Newsletter Edisi 29

36
Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012 TDS ISI NOMOR INI 4 8 29 34 Pro-aktif dari Danau Toba Surabaya, Kota Jasa dan Perdagangan 11 20 Dan Sungai Kapuas Itu Pro-Aktifnya Solo Tur Mengamati Burung Kabar baru dari DIY www.newsletter-pariwisataindonesia.com dan Dampak Gandanya H ari Senin 4 Juni 2012 di kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Kendati tengah hari pu- kul 2 tepat, namun hawa terasa sejuk, 250 orang pebalap 18 tim dari manca negara dan tujuh tim pebalap Indonesia, semua sudah siap di garis start. Empat menit kemudian semua me- luncur dan lomba ajang Tour de Singkarak itu resmi dimulai. Itulah skenarionya. Ribuan masyarakat mengelu-elukan, setelah sebelumnya lokasi start TDS 2012 ini bergemuruh dengan hiburan seni budaya, sorak sorai kegembiraan menyambut para pebalap. Ajang ini akan berlangsung 4 –10 Juni 2012. Ya, nama TDS sejak pertama kali diadakan tahun 2009, kini telah semakin mendunia.

description

Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Mei 2012

Transcript of Newsletter Edisi 29

Page 1: Newsletter Edisi 29

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

PercepatanPariwisataNasional

Vol. 3 lNo. 29 lMei 2012

TDS

ISI NOMOR INI

48

2934

Pro-aktif dari Danau Toba

Surabaya, Kota Jasa dan Perdagangan

1120

Dan Sungai Kapuas Itu

Pro-AktifnyaSolo

Tur Mengamati Burung

Kabar baru dari DIY

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

dan Dampak Gandanya

Hari Senin 4 Juni 2012 di kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Kendati tengah hari pu-kul 2 tepat, namun hawa terasa sejuk, 250 orang pebalap 18 tim dari manca negara

dan tujuh tim pebalap Indonesia, semua sudah siap di garis start. Empat menit kemudian semua me-luncur dan lomba ajang Tour de Singkarak itu resmi dimulai. Itulah skenarionya. Ribuan masyarakat mengelu-elukan, setelah sebelumnya lokasi start TDS 2012 ini bergemuruh dengan hiburan seni budaya, sorak sorai kegembiraan menyambut para pebalap. Ajang ini akan berlangsung 4–10 Juni 2012. Ya, nama TDS sejak pertama kali diadakan tahun 2009, kini telah semakin mendunia.

Page 2: Newsletter Edisi 29

2 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

STAGE 5P PANJANG–SINGKARAK

Friday 8th June 2012, Distance 149.0 Km

Utama

Penanggung jawab :Sapta NirwandarPenerbit/Pemimpin Redaksi :Arifin HutabaratDewan Redaksi :Sadar Pakarti BudiFaried Moertolo T. BurhanuddinWisnu B. SulaemanReporter : Benito LopulalanAlamat :Direktorat Jenderal Pemasaran PariwisataKementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifJl. Medan Merdeka Barat No.17Lantai 3 Jakarta 10110Telp : 021 383 8220Fax : 021 380 8612,Email : [email protected]

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Jika Anda mempunyai informasi danpendapat untuk Newsletter ini, silakankirim ke alamat tersebut di atas.

TDS kini serasa membawa dunia datang ke destinasi wisata Sumatera Barat, bukan saja lantaran semakin banyak peserta dari tahun ke tahun. Lebih dari itu, tahun ini diadakan kerja sama dengan ASO, organisasi penyelenggara Tour de France.

Ini menjadi ‘pengakuan’ akan kualitas TDS yang diharapkan. Lebih jauh lagi, ‘ recognition’ itu meningkatkan bobot nilai yang akan mendapat tempat pada publi-kasi berbagai media di dunia internasio nal. Dan memang itulah salah satu sasar an dari di cetuskannya even olahraga plus promosi pariwisata semacam TDS ini.

Peta Rute TDS 2012 :Perhatikanlah peta rute setiap etape yang akan ditempuh oleh para peserta pebalap TDS 2012, maupun tentunya oleh para penu­lis dan fotografer serta para ‘penggembira’. Terbayanglah mereka akan mendapatkan suatu kombinasi yang komplit: pemandang­an terbentangnya sawah, gunung dan bukit­bukit, danau, sungai­sungai, rumah­rumah penduduk di desa, pantai dengan peman­dangan laut, penduduk lokal sendiri tentu mengelu­elukan. Wah, di manakah di dunia ini mereka bisa mendapatkan rangakaian suasana alam silihberganti sedemikian rupa dalam satu rute? Dan begitulah juga jika kita sebagai wisnus datang ikut menyaksikan antusiasme ini.

Kombinasi ‘komplit’ dari ciri dan karak ter alam yang indah ini merupakan salah satu keistimewaan TDS. Menciptakan even demi promosi pariwisata dan layak jual memang mesti sesuai dengan sumber daya alam serta sumber budaya itu sendiri.

STAGE 1SAWAHLUNTO–SAWAHLUNTO

Monday 4th June 2012, Distance 77.6 Km

To Lintau Buo

TanjungAmpalo

To TalawiSTARTFINISH

Sawahlunto

MuaraKalaban

MuaraBodi

MuaraSijunjung

Simpang Tanah Badantuang

STAGE 2MUARA SIJUNJUNG–HARAU

Tuesday 5th June 2012, Distance 124.5 KmFINISHHarau To Batuampar

Payakumbuh

NgalauToBukittinggi

ToPadangPanjang

BatusangkarTanahDatar

LintauBuo

Rambatan

OmbilinTalawi

START

MuaraSijunjung

To Pulau Punjung

SimpangSitangkai

STAGE 3PAYAKUMBUH–ISTANO BASA

Wednesday 6th June 2012 – Distance 102 Km

START Payakumbuh

To Harau

NgalauBasoBukittinggi

To Jambu Air

PadangPanjang

To Anai Batipuh

Ombilin

BatusangkarTanah Datar

IstanoBasaFINISH

To Solok

Talawi

To Sawahlunto

SumpurKudus

Lintau Buo

ToMuaraSijunjung

STAGE 4ANAI GOLF–BUKITTINGGI

Thursday 7th June 2012 – Distance 157.7 Km

Mukomuko

To Malabar

Lubuk Basung

To P

asam

an

Tiku

To Jambu Air

MaturBukittinggi

FINISH

Anai Golf

To Solok

PadangPanjang

START

Sicincin

Pariaman

STAGE 7PADANG CIRCUIT RACE

Sunday 10th June 2012, Distance 99.3 Km

PadangSTARTFINISH

Tabing

Lubuk MinturunBy Pass

By Pass

SimpangBalai Baru

UNAND

Polsek kawasan

To PariamanAirport

PacificOcean

STAGE 6PARIAMAN–PAINAN

Saturday 9th June 2012, Distance 143.9 Km

PainanFINISH

Padang

PacificOcean

PariamanSTART

To Pasaman

Solok

PacificOcean

Padang

Airport

PadangPanjang

To BukittinggiSTART

FINISHSingkarak

SawahluntoTo Sijunjung

Solok

LubukSelasih

BukitSieh

AlahanPanjang

To SolokSelatan

Page 3: Newsletter Edisi 29

3Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Utama

Tujuh etape TDS 2012 berarti akan mengambil tempat start dan di kota-kota ini: Sawahlunto, Muaro Sijunjung, Payakumbuh, Bukittinggi, Padang Panjang, Pariaman, dan kota Padang.

Wamenparekraf Sapta Nirwandar, pen-cetus TDS, telah meyakinkan dunia dan mencontohkan kemajuan tahun per tahun dari kerja ‘gotong royong’ TDS ini pada se-tiap kesempatan dan menyemangati stake­holders pariwisata Indonesia di berbagai daerah,manakala berbicara mengenai upaya-upaya promosi yang ‘kreatif’ dan ‘pro-aktif’.

“Contohnya Tour de Singkarak,” kata Wamen. “Tahun 2012 ini memasuki tahun yang ke-4. Tahun pertama empat kabupaten saja yang terlibat. Tahun ini 14 kabupaten. Hebatnya, semua ikut bidding bersaing un-tuk menjadi tempat start. Organisasi penye-lenggara Tour de France membantu menyu-sun itinerary.”

Cerita tentang balap itu sendiri, melintasi lika-liku alam yang permai, udara sejuk di dataran rata-rata sekian ratus meter di atas permukaan laut, dan juga pesisir pantai, tak diragukan akan menjadi bacaan masyarakat di manca negara.

News story tentang balapan, dan, human interest story tentang keindahan alam, keunik-an, seni budaya masyarakat yang ‘khas’, di zaman revolusi informasi sekarang, tentulah tidak terbatas akan ditulis oleh para jurnalis dan penulis semata. Tulisan mereka semakin diramaikan oleh para pebalap peserta dan ‘rekan-rekan penggembira’ mereka melalui blog, website, Facebook, Twitter dan seterusnya.

Bukankah itu fenomena arus informasi sekarang yang juga berpengaruh memben-tuk persepsi dan opini publik? Media sosial di internet pun kini ikut merambah berfung-si ‘third party endorsement’ ketika mereka me-nyebarkan pengalaman tentang even dan destinasinya.

Dalam ungkapan contoh yang dikemuka-kan oleh Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata, Kemenparekraf, Sadar Pakarti Budi :

Sekarang ini zamannya pemasaran hori-sontal. Jika seorang newsmaker naik sepeda atau becak, lalu di up­load di Twitter, itu akan memberikan dampak kemana-mana. Misal nya, sang tokoh newsmaker difoto pakai handphone, lalu di up­load di Twitter dan di-tanggapi oleh tujuh ribu orang, itu akan me-nyebar ke tujuh ribu orang berikutnya, de-mikian seterusnya, berdampak besar sekali.

Dengan kata lain, di samping TDS seakan membawa dunia datang berkunjung me-nyaksikan destinasi wisata Sumatera Barat, juga TDS menggemakan destinasi ini ke te-ngah masyarakat dunia.

Unik sekali pengalaman peserta dan pe-ngunjung TDS 2012 ini. Sejumlah 250 pebalap kelas internasional berlaga di sepanjang 856

TdF Sudah 98 TahunTDS, perhelatan bertema sport tourism telah

menjadi agenda tahunan Union Cycliste Internationale (UCI). Kemenparekraf tahun ini kembali mengundang Amaury Sport Organization (ASO), penyelenggara Tour de France, untuk hadir dan memberikan masukan ter-hadap penyelenggaraan TDS 2012.

“Pada tahap persiapan, ASO bersama Kemenpa-rekraf, PB ISSI, dan Pemprov/Pemkot/Pemkab Sumbar terlibat akif dalam pembuatan rancangan rute etape TDS 2012”, kata Sapta Nirwandar.

TDS 2012 akan diikuti oleh 250 pebalap sepeda dari 17 negara meliputi: Jepang, Iran, Singapura, Aus-tralia, Uzbekistan, Ukraina, Kirgiztan, Rusia, Taipei, Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Brunei, Selandia Baru, Perancis, Vietnam, Malaysia dan Indonesia.

Mereka akan masuk ke dalam delapan belas tim internasional antara lain: Aisan Racing Team, Azad University Cross Team, OCBC Singapore Continental Cy-cling Team, Genesis Wealth Advisers Pro Cycling Team, Uzbekistan Suren Team, Eddy Hollands Bicycle Services, Tabriz Pet-rochemical Team, Action Cycling Team, Aus-tralian National Team, Trengganu Pro, Japan Cycling

Federation, Pre Black Racing Team, Budget Forklifts dan dua tim lain yang masih dalam konfirmasi. Indonesia sendiri akan menurunkan 7 tim nasional yang terdiri dari Polygon Sweet Nice, Araya, Putra Perjuangan, Wa-rung Sego Penyetan, Custom Cycling Club, Binong Baru Club Pessel, dan Sumatera Barat.

Partisipasi dan dukungan Pemda Sumbar meli-puti hadiah lomba, liputan media daerah, perbaikan infrastruktur jalan, perbaikan sarana dan prasarana lokasi start dan finish serta perlengkapannya, penye-lenggaraan jamuan makan, pengamanan kegiatan dan pengaturan lain serta penyediaan cenderamata.

Adapun Tour de France (TDF) 2011 merupakan even tahun ke-98, dilaksanakan 2–24 Juli 2011, tapi menempuh jarak total 3.430,5 KM dalam 21 etape, diikuti oleh 219 pebalap dari 21 negara:

Salah satu penulisnya bernama Francois Thomazeau menceritakan: The Tour is also a great way to discover French regions. Every day, the Tourist Guide will point out the most spectacular sites, the highlights of architecture or culture to be found on the race course. n

Dan tengok, serta bayangkan pula keseluruhan 14 kabupaten di provinsi Sumatera Barat, yang bekerja bersama dan dapat dipastikan membuka peluang meningkatkan kemampuan pengorganisasian even besar berkelas internasional. Selain terbentang jalan panjang yang akan meningkatkan dan meluaskan gema TDS khususnya dan Indonesia umumnya pada tahun-tahun mendatang, ini pun bisa memicu inspirasi bagi destinasi wisata lain dalam memanfaatkan sumber daya alam masing-masing, dijadikan ingredients menciptakan even pariwisata yang layak jual ke pasar internasional.

kilometer total rute yang ditempuh. Tahun ini pula total hadiah pemenang ditingkatkan menjadi bernilai Rp 1 miliar.

Hmm, masakan rendang yang sudah ‘mendunia’ kebetulan tanah kelahirannya ada di bumi minang ini. Maka, potensi dampak ganda even semacam TDS ini bisa dibuat daftarnya seperti ini: komunitas penggemar balap sepeda di dunia niscaya membacanya; media olah raga umumnya dan bike magazines tentu menyiarkannya;

rubrik sport pada media-media mainstream akan mengutip berita-berita tentang TDS; para pewarta, penulis, blogger, facebooker dan seterusnya akan menyebarluaskan cerita- ce-rita yang mau tak mau menyajikan destinasi yang dikunjungi ini. Pendek kata, berita, informasi dan story positif ini akan meng-hasilkan dampak ganda yang positif.

Hasil akhirnya ialah peningkatan kuan-titas dan kualitas wisman. Dan tentu juga peningkatan jumlah wisnus. n

Page 4: Newsletter Edisi 29

4 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pemasaran Destinasi

Pro­aktif dari Danau TobaSikap insiatif yang baru tercermin

dari langkah tokoh masyarakat Sumatera Utara, TB Silalahi, yang mengajak tujuh bupati ber-

sama beberapa instansi lainnya, datang berkunjung dan berdiskusi dengan Wamenparekraf Sapta Nirwandar.

Di Danau Toba, sudah beberapa kali diselenggarakan Pesta Danau Toba, tahun demi tahun, namun dirasakan hasil yang diharapkan tidaklah terpenuhi. Tahun 2012 ini akan diselenggarakan kembali pada akhir Juni 2012.

TB Silalahi mengambil langkah pen-dekatan dengan bersama para bupati dan instansi lain tersebut, membicarakan de ngan Wamenparekraf bagaimana agar kegiatan khususnya Pesta Danau Toba, sungguh membawa dampak hasil mema-jukan pariwisata Sumatera Utara. Selain itu kegiatan umumnya, ialah agar indus-tri pariwisata di Danau Toba khususnya sungguh bisa bertumbuh positif. Maka antara lain mendesaklah pembicaraan un-tuk membuka penerbangan langsung ke Danau Toba.

Ada keistimewaan Danau Toba. Pantai danaunya berada di tujuh kabupaten, den-gan demikian, setiap kabupaten berke-pentingan akan setiap perkembangan dari

danau tersebut. Di ruang rapat Wamenparekraf pada

Jum at 27 April 2012, berlangsunglah diskusi, yang inti sarinya seperti berikut.

TB. Silalahi :

Dua hal harus kita benahi untuk menaik kan jumlah wisatawan ke Danau Toba. Pertama, harus ada yang dinikmati wisman di sana selain pemandangan danau saja. Satu hari satu malam, kalau hanya melihat-lihat danau sudah selesai. Tapi kita mesti bicara yang lain, dan inilah tugas para Pak Bupati.

Konsep sudah ada, mencakup tujuh kabupaten yang berada di sekeliling Danau Toba. Urusan kita menyediakan tempat-tempat wisata dan yang berikut adalah prasarana, disamping objek wisata. Menteri BUMN pernah, bersama para bupati, me-minta Menteri Perhubungan, agar lapangan terbang Silangit di Balige, pantai Danau Toba, bisa dibangun, dan bila dana belum ada, bisa dibantu oleh Kemeneg BUMN.

Jadi singkatnya, harus diatasi masalah prasarana jalan dan perhubungan, di mana orang mengeluh jalan-jalan rusak dari Medan sampai Parapat, harus ditem-puh minimal 4,5–5 jam. Kalau di destinasi lain selama lima jam itu sudah banyak

obyek wisata yang dilihat. Inilah satu sa-tunya solusi, mempercepat diadakannya layanan penerbangan.

Adapun hal lapangan terbang yang ada di Silangit, kondisi lapangan pacu-nya sudah lebih panjang dari yang di Yogyakarta. Tapi bagaimanapun mewah-nya lapangan, kalau tidak ada pesawat datang akan mubazir.

Lion Air pernah ditawari tapi menya-takan rute itu akan merugi bagi airlines. Padahal kalau penerbangan perintis akan datang bantuan dari Menteri BUMN. Ada kemungkinan cara subsidi pada Merpati Air, rute yang visible adalah Jakarta– Silangit pergi pulang , dan via Batam.

Kenapa Batam? Ada dua fakta, yakni sekitar 300 ribu captive market anggota masyarakat di Batam (berasal dari seki-tar Danau Toba). Jika ada penerbang an Batam–Silangit pergi pulang , tiap hari Sabtu saja bisa 20–30 orang yang pulang pergi dengan harga terjangkau.

Kemudian entry port di Batam bagi wis-man, dari pada di Medan. Turis Singapura mudah naik feri ke Batam, lalu terbang ke Danau Toba. Jadi selain yang dari Singa-pura, di Batam, yang dari Jakarta juga bisa ke Silangit. Itu kita tawarkan ke Garuda, Merpati dan Lion Air.

Page 5: Newsletter Edisi 29

5Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pemasaran Destinasi

Dari Jepang akan Meningkat

Selama ini rombongan wisatawan ke Toba datang melalui jalan darat dari Medan. Untuk itu harus ada penerban-gan pionir. Kita harus konsentrasi antara Kementerian Perhubungan dan Pariwista, para bupati dan saya sebagai tokoh masya-rakat di sana.

Dalam waktu dekat ini ada Pesta Da­nau Toba tanggal 30 Juni sampai 14 Juli 2012. Kenapa tanggal itu? Karena berte-patan de ngan periode libur sekolah. Pada even Pesta Danau Toba yang lalu, faktanya seakan hanya pesta orang setempat saja, tidak ada wisatawan. Padahal bupati ikut membiayai, namun wisatawan tidak tam-pak datang.

Setelah itu muncul gagasan, dengan adan-ya pesta ini, kenapa tidak dijadikan sekaligus sebagai try out memulai layanan penerbang-an, selama 2 minggu pelaksana an pesta da-nau toba sebagai try out dengan kampanye melalui news dari koran, media online, biro perjalanan. Walikota Siantar setuju.

Jadi menurut saya supaya perusahaan penerbangan ini tidak terlalu rugi, kita sa-ma-sama memberi subsidi dari setiap ka-bupaten. Bila ini berhasil, maka akan ber-jalan dengan bagus. Kita bisa tawarkan ke Lion Air, Batavia Air. Ada waktu dua bulan menuju Pesta Danau Toba. Tolong arahkan

kami Pak Wamen mengenai ini.

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar :

Kita setuju bila festival ini dimanfaat-kan sebagai entry point dan akselerasi. Nantinya dengan cara persiapan. Sambil memanfaatkan lebih komprehensif, ini sebagai trigger. Nah sekarang justru dari Kementerian Perhubungan sebagai ujung tombaknya. Bagaimana kesiapannya, pe-riode terbang selama dua minggu itu di-tawarkan juga kepada travel agent. Jadi pak Joko (dari Kemenhub) terkait.

Wakil dari Kemenhub :

Terkait dengan Bandara Silangit dalam rangka mendorong Program Pesta Danau Toba, kami sedang melakukan koordinasi internal. Fasilitas sudah cukup hanya kurang fasilitas pemadam kebakaran seba-gai unsur utama dari keselamatan belum terpenuhi, kami sedang mengupayakan.

Mengenai airlines-nya segera akan di siap kan surat ke airlines yang punya penerbangan Jakarta–Medan atau Jakarta–Batam. Yang punya rute Batam ke Medan adalah Batavia, Lion dan Sriwijaya, jadi bisa diperpanjang programnya. Batam–Medan– Silangit, itu kemungkin an bisa.

Kami juga akan sampaikan ke air­lines bila memungikinkan bisa, un-tuk membuat extra flight. Melakukan exercise, karena te rus terang Kemente-rian Perhubungan tidak bisa memaksa airlines. Namun mudah- mudahan un-tuk keperluan dua minggu itu pasar dibangkitkan dengan event itu. Yang mungkin bisa masuk antara lain Bata­via, Sriwijaya, Lion Air. Sedangkan Merpati itu punya rute Medan Gunung Sitoli dengan MA­60, dan Merpati ter-kendala kekurangan pesawat.

Setelah tawaran disampaikan biasa-nya seminggu dua minggu mereka akan me respon. Garuda sedang mem-beli pesawat kapasitas 100 orang, lebih kecil dari pesawat Boeing 737­500. Ka-lau nanti sudah datang mungkin bisa untuk menjangkau rute-rute pendek.

