psikologi kebidanan wanita masa menopause

download psikologi kebidanan wanita masa menopause

If you can't read please download the document

description

psikologi kebidanan wanita masa menopause

Transcript of psikologi kebidanan wanita masa menopause

1

PSIKOLOGI

WANITA MASA MENOPASUE

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Kebidanan

Dosen Pembimbing : Setyo Mahanani Nugroho, SST, M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 6

Whentin (14140062)Eviana Maya S(14140072)Sarah Pratama(14140095)Ayu Ari L(14140100)Suryani(14140104)Kiki Rizki(14140112)

Kelas : B11.2

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA2

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini.

Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada sifatnya sangat individual. Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak nyamanan inibisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat berfikir positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila wanita tersebut berfikir negatif maka keluhan. keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya.

Setelah mengalami menstruasi sejak usia pubertas dan berlangsung terus selama masa subur (produktif), wanita akan sampai pada penurunan fungsi hormonal yang mengakibatkan menurun dan berhentinya menstruasi. Dengan berakhirnya haid, proses ovulasi dan pembuahan sel telur juga berhenti. Segenap aparat kelenjar mengalami hambatan pengurangan aktivitasnya. Organ kelamin turut mengalami proses atrofi, menjadi kisut dan mundur fungsinya. Akhirnya, segenap bagian tubuh lambat laun menampakkan gejala ketuaan. Fese demikian ini pada wanita disebut menopause (men = bulan, pause = berhenti).

Fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium (climacter = tahun perubahan/pergantian tahun yang berbahaya). Menopause merupakan peristiwa fisiologis alamiah. Terjadi setelah berhentinya menstruasi selama 1 tahun. Biasanya, menstruasi mulai berkurang (taper off) selama 2-5 tahun, paling sering antara umur 48 55 tahun, rata-rata pada umur 51,4 tahun. Kaplan & Sadock (1991) menyebutkan berbagai gejala psikologis menopause, seperti kecemasan (anxietas), lemah (fatique),ketegangan, labilitas emosional, iritabilitas, depresi, pusing-pusing, dan sukar tidur (insomnia).Tanda dan gejala fisik adalah berkeringatan malam hari (night sweats), flushes dan hot flashes. Yaitu persepsi mendadak rasa panas di leher dan tubuh yang disertai keringatan atau perubahan warna kulit kemerahan. Penyebab dari hot flashes ini kemungkinan karena menurunnya sekresi luteinizing hormone (LH).

Menopaus secara alamiah terjadi karena menurunnya sekresi hormone kewanitaan, terutama hormon oestrogen. Penurunan ini menyebabkan atrofi (pengisutan) dan pengeringan mukosa vagina, sehingga sering terjadi vaginitis (radang vagina), pruritus (gatal-galat), dispareuni (nyeri waktu hubungan seksual), dan stenosis. Perubahan-perubahan system hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi psiko-fisiologik sehingga berlangsung proses kemunduruan yang progresif. Karena itu periode klimakterium atau menopause disebut periode krisis karena perubahan dan kemunduran yang terjadi mengakibatkan krisis-krisis dal kehidupan psikis pribadi seseorang.

Rumusan Masalah

Apa definisi menopause ?Apa sajaperiode-periode menopause ?Apa sajatahap menopause ?

Apa saja tanda dan gejalat menopause ?

Perubahan apa saja yang terjadi pada masa menopause dan cara mengatasinya ?Apa saja gangguan psikologi pada wanita menopause dan cara mengatasinya.

Tujuan

Adapun tujuan umum dan khususdaripembuatanmakalahini, yaitu:

Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai tugas dari dosen mata kuliah.Tujuan khusus:Memberi pengetahuan tentang definisi manopause.Memberinpengetahuan tentang periode-periode pada masa menopause.Memberi pengetahuan tentang tahapan pada masa manopause.Memberi pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala menopause.Memberi pengetahuan tentang gangguan pada masa menopause dan penyelesainnya.

Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:

Menambah wawasan Mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini.Mengembangkan pemahaman Siswa/siswi tentang psikologi pada masa menopause.Meningkatkan keterampilan para Mahasiswa dalam membuat makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Manopause

Menopauseadalah berhentinya secara fisiologissiklus menstruasiyang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagaiperubahan kehidupan.

