Non Skeletal Kerja Vitamin d

13
  JURNAL KERJA NON-SKELETAL DARI VITAMIN D Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Program Pendidik an Profesi Kedokteran Bagian OBSGYN Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia RSUD BEKASI Pembimbing : Dr. CHRISTOFEL PANGGABEAN, SPOG Disusun oleh : Sabar Anggiat Maruli (04-076) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD BEKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA  JAKARTA 2011 1

Transcript of Non Skeletal Kerja Vitamin d

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 1/13

 JURNAL

KERJA NON-SKELETAL DARI VITAMIN D

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Program Pendidikan Profesi

Kedokteran

Bagian OBSGYN

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

RSUD BEKASI

Pembimbing :

Dr. CHRISTOFEL PANGGABEAN, SPOG

Disusun oleh :

Sabar Anggiat Maruli

(04-076)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RSUD BEKASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

 JAKARTA

2011

1

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 2/13

KERJA NON-SKELETAL DARI VITAMIN D

Penelitian Berbasis-Bukti

(Evidence-based non-skeletal actions of vitamin D)

Patricia Muszkat Aku; Marilia Brasilio Rodrigues Camargo Aku; Luiz Henrique Maciel Griz II; MariseLazaretti-Castro saya

Saya Divisão de Endocrinologia, Unidade de Metabolismo Osseo e Mineral, Escola Paulista de Medicina, Universidade Federal deSão Paulo (Unifesp / EPM), São Paulo, SP, Brasil

Departamento de Medicina II, Divisão de Endocrinologia, Rumah Sakit Agamenon Magalhães, Sistema Unico de Saúde (SUS),Universidade de Pernambuco (PDU), Recife, PE, Brasil

RINGKASAN

Vitamin D adalah regulator utama homeostasis mineral , mereka bekerja terutama pada ginjal, saluran

pencernaan, tulang / Skeletal dan kelenjar paratiroid. Pada jaringan tersebut, bentuk aktifnya yaitu

calcitriol, beraksi dengan mengikat reseptor nuklir khusus yang masih merupakan famili dari reseptor 

hormon steroid/ tiroid . Reseptor ini, telah teridentifikasi pada beberapa tambahan jaringan manusia. Jadi,

selain dari aksi tradisional yang berhubungan dengan kalsium, vitamin D dan analog sintetiknya, semakin

diakui berperan dalam anti-proliferasi, pro-differentiative dan aktifitas imunomodulator. Rendahnya level

vitamin D (dalam tubuh) telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis. Penurunan fungsi otot dan

meningkatknya risiko "jatuh" pada orang tua,kanker prostat, kanker payudara dan kanker kolorektal;

diabetes melitus, dan masalah kesehatan lainnya dikaitkan dengan level sirkulasi yang rendah dari 25-

hydroxyvitamin D. Makalah ini menyajikan ikhtisar bukti ilmiah yang tersedia untuk kerja non-calcemic 

(tidak beruhubungan dengan kalsium) dari vitamin D pada manusia.

Keywords: Vitamin D, metabolisme, defisiensi, kanker, kekuatan otot, kalsium

2

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 3/13

PENDAHULUAN

itamin D3 sebenarnya lebih merupakan prohormon dibanding vitamin. Dihasilkan di kulit melalui

iradiasi ultraviolet 7-dehydrocholesterol (Gambar 1). Beberapa nutrisi seperti lemak ikan, telur dan produksusu juga mengandung vitamin D3, tetapi mereka tidak dikonsumsi sesering yang diperlukan sebagai

salah satu faktor makanan yang esensial. Sumber utama vitamin D3 kita adalah melalui produksi

endogen (1). Persyaratan yang adekuat yang diperlukan untuk pembentukan vitamin D, dapat tercapai

 jika eksposisi kulit dengan radiasi ultraviolet matahari terjadi secara teratur dan aman. Korelasi antara

paparan sinar matahari dan konsentrasi plasma 25-hydroxyvitamin D (25OHD) menjadi jelas terlihat

ketika dievaluasi selama beberapa bulan dalam setahun. Terdapat variasi musiman yang jelas dalam hal

level / tingkatan tersebut pada orang tua dan bahkan pada orang muda (2,3). Pada populasi orang tua

yang tinggal di Sao Paulo, Brasil, level 25OHD setelah musim panas, dua kali lebih tinggi dibandingkan

yang diamati setelah musim dingin,masing-masing di 67,2 nmol / L dan 29,1 nmol / L, (2). Pada orang

muda yang tinggal di kota yang sama, kita juga menemukan variasi musiman tapi angkanya terlihat lebih

rendah; level 25OHD mereka saat musim panas adalah sekitar 30% lebih tinggi daripada konsentrasi

saat musim dingin (3).

