KPEI Newsletter Edisi 1 2016

12
ahun 2016 bisa dikatakan sebagai tahun pencapaian bagi KPEI, sebab 5 program penting dan strategis Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal (PIPM) ji- lid 2 yang dikoordinasikan KPEI dijadwalkan untuk diimple- mentasikan tahun 2016 ini. Tahun 2015, KPEI berkonsentrasi menuntaskan program PIPM dan perangkat pendukungnya. “Berdasarkan perencanaan, sebagian besar program-pro- gram utama tersebut belum sampai pada fase implemen- tasi, karena kebanyakan merupakan program kerja multi years,” ujar Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi. Dari keseluruhan program yang sudah dimulai, ada satu program yang sekaligus bisa dituntaskan di tahun lalu, ter- kait implementasi Peraturan OJK (POJK) NO. 26 tentang Pen- jaminan Penyelesaian Transaksi Bursa secara penuh. Dengan adanya ketentuan ini, terdapat proses penguatan posisi dan pe- ran KPEI sebagai Lembaga Kliring & Penjaminan (LKP). Ada sejumlah alasan untuk memperkuat argu- men tentang penguatan peran KPEI tersebut. Pertama, telah ada kepastian urutan dan mekanisme dalam penanggulangan kegagalan penyelesaian transaksi bursa oleh T Banyak agenda penting pengembangan infrastruktur pasar modal yang dipercayakan pada KPEI, ditargetkan untuk diimplementasikan tahun ini. KPEI pun fokus menuntaskan sejumlah agenda strategis tersebut. INDEKS >> Fokus Menuntaskan Aneka Agenda Strategis Fokus Menuntaskan Aneka Agenda Strategis Collateral Valuation dalam Manajemen Risiko KPEI Edisi 1 I Triwulan I l 2016 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 1 KPEI Newsletter Tahun 2015, KPEI berkonsentrasi menuntaskan program PIPM dan perangkat pendukungnya. Sekretaris Perusahaan: Memuaskan Berbagai Pihak Services of Excellences Mencermati Hasil CSS 2015 ARTIKEL UTAMA 4 5 6 Statistik Kilas Peristiwa KPEI. Kedua, ada peran dan tangggung jawab secara jelas mengenai Komite Kebijakan Kredit dan Pengen- dalian Risiko yang membantu KPEI sebagai LKP. Ketiga, posisi KPEI menjadi lebih pasti dan kuat menyangkut kegiatan pengelolaan dan penggunaan dana jaminan untuk keperluan penjaminan penyelesaian transkasi bursa. Keempat, ada penguatan kewenangan KPEI dan bursa efek dalam menangani kelompok transaksi yang dikecualikan dari penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Apa yang digariskan POJK No. 26 ini, bisa ditun- Mengkaji Posisi Bank Garansi Sebagai ‘Collateral’ Kegiatan Knowledge Management Kuartal IV 2015 8 9 10 12 General Clearing Member: Peluang Bisnis Buat Perusahan Efek & Bank Kustodian 3 Yuk Nabung Saham 7 1

Transcript of KPEI Newsletter Edisi 1 2016

Page 1: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

ahun 2016 bisa dikatakan sebagai tahun pencapaian bagi KPEI, sebab 5 program penting dan strategis Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal (PIPM) ji-

lid 2 yang dikoordinasikan KPEI dijadwalkan untuk diimple-mentasikan tahun 2016 ini. Tahun 2015, KPEI berkonsentrasi menuntaskan program PIPM dan perangkat pendukungnya. “Berdasarkan perencanaan, sebagian besar program-pro-gram utama tersebut belum sampai pada fase implemen-tasi, karena kebanyakan merupakan program kerja multi years,” ujar Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi.

Dari keseluruhan program yang sudah dimulai, ada satu program yang sekaligus bisa dituntaskan di tahun lalu, ter-kait implementasi Peraturan OJK (POJK) NO. 26 tentang Pen-jaminan Penyelesaian Transaksi Bursa secara penuh. Dengan adanya ketentuan ini, terdapat proses penguatan posisi dan pe-ran KPEI sebagai Lembaga Kliring & Penjaminan (LKP). Ada sejumlah alasan untuk memperkuat argu-men tentang penguatan peran KPEI tersebut. Pertama, telah ada kepastian urutan dan mekanisme dalam penanggulangan kegagalan penyelesaian transaksi bursa oleh

T

Banyak agenda penting pengembangan infrastruktur pasar modal yang dipercayakan pada KPEI, ditargetkan untuk diimplementasikan tahun ini. KPEI pun fokus menuntaskan sejumlah agenda strategis tersebut.

indeks >>

Fokus Menuntaskan Aneka Agenda strategis

Fokus Menuntaskan Aneka Agenda strategis

Collateral Valuation dalam Manajemen Risiko kPei

e d i s i 1 I Tr i w u l a n i l 2 0 1 6

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

1KPEI Newsletter

Tahun 2015, KPEI

berkonsentrasi menuntaskan

program PIPM dan perangkat

pendukungnya.

sekretaris Perusahaan: Memuaskan Berbagai Pihak Services of Excellences

Mencermati Hasil Css 2015

ARTikel uTAMA

456 statistikkilas Peristiwa

KPEI. Kedua, ada pe ran dan tangggung jawab secara jelas mengenai Komite Kebijakan Kredit dan Pengen-dalian Risiko yang membantu KPEI sebagai LKP. Ketiga, posisi KPEI menjadi lebih pasti dan kuat menyangkut kegiatan pengelola an dan penggunaan dana jaminan untuk keperluan penja minan penyelesai an transkasi bursa. Keempat, ada penguatan kewenang an KPEI dan bursa efek dalam menangani kelompok transaksi yang dikecualikan dari penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Apa yang digariskan POJK No. 26 ini, bisa ditun-

Mengkaji Posisi Bank Garansi sebagai ‘Collateral’

kegiatan Knowledge Management kuartal iV 2015

89

10 12

General Clearing Member: Peluang Bisnis Buat Perusahan efek & Bank kustodian3 Yuk nabung saham7

1

Page 2: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

KPEI Newsletter2

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

taskan selama 2015 dan sudah imple-mentasi penuh, kecuali yang keempat, baru diimplementasikan awal 2016.

KPEI juga disibukkan dengan se-jumlah program multi years, seperti persiapan implementasi stratifika-si keanggotaan kliring. Tujuan dari ketentuan ini untuk memberi kesem-patan pada Anggota Bursa (AB) berkonsentrasi pada kegiatan utama sebagai perantara pedagang efek atau brokerage service. Dengan demikian, AB bisa fokus mencari nasabah dan melaksa nakan kegiatan jual beli sa-ham. Sedangkan urusan kliring dan penjamin an penyelesaian transaksi bursa bisa diserahkan pada anggota kliring umum atau dikenal dengan ge neral clearing member. “Memang de ngan menyerahkan urusan kliring pada pi-hak lain, AB harus menyi-apkan biaya, tetapi di-pastikan lebih rendah ketimbang menyelengga-rakan sendiri, karena ada sisi efisiensi,” jelas Hasan Fawzi.

