KPEI Newsletter Edisi 4 2016

8
INDEKS >> Mencermati Program Prioritas KPEI 2016 – 2020 1 Menuju Kliring Terpusat untuk OTC Derivatif 5 Kegiatan KLIK’ers Kuartal III Tahun 2016 Statistik Kilas Peristiwa 7 8 6 3 Tulang Punggung Pengembangan Sistem Teknologi Informasi Information Security, Mengamankan Bisnis KPEI 4 asar modal yang dinamis dan kompetitif menyajikan banyak tantangan yang semakin kompleks. Tentu saja tantangan-tantangan tersebut perlu ditindak- lanjuti oleh institusi terkait di pasar modal Indonesia, ter- masuk SRO, agar tetap dapat memberikan layanan terbaik atau produk inovatif bagi pelaku pasar. Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) yang berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, KPEI harus meng- identifikasi tantangan pasar ke depan untuk menetapkan program kerja prioritas. Saat ini, KPEI tengah memfokuskan perhatian pada Strategic Business Plan (SBP) periode 2016 – 2020, yang dijabarkan pada be- berapa program kerja di setiap ta- hunnya. Direktur KPEI, Indriani Dar- mawati menegaskan bahwa latar belakang kondisi internal dan eksternal, baik lokal maupun glo- bal menjadi pertimbangan dalam penetapan program kerja priori- tas KPEI lima tahun ke depan. Dari sisi global, ia mengatakan, banyak peraturan dan kebijakan di pasar Merespon kebutuhan pengembangan pasar modal ke depan, KPEI telah menetapkan tiga program strategis periode 2016-2020. Program strategis itu kemudian dijabarkan dalam 10 langkah tindakan dalam rangka mendukung tugas pelayanan KPEI sebagai LKP. Mencermati Program Prioritas KPEI 2016 – 2020 Edisi 4 I Triwulan IV l 2016 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 1 KPEI Newsletter Latar belakang kondisi internal dan eksternal, baik lokal maupun global menjadi pertimbangan dalam penetapan program kerja KPEI lima tahun ke depan. ARTIKEL UTAMA modal internasional memiliki pengaruh ekstrateritorial. “Kebijakan tersebut memang tidak mengikat langsung terhadap aturan pasar modal dalam negeri. Akan teta- pi, tetap akan ada kendala karena kebijakan atau tata laksana di internal kita yang belum sesuai dengan pasar modal global,” ujar Indriani. “Dari dalam negeri, target BEI terkait transaksi bur- sa harian yang mencapai angka Rp35 triliun pada 2020, kemudian upaya BEI untuk memperkuat basis pemodal lokal, menambah kehadiran emiten baru, memperkuat P

Transcript of KPEI Newsletter Edisi 4 2016

Page 1: KPEI Newsletter Edisi 4 2016

indeks >>Mencermati Program Prioritas kPei 2016 – 20201

Menuju kliring Terpusat untuk OTC derivatif5

kegiatan kLik’ers kuartal iii Tahun 2016

statistik kilas Peristiwa7 863

Tulang Punggung Pengembangan sistem Teknologi informasi

Information Security, Mengamankan Bisnis kPei 4

asar modal yang dinamis dan kompetitif menyaji kan banyak tantangan yang semakin kompleks. Tentu saja tantangan-tantangan tersebut perlu ditindak-

lanjuti oleh institusi terkait di pasar modal Indonesia, ter-masuk SRO, agar tetap dapat memberikan layanan terbaik atau produk inovatif bagi pelaku pasar. Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) yang berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, KPEI harus meng-identifikasi tantangan pasar ke depan untuk menetapkan program kerja prioritas. Saat ini, KPEI tengah memfokuskan perhatian pada Strategic Business Plan (SBP) periode 2016 – 2020, yang dijabarkan pada be-berapa program kerja di setiap ta-hunnya.

Direktur KPEI, Indriani Dar-mawati menegaskan bahwa latar belakang kondisi internal dan eksternal, baik lokal maupun glo-bal menjadi pertimbangan dalam penetapan program kerja priori-tas KPEI lima tahun ke depan. Dari sisi global, ia mengatakan, banyak peraturan dan kebijakan di pasar

Merespon kebutuhan pengembangan pasar modal ke depan, kPei telah menetapkan tiga program strategis periode 2016-2020. Program strategis itu kemudian dijabarkan dalam 10 langkah tindakan dalam rangka mendukung tugas pelayanan kPei sebagai LkP.

Mencermati Program Prioritas kPei 2016 – 2020

e d i s i 4 I Tr i w u l a n i V l 2 0 1 6

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

1KPEI Newsletter

Latar belakang kondisi

internal dan eksternal, baik lokal maupun

global menjadi pertimbangan

dalam penetapan program kerja

KPEI lima tahun ke depan.

arTikeL uTaMa

modal internasional memiliki pengaruh ekstrateritorial. “Kebijakan tersebut memang tidak mengikat langsung terhadap aturan pasar modal dalam negeri. Akan teta-pi, tetap akan ada kendala karena kebijakan atau tata laksana di internal kita yang belum sesuai dengan pasar modal global,” ujar Indriani.