Berkat pergerakan migrasi pada populasi dunia dan perubahan perilaku yang dapat disaksikan

pada abad ini , eksposisi tubuh terhadap matahari menjadi lebih jarang, dan kekurangan vitamin D, kini

telah mencapai tingkat epidemi di seluruh dunia (4). Bahkan di negara yang bermandikan matahari tiap

tahun nya , seperti Brasil , data nya tak kalah mengesankan: 71,2% dari 55,8% orang tua yang hidup

bebas (tidak tinggal di panti jompo) dari kota Sao Paulo (23 °S) memiliki level 25OHD yang sangat

rendah (<50 nmol / L dan < 20 ng / mL), dan hampir sama proporsinya dengan hiperparatiroidisme

sekunder,masing-masing 61,7% dan 54,0%, ( Gambar 2 ) (5). Untuk alasan praktis kita harus ingat

bahwa waktu pemaparan (tubuh terhadap matahari) selama 10 menit tiga kali seminggu , dengan kepala

dan lengan yang tidak tertutup akan cukup adekuat untuk mencegah kekurangan vitamin D bagi tubuh

(4,6,7).

Sebuah randomisasi meta-analisis percobaan terkontrol , diterbitkan pada tahun 2007, yaitu

hubungan antara suplementasi vitamin D dan kematian total. Dosis harian rata-rata dari suplemen vitamin

D berkisar antara 400 IU untuk 833 IU. Para penulis menyimpulkan bahwa asupan dosis umum suplemen

vitamin D tampaknya terkait dengan penurunan total angka kematian. Hubungan antara status awal

vitamin D , dosis suplemen vitamin D dan angka rata - rata kematian total tetap membutuhkan suatu

penyelidikan yang mendalam (8).

3

V

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 4/13

METABOLISME VITAMIN D

Vitamin D adalah sebuah penunjuk dari secosteroid , karena salah satu struktur cincin

cyclopentanoperhydrophenanthrene memutus ikatan karbon-karbon ( Gambar 1 ). Vitamin D3 mengalamidua reaksi hidroksilasi , 25-hidroksilasi di hati dan l 1-α-hidroksilasi di ginja, untuk menghasilkan hormon

aktif 1α, 25 dihydroxyvitamin D3 [1,25(OH)2D3]. Hormon steroid 1,25(OH)2D3 berinteraksi dengan

reseptor vitamin D tunggal dalam inti sel untuk mengerahkan fungsi biologisnya. Juga diketahui bahwa

metabolit aktif  1,25(OH)2D3 memainkan peran penting dalam kesehatan dan metabolisme mineral

tulang , bagaimanapun juga, 1,25(OH)2D3 memiliki jangkauan lebar aksi non-calcemic , tindakan yang

 juga berguna untuk meningkatkan kesehatan yang optimal (7,9,10).

Reseptor vitamin D (VDR) adalah anggota phosphoprotein dari superfamili Nuclear reseptor yang

berfungsi sebagai faktor transkripsi ligand-dependent . VDR terikat sebagai heterodimer dengan reseptor 

X retinoid (RXR) untuk mengulang proses Hexameric , ditandai sebagai elemen responsif vitamin D , yang

hadir di wilayah regulasi gen target banyak seperti osteocalcin, osteopontin, calbindin-D28K, calbindin-

D9K, TGF-β2 dan vitamin D 24-hidroksilase. Banyak faktor seperti glukokortikoid, estrogen, retinoid,

tingkat proliferasi sel dan transformasi dapat memodulasi tingkat VDR (11). Kloning molekul VDR dan

identifikasi ekspresi secara luas pada jaringan manusia membawa para peneliti untuk mencurigai bahwa

sistem endokrin vitamin D memiliki fungsi fisiologis tambahan di luar homeostasis kalsium.

Vitamin D dan VDR telah terbukti memainkan peran penting dalam sistem kekebalan,

kardiovaskular , reproduksi dan pertumbuhan rambut. Beberapa sel atau jaringan memiliki ekspresi VDR

yang rendah atau bahkan tidak ada sama sekali , seperti sel-sel darah merah, sel-sel otot lurik matang

dan beberapa sel-sel otak , seperti sel-sel Purkinje dari serebelum (10). Sebuah langkah penting dalam

mempelajari fungsi 1,25(OH)2D3 adalah generasi VDR- dan 1α-hidroksilase-nul di mencit (12).

Tabel 1 . merangkum fitur non-tradisional 1,25(OH)2D3 jaringan target pada VDR-null pada mencit.

DEFISIENSI VITAMIN D DAN PENYAKIT NON-SKELETAL

Rendahnya level vitamin D telah dikaitkan dengan penyakit dan kondisi kronis. Temuan

epidemiologis, studi genetik dan uji klinis telah diterbitkan dan telah menunjukkan bukti kuat dari

hubungan ini (13,14). Sebagian besar penelitian in vitro mendukung temuan - temuan epidemiologi dan

klinis. 1,25(OH)2D3 memiliki efek anti-proliferasi dan pro-differentiative yang poten dalam berbagai jenis

sel, dan dampaknya telah diuji dalam berbagai jenis sel kanker seperti prostat, payudara, ovarium, usus,

skuamosa dan leukemia .

4

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 5/13

Berbagai gen target yang diidentifikasi melalui studi ini mencerminkan tindakan pleiotropic dari

1,25(OH)2D3. Proses selular yang biasa menjadi target dari 1,25(OH)2D3 pada barisan sel kanker yang

berbeda mencakup : Progresi siklus-sel , apoptosis, adhesi selular, stres oksidatif, fungsi kekebalan dan

metabolisme steroid (15).

Review ini menjelaskan beberapa penyakit yang paling penting (terkait proses tersebut).