Program lain yang ter-golong PIPM jilid 2, yakni pengembangan e-CLEARS. e-CLEARS yang selama ini digunakan KPEI tergo-long sistem gene rasi lama yang perlu diperbaharui. Pengembang an sistem ini dianggap perlu untuk meng an-ti sipasi kemung kin an peningkatan per formance dan kapasitas transaksi saham. “Sistem ini sudah mulai dikem-bangkan tahun 2014 dan dicanangkan akan live tahun ini,” terang Hasan.

Saat ini, KPEI pun mulai memperke-nalkan konsep settlement agent untuk transaksi ekuiti. Bank Kustodian (BK) yang selama ini tidak langsung terlibat dalam kegiatan penyelesaian dalam sistem KPEI, meski melakukan kegiatan yang sama dengan AB, akan disertakan sebagai settlement agent dalam siklus penyelesaian transaksi bursa. Fakta-nya, selama ini ada biaya yang ditang-gung AB dalam kegiatan settlement sehubungan dengan peran BK yang menyim pan aset nasabah. “Konsep ini kita harapkan akan mengurangi biaya AB dalam mencari dana untuk menalangi penebusan saham sebelum dise rahkan ke KPEI,” tegas Hasan. Se-mentara itu, KPEI baru melakukan kon-sultasi terkait pengembangan infra-

A R T I K E L U TA M A

struktur sistem third party REPO di tahun 2015 bersama Korea Securities Deposi tory (KSD). Rencananya pengembanganya akan dimulai pada 2016.

Program lainnya yang termasuk da-lam pengembangan bersama dengan OJK dan SRO lain yakni pengembangan pasar dan sistem surat utang. Dalam hal ini, KPEI me-revitalisasi sistem kliring dan penyelesaian obligasi yang sesuai dengan keinginan pasar dan SRO. Namun pada tahap awal, peran KPEI hanya terbatas menyiapkan penerbitan dokumen hasil kliring, sedangkan pengembangan pasar dan sistem secara keseluruhan akan dilan-jutkan di 2016.

Supaya lebih efektif dan efisien, KPEI mengembangkan sistem audit dan en­terprise risk management. Kedua sistem

inipun sudah disosialisasikan penggunaannya ke inter-nal karyawan. KPEI juga te-lah mengimplementasikan infra struktur Business Con­ti nu ity Management di Di­saster Recovery Center Site. Kedua program ini merupa-kan program internal KPEI yang telah dituntaskan di 2015. Program revitalisa-

si produk derivatif diharapkan live juga pada tahun 2016 ini.

Sedangkan program baru 2016 akan ada implementasi awal terkait sistem electronic trading platform (ETP). Bursa dan KPEI ditunjuk OJK untuk mereali-sasikan konsep ETP ini. Sederhananya, ETP ini merupakan perdagangan pasar sekunder surat utang, baik surat berhar-ga negara maupun surat utang korpora-si. Partisipannya akan diperluas, tidak hanya AB tetapi juga para pelaku utama di pa sar surat utang seperti perbankan, asurasi, dana pensiun, dan pialang pasar uang. Masih seputar surat utang, terkait peluncuran produk Indonesia Govern­ment Bond Future (IGBF), KPEI dengan SRO lain akan melakukan pengemba-ngan sistem, pengujian, implementasi sis tem, sosialisasi kepada partisipan serta pe nyesuaian dan penyusunan peraturan. Program lainnya adalah pengajuan KPEI sebagai Qualified Central Counterparty (QCCP) yang diajukan kepada European Securities Market Association (ESMA). ESMA mensyaratkan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, khususnya terkait risk management. F

[TiM RedAksi]

Program baru 2016 akan ada implementasi awal terkait sistem ETP, peluncuran IGBF, pengajuan KPEI sebagai QCCP.

Para stakeholders KPEI, memasuki akhir tahun 2015 dan menyambut tahun baru 2016, KPEI Newsletter menerbitkan edisi perdana tahun 2016. Pada edisi spesial 12 halaman ini, fokus pembahasan adalah agenda kerja KPEI sepanjang tahun 2015 dan rencana kerja 2016. Ulasan khusus yang dapat dinikmati diantaranya penjelasan mengenai General Clearing Member, Collateral Valuation, dan kajian tentang penerimaan efek asing sebagai collateral. Selain itu, disajikan juga laporan atas survey kepuasan pengguna jasa (Customer Satisfaction Survey) KPEI tahun 2015, kegiatan Yuk Nabung Saham, profil Sekretaris Perusahaan, dan kegiatan Knowledge Management. Akhir kata, besar harapan kami melalui KPEI Newsletter edisi Perdana tahun 2016 ini, pembaca dapat memperdalam pengetahuan mengenai KPEI. selamat Tahun Baru 2016.

Hormat kami,Redaksi

E D I T O R I A L

Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

Penasihat: Direksi PT KPEI

Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan

dewan Redaksi: Dewan Redaksi : Suryadi, Diah Sugiretno, Arie Budieningsih, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Rivanie Novalia, Liana Sofiani

Alamat Redaksi & sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia,Menara I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120Toll Free 0800-100-KPEI (5734)email: [email protected] www.kpei.co.id

Page 3: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

3

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

KPEI Newsletter

Tahun 2016, perusahaan efek dan bank kustodian bisa memiliki bisnis baru menjadi General Clearing Member. sedangkan perusahaan efek yang ingin fokus menjadi anggota bursa saja, tidak perlu lagi

menjadi anggota kliring.

A R T I K E L K H U S U S

ajian struktur General Clearing Member (GCM) dimulai sejak tahun 2007 dan masuk ke dalam

Program Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal (PPIPM) sejak tahun 2010. Di pasar modal Indonesia, seperti telah dilakukan di banyak negara lain, telah terbuka peluang untuk menjadi GCM. Perusahaan Efek (PE) dan Bank Kusto-dian (BK) memiliki kesem-patan untuk mengajukan izin menjadi GCM. Dengan menjadi GCM, PE atau BK dapat melakukan penyele-saian transaksi bursa atas portofolionya sendiri, na-sabah nya, serta AB yang bukan merupakan Anggo-ta Kliring (AK) yang disebut Trading Member (TM).

Menurut Antonius Her-man Azwar, Kepala Divisi Kliring, Penyelesaian dan PME KPEI, kehadiran konsep GCM merupakan perubahan besar di in-dustri pasar modal yang melibatkan semua SRO bahkan OJK. Tidak hanya mempersiapkan sistem, regulasi dan kelengkapan lainnya, tim PPIPM harus memastikan konsep ini bisa diterima pelaku pasar (applicable).

“Tujuan dihadirkannya mekanisme GCM, memberikan pilihan kepada AB untuk lebih fokus pada bisnis inti yak-ni pemasaran, yang diharapkan dapat menambah potensi investor baru di tanah air dan meningkatkan likuiditas pasar serta memiliki bisnis tambahan karena ada fee base income,” ujar nya. Selain itu, lanjut Antonius, dengan adanya GCM dapat menurunkan risiko secara keseluruhan dengan risk sharing antara KPEI sebagai CCP (Central Coun­

sesuai Peraturan OJK V.D.5 tentang Pemeliharaan dan Pelaporan MKBD. Sementara untuk GCM BK, sesuai per-syaratan MKBD berdasarkan struktur permodalan di laporan keuangan.

