NEWSLETTER TATA RUANG & ATLAS | Edisi Mei 2018 Edisi...

2
REDAKSI: | Penanggung Jawab : Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas | Tim Redaksi: Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas | | Editor: Mulyanto Darmawan, Fakhruddin Mustofa , Sri Eka Wati, Roswidyatmoko D., Randhi Atiqi, Chintia Dewi | | Desain Tata Letak: Ika Rosalika | Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi : PUSAT PEMETAAN TATA RUANG DAN ATLAS BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Gedung F Lantai 2 Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong, Bogor Telp - PPTRA : (021) 8764613 Fax - PPTRA : (021) 8764613 Email : [email protected] Twitter: @pptra_big http://big.go.id/newsletter/ NEWSLETTER TATA RUANG & ATLAS | Edisi Mei 2018 Tata Ruang & Atlas Media Informasi Pemetaan Tata Ruang, Dinamika Sumberdaya, dan Atlas Edisi MEI 2018 S aat ini banyak rencana tata ruang wilayah (RTRW) provinsi, kabupaten dan kota yang sudah masuk tahap peninjauan kembali dalam periode 5 tahun. Berdasarkan hasil review dapat terlihat apakah RTRW masih relevan untuk dilanjutkan ataukah harus dilakukan revisi. Jika revisi, maka RTRW tersebut akan dilakukan perubahan yang terkait pada perubahan petanya. Revisi RTRW ini akan membutuhkan data dan informasi kondisi terakhir wilayah tersebut, baik yang terkait spasial maupun non spasial. Hal yang menarik terkait revisi maupun penyusunan RTRW baru saat ini adalah telah terbitnya Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN No. 1 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi Kabupaten dan Kota. Mengapa menarik? Karena pada Permen ATR ini menjelaskan tata cara penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota, dengan menekankan pentingnya informasi geospasial atau peta di dalamnya. Dalam Permen ATR ini disebutkan bahwa tata cara penyusunan RTRW terbagi dalam tahapan Persiapan, Pengumpulan Data dan Informasi, Pengolahan dan Analisis Data, Penyusunan Konsep RTRW, dan Penyusunan dan Pembahasan Raperda. Pada kegiatan persiapan dalam Permen ATR No. 1/2018 disebutkan bahwa ahli-ahli yang perlu dipersiapkan adalah ahli sistem informasi geografis dan ahli survei pemetaan wilayah, disamping ahli-ahli lainnya seperti ekonomi, infrastrukur, dan lingkungan. Mengapa secara khusus diperlukan ahli sistem informasi geografis serta ahli survei dan pemetaan? Hal ini dikarenakan permen tersebut mencantumkan data peta atau informasi geospasial yang dibutuhkan seperti peta rupabumi sebagai peta dasar, serta peta- peta tematik seperti peta geomorfologi dan peta peta kemampuan lahan. Ketentuan mengenai peta-peta ini adalah harus bersumber dari instansi yang berwenang dan mengikuti standard berdasarkan ketentuan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan Kebijakan Satu Peta, dimana seluruh peta harus memiliki referensi yang sama dan dapat dipertanggungjawabkan. Memperhatikan alur analisis pada Permen ini, maka informasi geospasial akan lebih banyak digunakan untuk analisis pada aspek fisik wilayah, walaupun juga digunakan pada analisis aspek lainnya seperti analisis kependudukan, analisis ekonomi, maupun analisis sarana- prasarana. Namun perannya lebih banyak pada pemahaman terhadap karakterisitik fisik wilayah untuk melihat sebaran sumber daya alam, potensi bencana alam serta kemampuan lahan pada wilayah yang direncanakan. Hal ini sejalan dengan kebijakan BIG khususnya Kedeputian Informasi Geospasial Tematik untuk menekankan pentingnya penggunaan informasi geospasial tematik bagi perencanaan pembangunan. Melalui Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas, maka aspek analisis fisik dan wilayah ini, secara aktif menekankan penggunaan informasi geospasial tematik dan analisis kemampuan lahan pada kegiatan asistensi pemetaan tata ruang untuk daerah. [Ryan Pribadi, 2018] Isu strategis & Info Kebijakan Asistensi Peta RTR Jan Feb Mar Apr Mei Total RTRW Nasional 0 0 0 0 0 0 KS Nasional 2 1 3 1 0 7 RTRW Provinsi 3 4 1 0 7 15 KS Provinsi 1 0 1 0 4 6 RTRW Kabupaten/Kota 16 25 63 87 96 287 KS Kabupaten/Kota 1 8 6 4 0 19 RDTR 50 144 162 104 120 580 Jumlah 73 182 236 196 227 914 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Jan Feb Mar Apr Mei Konsultasi Peta Rencana Tata Ruang 2018 RTRW Nasional KS Nasional RTRW Provinsi KS Provinsi RTRW Kabupaten/Kota KS Kabupaten/Kota RDTR Asistensi & Supervisi Peta RTR Periode Jan - Mei 2018 Provinsi RTRW Provinsi Tgl Rekom Supervisi Gorontalo Gorontalo 2018-01-17 Chintia DIY DIY 2018-02-05 Marhensa Provinsi RTRW Kab/Kota Tgl Rekom Supervisi Jawa Barat Garut 2018-01-18 Fuad Jawa Timur Nganjuk 2018-02-12 Paksi NTT Belu 2018-03-08 Marhensa Jawa Tengah Kota Magelang 2018-04-03 Chintia Jawa Tengah Batang 2018-04-11 Fuad Jawa Timur Bondowoso 2018-05-09 Diastarini Jawa Barat Pangandaran 2018-05-15 Rochmad Jawa Tengah Purbalingga 2018-05-23 Anggun KSN Tgl Rekom Supervisi Jantung Kalimantan HoB 2018-03-15 Chintia Provinsi Kabupaten RDTR Tanggal Rekom Asistensi Jawa Timur Nganjuk Kertosono & Nganjuk 2018-01-24 Suspima Bali Buleleng Celukan Bawang 2018-01-25 Fuad Jawa Timur Bangkalan Klampis 2018-01-26 Chintia Sumatera Barat Kota Payakumbuh Kota Payakumbuh 2018-01-29 Marhensa Sumatera Barat Padang Pariaman Tiram 2018-02-15 Chintia Papua Merauke Distrik Kurik 2018-02-26 Anggun Sulawesi Selatan Gowa Borongloe & Barombong 2018-03-05 Diastarini Jawa Tengah Boyolali Teras 2018-03-06 Paksi Sulawesi Selatan Sinjai Lappadata 2018-03-06 Chintia Jawa Barat Tasikmalaya Singaparna 2018-03-13 Chintia Banten Tangerang Sindang Jaya 2018-03-13 Chintia Sulawesi Tenggara Kolaka Utara Lasusua 2018-03-26 Diastarini Jawa Timur Malang Singosari 2018-03-26 Iman Jawa Timur Blitar Kanigoro & Sutojayan 2018-04-03 Diastarini Sulawesi Selatan Pinrang Pinrang 2018-04-09 Suspima Kep. Bangka Belitung Bangka Selatan Batubetumpang 2018-04-23 Anggun Papua Boven Digoel Tanah Merah 2018-05-04 Anggun Sulawesi Selatan Pangkajene Kep. Kota Pangkajene & Bungoro 2018-05-07 Suspima Jawa Timur Sumenep Pragaan, Saronggi, Bluto 2018-05-08 Marhensa Sulawesi Selatan Soppeng Watansoppeng 