Kanker Payudara

Studi epidemiologi telah menunjukkan hubungan terbalik antara paparan matahari dan insiden

kanker payudara yang tinggi (12). Sebuah meta-analisis vitamin D dan pencegahan kanker payudara

menemukan penurunan risiko kanker payudara sebesar 45%, bagi mereka yang berada pada kuartil

sirkulasi 250HD tertinggi (60 nmol / L) dibandingkan dengan mereka yang berada pada level terendah.

Tidak ditemukan hubungan antara tingkat sirkulasi 1,25(OH)2D3 dengan kanker payudara (16). VDR

diekspresikan dalam jaringan mammae serta sel-sel kanker payudara yang merupakan target yang

potensial untuk kerja hormon. Selain memiliki sifat anti-proliferasi, vitamin D juga dapat mengurangi

keganasan sel kanker dan bertindak sebagai agen anti-angiogenesis (12).

Bukti lain yang menghubungkan vitamin D dan kanker payudara adalah kenyataan bahwa

wilayah kromosom 20q13.2, yang berisi 24-hidroksilase diperkuat pada kanker payudara (12). Karena 24-

hidroksilase terlibat dalam degradasi 1,25(OH)2D3, amplifikasi yang dapat menyebabkan penurunan

kadar serum vitamin D , menyediakan sebuah lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan sel dalam

keadaan dimana tidak adanya kontrol pertumbuhan yang dimediasi vitamin D. Mekanisme yang tepat

yang mendasari penghambatan pertumbuhan oleh vitamin D pada kanker payudara masih belum jelas,

namun data - data mendukung suatu kesimpulan bahwa vitamin D terlibat dalam penghentian

pertumbuhan / Growth Arrest  pada stage G0/G1, apoptosis sel juga mengacaukan (sirkulasi) estrogen

dan faktor pertumbuhan yang di mediasi sinyal bertahan hidup dari sel , serta angiogenesis(12).

Semua fitur anti-tumoral ini , menunjukkan bahwa sifat vitamin D dan VDR bisa dieksplorasi

untuk tujuan terapi pada kanker payudara, dan beberapa analog dari 1,25(OH)2D3 dengan efek anti-

proliferasi yang kuat tetapi kurang (menyebabkan) efek hiper-calcemic sedang dikembangkan dan diuji

untuk penggunaan klinis (9).

Kanker usus besar 

Studi epidemiologis telah menyarankan adanya keterlibatan vitamin D dalam proses patogenesis tumor 

5

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 6/13

kolorektal. Hubungan terbalik / Inverse telah dilaporkan antara level vitamin D dengan timbulnya kanker 

usus besar (12).

Peningkatan protein VDR ditemukan pada tumor kolon lebih dibandingkan jaringan normal (12). Selain

memiliki VDR , sel-sel kolon juga memiliki kemampuan untuk mensintesis 1,25(OH)2D3 dari 25-

hidroksivitamin D 3 oleh aksi lokal melalui aktivitas1-hidroksilase. Dibalik semua fakta ini, baru-baru initelah dilakukan ranomisasi , double-blind , percobaan plasebo-terkontrol yang melibatkan 36.282 wanita

dari Women's Health Initiative, menemukan bahwa suplemen harian kalsium (1.000 mg) dengan

vitamin D (400 IU) selama tujuh tahun , tidak berpengaruh pada insiden kanker kolorektal , pada wanita

postmenopause. Di sisi lain, asupan 2000 UI / hari vitamin D mungkin mengurangi sebesar 27% kejadian

kanker kolorektal di Amerika Utara (17,18).

Kanker prostat

Laboratorium studi in vitro telah menunjukkan bahwa 1,25(OH)2D3 dan analog sintetik nya telah

menghambat proliferasi dari sel kanker prostat (12). Studi epidemiologis juga menunjukkan bahwa

peningkatan paparan sinar UV dapat melindungi terhadap kanker prostat, namun temuan ini

bertentangan dan membutuhkan investigasi lebih lanjut untuk mendukung hubungan tersebut.

Polimorfisme dari gen VDR yang mempengaruhi reseptor pengikat 1,25(OH)2D3 dapat mengubah

aktivitas biologis vitamin D dan memberikan kerentanan yang berbeda untuk kanker prostat.

Dalam meta-analisis yang dilakukan oleh Yin dan cols. (19), 36 publikasi pada asosiasi dari Taql,

Apal, Bsml, Fokl dan CDx2 polimorfisme nukleotida tunggal dalam kerentanan terhadap kanker prostat

telah diidentifikasi. Para penulis menyarankan bahwa alel Taq 1 t dan 1 BSM dikaitkan dengan

pengurangan risiko kanker prostat pada semua populasi penelitian, sedangkan Fok 1 alel f dikaitkan

dengan peningkatan risiko kanker di antara populasi Kaukasia (19). Menurut bukti terbaru, 25OHD

mungkin memainkan peran dalam regulasi proliferasi sel di prostat. Hal ini terutama bertindak langsung

melalui VDR, tetapi mungkin juga sebagian bertindak melalui 1alpha-hidroksilasi dalam prostat.

