NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR: …

74
NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR: Sebuah Analisis Struktural SKRIPSI OLEH NENI MARSELLA SINAGA 100701031 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transcript of NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR: …

Sebuah Analisis Struktural
Sebuah Analisis Struktural
Ilmu Budaya dan Telah disetujui Oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
NIP 19620419 198703 2 001 NIP 10500411 198102 2 001
Departemen Sastra Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sebuah Analisis Struktural
Skripsi ini Diterima oleh Panitia Ujian Departemen Sastra Indonesia Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk Melengkapi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana
Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjana di Fakultas Ilmu Budaya,
Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sumatera Utara. Tetapi sepengetahuan saya,
karya yang saya analisis ini sudah diteliti di universitas lain. Apabila pernyataan
yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa
pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, Juli 2016
Neni Marsella Sinaga
Sebuah Analisis Struktural
Sebuah novel mampu menghadirkan cerita yang bisa saja berasal dari
pengalam ataupun inspirasi yang didapatkan oleh pengarang. Oleh karena itu
sebuah novel yang diciptakan seorang pengarang bersifat fiksi. Fiksi menceritakan
berbagai masalah kehidupan manusia dengan manusia dan lingkungannya. Novel
Surat Kecil untuk Tuhan merupakan cerita berbentuk fiksi. Agnes Davonar
mengangkat kisah nyata Gita Sesa Wanda Cantika atau yang dipanggil Keke,
seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang berjuang melawan penyakit kanker
ganas yang mengancam kehidupanya. Adapun teori struktural yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah teori struktural Robert Stanton karena novel Surat
Kecil untuk Tuhan ini merupakan salah satu fiksi. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan, bahwa melalui teori fiksi Stanton di dalam novel Surat Kecil untuk
Tuhan terdapat fakta cerita dan sarana-sarana sastra.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha kuasa yang
telah memberikan kesehatan dan kekuatan serta kemampuan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang dibuat untuk memenuhi tugas
akhir dengan judul : NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA
AGNES DAVONAR: Sebuah Analisis Struktural. Penelitian yang telah dilalui
oleh penulis kurang lebih selama tiga bulan, lalu pada akhirnya membawa hasil
sebuah skripsi tentang analisis struktural novel yang berjudul Surat Kecil untuk
Tuhan. Dalam prosesnya penulis tidak hanya kemudahan yang penulis alami
namun juga berbagai macam kesulitan, akan tetapi syukurlah bahwa skripsi ini
dapat terselesaikan pada waktunya. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam menempuh ujian sarjana bidang Ilmu Sastra Indonesia
untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera
Utara.
2. Ketua jurusan departemen Sastra Indonesia, Prof.Dr.Ikhwanuddin
Nasution, M.Si. dan sekretaris jurusan departemen Sastra Indonesia,
3. Ibu Dra.Nurhayati Harahap, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I dan
ibu Dra.Yulizar Yunas, M.Hum. sebagai dosen pembimbing II,
keduanya yang selalu sabar membimbing penulis dan selalu
memberikan petunjuk dan saran-saran yang berguna serta dorongan
untuk menyelesaikan skripsi ini.
kakak perempuanku Zella Sartika Sinaga S.Pd, kakak laki-lakiku
Bernad Sinaga dan adikku Vera Sintya Sinaga yang tiada henti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mendoakan penulis kepada Tuhan untuk keberhasilan penulis.
5. Satria Yudha Tampubolon, seseorang terkasih yang selalu ada
memberi motivasi dan semangat, juga menghibur penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
6. Manna Maria Sopiana Manalu, S.S dan Johana Sihotang, Amd.Keb
sahabat penulis yang luar biasa, selalu memotivasi penulis di kala
penulis ingin menyerah. Terimaksih akhirnya kita bertiga bisa sama-
sama mengenakan toga dan memiliki gelar.
7. Sari Sihombing, Misni Saragih, Bunga Sihombing, Widodo
Lumbantoruan, selalu memotivasi dan mendoakan agar penulis dari
jauh agar bisa menjadi seorang sarjana.
8. Juita Evelin Sinambela, S.E, kakak angkat terbaikku, terimakasih atas
doa-doa dan semangat serta motivasinya selama ini. Akhirnya di tahun
ini skripsi ini bisa selesai.
9. Rekan-rekan, senioran, dan junioran Resimen Mahasiswa Indonesia,
khususnya Resimen Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, yang
selalu memotivasi penulis menjadi “ksatria bertoga”.
10. Rekan-rekan kursus pelatih nasional (suspelatnas) Resimen
Mahasiswa angkatan ke II Universitas Padjadjaran Bandung 2013,
terimaksih dukungan para pelatih untuk penulis dari tempat yang jauh
di sana.
Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
12. Pak Slamet, bagian tata usaha jurusan Sastra Indonesia yang selalu
sabar membantu penulis menyelesaikan bagian administrasi di
kampus.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, segala bentuk saran dan kritik yang membangun nilai positif sangat dinantikan
oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.
Medan, Juli 2016
Neni Marsella Sinaga
1.4.1 Tujuan Penelitian………………………............... 5
1.4.2 Manfaat Penelitian………………......................... 5
PUSTAKA............................................................................ 6
2.2 Landasan Teori................................................................. 7
3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data……………...... 15
3.1.1 Bahan Analisis....................................................... 15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SURAT KECIL UNTUK TUHAN..................................... 19
4.1 Fakta Cerita...................................................................... 19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................. 55
5.1 Simpulan.......................................................................... 55
5.2 Saran................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 57
LAMPIRAN II
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sebuah novel mampu mengungkapkan cerita sosial masyarakat di mana
karya itu tercipta. Cerita yang diangkat ke dalam sebuah novel bisa saja
mengandung nilai politik, pendidikan, moral, dan juga agama dalam masyarakat.
Sebuah cerita yang terkandung di dalam novel memberikan suatu gambaran luas
terhadap pembacanya. Cerita di dalam novel memungkinkan seseorang untuk
menggali lebih dalam atas nilai-nilai yang terdapat di dalam novel. Pengarang
mempunyai pengalaman dan ilmu pengetahuan yang luas sebagai bahan untuk
mengarang novel. Oleh karena itu, sebuah novel memiliki cerita yang
multikultural. Multikultural dalam cerita novel bisa saja terjadi karena merupakan
pencerminan sebuah masyarakat yang diangkat menjadi sebuah cerita. Masalah-
masalah agama, sosial, kemanusiaan, adat, politik, budaya, dan lain-lain adalah
inspirasi yang banyak mengilhami seorang pengarang dalam membentuk kesatuan
cerita dalam karyanya.
untuk dinikmati, dipahami, dimanfaatkan masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah
masyarakat, ia terikat oleh status sosial tertentu. Sastra adalah lembaga sosial yang
menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan
sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah
suatu kenyataan sosial, bagaimanapun juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalam batin seseorang, yang sering menjadi bahan sastra, adalah gambaran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
di atas disimpulkan sastra merupakan suatu gambaran suatu kehidupan sosial.
Penggambaran yang dilakukan oleh seorang pengarang di dalam karya sastra yang
diciptakannya tidak terlepas dari gejala-gejala sosial yang secara sadar atau tidak
sadar mempengaruhi ide, visi dan sikap pengarang yang terlihat dari karya sastra
yang ditulisnya.
Sebuah novel mampu menghadirkan cerita yang bisa saja berasal dari
pengalaman ataupun inspirasi yang didapatkan oleh pengarang. Stanton (2007:
98) mengatakan sebuah novel sangat memadai bahkan bila digunakan untuk
menampung berbagai pengalaman. Oleh karena itu sebuah novel yang diciptakan
seorang pengarang bersifat fiksi. Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan
manusia dengan manusia dan lingkungannya. Meskipun fiksi merupakan hasil
khayalan pengarang, namun cerita fiksi merupakan hasil penghayatanan
perenungan yang intens. Perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan,
perenungan yang dilakukan pun dengan kesadaran dan tanggung jawab di dalam
menciptakan sebuah cerita novel oleh seorang pengarang seperti novel Surat Kecil
untuk Tuhan karya Agnes Davonar.
Novel Surat Kecil untuk Tuhan terdiri atas 272 halaman. Novel ini
merupakan karya dari seorang novelis online Agnes Davonar. Agnes Davonar
adalah seorang penulis novel best-seller yang mengawali karirnya melalui situs
blogger menghasilkan beberapa novel, cerpen yang memikat pembacanya. Agnes
Davonar mengangkat kisah nyata Gita Sesa Wanda Cantika atau yang dipanggil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
Keke, seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang berjuang melawan penyakit
kanker ganas yang mengancam kehidupanya.
Novel Surat Kecil untuk Tuhan merupakan cerita berbentuk fiksi. Novel
yang sangat baik dan menarik, novel ini menggunakan sudut pandang orang
pertama yang menceritakan tentang dirinya sendiri sehingga dari awal hingga
akhir cerita seolah-olah pembaca ada di dalam cerita. Alur cerita novel ini berupa
alur maju sehingga konflik di dalam cerita dapat dirasakan oleh pembaca. Tokoh
utama di dalam cerita menjadi motivasi bagi pembaca, di mana tokoh utama di
dalam novel ini memiliki semangat yang luar biasa melawan penyakit yang
dideritanya. Novel ini menjadi penting untuk diteliti karena novel ini belum
pernah diteliti dengan mempergunakan teori struktural, di samping itu novel ini
terjual hingga 20.000 eksemplar karena memiliki pesan moral yang sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk menganalisis novel
tersebut dengan pendekatan struktural.
Di dalam penelitian terhadap novel Surat Kecil untuk Tuhan analisis
struktur dimaksudkan untuk lebih memungkinkan interpretasi karya sastra.
Adapun teori struktural yang dipergunakan untuk menganalisis adalah teori fiksi
Robert Stanton. Stanton membagi unsur intrinsik fiksi menjadi dua bagian, yaitu:
fakta cerita dan sarana cerita. Stanton membagi unsur fakta cerita menjadi empat,
yaitu alur, karakter, latar, dan tema. Sedangkan sarana cerita terdiri dari judul,
sudut pandang, gaya bahasa dan nada, simbolisme, dan ironi. Dengan demikian
analisis struktur berfungsi untuk mendeskripsikan struktur novel Surat Kecil untuk
Tuhan karya Agnes Davonar.
peneliti tidak menyimpang dari tujuan penelitian yang akan dicapai. Bertitik tolak
dari judul tersebut, novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar dianalisis
dengan pendekatan struktural dengan mempergunakan teori fiksi Stanton, maka
pada penelitian terhadap novel tersebut dibatasi hanya pada pembahasan fakta
cerita, tema, sarana sastra yang terdapat di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah di dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah fakta cerita di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya
Agnes Davonar?
2. Bagaimakah sarana sastra di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya
Agnes Davonar?
1.4.1 Tujuan Penelitian
faktor pendorong penelitian ini. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan fakta cerita di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan.
2. Mendeskripsikan sarana sastra di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
menerapkan teori fiksi Robert Stanton sebagai kajian untuk mengembangkan
ilmu sastra.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1 Konsep
Agar peneliti mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang
akan dilakukan, maka pada sub bab ini akan dijelaskan konsep-konsep tersebut.