“Dari dalam negeri, target BEI terkait transaksi bur-sa harian yang mencapai angka Rp35 triliun pada 2020, kemudian upaya BEI untuk memperkuat basis pemodal lokal, menambah kehadiran emiten baru, memperkuat

P

Page 2: KPEI Newsletter Edisi 4 2016

KPEI Newsletter2

Edisi 4 I Triwulan IV l 2016

kualitas dan kemampuan broker, meng aktifkan kembali perdagangan de rivatif, serta program kebijakan tax amnesty yang dikeluarkan pemerintah juga menjadi alasan KPEI harus mena-ta kembali SBP 2016 – 2020,” tambah Indriani.

Perumusan SBP KPEI 2016-2020 terbagi dalam tiga tema strategi, yang kemudian dijabarkan dalam sepuluh program pengembangan, dan selan-jutnya diturunkan menjadi beberapa program kerja divisi di setiap tahun-nya untuk lima tahun ke depan. Tema strategi per-tama, mendorong KPEI menjadi CCP berstandar internasional (Reliable CCP by meeting international standards). Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis, Iding Pardi menga-takan, melalui program pertama ini, KPEI berusaha comply dengan standar in-ternasional di bidang pe-layanan sebagai LKP. “KPEI juga beru-paya untuk mencapai level CCP yang qualified dengan selalu mengacu pada ketentuan yang digariskan PFMI dan European Market Infrastructure Regu-lation (EMIR),” ujarnya. Sementara itu, soal kehandalan KPEI sebagai CCP di-ukur melalui kepercayaan pemangku kepentingan terhadap KPEI dalam mem berikan layanan yang profesio nal, proses yang efisien, dan beroperasi se-cara prudent. Hal tersebut juga perlu didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten, organisasi yang efek-tif, dan teknologi informasi yang han-dal.

Tema kedua, memperkuat posisi keuangan KPEI dengan memperluas peran sebagai CCP (Achieve financial resilience by expanding CCP roles). Indriani mengakui, KPEI merupakan institusi non-profit. Meski demikian, posisi keuangan yang sehat dan kuat sangat penting untuk mendukung ke-langsungan usaha Perusahaan dalam mendukung pasar modal Indonesia se-suai peran sebagai LKP. Posisi keuang-an yang lebih kuat diharapkan dapat dicapai melalui perluasan peran KPEI de ngan menyediakan layanan baru seperti di pasar derivatif, bilateral con­tract, maupun kliring over the counter (OTC). Hal ini memberi peluang KPEI

A R T I K E L u TA M A

untuk berinovasi dalam mengem-bangkan layanannya. “Peluang ini bisa terealisasi melalui kerjasama de-ngan bursa, lalu upaya mengkreasi jasa layanan baru dengan mengacu pada CCP di negara-negara lain,” tim-pal Iding.

Tema ketiga, KPEI ingin mendo-rong efisiensi operasional (Improve attractiveness by streamlining core processes). Hal ini sejalan dengan misi KPEI dalam mendukung terbentuknya pasar modal yang aman dan mena rik.

untuk itu, KPEI berupaya optimal melakukan per-baikan atas proses-proses utama agar lebih efisien yang mencakup keang-gotaan dan persyaratan-nya, manajemen agunan, kliring dan penyelesaian, manajemen risiko, mana-jemen kegagalan, serta manajemen dana untuk menangani kegagalan. “Prinsipnya kita men-

dorong pasar yang menarik, makanya kita bikin collateral management yang bisa mengalokasikan colateral secara efisien. Lalu tentang mekanisme in­stitutional delivery, tujuannya un-tuk menciptakan agar proses lebih efisien,” terang Iding.

Tiga tema strategi di atas, selanjut-nya dijabarkan KPEI kedalam 10 pro-gram pengembangan perusahaan, yang meliputi Create New Services, Support Exchange Product, Expand Membership & Participation, Achieve Globally Recognized CCP, IT Devel­opment Plan, Upgrade IT Capacity & Infrastructure, Human Capital Deve­lopment, Financial Management Plan, Build Organizational Capacity, Enhance Risk Management, System & Procedure.

Indriani mengatakan, tahun ini in-vestasi KPEI lebih banyak diarahkan pada sistem yang berkaitan dengan akti vitas utama KPEI sebagai CCP. Se-lanjutnya akan fokus pada bidang service automation dan kesiapan data center. Dari sisi infrastruktur, menurut Indriani, apa yang dikembangkan KPEI sampai saat ini cukup memadai. Karena itu, KPEI melihat peluang untuk menja-lan kan program-program pendukung yang tidak kalah pentingnya dengan tugas utama KPEI sebagai CCP. F

[TiM redaksi]

3 tema strategi KPEI, yakni Reliable CCP by meeting international standards; Achieve financial resilience by expanding CCP roles; dan Improve attractiveness by streamlining core processes.

Merespon kebutuhan penge m-bangan pasar modal Indonesia ke depan, KPEI telah menetap-kan tiga program stra tegis pe-riode 2016-2020 dan menjabar-kannya pada bebe rapa program kerja di setiap tahunnya.

