NGECAT BAKTERI GITUUU

61
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bakteri dapat hidup di mana-mana, baik itu pada tubuh manusia misalnya rongga mulut, dan juga dari lingkungan, misalnya dari udara. Bentuk dan struktur tubuh dari tiap-tiap bakteri berbeda-beda demikian pula kemampuannya membentuk kapsul dan spora. Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan mati atau di dalam keadaan hidup. Pemeriksaan morfologi ini perlu mengenal nama bakteri. Pada pengecatan mikroorganisme, digunakan zat-zat warna yang berbeda-beda tergantung dari struktur bakteri yang akan diamati. Struktur tubuh bakteri yang dapat diamati misalnya ada tidaknya kapsul dan spora pada bakteri.

Transcript of NGECAT BAKTERI GITUUU

Page 1: NGECAT BAKTERI GITUUU

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bakteri dapat hidup di mana-mana, baik itu pada tubuh manusia misalnya

rongga mulut, dan juga dari lingkungan, misalnya dari udara. Bentuk dan struktur

tubuh dari tiap-tiap bakteri berbeda-beda demikian pula kemampuannya

membentuk kapsul dan spora.

Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat

diperiksa dalam keadaan mati atau di dalam keadaan hidup. Pemeriksaan

morfologi ini perlu mengenal nama bakteri.

Pada pengecatan mikroorganisme, digunakan zat-zat warna yang berbeda-

beda tergantung dari struktur bakteri yang akan diamati. Struktur tubuh bakteri

yang dapat diamati misalnya ada tidaknya kapsul dan spora pada bakteri.

Untuk mengamati struktur tubuh bakteri maka di dalam laboratorium

dilakukan pengecatan bakteri. Pengecatan ini bertujuan untuk mengamati ada

tidaknya kapsul dan spora pada bateri, kemampuan bakteri bertahan terhadap

asam, dan jenis-jenis pengecatan baik itu yang sederhana, pengecatan negative

dan pengecatan gram.

Page 2: NGECAT BAKTERI GITUUU

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami teknik pengecatan/pewarnaan

mikroorganisme.

I.2.2 Tujuan Percobaan

Menentukan penampilan morfologi dan differensiasi pada bakteri

dengan menggunakan metode pengecatan sederhana, pengecatan negative,

pengecatan tahan asam, pengecatan Gram, pengecatan kapsul, dan

pengecatan spora.

I.3 Prinsip Percobaan

1. Penentuan bentuk morfologi bakteri E. coli dan Bacillus subtilis berdasarkan

prosedur pewarnaan sederhana di mana suspensi bakteri ditetesi metilen blue

pada objek glass dan diamati bentuk morfologinya di bawah mikroskop serta

penentuan morfologi berdasarkan pewarnaan sederhana dengan cara mengambil

setetes nigrosin dan 1 tetes ose biakan dan diamati bentuk morfologinya.

2. Penentuan golongan bakteri berdasarkan prosedur pewarnaan gram dengan

menggunakan pereaksi kristal violet, larutan mordant, larutan etanol 95% dan

safranin, dan diamati warnanya.

3. Penentuan golongan baktei tahan asam dengan prosedur pengecatan dengan

menggunakan pereaksi carbol fucsin, etanol, dan metilen blue kemudian

warnanya diamati di bawah mikroskop.

Page 3: NGECAT BAKTERI GITUUU

4. Penentuan struktur bakteri berdasarkan prosedur pewarnaan kapsul dengan

menggunakan larutan kristal violet, larutan tembaga (II) sulfat lalu diamati di

bawah mikroskop.

5. Penentuan struktur bakteri berdasarkan prosedur pewarnaan spora dengan

menggunakan larutan malachite green dan larutan safranin dan diamati di

bawah mikroskop.

Page 4: NGECAT BAKTERI GITUUU

DAFTAR PUSTAKA

1. Djide, M. Natsir, Sartini, (2005), Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas

Hasanuddin, Makassar.

2. Djide, M. Natsir, Sartini (2006), Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi

Dasar, Universitas Hasanuddin , Makassar

3. Dwidjoseputro, D., (1990), Dasar-Dasar Mikrobiologi, PT. Djambatan, Malang.

4. Fardiaz, Srikansi, (1993), Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Raja Grafindo

Resada, Jakarta.

5. Lay, Bibiana W., Sugyo Hastowo, ( ), Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor,

Bandung.

6. Pelczar, Michael, J., (1986), Dasar-Dasar Mikrobiologi, Jilid 2, UI-Press, Jakarta

7. Suriawira, Unus, (1986), Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa,

Bandung.

Page 5: NGECAT BAKTERI GITUUU

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat

diperiksa di dalam keadaan hidup atau dalam keadaan mati. Pemeriksaan

morfologi ini perlu untuk mengenal nama bakteri. Di samping itu diperlukan juga

pengenalan sifat-sifat fisiologinya, bahkan sifat-sifat fisiologi itu kebanyakan

merupakan factor penentu dalam mengenal nama species suatu bakteri. (3;11)

Morfologi bakteri dapat diamati dengan dua cara yaitu (5;21)

1. Pengamatan sel yangb hidup yang tidak diwarnai.

2. Pengamatan sel yang mati dan diwarnai.

Bakteri yang hidup tidak berwarna sehingga sulit dibedakan dengan

lingkungan sekelilingnya. Meskipun kontras bakteri dengnan lingkungan tidak

menyolok namun susunan kimianya sangat berbeda. Perbedaab kimia inilah yang

menguntungkan kita, sehingga bakteri dapat diwarnai tanpa mewarnai lingkungan

sekitarnya. (5;21)

Kecuali untuk mikroalge dan beberapa bakteri tertentu yang jumlahnya

sangat terbatas, pada umumnya sel bakteri bersifat tembus cahaya. Sehingga hal

ini mempersukar untuk dilihat atau diteliti sekalipun dibawah alat perbesaran

yang sudah ada. Hal ini disebabkan, karena banyak mikroba yang tidak memiliki

butiran warna, seperti yang umum didapatkan pada bakteri, jamur dan ragi.