2018-05-08 Chintia Papua Asmat Agats Distrik Agats 2018-05-17 Anggun Kamur Distrik Pantai Kasuari Binam Distrik Suator Binam Zain Distrik Klof Braza Jawa Barat Kuningan Kuningan 2018-05-22 Marhensa Kadugede Luragung Cilimus Ciawigebang Total 46 Rekomendasi PROGRES ASISTENSI & SUPERVISI PETA TATA RUANG P eraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menyebutkan bahwa Bandar Kayangan sebagai salah satu kawasan andalan. Kawasan andalan merupakan bagian dari kawasan budidaya, baik di ruang darat maupun ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya. PP tersebut menetapkan Kawasan Bandar Kayangan sebagai kawasan andalan nasional untuk kegiatan industri, perdagangan, jasa dan kelautan yang terdiri atas pelabuhan yang dilengkapi kota metropolitan dengan industri dan kilang minyak. Kawasan Bandar Kayangan memiliki letak yang sangat strategis dan mempunyai peluang untuk di kembangkan menjadi “International Global Hub Port”. Kawasan Bandar Kayangan akan dibangun Global Hub Bandar Kayangan yang merupakan pelabuhan utama modern. Pada 21-25 Mei 2018 tim Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas (PPTRA) melakukan pra survei untuk memperoleh data dan informasi pengembangan Kawasan Bandar Kayangan. Tim PPTRA berkoordinasi ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Lombok Utara. Kabupaten Lombok Utara sedang melakukan revisi RTRW salah satunya untuk mengakomodir Kawasan Bandar Kayangan. Pengembangan Kawasan Bandar Kayangan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian Kabupaten Lombok Utara. Kawasan Bandar Kayangan menjadi inovasi dan terobosan yang diharapkan mengubah Kabupaten Lombok Utara dari kawasan daerah tertinggal menjadi kawasan industri, jasa, energi dan maritim dunia. Dalam pengembangannya menerapkan prinsip kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat (Public Private People Partnership-P4). Koordinasi ke OPD dilakukan untuk memperoleh data dukung, arah dan strategi kebijakan serta isu strategis pengembangan kawasan. Saat ini sedang dilakukan proses izin lokasi kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Data dan informasi ini akan digunakan sebagai masukan dalam kajian model dinamika spasial Kawasan Bandar Kayangan. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi, lingkungan dan spasial. BIG melalui PPTRA berperan dalam pemanfaatan informasi geospasial untuk pengambilan kebijakan dan penyusunan skenario pengembangan wilayah. [Roswidyatmoko Dwihatmojo, 2018] RTRW Provinsi : 2 Rekomendasi RTRW Kab/Kota : 8 Rekomendasi RDTR : 35 Rekomendasi KSN : 1 Rekomendasi PPTRA MELAKUKAN PRA SURVEI KAWASAN BANDAR KAYANGAN Kawasan Bandar Kayangan A lvin Toffler membagi perkembangan peradaban manusia menjadi tiga gelombang yakni gelombang masyarakat agraris, gelombang masyarakat industri, dan gelombang masyarakat informasi. Saat ini ada yang mengistilahkan masyarakat dunia tengah memasuki gelombang industri informasi, sebagai gelombang generasi keempat. Gelombang baru ini mulai banyak disebut sebagai gelombang revolusi industri 4.0, gaungnya semakin nyaring terdengar di Indonesia. Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom asal Jerman itu menulis dalam bukunya, e Fourth Industrial Revolution bahwa konsep itu telah mengubah hidup dan kerja manusia. Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan era digitalisasi dan internet. Zaman yang ditandai dengan sistem cloud computing, cyber, virtual, big data, konektivitas manusia, mesin dan data, semua data ada di mana-mana dan bisa diakses siapa saja. Kata kuncinya ada dua, yakni near-future yaitu perubahan bukan dalam waktu lama melainkan hitungan bulan. Kedua adalah ekosistem yang ujungnya bisa mengubah perilaku seseorang. Jika alih teknologi industri pada masa lalu memerlukan puluhan hingga ratusan tahun untuk menjadi budaya atau mempengaruhi perkembangan masyarakat, pada era serba internet dan jaringan ini hanya memerlukan beberapa detik. Perubahan di belahan dunia manapun sekejap bisa langsung berpengaruh ke Indonesia. Demikian pula yang terjadi pada dunia informasi geospasial, khususnya pada teknologi pemetaan tata ruang dan atlas. Kebijakan pimpinan bahwa setiap ASN wajib mempunyai minimal 20 jam aktivitas peningkatan kapasitas SDM sangat pas dengan keinginan kami untuk beradaptasi dengan berbagai teknologi dan kemajuan yang ada. Beberapa tugas yang cukup menantang sebagai bagian dari cara kami memanfaatkan kemajuan internet salah satunya adalah penyedian fasilitas Rekomendasi online. Pemberian rekomendasi merupakan tugas yang kami emban sebagai implementasi PP 8/2013 tentang Ketelitian Peta Tata Ruang. Terdapat kurang lebih 1800 RDTR, 34 RTRW provinsi dan 514 RTRW Kabupaten dan Kota yang saat ini tengah disusun dan diusulkan oleh daerah. Tentunya ini menjadi amanah yang harus kami jalankan secara cepat tetapi juga tidak mengabaikan keakuratan. Alhamdulillah sejak Januari sampai Mei 2018, kami sudah memberi rekomendasi peta tata ruang sebanyak 46 peta. Jumlah ini tentu belum signifikan terhadap total peta tata ruang yang harus kami validasi. Oleh karena itu, salah satu perubahan cepat adalah menyiapkan sistem rekomendasi online. Pajak online merupakan contoh yang patut ditiru untuk penyusunan rekomendasi tata ruang online. Dalam konteks ini, daerah dapat mengupload pekerjaan penyusunan peta tata ruang mereka dengan data dukung yang cukup, selanjutnya mesin secara otomatis akan melakukan verifikasi cepat untuk menentukan apakah peta mereka layak mendapat rekomendasi BIG atau masih perlu asistensi. Namun tugas pemerintah jangan hanya mengandalkan industri 4.0, melainkan juga menyiapkan langkah-langkah antisipasi atas berbagai dampak yang akan terjadi. Untuk itu saat ini kami tengah menjajaki kerjasama dengan BPPT dalam teknologi pengamanan data digital. Akhirnya, dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, kami akan terus berinovasi dan menyiapkan SDM unggul, salah satunya dalam dunia literasi dan tulis menulis. Selamat berpuasa [Mulyanto Darmawan, 2018] Sistem Rekomendasi Online New Inovation Catatan Beranda