Sapta Nirwandar :

Jadi Batam–Medan–Silangit, pili han-nya antara lain Sriwijaya–Batavia–Wings Air­Lion Air.

Wakil dari Kemenhub :

Namun untuk ke Silangit itu pesa-wat 738­739 ada restriksi belum bisa penuh, ka rena yang terbesar masuk

Rute penerbangan langsung dari bandara Haneda, Tokyo, akhirnya terealisasi oleh Garuda Indonesia dan penerbangan perdana (inaugural flight) dilak-

sanakan pada 28 April 2012.Perhatian khusus dan kalau perlu agak ‘memanja-

kan’ konsumen dari negeri Sakura itu, rasanya memang diperlukan. Pasar wisatawan Jepang tetap ‘lucrative’ maka itulah Garuda Indonesia pun meningkatkan terus jumlah penerbangannya.

Menparekraf Mari Elka Pangestu terbang ke Den-pasar pada 27 April sore, untuk keesokan pagi harinya 28 April 2012 Menteri bersama Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar berada kembali di bandara Ngurah Rai, menyambut dalam satu acara sambutan khusus terhadap sekitar 250 penumpang yang pagi itu dibawa oleh Inaugu-ral Flight Garuda dari Tokyo.

Mendapatkan slot time bagi Garuda Indonesia ber-operasi ke Bandara Haneda itu membawa manfaat besar secara ekonomis. Lokasinya di tengah kota metropolitan Tokyo, memberi kemudahan, kecepatan, dan ongkos yang lebih hemat, bagi penumpang penerbangan, dibanding-kan jika menggunakan penerbangan melalui bandara Narita. Sebagian besar penerbangan ke dari Tokyo me-mang beroperasi melalui Narita, yang lokasinya berjarak lebih satu jam dengan limousine bus dari kota Tokyo.

Garuda Indonesia sendiri melayani penerbangan lang-sung dari Narita, Tokyo, dan dari bandara Kansai Interna-

tional, Osaka, masing-masing dua kali setiap hari. Diyakini bahwa penerbangan dari bandara Haneda itu

akan ramai diisi wisatawan bertujuan Bali. Jelas ini akan segera meningkatkan kembali jumlah kunjungan wisman

asal Jepang, dan khususnya dari penduduk kota metro-politan Tokyo. Waktu dan biaya tur mereka lebih hemat dan itu cukup memberi arti serta dampak yang ‘menarik’.

Garuda Indonesia pada 2012 ini telah dan akan mem-buka beberapa rute internasional se perti Den pasar–Haneda efektif 27 April 2012, dan Jakarta–Taipei efektif 24 Mei 2012. n

Page 6: Newsletter Edisi 29

6 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pemasaran Destinasi

ke Silangit adalah tipe 737­500. Dan 737­500 ini dimiliki oleh Garuda, Sriwijaya, Lion dan Batavia.

Kami berpikir, kalau charter nanti har-ga nya tinggi sekali, maka diupayakan ter-bang regular, jadi kita keluarkan izin extra flight Medan–Silangit. Medan-Sila ngit dulu pernah ada penerbangan charter oleh pemerintah daerah.

Sapta Nirwandar :

Kalau regular untuk dapatkan penum-pang bekerja sama dengan biro perjalan-an, itu tergantung permintaan terbang 5–7 kali sehari bisa. Medan–Silangit 45 menit.

TB Silalahi :

Saya pernah diberitahu ada charer flight yang bersedia membantu kita selama penerbangan dua minggu dimaksudkan, melakukan regular flight. Dia mau guna-kan pesawat F­100, tapi harus ada izin dari Kemenhub, pertanyaannya bisakah selama ada Pesta Danau Toba dihimbau diberlakukan penerbangan reguler untuk menggoda Lion dan Batavia berminat pula mengetes pasar?

Wakil dari Kemenhub :Peraturan memungkinkan selama ti dak

ada perusahaan yang menerbangi rute itu. Kalau charter artinya tidak boleh men jual secara ritail. Maka bisa mengajukan per-mohonan ke Dirjen Perhubungan Udara, kami akan berikan izin melayani berja dwal, sehingga dengan jadwal pasti bisa berhak menjual tiket asal tidak ada airline lain yang menerbangi rute tersebut. Kami akan tanyakan kepada airlines berjadwal yang

berminat, sehingga mereka langsung saja mengajukan surat permohonan melaku-kan penerbangan berjadwal dengan tarif sebesar sekian, kami akan proses.

Sapta Nirwandar :Kalau dibalik, kalau di dua minggu ini dibuat reguler pesawat charter rute Jakarta–Medan–Silangit atau Batam–Medan– Silangit?

Wakil dari Kemenhub :

Saya akan di-complain, oleh operator ber-jadwal kalau memberi izin pesawat charter menerbangkan Jakarta–Batam– Silangit, pe r aturan undang-undang, perusahaan charter bisa reguler selama tidak ada airlines berjadwal yang menerbanginya. Jakarta–Batam, lalu Batam–Silangit, Jakarta–Batam nya yang tidak mungkin karena sudah ada yang berjadwal, sedangkan kalau Jakarta–Silangit saja, tentu airlines akan rugi. Car-anya harus ditawarkan dulu, kalau umpa-manaya Lion, Batavia, Sriwijaya, Wings tidak bersedia. Kami akan tawarkan pada airlines berjadwal. Jadi sampai Sila ngit, Batam–Sila ngit. Jakarta–Batam sudah ada oleh hampir semua ope rator. Jika dalam satu minggu tidak ada respon, maka kita akan tempuh Jakarta–Batam–Silangit, Silangit–Batam–Jakarta, minimal untuk periode dua minggu itu. Maka dari charter base menjadi regular base agar biro perjalanan pun dapat menjual paket- paket ke Danau Toba. Kami butuh surat dari yang bersangutan.

TB. Silalahi :

Reguler tidak usah kita kejar untuk Da-nau Toba. Dulu pernah beroperasi reguler, tapi putus, rugi. Kalau dari charter seba-

gai pengaman. Sehingga dengan demikian mengisi Batam untuk promosi mengang-kut orang Singapura.

Wakil dari Panitia Pesta Danau Toba :

Biasanya setiap ada event Danau Toba orang kecewa. Ada masukan yang harus kita sikapi. Yang pertama, pesta Danau Toba itu kegiatannya mesti ada di semua kabupaten. Dari Bandara Silangit bisa di-siapkan tiga kapal, untuk mengangkut wisatawan ke arah tiga tourist spots ber-beda. Di tahun-tahun yang lalu kesan-nya Pesta Danau Toba itu tidak hidup, pengusaha masyarakat tidak gairah. Para pengusaha hotel mengakui bahwa dalam setahun me reka tiga kali periode panen, yaitu Natal, liburan sekolah, dan saat ada event. Bagai mana jika penerbangan ada tapi perlu dipertahankan.

Sapta Nirwandar :

Ada dua hal yang ditawarkan sebagai pemicu untuk menggugah, sambil kita berpikir konseptual jangka panjang.

Pengalaman saya dalam membuat fes-tival tidak mungkin dalam dua bulan. Kita buat festival satu tahun ke depan dipersiapkan dari seluruh sektor. Promosi dua bulan sangat terbatas. Kalau masuk kalender event perlu waktu satu tahun. Tema tiap tahun perlu ditentukan.

Ada masalah pengelolaan Toba itu sendiri, kesulitan mengintegrasikan se-mua kabupaten. Belum lagi dari sekto-ral, ada masalah air, kerambah dan lain-lain. Kita bisa jadikan (tahun ini) sebagai pemicu, lalu akan dijalankan selanjutnya.

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (tengah kiri) dan TB Silalahi (tengah kanan) memimpin pertemuan.

Page 7: Newsletter Edisi 29

7Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pemasaran Destinasi

Contohnya Tour de Singkarak, tahun ini su-dah yang ke-4.

Tahun pertama empat kabupaten. Tahun ini 14 kabupaten. Hebatnya, semua ikut bidding bersaing untuk menjadi tem-pat start. Pemerintah pusat membiayai 6 M. Kabupaten masing-masing antara Rp 500 juta–1 miliar. Tour de france memban-tu menyusun itinerary. Nah, bagaimana Festival Danau Toba supaya bisa sekelas itu. Untuk sekarang dua bulan lagi event-nya, kita dukung, tapi untuk tahun depan dibuatkan satu konsep yang holistic.

Nah untuk Danau Toba temanya apa, tar-getnya apa, jadwalnya kapan? Kalau jadwal-nya teratur maka orang akan menunggu. Di Singakarak setiap tahun restoran Padang menung-gu. Model penyelengga-raan seperti apa? Promo-sinya bagai mana?

Untuk festival event ini bisa mengundang dari luar ne geri, kita bisa promosi di Belanda, ada Tong­Tong Fair, (tapi sekarang tidak keburu). Lalu tentukan, siapa pemilik atau penyeleng-gara event ini, provinsi kah?

Insfrastruktur diba-has, juga hotel, ka rena tidak mungkin meng-koordinasikan hotel ter-masuk homestay secara mendadak. Di Manado sebagai contoh ada ma-syarakat gereja selu-ruh dunia berkumpul, homestay disiapkan dan digunakan, sampai saat ini mereka datang kem-bali dan tinggal lagi di homestay tersebut. Res­taurant halal ada, paket wisata juga disiapkan. Termasuk ke museum, di saat festival ditawarkan dalam satu pa-ket. Penyebaran kegiatan juga perlu agar tidak hanya di Parapat. Lalu siapkan pe-mandu wisata, usaha souvenir, bukankah tak mudah menetapkan apa suvenirnya hanya dalam dua bulan? Apakah lukisan, apa Ulos, apa dompet karena sekian ba-nyak tipe wisatawan yang akan datang?

Permasalahan yang lebih berat memang hal pengelolaan danau. Masalahnya kuali-tas air, eceng gondok, kerambah ikan, transportasi jalan darat, kapal, ini meru-pakan masalah jangka panjang semua. Badan pengelola khusus untuk Danau Toba perlu ada. Fokus grup diskusi perlu diadakan untuk pengelolaan Danau Toba.

Perluasan wilayah di luar Parapat. Ter-dengar ada rencana pembuatan diorama wisata, jadi akan merupakan ‘Man made destination’, berdasarkan sejarah katanya dulu terjadi ledakan dahsyat yang mela-hirkan Danau Toba, belum tertandingi kedahsyatannya, ada dasar scientific yang mengungkapkannya. Jadi, bisa disajikan melalui bentuk multimedia.

Termasuk para bupati sepanjang tepian Danau Toba, pemandangan tampak jelek ketika tampak banyak lapo yang tutup, jadi harus dibenahi. Apakah perlu badan pe ngelola untuk mengelola secara ke-seluruhan komprehensif di Toba sendiri. Nah menurut saya kalau boleh menawar-

kan Danau Toba menjadi icon, kita buat berkonsep, dengan didukung kareografer yang baik, promosi cukup, baru kita kelo-la infrastruktur de ngan baik. Contoh lain seperti di Lombok Sumbawa, icon-nya cuma mutiara. Kalau ini bisa kita tawar-kan, adakan DMO kalau bicara dalam kerangka Ripnas. Di dalam Kepres ada satu yang disebut perbaikan danau na-sional, ketuanya Kemen LH.

Wakil dari Kemen LH :

Saya ingin menambahkan, sudah ada komunikasi dengan pariwisata, dimana LH diminta menyusun rencana konsep-tual untuk bagaimana sebaiknya menata

Danau Toba sebaiknya, termasuk per-masalahan di perairan di daerah tangkap-an. Karakteristik danau ini memang ber-beda, kita akan mendesainnya.

Sapta Nirwandar : Baik, kita simpulkan bahwa untuk masa

yang akan datang, fetival jangan diper-siapkan hanya dua bulan seperti sekarang ini. Lalu, pada waktunya perlu memfor-mulasikan apakah event di Danau Toba ini milik provinsi, kabupaten, atau yayasan?

Kalau Tour de Singkarak, Provinsi Sum-bar mendukung biaya 6 M, jalan-jalan raya diperbaiki, tidak rusak. Dulu tidak ada yang tertarik, sekarang kabupaten ikut-

membiayai 1,5 M untuk menjadi lokasi start.

Jadi, kita bisa membi-carakan dan menawar-kan untuk tahun depan perencanaan event de-ngan suatu konsep kom -perhensif, bahkan konsep mengelola Danau Toba.

TB Silalahi :

Saya melihat Sumut bukan hanya parwisa-tanya, tapi grand desain, semua tidak ada artinya kalau tidak ada prasa-rana. Prasarana perhu-bungan kalau ada, jadi tidak terisolasi, ada re­gular flight dan destinasi terbuka, maka pendidik -an berkembang, semua berkembang, dan pari-wisata berkembang.

Pesta Danau Toba se-bagai trigger, berbeda dengan Singkarak di mana regular flight su-dah tersedia, hubung-an internasional sudah ada. Maksudnya kita sesuaikan mungkin

yang ada nanti penerbangan tertentu Jumat–Sabtu–Minggu.

Kalau sudah diketahui oleh orang Jakarta, maka akan diatur puncak acara tertentu pada hari-hari itu. Travel agent akan mempromosikan acara festival.

Perlu koordinasi gar sukses. Di Sulawesi pernah diselenggarakan kegiatan pesta, padahal puluhan jam terbang dari Prancis, toh tamunya datang, tapi satu tahun sebe-lumnya memanag sudah terpampang peng-umuman di kedutaan besar di luar negeri.

Jadi, sekarang tinggal dua bulan (untuk pelaksanaan Pesta Danau Toba 2012), pa-ling tidak diusahakan agar disiarkan di media-media di Jakarta. n

Semaraknya Festival Danau Toba.

Page 8: Newsletter Edisi 29

8 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pemasaran Destinasi

Sebenarnya di Surabaya ini wisata utamanya adalah wisata belanja, wisata kuliner, wisata golf, wisata heritage, ini mengingat akhir-akhir

ini kota Surabaya sebagai kota perda-gangan dan jasa. Ada inisiatif dari pihak swasta yaitu House of Sampoerna atau HOS. Mengikuti tur dari HOS Sampoerna itu menjadi bagian yang menarik dari wisata heritage di Surabaya.

Sudah dilakukan upaya pelestarian ba-ngunan-bangunan lama. Di Jakarta sudah dibatasi wilayah kota tuanya, maka di Sura-baya sudah direncanakan untuk juga mem-beri batas-batas wilayah kota tua. Kota tua di Surabaya itu sebenarnya posisinya ber-ada di Jembatan Merah, di Jalan Rajawali, daerah pecinan, kampung arab.

Kota Surabaya juga mempunyai eko-wisata, di hutan mangrove Wonorejo. Mulai banyak dikunjungi wisman. Wisman ingin melihat yang lebih alami, wisman Eropa lebih senang misalnya dengan mengguna-kan fasilitas dari HOS. Wisman dari Asia Timur suka berbelanja, orang Malaysia juga suka golf. Ada lima lapangan golf berstan-dar internasional di Surabaya.

Wisnus suka berbelanja dan makan. Wisata religi berkunjung ke Mesjid Sunan Ampel dan Mesjid Agung Al Akbar.

Maskapai penerbangan Garuda mem-

buka rute Surabaya–Bandung pergi pu-lang dan ternyata penuh terus. Tampaknya harga-harga di sini bisa bersaing dengan Bandung. Wisata belanja di Surabaya diklaim lebih variatif. Di Bandung fesyen-nya lebih banyak distro. Tapi mal-mal Sura-baya menyediakan barang-barang yang branded. Harganya sebenarnya juga lebih murah. Maka tak heran, pangsa konsumen terbanyak datang dari Indonesia Timur.

Jadi wisatawan domestik, yang angka-nya mencapai 9 juta, yang datang ke Sura-baya didominasi oleh wisnus dari Indo-nesia bagian timur yang rata-rata datang bertujuan belanja.

Surabaya seakan menjadi hub bagi Indo-nesia timur. “Posisi ini sudah kita manfaat-kan,” kata Wiwiek Widayati, Kadisbudpar Kota Surabaya.

Sekarang sedang dicoba untuk melaku-kan kerja sama dengan kota-kota di Indo-nesia bagian timur di bidang pariwisata, di Kalimantan dan Sulawesi. Wisman yang berkunjung ke Makassar, ke Bunaken, ke-situlah diinginkan sinergi. Agar di Bunaken, wisman juga bisa mendapatkan informasi mengenai Surabaya sehingga mau datang ke sini.

Surabaya diakui juga sebagai kota transit. Pernah dicapai length of stay wisatawan di Surabaya antara 2–3 hari, maka itulah yang

dibidik agar wisatawan tidak sekadar tran-sit. Ini berlaku untuk wisman dan wisnus.

Nah, bagaimana mengemasnya? Satu hal adalah bekerja sama dengan semua stakeholder pariwisata di sini maupun di kota-kota lain dan mengadakan atraksi-atraksi di Surabaya. Konsepnya, agar selain datang untuk berbisnis, pengunjung juga bisa melihat sesuatu. Sudah dibuat calen­dar of event untuk wisatawan dan business traveler. Misalnya? Ada parade budaya, ada Surabaya shopping festival yang berlangsung selama sebulan dengan menawarkan dis-kon sampai 80%. Diskon ini untuk belanja saja dulu, belum termasuk kuliner. Sejum-lah 16 mal ikut dalam program pesta diskon tersebut.

Juga sudah diadakan pertunjukan reg­uler yakni pertunjukan seni tradisi yang khas Jawa Timur seperti ludruk, ketoprak, wayang orang dan sebagainya masih di-pentaskan secara rutin di Taman Hiburan Raykat (THR). Informasi calendar of event itu disebarkan di hotel-hotel. Tentu saja wis-nus banyak menonton pertunjuk an ludruk. Ada Islamic dance and music performance di wisata religi Ampel. Latihan tari di Cak Durasim disediakan untuk bisa dilihat oleh wisatawan. Reog dance setiap hari Minggu pasti dipertunjukkan di Balai Pemuda.

Bersamaan itu, telah dibina kerja sama

Surabaya Kota Jasa dan Perdagangan

Page 9: Newsletter Edisi 29

9Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

UTAMAPemasaran Destinasi

dengan casa grande (kumpulan hotel-hotel internasional) dan PHRI. Selain informasi-nya beredar di hotel-hotel tersebut, dipro-mosikan pula ke dalam Garuda in flight magazine. Seperti edisi bulan Mei saat ini dis-ajikan artikel mengenai kegiatan-ke giatan wisata di Surabaya, disiarkan paket wisata 3 hari 3 malam, dan 4 hari 4 malam termasuk menonton traditional art performance.

Dua strategi ditempuh untuk memasar-kan produk-produk wisata unggulan dan bagaimana mengoptimalkan pemasaran-nya. Produk pariwisata tentu termasuk atraksi tersebut tadi. UKM pun dipandang sebagai produk wisata, meningkatkan layanan restoran, café dan sebagainya. Jadi, kini tersedia hiburan-hiburan yang sifatnya tradisional dan modern, termasuk spa, dan tempat-tempat hiburan modern lainnya.

Tidak seperti Bali, Yogya dan Malang yang dianugerahi keindahan alam, Sura-baya menyadari posisinya sebagai kota jasa dan perdagangan maka harus menjual lebih banyak aktraksi buatan, kuliner, dan jasanya ada di hotel, restoran dan hiburan. Di situ rasanya sudah optimal. Khususnya untuk wisman diarahkan ke yang tradisional dan mengangkat kearifan lokal.

Jadi sekarang ini sudah ada kampung-kampung wisata. Kampung-kampung wi sata ini sebenarnya luar biasa karena bergerak dari kampung lingkungan, dikunjungi oleh wisman dan wisnus. Di kampung wisata Jambangan misalnya, bisa melihat bagaimana mereka mendaur ulang sampah plastik, ada agen perjalanan memasukkannya ke dalam tour itinerary. Di mesjid agung Al Akbar bahkan dijadi-kan tempat display produk daur ulang mereka. Wisatawan pun dapat belajar ba-gaimana mereka mendaur ulang.

Pihak HOS sudah menjalin kerja sama dengan museum-museum menyelengga-rakan tour of the museum. Di Surabaya ter-dapat antara lain museum Mpu Tantular, Museum HOS, Museum Tugu Pahlawan, Museum Kesehatan.

Semua itu akan dibicarakan dengan usaha biro perjalanan sekaligus dengan para pemandu wisata. Karena mereka membantu mempromosikan Surabaya. Dengan demikian, ketika wisatawan masuk ke Surabaya, akan ditawarkan atraksi sebe-lum mereka overland ke tempat yang lain.

Tahun 2012 ini sedang dipersiapkan bis wisata lainnya untuk itu. Jadi konsepnya ham-pir sama dengan yang dijalankan oleh HOS, yang baru mengoperasikan satu bis saja.

Konektivitas penerbangan Surabaya ter-masuk luar biasa. Penerbangan internasional lihatlah Airasia, Garuda dan Silkair yang me-layani Surabaya-Singapura sehari dua kali. rute Kuala Lumpur, dulu ada penerban-gan Surabaya—Singapura tapi sudah tidak

beroperasi lagi karena hanya untuk meng-angkut TKI. Airline asing ke Surabaya tak sedikit, Airasia, Cathay Pacific, China Airlines, Delta, Eva Air, MAS, Saudi Arabia, Qantas, Silkair, Value Air.

Sayangnya, diakui sampai saat ini belum ada wisman yang datang ke traditional art performance.

Konektivitas di darat mudah dan lancar. Ketika turun di bandara masuk Surabaya bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Probolinggo, yang paling banyak nyatanya ke Bromo dan Malang. Mereka mengguna-kan mobil-mobil travel atau kereta. Jurusan kereta sangat memungkinkan untuk tur bagi wisatawan, begitu juga bis dari termi-nal Purabaya.