Page 6: NGECAT BAKTERI GITUUU

Berbeda dengan mikroalge yang jelas mempunyai butir-butir ataupun serat warna

di dalam selnya, sehingga pembagiannya tergantung kepada kehadiran warna

tersebut.(7;41)

Sistem Pewarnaan

Pengenalan bentuk (morfologis) mikroba, kecuali untuk kelompok

mikroalge, harus dilakukan melalui pewarnaan terlebih dahulu. Karena tanpa

melalui pewarnaan, maka bentuk tersebut tidak akan dapat diamati secara jelas.

(7;41)

Keuntungan melakukan pewarnaan adalah: (5;21)

1. Meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya sehingga dapat

diamati berbagai bentuk dan susuna bakteri.

2. Memungkinkan pengamatan salah satu bagian dari sel bakteri, misalkan

spora, kapsel, atau flagella.

3. Memungkinkan penggunaan pembesaran.

Pewarnaan atau pengecatannterhadap mikroba, banyak dilakukan baik

secara langsung (bersama bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung

(melalui biakan murni). Tujuan dari pewarnaan tersebut adalah untuk (7; 42)

1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi ataupun fungi.

2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad

3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalan jasad.

Page 7: NGECAT BAKTERI GITUUU

4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarnaan yang diberikan sehingga sifat-sifat

fisik dan kimia yang ada dapat diketahui.

Pewarna yang digunakan pada umumnya berbentuk senyawa kimia khusus

yang akan memberikan reaksi kalau mengenai bagian tubuh jasad. Karena

pewarna tersebut berbentuk ion yang bermuatan positif ataupun negative.(7;42)

Secara kimia zat warna dapat digolongkan ke dalam senyawa basa-dan

senyawa-asam. Jika warna terletak pada muatan positif, maka senyawa tersebut

dinakamakan zat warna basa. Sebaliknya jika warna terdapat pada ion bermuatan

negative, maka senyawa tersebut dinamakan zat warna asam. (7;42)

Fiksasi yang dilakukan sebelum zat warna digunakan bertujuan untuk

(7;42-43)

a. Melekatkan sel pada gelas objek.

b. Membunuh mikroba karena sel dalam keadaan mati lebih mudah diwarnai

daripada sel dalam keadaan hidup.

c. Melepaskan granular protein menjadi gugus reaktif NH4+ yang akan bereaksi

dengan gugus OH- dari zat warna.

d. Mencegah terjadinya otolisis sel, yaitu proses pecahnya sel yang disebabkan

enzim yang adan di dalamnya.

e. Mengubah daya ikat zat warna.

Fiksasi dapat dilakukan secara fisik dengan pemanasan ataupun

pengeringan secara dingin, sedang yang paling umum dilakukan secara kimia

dengan penambahan sabun, formalin, fenol, dan sebagainya.(7;43)

Page 8: NGECAT BAKTERI GITUUU

Jenis Pewarnaan

1. Pewarnaan Sederhana (5;22)

Bila hanya digunakan 1 macam zat warna saja.

1. Pewarnaan differensial, (5;22)

Pewarnaan yang digunakan untuk memindahkan bakteri atau untuk melihat

struktur sel tertentu.

2. Pewarnaan gram (5;22-23)

Merupakan pewarnaan yang paling sering digunakan. Teknik ini ditemuka

oleh Christian Gram. Pada teknik pewarnaan ini digunakan:

a. Zat warna kristal violet

b. Mordan

c. Larutan pemucat

d. Zat warna kedua yang merupakan pembeda dengan zat warna yang pertama

Pewarnaan bakteri dengan pewarnaan ini memilahkan bakteri menjadi

gram positif dan gram negative. Gram positif terlihat ungu sedangkan gram,

negative terlihat merah.(5;23)

3. Pewarnaan negatif (5;25)

Pewarnaan negative bukan merupakan merupakan pewarnaan sel bakteri oleh

karena hanya latar belakang dari preparat yang diwarnai sedangkan bakteri

tetap jernih karena tidak menyerap zat warna. Pada pewarnaan ini preparat

tidak difiksasi dengan api melainkan dengan udara.

