Neuro Oftalmologi Fix

25
By Diah Kartika Keke Tri Febrianti Jamilah

Transcript of Neuro Oftalmologi Fix

Page 1: Neuro Oftalmologi Fix

ByDiah Kartika

Keke Tri FebriantiJamilah

Page 2: Neuro Oftalmologi Fix

Papil EdemaAdalah pembengkakan tanpa peradangandari

papil saraf optik yang disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial

Patofisiologihambatan dari aliran venadisebabkan karena tekanan pada vena senalis retina yang meninggalkan papil saraf optik, melewati ruang subaraknoid dan subdural.

Page 3: Neuro Oftalmologi Fix

EtiologiTumor intrakranialPseudomotor serebriStenosis aquaduktus silviiHematom subdural dan piduralPerdarahan subarakhnoidMalformasi arteri venaAbses otakMeningitis, encephalitisThrombosis sinus sagitalis

Page 4: Neuro Oftalmologi Fix

Gejala KlinisVisus normal kecuali stadium lanjutSefalgia, nausea, vomitDefek lapang pandangPembengkakan papil N II, batas kaburVena retina melebar dan berkelok

Page 5: Neuro Oftalmologi Fix

Diagnosis VisusFunduskopiLapang pandang

Page 6: Neuro Oftalmologi Fix

Diagnosis BandingPseudo papil edemaNeuritis optik/ palpilitisHipertensi Retinopati MalignaOklusi vena retina sentralisIskhemik Optik Neuropati

Page 7: Neuro Oftalmologi Fix

Papil AtrofiAdalah generasi saraf optik yang tampak sebagai

papil saraf optik yang berwarna lebih pucat dari pada normal

Patofisiologi - vaskuler- degeneratif- sekunder karena papil edema- sekunder karena papilitis (neuritis optik)- tekanan pada saraf optik- toksik- metabolik- trumatik- glaukoma

Page 8: Neuro Oftalmologi Fix

Pembagian Papil atrofi primer

- terjadi sebagai akibat proses degenerasi di retina atau proses retrobulber- klinis tampak papil berbatas jelas, ekskavasio yang lebar, tampak lamina kribosa pada dasar ekskavasio

Papil atrofi sekunder- terjadi akibat peradangan akut saraf optik yang berakhir dengan proses degenerasi- tampak tepi papil agak kabur, warna pucat sedangkan lamina kribosa tidak tampak

Page 9: Neuro Oftalmologi Fix

Gejala KlinisKemunduran tajam pengkihatan perlahan-

lahan, bisa sampai 0Gangguan lapang pandang : berupa

pelebaran dari bintik butaKelainan di fundus okuli : - papil N II pucat,

pembuluh darah retina mengecil

Page 10: Neuro Oftalmologi Fix

Diagnosis Tajam penglihatan dengan Snellen ChartLapang pandangFunduskopi

Diagnosis Banding- Anterior Iskhemik Optik Neuropati- Papil glaukomatosa

Penatalaksanaan - Diusahakan mencari penyebabnya- Visus yang menurun karena papil atrofi itu

sendiri tidak dapat diperbaiki

Page 11: Neuro Oftalmologi Fix

Neuritis OptikAdalah peradangan saraf optik dengan visus mendadak

menurun

Gejala klinis- Visus mendadak menurun (jam-hari)- Biasanya unilateral- Usia 18-45 tahun- Nyeri orbita terutama pada pergerakan mata- Penglihatan warna defisiensi- Persepsi intensitas cahaya menurun- Bisa disertai gejala neurologi atau infeksi virus- Relative afferent pupillary defect- Defek lapang pandang : sentral, ceocentral, arkuata, atau

altitudinal- Penglihatan warna menurun- Papil batas kabur, hiperemi

Page 12: Neuro Oftalmologi Fix

Etiologi IdiopatiMultiple sclerosisInflamasi intraokulerInflamasi granulomatousInflamasi contigousInfeksi virus

Diagnosis Banding- Iskhemik optik neuropati- Papil edema- Hipertensi berat- Tumor orbita yang menekan saraf optik- Proses desak ruang - Leber’s optik neuropati- Toksik atau metabolik optik neuropati

Page 13: Neuro Oftalmologi Fix

Diagnosis AnamnesisVisusTest lapang pandangSwinging Flash Light TestOptalmoskopi - Papilitis (anak-dewasa muda)- Retrobulber neuritis (dewasa)

Page 14: Neuro Oftalmologi Fix

Penatalaksanaan Visus 20/40 ≥ : observasiVisus 20/50 ≤ : 1. observasi atau2. Methylprednisolon 250mg-iv tiap 6 jam –

3hari, dilanjutkan prednisolon oral/mg/kgBB/hari- 11 hari, tappering dosis

Page 15: Neuro Oftalmologi Fix

Traumatik Optik NeuropatiAdalah kerusakan fungsional atau perubahan

patologis pada saraf optik yang disebabkan oleh trauma

Patofis- Mekanisme belum sepenuhnya dapat dijelaskan.