Transcript of NEWSLETTER TATA RUANG & ATLAS | Edisi Mei 2018 Edisi...

REDAKSI:| Penanggung Jawab : Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas | Tim Redaksi: Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas |

| Editor: Mulyanto Darmawan, Fakhruddin Mustofa , Sri Eka Wati, Roswidyatmoko D., Randhi Atiqi, Chintia Dewi | | Desain Tata Letak: Ika Rosalika |

Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi :

PUSAT PEMETAAN TATA RUANG DAN ATLASBADAN INFORMASI GEOSPASIALGedung F Lantai 2Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong, Bogor

Telp - PPTRA : (021) 8764613Fax - PPTRA : (021) 8764613Email : [email protected]: @pptra_bighttp://big.go.id/newsletter/

NEWSLETTER TATA RUANG & ATLAS | Edisi Mei 2018

Tata Ruang & Atlas

Media Informasi Pemetaan Tata Ruang, Dinamika Sumberdaya, dan Atlas

Edisi MEI 2018

Saat ini banyak rencana tata ruang wilayah (RTRW) provinsi, kabupaten dan kota yang sudah masuk tahap

peninjauan kembali dalam periode 5 tahun. Berdasarkan hasil review dapat terlihat apakah RTRW masih relevan untuk dilanjutkan ataukah harus dilakukan revisi. Jika revisi, maka RTRW tersebut akan dilakukan perubahan yang terkait pada perubahan petanya. Revisi RTRW ini akan membutuhkan data dan informasi kondisi terakhir wilayah tersebut, baik yang terkait spasial maupun non spasial.

