Nekropsi Ayam

21
PPDH XXII/2014 LAPORAN HASIL NEKROPSI KASUS PENYAKIT PADA AYAM LAYER Oleh: VIRGI ALCITA RAKA JHONI 061323143079 DEPARTEMEN PATOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

description

laporan nekropsi kasus penyakit pada unggas

Transcript of Nekropsi Ayam

Page 1: Nekropsi Ayam

PPDH XXII/2014

LAPORAN HASIL NEKROPSI

KASUS PENYAKIT PADA AYAM LAYER

Oleh:

VIRGI ALCITA RAKA JHONI

061323143079

DEPARTEMEN PATOLOGI VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2014

Page 2: Nekropsi Ayam

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Nekropsi ini Dinyatakan Sah

dan Memenuhi Persyaratan Yang Telah Ditentukan

Surabaya, 14 Mei 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(Thomas V. Widiyatno., drh., M.Si )

NIP. 195810171987011001

Page 3: Nekropsi Ayam

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

diambil telurnya. Ayam petelur merupakan hasil dari berbagai perkawinan silang dan

seleksi yang sangat rumit dan diikuti upaya perbaikan manajemen pemeliharaan

secara terus menerus, akibatnya ayam petelur bisa disebut sebagai hewan ternak yang

“manja” kesalahan atau kealpaan dari berbagai segi tatalaksana pemeliharaan akan

mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit seperti mudah terserang penyakit. Ayam

layer dapat terserang penyakit Newcastel Diseases, cacingan, koksidiosis, CRD

(ngorok), berak darah, berak kapur (pullorum), coryza / snot (pilek), cacar, Avian

Influenza (Al), Infectious Bronchitis (IB), Infectious Laryngo-tracheitis (ILT), marek

disease, Limfoid Leukosis.

Bedah bangkai sering disebut juga nekropsi merupakan suatu upaya

mengkoleksi data dari perubahan organ dalam ayam untuk membuat sebuah

diagnosa. Untuk membuat diagnosa yang lebih akurat selain melakukan post

mortem/nekropsi diperlukan juga data berupa; anamnesa, pemeriksaan fisik dan

untuk meneguhkannya bisa melakukan uji laboratorium.  Untuk menginterpretasikan

post mortem/nekropsi diperlukan pengetahuan mengenai anatomi dan pathologi  dari

hewan tersebut.

Ayam layer yang berasal dari peternakan Sidayu Gresik mengalami gejala

sayap terkulai, kaki pincang, ngorok pernafasan melalui mulut, bulu kusam,

discharge nasal. Untuk mengetahui kelainan patologis dari gejala klinis tersebut

sangat perlu dilakukan nekropsi untuk mengetahui sebab kelainan pada ayam layer

tersebut.

Page 4: Nekropsi Ayam

2. Rumusan masalah

Apakah kemungkinan penyebab sayap terkulai, kaki pincang, ngorok

pernafasan melalui mulut, bulu kusam, discharge nasal pada ayam layer dari

sisi patologi anatomi.

3. Tujuan

Untuk mengetahui penyebab sayap terkulai, kaki pincang, ngorok pernafasan

melalui mulut, bulu kusam, discharge nasal pada ayam layer.

4. Manfaat

- Dapat mengetahui penyebab sayap terkulai, kaki pincang, ngorok

pernafasan melalui mulut, bulu kusam, discharge nasal pada ayam layer.

- Dapat mengaplikasikan tehnik nekropsi ayam

Page 5: Nekropsi Ayam

BAB II POULTRY NECROPSY REPORT

Pemilik : Dirahasiakan

Tempat Asal : Sidayu Gresik

Strain : Ayam Layer

Jenis Kelamin : Betina

No. flock : -

Tipe Kandang : Kandang Terbuka

Program Pakan : -

Umur : 16 minggu

Sejarah Vaksin : -

Tanggal Gejala Sakit Tampak : 30 April 2014

Tanggal Kematian/Nekropsi : 1 Mei 2014

Medikasi dan Pengobatan : -

Gejala Klinis, Symptome dan Anamnesa : Sayap Terkulai, Kaki Pincang,

Ngorok pernafasan melalui mulut,

Bulu kusam, Discharge nasal.