Kadang kala trauma kecil dapat mengakibatkan kerusakan saraf optik yang tidak sebanding,lebih banyak berhubungan dengan arah benturan

- Kerusakan saraf optik dapat terjadi sebagai akibat langsung atau tidak langsung, mempunyai mekanisme primer maupun sekunder

Page 16: Neuro Oftalmologi Fix

Pembagian Berdasarkan mekanisme :- Trauma saraf optik langsung- Trauma saraf optik tak langsungBerdasar anatomi- Trauma papil saraf optik (avulsi)- Trauma saraf optik anterior- Trauma saraf optik posterior

Page 17: Neuro Oftalmologi Fix

Gejala klinisKemunduran tajam penglihatan setelah

trauma khususnya trauma kepala di daerah frontal atau trauma orbita. Penurunan dapat berjalan cepat atau perlahan lahan bisa sampai 0.

Page 18: Neuro Oftalmologi Fix

Diagnosis Visus Pupil Pemeriksaan mata luar : tanda tanda lain

trauma (hematom, laserasi, perdarahan subkonjungtiva)

FunduskopiLapang pandangPersepsi warnaCt scan

Page 19: Neuro Oftalmologi Fix

Diagnosis bandingOklusi arteri retina sentralOklusi vena retina sentralAnterior iskhemik optik neuropatiNeuritis optikPapil edemaLeber’s optik neuropatiNeuropati optik toksik untrisional

Page 20: Neuro Oftalmologi Fix

Penatalaksanaan Medikamentosa - Bila tidak ada fraktur atau hematom pada kanal optik

dianjurkan hanya medikamentosa segera setelah trauma

- Seharusnya dimulai sebelum 8 jam setelah trauma- Dosis kortikosteroid : dosis awal methylprednisoslon

30mg/kgBB (iv), kemudian diikuti 5mg/kgBB/hari selama 48-72 jam dan apabila tidak ada perbaikan steroid dihentikan. Bila ada perbaikan, pengobatan dilanjutkan selama 4-5hari dan dilanjutkan dengan prednison secara oral untuk penurunan dosis secara cepat selama 2 minggu.

Page 21: Neuro Oftalmologi Fix

Pembedahan Dekompresi kanal optik

- Masih kontroversial- Dianjurkan pada keadaan :

1. Tidak ada perbaikan dengan atau tanpa kortikosteroid selama 24-48 jam2. Ada perbaikan dgn kortikosteroid tetapi mengalami penurunan bila dosis diturunkan3. Ada perdarahan atau fragmen tulang

yang mengenai saraf optikDekompresi orbita

ditujukan pada kasus perdarahan orbita yang menimbulkan kompresi pada saraf optik yaitu dengan kantotomi lateral dan kantolisis

Page 22: Neuro Oftalmologi Fix

Non Arteritik Iskhemik Optik Neuropati (ION)

Gejala Klinis- Visus menurun derajat sedang, non progressiv- Tidak nyeri- Terjadi pada pasien usia 40-60 tahun- Dimulai pada satu mata, tetapi bisa dua mata- Defek pupil afferent- Edema papil segmental yang pucat- Flame shape hemmorages- Penglihatan warna menurun- Defek lapang pandang

Page 23: Neuro Oftalmologi Fix

Etiologiidiopatik

Terapi - Nonprogressive : observasi- Progressive : dekompresi selubung saraf

optik mungkin dipertimbangkan

Page 24: Neuro Oftalmologi Fix

Toksik/Metabolik Optik NeuropatiGejala Klinis- Visus menurun bilateral- Progressive- Tidak nyeri- Defek lapang pandang bilateral sentral atau

ceocentral- Sings of alcoholism atau poor nutrition- Visus menurun : 20/50 – 20/200- Penglihatan warna menurun- Papil pucat - temporal- Papil normal - atrofi

Page 25: Neuro Oftalmologi Fix

Etiologi- Tobacco / alcohol abuse- Malnutrisi berat, dengan defisiensi thiamin- Anemia pernisiosa- Toksik obat-obatan

Diagnosis - Anamnesis- Pemeriksaan mata lengkap- Pemeriksaan darah- Konsultasi internist

Penatalaksanaan - Thiamine 100mg po?bid- Folate 1 mg /hari- Multivitamin po/hari- Eliminasi kausa (mis alkoholism)- Vit B 12 – 1000 ug im/bulan