“Dana minimum kas (minimum cash collateral) yang dipersyaratkan untuk ICM sebesar Rp 1 miliar atau sesuai dengan ketentuan persyaratan yang saat ini berlaku. Sementara untuk GCM, pastinya akan lebih besar, namun belum ditentukan nominalnya,” lanjut Anton.

Dari sisi teknologi, sistem kliring dan manajemen risiko KPEI menurut Antonius sudah siap melaksanakan penyelesaian transaksi bursa sesuai

struktur baru GCM dan ICM. Yang saat ini ditunggu ada-lah peraturan terkait struk-tur baru ini, karena tengah digodok. “Begitu peraturan siap, maka PE atau BK bisa langsung mengajukan per-mohonan untuk menjadi GCM” sambungnya. kegagalan Ak dalam struktur GCMApabila ada AK yang me-ngalami suspensi atau gagal

bayar, maka AK tersebut tetap harus menyelesaikan kewajibannya dan KPEI sebagai LKP wajib menjalankan fung-sinya sesuai dengan Peraturan OJK No. 26/POJK.04/2014 mengenai Penjami-nan Penyelesaian Transaksi Bursa. Be-gitu pula dengan GCM, jika disuspen-si atau mengalami gagal bayar, maka GCM tersebut tetap harus menyele-saikan outstanding penyelesaiannya. Dan juga TM dibawahnya tidak dapat bertransaksi dan harus melakukan portability ke GCM lain, karena akan diperlakukan sama seperti nasabah. Dalam portability, agunan bebas milik nasabah GCM (termasuk TM) atau ICM yang mengalami gagal bayar dipindah-kan ke GCM atau ICM lainnya.F

[TiM RedAksi]

K terparty) dengan GCM.Sebelum mekanisme CGM diber-

lakukan, setiap AB harus menjadi AK agar dapat menyelesaikan transaksi bursa atas portofolionya atau nasa-bahnya. Sementara dengan adanya GCM, AB bisa memilih untuk menja-di TM, tidak perlu menjadi AK, dan dapat menggunakan jasa GCM untuk

menyelesaikan transaksi portofolionya. Dengan adanya struktur GCM

yang siap diberlakukan tahun 2016, AK dapat memilih menjadi Individual Clearing Member (ICM) atau GCM. Alur proses order, kliring, dan settlement pada ICM mengikuti kondisi saat ini, yakni melakukan order transaksi hing-ga penyelesaian atas transaksi bursa milik portofolio dirinya sendiri serta nasabahnya. ICM tidak diperkenankan untuk menjadi agen kliring bagi AB lainnya.

Dengan diberlakukannya struktur ini, KPEI menetapkan persyaratan per-modalan dan kapasitas sistem kepada PE yang ingin menjadi GCM atau memi-lih menjadi ICM. Persyaratan pertama yang dilihat adalah Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) ICM dan GCM AB,

Gbr ilustrasi

General Clearing Member

Peluang Bisnis Buat Perusahan efek& Bank kustodian

Page 4: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

KPEI Newsletter4

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

A R T I K E L K H U S U S

dalam menerima agunan, kPei memper­timbangkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko

likuiditas yang rendah.

alam kondisi pasar yang un­favorable, sejumlah stimulus tertentu perlu diberikan oleh

regulator. Salah satu langkah yang bisa dilakukan KPEI, dengan memberi insentif berupa penyesuaian haircut. Haircut merupakan faktor pengurang nilai pasar wajar efek sesuai dengan risikonya sebesar prosentase tertentu dari nilai pasar wajar efek dimaksud. Stimulus ini diharapkan memberikan “angin se-gar” terhadap peningka-tan trading limit, karena AK dapat menyiapkan agunan dengan nilai yang lebih kecil diban-dingkan sebelum dilaku-kan penyesuaian.

Berdasarkan Peratur-an KPEI No II-12, agunan didefinisikan sebagai se-jumlah aset milik AK yang dijaminkan kepada KPEI untuk digunakan dalam perhitungan trading limit serta bisa digunakan sebagai jaminan atas ke-wajiban penyelesai an transaksi bursa. Agunan yang bisa dinilai oleh KPEI berdasarkan aturan tersebut, dibagi menjadi dua kategori yaitu agunan offline dan agunan online. Ada empat agun an offline yang pengelolaannya dilakukan oleh KPEI yakni berbentuk deposito berjangka (IDR, USD, SGD), bank garansi, dana minimum kas, dan saham AK yang tercatat di BEI. Sedangkan agunan online adalah agunan dalam bentuk uang atau efek yang berada di dalam rekening agun-an milik AK maupun nasabah AK se-cara elektronik yang terdapat di Kus-todian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan di bawah pengawasan KPEI.

Saat ini, KPEI melakukan penilaian agunan (collateral valuation) terha-

D

Collateral Valuation dalam Manajemen Risiko kPei

dap aset milik AK maupun nasabah AK yang mempunyai nilai pasar. Besarnya nilai agunan ini disesuaikan dengan nilai haircut, besaran persentase eligi­ble collate ral, dan batasan nilai agunan efek (collateral disallowance). Collat­eral valuation yang dilakukan KPEI ini, mengacu pada prinsip yang berlaku secara internasional. KPEI sudah mem-pertimbangkan prinsip nomor 5 PFMI

IOSCO tahun 2015. Prin-sip ini mensyaratkan KPEI untuk menerima agunan tidak hanya mempertim-bangkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar yang rendah tetapi juga mempertimbangkan Wrong Way Risk, Concen­

tration Risk, Operational Risk dan Le­gal Risk.

Bagi KPEI, collateral valuation ini menjadi penting dalam mengelola risiko. Menurut Roni Gunardi, Kepala Divisi Penjaminan dan Pengendalian Risiko, KPEI menanggung risiko pasar yang tidak kecil. Oleh karena itu, tam-bahnya, KPEI membutuhkan agunan yang likuid. “Ada risiko pasar, karena pergerakan harga pasar bisa menye-babkan collateral yang dipegang saat dibutuhkan bisa tidak dapat diekseku-si karena perubahan harga,” tukas Roni.

Kedepannya KPEI akan terus me-lakukan penyempurnaan dalam pe-nilaian dan haircut agunan. Jika se-lama ini yang dilakukan penilaian berkala hanya untuk agunan saham saja, nantinya semua agunan yang diterima oleh KPEI akan dilakukan re­view secara berkala. F

[TiM RedAksi]

KPEI menanggung risiko pasar yang tidak kecil. Oleh karena itu, KPEI membutuhkan agunan yang likuid.