Kondisi Fisik

Organ-organ Normal Abnormal KeteranganBulu dan kulit - √ PucatPial dan Jengger - √ PucatTelinga - √ PucatMata - √ Pucat, kemerahanCavum nasalis - √ DischargeMulut √ - -

Respiratory and Circulatory System

Organ-organ Normal Abnormal KeteranganLarynx dan Trakhea (Windpipe)

- √ Ptechie

Pulmo and Bronchial Tubes

- √ Bintik-bintik hitam

Air Sacs - √ KeruhJantung √ - -

Page 6: Nekropsi Ayam

Digestive System and Accessory Organs

Organ-organ Normal Abnormal KeteranganOesophagus √ - -Crop √ - -Proventriculus √ - -Ventriculus √ - -Small Intestine - √ Terdapat ptechieCaeca tonsil - √ Terdapat ptechieCaecum - √ Terdapat ptechieKloaka √ - -Hepar √ - -Vesica felea √ - -Limpa √ - -

Excretory and Reproductive Systems

Organ-organ Normal Abnormal KeteranganGinjal dan Ureter √ - -Hierarki folikuli √ - -

Muscles

Organ-organ Normal Abnormal KeteranganDada √ - -Paha √ - -

Nervous System

Organ-organ Normal Abnormal KeteranganN. Brachialis √ - -N. Ischiadicus √ - -

Diagnosa : Ayam layer diduga terserang penyakit coccidiosis,

infectious bronchitis.

Pemeriksaan antemortem

Keadaan ayam sebelum mati :

Sulit bernafas (paruh terbuka)

Lemas

Page 7: Nekropsi Ayam

Sayap terkulai

Kaki Pincang

Mukosa mata pucat kemerahan

Discharge hidung

Hasil Pemeriksaan (Nekropsi + Histopatologi)

1. Sistem Pernafasan Dan Sirkulasi

Cavum nasal

Pemeriksaan cavum nasal dilakukan dengan cara memotong paruh

ayam, kemudian dilakukan penekanan untuk mengetahui adanya discharge

berupa eksudat atau transudat. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya

discharge encer, bening dan lengket yang keluar dari cavum nasal.

Page 8: Nekropsi Ayam

Adanya discharge bening, encer dan lengket pada cavum nasalis

Air Sac

Terdapat perubahan patologis pada air sac ayam tersebut yaitu berupa

kekeruhan pada air sac (Air saculitis)

Air sac tampak keruh

Laring dan Trachea

Ayam mengalami laringitis dan tracheitis karena dijumpai adanya hemoragi

berupa ptechie pada laring dan trachea.

Page 9: Nekropsi Ayam

Adanya ptechie pada laring dan trachea ayam

Pulmo

Pulmo bewarna merah muda, pada permukaan pulmo terdapat bintik-bintik

hitam (Pneumoconiosis) dan adanya sedikit perdarahan. Uji fungsional pulmo

dengan cara mengapungkan pada air menampakkan pulmo normal (terapung).

Berdasarkan pemeriksaan histopatologi organ pulmo, dijumpai adanya infiltrasi

eritrosit pada septa dan lumen alveoli. Selain itu, terdapat bintik hitam pada

septa alveoli.

Terdapat bintik-bintik hitam (pneumoconiosis) pada permukaan pulmo

Page 10: Nekropsi Ayam

Terdapat pneumoconiosis berupa bintik-bintik warna hitam pada septa alveoli

Adanya infiltrasi eritrosit pada septa dan lumen alveoli

Jantung

Jantung ayam terlihat normal. Palpasi pada jantung menunjukkan konsistensi

jantung yang normal dan apex jantung tidak terlihat tumpul (lancip). Bidang

sayatan jantung tidak terjadi perubahan patologis.

Page 11: Nekropsi Ayam

2. Sistem Perncernaan

Esofagus dan Crop

Tidak menampakkan adanya perubahan patologis (Normal). Crop dalam

keadaan kosong tidak terisi pakan.

Proventriculus, ismus dan ventriculus

Pemeriksaan proventrikulus ismus dan ventrikulus tampak normal, tidak

terdapat perdarahan pada mukosa dan papil proventrikulus berukuran normal

serta tidak terjadi erosi.

Intestinal

Pemeriksaan organ intestinal ayam tampak normal, namun ketika disayat

terdapat hemoragi yang suffusive pada mukosa usus secara merata dari

duodenum hingga kolon, caecum normal tidak terdapat perdarahan, caeca

Page 12: Nekropsi Ayam

tonsil mengalami perdarahan berupa ptechie namun tidak terjadi

pembengkakan. Pankreas tampak normal bewarna putih pucat dan tidak

terdapat adanya hemoragi. Isi usus normal dan tidak terdapat adanya cacing

pada saluran pencernaan. Berdasarkan pemeriksaan histopatologi terdapat

adanya infiltrasi eritrosit.

Hemoragi sepanjang usus halus dan colon

Gambaran Mikroskopis usus adanya infiltrasi eritrosit, sel radang dan vili usus

nampak ruptur

Hepar

Palpasi organ hepar menunjukkan konsistensi kenyal, tepi lobus lancip dan

tidak terdapat hemoragi ataupun foci nekrotik dipermukaan hepar.

Pemeriksaaan bidang sayatan hepar tidak terdapat adanya perubahan patologis.

Page 13: Nekropsi Ayam

Limpa

Limpa berukuran normal dan memiliki warna yang normal, konsistensi yang

kenyal agak keras.