Page 9: NGECAT BAKTERI GITUUU

Pewarnaan Gram

Hasil gram positif dan gram negative ini desebabkan oleh perbedaan

kandungan dinding sel bakteri, yaitu bahwa kandungan senyawa peptidoglikan

pada dinding sel gram positif lebih tebal kalau dibandingkan dengan dinding sel

gram negative.(7;45)

Ada kalanya suatu sadiaan perlu diwarnai dua kali. Setelah zat warna yang

pertama (ungu) terserap maka sediaan dicuci dengan alcohol, kemudian

ditumpangi dengan zat warna yang berlainan.(3;21)

Objek diperiksa di bawah mikroskop menggunakan lensa objektif minyak

imersi, dan dicatat warna sel yang menunjukkan sifat pewarnaan gram yaitu biru-

ungu (gram positif) atau merah-meraj muda (gram negative). Juga dilihat bentuk

dasar sel, dan cara pengelompokan (tunggal, berpasangan, rantai, bergerombol,

dan sebagainya).(4;194)

Pewarnaan Kapsul

Kapsul adalah bagian sel yang merupakan lapisan lendir yang

menyelubungi dinding sel. Adanya kapsul pada bakteri dapat dilihat dengan

pengecatan negative. Kapsul biasanya tersusun dari polisakarida, polipeptida atau

protein-polisakarida. Sedangkan lendir (slim) tidak merupakan bagian dari sel,

tetapi hanya bersifat eksresi sel dan tidak mempunyai bentuk yang teratur atau

tertentu.(1;117)

Page 10: NGECAT BAKTERI GITUUU

Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding

sel seluruhnya. Jika lapisan lendir ini cukup tebal, maka bungkus itu disebut

kapsula. Lendir ini tidak mudah menghisap zat warna. Hanya dengan pewarnaan

yang khusus, lapisan lendir itu dapat diperlihatkan.(3;25)

Pewarnaan Endospora

Beberapa bakteri dapat membentuk spora (endospora). Endospora adalah

suatu bentukan yang berbentuk bulat atau lonnjong, bersifat sangat membias

cahaya, sukar dicat dan sangat resisten terhadap factor-faktor jelek. (1;123)

Bakteri dalam bentuk spora lebih tahan terhadap desinfektan, sinar, dan

terutama terhadap kekeringan, panas dan kedinginan. Hal ini disebabkan karena

dinding spora sedikit banyak impermeable, sedang banyaknya asam ribonukleat

di dalam protoplasma dapat menawar pengaruh buruk dari sinar, lebih-lebih dari

sinar ultra ungu.(3;31)

Adanya spora dapat diketahui dengan pengamatan secara morfologis dan

secara fisiologi. Bentuk spora dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, apalagi

kalau spora itu diwarnai. Pewarnaan spora memerlukan pemanasan lebih dulu.

(3;32)

Objek diperiksa di bawah mikroskop menggunakan lensa objektif minyak

imersi. Endospora bakteri akan berwarna hijau-hijau muda, sedangkan sel

vegetatif berwarna merah-merah muda. Diamati bentuk dan besar spora, letak

spora di dalam sel, pembengkakan sel vegetatif, atau spora mungkin telah

dikeluarkan dari sel jika kultur yang diamati sudah terlalu tua.(4;194)

Page 11: NGECAT BAKTERI GITUUU

II.2 Uraian Mikroba

1. Bacillus subtilis

a) Klasifikasi

Kingdom : Procaryotae

Divisio : Protophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriales

Genus : Bacillus

Species : Bacillus subtilis

b) Morfologi (6 ; 127-128)

Termasuk bakteri kelompok panjang aerobic, motil karena flagella. Cirri

pembeda yang menonjol dari bakteri adalah kemampuannya membentuk

endospora. Dapat menyebabkan penyakit meningitis endokarditis, infeksi

mata, dan lain-lain

2. Escherichia coli

a) Klasifikasi

Kingdom : Procaryotae

Divisio : Schizophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Page 12: NGECAT BAKTERI GITUUU

Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli

b) Morfologi (6;949)

Batang lurus , motil dengan flagellum peritrikus atau nonmotil. Gram negatif.

Tumbuh dengan mudah pada medium nutrient sederhana. Lactose

difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas.

3. Mycobacterium tubercolosis

a) Klasifikasi

Kingdom : Procaryotae

Divisio : Scotobacteria

Kelas : Bacteria

Ordo : Actynomycetales

Famili : Mycobacteriaceae

Genus : Mycobacterium

Species : Mycobacterium tubercolosis

b) Morfologi (6;951)

Batang agak melengkung atau lurus, 0,2-0,6 nm x 1,0-10 nm, pertumbuhan

filament. Tahan alkohol asam, nonmotil tidak terbentuk endospora, konidia

atau kapsul, tidak menampakkan hifa udara. Mycobacterium tuberculosis dan

Mycobacterium leprae dapat menyebabkab infeksi kronik.

Page 13: NGECAT BAKTERI GITUUU

4. Azetobacter sp.

a) Klasifikasi

Kingdom : Procaryotae

Divisio : Scotobacteria

Kelas : Bacteria

Ordo : Azetobacteriales

Famili : Acetobacteriaceae

Genus : Acetobacter

Species : Acetobacter sp.

b) Morfologi (6;946)

Sel bulat panjang sampai batang, lurus atau agak bengkok, 0,6-0,8 x 1,0-

3,0μm, terdapat tunggal, berpasangan atau dalam rantai. Terdapat bentuk-

benuk evolusi. Motil dengan flagellum peritrikus atau nonmotil. Tidak

mempunyai endospora. Sel-sel muda bersifat gram negative, beberapa sel tua

gram variable. Kemoorganotrof. Mengoksidasi etanol menjadi asam asetat.

asetat dan laktat dioksidasi menjadi CO2 +H2. tumbuh pada medium

sederhana dan kompleks. Aerobik sejati. Suhu optimum 30o C, berkisar dari

5-42o.