Page 5: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

5

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

KPEI Newsletter

E D U K A S I

Mencermati Hasil Css 2015Tingkat kepuasan anggota kliring atas layanan kPei tahun 2015 mendapatkan nilai indeks 4,17 dari skala

tertinggi 5.

erbaikan kualitas layanan selalu menjadi komitmen KPEI. Strate-gi yang rutin dilakukan adalah

dengan meminta tanggapan kepada pengguna jasa yakni 109 ang gota bur-sa yang juga merupakan AK, melalui kegiatan Customer Satisfaction Survey (CSS). Survei yang dilakukan bulan No-vember 2015 tersebut untuk menilai layanan KPEI selama periode Septem-ber 2014 sampai dengan Agustus 2015. Tujuan CSS dilakukan sama dari tahun ke tahun, yaitu untuk me ngetahui ting-kat kepuasan atas layanan jasa, mulai dari layanan jasa kliring, layanan jasa penjaminan, jasa agunan, jasa pengelo-laan agunan, layanan IT, legal, layanan website dan customer care, sampai res-pons atas edukasi yang diberikan KPEI.

Kuesioner CSS yang disampaikan selalu diperbaharui berdasarkan per-kem bangan terkini, sejalan dengan perbaikan kualitas layanan KPEI yang juga terus disempurnakan. Bahkan kuesioner tahun sebelumnya menjadi acuan untuk pertanyaan survei beri-kutnya.

Tahapan CSS diawali dengan me-minta masukan dari AK, supaya kue-sioner yang dibuat lebih terarah, selan-jutnya dikirim ke AK khususnya bagian operasional. Tujuannya, agar respons yang diberikan benar-benar tepat, se-suai dan terukur. Sejauh ini jawaban yang diperoleh relatif menggambar-kan bahwa user cukup memahami apa yang ditanyakan. “Jawaban yang diberikan bahkan perlu ada tanda ta-ngan dari pejabat yang berwenang, se-

Sedangkan tingkat kepuasan, untuk mendapatkan respons pada level mana tingkat kepuasan AK, apakah sangat puas, puas, atau kurang puas. Tidak lupa, KPEI juga meminta masuk an dan saran dari AK dengan memberi-kan jawaban atas sekumpulan perta-nyaan essay. “Ada dua hal yang ingin diper oleh dari permintaan saran atau masukan tersebut. Pertama, untuk mengeta hui layanan seperti apa yang masih dibutuhkan dari yang sudah ada, sejalan dengan tugas pokok KPEI sebagai LKP. Bagian kedua, lebih me-nyangkut saran untuk perbaikan dari layanan-layanan yang sudah ada,” ujar Arief Setiawan.

Keseluruhan jawaban yang diberi-kan responden kemudian dijumlahkan, yang hasil akhirnya menjadi nilai peru-sahaan. Hasil CSS untuk pertanyaan tingkat persetujuan diperoleh skor total 86,51% atau dengan nilai indeks 4,33 dari skala 5. Untuk kelompok tingkat kepuasan, skor yang diperoleh sebesar 83,43% atau pada indeks 4,17 dari skala 5. Sedangkan untuk kelom-pok pertanyaan essay, diperoleh 164 masukan atau tanggapan.

Secara umum, semua pertanyaan yang diajukan bertujuan memperbaiki kualitas pelayanan. Jika ada responden yang menyatakan tidak setuju atas layanan tertentu, atau kurang puas atas performa divisi tertentu, artinya perlu ada perbaikan layanan. F

[TiM RedAksi]

P suai dengan bidang yang ditanyakan,” ujar Kepala Unit Keanggotaan dan Kepatuhan, Arief Setiawan.

Dari tahun ke tahun, jumlah per-tanyaan cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan harapan agar sampai pada titik tertentu frekuensi survei menjadi berkurang. Bahkan berhenti, jika kualitas layanan KPEI dinilai sudah cukup optimal. Sebagai contoh, pada tahun 2014, materi yang ditanyakan mencapai 25 pertanyaan, sedangkan 2015 hanya 16 pertanyaan.

Pertanyaan yang diajukan terdiri atas 3 kelompok besar, masing-ma-sing pertanyaan menyangkut tingkat persetujuan, tingkat kepuasan, serta kelompok essay. Pada kelompok ting-kat persetujuan, AK diminta memberi-kan jawaban setuju atau tidak setuju atas pernyataan yang disampaikan.

Note : - Tidak termasuk nilai CSS dari eksternal (tahun 2008/2009) -Tahun2001&2012skalaCSStertinggl4,sedangkanlainnyamenggunakanskalaCSStertinggi5

3.00

4.22 4.45

4.42 4.35

4.46

3.30

4.03 4.19 4.17

nilai Css kPei 2001 ­ 2015

2001 2003 2004 2005 2006 2007 2012 2013 2014 2015

Page 6: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

KPEI Newsletter6

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

P R O F I L

SPE bertanggungjawab terhadap komunikasi di in-ter nal perusahaan, me ma s-tikan kebijakan direksi dan manajemen sampai kepada staf perusahaan yang paling bawah. Dan juga komuni kasi ke pihak eks ternal, menye-lenggarakan hubung an ba ik dengan segenap unsur dan tokoh ma syarakat yang ter-kait de ngan lingkungan pe-rusahaan, serta mengoptimalkan peran mereka dalam menjaga dan mengem-bangkan citra positif perusahaan.

SPE juga harus menyampaikan in-formasi perusahaan yang dianggap perlu kepada masyarakat dan meng-koordinasikan tanggapan perusahaan terhadap pertanyaan, kritik, maupun saran dari para pengguna jasa serta masyarakat yang dilakukan secara lisan maupun tulisan, melalui berbagai sara-na komunikasi.

Lantas, apa syarat agar bisa men-jalankan tugas dengan baik di SPE ini? Arie mengungkapkan, harus selalu update informasi, baik seputar pasar modal, maupun berbagai isu umum di bidang ekonomi, keuangan, politik dan lainnya. “Karena kami harus bisa men-jawab berbagai pertanyaan, baik dari manajemen dan personil di internal perusahaan, maupun dari luar perusa-haan. Kalau ada sesuatu hal, tim SPE pasti yang ditanya lebih dulu,” ujar-

P R O F I L

selain harus “enjoy” dan luwes, tim sPe harus mampu memuaskan berbagai pihak, baik di internal perusahaan

maupun para stakeholder. Apa saja tantangan ke­11 pasukan dan pimpinan sPe?

ekretaris Perusahaan (SPE) bera-da lang sung di bawah supervisi Direk tur Utama. Divisi ini pu-

nya peran yang cukup penting sebagai jembatan komunikasi antara direksi de ngan manajemen dan staf di dalam perusahaan, dan antara perusahaan dengan stakeholder, termasuk publik melalui media massa.

Suryadi merasakan perbedaan yang cukup me narik saat berada di SPE, diban ding sebelumnya ketika di divisi operasional. “Dulu saya selalu berha-dap an dengan sistem dan waktu, se-hingga apapun yang dikerjakan sangat jelas, waktu dan pekerjaannya,” kata Suryadi. Sementara di SPE, dia dan tim bekerja untuk orang di berbagai bagian dan tingkatan, de ngan berbagai karak-ter dan kepenting an tugas masing-ma-sing. “Sehingga, waktu pekerjaanpun tidak pasti dan di tempat yang berbe-da-beda pula,” lanjutnya. Apa yang dis-ampaikan Suryadi dibenarkan Arie Budi-eningsih, Kepala Unit Kesekretariatan & Relasi Media (KRM) dan Diah Sugiretno, Kepala Unit Komunikasi & Informasi Publik (KIP), dua unit yang berada di bawah SPE. Di bawah Unit KRM ada dua staf, dan tiga orang sekretaris Di-reksi. Sementara di bawah Unit KIP ada dua staf, dan dua orang Customer Care. Melalui Customer Care KPEI, stakehol­ders dapat memberi kan saran, keluhan dan bertanya me ngenai layanan dan jasa yang diberikan oleh KPEI.