3. Pemeriksaan sistem eksretory

Ginjal dan Ureter

Ukuran ginjal terlihat normal, tidak mengalami perbesaran. Tidak terdapat

perubahan patologis. Warna ginjal merah tua dengan konsistensi normal.

Page 14: Nekropsi Ayam

4. Pemeriksaan sistem otot

Pemeriksaan otot secara makroskopis terlihat normal dengan warna pink pucat

dan tidak ada kelainan patologis seperti hemoragi pada permukannnya. Pada

pemeriksaan kaki sinister yang mengalami kepincangan menunjukkan adanya

sinovitis yang ditandai dengan adanya perdarahan dan nekrosis pada caput

femuris.

Caput femuris dexter normal, Caput femuris sinister terjadi sinovitis ditandai dengan

adanya warna merah kehitaman pada caput femuris

5. Pemeriksaan System Syaraf

Nervus ischiadicus memiliki ukuran yang normal dan sama antara nervus sinister

dan dexter, tidak ada pembesaran ataupun penyempitan nervus. Pemeriksaan

makrokopis otak terlihat normal tidak terjadi perdarahan.

Dexter

Sinister

Page 15: Nekropsi Ayam

Gambaran nervus ischiadicus dexter dan sinister normal, tidak terjadi penyempitan

ataupun pembesaran.

Makroskopis otak normal tidak terdapat perubahan patologis

DIAGNOSA

Berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomi dan pemeriksaan

mikroskopis, ada dua dugaan penyakit berbeda yang menjadi penyebab yaitu

penyakit yang menyerang pencernaan coccidiosis dan penyakit saluran pernapasan

IB (Infectious Bronchitis). Namun, pemeriksaan patologi belum dapat meneguhkan

diagnosa, diperlukan pemeriksaan darah dan pemeriksaan isolasi identifikasi bakteri

dan virus untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Page 16: Nekropsi Ayam

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perubahan patologi anatomi dan juga pemeriksaan

mikroskopis yang menunjukkan adanya perdarahan sepanjang usus dan caeca tonsil

dugaan penyakit mengarah pada coccidiosis. Sedangkan perubahan patologi anatomi

pada saluran pernafasan kemungkinan merupakan infeksi sekunder.

Coccidiosis disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Saat bentuk infektif

Eimeria sp termakan ayam, dimulailah siklus hidup parasit bersel satu ini. Di gizzard

(tembolok) dinding kista ookista terkikis sehingga keluarlah sporozoit yang langsung

menuju ke usus untuk melangsungkan siklus hidupnya. Akibatnya terjadi luka,

perdarahan dan kerusakan jaringan usus. Secara mikroskopis, kerusakan yang

disebabkan infeksi Eimeria sp. ialah rusaknya sel-sel epithel mukosa usus dan

perlukaan kapiler-kapiler darah di mukosa usus. Perdarahan di usus itu disebabkan

robeknya pembuluh darah di epithel oleh schizont atau merozoit saat menembus

menuju lumen usus.

Gangguan pencernaan akibat infeksi protozoa misalnya akan menyebabkan

saluran pencernaan tidak dapat bekerja dengan baik. Selain itu dapat terjadinya

immunosuppresif karena mukosa usus dan caeca tonsil merupakan bagian dari sistem

kekebalan lokal di saluran pencernaan. Sehingga kerusakan pada usus dan caeca

tonsil ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya seperti

penyakit pernafasan.

Berdasarkan gejala klinis adanya discharge nasal, ngorok, pernafasan dari

mulut serta perubahan patologi anatomi berupa ptechie pada laring dan trachea

dugaan penyakit sementara ayam terkena infectious bronchitis. Selain itu,

manajemen sanitasi kandang yang kurang baik dapat dilihat dari perubahan warna

mukosa mata pucat kemerahan yang menunjukkan tingginya kadar amonia yang

tinggi di dalam kandang (Amonia Burn), serta adanya pigmen debu

(Pneumoconiosis) berupa bintik-bintik hitam pada pemeriksaan makroskopis maupun

mikroskopis pulmo.

Kepincangan yang terjadi pada kaki kiri kemungkinan disebabkan karena

adanya trauma sehingga menyebabkan terjadinya sinovitis yang ditandai dengan

adanya warna merah kehitaman sebagai reaksi keradangan pada caput femuris.

Page 17: Nekropsi Ayam

KESIMPULAN

Diagnosa sementara dugaan penyakit pada ayam layer usia 16 minggu ini

terserang komplikasi penyakit pernafasan dan pencernaan yaitu coccidiosis dan

infectious bronchitis. Untuk meneguhkan diagnosa, diperlukan pemeriksaan darah

dan pemeriksaan isolasi identifikasi bakteri dan virus untuk pemeriksaan lebih lanjut.