Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi
-
Upload
dirami-dian-rahma -
Category
Documents
-
view
54 -
download
1
Transcript of Pemeriksaan Penunjang-Komplikasi
P.Penunjang - Komplikasi
“Merokok + Polusi dapat menyebabkan kanker, serangan
pernafasan, gangguan kehamilan dan janin”
PPOK
Diagnosis
PPOK
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Rutin2. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rutin1. Faal paru• Spirometri (VEP1, VEP1 prediksi, KVP, VEP1/KVP)- VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai
untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit.
• Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil.- Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8
hisapan, 15-20 menit kemudian dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE <20%>
2. Darah rutin Hb, Ht, leukosit3. RadiologiFoto thoraks PA dan lateral berguna untuk
menyingkirkan penyakit paru lain. Pada emfisema terlihat gambaran:- Hiperinflasi- Hiperlusen- Ruang retrosternal melebar- Diafragma mendatar- Jantung menggantung (jantung pendulum/tear
drop/eye drop appearance)
Pada bronchitis kronik:• - Normal• - Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21% kasus
• b. Pemeriksaan khusus (tidak rutin)• 1. Faal paru- Volume residu (VR), Kapasiti Residu Fungsional (KRF),
Kapasiti Paru Total (KPT), VR/KRF, VR/KPT meningakt.2. Uji latih kardiopulmoner- Sepeda statis (ergocycle)- treadmill3. Uji provokasi bronkus—>menilai derajat hipereaktiviti
bronkus, pada sebagian kecil PPOK terdapat hipereaktiviti bronkus derajat ringan.
4. Uji coba kortikosteroid• Menilai perbaikan faal paru setelah pemberian
kortikosteroid oral (prednisone atau metilprednisolon) Pada PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid.
5. Analisis gas darah Terutama untuk menilai: Gagal napas 6. Radiologi- CT-Scan resolusi tinggi- Scan ventilasi perfusi7. Elektrokardiografi (EKG) Mengetahui komplikasi pada
jantung yang ditandai oleh P pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.
8. Ekokardiografi Menilai fungsi jantung kanan.9. Bakteriologi mengetahui pola kuman dan untuk memilih
antibiotik yang tepat. 10. Kadar alfa-1 antitripsinKadar antitrypsin alfa- rendah pada emfisema herediter
(emfisema pada usia muda), defisiensi antitrypsin alfa-1 jarang ditemukan di Indonesia.
DIAGNOSIS
Alur diagnosis
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding PPOK
Diagnosis Gambaran Klinis
PPOK
a.Onset usia pertengahanb.Gejala progresif lambatc.Riwayat merokok (lama & jumlah)d.Sesak saat aktivitie.Hambatan aliran udara umumnya ireversibel
Asma
a.Onset usia dinib.Gejala bervariasi dari hari ke haric.Gejala pada waktu malam/dini hari lebih menonjold.Dapat ditemukan alergi, rinitis, dan atau eksime.Riwayat asma dalam keluargaf. Hambatan aliran udara umumnya reversibel
Gagal Jantung
Kongestif
a.Riwayat hipertensib.Ronki basah di basal paruc.Gambaran foto thoraks : pembesaran jantung &
edema parud.Pemeriksaan faal paru restriksi, bukan obstruksi 14
Cont’d..
Diagnosis Gambaran Klinis
Bronkiektasis
a.Sputum purulen dalam jumlah banyakb.Sering berhubungan dengan infeksi bakteric.Ronki basah kasar & jari tabuhd.Gambaran foto thoraks tampak honeycomb
appearance penebalan dinding bronkus
Tuberkulosis a.Onset semua usiab.Gambaran foto thoraks infiltratc.Konfirmasi mikrobiologi (Basil Tahan Asam / BTA)
Sindrom Obstruksi Pasca TB (SOPT)
a.Riwayat pengobatan anti tuberculosis adekuatb.Gambaran foto thoraks bekas TB : fibrotik &
kalsifikasi minimalc.Pemeriksaan faal paru menunjukkan obstruksi yang
tidak reversibel
15
Penatalaksanaan Menurut Derajat PPOK
Derajat Karakteristik Rekomendasi Pengobatan
Semua derajat
Hindari faktor pencetus Vaksinasi influenza
Derajat 0Berisiko
Gejala kronik(batuk, dahak) Terpajan faktor risiko, spirometri normal
Derajat IPPOK Ringan
VEP1/KVP < 70 %VEP1 80% prediksi
a. Bronkodilator kerja singkat (SABA, Anti kolinergik kerja singkat) bila perlu
b.Pemberian antikolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaan
Derajat IIPPOK Sedang
VEP1/KVP < 70%50% < VEP1 < 80% prediksi
1.Pengobatan reguler dengan bronkodilator :
a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaan
b.LABAc. Simptomatik 2.Rehabilitasi
16
Derajat Karakteristik Rekomendasi Pengobatan
Derajat IIIPPOK Berat
VEP1/KVP < 70%30% < VEP1 <50% prediksi
1.Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih bronkodilator :a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi
pemeliharaanb.LABAc. Simptomatikd.Kortikosteroid inhalasi bila memberikan
respon klinis atau eksaserbasi berulang2.Rehabilitasi
Derajat IV PPOK Sangat Berat
VEP1/KVP < 70%VEP1 < 30% prediksi
1.Pengobatan reguler dengan 1 atau lebih bronkodilator :a. Anti kolinergik kerja lama sebagai terapi
pemeliharaanb.LABAc. Simptomatikd.Kortikosteroid inhalasi bila memberikan
respon klinis atau eksaserbasi berulang2.Rehabilitasi3.Terapi oksigen jangka panjang bila gagal napas4.Pertimbangkan terapi pembedahan
17
Cont’d..
Algoritme Penatalaksanaan PPOK Stabil
Algoritme PPOK Stabil
Edukasi Farmakologi Non Farmakologi
Berhenti merokok Pengetahuan dasar
PPOK Obat-obatan Pencegahan
perburukan penyakit
Menghindari pencetus
Penyesuaian aktiviti
Reguler Bronkodilator : Anti Kolinergik β2 agonist Xantin Kombinasi SABA + Antikolinergik Kombinasi LABA + kortikosteroid Antioksidan
Dipertimbangkan :Mukolitik
Rehabilitasi Terapi oksigen Vaksinasi Nutrisi Ventilasi non mekanik Intervensi bedah
18
KOMPLIKASI
Komplikasi PPOK• Gagal Nafas
– Gagal Nafas Kronik• Blood gas Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH normal
– Gagal nafas akut pada gagal nafas kronik
– Infeksi berulang• PxPPOK produksi sputum ↑ menyebabkan terbentuk koloni
kuman terjadi infeksi berulang. Kondisi kronis Imunitas ↓ ditandai kadar limfosit ↓ dalam darah
– Kor pulmonal
- Sesak napas dengan atau tanpa sianosis
- Sputum bertambah dan purulen
- Demam
- Kesadaran menurun