Bahasan tentang strategic business plan di atas menjadi headline KPEI Newsletter Edisi IV tahun 2016 ini. Pada kolom artikel khusus, tersedia ulasan terkait peran information secu­rity dalam mendukung proses bisnis, serta kolom profil yang diisi dengan Divisi Pengem-bangan Teknologi Informasi. Tema kliring over the coun ter (OTC), kami sajikan pada bagian edukasi dan laporan in formasi KLIK triwulan III, yang meng-gambarkan keseruan sharing atau kegiatan lainnya juga dapat dibaca di edisi kali ini.

Semoga edisi ini dapat mem-berikan wawasan baru untuk lebih mengenal KPEI dengan segala aktifitas dan perannya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan.

Hormat kami,redaksi

E D I T O R I A L

Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

Penasihat: Direksi PT KPEI

Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan

dewan redaksi: Suryadi, Diah Sugiretno, Lisda Rumondang Sitohang, Arie Budieningsih, Vinsensia Selvia Muga, Rivanie Novalia

alamat redaksi & sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia,Menara I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120Toll Free 0800-100-KPEI (5734)email: [email protected] www.kpei.co.id

Page 3: KPEI Newsletter Edisi 4 2016

3

Edisi 4 I Triwulan IV l 2016

KPEI Newsletter

Sejak KPEI menempatkan Information Security Spesialist dalam mengawal aktivitas keamanan sistem informasi perusahaan, awareness seluruh armada KPEI semakin

tinggi dalam mengamankan informasi bisnis. Penerapan SMKI yang konsisten ikut menunjang target perusahaan

menuju Qualified CCP.

A R T I K E L K H u S u S

erawal dari implementasi me-kanisme Straight Through Pro­cessing (STP) tahun 2012, bahwa

Direksi mengamanatkan tim Teknolo-gi Informasi (TI) untuk meningkatkan keamanan sistem informasi Perusa-haan. Hal ini penting dilakukan se-bagai upaya menjaga reputasi KPEI sebagai penyedia jasa kliring dan penjaminan yang aman sesuai de-ngan visinya.

Informasi atau data merupakan aset penting yang sangat berhar-ga bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. untuk itu, dibutuhkan pengelolaan informasi yang tepat dan benar. Tak terkecuali bagi KPEI, yang mengelola data transaksi bur-sa dari seluruh Anggota Kliring un-tuk dikli ringkan dan diselesaikan setiap harinya. “Informasi memiliki nilai penting bagi perusahaan se-hingga perlu diberi perlindungan yang memadai,” ujar Aditya Ga-diri, Kepala Divisi Opera-sional Teknologi Informasi (OTI). Keamanan dan kon-trol terhadap informasi per usahaan perlu dilaku-kan untuk mencegah dan meminimalisasi gangguan yang mungkin terjadi.

Sejalan dengan hal ter-sebut, maka area keaman-an informasi dimasukkan secara eks-plisit kedalam Information Technology Strategic Planning (ITSP) pada tahun 2012-2015. Hal ini juga dilakukan se-bagai upaya mengikuti perkembang an teknologi informasi yang kian berkem-bang. Salah satu program yang di-jalankan dalam ITSP adalah implemen-tasi Information Security Mana gement System atau dikenal dengan sebutan

Proses dan manusia juga berperan da-lam hal ini

untuk mengawasi keamanan infor-masi KPEI, manajemen telah menunjuk information security specialist (ISS) In-drasusilo DA dalam menjalankan tugas ini dan langsung bertanggung jawab kepada Kepala Divisi OTI. Implemen-tasi SMKI di KPEI dilakukan secara ber-tahap, diantaranya dengan menum-buhkan awareness pada seluruh karyawan dengan menyelenggarakan sosialisasi, sharing tentang tips dan triks dalam mengelola keamanan in-formasi secara berkala, penambahan mesin finger scan di setiap area kan-tor, perubahan prosedur penerimaan

tamu dengan mengisi logbook serta penggunaan ID card khusus. Setiap tahun, penerapan SMKI terus disempurnakan. Misalkan sejak tahun lalu, terkait proyek pengembangan sistem diadakan penetration test yang sebelumnya dilakukan dua tahun sekali, ditam-bah frekuensinya menjadi seta-hun sekali. Kondisi ini diperkuat dengan adanya rekomendasi PFMI-IOSCO. Penetration test di-lakukan untk menguji sistem/ap-likasi baru yang akan diimplemen-tasikan. Tujuannya agar keamanan informasi tetap terjaga dan dapat

te rus ditingkatkan secara berkesinam-bungan untuk mengikuti perkembang-an teknologi.

KPEI menyadari, melalui SMKI, Per-usahaan mampu menerapkan tata ke-lola keamanan informasi secara efek-tif, efisien dan konsisten. Diharapkan, dengan penerapan SMKI yang konsis-ten, ditambah upaya perusahaan yang saat ini sedang mempersiapkan pe-menuhan pasal ISO 27001 terkait ma-najemen jaringan, dimana information security menjadi bagian di dalamnya, dapat menjadikan KPEI sebagai LKP yang terpercaya dan mengikuti stan-dar keamanan informasi yang berlaku secara internasional. Atau dengan kata lain KPEI menuju Qualified CCP. F

[TiM redaksi]

B Sistem Manajemen Keaman an Infor-masi (SMKI).

