NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.unisayogya.ac.id/3057/1/NASPUB.pdfdapat...
Transcript of NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN …digilib.unisayogya.ac.id/3057/1/NASPUB.pdfdapat...
NASKAH PUBLIKASI
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE
DI DESA BLEKIK SARDONOHARJO NGAGLIK SLEMAN
YOGYAKARTA
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan ′Aisyiyah Yogyakarta
Disusun Oleh:
Dwi Septi Ambarwati
NIM: 070201063
PROGRAM PENDIDIKAN NERS-PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ′AISYIYAH
YOGYAKARTA
2009
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE
DI DESA BLEKIK SARDONOHARJO NGAGLIK SLEMAN
YOGYAKARTA
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan ′Aisyiyawh Yogyakarta
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
Dwi Septi Ambarwati
NIM: 070201063
PROGRAM PENDIDIKAN NERS-PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ′AISYIYAH
YOGYAKARTA
2009
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA BLEKIK SARDONOHARJO NGAGLIK SLEMAN
YOGYAKARTA TAHUN 20091
Dwi Septi Ambarwati2, Suratini3
INTISARI
Latar belakang penelitian adalah wanita menopauase yang mengalami
problem kesehatan karena berkurangnya hormon estrogen dalam darah. Dampak pada wanita menopause mengalami beberapa masalah baik dari segi fisik maupun psikis, secara psikis adanya perubahan emosi yang mudah marah, mudah pingsan, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, cemas, dan sulit tidur.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kecemasan pada wanita menopause di Desa Blekik Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Subyek penelitian sejumlah 30 responden, dan dianalisis dengan deskriptif.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa 50% wanita menopause di Desa Blekik mengalami tingkat kecemasan sedang. Saran pada wanita menopause harus tetap melakukan aktifitas sehari-hari dengan melibatkan diri pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, sehingga akan dapat memperoleh informasi-informasi tentang keadaan menopause dan cara-cara untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Kata kunci : Karakteristik, Menopause, Tingkat Kecemasan Kepustakaan : 16 buku (1998-2008) 1 jurnal internet (2008) Jumlah halaman : xiv, 46 halaman, gambar 1 s.d 8 1Judul skripsi 2Mahasiswa strata PSIK-STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta 3Dosen PPN-PSIK 'Aisyiyah Yogyakarta
THE ILLUSTRATION OF ANXIETY LEVEL IN MENOPOUSE OF WOMAN IN BLEKIK VILLAGE, SARDONOHARJO, NGAGLIK
SLEMAN YOGYAKARTA 20091
Dwi Septi Ambarwati2, Suratini3
ABSTRACT
Background : the menopause woman who are having the health
problem because of the decreasing of esterogen hormone in the blood. Menopause in woman may impact in both physically or psychologically. Physically, it may cause the emotional changing, unconsciousness, lack of concentration, huffy, the high level of anxiety and insomnia.
Purpose of the research : to know the level of anxiety in menopause woman in Blekik village, Sardonoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta.
Methodology of research : the research uses the observational methodology with the time approach of cross sectional. Questioner is used in data collecting of this research. The research subject is 30 respondents, therefore to be analyzed descriptively.
The research result : from the research, it is gained 50% menopause women in Blekik village with the medium level of anxiety.
Suggestion : The menopause woman must keep doing the daily activity by involving themselves in community and social activities in order to collect the information concerning to menopause condition and the method to control the problem.