S

Memuaskan Berbagai PihakServices of Excellence

nya. Suryadi menambahkan, personil di SPE harus “enjoy” dan luwes. “Ini sebagai modal untuk bisa memenuhi dan memuaskan keinginan berbagai pi-hak tadi,” tandasnya bercampur gurau. Yang jelas, baik Suryadi maupun Arie menyebutkan, bekerja di SPE sangat menyenangkan dan penuh tantangan. “Kami selalu merasa bersemangat dan banyak bercengkrama dengan relasi dan stakeholders walaupun tetap seri-us,” tandas Suryadi.

Selama 2 tahun di SPE, Suryadi menceritakan pengalaman paling berkesan saat KPEI menjadi tuan ru-mah pertemuan Asia Oceania Central

Counterparties tahun 2014, yang diadakan di Yogyakarta, sebagai acara tahunan ke-11. Menariknya, peran SPE benar-benar lengkap di event ini. Mulai dari kegiatan koresponden-si hingga pengurusan dokumen seluruh de-le gasi. Menjalankan fungsi event organi­zer, dimulai melaku-

kan pelayanan untuk seluruh delegasi, pelaksanaan meeting, menyiapkan aca-ra hiburan, hingga mengajak berwisata mengenalkan budaya Indonesia, serta memastikan para delegasi tersebut kem-bali ke negara masing-masing. Selain itu, tim SPE juga menjalankan tugas media relation dengan mengundang media untuk meliput acara dan kegiat an serta mempersiapkan materi peliputan. “Dan syukurlah kami berhasil mendapat re-spons baik dan kesan mendalam dari para tamu yang hadir”, kata Suryadi.

Di tahun 2016, SPE akan banyak ter-libat dalam penyelenggaraan ber bagai event yang diadakan bersama SRO dan OJK, serta kegiatan internal perusahaan. Untuk meningkatkan kemampuan, tim SPE senantiasa mengikuti berbagai pela-tihan/training sesuai kebutuhan ma-sing-masing tim, dan ikut serta dalam berbagai keanggotaan organisasi kehu-masan baik di lingkungan pasar modal maupun umum.F [TiM RedAksi]

Divisi SPE berperan sebagai jembatan komunikasi antara

direksi dengan manajemen dan

staf di dalam perusahaan, dan

antara perusahaan dengan stakeholder,

termasuk publik melalui media

massa.

Sekretaris Perusahaan

Page 7: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

7

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

KPEI Newsletter

A R T I K E L K H U S U S

emiten, perusahaan efek, manajer investasi, ikut meramaikan gerakan “Yuk nabung saham”. Mulai dari rangkaian kegiatan sosialisasi dan edukasi yang dilakukan sRO,

pembelian reksadana/saham secara berkala melalui program auto debet, serta pemberian bonus saham kepada karyawan emiten, menjadi bagian dari kampanye

Yuk nabung saham

hare saving is like planting a tree. It has to be nourished so that one day it will grow well.

It requires patience for investment to grow.” Inilah filosofi dari logo gerak-an “Yuk Nabung Saham” yang di-lambangkan dengan sebuah pohon berbatang kokoh. Gerakan ini diresmi-kan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam acara Investor Summit and Capital Mar­ket Expo 2015 (ISCME 2015) pada 9-13 November 2015.

Mengapa disebut “Nabung Sa-ham”, karena masyarakat Indonesia masih lekat dengan menabung di bank (saving society), kata Suryadi, Sekreta-ris Perusahaan KPEI. “Ini yang mau di-arahkan menjadi investment society,” ujarnya. Saat ini, berdasarkan data OJK tahun 2013, indeks literasi pasar modal baru 3.79%, sedangkan indeks inklu-si pasar modal lebih parah lagi, baru 0.11%, jauh lebih kecil dibanding to-tal penduduk Indonesia yang memiliki tabungan di bank yaitu hampir seba-nyak 60% dari jumlah penduduk yang sekitar 250 juta jiwa.

Ada dua strategi yang dilakukan dalam menjalankan gerakan “Yuk

Nabung Saham”. Pertama, National Campaign dalam bentuk berbagai aca-ra di televisi komersial salah satunya di IDX Channel, radio, surat kabar, social media, berbagai event, dan website Yuk Nabung Saham. Kedua, Capital Market Education meliputi edukasi kepada para pekerja atau karyawan perusahaan, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, ibu-ibu rumah tang-ga dan para pekerja mandiri (entrepre­neurs). Kampanye Yuk Nabung Saham juga melibatkan seluruh pelaku pasar modal, ada 25 perusahaan efek yang terlibat, 24 manajer investasi, dan se-jumlah emiten. Mereka masing-masing ikut menggunakan logo “Yuk Nabung Saham” dalam berbagai kegiatan dan sejumlah publikasi.

Kegiatan lainnya yang merupakan lanjutan gerakan Yuk Nabung Saham antara lain Yuk Nabung Saham Expo 2015 dan Pembukaan Kompetisi Nasio-nal Pasar Modal (KNPM) 2016 sekaligus Pembukaan Rekening Efek bagi 1.000 investor baru yang berasal dari ber-bagai kalangan pada bulan Desember 2015. KNPM 2016 merupakan rang-kaian kegiatan tahunan pendidikan

“S

Yuk nabung saham

pasar modal dalam bentuk kompeti-si berupa praktik berinvestasi di pa-sar modal yang diselenggarakan SRO yang dibantu oleh pihak ketiga dan beberapa Perguruan Tinggi di Indone-sia. KNPM 2016 merupakan ke gi at an yang ke-12 kali dilakukan. Selain itu, juga dilakukan Pencatatan Rekor MURI dengan kategori Menabung Saham Oleh Peserta Terbanyak sebanyak 1.762 investor baru yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang bekerjasama dengan salah satu Perusahaan Efek serta Rekor MURI Penciptaan Investor Saham Terbanyak Dalam Satu Perguruan Tinggi yang diselenggarakan di Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang.

“Bagaimana mekanisme menabung saham?, sebelumnya calon investor ri-tel diperkenankan membuat rekening khusus (single investor identification/SID) pada sejumlah broker yang terli-bat, dengan menempatkan sejumlah modal tertentu. Nantinya, uang yang disimpan dalam rekening tersebut akan dipotong secara otomatis (auto­debet) untuk dibelikan saham ataupun reksa dana yang disetujui oleh investor. Sa-ham-saham yang diinvestasikan secara berkala itu baru bisa dijual setelah men-capai jangka waktu tertentu, misalnya setahun,” ungkap Suryadi.