Menurut Malo dkk. (1985: 47) “konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial
walaupun kadang-kadang istilahnya sama dengan yang dipergunakan sehari-hari,
namun makna dan pengertiannya dapat berubah”. Di samping adanya perbedaan
mengenai makna dan pengertian suatu konsep dalam bahasa sehari-hari, sering
juga terdapat perbedaan di antara para ahli atau peneliti sendiri mengenai makna
dan pengertian istilah yang sama yang mereka pergunakan. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka penelitian ini akan menjabarkan atau mendefenisikan istilah
yang dianggap sama dari beberapa ahli karena banyaknya arti defenisi yang
dipakai dalam penelitian ini. Istilah- istilah tersebut akan dijabarkan dibawah ini.
2.1.1 Novel : Struktur dan Unsur-unsurnya
Novel merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung
jawab kreatif sebagai karya seni yang berunsur estetik dengan menawarkan
model-model kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh pengarang. Stanton
(1995:11-36) membagi unsur-unsur yang membangun novel menjadi tiga, yakni
fakta (facts), tema (theme), dan sarana sastra (literary devide). Menurut kaum
strukturalis, unsur fiksi (teks naratif) dapat dibagi menjadi dua yakni unsur cerita
(story,content) dan wacana (discourse, expression).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.2 Fiksi
Fiksi di dalam kamus istilah sastra merujuk pada cerita rekaan. “Cerita
rekaan merupakan prosa kisahan yang mempunyai tokoh, alur, latar, tema, dan
pusat kisahan yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi belaka. Istilah
cerita rekaan sekarang umum dipakai untuk fiksi; cerkan, (Abdul Rozak:2007,
51). Sebuah novel merupakan sebuah fiksi yang memiliki tokoh, alur, tema
dimana novel tersebut merupakan hasil daya khayal atau imajinasi si pengarang.
2.2 Teori
Landasan teori ini sebagai kerangka dasar sebuah penelitian. Adapun teori
struktural yang dipergunakan untuk menganalisis novel Surat Kecil untuk Tuhan
adalah teori fiksi Robert Stanton. Di dalam teori struktural Stanton, Stanton
membagi unsur intrinsik fiksi menjadi dua bagian, yaitu: fakta cerita dan sarana
cerita. Ia membagi unsur fakta cerita menjadi empat, yaitu alur, tokoh, latar, dan
tema. Sedangkan sarana cerita terdiri dari judul, sudut pandang, gaya bahasa dan
nada, simbolisme, dan ironi. Berikut uraian teori fiksi robert satanton yang
dipergunakan di dalam penelitian terhadap novel Surat Kecil untuk Tuhan karya
Agnes Davonar.
berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Jika dirangkum
menjadi satu, semua elemen ini dinamakan „struktur faktual atau „tingkatan
faktual cerita. Struktur faktual merupakan salah satu aspek cerita. Struktur faktual
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
adalah cerita yang disorot dari satu sudut pandang (Stanton, 2007:22). Unsur-
unsur yang berkaitan dengan fakta cerita adalah sebagia berikut:
1. Alur
cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung
secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau
yang menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain yang tidak dapat diabaikan
karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya (Stanton, 2007:26). Alur
merupakan tulang punggung cerita. Berbeda dengan elemen-elemen lain, alur
dapat membuktikan dirinya sendri meskipun jarang diulas panjang lebar dalam
sebuah analisis. Sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya dimengerti tanpa
adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang mempertautkan alur,
hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya. Sama halnya dengan elemen-
elemen lain, alur alur memiliki hukum-hukum sendiri. Alur hendaknya memiliki
bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata, meyakinan dan logis, dapat
menciptakan bermacam-macam kejutan, dan memunculkan sekaligus mengakhiri
ketegangan-ketegangan (Stanton, 2007:28). Dua elemen dasar yang membangun
alur adalah “konflik” dan “klimaks”. Konflik utama selalu bersifat fundamental,
membenturkan “sifat-sifat” dan “kekuatan-kekuatan” tertentu (Stanton, 2007:32).
2. Tokoh atau Karakter
Tokoh atau biasa disebut karakter biasanya dipakai dalam dua konteks.
Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam
cerita. Konteks kedua, karakter merujuk pada berbagai percampuran dari berbagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu tersebut.
Dalam sebagian besar cerita dapat ditemukan satu tokoh utama yaitu tokoh yang
terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Alasan seorang
tokoh untuk bertindak sebagaimana yang dilakukan dinamakan motivasi (Stanton,
2007:33).
semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
Latar dapat berwujud dekor. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu.
Latar terkadang berpengaruh pada karakter-karakter. Latar juga terkadang menjadi
contoh representasi tema. Dalam berbagai cerita dapat dilihat bahwa latar
memiliki daya untuk memunculkan tone dan mode emosional yang melingkupi
sang karakter. Tone emosional ini disebut dengan istilah „atmosfer. Atmosfer bisa
jadi merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter (Stanton,
2007:35-36).
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam
pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat
(Stanton, 2007:36). Tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut,
dan berdampak. Bagian awal dan akhir akan menjadi tepat, sesuai, dan
memuaskan berkat keberadaan tema (Stanton, 2007:37). Tema hendaknya
memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
menonjol dalam sebuah cerita. Kriteria ini adalah yang paling penting.
b. Interpretasi yang baik hendaknya tidak terpengaruh oleh berbagai detail cerita
yang saling berkontradiksi.
c. Interpretasi yang baik hendaknya tidak sepenuhnya tidak bergantung pada
bukti-bukti yang tidak secara jelas diutarakan (hanya secara implisit).
d. Terakhir, interpretasi yang dihasilkan hendaknya diujarkan secara jelas oleh
cerita bersangkutan (Stanton, 2007:44-45).
dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna. Metode
semacam ini perlu karena dengannya pembaca dapat melihat berbagai fakta
melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut
sehingga pengalaman pun dapat dibagi (Stanton, 2007:46 47).
1. Judul
Judul berhubungan dengan cerita secara keseluruhan karena menunjukkan
karakter, latar, dan tema. Judul merupakan kunci pada makna cerita. Sering kali
judul dari karya sastra mempunyai tingkatan-tingkatan makna yang terkandung
dalam cerita. Judul juga dapat berisi sindiran terhadap kondisi yang ingin dikritisi
oleh pengarang atau merupakan kesimpulan terhadap kedaan yang sebenarnya
dalam cerita (Stanton, 1965:25-26).
Stanton dalam bukunya membagi sudut pandang menjadi empat tipe utama.
Pertama, pada “orang pertama-utama” sang karakter utama bercerita dengan kata-
katanya sendiri. Kedua, pada “orang pertama-sampingan” cerita dituturkan oleh
satu karakter bukan utama (sampingan). Ketiga, pada “orang ketiga-terbatas”
pengarang mengacu pada semua karakter dan emosinya sebagai orang ketiga
tetapi hanya menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu
karakter saja. Keempat, pada “orang ketiga-tidak terbatas” pengarang mengacu
pada setiap karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga. Pengarang juga
dapat membuat beberapa karakter melihat, mendengar, atau perpikir atau saat
tidak ada satu karakter pun hadir.
3. Gaya dan Tone
Dalam sastra, gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa.
Meski dua orang pengarang memakai alur, karakter dan latar yang sama, hasil
tulisan keduanya bisa sangat berbeda. Perbedaan tersebut secara umum terletak
pada bahasa dan penyebar dalam berbagai aspek seperti kerumitan, ritme,
panjang-pendek kalimat, detail, humor, kekonkretan, dan banyaknya imaji dan
metafora. Campuran dari berbagai aspek di atas (dengan kadar tertentu) akan
menghasilkan gaya (Stanton, 2007:61). Satu elemen yang amat terkait dengan
gaya adalah tone. Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan
dalam cerita. Tone bisa menampak dalam berbagai wujud, baik yang ringan,
romantis, ironis, misterius, senyap, bagai mimpi, atau penuh perasaan (Stanton,
2007:63
bergantung pada bagaimana simbol bersangkutan digunakan. Pertama, sebuah
simbol yang muncul pada satu kejadian penting dalam cerita menunjukkan makna
peristiwa tersebut. Dua, simbol yang ditampilkan berulang-ulang mengingatkan
kita akan beberapa elemen konstan dalam semesta cerita. Tiga, sebuah simbol
yang muncul pada konteks yang berbeda-beda akan membantu kita menemukan
tema (Stanton, 2007:65). Salah satu bentuk simbol yang khas adalah momen
simbolis. Istilah ini dapat disamakan dengan „momen kunci atau momen
pencerahan (dua istilah ini sering dipakai oleh para kritisi).
5. Ironi
sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya. Ironi dapat
ditemukan dalam hampir semua cerita (terutama yang dikategorikan bagus).
Dalam dunia fiksi, ada dua jenis ironi yang dikenal luas yaitu ironi
dramatis dan tone ironis (Stanton, 2007:71). Ironi dramatis atau ironi alur dan
situasi biasanya muncul melalui kontras diametris antara penampilan dan realitas,
antara maksud dan tujuan seorang karakter dan hasilnya, atau antara harapan
dengan apa yang sebenarnya terjadi. Pasangan elemen-elemen di atas terhubung
satu sama lain secara logis (biasanya melalui hubungan kausal atau sebab-akibat)
(Stanton, 2007:71). Tone ironis atau ironis verbal digunakan untuk menyebut
cara berekspresi yang mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan (Stanton,
2007:72).
menopang penelitian yang sedang dikerjakan. Sebuah penelitian didukung
penelitian lain sebagai unsur-unsur pembantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan masalah yang dibahas peneliti atau penulis.
Sejauh yang peneliti ketahui belum ada yang meneliti novel Surat Kecil
untuk Tuhan dengan menggunakan analisis struktural di jurusan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Namun di universitas lain ada
beberapa penelitian yang mengakaji novel Surat Kecil untuk Tuhan, seperti Nita
Yustika dari UPT Perpustakaan Universitas Bengkulu dengan judul penelitian
“Kajian Sosiologi Sastra dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan”, dengan tujuan
untuk mengetahui fakta sosial novel Surat Kecil untuk Tuhan, mengetahui aspek
sosiologi pengarang novel Surat Kecil untuk Tuhan, dan mengetahui keterpautan
novel Surat Kecil untuk Tuhan dengan sosiologi pengarang. Hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar terdapat
fakta sosial yang berhubungan dengan sikap, kehidupan, dan cara bertingkah laku.
Fakta sosial yang berhubungan dengan sikap antara lain sikap terhadap konflik
atau masalah jiwa, sikap giat untuk mengejar ketertinggalan, sikap kebersamaan
antar anggota masyarakat, sikap tidak membeda-bedakan antar manusia, dan sikap
tolong menolong antar anggota masyarakat.
Selain itu ada juga skripsi Dhika Widyanintya dari universitas UPN Veteran
Jawa Timur dengan judul “Representasi Perjuangan Hidup Novel Surat Kecil
untuk Tuhan” (Studi Semiologi Representasi Perjuangan Hidup Dalam Novel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Surat Kecil untuk Tuhan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimanakah representasi perjuangan hidup dalam novel Surat Kecil Untuk
Tuhan. Dengan subjek penelitian adalah novel Surat Kecil Untuk Tuhan dan objek
penelitian adalah teks yang merepresentasikan „Perjuangan Hidup dalam novel
Surat Kecil Untuk Tuhan. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat 19 leksia
yang merepresentasikan perjuangan hidup dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan.
Novel ini di tujukan kepada masyarakat untuk selalu memperjuangkan hidupnya
dan cerita dari novel ini dapat dijadikan pengalaman.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis terhadap novel Surat Kecil
untuk Tuhan dengan mempergunakan analisis teori struktural untuk melihat
struktur di dalam novel tersebut dengan menggunakan teori fiksi Robert Stanton.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur novel Surat Kecil untuk
Tuhan sebagai sebuah fiksi.