Kurangnya aksi vitamin D mungkin juga disebabkan oleh karena perubahan metabolisme atau

resistensi vitamin D. Resistensi Vitamin D mungkin disebabkan oleh beberapa mekanisme, dan

metabolisme lokal hormon vitamin D tampaknya memainkan peran penting dalam pengembangan dan

progresi dari kanker prostat (20).

Leukemia

1,25(OH)2D3 berperan dalam regulasi sistem kekebalan tubuh. Sel-sel dari garis keturunan

monosit / makrofag memiliki reseptor untuk 1,25(OH)2D3 , namun terlepas dari tahap aktivasi mereka.

6

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 7/13

Selanjutnya, 1,25(OH)2D3 mencetuskam diferensiasi prekursor monosit terhadap monosit / makrofag

dan meningkatkan fungsi monosit dalam presentasi antigen. Selain itu, 1,25(OH)2D3 juga memodulasi

produksi sitokin oleh limfosit (21).

Meskipun salah satu tindakan vitamin D non-klasik yang pertama dijelaskan adalah kemampuannyauntuk mecetuskan diferensiasi dan memblok proliferasi dari murine leukemia myeloid, uji klinis hingga

saat ini telah gagal mendapatkan hasil yang baik dalam manajemen klinis , ketika mereka menggunakan

1,25(OH)2D3 dan analognya , untuk mengobati sindrom myelodysplastic dan leukemia myeloid (22).

Multiple sclerosis

Studi epidemiologis telah terkait peningkatan multiple sclerosis dengan peningkatan lintang

geografis. Studi klinis telah menunjukkan bahwa kadar vitamin D rupanya rendah di antara pasien

dengan multiple sclerosis. Ada juga bukti bahwa cahaya UV dan calcitriol mengurangi gejala multiple

sclerosis (23).

Diabetes tipe 1

Kekurangan vitamin D ini banyak dijelaskan pada pasien penyakit diabetes mellitus tipe 1 (T1DM)

dari tempat yang berbeda (24,25). Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan risiko

T1DM. Kontrol glikemik dan resistensi insulin meningkat ketika koreksi yang adekuat dilakukan terhadap

kekurangan vitamin D dan suplemen kalsium . Studi juga telah menunjukkan peningkatan kejadian T1DM

ketika kekurangan vitamin D muncul di bulan pertama setelah lahir pada anak-anak (12,23).

Polimorfisme gen VDR mungkin terkait dengan risiko perkembangan T1DM, namun laporan yang

ada masih bertentangan (26,27). Karena 1,25(OH)2D3memiliki efek in vitro terhadap sekresi insulin dan

pada respon imunologi, ada beberapa saran bahwa kekurangan vitamin D mungkin memainkan peran

dalam perkembangan diabetes tipe 1, meskipun hipotesis ini masih harus dikonfirmasi.

Tipe 2 diabetes

Beberapa laporan telah menunjukkan peran vitamin D dalam regulasi fungsional sel beta

pankreas (28). Identifikasi reseptor untuk 1,25(OH)2D3 (29) dan ekspresi 1α-hidroksilase enzim dalam

sel-sel beta pankreatic (30) mendukung peran vitamin D dalam sel beta pankreas. Kekurangan vitamin D

menghambat sekresi insulin pankreas (31) dan berhubungan dengan intoleransi glukosa (32). Vitamin D

sangat penting untuk melepaskan insulin (33), dilain hal vitamin D juga mensuplementasi pengembalian

sekresi insulin (34). Dalam jaringan target insulin perifer , vitamin D dapat meningkatkan sensitivitas

insulin dengan menstimulasi ekspresi reseptor insulin (35). Sebuah survei cross-sectional besar 

7

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 8/13

menunjukkan hubungan terbalik yang signifikan antara 25OHD serum dan prevalensi diabetes (36).

Analisis prospektif terakhir dari Kohort inggris melaporkan asosiasi terbalik antara serum dasar 

25OHD dan status glisemik mendatang dan resistensi insulin (37), dan sebuah studi kohort Finlandia

menunjukkan hubungan terbalik antara serum dasar 25OHD dan risiko diabetes tipe 2 pada umur17tahun(38 ). Studi Kesehatan Perawat (39) menunjukkan bahwa wanita dengan asupan vitamin D setiap hari

rata-rata> 800 UI memiliki risiko 33% lebih rendah dari kejadian diabetes tipe 2 dibandingkan dengan

asupan <200 UI. Terlepas dari data pengamatan yang mendukung peran vitamin D dalam

pengembangan diabetes tipe 2, tidak menekankan bahwa kekurangan vitamin D akan menjadi penyebab

utama dari penyakit ini. Penelitian kohort lebih lanjut diperlukan untuk menguji hipotesis bahwa

kekurangan vitamin D merupakan penyebab diabetes, dan kita jelas perlu lebih banyak bukti bahwa

suplemen vitamin D mengurangi risiko diabetes.