Hal lain yang dilakukan sejumlah emiten terkait gerakan Yuk Nabung Saham adalah memberikan bonus sa-ham Perusahaan kepada karyawannya. Ini merupakan komitmen emiten ke-pada OJK dan SRO guna mendukung perkembangan pasar modal, khusus nya meningkatkan jumlah investor lokal. Menurut Suryadi, kampanye dan ge-rakan yang dirancang OJK dan SRO ini, akan berlangsung terus sebagai upaya untuk menambah jumlah investor di pasar modal Indonesia yang saat ini ma-sih terbilang minim.F [TiM RedAksi]

Page 8: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

KPEI Newsletter8

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

sejalan dengan rekomendasi PFMi­iOsCO, bank garansi tidak lagi memenuhi kriteria standar sebagai collateral. Hal ini

ditindaklanjuti kPei dengan mengkaji alternatif pengganti yang sesuai. Jika kajian disetujui OJk, kPei akan mengganti

bank garansi dengan penerimaan efek asing.

raktik terkini dibeberapa ne-gara, terutama di Eropa, Bank Garansi (BG) sudah tidak diter-

ima lagi sebagai agunan atau colla­teral. Sementara itu di Asia, bursa Hongkong hanya mengenal uang se-bagai agunan. Berbeda dengan bursa Hongkong, saat ini BG cukup banyak diterima sebagai collateral di KPEI. Sebagian besar, BG tersebut dimiliki oleh perusahaan efek asing dan bro-ker besar untuk mendukung transaksi mereka.

Kondisi ini tidak sesuai dengan rekomendasi PFMI-IOSCO nomor 4 te-rkait collateral. Collateral yang diter-ima CCP harus memiliki risiko kredit rendah, likuid, dan risiko pasar yang rendah dalam menjamin credit expo­sure dari partisipan KPEI. Oleh kare-nanya, BG dinyatakan tidak masuk kualifikasi tersebut dan harus dipilih alternatif yang sesuai. Pilihannya bisa memperluas jenis efek atau aset. Efek asing dapat menjadi pilihan utama, sebagaimana berlaku di pasar modal di negara lain.

Saat ini, berdasarkan data per akhir Desember 2015, porsi BG yang menjadi collateral bisa dikatakan mencapai 78,3% dari total nilai offline

KPEI untuk mendapat persetujuan dari OJK. Tujuannya untuk memas-tikan bahwa konsep ini secara legal bisa diterapkan berdasarkan keten-tuan OJK”, ujar Iding Pardi. Jika ran-cangan peraturan tersebut disetujui, maka KPEI akan melanjutkan kerjasa-ma dengan mendaftar sebagai partisi-pan Euroclear, yakni global custodian, tempat dimana KPEI akan membuka rekening untuk menerima efek asing yang akan dijadikan sebagai agunan. Sejauh ini, KPEI sudah mengadakan beberapa kali pertemuan dengan Eu-roclear terkait diskusi pembukaan rek-ening di International Central Securi­ties Depository (ICSD).

Kriteria dalam menilai efek as-ing yang bisa diterima, bisa meng-gunakan standar yang dipakai Euro-clear. “Aset yang umum digunakan di dunia se perti treasury bond, Japan

government bond, Euro bond tergolong paling likuid dan risiko pasarnya rendah, selain hargan-ya stabil” timpal Doni Irawan, Kepala Unit Riset dan Perencanaan Strate-gis KPEI. “Jika ditanya treasury bond model je-nis apa, belum bisa dipas-tikan, karena belum di-kaji lebih jauh”, tambah Iding.

Langkah KPEI belum berhenti sampai dengan

kajian bisnis, selanjutnya akan dibuat-kan kajian hukum terkait penerimaan agunan lintas negara (cross border) untuk mereview kemungkinan diim-plementasi oleh KPEI. Selain itu, me-review konsep kerjasama antar pi-hak (triparty agreement) antara KPEI, ICSD, dan partisipan. Yang juga tidak kalah penting, perlu mendapat per-setujuan OJK atas konsep ini. Selain merevisi peraturan, KPEI akan melaku-kan sosialisasi pada semua pihak ter-kait. Jadi, konsep ini paling cepat bisa live di pertengahan 2016 atau selam-batnya awal tahun 2017.F

[TiM RedAksi]

P collateral. Namun jika digabung dengan online berkisar 42,1% dari total collateral. Melihat por-si yang demikian besar, perlu cukup waktu bagi partisipan untuk mem-persiapkan alternatif BG. Memang akan berat bagi partisipan yang ti-dak punya banyak variasi portofolio, tetapi dari sisi biaya, terdapat efisiensi, daripada mempertah-ankan BG. Biaya yang akan dibebankan kepada partisipan jika menggunakan efek asing sebagai collateral hanya sekitar 3bps (basis poin) atau setara dengan 0,03%. Bi-aya ini untuk collateral management fee, safekeeping fee, dan kutipan ser­vice fee KPEI. Rentangnya cukup jauh dibanding biaya penerbitan BG yang bisa mencapai 3%,” ujar Iding Pardi, Kepala Divisi Riset dan Pengembang-an Bisnis KPEI.

KPEI telah mengkaji penerimaan efek asing sebagai pengganti BG. “Se-bagai tindak lanjut, kajian ini akan dikonsultasikan dan selanjutnya ditu-angkan dalam rancangan peraturan

Mengkaji Posisi Bank Garansi sebagai ‘Collateral’

E D U K A S I

Memang akan berat bagi

partisipan yang tidak punya

banyak variasi portofolio,

tetapi dari sisi biaya, terdapat

efisiensi, daripada mempertahankan

bank garansi sebagai agunan.

Page 9: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

9

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

KPEI Newsletter

E D U K A S I

Knowledge Management (kM) kuartal 4 Tahun 2015

emasuki penghujung ta-hun 2015, beragam presta-si mampu ditorehkan KPEI

melalui ajang turnamen HUT Pasar Modal Indonesia ke-38. Diantaranya pertandingan Tenis Meja, Billiard, Ca-tur dan Catur Simultan, Bulutangkis, Tenis Lapangan, Futsal dan Paintball yang berlangsung sejak tanggal 14 No-vember hingga 20 Desember 2015.

CoP Hobi ­ Olah Raga menjadi koordinator dalam mempersiapkan perwakilan KPEI untuk mengikuti keseluruhan turnamen tersebut. Ke-menangan KPEI diawali dengan Tim Tenis Meja yang meraih Juara III dan dilanjutkan dengan Tim Bulutangkis yang pertama kalinya berhasil meraih Juara III selama berpartisipasi di Tur-namen Pasar Modal Indonesia.

Tim Futsal KPEI juga berhasil meraih Juara IV, karena dipaksa “me-ngalah” ketika berhadapan dengan Tim Wartawan Pasar Modal pada ba-bak semifinal. Yang paling membang-gakan adalah ketika Tim Paintball KPEI berhasil memenangkan pertand-

ingan yang juga menjadi penutup pertan dingan dalam rangkaian Tur-namen HUT Pasar Modal Indonesia ke-38. Selamat…!!!