3.1.1 Bahan Analisis
Judul : Surat Kecil Untuk Tuhan
Penulis : Agnes Davonar
Sampul : Berwarna biru dengan gambar seorang anak SMP hendak melepas
amplop ke langit dengan sebuah balon.
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data
adalah pembacaan karya sastra dengan konvensi sistem semiotik tingkat pertama.
Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan sistem
semiotik tingkat kedua atau berdasarkan konvensi sastranya.
Selain itu, Rahmat Djoko Pradopo (2001:84) juga menjelaskan, "metode
membaca heuristik pada cerita rekaan atau novel merupakan pembacaan
berdasarkan tata bahasa ceritanya yaitu pembacaan novel dari awal sampai
dengan akhir cerita secara berurutan. Cerita yang memiliki alur sorot balik
dapat dibaca secara arus lurus. Hal ini mempermudah dengan dibuatnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sintesis cerita dari novel yang dibaca tersebut. Pembacaan heuristik itu
adalah penerangan kepada bagian-bagian cerita secara berurutan. "
Hasil pembacaan heuristik terhadap novel Surat Kecil untuk Tuhan
menghasilkan sinopsis cerita. Selanjutnya penafsiran terhadap hasil membaca
heuristik tersebut dicatat berdasarkan masalah yang berhubungan dengan unsur-
unsur intrinsik novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar.
3.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam strukturalisme genetik adalah model
dialektik. Model dialektik mengutamakan makna yang koheren. Secara sederhana
teknik analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Memahami arti. Peneliti harus memahami teori yang digunakan dalam
landasan teori dan memahami unsur-unsur pembangun karya Agnes Davonar.
b. Menganalisis unsur pembangun novel. Peneliti akan menganalisis unsur-unsur
intrinsik novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar berdasarkan
tokoh, tema, latar, alur, sudut pandang, amanat berdasarkan analisis struktural
dengan menggunakan teori fiksi Stanton.
c. Setelah dianalisis peneliti, maka langkah selanjutnya adalah mengaitkan hasil
analisis antara unsur yang satu dengan lainnya yang membangun struktur novel
Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar dengan menyajikan hasil
analisis dan menyimpulkan penelitian.
4.1 Fakta Cerita
Fakta cerita terdiri atas alur, karakter, dan latar. Bagian dari fakta cerita
tersebut dinamakan struktur faktual. Struktur faktual merupakan aspek cerita
yang disorot dari satu sudut pandang. Pembahasan fakta cerita pada novel Surat
Kecil untuk Tuhan adalah sebagai berikut.
4.1.1 Alur
cerita. Alur merupakan tulang punggung cerita. Berbeda dengan elemen-elemen
lain, alur dapat membuktikan dirinya sendiri meskipun jarang diulas panjang lebar
dalam sebuah analisis. Sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya dimengerti
tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang mempertautkan alur,
hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya.
Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks. Setiap
karya fiksi setidak-tidaknya memiliki konflik internal (yang tampak jelas) yang
hadir melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter dengan
lingkungannya.
Alur dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan pada penelitian ini menggunakan
alur maju, hanya pada tahap-tahap tertentu peristiwa ditarik kebelakang
(flashback). Analisis alur novel Surat Kecil untuk Tuhan berupa kutipan
peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita.
Tahapan alur dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan adalah sebagai berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada bagian tahap ini menceritakan tentang latar belakang kehidupan tokoh
utama Keke. Keke memiliki keluarga yang bahagia meskipun ayah dan ibunya
telah bercerai, namun dia selalu bahagia dengan apa yang dia miliki. Keke juga
memiliki banyak sahabat.
hai sobat, kenalkan namaku Gita Sesa Wanda Cantika. Terlalu panjang ya..
ok! Biar gampang sebut saja namaku Keke. Aku anak ketiga dari tiga
bersaudara. Aku mempunyai dua kakak laki-laki namanya disingkat saja.
Panggil mereka chika yang tampan dan Kiki yang manis. Hehehe.... jadi di
antara keluargaku aku adalah anak perempuan satu-satunya. Chika adalah
kakak tertuaku. Dia lebih tua 8 tahun dari aku. Saat ini selain kuliah, di juga
bekerja di salah satu free magazine di Jakarta. Tentu saja dia adalah kakak
kebangaanku karena ia dapat membagi antara kuliah dan bekerja tanpa
merepotkan orang tua kami.(SKUT, 5)
Dari penggalan di atas, dapat dilihat pada tahap awal alur cerita tokoh utama
bercerita tentang dirinya dan kakanya yang pertama. Selanjutnya pada paragraf
berikutnya menerangkan tentang kakaknya yang kedua.
sedangkan Kiki, kakakku yang kedua adalah orang yang paling ku andalkan
dalam segala hal. Bila aku lapar, dia suka memasak untukku. Bila aku
kesepian, dia akan menemaniku. Dan bila aku kesulitan mengerjakan tugas
dari sekolah, ia akan mengajarkan aku. Mmm... lebih tepatnya dia adalah
anak yang pandai. Tidak heran dia menjadi guru private-ku. Jadi ayah tidak
perlu repot mencari guru pribadi karena Kiki selalu siap membantu. Tapi
terkadang aku juga harus berebut dengan temannya, sebab kakakku yang
satu ini selalu diandalkan oleh teman-temannya. .(SKUT, 5)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada paragraf selanjutnya diterangkan bahwa keluarga si tokoh utama novel
Surat Kecil untuk Tuhan adalah keluarga yang bahagia meskipun orang tua si
tokoh utama sudah bercerai. Si tokoh utama juga bercerita tentang sosok ayahnya
yang masih ganteng.
“keluarga kami keluarga yang bahagia, walau ibu dan ayah telah bercerai
sejak dua tahun terakhir. Tapi hubungan keduanya masih terjalin baik. Aku
dan kedua kakakku tinggal bersama ayah usai perceraian itu. Oh iya tak lupa
ku kenalkan pahlawan dalam keluarga kami, dia ini adalah raja di istana
kami. Ayahku, teman sekaligus pacar abadiku.. lucu ya ? eits!! Jangan salah
paham ya... pacar dalam hal ini adalah hubungan antara ayah dan anak. Tapi
banyak juga kok yang naksir sama ayah, abis ayah... walau sudah
berumur.... tampangnya boleh dibilng nggak jauh dari Tao Ming Se, bintang
f4 asal Taiwan itu loh..” .(SKUT, 6)
Pada tahap awal si tokoh utama juga menerangkan tentang kekasihnya dan
beberapa sahabatnya dengan ciri khasnya masing-masing di sekolah. Terlihat pada
kutipan berikut.
...oh ya sobat, tidak lupa kukenalkan beberapa sahabat terbaikku yang selalu
kukenang dan ku sayangi. Dimulai dari Fahda. Walaupun bebadan gemuk,
dia mempunyai PD alias percaya diri yang tinggi dan agak tomboi. Shifa, si
hitam manis yang aktif banget. Maya, yang pemalu tapi malu-maluin.
kemudian ada Idha, yang manis tapi nggak semanis gula. Andini yang jenius
dan Adhinda yang ceriwis dan manja. Mereka berdua itu kembar lho...
.(SKUT, 14)
Pada tahap pertengahan cerita Surat Kecil untuk Tuhan mulai diceritakan
bagaimana si tokoh utama terkena penyakit kanker yang tidak disangka. Hingga
akhirnya Keke bertemu dengan seorang profesor yang hebat.
Setelah ayah pulang, Kiki pun bercerita kronologis mengapa ia bisa
terserang sakit mata. Usut punya usut, ternyata semua ini bermula dengan
terjadi kehebohan dikelas kakakku. Secara tiba-tiba beberapa siswa
mengalami sakit mata memerah, dikarenakan satu orang yang
mengalaminya pertama kali sehari sebelumnya. Karena penyakit itu terus
menular sehingga kakakku pun menjadi salah satu korbannya. (SKUT, 27)
Pada kutipan paragraf di atas Kak Kiki, kakaknya Keke menderita sakit
mata, dan menceritakan bahwa memang pada saat itu sakit mata sedang banyak
menyerang siswa di sekolah Keke. Selanjutnya pada paragraf berikut diterangkan
pada keesokan harinya si tokoh utama juga terserang penyakit mata.
aku segera melihat ke cermin di kamar. Astaga!! Mataku memerah. Apa yang
aku takutkan benar-benar terjadi. Aku tertular penyakit mata dari kakakku. Aku
memang sudah berpikir akan menerima penyakit ini karena karma meledek kak
Kiki. Kalau sudah begini aku cuma bisa pasrah. Mungkin aku di kutuk kakak
karena ejekan saat itu. Untuk menghindari keadaan memalukan, aku sengaja
memakai kaca mata hitam saat hendak makan pagi. Rasanya malu sekali untuk
makan pagi bersama bila kakakku melihat wajahku ini. .(SKUT, 28)
Selanjutnya di paragraf berikut, konflik pada novel Surat Kecil untuk Tuhan
mulai dimunculkan. Si tokoh utama yang terserang penyakit mata. Awalnya
memang bengkak biasa, namun lama-kelamaan bengkak itu makin membesar
sampai wajah Keke pun ikut membesar. tidak kunjung sembuh dan malah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menimbulkan efek susah bernafas dan sesekali si tokoh utama mimisan.(SKUT,
37)
mengeluarkan air mata dan terasa perih. Hidungku juga sering mimisan
untuk beberapa kali dalam sehari. Ayah sendiri mulai cemas dan bingung
melihat kondisi penyakitku. Aku mulai merasa kesulitan bernapas karena
lubang hidung sebelah kiriku mati rasa sejak hari itu
Pada paragraf berikut di ceritakan bahwa ayah si tokoh utama membawa
Keke ke rumah sakit, dan di sinilah tampak konflik ceritanya, dimana keke di
vonis dokter bahwa Keke mengidap penyakit kanker jaringan lunak yang amat
ganas. Keke mengidap penyakit kanker yang belum ada ditemukan obatnya.
Dokter juga menerangkan bahwa penyakit itu bersarang di wajah Keke. Terlihat
pada kutipan berikut,
“saya minta maaf sebelumnya. Saya sudah menjadi dokter ahli THT selama
puluhan tahun. Saya yakin apa yang saya katakan benar. Putri anda benar-
benar sudah terinfeksi kanker paling ganas dalam tingkatan kanker. Kanker
ini masuk stadium tiga dan oerkembangannya setiap lima hari akan terus
tumbuh bertambah besar. Kanker inilah yang menyebabkan Keke kesulitan
bernafas dan mata sebelah kirinya terus memerah” .(SKUT, 40)
Prof.Lukman hanya terdiam dan mencoba membuat ayah yang panik untuk
tenang sesaat lalu ia menyodorkan hasil fotocopy scenan itu dihadapan
ayah. Kemudian menunjukkan di bagian mana kanker itu bersarang. Ayah
mulai berkeringat dingin. Hatinya gusar dan benar-benar percaya kalau aku
terserang kanker ganas. .(SKUT, 41)
Apa yang dikatakan Prof.Lukman menjadi kenyataan. Kanker itu terus
berkembang dalam waktu singkat. Tidak perlu menunggu waktu dimana
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kanker itu tumbuh semakin besar diwajahku. Aku mulai kehilangan rasa
peka dan penciuman bukan hanya dari satu lubang hidung tapi kini
keduanya. Wajahku mulai tak beraturan. Kanker itu mulai membesar
seukuran bola tenis, rasanya berat dan menyakitkan. Mukaku mulai
memerah warnanya. Bahkan kanker itu tega menarik kulit mata sebelah
kiriku kebawah sehingga penglihatanku benar-benar terganggu. .(SKUT, 51)
Pada penggalan paragraf cerita di atas, di terangkan semakin lama kanker
itu mulai melemahkan Keke, kanker tersebut tumbuh semakin besar di wajah keke
dan mengganggu penglihatan Keke. Pada paragraf di bawah ini, di terangkan ayah
Keke terus berusaha untuk menyembuhkan Keke. Ayah Keke membawa Keke
kemana saja. Ayah mulai dari pengobatan tradisional dan juga pengobatan medis
rumah sakit. Suatu hari ayah Keke membawa Keke bertemu dengan Prof.Mukhlis.