SMKI merupakan suatu kesatu-an sistem yang disusun berdasarkan pendekatan risiko bisnis, untuk melin-dungi aset informasi agar tetap aman dengan memastikan terpenuhinya as-pek confidentiality, integrity dan avail­

abaility. Confidentiality, me mastikan informasi hanya dapat diakses oleh pihak yang memiliki hak akses atas informasi terse-but. Integrity, memasti-kan informasi tetap utuh dan akurat serta tidak dimodifikasi tanpa otori-sasi yang jelas. Sedang-

kan, availability, memastikan informasi dapat diakses saat dibutuhkan.

Tiga faktor yang mendukung pene-rapan SMKI dapat dijalankan, yaitu adanya teknologi, proses dan manu-sia. Teknologi bukanlah satu-satunya faktor yang harus diperhatikan dalam memastikan bahwa data dan infor-masi perusahaan tidak diakses oleh pihak-pihak yang tidak memiliki hak.

Informasi memiliki nilai penting

bagi perusahaan sehingga

perlu diberi perlindungan

yang memadai.

Information Security, Mengamankan Bisnis kPei

Page 4: KPEI Newsletter Edisi 4 2016

KPEI Newsletter4

Edisi 4 I Triwulan IV l 2016

bih cepat, reliable, dan sesuai dengan kebutuhan bisnis. “Dengan tren pe-ningkatan perkembangan bisnis, maka dibutuhkan tenaga yang lebih banyak. Contohnya, dahulu 1 sistem bisa di-kerjakan sampai dua tahun. Sekarang ini, dalam satu tahun saja, bisa ada 20 inisitatif. Baik untuk sistem baru mau-pun modifikasi sistem,” terang Jerri.

Selain itu, divisi ini juga bertugas untuk menangkap faktor-faktor yang men-jadi risiko pengembangan sistem, user requirement, dan kebutuh an bisnis. Nantinya, faktor-faktor tersebut diter-jemahkan oleh Divisi PTI dalam wujud sistem teknologi informasi.

Divisi PTI ini menaungi dua unit ker-ja, yaitu unit Pengembangan Sistem Bisnis (PSB) dengan Kepala unit Khair-il Anwar dan unit Penjaminan Mutu (PMu), dimana Alfin Falihian sebagai

Kepala unitnya. Jerri men-jelaskan dua unit di bawah Divisi PTI memiliki tanggu-ng jawab yang berbeda. unit PSB menangani mulai dari spesifikasi kebutuhan pe rangkat lunak, desain dan coding sistem. Setelah tanggung jawab tersebut

Bertugas melakukan pengembangan sistem untuk menciptakan suatu aplikasi yang lebih cepat, dapat diandalkan serta sesuai dengan kebutuhan bisnis,

divisi PTi dituntut untuk fokus menghadapi kebutuhan perkembangan bisnis yang begitu dinamis.

elama satu dekade terakhir, pasar modal Indonesia meng alami per kembangan yang sa ngat pe-

sat. Majunya pasar modal ini ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan serta terus meningkatnya nilai transaksi harian di bursa. Tentunya perkembangan ini tak lepas dari aspek teknologi dalam menyediakan sistem yang memadai. Bayangkan, be-rapa banyak sumber daya manu-sia yang dibutuhkan untuk penye-lesaian transaksi saham selama sehari, jika dalam satu hari saja terjadi 300.000 transaksi? Ditam-bah lagi, kian hari produk pasar mo dal terus bertambah. Di sinilah letak pentingnya peran teknologi informasi. Jika pasar modal tidak didukung oleh teknologi yang mumpuni, tak terkira kerepotan yang akan ditimbulkan untuk mena ngani transaksi yang begitu banyak dalam sehari.

untuk menguatkan sistem teknologi informasi, KPEI membentuk dua divisi sebagai penanggungjawabn-ya, yaitu Divisi Operasional Teknologi Informasi (OTI) dan Divisi Pengembang-an Teknologi Informasi (PTI). Sebelum-nya, kedua fungsi ini tergabung dalam Divisi Teknologi Informasi (TI). Seperti disampaikan oleh Kepala Divisi PTI, Jerri Parulian, pemekaran Divisi TI ini dilatarbelakangi untuk meningkatkan kapabilitas supaya ada fokus kerja yang terarah. Pengembangan ini juga pen-ting agar KPEI dapat menangani kebutuhan bisnis dan menghadapi perkembangan usaha yang begitu dinamis.