Hal yang menarik terkait revisi maupun penyusunan RTRW baru saat ini adalah telah terbitnya Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN No. 1 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi Kabupaten dan Kota. Mengapa menarik? Karena pada Permen ATR ini menjelaskan tata cara penyusunan RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota, dengan menekankan pentingnya informasi geospasial atau peta di dalamnya. Dalam Permen ATR ini disebutkan bahwa tata cara penyusunan

RTRW terbagi dalam tahapan Persiapan, Pengumpulan Data dan Informasi, Pengolahan dan Analisis Data, Penyusunan Konsep RTRW, dan Penyusunan dan Pembahasan Raperda.

Pada kegiatan persiapan dalam Permen ATR No. 1/2018 disebutkan bahwa ahli-ahli yang perlu dipersiapkan adalah ahli sistem informasi geografis dan ahli survei pemetaan wilayah, disamping ahli-ahli lainnya seperti ekonomi, infrastrukur, dan lingkungan. Mengapa secara khusus diperlukan ahli sistem informasi geografis serta ahli survei dan pemetaan? Hal ini dikarenakan permen tersebut mencantumkan data peta atau informasi geospasial yang dibutuhkan seperti peta rupabumi sebagai peta dasar, serta peta-peta tematik seperti peta geomorfologi dan peta peta kemampuan lahan. Ketentuan mengenai peta-peta ini adalah harus bersumber dari instansi yang berwenang dan mengikuti standard berdasarkan ketentuan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan Kebijakan Satu Peta, dimana seluruh peta harus memiliki referensi

yang sama dan dapat dipertanggungjawabkan.Memperhatikan alur analisis pada Permen

ini, maka informasi geospasial akan lebih banyak digunakan untuk analisis pada aspek fisik wilayah, walaupun juga digunakan pada analisis aspek lainnya seperti analisis kependudukan, analisis ekonomi, maupun analisis sarana-prasarana. Namun perannya lebih banyak pada pemahaman terhadap karakterisitik fisik wilayah untuk melihat sebaran sumber daya alam, potensi bencana alam serta kemampuan lahan pada wilayah yang direncanakan. Hal ini sejalan dengan kebijakan BIG khususnya Kedeputian Informasi Geospasial Tematik untuk menekankan pentingnya penggunaan informasi geospasial tematik bagi perencanaan pembangunan. Melalui Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas, maka aspek analisis fisik dan wilayah ini, secara aktif menekankan penggunaan informasi geospasial tematik dan analisis kemampuan lahan pada kegiatan asistensi pemetaan tata ruang untuk daerah. [Ryan Pribadi, 2018]