Surabaya juga menjadi tempat sandar cruise ship. Di awal tahun 2012 sudah sing-gah empat kapal, di bulan Januari dan Februari, yakni kapal Seaburn Legend dari Singapura. Tahun 2011 lalu cruise ship Alba­tros dari Jerman. (Note: Kapal=ship)

Cruise ship tersebut mengambil rute pe-layaran Singapura–Semarang–Surabaya–Bali. Seaburn ber-ABK 450 orang lebih, turis yang turun ke darat sekitar 250 orang. Ada

yang ikut acara paket, ada yang indepen-den. Paket yang ditawarkan adalah kun-jungan ke Kebon Binatang Surabaya (KBS), Pasar Bunga Kayun, Joko Dolog, Monkalsel (Monumen Kapal Selam), ditambahkan dengan jamuan makan siang dengan me-nyediakan penganan tradisional Surabaya di rumah walikota. Mereka juga diajak ke HOS dan Tugu Pahlawan.

Cruise ship dari Belanda belum masuk ke sini. Turis yang turun di Semarang lan-taran Borobudur sebagai magnetnya. Un-tuk paket luar kota dibuatkan kunjungan ke kompleks candi Trowulan, Mojokerto. Surabaya–Mojokerto bisa ditempuh maksi-mal dua jam.

Jatim sudah mempunyai BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah), tidak ada di kota Surabaya, tapi sudah lama memiliki badan Surabaya Tourism Promotion Board. Dalam STPB ini terdapat unsur pemerintah, PHRI, Casa Grande (asosiasi hotel berbin-tang), ASITA.

Di sini ada HPI Provinsi Jatim, mereka ini aktif. Ada yang bekerja secara indepen-den ada juga yang bergabung dengan peru-sahaan biro perjalanan. n

Meninjau PontianakIkonnya Pontianak, Tugu Khatulis-

tiwa, terletak sekitar lima kilo meter dari pusat kota. Bangunannya me-nyerupai kubah dan Tugu Kha-

tulistiwa yang tampak dari luar itu ada-lah replika dari tugu asli yang dibangun pada tahun 1990–1991. Tugu asli dibuat oleh tim Ekspedisi Geografi Internasio-nal pimpinan ahli geografi Belanda pada tahun 1928, kemudian disempurnakan oleh arsitek Silaban pada tahun 1938, masih tetap berdiri di tengah-tengah da-lam bangunan kubah. Di sekelilingnya gambar-gambar berisi sejarah tugu dan fenomena alam titik kulminasi matahari setiap tanggal 21–23 Maret dan 21–23 September yang semuanya ditulis dalam bahasa Indonesia.

Tugu ini selalu masuk dalam itinerary biro pejalanan untuk city tour. Diakui oleh salah seorang petugas UPT Tugu Khatulistiwa, obyek wisata di Pontianak masih kurang, dan yang ada masih belum dikelola secara efektif. Mulai tahun 2012 ini pemkot-nya akan memfokuskan pem-benahan di beberapa obyek wisata, salah satunya adalah Tugu Khatulistiwa ini.

Diharapkan, manakala tugu ini su-dah tertata baik dan apik, pengunjung

tidak akan kecewa. Untuk itu memang memerlukan fasilitas pendukung lain yang menunjang keberadaan tugu terse-but. Dalam grand design-nya, di kawasan Tugu Khatulistiwa nanti akan dilengkapi dengan dermaga sandar. Rencana pem-bangunannya dimulai tahun 2012 ini, antara lain tempat menjual cenderamata, tempat kuliner untuk menyajikan pen-ganan khas kota Pontianak, tribun untuk melihat atraksi pada even titik kulmi-nasi sekitar bulan Maret dan September, serta fasilitas rekreasi lainnya. Dan tentu saja juga perawatan bangunan tugu agar tampil representatif.

Masuk ke sini tidak dipungut bayaran, namun direncanakan ke depannya akan diberlakukan tiket masuk.

Kalender even rutin di sini biasanya adalah pada hari-hari terjadinya titik kul-

Page 10: Newsletter Edisi 29

10 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pemasaran Destinasi

minasi matahari. Namun sekarang poros bumi te-lah mengalami pergeser-an, maka jadwalnya pun berubah-ubah, bisa maju atau mundur. Belum ter-koordinasi untuk pene-tapan tanggal kulminasi, belum tercapai semacam MoU dengan intansi yang memang sangat terkait dengan penetap an tang-gal kulminasi, dan se-mentara ini penetapan tanggalnya diambil dari penentuan oleh LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional).

Lalu, di sini terletak satu masalah. Tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukan wisatawan di sini. Pertunjukan tarian

dan nyanyi-nyanyi an ha nya diselenggarakan saat peristiwa titik kulminasi matahari.

Setiap momen-momen kegiatan titik kulminasi para travel agent di Pontianak akan meng undang turis untuk datang. Mereka rata-rata membawa tamu dari Malaysia dan Brunei mendekati tanggal-tanggal tersebut. Pengunjung asing khususnya di hari-hari titik kulminasi itu berasal dari Malaysia, Brunei, Korsel, Tai-wan dan Hongkong. Dari Malaysia sekitar 60% dan dari Brunei sekitar 20%-nya. Sisanya dari negara-negara lain. n

1Putaran air searah jarum jam, tanah di situ di bagian bumi sebelah utara.

2Putaran air berlawanan arah jarum jam, tanah di situ di bagian bumi

sebelah selatan.

3Kotak di tengah tempat menaruh tiang saat titik kulminasi sekaligus

ujung kiri-kanannya menunjukan garis semu garis khatulistiwa, ujung atas dan bawahnya menunjukan daerah belahan bumi.

4Garis semen warna hijau merepre-sentasikan garis khatulistiwa.

Ada atraksi lain yang jika dibuatkan sarananya akan menarik dan edukatif, yakni pertunjukan air sebagai media untuk mengetahui suatu daerah berada di bagian utara atau selatan garis khatu-listiwa. Atraksi dimaksud menggunakan peralatan sederhana yaitu dengan dua buah ember, sebuah corong dan sepo-tong lidi sebagai jarum penunjuk. Jika putaran airnya mengarah searah jarum jam berarti bagian itu berada di utara, sebaliknya jika putarannya berlawanan arah jarum jam berarti bagian itu ber-ada di selatan.

Atraksi eksperimental ini baru di-lakukan jika ada pengunjung yang me-mintanya. Dan mereka yang meminta-nya pun biasanya sudah mengetahui informasi ini sebelum datang.

1

2

3

4Note: Tidak ada pertunjukan/atraksi apapun selain dalam acara titik kulminasi.

Page 11: Newsletter Edisi 29

11Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pemasaran Destinasi

Dan Sungai Kapuas ItuSeperti keadaan di kota Palembang,

Sumsel yang memiliki sumber daya hebat Sungai Musi, dan Samarin-da-Balikpapan di Kaltim memiliki

Sungai Mahakam, atau Banjamasin di Kal-sel dengan Sungai Barito, begitulah Pontia-nak belum juga mengefektifkan hebatnya potensi sungai Kapuas. Lagi-lagi, diperlu-kan sikap dan perencanaan yang pro-aktif dari jajaran Pemda maupun Pemkot. Penu-lis ini menggambarkannya dari perjalanan akhir April yang lalu.

Awan mendung dan langit biru ber-selang-seling, sinar matahari sudah tidak terlalu menyengat, udara panas berangsur-angsur menyejuk. Anak-anak, beberapa keluarga kecil dan beberapa pasang keka-sih mulai datang untuk bersantai di tepian sungai. Suara feri penyeberangan terdengar memberi aba-aba siap berangkat. Sebuah kapal kayu bermotor beratap yang dileng-kapi dengan meja dan kursi seperti restoran terapung, tampak menyusuri sungai, be-berapa orang sedang bersantap di dalam-nya sambil menikmati pemandangan di sepanjang tepian sungai. Itu pemandangan Sungai Kapuas beserta alun-alunnya di hari menjelang sore, di kota Pontianak.

Air, sumber bagi kehidupan, maka di wilayah-wilayah yang berdekatan akan bisa ditelusuri perkembangan sosio-budaya masyarakatnya. Menikmati sore hari sam-bil duduk-duduk santai di Alun-alun Ka-puas, waterfront city-nya Kota, kita melihat masyarakat tidak bisa lepas dari Sungai Kapuas sebesar ini.

Borneo, sebutan awal Pulau Kalimantan, pernah menjadi paru-paru dunia bersama rimba raya di wilayah Amazon Amerika, kaya akan sungai-sungai besar yang panjang melintasi beberapa wilayah-wilayah admin-istratif bahkan melintasi batas kedaulatan negara di pulau yang luasnya 743.330 km². Sungai Kapuas itu terpanjang di Indonesia dengan aliran sejauh 1.143 km dan membe-

lah kota Pontianak. Menyusuri tepian sun-gai, baik dari darat maupun di atas air, tam-pak masyarakat memanfaatkannya: dari kebutuhan rumah tangga, untuk mandi dan mencuci di sekitar wilayah pemukim-an penduduk, sebagai jalur transportasi

perniagaan di wilayah sekitar pasar-pasar di tepian sungai dengan dermaga-dermaga sandar yang ramai kegiatan bongkar muat dari kapal-kapal kayu bermotor; baik dari wilayah pedalaman maupun dari pulau-pulau lain, Pulau Jawa dan Sumatera, dan juga masih dimanfaatkan sebagai jalur alternatif bagi orang maupun kendaraan bermotor untuk menyeberang.

Menyusuri jalan aspal yang agak ber-debu ke arah timur dari Alun-alun Kapuas, tujuannya adalah melihat Masjid Jami dari pelabuhan Seng Hie. Karena sudah sore, kegiatan di pasar Seng Hie sudah tidak seramai seperti pada pagi dan siang hari. Tapi keadaan tersebut justru bisa lebih me-nikmati melihat façade bangunan lama yang menampilkan perpaduan unsur Melayu dan Cina. Memang, tampak tidak dirawat tapi masih cukup banyak di daerah pasar grosir ini.

Sampai di pelabuhan Seng Hie kegiatan bongkar muat pun sudah mulai selesai. Terlihat seorang awak kapal sedang men-cuci jerigen dengan air Sungai Kapuas. Di seberangnya, Mesjid Jami terlihat meng-apung. Beberapa kali kapal bandong dan kapal penarik melintas. Melihat ke sebelah kiri, selurusan dengan pelabuhan Seng Hie, barulah kita sadari ruko-ruko yang terlihat dari Jalan Sultan Muhamad tadi ternyata adalah sisi belakangnya menghadap Sungai Kapuas. Ada beberapa perahu bersandar di belakang ruko-ruko tersebut, tapi semua sudah tidak menggunakan sungai sebagai akses untuk jalur distribusi barang. Mung-kinkah dulu di sana terdapat dermaga-der-maga kecil tempat menambat perahu yang membawa barang-barang ke toko mereka? Dan dari sini pun kita juga bisa melihat per-cabangan Sungai Kapuas, ke arah tenggara adalah Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak yang mengalir ke arah timur.

Yang terdekat dari pelabuhan Seng Hie adalah Jembatan Kapuas Satu, orang Pon-

Page 12: Newsletter Edisi 29

12 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

BisnisPemasaran Destinasi

Kafe BanjarMencicipi makanan khas kota Pon-

tianak? Di Kafe Banjar Serasan. Meskipun tidak ada petunjuk dari jalan raya, namun bagi pe-

cinta wisata kuliner, it’s a piece of cake.Fathurahman, sang pemilik ber cerita,

kafe dan restonya berdiri sejak tahun 2001. Awalnya resto duduk lesehan di atas keramba dan hanya memakai payung sponsor, belum berbentuk tampi-lan seperti sekarang ini. Seiring waktu dibangunlah kafe permanen di daratan sebagai pintu masuk ke Kafe dan Resto Banjar Serasan. Sedangkan resto perahunya sendiri baru dioperasikan sejak tahun 2006.

Dia mengaku belajar ba-nyak dari pendahulu yang sudah mengadakan usaha serupa, namanya Galaheran, terletak di Alun Kapuas sekarang. Tapi Galaheran sudah berhenti, dan menjadikan Kafe dan Resto Banjar Serasan satu-satunya tempat makan meng apung sekaligus kapal pe-siar di Sungai Kapuas di Pontianak.

Dia bilang, “Di kapal tidak ada kafé atau restoran. Jadi ka-pal ini kalau dipesan orang, akan memesan makanannya lebih da-hulu di restoran. Ma-kanan yang sudah siap baru dibawa ke kapal, terus tamu akan me-nikmati makanan sam-bil jalan.”

Kemana saja pesiar-nya? Kapal Banjar Sera­san akan menyusuri Serasan– Alun Kapuas–Tugu Khatulistiwa. Be-lum bisa menurunkan tamu di Tugu Khatulis-tiwa karena tidak tersedia dermaga dan airnya dangkal. Untuk pesiar di malam hari dibatasi hanya sampai Alun Kapuas karena ke arah tugu kondisi di sekitarnya sudah gelap sekali. Durasi pesiar dari Kafé Serasan–Tugu Khatulistiwa–Kafe Serasan sekitar 1,5 jam.

Jam operasional Kafé dan Resto Ban­jar Serasan dari pukul 09.00–23.00. Waktu operasional kapal mengikuti jam opera-sional kafé. Kadang ada juga yang minta trip malam. Karena terbatas hanya dari Banjar Serasan sampai ke Alun Kapuas

saja, maka durasinya lebih pendek sekitar 40 menit per-gi-pulang.

Tarif sewa kapal sekali trip dari Se rasan sampai Tugu Khatulistiwa Rp 400.000 jika kapal dipakai sepenuhnya oleh pemesan, tidak ber-campur dengan orang lain. Kapasitas kapal yang sedang berjalan saat ini bisa meng-

angkut 25 orang. Sedangkan kapal yang baru nanti bisa memuat 50–60 orang.

Mulai awal Mei 2012 kami akan mempunyai dua kapal wisata, kata Fathurahman.

Pada setiap perjalanan bertugas 2–3 kru kapal, bergantung jumlah tamu yang di-layani. Minimum dua orang awak, juru ke-mudi dan seorang ABK. Peminat cukup banyak, hampir setiap hari Ban­jar Serasan ini berlayar, bisa tiga kali trip. Tapi kalau hujan dan ber-angin, Fathurahman ti-dak akan menjalankan kapalnya karena berba-haya.

Uniknya, dia sen-diri yang merakit kapal-kapal itu. Semua-nya memakai me sin mobil, satu mengguna-

kan mesin mobil Isuzu Panther, yang satu lagi mesin Mitsubishi PS 120. Kapal yang baru nanti dilengkapi dengan gigi matic. Kapal lamanya memakai body kapal air, yang baru memakai body kapal bandong, kata nya, jadi lebih stabil.

Fathurahman berpendapat, “Saya pi-

Fathurahman

tianak menyebutnya TOL. Tapi baik di TOL 1 maupun Jembatan Landak, jembatan ke-cil dan sempit, kendaraan yang melalui nya sangat padat jadi tidak bisa berhenti untuk sekadar berfoto. Di Jembatan atau TOL 2, yang letaknya sebenarnya sudah masuk ke wilayah Kubu Raya, jembatannya cukup lebar dan ada trotoir kecil.

Di sini beberapa motor berhenti untuk melihat sunset di Su ngai Kapuas dari atas jembatan. Di bawah jembatan terdapat usa-ha pembuatan galang an kapal tapi seperti-nya tidak bisa untuk dilihat. Jembatan ini merupakan salah satu penghubung dalam jalur jalan trans Kalimantan dan menuju perbatasan Malaysia. Sayangnya penerang-an di sini kurang sehingga agak rawan. Jadi tidak bisa berlama-lama menikmati sunset yang indah.

Lepas waktu isya, kehidupan malam mulai bergairah di kota. Dari pinggiran sampai di tengah kota, sepanjang jalan ba-nyak sekali yang menggelar meja dan kursi berjualan minuman kopi dan penganan ringan, rata-rata menyajikan pisang goreng Pontianak yang bisa disantap original atau ditambah topping srikaya atau susu.

Ada Mi tiaw Apollo, yang sudah berdiri sejak tahun 1968. Sekilas tampilannya se-perti kwetiaw biasa. Isinya terdiri dari po-tongan daging sapi diiris tipis dan irisan jeroan sapi seperti usus dan babat. Dita-mbah dengan rajangan chai sim dan tauge serta diperasi jeruk limau dan sambal encer pedas, hmmm mak nyos. Mie tiaw Apollo ada-lah salah satu tempat makan halal. Pemilik toko sudah menempelkan label halal di de-pan kiosnya. Baik yang makan di tempat maupun yang membawanya pulang sama banyaknya. Karena ukuran porsinya besar, ini bisa disantap oleh dua orang.

Tapi dari cerita perjalanan ini, sesungguh-nya terhampar kembali potensi besar river cruise yang belum juga dilirik dengan tajam oleh pemda, sementara kalangan pelaku bisnis di kelas mereka di level setempat, sudah mencium akan peluang yang luas dalam mengembangkan pemasaran pari-wisata air Indonesia. n

Sunset di TOL 2.

Page 13: Newsletter Edisi 29

13Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Bisnis

Alex Afdal, kanan

kir prospek wisata air di Kapuas ini bagus, makanya saya menambah kapal lagi. Kita sebagai pengusaha, seperti saya mengu-sahakan usaha seperti ini, diminta menye-diakan alat keselamatan, pelampung yang utama.”

Kafe dan Resto Banjar Serasan menja-lin kerja sama dengan hampir semua travel agent di Pontianak. Makan sambil pesiar di Sungai Kapuas dengan kapal Banjar Serasan sudah menjadi bagian itinerary dalam city tour oleh biro perjalanan.

Diakuinya tamu wisman selain dari Ma-laysia dan Brunei, jarang datang ke kafe dan resto-nya. Sekitar 40% tamunya berasal dari Malaysia dan Brunei. Jika pun ada wisman dari luar ASEAN itu hanya sesekali saja. Dia mengira bisa jadi karena kurang informasi.

Harapan sih, pemkot bisa membantu membuatkan jembatan dermaga. Karena jembatan dermaga yang dipakai saat ini berstatus sewa. Harapannya itu konon bisa diwujudkan di tahun 2013 nanti.

Menu makanan di sini antara lain Ayam Api Serasan, tumis pakis dan asam pedas ikan senangin. Semua bercita rasa masakan

Melayu yang kaya bumbu. Mirip di Pulau Sumatera tapi minus santan kelapa. Yang paling unik adalah Ayam Api Serasan, daging ayamnya tidak terbakar meskipun disajikan dengan api yang menyala- nyala di atas pir-ing. Ditingkahi riak ombak Su ngai Kapuas dan angin semilir, “Maka, mertua liwat pun tak tampak-lah,” kata orang Pontianak. n

PramuwisataAlex Afdal, professional freelance

guide sekaligus Ketua HPI Kalbar, yakin semua stake holder pariwisata di Pontianak

dan Kalbar ingin pariwisata berkembang. Bagaimana masyarakat terutama yang ber-ada di sekitar destinasi wisata bisa menda-patkan hasilnya. Jika belum terealisasi bisa jadi banyak faktor penyebabnya, diantara-nya mungkin karena kekurangtahuan, ke-kurangpahaman, dan sebagainya.

Menurut Alex Afdal adalah penting untuk membenahi dulu mindset orang-orang yang mau dibedah rumahnya sebe-lum melaksanakan salah satu program walikota bagi warga miskin. Agar bisa menigkatkan kesejahteraan masyarakat, rumah-rumah yang akan dibedah ini bisa di-up grade sedikit, terutama bagi mereka yang tinggal di tepi-tepi sungai, meminta mereka menyisakan sebuah kamar agar turis bisa tinggal dan menyatu dengan masyarakat seperti yang dilakukan oleh Malaysia.

Namun semuanya berpulang kembali pada kemauan untuk memulai mindset melihat mul­tiplier effect­nya. Keberadaan BPPD menjadi sangat penting selain goodwill mulai dari ang-gota dewan sampai pemerintah sebagai eksekutor, alokasikan dana untuk survey, pendoku-mentasian dan menjualnya.

Dulu ada kampanye sadar wisata dan sapta pesona khususnya bagi orang-orang yang ada di destinasi wisata, yang berkecimpung di dunia pariwisata mulai dari layanan transpor dan seba-gainya. Itu pun harus tetap dibenahi oleh pemerintah sampai saat ini agar bisa men-jadi tuan rumah yang baik, memberikan servis yang baik, dan sebagainya. Karena mereka tidak mempunyai pengetahuan mengenai itu. Jadi campur tangan pemer-intah masih diperlukan.

Alex bilang, “Buat saya terserah bentuk proyeknya seperti apa, yang penting desti-

nasinya baik dan bagus, turis saya senang dan mereka mau membeli tur saya. Kalau saya diminta kontribusinya seperti apa mu-lai dari pemikiran sampai tiket masuk saya mau bayar. Yang penting bagaimana cara-nya pemerintah setempat membenahinya.”

Anggota HPI di Kalbar tercatat sekitar 45 orang. Itu karena yang dilatih waktu itu bu-kan hanya dari Pontianak saja. Di kota Pon-tianak sendiri berkisar 25 orang yang aktif.

