Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

21
YUDA SAPUTRA Pemeriksaan Keratometri dan Streak Retinoscopy

Transcript of Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Page 1: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

YUDA SAPUTRA

Pemeriksaan Keratometri dan Streak Retinoscopy

Page 2: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Pemeriksaan Keratometri

Keratometer PlacidoPemeriksaan untuk menilai kurvatura kornea.Gambaran daru kurvatura kornea penting dalam

fitting lensa kontak dan corneal refractive surgery.Alat ini mempunyai diameter 10 inch yang pada

bagian tengahnya terdaat lubang kecil dengan lensa + 2D untuk menghilangkan akomodasi pemeriksa.

Di sekeliling lubang kecil terdapat garis-garis lingkaran konsentris yang ukurannya makin lama makin besar diameternya.

Page 3: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)
Page 4: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Cara pemeriksaan

Pasien duduk membelakangi sumber cahaya, pemeriksa di depan pasien.

Pemeriksa melihat refleks cahaya yang melingkar dari alat yang jatuh ke kornea pasien, dengan mengintip melalui lubang tengah alat.

Pemeriksa maju perlahan hingga gambaran cincin terlihat di kornea pasien.

Posisi mata pasien dan pemeriksa harus segaris.Pada keadaan normal, terlihat garis lingkaran cincin

hitam dan putih yang reguler di kornea pasien.

Page 5: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Gambaran yang menyebabkan iregularitas pada kornea :

1.Astigmatisma

2.Keratokonus

3.Pterygium

4.Scar pada kornea

5.Keratopalasty

6.Ulkus kornea

7.Lilbal dermoid

8.Ulkus Mooren

Page 6: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Pemeriksaan Streak Retinoscope

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan objektif yang dapat menilai kelainan refraksi spherocylindrical, selain itu juga menilai aberasi optik, iregularitas, dan opasitas.

Page 7: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Positioning and AlignmentPemeriksa menggunakan mata kanan untuk

memeriksa mata kanan pasien, dan menggunakan mata kirinya untuk memeriksa mata kiri pasien.

Jika pemeriksa langsung elihat lurus ke sentral optim lensa coba, terdapat refleksi cahaya dari lensa coba tersebut.

Jika pemeriksa jaraknya terlalu jauh dari pasien, maka spherocylindrical errors akan muncul.

Jarak yang optimal adalah ketika refleksi cahaya dari lensa masih berada diantara sentral pupil dan sisi lateral dari lensa

Page 8: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Fixation and FoggingPemeriksaan retinoskopi dilakukan pada pasien

dengan keadaan mata relaksasi tanpa akomodasi.Pasien diminta fikasi jauh seperti melihat ke arah

lampu ruangan, atau kearah huruf Snellen 20/200, pada anak diberikan siklopegik.

Page 9: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

The Retinal ReflexProyeksi sinar retinoskop berada di area retina

pasien, dan cahaya diteruskan kembali ke mata pemeriksa.

Dengan mengamati karakteristik refleks ini, dapat menilai status refraksi pasien tersebut.

Jika mata pasien emetropia, sinar yang tampak pada pupil pasien terlihat paralel.

Jika sinar konvergen, pasien tersebut myopia, jika sinar divergen hipermetropia.

Page 10: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)
Page 11: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)
Page 12: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Characteristics of the reflex

Speed : refleks yang terlihat di pupil. Jika gerakan refleks yang terlihat lebih lambat kemungkinan refraction errors nya besar, sebaliknya jika gerakannya lebih cepat maka refraction errors kecil.

Brilliance : terlihat lebih terang pada saat netral, terlihat lebih redup jika belum netral.

Width : sinar akan rata mengisi seluruh pupil pasien saat netral.

Page 13: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Lensa Koreksi :

Pemeriksa menggunakan lensa koreksi yg tepat untuk mendapatkan reflek netral

Pemeriksa mengarahkan (dengan lensa ttt) titik jauh ps ke peephole netral

Perhitungkan ‘working distance’67cm +1,5D50 cm +2D

Page 14: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

RETINOSKOPI PADA REGULAR ASTIGMATISME

Streak refleks untuk temukan axis :1. Temukan ‘Break’ tampak jika streak tidak

pararel terhadap salah satu meridian2. Lebar refleks makin sempit jika streak segaris

dengan axis

Page 15: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

3. Intensitas >> jika streak pada axis yg sesuai4. Miring Gerakan obliq pada reflek streak. Pada silinder yg kecil.Jika streak tidak pada axis, reflek streak akan sedikit

bergerak ke arah yg berbeda dengan reflek pupil

Page 16: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

1. POWER SILINDER : SPHERICAL TECHNIQUES

Netralkan satu persatu axis dengan lensa sferis

Co: axis 90⁰ S+1,5D, axis 180 ⁰ +2,25D

menjadi S+1,5D C +0,75D X 180°

2. WITH A SPHERE AND CYLINDER

Netralkan 1 axis dengan lensa spheris.

Menggunakan lensa silinder , netralkan aksis 90 ° dari aksi lensa sferis

Page 17: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

STRADDLING TECHNIQUES

Teknik untuk konfirmasi axisLensa koreksi silinder diletakkan pada perkiraan

axis, kemudian streak retinoskope diletakkan pada 45⁰ di kedua sisi axis

Axis telah benar jika lebar reflek sama di kedua sisi

Page 18: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

Langkah Pemeriksaan Streak

1. Set the phoropter to 0 D sphere and 0 D cylinder. Use cycloplegia if necessary. Otherwise, fog the eyes or use a nonaccommodative target.

2. Hold the sleeve of the retinoscope in the position that produces a divergent beam of light. (If the examiner can focus the linear filament of the retinoscope on a wall, the sleeve is in the wrong position.)

3. Sweep the streak of light (the intercept) across the pupil perpendicular to the long axis of the streak. Observe the pupillary light reflex. Sweep in several different meridians.

Page 19: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

4. Add minus sphere until the retinoscopic reflex shows with motion in all meridians. Add a li ttle extra minus sphere if uncertain. If the reflexes are dim or in distinct. consider high refractive errors and make large changes in sphere (-3 D,-6 D, -9 D, and so on).

5. Continue examining multiple meridians while adding plus sphere until the re tinoscopic reflex neutralizes in 1 meridian. (If all meridians neutralize simultaneously, the patient's refractive error is spherical; subtract the working distance to obtain the net retinoscopy).

6. Rotate the streak 90° and position the axis of the correcting plus cylinder parallel to the streak. A sweep across th is meridian reveals additional with motion. Add plus cylinder power until neutrality is achieved.

Page 20: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

7. Refine the correcting cylinder axis by sweeping 45° to either side of it. Rotate the axis of the correcting plus cylinder a few degrees toward the "guide" line. The brighter and narrower reflex. Repeat until both reflexes are equal.

8. Refine the cylinder power by moving in closer to the patient to pick up with motion in all directions. Back away slowly, observing how the reflexes neutralize. Change sphere or cylinder power as appropriate to make all meridians neutralize simultaneously.

9. Subtract the working distance (measured in diopters). For example, if the working distance is 67 cm, subtract 1.5 D (1.00/0.67).

Page 21: Pemeriksaan Penunjang Oftalmologi (Keratometri Dan Streak)

10. Record the streak retinoscopy findings and, when possible, check the patient's visual acuity with the new prescription