Nia Fitriyani 2013730161

10
NIA FITRIYANI 2013730161 3. Jelaskan mengapa pemeriksaan Leopold III pada pasien : kepala belum engage dan palpasi perlimaan 5/5! Pemeriksaan Leopold Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin. Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk (dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini juga kadang- kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan santai dan diposisikan secara memadai. Untuk membantu dalam memudahkan pemeriksaan, maka persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan adalah:

description

fs

Transcript of Nia Fitriyani 2013730161

Page 1: Nia Fitriyani 2013730161

NIA FITRIYANI 2013730161

3. Jelaskan mengapa pemeriksaan Leopold III pada pasien : kepala belum engage dan

palpasi perlimaan 5/5!

Pemeriksaan Leopold

Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil

dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil

menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-

bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu.

Teori ini dikembangkan oleh Christian Gerhard Leopold. Pemeriksaan ini sebaiknya

dilakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah dapat diraba.

Teknik pemeriksaan ini utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin

pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan

memperkirakan berat janin.

Pemeriksaan palpasi Leopold sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang

gemuk (dinding perut tebal) dan yang mengalami polihidramnion. Pemeriksaan ini

juga kadang-kadang dapat menjadi tidak nyaman bagi ibu hamil jika tidak dipastikan

dalam keadaan santai dan diposisikan secara memadai. Untuk membantu dalam

memudahkan pemeriksaan, maka persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan

pemeriksaan adalah:

1. Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya

2. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang, tempatkan bantal kecil

di bawah kepala untuk kenyamanan. Dilihat apakah uterus berkontraksi atau tidak,

jika berkontraksi harus ditunggu dahulu sampai hilang.

3. Tungkai ibu hamil dapat dapat di tekuk pada pangkal paha dan lutut.

4. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama (tangan dingin dapat

merangsang kontraksi rahim)

5. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.

Cara pemeriksaan menurut Leopold dibagi dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan

menurut Leopold I, II, dan III, pemeriksa menghadap kea rah muka wanita yang di

Page 2: Nia Fitriyani 2013730161

periksa. Pada pemeriksaan menurut Leopold IV pemeriksa menghadap kea rah kaki

wanita tersebut.

A. Pemeriksaan Leopold I

Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian apa dari

janin yang terdapat dalam fundus uteri (bagian atas perut ibu).

Teknik:

Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut bagian dalam

diganjal bantal) dan pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil menghadap ke

arah ibu.

Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah samping

umbilikal.

Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan tinggi fundus uteri.

Meraba bagian fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian

janin.

Hasil:

Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah

keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)

Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,

kurang bundar, dan kurang melenting

Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada fundus teraba kosong.

Page 3: Nia Fitriyani 2013730161

Tinggi fundus uteri dapat dinyatakan dalam ukuran sentimeter terhadap tulang

simfisis, dapat pula dengan mengukur jarak fundus uteri terhadap simfisis, pusat, atau

processus xyphoideus dengan menggunakan jari tangan, misalnya :

- Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simfisis.

- Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simfisis dan pusat.

- Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.

- Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.

- Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.

- Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara

Prosesus Xipoideus dan pusat.

- Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah Prosesus

Xipoideus.

- Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara

Prosesus Xipoideus dan pusat.

B. Pemeriksaan Leopold II

Tujuan: untuk mengetahui letak punggung janin dan bagian-bagian kecilnya.

Teknik:

Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu

Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak

tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian

yang sama

Page 4: Nia Fitriyani 2013730161

Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak

tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya

bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil

(ekstremitas).

Hasil:

Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan

Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas

dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.

C. Pemeriksaan Leopold III

Tujuan: untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di

bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas

panggul (PAP).

Teknik:

Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa menghadap ibu

Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak

tangan kanan bawah perut ibu.

Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian

terbawah bayi.

Page 5: Nia Fitriyani 2013730161

Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang

bagian terbawah janin.

Hasil:

Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang

lunak dan kurang simetris adalah bokong.

Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian bawah

digoyang, sudah tidak bisa (seperti ada tahanan).

D. Pemeriksaan Leopold IV

Tujuan: untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah

perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki

pintu atas panggul.

Teknik:

Muka dan badan pemeriksa menghadap kaki ibu hamil.

Telapak tangan kiri pemeriksa diletakkan di perut ibu sebelah kiri setinggi pusat,

telapak tangan pemeriksa di dinding perut ibu sebelah kanan setinggi pusat,

kemudian keduanya di tekan-tekan sambil diarahkan ke kaudal ke arah simfisis.

Bilamana sebelum menyentuh simfisis salah satu jari tangan pemeriksa (biasanya

jari tengah) menyentuh bagian dari kepala janin (sinisput), maka gerakan

dihentikan.

Page 6: Nia Fitriyani 2013730161

Bila jari tangan sebelah kiri yang menyentih sinisput, maka ibu jari tangan kiri

diletakkan di sebelah kanan perut ibu sehingga jika ditarik garis khayal antara jari

tengah tadi dengan ibu jari pemeriksa akan membentuk garis sejajar dengan

simfisis.

Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian meletakkan jari-

jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh

bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

Hasil:

Apabila kedua jari-jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian

terendah janin belum memasuki pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua

tangan pemeriksa membentuk jarak atau tidak bertemu (divergen) maka bagian

terendah janin sudah memasuki Pintu Atas Panggul (PAP).

Penurunan kepala dinilai dengan:

- 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas simfisis pubis

-  4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas

panggul.

- 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul.

-  2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diats simfisis

dan (3/5) bagian  telah turun melewati bidang tengah rongga panggul (tidak

dapat digerakkan).

-  1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang

berada diatas simfisis dan 4/5 bagian telah masauk ke dalam rongga panggul.

- 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar

dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga panggul.

Page 7: Nia Fitriyani 2013730161

Pada kasus di skenario diketahui bahwa letak fundus uteri 2 jari di bawah

processus xyphoidheus, kesan teraba bokong. Pemeriksaan leopold III kepala masih

belum engage. Palpasi perlimaan 5/5. Hal ini menunjukkan bahwa kepala janin belum

masuk pintu atas panggul, dibuktikan juga pada hasil palpasi perlimaan 5/5.

Berikut ini ada beberapa hal yang bisa jadi penyebab kepala janin belum masuk ke

rongga panggul pada usia 36-38 minggu :

1. kepala janin terlalu besar dibandingkan rongga panggul ibu.

2. Posisi belakang kepala janin berhadapan dengan tulang belakang ibu (occiput

posterior)

3. Ukuran janin yang terlalu besar, umumnya lebih berat dari 4kg.

4. Rongga panggul sempit atau memiliki kelainan panggul (bentuk oval atau hati).

Bentuk panggul yang ideal untuk melahirkan adalah panggul bundar (panggul

ginekoid).

5. Janin terlilit tali pusat.

6. Ada tumor yang menghalangi jalan lahir ibu.

7.

Page 8: Nia Fitriyani 2013730161