“Mempertahankan origanility dari des-tinasi obyek wisata juga sama penting-nya,” kata dia. n

Page 14: Newsletter Edisi 29

14 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

PeMAsArAn DesTinAsiBisnis

Rendang punBerjaya di Hong KongKenapa masakan Indonesia? Itu-

lah pertanyaan yang datang dari wartawan saat bincang-bincang dengan Ruby So, pengusaha

mu da kuliner masakan Indonesia dari Hongkong saat berkunjung ke Jakarta awal Mei 2012. Bersama wartawan majalah Next dari Hongkong, salah satu media terbesar di Hongkong, Ruby datang ke Jakarta. Dia sendiri hendak melakukan observasi di Jakarta, seraya membantu para wartawan

tersebut meliput pariwisata Jakarta pada 30 April hingga 4 Mei 2012 atas undangan Kemenparekraf. Observasinya ialah untuk penjajagan membuka restoran seperti yang sudah dioperasikannya di Hong Kong.

Berlokasi di area yang cukup ramai di El­gin Street, Soho, Hongkong, Ruby membuka restaurant masakan Indonesia pada Juli 2011 dengan nama So Bali­Bali. “Kesulitan awal pendirian restaurant ini antara lain men-cari chef masakan Indonesia, lalu menunya, waitress-nya,“ jelas Ruby. Baginya, kuliner Indonesia merupakan peluang tersendiri dari sekian banyak masakan Asia yang su-dah lebih dulu terkenal, seperti masakan Thailand dan Vietnam. Dan terbukti restau­rant dua lantai dengan kapasitas 120 kursi miliknya, selalu ramai dikunjungi pelang-gan yang 80% merupakan orang kaukasia, para bule ekspatriat. Itu artinya, masakan Indonesia cukup digemari. Jadi, semakin

mempromosikan pula Indonesia sebagai destinasi wisata.

Karena namanya So Bali­Bali bukan berarti masakan khas Bali saja yang disajikan. Tapi menu-nya variatif, seluruh masakan unggulan dari beberapa daerah di Indonesia seperti Soto Ayam, Rawon, Nasi Goreng, Sate, Nasi Tumpeng, dan Es cendol. Ternyata rendang telah menjadi menu paling diminati diantara masa-kan khas Indonesia yang ada di restaurant itu.

Dan kini belum genap satu ta-hun usahanya, Ruby berencana mengembangkan bisnisnya bah-kan hingga ke Jakarta dan Chi-na. “Saya ingin So Bali­Bali ada di Jakarta, juga beberapa kota di China seperti Beijing, Guang-zhou,” kata Ruby.

Restaurant milik wanita can-tik berusia 32 tahun ini, me-mang untuk kalangan mid up di kota Hongkong. “Saya confident menyatakan bahwa So Bali­Bali merupakan restaurant terbaik di kelasnya di Hongkong,” tam-bah Ruby. Di Hongkong untuk restoran sekelasnya memang hanya ada 4–5 outlet.

Promosi IndonesiaRuby kerap mengundang konsulat

Indo nesia, kalangan perbankan untuk meng adakan kegiatan meeting di restaurant nya. Dukungan dari Garuda Indonesia pun datang, berupa tiket door prize Hongkong–Bali pergi pulang yang diundi 6 bulan sekali untuk satu orang.

Agar menjadi magnet bagi lingkungan sekitarnya, Tari Bali digelar setiap akhir pe-kan di luar reataurant-nya di tepi jalan raya. Terbukti upaya ini membawa dampak bagi kedatangan pengunjung.

Kembali ke jawaban pertanyaan awal kenapa masakan Indonesia? “Karena saya berdarah Indonesia, saya juga suka masak-an Indonesia. Rasa masakan Indonesia me-lekat di lidah saya karena saya sudah diper-kenalkan masakan tersebut sejak kecil,” jelas Ruby. Dan diakuinya, hasil investasi USD 35,000 usaha kulinernya ini, cukup berbuah manis keuntungan.

Upaya yang perlu diapresiasikan, mem-promosikan Indonesia melalui kuliner di negeri orang yang sebagian besar justru be-lum mengenal masakan Indonesia. Dan dia membawa tiga orang juru masak, chef, dari Jakarta, dan betah bekerja di So Bali Bali, Hong Kong. n

Ruby So, pengusaha muda membuka restoran spesialis kulinari Indonesia di Central Hong Kong, sejak Juli 2011.

Sajian di So Bali Bali, Hong Kong.

Page 15: Newsletter Edisi 29

15Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

B P P I

Sosialisasi, Bersiap untuk Berkiprah

Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) dibentuk sebagai menjalan-kan amanat Undang-Undang. Maka sejak terbentuk akhir tahun

2011, BPPI telah berangsur melakukan lang-kah-langkah sosialisasi. Langkah-langkah itu termasuk kegiatan perkenalan dan pe-ngenalan ke daerah-daerah.

Secara resmi di Kemenparekraf, Jakarta, sosialisasi program kerja BPPI dilaksanakan dengan dihadiri sekitar 100 peserta dari ka-langan pengurus BPPD (Badan Promosi Pari-wisata Daerah), yang juga terbentuk sesuai bu-nyi Undang-Undang tentang Kepariwisataan, dihadiri juga oleh pejabat di lingkungan Ke-menparekraf, serta stakeholder pariwisata.

Dalam melaksanakan promosi pariwisata, Kemenparekraf akan fokus pada peningkatan pencitraan nasional (country image) semen-tara BPPI akan fokus pada pencitraan produk (product image), kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf) Sapta Nirwandar.

Dengan fokus yang berbeda, Wamen menjelaskan, maka promosi pariwisata yang dilakukan oleh Kemenparekraf dan BPPI tidak saling tumpang tindih, justru akan saling melengkapi dan bersinergi, kata Sapta Nirwandar.

Sosialisasi program kerja BPPI itu berlang-

Ketua Umum BPPI, Yanti Sukamdani mengatakan, BPPI akan melaksanakan tiga program promosi pariwisata yakni low season tourism berupa paket-paket promosi untuk mengisi bulan-bulan sepi kunjungan wisatawan, creative tourism dengan menyelenggarakan festival kuliner ataupun fesyen, serta green tourism berhubungan de-ngan upaya hotel mengimplementasikan konsep hijau yang saat ini menjadi isu dunia.

“Tiga bentuk promosi pariwisata yang dilakukan BPPI ini selaras dengan program promosi Pemerintah (Kemen-parekraf) yang mengangkat tema ‘Green and Creative Tourism’ pada tahun ini,” kata Yanti.

Dengan menguraikan gagasan tersebut seperti ter gambar diatas, maka ta hun 2012 ini merupakan tahun persiapan berbagai aspek untuk menjalankan organisasi BPPI. Tahun 2013 kegiatan riel promosi dimaksud akan terlaksana, dan digambarkan kegiatan akan semakin membesar tahun demi tahun.

Dari kanan ke kiri: Wamenparekraf Sapta Nirwandar, Ketua BPPI Yanti Sukamdani, Sekjen Kemenparekraf Wardiyatmo dan Sekretaris BPPI Retno Kusumayanti saat sosialisasi BPPI di Kemenparekraf.

sung di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (10/5). Wamen Parekraf memimpin pertemuan sosialisasi tersebut bersama Sekjen Kemenparekraf dan Pengurus BPPI.

Wamen memberikan contoh, dalam me-lakukan promosi pariwisata di luar negeri seperti pameran ITB Berlin (Jerman) dan WTM

London (Inggris), Kemenparekraf fokus pada penyediaan booth, bahan informasi mengenai potensi pariwisata Indonesia, sedangkan BPPI fokus bagaimana mengisi booth dan menjual produk pada pameran tersebut.

Sementara Ketua BPPI, Yanti Sukamdani menguraikan strategi promosi BPPI yang membagi tiga tema, yakni Low Season Tourism,

Page 16: Newsletter Edisi 29

16 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

B P P I

Creative Tourism dan Green Tourism.Dapat kita catat, pariwisata Indonesia tam-

pak membutuhkan kegiatan-kegiatan dari para pelaku bisnis dan pemangku kepenting-an di masyarakat untuk menggerakkan atau menarik arus wisatawan justru di masa-masa periode low season.

Pada periode peak season di bidang pari-wisata, arus dan jumlah wisatawan seakan dengan sendirinya meningkat. Para unsur industri pariwisata memperlakukan peak sea­son ibarat musim panen di pertanian, yakni saat memetik hasil terbaik dan tertinggi di antara periode-periode lain sepanjang tahun.

Dalam keadaan itulah pada musim pun-cak seperti bulan-bulan liburan sekolah atau liburan panjang atau musim puncak lain, harga-harga tiket penerbangan, akomodasi ho-tel, dan sarana lainnya selalu meningkat dari biasanya. Para pelaku bisnis menjauhkan diri dari pemberian diskon atau harga promosi.

Demikian pula pada musim puncak turis berkaitan liburan musim panas atau musim dingin, para pengelola hotel, operator tur, biro perjalanan, penerbangan dan moda transpor-tasi lain, akan sibuk bukan hanya melayani, juga mendapatkan keuntungan bisnis yang bagus.

Tapi low season membuat harga-harga cen-derung diturunkan, jumlah wisatawan relatif sedikit, okupansi hotel dan passenger load factor penerbangan pun rendah.

Maka di balik keadaan itu, jika semacam BPPI menciiptakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promosi, dan meng-generate konsu-men pariwisata alias wisatawan untuk beper-gian, maka sinergi promosi itu pun akan me-rangsang wisatawan mengadakan perjalanan dan hasilnya mengisi periode low season, atau pada periode off season yang belum serendah low season.

Menciptakan dan mempromosikan kegiat-

an yang dilangsungkan di periode low season, akan membuka peluang sedikitnya dari sudut biaya, bisa menciptakan harga paket tur yang relatif ‘merangsang’ alias ‘murah’ karena me-mang dasarnya harga-harga kamar, tiket, dan lain-lain, lazim berada di level yang disebut ‘bottom price’. Dengan demikian pula justru para pengelola hotel, transportasi darat dan udara, akan mendapatkan tamu dan penum-pang dan dapat mengangkat load factor atau okupansi kamar menjadi relatif tinggi.

Di dunia penerbangan sebagai dimaklumi, mengennal tiga harga yakni: peak price untuk musim puncak, shoulder price untuk harga-harga di antara musim puncak dan low season, dan bottom price, yakni terjadi di musim di mana sungguh sangat rendah tingkat jumlah perjalanan orang.

Maka strategi mempromosikan pariwisata low season memberi harapan baru.

UU KepariwisataanTugas dan fungsi BPPI yang ditentukan

oleh Undang Undang No. 10 Tahun 2009 ber-bunyi sebagai berikut:

Pasal 411). Badan Promosi Pariwisata Indonesia

mem punyai tugas: (a) meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia; (b) meningkat-kan kunjungan wisatawan manca negara dan penerimaan devisa; (c) meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan pem-belanjaan; (d) menggalang pendanaan dari sumber selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan keten-tuan peraturan perundang-undangan; dan (e) melakukan riset dalam rangka pengem-bangan usaha dan bisnis pariwisata.

2). Badan Promosi Pariwisata Indonesia mem-punyai fungsi sebagai: (a) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan (b) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Pasal 421). Sumber pembiayaan Badan Promosi

Pariwisata Indonesia berasal dari: (a) pe-mangku kepentingan; dan (b) sumber lain-nya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2). Bantuan dana yang bersumber dari Ang-garan Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersifat hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3). Pengelolaan dana yang bersumber dari non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan non-Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah wajib diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan kepada masyarakat. n

Melalui tayangan ini ditunjukkannya bagaimana BPPI akan berhubungan dengan Ditjen Pemasaran Pariwisata untuk pelaksanaan promosi Low Season, lalu dengan Ditjen Ekonomi Kreatif untuk promosi Creative Tourism, dan dengan Ditjen Pengembangan Destinasi untuk kegiatan promosi bertema Green Tourism.

Page 17: Newsletter Edisi 29

17Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Promosi Dalam Negeri

Lihat Saja Hasil Karya Kami...

Swiss­belhotel di kota Merauke, Papua, baru saja memulai operasi beberapa bulan ini. Dengan jumlah kamar 102 dan gedung yang seluruhnya baru dibangun, keberadaan-nya tentulah akan memicu dan memacu perkembangan

kegiatan bisnis di kota ujung paling timur negeri Indonesia.Sekiranya Anda sungguh melangkahkan kaki ke Merauke,

kota kabupaten di ufuk timur negeri ini, saat mendarat pun Anda boleh jadi akan merasakan seperti bermimpi. Sungguhkah aku di Merauke? Maklum kan, sejak taman kanak-kanak kita menyebut-nyebut namanya mungkin sudah beribu-ribu kali, dalam nyanyi: Dari Sabang sampai Merauke. Terlebih lagi jika Anda sudah per-nah pula (seperti penulis ini), ke Tugu Nol Kilometer Indonesia di ujung pulau Weh, kota Sabang, perbatasan Indonesia di bagian

Utara-Barat atau arah mata angin Barat Laut negeri ini. Rasa syu-kur mengalir dari da-lam dada. Inilah tanah airku.

Di kantor Dinas Kebudayaan dan Pari-wisata setempat, ter-catat jumlah kunjung-an wisnus 9190 orang tahun 2010, 5430 orang 2009 dan 5680 orang 2008. Jumlah wisman?

Sebanyak 110 orang, 303 orang dan 148 orang dan 199 orang masing-masing untuk tahun 2011, 2010, 2009 dan 2008.

Ritme dan ‘kesejahteraan’ masa lalu masih dinafaskan hingga kini. Sebagian penduduk kota Merauke, setiap hari tampak de-ngan santai membawa jarring ikan, lalu menjaring ikan mujahir dengan mudahnya, ikan yang hidup subur di kanal-kanal yang melintasi di tengah hingga di pinggir-pinggir kota. Tampak mu-dah sekali mereka mendapatkan ikan, dibawa pulang, di goreng atau digulai, makan bersama keluarga. Beras, murah dan mudah, sebagian penduduk pun memiliki sawah, ternak ayam, sampai sapi. Janganlah sebut sayur, mereka memetik ke kebun. Festival Dambu, Suku Kima-kima, Merauke.

Di pantai Keiburse, Merauke.

Page 18: Newsletter Edisi 29

18 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Daud HollengerKadisbudpar Kab Merauke

Promosi Dalam Negeri

Alhasil, sebagian kecil saja dari bahan-bahan makanan sehari-hari yang dibeli.Menjaring ikan juga bertujuan untuk dijual. Itu lebih mudah lagi, ikan-ikan tanggapan itu digelar atau digantung di pinggir jalan, tak lama kemudian dibeli oleh warga yang tengah dalam perjalanan hendak pulang ke rumah.

Damainya hidup, menurut penuturan penduduk Merauke, sudah ‘dari sononya’ merupakan karakter masyarakat suku- suku di kabupaten ini. Suku Marind tertua dan terbanyak, sifat santun, menghindari perselisihan, merupakan karak ter utama masyarakat, mereka yang mendiami pu-sat-pusat kampung adat mereka, hingga me reka yang sudah men diami perkotaan dan bercampur baur.

Di tengah masyarakat penduduk Me-

rauke ini, hampir semua suku dari dae-rah-daerah seberang hadir. Lebih se ratus tahun lalu rombongan transmigran dari pulau Jawa mendarat di sini. Maka dengan ringan mereka menamakan Jamer, Jawa–Merauke, ketu-runan dari hasil per kawin an campuran dari pendatang de ngan penduduk asli.

Oke, pertanyaannya tentu berbunyi: apa yang dilihat dan ke mana kita jalan-jalan jika sudah berada di bumi Merauke yang damai ini?

Pertama, pergi meninjau tapal batas Negara dengan Papua New Guinea. Di seki-tar situ tampak bagian Neg-ara kita jauh lebih baik keadaannya dari-pada di tanah bagian PNG. Di seberang tapal batas itu, belum ada prasarana sama sekali ke cuali jalan setapak menerobos hutan-hutan. Jalan setapak itu yang dil-intasi oleh warga dari PNG, ada yang bahkan dua hari atau lebih bersepeda dari tempat asal, hanya untuk berbelanja membeli ‘sembako’ yang akan dijualnya di kampung halaman. Artinya, mereka bisa mengambil untung 50–60% dari harga beli, se perti dituturkan salah satu pelintas batas dari PNG ini.

Di perjalanan kita melewati Taman Na-sional Wa sur. Di sepanjang jalan ini bisa dihampiri rumah-rumah semut, ya, mere-ka sebut sebagai Rumah Semut. Bertebar-an letaknya, ratusan jumlahnya, tampak

seakan terbuat dari gundukan tanah liat yang di susun menjulang, tingginya bisa antara 3 sampai 5 meter.

Menakjubkan. Dekatilah. Tak terlihat seekor pun semut. Dan tia-da yang tahu, kapan semut-semut itu bekerja, tahu-tahu setiap pagi rumah-rumah semut itu tampak berangsur kian meninggi.

Entah sudah berapa abad lamanya ha bitat de ngan rumah semut ini hidup di sini. Tak menimbulkan gangguan, sebaliknya tak diganggu oleh manusia. Maka jadilah siklus kehi-dupan ini kini menjadi salah

satu ciri, atau ‘spot’ bagi wisatawan untuk mengaguminya.

Maka warga Merauke memetik satu kearifan lokal dari fenomena alam itu. Kehidupan rumah semut itu melahirkan peribahasa: “Jangan tanya kapan kami bekerja, lihat sajalah hasil karya kami…”

Tapi adalah seorang polisi yang telah bertugas sejak tahun 1993 sebagai koman-dan di pos tabal batas ini.

Menurut temuan dia, ‘serangga’ halus yang disangka semut itu, bekerja selalu tengah malam antara pukul 2 hingga 5 pagi. Itu merupakan kebiasaan jadual di mana serangga halus bisa terlihat sibuk bekerja membangun rumah tanah.

Jika dibelah salah satu bagian, di rong-ga dalam bangunan rumahnya bisa terli-

Catatan Jumlah Wisman dan Wisnus di kantor Kadisbudpar Merauke.

Kendaraan untuk ke Boven Digul dari Merauke. Jalan raya penghubung meliuk-liuk turun naik, setiap kali usai hujan, beberapa bagian jalan yang rendah terendam air dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan tipe mini bus atau mobil kecil.

Itulah rumah semut-nya. Tingginya bisa mencapai 5 meter.

Page 19: Newsletter Edisi 29

19Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Indra KemalGM Swiss-bellhotel, Merauke.

Faried Moertolo

Promosi Dalam Negeri

hat ‘semut’ yang dimaksudkan penduduk, yaitu sebenarnya tampak semacam ‘rayap’, sangat halus tubuhnya berukuran sekitar setengah besarnya butir beras.

Tapi itulah ajabnya, struktur dan aduk an tanah yang dis-usun oleh makhluk mikro-mini ini, tak mudah rubuh, bahkan cukup keras untuk ditebas jika hanya menggunakan tangan kosong.

Suku Marind dan Festival

Penduduk asli kabupaten Merauke adalah suku Marind yang terdiri dari sembilan sub suku. Seperti disebutkan tadi, banyak dialek bahasa yang ber-beda, namun bahasa Indonesia jualah bahasa peng antar sehari-hari.

Kini, dari sudut pariwisata, Festival Dambu yang diselenggarakan tiap bulan Oktober di kecamatan bernama Kimaan, merupakan salah satu yang dibangga-kan. Itulah pesta ungkapan terirma kasih kepada Tuhan atas hasil panen, dan me-nampilkan kompetisi hasil-hasil panen antar penduduk.

Pada even itu masyarakat menyaksikan hiburan tradisional seraya tetap meng apresiasi tarian-tarian tradi-sional dan juga pertandingan ‘gu-lat tradisional’.

Adapun untuk menikmati ma­rine tou rism, Merauke menawar-kan naik kapal local speed boat, menuju Keiburse, sekitar satu jam perjalanan. Dan anda lihatlah ber-sih lautnya, pantainya, sejuk dan tampak adem, seperti di gambar di atas. Ketika pengunjung da-tang ke sini, maka berinteraksi dengan suku Marind atau suku Kinaam, merupakan satu daya tarik wisata yang mengesankan. Belum banyak jumlah wisman yang datang seperti disebutkan

tadi, namun jumlah wisnus yang dicatat oleh Dinas Pariwisata Merauke telah men-capai sekitar 6.000-an orang per tahun.

Aslinya nilai dan kehidupan masyarakat di Merauke kini, yang mu-lai bersentuh an dengan hotel modern seperti Swiss­ bellhotel, menguak satu tabir bahwa Me rauke akan mulai perlu mengembangkan pariwisatan-ya, untuk peningkatan kuali-tas hidup dan kesejahteraan.

Mengelola Pariwisata Direktur Promosi Pari-

wisata Dalam Negeri, Faried Moertolo, satu hari 17 April 2012 menguraikan kebi-jakan pengembang an kepari-wisataan nasional dan lebih

fokus lagi pada uraian pengembangan pe-masaran pariwisata, dalam acara bertajuk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Kabu­paten Merauke.

Jelas sekali betapa para peserta temu wicara itu, memanfaatkan sebesar-besar-nya dialog yang membuka cakrawala pem bangunan, dan, pengembangan pari-wisata. Para stakeholders pariwisata setem-pat pada malam itu terutama diwarnai oleh

keha diran kepala-kepala adat, pastor, di samping satuan kerja di Pemkab Merauke.

Faried Moertolo akhirnya menganjur-kan pengembangan yang bertahap bagi Merauke, namun hampir-hampir paralel antara pengembangan aksesibilitas, pe-nge masan obyek-obyek daya tarik wisata, dan, akomodasi. Swiss­belhotel sebagai ako modasi kelas internasional telah mem-buktikan bahwa harapan pengembangan di Merauke telah semakin dekat di hadap-an mata.

Indra Kemal, General Manager Swiss­bellhotel pun menyatakan bahwa dia akan menjalin kerja sama un-tuk mulai ikut menghidupkan pariwisata. Direncanakan meng-adakan festival seni budaya.

