OFTALMOLOGI SOSIAL (2)

30
OFTALMOLOGI KOMUNITAS Dr. Rahasiah Taufik, Sp.M

Transcript of OFTALMOLOGI SOSIAL (2)

OFTALMOLOGI KOMUNITAS

Dr. Rahasiah Taufik, Sp.M

Oftalmologi Sosial = Oftalmologi Komunitas adalah cabang oftalmologi yang berorientasi pada kesehatan masyarakat paripurna (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan menekankan pada aspek-aspek promotif dan preventif

Oftalmologi Klinik adalah cabang ilmu kedokteran yang memfokuskan pada individu dan berorientasi pada pelayanan sekunder dan berlokasi pada institusi. Mis: Bagian Mata RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo.

Dalam Oftalmologi mencakup:Promotif Targetnya adalah masyarakatPreventif atau community guna

mempertahankan kualitas hidup pada level yang baik Promotif = Promosi adalah suatu proses pembelajaran dari, oleh, untuk masyarakat yang disesuaikan dengan sosial budaya setempat.

Promotif = Promosi adalah suatu proses pembelajaran dari, oleh, untuk masyarakat yang disesuaikan dengan sosial budaya setempat.

JadiCommunity = masyarakat diberdayakan

Sehingga

Masyarakat mampu mengenali, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan indera penglihatan.

Preventif dalam oftalmologi komunitas dititikberatkan pada:- Glaukoma- Refraksi- Degenerasi- Corneal disorder

Preventif 3 jenis:1. Primer mencegah terjadi penyakit2. Sekunder mencegah hilangnya visus3. Tertier memperbaiki visus pada

orang buta. Mis: katarak

Pencegahan primer pencegahan penyakit agar tak terjadi.

Misal: Defisiensi vitamin A: beri gizi yang baikTrachoma: dengan air dan sanitasi yang bersihCacar/Campak: dengan imunisasiKelainan Refraksi: nonton TV pada jarak minimal 5X

diagonal TV. Jarak baca 30 cm pada tempat yang cukup terang.

Glaukoma: diatas umur 40 tahun, kontrol tekanan bola mata secara teratur

Pencegahan Sekunder: mencegah hilangnya tajam penglihatan dari penyakit yang sedang diderita, misalnya: defisiensi vitamin A: bila ada gejala-gejala buta senja, segera beri vitamin A 2X setahun dan perbaiki gizi katarak: operasi bila visus menurun Glaukoma: penyelamatan penglihatan dengan operasi atau terapi secara teraturRetinopati diabetik: menyelamatkan penglihatan dengan terapi laser pada retina

Pencegahan tertier: diperbaiki visusnya orang yang telah buta, misalnya: Katarak: operasi Sikatriks kornea: keratoplasty Penderita Low Vision: pakai alat bantu penglihatan, misalnya kaca pembesar

Kebutaan: keadaan penglihatan seseorang yang hanya dapat menghitung jari pada jarak kurang dari 3 meter, sehingga mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari

Visusnya < 3/60 dengan koreksi maksimal

Berapa banyak yang buta:Hampir 50 juta orang yang buta didunia dimana 1,5 juta dibawah umur 16 tahun.

Prevalensi kebutaan bervariasi diberbagai tempat.Di Indonesia prevalensi kebutaan 1,5%

Dikenal beberapa istilah:UKM/PK : upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutaanPKKP : penanggulangan kebutaan katarak paripurna

Keduanya dilaksanakan secara terintegrasi lintas sektoral dan peran aktif masyarakat untuk terwujudnya sehat mata untuk semua

Berapa besar masalah kebutaan di Indonesia:Dari hasil survey penglihatan tahun 1993-1996 angka kebutaan 1,5% 1,5% X 200 jt = 3 juta

Penyebab kebutaan:- 52% oleh katarak: 52% X 3 jt = 1.560.000- 9,5% oleh kelainan refraksi: 9,5% X 3.000.000 = 285. 000- 13,4% akibat glaukoma: 13,4%X3 jt = 402.000- 8,5% akibat kelainan retina: 8,5% X 3.000.000 = 255.000- 6,4% oleh kelainan kornea: 6,4%X3 jt= 192.000- 10,2% oleh penyakit lain: 10,2%X3.000.000 = 306.000

Buta katarak pada usia produktif terjadi pada + 14-16% dari semua buta katarak = 249.000Bila rata-rata penghasilan Rp. 80.000/bulan maka kerugian ekonomi akibat buta katarak diusia produktif sebesar 250.000 X 12 X Rp. 80.000,- = Rp. 240.000.000Ini belum termasuk kerugian akibat buta katarak usia lanjut yang jadi beban keluarganya.Penderita baru katarak 0,1% 0,1% X 200.000.000 = 200.000Bila semua terjadi pada usia lanjut akan menimbulkan kerugian baik pada keluarga maupun pada pendapatan daerah karena berkurangnya produktifitas

Hasil survey Indera Penglihatan:1982 1,2% blind rate1993-1996 1,5% (52% disebabkan oleh

katarak)8 propinsiKenapa meninggi: 1,2% 1,5% disebabkanOleh:1. UHH: usia harapan hidup bertambah 60 tahun

66 tahun2. Sekarang penyakit degenerasi mendominasi penyakit

infeksi3. Kurangnya pelayanan kesehatan mata.

Dalam masyarakat timbul problem:

1. Prevalensi meningkat : 1,5%2. Man Power: dokter spesialis mata, paramedis mata

masih kurang3. Budget kurang, kemampuan masyarakat untuk

membayar juga berkurang4. Kebijakan politik tak cukup untuk menarik

partisipasi masyarakat.