Page 14: NGECAT BAKTERI GITUUU

II.3 Prosedur Percobaan

A. Pengecatan Negatif (1;43)

1. Bersihkan gelas objek dengan alcohol sehingga bebas lemak, lalu difiksasi.

2. Setelah dingin, ambil suspensi biakan murni B. subtilis dengan ose secara

aseptis dan letakkan di atas gelas objek.

3. Kemudian ambil tinta cina atau nigrosin dengan ose sedikit dan campurkan

dengan suspensi yang telah terletak di atas gelas objek. Campurkan sampai

homogen dan terlihat sangat tipis.

4. Selanjutnya preparat dibiarkan kering di udara.

5. Amati dengan mikroskop dengan pembesaran kuat dan menggunkan minyak

imersi.

6. Ulangi poin 1- 5 untuk biakan murni Escherichia coli.

B. Pengecatan Gram (1;46)

1. Siapkan preparat olesan bakteri

2. Keringkan di udara, setelah kering difiksasi di atas lampu spritus.

3. Setelah dingin, teteskan cat GRAM A sebanyak 2-3 tetes, biarkan 1 menit.

4. Cuci dengan air mengalir, keringkan di udara atau kertas isap.

5. Teteskan larutan GRAM B, biarkan selama 1 menit

6. Cuci dengan air mengalir dan keringkan.

7. Teteskan larutan GRAM C, biarkan selama 30 detik.

8. Cuci dengan air mengalir dan keringkan.

9. Teteskan larutan GRAM D, biarkan selama 2 menit.

Page 15: NGECAT BAKTERI GITUUU

10. Cuci dengan air mengalir dan keringkan.

11. Amati dengan mikroskop dengan perbesaran kuat dan menggunakan

minyak imersi.

12. Gambar hasil-hasil pengecatan tersebut.

C. Pengecatan Tahan Asam (1;48)

1. Siapkan preparat olesan bakteri.

2. Tutup olesan dengan kertas isap (lebar kertas tidak boleh melebihi gelas

objek)

3. Tetesi kertas isap dengan larutan Ziehl’s Carbol Fucsin samapi jenuh.

4. Panaskan di atas api kecil atau hot place selama 3-5 menit.

5. Angkat kertas isap, cuci preparat dengan air mengalir.

6. Cuci dengan asam alcohol selama 10-30 detik dengan hati-hati dan jangan

sampai berlebihan.

7. Cuci dengan air mengalir.

8. Tetesi dengan larutan metal biru selama 30-45 detik, cuci kembali dan

keringkan dengan kertas isap.

9. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran kuat dengan menggunakan

minyak imersi.

10. Catat dan gambar hasil pengamatan.

D. Pengecatan Spora (1;49)

1. Siapkan preparat olesan bakteri.

2. Tutuplah preparat dengan olesan tersebut dengan sepotong kertas isap.

Page 16: NGECAT BAKTERI GITUUU

3. Tetesi larutan Malachite Green.

4. Letakkan preparat di atas pembakar spritus selama 5-10 menit dan jaga

sampai larutan kering.

5. Angkat kertas isap dan cuci preparat dengan air mengalir.

6. Tetesi dengan larutan safranin selama 30-45 detik.

7. Cuci kembali dengan air mengalir dan keringkan secara hati-hati dengan

memakai kertas isap.

8. Amati di bawah mikroskop memakai pembesaran kuat dengan menggunakan

minyak imersi.

9. Catat dan gambar letak, bentuk dan ukuran spora.

E. Pengecatan Kapsul (1;50)

1. Siapkan preparat olesan bakteri.

2. Tetesi dengan larutan kristal violet dan panaskan di atas penangas air selama

1 menit.

3. Bilas dengan larutan CuSO4 dan keringkan dengan kertas isap.

4. Amati di bawah mikroskop memakai pembesaran kuat dengan menggunakan

minyak imersi.

Page 17: NGECAT BAKTERI GITUUU

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

1. Botol larutan

2. Botol semprot

3. Gelas objek

4. Lampu spritus

5. Mikroskop

6. Ose bulat

7. Pipet tetes

8. Tabung reaksi

III.1.2 Bahan

1. Alkohol

2. Alkohol asam

3. Air steril

4. Biakan bakteri Bacillus subtilis

5. Biakan bakteri Escherichia coli

6. Biakan bakteri Mycobacterium tubercolosisi

7. Biakan bakteri Acetobacter sp.

8. Kertas saring

Page 18: NGECAT BAKTERI GITUUU

9. Larutan Carbol fucsin

10. Larutan CuSO4

11. Larutan GRAM A

12. Larutan GRAM B

13. Larutan GRAM C

14. Larutan GRAM D

15. Larutan Kristal violet

16. Larutan Malachite Green

17. Larutan nigrosin

18. Larutan Safranin

19. Metilen blue

20. Tissue roll

21. Spritus

III.2 Cara Kerja

A. Pengecatan Sederhana

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Diambil 1 ose biakan murni bakteri (E. coli dan B. subtilis) secara aseptis.

3. Diratakan di atas objek glass dan difiksasi.

4. Ditetesi dengan larutan metilen blue 1-2 tetes dan dibiarkan mongering

selama 1-2 menit.