“Kami akan menjual paket- paket berwisata di dalam kawas-an Merauke ini, kepada para tamu hotel,” kata Indra. Hotelnya mengoperasikan 103 kamar dan sejak beroperasi awal 2012 ini kebanyak an tamunya memang para business travellers.

Ya, berarti bisnis baru dan investasi baru tampaknya sedang mulai mengalir ke kabupaten Merauke khususnya, provinsi Papua umumnya. n

PetaMeraukedi Papua

Page 20: Newsletter Edisi 29

20 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Kota

Pro-Aktifnya

SoloPerjalanan menemukan the Spirit of

the heart of Java ternyata tidak bisa ditemukan hanya di satu tempat. Setiap daerah saling berkaitan

antara satu dengan lainnya. Widdi Srihanto sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo tampak su-dah memiliki visi itu dengan rencananya untuk menjalin kerja sama dengan Yogya, Semarang dan Kabupaten Magelang yang akan dituangkan dalam MoU untuk mem-buat paket wisata.

Paket wisata dimaksudkan mencakup wisa tawan yang masuk dari penerbangan ke Semarang, Solo atau Yogya, paketnya akan termasuk mengunjungi Borobudur dan spot lain di luar kota Solo.

Sedangkan kegiatan untuk memasukkan promosi Solo ke dalam Visit Jateng yang sekarang ini sedang dilakukan adalah meng-adakan morning tea setiap sebulan sekali di hari Sabtu dengan mengundang para general manager hotel, ASITA, PHRI dan guide untuk memberitahukan program-program disbud-par menjelang Visit Jateng. Ini telah dilakukan sejak pencanangan visit dua atau tiga bulan yang lalu.

Yah, itu memang kata kuncinya. Berhu-bungan dan berkordinasi langsung dengan kalangan pelaku bisnis pariwisata. Pada akhir nya, merekalah yang menggerakkan roda operasional sehingga wisman mengalir datang berkunjung, dan kemudian, berkun-jung lagi. Mereka yang kemudian secara nyata menyusun paket yang ‘layak jual’ dan lalu me-masarkan dan menjualnya ke pasar wisman.

Pro-aktif-nya SoloUntuk promosi keluar negeri, yang men-

jadi fokus adalah mem-branding Solo ke Malaysia dan Singapura. Menurut Widdi Srihanto, dari pihak Malaysia meminta em-pat hal untuk mempromosikan Solo.

Keempat hal yang mereka inginkan itu se-mua tersedia, yaitu, normal tur yakni belanja di kampung batik dan kuliner; wisata golf, di sini ada dua lapangan. Ketiga, wisata religi,

yakni acara haul-haulan dari habib karena mereka juga menyukai itu. Dan yang keem-pat adalah twin tour, maksudnya Solo harus bisa bekerja sama dengan daerah lain yang berarti Solo tidak hanya single destination tapi juga mencakup tur ke Sangiran, Yogya, Borobudur dan sebagainya.

Widdi Srihanto mengatakan, “Orang-orang Malaysia masih menganggap Solo seperti dulu, masih kuno, tidak seperti Kuala Lumpur.”

Maka dalam salah satu rencananya un-tuk mempromosikan Solo di Malaysia ada-lah mengundang orang Malysia untuk meng ikuti Bengawan Solo Travel Mart (BTM) pada 28–29 April 2012, setelah itu mengajak mereka famtrip keliling Solo untuk tahu bah-wa Solo sekarang telah berubah. Famtrip itu mengajak 10 orang dari Malaysia, terdiri dari wartawan dan travel agent.

Kadisbudpar ini diamini oleh HPI Solo. Seperti diungkapkan oleh Ponco Akhiriyanto, Sekretaris HPI, bahwa berbicara mengenai pariwisata di Solo sangat berkaitan erat de-ngan daerah-daerah administrasi yang dulu-nya masuk dalam karasidenan Surakarta, yang terdiri dari Surakarta/Solo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

Ketujuh daerah administrasi itu tidak bisa hanya memikirkan kepentingan masing-

masing dan terbelenggu batas-batas admi nistrasi kar-ena mau tidak mau mereka akan saling melibatkan satu sama lain untuk mempromo-sikan destinasi wisata yang berada dalam teritorinya, sekaligus memperkenalkan daerah.

Tapi jika ketujuh pemda ini mau berga bung, berkoor-dinasi dan berkonsolidasi, dan mau bersama-sama mem bangun pariwisata lin-tas daerah serta mempu-nyai pemikiran borderless, pariwisata Solo dan sekitar-nya akan semakin kuat, masyarakat pun akan le bih bisa merasakan hasilnya se-hingga kota-kota ini akan menjadi lebih hidup. Tidak masalah wisatawan luar datang ke sini menginap dan wisata kuliner di Solo dan jalan-jalan ke Sangiran, Boyolali dan daerah lainnya.

Widdi Srihanto menar-getkan rencana dan pelak-sanaan promosi untuk periode 2012–2013. Tahun pertama 2012 dimulai peng-identifikasian dan observasi,

kemudian di tahun kedua memulai kerja sama. Yang juga termasuk ke dalam rencana kerja selama dua tahun ini adalah membuka jalinan dengan Singapore Tourism Board (STB) dan Silkair untuk membuka penerbangan langsung ke Solo. Setelah promosi di kedua negara ini berjalan, rencana selanjutnya ada-lah mempromosikan Solo ke Filipina atau Thailand.

Rencana promosi paling besar adalah mengikuti ITB di Jerman tahun depan. Ini berhubungan dengan mobil Esemka, Jerman agaknya tertarik dengan isu itu. Kota Solo akan menggenjot pasar yang sudah punya penerbangan langsung ke kota ini.

Wayang Orang SriwedariDi Pariwisata Indonesia edisi Maret 2012

lalu diceritakan kisah sukses sanggar seni berbasis kesenian tradisional yang diupaya-kan oleh komunitas dan masyarakat.

Di Solo, dihidupkan pertunjukan seni ber-basis kesenian tradisional dan mengangkat kebudayaan Jawa yang dikelola sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Ya, itulah Wayang Orang Sriwedari.

Wayang Orang Sriwedari berdiri sejak 10 Juli 1910. Lokasinya dari dulu hingga kini masih berada di Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari. Dan 90% dari pemain Wayang ini adalah PNS dari Dinas Kebudayaan dan

Kota Solo agaknya sudah maju satu langkah di depan. Inilah laporannya. Pertunjukan Wayang Orang Sriwedari.

Slide berbahasa Indonesia menampilkan sinopsis cerita.

Page 21: Newsletter Edisi 29

21Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Kota

Pariwisata Kota Solo. Memang saat memasuki gedung pertun-

jukan Wayang Orang Sriwedari tampak rasa-nya tidak menarik. Tapi mungkin Anda tidak akan menyangka, gedung tua itu berkapasitas sekitar 800 tempat duduk, 600 tempat duduk di bawah dan 250 tempat duduk di balkon dan pada hari Kamis–Sabtu, khususnya di malam Minggu, lebih dari separuh kuota tempat duduk terisi.

Di malam Minggu bisa lebih dari 400 pe-nonton, kadang di hari Selasa bisa mencapai 600-an orang. Paling sedikit pada Kamis–Sab-tu penonton mencapai 150 orang. Dan di hari-hari lainnya seperti hari Senin-Rabu hanya 50–60-an orang penonton saja.

Pura MangkunegaranBangunan-bangunan yang ada di sekitar

pura terdiri dari Candi Ratna yang sekarang menjadi pintu masuk pengunjung, kemudian bangunan untuk para prajurit, di sebelahnya ada bangunan logistik beras, kemudian ba-ngunan baru yang diperuntukan bagi notopojo, para abdi dalem atau keturunan yang meme-lihara keraton.

Di atasnya ada perpustakaan yang ber-isi koleksi buku-buku dalam tulisan Jawa. Perpustakaan dibuka untuk umum hari Senin-Kamis dan Sabtu pukul 09.00–13.00, kecuali hari Jumat hanya dibuka dari pukul 09.00–11.00. Banyak dari buku-buku bahasa Jawa itu yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Belanda dan lain sebagainya. Dan luas Pura Mangku-negoro lebih kurang 10 ha.

Saat masuk ke dalam keraton selain harus melepas alas kaki dan membawanya da-lam sebuah kantong plastik hitam yang su-dah diberikan di pintu masuk, juga dilarang untuk mengambil foto di dalam keraton. Di dalamnya pengunjung bisa melihat perleng-kapan menari Srimpi yang terakhir digunakan pada tahun 1937 oleh Gusti Nurul, putri dari Mangkunegoro VII, yang menari di Belanda.

Waktu itu tariannya disiarkan. Demi men-dengarkan siaran itu tentara Indonesia mem-bawa radio komunikasi sampai ke daerah Karanganyar dan disimpan di dalam kandang

kambing yang kemudian dikenal dengan isti-lah radio kambing. Inilah yang menjadi cikal bakal RRI.

Diterangkan oleh pramuwisata pura bah wa di setiap keraton pasti ada congklak/ dakon yang merupakan dasar belajar menari dulu. Ibu-ibu yang terlihat di dalam kera-ton merupakan para pengasuh putra-putri raja, namanya poronini atau dayang. Karena anak-anak raja sudah dewasa maka poronini dikaryakan di sini sambil mengawasi benda-benda yang ada. Mereka pun diperbolehkan berjualan untuk menambah pendapatan.

Koleksi perhiasan dalam keraton merupa-

kan penemuan dari rakyat, dan kebanyakan ditemukan di daerah Wonogiri yang dilewati Sungai Bengawan Solo sebelum kerajaan berdiri. Saat itu sungai merupakan jalan utama berkunjung ke Solo dan menjadi jalur perdagangan yang ramai. Taman di dalam keputren lebih berwarna dan menguatkan kesan keraton yang ramah dan terbuka bagi siapa saja.

Joko Pramudyo dari Kantor Pariwisata Mangkunegaran mengemukakan jumlah wisatawan ke Pura Mangkunegoro tahun 2010 tercatat 15.149 wisnus dan 21.249 wis-man. Lalu tahun 2011 ada 18.078 wisnus dan 19.579 wisman. Di awal tahun 2012 selama bulan Januari–Februari sudah datang 2.919 wisnus dan 2.873 wisman. Belanda dan war-ga negara-negara UE merupakan wisatawan yang paling banyak di antara seluruh pe-ngunjung wisman.

Dalam rangka jelang Visit Jateng 2013, Widdi Srihanto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo dengan yakin menga-takan obyek destinasi wisata utama andalan di Solo adalah keraton. Pura Mangkunegaran masuk itinerary wajib dalam tur kota Solo, maka pramuwisata lokal di Pura Mangkune-garan yang berjumlah sekitar 12 orang yang menguasai bahasa Spanyol, Perancis, Jerman, Jepang, dan Belanda, telah dipersiapkan.

Keistimewaan dari Pura Mangkunegaran adalah di sini bukan hanya sekedar mu seum tapi juga berkaitan dengan sejarah, adat istia dat, bangunan, dan seni budaya. Joko Pramudyo mengakui mengelola museum itu sulit. Namun demikian, saat rakor baras-mus se-Jateng yang belum lama diadakan di

Bandungan, Semarang, 48 museum di Jateng akan saling berkoordinasi dan menyatakan siap menerima Visit Jateng 2013.

Bagi Puro Mangkunegaran dengan ber-bagai macam kompleksitas masalahnya, me-nurut Joko Pramudyo, pura sudah berusaha mengemas keraton menjadi sebuah daya tarik dan itu dipertahankan dan ditingkatkan hingga saat ini. Bahkan ini sudah dilakukan jauh sebelum ada Visit Jateng, Visit ASEAN ataupun Visit Indonesia Year.

Bagaimana cara pura melakukannya? Dengan mengadakan penggalian-penggalian, pembakuan, pendokumentasian, dan peles-tarian. Salah satunya di bidang tari. Dari ratu-san atau ribuan tari klasik, tidak menutup ke-mungkinan untuk memadukannnya dengan unsur lain seperti cerita pewayangan yang di-wujudkan dalam bentuk tari. Ini nantinya da-lam bentuk wireng dengan durasi yang lebih singkat karena hanya petilan-petilannya yang diambil. Jika tariannya full itu namanya frag-men. Biaya memang menjadi kendala dalam melakukan penggalian, pembakuan, pendo-kumentasian dan pelestarian. Karena selain tari, pura juga berusaha tetap mengadakan

upacara adat, seperti khol­kholan (haul) yang masih berjalan; tedak siten, yakni bayi yang mau turun ke tanah atau mulai berjalan, ini juga masih dijalankan oleh putra dari raja; ruwan, yakni memperingati bulan arwah, biasanya dilakukan menjelang bulan puasa, atau dikenal juga dengan ziarah kubur.

Ada juga tirakatan atau wilujengan yang dilakukan secara masal untuk mendoakan para leluhur dan kelangsungan pura. Jadi intinya Pura Mangkunegaran sudah siap.

Pura sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1968. Selain mengemas tempat dan se-jarahnya, Pura Mangkunegaran sudah memi-liki jadwal reguler pertunjukan berupa latihan karawitan dan gamelan dengan tarian pada hari Rabu pagi, dan dibuka untuk umum se-hingga wisatawan pun bisa melihatnya.

Di hari Sabtu pun ada latihan gamelan tanpa latihan menari. Keduanya berlang-sung dari pukul 10.00–12.00. Siaran langsung dua kali dalam sebulan oleh RRI, dan itu durasinya bisa sampai pukul 13.00. n

Page 22: Newsletter Edisi 29

22 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Bandara

Juga, Terminal Industri KreatifSelain berfungsi amat penting sebagai

pintu gerbang dan wajah pertama dari destinasi wisata, yang dilihat wisatawan saat tiba, terminal penumpang juga

ternyata dapat dan harus difungsikan sebagai terminal bagi industri kreatif.

Seorang turis, Jean-Jaques, warga negara Kanada, memandang pilar kayu berukir di Air­port Sepinggan, Balikpapan. Pilar itu dibuat dari kayu gelap, dengan kedahsyatan khas Kaliman-tan : ukuran diameter kayunya, lebih besar dari sepemelukan orang dewasa. Selain itu, keindah-an detail ukiran pada pilar itu menceritakan kekuatan budaya dan ketrampilan tradisi suku-suku di Kalimantan Timur.

“I wonder, how big the real tree was,” katanya, sambil memandang pilar itu. Pilar kayu besar, tinggi menjulang sekitar 10 meter, berukir de-ngan detil ukiran dari beberapa suku Dayak Ka-limantan Timur, menjadi tampilan khas Airport Sepinggan di Balikpapan. Para pengunjung yang baru pertama kali datang di airport ini seolah diajak membayangkan sebuah masa, ketika Ka-limantan penuh padat oleh pohon-pohon kayu raksasa, ketika suku-suku pedalaman berkelana di wilayah penuh pohon-pohon hutan tropis.

Gaya ‘pameran pilar’ ala Sepinggan ini ru-pa nya diadopsi pula oleh bandara Tarakan, yang juga terletak di Kalimantan Timur. Bedanya, ornamen hias yang melekat pada pilar-pilar di Bandara Tarakan bukanlah hasil ukiran, tetapi merupakan lukisan dengan cat minyak. Mung-kin pertimbangan biaya menjadi salah satu pe-nyebab pilihan ini. Tetapi justru karena inilah, maka ornamen-ornamen pilar ala bandara Tarakan memiliki warna-warna menarik. Warna khas suku-suku asli Tarakan inilah yang juga tampak dalam produk batik khas Tarakan.

Bandara memang bukan cuma gerbang se-buah daerah, berbagai ruang dalam airport dan landskap sekitar airport, adalah lahan untuk me-mamerkan kebudayaan daerah. Bermacam orna-men kebudayaan menghiasi sudut-sudut airport di berbagai wilayah Indonesia.

Begitulah, di sejumlah daerah, para pramu wi-sata bisa mulai memperkenalkan ornamen khas daerahnya sejak di wilayah kedatangan bandara. Pilar-pilar di bandara Sepinggan atau Tarakan pastilah sudah sering dipakai oleh para pramu-wisata untuk memperkenalkan kebudayaan dae-rah mereka, baik kepada para wisatawan atau-pun ekspatriat eksekutif perusahaan tambang, yang kebetulan datang mengunjungi kota ini.

“Bali punya peranan dalam memperkenal-kan kebudayaan melalui ornamen dan arsitektur di airport-nya,” ujar Hartanto, seorang penulis kebudayaan yang banyak berkelana di berbagai sudut Indonesia.

Menurut Hartanto, ini diawali ketika Bali me-

napaki dunia pariwisata massal di era 1980-an. Gubernur Bali saat itu, Ida Bagus Mantra, mem-perkenalkan konsep ‘Pariwisata Budaya’ (cul­tural tourism). Dengan segera, konsep ini men-dasari desain pembangunan di Bali, dan jadilah ‘pembangunan berwawasan budaya’. Konsep ini tercermin dalam rupa desain bangunan.

Dalam desain arsitekturnya, berbagai hotel, toko, serta kantor-kantor pemerintah dan swasta diwajibkan mengadopsi elemen kebudayaan Bali. Maka tak heran jika bangunan keagamaan dari kalangan non-hindu pun, mengandung elemen kebudayaan Bali. Jejak dari konsep ini terasa hingga sekarang. Hotel-hotel dan ber-bagai bangunan modern di Bali, kental oleh ornamen-ornamen kebudayaan tradisional, me-representasi Bali dalam bentuk bangunan, atau ornamen lukisan, patung, bentuk pilar atau ukiran dinding.

Salah satu perwujudan kebudayaan Bali ada-lah tinggi bangunan yang tak boleh lebih dari 16 meter, atau tak boleh lebih tinggi dari pohon ke-lapa yang daunnya banyak dimanfaatkan untuk

membuat sesajen di Bali. Ini juga berlaku untuk Bandara Internasional Ngurah Rai di Denpasar, walaupun tentu saja ada kompromi bagi menara pengawas di bandara.

“Lihat saja,” ujar Hartanto, “dari kejauhan, bentuk atap airport Ngurah Rai memiliki lekuk yang sangat kental dengan nuansa Bali.”

Sesudah keluar dari areal bandara, kedahsyat-an pameran kebudayaan di lansekap bandara Denpasar tampak dalam wujud patung besar, yang secara dinamis mencerminkan episode Baratayuda, ketika Gatotkaca menjelang gugur di panah Adipati Karna.

Di sudut-sudut taman dalam lingkungan bandara Ngurah Rai, tanaman bunga Kamboja memberikan nuansa yang khas Bali. Keindahan pohon Kamboja hias ini bahkan di adopsi oleh Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.

Dari dalam ruang tunggu, terutama di ter-minal 1 dan 2, tampak berderet tegakan pohon Kamboja dengan bunga aneka warna. Peman-dangan ini mengingatkan pada Bali, walaupun sebenarnya Bandara tersebut berada di Jakarta.

Selain itu, gapura Bali pun mengantarkan pengunjung masuk atau keluar dari wilayah bandara di Ibukota negara ini. Rupanya, para arsitek bandara ini hendak menyatakan bahwa Bali adalah sebuah wilayah di Indonesia.

Tetapi bandara memang bukan cuma seke-dar tempat untuk pameran kebudayaan arsitek-tur seperti yang telah dilakukan Bali. Beberapa dae-rah bahkan pernah, dan masih, mengguna-kan ruang-ruang di bandara sebagai ruang pa-mer produk kreatif daerahnya. Ini memang trend yang sedang terjadi di berbagai sudut planet ini: bandara sebagai ruang pamer.

Lobi ruang tunggu Bandara Internasional Juanda di Surabaya, misalnya, tahun lalu sem-pat disulap jadi galeri pamer beragam produk UKM. Maklumlah, 53% roda perekonomian di Jatim, menurut Nina Sukarwo, penggerak PKK Jatim, digerakkan oleh sektor UKM.

“UKM di Jatim memang punya andil luar biasa besar dan harus ditangani serius jika ingin memajukan ekonomi Jatim.”

Bentuk keseriusan tersebut adalah ‘meng-hadang dengan promosi produk’ di bandara.

Gaya arsitektur di Bandara Soekarno-Hatta meng adopsi keindahan pohon kamboja.

Page 23: Newsletter Edisi 29

23Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Surabaya

Sebagaimana dilansir dalam poskota.com, pa mer-an ini dilakukan untuk menghadang produk Cina yang banyak menyerbu ke berbagai dae-rah, termasuk Jatim. Selain itu pameran foto kebudayaan Jatim pun sempat dilaksanakan di bandara Juanda.

Yogyakarta bahkan memasukkan bandara Adi Sucipto sebagai bagian ruang pamer saat pe-nyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) Juni 2011 lalu.

Di Bandara Adi Sutjipto, panitia FKY 2011 me-nempatkan 15 karya tiga dimensi yang dirangkai menjadi bentuk pameran seni rupa sekaligus menghadirkan informasi kegiatan FKY 2011.

Yogyakarta tampak menjadikan bandaranya sebagai ruang pamer kreatif yang sebenarnya. Di jalur kedatangan penumpang bandara ini, hing-ga saat tulisan ini dibuat, terdapat sudut yang memamerkan proses pembatikan, khususnya batik tulis. Di tempat itu dijelaskan alat mem-batik seperti canting, yang terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh bu-rung, lengkap dengan wajan dan anglo (kompor kecil).

Gawangan, yang terbuat dari kayu atau bam-bu, sebagai tempat meletakkan kain. Di tampilkan pula langkah-langkah proses membatik lengkap dengan istilah tradisionalnya seperti nglowong (membuat pola), nembok (menutup pola dengan malam), medel (mencelup warna), mbironi (pro-ses pewarnaan biru) dan nyoga, mencelup kain kedalam pewarna soga dan akhirnya nglorod, yaitu menghilangkan lilin batik menggunakan air mendidih.