Keke merasakan Prof.Mukhlis lebih baik dari beberapa dokter yang sebelumnya
di temuinya.
Prof.Mukhlis. saat melihatnya, aku langsng merasakan keramahan darinya.
Sobat, taukah apa yang terjadi ketika aku bertemu dengannya? Hatiku terasa
senang. Tadinya aku berpikir bahwa aku akan bertemu dengan dokter-dokter
yang sama yang melihatku lalu mengatakan mereka tidak sanggup. Bahkan
mereka seolah menghindari menatap dan bicara padaku. Mereka lebih
memilih berbicara pada ayah bukan padaku. .(SKUT, 77)
Aku senang mendengar kalimat kemoterapi. Artinya aku tidak perlu masuk
ruang operasi. Kalimat itu memang kalimat asing yang baru aku dengar.
Tapi mendengar yang ayah katakan padaku itu hanya berupa pemasukan
obat-obatan keras untuk mengusir kanker yang menyebalkan ini, setidaknya
satu titik cahaya ketenangan muncul dalam hidupku. Aku tidak ingin
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
bertanya lebih banyak. Kami berbicara hal lain yang lebih lucu karena sudah
lama kami tidak bicara bahasa candaan. (SKUT, 81)
Kutipan di atas menerangkan bahwa Prof.Mukhlis menyarankan untuk
mencoba metode pengobatan kemoterapi. Dengan polos Keke senang
mendengarnya karena dirinya tidak perlu melakukan operasi. Kemudian Keke pun
setuju melakukan pengobatan dengan metode kemoterapi. Kemoterapi ini
berhasil, walaupun Keke harus merasakan dingin dan efek lainnya adalah
rambutnya akan rontok hingga akhirnya akan menjadi gundul.
Kini tubuhku tampak polos seperti seorang yang berbeda, nyaris tidak
tersisa sehelai apapun di tubuhku. Aku menjadi botak tanpa sehelai rambut
apapun. Reaksi obat ini sangat keras. Bahkan membakar jaringan lunak kulit
yang membuat diriku seolah seperti bayi yang baru lahir tanpa helai rambut
di manapun. Selain itu aku juga merasakan rasa panas dan mual yang luar
biasa. Ayah menatapku dengan gembira dan aku bingung. .(SKUT, 84)
Setelah melakukan beberapa kali kemoterapi, tidak disangka kemoterapi itu
perlahan melenyapkan kanker itu dari tubuh Keke dan ini merupakan sebuah
mukjizat. Ayah Keke sangat bersuka cita karena putri kesayangannya terlepas dari
penyakit kanker ganas tersebut. Prof.Mukhlis yang menangani kasus Keke pun
merasa takjub terhadap metode pengobatan dengan cara kemoterapi yang
disarankannya kepada Keke. Seperti terlihat pada penggalan pragraf cerita berikut.
Ayah memelukku dan berkali-kali mengucapkan terimakasih kepada Prof. Bagi
Prof. Sendiri, ia tidak pernah menyangka kan berhasil menyelamatkan hidupku.
Aku bersuka cita atas apa yang terjadi. Bahkan Prof.Mukhlis terlihat seolah tak
percaya dengan apa yang terjadi. Berulang-ulang ia berkata satu kata yang tak
ternilai indahnya... „ini mukjizat Tuhan, Keke. Tuhan sayang Keke!! (SKUT, 91)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada tahap akhir cerita novel Surat Kecil untuk Tuhan, konfliknya
dimunculkan kembali yaitu Kanker tersebut datang kembali. Dan pada akhirnya si
tokoh utama tidak mampu lagi disembuhkan dan meninggal dunia. Di sisi lain
Keke terus berusaha untuk membahagiakan orang di sekitarnya. Keke juga makin
rajin belajar karna ia ingin tetap belajar pada detik-detik terakhir dihidupnya.
Pada paragraf berikut diceritakan bagaimana dokter memberitahukan kepada
ayah Keke bahwa kanker yang setelah sempat dinyatakan hilang kini datang
kembali. Sebelum ayah Keke menceritakan bahwa penyakit itu kembali lagi,
Keke bermimpi buruk bahwa penyakit itu datang kembali. Hal tersebut seperti
mimpi yang menjadi kenyataan bagi Keke. Pada paragraf selanjutnya
diterangkan ayah Keke sangat berat memberitahukan hal tersebut kepada
putrinya.
Sobat, aku terbangun dari tidurku karena sebuah mimpi buruk. Dalam
mimpiku, aku melihat cermin dan wajahku kembali seperti dulu id saat aku
terkena kanker. Saat aku terbangun, Moni kucingku menjilati pipiku. Aku
sadar ini sudah pagi, dan perasaan takutku itu hanya mimpi buruk. Aku
bersiap-siap untuk ke sekolah. Setelah mandi aku memperhatikan cermin.
Tuhan ternyata hanya memberikan akau sebuah mimpi. Aku pikir diriku
akan mengalami cobaan seperi dulu. (SKUT, 107)
Setelah Keke bermimpi, mimpi itu pun dengan segera menjelma menjadi
kenyataan. Ketika keke di sekolah tiba-tiba saja Keke mengalami mimisan seperti
dulu lagi. Bahkan kali ini hampir setiap hari Keke mengalami mimisannya.
Awalnya Keke berusaha menutupi bahwa ia mimisan dari ayahnya, namun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
akhirnya ayahnya mengetahui. Hingga akhirnya ayah Keke berinisiatif membawa
Keke kembali ke rumah sakit untuk diperiksa. Hal tersebut dapat kita lihat pada
kutipan berikut,
Aku tidak ingin mereka tau kalau aku mimisan, nanti mereka melaporkan
ini kepaa ayah. Karena semenjak dua hari terakhir ini aku selalu ceria dan
tidak menunjukkan rasa sakitku pada ayah. Karena tujuanku hanya satu, aku
tidak ingin ayah tau karena akku tak ingin dia khawatir. Ayah sangat cemas
bila tau dan itu bisa mengganggu pikirannya yang sudah lama tenang selama
ini. (SKUT, 109)
keadaanku karena setiap saat ia selalu memantauku. Sampai suatu ketika,
apa yang aku takutkan terjadi. Ayah melihat sapu tangan yang berlumuran
darah dan ayah bertanya padaku...
“Darah siapa ini? Keke sakit? Sayang, kalau sakit bilang sama ayah, jangan
ditutup-tutupi ya?” (SKUT, 110)
mengahadapi kenyataan bahwa kanker itu datang kembali padanya. Dokter
pun kembali menvonis Keke mengidap penyakit kanker yang dulu sempat
hilang.
“Pak Jodi, sesungguhnya ini sulit dipercaya. Tapi kanker yang pernah ada di
bagian hidung keke kini telah kembali dan berpindah dan bersarang
dibagian mata pelipis kanan Keke” (SKUT, 114)
“kanker Rhabdomysarcoma itu tumbuh lagi dan sekarang berpindah
kebagian mata sebelah kanan! Sambung ayah terlihat tegang untuk
mengatakan kepadaku, dan aku hanya berusaha tenang.. Aku tertunduk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sesaat menenangkan hatiku, lalu kemudian mengangkat kepalaku perlahan
tanpa air mata. Ayah sepertinya tau aku begitu ketakutan” (SKUT, 121)
Aku mulai mendengarkan perkataan ayah dengan seksama. Aku sadar
semua ini akhirnya tidak akan mengubah keadaan. Aku tetap berada pada
satu kenyataan kalau aku nyata bersama kanker itu dan kanker yang kupikir
bagian masa lalu kini telah kembali padaku. Aku berusaha untuk tenang dan
mencoba berpikir yang terbaik bagiku. Ya, aku berusaha tegar dan
menerima karena aku sudah janji ada diriku tidak akan membuat ayah
bersedih lagi. (SKUT, 122)
Keke pun mulai menyadari bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Meskipun
demikian, Keke tetap beraktifitas seperti biasanya. Keke tetap berangkat sekolah
dengan syarat dari ayahnya bahwa Keke harus membawa makanan dan obat-
obatan dari rumah seperti terlihat pada penggalan paragraf berikut.
Sebelum berangkat ke sekolah, ayah memberikan aku obat-obatan dan
makanan yang harus aku bawa dari rumah. Ia memperingatkan aku untuk
tidak makan sembarangan di kantin. Akupun mengikuti semua aturan itu.
Hari ini aku sedang mengikuti pelajaran sejarah, teman sebangku ku Fadha
sedang asyik membuat gambar di buku tulisnya. Aku menatap bebek kartun
yang lucu itu dengan senyuman. Tiba-tiba setetes darah mengenai lembaran
gambar itu, Fadha menatapku. (SKUT, 127)
Di sisi lain, Ayah Keke tidak putus asa sekalipun Keke sudah divonis dokter
bahwa usinya tidak akan lama lagi. Ayah Keke kembali memilih metode
pengobatan kemoterapi seperti dulu meskipun ia tahu Keke harus kehilangan
rambutnya. Pada penggalan paragraf berikut diceritakan Keke melakukan
kemoterapi, namun Keke merasakan takut tidak seperti kemoterapi yang
sebelumnya karena Keke sedih harus kehilangan seluruh rambutnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Aku meminta ijin kepada semua untuk memasuki ruang kemoterapi dan
untuk terakhir kalinya aku melihat mereka tersenyum yang berarti mereka
siap untuk menerima keadaanku usai kemoterapi. Tiba-tiba aku berhenti
ditengah jalan sebelum memasuki pintu. Aku melihat ayah dengan mataku
yang kesakitan. Ada rasa takut yang muncul dalam hatiku. Aku ingin bicara
dengan ayah. Ingin berteriak dan memberitahukannya rasa takutku. Ayah
seperti mengerti aku ingin bicara padanya. Lalu ia mendekatiku, berlutut
disampingku.
Kenapa sayang ?
Ayah, kalau kemoterapi lagi.. Keke nanti jadi gundul lagi dong ? tanyaku
pada ayah
Keke.. mengapa gundul membuat Keke takut ? tanya ayah
Ehm.. keke nggak bisa jawab, tapi Keke takut saja.. (SKUT, 134)
Setelah ayah keke memilih metode penyembuhan dengan kemoterapi,
namun tidak terlihat tanda-tanda kesembuhan. Ayah Keke pun membawa Keke
berobat ke Singapura. Selain itu sepetinya Prof.Muhklis pun menyerah pada
penyakitku. seperti terlihat pada penggalan paragraf berikut,
Setelah Prof.Mukhlis menyerah pada penyakitku, kami pun memilih untuk
dirawat di rumah. Aku menjalani hidupku sehari-hari seperti biasanya.
Hanya obat-obatan yang disuntikkan ke tubuhku saja yang menjadi harapan
terakhirku bertahan melawan kanker ini. Walaupun Prof. sudah menyerah
tapi saya tidak begitu saja putus asa. Ayah tetap ingin mencari jalan keluar.