Fungsi otot

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa vitamin D mempengaruhi metabolisme metabolit sel

otot melalui berbagai jalur: melalui mediasi transkripsi gen, melalui jalur cepat yang tidak melibatkan

sintesis DNA dan oleh varian alel dari VDR (40). Baik di model hewan maupun pada manusia, VDR telah

ditemukan dalam sel otot rangka yang secara khusus mengikat 1,25(OH)2D3. Suplemen vitamin D

menginduksi perubahan yang cepat dalam metabolisme kalsium sel otot yang tidak dapat dijelaskan oleh

  jalur genetik lambat. Bukti menunjukkan bahwa 1,25(OH)2D3 , mungkin melalui reseptor membran

vitamin D, bekerja langsung pada membran sel otot. Setelah 1,25(OH)2D3 membuat ikatan , beberapa

interaksi jalur second-messenger diaktifkan dalam sel otot, sehingga serapan kalsium ditingkatkan.

Kekuatan otot juga tampaknya dipengaruhi oleh genotipe VDR dalam sel otot. Berbagai kasus

telah menjelaskan bahwa kekurangan vitamin D yang berkepanjangan dikaitkan dengan kelemahan otot

yang parah, yang sering menimbulkan cacat ditandai dengan peningkatan (perbaikan) dengan

melakukan suplementasi vitamin D. Namun, beberapa studi telah dilakukan , di mana kekuatan otot

secara obyektif diukur dalam kaitannya dengan status vitamin D (10,41-43). Dalam studi prospektif,

double-blind, plasebo-terkontrol, uji coba secara acak pada orang tua yang tinggal di panti jompo di brazil

, menunjukkan bahwa 6 bulan suplemen vitamin D secara signifikan meningkatkan kekuatan otot

ekstremitas bawah meskipun tidak adanya latihan olahraga fisik yang teratur (Gambar 3) (44).

Kekurangan vitamin D juga telah berkaitan dengan peningkatan insiden "jatuh" pada orang tua..

Sebuah tinjauan sistematis terbaru termasuk delapan studi prospektif, double-blind, studi

randomisasi terkontrol menunjukkan bahwa vitamin D dalam dosis 700-1.000 UI / hari dapat mengurangi

risiko "jatuh" pada orang tua sebesar 19%. Dosis suplemen vitamin D kurang dari 700 IU atau kadar 

konsentrasi serum 25-hidroksi vitamin D setara 60 nmol / L tidak dapat mengurangi risiko "jatuh" di antara

individu yang lebih tua (45).

8

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 9/13

Penyakit kardiovaskular 

Bukti terbaru menunjukkan bahwa vitamin D mungkin memainkan peran dalam risiko kematian.

Bentuk peredaran utama vitamin D (dalam serum),yaitu 25OHD, telah dikaitkan dengan semua penyebabkematian pada individu dengan stadium akhir penyakit ginjal dan penyakit arteri koroner dan bahkan

dalam populasi umum (46). Bukti lebih lanjut menunjukkan bahwa suplemen vitamin D dapat menurunkan

angka kematian. Beberapa mekanisme dapat dipertimbangkan dalam hubungan antara vitamin D dan

penyakit kardiovaskular (CVD). Yang pertama adalah efek pada sistem renin-angiotensin (RAS) (47).

Vitamin D menghambat aktivitas renin, sehingga kekurangan vitamin D mengaktifkan RAS. Vitamin D

 juga memiliki efek perlindungan terhadap CVD dengan menekan hipertrofi jantung .

Peradangan terlibat dalam proses aterosklerosis, yang merupakan kondisi dasar klinis dari CVD ,

menunjukkan vitamin D mungkin menekan kejadian CVD melalui fungsi anti-inflamasi nya. Hal ini

menunjukkan bahwa vitamin D berpengaruh dalam penghambatan kejadian CVD dari jalur yang berbeda(48).

Psikiatri dan gangguan neurologis

Kekurangan vitamin D adalah umum pada orang dewasa yang lebih tua dan telah terlibat dengan

gangguan psikiatri dan neurologi seperti depresi, multiple sclerosis, fibromyalgia, skizofrenia dan penyakit

Parkinson. Depresi secara kebetulan dikaitkan dengan perubahan tingkat 25OHD, namun hubungan ini

belum pernah dipelajari secara sistematis. Murphy dan Wagner (49) mengevaluasi, sebuah tinjauan

integratif, studi yang menyelidiki hubungan antara vitamin D dan gangguan mood pada wanita.

Para penulis menemukan hubungan yang signifikan antara gangguan mood dan tingkat 25OHD

rendah pada empat dari enam studi, yang menunjukkan bahwa beberapa mekanisme biokimia mungkin

terlibat di antara kedua variabel. Dalam sebuah studi cross-sectional untuk menyelidiki hubungan antara

status vitamin D dan kinerja kognitif, suasana hati dan kinerja fisik pada orang dewasa yang lebih tua,

menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan suasana hati yang rendah dan penurunan

dua dari empat evaluasi kinerja kognitif (50). Sebuah penelitian prospektif besar menemukan bahwa

tingkat sirkulasi vitamin D yang tinggi dikaitkan dengan risiko lebih rendah dari multiple sclerosis (51).

Selain itu, sebuah studi besar berbasis populasi kohort menunjukkan hubungan antara status depresi

dan tingkat keparahannya dengan penurunan level sirkulasi 25OHD dan peningkatan kadar PTH serum

pada orang tua (52). Asosiasi tersebut menjamin studi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi pengaruh status

vitamin pada gangguan psikiatri dan neurologi.