Menopause berasal dari kata meno artinya bulan, pause, pausa, pasico artinya periode atau tanda berhenti. Jadi menopause artinya berhentinya secara degeneratif menstruasi. Menopause adalah berhentinya menstruasi, berhentinya ovulasi dengan disertai penurunan fungsi dari organ reproduksi dan akhirnya bagian-bagian dari tubuh perlahan-lahan menunjukkan tanda-tanda ketuaan Menopause merupakan periode akhir dari menstruasi (kira-kira 1 tahun) pada wanita yang berumur 45-60 tahun.

International Menopause Society (IMS), pada tahun 1999, menyampaikan rekomendasi berdasarkan definisi WHO (1996). Menopause alamiah (natural menopause) adalah berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alami ini dikenal bila terjadi amenorea selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan penyebab patologi atau fisiologi yang jelas.

Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti.Mendanpauseisadalah kata pertama yang digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. (Kasdu, 2002, h.9)

Websters Ninth New Collegiate Dictionarymendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. (Kasdu, 2002, h.9)

Dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG., dari Sub-bagian Endokrinologi dan Immunologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta, menyebutkan menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi hormon indung telur. (Kasdu, 2002, h.10)

Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. (Wiknjosastro, 2007, h. 129)

Menopause rupanya ada hubungannya denganmenarche.Makin dinimenarcheterjadi, makin lambat menopause timbul; sebaliknya, makin lambatmenarcheterjadi, makin cepat menopause timbul. (Wiknjosastro, 2007, h. 130)

Menopause merupakan masa krisis dalam kehidupan wanita yang mendekati usia paruh baya. Berbagai macam penyakit akan timbul saat wanita memasuki masa menopause ini, akibat berkurangnya jumlah estrogen dalam tubuh.

Periode Manopause

Menurut(Prawirohardjo Sarwono, 2003)ada tiga periode menopause, yaitu:

Klimakterium

Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak.

Menopause

Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.

Senium

Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagian- bagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan wanita seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause seperti sebelumnya.

Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang berbeda umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an, sementara wanita-wanita lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.

Tahap Masa Menopause

Menurut(Prawirohardjo Sarwono, 2003)menopause di bagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

Pra Menopause

Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.

Peri Menopause

Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.

Menopause

Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.

Tanda dan Gejala Menopause

Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010)

Ingatan Menurun

Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.

Kecemasan

Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya.

Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.

Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :

Suasana hatiyaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.Pikiranyaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.Motivasiyaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.Perilaku gelisahyaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.

Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.

Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman.

Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.

Mudah Tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.

Stress

Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam.

Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat individual sifatnya.

Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan fisiologis.

Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi stress tersebut.

Depresi

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria.

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.

Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.

Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :

Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis, mengeluh.Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.

Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.

Gangguan Psikologi Bagi Wanita Menopause

Depresi Menstrual

Depresi manualadalah keadaan yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid.

Depresi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.

Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu:

Dukungan InformatifMemberikan konseling khusus berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan menerima siklusnya.Memberikan nasehat agar dapat menerima keadaanya dengan lapang dada.Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi pada suaminya.Memberikan nasehat untuk mencari lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain lain.Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual.Memberi contoh contoh pengalaman positif tentang wanita menopause.Menganjurkan untuk berolahraga.Memberi latihan penanganan stress.Memberi nasehat untuk konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.Dukungan EmosionalMempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.Dukungan PenghargaanMemberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.Memberi dorongan atau support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.Dukungan InstrumentalMemberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.Memberi bantuan materi (yang diberikan keluarga).

Masturbasi Klitoris

Banyak wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi dingin-beku secara seksual, pada masa klimakteris ini tiba-tiba saja seksualitasnya menjadi hangat mebara lagi, dan ia menjadi sensitive sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita yang selama periode produktifnya memiliki seksualitas yang normal, justru pada usia klimakteris ini mereka menjadi beku dingin secara seksual.

Adakalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).

Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :

Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi.Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada istrinya.

Ide Delerius

Ide Deleriusmadalah ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualanganjika pada usia pubertas sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan).

Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan:

Memberikan nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.Memberikan nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam kehidupannya.

Aktifitas Hipomanis Semu

Aktifitas hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah olah wanita ini merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai kehidupannya dari awal lagi.

Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu:

Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan kegiatan yang memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.

Infantile

Infantile pada masa menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber kedua ini.Saat menopausemuncul kembali ingatan masa kecil, keceriaan, harapan, permainan, lepas, gembira, asyik, dan masih banyak suasana kegembiraan yang menyertai.Pada masa menopause infantil ini rasa keinginan selalu ingin terpenuhi, layaknya seperti anak-anak.

Insomnia

Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan situasional semua berperan dalam hal ini.

Setelah usia 40 atau 45 tahun, wanita mungkin mengalami kesulitan untuk bisa tidur atau tetap tidur:

Penurunan kadar hormon

Kemerahan dan berkeringat di malam hari.

Depresi dan kecemasan.

Masalah fisik lain seperti kesulitan bernapas, masalah tiroid, sakit dll.

Penggunaan kafein, alkohol nikotin yang berlebihan, atau penggunaan beberapa suplemen.

Masalah Sosial dan keluarga seperti orang tua yang sakit, perceraian, kekhawatiran pekerjaan, masalah keuangan dll.

Berbagai obat-obatan digunakan untuk ketidaknyamanan fisik yang berbeda.

Untuk masalah ini, semakin wanita kehilangan tidur karena gejala menopause, gejala insomnia akan lebih jelas terjadi. Kemurungan akan menjadi lebih intens, kelelahan ekstrim menjadi umum.

Gangguan konsep diri

Gangguan konsep diri adalah konsep diri negatifyang akan cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam masyarakat.

Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert ada lima tanda individu yang memiliki konsep dirinegatif, yaitu :

Ia peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya, dan mudah marah dan naikpitam.

Orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian, ia tidak dapatmenyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.

Memiliki sikap hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkanapapun dan siapapun. Mereka tidak mampu mengungkapkan penghargaan atau pengakuan padakelebihan orang lain.

Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, dan ia bereaksi padaorang lain sebagai musuh sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan.

Bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti ia enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.Ciri khas individu yang berkonsep diri negatif adalah ketidak akuratan pengetahuan tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai pemahaman atau pengetahuan yang kurang atau sedikitt entang dirinya, ia tidak sungguh-sungguh mengetahui siapa dia, apa kelebihan dan kekurangannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri negatif akan cenderung membuatindividu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaanlingkungan dalam masyarakat.

Cara mengatasigangguan psikologiinsomia,gangguan konsep diri dan infantilepada masa menopauseadalah :

Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.

Makanlah jangan terlalu banyak/kemyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.

Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapi.

Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.

Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan BAK waktu malam hari.

Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.

Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.

Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.

Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.

Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengertian dan dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.

Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.

Studi Kasus

Menjadi tua adalah suatu proses yang merupakan bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah menjadi sejak konsepsi dalam kandungan yang berlangsung terus sepanjang kehidupan. Seseorang ibu yang berumur 50 tahun berangsur angsur merasakan suatu gejala berakhirnya masa subur dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi, dinding liang rahim menjadi kering dan kaku, payudara menjadi lembek, kulit berkeriput dan rambut menjadi kering dan berkeriput, timbul kantung dibawah mata, dan perasaan kewanitaannya juga berubah sampai ketika hubungan kelamin menjadi sakit, kulit mengendur, inkontinensia (gangguan kontrol beremih) pada waktu beraktivitas, jantung berdebar-debar,hot flushes( peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba ), sakit kepala, mudah lupa, sulit tidur, rasa kesemutan pada tangan dan kaki, nyeri pada tulang dan otot.

Seiring dengan perubahan yang terjadi pada fisiknya ibu tersebut merasa sering mengalami stres siklus haidnya mundur, merasa reaksi emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan dimana obyek ketakutannya tidak jelas. Emosi-emosi negatif seperti lekas marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, mudah gugup, merasa tidak berguna, tidak berharga, menjadi sering muncul.