Ayah sadar bila seorang Prof. Terbaik di Indonesia sudah menyerah maka ia
harus mencari dari luar. Beliau pun memilih mencari penngobatan di
Singapura. (SKUT, 149)
Setiba di Singapura, kami langsung menuju daerah Orchard, dimana rumah
sakit yang akan menjadi tempatku berobat terletak dikawasan tersebut. Ayah
mulai mengenalkanku dengan profesor spesialis kanker yang paling terkenal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
di Singapura. Prof.Peng orangnya cukup ramah dan kulitnya yang putih
menjadi ciri khasnya. Dari apa yang ayah ceritakan, Prof.Peng adalah salah
satu profesor terbaik di Asia dalam bidang kanker... (SKUT, 162)
Keke sempat dirawat di Rumah Sakit Elisabeth Singapura namun akhirnya
ayah Keke memilih kembali dirawat di rumah sakit di Indonesia. Seperti pada
penggalan kutipan berikut ayah Keke mengatakan bahwa Keke akan lebih bahagia
jika berada di Indonesia padahal sebenarnya ayah Keke merasa berat jika
mengatakan dokter di Singapura itu pun memiliki pendapat yang sama bahwa
Keke harus melakukan metode pengobatan kemoterapi.
“ayah, bagaimana keputusan Prof.Peng setelah hasil laboratorium kemarin ?
tanyaku. Ayah hanya terdiam dan kemudian meletakkan sisa sarapan pagiku
di meja.
“Keke.. mungkin kita lebih baik kita pulang ke Indonesia saja.”
“Loh, kenapa begitu ? memangnya ada apa ?”
“Sepertinya kamu lebih bahagia di Indonesia. Dokter Indonesia juga nggak
jauh lebih baik.. dan aku mulai curiga dengan jawaban itu.”
“Maksud ayah apa sih ? jelasin Keke dong! Pintaku”
“Keke.. mungkin ada baiknya kamu tau.. Ayah nggak bisa berbohong terus
menerus sama Keke..”
“Setelah Prof.Peng memeriksa kanker Keke beliau menyarankan satu
prosedur yang sulit untuk ayah terima. Dan prosedur pengobatan itu sama
dengan apa yang harus dilakukan di Jakarta. Untuk itu ayah keberatan dan
lebih baik ayah memutuskan kamu berobat jalan di Indonesia dengan
bantuan pengawasan Prof.Peng!” (SKUT, 172)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada kutipan diatas diceritkan bahwa akhirnya Keke pun setuju untuk
kembali berobat jalan di Indonesia saja. Ketika di rawat di Indonesia Keke pun
diceritakan bahwa dirinya mengalami koma selama tiga hari.
Dokter mengatakan tubuhku koma untuk waktu yang sulit untuk dijelaskan.
Semua sahabatku mulai berdatangan dan keluarga besarku mulai berkumpul
disisiku. Walaupun aku tertidur tanpa terbangun. Mereka selalu setia ada
disampingku. Sobat, kini aku hanya menghitung detik dalam hidupku. Aku
hanya terdiam bagaikan sebuah boneka. Hanya mesin pemantau detak
jantung disamping tubuhku yang terus berbunyi menandakan masih adanya
kehidupan dalam tubuhku. (SKUT, 204)
Tiga hari lamanya aku mengalami koma tanpa pernah bangun. Dan ketika
aku bangun dari mimpiku, perlahan ku bukakan mataku, seluruh keluargaku
ada disampingku. Ayah, ibu, kedua kakakku, paman dan bibi serta teman-
teman selalu ada disampingku. Suara ayat-ayat Al-Quran terdengar dan aku
senang mereka tidak marah kepadaku karena aku pergi tanpa pamitan. Ayah
menyadari aku terbangun dan cepat memanggilku. (SKUT, 210)
Keke pun terbangun dari komanya seolah ingin berpamitan untuk pergi
selamanya. Keke yang tidak mampu lagi berbicara berusaha sekuat tenaga
menulis satu kalimat untuk mereka yang ditinggalkannya seperti terlihat pada
kutipan berikut.
Dengan sekuat tenaga aku menggunakan jariku untuk menulis. Tuhan maha
besar membiarkan tanganku yang lumpuh dapat bergerak. Walau banyak
yang ingin aku tulis, tapi tanganku tak kuat bergerak. Aku hanya ingin
melihat keluargaku bahagia dan rukun. Aku ingin ketika aku pergi keluarga
bisa ikhlas dan menerima semua ini. 15 tahun lamanya keke hidup dalam
sebuah kebahagiaan di dunia ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kusampaikan hanya..
Namun setelah itu Keke kembali tertidur dengan tenang untuk selamanya.
Keke akhirnya meninggal dunia. Ayah dan keluarganya yang lain pun telah
merelakan kepergian Keke. Dan pada saat Keke memejamkan mata, seluruh
ruangan rumah sakit tempat dimana Keke dirawat harum bunga melati seperti
pada kutipan berikut,
Setelah apa yang kusampaikan telah selesai, seluruh keluargaku mulai
mengikhlaskan aku untuk pergi. Air mata menjadi tanda terakhir ketika aku
mulai mengantuk. Aku merasa lelah, aku ingin memejamkan mataku
kembali. Tapi aku melupakan satu hadiah dari kakak untuk orang yang aku
sayangi. Sayangnya aku baru menyadari bunga melati yang kubawa itu telah
hilang saat aku berlari oleh angin.
Tapi aku masih bisa bermohon pada kakak cantik yang berada disana yang
sedang menungguku. Bolehkah aku meminta untuk memberikan harum
bunga melati kepada setiap orang yang ku tinggalkan ?! biarkan harum
bunga tersebut menghapus duka dalam hati mereka, biarkan harum tersebut
membawaku padamu. Karena aku telah siap untuk tinggal bersama di
istanamu. Dan biarkan harum tersebut mengakhiri duka sedih ini menjadi
kebahagiaan. Biarkan harum tersebut menjadi tanda aku telah pergi dari
dunia ini.. (SKUT, 212)
Pada tahap akhir cerita novel Surat Kecil untuk Tuhan, konfik berakhir dengan
perginya Keke untuk selamanya.
merujuk kepada individu-individu yang muncul dalam cerita seperti ketika ada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
orang yang bertanya; “berapa karakter yang ada dalam cerita itu”. Konteks kedua,
karakter merujuk pada pencampuran dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi,
dan prinsip moral dari individu-individu tersebut seperti yang tampak implisit
pada pertanyaan; “menurutmu, bagaimanakah karakter dalam cerita itu?”. Dalam
sebagian besar cerita dapat ditemukan satu karakter utama yaitu karakter yang
terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita.
Ada banyak karakter di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan, tetapi hanya
karakter yang sering dimunculkan di dalam cerita yang di bahas di dalam
penelitian ini. Karakter utama di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan dalah
Keke, sedangkan karakter bawahan adalah ayahnya Keke, kedua kakak Keke,
dokter yang menangani Keke, dan sahabat-sahabat Keke. Analisis karakter pada
novel Surat Kecil untuk Tuhan diuraikan sebagai berikut.
1) Karakter Utama
Keke adalah karakter utama di dalam cerita novel Surat Kecil untuk Tuhan.
Sebagai karakter utama di dalam cerita, pengarang memberikan gambaran seolah-
olah Keke sedang bercerita tentang dirinya melalui ekspresi, sikap dan juga
pandangan pengarang di sepanjang cerita dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan.
Sehingga pembaca dapat mengenal karakter tokoh Keke lebih jelas. Melalui Tokoh
Keke, novel Surat Kecil untuk Tuhan bercerita tentang kisah kehidupan gadis remaja
yang mengidap penyakit kanker ganas yang akan merebut kehidupannya. Tokoh
Keke digambarkan dengan karakter yang kuat dan tidak merasa sedih, Keke
menghadapi penyakitnya dengan ikhlas, dan meskipun demikian di dalam cerita
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
tokoh Keke memiliki karakter yang buruk seperti egois dan rasa marah terhadap
penyakitnya.
Karakter tokoh utama Keke merasa malu dengan penyakit kanker yang
dimilikinya, namun karakter bersikap tegar, Keke tetap berusaha memperjuangkan
hidupnya selayaknya anak-anak normal lain untuk tetap bersekolah. Hal itu terlihat
pada kutipan berikut,
Sobat, sebenarnya aku sangat malu pergi ke sekolah dengan keadaan seperti ini
tapi aku tidak punya pilihan lain selain harus terus memperjuangkan hidupku...
(SKUT, 51)
Kutipan di atas adalah ketika perkembangan penyakit kanker yang diidap Keke itu
sudah seukuran bola tenis, dan wajah Keke pun semakin tidak beraturan. Keke juga
tetap berusaha belajar untuk ujian ulangan di sekolah, meskipun harus memaksa
otaknya. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini,
...Aku memilih waktu untuk belajar menghadapi ujian besok, walau aku tidak
bisa lagi berkonsentrasi tapi aku memaksa pelajaran itu masuk ke otakku
hingga terasa penat... (SKUT, 127)
Di dalam cerita juga di gambarkan karakter Keke adalah anak yang tidak tega jika
ada orang yang bersedih karena penyakitnya. Keke merasa bersalah jika orang-orang
yang menyayanginya bersedih karena dirinya yang pada saat itu akan di kemoterapi.
Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini,
Air mata dan rasa iba terhadap apa yang terjadi padaku membuat aku terbawa
dalam kesedihan. Aku pun mulai sadar, apa yang terjadi padaku telah membuat
semua orang yang berada disekitarku kembali bersedih. Aku tidak ingin
mereka terlihat sedih. Karena itu menjadi beban untukku. Aku ingin semua
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
berjalan sepeti biasanya, seperti sedia kala ketika aku sehat. Aku pun mencoba
menghibur tanteku dengan berkata,
“om dan tante... Keke nggak papa. Jangan sedih dan nagis dong.. Keke sehat
kok.. jangan sedih ya?! Keke pasti sembuh..” (SKUT, 132)
Setidaknya kata-kataku ini dapat menghibur mereka sesaat. Walau dalam
hatiku ada rasa takut ketika harus menghadapi kemoterapi. Sobat, sebenarnya
bila harus membayangkan rasa sakit kemoterapi ini, ingin rasanya aku mati
saja. Kalian bisa bayangkan saat cairan keras itu menusuk seluruh tubuhku
dengan rasa dinginnya. Belum lagi saat tubuhku terasa mual, dan yang paling
aku takutkan dari proses ini adalah aku kehilangan semua mahkota helai
rambut di kepalaku, aku sungguh takut sobat... (SKUT, 132)
Kutipan di atas dapat dilihat karakter Keke berusaha kuat, dan berusaha
menghibur orang-orang di sekitarnya meskipun sebenarnya Keke menahan
sakitnya kemoterapi walaupun sebenarnya Keke sangat sakit untuk menahan
kemoterapi yang dijalaninya. Keke adalah anak yang sangat kuat, yang mampu
menghadapi rasa sakit yang luar biasa ketika dikemoterapi meskipun sebenarnya
Keke juga merasakan rasa takut yang besar, selain itu Keke juga sangat kuat
menerima kenyataan kalau dirinya harus kehilangan seluruh rambutnya ketika
dikemoterapi.
Meskipun di dalam cerita tokoh Keke adalah anak yang kuat, namun sesekali
karakter Keke digambarkan mengeluh pada ayahnya akan sakit yang dirasakannya
bahkan Keke juga terlihat takut seperti terlihat pada kutipan berikut,
Aku mengeluh pada ayah dan berkata rasa sakit dikepalaku telah menyiksaku.