Di sinilah, pengem-bangan sistem diperlu-kan untuk menciptakan suatu aplikasi yang le-

S

Tulang Punggung Pengembangan sistem Teknologi informasi

dilakukan oleh unit PSB, maka tugas selanjutnya akan dilaksanakan oleh unit PMu untuk di uji sistemnya. Apa-kah bisa diterapkan de ngan baik dalam pelaksanaannya atau tidak? Sehingga jika ada kekurangan atau kelemahan dalam sistem tersebut, maka akan bisa diperbaiki kembali.

untuk diketahui, saat ini Divisi PTI menangani 14 sistem. Dengan 12 awak pekerja, tujuh diantaranya tergabung dalam unit PSB, empat orang ber-tanggung jawab di bawah unit PMu, dan satu kepala divisi. Jerri menam-bahkan bahwa bisnis di pasar modal ke depannya, akan sangat bergantung

kepada teknologi informa-si. Sementara teknologi in-formasi sendiri bergerak ce-pat. “Oleh karena itu, divisi kami harus membuat sistem yang fleksibel agar bisa mengikuti perkembangan, juga harus se suai dengan kapasitas dan ka pabilitas yang diingin kan,” ujarnya.

Ke depannya, dengan target transaksi bursa yang semakin tinggi, sistem te-knologi informasi harus di-kuatkan kembali. Sebagai informasi, saat ini rata-ra-

ta transaksi bursa mencapai 300.000 dalam sehari. Dalam beberapa tahun mendatang, bursa menargetkan ra-ta-rata transaksi harian bisa mencapai 2,5 juta transaksi. untuk kebutuhan masa depan tersebut, Divisi PTI sedang mengembangkan e-CLEARS sebagai sistem utama KPEI dalam proses kliring ekuitas. Sementara itu, dalam jang-ka pendek, divisi ini akan melakukan pengembangan REPO, SBL Bilateral, pengembangan manajemen kolateral, dan pengembangan data warehouse.

Dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi yang cepat terse-but, tidak ada cara lain bagi divisi ini selain terus memantau tren perkem-bangan teknologi informasi dunia. Per-ubahan yang cepat ini, menurut Jerri, menyebabkan divisi ini lebih dinamis.F

[TiM redaksi]

P R O F I L

Faktor yang menjadi risiko

pengembangan sistem, user

requirement, dan kebutuhan bisnis

diterjemahkan Divisi PTI dalam wujud sistem teknologi

informasi.

Page 5: KPEI Newsletter Edisi 4 2016

5

Edisi 4 I Triwulan IV l 2016

KPEI Newsletter

Menuju kliring Terpusat untuk OTC derivatif

kPei dalam proses mengkaji peluang sebagai CCP bagi OTC derivatif. sentralisasi kliring ini diharapkan akan membuat market OTC derivatif lebih transparan dan

termonitor.

enjadi negara dengan pere-konomian besar dunia yang masuk dalam G20, Indonesia

memiliki komitmen bersama untuk mengikuti arah kebijakan internasi-onal. Hal ini tentunya untuk menjaga stabilitas keuangan global. Termasuk diantaranya, menaati standardisa-si yang berlaku secara internasional bagi lembaga-lembaga penyokong transaksi keuangan. Sebagai catatan, G-20 atau The Group of Twenty (G­20) merupakan kumpulan 20 menteri keuangan dan bank sentral dari tiap negara anggota yang menghimpun kekuatan ekonomi maju dan berkem-bang serta untuk membahas isu-isu penting perekonomi-an dunia.

Disampaikan oleh Kepala Divisi Riset dan Pengemban-gan Bisnis Iding Pardi, Bank Indonesia (BI) sebagai ang-gota G20 memiliki kewajiban untuk melaksanakan komitmennya. “Ada beberapa komitmen yang menjadi kewajiban negara G20 dalam imple-mentasi reformasi OTC derivatif, dian-taranya semua kontrak OTC derivatif harus dilaporkan kepada trade repos­itories, seluruh kontrak OTC derivatif yang standar harus diperdagangkan di bursa atau electronic trading platform yang sesuai dan dikliringkan oleh CCP di masing-masing negara paling lam-bat akhir 2012. Kontrak yang tidak dikliring kan secara terpusat akan dike-nakan capital requirement yang lebih tinggi.” tuturnya. Terkait kontrak OTC derivatif yang standar dan perlu dikli-ringkan di CCP, KPEI sebagai lembaga kliring Indonesia tengah mengkaji kes-iapannya sebagai CCP untuk OTC deri-vatif tersebut. Dalam praktiknya, OTC market derivatif sudah ada sejak lama

pelaku di sektor perbankan. Sementara itu, cakupan layanan KPEI hanya diper-untukkan bagi perusahaan efek dan Bank Kustodian. Hal ini memerlukan pengaturan baru atas jenis keanggota-an kliring dan mekanisme serta per-syaratan partisipasi atau keanggotan-nya. Keempat adalah kerangka hukum dan pengaturan operasional CCP. Saat ini, sesuai peraturan yang ada, fungsi KPEI sebagai CCP hanya untuk tran-saksi bursa. Kelengkapan lainnya yang perlu dibangun sesuai rekomendasi PFMI antara lain resolution plan dan akses likuiditas ke bank sentral.

Sebagai lembaga yang sudah ber-pengalaman melaksanakan fungsi kli-ring di pasar modal Indonesia, KPEI menyatakan kesiapannya untuk ditun-juk sebagai CCP bagi OTC derivatif.