5. Dicuci dengan air mengalir dan sisanya dikeringkan dengan kertas saring.

Page 19: NGECAT BAKTERI GITUUU

6. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 dan digambar

hasil pengamatannya.

B. Pengecatan Negatif

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Objek glass ditetesi dengan nigrosin pada bagian ujung objek glass.

3. Diambil inokulan bakteri (E. coli atau B. subtilis) dan dimasukkan ke

dalam larutan nigrosin secara aseptis.

4. Diambil objek glass lain dan diletakkan di sebelah luar nigrosin dengan

posisi miring dan digeser perlahan hingga membentuk suatu lapisan tipis.

5. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x10.

6. Digambar hasil pengamatan.

C. Pengecatan Tahan Asam

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diambil satu tetes air steril kemudian diteteskan di atas objek glass secara

aseptis.

3. Diambil inokulan bakteri (Mycobacterium tubercolosa atau B. subtilis)

dengan ose bulat secara aseptis kemudian diletakkan di atas objek glass

yang sudah ditetesi dengan air steril.

4. Dikeringkan dan difiksasi.

5. Preparat ditutup dengan menggunakan kertas saring.

6. Ditambahkan 1 tetes larutan Carbol fucsin dan dipanaskan 3-5 menit,

setelah itu kertas saring dilepaskan.

Page 20: NGECAT BAKTERI GITUUU

7. Objek glass didinginkan dan dicuci dengan air mengalir.

8. Dicuci dengan alcohol asam dan dibiarkan 20 detik.

9. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan kertas saring.

10. Ditambahkan dengan metilen blue dan dibiarkan selama 1 menit.

11. Dicuci dengan air mengalir.

12. Diamati di bawah mikroskop dan digambar hasil pengamatan.

D. Pengecatan Gram

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Dioleskan biakan bakteri (B. subtilis atau E. coli) menggunakan secara

aseptis dan difiksasi.

3. Ditambahkan dengan 2 tetes larutan Gram A, dibiarkan 1 menit.

4. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan kertas saring.

5. Ditambahkan dengan 1 tetes larutan Gram B, dibiarkan selama 30 detik.

Setelah itu dicuci dan dikeringkan dengan kertas saring.

6. Ditambahkan dengan 1 tetes larutan Gram C dan dibiarkan selama 20 detik.

Setelah itu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan

menggunakan kertas saring.

7. Ditambahkan dengan 1 tetes larutan Gram D dan dibiarkan selama 1 menit.

Setelah itu, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.

8. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x 10 dan digambar hasil

pengamatan.

Page 21: NGECAT BAKTERI GITUUU

E. Pengecatan Kapsul

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diambil inokulan bakteri (Acetobacter) menggunakan ose bulat dan

dioleskan di atas objek glass. Difiksasi.

3. Ditambahkan larutan kristal violet hingga tergenang dan dibiarkan selama

1 menit.

4. Dibilas dengan larutan CuSO4 lalu dikeringkan dengan kertas saring.

5. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan digambar hasil

pengamatan.

F. Pengecatan Spora

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diambil inokulasi bakteri (B. subtilis) dengan menggunakan ose bulat

secara aseptis dan ditambahkan sedikit air steril agar tersuspensi.

3. Ditutup dengan kertas saring.

4. Ditambahkan dengan larutan Malachite Green 1-2 tetes dan dipanaskan ± 5

menit, setelah itu kertas saring dibuka.

5. Objek glass didinginkandan dicuci dengan air mengalir.

6. Dikeringkan dengan menggunakan kertas saring setelah itu ditambahkan

larutan safranin 1-2 tetes.

7. Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan dengan kertas saring.

8. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan digambar hasil

pengamatannya.

Page 22: NGECAT BAKTERI GITUUU

BAB IV

HASIL

IV.1 Tabel Pengamatan

1. Pengecatan Sederhana

Bakteri Zat warna Pengamatan Keterangan

Bacillus subtilisMetilen

biru

+Bakteri berwarna biru dengan latar

transparan

Escherichia coli +Bakteri berwarna biru dengan latar

transparan

2. Pengecatan Negatif

Bakteri Zat warna Pengamatan Keterangan

Bacillus subtilis

Nigrosin

+Bakteri transparan

dengan latar berwarna biru.

Escherichia coli +Bakteri transparan dengan latar berwarna biru

3. Pengecatan Tahan Asam

Bakteri Zat warna Pengamatan Keterangan

Bacillus subtilis Carbol fucsin ,

Metilen blue

- Warna luntur

Mycobacterium + Berwarna merah

Page 23: NGECAT BAKTERI GITUUU

4. Pengecatan Gram

Bakteri Zat warna Pengamatan Keterangan

Bacillus subtilis Zat warna Gram A,B,C,

dan D

Gram positif (+) Warna ungu

Escherichia coli Gram negatif (-) Warna merah

5. Pengecatan Kapsul

Bakteri Zat warna Pengamatan Keterangan

Acetobacter Kristal violet Memiliki kapsul Warna biru biru pucat

6. Pengecatan Spora

Bakteri Zat warna Pengamatan Keterangan

Bacillus subtilisMalachite green dan safranin

Memiliki spora vegetatif

Warna merah

Page 24: NGECAT BAKTERI GITUUU

II.2 Gambar

1. Pengecatan Sederhana

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Latar Belakang

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Latar Belakang

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Eschericia coliZat warna : Metilen biru