Melihat ayah begitu sedih, aku pun memeluk erat dan kamiterdiam. Aku hanya
berusaha untuk kuat. Aku menyadari rasa ketakutanku saat mendengar operai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
yang harus aku lakukan. Rasa takut itu terasa karena aku memeluk ayah
sekeras mungkin karena gemetar mendenga operasi yang harus aku jalani.
Tidak bisa aku bayangkan betapa aku akan sedih karena kehilangan sebagian
wajahku. Kehilangan rambut saja membuatku begitu tak kuasa untuk
menangis, apalagi kalau harus kehilangan setengah dari wajahku. (SKUT, 174)
Karakter Keke juga di gambarkan sebagi orang yang egois, di mana Keke
sangat membenci apa yang terjadi pada dirinya. Keke ingin marah terhadap penyakit
yang diberikan Tuhan kepadanya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
Ia mencoba untuk mengajakku bicara ataupun untuk sekedar mengundang
tawaku lewat teman-temanku. Tapi tidak berhasil. Bukan candaan itu yang aku
mau, ayah... bukan itu.. yang ku mau adalah sebuah jawaban mengapa ayah
tidak jujur akan penyakitku yang selalu menyiksaku ini!! Aku ingin marah dan
menunjukkan amarahku pada ayah, tapi aku tidak sanggup. Hatiku sendiri
terlalu pahit menerima kenyataan ini.
Perjalanan panjang dan dinding itu akhirnya berakhir. Setibanya di rumah
aku langsung mengurung diriku. Bahkan tidak ada seorang pun boleh
mengganguku. Aku menangis, marah, kecewa, dan benci terhadap semua ini.
Rasanya aku ingin mati. Aku tidak ingin ada di dunia ini lagi. Aku marah pada
Tuhan mengapa tidak Ia lenyapkan aku dari kehidupan ini?! Mengapa tidak ia
lenyapkan aku dari penderitaan yang sellau menyiksaku ini?! Kenapa.. kenapa
Tuhan memberikan aku nafas tetapi disertai dengan rasa sakit ini?! (SKUT, 71)
Kanker yang ada di dalam Tubuh Keke membuat Keke sangat takut. karakter
Keke digambarkan Keke mulai merasa takut untuk tidur, Keke merasa takut jika
kanker itu membuatnya tidak bisa bangun lagi dan membuat dirinya takut jika
terspisah dari orang-orang yang disayanginya. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah
ini.
35
Sobat, kalau saja aku tertidur lalu aku terbangun dari tidurku, aku selalu
memandangi di mana aku berada. Aku terkadang merasa takut ketika aku
bangun dan tidak berada di tempat di mana ada orang-orang yang kusayangi
berada. Kalau saja aku terbangun dan melihat orang-orang yang kucintai ada di
sampingku, aku menjadi bahagia. Aku bisa bangun dan selalu ada ayah dan
orang-orang yang kusayangi. Sahabat-sahabatku yang aku tau aku kembali
masuk ke rumah sakit, selalu hadir dalam setiap hariku dan itulah yang
membuatku ingin selalu membuka mataku. (SKUT, 198)
Karakter tokoh Keke terlihat ikhlas meskipun pada akhirnya dia tidak mampu lg
disembuhkan dan akhirnya harus meninggalkan dunia, Keke juga ingin semua yang
ditinggalkannya harus mengikhlaskan kepergiannya. Keke pergi untuk selamanya
dan meninggalkan satu kalimat yang di tulisnya dengan semampunya. Hal itu terlihat
pada kutipan di bawah ini
Dengan sekuat tenaga aku menggunakan jariku untuk menulis. Tuhan maha
besar membiarkan tanganku yang lumpuh dapat bergerak. Walau banyak yang
ingin aku tulis, tapi tanganku mulai tak kuat bergerak. Aku hanya ingin melihat
keluargaku bahagia dan rukun. Aku ingin ketika aku pergi keluarga bisa ikhlas
dan menerima semua ini. 15 tahun lamanya Keke hidup dalam sebuah
kebahagiaan di dunia ini.
kusampaikan hanya..
“Rukun dan bahagialah ketika Keke pergi..” (SKUT, 211)
Demikianlah karakter tokoh utama novel Surat Kecil untuk Tuhan Keke di
gambarkan di dalam cerita, karakter tokoh Keke mampu menjadi motivasi untuk
siapa saja agar tidak mudah menyerah dan selalu tabah dalam konsidi apapun di
dalam kehidupan yang hanya bersifat sementara ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2). Karakter Bawahan
Adapun yang termasuk karakter bawahan di dalam novel Surat Kecil untuk
Tuhan tersebut adalah Pak Jody atau ayahnya Keke, Pak Iyus, Andi, dan
Prof.Mukhlis. Berikut adalah analisis terhadap karakter bawahan yang kehadirannya
menunjang karakter tokoh utama di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan.
a. Pak Jody
Pak Jody adalah ayahnya Keke, di dalam cerita digambarkan ayah Keke
adalah orang yang penuh semangat dan juga sangat optimis untuk kesembuhan Keke.
Pak Jody berjuang untuk kesembuhan Keke, selalu berusaha menenangkan Keke
memberi Keke motivasi. Meskipun awalnya pak Jody berusaha berbohong kepada
Keke tentang penyakitnya. Pak Jody diceritakan sudah bercerai dengan ibunya Keke.
Meskipun demikian hubungan mereka masih terjalin baik. Di dalam cerita juga di
gambarkan karakter Pak Jody dianggap pahlawan oleh anak-anaknya. Hal itu terlihat
pada kutipan di bawah ini.
“keluarga kami keluarga yang bahagia, walau ibu dan ayah telah bercerai sejak
dua tahun terakhir. Tapi hubungan keduanya masih terjalin baik. Aku dan
kedua kakakku tinggal bersama ayah usai perceraian itu. (SKUT, 6)
Oh iya tak lupa ku kenalkan pahlawan dalam keluarga kami, dia ini adalah raja
di istana kami. Ayahku, teman sekaligus pacar abadiku.. lucu ya ? eits!! Jangan
salah paham ya... pacar dalam hal ini adalah hubungan antara ayah dan anak.
Tapi banyak juga kok yang naksir sama ayah, abis ayah... walau sudah
berumur.... tampangnya boleh dibilang nggak jauh dari Tao Ming Se, bintang
f4 asal Taiwan itu loh..” (SKUT, 6)
Pak Jody digambarkan dengan sifat sabar, Pak Jody sabar membujuk, seperti
ketika anak-anaknya malas untuk pindah ke sekolah yang baru usai perceraian orang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tua mereka.yang belum bisa menerima perceraiannya. Pak Jody pun memilihkan
sekolah yang baru untuk anak-anaknya. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.
Akhirnya kami menjadi bosan juga di rumah terus. Walau merasa belum siap
menerima perceraian itu, tapi kami putuskan untuk kembali ke sekolah...
Awalnya kami merasa risih juga sekolah di tempat yang baru. Tapi setelah
berdiskusi dan berulang kali ayah membujuk kami untuk sekolah, akhirnya
kami pun luluh. Dengan mengucapkan syukur dengan Nawaitu lalu berdoa
Bismillahi Tawakaltu „Alallah, kami memutuskan untuk kembali sekolah.
Ternyata doa kami terkabulkan. Pilihan ini tidak salah.. aku sangat bahagia
dapat menjadi bagian di Yayasan Pondok Pesantren Al-Kamal sebagai siswi di
sana. (SKUT, 7)
Di dalam cerita karakter Pak Jody di mata anak-anaknya adalah sosok seorang
dokter yang dapat diandalkan ketika anak-anaknya sakit. Seperti ketika kakaknya
Keke Kiki sakit mata. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini
Setelah ayah memberikan obat mata, keadaan mata kak Kiki mulai membaik.
Ayah memang selalu diandalkan di keluarga kami. Kapanpun kmai butuhkan,
ia selalu siap sedia sebagai dokter jaga 24 jam dalam keluarga kecilku. Setelah
beberapa hari kemudian penyakit itu menghilang... (SKUT, 28)
Karakter Pak Jody juga terlihat cerewet ketika Keke mimisan di sekolah saat
sedang bermain bola volli, Pak Jody terlihat sangat khawatir hingga memarahi Keke,
namun juga terlihat sangat perhatian. Kemudian Pak Jody pun segera membawa
putrinya itu ke dokter. Hal itu terlihat pada kutipan di bawah ini.
“tuh kan, Ayah bilang juga apa? Kamu bandel sih maksa ikutan main!
Sekarang uda jadi gini kan ayah juga yang repot!”
“maaf, Keke nggak tau jadi kayak gini...”
“sekarang bagian mana lagi yang terasa sakit?”
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“hidung keke kayaknya mati rasa. Kepala juga pusing.”
“ya uda, kita langsung ke dokter Adi aja.” Ucap ayah. (SKUT, 35)
Pak Jody adalah sosok ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Bahkan
ketika Keke di vonis mengidap penyakit kanker, Pak Jody merasa sangat tidak
sanggup membayangkan hal itu terjadi pada gadis kecilnya. Sehingga Pak Jody
terpaksa berbohong untuk kebahagiaan Keke. Pak Jody merasa tidak tega kalau gadis
kecilnya itu bersedih. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
Ketika diperjalanan pulang aku melihat ayah menitikan air mata walaupun ia
tidak tau kalau aku melihatnya karena aku duduk di kursi belakang. Tetapi aku
berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Aku hanya memcoba membaca
komik Doraemon yang ku bawa.aku mulai tidak berkonsentrasi dan ingintahu
yang sebenarnya. Sekali lagi aku bertanya kepada ayah tentang pembicaraan
ayah dengan prof.Mukhlis, tapi lagi-lagi ayah hanya memberikan jawaban
yang hanya inign menyenangkan aku.
“Tidak ada apa-apa sayang.. semua baik-baik saja.” (SKUT, 116)
Pak Jody sebagai seorang Ayah merasakan kesedihan Keke akan penyakit kanker
yang dideritanya, dimana kanker itu sudah mulai menganggu wajah Keke. Pak
Jody tidak ingin Keke semakin bersedih karena hal itu sehingga pak Jody
berusaha menghibur Keke dengan cara memberi ijin kepada Keke untuk ke
sekolah lagi. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
Ayah sepertinya mulai menyadari aku telah berada pada titik yang riskan, tapi
ia mencoba menghiburku. Ia tetap bertahan pada kata-katanya ketika ku
tanyakan mengapa wajahku menjadi demikian menyeramkan.
“ayah, Keke mau sekolah. Keke bosan di rumah!!”
“tapi Keke kan masih sakit...”
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
“Keke nggak sakit parah, itukan yang ayah bilang. Kalau keke Cuma sakit flu,
keke masih bisa sekolah.. keke mau sekolah!!”
“oke.. kalau Keke mau tetap sekolah. Tapi dengan satu syarat. Pak iyus harus
ada di samping Keke!”