Isu strategis & Info Kebijakan

Asistensi Peta RTR Jan Feb Mar Apr Mei Total

RTRW Nasional 0 0 0 0 0 0

KS Nasional 2 1 3 1 0 7

RTRW Provinsi 3 4 1 0 7 15

KS Provinsi 1 0 1 0 4 6

RTRW Kabupaten/Kota 16 25 63 87 96 287

KS Kabupaten/Kota 1 8 6 4 0 19

RDTR 50 144 162 104 120 580

Jumlah 73 182 236 196 227 914

020406080

100120140160180

Jan Feb Mar Apr Mei

Konsultasi Peta Rencana Tata Ruang 2018

RTRW Nasional

KS Nasional

RTRW Provinsi

KS Provinsi

RTRW Kabupaten/Kota

KS Kabupaten/Kota

RDTR

Asistensi & Supervisi Peta RTR Periode Jan - Mei 2018

Provinsi RTRW Provinsi Tgl Rekom Supervisi

Gorontalo Gorontalo 2018-01-17 Chintia

DIY DIY 2018-02-05 Marhensa

Provinsi RTRW Kab/Kota Tgl Rekom Supervisi

Jawa Barat Garut 2018-01-18 Fuad

Jawa Timur Nganjuk 2018-02-12 Paksi

NTT Belu 2018-03-08 Marhensa

Jawa Tengah Kota Magelang 2018-04-03 Chintia

Jawa Tengah Batang 2018-04-11 Fuad

Jawa Timur Bondowoso 2018-05-09 Diastarini

Jawa Barat Pangandaran 2018-05-15 Rochmad

Jawa Tengah Purbalingga 2018-05-23 Anggun

KSN Tgl Rekom Supervisi

Jantung Kalimantan HoB 2018-03-15 Chintia

Provinsi Kabupaten RDTR Tanggal Rekom Asistensi

Jawa Timur Nganjuk Kertosono & Nganjuk 2018-01-24 Suspima

Bali Buleleng Celukan Bawang 2018-01-25 Fuad

Jawa Timur Bangkalan Klampis 2018-01-26 Chintia

Sumatera Barat Kota Payakumbuh Kota Payakumbuh 2018-01-29 Marhensa

Sumatera Barat Padang Pariaman Tiram 2018-02-15 Chintia

Papua Merauke Distrik Kurik 2018-02-26 Anggun

Sulawesi Selatan Gowa Borongloe & Barombong 2018-03-05 Diastarini

Jawa Tengah Boyolali Teras 2018-03-06 Paksi

Sulawesi Selatan Sinjai Lappadata 2018-03-06 Chintia

Jawa Barat Tasikmalaya Singaparna 2018-03-13 Chintia

Banten Tangerang Sindang Jaya 2018-03-13 Chintia

Sulawesi Tenggara Kolaka Utara Lasusua 2018-03-26 Diastarini

Jawa Timur Malang Singosari 2018-03-26 Iman

Jawa Timur Blitar Kanigoro & Sutojayan 2018-04-03 Diastarini

Sulawesi Selatan Pinrang Pinrang 2018-04-09 Suspima

Kep. Bangka Belitung Bangka Selatan Batubetumpang 2018-04-23 Anggun

Papua Boven Digoel Tanah Merah 2018-05-04 Anggun

Sulawesi Selatan Pangkajene Kep. Kota Pangkajene & Bungoro 2018-05-07 Suspima

Jawa Timur Sumenep Pragaan, Saronggi, Bluto 2018-05-08 Marhensa

Sulawesi Selatan Soppeng Watansoppeng 2018-05-08 Chintia

Papua Asmat

Agats Distrik Agats

2018-05-17 AnggunKamur Distrik Pantai Kasuari

Binam Distrik Suator

Binam Zain Distrik Klof Braza

Jawa Barat Kuningan

Kuningan

2018-05-22 Marhensa

Kadugede

Luragung

Cilimus

Ciawigebang

Total 46 RekomendasiPROGRES ASISTENSI & SUPERVISI

PETA TATA RUANG

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menyebutkan bahwa Bandar Kayangan sebagai salah

satu kawasan andalan. Kawasan andalan merupakan bagian dari kawasan budidaya, baik di ruang darat maupun ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya. PP tersebut menetapkan Kawasan Bandar Kayangan sebagai kawasan andalan nasional untuk kegiatan industri, perdagangan, jasa dan kelautan yang terdiri atas pelabuhan yang dilengkapi kota metropolitan dengan industri dan kilang minyak. Kawasan Bandar Kayangan memiliki letak yang sangat strategis dan mempunyai peluang untuk di kembangkan menjadi “International Global Hub Port”. Kawasan Bandar Kayangan akan dibangun Global Hub Bandar Kayangan yang merupakan pelabuhan utama modern.

Pada 21-25 Mei 2018 tim Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas (PPTRA) melakukan pra survei untuk memperoleh data dan informasi pengembangan Kawasan Bandar Kayangan. Tim PPTRA berkoordinasi ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Lombok Utara. Kabupaten Lombok Utara sedang

melakukan revisi RTRW salah satunya untuk mengakomodir Kawasan Bandar Kayangan. Pengembangan Kawasan Bandar Kayangan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian Kabupaten Lombok Utara. Kawasan Bandar Kayangan menjadi inovasi dan terobosan yang diharapkan mengubah Kabupaten Lombok Utara dari kawasan daerah tertinggal menjadi kawasan industri, jasa, energi dan maritim dunia. Dalam pengembangannya menerapkan prinsip kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat (Public Private People Partnership-P4).

Koordinasi ke OPD dilakukan untuk memperoleh data dukung, arah dan strategi kebijakan serta isu strategis pengembangan kawasan. Saat ini sedang dilakukan proses izin lokasi kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Data dan informasi ini akan digunakan sebagai masukan dalam kajian model dinamika spasial Kawasan Bandar Kayangan. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi, lingkungan dan spasial. BIG melalui PPTRA berperan dalam pemanfaatan informasi geospasial untuk pengambilan kebijakan dan penyusunan skenario pengembangan wilayah. [Roswidyatmoko Dwihatmojo, 2018]

RTRW Provinsi : 2 RekomendasiRTRW Kab/Kota : 8 Rekomendasi RDTR : 35 RekomendasiKSN : 1 Rekomendasi

PPTRA MELAKUKAN PRA SURVEI KAWASAN BANDAR KAYANGAN

Kawasan Bandar Kayangan

Alvin Toffler membagi perkembangan peradaban manusia menjadi tiga gelombang yakni gelombang

masyarakat agraris, gelombang masyarakat industri, dan gelombang masyarakat informasi. Saat ini ada yang mengistilahkan masyarakat dunia tengah memasuki gelombang industri informasi, sebagai gelombang generasi keempat. Gelombang baru ini mulai banyak disebut sebagai gelombang revolusi industri 4.0, gaungnya semakin nyaring terdengar di Indonesia.

Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom asal Jerman itu menulis dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution bahwa konsep itu telah mengubah hidup dan kerja manusia. Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan era digitalisasi dan internet. Zaman yang ditandai dengan sistem cloud computing, cyber, virtual, big data, konektivitas manusia, mesin dan data, semua data ada di mana-mana dan bisa diakses siapa saja.

Kata kuncinya ada dua, yakni near-future yaitu perubahan bukan dalam waktu lama melainkan hitungan bulan. Kedua adalah ekosistem yang ujungnya bisa mengubah perilaku seseorang. Jika alih teknologi industri pada masa lalu memerlukan puluhan hingga ratusan tahun untuk menjadi budaya atau mempengaruhi perkembangan masyarakat,

pada era serba internet dan jaringan ini hanya memerlukan beberapa detik. Perubahan di belahan dunia manapun sekejap bisa langsung berpengaruh ke Indonesia.

Demikian pula yang terjadi pada dunia informasi geospasial, khususnya pada teknologi pemetaan tata ruang dan atlas. Kebijakan pimpinan bahwa setiap ASN wajib mempunyai minimal 20 jam aktivitas peningkatan kapasitas SDM sangat pas dengan keinginan kami untuk beradaptasi dengan berbagai teknologi dan kemajuan yang ada. Beberapa tugas yang cukup menantang sebagai bagian dari cara kami memanfaatkan kemajuan internet salah satunya adalah penyedian fasilitas Rekomendasi online.