Keyword : Characteristic, Menopause, Anxiety Level References : 16 books (1998 - 2008) 1 internet journal (2008) Number of Pages : xiv. 46 pages, pictures 1 – 8
1 The Title of Thesis 2 The student of PSIK-strata of STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 3 The lectureof PPN-PSIK ‘Aisyiyah Yogyakarta
A. Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan penduduk lanjut
usia di Indonesia tercatat paling pesat
didunia dalam kurun waktu tahun
1990-2025, di Indonesia berada di
peringkat empat dunia di bawah
Cina, India dan Amerika
(Mangoenprasodjo, 2004). Hal ini
terjadi karena penurunan tingkat
fertilitas yang diikuti dengan
meningkatnya angka harapan hidup
dari tahun ke tahun. Di tahun
mendatang diperkirakan usia
harapan hidup dapat mencapai 100
tahun, dengan demikian maka
perubahan struktur dari penduduk
muda menjadi penduduk berstruktur
tua sehingga persoalan yang
dihadapi diperkirakan semakin
besar. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi pemerintah dan
masyarakat, di samping memerlukan
upaya serius untuk mengatasinya
(Depkes RI, 2005).
Jumlah dan proporsi
penduduk perempuan yang berusia
diatas 50 tahun dan diperkirakan
memasuki usia menopause dari
tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang signifikan. Jumlah
wanita menopause diperkirakan
dapat mencapai 60-70 juta orang
pada tahun 2025. Pada tahun 1999
proyeksi penduduk Indonesia yang
berumur 0-4 tahun (balita)
sebanyak 2.964.200 jiwa dan yang
berumur 55 tahun ke atas
sebanyak 2.287.900 jiwa, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa
jumlah balita dan wanita
menopause hampir sama (Pramono,
1998).
Menopause di anggap alami,
termasuk gangguan fisik yang
menyertai. Seiring peningkatan usia
harapan hidup orang mulai
memberi perhatian pada wanita
menopause. Jika orang hidup
sampai usia 70 tahun, sedang
menopause terjadi pada usia 50
tahun, artinya hampir sepertiga
hidup wanita yang dijalankan terjadi
pada masa menopause (Susanto cit
DEPKES, 2005).
Menopause merupakan
keadaan alamiah yang berlangsung
secara normal dalam perjalanan hidup
seorang wanita dan tidak dapat
menghindarinya. Menopause
merupakan suatu tahap di mana
wanita tidak lagi mendapatkan siklus
menstruasi yang menunjukkan
berakhirnya kemampuan wanita
untuk bereproduksi. Secara normal
wanita akan mengalami menopause
antara usia 40-50 tahun (Kuntjoro,
2002).
Wanita yang memasuki
menopause mengalami problem
kesehatan, karena berkurangnya
hormon estrogen dalam darah.
Timbulnya efek itu sebagai dampak
menurunnya fungsi ovarium (indung
telur). Berkurangnya hormon
estrogen membuat wanita menopause
mengalami beberapa kelainan, yang
manifestasinya dirasakan bukan cuma
dari segi fisik, tapi juga psikis, seperti
perubahan emosi yang mudah marah,
mudah pingsan, lambat mempelajari
hal baru, sulit berkonsentrasi, mudah
tersinggung, cemas, sulit tidur,
kemampuan daya ingat berkurang
ataupun depresi. Gejala dan
perubahan tersebut biasanya
berangsur menghilang, walaupun
tidak menyebabkan kematian, namun
menimbulkan rasa tidak nyaman dan
kadang menyebabkan gangguan
dalam kehidupan sehari-hari
(Atmajaya, 2002).
Menopause merupakan
pengalaman individual, sehingga
dalam menyikapinya berbeda antara
wanita yang satu dengan wanita
lainnya. Hal ini sangat dipengaruhi
o1eh berbagai faktor, diantaranya
faktor genetik, kondisi kesehatan,
pola serta sikap hidup, perkembangan
yang matang, dukungan keluarga dan
lingkungan sosial di mana wanita itu
tinggal akan ikut menentukan apakah
menopause bermasalah atau tidak.
Proses menopause secara psikologis
amat menekan, terlebih karena
adanya mitos yang terkait dengan
menopause, selain itu perubahan
perilaku menjadi mudah marah,
suasana hati yang buruk serta depresi
tanpa sebab yang jelas. Menopause
menimbulkan perubahan yang banyak
secara biologis, psikologis maupun
sosial pada seorang istri. Jika suami
tidak siap menerima perubahan
alamiah yang terjadi pada istri, bisa
menambah tekanan batin seorang istri
(Mangoenprasodjo, 2004).
