indd 142 2/1/2018 10:48:05 AM

143

Komputindo), Diary Pintar Bunda Menyusi dan MP-ASI (Elex Media Komputindo), Menikmati 9 Bulan Kehamilan yang Menyenangkan (Bhuana Ilmu Populer).

Serta beberapa buku yang sedang proses terbit di Penerbit Elex Media Komputindo, Penerbit Checklist, Elex Kidz, Ziyad dan Scritto. Penulis terbuka untuk kritik dan saran, serta saling sharing di alamat Email: wulanmp8@gmail.com. Facebook: Wulan Mulya Pratiwi. FP. Wondeland Creative.

Erby SErby menulis sejak Tahun 2015 Bulan Mei. Sementara sudah menerbitkan 29 buku. Selain menulis Erby berdagang sembako kecil kecillan bersama kucingnya di depan rumah. Selain itu ia senang berjalan kaki. Katanya, kalau sering duduk nggak baik untuk kesehatan. Nggak percaya? Tanya aja sama Mbak Wulan. Hehehe.

Berikut buku buku Erby yang terbit: Hantu dalam lemari (Malaysia), Kuburan dalam rumah (Indonesia), Kuburan dalam rumah versi malaysia (malaysia and brunei), The Coffin Guard (Usa Amerika serikat), Selimut Merah (Malaysia), Kutukan hari ulang tahun (Indonesia dan difilm kan), Mayat di Kolong Dipan (Indonesia dan difilm kan), Teror di dalam rumah (Indonesia difilm kan), Lapar (Indonesia), The Axe (Indonesia), Bos cing dan dodot (Indonesia), The Motel (Indonesia, Teror di radio (Indonesia), Raksasa (Malaysia Proses), Rumah pemakan daging manusia (Indonesia), Rumah itu ada hantu (Indonesia), Telepon setan (Indonesia), Cerita berdarah (Indonesia), Cerita di tengah malam (Indonesia),

Isi Mam.indd 143 2/1/2018 10:48:05 AM

144

Boneka hantu syafira (Indonesia), Rumah donat (Indonesia), dll.

Erby S juta telah mendapatkan Penghargaan sebagai Nomi-nasi penulis terbaik di Kuala Lumpur Pbkal 2016 versi tim OBC.

Isi Mam.indd 144 2/1/2018 10:48:05 AM