Infeksi mikroba

9

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 10/13

Kekebalan bawaan memainkan peran penting dalam pertahanan manusia. Respon imun bawaan

termasuk pengenalan invasi mikroba dan produksi peptida antimikroba seperti defensin dan cathelicidins

(10). Penemuan ekspresi VDR dalam sel inflamasi yang diaktifkan oleh sinyal cell (yang terinflamasi)

menunjukkan pentingnya vitamin D dan bentuk aktif 1,25(OH)2D3 dalam fungsi kekebalan tubuh (53).

Mengekspos monosit dan makrofag pada 1,25(OH)2D3meningkatkan chemotactic dan kapasitasfagositosis, fitur yang sangat diperlukan untuk sitotoksisitas sel tumor dan aktivitas microbacterial (10).

Imunitas antimikroba terkait vitamin D saat ini , mengusulkan bahwa ketika patogen terdeteksi oleh

masing-masing reseptor  respective Toll-like (reseptor pengenalan pola), VDR dan 1α-hidroksilase

ekspresi gen kemudian terinduksi (10,53). Hal ini menyebabkan 1α-hidroksilasi 25OHD, yang diambil dari

darah, kemudian berturut-turut mengikat sub 1,25(OH)2D3 untuk VDR tersebut. Gen cathelecidin

kemudian diaktifkan dan masing-masing protein kemudian disintesis untuk digunakan melawan patogen

yang telah dilalap si fagosit dari makrofag (53). Peningkatan 1,25(OH)2D3 dan hiperkalsemia telah

dikaitkan dengan TB paru aktif, dan studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa konsentrasi 25OHD

serum yang lebih rendah berkorelasi dengan peningkatan kerentanan terhadap tuberkulosis (54). Efek

menguntungkan dari suplementasi vitamin D pada pengobatan tuberkulosis telah dipelajari dalam uji

klinis secara acak, namun hasil yang bertentangan telah dilaporkan (53). Uji klinis lebih lanjut diperlukan

untuk menjelaskan aplikasi terapi yang potensial dari vitamin D dan analog sintetik terhadap TBC dan

penyakit menular lainnya (53).

KESIMPULAN

Dalam dua puluh tahun terakhir, vitamin D dan tindakan non-klasik nya , telah mengambil tempat

penting dalam beberapa skenario klinis. Setelah penemuan ini, studi epidemiologi dan intervensi telah

membuktikan banyak manfaat dari status kecukupan vitamin D dalam mencetuskan kesehatan yang

baik.Pencarian analog vitamin D sintetik tanpa aktivitas calcemic akan memungkinkan penggunaan klinis

dalam pencegahan dan pengobatan penyakit kronis, seperti kanker, diabetes, kelemahan otot dan

penyakit autoimun.

 

REFERENSI

1. Norman AW. From vitamin D to hormone D: fundamentals of the vitamin D endocrine system essential for good health. Am J ClinNutr. 2008;88(suppl):491S-9S. [ Links ]

2. Saraiva GL, Cendoroglo MS, Ramos LR, Araújo LM, Vieira JG, Kunii I, et al. Influence of ultraviolet radiation on the production of 25-hydroxyvitamin D in the elderly population in the city of Sao Paulo (23 degrees 34'S), Brazil. Osteoporos Int. 2005;16(12):1649-54. [ Links ]

10

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 11/13

3. Maeda SS, Kunii IS, Hayashi L, Lazaretti-Castro M. The effect of sun exposure on 25-hydroxyvitamin D concentrations in younghealthy subjects living in the city of Sao Paulo, Brazil. Braz J Med Biol Res. 2007;40(12):1653-9. [Epub 2007 Oct 29] [ Links ]

4. Lips P. Vitamin D deficiency and secondary hyperparathyroidism in the elderly: consequences for bone loss and fractures andtherapeutic implications. Endocr Rev. 2001;22:477-501. [ Links ]

5. Saraiva GL, Cendoroglo MS, Ramos LR, Araújo LM, Vieira JG, Maeda SS, et al. Prevalence of vitamin D deficiency, insufficiencyand secondary hyperparathyroidism in the elderly inpatients and living in the community of the city of Sao Paulo, Brazil. Arq Bras

Endocrinol Metabol. 2007;51(3):437-42. [ Links ]

6. Lucas RM, Repacholi MH, McMichael AJ. Is the current public health message on UV exposure correct? Bull World HealthOrgan. 2006;84:485-91. [ Links ]

7. Dusso AS, Brown AJ, Slatopolsky E. Vitamin D. Am J Physiol. 2005;289:F8-28. [ Links ]

8. Autier P, Gandini S. Vitamin D supplementation and total mortality. Arch Intern Med. 2007;167(16):1730-7. [ Links ]

9. Bortman P, Folgueira MA, Katayama ML, Snitcovsky IM, Brentani MM. Antiproliferative effects of 1,25-dihydroxyvitamin D3 onbreast cells: a mini review. Braz J Med Biol Res. 2002;35(1):1-9. [ Links ]

10. Bouillon R, Carmeliet G, Verlinden L, van Etten E, Verstuyf A, Luderer HF, et al. Vitamin D and human health: lessons fromvitamin D receptor null mice. Endocr Rev. 2008;29:726-76. [ Links ]