Pemberian rekomendasi merupakan tugas yang kami emban sebagai implementasi PP 8/2013 tentang Ketelitian Peta Tata Ruang. Terdapat kurang lebih 1800 RDTR, 34 RTRW provinsi dan 514 RTRW Kabupaten dan Kota yang saat ini tengah disusun dan diusulkan oleh daerah. Tentunya ini menjadi amanah yang harus kami jalankan secara cepat tetapi juga tidak mengabaikan keakuratan. Alhamdulillah sejak Januari sampai Mei 2018, kami sudah memberi rekomendasi peta tata ruang sebanyak 46 peta. Jumlah ini tentu belum signifikan terhadap total peta tata ruang yang harus kami validasi. Oleh karena itu, salah satu perubahan cepat adalah menyiapkan sistem rekomendasi online. Pajak online merupakan

contoh yang patut ditiru untuk penyusunan rekomendasi tata ruang online. Dalam konteks ini, daerah dapat mengupload pekerjaan penyusunan peta tata ruang mereka dengan data dukung yang cukup, selanjutnya mesin secara otomatis akan melakukan verifikasi cepat untuk menentukan apakah peta mereka layak mendapat rekomendasi BIG atau masih perlu asistensi.

Namun tugas pemerintah jangan hanya mengandalkan industri 4.0, melainkan juga menyiapkan langkah-langkah antisipasi atas berbagai dampak yang akan terjadi. Untuk itu saat ini kami tengah menjajaki kerjasama dengan BPPT dalam teknologi pengamanan data digital. Akhirnya, dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, kami akan terus berinovasi dan menyiapkan SDM unggul, salah satunya dalam dunia literasi dan tulis menulis. Selamat berpuasa [Mulyanto Darmawan, 2018]

Sistem Rekomendasi Online

New Inovation

Catatan Beranda

2 NEWSLETTER TATA RUANG & ATLAS | Edisi Mei 2018 NEWSLETTER TATA RUANG & ATLAS | Edisi Mei 2018 3

Pada tanggal 14-15 Mei 2018, Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas melaksanakan Focus Group Discussion

(FGD) Kegiatan Penyusunan Dataset Peta RDTR dalam rangka mendukung percepatan penyelesaian Peta Rencana Detail Tata Ruang. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di

Jakarta dan dihadiri oleh pemerintah daerah dari beberapa kabupaten terpilih serta narasumber dari K/L.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Dr. Ir. Mulyanto Darmawan, M.Sc selaku Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas. Kegiatan ini merupakan bentuk bantuan teknis percepatan penyelesaian perpetaan dari BIG kepada pemerintah daerah sebanyak 100 BWP Peta RDTR hingga memperoleh surat rekomendasi. Bantuan ini diberikan kepada daerah yang sudah melakukan proses asistensi dengan status selesai peta dasar atau capaian tahap 4 berdasarkan situs http://tataruang.big.go.id.

Turut hadir dalam acara ini narasumber dari Kementerian ATR/BPN, Ir. Sufrijadi, M.A serta Elmi Yasinta Ciptadi dari Kementerian PPN/Bappenas. Masing-masing narasumber menyampaikan materi terkait regulasi dan perkembangan terkait RDTR di masing-masing sektor tersebut. Pada sesi kedua, dihadiri Deputi IGT Dr. Nurwadjedi sekaligus memberi arahan kepada pemerintah daerah untuk segera menyelesaikan peta tata ruang, disamping itu juga memberi arahan untuk meninjau proses desk pada saat pengumpulan data.

Melalui kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah perda yang disahkan terkait tata ruang di daerah, khususnya RDTR sebagai salah satu arahan pembangunan. Jumlah perda RDTR yang disahkan saat ini baru sekitar 2% dari ribuan RDTR yang sedang disusun. Hal ini belum selaras dengan undang-undang yang mengamanahkan bahwa RDTR harus selesai maksimal 36 bulan setelah RTRW disahkan. [Chintia Dewi, 2018]

FGD Penyusunan Dataset Peta RDTR untuk Mendukung Percepatan Penyelesaian Peta

Rencana Tata RuangKabupaten Pangandaran merupakan salah satu

Daerah Otonomi Baru (DOB) di Provinsi Jawa Barat, pemekaran dari Kabupaten Ciamis. Kabupaten

ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran di Provinsi Jawa Barat. Berkenaan dengan statusnya sebagai daerah otonomi baru, tentu kebutuhan akan penyusunan rencana tata ruang wilayah (RTRW) sangat perlu untuk segera direalisasikan. Penyusunan RTRW tersebut termasuk didalamnya adalah pembuatan peta-peta rencana tata ruang yang wajib dikonsultasikan kepada Badan Informasi Geospasial berdasarkan amanat dalam PP Nomor 8 tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang.

Setelah melewati beberapa kali proses asistensi dan supervisi, akhirnya pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2018 yang disaksikan langsung oleh Sekretaris Kepala Bappeda Kab. Pangandaran, BIG memberikan rekomendasi peta RTRW Kabupaten Pangandaran tahun 2018 – 2038. Proses validasi untuk peta RTRW Kabupaten Pangandaran ini sudah sesuai dengan syarat-syarat penyusunan peta RTRW kabupaten. Hal-hal terkait yang dimaksud misalnya terkait sumber data yang menggunakan data terbaru, batas wilayah sudah sesuai dengan Kepmendagri, serta pedoman penyusunan yang sudah mengacu pada Permen PU Nomor 16 Tahun 2009 dan PP Nomor 8 Tahun 2013.