Dengan segala keberaniannya, menjadikan ruangannya sebagai sarana pamer kreativitas.Sayangnya di bandara Yogyakarta ini tak ter-dapat peta yang menunjukkan dimana saja kita dapat menemukan benda-benda seperti yang dipamer-kan itu. Padahal itu akan sangat me-mudahkan para wisatawan yang mengadakan perjalanan secara mandiri. Atau barangkali para pengambil keputusan di Bandara Yogyakarta tak mau mengambil rejeki para pramuwisata? Memang dibutuhkan kerjassama lebih tertata, dari berbagai pihak, untuk menjadikan bandara sebagai terminal industri kreatif. n

Antusiasme Masyarakat dan PemkotYang namanya House Of Sam­

poerna (HOS) di kota Surabaya itu, dibuka kembali untuk umum sejak tahun 2003. Sebe-

lumnya bangunan ini masih tergabung dengan pabrik, maka dipergunakan un-tuk kantor. Karena sebelum Indonesia merdeka, gedung HOS yang berfungsi sebagai Sampoerna Theatre itu telah dibuka untuk umum, dengan konsep yang tentunya berbeda dengan saat ini.

Rani Anggraini, Manager Museum HOS menceritakan, “Dilatarbelakangi Surabaya sebagai kota Pahlawan, ma-kanya kami ingin bercerita apa itu kota pahlawan.” Juga mengingat obyek wisata di Surabaya tidak banyak. Kebe-tulan bangunan-bangunan ca gar buda-ya yang memiliki cerita itu banyak ter-dapat di daerah Surabaya utara, seperti bangunan-bangunan yang berhubun-gan de ngan perisitiwa 10 November 1945. Sampai akhirnya HOS meluncur-kan Surabaya Herit­age Track (SHT) pada bulan Juni 2009.

Sebelum SHT berjalan, banyak ba-ngunan di sekitar HOS tidak sebagus seperti yang ter-lihat sekarang. Karena bis merah terang SHT berhenti dan pra-muwisatanya menceritakan mengenai sejarah dari bangunan-bangunan itu, lama-lama para pemilik bangunan- bangunan lama sadar kalau mereka itu sedang diceritakan kepada orang lain se-hingga akhirnya mereka mau berbenah misalnya dengan mengecat rumahnya.

Pemerintah kota Surabaya sangat mendukung dengan cara membuat daf-tar bangunan cagar budaya. Kepedu-lian pemkot Surabaya salah satunya adalah dengan menandakan bangunan- bangunan cagar budaya dengan plat dan sebagainya.

Bangunan cagar budaya juga ada kelas-kelasnya, jadi kita bisa mengeta-hui yang mana yang boleh dipugar dan yang mana yang tidak.

Bangunan-bangunan yang termasuk kelas A memang tidak boleh diapa- apakan. Contohnya bangunan-bangu-nan di sekitar Kali Sosok. Tapi untuk bangunan-bangunan di kelas B dan C, selama fasad bangunannya masih terli-hat, masih boleh dipugar.

Penandaan bangunan-bangunan ca gar bu daya oleh pemkot itu sudah menunjukkan kepedulian dan komit-men pemda. Pemkot selalu menghim-bau dan mengingatkan kepada pemilik bangunan tua tersebut agar mereka me-nyadari bangunan-bangunan itu adalah bangunan bersejarah. Masyarakat pun kemudian men-support. Pemkot sangat antusias dan ingin membantu.

HOS tidak akan menambah jumlah armada bis turnya. Mengapa? Karena HOS ingin mengetuk institusi-institusi lainnya. HOS berharap program- programnya dapat menular ke wilayah-wilayah lainnya yang tidak kalah memi-liki kekayaan heritage.

Tur reguler SHT terbagi dua, yakni short tour dari Selasa–Kamis: berdu-rasi 1,5 jam, dan long tour hari Jumat– Minggu: berdurasi 1,5 – 2 jam.

Selain tur reguler, sejak tahun 2010 HOS menjalankan paket tur dengan tujuh tema selama setahun. Saat Imlek, mengadakan Lunar Trek yang mem-bicarakan mengenai kehidupan etnis Tionghoa di Surabaya. Mulai dari membeli kue kacang dan kue bakpia ‘ Kemenangan’ di Jalan Kembang Jepun atau kya-kya, sejarah kuenya, sampai

Bis Surabaya Heritage Track (SHT).

Page 24: Newsletter Edisi 29

24 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Surabaya

24

ritual persembah an ke Dewa Dapur dan sebagainya.

Setelah itu trekker, sebutan kepada para pengunjung yang mengikuti SHT, dibawa ke Rumah Abu Han dan melihat prosesi ritual di sana, dan diakhiri dengan kunjungan ke klen-teng juga untuk melihat ritual-ritualnya.

Tema tur lainnya adalah temple trek dengan men-datangi pura yang ada di Surabaya. Kemudian tour of the museum pada bulan Mei, holiday season yang diada-kan bulan Juni–Juli, trek ng­abuburit dengan mendatangi mesjid-mesjid selama bulan puasa, dimana para trekker bisa membeli makanan untuk buka puasa, karena turnya dilakukan pada tur terakhir di sore hari yang dimulai pukul 15.00.

Dua tema tur di akhir tahun adalah heroic tour selama bulan November dan year­end tour. Kegiatan yang dilakukan dalam year­end tour misalnya old fabrique tour, mengunjungi pabrik-pabrik tua yang masih eksis hingga saat ini.

Fasillitas di HOS, selain Museum yang di dalamnya bisa disaksikan pekerja sedang melinting rokok di ruangan eks-bioskop Sam­poerna, toko suvenir yang menjual barang-barang produk UKM dari Surabaya dan Jawa Timur, juga ada kafe dan galeri.

Yang bisa berpameran di galeri HOS itu harus unik, punya isi tradisional, dan

harus ada sisi edukasinya. Apapun bentuk yang mau dipamerkan di galeri ini. Seper-ti pa meran oshie oleh seniman asal Jepang, Soho Konishi, yang sedang berlangsung saat penulis berkunjung ke galeri HOS.

Untuk menghasilkan karya yang akan dipa mer-kan, Mr Soho dan HOS be-kerja sama dengan 350 orang ibu-ibu PKK se- Surabaya. Mereka meng ikuti workshop membuat oshie dari seni-mannya langsung. Cara-nya, HOS mengundang 31 orang ibu-ibu dari 31 keca-matan di seluruh Surabaya belajar membuat oshie di galeri HOS.

Seminggu kemudian di-adakan workshop yang mengambil tempat di mal. Jadi 31 orang ibu-ibu yang telah mengikuti workshop menularkan ilmunya kepada 10 orang ibu-ibu lainnya. Jadi ada sekitar 350-an orang di mal membuat oshie.

Pengunjung HOS dan SHT ini memang masih didominasi wisnus. Tahun 2011 total pengunjung 134.850 orang, menin-gkat dari tahun 2010 berjumlah 121.264 orang. Dari jumlah tersebut 90% adalah wisnus, 10%-nya wisman, jadi sekitar 12.500 wisman per tahun.

Namun total 10% pengunjung asing tersebut terdiri dari 115 negara. Pengun-jung dari negara-negara di Afrika sudah datang ke sini. Juga dari negara-negara

Eropa timur khususnya negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Slovenia, Ukraina dan sebagainya.

Semua itu juga termasuk trekker yang mengi-kuti SHT. Tidak ada pakem meng-ikuti tur di HOS dan SHT. Yang paling sering dilakukan adalah orang ingin naik SHT, sambil menunggu mereka jalan-jalan dulu ke museum. Setelah mengikuti SHT, mereka makan dan minum di kafe lalu berkunjung ke galeri.

Pada intinya HOS bekerja sama dengan siapapun. Informasi SHT dibagikan ke-pada biro perjalanan, hotel dan lain-lain. Bisa dibilang HOS dan SHT sudah men-jadi itinerary biro per-jalanan.

Jadual buka HOS dari pukul 09.00–22.00 setiap hari. Bahkan pengunjung bisa me-rasakan night at the museum di sini. Ke-cuali SHT, ini tidak beroperasi pada hari Senin. Jadual operasional SHT ada tiga, yakni pukul 09.00, 13.00 dan 15.00. HOS akan tutup pada saat lebaran saja. Di hari-hari libur pengunjungnya bisa mencapai 800 orang per hari.

Rani Anggaraini mengatakan, “Seka-rang ini rata-rata dialami 11.000-12.000 pengunjung per bulan. Yang membeda-kan pengunjung HOS dengan museum lainnya adalah 90% pengunjung museum kami adalah wisatawan, 10% lainnya ada-lah anak sekolah. Di museum lain 90% pengunjungnya adalah anak-anak seko-lah. Anak sekolah yang kami maksud di sini adalah mahasiswa dan kebanyakan datang dari Malang dan Jateng.“ n

Rani AnggrainiManager Museum

Pemandangan selama mengikuti tur SHT. Mempromosikan tur kota ini tentu menarik wisatawan untuk menikmati tinggal dan berwisata di dalam kota, sebelum melanjutkan ke obyek daya tarik wisata lain.

Hotel Majapahit Gedung Cerutu Jembatan Merah

Page 25: Newsletter Edisi 29

25Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Promosi Luar Negeri

25

Pasadena – Amerika SerikatTahun ini Kemenparekraf mengawali promosi luar negeri-

nya di Amerika Serikat, dengan berpartisipasi pada Tourna­ment of Roses tahun 2012, pada tanggal 2–3 Januari 2012.

ATF ManadoASEAN Tourism

Forum (ATF) di-gelar di Manado, Sulawesi Utara pada 13 –15 Janu-ari 2012. Event ini berskala re-gional di kawasan ASEAN yang ber-sifat internasional, dilaksanakan setiap tahun secara bergiliran menurut alpabet.

Vakantiebeurs di BelandaKali ini Indonesia berpartisipasi pada pameran Vakantie­

beurs di Belanda, dengan menempati area seluas 140 m2. Di area tersebut berbagai kegiatan dilaksanakan termasuk pe-nampilan dari musisi Sasando dan penyanyi, serta coffee corner yang selalu mendapat perhatian pengunjung selama pameran berlangsung Perusahaan yang berpartisipasi ada 20.

Selama lima hari pelaksanaan-nya, 10–15 Januari 2012, setiap peru-sahaan rata-rata mendapatkan 25 appointment pros­pective dengan jumlah peroleh-an rata-rata 337 wisman, dengan total devisa yang dihasilkan sekitar Rp 134 miliar.

LA Travel & Adventure ShowPartisipasi Indonesia pada event ini disambut baik oleh para

travel agent, baik dari Indonesia yang ada di Los Angeles mau-pun travel agent Amerika. Acaranya diadakan di Long Beach Convention Center, California, Amerika Serikat pada 14–15 Januari 2012.

Keikutsertaan Indonesia di LA Travel & Adven­ture tahun 2012 menarik ribuan peserta yang hadir. Keindahan stand Indonesia dalam event ini juga dianugerahi penghargaan Best of Show Booth Design oleh panitia penyeleng-gara. Bahkan, masakan Rendang yang disajikan dalam demo masakan juga dinobatkan sebagai The Most Balanced Food, yaitu makanan yang paling enak dengan komposisi rasa yang lengkap.

Destinasi pariwisata Indonesia di mata masyarakat Amerika Serikat khususnya negara bagian California sangat dikenal, khususnya Bali juga tempat diving, seperti Wakatobi, Raja Ampat dan Bunaken.

Jumlah transaksi di stand Indonesia oleh 3 industri pari-wisata yang berpartisipasi diperkirakan sebesar US$ 1.060.200 atau sekitar Rp 9,1 miliar.

Kembali ke Fitur, Spanyol FITUR (Feria Internaconale de Turisme), yang diselenggara-

kan di IFEMA, Madrid tanggal 18–22 Januari 2012 merupakan salah satu kegiatan pameran pariwisata tahunan terbesar di kawasan Eropa setelah ITB Berlin, WTM London dan Vakan-tiebeurs Utrecht. Pavilion Indonesia menempati stand seluas 63m² pada parti-sipasinya di ke-giatan ini.

Pavilion Indo-nesia diisi oleh 10 industri, terdiri dari tour operator, hotel dan resort. Salah satu peser-ta yang hadir ber-asal dari Spanyol yaitu Viajes Bur­gos yang khusus menjual Bali.

Profil pengun-jung yang hadir memiliki minat terhadap leisure dan special interest product seperti trekking, hiking dan rafting.

Kegiatan ini efektif untuk memperkenalkan ragam produk dan mempromosikan destinasi selain Bali kepada para pe-ngunjung yang merupakan calon wisatawan potensial.

Pengunjung yang hadir di ekspo ini sebagian besar mencari informasi untuk liburan musim panas pada bulan Juli sampai dengan September.

Float Indonesia saat parade.

Aktivitas di Paviliun.

Booth Indonesia

Pavilion Indonesia dengan desain etnik modern kain batik, digital printing, patung wayang dan patung GWK.

Page 26: Newsletter Edisi 29

26 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Promosi Luar Negeri

Ke Brussels Holiday FairDi Eropa kembali Kemenparekraf berpartisipasi di Brussels

Holiday Fair 2012, Brussel, Belgia pada 2–6 Februari 2012, de-ngan membawa 12 exhibitor di bidang pariwisata.

Aktifitas selama pameran antara lain business meeting di 12 meja exhibitor; Counter Visa Service oleh KBRI Brussels; Demo me-lukis cepat; Demo dan workshop membatik; serta Coffee Corner.

Di sana, setiap perusahaan rata-rata mendapatkan 29 prospec­tive agreement dengan jumlah perolehan rata-rata 175 wisman. Sehingga total wisman yang dihasilkan sekitar 25.260 wisman.

Total devisa yang akan dihasilkan diperkirakan Rp 30 miliar dengan rata-rata lama tinggal 14 hari.

Menembus EMITT 2012Untuk wilayah Timur Tengah dan Eropa, ajang ini terbilang

paling besar di bidang pariwisata internasional. Tahun ini ne-gara yang berpartisipasi sebanyak 62 negara dan 4.500 exhibi­tor serta 128.000 pengunjung. Indonesia berpartisipasi pada East Mediterannean International Travel And Tourism (EMITT) ini, yang digelar di Istambul Turki pada 9–12 Februari 2012.

Makin Berhasil di South Asia Travel & Trade Expo 2012

Indonesia meningkatkan keberhasilannya pada partisipasi di South Asia Travel & Trade Expo 2012 (SATTE), Pragati Mai-dan, New Delhi India pada 10–12 Februari 2012.

Jumlah wisman asal India, menurut data dari Badan Pusat Statistik RI yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2011 adalah sebesar 168.122 wisman, dengan rata-rata lama ting-gal selama 8,68 hari dan rata-rata pengeluaran per kunjungan sebesar USD 1,074.89.

Umumnya masyarakat India menyukai produk wisata berupa belanja, situs arkeologi, tamasya, wisata agro dan pan-tai. Dengan jumlah penduduk sebesar lebih dari 1,1 miliar dan pertumbuhan GDP tahunan sebesar 8%, India merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk pariwisata Indonesia di masa depan.

Partisipasi Indonesia pada pameran ini mencatat hasil kon-trak yang berpotensi transaksi berkisar Rp 38,5 miliar.

Ke Istanbul dan AnkaraKegiatannya dilaksanakan pada 13–15 Februari 2012. Sales

Mission dimulai di Hotel Ramada Plaza, Istambul. Aktivitas-nya berupa video presentation pariwisata Indonesia dan opening speech, sedangkan product presentation masing-masing industri di bawakan oleh Qatar Airways, MG Holiday dan Jet Golf Inter­national selaku peserta. Sesi Business to Business (B to B) juga dilaksanakan. Kemudian sales mission dilanjutkan di Hotel Hilton, Ankara.

Sambutan delegasi.

Business meeting di booth Indonesia.

Booth Indonesia

Menjajaki Travel Tour Expo (TTE) Kemenparekraf untuk pertama kalinya berpartisipasi pada

event ini, dengan memfasilitasi 4 industri dari Jakarta, Bali dan Surabaya, PT Pacto LTD, PT Dwidaya Worldwide Tour & Travel, PT Indo Journey Jakarta, Aneka Kartika Tours. Kemenparekraf menempati lahan seluas 24 m2 dengan 4 booth.

Dari serangkaian kegiatan di Travel Tour Expo (TTE), yang digelar 14–15 Februari 2012 di SMX Convention Center, Mall of Asia, Manila Philipina, salah satu yang menarik adalah penye-lenggaraan Awarding of Trophies to the Special Awards Categories, dengan beberapa kategori antara lain; Best Decorated Booth, Best in Marketing Effort, Most Popular Booth, Best Performance, Most Popular Performance yang dimenangkan oleh beberapa National Tourism Organization.

Dalam keikutsertaan Indonesia yang diwakili oleh 4 sellers, telah terjadi transaksi langsung sebanyak 219 pax dengan nilai transaksi sekitar Rp 582 juta. Kesempatan ini tentu tidak di-lewatkan oleh para peserta untuk mencari networking dengan travel agent Filipina, selain dengan pengunjung yang berjum-lah sekitar 30.000 orang.

Page 27: Newsletter Edisi 29

27Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Dari hasil Table Top Meeting di kedua kota tersebut terjadi prospective appointment sebanyak 18 dengan perkiraan jumlah hasil 1.200 pax. Diperkirakan total devisa yang akan masuk sekitar Rp 9 miliar.

Perth Holiday & Travel Expo Untuk Consumer

Pameran Perth Holiday & Travel Expo 2012 di Burwood En-tertainment Complex, Perth, Australia berjalan sangat meriah dan ramai pengunjung karena pameran ini bersifat Consumer.

Dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 18–19 Februari 2012 dengan tiket masuk US$ 10 per orang. Para pengunjung stand Indonesia pada umumnya sudah mengetahui Indonesia dan keindahan alamnya.

Yang dominan mereka mengenal Bali. Tidak heran pengun-jung banyak yang pernah bahkan beberapa kali mengunjungi Indonesia, selain ada juga yang belum tahu sama sekali, dan merencanakan tahun mendatang berkunjung.

Para pengunjung pameran diberikan goody bag yang berisi bahan informasi pariwisata Indonesia dan souvenir. Selama dua hari pameran sekitar 26 ribu pengunjung memasuki pa-meran ini. Maka promosi ini efektif untuk target peminat wisata langsung.

Serbia, IFT 2012International Fair of Tourism (IFT) merupakan bursa pari-

wisata terbesar di Serbia dan Eropa Tengah, dan telah dilak-sanakan lebih dari 30 tahun.

Menempati lahan seluas 15.030 m2, event ini diikuti oleh 1000 peserta dari 46 negara, dengan dikunjungi sekitar 60.000 orang.

Kemenparekraf berpartisipasi untuk kedua kali tahun ini, sementara keikutsertaan melalui KBRI telah lebih dari sepu-luh kali.

Seluas 60m2, booth Indonesia diwakili oleh Panorama Tours, Marintur, dan PT Candi Wisata Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, yang setiap harinya dikunjungi sekitar 300 orang baik dari kalangan professional ataupun masyarakat umum.

Tercatat PT Panorama Tours mendapatkan kontrak senilai Euro 2 juta pada pameran yang memperkenalkan budaya, destinasi wisata Indonesia yang unik, berbeda dengan kebu-dayaan Asia lainnya ini.

Promosi Luar Negeri

Kini Oneworld Travel Mart (OTM) Lebih Bergema

Oneworld Travel Mart (OTM) adalah bursa pameran pari-

wisata tahunan terbesar di India bersifat B to B dan B to C show dengan fokus pemasaran outbound. Setiap tahunnya, OTM di-adakan di dua kota terbesar penyumbang turis outbound India, Mumbai dan New Delhi.

Mulai tahun 2012, OTM yang sebelumnya adalah singkatan dari Outbound Travel Mart berubah nama menjadi Oneworld Travel Mart. Tahun ini dilaksanakan di Bombay Exhibition Centre, Goregaon (East), Mumbai, India, pada 17–19 Februari 2012. Indonesia berpartisipasi pada ajang ini dan sukses.

Borsa Internazionale del Turismo (BIT)Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 40 m2 di pa-

meran Borsa Internazionale Del Turismo (BIT), Milan, Italia tanggal 16–19 Februari 2012.

Mayoritas peserta menyatakan bahwa tujuan utama mereka berpartisipasi di BIT Milan adalah untuk menjaring kerja sama baru serta meningkatkan kerja sama yang telah ada. Mereka juga berpendapat bahwa keikutsertaan pada BIT Milan sangatlah penting.

Setiap perusahaan rata­rata mendapatkan 36 appointment prospective dengan jumlah perolehan rata-rata 150 wisman. Yang turut serta pada BIT 2012 ada 7 perusahaan, jadi sekitar akan datang sekitar 5.400 wisma, dengan perkiraan total de-visa yang akan dihasilkan ekivalen Rp 52 miliar.

Ke Taicung dan TaipeiSales mission ke Taichung, dilaksanakan pada 22 Februari

2012 dan dalam pertemua di The One Hotel, di kota itu, hadir travel agent dan tour operator Taiwan, Garuda Indonesia Taiwan, Kepala KDEI (Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia) Taichung dan Taipei. Pada kesempatan itu delegasi Indonesia menyajikan ‘Indonesia Tourism Up Date’. Dilanjutkan dengan acara tanya jawab dan business meeting/table top. Dari industri Taiwan ikut serta 60 buyers.