11. Reichrath J. Vitamin D and the skin: an ancient friend, revisited. Experiment Dermatol. 2007;16:618-25. [ Links ]

12. Nagpal S, Na S, Rathnachalam R. Noncalcemic actions of vitamin D receptor ligands. Endocr Rev. 2005;26:662-87.[ Links ]

13. Grant WB, Holick MF. Benefits and requirements of vitamin D for optimal health: a review. Altern Med Rev. 2005;10(2):94-111.[ Links ]

14. Bishoff-Ferrari HA, Giovannucci E, Willett WC, Dietrich T, Dawson-Hughes B. Estimation of optimal serum concentrations of 25-hydroxyvitamin D for multiple health outcomes. Am J Clin Nutr. 2006;84(1):18-28. [ Links ]

15. Kriebitzsch C, Verlinden L, Eelen G, Tan BK, Van Camp M, Bouillon R, et al. The impact of 1,25(OH)2D3 and its structuralanalogs on gene expression in cancer cells - A microarray approach. Anticancer Res. 2009;29(9):3471-83. [ Links ]

16. Chen P, Hu P, Xie D, Qin Y, Wang F, Wang H. Meta-analysis of vitamin D, calcium and the prevention of breast cancer. BreastCancer Res Treat. 2009. Epub 2009 Oct 23. [Epub ahead of print] [ Links ]

17. Garlan CF, Gorham ED, Mohr S, Garland F. Vitamin D for cancer prevention: global perspective. Ann Epidemiol. 2009;19:468-83. [ Links ]

18. Wactawski-Wende J, Kotchen JM, Anderson GL, Assaf AR, Brunner RL, O'Sullivan MJ, et al. Calcium plus vitamin Dsupplementation and the risk of colorectal cancer. N Engl J Med. 2006;354:684-96. [ Links ]

19. Yin M, Wei S, Wei Q. Vitamin D receptor genetic polymorfisms and prostate cancer risk: a meta-analysis of 36 publishedstudies. In J Clin Exp Med. 2009;2:159-175. [ Links ]

20. Lou YR, Qiao S, Talonpoika R, Syvälä H, Tuohimaa P. The role of vitamin D3 metabolism in prostate cancer. J Steroid BiochemMol Biol. 2004;92(4):317-25. Epub 2004 Dec 19. [ Links ]

21. Manolagas SC, Provvedini DM, Tsoukas CD. Interactions of 1,25-dihydroxyvitamin D3 and the immune system. Mol CellEndocrinol. 1985;43(2-3):113-22. [ Links ]

22. Bouillon R, Bischoff-Ferrari H, Willett W. Vitamin D and health: perspectives from mice and man. J Bone Min Res. 2008;23(7):

974-79. [ Links ]

23. Grant WB. Epidemiology of disease risks in relation to vitamin D insufficiency. Prog Biophys Mol Biol. 2006;92:65-79.[ Links ]

24. Svoren BM, Volkening LK, Wood JR, Laffel LM. Significant vitamin D deficiency in youth with type 1 diabetes mellitus. J Pediatr.2009;154(1):132-4. [ Links ]

25. Bener A, Alsaied A, Al-Ali M, Al-Kubaisi A, Basha B, Abraham A, et al. High prevalence of vitamin D deficiency in type 1diabetes mellitus and healthy children. Acta Diabetol. 2009;46(3):183-9. [ Links ]

11

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 12/13

26. Ponsonby AL, Pezic A, Ellis J, Morley R, Cameron F, Carlin J, et al. Variation in associations between allelic variants of thevitamin D receptor gene and onset of type 1 diabetes mellitus by ambient winter ultraviolet radiation levels: a meta-regressionanalysis. Am J Epidemiol. 2008;168(4):358-65. [ Links ]

27. Mory DB, Rocco ER, Miranda WL, Kasamatsu T, Crispim F, Dib SA. Prevalence of vitamin D receptor gene polymorphisms FokIand BsmI in Brazilian individuals with type 1 diabetes and their relation to beta-cell autoimmunity and to remaining beta-cell function.Hum Immunol. 2009;70(6):447-51. [ Links ]

28. Schuch NJ, Garcia VC, Martini LA. Vitamin D and endocrine diseases. Arq Bras Endocrinol Metab. 2009;53:625-33.[ Links ]

29. Johnson JA, Grand JP, Roche PC, Kumar R. Immunohistochemical localization of the 1,25(OH)2D3 receptor and calbindin D28kin human and rat pancreas. Am J Physiol. 1994;267:356-60. [ Links ]

30. Bland R, Markovic D, Hills CE, Hughes SV, Chan SL, Squires PE, et al. Expression of 25 hydroxyvitamin D3-1alpha-hydroxylasein pancreatic islets. J Steroid Biochem Mol Biol. 2004;89-90(1-5):121-5. [ Links ]

31. Norman AW, Frankel JB, Heldt AM, Grodsky GM. Vitamin D deficiency inhibits pancreatic secretion of insulin. Science.1980;209:823-5. [ Links ]

32. Hypponen E, Power C. Vitamin D status and glucose homeostasis in the 1958 British birth cohort: the role of obesity. DiabetesCare. 2006;29:2244-6. [ Links ]

33. Gedik A, Akalin S. Effects of Vitamin D deficiency and repletion on insulin and glucagons secretion in man. Diabetologia.