Terselesaikannya Peta RTRW Kabupaten Pangandaran bisa memacu pemerintah daerah di tepi Samudera Hindia ini untuk mempercepat proses penyusunan RDTR-nya. Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (PP-PPR), setiap Kabupaten/Kota harus menetapkan RTRW dan menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)nya. RDTR tersebut harus sudah ditetapkan paling lama 36 bulan sejak ditetapkan Perda RTRW. Selain itu penetapan Peraturan Daerah tentang RTRW tersebut juga menjadi bagian penting untuk menjamin kepastian hukum dalam implementasinya. [Rochmad Budi Santoso, 2018]

BIG Memberikan Rekomendasi Peta RTRW Kabupaten Pangandaran

Tahun ini, kegiatan Pembinaan Atlas dan Pemetaan Sosial akan sedikit berbeda dengan tahun-tahun

sebelumnya. Hampir setiap tahun kegiatan ini diisi dengan penyusunan atlas taktual dengan tema-tema tertentu. Atlas yang dihasilkan tersebut selanjutnya diujicobakan kepada para penyandang disabilitas netra di berbagai daerah. Kegiatan uji coba tersebut bertujuan untuk menguji tingkat keterbacaan informasi pada atlas taktual sekaligus mengenalkan Informasi Geospasial (IG) kepada para penyandang disabilitas netra.

Pada tahun 2018, fokus kegiatan Pembinaan Atlas dan Pemetaan Sosial sedikit digeser ke arah sosialisasi kepada para penyandang disabilitas netra tentang IG. Sebagian atlas yang dihasilkan pada tahun-tahun sebelumnya dan telah dikoreksi berdasarkan hasil uji coba tingkat keterbacaan akan digunakan sebagai alat dalam melakukan pembinaan. Kegiatan sosialisasi tersebut bertujuan untuk mengakrabkan tuna netra dengan IG dan mengenalkan wilayah NKRI melalui atlas taktual.

Oleh sebab itu, telah dipilih beberapa peta yang akan dijadikan sebagai alat pembinaan, yaitu: peta dunia, peta wilayah NKRI, dan peta wilayah administrasi per pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali – Nusatenggara, Maluku, dan Papua. Kecuali peta dunia, spesifikasi yang digunakan mengacu pada pada spesifikasi peta yang biasa diterapkan pada atlas taktual yang dicetak pada bahan tacon sheet ukuran A3.

Salah satu hal menarik terkait kegiatan pembinaan tahun ini adalah peta taktual dunia. Peta taktual dunia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka mengenalkan wilayah NKRI. Melalui peta taktual dunia tersebut, para penyandang disabilitas netra dapat memahami lokasi gegrafis Indonesia yang strategis di tengah lingkungan global. Sehubungan dengan itu, tim Bidang Atlas dan Pemetaan Sosial didukung oleh tim Lembaga Dria Manunggal telah berhasil membuat peta taktual dunia.

Peta dunia taktual yang akan dihasilkan

berukuran 4xA3. Dalam proses penyetakan, wilayah dunia dibagi-bagi ke dalam 9 master cetak karena keterbatasan mesin cetak yang hanya mampu mencetak pada ukuran maksimal A3. Selanjutnya 9 bagian dunia tersebut disambung-sambung dengan menggunakan lem sehingga menghasilkan satu kesatuan wilayah dunia yang utuh pada ukuran 4xA3. Melalui pertemuan yang dilakukan pada tanggal 25 April 2018 di Yogyakarta, diketahui bahwa seluruh peta-peta yang dibutuhkan dalam kegiatan pembinaan tahun ini telah siap digunakan. Kegiatan pembinaan pada tahun ini kemungkinan akan dilakukan di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Sumatera Barat. [Randhi Atiqi, 2018]

Peta Taktual Dunia bagi Penyandang Disabilitas Netra

POTRET KEGIATAN PPTRA

Kick Of Meeting (KOM) pekerjaan Pemodelan Dinamika Spasial Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) telah dilaksanakan tangggal 3 Mei 2018. Pasca KOM maka kegiatan Pemodelan Dinamika Spasial KEK MBTK telah dimulai. Inti dari pekerjaan tersebut mengenai spatial modelling KEK MBTK dan sekitarnya. Untuk mendapatkan hasil output yang lengkap dan berkualitas maka diperlukan data input yang memadai dan berkualitas. Untuk itu diperlukan kegiatan pengumpulan data yang intensif dan mendalam agar semua data yang dibutuhkan dapat didapatkan dengan kondisi baik.

Untuk menunjang proses pengumpulan data yang lancar maka dilakukan survei pendahuluan oleh tim teknis bidang Pemetaan Dinamika Sumberdaya (PDS). Survei pendahuluan ini bertujuan untuk mengecek ketersediaan data dan siapa wali data didaerah yang bertanggung jawab. Melalui prasurvei ini diharapkan saat pelaksanaan FGD dan survei lanjutan,

pihak daerah telah siap memberikan support data untuk pekerjaan Pemodelan Dinamikas Spasial KEK MBTK.