Berbeda dengan CoP Hobi – Olah-raga, CoP Hobi – Fotografi mengawali kegiatannya dengan pembuatan stu-dio mini KPEI. CoP ini juga telah ter-jun langsung dalam pembuatan Com­pany Profile KPEI yang berkolaborasi

dengan Corporate Secretary. Yang tak kalah seru, CoP Art station (COPAs) menampilkan performance terbaiknya pada kegiatan Gala Dinner Team Buil­ding KPEI 2015 di Batu, Malang tanggal 7 November 2015. Penampilan COPAS dalam menyanyikan lagu-lagu lama yang di aransemen dengan nuansa ber-beda menambah keceriaan acara.

Selain mendukung kegiatan CoP Hobi, KLIK’ers juga mendukung ke-giatan CoP lainnya, diantaranya pro-gram rutin CoP Bahasa yaitu Basic Eng­lish untuk Office Support, KPEI’s Fun Corner (KFC) yang diisi oleh beberapa karyawan KPEI sebagai narasumber dan program unggulan CoP Bahasa,

M

Berbagai kegiatan internal dan eksternal diikuti oleh klik’ers dengan penuh keceriaan.

yaitu KPEI’s Inter Region Competition yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi KLIK’ers dalam berbahasa inggris.

CoP Marco juga berpartisipasi dengan menyelenggarakan Eksternal Sharing (EKSIS) dengan mengundang Bapak Mohammad Mukhlis, Kepa-la Divisi Project Management Office Teknologi Informasi BEI, untuk ber-bagi ilmu me ngenai “Konsep Imple-mentasi Hubung an Enterprise Risk Management dan Information Risk Management yang diterapkan di BEI. Sedangkan CoP investasi (COPin) ber-partisipasi dengan mengundang Ibu

Mutiara Pardede selaku Senior Agency Prudential Life Assurance dalam ke-giatan Open Mind terkait persiapan asu ransi untuk pendidikan.

Selain kegiatan sharing, di tahun 2015 terdapat juga pelatihan Microsoft Office untuk Staf Umum dan General Support serta dilakukan evaluasi atas fitur-fitur di sistem KM Portal supaya lebih memudahkan KLIK’ers dalam mengaksesnya. Kegiatan lainnya, yak-ni menyusun program kerja KLIK un-tuk tahun 2016 dan mereview kembali grand plan KLIK untuk periode men-datang, sehingga senantiasa dapat se-jalan dengan proses bisnis di KPEI.F

[TiM RedAksi]

Page 10: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

KPEI Newsletter10

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

Penandatanganan nota kesepahaman sRO dengan Telkom. KPEI bersama dengan BEI dan KSEI melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) pada tanggal 2 November 2015 di Gedung BEI. Pe nandatanganan MoU berkaitan dengan dukungan pengembangan layanan dan infrastruktur telekomunikasi serta informasi pasar modal.

K I L A S P E R I S T I W A

sosialisasi dan edukasi Memperingati HuT Pasar Modal ke – 38. Dalam rangka 38 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, SRO bersama OJK mengadakan sosialisasi dan edukasi pada tanggal 5-6 Oktober 2015 di Padang. Rangkaian kegiatan sosialisasi dan edukasi antara lain Workshop Wartawan Pasar Modal 2015, Business Gathering, Forum Calon Investor, Roadshow Campus to Campus, dan Peresmian Galeri Investasi BEI Universitas Putra Indonesia YPTK Padang.

Capacity Building Anggota Bursa 2015. Pada tanggal 22-25 Oktober 2015, KPEI bersama BEI menyelenggarakan kegiatan Capacity Building Anggota Bursa di Taiwan. Kegiatan tersebut diisi dengan seminar dengan tema Sharing Knowledge on Exchange Traded Fund (ETF) & Structured Warrant yang mengundang pembicara dari salah satu regulator yakni Taiwan Stock Exchange dan pelaku pasar Yuanta Securities Taiwan serta berbagai aktivitas yang bersifat santai.

ACG General Meeting ke­19Taiwan Depository & Clearing Corporation (TDCC) mengadakan kegiatan ACG General Meeting ke-19 pada tanggal 3-6 November 2015 di Grand Hyatt Hotel, Taipei. Tema yang diusung untuk tahun ini adalah “High Growth Po­tential in Asia Opportunities and Challenges for Asia­Pacific CSD’s” dihadiri oleh seluruh anggota ACG. Perwakilan KPEI yang menghadiri acara tersebut antara lain Bapak Sunandar (Direktur), Bapak Suryadi (Sekretaris Perusahaan) dan Bapak Jerri Parulian (Kepala Divisi Pengembangan Teknologi Informasi).

sosialisasi Peraturan Transaksi Bursa dikecualikan kepada Anggota kliring. KPEI dan BEI menyelengga-rakan sosialisasi rancangan Peraturan tentang Transaksi Bursa Dikecualikan kepada AK pada tanggal 1 Oktober 2015 di FX Mall lantai 7. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada AK terkait rancangan Peraturan tersebut dan meminta masukan AK dalam menindaklanjuti Peraturan yang rencananya akan diber-lakukan awal 2016. Forum diskusi Pinjam Meminjam efek

KPEI dan BEI mengadakan Forum Diskusi bersama dengan Anggota Pinjam Meminjam Efek dengan tema “Fasilitas Pinjam Meminjam Efek Dalam Rangka Mendukung Transaksi Margin & Short Selling” pada tanggal 20 Oktober 2015 di Hotel Mulia, Jakarta. Hadir sebagai pembicara, diantaranya Bapak Antonius Herman Azwar dan Ibu Rachmadewi Sjahesti dari KPEI serta Bapak Kristian Sihar Manullang dari BEI.

Rapat umum Pemegang saham luar Biasa kPei tahun 2015. KPEI mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 27 Oktober 2015 bertempat di Gedung BEI. RUPSLB KPEI menghasilkan keputusan rapat berupa persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) KPEI tahun 2016 dan persetujuan Perubahan Anggaran Dasar KPEI yang selanjutnya akan diajukan kepada OJK.

Capacity Building on Capital Market Development for BCLMV Countries. Badan Kebijakan Fiskal Ke-men terian Keuangan Republik Indonesia menga-dakan Capacity Building on Capital Market Development for Brunei, Cambodia, Lao PDR, Myanmar, Vietnam (BCLMV) Countries pada tanggal 9-14 November 2015 di Jakarta. Kegiatan capacity building ini merupakan salah satu komitmen Indonesia dalam mendorong pembangunan di ASEAN, khususnya BCLMV coun­tries dan meningkatkan peran Indonesia dalam “Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS)”. Topik yang dibahas dalam kegiatan ini antara lain mengenai regulasi dan supervisi pasar keuangan serta perkembangan pasar modal, obligasi dan pasar uang.

Page 11: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

11

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

KPEI Newsletter

Penandatanganan nota kesepahaman sRO dengan beberapa universitasKPEI bersama dengan BEI dan KSEI melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan 9 Universitas pada bulan November 2015, diantaranya ITB, UGM, UMY, Univ. Trisakti, UNAIR, UNDIP, UNIBRAW, Univ. Udayana, dan IPMI International Bussines School. Penandatanganan MoU terkait penyelenggaraan pendidikan konsentrasi pasar modal.

