Non Fisiologis Visual Loss

14
Pembimbing dr.Syaiful Bahri, Sp.M Oleh Bismel kasri hanza NON FISIOLOGIS IS!"L LOSS

description

preparat koass mata

Transcript of Non Fisiologis Visual Loss

NON FISIOLOGIS VISUAL LOSS

Pembimbing dr.Syaiful Bahri, Sp.MOleh Bismel kasri hanzaNON FISIOLOGIS VISUAL LOSS PendahuluanOrganisasi kesehatan dunia (WHO) mendefenisikan gangguan penglihatan menurut tabel di bawah ini. Para pejabat WHO mendorong para peneliti dan badan badan pelapor di semua negara untuk melaporkan kebutaan dan disabilitas visual menurut kategori yang di tetapkan dalam tabel tersebut. Kategori gangguan penglihatanKetajaman penglihatan(hasil koreksi terbaikPenglihatan Kurang16/183/1020/70Penglihatan Kurang26/601/1020/200

kebutaan33/601/2020/400kebutaan

41/601/505/300

kebutaan

5Tidak ada persepsi cahayaKriteria menurut WHO dan UNICEF: buta adalah suatu keaadaan di mana seorang tidak dapat menjalankan pekerjaan pekerjaan yang memerlukan penglihatannya sebagai hal yang esensial sebagaimana orang sehat.

A.Defenisi

Non fisiologis visual loss adalah abnormalitas pada penglihatan tanpa di temukannya perubahan struktur (refraktif) atau proses kelainan organik. Hal ini bisa terjadi dalam bentuk:1.Malingering.Suatu keaadaan pasien mengeluhkan adanya ketidakmampuan melihat tanpa bisa menjelaskan gejala penglihatan yang sebenarnya. Hal ini biasanya di lakukan untuk mendapatkan keuntungan finansial atau yang lainnya . 2.Perubahan fungsional.Pasien tidak menyadari perubahan yang terjadi dan pasien mampu menjelaskan tentang gejala penglihatan secara jelas. Keaadaan ini sering di temukan pada pasien pediatri dengan ambliopia bilateral. Pasien mengalami beberapa gejala yang dapat menurunkan kemampuan akedemik pasien. Hal ini juga berhubungan dengan stres emosional dan prognosanya baik. Kondisi ini tidak berkaitan dengan kepribadian histeria.

Non fisiologis visual loss biasanya di temukan pada pasien yang melakukan pemerikasaan neurologis dan ophtalmologis. Angka kejadiannya biasanya sekitar 5% pada praktek optalmologi umum. Angka ini menigkat menjadi 12 % pada praktik neuroophtalmologi, kelainan ini juga di temukan pada dewasa maupun anak dengan kelainan organik.

B.GEJALA DAN TANDA

Pasien dengan non fisiologis visual loss memberikan gambaran yang sama dengan pasien yang mengalami kelainan organik. Kelainan bisa mengenai satu atau dua mata dan bisa berbentuk ptosis, blepharospasme, diplopia , metamorphopsia, keterbatasan lapangan pandang atau gejala lainnya.

TANDAKetiaadaan kelainan yang di temukan pada pemeriksaan makula atau pemeriksaan lainnya tidak cukup untuk menegakan diagnosa dari nonfisiologis visual loss. Diagnosa bisa di tegakan jika test penglihatan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan kelainan organik.(3)Ketajaman penglihatan dapat berubah rubah. Pengukuran tidak dapat di percaya ketika kita menggunakan tabel atau tes jarak di gunakan yang berbeda. Pinhole lebih lanjut dapat menyebabkan penurunan penglihatan. Manipulasi klinik dengan lensa berkekuatan rendah atau sugesti dalam beberapa kasus dapat menampilkan ketajam penglihatan yang normal. Gangguan Lapangan pandang dan gangguan pada penglihatan warna adalah kelainan non organik yang alami.Lapangan pandang visual kinetik bisa terlihat spiral atau tubular ketika di lakukan pada jarak berbeda. Tes konfrontasi bisa menunjukan lapangan tubular, sedangkan pada tes lapangan pandang statis menunjukan adanya kehilangan penglihatan relativ tanpa pola yang jelas . Tidak di temukannya kelainan patologi . Penampilan fundus, respon pupil tes kesalahan refraksi dengan retinoscopi, keratometri dan pergerakan bola mata ditemukan normal. Selain itu tidak di temukannya riwayat ambliopia.Gangguan pada pemusatan dan akomadasi mungkin saja di jumpai, bisa dalam bentuk akomodasi dan pemusatan yang berlebihan atau akomodasi dan pemusatan yang berkurang. Kelainan lain seperti blefarospasme bisa juga di jumpai pada pasien dengan non fisiologis visual loss.

Terdapat beberapa uji untuk mengetahui keluhan pura pura ini :Pada pasien di tanya mata mana yang tidak melihat. Pada mata tersebut di letakkan lensa enteng -/+0,25 ,sedang mata yang baik di taruh lensa 10 Dioptri. Penderita di suruh membaca kartu snellen pada jarak 6 meter. Bila ia dapat membaca berarti ia melihat dengan mata yang di beri koreksi terendah atau apa yang di nyatakan nya tidak melihat.Uji posisi schmidt-rimpler(untuk malingering buta total atau parsial kedua mata).Tangan seorang subjek di tempatkan pada posisi tertentu dan ia di minta melihatnya. Rasa posisi merupakan fungsi ketajaman penglihatan sehingga biasanya pasien malingering akan melihat ke arah lain.Uji prisma ,(untuk malingering buta total satu mata)Pada mata normal bila di taruh prisma 10 D di depan salah satu mata maka mata akan menggulir ke dalam untuk mempertahankan fusi.

C.Diferensial diagnosa

Stargardts disease, Retinoschisis juvenile X-linked, Central serous retinopathy, optic neuritis, Bests vitelliform dystrophy, retinal detachment, keratoconus, chiasmal compressive lesion. Amblyopia organik biasanya bersifat unilateral dengan lapangan pandang visual yang masih baik dan di dahului oleh riwayat ambliopia .

SSTARGAD.Penatalaksanaan

1.Investigasi tambahan Manajemen pendekatan pasien yang pertama adalah menentukan adanya kelainan organik. Jika terdapat kelainan organik maka itu perlu di berikan therapi terlebih dahulu. Jika terdapat kelainan pada makula atau distrofi pada makula maka fluorescein atau elektrophisiological test dapat di lakukan. Selain itu perlu di lakukan test standar mencakup neuroimagin, elektroretinografi, spinal tap dan evaluasi neurophsisologis. Pada pasien, tanpa di sadari, kadang kadang di temukan gangguan penglihatan yang di sebabkan oleh stress yang di derita pasien. Setelah stress diatasi maka penglihatan akan mengalami perbaikan. 2.koreksi refraksinon fisiologis visual loss dengan hilangnya penglihatan secara fungsional dapat mengguankan koreksi refraksi yang tepat. Jika masalah visual hanya bagian dari sindrom klinis yang kompleks dengan tanda-tanda dan gejala somatik maka rujukan psikiatri dapat di indikasikan

E.Prognosis

Prognosis sangat baik meskipun di rekomendasikan untuk memantau kemampuan penglihatan dan akomodasi/konvergensi untuk memastikan tidak adanya kelainan yang tersembunyi. (3)

TERIMA KASIH