Dalam kegaitan prasurvei, tim PDS mengunjungi beberapa instansi yang terkait dengan KEK MBTK yaitu Bappeda Provinsi Kaltim, Dinas PU Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat serta Dinas Perindagkop dan UKM. Dari hasil prasurvei diperoleh daftar wali data yang bermanfaat untuk kegiatan pemodelan. Pemerintah daerah saat kunjungan prasurvei juga memberikan apresiasi dan dukungan penuh baik dari penyediaan data maupun dukungan lainnya.

Pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan ini karena adanya investasi yang besar di KEK MBTK akan memberikan dampak perkembangan wilayah yang pesat disekitarnya. Pemodelan ini mendukung penuh terhadap tata ruang yang ditetapkan agar perkembangan wilayahnya terarah. Melalui rencana pemodelan dinamika spasial yang memperhitungkan masuknya investasi, bisa menjadi acuan dalam menentukan pola ruang disekitar KEK MBTK agar dapat berkembang efektif. [Noor Adhi Sakti, 2018]

Pemetaan dinamika sumberdaya kawasan memiliki nilai strategis bagi pengembangan dan perencanaan

penataan ruang wilayah, khususnya berkaitan dengan proyek strategis nasional. Dinamika sumberdaya kawasan, selain memetakan alih fungsi lahan (landuse change), juga menganalisis korelasi sumberdaya strategis lainnya terhadap laju konversi, arah perubahan, serta dinamika ekonomi sebagai dampak dari pelaksanaan suatu kebijakan di kawasan tersebut.

Pada tahun 2018 Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas melaksanakan 4 (empat) kegiatan terkait model dinamika spasial yaitu model dinamika spasial Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, model dinamika spasial KEK Mandalika, model dinamika spasial KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), dan model dinamika spasial pengembangan Kawasan Bandar Kayangan. Model dinamika spasial yang dibangun digunakan untuk melihat bagaimana dampak sosial, ekonomi

dan lingkungan terhadap kawasan sekitarnya. Keempat kegiatan ini dilakukan secara kontraktual dengan pelaksana kegiatan adalah PT Gitamandalaksana consultan, PT Geospatial Infodinamika KSO DAS Map Indonesia, dan PT WebGIS Indonesia.

Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas menyelenggarakan kick off meeting pada awal bulan Mei untuk mengkoordinasikan 4 kegiatan model dinamika spasial. Koordinasi awal perlu dilakukan untuk mengetahui rangkaian pekerjaan baik secara teknis maupun administrasi. Kick of meeting dipimpin oleh Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas/Pejabat Pembuat Komitmen Pusat PTRA dan dihadiri oleh inspektorat, pihak pelaksana/konsultan, staf PPK dan tim teknis kegiatan model dinamika spasial. Agenda kegiatan ini meliputi: perkenalan tenaga ahli dari pihak pelaksana/konsultan, pembahasan objective atau sasaran atau target kegiatan, pembahasan ruang lingkup pekerjaan, diskusi mengenai

critical success factor secara umum pada masing-masing pekerjaan, pembahasan risiko utama dan penanganannya, pembahasan target schedule pelaksanaan, dan pembahasan metode pelaksanaan pekerjaan. Rangkaian kick off meeting diakhiri dengan penandatangan berita acara oleh Kepala Pusat PTRA, Direktur konsultan, dan tim teknis/supervisi. [Setiyani, 2018]

KICK OFF MEETING KEGIATAN PEMODELAN DINAMIKA SPASIAL

Koordinasi Kegiatan Pemodelan Dinamika Spasial KEK MBTK

Geografi Penduduk merupakan salah satu bagian dari Geografi Manusia. Sudut pandang Geografi Penduduk mengkaji variasi

ruang dalam hal distribusi, komposisi, perpindahan, dan pertumbuhan penduduk dikaitkan dengan variasi ruang di berbagai tempat. Ciri utama kajian Geografi Penduduk terletak pada cara pandang analisisnya yang selalu mengaitkan aspek kependudukan dengan unsur ruang. Buku ini hadir sebagai salah satu referensi dalam penentuan terhadap keterkaitan ruang dengan segala karakteristik dan dinamikanya yang berpengaruh terhadap pola perilaku penduduk di permukaan bumi.

Pada bagian awal, buku ini menyajikan pembahasan mengenai ruang lingkup kajian Geografi Penduduk, sumber data dan informasi kependudukan, serta distribusi penduduk dunia. Selanjutnya disampaikan bahasan tentang mobilitas penduduk serta kepadatan dan pertumbuhan penduduk. Pada bagian akhir disampaikan pula bahasan mengenai penduduk desa dan kota, tekanan penduduk dan daya dukung lingkungan, serta penduduk dan sumber daya.

Buku yang berkualitas ini diharapkan dapat membantu para akademisi, pengambil kebijakan, dan publik secara luas dalam menganalisis fenomena kependudukan dari sudut pandang analisis keruangan, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan. Bagi BIG, buku bermanfaat terutama untuk pemetaan tematik berbasis sosial kependudukan dan integrasinya dengan kondisi alam. [Adinda Cempaka, 2018] Judul Buku : Geografi Penduduk

Penyusun : Mamat RuhimatPenerbit : OmbakHal : viii + 208 Halaman

Resensi Buku

GEOGRAFI PENDUDUK

Pemberian Rekomendasi

Suasana FGD

Peta Taktual Dunia

Suasana Kick Off Meeting

Pra Survei PPTRA

Pengecekan Data Survei