KPEI juga telah dengan baik melaksanakan fungsi penja-minan penyelesaian transaksi bursa yang diembannya se-suai dengan undang-undang yang berlaku. Implementasi manajemen risiko dan pena-nganan kegagalan juga akan diterapkan jika nantinya KPEI ditunjuk sebagai CCP OTC derivatif. untuk kegiatan

ope rasioal dan pengembangan secara kese luruhan, KPEI selalu mengacu pada PFMI dari IOSCO dan telah melakukan self­assessment dengan hasil broadly observed. Selain itu, KPEI juga sudah mengajukan diri sebagai Qualified CCP ke ESMA di bawah pengaturan EMIR.

“Dari 20 negara anggota G20, ada 16 negara sudah menerapkan re-komendasi sentralisasi kliring melalui CCP. 18 CCP telah ditunjuk untuk meng kliringkan OTC derivatif pada negara anggota G20, sedangkan Indo-nesia dan 3 negara lain, termasuk ne-gara yang belum memiliki CCP untuk OTC derivatif. Diharapkan, BI dan OJK dapat berkoordinasi untuk memba-has aturan pendukung agar Indonesia dapat mengimplementasikan komit-men ini, yaitu sentralisasi kliring OTC derivatif melalui CCP di tahun 2018,” kata Iding.F [TiM redaksi]

dan saat ini masih berlangsung. Namun transaksi tersebut tidak dikli ringkan secara terpusat oleh CCP. “Centralized clearing itu bertujuan supaya semua transaksi keuangan yang terjadi dapat lebih transparan dan mudah diawasi. Sekarang ini, transaksi yang terjadi dilakukan secara bilateral, tidak ada pengawasan secara menyeluruh,” jelas Iding. Diharapkan, dengan sentralisasi pelaporan ini akan membuat pasar le-bih aman serta terbentuk harga pasar yang lebih wajar.

Ada beberapa tantangan yang ha-rus dihadapi KPEI dalam rangka me-layani pasar OTC agar tidak memberat-kan pelaku, namun tetap comply dan efektif. Tantangan tersebut meliputi empat faktor. Pertama, soal peraturan dan pengawasan. Implementasi sen-tralisasi kliring produk OTC derivatif ini memerlukan koordinasi antar otoritas pasar keuangan (OJK dan BI). Kedua, mengenai produk yang dapat dikli-ringkan. Tidak ada informasi menge-nai pasar OTC derivatif untuk produk saham di Indonesia. Saat ini, produk OTC derivatif yang berpotensi untuk distandardisasi dan dilakukan kliring terpusat adalah valas dan interest rate, sesuai dengan perkembangan di nega-ra-negara lain.

Ketiga, soal partisipan. Transaksi produk derivatif valas dan interest rate saat ini, pada umumnya dilakukan oleh

E D u K A S I

M

Page 6: KPEI Newsletter Edisi 4 2016

KPEI Newsletter6

Edisi 4 I Triwulan IV l 2016

kegiatan kLik’ers Triwulan iii 2016

selamat ulang Tahun kPei dan Pasar Modal indonesia

uT KPEI yang ke-20 dan HuT Pasar Modal Indonesia yang ke-39 merupakan momen ber-

harga yang ditangkap oleh KLIK’ers di Triwulan III ini. Dalam merayakan HuT Pasar Modal Indonesia yang jatuh pada 10 Agustus 2016, beberapa turnamen olahraga telah diselenggarakan, meli-puti cabang paintball, catur, bulu tang-kis, tenis meja, futsal, billiard, dan tenis lapangan. Kegiatan olahraga ini diikuti oleh tim SRO dan anak perusahaan-nya, OJK serta wartawan pasar modal. Pertandingan 7 cabang olahraga terse-but diselesaikan sampai akhir Agustus 2016. untuk menentukan nama per-wakilan pemain KPEI yang bertanding, PIC CoP Hobby Olahraga mengumpul-kan seluruh atlit KPEI yang rutin latihan olahraga. Di cabang tenis meja, billiard (beregu dan perorangan) dan paintball, KPEI menjadi juara 1, sementara untuk cabang tenis lapangan, catur dan bulu-tangkis, KPEI menduduki juara 4.

Setelah itu, perayaan HuT KPEI yang ke-20 juga tak kalah meriahnya dengan perayaan HuT Pasar Modal Indonesia. HuT KPEI yang dirayakan tanggal 5 Agustus di tiap tahunnya, juga mem-pertandingkan turnamen olahraga, se perti bulu tangkis, tenis meja, tenis lapangan, futsal dan paintball. Tur-namen yang diikuti oleh karyawan in-

H

kegiatan kLik’ers kali ini lebih bervariasi karena ada kaitannya dengan hajatan besar, HuT kPei yang ke-20

dan HuT pasar modal ke-39.

ternal KPEI ini, dibentuk berdasarkan tim antar lantai. Suasana sangat meriah dan setiap lantai berusaha keras untuk menjadi juara di setiap cabang tur-namen olahraga tersebut. Tidak hanya olahraga, CoP Fotografi juga mengada-kan lomba hunting foto selama pelak-sanaan turnamen berlangsung.