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Bacillus subtilisZat warna : Metilen biru

Page 25: NGECAT BAKTERI GITUUU

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Latar belakang

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Latar belakang

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Bacillus subtilisZat warna : Nigrosin

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Escherichia coliZat warna : Nigrosin

Page 26: NGECAT BAKTERI GITUUU

3. Pengecatan Tahan asam

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Objek glass

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Objek glass

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Mycobacterium tuberculosisZat warna : Carbol fucsin, alcohol dan

metilen blue

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Bacillus subtilisZat warna : Carbol fucsin, alcohol dan

metilen blue

Page 27: NGECAT BAKTERI GITUUU

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Latar Belakang

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Latar belakang

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Bacillus subtilisZat warna : Zat warna GRAM

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Escherichia coliZat warna : Zat warna GRAM

Page 28: NGECAT BAKTERI GITUUU

5. Pengecatan Kapsul

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Kapsul

3. Latar belakang

6. Pengecatan spora

KETERANGAN:

1. Bakteri

2. Spora

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : AcetobacterZat warna : Kristal violet

LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI DASAR

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri : Bacillus subtilisZat warna : Malacjite green dan safranin

Page 29: NGECAT BAKTERI GITUUU

BAB V

PEMBAHASAN

Untuk mengenal bentuk morfologi mikroba, maka harus dilakukan pewarnaan

terlebih dahulu. Tanpa pewarnaan maka bentuk tersebut tidak akan dapat diamati

secara jelas. Fungsi utama pengecatan adalah untuk memberi warna pada sel atau

bagian-bagiannya, sehingga menambah kontras dan tampak lebih jelas. Selain itu,

pengecatan juga dapat menunjukkan distribusi zat kimia bagian-bagian (konstituen)

sel, membedakan mikroorganisme satu dengan yang lain, menentukan pH dan

potensial oksidasi-reduksi ekstra selluler dan intraseluler.

Ada beberapa teknik pengecatan mikroorganisme yaitu: pengecatan

sederhana, pengecatan negatif, pengecatan tahan asam, pengecatan Gram, pengecatan

kapsul, dan pengecatan spora.

1. Pengecatan Sederhana

Pengecatan sederhana adalah pengecatan yang paling sederhana dari semua

metode pengecatan bakteri karena pada pewarnaan ini hanya digunakan satu

macam zat warna yaitu Metilen Blue. Pada pengecatan sederhana digunakan dua

jenis bakteri yaitu Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Metilen biru adalah zat

warna yang bermuatan positif dan akan terikat pada bakteri yang bermuatan negatif.

Dalam hal ini yang bermuatan negatif adalah cairan tubuh bakteri. Jika ada

mikroorganisme yang bermuatan negatif dan diuji dengan zat warna Metilen blue

maka metilen blue akan terikat ke dalam tubuh bakteri sehingga hasilnya bakteri

Page 30: NGECAT BAKTERI GITUUU

akan berwarna biru karena telah menyerap zat warna metilen blue. Dari hasil

pengecatan sederhana ini diperoleh bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli

yang berwarna biru yang berari bahwa kedua bakteri ini memiliki cairan tubuh yang

bermuatan negative.

2. Pengecatan Negatif

Pada pengecatan negatif, digunakan zat warna nigrosin. Zat warna nigrosin

adalah zat warna negative. Seperti halnya pada pengecatan sederhana, pada

pengecatan negative juga digunakan bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli.

Pada pengecatan negative, kedua bakteri di atas terlihat transparan jika dilihat di

bawah mikroskop. Hal ini disebabkan karena nigrosain merupakan zat warna

negative sehingga tidak dapat terikat pada bakteri dengan cairan tubuh yang

bermuatan negative pula sehingga yang berwarna pada pewarnaan negative adalah

latar belakangnya sedangkan bakteri tampak trasparan.

3. Pengecatan Tahan Asam

Pengecatan tahan asam adalah suatu metode pengecatan untuk menguji

apakah suatu bakteri memiliki kemampuan bertahan terhadap asam. Pada

pengecatan tahan asam digunakan dua macam bakteri yaitu Bacillus subtilis dan

Mycobacterium tuberculosis. Zat warna yang digunakan pada pengecatan tahan

asam ini adalah larutan carbol fucsin dan metilen blue ditambah dengan larutan

peluntur yaitu alkohol asam. Pada pengecatan tahan asam, mula-mula diambil

aquadest steril kemudian diteteskan di atas objek glass dan ditambahkan dengan

inokulen bakteri dan dibiarkan mengering dan difiksasi. Setelah itu ditambahkan zat

Page 31: NGECAT BAKTERI GITUUU

warna Carbol fucsin lalu ditutup dengan kertas saring dan difiksasi. Kemudian

dicuci dengan air mengalir lalu dicuci lagi dengan alcohol asam. Setelah itu

ditambahkan dengan metilen blue dan dicuci lagi dengan air. Dari hasil pengamatan

diperoleh bahwa Bacillus subtilis adalah bateri yang tidak tahan asam sedangkan

Mycobacterium adalah bakteri yang tahan asam di mana bakterinya akan berwarna

merah. Mycobacterium tuberculosis memiliki dinding sel terdiri dari lapisan lipid

yang tebal dan lapisan lilin di sebelah luar sel yang bersifat impermeable.