Di Taipei, berlangsung pada 23 Februari 2012 di Hotel Re­agent, dihadiri oleh Kepala Perwakilan KDEI – Taipei, lima dari industri pariwisata Indonesia.

Booth Indonesia

Bagian Informasi stand Indonesia.

Page 28: Newsletter Edisi 29

28 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Promosi Luar Negeri

Hasil di NATAS Tahun ini, NATAS Travel Fair di Singapore berlangsung mulai 22 hingga 26 Februari. Di atas lahan seluas lebih dari 20.000 m2 untuk 800 booth de-ngan 200 exhibitor dari 17 ne-gara termasuk dari 14 National Tourism Organisation: Austra-lia, Brazil, Egyptian, Hong-

kong, India, Italia, Jepang, Korea, Macau, Malaysia, Sabah Tourism Board, Selandia Baru, Thailand.

Indonesia mengambil lahan 144 m2 untuk diisi oleh 16 booth dengan 50 sellers. Kegiatan yang dilakukan selama pameran antara lain pen-jualan paket-paket wisata Jakarta, Bali, Yogjakarta, Surabaya, Batam/Bintan, Bandung, Manado, Makassar, Medan, Lombok dan Semarang, serta pelayanan informasi kepada para pengunjung yang jumlahnya sekitar 30.000 orang selama pameran berlangsung.

Diperkirakan telah terjadi transaksi dengan taksiran volume jum-lah konsumen sebanyak 5.716 pax dengan total nilai kontrak potensial itu sekitar Rp 12,5 miliar. Melalui pameran ini diketahui Batam/Bintan masih merupakan destinasi yang pa ling diminati kemudian disusul Bali, Bandung, Yogyakarta dan Jakarta.

Festival Indonesia di ASAcara Indonesia Night bertema An Evening in Indonesia pada 1 Maret

2012, dihadiri oleh sekitar 150 tamu undangan yang sebagian besar ada-lah anggota Komite International University Club (UC) di Washington DC, Amerika Serikat. The University Club merupakan salah satu klub tertua di Washington DC didirikan tahun 1904 yang anggotanya terdiri dari: kalang an lobbyist, pebisnis, anggota kongres, pegawai pemerintah

maupun swasta, pengusa-ha dan diplomat asing.

Acara dibuka dengan cocktail reception, makan malam dan hiburan. Hi-buran ditampilkan pada akhir acara, berupa inter-aktif angklung, rampak gendang serta tarian. Ke-menparekraf mendukung kegiatan ini dengan me-ngirimkan tim kesenian.

Dubes RI untuk Ame-rika Serikat, Dino Patti

Djalal pada kesempatan itu mengundang hadir in untuk berkunjung ke Indonesia dan menikmati keragaman wisata alam dan budaya Indonesia. Sedangkan Ketua Komite Internasional UC, Mr Dick Willet menyampaikan bahwa acara ini merupakan momentum bagi anggota UC untuk mengenal Indonesia lebih dekat.

Termasuk dalam bagian ‘Festival Indonesia di Amerika Serikat 2012’ adalah Indonesia Cultural Performance pada Pameran Pariwisata The New York Times Travel Show (NYTTS) yang berlangsung pada tanggal 2–4 Maret 2012 di Jacob Javits Center, New York.

Tim kesenian dari Kemenparekraf tampil pada 3 Maret 2012 di Asia Stage, dengan tarian dari Jawa Barat Bajidor Kahot dan Lenggang Nyai, serta Musik Angklung.

KJRI New York menyewa satu booth pada pameran ini, bersama enam industri pariwisata. Kemenparekraf mengirimkan bahan pro-mosi seperti leaflet, booklet, tourism map, VCD dan suvenir juga dua set angklung kepada KJRI New York.

Dan di CSM MiamiCruise Shipping Miami (CSM) 2012 merupakan Pameran Internasional

Industri Kapal Pesiar dan Destinasi Wisata Bahari terbesar di dunia yang berlangsung di Miami Beach Convention Center, Miami, Florida, USA pada tanggal 12–15 Maret 2012. Pameran ini diikuti oleh 900 exhibi­tor dari 123 negara, menempati areal seluas 38.000 sqm. Pavilion Indonesia berbentuk island dengan lahan seluas 54 sqm/600 sqft untuk 6 booth.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Indonesia pada Pameran ini terdiri dari: Pameran/Exhibition, Travex/Travel Exchange, Awareness Campaign, Indonesia Gathering, Cruise Shipping Miami Conference, Indonesia Cultural Performance dan Sales Mission Cruise Operator.

Menteri Parekraf, Marie Elka Pangestu dengan delegasi Kemen-parekraf, menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam pengembangan Indonesia sebagai destinasi kapal pesiar. Pada kesempatan tersebut Menparekraf melakukan pertemuan dan diskusi dengan beberapa operator Cruise terkenal seperti dari Seabourn Cruise and Holland American Line, Orion Expedition Cruise, Royal Carribean Internasiona (RCl), Carnival Cruise, dan MSC Cruise Lines.

Pada tahun 2012 ini jumlah call kapal cruise ke Indonesia diperkira-kan akan menjadi 199 calls (dengan total penum pang 118.823 orang) atau mengalami peningkatan sebesar 13% dibandingkan tahun 2011 sebanyak 176 calls (penumpang 112.882 orang).

Keberhasilan di ITB 2012 ItuInternationale Tourismus B’rse (ITB) Berlin 2012, tahun ini digelar pada

7–11 Maret 2012, merupakan travel expo terbesar di dunia diikuti oleh 10.644 exhibitor dari 187 negara di dunia de ngan area seluas 160.000 m2 dan jumlah 172.132 pengunjung.

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi Awareness campaign di website http://www.itb­berlin.de dan TTG Show Daily; Travel expo, business meeting, pelayanan informasi, distribusi bahan pro-mosi, cutural performance, demo membatik, dan coffee corner, Press conference, industrial gathering, dan media interview.

Exhibitor yang bergabung di Paviliun Indonesia sebanyak 62 peru-sahaan dan 9 Pemerintah Daerah. Sama seperti tahun 2011, Indone-sia mendapatkan penghargaan Go Asia Award 2012, yaitu Cerftificate of Achievement sebagai Ranking ke-3 Most Popular Destination in Asia yang dipilih berdasarkan voting para pengguna dan pengunjung The Asia–Travel–Community GoAsia.de.

Berdasarkan perhitungan ekspektasi devisa yang dihasilkan dari keikutsertaan Indonesia di ITB Berlin 2012, sekitar Rp 2,14 triliun, me-ningkat dari tahun lalu, yaitu Rp 1,7 triliun.

Table Top

Interaktif angklung.

Suasana pengunjung di booth Indonesia.

Menteri Parekraf di booth Indonesia.

Page 29: Newsletter Edisi 29

29Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Wisata Eko

Tur Mengamati BurungDan Kekayaan Kita Luar Biasa!

Nama areal Gunung Salak tiba-tiba terdengar kencang di ber-bagai media ketika sebuah pe-sawat buatan Rusia menerpa

tebing lerengnya. Duka dan doa dipanjat-kan bagi korban. Semua reporter televisi, mewakili hati para pemirsa menyatakan: semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah, semoga korban diterima di sisi Allah. Tim SAR bekerja keras, menanggu-langi sulitnya medan gunung Salak, dan ketika tulisan ini diselesaikan, perlahan bukti kerja keras itu mulai menampak.

Gunung Salak, diam-diam juga menyim-pan harta karun fauna Indonesia yakni Elang Jawa atau dalam nama ilmiahnya nisaetus bartelsi. Jambulnya yang khas men-jadikan satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia dan lambang dasar negara Pancasila yang kela-hirannya diperingati tiap tanggal 1 Juni. Se-jak 1992, Elang Jawa ditetapkan pemerintah sebagai maskot satwa langka Indonesia.

“Dulu, waktu saya masih kecil, sekitar awal tahun 1980-an, masih ada Elang Jawa yang terbang di sekitar desa kami dekat Bubulak, Bogor,” kata Amjah Hasan, seorang pengusaha di Bogor. Menurut Amjah, Elang Jawa yang berwarna ke-coklatan dan Elang Bondol yang berleher putih suka memangsa ayam yang dipeli-hara penduduk kampung.

“Akibatnya ada saja yang berusaha men jerat atau menembak,” katanya. Tapi kematian burung-burung liar juga tak lepas dari penggunaan pestisida yang be-gitu marak di wilayah pertanian.

Tak heran bila kini Elang Jawa mulai punah, bahkan masuk dalam daftar hewan yang diindungi. Itulah sebabnya, beberapa komunitas masyarakat di seputar Gunung Salak saat ini mulai sadar dan ikut terlibat

dalam pelestarian Elang Jawa. Salah satu yang ikut berjasa dalam menggalang ke-sadaran komunitas ini adalah Yayasan Telapak yang berpusat di Bogor.

Indonesia, dengan ribuan pulau, yang masing-masing menyimpan kekayaan keberagaman biologis, adalah salah satu surga dunia burung. Catatan dari sebuah situs penyelenggara birdwatching tour (pariwisata mengamati burung) menya-takan ada sekitar 1.500 spesies burung di Indonesia. Itu artinya, 17% dari jumlah spesies burung di dunia ada di Indonesia. Dari jumlah itu, 381 spesies tidak dijum-pai di tempat mana pun di dunia, atau endemic spesies.

Saat ini ada banyak tempat di Indone-sia yang mulai dipopulerkan karena daya tariknya sebagai situs pengamatan bu-rung. Lembaga seperti Burung Nusantara, yang menyelenggarakan berbagai kegiatan

perlindungan burung dengan berupaya meningkatkan perhatian masyarakat pada kehidupan burung liar, mencantumkan sekitar 68 situs pengamatan burung di seluruh Indonesia. Papua mencatat rekor tersendiri, karena di pulau itu terdaftar hanya 6 situs pengamatan burung, namun jumlah spesies yang bisa diamati men-capai 682 jenis. Database Internasional bahkan menyebutkan di seluruh wilayah Papua Indonesia tercatat 691 spesies bu-rung, dengan 16 jenis spesies endemik. Dari total jenis burung yang ada, 22 jenis terancam punah.

Sementara Sumatra menyimpan enam situs yang mengekpos 619 jenis burung; ada sekitar 28 jenis burung yang khas Sumatra dan tak ditemukan di daerah lain. Tempat paling terkenal di kalang-an pecinta burung adalah Taman Nasio-nal Way Kambas dan Taman Nasional

Page 30: Newsletter Edisi 29

30 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

WisATA BAhAriWisata Eko

Kerinci– Seblat serta TN Bukit Barisan Selatan. Dengan mengunjungi dua dari tiga tempat populer itu, pengunjung su-dah bisa menyaksikan hampir semua jenis burung di Sumatra.

Jawa dan Bali, tentu saja punya lebih banyak tempat pengamatan karena infra-strukturnya yang lebih baik, ada 23 situs pengamatan burung di seluruh Jawa dan Bali, dengan 504 spesies yang dapat di-saksikan. Salah satu yang paling ternama adalah Jalak Bali (Bali Starling) yang habi-tat aslinya di TN Bali Barat.

Daftar lengkap dari berbagai situs di Indonesia, beserta petanya dapat dilihat di www.burung­nusantara.org. Bila ingin mengetahui data base internasional bu-rung-burung setiap daerah di Indonesia, lengkap dengan gambar burung, anda da-pat mengunjungi http://avibase.bsc­eoc.org .

* * *Situs pengamatan burung tidak selalu

terletak di wilayah terasing jauh dari kera-maian. Daerah seperti Jakarta, misalnya, memiliki tempat pengamatan burung, misalnya di sekitar Senayan. Menurut para penggemar burung, paling tidak bisa disaksikan 20 jenis burung di tempat ini.

“Setiap saat ada saja wisatawan yang da-tang berkunjung, mengamati berbagai bu-rung di desa kami,” kata Bernardus Barat Daya, seorang anggota DPRD Manggarai Barat yang berasal dari wilayah Mbeliling. Desanya dikenal karena air terjun kebang-gaan desa ditampilkan sebagai ‘maskot’ dalam sebuah iklan produk obat kuat satu pabrik jamu di Jawa Tengah.

Hutan dan kebun kopi, pemukiman tradisional dan lading, bukit dan lembah sekitar desa itu mengagumkan karena keindahan panoramanya.

Selain itu, ada satu lagi daya tarik daerah ini yang membuatnya terkenal di kalangan para pecinta burung: hutan yang mengeli-lingi desa ini menjadi tempat kediaman dari beberapa jenis burung yang khas. Sebut saja Kehicap Flores (Monarca sacerdo­tum), Serindit Flores atau burung cabai.

Baru-baru ini Barat Daya menggalang swadaya warga dalam membangun se-jumlah akomodasi pondok bambu, untuk melayani para wisatawan petualang alam dan pengamat burung yang kerap kema-laman karena asik berkelana, memasang telinga dan mata di hutan.

“Warga juga semakin tahu tempat- tempat mana yang bisa melihat jenis burung tertentu,” katanya. Barat Daya memiliki ambisi untuk mengembangkan desanya menjadi desa wisata hutan dengan menggalang partisipasi masyarakatnya.

“Ini baru mimpi, tapi impian kami su-dah dimulai, dan turis pun sudah mulai berdatangan,” katanya.

Partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam soal perlindungan burung memang hal yang sangat krusial, terutama karena senapan angin untuk menembak burung bisa didapatkan dengan mudah, dan me-nembak burung dianggap kegemaran ringan, sementara pengetahuan tentang jenis burung mana yang hampir punah atau dilindungi, tidak menjadi bagian dari pengetahuan umum publik kita.

Anak Agung Ariawan, atau Odeck, pemilik restoran dan tokoh masyarakat di Ubud, Bali, pernah menceritakan bahwa butuh waktu untuk membangun kesadar-an agar masyarakat menjaga kelestarian burung-burung di desa. Peraturan peme-rintah, himbauan desa dan adat dikeluar-kan untuk perlindungan hewan-hewan indah ini. Berbagai poster pun dipajang di tempat-tempat strategis.

Namun itu belum semua, kampanye juga dilakukan kepada para wisatawan. Beberapa kali terjadi di Ubud, sebuah kendaraan wisata tiba-tiba berhenti di tepi jalan, ketika melihat seorang remaja membawa senapan angin untuk menem-bak burung.

Satu atau dua turis keluar dari kenda-raan, menyapa dan menasehati sang pem-bawa senapan supaya tidak menembak burung. Bisa saja terjadi bahwa satu pem-buru dinasehati oleh beberapa kendaraan wisata.

“Kadang-kadang bantuan dari para turis juga berguna,” kata Odeck terse-nyum. Hasilnya memang bisa dirasakan di taman-taman hotel di Ubud. Pagi hari adalah saat yang ramai dengan nyanyian burung, dan bunga-bunga taman bukan hanya menyaksikan kumbang dan kupu-kupu, tetapi juga menjadi tempat burung madu (kolibri) mencari madu. Pemanda-ngan yang sangat mengasyikkan, apalagi bila ditemani kopi hangat.

Pariwisata memang menjadi salah satu andalan untuk memelihara alam, karena pariwisata memberikan kontribusi pada ekonomi justru dengan melakukan konservasi alam. Ini telah berhasil dilaku-kan di berbagai sudut dunia, di taman Na-sional atau taman swasta, di Afrika atau Asia.

Semoga hal ini bukan hanya jadi mitos di Indonesia: kita berharap dunia pari-wisata manjur pula membangun kesa-daran untuk memelihara dan menjaga ke-lestarian burung-burung di Indonesia. n

Data Tempat Pengamatan Burung di Beberapa Tempat di Indonesia :

Sumatra 6 619 Kalimantan 8 567 Java & Bali 23 504 Sulawesi 9 386 Lesser Sundas 6 383 Maluku 10 432 Papua 6 682

DaerahJumlah Tempat

Pengamatan

JumlahJenis

Burung

Sumber : Burung Nusantara

Salah satu wisman asal Belanda yang datang ke Taman Nasional Gunung Halimun, Salak, untuk melihat beberapa spesies burung endemik di pulau Jawa yang ada di Halimun.

Page 31: Newsletter Edisi 29

31Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pengembangan Pasar

Jurnalis Jerman Didatangkan Awal Tahun

Dari PIM Magaziin–Verlag Gmbh, media yang mengangkat holiday dan lifestyle, berkantor di Munich, Jerman, datang ke Ja-karta pada 2 Januari 2012 untuk menjalani Famtrip selama ham-pir dua minggu di Indonesia atas undangan Kemenparekraf. Mereka adalah Richard Josef Kerler dan Christ Maria Kerler.

Perjalanan awal setelah beristirahat di Mandarin Oriental Hotel Jakarta, adalah mengunjungi Monas, Museum Gajah, Kota Tua, Museum Fatahilah dan Museum Bank Indonesia. Keesokan harinya mereka menuju Bandung singgah di Kebun Raya Bogor. Di sini mereka mengamati koleksi tumbuhan dari sekitar 15.000 jenis koleksi pohon. Perjalanan dilanjutkan ke Bandung, mereka menikmati wisata belanja Factory Outlet yang bertebaran di kota ini, dan bermalam di Savoy Homann Hotel.

Selanjutnya dengan kereta api mereka menuju Wonosobo, di sana menapaki Dataran Tinggi Dieng. Perjalanan berlanjut ke Candi Borobudur, Keraton Yogyakarta, dan Candi Prambanan.

Hari ke-8 program terbang ke Bali, di sana mereka menik-mati halfday tour ke Ubud, lalu bersiap di Padang Bay untuk dengan ferry menyeberang ke Pulau Gili Trawangan. Hari ter-akhir, 14 Januari 2012 dari Lombok perjalanan berlanjut ke Jakarta untuk terbang kembali ke Frankfrut.

Untuk Wisman Jepang, JATA DatangDua orang dari tour operator Jepang mewakili JATA (Japan

Association of Travel Agent) didatangkan dan berada di Jakarta pada 11–13 Januari 2012. Mereka lalu berkunjung ke Manado bersamaan diadakannya ASEAN Tourism Forum (ATF).

ATF merupakan even regional di kawasan ASEAN yang ber-sifat internasional, dilaksanakan setiap tahun secara bergiliran tempat menurut alphabet nama Negara anggota ASEAN.

Tahun ini acaranya digelar di Manado, Sulawesi Utara tang-gal 13–15 Januari 2012. Sebanyak 1.779 delegasi dari berbagai negara meliputi ; 443 buyers dari 51 negara (336 buyers dan 103 delegasi dagang), 174 media dari 37 negara (internasional & na-sional), 896 sellers dari 10 negara ASEAN dan 270 delegasi VIP/NTO dari 15 negara hadir.

Peserta famtrip adalah Tatsuri Nakamura, Senior Executive of the Board of JATA dan Akihiko Hosaka, Manager out bound Travel of JATA.

Perjalanan mereka berawal dari bandara Narita-Tokyo, Jepang ke Jakarta, lalu menuju Manado. Sesampai di Manado mereka langsung ke Grand Kawanua Convention Center, tempat ATF berlangsung. Malamnya mengikuti Dinner Reception of ATF 2012.

Keesokan harinya mereka mengikuti ATF Tourism Conference. Mereka juga menyempatkan melakukan short presentation, berkenaan Japanese Travel Industry Before and After Tsunami, tragedi 3 November 2011. Setelah itu meninggalkan Manado menuju Jakarta untuk kembali keesokan harinya ke Narita.

Jurnalis dari Irish Michael Flood dari Irish Travel

Trade News, mengunjungi Jakarta pada tanggal 16–19 Januari 2012. Sebelumnya Michael pernah da-tang ke Bali. Kali ini hanya ke Jakarta untuk tujuan mengetahui lebih banyak mengenai Jakarta, ibu kota negara. Kunjungannya selama tiga hari ini didukung oleh Kemenparekraf.

Selama di kota paling sibuk di Indonesia ini, dia mengunjungi Taman Impian Jaya Ancol, Monas, Kota Tua, Taman Mini Indonesia Indah. Dia juga sempat melaku-kan site inspection ke Mulia Ho-tel, dan Jakarta Convenvention Center. Sebelum meng akhiri perjalanannya di Jakarta, Michael diajak ke Grand Indonesia dan Pasaraya untuk berbelanja. Pada tanggal 19 Ja nuari perjalanan famtrip usai, dan dia kembali ke Dublin, Irish.

Kesannya positif setelah melewati perjalanan famtrip seperti ditulisnya: ”I was impressed by the standard of accommodation and service level.” Hal tersebut dikemukakan setelah melakukan inspection di Hotel Mulia, selain pengalaman di hotel tempat-nya bermalam di Putri Duyung Hotel, dan Borobudur Hotel selama di Jakarta.

Pendapatnya sebelum melalui perjalanan famtrip adalah, ”Having only visited Bali, I had a very open mind about the rest of Indonesia.”

Namun terakhir kesannya setelah berkunjung adalah, “After these three days in Jakarta, I feel that there is a lot of tourism potential between here and other areas of the country. The traffic problem needs to be addressed urgently.”

Jurnalis Spanyol Meliput Bali dan LombokFamtrip untuk media Spa nyiol ini merupakan post tour dari penyeleng­garaan Asean Travel Fair (ATF) di Manado. Tempat yang dikun-jungi ter kait de ngan atraksi wisata yang ada di Bali dan Lombok.

Alvaro Leiva ada-lah nama jurnalisnya. Perja lannnya ke pulau eksotik itu dilakukan tanggal 2–9 Februari 2012.