THE MAIN EYE MORBIDITY PREVALENCE

Refractive ErrorRefractive Error 22,122,1

PterygiumPterygium 13,913,9

CataractCataract 7,37,3

ConjuntivitisConjuntivitis 2,02,0

Corneal ScarCorneal Scar 1,41,4

GlaucomaGlaucoma 0,40,4

BlepharitisBlepharitis 0,30,3

RetinopathyRetinopathy 0,20,2

HordeolumHordeolum 0,30,3

StrabismusStrabismus 0,30,3

BLINDNESS PREVALENCE AND CAUSES OF BLINDNESS OF BOTH EYE

LensLens 0,780,78

Glaucoma / N IIGlaucoma / N II 0,200,20

Refractive ErrorRefractive Error 0,140,14

RetinaRetina 0,130,13

CorneaCornea 0,100,10

OthersOthers 0,150,15

Total blindnessTotal blindness 1,51,5

Blind Rate: 1,5% Penduduk 200.000.000

Yang buta: 1,5% X 200.000.000 = 3.000.000Oleh katarak: 0,78% x 200.000.000 = 1.560.000

Jumlah operasi seluruh Indonesia/tahun:+ 60.000 tersisa: 1.560.000-60.000= 1.500.000Angka ini disebut BACK LOG

Definisi Back Log: jumlah penderita katarak yang tidak dioperasi pada tahun ituIncidense: jumlah penderita baru pada tahun tersebut: 1 o/oo

Artinya: setiap tahun penderita katarak baru: 1o/oo X 200.000.000 = 200.000/tahun

Penyebab Back Log:- Sosial ekonomi- Ketidaktahuan masyarakat- Geografis- Dokter spesialis mata masih kurang- Penduduk mayoritas di pedesaan- Fasilitas pelayanan terutama di kota besarLangkah operasional penanggulangan katarak:- Sosial marketing- persiapan operasional- pelaksanaan operasi- Follow up oleh dokter spesialis mata atau dokter

puskesmas

Sosial marketing: Jumlah penduduk setempat Peta daerah tinggal Tentukan target operasi Kerja sama dengan infra struktur kesehatan Pemberitahuan PEMDA Keterlibatan LSM setempat

Menurut WHO bila angka kebutaan:

0,5% : masalah medis>0,5% - < 1% : masalah masyarakat>1% : masalah sosial sangat

mempengaruhi pembangunan kesehatan nasional, khususnya kesehatan mata.

Program Nasional adalah: Menurunkan angka kebutaan < 1% pada 2003 Menurunkan angka kesakitan mata Mendekatkan pelayanan kesehatan mata kepada

masyarakat

Buta menurut WHO:

Bila visus < 3/60 dengan koreksi maksimal

Ratio : 1 dokter mata untuk 350.000 penduduk

Menurut WHO: 1 dokter mata untuk 250.000 penduduk

Langkah-langkah pemerintah mengatasi angka kebutaan yang tinggi ini bekerja sama

Dengan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) baik dalam negeri maupun dari luar negeri: Training UKM/PK bagi kader kesehatan untuk mencari kasus katarak siap operasi Training bagi para medis untuk cari kasus katarak, dan perawatan post op katarak Training bagi dokter puskesmas Training bagi guru-guru SD untuk deteksi dini kelainan refraksi Operasi katarak secara massal disebut SAFARI KATARAK dengan biaya murah ataupun gratis bagi gakin (keluarga miskin)

Glaukoma juga sebagai penyebab kebutaan no. 2 setelah katarak yaitu 0,2%

Untuk menurunkan angka ini dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Tekanan Intra Okuler (TIO) pada usia 40 tahun keatas untuk melacak kronik simple glaukoma:Gejalanya: tekanan intra okuler > 20,6 mmHg defek pada lapangan penglihatan terbentuknya cupping of the disc

Besarnya lapangan pandang seseorang:

Medial : 50 o

Superior: 60 o

Inferior : 70 o

Lateral : 90 o

Kategori kemampuan visus dalam opthalmology:Visus > 6/18 : normal6/60 - 6/18 : visual impairment3/60 – 6/60 : low vision< 3/60 : blind

Beberapa LSM pernah/masih membantu penanggulangan katarak:

yayasan Dharmais Perdami Lions Club Rotary Club Hellen Keller InternationalDark and Light International Christoffell Blinden Mission: CBM dll

Infra struktur pelayanan mata: Yan. Mat. Primer : Puskesmas Yan. Mat. Sekunder : RS tipe C/B dan BKMM Yan. Mat. Tertier : RS tipe A

pelayanan subspesialistik

BKMM: Balai Kesehatan Mata Masyarakat pelayanan sekunder oleh dokter

spesialis mata

aktifitas apa yang penting untuk menurunkan kebutaan

Di semua tempat harus ada:1. Penyediaan pelayanan katarak2. Deteksi dini/skrining dan pengobatan kelainan

refraksi3. Di tempat tertentu ada

- suplemen vitamin A- penanggulangan trachoma dengan SAFE (Surgery, antibiotic, Face washing, Environmental)

Pelayanan spesialis:

1. Diagnosa dan pengobatan glaukoma2. Diagnosa dan pengobatan retinopati3. Pusat-pusat spesialis untuk penanggulangan

hilangnya tajam penglihatan pada anak-anak

TERIMA KASIH