Masih membicarakan perayaan HuT KPEI, CoP Art Stasion (CoPAS) berkesempatan tampil dengan band musiknya di Abuba Steak pada 5 Agus-tus 2016. Kehadiran CoPAS Band dise-tiap acara perusahaan selalu berhasil membawa suasana semakin meriah dan ceria. Dengan formasi barunya, CoPAS Band membawakan empat lagu dan satu lagu pengiring.

COP lain juga tak mau ketinggalan untuk melaporkan kegiatan-kegiatan rutin mereka. Seperti triwulan sebe-lumnya, CoP Bahasa kembali menye-lenggarakan beberapa kali pertemuan “Basic English for Office Support” de-

E D u K A S I

ngan peserta tim Office Support pada 13 Juli sampai dengan 24 Agustus 2016 dengan tema listening comprehen­sion – monolog dan modals. Acara lain yang juga diprakarsai oleh CoP Baha-sa, adalah KPEI Fun Corner (KFC) yang dilaksanakan pada 29 Juli 2016 dengan narasumber Vinsensia Selvia Muga. Tema sharing yang dikupas mengenai pengalaman liburan ke Eropa dengan konsep budget travelling. Selain cerita pengalaman berlibur, juga disampaikan tips mencari promo tiket penerbangan dan time management bepergian dari negara satu ke negara lainnya yang ma-sih satu kawasan uni eropa. Sedangkan

CoP Marco mengadakan kegiatan shar­ing rutin “RINGGO” pada 7 September 2016 di Ruang Rapat KPEI dengan tema Basel III, yang disampaikan oleh Kepala unit dan Staf unit Analisis Risiko.

Seru dan atraktif yang tergambar-kan dari seluruh kegiatan KLIK’ers di triwulan III ini. Berharap, di triwulan berikutnya, partisipasi KLIK’ers lebih an-tusias untuk bisa sharing dengan tema apapun kepada KLIK’ers lainnya. F

Page 7: KPEI Newsletter Edisi 4 2016

7

Edisi 4 I Triwulan IV l 2016

KPEI Newsletter

* Data sampai dengan 30 September 2016

S TAT I S T I K

PenYeLesaian Transaksi Bursa

* Data sampai dengan 30 September 2016

Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi

Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%)

Total 46,579,938 1,113,012,858,320 1,185,550,193,341,950 360,178,214,900 503,943,147,020,300 53.40 43.12

Tertinggi harian 377,132 12,600,117,053 14,410,496,698,029 3,360,565,400 5,416,715,805,700 71.35 53.40

Rata-rata harian 254,535 6,082,037,477 6,478,416,357,060 1,968,186,967 2,753,787,688,636 52.52 43.23

Terendah harian 167,677 2,775,034,553 3,442,627,882,620 1,040,929,000 1,454,152,213,400 43.43 36.41

kOMPOsisi aGunan ONLINE

Data per 30 September 2016

Jenis instrumen nilai agunan (rp) ProsentaseUang 220,438,376,735 2.01%Saham 10,623,031,005,389 97.02%Obligasi 106,189,222,208 0.97%

Total 10,949,658,604,331 100.00%

Data per 30 September 2016

kOMPOsisi aGunan OFFLINEJenis instrumen nilai agunan (rp) Prosentase

Bank Garansi 4,972,252,500,000 65.79%Deposito 2,080,037,191,280 27.52%Dana Minumum Kas 494,288,060,138 6.54%Saham Bursa 11,400,000,000 0.15%

Total 7,557,977,751,419 100.00%

aCs JuMLaH ak(ACS)

Volume (Lembar) nilai (rp) ak serah

ak Terima

Total 341,937,275 119,833,238,188 46 144

Tertinggi harian 116,823,700 37,383,584,000 2 21

Rata-rata harian 2,264,485 793,597,604 0 1

Terendah harian - - - -

ALtErNAtE CASh SEttLEmENt (aCs)

Data sampai dengan 30 September 2016

Penggunaan (rp) Biaya (rp)

Total Penggunaan 135,897,701,757,122 3,816,050,096

Rata-Rata Bulanan 15,099,744,639,680 424,005,566

Rata-Rata Harian 750,816,031,807 21,083,150

FasiLiTas INtrAdAy

* Data sampai dengan 30 September 2016

POsisi dana JaMinanJenis Pasar nilai (rp) Prosentase

Ekuiti 2,217,441,377,160 65.00%

Derivatif-Kontrak Berjangka 596,218,760 0.02%

Surat Utang 1,087,103 0.00%

Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Ekuiti, Kontrak Berjangka dan Surat Utang

1,193,085,161,596 34.98%

Total 3,411,123,844,619 100.00%

nilai (rp)

Cadangan Jaminan 139,247,833,382

POsisi CadanGan JaMinan

Data sampai dengan 30 September 2016

BulanTotal Rata-Rata Harian Jumlah

HariNilai (Rp) Volume (lembar) Frekuensi (kali) Nilai (Rp) Volume (lembar)

Januari 13,934,556,000 8,645,800 10 449,501,806 278,897 31Februari 9,182,783,000 5,893,200 13 316,647,690 203,214 29Maret 10,049,055,000 1,544,700 10 324,163,065 49,829 31April 9,406,630,200 347,200 4 313,554,340 11,573 30Mei 6,602,756,000 1,803,400 6 212,992,129 58,174 31Juni 2,807,669,500 751,200 12 93,588,983 25,040 30Juli 3,610,911,500 1,264,700 4 116,481,016 40,797 31