Warna merah ini berasal dari zat warna Carbol fucsin. Pada bakteri tahan

asam, tubuhnya mengandung asam mikolat sehingga yang terikat pada tubuhnya

adalah zat warna yang pertama diberikan kepadanya. Mekanismenya adalah pada

saat bakteri ditetesi dengan Carbol fucsin, bakteri akan meyerap zat warna tersebut.

dengan adanya fikasasi maka pengikatan zat warna menjadi kuat. Tujuan pencucian

dengan air adalah untuk membersihkan lindkungan yang mengandung zat warna.

Pada saat ditambahkan alcohol, bakteri tidak mampu mengambil zat warna yang

sudah terikat dalam bakteri. Pada saat ditambahkan dengan metilen blue, bakteri

tidak menyerap warna tersebut karena zat warna yang diserap adalah zat warna

yang pertama sehingga bakteri yang tahan asam akan berwarna merah.

4. Pengecatan Gram

Pengecatan gram merupakan pengecatan bakteri yang paling banyak

digunakan untuk pewarnaan bakteri. Prinsip dari pengecatan Gram adalah

penentuan jenis bakteri yang termasuk gram positif dan gram negative berdasarkan

perbedaan kandungan lipid dan peptidoglikan pada dinding selnya. Bakteri yang

Page 32: NGECAT BAKTERI GITUUU

digunakan Bacillus subtilis dan Eschericia coli. Pada pengecatan Gram digunakan

zat warna yaitu Gram A, Gram B, Gram C, dan Gram D.

- Komposisi Gram A adalah larutan kristal violet. Kristal violet merupakan zat

berwarna ungu yang bermuatan positif.

- Komposisi Gram B adalah larutan Mordant lugol iodin yang berwarna cokelat.

Fungsi dari larutan mordant ini adalah memperkuat ikatan zat warna yang

pertama yaitu kristal violet.

- Komposisi Gram C adalah etanol asam yang berfungsi untuk melunturkan lemak

yang terkandung dalam dinding sel bakteri sekaligus dengan zat warna yang telah

diserap.

- Komposisi gram D adalah larutan safranin yaitu larutan berwarna merah yang

berfungsi sebagai cat kontras yang memperjelas fungsi cat-cat sebelumnya.

Pada pengecatan bakteri, bakteri Gram positif akan berwarna ungu

saedangkan bakteri Gram negative akan berwarna merah. Perbedaan warna yang

ditujukkan ini terjadi karena perbedaan kandungan dinding sel bakteri, di mana

pada bakteri Gram positif dinding selnya mengandung peptidoglikan yang tebal

dan lapisan lemak yang tipis sedangkan dinding sel bakteri Gram negative terdiri

dari peptidoglikan yang tipis dan lapisan lemak yang tebal.

Pada saat penambahan kristal violet, larutan warna akan terserap ke dalam

dinding sel sedangkan penambahan larutan mordant lugol iodium akan

memperkuat daya ikat zat warna dalam dinding sel. Penambahan larutan Gram C

yaitu alcohol asam akan melarutkan lemak yang ada dalam dinding sel termasuk

Page 33: NGECAT BAKTERI GITUUU

zat warna yang telah diserapnya. Pada bakteri Gram postif yang memiliki lapisan

lemak yang tipis, zat warna kristal violet yang terlepas hanya sedikit, dan pada

saat penambahan larutan safranin maka zat warn aini tidak akan terikat lagi pada

dinding sel bakteri karena ikatan kristal violet pada dinding sel bakteri sangat

kuat. Hal inilah yang menyebabkan bakteri Gram positif berwarna ungu yang

berasal dari larutan kristal violet.

Pada bakteri gram negative, penambahan larutan Gram C akan melunturkan

lemak yang terkandung dalam dinding sel sehingga lapisann lemak yang tebal

yang dimiliki oleh bakteri akan terlarut demikian juga dengan kristal violet yang

telah diserap. Pada penambahan larutan safranin yang berwarna merah, zat warna

akan diserap sehingga bakteri gram negative akan berwarna merah.

Dari hasil pengecatan Gram diperoleh hasil Bacillus subtilis berwarna ungu

(gram positif) dan Escherichia coli berwarna merah (gram negative).

5. Pengecatan Kapsul

Pengecatan kapsul dilakukan untuk mengetahui apakah suatu bakteri dapat

membentuk kapsul atau tidak. Kapsul dibentuk oleh bakteri untuk melindungi

dirinya dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Untuk melakukan pengecatan

kapsul, mula-mula disiapkan preparat olesan bakteri Acetobacter, setelah itu

difiksasi. Setelah difiksasi, preparat ditambahkan dengan kristal violet sebagai zat

warna untuk memperjelas struktur bakteri. Setelah itu, ditambahkan dengan larutan

CuSO4 sebagai zat peluntur warna yang telah terikat pada tubuh bakteri. Pada

Page 34: NGECAT BAKTERI GITUUU

pengamatan di bawah mikroskop pada bakteri terlihat warna biru pucat yang

menandakan bahwa Acetobacter merupakan bakteri yang dapat membentuk kapsul.