Di Bali setelah free program satu hari, ke-

Page 32: Newsletter Edisi 29

32 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Pengembangan Pasar

esokan harinya dia langsung terbang ke Lombok. Di Lombok, Sade Traditional House menjadi target kunjungannya, lalu ke Sukarara. Tour yang diikuti antara lain mengunjungi Malim-bu, Sendang Gili dan Tiu Kelep Waterfalls. Juga mengunjungi Senaru Traditional Village dan Pusuk Monkey Forest. Di Gili Trawangan, Alvaro juga berkesempatan mengikuti water sport.

Perjalanan dilanjutkan kembali ke Bali. Di Bali, obyek wisa-ta yang dikunjungi adalah Danau Beratan (Bedugul), Tanah Lot, Celuk, Goa Gajah, dan Danau Kintamani. Dia puas sekali akan pelaksanaan famtrip yang berjalan lancar dan pengaturan yang baik. Pendapatnya setelah beberapa kunjungan di Bali dan Lombok adalah, ”It is incredable country, with so many things to discover and the people is very nice.”

Famtrip dari Malaysia ke SemarangSebanyak tujuh orang dari media Malaysia dan dua orang

dari AirAsia diundang di Semarang pada tanggal 29 Maret hingga 1 April 2012 untuk melaksanakan famtrip yang didu-kung Kemenparekraf.

Mereka adalah Raja Noraina Binti Raja Ab Rahim dari Harian Metro, Muhammad Reduan Bin Kassim dari Glam Lelaki, Siti Nur Atiqah Binti Abu Hasan dari Lisa Magazine dan Anparasan Al Murugiah dari media Makal Osai, lainnya ber-asal dari AirAsia Indonesia dan Malaysia.

Hari pertama sesampainya di bandara internasional Ahmad Yani Semarang, mereka disambut dengan kalungan bunga oleh perwakilan Dinas Pariwisata Kota Semarang. Hari berikutnya barulah mengunjungi obyek wisata andalan Semarang yakni Lawang Sewu, lalu menuju Kendal. Di kota prdusen bandeng cabut duri ini, mereka disambut perwakilan Bupati Kendal ser-ta masyarakat setempat. Kegiatan selama di Kendal antara lain melihat proses membatik, mengolah makanan khas Kendal, dan melepas ikan bandeng di Sungai. Dari Kendal perjalanan dilanjutkan ke Pekalongan.

Di Pekalongan, obyek yang dikunjungi adalah Museum Batik, International Batik Centre (IBC), setelah itu perjalanan berlanjut ke Semarang. Di kota ini mereka mengunjungi Mu-seum Jamu Nyonya Meneer dan berkeliling kebun Nyonya Meener untuk mengetahui tumbuhan asal dari obat herbal yang dihasilkan perusahaan ini.

Liputan mereka berlanjut lagi ke Gedong Songo untuk meli-hat beberapa candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Lalu tidak luput dalam agenda perjalanan mereka adalah mengun-jungi Museum Kereta Api Ambawara, dan ke Taman Budaya Raden Saleh.

Keesokan harinya di Semarang peserta mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah dan Klenteng Sam Po Kong, klenteng ter-tua yang ada di Semarang.

Setelah perjalanan usai mereka menuliskan kesan-kesannya, sebagai berikut, ”I really enjoy the trip, Semarang is nice place to visit again, again...” Menurut Anparasan Al Murugiah dari me-dia Makal Osai. Sedangkan menurut Muhammad Reduan Bin Kassim dari Glam Lelaki, “Definitely going to recommended Sema­rang to my friends in Malaysia.”

Menurut Raja Noraina Binti Raja Ab Rahim dari Harian Metro, “This is my new experience. It is suitable for muslim visitor. This place is nice and must promote more for setting more visitor come here. Good luck.”

Begitulah publikasi dari media Malaysia yang berkunjung ke Semarang ini diharapkan dapat efektif menjual Semarang. Apalagi Semarang menjadi bagian pendukung penting ‘Visit Jateng 2013’ yang saat ini sedang disiapkan.

Kesukaan Eropa?Fam Trip dari Eropa ini diikuti delapan orang peserta yaitu:

Ms Katrijn Boschman, tour operator Master Tour, Belgia; Ms Steffi Dieljens, tour operator JetAir; Mr Domenico Gambardella, Director dari TV Rai Italia; Mr Marco Malvestio, pemilik/Author dari TV RAI Italia; Mr Massimo Esposito, editor dan publisher dari Roma Wliere Magazine (RWM); Stefania Aloia, jurnalis dari La Republika, Italia; Mr Hugo Stamm, editor dari Tages­Anzeiger, Swiss; Ms Daniela Marchello, sales agent dari TUI Flex Travel (Trading Brand), Swiss. Kunjungan mereka dilaksanakan pada tanggal 1–8 April 2012 dan sepenuhnya meng-eksplore Bali.

Saat berkunjung ke Pulau Menjangan untuk snorkeling, para peserta terlihat puas menyaksikan keadaan bawah laut yang indah sehingga kepuasan dalam kegiatan wisata dapat dirasa maksimal.

Adalah menarik dan perlu diperhatikan, berdasarkan hasil pembicaraan dan pengamatan perilaku sehari-hari selama se-minggu, dapat dicatat kesukaan ‘warga Eropa’ yang seperti ini: Bahwa, mereka menyukai atraksi-atraksi wisata yang unik yang tidak dimiliki oleh negaranya dan negara lainnya seperti tradisi-tradisi yang dilakukan pada waktu tertentu (khususnya tradisi/upacara yang berkaitan dengan budaya masyarakat).4Kurang menyukai hal-hal yang bersifat hiburan seperti water

sport yang ada di Tanjung Benoa karena bagi mereka ber-wisata adalah selain untuk hiburan, wisata juga untuk be-lajar, mengetahui budaya orang lain dan juga menciptakan suatu hal yang baru bagi diri mereka masing-masing.4Kurang menyukai berbelanja.4Hampir semua peserta menyukai makanan Indonesia dan

makanan yang disajikan selama kegiatan Fam Trip.4Semua peserta tidak menyukai air putih sehingga selalu mi-

num dengan soda, bir dan juga softdrink. n

Page 33: Newsletter Edisi 29

33Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Events

Pemasaran yang akan berhasil itu pada dasarnya memiliki sikap pro-aktif dan konsisten. Sikap itu telah berkembang pada ber-

bagai daerah, sementara Kemenparekraf terus menghidupkan dan menjalarkannya. Penye lenggaraan TDS merupakan salah satu. Dan berbagai provinsi serta kabupaten kota telah mengikuti jejak langkah serupa.

Wamenparekraf Sapta Nirwandar ber-sama Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno, meresmikan peluncuran perhelatan Tour de Singkarak 2012 (TDS) di Balairung Soesilo Soedirman, Gedung Sap-ta Pesona, Jakarta, Senin (14/5).

Peluncuran itu menandai siap digelarnya perhelatan akbar lomba balap sepeda inter-nasional TDS 2012 di Sumatera Barat (Sum-bar) pada 4–10 Juni 2012 mendatang. Per-helatan bertema sport tourism yang telah menjadi agenda tahunan Union Cycliste Internationale (UCI) ini akan diikuti oleh 18 tim internasional dan 7 tim nasional. Dan mereka akan memperebutkan hadiah be-rupa uang sebesar total Rp 1 miliar.

Tour de Singkarak (TDS) 2012 akan me-lombakan 7 etape yang berjarak total 854 km melewati 14 kabupaten/kota di Suma tera Barat. Ketujuh etape tersebut adalah: Etape I Sawahlunto–Sawahlunto; Etape II Muara Sijunjung–Lembah Harau; Etape III Paya-kumbuh-Istana Basa Pagaruyung; Etape IV Sicincin Anai Golf–Bukittinggi; Etape V Padang Panjang–Singkarak; Etape VI Paria-

man–Painan; Etape VII Padang Circuit Race.Sebanyak 14 kabupaten/kota terlibat

da lam perhelatan ini, yakni Kota Padang, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten 50 Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Tanah Datar, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman dan Ka-bupaten Pesisir Selatan.

Kemenparekraf tahun ini kembali me-ngundang Amaury Sport Organization (ASO), penyelenggara Tour de France, untuk hadir dan memberikan masukan terhadap

penyelenggaraan TDS 2012.“Pada tahap persiapan, ASO bersama

Kemenparekraf, PB ISSI, dan Pemprov/Pemkot/Pemkab Sumbar terlibat akif da-lam pembuatan rancangan rute etape TDS 2012”, kata Sapta Nirwandar.

TDS 2012 akan diikuti oleh 250 pebalap sepeda dari 17 negara meliputi: Jepang, Iran, Singapura, Australia, Uzbekistan, Ukraina, Kirgiztan, Rusia, Taipei, Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Brunei, Selandia Baru, Perancis, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Mereka akan masuk ke dalam delapan be-las tim internasional antara lain: Aisan Ra­cing Team, Azad University Cross Team, OCBC Singapore Continental Cycling Team, Genesis Wealth Advisers Pro Cycling Team, Uzbekistan Suren Team, Eddy Hollands Bicycle Services, Tabriz Petrochemical Team, Action Cycling Team, Australian National Team, Trengganu Pro, Japan Cycling Federation, Pre Black Racing Team, Budget Forklifts dan dua tim lain yang masih dalam konfirmasi. Indonesia sendiri akan menurunkan 7 tim nasional yang ter-diri dari Polygon Sweet Nice, Araya, Putra Perjuangan, Warung Sego Penyetan, Custom Cycling Club, Binong Baru Club Pessel, dan Sumatera Barat.

Penyelenggaraan TDS 2012 mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sumbar dan 14 kabupaten/kota yang men-jadi lokasi penyelenggaraan acara. n

Bupati Jailolo (kedua kiri) dari Halmahera Barat, Maluku Utara, konsisten melaksanakan even tahunan Festival Jailolo pada waktunya, dan sebelum dilaksanakan, bersama Wamen Parekraf (kiri) memberikan keterangan pada masyarakat melalui pers di Jakarta.

Ratusan hadirin menyaksikan malam peluncuran TDS 2012 oleh Wamenparekraf bersama Gubernur Suma tera Barat di gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta.

Pemasaran Pro-aktif dan Konsisten

Kabupaten Sumbawa menyelenggarakan seminar pariwisata dan mengundang investasi, di gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta, di tengah pelaksanaan tahun kunjung Lombok Sumbawa NTB 2012. Pro-aktif dan konsisten serta menunjukkan orientasi pengembangan pariwisata berjangka panjang. Visit Lombok Sum-bawa 2012 telah direncanakan dan dipersiapkana sejak tiga tahun sebelumnya.

Page 34: Newsletter Edisi 29

34 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Kabar baru dari DIYBandara Internasional Adi sutjipto, Jogjakarta.

Tazbir Abdullah

Yogyakarta

Dewasa ini di DI Yogyakarta tengah dikembangkan salah satu potensi di pantai selatan yaitu angin dan keindahan alam, dengan dijadi-

kan sebagai arena penyelenggaraan wisata dirgantara atau Jogja Air Show. Sudah dibuat landasan pesa-wat di pantai selatan,kawasan pantai Depok, tahun ini akan diperpanjang menjadi 700 me-ter agar dapat didarati pesawat dari luar negeri.

Di kawasan itu, adalah karak ter angin pantai selatan sebagai satu-satunya yang memiliki ‘wind thermal’ di Indonesia se hingga membuat kawasan ini kian populer bagi aktifis olah raga dirgantara, khususnya gantole dan terbang layang. Pengembangan wisata dirgantara ini sudah berjalan selama 4 tahun dan terus akan dijadikan sebagai even internasional, Pe ngembangan ini merupakan hasil kerja sama Pemerintah Daerah dengan TNI Angkatan Udara, dan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

Berbagai aktivitas wisata dan olah raga dirgantara akan berpusat di pantai selatan Jogja, Ada gantole, aero modelling, RC, dan juga Joy Flight yang banyak menarik mi-nat wisatawan yaitu ikut terbang melihat keindahan tebing pantai selatan dari udara.

Kata Tazbir Abdullah, Kadisparda Jogja, “Jogja tidak hanya memiliki pening-galan sedjarah dan budaya tapi juga me-miliki alam dan karakter angin yang sangat baik untuk pengembangan wisata dirgantara. Jogja International Air Show me rupakan produk baru dalam upaya pengembangan destinasi wisata di DIY.”

Beberapa rekor MURI telah didapatkan dalam penyelenggaraan Jogja Air Show, antara lain, penerbangan pesawat Radio Control (RC) terbanyak dalam penyeleng-garaan tahun ini yang telah berlangsung Februari yang lalu.

Aksesibilitas UdaraBandara Adisucipto, Yogyakarta, pada

tahun 2011 melayani jumlah penumpang

domestik yang mencapai 3,7 juta, dan penumpang internasional 218.795 orang, total 3,9 juta penumpang. Jumlah penum-pang sebanyak itu telah melebihi kapasi-tas normal.

Itu dikatakan baru-baru ini oleh General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Adisucipto Yogyakarta, Agus Adriyanto. Dia menerangkan satu gedung terminal baru yang sedang dibangun luas-nya 4.000 meter persegi.

Penambahan gedung ter-minal baru itu diharapkan mampu meng atasi kepadatan penumpang di ruang check­in

dan ruang tunggu. Pada 2010 jumlah penum pang domes-

tik maupun inter nasional sudah mencapai sebanyak 3,6 juta, mengalami kenaikan menjadi 3,9 juta pe numpang pada 2011.

Terdapat juga penambahan 11 pe ner-bang an hingga pada 2011 telah mencapai 47 pe nerbangan domestik, ditambah tiga penerbangan internasio nal, sedangkan ta hun 2012 ini diprediksi jumlah penum-pang naik 10% menjadi 4 juta orang.

Dalam satu hari, jumlah pe numpang melalui Bandara Adisucipto Yogyakarta kini rata-rata mencapai 9.400 pe numpang. Sementara pada hari biasanya, rata-rata penumpang melalui bandara hanya ber-jumlah 7.400 penumpang, dilayani oleh 88 penerbangan baik kedatangan maupun keberangkatan.

Jogja telah menempatkan diri sebagai bandar udara tersibuk ke 3 di Pulau Jawa, setelah Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta dan Juanda Surabaya.

Maskapai Penerbangan (Airline) yang beroperasi di Bandara Internasional Adi-sutjipto adalah :

Rute Domestik: Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, AirAsia Indonesia, Express Air.Rute Internasional: Malaysia Air System, AirAsia.

Rute penerbangan yang dilayani me-nuju atau dari Bandara Internasional Adi sutjipto Jogjakarta adalah :

Rute Domestik: Jakarta, Denpasar, Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makasar, Batam.Rute Internasional : Singapura, Malaysia.

Selama tahun 2011 jumlah wisman yang mendarat dari penerbangan langsung dari luar negeri di bandara Adisucipto berjum-lah 48.160 orang meningkat dari 46.987 tahun 2010.

Pada triwulan pertama tahun 2012 sudah tercatat 11.495 wisman yang men-darat periode Januari–Maret 2012, relatif stabil dibandingkan jumlah wisman 11.521 pe riode Januari–Maret 2011.

Di destinasi Yogyakarta ini, BPS men-catat selama tahun 2011 jumlah tamu rata-rata per hari ada sebanyak 7.725 orang Indonesia dan 819 orang warga asing maka total 8.544 orang. Jumlah ini-lah yang mengisi kamar-kamar hotel yang beroperasi di DI Yogyakarta.

Inisiatif dan langkah pro-aktif apa lagi kah diperlukan oleh Yogyakarta, untuk me nambah jumlah wisman yang men-darat langsung dari luar negeri?

PenghargaanTazbir sendiri menerima tanda Peng-

hargaan dari Indonesia Travel Business Leader Awards (ITBL) 2012 dalam kategori orang yang bergerak di bidang pariwisata dalam lembaga pemerintah.

Dari seluruh 17 orang penerima peng-hargaan, 16 orang adalah dari kalangan industri pariwisata. Seleksi ITBL ini di-adakan selama 5 bulan melalui survey dan interview terhadap 95 kandidat dari seluruh Indonesia, kemudian terpi lih 17 orang. Berdasarkan dedikasi, ino vasi dan terobosan yang dilakukan dalam bidangi pariwisata, khu susnya promosi.

Kegiatan itu sendiri diadakan oleh raja MICE.COM dan Binus Business School, penyerahan apresiasinya di Jakarta, 29 Ma ret 2012. n

Page 35: Newsletter Edisi 29

35Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

inDiKATOrUTAMAIndikator

(+/-) %

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Fokus PasarJanuari–Maret, 2012 vs 2011

SINGAPURA 285,466 271,523 13,943 5.14% MALAYSIA 259,423 239,663 19,760 8.24% AUSTRALIA 201,533 177,438 24,095 13.58% CINA 181,422 123,987 57,435 46.32% JEPANG 103,361 103,632 -271 -0.26% KORSEL 83,718 74,800 8,918 11.92% TAIWAN 48,151 46,034 2,117 4.60% AMERIKA SERIKAT 46,060 42,194 3,866 9.16% INGGRIS 42,958 39,547 3,411 8.63% INDIA 41,049 36,599 4,450 12.16% RUSIA 32,074 30,575 1,499 4.90% BELANDA 31,499 32,103 -604 -1.88% FILIPINA 31,455 28,400 3,055 10.76% PERANCIS 30,520 29,921 599 2.00% JERMAN 30,183 27,219 2,964 10.89% TIM-TENG 22,923 17,425 5,498 31.55% LAINNYA 432,001 393,886 38,115 9.68% Grand Total 1,903,796 1,714,946 188,850 11.01%

FOKUSPASAR

JAN – MAR2012 2011

SELISIH

*) Kebangsaan lain dan pintu lain.

Jumlah Kunjungan Wisatawan Manca NegaraMenurut Pintu Masuk Periode Januari–Maret, 2012 vs 2011

Soekarno-Hatta 477,279 443,936 7.51% Ngurah Rai 681,838 612,333 11.35% Polonia 49,455 42,042 17.63% Batam, Kep. Riau 289,345 252,019 14.81% Sam Ratulangi 4,577 4,092 11.85% Juanda 44,747 41,983 6.58% Entikong 6,232 5,988 4.07% Adi Sumarmo 5,128 5,497 -6.71% Minangkabau 8,210 8,044 2.06% Tanjung Priok 15,621 16,585 -5.81% Tanjung Pinang 26,234 23,230 12.93% BIL, Lombok 3,449 3,314 4.07% Makassar 3,389 2,928 15.74% Sepinggan, Balikpapan 4,932 4,455 10.71% St. Sarif Q-II,Pekanbaru 5,227 4,732 10.46% Adi Sucipto, Yogyakarta 11,495 11,521 -0.23% Husein Sastranegara, Bandung 33,368 27,187 22.74% Tanjung Uban, Kep. Riau 82,457 76,848 7.30% Balai Karimun, Kep. Riau 27,685 26,029 6.36% Jumlah 19 Pintu 1,780,668 1,612,763 10.41% Pintu Lainnya 123,128 102,183 20.50% Total Wisman 1,903,796 1,714,946 11.01%

Pintu MasukJanuari–Maret2012 2011

Perubahanthd Jan–Mar 2011

Sumber : BPS

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES TOTAL 2012 652,692 592,502 658602 1,903,796 2011 548,821 568,057 598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539 7,649,731 2010 493,799 523,135 594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944

Jumlah Kunjungan Keseluruhan Wisatawan Mancanegara - Bulanan 2010 - 2012

800.000

700.000

600.000

500.000

400.000JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

201220112010

Perkembangan Transportasi Nasional

Angkutan Udara di 5 Bandara Soekarno Hatta-Jakarta 4,015.4 4,658.5 16.02 Juanda-Surabaya 1,307.5 1,569.7 20.05 Ngurah Rai-Bali 719.7 820.8 14.05 Polonia-Medan 700.9 768.5 9.64 Hasanuddin-Makassar 622.9 739.9 18.78 Jumlah 7,366.4 8,557.4 16.17

Dalam ribuan orang

2011 2012 % (+/–)

Januari–Maret 2011 VS 2012

ANGKUTAN JAN FEB MAR TOTAL KERETA API 16,283 15,490 17,090 48,863 Jawa 15,801.0 15,126 16,701 47,628 * Jabodetabek 9,779.0 9,840 11,285 30,904 * Non Jabodetabek 6,022.0 5,286 5,416 16,724 Sumatera 482.0 364 389 1,235 UDARA 2,939.7 2,660.3 2,956.8 8,557 Soekarno Hatta–Jakarta 1,561.7 1,451.7 1,645.1 4,659 Juanda–Surabaya 530.7 494.8 544.2 1,570 Ngurah Rai–Bali 309.6 245.9 265.3 821 Polonia–Medan 278.8 236.4 253.3 769 Hasanuddin–Makassar 258.9 231.5 248.9 739

Perkembangan Bulanan Jan-Maret 2012

Sumber: BPS

Page 36: Newsletter Edisi 29

36 Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

M emasuki pelaksanaan tahun ke-4, TDS (Tour de Singkarak) semakin mengglo bal, baik dalam jumlah peserta maupun da-

lam penyiaran dan liputan informasi, yang berdampak mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia.

Citra destinasi Danau Singkarak, Sumatera Barat, Indonesia, alam indah dan budaya masyarakat yang khas ramah, membentuk persepsi khalayak dunia yang membangun keinginan berkunjung ketempat ini.

www.indonesia.travel

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifDirektorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

www.parekraf.go.id

29 Juni-1 Juli 2012

22–23 Juni 2012 Nopember 2012

19-21 Oktober 2012

18–21 Oktober 2012

4–10 Juni 2012

8–11 Oktober 2012

7–12 November 2012

4–10 Juni 2012

Kemenparekraf menciptakan dan mendukung Tourism Event untuk pemasaran pariwisata di dalam negeri dan di luar negeri.