Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

13
NILAI DAN PRINSIP ANTI-KORUPSI “Lead the people to the path of uncorrupted” Pokok Bahasan Nilai-nilai anti korupsi dan prinsip-prinsip anti korupsi Sub Pokok Bahasan 1. Nilai-nilai anti korupsi 2. Prinsip-prinsip anti korupsi Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu menjelaskan nilai-nilai anti korupsi untuk mengatasi faktor internal penyebab terjadinya korupsi; 2. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip anti korupsi yang berpedoman pada nilai-nilai anti korupsi untuk mengatasi faktor eksternal penyebab terjadinya korupsi agar korupsi tidak terjadi; 3. Mahasiswa mampu memberikan contoh penerapan prinsip- prinsip dan nilai-nilai anti korupsi dalam suatu organisasi/institusi/ masyarakat untuk mencegah terjadinya korupsi dalam setiap kegiatannya. mari kita simak film ini. PENYEBAB KORUPSI Penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Bab 04

description

Pendidikan Anti Korupsi

Transcript of Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

Page 1: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

NILAI DAN PRINSIP ANTI-KORUPSI

“Lead the people to the path of uncorrupted”

Pokok Bahasan

Nilai-nilai anti korupsi dan prinsip-prinsip anti korupsi

Sub Pokok Bahasan

1. Nilai-nilai anti korupsi

2. Prinsip-prinsip anti korupsi

Kompetensi Dasar

1. Mahasiswa mampu menjelaskan nilai-nilai anti korupsi untuk mengatasi faktor

internal penyebab terjadinya korupsi;

2. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip-prinsip anti korupsi yang berpedoman pada

nilai-nilai anti korupsi untuk mengatasi faktor eksternal penyebab terjadinya korupsi

agar korupsi tidak terjadi;

3. Mahasiswa mampu memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti

korupsi dalam suatu organisasi/institusi/ masyarakat untuk mencegah terjadinya

korupsi dalam setiap kegiatannya.

mari kita simak film ini.

PENYEBAB KORUPSI

• Penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal.

• Faktor internal merupakan penyebab yang datangnya dari diri pribadi atau individu

• Faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem.

• Pencegahan korupsi dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau setidaknya

mengurangi, kedua faktor penyebab tersebut.

• Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam

dalam diri setiap individu.

• Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi

faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi.

Bab

04

Page 2: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

• Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi,

setiap individu perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi.

mari kita simak film ini.

A. NILAI-NILAI ANTI-KORUPSI

1. KEJUJURAN

2. KEPEDULIAN

3. KEMANDIRIAN

4. KEDISIPLINAN

5. TANGGUNG JAWAB

6. KERJA KERAS

7. KESEDERHANAAN

8. KEBERANIAN

9. KEADILAN.

mari kita simak film ini

B. PRINSIP-PRINSIP ANTI-KORUPSI

1.AKUNTABILITAS

2.TRANSPARANSI

3.KEWAJARAN

4.KEBIJAKAN

5.KONTROL KEBIJAKAN

mari kita simak film ini

Page 3: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

“No impunity to corruptors“

POKOK BAHASAN :

Upaya Pemberantasan Korupsi

SUB POKOK BAHASAN :

1. Konsep Pemberantasan Korupsi;

2. Upaya Penanggulangan Kejahatan (Korupsi) dengan Menggunakan Hukum Pidana;

3. Berbagai Strategi dan/atau Upaya Pemberantasan Korupsi.

Kompetensi Dasar

1. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai upaya pemberantasan korupsi;

2. Mahasiswa mampu membandingkan berbagai kelebihan dan kelemahan upaya

pemberantasan korupsi dari berbagai sudut pandang;

3. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai upaya apa yang dapat dilakukannya dalam

rangka mencegah dan memberantas korupsi baik di lingkungannya maupun dalam

masyarakat.

mari kita simak film ini

A. KONSEP PEMBERANTASAN KORUPSI

Mengapa korupsi timbul dan berkembang demikian masif di sebuah negara dan tidak

di negara lain?

Korupsi ibarat penyakit ‘kanker ganas’ à sifatnya kronis juga akut.

Perekonomian negara digerogoti secara perlahan namun pasti. Korupsi di Indonesia

menempel pada semua aspek atau bidang kehidupan masyarakat.

PENTING DIPAHAMI : di manapun dan sampai pada tingkatan tertentu, korupsi

akan selalu ada dalam suatu negara atau masyarakat

Bab

05

Page 4: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

It is always necessary to relate anti-corruption strategies to characteristics of the

actors involved (and the environment they operate in). THERE IS NO SINGLE

CONCEPT and program of good governance FOR ALL COUNTRIES and

organizations, there is no ‘one right way’. There are many initiatives and most are

tailored to specifics contexts. SOCIETIES and organizations WILL HAVE TO

SEEK THEIR OWN SOLUTIONS.