“terserah.. pokoknya mulai besok Keke mau hidup kembali normal.. (SKUT,
51)
membirkan aku menangis.. Setelah aku mulai tenang, ia mulai kembali
bicara padaku. Dia berusaha membuat pikiranku jernih dan meyakinkan aku
bahwa tidak terjadi apa-apa. aku hanya menatap matanya dengan penuh
harapan. Aku berharap ada sesuatu yang bisa dikatakan bahwa aku tidak
terkena kanker itu, walaupun ayah boleh saja berbohong lagi padaku. Ayah
duduk terdiam menatapku, dia mengerti situasiku. (SKUT, 121)
Pak Jody terlihat semakin khawatir kepada Keke, putrinya yang masih
sangat kecil harus berhadapan dengan penyakit kanker. Pak Jody juga
mengijinkan Keke untuk tetap sekolah namun dengan memberi aturan agar Keke
baik-baik saja di sekolah nanti. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
Sebelum berangkat ke sekolah, ayah memberikan aku obat-obatan dan
makanan yang harus aku bawa dari rumah. Ia memperingatkan aku untuk
tidak makan sembarangan di kantin. Aku pun mengikuti semua aturan itu...
(SKUT, 127)
Karakter pak Jody yang pantang menyerah terlihat ketika mencari berbagai
cara untuk menyembuhkan Keke dari penyakit Kanker mematikan tersebut. pak jody
tidak putus asa mencari cara agar Keke bisa sembuh. Meskipun pengobatan di
Inonesia tidak mampu melenyapkan kanker itu, pak Jody tidak menyerah. Pak Jody
mencari pengobatan sampai ke luar negeri yaitu ke Singapura. Hal tersebut terlihat
pada kutipan berikut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Sepulang ke rumah, ayah tidak ingin mengulur waktu selama itu. Kanker ini
dicemaskan bisa merusak bagian mataku dan berakibat membuatku buta. Ayah
terus melakukan beberapa pengobatan sederhana padaku. Ia terus mencoba
mencari cara dengan berbagai dukungan termasuk Prof.Mukhlis untuk
membuat ijin radioterapiku dapat diloloskan dari halangan prosedur. Walaupun
sulit, ayah terus menggunakan berbagai cara untuk memperjuangkan serta
menyakinkan pihak rumah sakit. (SKUT,130)
Setelah Prof.Mukhlis menyerah pada penyakitku, kami pun memilih utnuk
dirawat di rumah. Aku menjalani hidupku sehari-hari seperti biasanya. Hanya
obat-obatan yang disuntikkan ke tubuhku saja yang menjadi harapan terakhirku
bertahan melawan kanker ini. Walaupun Prof. sudah menyerah tapi ayah tidak
begitu saja putus asa. Ayah tetap mencari jalan keluar. Ayah sadar bila seorang
Prof. Terbaik di Indonesia sudah menyerah maka ia harus mencari dari luar.
Beliaupun memilih mencari pengobatan di Singapura. (SKUT, 149)
Ketika pak Jody menyadari bahwa kanker yand ada di dalam tubuh Keke
benar-benar tidak bisa di leyapkan, akhirnya pak Jody mengikhlaskan Keke untuk
pergi selamanya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
“keke.. keke udah bangun?” tanya ayah dan diikuti yang lain.
“ayah,maaf.. Keke pergi tanpa pamitan!” ujarku
Dan ayah mulai bingung dengan pernyataanku barusan. Dengan suara yang
pelan karena aku tak snaggu bicara, serasa ada bola di mulutku.
“gapapa, Keke mau pergi, pergi aja. Ayah udah ikhlas kok!!”
Ujar ayah yang mulai mengerti maksudku.
Demikianlah karakter tokoh bawahan novel Surat Kecil untuk Tuhan yaitu pak
Jody digambarkan sebagai karakter sosok ayah yang sangat berjuang untuk anak-
anaknya. Karakter yang mampu menjadi motivasi untuk siapa saja agar tidak mudah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
menyerah dan selalu optimis di dalam mengahadapi setiap persoalan di dalam
kehidupan ini.
b. Pak Iyus
Pak Iyus adalah salah satu karyawan ayah Keke. Pak Iyus berkerja sebagai
ajudan sekaliguss supir pribadi keluarga Keke. di dalam novel Surat Kecil untuk
Tuhan digambarkan karakter Pak Iyus adalah sosok orangtua yang baik di dalam
keluarga Keke. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
“...eh ngomong-ngomong, jangan sampai kelupaan neh! Ada satu lagi
karyawan ayah namanya pak Iyus, yang biasa aku panggil pak Yus. Dia
orangnnya lucu, bersahabat, dan sangat loyal terhadap keluargaku. Dia sudah
aku anggap sebagai keluargaku sendiri bahkan dia seperti ayah keduaku.”
Keberadaan pak Yus di dalam keluarga Keke tak hanya sebagai karyawan yang
bertugas sebagai supir pak Jody, namun sudah dianggap sebagai keluarga pak Jody.
Ketika kondisi Keke sudah terserang penyakit kanker itu, pak Jody mempercayakan
pak Yus untuk menemani Keke ke sekolah karena Keke mulai bosan di rumah dan
ingin kembali sekolah seperti pada kutipan berikut.
Aku hanya tersenyum. Pak Yus membawakan tasku. Kami pun berjalan, dan
sepanjang perjalanan semua mata memandangku aneh. Sobat, taukah
bagaimana perasaanku ketika semua orang mulai melihatku dengan aneh? Ya,
semua berpikir dengan apa yang terjadi. Keke yang biasanya tampil ceria dan
cantik kini berubah menjadi sosok aneh dengan bola tenis di wajahnya.
Untuk menghindari pandangan-pandangan aneh orang terhadapku, aku
langsung berlari menuju kelas dan duduk di kursiku. Pak Iyus meletakkan
tasku, lalu menunggu di luar kelas untuk berjaga-jaga. Teman-teman sekelasku
muali berbisik-bisik kecil tentangku. Aku dapat merasakan pembicaraan itu
tapi hanya bisa terdiam... (SKUT, 52)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
Karakter pak Iyus di dalam cerita juga di gambarkan sosok yang tidak tegaan,
sehingga pak Yus terpaksa berbohong menjawab ketika Keke menanyakan apa yang
sebenarnya terjadi pada dirinya. Hal tersebut terllihat di dalam kutipan berikut.
Aku sadar pak Iyus hanya mencoba menenangkan hatiku. Paras mimik
wajahnya berubah seketika, ketika mendapat pertanyaan dariku. Dari sana aku
melihat ia berbohong dan aku sadar ia berbohong untuk membuatku tidak
takut. Aku memang ketakutan, sangat ketakutan. Hanya aku ingin mencoba
yakin kalau aku tidak terkena tumor seperti yang ibu tadi itu bilang. Saat
pulang ke rumah aku langsung mencoba mencai info tentang penyakit ini lewat
internet. (SKUT, 58)
Kebaikan karakter tokoh Pak Iyus juga terlihat ketika pak Iyus menggendong
Keke masuk ke kelas untuk ujian karena Keke yang dalam kondisi tidak mampu lagi
berjalan namun tetap ingin ikut ujian. Hal tersebut terlihat di dalam kutipan berikut.
Dengan menggendongku, pak Iyus mengantar aku sampai duduk dikursi ujian.
Semua orang memperhatikanku, tapi aku berusaha tegar dan berkonsentrasi
pada ujianku hari ini. Saat teman-teman bertanya mengapa aku digendong, aku
hanya bilang sedang lemas... (SKUT, 190)
Karakter pak Yus di dalam cerita novel Surat Kecil untuk Tuhan adalah
sosok yang dipercaya oleh Pak Jody, sehingga Keke pun sudah menganggapnya
senagai keluarga. Ketika Keke merasakan khawatir terhadap apa yang
dirasakannya pak Yus menjadi tempat Keke bercerita. Pak Yus pun memberi
Keke semangat. Hal tersebut terlihat di dalam kutipan berikut.
Kekhawatiran itupun kuceritakan pada pak Yus, orang yang sudah kuanggap
sebagai keluargaku, orang yang sering menjadi tempat curahan hatiku. Pak
Iyus dengan tenangnya memberikan semangat padaku...
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
“kamu tenang aja, Ke... nggak usah khawatir. Ada ayah, ada kak Chika, ada
kak Kiki dan ada pak Iyus yang nemenin kamu kemana aja. Pokoknya kamu
tenang aja... medingan kita lanjutkan makan kita ini, oke?” ujar pak Iyus
sambil mengajakku bercanda. (SKUT, 113)
Demikianlah karakter tokoh bawahan novel Surat Kecil untuk Tuhan yaitu pak
Iyus digambarkan sebagai karakter sosok orangtua yang sangat memiliki loyalitas di
dalam keluarga Keke. Karakter yang mampu menjadi motivasi untuk siapa saja agar
belajar menjadi orang yang bisa dipercaya di dalam kehidupan ini.
c. Andi
Andi adalah kekasih Keke, orang yang dicintai Keke. Karakter Andi di dalam
cerita novel Surat Kecil untuk Tuhan adalah karakter yang mencintai Keke apa
adanya meskipun wajah Keke berubah akibat pengaruh penyakit kanker yang
menyerangnya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
“Keke, Andi tau kamu marah terhadap keadaan! Tapi menyiksa diri seperti ini
ini bukanlah Keke yang sesungguhnya?! Keke yang sesungguhnya adalah
orang yang Andi cintai dan seorang gadis yang tabah. Keke yang andi cintai
adalah putri yang selalu tersenyum dan riang dalam keadaan apa pun!
Ungkapnya.
“Keke.. sampai kapanpun kamu adalah Keke yang Andi kenal.”
“walau dengan wajah seperti ini??”
“Andi tidak akan pernah berpikir wajah Keke seperti apa. Yang Andi suka dari
Keke adalah sifat Keke. Keke seorang gadis yang kuat. Itu yang membuat Andi
cinta sama Keke.” (SKUT, 73)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karakter Andi sangat berpengaruh terhadap tokoh Keke. Ketika Keke hendak
di kemoterapi, Andi datang memberikan semangat. Andi menjadi salah satu
penyemangat bagi Keke. Hal itu terlihat pada kutipan ini.
Aku bahagia saat menjalani proses kemoterapi ini. Aku tidak merasa kesepian.
Aku begitu bahagia saat melihat seluruh teman-temanku datang. Mereka
datang untuk membuatku gembira dan memberikan dukungan padaku untuk
menjalani kemoterapi ini. Aku tidak lagi kesepian seperti ketika aku harus
berkeliling mencari pengobatan alternatif yang jauh hingga pantatku terasa
pegal. Seluruh sahabat yang kucintai datang memnerikan semangat laur biasa
dalam diriku. Dan yang paling membuatku menjadi lebih semangat, Andi
kekasihku juga hadir untuk memberikan dukungan untukku.
Sesaat sebelum memasuki ruangan kemoterapi, Andi datang memegang
tanganku. Kemudian berkata,
“Keke. Yang kuat ya.. Andi di sini menunggu kamu..” (SKUT, 83)
Karakter Andi yang sangat mencintai Keke membuat Keke tidak tega jika
suatu hari nanti dirinya akan meninggalkan Andi. Andi selalu menyuruh Keke untuk
optimis dengan kesembuhannya. Namun tetap saja Keke mengambil keputusan untuk
mengakhiri hubungan mereka. Seperti terlihat pada kutipan berikut.
Sedih rasanya bila aku harus pesimis untuk sembuh sedangkan Andi selalu
yakin aku akan sembuh. Aku pun harus jujur padanya tentang cinta untuk
kebaikan kami bersama. Malam itu lewat ayah aku meminta Andi datang
padaku. Aku berpikir untuk bicara serius tentang perpisahan kami. Andi datang
dengan gagahnya seperti biasa, dan kami duduk bersama di ruang tamu. Ayah
pun membiarkan kami bersama untuk bicara. (SKUT, 154)
e. Prof.Mukhlis
45
Prof.Mukhlis adalah seorang dokter untuk Keke yang dipilih oleh ayahnya di
dalam menghadapi kanker yang ada di dalam Tubuh Keke. orang yang dicintai
Keke karena Prof.Mukhlis adalah seorang dokter yang berpengalaman selama 20
tahun mengahadapi kanker. Karakter Prof.Mukhlis di dalam cerita novel Surat
Kecil untuk Tuhan adalah dokter dengan karakter yang ramah, hangat dan baik.
Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
Hari yang dijanjikan pun tiba. Ayah membawaku bertemu dengan
Prof.Muhklis. saat melihatnya, aku langsung merasakan keramahan dari
sosoknya. Sobat, taukah apa yang terjadi ketika aku bertemu dengannya?
Hatiku merasa senang. Tadinya kupikir akau akan bertemu dengan dokter-
dokter yang sama yang melihatku lalu mengatakan bahwa mereka tidak
sanggup. Bahkan mereka tseolah menghindari menatap dan bicara padaku.
Mereka lebih memilih bicara dengan ayahku, bukan kepadaku. (SKUT, 77)
Berbeda dengan yang lainnya, Prof.Mukhlis lebih ingin bicara secara
pribadi padaku.Beliau orangnya hangat dan baik... (SKUT, 78)
Prof.Mukhlis adalah sosok dengan karakter pesimis, ketika dia menemukan
bahwa kanker yang sempat lenyap dari wajah Keke muncul kembali Prof.Mukhlis
juga terlihat menenangkan pak Jody ketika akan melakukan kemoterapi terhadap
Keke untuk mengahadapi kanker tersebut. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
berikut.
“kita coba lakukan hal yang sama, yaitu dengan kemoterapi satu seri lagi,
dilanjutkan dengan radioterapi dengan disinar. Jika ini belum berhasil maka
akan saya diskusikan dengan teman-teman saya di Universitas Indonesia. Kita
berdoa saja, semoga cara ini berhasil.” Kalimat pesimis dari prof.Mukhlis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
“Ya Tuhan.. kenapa harus Keke yang menerima semua ini? Dia masih etrlalu
kecil untuk mengahadapi cobaan Kanker untuk kedua kalinya!” ujar ayahku
sambil menangis.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh ayah selain menangis. Prof.Mukhlis
berusaha membuat ayah tenang dan berkata.....
“kekuatan yang paling membuat Keke sanggup bertahan adalah diri anda pak
Jody. Tunjukkan kekuatan itu untuk membuat Keke lebih kuat dari siapapun”.
(SKUT, 115)
asa. Prof.Mukhlis merasa marah pada dirinya karena tidak dapat menyelamatkan
Keke dari kanker mematikan itu. Prof.Mukhlis pun dengan berat hati berkata jujur
tentang hal tersebut kepada Keke. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut.
Dan yang lebih menyedihkan dari semua itu adalah ternyata usaha itu sia-
sia. Laser itu tidak mamPu melenyapkan kanker itu. Prof.Mukhlis masih
menemukan kanker itu menetap di wajah dan tubuhku. Ia benar-benar
sangat marah dengan kemampuannya yang tidak mampu menyelematkan
hidupku dari kanker. dengan wajah bersedih hati, ia masuk ke kamarku saat
aku dan ayah sedang sarapan.
“Keke, kamu sudah besar dan kamu sudah saya tangani dua tahun lamanya.
Kali ini untuk pertama kalinya saya harus jujur. Dengan sangat menyesal...
saya tidak bisa melenyapkan kanker itu seperti dulu. Ini adalah kesedihan
terbesar dalam hidup saya.. saya minta maaf sebesar-besarnya.. saya
menyerah.. kali ini hal terakhir yang bisa saya lakukan hanya berdoa kepada
Tuhan agar ada mujizat untuk kita semua.. terutama untuk Keke. (SKUT
143)
Demikianlah karakter tokoh bawahan novel Surat Kecil untuk Tuhan yaitu
Prof.Mukhlis. seorang dokter yang berpengalaman di bagian kanker selama 20 tahun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melayani pasiennya. Prof.Mukhlis merupakan motivasi bagi dokter-dokter lain agar
melakukan yang terbaik untuk setiap pasien meskipun pada akhirnya tidak ada
kesembuhan.
semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. satu
periode sejarah. Biasanya, latar diketengahkan lewat baris-baris kalimat deskriptif.
Di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan, latar di bagi menjadi tiga bagian, yaitu latar
tempat, dan latar waktu. Berikut hasil analisis latar novel Surat Kecil untuk Tuhan.
1) Latar Tempat
Latar tempat di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan secara eksplisit
disebutkan dengan nama-nama tempat terjadinya peristiwa tersebut. Sehingga
pembaca secara langsung mengetahui tempat nama tempat tersebut. Latar tempat
secara garis besar di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan dibagi menjadi empat,
yaitu rumah Keke, sekolah Keke, rumah sakit dan singapura.
2) Latar Waktu
Latar waktu dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan ini yaitu latar waktu parsial.
Latar waktu parsial ini pun dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kata-kata yang
langsung merujuk pada waktu dan kalimat-kalimat yang dii asosiasikan pada waktu.
Kata-kata yang lagsung merujuk pada waktu pada novel Surat Kecil untuk Tuhan ini
meliputi kata pagi hari dengan berbagai variasi seperti, pagi-padi sekali, tadi pagi,
sore, malam hari, tadi malam, dan sepanjang malam. selain itu terdapat juga kata-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
kata lain yang langsung merujuk pada waktu seperti sepanjang waktu, keesokan
harinya, hari nii, esok harinya, besok, seharian, empat hari berlalu, setelah hari itu,
setiap harinya, selama lima hari lima hari, tiga hari lamanya, sepanjang waktu,
setelah sepuluh hari, dan satu bulan berlalu seperti terlihat pada kutipan berikut.
Keesokan harinya kalau aku berjalan, aku menjadi hati-hati dan selalu
memperhatikan rok yang aku pakai.
Hari ini sama seperti biasanya. Sepulang sekolah aku menghabiskan waktu untuk
membaca komik.
Sepanjang waktu berganti pakaian aku hanya bertanya dalam hatiku, ada apa
dengan diriku?
Akhirnya satu harian ini aku hanya berada dikelas hingga kelas usai.
Setiap harinya obat-obatan yang dibawakan Mas Indung menjadi santapanku.
Bahkan selama lima hari itu aku tidak bersekolah.
Satu bulan berlalu sejak pencarian pengobatan tradisional yang kulalui dan tiba
akhirnya dipencariannterakhir yang bisa kami lakukan.
4 bulan berlalu... liburan panjang telah usai.
Esok harinya ketika aku sedang bermain dengan Moni kucing kesayanganku, ayah
mengajak aku pergi bersama Pak Iyus.
Setelah sepuluh hari di rumah sakit, aku pulang ke rumah untuk menanti
kemoterapi selanjutnya.
4.1.4 Tema
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman
manusia: sesuatu yang menjadikan pengalaman begitu diingat. Tema merupakan
elemen yang relevan dengan setiap peristiwa dan detail sebuah cerita. Fungsi tema
telah sepenuhnya diketahui, namun identitas tema sendiri masih kabur dari
pandangan. Yang jelas, istilah tema amat sulit dijelaskan. Dalam menganalisis tema
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
sebuah cerita, kita hendaknya berpegang teguh pada apa yang telah diniatkan sejak
awal (menemukan tema yang “sesuai dengan cerita”).
Tema yang terdapat di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan terdapat dua jenis, yaitu
tema sentral dan tema bawahan. Berikut hasil analisis tema pada novel Surat Kecil
untuk Tuhan.
1). Tema sentral
Tema sentral dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan adalah tentang perjuangan.
seseorang yang berjuang melawan penyakit ganas yang menyerangnya. Secara tiba-
tiba keke divonis mengidap penyakit kanker mematikan. Tentunya hal itu sangat
berat utnuk diterima anak seusianya. Keke tidak mau jika dirinya berbeda dari anak-
anak normal seusianya, sehingga Keke tetap ingin bersekolah. Sampai pada waktu
dimana kanker itu melemahkan keke, keke tetap berjuang utk mengikuti ujian
sekolahnya. Di samping itu, di usia anak remaja seperti Keke , menjalani
pengobatan dengan cara kemoterapi adalah hal yang sangat menyakitkan. Namun
Keke tetap berusaha tegar dan kuat mengahadapi kenyataan itu hingga akhirnya
Keke harus menyerah dan kanker itu pun membawanya pergi dari kehidupannya
untuk selamanya. Dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan menggambarkan tentang
perjuangan keke. Meskipun dokter sudah menvonis Keke tidak akan lama hidup di
dunia ini, tapi ayah keke dan Keke sama-berjuang melawan kanker tersebut.
Berbagai cara ditempuh untuk kesembuhan keke mulai dari metode pengobatan
tradisional hingga akhirnya Keke harus menjalani metode pengobatan kemoterapi.
Meskipun akhirnya harus menyerah terhadap penyakit tersebut namun perjuangan
yang dilakukan oleh Keke dan ayahnya patut diacungi jempol.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2). Tema bawahan
Adapaun yang menjadi tema bawahan di dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan
adalah sebagai berikut,
a) Motivasi untuk selalu Sabar
Dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan digambarkan Keke adalah orang selalu
sabar. Meskipun harus menghadapi penyakit mematikan, namun keke tetap berusaha
tegar agar orang-orang yang sekelilingnya tidak bersedih. Hingga akhirnya keke
harus menyerah terhadap penyakit mematikan tersebut, keke berusaha meninggalkan
pesan untuk orang-orang yang ditinggalkannya agar ikhlas merelakan dirinya.
b) Keikhlasan
Dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan juga menggambarkan tentang keiklhasan
Keke. Di mana untuk anak seusia Keke menjadi ikhlas adalah hal yang sulit. Keke
sebenarnya sangat sulit menerima kenyataan bahwa dirinya menjadi berbeda dengan
anak-anak lain yang seusianya. Keke harus bergelut dengan rumah sakit yang
menjadi tempatnya untuk melawan penyakit kanker yang bersarang di wajahnya.
Keke sering mengalami sakit yang membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti anak-
anak yang lain. Meskipun demikian kita dapat melihat satu sisi keikhlasan yang
dimiliki Keke, di mana tokoh Keke tetap berusaha ikhlas menerima kenyataan bahwa
dirinya harus dilumpuhkan oleh penyakit kanker itu.
c) Perjuangan
menyusun detail cerita agar tercaai pola-pola yang bermakna. Beberapa sarana dapat
ditemukan dalam setiap cerita seperti konflik, klimaks, tone dan gaya, dan sudut
pandang. Sarana-sarana sastra lainnya seperti simbolisme sangat jarang dihadirkan.
Sarana-sarana sastra didalam cerita yang diteliti yaitu judul, sudut pandang, dan gaya
dan tone.
4.2.1 Judul
Sebuah judul tidak selalu relevan terhadap gaya yang diampunya sehingga
keduanya membentuk suatu kesatuan. Novel Surat Kecil untuk Tuhan menceritakan
tentang perjuangan hidup gadis remaja yang divonis mengidap penyakit kanker
ganas. Surat kecil untuk Tuhan merupakan simbol di mana gadis kecil tersebut ingin
menyampaikan sesuatu kepada Tuhan tentang apa yang di alaminya. Berikut terlihat
dari puisi yang berjudul Surat Kecil untuk Tuhan.
Surat Kecil untuk Tuhan
Tuhan...
Aku berharap tidak ada lagi hal yan sama terjadi padaku,
Terjadi pada orang lain.
Tuhan...
Tuhan...
Untuk mem