Pertanyaan:

Apa yang menyebabkan ibu tersebut mengalami gejala-gejala seperti yang diceritakan diatas ?Apa yang bisa diberikan dalam meringankan masalah si ibu?

Jawaban :

Penyabab gejala yang dialami oleh ibu tersebut adalah tidak lain akibat dari faktor dimanamenopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksiyang dimulaiantara umur 40 tahun sampai 55 tahun.Pada masa menopause terjadi banyak sekali perubahan terutama pada hormone-hormon reproduksi seperti GnRH (Gonadotropin Hormone),FSH (Foilicle Stimulating Hormone), LH(Luteinizing Hormone), estrogen dan progesteron. Kelima hormon ini sangat berpengaruh pada masa menopause dimana salah satu contoh yaitu apabila terjadi penurunan kadar estrogen, dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haid.Penanganan yang dapat diberikan khusnya sebagai seorang bidan yaitu berupa konseling dimana dengan diberikannya konseling diharapkan mampu membantu pasien untuk mengatasi masalah yang sedang di hadapi. Adapun beberapa konseling yang dapat diberikan kepada pasien tersebut yaitu :Memberikan konseling dan pendekatan kepada wanita yang mengalami menopause agar dapat menerima bahwa menopause adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita. Pendekatan bukan hanya dilakukan kepada wanita yang mengalami menopause, tetapi juga kepada suaminya, sehingga suami dapat memahami dan menerima keadaan istrinya. Sehingga apabila terjadi gangguan psikologis pada wanita menopause, suami dapat ikut serta dalam mengatasi permasalahannya.Dalam mengatasi gangguan mangenai gejala menopause ini tidak lain yaitu memberikan dukungan sosial berupa :Memberikan konseling mengenai rasa sakit yang dirasakan oleh ibu diakibatkan karena bertambahnya usia sehingga jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, sebagian mengalami regenerasi, tetapi sebagian lagi akan mati. Dengan demikian fungsi jaringan dan sel maka kondisi orang yang sudah lanjut usianya rentan sekali terhadap penyakit, sehingga mereka mudah sekali sakit.Memberi dukunganinformatifseperti :Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita.Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima statusnya tersebut.Dukungan emosional seperti :Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.Menciptakan lingkungan kelurga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat dihindari. Menopause bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat dihindari pada kehidupan wanita. Beberapa gejala dari menopause tersebut yaitu: Penurunan jumlah dan lama siklus menstruasi, Frekuensi menstruasi abnormal, Ketidakteraturan tersebut dapat berakhir dalam beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum siklus menstruasi berhenti sama sekali. Mengatasi gangguan menopause dengan cara modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dan selalu berpikiran positif.

Saran

Masa menopause adalah suatu proses alamiah yang pasti dialami oleh setiap wanita. Untuk menghadapinya agar tidak timbul gangguan emosional yang pada dirinya maupun lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran yang positif agar dapat mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh sejak masih muda, juga memperluas wawasan pengetahuan tentang masalah menopause.

Pada saat sudah masuk pada masa menopause, tetaplah aktif mempergunakan waktu luang yang ada dengan menjalin komunikasi yang terbuka dengan anggota keluarga ataupun lingkungan sosialnya, ikut dalam kegiatan positif dilingkungan sosialnya, menyalurkan hobi yang kemungkinan bisa menghasilkan sesuatu hasil karya ataupun mendatangkan uang sehingga para wanita menopause tetap bisa merasa bahwa dirinya berarti, dan merasa diperhatikan.DAFTAR PUSTAKA

Mencegah dan Mengatasi Gangguan Menopause Secara Alamiah. Prof.H.M. Hembing Wijayakusuma. http://cybermed.cbn.net.id/detilhit.asp?kategori=Hembing&newsno=48

Mengatasi Gangguan Emosional Pada Wanita Menopause.

Dra. M.Louise Maspaitella M.Psi. www.klinikmedis.com

Menopause.http://www.klikdokter.com/illness/\

Menopause.http://id.wikipedia.org/wiki/Me

http://id.wikipedia.org/wiki/Menopause

http://www.yukitabaca.com/2014/03/pengertian-tanda-gejala-menopause.html