(Fijnaut dan Huberts : 2002)

DISKUSIKANLAH PENDAPAT BERIKUT :

REALITA DI INDONESIA

• Ada PERANGKAT HUKUM : ada Peraturan Per-UU, ada lembaga serta aparat

hukum yang mengabdi untuk menjalankan peraturan (kepolisian, kejaksaan, dan

pengadilan); ada lembaga independen ‘Super Body’ yang bernama Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dibentuk untuk memberantas korupsi.

• Di sekolah siswa/mahasiswa Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

• Realita : korupsi tetap tumbuh subur dan berkembang dengan pesat.

• Apa yang salah???

UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN KORUPSI

JALUR PENAL

• Kebijakan penerapan Hukum Pidana (Criminal Law Application);

• Sifat repressive (penumpasan/ penindasan/pemberantasan) apabila kejahatan sudah

terjadi;

• Perlu dipahami bahwa: upaya/tindakan represif juga dapat dilihat sebagai

upaya/tindakan preventif dalam arti luas

(Nawawi Arief : 2008)

JALUR NON-PENAL

• Kebijakan pencegahan tanpa hukum pidana (prevention without punishment);

• Kebijakan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan

pemidanaan lewat mass media (influencing views of society on crime and

punishment/mass media atau media lain seperti penyuluhan, pendidikan dll);

• Sifat preventive (pencegahan)

Page 5: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

UPAYA PENAL DAN NON-PENAL

• Sasaran dari upaya non-penal adalah menangani faktor-faktor kondusif penyebab

terjadinya korupsi, yang berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi politik,

ekonomi maupun sosial yang secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan

atau menumbuh-suburkan kejahatan (korupsi);

• Upaya penal dilakukan dengan memanggil atau menggunakan hukum pidana yaitu

dengan menghukum atau memberi pidana atau penderitaan atau nestapa bagi pelaku

korupsi;

• Upaya non-penal seharusnya menjadi kunci atau memiliki posisi penting atau posisi

strategis dari keseluruhan upaya penanggulangan korupsi à karena sifatnya preventif

atau mencegah sebelum terjadi.

KETERBATASAN SARANA PENAL

• Sarana penal memiliki ‘keterbatasan’, mengandung ‘kelemahan’ (sisi negatif). Fungsi

sarana penal seharusnya hanya digunakan secara ‘subsidair’.

• Secara dogmatis, sanksi pidana merupakan jenis sanksi yang paling tajam dalam

bidang hukum, sehingga harus digunakan sebagai ultimum remedium (obat yang

terakhir apabila cara lain atau bidang hukum lain sudah tidak dapat digunakan lagi);

• Secara fungsional/pragmatis, operasionalisasi dan aplikasinya menuntut biaya yang

tinggi;

• Sanksi pidana mengandung sifat kontradiktif/paradoksal, mengadung efek sampingan

yang negatif. Lihat realita kondisi overload Lembaga Pemasyarakatan;

• Hukum pidana dan pemidanaan bukanlah ‘obat yang manjur’ atau ‘panacea’ atau

‘bukan segala-galanya’ untuk menanggulangi kejahatan.

• Penggunaan hukum pidana dalam menanggulangi kejahatan hanya merupakan

‘kurieren am symptom’ (menyembuhkan gejala), hanya merupakan pengobatan

simptomatik bukan kausatif karena sebab-sebab kejahatan demikian kompleks dan

berada di luar jangkauan hukum pidana;

• Hukum pidana hanya merupakan bagian kecil (sub sistem) dari sarana kontrol sosial

yang tidak mungkin mengatasi kejahatan sebagai masalah kemanusiaan dan

kemasyarakatan yang sangat kompleks;

• Sistem pemidanaan bersifat fragmentair dan individual/personal; tidak bersifat

struktural atau fungsional;

Page 6: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

• Efektifitas pidana (hukuman) bergantung pada banyak faktor dan masih sering

diperdebatkan oleh para ahli.

• Hukum pidana dan pemidanaan bukanlah ‘obat yang manjur’ atau ‘panacea’ atau

‘bukan segala-galanya’ untuk menanggulangi kejahatan.

HUKUM PIDANA BUKAN PANACEA

Rubin : hukum pidana atau pemidanaan tidak mempunyai pengaruh terhadap masalah

kejahatan.

Schultz : naik turunnya angka kejahatan tidak berhubungan dengan perubahan di

dalam hukum atau putusan pengadilan, tetapi berhubungan dengan bekerjanya atau

berfungsinya perubahan kultural dalam kehidupan masyarakat.

Karl. O. Christiansen : pengaruh pidana terhadap masyarakat luas sulit diukur.

S.R. Brody : 5 (lima) dari 9 (sembilan) penelitian menyatakan bahwa lamanya waktu

yang dijalani oleh seseorang di dalam penjara tidak berpengaruh pada adanya

reconviction atau penghukuman kembali.