Perubahan-perubahan
psikologik saat menopause tidak
sama, bagi tiap wanita dan bersifat
sangat individual, bervariasi dari
yang ringan sampai yang berat,
tergantung pada kehidupan
psikologik emosional dan pandangan
sebelumnya terhadap menopause dan
artinya bagi wanita yang
bersangkutan. Menopause bagi
seorang istri berarti akan kehilangan
kewanitaannya, kehilangan nafsu
birahi dan kemampuan koitus dan
dapat kehilangan cinta dari suami,
sedangkan arti menopause bagi
wanita yang tidak mempunyai anak
atau tidak menikah dapat berarti
pudarnya harapan untuk menunaikan
tugas kewanitaannya, Menurut
Banadee cit Fludono (1986).
Menurut Susanto cit Depkes
(2005), masa menopause tidak dapat
diobati sehingga mustahil untuk
dihindari. Bahkan badan dunia
kesehatan (WHO, 1981),
mendefinisikan menopause sebagai
penyakit menurunnya fungsi
estrogen. Dampaknya bagi dunia
kesehatan dan kedokteran,
menopause hingga kini diberi label
sebagai penyakit yang perlu untuk
disembuhkan (Kuntjoro, 2002).
Bagi wanita menopause
sendiri, kecemasan adalah perasaan
yang sering dialami manusia
sepanjang hidupnya (Husodo, 1988).
Kecemasan muncul sebagai gejala
yang normal, dapat pula sebagai
gejala yang normal, dan gejala yang
menyertai gangguan jiwa, juga bisa
muncul sebagai sindrom yang disebut
sebagai proses atau cemas (Salan,
1997). Kecemasan adalah respon
terhadap suatu ancaman yang
sumbernya tidak diketahui, interval,
samar-samar atau konfliktual.
Kecemasan merupakan perasaan
individu dan pengalaman subyektif
yang tidak diamati secara langsung
dan perasaan tanpa obyek yang
spesifik dipacu oleh ketidaktahuan
dan didahului oleh pengalaman baru
(Stuart & Sundeen, 1995).
Kecemasan dapat ditimbulkan
oleh beberapa sebab seperti sering
mengalami frustasi, pengalaman yang
tidak menyenangkan berhubungan
dengan masa depan dan lain-lain.
Perwujudan kecemasan sangat sulit
diketahui, tetapi dapat diamati dari
reaksi-reaksi yang ditimbulkannya
(Stuart & Sundeen, 1998). Cemas itu
timbul akibat adanya respon terhadap
kondisi stress atau konflik, baik yang
datang dari luar maupun dari dalam
diri sendiri, itu akan menimbulkan
respon dari sistem saraf yang
mengatur pelepasan hormon tertentu.
Setiap kecemasan selalu
melibatkan komponen kejiwaan
merupakan organ biologik walaupun
pada tiap individu bentuknya tidak
sama. Kebanyakan gejala tersebut
merupakan penampakkan dari
terangsangnya sistem saraf otonom
maupun viseral. Penderita ada yang
mengeluh menjadi sering kencing
atau diare, kembung, keringat dingin,
berdebar-debar, hipertensi, sakit
kepala dan sesak napas (Salan, 1997).
Kebijakan pemerintah pada
wanita menopause adalah untuk
meningkatkan taraf hidup wanita
menopause untuk terhindar dari
kecemasan yang timbul setelah
terjadinya masa menopause pada
wanita menopause dengan cara
mengadakan pendirian tenaga-tenaga
industri kecil rumah tangga seperti
halnya pembuatan kerajianan, dan
makanan-makanan ringan sebagai
contoh didaerah Bantul tepatnya
didaerah seni budaya Kasongan,
(http://.wordpress.com/2008/01/02/pe
luang-pekerjaan-wanita-
menopouse/diambil/2008/01/03).