Agustus 68,099,140,300 27,387,100 19 2,196,746,461 883,455 31September 89,957,886,500 27,895,900 34 2,998,596,217 929,863 30

Total 213,651,388,000 75,533,200 112 779,749,591 275,669 274

Transaksi PinJaM MeMinJaM eFek

Page 8: KPEI Newsletter Edisi 4 2016

KPEI Newsletter8

Edisi 4 I Triwulan IV l 2016

K I L A S P E R I S T I w A

sosialisasi kebijakan amnesty PajakPada 15 Juli 2016, KPEI bersama BEI dan KSEI turut berpartisipasi dalam kegiatan Sosialisasi Kebijakan Amnesti Pajak di Grand City Mall & Convex, Surabaya. Keikutsertaan SRO sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah, dan dalam rangka meningkatkan perkembangan industri pasar modal. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan RI dan Pemprov Jawa Timur ini, dihadiri oleh Presiden RI, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Dirjen Pajak, Ketua Dewan Komisioner OJK, Gubernur Jatim, Direksi SRO dan 2700 Wajib Pajak yang berlokasi di Jawa Timur.

Institutional Investor day dan Investor dayPada 1-4 Agustus 2016, SRO kembali menyelenggarakan acara Institutional Investor Day dan Investor Day yang dilaksanakan di Gedung BEI, Jakarta dengan mengundang investor institusi dan perwakilan dari Perusahaan Tercatat. Dalam acara pembukaan tersebut, hadir Bambang P. S. Brodjonegoro, Menteri Peren-canaan Pembangunan Nasional RI sebagai pembicara pada talkshow yang bertemakan Kebijakan dan Perkembangan Ekonomi Indonesia.

siBOs 2016 dan Special General meeting CCP12 Pada 26-29 September 2016, KPEI menghadiri acara SIBOS sekaligus pertemuan Special General Meeting CCP12 yang diadakan di Geneva, Switzerland. Kedua acara ini dihadiri oleh Indriani Darmawati selaku Direktur, Satya Birawa selaku Kepala Satuan Pemeriksa Internal dan Antonius Herman Azwar selaku Kepala Divisi Kliring Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek. Pada acara SIBOS, perwakilan industri keuangan global hadir untuk bertukar pikiran dan berkolaborasi di bidang pembayaran, sekuritas, manajemen kas dan perdagangan. Sedangkan pada meeting CCP12, berdiskusi tentang perkembangan terkini, kesepakatan atas standarisasi dan membuat analisis serta pendapat bersama atas berbagai isu industri CCP di negara masing-masing maupun di seluruh dunia.

HuT ke-39 diaktifkannya kembali Pasar Modal indonesiaOJK dan SRO menyelenggarakan puncak peringatan HUT ke-39 Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia pada 10 Agustus 2016 dengan pemotongan tumpeng dan peresmian One Stop Service pada kantor perwakilan BEI. Acara yang dilaksanakan di Main Hall BEI Jakarta ini, dihadiri oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, pejabat OJK, jajaran Direksi dan Dewan Komisaris SRO, Direktur Anggota Bursa, 23 Emiten yang mendukung program Yuk Nabung Saham, asosiasi pasar modal, 19 Bank Persepsi serta pihak media.

Investor Summit and Capital market Expo (isCMe) 2016SRO menyelenggarakan Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME) pada 18-20 Agustus 2016 di Grand City Mall, Surabaya. Kegiatan ini diisi oleh berbagai rangkaian acara seperti talkshow/seminar oleh tokoh pasar modal, testimoni emiten dan investor serta financial planner, presentasi dan paparan publik dari para perusahaan tercatat serta capital market expo. Kegiatan ISCME 2016 bertujuan untuk memantapkan posisi dan peran pasar modal Indonesia sebagai representasi komitmen pemerintah, SRO, dan masyarakat bisnis dalam meningkatkan investasi di Indonesia serta diharapkan dapat mendorong bangkitnya kembali perekonomian nasional.

sosialisasi Pembukaan rekening dana derivatif nasabah di Bank PembayaranPada 18 Agustus 2016, KPEI bersama dengan Bank Mandiri sebagai Bank Pembayaran untuk penyelesaian transaksi derivatif menyelenggarakan sosialisasi mengenai pembukaan rekening dana derivatif nasabah di Ruang Seminar BEI, Jakarta. Acara yang dihadiri oleh perwakilan 11 AK derivatif ini, bertujuan untuk menginformasikan tentang mekanisme pembukaan rekening dana derivatif nasabah secara detail.

Halal bi Halal dan seminar 2016Pada 26 Juli 2016, SRO menyelenggarakan Halal Bi Halal dengan mengundang seluruh pelaku pasar di Ballroom 3 Ritz Carlton, Jakarta. Acara ini juga diisi dengan penyelenggaraan sosialisasi mengenai Teknis Implementasi Amnesti Pajak di Indonesia.