Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

18
P.Penunjang - Komplikasi “Merokok + Polusi dapat menyebabkan kanker, serangan pernafasan, gangguan kehamilan dan janin” PPOK

Transcript of Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Page 1: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

P.Penunjang - Komplikasi

“Merokok + Polusi dapat menyebabkan kanker, serangan

pernafasan, gangguan kehamilan dan janin”

PPOK

Page 2: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Diagnosis

PPOK

Anamnesa

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Page 3: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Rutin2. Pemeriksaan Khusus

Page 4: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan rutin1. Faal paru• Spirometri (VEP1, VEP1 prediksi, KVP, VEP1/KVP)- VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai

untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit.

• Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil.- Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8

hisapan, 15-20 menit kemudian dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE <20%>

Page 5: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

2. Darah rutin Hb, Ht, leukosit3. RadiologiFoto thoraks PA dan lateral berguna untuk

menyingkirkan penyakit paru lain. Pada emfisema terlihat gambaran:- Hiperinflasi- Hiperlusen- Ruang retrosternal melebar- Diafragma mendatar- Jantung menggantung (jantung pendulum/tear

drop/eye drop appearance)

Pada bronchitis kronik:• - Normal• - Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21% kasus

Page 6: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

• b. Pemeriksaan khusus (tidak rutin)• 1. Faal paru- Volume residu (VR), Kapasiti Residu Fungsional (KRF),

Kapasiti Paru Total (KPT), VR/KRF, VR/KPT meningakt.2. Uji latih kardiopulmoner- Sepeda statis (ergocycle)- treadmill3. Uji provokasi bronkus—>menilai derajat hipereaktiviti

bronkus, pada sebagian kecil PPOK terdapat hipereaktiviti bronkus derajat ringan.

4. Uji coba kortikosteroid• Menilai perbaikan faal paru setelah pemberian

kortikosteroid oral (prednisone atau metilprednisolon) Pada PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid.

Page 7: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

5. Analisis gas darah Terutama untuk menilai: Gagal napas 6. Radiologi- CT-Scan resolusi tinggi- Scan ventilasi perfusi7. Elektrokardiografi (EKG) Mengetahui komplikasi pada

jantung yang ditandai oleh P pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.

8. Ekokardiografi Menilai fungsi jantung kanan.9. Bakteriologi mengetahui pola kuman dan untuk memilih

antibiotik yang tepat. 10. Kadar alfa-1 antitripsinKadar antitrypsin alfa- rendah pada emfisema herediter

(emfisema pada usia muda), defisiensi antitrypsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia.

Page 8: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

DIAGNOSIS

Page 9: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Alur diagnosis

Page 10: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

DIAGNOSIS BANDING

Page 11: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Diagnosis Banding PPOK

Diagnosis Gambaran Klinis

PPOK

a.Onset usia pertengahanb.Gejala progresif lambatc.Riwayat merokok (lama & jumlah)d.Sesak saat aktivitie.Hambatan aliran udara umumnya ireversibel

Asma

a.Onset usia dinib.Gejala bervariasi dari hari ke haric.Gejala pada waktu malam/dini hari lebih menonjold.Dapat ditemukan alergi, rinitis, dan atau eksime.Riwayat asma dalam keluargaf. Hambatan aliran udara umumnya reversibel

Gagal Jantung

Kongestif

a.Riwayat hipertensib.Ronki basah di basal paruc.Gambaran foto thoraks : pembesaran jantung &

edema parud.Pemeriksaan faal paru restriksi, bukan obstruksi 14

Page 12: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Cont’d..

Diagnosis Gambaran Klinis

Bronkiektasis

a.Sputum purulen dalam jumlah banyakb.Sering berhubungan dengan infeksi bakteric.Ronki basah kasar & jari tabuhd.Gambaran foto thoraks tampak honeycomb

appearance penebalan dinding bronkus

Tuberkulosis a.Onset semua usiab.Gambaran foto thoraks infiltratc.Konfirmasi mikrobiologi (Basil Tahan Asam / BTA)

Sindrom Obstruksi Pasca TB (SOPT)

a.Riwayat pengobatan anti tuberculosis adekuatb.Gambaran foto thoraks bekas TB : fibrotik &

kalsifikasi minimalc.Pemeriksaan faal paru menunjukkan obstruksi yang

tidak reversibel

15

Page 13: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Penatalaksanaan Menurut Derajat PPOK

Derajat Karakteristik Rekomendasi Pengobatan

Semua derajat

Hindari faktor pencetus Vaksinasi influenza

Derajat 0Berisiko

Gejala kronik(batuk, dahak) Terpajan faktor risiko, spirometri normal

Derajat IPPOK Ringan

VEP1/KVP < 70 %VEP1 80% prediksi

a. Bronkodilator kerja singkat (SABA, Anti kolinergik kerja singkat) bila perlu

b.Pemberian antikolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaan

Derajat IIPPOK Sedang

VEP1/KVP < 70%50% < VEP1 < 80% prediksi

1.Pengobatan reguler dengan bronkodilator :

a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaan

b.LABAc. Simptomatik 2.Rehabilitasi

16

Page 14: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Derajat Karakteristik Rekomendasi Pengobatan

Derajat IIIPPOK Berat

VEP1/KVP < 70%30% < VEP1 <50% prediksi

1.Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih bronkodilator :a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi

pemeliharaanb.LABAc. Simptomatikd.Kortikosteroid inhalasi bila memberikan

respon klinis atau eksaserbasi berulang2.Rehabilitasi

Derajat IV PPOK Sangat Berat

VEP1/KVP < 70%VEP1 < 30% prediksi

1.Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih bronkodilator :a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi

pemeliharaanb.LABAc. Simptomatikd.Kortikosteroid inhalasi bila memberikan

respon klinis atau eksaserbasi berulang2.Rehabilitasi3.Terapi oksigen jangka panjang bila gagal napas4.Pertimbangkan terapi pembedahan

17

Cont’d..

Page 15: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Algoritme Penatalaksanaan PPOK Stabil

Algoritme PPOK Stabil

Edukasi Farmakologi Non Farmakologi

Berhenti merokok Pengetahuan dasar

PPOK Obat-obatan Pencegahan

perburukan penyakit

Menghindari pencetus

Penyesuaian aktiviti

Reguler Bronkodilator : Anti Kolinergik β2 agonist Xantin Kombinasi SABA + Antikolinergik Kombinasi LABA + kortikosteroid Antioksidan

Dipertimbangkan :Mukolitik

Rehabilitasi Terapi oksigen Vaksinasi Nutrisi Ventilasi non mekanik Intervensi bedah

18

Page 16: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi
Page 17: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

KOMPLIKASI

Page 18: Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi

Komplikasi PPOK• Gagal Nafas

– Gagal Nafas Kronik• Blood gas Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH normal

– Gagal nafas akut pada gagal nafas kronik

– Infeksi berulang• PxPPOK produksi sputum ↑ menyebabkan terbentuk koloni

kuman terjadi infeksi berulang. Kondisi kronis Imunitas ↓ ditandai kadar limfosit ↓ dalam darah

– Kor pulmonal

- Sesak napas dengan atau tanpa sianosis

- Sputum bertambah dan purulen

- Demam

- Kesadaran menurun