1986;29:142-5. [ Links ]

34. Clark SA, Stumpf WE, Sar M. Effect of 1,25-dihydroxyvitamin D3 on insulin secretion. Diabetes. 1981;30(5):382-6. [ Links ]

35. Maestro B, Campión J, Dávila N, Calle C. Stimulation by 1,25-dihroxyvitamin D3 of insulin receptor expression andresponsiveness for glucose transport in U-937 human promonocytic cells. Endocr J. 2000;47:383-91. [ Links ]

36. Scragg R, Sowers M, Bell C. Serum 25-hydroxyvitamin D3, diabetes and ethnicity in the National Health and NutritionExamination Survey. Diabetes Care. 2004;27:2813-8. [ Links ]

37. Forouhi NG, Luan J, Cooper A, Boucher BJ, Wareham NJ. Baseline serum 25-hydroxy Vitamin D is predictive of future glycemicstatus and insulin resistance: the Medical Research Council Ely Prospective Study 1990-2000. Diabetes. 2008;57(10):2619-25.

[ Links ]

38. Mattila C, Knekt P, Mannisto S, Rissanen H, Laaksonen MA, Montonen J, et al. Serum 25 hydroxyvitamin D concentration andsubsequent risk of type 2 diabetes. Diabetes Care. 2007;30:2569-70. [ Links ]

39. Pitas AG, Dawson-Hughes B, Li T, Van Dam RM, Willett WC, Manson JE, et al. Vitamin D and calcium intake in relation to type2 diabetes in women. Diabetes Care. 2006;29:650-6. [ Links ]

40. Pedrosa MAC, Lazaretti-Castro M. Papel da vitamina D na função neuromuscular. Arq Bras Endocrinol Metab. 2005;49:495-502. [ Links ]

41. Demay M. Muscle: a nontraditional 1,25-dihydroxyvitamin D target tissue exhibiting classic hormone-dependent vitamin Dreceptor actions. Endocrinology. 2003;144(12):5135-7. [ Links ]

42. Bouillon R, Bischoff-Ferrari H, Willett. Vitamin D and health: perspective from mice and men. J Bone Min Res. 2008;23(7):974-9.[ Links ]

43. Janssen HCP, Samson MM, Verhaar H. Vitamin D deficiency, muscle function, and fals in elderly people. Am J Clin Nutr.2002;75:611-5. [ Links ]

44. Moreira-Pfrimer LD, Pedrosa MA, Teixeira L, Lazaretti-Castro M. Treatment of vitamin D deficiency increases lower limb musclestrength in institutionalized older people independently of regular physical activity: a randomized double-blind controlled trial. AnnNutr Metab. 2009;54(4):291-300. [ Links ]

45. Bischoff-Ferrari HA, Dawson-Hughes B, Staehelin HB, Orav JE, Stuck AE, Theiler R, et al. Fall prevention with supplementaland active forms of vitamin D: a meta-analysis of randomized controlled trials. BMJ. 2009;339:b3692. [ Links ]

46. Sugiura S, Inaguma D, Kitagawa A, Murata M, et al. Administration of alfacalcidol for patients with predialysis chronic kidneydisease may reduce cardiovascular disease events. Clin Exp Nephrol. 2010;14(1):43-50. [Epub 2009 Oct 31] [ Links ]

47. Li YC, Kong J, Wei M, Chen Z-F, Liu SQ, Cao L-P. 1,25 dihydroxyvitamin D3 is a negative endocrine regulator of renin-angiotensin system. J Clin Invest. 2002;110(2):229-38. [ Links ]

12

5/12/2018 Non Skeletal Kerja Vitamin d - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/non-skeletal-kerja-vitamin-d-55a36932b8fca 13/13

48. Brown AJ, Slatopolsky E. Vitamin D analogs: therapeutic applications and mechanisms for selectivity. Mol Aspects Med.2008;29(6):433-52. Epub 2008 May 1. Review [ Links ]

49. Murphy PK, Wagner CL. Vitamin D and mood disorders among women: an integrative review. J Midwifery Womens Health.2008;53(5):440-6. [ Links ]

50. Wilkins CH, Sheline YI, Roe CM, Birge SJ, Morris JC. Vitamin D deficiency is associated with low mood and worse cognitiveperformance in older adults. Am J Geriatr Psychiatry. 2006;14(12): 1032-40. [ Links ]

51. Munger KL, Levin LI, Hollis BW, Howard NS, Ascherio A. Serum 25 hydroxyvitamin D levels and risk of multiple sclerosis.JAMA. 2006;296(23):2832-7. [ Links ]

52. Hoogendijk WJ, Lips P, Dik MG, Deeg DJ, Beekman AT, Penninx BW. Depression is associated with decreased 25-hydroxyvitamin D and increased parathyroid hormone levels in older adults. Arch Gen Psychiatry. 2008;65(5):508-12. [ Links ]

53. Gombart A. The vitamin D-antimicrobial pathway and its role in protection against infection. Future Microbiol. 2009;4(9):1151-65.[ Links ]

54. Nnoaham KE, Clarke A. Low serum vitamin D and tuberculosis: a systematic review and meta-analysis. Int J Epidemiol.2008;37:113-9. [ Links ]

13