Hasil studi pendahuluan yang
telah dilakukan dengan wawancara,
bahwa dari 3 orang wanita
menopause di Desa Blekik
mengatakan selama mengalami
menopause banyak hal yang
mengalami perubahan misalnya
mudah cemas, dan sulit tidur, serta
tidak percaya diri, dan menurut
Kepala Desa Blekik selama ini belum
ada penelitian mengenai masalah
kecemasan pada wanita menopause
dan apa saja dampak dari kecemasan
pada wanita menopause, apakah
wanita menopause di Desa Blekik
mengalami kecemasan ringan, sedang
atau berat. Berdasarkan fenomena
tersebut peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana sebenarnya
kondisi psikologik dan gambaran
tingkat kecemasan yang dialami oleh
wanita menopause di Desa Blekik
Sardonoharjo Ngaglik Sleman
Yogyakarta.
B. Gambaran Umum Lokasi
Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Desa Blekik Sardonoharjo
Ngaglik Sleman dimana sebagian
besar penduduk desa adalah
petani yang pada umumnya
berusia tua menuju lansia. Di
Desa Blekik tidak terdapat suatu
paguyuban atau perkumpulan
khusus bagi ibu-ibu wanita
menopause, hanya ada
perkumpulan arisan Desa setiap
satu bulan sekali pada setiap
malam tanggal 5 minggu
pertama. Selama ini di Desa
Blekik belum ada penyuluhan
mengenai menopause, baik dari
tenaga kesehatan lain maupun
dari Puskesmas setempat. Wanita
menopause di Desa Blekik
kurang mengetahui mengenai
menopause, terutama wanita
menopause yang berpendidikan
rendah sekolah dasar.
Blekik terletak di wilayah
Desa Sardonoharjo Kecamatan
Ngaglik Kabupaten Sleman,
dengan luas lahan 1.527 M2.
Batas wilayah Blekik adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan
dengan dusun Plosorejo
2. Sebelah Selatan berbatasan
dengan Tempursari
3. Sebelah Timur berbatasan
dengan Pencarsari
4. Sebelah Barat berbatasan
dengan dusun Gondanglutung
Kelurahan Donoharjo.
Kondisi wilayah Desa
Blekik adalah tanah pertanian
sehingga masyarakatnya banyak
yang berprofesi sebagai petani.
C. Karakteristik Responden
Setelah data dikumpulkan
kemudian dilakukan pengolahan
data sesuai dengan tujuan
penelitian, selanjutnya hasil
penelitian disajikan dalam bentuk
diagram pie dan disertai dengan
penjelasannya sebagai berikut:
a. Karakteristik responden
berdasarkan umur
Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa Blekik Sardonoharjo Ngaglik Sleman 2009
Dari gambar 3,
karakteristik responden
berdasarkan umur di Desa
Blekik banyak terjadi pada
kelompok umur 45-50 tahun
yaitu sebesar 46,67 %, pada
hasil data yang didapat
bahwa umur 45-50 tahun
wanita di Desa Blekik
terbanyak sudah mengalami
menopause, terkecil pada
kelompok umur 51-55 tahun
yaitu sebesar 13,33%.
b. Karakteristik responden
berdasarkan paritas
Gambar 4. Karakteristik Responden
Berdasarkan Paritas di Desa Blekik Sardonoharjo Ngaglik Sleman 2009
Gambar 4,
karakteristik responden
berdasarkan paritas di Desa
Blekik banyak terjadi pada
kelompok dengan paritas 3
(30%), sedangkan terkecil
pada kelompok dengan
paritas 1 ( 10%).
c. Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
di Desa Blekik Sardonoharjo Ngaglik Sleman 2009
Gambar 5,
karakteristik responden
berdasarkan pendidikan di
Desa Blekik banyak terjadi
pada kelompok ibu dengan
pendidikan SD (50%)
sedangkan terkecil pada
kelompok ibu dengan
pendidikan SMA (6,67%).
d. Karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Blekik Sardonoharjo Ngaglik Sleman 2009
Gambar 6,
karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan di
Desa Blekik banyak terjadi
pada ibu rumah tangga (40%)
sedangkan terkecil pada ibu
yang berprofesi sebagai guru
(6,67%).
e. Karakteristik responden
berdasarkan status perkawinan
Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan di Desa Blekik Sardonoharjo Ngaglik Sleman 2009
Gambar 7,
karakteristik responden
berdasarkan status
perkawinan di Desa Blekik
banyak terjadi pada
ibu/wanita yang berstatus
menikah sebesar (73,3%),
dengan adanya penurunan
hormon estrogen dan adanya
peningkatan hormon FSH dan
LH dan adanya penipisan
dinding rahim selain itu lendir
vagina mulai mengering
sehingga menyulitkan
hubungan suami istri,
sedangkan terkecil pada janda
(6,67%).
5. Tingkat Kecemasan Pada
Wanita Menopause di Desa
Blekik Sardonoharjo
Ngaglik Sleman Tahun 2009
Berdasarkan hasil
pengolahan data diperoleh
gambaran yang dapat
menjelaskan tingkat kecemasan
para ibu yang menjadi responden,
selanjutnya hasil penelitian
disajikan dalam bentuk diagram
pie sebagai berikut.
Gambar 8. Tingkat Kecemasan Pada Wanita Menopause di Desa Blekik Sardonoharjo Ngaglik Sleman 2009
Gambar 8, menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
wanita menopause mempunyai
tingkat kecemasan sedang (50%)
dan hanya sebagian kecil yang
mempunyai tingkat kecemasan
rendah (6,67%).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S,1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, P.T. Rineka Cipta, Jakarta.
Bobak, 2000, Perawatan Maternitas dan Ginekologi, Jakarta. _____, 2004, Buku Ajar
Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta.
Carpenito,2000, Diagnosa
Keperawatan, EGC, Jakarta. Fifiana, 2007, Gambaran Psikososial
Wanita Pasca Menopouse di Puskesmas Kemranjen I Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas, Program Studi Ilmu Keperawatan UGM, SKRIPSI, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta.
Karmedawati, 2004, Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu-ibu Menopause Awal di Desa
Mranggen Kecamatan Jatinom Kabupten Klaten, Program Studi Kebidanan STIKES ′Aisyiyah, KTI, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta.
Kartono, K, 1992, Psikologi Wanita:
Mengenal Gadis Remaja Dan Wanita Dewasa, Mandar Maju, Bandung.
Lubis R, 2002, Gambaran Klinik
Dari Kadar FSH Serum Pada Penderita Sindrom Menopause, Obstetric Ginekologi Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo, Jakarta.
Notoatmodjo, 2002, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Pakasi, L.S, 2000, Menopause
Masalah dan Penanggulangannya, Edisi 2, FKUI, Jakarta.
Potter and Perry, 2005, Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktek, EGC, Jakarta.
Prawiro Huesodo, S, 1998, Stress dan
Kecemasan Simposium Stress dan KecemasanLabopaterium Kedokteran Jiwa, FK UGM, Yogyakarta.
Roam W.J, 1997, Ilmu Kedokteran
Jiwa, Edisi 3, Depkes RI, Jakarta.
Salan R, 1997, Beberapa Konsep Tentang Kecemasan Dalam Pendekatan Klinik Biokimia dan Farmakologi, Yayasan Dharma Husada, Jakarta.
Stuart dan Sundeen, 1998, Buku Saku
Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta.
Sugiyono, 2005, Statistika Untuk
Penelitian, Alfabeta, Bandung. Yatim, 2001, Haid Tidak Wajar dan
Menopause, Yayasan Balai Pustaka, Jakarta.