Penutupan Perdagangan Bursa 2015Perdagangan bursa tahun 2015 resmi ditutup pada tanggal 30 Desember 2015 oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla yang didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK, Gubernur BI dan seluruh jajaran Komisaris dan Direksi SRO. Bertempat di Main Hall BEI, IHSG berada pada level 4.593, 01 pada saat penutupan. Dalam acara tersebut, Wakil Presiden juga melakukan video conference dengan Kantor Perwakilan BEI dari Makassar, Medan dan Bali.

Penghargaan Galeri investasi Bursa efek indonesia 2015. KPEI bersama dengan BEI dan KSEI menyelenggarakan malam Penyerahan Penghargaan Galeri Investasi BEI 2015 pada tanggal 12 November 2015 di Gedung BEI. Acara dibuka dengan sambutan oleh Direktur Utama BEI Bapak Tito Sulistio, yang menekankan fokus agar semua pihak membantu meningkatkan nilai transaksi dari pengembangan galeri investasi.

K I L A S P E R I S T I W A

Investor Summit and Capital Market Expo (isCMe) 2015. Kegiatan Investor Summit dan Capital Market Expo (ISCME) 2015 diselenggarakan pada tanggal 9 - 13 November 2015 di Gedung BEI oleh KPEI bersama dengan OJK, BEI, dan KSEI. Dalam ISCME 2015 juga diluncurkan kegiatan “Yuk Nabung Saham” dan rangkaian kegiatan lainnya seperti Launching Capital Market Professional­Development Program, Relaunching Pusat Data, Edukasi dan Pengembangan Profesionalisme Pasar Modal, Relaunching Indonesia Composite Bond Index, dan Talkshow dengan berbagai tema.

kunjungan ke Hkex, Citibank Hongkong, HsBC, Hongkong. SRO bersama APEI mengadakan kunjungan bisnis ke Hongkong pada tanggal 16-19 November 2015. Kunjungan dilakukan dalam rangka persiapan imple-mentasi General Clearing Member (GCM) serta memperoleh informasi me-ngenai skema proses bisnis, mekanisme serta pengaturan GCM yang dapat diimplementasikan di pasar modal Indonesia. Kegiatan yang dilakukan, be-rupa kunjungan bisnis ke Citibank Hongkong, Hongkong Stock Exchange (HKEx) dan HSBC Securities Services Asia.

Peluncuran Yuk nabung saham. Kampanye "Yuk Nabung Saham" secara resmi dibuka oleh Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla pada tanggal 12 November 2015 di Gedung BEI. Tujuan kampanye tersebut untuk mengajak masyarakat, investor maupun calon investor untuk berinvestasi secara rutin dan berkala di pasar modal Indonesia. Dengan menabung saham diharapkan dapat menjadi salah satu kekuatan investasi di Indonesia dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penandatanganan nota kesepahaman sRO dan iAi. Pada tanggal 16 November 2015, KPEI bersama BEI dan KSEI melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di Balai Kartini, Jakarta. Nota Kesepahaman tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama dalam hal kegiatan penelitian dan pengembangan atas aktivitas penyusunan Standar Akuntansi Keuangan, sosialisasi, sertifikasi, keanggotaan, pendidikan dan pelatihan terkait industri pasar modal.

Page 12: KPEI Newsletter Edisi 1 2016

KPEI Newsletter12

Edisi 1 I Triwulan I l 2016

POsisi dAnA JAMinAnJenis Pasar nilai (Rp) Prosentase

Ekuiti 3,098,851,896,401 99.96%

Derivatif-Kontrak Berjangka 1,308,580,947 0.04%

Surat Utang 1,087,103 0.00%

Total 3,100,161,564,450 100.00%

nilai (Rp)

Cadangan Jaminan 138,190,522,987

POsisi CAdAnGAn JAMinAn

* Data sampai dengan 30 Desember 2015

Jenis instrumen nilai Agunan (Rp) Prosentase

Uang 197,101,195,467 2.96%

Saham 6,143,399,470,641 92.21%

Obligasi 321,584,960,208 4.83%

Total 6,662,085,626,316 100.00%

kOMPOsisi AGunAn ONLINE

* Data per 30 Desember 2015

Jenis instrumen nilai Agunan (Rp) Prosentase

Bank Garansi 6,076,578,100,000 78.32%

Deposito 1,439,686,155,656 18.56%

Dana Minimum Kas 230,473,673,416 2.97%

Saham Bursa 11,500,000,000 0.15% Total 7,758,237,929,072 100.00%

kOMPOsisi AGunAn OFFLINE

* Data per 30 Desember 2015

S TAT I S T I K

Penggunaan (Rp) Biaya (Rp)

Total Penggunaan 170,128,619,046,100 4,725,794,974

Rata-Rata Bulanan 14,177,384,920,508 393,816,248

Rata-Rata Harian 697,248,438,714 19,368,012

FAsiliTAs INtraDay

* Data sampai dengan 30 Desember 2015

PenYelesAiAn TRAnsAksi BuRsA

* Data sampai dengan 30 Desember 2015

Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi

Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%)

Total 54,282,292 1,459,098,658,122 1,406,955,102,272,300 463,760,267,900 590,014,773,056,600 50.46 43.01

Tertinggi harian 348,744 14,024,165,532 25,721,730,730,864 3,390,507,700 5,258,349,249,100 64.24 50.83

Rata-rata harian 222,468 5,979,912,533 5,766,209,435,542 1,900,656,836 2,418,093,332,199 50.00 43.11

Terendah harian 147,856 3,366,076,255 2,728,942,455,934 1,094,118,800 1,263,895,595,700 41.30 33.31

* Data sampai dengan 30 Desember 2015

TRAnsAksi PinJAM MeMinJAM eFek

BulanTotal Rata­Rata Harian Jumlah

Harinilai (Rp) Volume (lembar) Frekuensi (kali) nilai (Rp) Volume (lembar)

Januari 15,293,432,000 2,445,400 19 493,336,516 78,884 31Februari 4,802,835,300 4,275,200 18 171,529,832 152,686 28Maret 3,602,893,000 656,200 10 115,754,855 20,971 31April 11,430,400,500 3,412,700 27 381,013,350 114,157 30Mei 7,707,555,500 3,043,400 9 248,630,823 98,174 31Juni 11,982,980,000 2,072,700 12 399,432,667 69,090 30Juli 675,820,200 227,700 11 21,800,652 7,345 31

Agustus 3,439,908,700 2,064,800 6 161,591,129 66,606 31September 7,723,691,000 1,185,600 12 258,938,367 40,787 30

Oktober 10,054,035,500 2,409,200 10 324,323,726 77,716 31November 5,030,760,500 1,625,500 12 167,692,017 54,183 30Desember 11,363,962,500 2,671,800 7 366,579,435 86,187 31

Total 93,108,274,700 26,090,200 153 255,091,164 71,480 365

ACs JuMlAH Ak(ACS)

Volume (lembar) nilai (Rp) Ak serah

Ak Terima

Total 116,650,472 28,727,245,975 34 105

Tertinggi harian 106,099,700 15,251,831,875 2 34

Rata-rata harian 478,076 117,734,615 - -

Terendah harian - - - -

aLtErNatE CaSh SEttLEMENt (ACs)

* Data sampai dengan 30 Desember 2015