6. Pengecatan Spora

Pengecatan spora bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri dapat

membentuk spora. Spora merupakan suatu bentukan yang berbentuk bulat atau

lonjong dan sukar dicat. Bakteri yang digunakan pada pengecatan spora kali ini

adalah Bacillus subtilis. Pada pengecatan spora, suspensi bakteri Acetobacter

ditutup dengan kertas saring setelah itu, ditambahkan dengan larutan Malachite

Green lalu dipanaskan agar zat warn adapat masuk ke dalam sel bakteri yang

mengandung spora. Setelah itu, kertas saring dilepas dan preparat dicuci dengan air

mengalir untuk membersihkan lingkungan sekitarnya dari zat warna. Setelah itu,

preparat ditambahkan dengan larutan safranin yang berwarna merah yang dapat

memberikan warna pada spora vegetatif jika bakteri tersebut memiliki spora

vegetatif. Dari hasil pengamatn di bawah mikroskop,pada bagian tubuh bakteri

Acetobacter terdapat warna hijau yang menunjukkan endospora. Warna hijau ini

berasal dari zat warna Malachite Green.

Dari semua teknik pewarnaan bakteri yang telah dijelaskan di atas, setiap

pewarnaan memerlukan pemanasan/fiksasi sebelum zat warna diberikan pada

preparat bakteri. Fiksasi ini bertujuan untuk :

a. Melekatkan sel pada gelas objek.

Page 35: NGECAT BAKTERI GITUUU

b. Membunuh mikroba karena sel dalam keadaan mati lebih mudah diwarnai

daripada sel dalam keadaan hidup.

c. Melepaskan granular protein menjadi gugus reaktif NH4+ yang akan bereaksi

dengan gugus OH- dari zat warna.

d. Mencegah terjadinya otolisis sel, yaitu proses pecahnya sel yang disebabkan

enzim yang adan di dalamnya.

e. Mengubah daya ikat zat warna.

Page 36: NGECAT BAKTERI GITUUU

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari hasil pewarnaan bakteri, dapat disimpulkan :

1. Bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli menampakkan warna biru

pada pengecatan sederhana.

2. Bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli tampak transparan pada

pewarnaan negative.

3. Mycobacterium tuberculosis termasuk bakteri tahan asam sedangkan

Bacillus subtilis termasuk golongan bakteri tidak tahan asam.

4. Bacillus subtilis tergolong bakteri Gram positif sedangkan Escherichia coli

merupakan bakteri gram negative.

5. Acetobacter merupakan bakteri yang dapat membentuk kapsul.

6. Bacillus subtilis merupakan bakteri yang dapat membentuk endospora.

VI.2 Saran

Kesabaran asisten membimbing praktikan tetap dipertahankan.

Page 37: NGECAT BAKTERI GITUUU

LAMPIRAN

SKEMA CARA KERJA

A. Pengecatan Sederhana

1 ose suspensi biakan bakteri

Ratakan di atas objek glass

Fiksasi

Tetesi Metilen Biru, 1-2 tetes

Biarkan 1-2 menit

Cuci dengan air mengalirKeringkan dengan tissue

Amati di bawah mikroskop (10 x 10)

Amati dan gambar hasil pengamatan

Page 38: NGECAT BAKTERI GITUUU

B. Pengecatan Negatif

Teteskan nigrosin di ujung objek glass

Masukkan inokulan dari ose

Objek glass lain diletakkan di sebelahLuar nigrosin dengan posisi miring (30o)

Geser perlahan hingga membentuk lapisan tipis

Amati di bawah mikroskop (10 x 10)

Hasil pengamatan digambar

Page 39: NGECAT BAKTERI GITUUU

C. Pengecatan Tahan Asam

Teteskan air steril pada objek glass

Teteskan suspensi biakan bakteri

Keringkan dan fiksasi

Tutup preparat dengan kertas saring

+ 1 tetes Carbol Fucsin

Panaskan 3 – 5 menit

Lepaskan kertas saring

Dinginkan dan cuci dengan air mengalir

Cuci dengan alkohol asam

20 detik

Cuci dengan air mengalir dan keringkan

+ Metilen Biru

1 menit

Cuci dengan air mengalir

Amati di mikroskop (10 x 10)

Gambar hasil pengamatan

Page 40: NGECAT BAKTERI GITUUU

D. Pengecatan Gram

Preparat olesan bakteri

Fiksasi

+ 2 tetes Gram A

1 menit

+ 2 tetes Gram B

30 detik

Cuci dengan air mengalir, keringkan

+ Gram C, 1 tetes

20 detik

Cuci dengan air mengalir dan keringkan

+ 1 tetes Gram D

1 menit

Cuci dengan air mengalir, keringkan

Amati di bawah mikroskop (10 x 10)

Gambar hasil pengamatan

Page 41: NGECAT BAKTERI GITUUU

E. Pengecatan Kapsul

Preparat olesan bakteri

Fiksasi

+ kristal violet (sampai tergenang)

Biarkan semenit

Bilas dengan larutan CuSO4

Keringkan dengan kertas saring

Amati di bawah mikroskop

Gambarkan hasil pengamatan

Page 42: NGECAT BAKTERI GITUUU

F. Pengecatan Spora

1 ose suspensi bakteri

Tutup dengan kertas saring

+ larutan Malachite green 1-2 tetes

Buka kertas saring

Dinginkan, cuci dengan air mengalir

Keringkan dengan tisu

+ larutan safranin 1-2 tetes

Cuci dan keringkan dengan kertas saring

Amati di mikroskop (10 x10)

Gambarkan hasil pengamatan