Wolf Middendorf : tidak ada hubungan logis antara kejahatan dengan lamanya

pidana. Kita tidak dapat mengetahui hubungan sesungguhnya antara sebab dan

akibat. Orang melakukan kejahatan dan mungkin mengulanginya lagi tanpa hubungan

dengan ada tidaknya UU atau pidana yang dijatuhkan. Sarana kontrol sosial lainnya,

seperti kekuasaan orang tua, kebiasaan-kebiasaan atau agama mungkin dapat

mencegah perbuatan, yang sama efektifnya dengan ketakutan orang pada pidana.

Diskusikanlah kasus perlakuan istimewa yang diberikan kepada Artalita. Ia bisa

menyulap ruang tempat ia mendekam di LP Cipinang menjadi ruang yang sangat

nyaman bagaikan ruang hotel berbintang. Bagaimana pula dengan Gayus yang bebas

berkeliaran dan berpelesiran ke luar negeri selama menjadi tahanan kasus

penggelapan pajak. Menurut anda apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal ini?

STRATEGI DAN/ATAU UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI

1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi

2. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi

3. Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

4. Pengembangan dan Pembuatan berbagai Instrumen Hukum yang mendukung

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

5. Monitoring dan Evaluasi

6. Kerjasama Internasional

Page 7: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

BAB 6

Strategi dan Upaya Pemberantasan Korupsi

BELAJAR DARI NEGARA LAIN

Filipina : Lembaga Ombudsman;

Malaysia : the Malaysia Anti-Corruption Commission

(MACC);

Hongkong : Independent Commission against Corruption

(ICAC);

Indonesia : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Page 8: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

Strategi dan Upaya Pemberantasan Korupsi

1. Pembentukan Lembaga Anti Korupsi

Indonesia KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi

Hongkong ICAC : Independent Commision Against Cprruption

Malaysia ACA : Anti Corruption Agency

2. Memperbaiki Kinerja Lembaga Peradilan, (Kepolisian, Kejaksaan,

Pengadilan & Lapas

3. Di tingkat Departemen kinerja lembaga-lembaga audit Inspektorat Jenderal

harus ditingkatkan.

4. Reformasi Birokrasi dan Reformasi Pelayanan Publik

5. Hal lain yg krusial utk mengurangi resiko korupsi adalah memperbaiki dan

memantau kinerja Pemerintah Daerah.

Pencegahan Korupsi di Sektor Publik

1. Salah satu cara mencegah korupsi adalah dgn mewajibkan pejabat publik

melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki baik sebelum

dan sesudah menjabat

2. Pengadaan barang atau kontrak pekerjaan di Pemerintah Pusat dan Daerah

maupun Militer sebaiknya melalui Lelang atau Penawaran secara terbuka.

Masyarakat diberi akses utk dapat memonitor hasil pelelangan tsb.

3. Korupsi juga banyak terjadi dalam perekrutan pegawai negeri dan anggota

TNI-Polri baru. KKN sering terjadi dalam rekruitman tsb. Sebuah sistem yg

transparan dan akuntabel dlm hal perekrutan perlu dikembangkan.

Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Salah satu upaya memberantas korupsi adl dgn memberikan hak kpd

masyarakat utk mendapatkan akses thd informasi. Perlu dibangun sistem

dimana masyarakat (termasuk media) diberikan meminta segala informasi

sehubungan dgn kebijakan pemerintah yg berkaitan dgn hajat hidup orang

banyak.

2. Isu mengenai kesadaran dan kepedulian masyarakat thd bahaya korupsi dan

isu pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu bagian penting upaya

pemberantasan korupsi.

Contoh : Melakukan kampanye tentang bahaya korupsi.

3. Menyediakan sarana untuk melaporkan kasus korupsi .

Misalnya : Melalui telepon, Surat, faksimili atau internet.

Page 9: Nilai dan Prinsip Anti Korupsi

4. Di beberapa negara, pasal mengenai Fitnah dan Pencemaran Nama Baik

tidak dapat diberlakukan utk mereka yg melaporkan kasus korupsi, dgn

pemikiran bahwa bahaya korupsi lebih besar daripada kepentingan individu.

5. Pers yang bebas adalah salah satu pilar demokrasi. Semakinbanyak

informasi yg diterima masyarakat, semakin paham mereka akan bahaya

korupsi.

6. Cara lain utk mencegah dan memberantas korupsi adl dengan menggunakan

perankat electronic surveillance. Alat ini digunakan utk mengetahui dan

mengumpulkan data dgn menggunakan peralatan elektronik yg dipasang di

tempat2 tertentu, misalnya cctv.

7. Melakukan tekanan sosial dengan menayangkan foto dan menyebarkan

data para buronan tindak pidana korupsi yang putusan perkaranya telah

berkekuatan hukum tetap.